Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN MATEMATIKA
DENGAN MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN
KELAS VIII C SMPN 10 MUARO JAMBI

Disusun Oleh:
Nama : Iffah Jannati
NIM : A1C217029

Dosen Pengampu: Dr. Syaiful, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

i
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
penulis sampaikan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw yang telah
memberikan tauladan bagi kita semua di muka bumi ini.

Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak


oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada yang
terhormat : Bapak Dr. Drs. Syaiful, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi
Proses dan Hasil Belajar Matematika yang telah memberikan kemudahan-
kemudahan dan dukungan baik berupa moril maupun materil selama mengikuti
pendidikan di Universitas Jambi. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt
memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Makalah ini berjudul “Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian Matematika


dengan materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII C SMPN 10 Muaro Jambi”
yang disusun agar para pembaca dapat mengetahui tentang hasil analisis dari sutau
instrumen yang diujicobakan untuk melihat kemampuan siswa. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Amiin.

Jambi, 12 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat ...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Evaluasi ..............................................................4
2.2 Analisis Validitas Butir-butir Soal ........................................................5
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas .................................7
2.3 Analisis Reliabilitas Butir-butir Soal ......................................................8
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas ...........................9
2.4 Analisis Daya Beda Butir-Butir Soal .....................................................9
2.5 Analisis Tingkat Kesukaran Butir-Butir Soal .......................................11
2.6 Analisis Angket .......................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................14
3.2 Saran .....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16
LAMPIRAN .....................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang harus dilakukan, hal ini dikarenakan evaluasi merupakan
penentuan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar. Dengan melakukan
evaluasi, setiap individu dapat mengetahui sebatas mana kemampuan yang
dimiliki atau dicapai olehnya dan dalam sistem pendidikan kita dapat
mengetahui apakah tujuan dari pembelajaran telah tercapai atau belum.
Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang
sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses
pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Melalui
evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat
khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik serta
keberhasilan sebuah program pembelajaran.
Evaluasi dapat dilakukan dengan adanya instrumen. Instrumen adalah
suatu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.
Instrumen ini dikatakan baik apabila memenuhi kriteria tertentu, antara lain :
validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Instrumen banyak
jenisnya, ada yang berbentuk objektif, uraian, menjodohkan, benar salah dan
lain sebagainya. Dalam hal ini, penulis memilih uraian dengan tipe essay
untuk melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa harus mengetahui bagaimana cara
menyusun instrumen yang baik dan benar, sehingga dapat menghasilkan hasil
tes yang akurat. Maka dari itu, pengetahuan tentang pemakaian instrumen
harus dimiliki oleh setiap calon pendidik agar dalam melakukan penelitian
dapat meminimalisir kecerobohan atau kesalahan yang kemungkinan terjadi.
Oleh karena itu, dilakukanlah uji coba instrumen penelitian guna untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan untuk memenuhi tugas mata

1
kuliah “Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika” dengan cara
memberikan soal uji coba instrumen di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 10 Muaro Jambi kelas VIII C untuk mata pelajaran Matematika
dengan materi garis singgung lingkaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam uji coba
instrumen penelitian ini adalah:
1. Bagaimana validitas tiap butir soal Matematika yang diuji cobakan pada
peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi?
2. Bagaimana daya pembeda tiap butir soal Matematika yang diuji cobakan
pada peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi?
3. Bagaimana tingkat kesukaran tiap butir soal Matematika yang diuji
cobakan pada peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi?
4. Bagaimana reliabilitas soal Matematika yang diuji cobakan pada peserta
didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka uji instrumen penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui validitas tiap butir soal matematika yang diuji cobakan pada
peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi,
2. Mengetahui reliabilitas tiap butir soal matematika yang diuji cobakan
pada peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi,
3. Mengetahui daya beda tiap butir soal matematika yang diuji cobakan
pada peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi,
4. Mengetahui tingkat kesukaran soal matematika yang diuji cobakan pada
peserta didik kelas VIII C SMP Negeri 10 Muaro Jambi.

2
1.4 Manfaat
Manfaaat dari uji coba instrumen penelitian ini adalah:
1. Dapat mengetahui bagaimana merancang, melaksanakan, menilai suatu
instrumen yang akan diuji coba.
2. Dapat mengetahui hasil belajar siswa dalam pencapaian hasil belajar.
3. Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan sebagai persiapan
penelitian pada masa yang akan dating.
4. Bagi penulis sebagai laporan pelaksanaan tugas penelitian uji coba
instrumen pada mata kuliah “Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Matematika”.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Evaluasi


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, evalusi berarti penilaian (KBBI,
2008: 400), kata evaluasi yang dalam istilah evaluation menurut Gronlund tahun
1985 (dalam Hamzah, 2014:12) adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan program telah
tercapai menurut Wiersman dan Jurs evaluasi adalah suatu proses yang mencakup
pengukuran dan testing yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai, hal
ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Tujuan evaluasi pendidikan adalah
sebagai berikut (Arifin, 2009:16) :
a. Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sitem pembelajaran, baik yang
menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar,
lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
b. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah disesuaikan dengan
jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi
perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi
dampak, evaluasi efisiensi-ekonomis, dan evaluasi program.
Instrumen arti sederhananya adalah seperangkat alat ukur berupa tulisan,
materi, lisan yang dipakai untuk mengukur sesuatu. Alat ukur yang dimaksud
adalah yang digunakan dalam pendidikan. Alat ini tidak dapat dibandingkan dan
dipakai di sekolah dan dimana antara satu sekolah dengan lainnya berbeda, alat
ukurnya belum tentu sama dan belum baku antar sekolah. Mengukur proses dan
hasil belajar matematika, alatnya adalah tes atau nontes. Mengukur sikap siswa
setelah belajar berhasil atau tidak maka alatnya bisa tes tertulis, tes lisan,
perbuatan atau tindakan dan lainnya (Hamzah,2014:91-92).
Dalam kegiatan uji coba instrument tes dan non-tes ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri Muaro Jambi yang terdiri
dari 24 siswa. Data diperoleh dari instrumen yang berisikan soal-soal sebanyak 5
butir soal essay dengan materi persamaan garis singgung. Tes yang disusun adalah

4
bentuk Uraian Objektif (BUO) dengan materi yang telah dipelajari siswa. Tipe tes
ini dipilih karena menurut Anthony J. Nitko (1996) “Bentuk uraian terbatas dapat
digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-
kemampuan: menjelaskan hubungan sebab-akibat, melukiskan pengaplikasian
prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan, merumuskan
hipotesis yang tepat, merumuskan asumsi yang tepat, melukiskan keterbatasan
data, merumuskan kesimpulan secara tepat, menjelaskan metode dan prosedur,
dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan peserta didik untuk melengkapi
jawabannya”. Dalam penskorannya soal uraian objektif ini penulis membuat skor
dijabarkan dalam rentang. Besar skor ditetapkan sesuai kompleksitas jawaban,
seperti 0-10, 0-20, 0-25, dan lain-lain.
Untuk uji instrumen non-tes, penulis memilih angket yang diisi setelah
siswa selesai mengerjakan tes tertulis. Angket termasuk alat untuk mengumpulkan
dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.
Angket mempunyai kesamaan dalam wawancara kecuali dalam implementasinya.
Dalam uji instrumen ini dilakukan analisis validitas, reliabilitas, daya beda
dan tingkat kesukaran soal dengan uraian berikut ini:

2.2 Analisis Validitas Butir-Butir Soal


Sebelum guru menggunakan suatu tes,hendaknya guru mengukur terlebih
dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.dengan kata lain,untuk
melihat apakah tes tersebut valid,kita harus membandingkan skor peserta didik
yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Validitas
suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun,tidak ada
validitas yang berlaku secara umum.artinya, jika suatu tes dapat memberikan
informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka
tes itu valid untuk tujuan tersebut. Ada dua unsur penting dalam validitas ini:
pertama, validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang
sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan
suatu putusan atau tujuan yang spesifik dalam literatur modern tentang evaluasi,
banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara lain validitas permukaan,

5
validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk, dan validitas faktor untuk
menguji validitas data ini menggunakan validitas empiris (Arifin, 2014:247-248).
Agar tes yang digunakan berkualitas, soal tes diuji coba terlebih dahulu.
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang dihendak
diukur. Dan sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki
oleh sebutir soal (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut
(Sudijono, 2001:182).
Sebutir soal dikatakan valid bila mempunyai dukungan yang besar
terhadap skor total. Untuk menentukan perhitungan validitas butir soal digunakan
rumus korelasi product moment, yaitu:
n xy   x  y 
rxy 
n x 2

  x  n y 2   y 
2 2

Dengan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = banyaknya sampel (peserta tes)
x = skor item/ butir soal
y = skor total item
(Arifin, 2014:254)
Koofisien korelasi hasil perhitungan, kemudian diinterpretasikan, dengan
klasifikasi menurut Arikunto (2002:75) adalah sebagai berikut:
0,00  rxy < 0,20 validitas sangat rendah (SR)
0,20  rxy < 0,40 validitas rendah (RD)
0,40  rxy < 0,60 validitas sedang (SD)
0,60  rxy <0,80 validitas tinggi (TG)
0,80  rxy  1,00 validitas sangat tinggi (ST)
rxy < 0,00 tidak valid (TV)
Menurut Arikunto (2002:75) semua soal dengan koefisien korelasi positif
digunakan, sedangkan semua soal dengan koofisien korelasi negatif tidak

6
digunakan (dibuang). Dari kriteria validitas diatas maka soal tes yang akan
digunakan adalah yang memiliki interval 0,00  rxy  1,00.
Dari hasil uji coba yang dilakukan terhadap 24 siswa kelas VIII C di SMP
Negeri 10 Muaro Jambi diperoleh soal-soal yang memenuhi kriteria, hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus Product Momen dapat dilihat pada
lampiran tabel 1: Validitas dan Interprestasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pengelompokkan nomor soal berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 1: Pengelompokan nomor soal essay
NOMOR BUTIR r hitung r tabel KATEGORI SECARA UMUM
SOAL
1 5,23133079 0,4044 Validitas Sedang VALID
2 4,32217038 0,4044 Validitas Sedang VALID
3 4,33694531 0,4044 Validitas Sedang VALID
4 4,67043895 0,4044 Validitas Sedang VALID
5 4,37169838 0,4044 Validitas Sedang VALID

Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada soal yang tidak valid tapi
jika berdasarkan r hitung  r tabel maka kelima soal dikategorikan sedang,
sehingga semua soal sudah memiliki tingkat ukur sahih/keabsahan/kecermatan
yang sedang, sehingga memberikan hasil ukur yang diinginkan tenaga pendidik
dan tidak ada soal yang harus dibuang.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas


Menurut Waminton (2015:104) faktor yang mempengaruhi hasil tes
evaluasi tidak valid adalah sebagai berikut :
a) Faktor yang berasal dari dalam tes.
a. Jawaban masing-masing item evalusi bias diprediksi siswa.
b. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.
c. Waktu yang dialokasikan tidak tepat.
d. Item tes dikonstruksi dengan jelas.
e. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi
pembelajaran yang diterima siswa.
b) Faktor yang berasal dari adminstrasi dan skor tes.
a. Waktu pengerjaan tidak cukup.

7
b. Adanya kecurangan dalam tes.
c. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
d. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes
baku.
e. Adanya joki yang masuk dalam menjawab item tes.
2.3 Analisis Reliabilitas Butir-Butir Soal
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2002: 86). Untuk mengetahui koefisien
reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richadson 20
(KR-20) seperti berikut ini:

