Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah

KONSEP PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PUBLIK

OLEH :

KELOMPOK 9

MUH. FATHIR MAULID YUSUF G2E1 16 028


ARSYAD G2E1 16 037
ALIMUDDIN G2E1 16 041

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU EKONOMI/ AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………. 3
2.1 Konsep Perencanaan dan Penganggaran Publik…………………………………….. 3
2.2 Pengertian Perencanaan dan Penganggaran Publik…………………………………. 3
2.3 Pentingnya Penganggaran Sektor Publik…………………………………………… 6
2.4 Fungsi Anggaran Sektor Publik……………………………………………………... 7
2.5 Jenis-Jenis Perencanaan dan Penganggaran Sektor Publik………………………….. 8
2.6 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik……………………………………………. 10
2.7 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik……………………………………….. 11
2.8 Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran Sektor Publik…………………………… 12

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………… 14


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu. Dapat dinyatakan berupa estimasi finansial, sedangkan anggaran sendiri
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam
organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup rumit yang mengandung nuansa politik
yang tinggi. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Hal
tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta yang relatif kecil nuansa politiknya.
Pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk
publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program – program yang dibiayai
dengan uang publik.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk
tiap-tiap program aktifitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran organisasi sektor publik
dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategi telah selesai dilakukan. Anggaran
merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategi yang telah dibuat.
Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak
berorentasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun.
Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
Proses penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawasan khusus yang
bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.
Konsep penganggaran sektor publik dan masalah mendasar yang berhubugan dengan
penentuan kebijakan, proiritas, rencana strategis dan penentuan program. Anggaran merupakan
hal penting bagi suatu pemerintah untuk menjalankan roda pemerintahannya. Anggaran adalah
dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan
dalam ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data
masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dapat diartikan sebagai

1
perumusan dan pengelolaan rencana strategis untuk aktivitas yang akan dilakukan atau tujuan
yang hendak dicapai, dalam hal sektor publik ini tujuan yang dimaksud yaitu penyediaan
pelayanan publik yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tahap penganggaran ini merupakan tahap yang cukup rumit dan sering kali disertai
dengan unsur-unsur politik, untuk itu perlu adanya pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraannya. Agar anggaran tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan
kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam penyusunan
anggaran, karena proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks.
Anggaran sektor publik ini dianggap sebagai alat akuntabilitas publik dalam mengelola dana
masyarakat melalui program-program yang didanai dari dana publik tersebut, sehingga harus
diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat secara luas. Suatu instansi pemerintah
dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika segala kegiatannya berada dalam kerangka
anggaran dan tujuan yang ditetapkan serta mampu mewujudkan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki
perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau anggaran
konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public
Management.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah arti Konsep Perencanaan dan penganggaran Sektor Publik?


2. Apa Pengertian Perencanaan dan Penganggaran Sektor Publik?
3. Apa Pentingnya Penganggaran Sektor Publik?
4. Fungsi Penganggaran Sektor Publik?
5. Apa saja Jenis – jenis Perencanaan dan Penganggaran Sektor Publik?
6. Apa saja Prinsip Penganggaran Sektor Publik?
7. Bagaimana Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik?
8. Bagaimana Tahap Pelaporan dan Evaluasi Penganggaran?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pada konsepnya perencanaan publik dimulai dari penetapan tujuan organisasi,


menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta
merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
Sedangkan pada penganggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran.
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik.
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Penganggaran sektor publik terkait dengan
proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan
moneter. Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan
perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga
pengawas khusus (oversight body).

2.2 PENGERTIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Menurut Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai “suatu proses yang
berkesinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan atas berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan
dating”. Definisi tersebut mengedepankan 4 unsur dasar perencanaan, yaitu :

1. Pemilihan, “merencanakan berarti memilih”. Perencanaan merupakan proses memilih


diantara berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang diinginkan itu dapat
dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.

3
2. Sumber daya, perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah
sumber daya menunjukkan segala suatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu
tujuan tertentu. Sumber daya mencakup sumber sumber daya manusia, sumber daya alam
(tanah, air, hasil tambang, dan sebagainya); sumber daya modal dan keuangan. Perencanaan
mencakup proses pengambilan keputusan bagaimana sumber daya yang bersedia itu
digunakan sebaik-baiknya.
3. Tujuan, perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai
alat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan. Salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh seseorang perencana adalah bahwa tujuan-tujuan
mereka kurang dapat dirumuskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut
didefinisikan secara kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh
pihak lain
4. Waktu, perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan
adalah unsur waktu. Tujuan-tujuan perencanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang
akan datang. Oleh karena itu, perencanaan berkaitan dengan masa depan.

Anggaran sektor publik adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran
sektor publik memuat berbagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran
sektor publik kerap kali melibatkan unsur politik dan sejenisnya. Anggaran sektor publik adalah
anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti air,
listrik, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Penganggaran sektor publik adalah proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter yang memuat aspek perencanaan, pengendalian, dan
akuntabilitas publik. Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk
rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling
sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan
dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan, belanja, dan aktifitas. Anggaran berisi
estimasi mengenai apa yang akan dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. Setiap

4
anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode
yang akan datang.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana financial yang
menyatakan.
1. Beberapa biaya atas rencana yang dibuat.
2. Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut
(pendapatan).

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial dalam


penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri
untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang
terintegrasi, oleh karenanya output dari perencanaan adalah penganggaran. Selama ini
perencanaan dan penganggaran belum memiliki landasan aturan yang memadai. System
perencanaan nasional yang terintegrasi dari daerah sampai pusat selama ini juga belum memiliki
landasan aturan yang bersifat mengikat.
Digulirkannya kebijakan otonomi daerah dan dihapuskannya GBHN (Garis Besar Haluan
Negara) yang selama ini dijadikan landasan dalam perencanaan, membawa implikasi akan
perlunya kerangka kebijakan yang mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang
bersifat sistematis dan harmonis. Hal inilah yang menjadi landasan dikeluarkannya UU nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SP2N).
Reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya 3 (tiga) paket undang-undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disertai dengan Undang-Undang Nomor 1
Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, mengisyaratkan terjadinya perubahan yang mendasar
terhadap perencanaan dan penganggaran di daerah. Perubahan yang terkandung dalam Undang-
Undang tersebut, antara lain:
1. Bahwa perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan dengan perencanaan
anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang direncanakan akan sesuai dengan
kemampuan pembiayaan yang tersedia. Oleh karena itu perencanaan jangka menengah
daerah harus dilengkapi dengan dokumen perencanaan pembiayaan jangka menengah atau
medium term expenditure framework (MTEF).

5
2. Mengisyaratkan kepada seluruh dinas, badan, lembaga, dan kantor melaksanakan program
kerja dan kegiatan berdasarkan tigas dan fungsi masing-masing instansi/lembaga ditiap
tingkat pemerintahan.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dikelola berdasarkan prestasi
kerja/anggaran kinerja, yang berarti program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan dengan
menggunakan APBD harus dirumuskan secara jelas dan terukur, apa output dan outcome-
nya.

2.3 PENTINGNYA PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh penganggaran sektor publik.
Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor publik, baik skala
nasional maupun lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendiidikan dan sebagainya
agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Dalam sebuah negara demokrasi,
pemerintah mewakili kepentingan rakyat uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan
anggaran menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut.
Anggaran merupakan arahan di masa yang akan datang.
Anggaran sektor publik penting bagi peperintahan Karena anggaran merupakan arahan
pembangunan sosial ekonomi, membangun kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
orang banyak. Anggaran banyak diperlukan Karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan teus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran
diperlukan Karena adanya masalah keterbatasan sumber daya dan pilihan. Dapat juga
dipergunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh
lembaga publik yang ada.

2.4 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan


Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan orgsnisasi. Anggaran
dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemeintah,

6
beberapa biaya yang dibutuhkan dan beberapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan pengeluaran. Anggaran
sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan)
eksekutif. Selain itu anggaran digunakan untuk memberi informasi dan meyainkan
legislative bahwa pemerintah bekerja secara efektif dan efisien tanpa adanya korupsi.
3. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melalui anggaran publik dapat diketahui arah kebijkan fiskal pemerintah, sehingga
dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk
mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat
sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran Sebagai Alat Politik
Memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor publik merupakan
dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk keentingan tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah
teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik. Oleh Karena itu pembuatan anggaran
publik membutuhkan kemampuan berpolitik. Manajer publik harus sadar sepenuhnya
bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat
menjatuhkan kepemimpinan atau paling tidak menurunkan kredibilitas pemerintah.
5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi.
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik
disusun untuk mendeteksi terjadinya inkonsistensi unit kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi.
6. Anggaraan sebagai Alat Penilaian Kinerja
Wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang
(legislatif). Kinerja para eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan

7
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan beberapa
yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat komunikasi
Alat untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efisien
dan efektif dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target
anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai orgnisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam peanggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan
mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok
lain dari masyarakat yang kurang teroganisasi akan mempercayakan aspirasinya
melalui proses politik yang ada. Jika tidak ada suara mereka, maka mereka akan
mengambil tindakan dngan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan
boikot, dan sebagainya.

2.5 JENIS - JENIS PERENCANAAN DAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Mengacu pada substansi amanat yang terkandung dalam UU 32/2004, UU 25/2004 serta
memperhatikan UU 17/2003, perencanaan daerah ditinjau dari dimensi waktunya terdiri atas 5
(lima) jenis, yaitu:

1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD)


2. Rencana pembangaunan jangka menengah daerah (RPJMD)
3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rerja-SKPD).

Sedangkan pada jenis Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah
menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

8
organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara
langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran
sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan
dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus
dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di
masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah;

Pendekatan secara garis besar anggaran publik;


1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional
2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.
3. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
4. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
5. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumber
daya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis
dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
6. Sekat-sekat antar departement yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan
persaingan antar departement.
7. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
8. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu pendek,
terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik yang tidak
diinginkan (korupsi dan kolusi).

9
9. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget
padding atau budgetary slack.
10. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian
untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan “manipulasi
anggaran.”
11. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

Pendekatan Jenis Anggaran Publik :

A. Anggaran Operasional
Anggaran operasional yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerinthan. Pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan
tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.

B. Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukkan rencana jagka panjang dan belanjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran yang
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau
kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaannya.

2.6 PRINSIP – PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi
prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.c.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund).

10
4. Non dicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multi-tahunan.
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran serta
dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan.
8. Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.7 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran pendapatan dan belanja Negara/Daerah yang dipresentasikan setiap tahun oleh
eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program apa
yang direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana
program-program tersebut dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan
rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu :
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintahan.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik
melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan
masyarakat luas.
Faktor yang dominan dalam proses penganggaran adalah :

1. Tujuan dan target yang hendak dicapai.


2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah).
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah
yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,dan sebagainya.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu:

11
A. Aspek Penganggaran
B. Aspek Akuntansi
C. Aspek Pengendalian
D. Aspek Auditing.

Aspek penganggaran mengantisipasi pendapat dan belanja, aspek akuntansi terkait


dengan proses mencatat, mengolah dan melaporkan segala aktivitas peneriman dan pengeluaran
atas dana pada saat anggaran dilaksanakan. Aspek akuntansi lebih bersifat pencatat masa lalu
maka aspek penganggaran lebih bersifat perencanaan masa yang akan datang. Karena aspek
penganggaran dianggap sebagai isu sentral, maka para manajer publik perlu mengetahui prinsip-
prinsip pokok yang ada dalam siklus anggaran, aspek pengendalian terkait dengan pengendali,
anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
pembelanjaan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, aspek auditing terkait masalah
pemeriksaan masalah anggaran yang akan dianggar oleh pemerintah sebagai bukti bahwa
anggaran yang dikeliarkan sesuai dengan aktivitas atau kegiatan yang telah dianggarakan selama
tahun fiskal.

2.8 TAHAP PELAPORAN DAN EVALUASI ANGGARAN

Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:


1. Tahap persiapan anggaran (preparation).
2. Tahap ratifikasi (approval/ratification).
3. Tahap implementasi (implementation).
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation).
A. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan
yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan
estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor “uncertainty” (tingkat
ketidakpastian) yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan publik harus
memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.

12
B. Tahap Ratifikasi Anggaran
Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan
proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “political skill”, “salesman ship”
dan “coalition building” yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari
eksekutif sangat penting dalam tahap ini.

C. Tahap Pelaksanaan Anggran


(Budget Implementation) Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan publik dalam
hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal
untuk perencanaan dan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat
diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya.

D. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran


Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap
persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui
banyak masalah.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor
publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi
keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah
dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dan yang
penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukan akuntanbilitas pemerintah terhadap
publik. Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan anggaran modal. Anggaran
operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak menambah kekayaan serta
manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran modal (aset) manfaatnya
lebih dari satu tahun anggaran dan menambah kekayaan.

Perencanaan publik begitu penting dalam organisasi, karena perencanaan merupakan


tahap awal manajemen organisasi, dimana dalam perencanaan terdapat sebuah proses
pendefinisian tujuan organisasi, pembuatan strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
pengembangan rencana aktivitas organisasi yang akan dikerjakan. Setelah perencanaan kinerja
dirumuskan, maka perlu dilakukan langkah nyata. Langkah nyata ini direfleksikan dalam rencana
aktivitas organisasi atau pada sektor publik lebih umum dikenal dengan istilah penetapan kinerja
(Tapkin).

14
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. (2005). “Akuntansi Sektor Publik ; Suatu Pengantar”. Badan Penerbit Erlangga.
Ciracas, Jakarta. Hlm. 162-182.

Harahap, Rudy M. Pengelolaan Akuntabilitas kinerja Sektor Publik, Jilid 1 ISBN 978-602-
17594-0-0. Hlm. 38-40.

Haryanto. (2008). Perencanaan dan Penganggaran Daerah: Pendekatan Kinerja. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Ed. 1. ISBN: 000.000.000.000.0. hlm. 44-48.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin, (2007). Akuntansi Sektor Publik, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Madjid, Noor Cholis. (2014). Bahan Ajar Konsep Perencanaan dan Penganggaran, Kementerian
Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
PUSDIKLAT Anggaran dan Perbendaharaan. Hlm. 5, 46 – 48.

Nurcholis,, Hanif, dkk (2008). Pedoman Pengembangan Perencanaan Pembangunan Partisipatif


Pemerintah Daerah. Badan Penerbit : Grasindo. Hlm. 9-16.

Rahman, Abdul. (2015). “The Implementation of Performance Based Budgeting In Public Sector
(Indonesian Case: A Literature review). Research Journal of Finance and
Accounting. Vol.6, No.12, 2015. ISBN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847
(Online).

15

Anda mungkin juga menyukai