Selain itu juga kerap menjadi sasaran seseorang yang sedang menuntut
ilmu. Karena itu ari-ari bayi harus ditanam secara sembunyi-sembunyi.
Jangan ada yang tahu. Karena tak jarang orang maranggap untuk mencari
tahu dimana ari-ari itu ditanam.
Biasanya ari-ari itu dimasukkan ke dalam tandok kecil yang diayam dari
pandan lengkap bdengan 1 biji kemiri, 1 buah jeruk purut, dan tujuh
lembar daun sirih. Umumnya ditanam di tanah becek atau sawah dengan
harapan, si anak kelak akan dilimpahi rezeki.
Hal itu dijelaskan budayawan Batak Toba dari Komunitas Laponta, Batara
Guru Simanjuntak kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (15/9).
Maklum persalinan di masa lalu, tidak seperti sekarang ini. Setelah si ibu
melahirkan, ia perlu mendapat terapi khusus. Pada umumnya si ibu akan
“marbara”. Yakni menghangatkan tubuhnya dengan bara api. Hal ini
dilakukan agar tulang dan persendiannya cepat sembuh dan tidak keropos.
Ketika marbara si ibu harus dijaga ketat. Apalagi saat malam hari. Bara api
dipastikan harus tetap menyala. Maklum udara di kampung sangat dingin.
Kondisi ibu yang baru melahirkan sangat rentan dengan iklim dingin.
Dikhawatirkan si ibu menggigil sehingga berpengaruh kepada kesehatan
dan ASI-nya.
Begitu juga dengan si bayi. Meski sudah dilampin dengan beberapa lapis
kain, tetap juga harus berada dalam ruang yang hangat.
?Namun yang harus lebih diperhatikan adalah posisi tidur si bayi dan
ibunya. Sering terjadi karena lalai, si bayi tertimpa ibunya sendiri.
Termasuk ada kasus ibu yang melempar bayinya karena ia bermimpi
buruk. Untuk memastikan itulah si ibu perlu ditemani secara intens,” jelas
Batara Guru.
Pengetahuan Medis
Proses bersalin dalam tradisi masyarakat Batak Toba cukup unik. Sebelum
sarana kesehatan memadai, persalinan biasa ditangani oleh si baso. Si baso
adalah sebutan bagi seorang perempuan yang mempunyai bermacam
keahlian. Salah satunya dalam bidang persalinan.
Pada bulan ke-2, Debata Natolu hadir dalam diri janin. Kehadiran Debata
Natolu, diyakini akan menjaga, merawat dan menuntun bayi serta ibunya.
Kehadiran Debata Natolu mengiringi proses yang terjadi di bulan-bulan
berikutnya.
Dalam pengetahuan orang Batak Toba, setelah sembilan bulan dalam
kandungan, bayi akan mulai berputar mencari lubang untuk keluar.
Kejadian ini berlangsung selama tujuh hari. Setelah hari ketujuh itu,
diyakini pintu bumi akan terbuka dan bayi tersebut keluar.
Selama fase mengandung dan melahirkan itu, kita juga mengenal beberap
ritus lain, yang kini sudah jarang dipraktikkan. Antara lain, mangirdak.
Mangirdak berarti memberi semangat. Yakni kelurga istri datang dan
memberi makan anak perempuannya. Biasanya ini dilakukan pada fase
tujuh bulanan.
Dalam kesempatan itu juga diberikan ulos tondi. Ulos tondi menyimbolkan
kekuatan jiwa dan fisik, khususnya bagi si ibu agar diberi kekuatan dan
semangat untuk menghadapi proses melahirkan.
[/caption]
Tradisi yang ketiga adalah, ibu hanya boleh mengonsumsi jagung bose. Jagung bose
adalah jagung lokal yang tumbuh di Pulau Timor. Jagung ini menjadi satu-satunya asupan
makanan bagi ibu, dan ibu kepada bayinya lewat air susu ibu. Selama mengonsumsi
jagung bose, tidak boleh dicampur dengan jenis makanan lain. Alasan tidak boleh
dicampur dengan makanan lain, adalah adanya ketakutan jika terjadi apa-apa pada ibu
dan bayinya. Contohnya jika dia mengonsumsi ikan, maka ibu bisa gatal-gatal demikian
juga dengan bayinya. Jika mengonsumsi kacang-kacangan takut kembung pada ibu dan
bayinya. Sebuah ketakutan yang kadang tidak beralasan tetapi benar-benar ditaati karena
sudah menjadi adat turun-temurun.
Maria, salah satu ibu yang baru saja melahirkan menceritakan kisah selama 40 hari di
rumah bulat. Sudah 3 kali dia melahirkan, dan mendapat perlakuan yang sama. Acapkali
dia menangis saat tinggal di rumah bulan 1 bulan 10 hari. Rasa bosan kerap melanda
setiap hari. Tidak hanya bosan akan suasana, tetapi juga bosan dengan makanan yang
monoton jagung saja, setiap hari dikompres yang kadang hingga melepuh, dan diasap.
[caption caption="Ibu ini menceritkan bagaimana dia harus mengikuti tradisi Neno baha
untuk kelahiran anak pertama dan keduanya, sedangkan anak ketiganya dia sudah tinggal
di rumah kotak dan makan makanan yang bervarisi (dok.pri)."]