Kasbes Gimul Papilloma
Kasbes Gimul Papilloma
Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Penyakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Pembimbing:
Disusun oleh:
SEMARANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan Kasus : Seorang Pria 45 Tahun dengan Benjolan di Regio Lateral
Lidah Dekstra
Pembimbing,
PENDAHULUAN
Sebanyak 3% dari seluruh kasus lesi intra oral yang dilakukan biopsi, hasil
yang banyak ditemukan adalah adanya suatu proliferasi epitel papiler. 1 Proliferasi
ini bermanifestasi sebagai suatu massa di intra oral, baik yang bersifat jinak
maupun ganas. Papilloma merupakan massa jinak pada mukosa, yang diduga kuat
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang lapisan epitel, khususnya Human
Papilloma Virus (HPV).2,3 Meskipun demikian, dalam suatu studi yang dipaparkan
Marx dan Diane, keberadaan HPV itu sendiri dapat hanya bersifat insidental dan
relatif tidak ada hubungannya terhadap kejadian papilloma. 2 Penyebab lain
proliferasi epitel ini dapat berupa suatu kondisi idiopatik maupun tanda
keganasan. Para ahli patologi harus sangat jeli melihat perbedaan histologis sifat-
sifat jaringan ini karena sering pada prakteknya papilloma menimbulkan
kekhawatiran karena manifestasi klinisnya yang menyerupai suatu karsinoma.
Selain di intra oral, papilloma juga dapat tumbuh di tempat-tempat seperti
konjungtiva, regio nasal dan paranasal, laring, dan lain-lain. Namun, dari beberapa
tipe papilloma, papilloma yang timbul di intra oral dan di orofaring hampir sudah
dapat dipastikan merupakan tipe squamous papilloma.1
Human Papilloma Virus (HPV) adalah suatu virus DNA dari famili
Papilomaviridae, berukuran kecil dengan diameter 55nm dan tidak berkapsul.
Virus ini merupakan salah satu infeksi yang paling umum terjadi lewat transmisi
seksual. HPV memiliki sifat tropisme terhadap jaringan epitel dan mukosa, di
mana infeksinya dapat ditemukan di berbagai tempat seperti traktus genital dan
anal, uretra, saluran nafas bagian atas, mukosa trakea dan bronkus, area nasal dan
paranasal, serta di intra oral. Lebih dari 100 genotip HPV telah teridentifikasi dan
di antaranya terdapat 24 genotip yang terkait dengan lesi intra oral. Adanya HPV
di mukosa oral didapatkan pada 1 – 43% populasi dunia. 4,5 Terai pada tahun 1999
meneliti keberadaan HPV 18 di intra oral dan menemukan bahwa ternyata
membran mukosa dapat menjadi tempat atau reservoir virus tersebut dan
kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol dapat menginduksi atau bahkan
mempercepat timbulnya lesi intra oral.1,6 Lesi intra oral yang dimaksud yaitu: oral
squamous papilloma (OSP), condyloma acuminatum (CA), dan focal epithelial
hyperplasy (FEH) merupakan tiga kondisi patologis tersering yang ditemukan
berkaitan dengan HPV. Selain itu, HPV juga ditemukan berkaitan dengan kejadian
lichen planus (LP), pemphigus vulgaris (PV), squamous cell carcinoma (SCC),
dan verrucose carcinoma (VC). Saat ini, manifestasi intra oral infeksi HPV
ditemukan sangat tinggi insidensinya pada pasien dengan HIV/AIDS.4,5,7
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor pada rongga mulut dapat terjadi pada lapisan epidermis mukosa
mulut, otot, tulang rahang, kelenjar ludah, maupun pada kelenjar getah bening.
Ada dua macam tumor pada rongga mulut yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Tumor jinak memiliki ciri-ciri berbentuk bundar atau lonjong, pertumbuhannya
terbatas atau lambat, memiliki simpai atau kapsul, tidak menyebabkan kematian
secara langsung, serta tidak memiliki anak sebar. Sedangkan tumor ganas
memiliki ciri-ciri tidak mempunyai bentuk yang jelas, pertumbuhannya cepat dan
tidak terbatas hingga melewati batas anatominya, tidak memiliki simpai, serta
memiliki anak sebar (metastasis).8
Tumor pada lidah adalah salah satu jenis tumor pada rongga mulut yang
penyebab pastinya belum diketahui namun faktor genetik, oral hygine yang buruk
serta riwayat mengonsumsi nikotin dapat menjadi faktor pemicu terjadinya tumor
tersebut. Tumor lidah adalah suatu benjolan akibat perkembangan abnormal dari
sel-sel skuamus lidah yang tumbuh dan membelah secara tidak terkendali hingga
membentuk massa abnormal. Tumor ini bersifat lokal dan tidak menyebar hingga
bagian tubuh lain. Beberapa jenis tumor pada lidah antara lain papiloma, fibroma,
kondiloma akuminata, epitel fokal hiperplasia, dan verruciform xanthoma.9
2.2 Papiloma
2.2.1 Definisi
Papiloma adalah suatu lesi jinak pada mulut, biasanya terjadi karena
proliferasi abnormal dari sel epitel skuamus simpleks mulut. Bentuk dari
papiloma pada umumnya berbentuk bulat atau dapat juga ditemui menyerupai
bunga kol disertai dengan tangkai.10 Lesi tersebut dapat berwarna putih atau
normal seperti jaringan sekitarnya dengan ukuran kurang dari 1 cm. Lokasi lesi
tersering pada kasus papiloma adalah di lidah dan jaringan lunak pada palatum,
namun permukaan manapun pada bagian mulut juga memungkinkan terjadinya
lesi tersebut.11
2.2.2 Etiologi
Etiologi terjadinya papiloma antara lain akibat adanya infeksi dari Human
Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11.12 HPV adalah salah satu anggota dari
papovavirus. HPV termasuk DNA virus yang memiliki single molecule dari DNA
rantai ganda. Replikasi pada HPV terjadi di dalam nukleus sel epitel karena
adanya stimulasi dari sintesis DNA dari host tersebut.13
2.2.3 Patofisiologi
Hubungan Human Papilloma Virus (HPV) dianggap sebagai pathogenesis,
terutama HPV 6 dan 11, tetapi literatur terbaru menunjukkan bahwa kehadiran
HPV merupakan temuan insidental dan tidak berhubungan dengan pengembangan
papilloma skuamosa.3,14 Replikasi virus dapat melukai dan mengakibatkan
munculnya kerut dari koilocyte.15 HPV ditularkan melalui kontak langsung antara
virus dan mukosa yang terluka.16 Cara utama penularan HPV pada anak-anak
adalah menelan partikel virus dari sel yang terinfeksi pada jalan lahir, sedangkan
pada orang dewasa HPV terutama ditularkan melalui hubungan seksual. 2 HPV
memiliki infektivitas sangat rendah. Virus ini juga dapat menyebar dengan
autoinokulasi (transfer dari satu situs ke situs lain pada orang yang sama).16
2.2.4 Manifestasi Klinis
Papiloma skuamosa oral dapat ditemukan pada bagian bibir dan mukosa
intraoral, dengan predileksi lidah, palatum dan uvula. 2,17 Lesi umumnya berukuran
kurang dari 1 cm. Lesi umumnya asimtomatik. 17 Papiloma skuamosa dibagi
menjadi dua jenis: isolated-soliter dan multiple-reccuring. Isolated-soliter
biasanya ditemukan di rongga mulut orang dewasa, sedangkan yang kedua
sebagian besar ditemukan di laringotrakeobronkial anak. Lesi isolated soliter
exophytic, bertangkai yang menyerupai kembang kol. Biasanya putih, tapi
kadang-kadang bisa menjadi merah muda. HPV lebih sering terjadi pada pasien
imunosupresi.16 Pasien yang positif HIV biasanya memiliki beberapa lesi oral.
Transformasi maligna dari papilloma lebih sering terjadi pada jenis multiple
rekuren.2 Kasus lain melaporkan dimana lesi papiloma skuamosa terjadi secara
bersamaan di rongga mulut dan daerah genital.7
2.2.5 Histopatologi
Terdapat banyak gambaran seperti jari yang panjang dan tipis di sepanjang
permukaan mukosa. Masing-masing gambaran yang menyerupai jari tersebut
dibatasi oleh epitel skuamus kompleks dan berisi jaringan ikat.3 Pola pematangan
sel normal dan terdapat gambaran hiperkeratosis pada epitel. Sel spinosa
berproliferasi menjadi bentuk papiler. Dapat terlihat gambaran sel koilosit-HPV.
Diatas sel epitel terdapat gambaran nukleus piknotik dan telah mengalami krenasi,
kadang dikelilingi oleh bagian yang edema atau zona optically-clear, yang
kemudian disebut sebagai sel koilositik, sel ini merupakan manifestasi akibat
terjadinya vakuolisasi sitoplasma perinuklear dari lapisan basal epitel. Sel ini
diperkirakan merupakan indikasi dari virally-altered state. Ditemukan juga sel-sel
inflamasi kronik. Hiperkeratosis 82% dan 72% parakeratosis. Hiperplasia basiler,
parabasiler, lapisan sel bergranuler, keratinisasi dan mitosis abnormal. Displasia:
atipikal dan kelainan maturasi.18
o Leher
Inspeksi : Pembesaran kelenjar limfe submandibula dekstra
sinistra (-), pembesaran kelenjar limfe submental (-),
pembesaran kelenjar limfe sublingual (-)
Palpasi : nyeri (-)
o Pemeriksaan Intraoral
Mukosa pipi kiri : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Mukosa pipi kanan : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Mukosa palatum : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Mukosa dasar mulut/ lidah : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Mukosa pharynx : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Kelainan periodontal : Tidak ada
Ginggiva RA : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Ginggiva RB : Edema (-/-), hiperemis (-/-)
Karang gigi : Minimal
Oklusi : Tidak ada kelainan
Palatum : Tidak ada kelainan
Supernumery teeth : Tidak ada
Diastema : Tidak ada
Gigi anomali : Tidak ada
c) Status Lokalis
o Pemeriksaan Intraoral (Lidah)
Inspeksi : Benjolan bertangkai pada lateral lidah dekstra.
Ukuran 2x3x5mm. Warna merah muda, permukaan
halus, berbentuk bulat dengan batas tegas
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak mobile
d) Status Dental
Inspeksi : 18,28 = unerupsi; 11,12,13,14,15,24,25 = abrasi servikal;
35 = karies; 36 = radix; 37,38,46,48 = missing
Sondasi, perkusi, tekanan, palpasi, mobilitas, vitalitas tidak dilakukan
e) Odontogram
Keterangan :
1.8, 2.8 unerupsi
3.7, 3.8, 4.6, 4.8 missing
3.6 radix
3.5 karies
1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 2.4, 2.5 abrasi servikal
Pasien didiagnosis tumor regio lateral lidah curiga jinak varian papilloma.
Penatalaksanaan kasus ini dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut
dengan pengangkatan jaringan benjolan atau eksisi biopsi. Untuk diagnosis
definitif ditegakkan setelah keluar hasil pemeriksaan jaringan oleh bagian patologi
anatomi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Squamous Papilloma. C2012 [updated 2012 Aug 1; cited 2015 Dec 15]. Available from:
www.maxillofacialcenter.com
2. Prashant PJ, Prashant VS, Rajiv SD. Squamous Papilloma: Case Report and Review of
Literature. Int J Oral Sci. 2010; 2(4): 222–225.
3. Singh AP, Jain S, Chaitra TR. Oral squamous papilloma: report of a clinical rarity. BMJ
Case Reports published online: 2 January 2013. Doi:10.1136/bcr-2012-007708.
4. Hellena LB, Mauro R, Aluizio A, et al. Recurrent Oral Squamous Papilloma in a HIV
Infected Patient: Case Report. 2014. Available from: http://cdn.intechopen.com/pdfs-
wm/33071.pdf
5. Hellena LB, Mauro R, Aluizio A, et al. Oral HPV Related Diseases: A Review and An
Update. 2014. Available from: http://cdn.intechopen.com/pdfs-wm/46324.pdf
6. Fabiana V, Fernanda N, Adriana E, et al. Etiologic Factors Associated with Oral Squamous
Cell Carcinoma in Non-Smokers and Non-Alcoholic Drinkers: A Brief Approach. Braz
Dent J. 2012; 23(5): 586-590.
7. Priscilla CR, Mara R, Dennis C, et al. Oral Squamous Papilloma and Condyloma
Acuminatum as Manifestations of Buccal-Genital Infection by Human Papillomavirus.
Indian J Sex Transm Dis. 2009; 30: 40-2.
8. Oswari E. Bedah dan Perawatannya. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2005. p: 232.
9. Waal IV, Snow GB. Chapter 72: Benign Tumors and Tumorlike of Oral Cavity and
Oropharynx.
10. Carneiro TE, Marinho SA, Verli FD, Mesquita ATM, Lima NL, Miranda JL. Oral
Squamous Papilloma: Clinical, Histologic and Immunohistochemical Analyses. 2009.
11. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial Pathology. 2 nd
ed. Rio de Janeiro: Guanabara Koogan; 2004. p: 304-305.
12. Schwartz RA. Oral Florid Papillomatosis Clinical Presentation [internet]. 2015 [updated
2015 Sep 08; cited 2015 Dec 14]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1081213-clinical#b5
13. Jaju PP, Suvarna PV, Desai RS. Squamous Papilloma: Case Report and Review of
Literature. 2010.
14. Gearhart PA, Randal TC, Buckley RM. Human Papilloma Virus. 2006. Medicine: Instant
Access to the minds of Medicine.
15. Rubin R, Strayer DS. Pathology: Clinicopathologic foundations of medicine. 6 th ed. 2012.
Baltimore: Lippinicott Williams & Wilkins.
16. DeLong L, Burkhart NW. General and Oral Pathology for the Dental Hygienist. 2013.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lipponcott Williams & Wilkins.
17. Vanessa N. New Zealand Dermatological Society "Squamous cell papilloma". New
Zealand Dermatological Society. 2007.
18. Nat Pernick, M.D. Oral cavity Other benign tumors / conditions Squamous papilloma.
2013.
19. Regezi J, Scuibba J, Jordan R (2003). Oral Pathology: Clinical Pathological Correlations.
4th eds. Philadelphia: Saunders, pp143-145.