k ∑ki=1 pi (1 − pi )
KR − 20 = {1 − }
k−1 SD2

Keterangan: k= Jumlah Butir soal


pi = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
SD = Standar Deviasi
Sedangkan untuk mengetahui koefesien reliabilitas tes soal bentuk uraian
digunakan rumus alpha seperti berikut ini :
𝑛 2𝑖
R11= [ ][1- ]
𝑛−1 2𝑡
Keterangan : n = banyaknya butir soal.
2i = varians butir soal.
2t = varians skor total.
Sebagai tolak ukur untuk menafsirkan koofisien reliabilitas yang diperoleh
digunakan interprestasi koofisien sebagai berikut:
R < 0,20 sangat rendah (SR)
0,20  r < 0,40 rendah (RD)
0,40  r < 0,60 sedang (SD)
0,60  r < 0,80 tinggi (TG)
0,80  r  1,00 sangat tinggi (ST)

8
Dari hasil perhitungan data dengan menggunakan rumus alpha (dapat
dilihat pada lampiran tabel 2: Reliabilitas) didapatkan reliabilitas dari soal essay
adalah 0,714996637. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal yang diuji cobakan
memiliki reliabilitas tinggi. Karena uji reliabilitas dilakukan sekali percobaan
maka hasil ini belum bisa dianalisis apakah hasil evaluasi tersebut tetap/konsisten
dan dapat dipercaya.

2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas


Menurut (2008:51-52) dalam buku (Waminton, 2015:109-110).
Koefesien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelengaraan tes.
Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan
mempengaruhi koefesien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi diantaranya sebagai berikut
:
a. Panjang tes,semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin
banyak jumlah item materi pembelajaran diukur.
b. Penyebaran skor,koefesien realibilitas secara langsung
dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa
yang diukur ,semakin tinggi sebaran semakin tinggi estimasi
koefesien reliebel.
c. Kesulitan tes, tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit
untuk siswa, cenderung menghasilkan skor realibilitas yang
rendah.
d. Objektifitas,vyang dimaksud dengan objektif yaitu derajat
dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang
sama.

2.4 Analisis Daya Pembeda Butir-Butir Soal


Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk
dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik
bila siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan siswa yang kurang

9
pandai tidak dapat mengerjakan dengan baik. Discriminatory power (daya
pembeda) dihitung dengan membagi siswa kedalam dua kelompok, yaitu:
kelompok atas dan kelompok bawah. Daya beda butir soal dapat dihitung dengan
rumus:
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝑩
Keterangan:
D = Daya Beda
𝐵𝐴 = Banyaknya peserta Kelompok Atas yang menjawab soal benar
𝐵𝐵 = Banyaknya peserta Kelompok Bawah yang menjawab soal benar.
𝐽𝐴 = Banyaknya peserta kelompok Atas.
𝐽𝐵 = Banyaknya peserta kelompok Bawah.
𝑃𝐴 = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar.
𝑃𝐵 = Proporsi kelompok bawah yang mnjawab benar.
Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan
klasifikasi yang dikemukan oleh (Suherman dan Sukjaya, 1990:202) sebagai
berikut
D < 0,00 Jelek sekali (dibuang)
0,00  D < 0,20 Jelek
0,20  D < 0,40 cukup
0,40  D < 0,70 baik
0,70  D  1,00 sangat baik
Soal yang digunakan yaitu soal dengan kriteria daya beda sebagai berikut:
0,20  D < 0,40 cukup
0,40  D < 0,70 baik
0,70  D  1,00 sangat baik

Hasil penghitungan daya pembeda dengan menggunakan rumus dapat


dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Dari perhitungan daya pembeda butir soal dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2: Klasifikasi daya pembeda berdasarkan kriteria soal essay.

10
NOMOR RATA-RATA ATAS RATA-RATA SKOR DAYA KRITERIA
BUTIR BAWAH MAKSIMAL PEMBEDA
SOAL
1 9,285714286 9,571428571 10 -0,028571429 Sangat
jelek
2 20 9 20 0,55 Baik
3 22,14285714 8,571428571 25 0,542857143 Baik
4 19,85714286 2,857142857 20 0,85 Sangat
Baik
5 7,142857143 1,428571429 25 0,228571429 Cukup

Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa soal yang dapat digunakan yaitu ada 5
soal dengan kriteria sangat jelek, cukup, baik, dan sangat baik. Untuk kriteria
sangat jelek ada soal nomor 1 dan soal ini harus dibuang. Untuk kriteria cukup ada
soal nomor 5. Juga kriteria baik ada soal nomor 2 dan 3. Terdapat satu butir soal
nomor 4 yang sangat baik untuk digunakan. maka soal ini tergolong sangat baik
karena dapat membedakan testee yang berkemampuan tinggi dan rendah, artinya
soal nomor 4 dapat dikerjakan siswa yang pandai, dan 3 soal tersebut tidak dapat
dikerjakan oleh siswa yang tidak pandai.

2.5 Analisis Tingkat Kesukaran Butir-Butir Soal


Bermutu atau tidak butir-butir soal pada instrumen dapat diketahui dari
derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal
tersebut. Menurut (Sudijono, 2001:370) butir-butir item tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
item itu adalah sedang atau cukup. Rumus untuk mencari tingkat kesukaran butir
soal yaitu:

𝐵
𝑃=
𝐽𝑠
Keterangan: P= Indeks Kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
Js= Jumlah Seluruh siswa peserta tes

11
Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria indeks kesukaran butir soal yang dikemukakan oleh
Suherman dan Sukjaya (1990:213) yaitu:
P = 0,00 terlalu sukar (TS)
0,00 < P <0,30 sukar (SK)
0,30  P <0,70 sedang (SD)
0,70  P <1,00 mudah (MD)
P = 1,00 terlalu mudah (TM)
Soal yang baik adalah soal-soal dengan kriteria sedang, tetapi perlu
diketahui bahwa tidak berarti soal-soal yang terlalu mudah atau sukar tidak boleh
digunakan. Jadi soal yang digunakan adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran
sebagai berikut:
0,00 < P <0,30 sukar (SK)
0,30  P <0,70 sedang (SD)
0,70  P <1,00 mudah (MD)
Hasil penghitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus dapat dilihat
pada lampiran tabel 3: Tingkat Kesukaran. Dari perhitungannya dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3: Klasifikasi tingkat Kesukaran soal essay.
NOMOR RATA-RATA SKOR TINGKAT KESUKARAN KRITERIA
BUTIR MAKSIMAL
SOAL
1 9,208333333 10 0,920833333 Mudah
2 15,20833333 20 0,760416667 Mudah
3 14,375 25 0,575 Sedang
4 12,66666667 20 0,633333333 Sedang
5 3,541666667 25 0,141666667 Sukar

Berdasarkan tabel 3 maka soal yang dianggap baik dari uji coba instrumen
ini adalah kelimanya dan dalam uji coba instrumen ini butir-butir soal nomor 1
dan 2 memiliki kriteria mudah, nomor 3 dan 4 memiliki kriteria sedang, dan
nomor 5 memiliki kriteria sukar.

12
2.5 Analisis Angket
Untuk uji instrumen non-tes, penulis memilih angket yang diisi
setelah siswa selesai mengerjakan tes tertulis. Angket termasuk alat untuk
mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham
dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dalam wawancara
kecuali dalam implementasinya.
Keuntungan angket antara lain (1) responden dapat menjawab dengan
bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan peneliti dan penilai, dan waktu relatif
lama, sehingga objektivitas terjamin (2) informasi atau data terkumpul lebih
muda karena itemnya homogen (3) dapat digunakan untuk mengumpulkan
data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel. Kelemahannya
adalah (1) ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain (2) hanya
diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja (3) responden hanya menjawab
berdasarkan jawaban yang ada (Arifin, 2014:166).
Untuk menganalisis bisa dilihat pada tabel 5 di dalam lampiran bahwa
ternyata semua siswa memiliki pemahaman > 50% terhadap materi garis
singgung lingkaran. Beberapa anak memiliki relasi yang koheren antara
pemahaman yang baik dan hasil evaluasinya yang memuaskan, namun
beberapa yang lain tidak koheren antara pemahaman yang baik namun hasil
evaluasi yang tidak memuaskan dan sebagian lagi masih ragu-ragu terhadap
kemampuannya dalam memahami materi sehingga hasil evaluasi yang
dicapai apabila memuaskan akan dicurigai maupun jika memiliki hasil
evaluasi yang buruk akan dianggap wajar.

13
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian pada 24 siswa kelas VIII C
di SMP Negeri 10 Muaro Jambi dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada soal yang tidak valid
tapi jika berdasarkan r hitung > r tabel maka kelima soal dikategorikan
sedang, sehingga semua soal sudah memiliki tingkat ukur
sahih/keabsahan/kecermatan yang sedang, sehingga memberikan hasil
ukur yang diinginkan tenaga pendidik dan tidak ada soal yang harus
dibuang.
2. Dari hasil perhitungan data dengan menggunakan rumus alpha (dapat
dilihat pada lampiran tabel 2: Reliabilitas) didapatkan reliabilitas dari
soal essay adalah 0,714996637. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
soal yang diuji cobakan memiliki reliabilitas tinggi. Karena uji
reliabilitas dilakukan sekali percobaan maka hasil ini belum bisa
dianalisis apakah hasil evaluasi tersebut tetap/konsisten dan dapat
dipercaya.dari tingkat kesukaran soal yang dianggap baik dari uji coba
instrumen ini ada 15 butir soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang
bisa digunakan, Sehingga dapat disimpulkan kriteria kesukaran (mutu)
butir-butir soal uji coba instrumen ini adalah mudah, sedang dan sukar.
3. Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa soal yang dapat digunakan yaitu ada 5
soal dengan kriteria sangat jelek, cukup, baik, dan sangat baik. Untuk
kriteria sangat jelek ada soal nomor 1 dan soal ini harus dibuang.
Untuk kriteria cukup ada soal nomor 5. Juga kriteria baik ada soal
nomor 2 dan 3. Terdapat satu butir soal nomor 4 yang sangat baik untuk
digunakan. maka soal ini tergolong sangat baik karena dapat
membedakan testee yang berkemampuan tinggi dan rendah, artinya
soal nomor 4 dapat dikerjakan siswa yang pandai, dan 3 soal tersebut
tidak dapat dikerjakan oleh siswa yang tidak pandai.

14
4. Berdasarkan tabel 3 maka soal yang dianggap baik dari uji coba
instrumen ini adalah kelimanya dan dalam uji coba instrumen ini butir-
butir soal nomor 1 dan 2 memiliki kriteria mudah, nomor 3 dan 4
memiliki kriteria sedang, dan nomor 5 memiliki kriteria sukar.
5. Untuk menganalisis bisa dilihat pada tabel 5 di dalam lampiran bahwa
ternyata semua siswa memiliki pemahaman > 50% terhadap materi
garis singgung lingkaran. Beberapa anak memiliki relasi yang koheren
antara pemahaman yang baik dan hasil evaluasinya yang memuaskan,
namun beberapa yang lain tidak koheren antara pemahaman yang baik
namun hasil evaluasi yang tidak memuaskan dan sebagian lagi masih
ragu-ragu terhadap kemampuannya dalam memahami materi sehingga
hasil evaluasi yang dicapai apabila memuaskan akan dicurigai maupun
jika memiliki hasil evaluasi yang buruk akan dianggap wajar.

4.2 Saran
1. Guru diharapkan memperhatikan peserta didiknya, untuk meningkatkan
kemampuan akademisnya pada materi garis singgung lingkaran, karena
hasil analisis menunjukan hasil belajar siswa dinilai belum optimal.
2. Diharapkan kepada para peneliti lain untuk meneliti kemampuan-
kemampuan intelekual yang dimiliki siswa, sehingga dapat kontinu
diukur sejauh mana kemampuan siswa pada masa mendatang.
3. Saat melaksanakan uji coba instrumen, pengamat harus bisa
mengkondisikan peserta didik untuk tenang dalam mengerjakan soal
karena sangat mempengaruhi hasil evaluasi siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.


Jakarta : Bumi Aksara.

Arifin, Zainal, 2014. Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Suherman, E. dan Sukjaya K, Y.1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan


Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai