Anda di halaman 1dari 12

SYARAT-SYARAT BERBICARA RETORIK

(BERBICARA RETORIK)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Berbicara Retorik
Dosen : Dr.Fatma Ar Umar,M,pd

Disusun Oleh :

Kelas B

Kelompok II

1. Nur Ameliya Hasan (311419046)


2. Rahmawati Lamadi (311419097)
3. Della R F U Paputungan (311419049)
4. Jamiah Bulota (311419058)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Berbicara Retorik dengan judul “syarat-
syarat berbicara retorik”

‘Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah
pengetahuan serta wawasan pembaca. Makalah ini juga diharapkan dapat mengubah pikiran
pembaca untuk dapat menulis, membaca, dan memahami puisi dengan baik
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi lebih baik lagi makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis

Gorontalo, 24 September 2019


Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................................4

A. Latar Belakang .....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................4

Bab 2 ++Pembahasan ....................................................................................................................5

A. Pengertian berbicara dan retorika ........................................................................................5

B. Syarat-syarat berbicara retorika .........................................................................................10

Bab 3 Penutup ..............................................................................................................................14

A. Kesimpulan ........................................................................................................................15

B. Saran ..................................................................................................................................15

Daftar Pustaka .............................................................................................................................15


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memang harus diakui, pada zaman sekarang ini banyak orang ketika berbicara
atau menyampaikan gagasan menggunakan gaya atau seni berbicara yang baik
sehingga apa yang di sampaikan dapat di mengerti oleh pendengar sesuai yang
diinginkan pembicara. Namun, ada juga orang-orang yang belum memiliki
kemampuan gaya atau seni berbicara yang baik dalam penyampaikan gagasan sesuai
dengan keinginan orang yang berbicara tersebut.
Agar terciptanya suatu komunikasi yang baik, perlu memahami retorika atau seni
berbicara dengan baik untuk menghindari kekeliruan dalam komunikasi antar
pembicara dan lawan bicara.
Retorika adalah ilmu dan seni dalam berbicara, mengatur komposisi kata,
menyampaikan atau mengajak orang lain sehingga mudah dipahami dan diterima
pendengar serta terkesan atas apa yang di ucapkannya. Retorika juga merupakan
bentuk komunikasi dimana seseorang menyampaikan buah pikirannya baik lisan
maupun tulisan kepada hadirin yang relatif banyak dengan pelbagai gaya dan cara
tertutur.
Menurut Aristoteles retorika adalah the facult of seeing any situasion the
available means of persuasion yang artinya kemampuan untuk melihat perangkat
alat yang tersedia untuk persuasi sedangkan menurut plato, retorika menurupakan
seni bertutur untuk memaparkan kebenaran, retorika yang tidak memandang
kemanfaatan dan kebenaran bukanlah retorika ( syafi’ie 1988:1 )
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberpa rumusan masalah, yaitu :
1.
2.
3.

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul syarat-syarat bebicara retorika ;
1.memenuhi tugas mata kuliah retorika dari dosen yang bersangkutan
2. untuk mengetahui syarat-syarat berbicara retorika
3. untuk menegtahui manfaat dan tujuan syarat-syarat berbicara retorika
1.4 MANFAAT
1.agar pembaca dapat memperluas pengetahuan dalam syarat-syarat berbicara
retorika

2. agar pembaca dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam syarat-
syarat berbicara retorika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara Dan Retorika


1. Pengertian Berbicara
Menurut Nurgiantoro,(2010:399) “Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua
yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan”.
Kegiatan berbicara merupakan kegiatan yang komplex dan berbeda dari ketiga aspek
keterampilan bahasan lainnya.Hal ini disebabkan selama kegiatan berbicara seorang
tidak hanya mengekspresikan,mengungkapkan ide atau gagasan dan perasaan pada
orang lain tetapi lebih jauh lagi berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia
yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,fisikologi,semantic,dan linguistik.Hak ini
sesuai dengan pendapat tarigan,(2008:16) yang menyatakan berbicara merupakan
suatu system tanda Tanya yang dapat di dengar (audible)dan yang kelihatan
(fisible)yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan
2. Pengertian Retorik
Retorika dalam bahasa Yunani adalah sebuah teknik pembujuk rayuan secara
persuasief untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter
pembicara,emosional atau argument(logo).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBBI) Retorika adalah keterampilan
berbahasa secara efektif atau seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.
Secara garis besar kalimat retorik adalah kalimat yang memiliki makna dan tidak
memerlukan jawaban.contoh”apakah kamu senang meihat orang lain menderita”
Jadi,syarat-syarat berbicara retorik adalah ketentuan-ketentuan atau perbuatan
yang harus dipenuhi dalam berbicara atau menyampaikan sesuatu kepda individu
atau kelompok.
B. Prasayarat Berbicara Retorik
a. Prasayarat Organis
Adapun prasayarat organis sebagai berikut:
1. Sikap wajar,tenang,dan tidak kaku
2. Kontak mata atau pandangan yang diarahlan kepada lawan bicara
Kontak mata dan ekspresi wajah memiliki peran penting dalam
menyampaikan pesan sosial dan persaan. Orang-orang tanpa sengaja sering
memperhatikan mata orang lain untuk menduga persaan orang tersebut.
Melalui kontak mata, seseorang juga dapat memeriksa apakah lawan bicara
memperhatikannya, dan apakah lawan bicara setuju dengan pembicaraannya.
3. Menghargai pendapat orang lain
Berdasarkan UU 1945 pasal 28 yang berbunyi “kemerdekaan berserikat,
dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
di tetapkan dengan UU” artinya setiap warga negara tidak terkecuali berhak
untuk mengutarakan pendapatnya. Poerwadaminta (2007:268) menjelaskan
bahwa pendapat adalah sebuah hasil pemikiran atau anggapan seseorang
terhadap suatu hal. Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda.
Perbedaan pendapat dari setiap individu harus di hargai dan di hormati.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatika:
a) Saling memahami dan menghargai pendapat orang lain
b) Saling memahami apa yang sedang dimusyawarakan untuk di ambil
keputusan
c) Kepentingan umum lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi
d) Menerima masukan kritis, usul, maupun saran
e) Tidak memaksakan kehendak dalam mengambil keputusan yang
terbaik
f) Keputusan yang sudah di ambil dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Dalam seni berbicara seseorang perlu memperhatikan gerak-gerik atau dalam
hal ini adalah gesture yaitu komunikasi nonverbal dengan aksi tubuh yang
terlihat mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, seperti tampiln ekspresif,
proksemik, atau memperilahatkan atensi
Mimik atau ekspresi wajah adalah komunikasi nonverbal yang
menggambarkan perasaan seseorang melalui wajahnya. Misalnya senyum
dapat diartikan seseorang sedang senang.
Sebab ketika gesture dan mimic wajah tidak mendukung dalam berbicara
maka pesan-pesan dalam informasi tersebut tidak akan tersampaikan dengan
baik kepada audiens
5. Kenyaringan suara
6. Kelancaraan
Elocutio berarti kelancaraan berbicara.dalam retorika kelancaraan
berbicara sangat di tuntut.Elocutio menjadi prasayarat kepandaian
berbicara .oleh karena itu,retorika juga berhubungan erat dengan
elocution.
7. Relevansi atau penalaran
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pangamata empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pegertian.
penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk
mewujudkannya diperlukan simbol.
8. Penguasaan topic
Topik merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang
akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah artikel.
Syarat sebuah topik:
1. Topik yang dipilih harus menarik perhatian,
2. Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
3. Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau
real,dll.
b. Prasayarat Bahasa
1. Ketepatan ucapan(tata bunyi)
Ketepatan ucapan atau tata bunyi biasa di sebut dengan intonasi. Intonasi
yaitu tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan
pada kata-kata tertentu di dalam kalimat.
2. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian penempatan atau penggunaan tekana, nada, sendi, atau tempo
dan durasi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pendengar. Bahkan kadang-
kadang merupakan faktor penentu. Kesalahan dalam penempatan hal-hal
tersebut berakibat pada kurang jelasnya isi dan pesan pembicaraan yang ingin
disampaikan kepada lawan bicara. Jika penyampaian materi pembicaraan
datar saja, hamper dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan
keefektifan berbicara tentu berkurang.
Sebaliknya, kalau dalam berbicara seorang pembicara dapat menggunakan
hal-hal terssebut secara bena, maka pembicaraan yang dilakukannya akan
berhasil dalam menarik perhatian pendengardan akhirnya pendengar menjadi
senang, tertarik dan akan terus mengikuti pembicaraan yang disampaikannya.
Tekanan berhubungan dengan keras lemahnya suara, nada berhubungan
dengan keras lemahnya suara, nada berhubungan dengan tinggi-rendahnya
suara, nada berhubungan dengan cepat-lambatnya berbicara, dan durasi atau
jeda menyangkut perhentian. Keempat hal itu harus dapat dipadukan secara
serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.
3. Pilihan kata (diksi)
Variasi pemakaian bahasa dipengaruhi oleh situasi pembicaraan. Bentuk
variasi itu dapat dilihat lewat perwujudan lafal, ejaan, pilihan kata, dan tata
kalimat. Faktor penting yang berpengaruh terhadap pilihan kata adalah sikap
pembicara dan kedudukann lawan bicara yang dituju, permasalahan yang
disampaikan, dan tujuan informasi.
Untuk mencapai kejelasan tersebut, pembicara harus memperhatikan hal-hal
berikut:
a) Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)
b) Gunakan kata-kata yang sederhana
c) Hindari istila-istilah teknis
d) Berhemat dalam penggunaan kata-kata
e) Gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang sama
dengan pernyataan yang berbeda.
Penggunaan kata-kata yang tepat berarti bahwa kata-kata yang
digunakkan harus sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis pesan
keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Pembicara perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
a) Hindari kata-kata klise
b) Gunakan bahasa pasaran secara hati-hati
c) Hati-hati dalam menggunakan kata-kata pungut
d) Hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan
e) Jangan gunakan penjulukan
f) Jangan menggunakan eufemisme yang berlebih-lebihan
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Retorika atau dalam bahasa inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica
yang berarti ilmu bicara. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa yunani “rhetorike” yang
dikembangkan di yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya dikembangkan di
romawi dalam bahasa lain “rhetorika” (dalam bahasa inggris) “rhetoric”(dalam bahasa
Indonesia “retorika”).
Sejak dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena mempelajari
teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara.mempelajari retorika
membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses komunikasi, menguasai
tehknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk mengembangkan kemampuan itu
dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (linguistic), khusunya ilmu bina bicara
(sprecherzienhung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini mencakup :
monologika, dialogika, pembinaan teknik bicara.
Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara menjadi alas an utama
keberhasilan orang-orang terkenal di dalam sejarah dunia. Pengetahuan tentang retorika
dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi
bersangkutan dalam bidang-bidang di bawah ini, antara lain : kemampuan pribadi, tugas
dan jabatan, kehidupan pada umumnya.
Sejarah retorika terbagi atas tigas periode zaman yunani, zaman romawi, dan modem.
Retorika di zaman yunani diperoleh oleh georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang
menganggap bahwa manusia adalah “mahkluk yang berpengatahuan dan berkemauan”.
Tokoh lain yang berperan dalam pengembangan retorika di yunani adalah sokrates,
Aristoteles, dan Plat.

B. SARAN
Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang retorika yang telah diambil dari
berbagai literature referensi, diharapkan makala ini mampu menjadi acuan bagi
mahasiswa agar mampu mengenal, memahami, dan mempraktekkan metode dengan baik
dan benar.
Selain itu, diharapkan berbagai macam ini mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan
retorika dari berbgai zaman dan kemunculan retorika ini telah berpengaruh pada
peradaban manusia pada umumnya dalam hal berinteraksi dengan orang lain, dimana
dalam interaksi ini seseorang akan lebih mengedepankan pada prinsip-prinsip seni dan
komunikasi persuasive.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrikus, Dori Uchjana. 1993. Dinamika komunikasi (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya)
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: Remaja
Rosdakarya)
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. (Bandung:
Widya Padjajaran)

Anda mungkin juga menyukai