Anda di halaman 1dari 7

IKAN BARONANG (Siganus canaliculatus Park, 1797)

Pendahuluan

Ikan baronang (Siganus canaliculatus) termasuk dalam Famili Siganidae,


merupakan jenis ikan demersal yang hidup di dasar atau dekat dengan dasar
perairan. Ikan ini banyak ditemukan di daerah terumbu karang dan padang lamun
(Safruddin, 2008). Nama dagang ikan beronang adalah rabbit fish (ikan kelinci),
nama ini mungkin berhubungan dengan jenis makanan yang dimakan ikan
beronang (rumput) atau mulut yang kecil mirip kelinci. Sedangkan nama lokalnya
cukup banyak, seperti beronang, baronang, madar, masadar, limadar, Ilayak,
Ilayak tutam, Ilayak tembaga atau Ilayak emas (S. virgatus), marang, cemadar,
cabe-cabe, kea-kea, dan sebagainya. Ikan beronang merupakan salah satu ikan laut
bernilai ekonomis tinggi dan sangat laris dijual di restoran-restoran makanan laut
(sea food), bahkan di hotel-hotel berbintang (Ghufran, 2005). Makalah ini
menjelaskan tentang siklus hidup ikan beronang (Siganus sp.) mulai dari
klasifikasi dan morfologi, habitat dan kebiasaan hidup, makanan dan kebiasaan
makan sampai pada perkembangbiakannya.

A. Klasifikasi dan Morfologi


Ikan baronang (Siganus canaliculatus) termasuk dalam Famili Siganidae,
merupakan jenis ikan demersal yang hidup di dasar atau dekat dengan dasar
perairan. Ikan ini banyak ditemukan di daerah terumbu karang dan padang lamun
(Safruddin, 2008). Ikan baronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang
berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa
Tengah dengan nama biawas, dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku
menamakannya samadar. Menurut Gufran (2005), secara sistematik ikan beronang
diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum : Chordata

Klas : Pisces

Ordo : Perciformes (=Percomorphi)


Famili : Siganidae

Genus : Siganus

Spesies : Siganus canaliculatus; S. javus; S. guttatus; S. vermiculatus; S. lineatus;


S. virgatus; S. corallinus; S. chrysospilos; S. puellus; S. doliatus; S.
punctatus; dan S. apinua.

Gambar 1. Ikan Beronang (Siganus sp.)

Tubuh ikan beronang lebar dan pipih, ditutupi oleh sisik-sisik halus
dengan warna tubuh yang bervariasi, warna umumnya kecoklatan sampai kehijau-
hijauan. Pada bagian punggung terdapat bintik putih, coklat, kelabu atau emas,
sedangkan di bagian perut kadang-kadang bintik tersebut kabur dan kelihatan
seperti garis-garis. Di bagian belakang tutup insang sebelah atas titik-titik ini
berwarna hitam atau hilang sama sekali. Warna ikan beronang dapat berubah-ubah
dengan cepat sesuai dengan kondisi lingkungan dan untuk menghindarkan diri
dari bahaya (kamuflase). Ikan beronang yang hidup di alam mempunyai warna
tubuh yang terang atau cerah, sedangkan ikan beronang yang hidup di tambak
mempunyai warna tubuh yang suram (seperti air tambak), ikan beronang
mempunyai duri-duri yang berbisa yang terdapat pada 13 duri keras sirip
punggung, 4 duri keras sirip perut, dan 7 duri keras sirip dubur (Ghufran, 2005).
Sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu
mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham
berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan
mempunyai permukaan yang luas; ikan baronang termasuk herbivora, namun bila
dibudidayakan ikan ini mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti
pakan buatan (Mayunar, 1992 dalam Ghufran, 2005). Ikan baronang (Siganus
canaliculatus) adalah jenis ikan yang umum ditemukan di daerah padang lamun.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa ikan baronang adalah ikan herbivora yang
dapat memakan lamun (Ghufran, 2005). Berikut merupakan beberapa jenis ikan
beronang yang dikenal secara umum menurut Ghufran (2005), yaitu:
1. Siganus canaliculatus
Jenis ini panjangnya mencapai 23 cm. Lebar badannya antara 2,4 – 2,7
kali dari panjang standar dengan badan yang berbentuk oval dan
menyamping. Badannya berwarna kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik
putih yang tersebar di seluruh tubuh;
2. Siganus virgatus
Jenis yang dikenal sebagai Ilayak tembaga atau beronang emas ini
panjangnya mencapai lebih dari 20 cm. Bentuk badannya oval dan
menyamping dengan lebar badan 1,9 – 2,2 kali dari panjang standar.
Badannya berwarna coklat tua kekuning-kuningan atau keemasan;
3. Siganus guttatus
Jenis ini mempunyai tubuh berwarna abu-abu kebiruan dan bagian
bawahnya berwarna keperakan dengan beberapa bintik sebesar bola
mata. Di bawah sirip punggung terdapat bercak besar berwarna kuning.
Bentuk badannya oval menyamping dengan lebar badan antara 1,8 – 2,3
kali panjang standar. Siganus guttatus mempunyai 17 jari-jari keras dan
10 jari-jari pada sirip punggung, 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari lunak sirip
dubur. Sirip ekornya berbentuk segi atau sabit pada ikan-ikan dewasa;
4. Siganus javus
Jenis beronang ini mempunyai punggung berwarna perunggu gelap dan
agak pucat di bagian perut, bintik-bintik biru terdapat pada kepala dan
sisi tubuh bagian atas. Bentuk badannya oval menyamping dengan lebar
badan sekitar 2,0 – 2,3 kali panjang standar. Beronang ini memiliki 13
jari-jari keras dan 10 jari-jari lunak pada sirip punggung, 7 jari-jari keras
dan 9 jari-jari lunak pada sirip dubur dan mempunyai 30 – 35 baris sisik
antara gurat sisi dan pangkal sirip punggung;
5. Siganus vermiculatus
Jenis ini biasa disebut Ilayak tutam. Tubuhnya tertutup oleh garis
berkelok seperti cacing. Sirip ekornya sedikit cekung dan duri terakhir
pada sirip dubur sedikit memanjan. Lebar badannya mencapai 1,9 – 2,2
kali panjang standar. Siganus vermiculatus memiliki 13 jari-jari keras
dan 10 jari-jari lunak pada sirip punggung, 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari
lunak pada sirip dubur.

B. Habitat dan Kebiasaan Hidup


Habitat (tempat hidup) ikan beronang pada umumnya di lingkungan perairan
terumbu karang yang banyak tumbuhan lautnya dan di daerah padang lamun (sea
grass), namun ciri-ciri khusus tersebut berbeda-beda antar spesies. Jenis S.
canaliculatus hidup di daerah yang berumput di padang lamun dan hutan-hutan
mangrove; jenis S. vermiculatus hidup di laut dangkal, di perairan payau dan
sering keluar masuk sungai; jenis S. javus hidup di laut, perairan payau dan juga
sering keluar masuk sungai; jenis S. lineatus hidup di perairan berterumbu karang,
darah bervegetasi, dan sepanjang dermaga pelabuhan; sedangkan jenis S. virgatus
hidup di terumbu karang dan sekitar pantai yang payau (Ghufran, 2005). Sejalan
dengan pendapat Zainuri (2011) yang menyatakan ikan baronang ini banyak
ditemui disekitar padang lamun dan daerah terumbu karang. Menurut Latuconsina
(2011), S. canaliculatus lebih menjadikan padang lamun sebagai daerah asuhan
dan pembesaran, dan saat dewasa akan menuju ekosistem di sekitarnya seperti
terumbu karang untuk menghabiskan sebagian masa dewasanya pada ekosistem
tersebut. Menurut Peristiwady (1992 dan 1993) dalam Makatipu (2007),
berdasarkan kategori status penghuniannya ikan baronang termasuk penghuni
musiman, yaitu jenis-jenis ikan yang hadir di padang lamun secara periodik
dengan jumlah yang besar, contohnya Siganus canaliculatus. Menurut Darsono
(1993), sebagian besar jenis Siganus sp. hidup menggerombol (schooling).
Habitat ikan baronang yang luas ini disebabkan dalam mencari makan dan
berkembang biak, beronang berpindah dari satu habitat kehabitat lain. Ikan ini
dapat beradaptasi dari habitat satu ke habitat lain yang kondisi lingkungannya
berbeda, seperti dari laut yang bersalinitas tinggi (lebih dari 30 ppt) keperairan
payau (10 – 20 ppt) hingga ke air tawar (0 ppt). Walaupun beronang dapat
mentolelir perubahan salinitas yang cukup luas, tetapi sangan sensitif terhadap
perubahan yang drastis. Beronang dapat mentolelir dan beradaptasi dengan baik
bila perubahan terjadi secara perlahan-lahan. Selain salinitas beronang juga
sangan sensitif terhadap perubahan suhu dan oksigen yang drastis. Oksigen
dibawah 2,0 ppm membuat baronang stress (Ghufran, 2005). Kisaran suhu 28 –
32oC adalah suhu ideal untuk hidup beronang (Siganus sp.) (Kusumah, 1985).
Beronang bersifat fototaksis positif atau tertarik pada sinar atau cahaya,
terutama ikan-ikan yang masih muda. Pada waktu malam beronang tidak aktif
bergerak, melainkan bersadar pada rumput atau tumbuhan laut, batu dan terumbu
terutama ikan dewasa. Ikan akan menghindar dengan cepat bila dikejutkan dengan
gerakan disekitarnya. Beronang dikenal sebagai ikan yang peka terhadap
gangguan di sekitarnya (Ghufran, 2005).

