Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian kinerja adalah sebuah tolok ukur untuk menilai tingkat
perkembangan kinerja mitra kerja dengan didasarkan pada analisa jabatan dan
mutu pelayanan rumah sakit. Penilaian kerja dilakukan secara periodik (setiap 3
bulan sekali) dengan melibatkan seluruh pimpinan unit, pihak manajemen dan
pihak yayasan. Pada tahap ini setiap mitra kerja di monitoring oleh atasan masing
– masing, apabila dijumpai permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di unit
kerja terkait maka langkah selanjutnya adalah dilakukan diskusi internal di Sub
Bagian SDM dan Diklat, telusur permasalahan, analisa, kemudian apabila belum
tercapai penyelesaian maka proses evaluasi kinerja akan dilakukan sampai
dengan tingkat Kepala Bagian unit terkait atau bila diperlukan sampai dengan
tingkat manajemen dan yayasan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan
terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Terkait dengan
penyelenggaraan upaya kesehatan sudah seharusnya dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi,
keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan
mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi,
perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan
upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Penilaian
kinerja di RSU Rajawali Citra dibedakan menjadi 2,yaitu :
1. Penilaian Kinerja Umum
Penilaian umum adalah mekanisme penilaian yang dilakukan oleh setiap
pimpinan, kepala unit kerja/bagian (atasan langsung) terhadap mitra kerja
yang dipimpin mencakup evaluasi apa dan bagaimana hasil kinerja mitra kerja
secara umum meliputi sikap, komunikasi dan tanggungjawab mitra kerja.
Penilaian kinerja umum dibedakan menjadi 2 :
a. Penilaian Kinerja bagi Mitra Kerja sebagai tenaga pelaksana
Adalah penilaian yang dilakukan oleh atasan langsung kepada mitra kerja
yang menjabat sebagai tenaga pelaksana.

b. Penilaian Kinerja bagi Pimpinan Unit Kerja

1
Adalah penilaian kinerja yang dilakukan atasan langsung kepada mitra
kerja yang menjabat sebagai kepala unit kerja sesuai dengan struktur
organisasi unit kerja.
2. Penialaian Kinerja Khusus
Penilaian khusus adalah penilaian yang dilakukan oleh masing – masing
komite di rumah sakit mencakup evaluasi terkait dalam bidang skill/
ketrampilan dari setiap mitra kerja.
Penilaian kinerja di RSU Rajawali Citra digunakan sebagai dasar untuk
penentuan :
1. Penilaian tenaga kontrak atau tenaga lainnya
Penilaian tenaga kontrak ditentukan oleh hasil penilaian dalam setiap tahapan
atau batasan waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja.
2. Dasar dalam pembinaan dan pengembangan mitra kerja
Mitra kerja akan berkesempatan untuk secara khusus berinteraksi/ berdiskusi
dengan atasan langsung/ tidak langsung/ bagian – bagian yang terakit dengan
proses pembinaan dan pengembangan mitra kerja. Pada kesempatan diskusi
tersebut penilai, atasan penilai dan bagian SDM dapat memberikan pembinaan
dan pengembangan kepada mitra kerja dan sekaligus mitra kerja dapat
mengungkapkan saran masukan/ keberatan.
3. Dasar dalam promosi jabatan
Mitra kerja yang akan dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi akan dilihat
penilaian klinerjanya selama periode tertentu.
Form penilaian kinerja harus diisi oleh penilai senidiri/ atasan langsung mitra
kerja yang bersangkutan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun pada
kenyataannya di lapangan atasan langsung dalam memberikan penilain kinerja
masih terdapat unsur subjektif sehingga penilaian kinerja bisa menjadi kurang
berfungsi secara objektif. Sebagian dari atasan langsung yang mempunyai
kewenangan untuk memberikan penilaian mitra kerja kerja terkadang didasarkan
pada perasaan kasihan, tidak enak dengan sesama rekan dll.

B. Dasar Hukum
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa standar tenaga kesehatan di rumah sakit
harus memiliki kualifikasi minimum tertentu. Secara teknis hal tersebut juga
ditekankan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 bahwa jumlah
tenaga kesehatan harus disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kesehatan
yang ada. Secara lebih terperinci dalam bab III Undang – Undang Republik
Indobesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dijelaskan bahwa

2
tenaga di bidang kesehatan di klasifikasikan menjadi 2, yaitu Tenaga Kesehatan
dan Asisten Tenaga Kesehatan. Secara teknis kualifikasi dan pendidikan bagi
masing – masing profesi termuat dalam peraturan dari masing – masing profesi,
antara lain :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2051 Tahun 2011 tentang Izin Praktik
Dokter
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Tenaga Teknologi
Laboratorium Kesehtaan
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
371/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
375/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Radiografer
j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
376/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi
k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
377/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan
l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perawat Gigi.
m. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
371/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis
Menurut Undang – Undang Republik Indobesia Nomor 13 Tahun 2003
pasal 1 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, pada pasal
4 disebutkan bahwa karyawan/pegawai adalah seseorang pekerja tetap yang
bekerja di bawah perintah orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan.
Penggunaan atau sebutan mitra kerja dalam hal ini didasarkan pada Peraturan
Kerja Bersama RSURajawali Citra, mitra kerja sebagai personal yang memenuhi

3
syarat dan telah diangkat dengan surat keputusan direktur. Jabatan mitra kerja
dibedakan atas :
1. Jabatan Struktural (Pimpinan)
Yaitu jabatan yang secara tegas terdapat dalam struktur organisasi rumah sakit.
Jabatan struktural (pimpinan) adalah suatu jabatan dimana orang yang
menempati posisi tersebut memiliki hak untuk memimpin sebuah unit kerja
dengan bantuan staf/ tenaga di bawahnya untuk menyelesaikan sebagian tugas
- tugasnya sesuai dengan perintah atasan langsung. Posisi manajerial terdiri
dari :
a. Kepala Bagian
Kepala Bagian adalah seorang pimpinan yang mempunyai wewenang lini
(line authority), berhak dan bertanggung jawab langsung memimpin suatu
unit kerja (Instalasi, Ruang dan Sub Bagian).
b. Kepala Instalasi/ Kepala Ruang/ Kepala Sub Bagian
Kepala Instalasi adalah pimpinan yang mempunyai wewenang staf (staff
authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk
memperlancar penyelesaian tugas - tugas kepala bagian dan memimpin
unit kerja.
c. Penanggung Jawab
Penanggung Jawab adalah pimpinan yang mempunyai wewenang staf
(staff authority) yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan
untuk memperlancar penyelesaian tugas - tugas kepala instalasi/ kepala
ruang/ kepala sub bagian dan memimpin unit kerja.
2. Jabatan Tenaga Pelaksana
Yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari
sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas
pokok organisasi, seperti tenaga kesehatan, tenaga administrasi atau tenaga
teknis non kesehatan lainnya. Menurut Undnag – Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa
standar tenaga kesehatan di rumah sakit harus memiliki kualifikasi minimum
tertentu. Secara teknis hal tersebut juga ditekankan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 bahwa jumlah tenaga kesehatan harus
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada. Tenaga
Kesehatan dikelompokkan ke dalam :
a. tenaga medis;
b. tenaga psikologi klinis;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kebidanan;

4
e. tenaga kefarmasian;
f. tenaga kesehatan masyarakat;
g. tenaga kesehatan lingkungan;
h. tenaga gizi;
i. tenaga keterapian fisik;
j. tenaga keteknisian medis;
k. tenaga teknik biomedika;
l. tenaga kesehatan tradisional; dan
m. tenaga kesehatan lain.
Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) dan wajib memiliki izin dalam bentuk Surat Izin
Praktik (SIP).
3. Jabatan Tenaga Medis, Tenaga Ahli dan Tenaga Lain
Yaitu jabatan yang tidak terkategori dalam jabatan struktural dan sifatnya
tidak permanent atau dapat bersifat sementara/ insidental, ditentukan oleh
batasan waktu atau batasan kebutuhan lainnya atau skala prioritas kebutuhan
rumah sakit. Posisi tersebut mencakup diantaranya adalah tenaga parttimer,
tenaga ahli tenaga harian lepas.

BAB II
RUANG LINGKUP

Prosedur penilaian kinerja bagi mitra kerja di RSU Rajawali Citra terbagi dalam
beberapa langkah berikut :
A. Tata Cara Penilaian Umum Mitra Kerja RSU Rajawali Citra
B. Komponen Penilaian Umum Mitra Kerja
C. Cara Perhitungan Penilaian Umum Mitra Kerja
D. Penilai

5
E. Cara Perhitungan Penilaian Umum Mitra Kerja
F. Tata Cara Penilaian Khusus Mitra Kerja

BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Cara Penilaian Umum Mitra Kerja RSU Rajawali Citra


Secara garis besar prosedur penilaian mitra kerja baik untukt mitra kerja maupun
tenaga kontrak di RSU Rajawali Citra sebagai berikut:
1. Bagian SDM menyusun format penilaian umum dan menginformasikan
kepada pimpinan/ atasan setiap mitra kerja (format penilaian terlampir).

6
2. Ketentuan pelaksanaan penilaian umum di RSU Rajawali Citra sebagai
berikut :
a. Penilaian kinerja umum disusun oleh bagian SDM
b. Penilaian kinerja umum mitra kerja dilakukan dengan menggunakan
Lembar Penilaian Umum.
c. Yang berhak memberikan penilaian umum adalah atasan langsung dari
mitra kerja yang bersangkutan.
d. Penilaian kinerja secara umum dilakukan secara periodik setiap 1 bulan
sekali.
e. Kepala unit kerja memberikan hasil penilaian kinerja kepada mitra kerja
yang bersangkutan, bagian SDM dan atasan langsung.Setiap unit kerja
terkait dan bagian SDM mendokumentasikan hasil prinout dan softfile
penilaian mitra kerja terkait.
f. aktu penilaian oleh atasan atasan langsung setiap bulannya dikumpulkan
tanggal 5.
g. Setiap kepala unit kerja menyerahkan hasil penilaian kinerja dari mitra
kerja yang dipimpin kepada bagian SDM dan atasan atasan langsung serta
mendokumentasikan di unit kerjanya masing – masing.
h. Setiap kepala unit bertugas menginformasikan hasil penilaian kinerja
kepada staf / mitra kerja yang dipimpin, atau dengan berkolaborasi
dengan bagian SDM.
i. Sebaliknya setiap mitra kerja dapat aktif meminta hasil penilaian kinerja
kepada atasan langsungnya.
3. Bagian SDM melakukan rekap dan analisa terhadap penilaian kinerja
4. Hasil penilaian dipergunakan sebagai berikut :
a. Evaluasi kinerja mitra kerja
b. Bahan pertimbangan promosi / demosi mitra kerja
c. Arsip SDM dan arsip unit kerja
d. Pertimbangan pemberian imbalan/ insentif
e. Penilaian kinerja di lakukan oleh atasan langsung sesuai degan struktur
organisasi unit kerja setiap 1 bulan sekali.

B. Komponen Penilaian Umum Mitra Kerja


Komponen penilaian umum mitra kerja dibedakan menjadi 3 kategori :
1. Penilaian kinerja bagi tenaga orientasi/ dalam masa prajabatan

7
Komponen penilaian mitra kerja sebagai tenaga orientasi/ masa prajabatan
adalah mengacu pada panduan penilaian orientasi khusus unit kerja di setiap
unit kerja masing – masing.
2. Penilaian kinerja bagi Mitra Kerja sebagai tenaga pelaksana
Komponen penilaian mitra kerja sebagai tenaga
pelaksana/Fungsinal/Operasional adalah sebagai berikut :

3. Penilaian kinerja bagi pimpinan unit kerja/ struktural


Komponen penilaian bagi pimpinan unit kerja/struktural sebagai berikut :

4. Aspek Penilaian Kinerja bagi Tenaga Pelaksana dan Tenaga Struktural


Aspek penilaian kinerja secara umum pada dasarnya sama, yang membedakan
adalah bahwa untuk posisi mitra kerja yang memiliki jabatan sturktural selain

8
penilaian didasarkan pada aspek penilaian tenaga pelaksana juga di tambah
dengan aspek penilaian manajerial.
a. Aspek penilaian kinerja secara umum (berlaku bagi tenaga pelaksana
maupun struktural) :
1) Kehadiran
Adalah ketepatan waktu/ jam hadir dan jam pulang. Jam hadir
diberikan toleransi keterlambatan maksimal 15 menit dari jam kerja
dalam setiap shift jaga.
2) Budaya 7 S
Adalah penilaian secara obyektif yang dilakukan oleh pimpinan
langsung tentang penerapan budaya 7S dalam menjalankan pekerjaan.
3) Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan
Adalah penilaian secara obyektif dari pimpinan langsung tentang
penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggungjawab dari mitra kerja
yang bersangkutan.
4) Komunikasi dan Penggunaan Bahasa Resmi Organisasi
Adalah penialaian yang diberikan oleh pimpinan langsung terkait cara
berkomunikasi dan penggunaan bahasa resmi oraganisasi dalam
melaksanakan kegiatan di rumah sakit.
b. Aspek penilaian kinerja pimpinan/ tenaga struktural sebagai berikut :
1) Laporan Bulanan Unit Kerja
Adalah laporan pimpinan unit kerja terhadap unit kerja yang menjadi
tanggung jawabnya secara periodik.
2) Presensi Kehadiran Kerja
Adalah ketepatan waktu/ jam hadir dan jam pulang. Jam hadir
diberikan toleransi keterlambatan maksimal 15 menit dari jam kerja
dalam setiap shift jaga.
3) Kehadiran Rapat
Sesuai agenda dan undangan, bila dilimpahkan atau ijin harus ada
pelimpahan secara tertulis dan ijin resmi ke sub bagian umum dan sub
bagian sdm, tembusan surat kepada pimpinan rapat koordinasi
gabungan dan rapat manajemen.

C. Cara Perhitungan Penilaian Umum Mitra Kerja


1. Perhitungan Penilaian Kinerja bagi Mitra Kerja sebagai tenaga pelaksana
Ketentuan perhitungan Penilaian Kinerja bagi Mitra Kerja sebagai tenaga
pelaksana/Fungsinal/Operasional sebagai berikut :
a. Semua komponen mepunyai rentang skore yang sama ( yaitu = 4,3, 2
dan1 )
b. Akumulasi dari skore penilaian yang diperoleh mitra kerja menentukan
kriteria hasil penilaian sebagai berikut :

9
c. Rumus perhitungan :

Nilai kinerja = Jumlah akumulasi skore diperoleh x 100%


Jumlah maksimal akumulasi skore seharusnya

2. Perhitungan Penilaian Kinerja Pimpinan Unit Kerja/Struktural


Ketentuan perhitungan Penilaian Kinerja bagi Pimpinan Unit Kerja/ Struktural
sebagai berikut :
a. Semua komponen mepunyai rentang skore yang sama ( yaitu = 4,3, 2
dan1 )
b. Akumulasi dari skore penilaian yang diperoleh mitra kerja menentukan
kriteria hasil penilaian sebagai berikut :

c. Rumus perhitungan :

Nilai kinerja = Jumlah akumulasi skore diperoleh x 100%


Jumlah maksimal akumulasi skore seharusnya

D. Penilai
Penilaian kinerja mitra kerja dilakukan oleh atasan secara berjenjang. Sebagai
contoh: staf pelaksana dinilai oleh kepala ruang/ kepala instalasi. Kepala ruang/
instalasi dinilai oleh kepala bagian dan seterusnya.

E. Periode Penilaian Umum Mitra kerja


Penilaian kinerja mitra kerja dikoordinasi oleh bagian SDM setiap 1 bulan sekali.
Pejabat penilai akan memberikan hasil penilaian kepada bagaian SDM paling
lambat setiap tanggal 5.

F. Tata Cara Penilaian Khusus Mitra Kerja

10
Ketentuan pelaksanaan penilaian khusus di RSU Rajawali Citra sebagai berikut :
a. Penilaian kinerja khusus disusun oleh masing – masing komite di rumah sakit.
b. Terdapat 3 komite di rumah sakit antara lain : Komite Medis, Komite
Keperawatan dan Komite Tenaga Non Medis dan Tenaga Kesehatan
Profesional Lain.
c. Penilaian kinerja khusus mitra kerja di RSU Rajawali Citra diukur dengan
menggunakan Lembar Penilaian Khusus dari masing – masing komite.
d. Yang berhak memberikan penilaian khusus adalah masing - masing komite
dan kepala unit kerja dari mitra kerja yang bersangkutan.
e. Penilaian khusus dilakukan secara periodik minimal 1 tahun sekali.
f. Komite masing – masing profesi memberikan hasil kredensial kepada mitra
kerja yang bersangkutan, bagian SDM dan atasan langsung.
g. Setiap hasil kredensial wajib didokumentasikan oleh unit kerja terkait, masing
– masing komite dan bagian SDM.
h. Penilaian kinerja khusus bagi tenaga medis didasarkan pada :
1) Kriteria OPPE :
a) Review terhadap operasi dan prosedur klinis lainnya dan hasilnya
berupa audit medis/klinis
b) Pola penggunaan darah dan obat-obatan.
c) Permintaan pemeriksaan test dan prosedur
d) Pola lamanya dirawat (length of stay)
e) Data morbiditas dan mortalitas
f) Praktek konsultasi dan spesialis
g) Kriteria relevan lainnya seperti ditentukan oleh rumah sakit.
2) Kriteria FPPE :
a) Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta
hasilnya (kepatuhan SPO/ outcome misal ILO, Reoperasi, Pneumoni
pasca operasi (anestesi)
b) Pola Penggunaan darah/Obat/alkes : keseuaian antara permintaan dgn
kebutuhan berupa jumlah kantung darah yg tidak digunakan.
Kepatuhan terhadap formularium. Penggunaan alkes yg tidka sesuai
SPO
c) Pola Permintaan tes/prosedur/Tindakan: Kepatuhan permintaan
penunjang/prosedur/tindakan sesuai SPO
d) Length of stay: berbasis dokter dan penyakit
e) Data Morbiditas dan mortalitas: kriteria morbiditas sesuai ndikator yg
digunakan

11
f) Jumlah kasus yang dikonsulkan/dirujuk ke spesialis lain
i. Penilaian kinerja Individu khusus Staf Keperwatan & Kebidanan ; Kesehatan
Lain & Non Kesehatan didasarkan pada uraian tugas dan hasil kerja yang
ditetapkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Format Penilaian Kinerja Tenaga Pelaksana/Fungsinal


2. Format Penialaian Kinerja Pimpinan Unit Kerja/Struktural
3. Lembar Monitoring dan Evaluasi Penilaian Kinerja
4. Sosialisasi Ketentuan Penilaian Kinerja
5. Hasil Penilaian Kinerja

DAFTAR PUSTAKA

12
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Keselamatan
Kerja.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan.

Undang – Undang Republik Indoensia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan.

Direktorat Jenderal Biana Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Repubilik


Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2011. Buku Standar
Akreditasi Rumah Sakit.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2012. PanduanPenyusunan Dokumen.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Tenaga Kesehatan

Peraturan Kerja Bersama RSU Rajawali Citra Tahun 2017.

S. Supriyanto dan Ernawati, 2010. Pemasaran Industri dan Jasa Kesehatan. Andi
Offset. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai