Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Hipertensi
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Hipertensi
P DENGAN
HIPERTENSI
Disusun Oleh:
ZAINAL ARIFIN
(NIM. 201820461011089)
PENDAHULUAN
1
Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Aulia,
2018).
Faktor yang mempengaruhi hipertensi antara lain ras, umur, jenis kelamin,
obesitas, kurangnya aktivitas, kurangnya asupan kalium, kalsium, magnesium dan
serat, asupan tinggi lemak, tinggi natrium, konsumsi alcohol berlebih, kebiasaan
merokok, dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.1,2,5 Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa diet yang menitik beratkan pada makanan rendah lemak, tinggi sayur
dan buahbuahan mampu menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 11,4 mmHg dan
diastolik sebesar 5,5 mmHg pada penderita hipertensi. Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa dengan pemberian buah yang banyak mengandung kalium,
kalsium, dan magnesium seperti papaya, semangka, melon, dan belimbing demak
dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan (Ahmad, 2017).
Menurut hasil penelitian, pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram selama 6
hari dengan melihat perbedaan penurunan tekanan darah pada 2 jam, 6 jam, dan 9 jam
setelah perlakuan dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna dan penurunan
terbesar terjadi pada 2 jam setelah perlakuan pada hari 4 dan 5.9 Penelitian serupa
dilakukan selama tujuh hari dengan melihat tekanan arteri rata-rata (MAP) pada
kelompok kontrol dan perlakuan, dan didapatkan penurunan MAP sebesar 13,8
mmHg.10 Penelitian lain dilakukan selama tiga hari dan diketahui terdapat penurunan
tekanan darah sistolik sebanyak 9mmHg dan tekanan darah diastolik sebanyak 4
mmHg secara bermakna. Penelitian lain yang diakukan di Dusun I Desa Pulau Sejuk
Kecamatan 50 Kabupaten Batu Bara mengenai pemberian mentimun didapatkan hasil
40% responden mengalami penurunan tekanan darah ke klasifikasi normal tinggi (pre
hipertensi), 50% mengalami penurunan menjadi normal, dan 10% tidak mengalami
penurunan. 12 Pada penelitian ini rentang umur responden terlalu jauh dan jenis
kelamin responden tidak dibedakan. Sedangkan dari referensi diketahui kejadian
hipertensi meningkat pada usia 40-60 tahun dan pada wanita memiliki prevalensi lebih
tinggi (Aisyah, 2014).
Puskesmas Bareng merupakan salah satu layanan kesehatan yang berada di
wilayah kota Malang, Puskesmas Bareng melayani masyarakat untuk membantu
menjaga kesehatan masyarakat di wilayah nya, Keluharan Sukoharjo merupakan salah
2
satu kelurahan dari beberpa kelurahan yang termasuk berada di wilayah Puskesmas
Bareng, dalam kelurahan Sukoharjo terdiri dari beberapa RW dan RT, salah satunya
adalah RW 01 RT 02 (DNKES, 2018).
Tn. P (66 tahun) dan Ny. M (63 tahun), merupakan salah satu salah satu keluarga
yang berada di wilayah RT 02 RW 01 Kel. Sukoharjo, saat dilakukan pengkajian
disapatkan data pasang suami istri ini menderita hipertensi, dari hasil pengukuran
tekanan darah di dapatkan hasil Tn. P siastole 175 mmhg, diastol 110 mmhg, Ny. M
siastole 180 mmhg, diastole 125 mmhg. Ny. M sering mengeluh pusing pada
kepalanya, ketika melakukan kegiatan sedikit saja sudah merasakan lelah sampai nafas
cepat, pasangan suami istri ini menjelaskan kalau tidak rutin kontrol kesehatan karena
puskesmas terlalu jauh, sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan dari hasil pengkajian
didapatkan tidak terdapat ventilasi pada rumahnya dan klien mengatakan selalu
mengkonsumsi ikan asin.
Perawat merupakan tenaga profesional yang mempunyai pendidikan dalam
sistem pelayanan kesehatan. Pelaksana tugas profesionalitas tersebut dilakukan
melalui kegiatan yang berinteraksi dengan orang lain (Depkes RI, 2015). Peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat kesehatan diantaranya sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, pengamat kesehatan, role model, fasilitator, ataupun
pengorganisir pelayanan kesehatan. Demikian juga peran perawat kesehatan
masyarakat perkotaan. Dalam hal ini perawat di Puskesmas Bareng yang merupakan
salah satu tempat pelayanan kesehatan, berperan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional (Bakri, 2017).
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka asuhan keperawatan ini dilakukan untuk
membuktikan pengaruh pemberian jus mentimun (Cucumis sativus l) terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil dari asuhan keperawatan ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian jus mentimun
(Cucumis sativus l) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dan
dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian berikutnya.
1.2 Perumusan Masalah
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita bukan hanya
oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini juga menyerang orang dewasa muda (Darmojo,
3
2001). Bahkan, diketahui bahwa 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat
diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki sebagai
“pembunuh diam-diam” (silent killer) (Saraswati. S, 2009). Angka kejadian hipertensi
dan komplikasi yang di timbulkan akan semakin meningkat jika masalah ini tidak
ditangani hususnya didaerah perkotaan. Pervelansi hipertensi di perkotaan lebih tinggi
dari pada pedesaan yaitu 23,6% di perkotaan dan 21% di pedesaan (Musinguzi dan
Nuwaha, 2013). Puskesmas Bareng merupakan salah satu layanan kesehatan,
hipertensi adalah kasus penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Bareng yaitu
21,22%. Namun masalah hipertensi dapat di selesaikan dengan berbagai cara. Oleh
karena itu, dalam laporan ini penulis ingin intervensi yang dapat diberikan pada asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi di RT 02 RW 01 Kel. Sukoharjo,
Malang.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam laporan ini adalah menganalisis pengaruh pemberian mentimun
terhadap penurunan tekanan darah pada keluarga Tn.P selama 7 hari praktek di RW 01
RT 02 Kel. Sukoharjo Kota Malang.
4
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi bidang
keperawatan dan pelayanan kesehatan keluarga, terkait intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah hipertensi yang dialami di keluarga.
Selain itu, diharapkan laporan ini dapat dijadikan masukan bagi bidang keperawatan
dan pelayanan kesehatan untuk dapat menerapkan intervensi yang telah dilakukan
menjadi kegiatan rutin bagi keluarga yang mengalami hipertensi
2. Manfaat keilmuan
Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan
keperawatan khususnya keperawatan keluarga maupun bagi penelitian selanjutnya.
Bagi pendidikan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk
pengembangan ilmu mengenai intervensi keperawatan pada keluarga yang menderita
hipertensi. Selain itu juga dapat dijadikan sumber informasi bagi pendidikan agar dapat
menerapkan intervensi yang telah dilakukan sebagai salah satu pemecahan masalah
hipertensi dalam keluarga. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjadi
masukan atau idebuntuk meneliti lebih jauh terkait manfaat intervensi pemberian jus
mentimun sebagai intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
2.1.1 Definisi
6
2.1.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
7
pendidik kesehatan memberi petunjuk dan terakhir sebagai konsultan penasehat
tentang masalah kesehatan keluarga (Fallen, 2011).
2.2 Hipertensi
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas
normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas
tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas
tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009).
2.2.2 Etiologi
1. Hipertensi essensial
8
reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan
lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan
gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan
hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebih
dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat
badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena
hipertensi primer (Guyton, 2008).
2. Hipertensi sekunder
2.2.3 klasifikasi
9
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan
pada anakanak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh
darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan
terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.
Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada
dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran
merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik (Weber, 2014).
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat Gaya hidup tidak sehat yang dapat
meningkatkan hipertensi, antara lain minum minuman beralkohol, kurang
berolahraga, dan merokok.
a. Merokok
10
adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung
untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
11
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu
sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak
nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering
kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah
dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan
gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan
kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah.
2. Infark miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh
tersebut. Akibat hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat
menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
12
ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan
risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2005).
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang
progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian
yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada
gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin
angiotensin aldosteron (RAA) (Corwin, 2005).
4. Ensefalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat.
Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian,
kebutaan dan tak jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan
antara kerusakan otak dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali
terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang yang tidak menderita
hipertensi (Corwin, 2005).
2.3.1 Definisi
13
2.3.2 Jenis
a. Mentimun biasa ditandai dengan penampilan kulit buah yang tipis, lunak,
dan pada saat buah muda berwarna hijau keputih putihan, namun setelah tua
menjadi berwarna cokelat. Mentimun biasa merupakan jenis mentimun yang
sudah berkembang pesat diberbagai daerah di Indonesia.
b. Mentimun wuku mempunyai ciri kulit buah agak tebal, agak keras, dan
warna buah mudanya agak cokelat.
c. Mentimun krai memiliki ciri buah yang besar, dengan cita rasa seperti
mentimun biasa.
d. Mentimun suri atau mentimun puan memiliki ciri dengan buah besar sekali,
bentuknya lonjong, rasanya manis renyah, dan umumnya dipanem saat
buahnya tua (Amin, 2015).
14