PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
2
E. Manfaat Penulisan
3
BAB II
ISI
A. Definisi
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan
atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup
dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
4
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan
dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan
penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas
lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat
tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal
agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
5
Jenis-jenis proses pengolahan secara fisika dan kimia antara lan :
Reduksi-oksidasi,
Elektrolisa ,
Netralisasi,
Presipitasi/pengendapan,
Solididifikasi/stabilisasi,
Absorpsi,
Penukar ion,
Pirolisa .
Pembersihan gas
Elektrostatik presipitator
Penyaringan partikel
Wet scrubbing
Sentrifugasi,
Klarifikasi,
Koagulasi
Filtrasi,
6
Flokulasi,
Flotasi,
Sedimentasi,
Thickening.
Adsorpsi,
Kristalisasi,
Dialisa,
Elektrodialisa,
Evaporasi,
Leaching
Reserve osmosis,
Solvent extraction,
Stripping.
Netralisasi
7
sering disebut sebagai tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi dilengkapi
dengan alat sensor pH untuk mengontrol kondisi hasil reaksi. Secara umum
reaksi netralisai tersebut sbagai berikut :
Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti
H2SO4, HCL atau dengan gas CO2 dapat dilakukan dengan memasukkan gas
C02 melalui bagian bawah tangki netralisasi. Gas akan membentuk
gelembung-gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada
sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3).
8
Pengendapan
Jika konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka
logam tersebut dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan.
Pengendapan dapat dilakukan dengan mengubah bentuk logam yang ada ke
dalam bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan penambahan larutan
kapur (Ca(OH)2) atau soda kostik (NaOH) dengan memperhatikan kondisi
pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH
dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara konsentrasi logam dengan kondisi Ph
dapat dilihat pada Gambar 4.2
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa kelarutan minimum krom dan seng terjadi
pH 7,5 dan 10,2. Gambar tersebu juga menunjukkan bahwa konsentrasi krom
maupu seng akan meningkat dengan tajam jika ondisi pH berubah dari nilai
7,5 atau 10,2. Jadi untuk mengendapkan logam yang ada secara optimal
kondisi pH memegang peran yang sangat penting.
9
Oksidasi-Reduksi (Redoks)
10
heksavalen ini dapat dilakukan dengan mengadakan reaksi redok. Krom
heksavalen dapat direduksi menggunakan sulfur dioksida (S02) menjadi krom
trivalent yang mempunyai tingkat/daya racun jauh lebih rendah daripada
krom heksavalen. Reaksi dasar dari krom ini adalah sebagai berikut :
Krom trivalen lebih aman daripada krom heksavalen sehingga lebih dapat
diterima di lingkungan.
Insenerasi
11
sifat bahaya dan sifat racun bahan yang dibakar, insenerator harus
dioperasikan pada kondisi diatas temperature destruksi dari bahan yang
dibakar.
12
Gambar 3 : insenerator dan bagian-bagiannya
13
Gambar 5 : insenerator yang telah diisi sampah siap untuk dibakar.
14
Gambar 7 : asap yang timbul pada saat pembakaran
15
Bahan-bahan yang umum digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi
(bahan aditif) antara lain :
Pengolahan dengan cara ini memerlukan lokasi yang luas, jauh dari
pemukiman penduduk dan aktivitasnya. Lokasi penimbunan juga tidak boleh
berhubungan dengan factor-faktor pendukung pendukung kehidupan seperti,
tempat sumber air atau lokasi serapan air tanah.
Lokasi penimbunan yang sudah penuh harus ditutup dan tidak dapat
digunakan sebagai lokasi pemukiman.
Tidak bersifat :
Mudah meledak.
Mudah terbakar.
Reaktif.
Menyebabkan infeksi.
16
Tidak mengandung zat organic lebih besar dari 10 persen;
17
atau dimanfaatkan lagi harus ditimbun pada lokasi penimbunan (landfill)
yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
18
Keterangan :
Baku mutu limah cair wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Kep-men 03/1991 atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
Baku mutu emisi udara wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Kep-men 13/1995 atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
19
Gambar 9 : Proses Pengolahan Limbah Industri B3
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
a. Netralisasi
b. Pengendapan
d. Oksidasi-Reduksi (Redoks)
e. Insenerasi
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22