C. Makanan dan Kebiasaan Makan


Ikan beronang adalah jenis ikan yang memakan berbagai macam makanan di
alam, sehingga sebagian ahli menggolongkannya sebagai hewan karnivora
(pemakan segalanya), namun sebagian besar makanan yang dimakan adalah
rumput laut dan ganggang, lumut dan tumbuhan lainnya sehingga digolongkan
kedalam herbivora (pemakan tumbuhan) atau vegetasi. Ikan beronang pada
tingkat larva memakan plankton dan kemudiam menjadi karnivora atau herbivora
di saat mulai aktif mencari makan. Beronang mempunyai kebiasaan makan
dengan melihat-lihat ganggang, rumput atau lumut, dang kemudian menggigit dan
memotong-motong makanan tersebut dengan giginya yang kecil-kecil (Ghufran,
2005).
Menurut Ghufran (2005), beberapa jenis ikan beronang memiliki kebiasaan
jenis makanan yang berbeda, yaitu:
 Siganus canaliculatus : makanannya terutama rumput laut Enhalus dan
Halophila;
 S. vermiculatus : potongan laga, Hypnea, Padina, Halophila, dan
berbagai tumbuhan laut;
 S. lineatus : tumbuhan laut Enhalus, Halophila, Hypnea,
Syringodium, Halodulae, dan berbagai jenis alga;
 S. doliatus : komponen utama adalah Hypnea dan beberapa
komponen keluarga dari tumbuhan Boeldea,
Dictyota, Padina, Microcoeleus, dan Tolypioeladia;
 S. apinua : terutama Couerpa dan Microcoeleus;
 S. puelleus : makanan utanyanya adalah Schiz omerix;
 S. puncatatus : terutama keratos sponge, sedikit Halophila, dan
Schiz omerix.
Menurut Merta (1982), dalam penelitiannya mendapatkan bahwa ikan beronang
terutama memakan lamun yang terdiri dari Halophila ovalis, Cymodocea
rotundata, dan Syringodium isoetifolium, begitupun dengan hasil penelitian
Westernhagen (1973) dimana analisis isi perut pada S. canaliculatus mennunjukan
bahwa jenis lamun yang dimakan oleh ikan tersebut didominasi oleh Halophila
ovalis. Dalam mencari makan atau berenang, beronang selalu bergerombol dalam
populasi yang cukup banyak hingga mencapai ratusan ekor, tetapi bila kondisi
lingkungan memburuk maka masing-masing ikan berenang secara sendiri-sendiri
untuk mempertahankan diri pada suatu daerah tertentu (Ghufran, 2005).

D. Perkembangbiakan
Ikan beronang memijah berbeda-beda sesuai dengan jenis dan keadaan
lingkungan, tetapi pada umumnya beronang bergerombol di daerah pantai pada
saat air pasang dan mulai memijah setelah tengah malam disaat air surut.
Pembuahan terjadi di luar tubuh dan telur yang dibuahi berdiameter antara 0,42 –
0,70 mm dan menetas sekitar 25 – 62 jam setelah pembuahan. Larva yang baru
menetas berukuran antara 0,76 – 2,00 mm. Larva beronang masih menyerap
kuning telur pada tubuhnya hingga hari ke-3 (58 jam setelah menetas), sedangkan
butiran minyak pada tubuhnya habis pada hari ke-4 (86 jam setelah menetas)
dengan lebar mulut 94,5 mm. Benih beronang menjadikan daerah padang lamun
(sea grass) sebagai daerah asuhan (nursery ground). Benih beronang bergerombol
di daerah-daerah yang banyak tumbuhan lautnya dan airnya dangkal antara 10 cm
hingga 1 meter (Ghufran, 2005). Menurut Mayunar (1992) dalam Latuconsina
(2011), musim pemijahan S. canaliculatus yang pertama berlangsung sekitar
Januari-April dan musim pemijahan ke dua berlangsung sekitar Juli-Oktober.
Grandcourt et al (2006) dalam Latuconsina (2011), menemukan pemijahan ikan
beronang terjadi antara April dan Juli dimana ukuran pertama kali matang gonand
bagi ikan jantan adalah 21,5 cm dan bagi ikan betina 25,7 cm. Haque et al (1999)
dalam Latuconsina (2011), menemukan S. canaliculatus memijah sekitar fase
bulan baru dari April-Juni, dimana fase bulan memicu aktivitas reproduksinya
untuk memijah.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:
1. Ikan baronang (Siganus sp.) termasuk dalam Famili Siganidae,
merupakan jenis ikan demersal yang hidup di dasar atau dekat dengan
dasar perairan. Ikan ini banyak ditemukan di daerah terumbu karang
dan padang lamun;
2. Beberapa jenis ikan beronang yang dikenal secara umum yaitu
Siganus canaliculatus, Siganus javus, Siganus guttatus, Siganus
virgatus, dan Siganus vermiculatus;
3. lebih menjadikan padang lamun sebagai daerah asuhan dan
pembesaran, dan saat dewasa akan menuju ekosistem di sekitarnya
seperti terumbu karang untuk menghabiskan sebagian masa
dewasanya pada ekosistem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai