Anda di halaman 1dari 22

ANALISA PENGEMBANGAN PANJANG DERMAGA DAN KAPASITAS

TERMINAL PETI KEMAS (TPK) PELABUHAN TELUK BAYUR

Nuchgraha Cakra Perdana, Bahrul Anif, Lusi Utama


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang
Email : ncakra556@gmail.com, bahrulanif@gmail.com,
lusi_utamaindo115@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perubahan tingkat sosial dan ekonomi di kota padang, mengakibatkan kota Padang mengalami
peningkatan serta pengembangan di segala aspek tidak terkecuali pelabuhan. Padang sebagai
pusat perekonomian di Sumatera Barat yang menjadi pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor
barang dengan peti kemas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa panjang dermaga dan
kapasitas terminal serta memprediksi apakah dermaga dan terminal masih mampu menampung
arus kapal dan peti kemas untuk 20 tahun mendatang menggunakan metode regresi linear hasil
analisa didapat proyeksi pertumbuhan arus kapal dan kontainer, serta mengacu pada peraturan
UNCTAD. Terminal peti kemas Teluk Bayur memiliki fasilitas saat ini yatu dermaga wharf
dengan panjang 348 m dapat melayani 2 kapal, luas lapangan penumpukan sebesar 62.500 m2
dan waktu kerja selama 7200 jam/tahun. Hasil analisa menunjukkan pada tahun 2026 tingkat
pemakaian dermaga atau Berth Occupancy Ratio (BOR) telah melebihi nilai 50% dari
rekomendasi UNCTAD, bahwa dermaga sudah cukup sibuk. Panjang dermaga masih mampu
menampung kapal yang datang, dengan syarat BOR harus dibawah 50% jika diatas 50% maka
jumlah tambatan dan panjang dermaga perlu ditambah, kapasitas lapangan penumpukan dan
gudang Container Freight Station masih bisa menampung peti kemas hingga tahun 2022
sehingga diperlukan pengurangan waktu Dwelling Time dari 4 hari menjadi 3 hari atau
melakukan perluasan.

Kata Kunci : Peti Kemas, Berth Occupancy Ratio, Analisa Kapasitas, Dermaga, Regresi Linear.
DEVELOPMENT ANALYSIS OF DOCK’S LENGTH AND CONTAINER
TERMINAL CAPACITY (CT) TELUK BAYUR PORT

Nuchgraha Cakra Perdana, Bahrul Anif, Lusi Utama


Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta
University, Padang
Email : ncakra556@gmail.com, bahrulanif@gmail.com,
lusi_utamaindo115@yahoo.co.id

ABSTRACT

Changes in social and economic levels in Padang city resulting in Padang city has increased as
well as the development in all aspects, and the port as well. Padang as an economic center in
West Sumatra which becomes the gate of exports and imports of goods by container. TPK Teluk
Bayur has a wharf dock with a length of 348 m and consists of 2 moorings, spacious yard of
62,500 m2 and working time over 7200 hours / year, with the operation time is 24 hours / day.
The purpose of this study to analyze the length of the wharf and terminal capacity and predict
whether the wharf and the terminal is still able to accommodate the flow of ships and containers
for 20 years using the linear regression method obtained current growth projections and container
ships, as well as referring to the UNCTAD rule. The analysis shows the consumption levels of
the pier in 2026 or BOR has exceeded the value of 50% of the UNCTAD recommendations, that
the wharf has been quite busy. Dock length with 2 moorings still able to accommodate ships
come, provided BOR must be below 50% if above 50%, the number of terminations and the
length of the wharf needs to be added, the capacity of stacking yard and warehouse CFS can still
accommodate containers up to 2022 so that the necessary reduction of Dwelling Time from 4
days to 3 days or expanding.
Keywords : Containers, Berth Occupancy Ratio, Capacity Analysis, Dock, Linear Regressio

I. PENDAHULUAN kepulauan mempunyai lebih dari 3.700 pulau


dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km.
Latar Belakang
Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk
Perubahan tingkat sosial, ekonomi, menghubungkan antarpulau, salah satunya
budaya, dan perkembangan teknnologi yang pelayaran terpenting adalah pelayaran niaga,
semakin pesat, mengakibatkan kota Padang, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran
mengalami peningkatan serta perkembangan lokal, pelayaran pantai dan pelayaran
seperti halnya daerah-daerah perkotaan atau samudera.
urban lainnya. Kedinamisan pembangunan
Teluk Bayur sebagai pelabuhan tersibuk
sarana dan prasarana dapat dilihat dari segi
di Sumatera Barat, tentunya sarana dan
jumlah gedung bertingkat banyak,
prasarana sudah harus disiapkan, dengan
infrastruktur, kendaraan, dan kawasan
data-data dermaga yang telah disebutkan di
tempat tinggal. Indonesia sebagai negara
point sebelumnya, dan dengan semakin yang dapat mendukung, dimana pelabuhan
meningkatnya jumlah kapal yang keluar Teluk Bayur merupakan pelabuhan utama di
masuk dermaga tiap tahunnya. pendapat atau kota Padang dan jantung ekonomi bagi kota
statement ini didukung oleh artikel atau Padang itu sendiri.
berita yang diterbitkan oleh Indonesia
Untuk itu penulis mencoba untuk
Shipping Line menyatakan bahwa arus peti
menganalisa kelayakan dari pelabuhan
kemas per tahunnya meningkat sebanyak
tersebut dengan menggunakan metode yang
kurang lebih 6 % di TPK Teluk
berlaku dan data yang diperlukan sebagai
Bayur,_http://www.indonesiashippingline.co
bahan pembuatan Tugas Akhir, dengan judul
m/index.php/terminal-petikemas pabean/3-
: “Analisa Pengembangan Panjang
arus-petikemas-meningkat-fasilitas-tpk-
Dermaga dan Kapasitas Terminal Peti
teluk-bayur-dipacu maka perlu dievaluasi
Kemas Pelabuhan Teluk Bayur”
kelayakan ukuran dermaga untuk melayani
arus kapal dan barang di tahun-tahun yang Maksud dan Tujuan Tugas Akhir
akan datang agar dapat melayani kapal
Maksud dari studi ini adalah untuk
secara optimal dan meningkatkan kapasitas
menganalisa kapasitas dan kebutuhan
senderan dermaga terhadap kapal yang
panjang dermaga dermaga TPK, dan
berlabuh.
Terminal Peti Kemas berdasarkan kapasitas
Dalam kondisi seperti hal diatas yaitu kapal-kapal yang akan berlabuh atau
perkembangan yang begitu pesat dalam bersandar dengan mengetahui BOR (Berth
segala bidang, pelabuhan juga akan Occupancy Ratio) pelabuhan TPK yaitu
mengalami peningkatan serta perkembangan perbandingan antara waktu penggunaan
dimana kegiatan-kegiatan sejak kedatangan Dermaga dengan waktu yang tersedia
kapal, bongkar muat barang, keberangkatan (Dermaga siap operasi) dalam periode waktu
kapal dan hubungan pelabuhan dengan tertentu yang dinyatakan dalam persentase.
pelabuhan lain / regionalnya ataupun ke luar hitungan dilakukan dengan memperkirakan
negeri ; kegiatan-kegiatan tersebut harus arus kapal dan arus peti kemas atau
dapat dikelola secara efesien. Untuk kontainer TPK pelabuhan Teluk Bayur serta
mengantisipasi hal diatas, perlu menganalisa kinerja pelabuhan untuk tahun-
diperhitungkan kemungkinan pertambahan tahun yang akan datang. berdasarkan
panjang dermaga, serta fasilitas yang lain kapasitas dari panjang dermaga yang
melayani kapal-kapal yang bersandar dan 2. Pembatasan terminal pelabuhan
kapasitas dari terminal Kontainer pelabuhan hanya terminal peti kemas
Teluk Bayur. (kontainer).
3. Peralatan dan fasilitas terminal yang
Tujuan dari penulisan ini agar :
ditinjau hanya GLC, RTGC dan
1. Mengevaluasi Panjang dermaga, luas
Reach Staker.
lapangan penumpukan dan kapasitas
dermaga terminal peti kemas yang
terbaru (saat ini). II. LANDASAN TEORI

2. Mengetahui Jenis dan ukuran kapal Definisi Pelabuhan


yang beroperasi dan bersandar di
dermaga tersebut (dermaga terminal Dalam bahasa indonesia dikenal dua
peti kemas). istilah yang berhubungan dengan arti
3. Mengkaji dan mengevaluasi fasilitas pelabuhan, yaitu bandar dan pelabuhan.
terminal peti kemas kapal dan Kedua istilah tersebut masih rancu di
dermaga apakah sesuai dengan khalayak umum maka sebagian orang
kapasitas untuk tahun-tahun menartikannya sama. Namun bandar dan
berikutnya. pelabuhan memiliki arti yang berlainan.

Batasan Masalah Bandar (Harbour) adalah daerah


Melihat banyaknya komponen- perairan yang terlindung terhadap
komponen dari dermaga, Terminal dan gelombang dan angin untuk berlabuhnya
pelabuhan, maka ruang lingkup dari kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan
pembahasan studi ini dibatasi sebagai daerah perairan dengan bangunan-bangunan
berikut : yang diperlukan untuk pembentukannya,
perlindungan dan perawatan, seperti
1. Data-data kapal yang diambil hanya
pemecah gelombang, jetty dan sebagainya,
yaitu data ukuran dari kapal, jumlah
dan hanya difungsikan sebagai tempat
kapal yang merapat atau bersandar,
persinggahan kapal untuk berlindung,
dan daya angkut kapal pada dermaga
mengisi bahan bakar, reparasi, dan
Teluk Bayur, terminal peti kemas.
sebagainya. Bandar tidak hanya dapat
ditempatkan di laut, namun juga dapat
ditempatkan di sungai lebih tepatnya pada Dermaga
estuary atau muara sungai dengan
dermaga adalah daerah perairan yang
kedalaman air yang memadai dan cukup
terlindungi terhadap badai, arus laut,
terlindung untuk kapal-kapal (Triadmodjo,
sehingga kapal-kapal dapat bersandar,
1996)
berputar dan melakukan aktifitas bongkar
Pelabuhan (port) adalah daerah yang muat dengan baik dan nyaman.
terlindung terhadap gelombang, yang Menurut Bambang Triadmodjo 1996,
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan
meliputi dermaga dimana kapal dapat yang digunakan untuk merapat dan
bertambat untuk bongkar muat barang, menambatkan kapal yang melakukan
crane-crane untuk membantu kegiatan bongkar muat barang dan menaikturunkan
bongkar muat barang, lapangan atau tempat penumpang (Triadmodjo, 1996).
penyimpanan dimana barang-barang dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama Tipe-tipe Dermaga
selama menunggu pengiriman ke daerah Dimensi dermaga didasarkan pada jenis
tujuan atau pengapalan. Terminal dapat dan ukuran kapal yang merapat dan
dilengkapi dengan rel kereta api, jalan raya bertambat pada dermaga tersebut. Pemilihan
atau saluran pelayaran darat, dengan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh
demikian daerah pengaruh pelabuhan bisa kebutuhan yang akan di layani, ukuran
lebih menyebar sangat jauh dari lokasi kapal, arah gelombang dan angin, kondisi
pelabuhan itu sendiri. tofografi dan tanah dasar laut, dan yang
paling penting adalah tinjauan ekonomi
Dari uraian diatas maka dapat
untuk mendapatkan bangunan yang paling
disimpulkan bahwa pelabuhan adalah bandar
ekonomis Dermaga dapat dibedakan menjadi
yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan
dua tipe yaitu :
untuk pelayanan penumpang dan muatan
seperti dermaga, tambatan, dengan segala a. Tipe Wharf
fasilitas perlengkapannya. Jadi suatu adalah dermaga yang dibuat sejajar
pelabuhan merupakan bandar, namun bandar (paralel) pantai dan dapat dibuat
belum tentu sebuah pelabuhan (Triadmodjo, berhimpit dengan garis pantai atau
1996). agak menjorok ke laut. Wharf
dibangun apabila garis kedalaman Ukuran Dermaga
laut hampir merata dan sejajar
Terminal peti kemas dermaga pelabuhan
dengan garis pantai.
Teluk Bayur merupakan dermaga tipe wharf.
b. Dermaga Tipe Pier atau Jetty
Untuk menghitung berapa kapasitas kapal
Pier atau Jetty adalah dermaga yang
yang dapat bersandar pada terminal Peti
menjorok ke laut dan dibangun
Kemas dermaga pelabuhan Teluk Bayur
dengan membentuk sudut terhadap
dengan waktu yang bersamaan dapat
garis pantai. Pier atau Jetty dapat
digitung dengan menggunakan rumus
digunakan untuk merapatnya kapal
dibawah ini (Triadmodjo, 1996)
pada satu sisi atau kedua sisinya.
Panjang Dermaga:
Pier berbentuk jari lebih efisien
karena dapat digunakan untuk = × +( + )× % ×

merapatnya kapal pada sisinya untuk


Dimana :
panjang dermaga yang sama
Lp = panjang dermaga
(Triadmodjo, 1996).

N = jumlah kapal yang ditambat

Loa = panjang kapal yang ditambat

10% = ketetapan (jarak dari kedua ujung


dermaga ke buritan dan haluan
kapal)

Terminal Peti Kemas

Gambar 2.5 : macam-macam dermaga (a) Pengiriman barang dengan


Dermaga tipe Wharf (b) Dermaga tipe Pier (c) menggunakan peti kemas telah banyak
Dermaga tipe Jetty (Triatmodjo, 2009)
dilakukan, dan volumenya terus menerus
meningkat dari tahun ketahun. Beberapa
pelabuhan terkemuka telah mempunyai
fasilitas-fasilitas pendukungnya yang berupa
terminal peti kemas seperti Pelabuhan Dt = Dwelling time atau waktu tinggal
Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung peti kemas (hari)
Perak, Teluk Bayur, Belawan dan Ujung
Sf = Stowage Factor (m3/ton)
Pandang.
Bs = Stowage of Cargo (volume yang
Pengangkutan dengan menggunakan
hilang)
peti kemas memungkinkan barang-barang
digabung menjadi satu dalam peti kemas Sth = Tinggi tumpukan kontainer
sehingga aktivitas bongkar muat dapat
365 = Jumlah hari dalam satu tahun
dimekanisasikan. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah muatan yang bisa b. Gudang Container Freight Station (CFS)
ditangani sehingga waktu bongkar muat
Gudang ini dikhususkan bagi untuk
menjadi lebih cepat.
terminal peti kemas, dimana fungsinya
Fasilitas Terminal Kontainer terdiri dari: digunakan untuk penampungan sementara
dari isi muatan peti kemas, kapasitas gudang
a. Lapangan Penumpukan (Stacking Yard)
CFS dapat dihitung dengan rumus sebagai
Lapangan penumpukan difungsikan berikut :
sebagai lahan tumpuk kontainer setelah ( %×∑ ′ ) × ×
=
kontainer diturunkan dari kapal, luas × ×( − )
lapangan penumpukan dapat diitung dengan Dimana :
rumus dibawah ini :
A =luas lapangan penumpukan (m2)

∑ ′ × × ∑ TEU′s =Arus
= Peti Kemas pertahun
× ×( − )
(TEU’s)

Dimana : Dt =Dwelling time atau waktu tinggal


peti kemas (hari)
A = luas lapangan penumpukan (m2)
Sf =Stowage Factor (m3/ton)
∑ TEU′s =Arus Peti Kemas pertahun
(TEU’s) Bs =Broken Stowage of Cargo (volume
yang hilang)
Sth =Tinggi tumpukan kontainer  Rubber Tired Gantry Crane (RTGC)

365 =Jumlah hari dalam satu tahun RTGC melakukan kegiatan bongkar
muat petikemas dari trailer ke lapangan
10 % =throughput yang masuk dalam
penumpukan petikemas atau sebaliknya.
gudang CFS diasumsikan
RTG berjalan menggunakan roda karet
diantara range 10-20%
dan berbentuk portal untuk memudahkan
c. Peralatan Penanganan Peti Kemas proses pengangkatan peti kemas.

Merupakan alat bantu yang tersedia di


terinal untuk menangani peti kemas atau
bongkar muat peti kemas, baik dari kapal
peti kemas, maupun menyusun peti kemas
dilapangan penumpukan, adapun macam-
macam alat penanganan peti kemas di
terminal peti kemas adalah sebagai berikut :

 Luffing Gantry Crane (LGC)


Gambar 2.11 : RTGC
Merupakan alat Ship to Shore
Container yang berfungsi untuk kegiatan  Reach Staker (Port Forklift)
bongkar muat petikemas dari kapal
Berfungsi sebagai alat untuk
petikemas ke dermaga atau dari dermaga
menurunkan atau menaikkan peti kemas
ke kapal petikemas dengan menggunakan
dari lapangan penumpukan ke truck atau
lengan yang bersuspensi hidrolik.
dari truck kelapangan peti kemas untuk
forklift ini juga terdapat banyak tipenya
diantaranya : Top Loader, Side Loader
dan Reach Staker.

Gambar 2.10 : Luffing Crane


Gambar 2.12 : Reach Stacker Kinerja Pelabuhan

Kapasitas alat dapat dihitung dengan Kinerja pelabuhan dapat digunakan


persamaan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan
(Triatmodjo,2011) : kepada pengguna pelabuhan (kapal dan
barang), yang tergantung pada waktu
= × × × ,
pelayanan kapal selama berada di pelabuhan.

Dimana : Kinerja pelabuhan yang tinggi menunjukkan


bahwa pelabuhan dapat memberikan
N =Jumlah (unit) pelayanan yang baik (Triatmodjo, 2010).
Berdasarkan Keputusan Dirjen
B =Kecepatan Pelayanan (Box/jam/GC)
Perhubungan Laut Nomor
D = Waktu kerja dalam satu tahun (Hari) UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 15 Desember
2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan
H = Jam Efektif kerja (Jam)
Operasional Pelabuhan, kinerja pelayanan
1,5= Faktor konversi dari Box ke TEU’s operasional adalah hasil kerja terukur yang
dicapai di pelabuhan dalam melaksanakan
Kapasitas Terpasang :
pelayanan kapal, barang, utilitas fasilitas dan
= ×n alat dalam periode waktu dan satuan tertentu.
Indikator kinerja pelayanan yang terkait
Tc = Kapasitas Alat
dengan jasa pelabuhan terdiri dari :

1 Waktu Tunggu Kapal (waiting


time/WT) merupakan jumlah waktu
sejak pengajuan permohonan tambat
setelah kapal tiba di lokasi labuh
sampai kapal digerakkan menuju
tambatan.
2 Waktu Tunggu Barang (Dwelling
Time/DT) ukuran waktu yang
Gambar 2.13 : Tata letak dan ukuran
dibutuhkan kontainer impor, sejak
dasar pelabuhan peti kemas
kontainer dibongkar dari kapal
(Kramadibrata, 2002)
3 Waktu Efektif (Effective Time/ET)
merupakan jumlah jam bagi suatu
kapal yang benar-benar digunakan III. METODOLOGI
untuk bongkar muat selama kapal di
Secara umum dalam metode penelitian
tambatan.
dalam skripsi ini dibagi dalam tiga tahap
4 Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth
yaitu input, analisis dan output. Yang
Occupancy Ratio/BOR) merupakan
termasuk dalam tahap input antara lain
perbandingan antara waktu
penentuan tingkat pemakaian dermaga
penggunaan dermaga dengan waktu
(BOR) existing (2011-2015), menghitung
yang tersedia (dermaga siap operasi)
kapasitas dermaga existing (2011-2015),
dalam periode waktu tertentu yang
menghitung kebutuhan panjang dermaga
dinyatakan dalam persentase. BOR
dapat dihitung dengan rumus : existing (2011-2015), menghitung kapasitas
dan kebutuhan luas lapangan penumpukan
×
= × % eksisting, luas gudang penyimpanan atau
×
Container Freight Station (CFS) Existing
Dimana : dan menghitung kebutuhan jumlah fasilitas

Vs = Jumlah Kapal dalam satu tahun. penanganan peti kemas existing (Luffing
Gantry Crane, Rubber Tyred Gantry Crane,
St = Servis time atau jam operasional
dan Reach Stacker)
dermaga
Sedangkan tahap analisis yaitu
N = jumlah tambatan kapal
perhitungan prediksi arus kapal dan

BOR = tingkat pemakakaian dermaga kontainer dengan menggunakan data


perhitungan existing yang telah dilakukan
Nilai bor maksimal yang diizinkan oleh
sebelumnya menggunakan metode regresi
UNCTAD dapat dilihat berdasarkan jumlah
linear. kemudian tahap output dimana
tambatan dimana dapat dilihat pada tabel 2.1
menghitung ulang tingkat pemakaian
Tabel 2.1 : Tabel rekomendasi BOR dermaga (BOR), kapasitas dermaga,
UNCTAD menghitung kebutuhan panjang dermaga,
kapasitas dan kebutuhan luas lapangan
penumpukan, luas gudang penyimpanan atau
Container Freight Station (CFS) dan
menghitung kebutuhan jumlah fasilitas
penanganan peti kemas existing (Luffing Sumber : Pt. Pelindo II cabang Teluk
Gantry Crane, Rubber Tyred Gantry Crane, Bayur
dan Reach Stacker) untuk tahun 2016
Data Fasilitas saat ini Terminal Peti
sampai 2030 menggunakan data yang telah
Kemas Teluk Bayur
diprediksi dengan metode regresi linear
sebelumnya. Adapun secara garis besar,  Panjang Dermaga = 348 meter (m)
penulisan dapat dilihat pada bagan penulisan  Luas Lapangan Penumpukan = 62,5
dan perhitungan dibawah ini : ha atau 625.000 m2
 Luas Gudang CFS = 5000 m2
 Jumlah Tambatan Kapal = 2 unit
 Dwelling Time rata-rata = 4 hari

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia II


cabang Teluk Bayur

Perhitungan Berth Occupancy Ratio


(BOR)

BOR adalah tingkat pemakaian dermaga


dalam satu tahun yang dinyatakan dalam
Persentase dimana perhitungan BOR TPK
Teluk Bayur dapat dihitung sebagai berikut :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Struktur ×
= ×
× %

Tabel 4.1 : Tabel arus kapal dan kontainer


Perhitungan BOR TPK Teluk Bayur tahun
Tahun Tahun ke Arus Kapal Arus Peti Kemas
2011 :
2011 1 115 57.027
2012 2 102 61.807  Vs (jumlah kapal) = 115 unit
2013 3 123 67.890
 St (service time) = 24 Jam
2014 4 140 66.885
 Waktu efektif = 7200h/tahun
2015 5 162 68.629
 n (jumlah tambatan) = 2 unit
Maka tingkat pemakaian dermaga pada  Perhitungan BTP TPK Teluk Bayur tahun
tahun 2011 : 2011 :

×
 ∑ TEU’s = 57.027 Teu’s
BOR = ×
× 100 %
 BOR = 19 %
×  Panjang dermaga (Lp) = 348 meter
= × 100 %
×
 n (jumlah tambatan) = 2 unit
= 19 %
Maka jumlah Teus yang ditangani di
Sehingga didapat Tingkat pemakaian dermaga dalam satu tahun (2011) :
dermaga pada tahun 2011 adalah 19 %.
∑ × %
BTP =
untuk perhitungan BOR pada tahun 2013, ×

2014 dan 2015 ditabelkan dan dapat dilihat


. × %
pada tabel dibawah ini : =
×

Tabel 4.3: Perhitungan BOR tahunan = 1.570 Teus/Tahun


TPK Teluk Bayur
Jadi, dermaga TPK Teluk Bayur
melewatkan 1.570 peti kemas per tahun,
perhitungan BTP tahun 2012, 2013 dan
2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Sumber : Hasil Analisa

Perhitungan Berth Throughput (BTP)

BTP adalah jumlah TEU’s atau peti kemas Tabel 4.4 : Tabel BTP pertahun TPK

yang ditangani pada suatu dermaga dalam Teluk Bayur

periode pertahun atau per meter, BTP dapat


dihitung dengan rumus sebagai berikut :

∑ ′ × %
=
×

Sumber : Hasil Analisa


Perhitungan Kapasitas Dermaga penambahan panjang dermaga, jumla
tambatan, atau peningkatan tingkat
Kapasitas dermaga dimaksudkan sebagai penggunaan dermaga (BOR), Untuk
kemampuan dermaga untuk dapat menerima perhitungan kapasitas dermaga pada tahun
arus bongkar muat peti kemas, yang 2013, 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel
dirumuskan sebagai berikut (Delvi, 2003 ) : dibawah ini :

= × × Tabel 4.5 : Tabel kapasitas Dermaga.

 Perhitungan Kapasitas dermaga untuk


tahun 2011
 Panjang Dermaga (L) = 348 meter
 BTP (berth throughput) = 1.570 Teus
 Faktor Konversi = 0,1
Sumber : Hasil Analisa
Maka Kapasitas dermaga pada tahun
2011 adalah :
Perhitungan Kapasitas Panjang dan
KD = × × Jumlah Tambatan Dermaga

= 348 × 1.570 × 0,1 cara mengetahui kapasitas panjang dan


jumlah dermaga TPK dipakai rumus
= 54.651 Teus / tahun
dibawah ini (triatmodjo, 2011) :
Jadi kemampuan dermaga menampung
Panjang dermaga :
peti kemas dalam satu tahun adalah 54.651
peti kemas / tahun sedangkan arus peti = × +( + )× % ×
kemas yang masuk pada tahun 2011 adalah
Jumlah tambatan :
57.027 peti kemas/ tahun, jadi :
×
=
57.027 Teus ≥ 54.651 Teus.... (tidak ok) ×

Service time :
Dapat disimpulkan bahwa kapasitas
dermaga tidak dapat menampung arus peti ( )
=

kemas yang masuk, maka diperlukan
 Jadi perhitungan kapasitas jumlah = 288 + 3 × 14,4
Tambatan dapat di hitung sebagai berikut
= 331,2 meter
:
 Vs(2011) = 115 buah Panjang dermaga yang terpakai adalah
 St(lampiran 8) = 1 hari 6 jam (1,64) 331,2 meter, maka 348 meter ≥ 331,2
 BOR = 19,17 % meter dengan kata lain kapal yang

 Jumlah tambatan = 2 buah melakukan sandar dapat terlayani.

Maka kebutuhan jumlah tambatan adalah Skenario tiga tambatan


sebagai berikut :
× = × +( + )× % ×
=
×
= 3 × 144 + (3 + 1) × 10% × 144
× ,
=
× , % = 288 + 4 × 14,4
= 2,63 ≈ 3 buah tambatan
= 431 meter
Jumlah kebutuhan tambatan adalah
sebanyak 3 buah, sedangkan tambatan Panjang dermaga yang terpakai adalah
terpasang sebanyak 2 buah, maka 3 > 431 meter, maka 431 meter ≥ 348 meter
2......tidak OK dengan kata lain panjang dermaga kurang
83 meter
 perhitungan kapasitas panjang dermaga
Untuk perhitungan kebutuhan jumlah
dapat di hitung sebagai berikut :
tambatan dan panjang dermaga pada
Loa rata-rata = 144 m
tahun-tahun sebelumnya, dapat dilihat
Jumlah kapal / tambatan = 2 buah
pada tabel
panjang dermaga existing = 348 meter
Tabel 4.6: Tabel kebutuhan jumlah dan
Maka panjang dermaga yang dibutuhkan
panjang dermaga
dengan Dua tambatan :
Tahun Arus KapalService TimeBOR (%) kebutuhan tambatan (n) n existing panjang dermaga existing panjang dermaga
= × +( + )× % 2011 115 1,6 19,17 3 2 348 431
2012 102 1,6 17 3 2 348 431
× 2013 123 1,6 20,5 3 2 348 431
2014 140 1,6 23,33 3 2 348 431
= 2 × 144 + (2 + 1) × 10% × 144 2015 162 1,6 27 3 2 348 431
Sumber : Hasil Analisa
Perhitungan Kebutuhan dan Kapasitas Tabel 4.8: Tabel kapasitas lapangan
Terminal Peti Kemas. penumpukan pertahun
a. Perhitungan Luas Lapangan
Penumpukan.
Perhitungan luas lapangan peti kemas ini
dapat dihitung dengan rumus dibawah ini
(Triatmodjo, 2011) :
Sumber : Hasil Analisa
∑ ′ × ×
= Perhitungan Kebutuhan Luas Gudang
× ×( − )
(CFS).
 Perhitungan Kebutuhan Luas Lapangan
Gudang CFS atau Container Freight Station
peti kemas tahun 2011
merupakan gudang penampungan sementara
 Luas Existing = 62,5 ha
dari isi kontainer, kebutuhan luas gudang
 TEU’s(2011) = 57.027 Teu’s
CFS dapat dihitung dengan rumus dibawah
 Dwelling Time = 4 Hari
ini :
 Stowage factor (SF) = 29 m3
 Broken Stowage factor = 40 % ≈ 0,4 ( %×∑ ′ ) × ×
=
× ×( − )
 Stacking Height (St) = 4 buah

 Perhitungan Kebutuhan Luas gudang CFS


Maka kebutuhan luas lapangan peti kemas
tahun 2011 adalah : tahun 2011

∑ ′ × ×  Luas Existing =5000 m2


=
× ×( − )
 TEU’s(2011) = 57.027 Teu’s
. × ×
=  Dwelling Time = 4 Hari
× ×( %)
 Stowage factor = 29 m3
2
= 43.497 m ≈ 4,35 ha
 Broken Stowage factor = 40 % ≈ 0,4
Untuk perhitungan kapasitas lapangan
 Stacking Height (St) = 3 buah
penumpukan pada tahun 2013, 2014 dan
2015 ditabelkan, dan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Maka kebutuhan luas lapangan peti kemas Perhitungan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kapasitas dan kebutuhan dari
tahun 2011 adalah :
masing-masing fasilitas terminal peti kemas,

(∑ ′
× %) × × dimana fasilitas yang ditinjau adalah :
=
× ×( − )
1. Luffing Gantry Crane (LGC)
2. Rubber Tired Gantry Crane (RTGC)
. ( %) × ×
= 3. Reach Staker
× ×( %)

Perhitungan kapasitas dan kebutuhan


2
= 3.262 m fasilitas TPK dapat dihitung dengan rumus
dibawah ini (Triatmodjo, 2011) :
Luas gudang CFS yang terpakai adalah
= × × × ,
3.262 m2 sedangkan luas yang tersedia

adalah sebesar 5000 m2, sehingga 5000 m2 ≥ = ×n

3.262 m2 .....OK. Untuk luas gudang CFS  Perhitungan Kapasitas Luffing Gantry
Crane tahun 2011 (LGC) :
tahun 2013, 2014 dan 2015 perhitungannya
 B = 24 Teus/Jam
ditabelkan dan dapat dilihat pada tabel
 D = 7200 Jam
dibawah ini:
Maka kapasitas LGC dapat dihitung
dengan :

= × × ,
Tabel 4.9 Tabel luas gudang CFS pertahun
= 24 × 7200 × 1,7

= 293.760 Teus/Tahun/LGC

 Kapasitas Terpasang Luffing Gantry


Crane 2011 :
 Tc = 293.760 Teus/Tahun/LGC
Sumber : Analisa data  n = 3 unit

Perhitungan Kebutuhan Fasilitas TPK. Sehingga didapat Kapasitas terpasang :


Kapasitas terpasang : = × × ,

= 293.760 × 4 = 15 × 7200 × 1,7

= 1.175.040 Teus/tahun/LGC. = 183.600 Teus/Tahun/RS

 Perhitungan Kapasitas Rubber Tired  Kapasitas Terpasang Reach Stacker:


Gantry Crane 2011 (RTGC) :  Tc = 183.600 Teus/Tahun/RS
 B = 20 Teus/Jam  n = 3 unit
 D = 7200 Jam
Sehingga didapat Kapasitas terpasang :
Maka kapasitas RTGC dapat dihitung
Kapasitas terpasang
dengan :
= 183.600 × 3
= × × ,
= 367.200 Teus/tahun/RS.
= 20 × 7200 × 1,7
umlah arus peti kemas pada tahun 2011
= 244.800 Teus/Tahun/RTGC
adalah 57.027 Teus, sedangkan kapasitas
 Kapasitas Terpasang RTGC 2011 : total LGC, RTGC dan Reach staker adalah
 Tc = 244.800 Teus/Tahun/RTGC 1.175.000 teus/tahun, 734.400 teus/tahun,
 N = 3 unit 367.200 Teus/tahun, maka dapat
Sehingga didapat Kapasitas terpasang : disimpulkan, Fasilitas masih sangat mampu
menangani arus peti kemas yang masuk ke
Kapasitas terpasang
TPK Teluk Bayur.
= 244.800 × 3
Tabel 4.10: Tabel Kapasitas alat
= 734.400 Teus/tahun/RTGC

 Perhitungan Kapasitas Reach Staker :


 B = 15 Teus/Jam
 D = 7200 Jam
Sumber : Analisa Data
Maka kapasitas Reach Staker dapat dihitung
dengan : Prediksi Arus Kapal dan Barang (peti
kemas)
Prediksi dilakukan dengan metode Perhitungan ini dimaksudkan untuk
regresi linear dimana yang di prediksi adalah mengetahui kapasitas yang dibutuhkan
arus kapal dan arus peti kemas dengan dimasa depan dari dermaga dan terminal itu
menggunakan data arus kunjungan kapal dan sendiri, dengan menggunakan data arus
peti kemas pertahun dimana diketahui data kapal dan arus peti kemas yang telah
sebagai berikut : Grafik regresi linear arus diprediksi.
kapal terlihat seperti dibawah ini
Prediksi Berth Occupancy Ratio (BOR)
Perhitungan menggunakan rumus BOR
dengan data yang telah diprediksi (2016-
2030) maka didapat hasil :
Tabel 4.15 : prediksi BOR

Grafik 4.4.1 & 4..4.2 : Hasil input data

regresi linear arus peti kemasdan kapal

Tabel 4.12 : Tabel prediksi arus kapal dan


barang Prediksi Berth Throughput (BTP) dan
Kapasitas Dermaga
Perhitungan menggunakan rumus BTP
dengan data yang telah diprediksi (2016-
2030) maka didapat hasil pada tabel 4.16 :

Sumber : analisa data


Perhitungan Ulang dengan Data yang
Telah di Prediksi
Dengan Dwelling Time 3 hari didapat :
Tahun arus peti kemas TEUS/tahun Dwelling Time A (ha) Eksisting
2011 57.027 3 3,3 6,25 ha
Prediksi Kebutuhan Panjang dan Jumlah 2012
2013
61.807
67.890
3
3
3,5
3,9
6,25 ha
6,25 ha
2014 66.885 3 3,8 6,25 ha
Tambatan Dermaga 2015 68.629 3 3,9 6,25 ha
2016 72.931 3 4,2 6,25 ha
2017 75.759 3 4,3 6,25 ha
Perhitungan menggunakan rumus yang ada 2018 78.587 3 4,5 6,25 ha
2019 81.415 3 4,7 6,25 ha
2020 84.243 3 4,8 6,25 ha
dengan data yang telah diprediksi (2016- 2021 87.071 3 5,0 6,25 ha
2022 89.899 3 5,1 6,25 ha
2030) maka didapat hasil pada tabel 4.17 : 2023
2024
92.727
95.555
3
3
5,3
5,5
6,25 ha
6,25 ha
2025 98.383 3 5,6 6,25 ha
2026 101.211 3 5,8 6,25 ha
2027 104.039 3 6,0 6,25 ha
2028 106.867 3 6,1 6,25 ha
2029 109.695 3 6,3 6,25 ha
2030 112.523 3 6,4 6,25 ha

Tabel 4.22 : Kebutuhan luas gudang CFS


Tahun arus peti kemas TEUS/tahun Dwelling Time Sf D St (tumpukan) Bs A(m2) A (ha) Eksisting Gudang CFS
2016 72.931 4 29 365 3 0,4 41.721 4,17 5000 m2 4.172
2017 75.759 4 29 365 3 0,4 43.338 4,33 5000 m2 4.334
2018 78.587 4 29 365 3 0,4 44.956 4,50 5000 m2 4.496
2
2019 81.415 4 29 365 3 0,4 46.574 4,66 5000 m 4.657
2
2020 84.243 4 29 365 3 0,4 48.192 4,82 5000 m 4.819
2
2021 87.071 4 29 365 3 0,4 49.809 4,98 5000 m 4.981
2
2022 89.899 4 29 365 3 0,4 51.427 5,14 5000 m 5.143
2023 92.727 4 29 365 3 0,4 53.045 5,30 5000 m2 5.304
2024 95.555 4 29 365 3 0,4 54.663 5,47 5000 m2 5.466
2025 98.383 4 29 365 3 0,4 56.280 5,63 5000 m2 5.628
2026 101.211 4 29 365 3 0,4 57.898 5,79 5000 m2 5.790
2027 104.039 4 29 365 3 0,4 59.516 5,95 5000 m2 5.952
2
2028 106.867 4 29 365 3 0,4 61.134 6,11 5000 m 6.113
2
2029 109.695 4 29 365 3 0,4 62.752 6,28 5000 m 6.275
2
2030 112.523 4 29 365 3 0,4 64.369 6,44 5000 m 6.437

Sumber : Hasil Analisa

Prediksi Kebutuhan Luas Lapangan


Prediksi Kebutuhan Fasilitas TPK Teluk
Penumpukan dan gudang CFS
Bayur
Perhitungan menggunakan rumus mencari
luas lapangan penumpukan dengan data a. Luffing Gantry Crane
yang telah diprediksi (2016-2030) maka Tabel 4.23 : Prediksi kebutuhan LGC
Tahun Peti Kemas (TEUS/Tahun) Kecepatan Pelayanan (B) (H) Jam Kerja Efektif (H) BOR (%) TC n Kapasitas Terpasang
didapat hasil pada Tabel 4.18 Tabel 4.22 2016 72.931 20 7200 24 28,0 293.760 4 1.175.040
2017 75.759 20 7200 24 30,2 293.760 4 1.175.040
2018 78.587 20 7200 24 32,4 293.760 4 1.175.040
2019 81.415 20 7200 24 34,6 293.760 4 1.175.040
2020 84.243 20 7200 24 36,8 293.760 4 1.175.040
2021 87.071 20 7200 24 39,0 293.760 4 1.175.040
2022 89.899 20 7200 24 41,2 293.760 4 1.175.040
2023 92.727 20 7200 24 43,4 293.760 4 1.175.040
2024 95.555 20 7200 24 45,6 293.760 4 1.175.040
2025 98.383 20 7200 24 47,8 293.760 4 1.175.040
2026 72.932 20 7200 24 50,0 293.760 4 1.175.040
2027 75.760 20 7200 24 52,2 293.760 4 1.175.040
2028 78.589 20 7200 24 54,4 293.760 4 1.175.040
2029 81.417 20 7200 24 56,6 293.760 4 1.175.040
2030 84.245 20 7200 24 58,8 293.760 4 1.175.040
b. Rubber Tyred Gantry Crane 2. Kapasitas dermaga TPK Teluk bayur
Tabel 4.24 : Prediksi kebutuhan RTGC pada prinsipnya masih bisa menampung
Tahun Peti Kemas (TEUS/Tahun) Kecepatan Pelayanan (B) (H) Jam Kerja Efektif (H) BOR (%) TC n Kapasitas Terpasang arus peti kemas yang ada, dimana nilai
2016 72.931 20 7200 24 28,0 244.800 3 734.400
2017 75.759 20 7200 24 30,2 244.800 3 734.400
2018 78.587 20 7200 24 32,4 244.800 3 734.400 kapasitas dermaga lebih besar dari jumlah
2019 81.415 20 7200 24 34,6 244.800 3 734.400
2020 84.243 20 7200 24 36,8 244.800 3 734.400
2021 87.071 20 7200 24 39,0 244.800 3 734.400 arus peti kemas, namun pada tahun 2011
2022 89.899 20 7200 24 41,2 244.800 3 734.400
2023
2024
92.727
95.555
20
20
7200
7200
24
24
43,4 244.800
45,6 244.800
3
3
734.400
734.400
dan 2012 arus peti kemas melebihi
2025 98.383 20 7200 24 47,8 244.800 3 734.400
2026
2027
72.932
75.760
20
20
7200
7200
24
24
50,0 244.800
52,2 244.800
3
3
734.400
734.400
kapasitas dermaga.
2028 78.589 20 7200 24 54,4 244.800 3 734.400
2029 81.417 20 7200 24 56,6 244.800 3 734.400 3. Kapasitas lapangan penumpukan masih
2030 84.245 20 7200 24 58,8 244.800 3 734.400

bisa menampung arus peti kemas yang


c. Reach Stacker
masuk ke TPK hingga tahun 2020, pada
Tabel 4.25 : Prediksi kebutuhan Reach
tahun 2020 lapangan penumpukan atau
Stacker
Tahun Peti Kemas (TEUS/Tahun) Kecepatan Pelayanan (B) Waktu Kerja/ tahun (H) Jam Kerja Efektif (H) TC n Kapasitas Terpasang Stacking Yardyang dibutuhkan adalah
2016 72.931 15 7200 24 183.600 2 367.200
2017
2018
75.759
78.587
15
15
7200
7200
24
24
183.600
183.600
2
2
367.200
367.200
sebesar 6,43 hektar, sedangkan luas
2019 81.415 15 7200 24 183.600 2 367.200
2020 84.243 15 7200 24 183.600 2 367.200 lapangan penumpukan yang ada adalah
2021 87.071 15 7200 24 183.600 2 367.200
2022
2023
89.899
92.727
15
15
7200
7200
24
24
183.600
183.600
2
2
367.200
367.200
sebesar 6,25 hektar, sehingga
2024 95.555 15 7200 24 183.600 2 367.200
2025 98.383 15 7200 24 183.600 2 367.200 membutuhkan perluasan sebesar 1800 m2
2026 72.932 15 7200 24 183.600 2 367.200
2027 75.760 15 7200 24 183.600 2 367.200 dan perluasan yang lebih besar untuk
2028 78.589 15 7200 24 183.600 2 367.200
2029 81.417 15 7200 24 183.600 2 367.200
2030 84.245 15 7200 24 183.600 2 367.200 tahun-tahun berikutnya, solusi lain adalah
Sumber : Hasil Analisa mengurangi dwelling time yang ada juga
dapat membantu menyediakan ruang
untuk peti kemas pada lapangan
V. KESIMPULAN DAN SARAN penumpukan
KESIMPULAN 4. BOR (Berth Occupancy Ratio) atau

Setelah melakukan pengolahan data tingkat pemakaian dermaga pada TPK

sekunder dari terminal peti kemas pelabuhan Teluk bayur masih bisa ditolerir hingga

Teluk Bayur dan prediksi data, maka dapat pada tahun 2026 keatas, pada tahun

diambil beberapa kesimpulan yaitu : 2026 keatas, tingkat pemakaian dermaga


sudah berada diambang batas yang
1. Arus kapal dan peti kemas pada TPK diizinkan oleh UNCTAD yaitu 50%,
Teluk Bayur mempunyai kecendrungan nilai BOR diatas rekomendasi dari
mengalami peningkatan tiap tahunnya UNCTAD akan berdampak kepada
waktu delay kapal yang akan bersandar kapasitas Lapangan penumoukan
di dermaga. tetap terjaga, atau melakukan
5. Panjang dermaga pada TPK Teluk perluasan dan penambahan
Bayur membutuhkan penambahan lapangan peti kemas sebelum
sepanjang 83 meter. panjang dermaga tahun 2020.
masih bisa menampung kapal-kapal 2. Perlu ditambahnya panjang
yang akan bersandar dengan syarat dermaga, sehingga jumlah kapal
bahwa BOR tidak diatas yang yang bertambat meningkat dan
disarankan UNCTAD, dan jumlah dapat berpengaruh pada tingkat
tambatan yang ideal adalah 3. pemakaian dermaga agar tidak
6. Kapasitas gudang penyimpanan terlalu cepat mencapai ambang
sementara(CFS)pada TPK Teluk Bayur batas rekomendasi BOR oleh
secara teoritis masih bisa menampung UNCTAD.
kontainer-kontainer hingga pada tahun 3. PT. Pelindo II cabang Teluk
2022. Pada tahun 2022 Bayur sebaiknya melakukan
7. Kapasitas Fasilitas peralatan TPK Teluk perluasan gudang CFS seblum
Bayur berupa Luffing Gantry Crane, tahun 2022, dimana kapasitas
Rubber Tired Gantry Crane, dan Reach gudang sudah tidak mencukupi
Staker masih mampu menangani arus lagi.
peti kemas yang masuk hingga tahun 4. Pendataan dokumen sebaiknya
2030. lebih dilengkapi, mengingat data-
data ini sangat diperlukan untuk
SARAN
mengetahui apakah dermaga dan
Dari kesimpulan hasil penelitian
terminal telah bekerja dengan baik
dapat diperoleh saran dan rekomendasi
dan optimal.
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
1. PT. Pelindo II sebagai operator di
Terminal Peti Kemas pelabuhan 1. Triatmodjo, B., 2011.Perencanaan
Teluk Bayur sebaiknya mulai Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.
untuk melakukan pngontrolan 2. Bhakty, T., 2007. Analisa
terhadap Dwelling Time agar Pengembangan Terminal Peti Kemas
Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar,
Yogyakarta.
3. Situmorang, A., 2015.
AnalisisKapasitas Terminal Peti
Kemas Pelabuhan Boom Baru
Palembang, Lampung.
4. Hasibuan, S., 2009. Analisa
Kelayakan Ukuran Panjang
Dermaga, Gudang Bongkar Muat
Barang dan Sandar Kapal Study
Kasus Dermaga Ujung Baru –
Pelabuhan Belawan, Medan.
5. Soedjono, Kramadibrata., 2002.
Perencanaan Pelabuhan. Ganeca
Exact, Bandung.
6. PT. Pelabuhan Indonesia II, 2011,
Annual Report 2011, 2012, 2013,
2014 dan 2015 Kantor cabang Teluk
Bayur.

Anda mungkin juga menyukai