1110
1110
Oleh :
Alowisia Tatamailau Seralarat
Benediktus Renal Kayame
Rizal Aditya Setiawan Marlissa
Pembimbing :
dr. Rini L. Ansanay, Sp. KFR
dr. Octaviany Hidemi Malamassam, Sp.KFR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
SMF REHABILITASI MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
JAYAPURA
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
2
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
3
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) / Low Back Pain (LBP) adalah gejala yang
paling sering timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk
dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pungung bawah
jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai
sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan
orang.
Spesialis Saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan Mei 2002 di 14 rumah
etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot
sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam
tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak
mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat
trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-lain.
4
Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Nyeri punggung bawah pada HNP dapat berupa
nyeri tumpul maupun tajam, selain memberikan keluhan klinis berupa nyeri
punggung bawah, HNP juga dapat bermanifestasi menjadi keluhan kram otot,
kelemahan kaki, hilangnya fungsi kaki, hilangnya control bladder dan bowel.
Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling
sering (90%) mengenai diskus intervertebratalis lumbal (L) 5-sacrum (S) 1 atau
L4-L5. Biasanya LBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik kira-kira dalam
waktu 6 minggu. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa dan pada individu
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain”
(LBP) merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa
rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah punggung
bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan
pada otot bagian belakang. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga
gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan
timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumboskaral dan
disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri punggung
6
artikulasi (memberikan fleksibilitas kepada tulang belakang dan sebagai
Daerah Transisi.
2. Nukleus pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglican
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan
Pada diskus yang sehat, bila mendapat tekanan maka nukleus pulposus
2.2 Etiologi
berikut:
1. Proses Degeneratif
7
lumbosakralis dapat terjadi pada korpus vertebrae berikut arkus dan
ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal
(HNP). Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif
2. Penyakit Inflamasi
gerak terkena secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang
punggung dan sakit pinggang yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita,
radikular.
4. Kelainan Kongenital
8
adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis merupakan variasi anatomik
5. Gangguan Sirkulatorik
6. Tumor
macam-macam metastasis.
7. Toksik
8. Infeksi
9
9. Problem Psikoneurotik
Fakto resiko:
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin,
olah raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama,
2.3 Patofisiologi
ditunjukkan dengan adanya penonjolan ke spinal canal. Hal ini sering pula
10
3) Extrusion: nucleus pulposus keluar melalui robekan dari annulus fibrosus.
fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu pada spinal canal.
2. Beban berat
menahan nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh
karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks. Bangunan peka
stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan
11
nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi
Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku
dan tidak enak namun lokasi tidak jelas. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-
12
menonjol. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada
relevan.
terasa tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan
berat. Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk
atau bersin. Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan
berdiri tegak secara penuh. Setelah periode tertentu timbul skiatika atau
iskialgia.
muncul distesia tanpa nyeri pada daerah istribusi radiks yang terkena. Dapat
pada bagian sentral dari korpus vertebra yang menekan medula spinalis.
Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat
keringat malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
13
istirahat. Gejala dan tanda kompresi radiks atau medulla spinalis terjadi pada
20% kasus (akibat abses dingin) Onset penyakit dapat gradual atau mendadak
(akibat kolaps vertebra dan kifosis) Diawali nyeri radikular yang mengelilingi
dada atau perut, diikuti paraparesis yang lambat laun makin memberat,
ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra. Penekanan mulai dari
motorik.
yang terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih
dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral
menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina. Kedua saraf sciatic
(N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh. Masing-
masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari
14
dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus
menuju kaki.
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa
menyebar sepanjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada
ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri
2.5 Diagnosis
radiologis.
a. Anamnesis
derajat nyeri, stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktor mekanik, derajat
disfungsi, faktor resiko dan pekerjaan, ada tidaknya trauma dan hasil
15
Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan
libido?
Gambaran klinis
Aktivitas membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat
bokong dan otot hamstring tidak sering terjadi kecuali jika terdapatnya
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
gait (cara berjalan seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak
bisa duduk lama. Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus
16
tidaknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para vertebral, deformitas,
kifosis, gibus.
2. Palpasi
pada salah satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba
Pemeriksaan Neurologik
nyeri pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau
1. Pemeriksaan sensorik
2. Pemeriksaan motorik
3. Pemeriksaan refleks
motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri
punggung bawah yang disebabkan oleh HNP maka reflex tendon dari
17
4. Tes-tes
coxae sedangkan sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik.
Bila nyeri pinggang dikarenakan iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai
ujung kaki.
b. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit
c. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi,
berbaring, tumit dari kaki yang satu diletakkan pada sendi lutut pada
tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada sendi lutut
hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri maka hal ini berarti
e. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi
medial, bila di sendi sakroiliaka ada kelainan, maka di situ akan terasa
nyeri.
f. Bragard’s sign. Bragard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue
(LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik
18
ketika LSR + (nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan
kaki. Jika nyeri (+) atau bertambah maka Bragard’s sign (+).
g. Sicard’s sign. Sicard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue
(LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik
ketika LSR + (nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan ibu jari kaki
tersebut. Jika nyeri (+) atau bertambah maka sicard’s sign (+).
meniup sekuatnya.
pada pasien, dan nyeri umumnya terletak pada bagian dimana terdapatnya
Nyeri dan kekakuan otot adalah hal yang sering dijumpai. Pada banyak
19
pasien, lokalisasi nyeri disekitar defek dapat sangat mudah diketahui bila
pasien diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki mereka keatas
seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat diketahui pada posisi
tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu membuat massa otot paraspinal
lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa pasien, palpasi pada defek
tinggi.
c. Pemeriksaan Penunjang
spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT
20
X-Ray: foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini
2.6 Penatalaksanaan
terapi pada pasien, dengan pemberian analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal
1. Perawatan non-farmakologis.
Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks,
lutut agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama 2-3
2. Perawatan farmakologi
Obat-obatan NSAID
21
3. Pembedahan
dics.
a. Medikamentosa
- Analgetik
- Transquilizer
- Neuroroborantia
Fisioterapi
- Traksi
Okupasi Terapi
- Latihan AKS
22
Ostetis Prostetis
Psikolog
2.7 Prognosis
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh sempurna
dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan berlanjut
menjadi nyeri punggung bawah kronik walaupun telah menjalani terapi. Dan
bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan bladder maka
23
2.8 Pencegahan
aman. Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau pinggang
24
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama : Ny. D. S
Umur : 52 Tahun
Suku : Wamena
No. DM : 02 74 98
3.2 Anamnesis
kayu yang berat. Riwayat kelemahan anggota gerak (-), riwayat nyeri sendi
(-), BAB/BAK baik. Pasien mengaku tahun 2015 pasien pernah mengalami
keluhan yang sama seperti ini akibat terjatuh ketika mengangkat beban yang
berat. Pasien juga pernah berobat ke RSCM dan didiagnosis oleh dr. Sp.S
25
3.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : (+)
Jantung : Disangkal
Kolesterol : (+)
Menurut pasien tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit seperti
pasien.
Status Generalis
1. Kepala :
Inspeksi :
− Bentuk : Simetris
− Wajah : Simetris
26
2. Leher :
3. Thoraks :
Perkusi : Sonor
Dekstra Sinistra
Gerakan N N
Sensibilitas L1 2 2
L2 2 2
L3 2 2
L4 2 2
L5 2 2
S1 2 2
27
Status Lokalis Regio Lumbosakral :
Palpasi : Nyeri tekan (-), spasme (+) regio L3-4 dan L4-5, kalor (-),
tumor (-),
0 6 mm 10
Skor VAS: 6 mm
Tes Provokasi :
Lasegue -/-
Bragard -/-
Sicard -/-
Patrick -/-
naffziger -
Valsava +
28
Gambar 2: Hasil MRI Lumbal Spine
3.5 Resume
spasme (+) regio L3-4, L4-5, Valsava (+). Pada pemeriksaan Radiologis MRI,
ditemukan adanya HNP L3-4, L4-5 yang menekan radix bilateral, bulging L5-
3.6 Diagnosis
29
3.7 Terapi
Rehabilitasi Medik
Terapi panas :
Korset TLSO
serabut aferen.
Diatermi
digunakan pada LBP akut atau kronik untuk menurunkan rasa nyeri.
Exercise
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Low back pain (LBP) merupakan suatu nyeri pada daerah punggang
bawah yang dihasilkan dari rangsangan fisik atau sikap tubuh yang buruk (poor
dengan keluhan utama nyeri punggung bawah dan terdapat adanya riwayat trauma
dan kebiasaan pasien sering mengangkat beban yang berat sehingga pasien
didiagnosis Low Back Pain e.c Hernia Nukleus Pulposus. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa Low back pain dapat disebabkan oleh karena adanya trauma,
kebiasaan mengangkat beban yang berat, dan sikap / postur tubuh yang tidak
seimbang.
Pada teori Low back pain diberikan modalitas fisik seperti Terapi Panas,
Infra Red, mempunyai daya tembus yang superfisial, dapat memberikan rasa
nyaman karena dapat mempengaruhi hantaran perasaan sakit oleh serabut aferen,
Daya tembus dapat mencapai subkutis, lemak, dan otot. - Shortwave Diathermy,
pemanasan dengan high frequency vibration, memiliki daya tembus yang paling
digunakan pada LBP akut atau kronik untuk menurunkan rasa nyeri. Relaksasi,
31
berbaring di alas yang kaku dengan punggung lurus dan lutut ditekuk. Pada kasus
pasien di berikan Infra Red dan TENS dimana sudah sesuai dengan teori.
menangani low back pain yaitu William Flexion Exercise. Pada dasarnya seluruh
fleksibilitas/ elastisitas dan menguatkan pada grup otot fleksor hip dan lower back
32
BAB V
KESIMPULAN
1. Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain” (LBP)
merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa rasa
nyeri atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah punggung
bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan
4. Low back pain (LBP) dapat dihubungkan dengan hal-hal seperti; proses
Low Back Pain akibat sikap yang salah, herniasi diskus lumbal, Low Back
Pain pada Spondilosis, Low Back Pain pada Spondilitis Tuberkulosis, Low
33
6. Seperti lazimnya, diagnosis LBP ditegakkan berdasarkan anamnesis,
penunjang (radiologi).
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam :
90.
7. Junus H.M dr., Latihan untuk Nyeri Punggung Bawah. Dalam : Back
35
Francisco, 2002;924-926
36