Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN SUBYEK DENGAN

HIPERSOMNIA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PSIKOLOGI KLINIS

DOSEN PEMBIMBING

Fajar Kawuryan, S.Psi,Msi

DISUSUN OLEH

Anggi Septiyani

201460046

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

FAKULTAS PSIKOLOGI

2015
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS SUBYEK KASUS KLINIS

I. IDENTITAS

A. SUBYEK

NAMA : GS
JENIS KELAMIN : Perempuan
ALAMAT : Ngembal Kulon,Kudus
USIA : 20 th
PEKERJAAN : Swasta
AGAMA : Islam
Pendidikan : S1
STATUS : Belum Menikah

B. IDENTITAS KELUARGA

NAMA L/P UMUR PENDIDIKAN KET

S L 58 SMA AYAH

M P 52 SMA IBU

DY P 31 S1 KAKAK
KANDUNG

SDW L 32 S1 KAKAKIPAR

NLK P 7 SD KEPONAKAN
C. GENOGRAM

KETERANGAN :

Subyek adalah anak kedua dari dua bersaudara,ia tinggal bersama dengan keluarga
kakak kandungnya (permepuan) yang terdiri dari kakak ipar laki laki dan keponakan
perempuan.
II . AGENDA KEGIATAN

NO TANGGAL KEGIATAN TEMPAT

1. 16 Desember 2015 Observasi Kampus

2. 17 Desember 2015 Observasi dengan kakak Rumah ngembal


kandung kulon

3. 18 Desember 2015 Observasi dengan rekan Toko,Jl Tanjung


kerja

4. 21Desember 2015 Psikoterapi Rumah ngembal


kulon

5. 22 Desember 2015 Psikoterapi Rumah ngembal


kulon

6. 23 Desember 2015 Psikoterapi Rumah ngembal


kulon
III . KELUHAN SUBYEK

Subyek mengeluhkan sejak pertengahan bulan November 2015 mengalami


perasaan selalu ingin tidur pada siang hari. Saat kerja ia merasa mendapat serangan
kantuk sekitar pukul 10.30 sampai siang hari. Subyek merasa hal ini sangat tidak
efektif karena ketika ia merasa mengantuk ia lalu tidur di kamar pegawai sekitar 30
menit . Pekerjaan menjadi menumpuk dan efektifitas waktu menjadi berkurang. Subyek
mengeluhkan jika ia merasa terbebani dengan sleep atttack yang ia alami akhir akhir
ini. Hubungan dengan rekan kerja menjadi kurang harmonis karena kurang adanya
kerjasama yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut pengakuannya,pernah
rekan kerja mengingatkan supaya ia bisa meningkatkan kinerjanya,bukan hanya tidur
tiduran saja. Akan tetapi teguran dari rekan kerjanya ini tidak bisa mengurangi rasa
kantuknya di saat jam jam kerja. Subyek merupakan seorang mahasiswa yang bekerja
di sebuah pertokoan.

Sebagai mahasiswa,ia harus berhasil didalam bidang akademis untuk menunjang


karirnya di masa depan. Hal inilah yang sering berada dalam pikirannya. Sehingga ia
sering merasa tidak tidur ketika sedang tidur . “Memang mata terpejam dan tubuh
terbaring,tapi ot ak seakan masih tetap kepikiran sesuatu ketika tidur ” ungkapnya.
Meski jadwal jam tidur masih tergolong normal yaitu antara jam 22.00-04.30 tapi
ketika siang hari ia masih merasa kantuk. Terkadang setelah bangun pagi dan
melaksanakan shalat subuh ia tidur lagi sampai pukul 06.30 kemudian mandi dan jam
7.30 baru berangkat kerja.

Ia juga mengeluhkan tentang hubungan relasi yang tidak sesuai dengan


ekspktasi. Ia menginginkan relasi yang hangat dan akrab,akan teeapi ketika
membangun relasi sering kali orang lain tidak memahami akan keinginannya untuk
kenal lebih dekat ,akibatnya teman yang baru dikenalnya itu justru menghindar
darinya.
IV. HASIL PENGUMPULAN DATA

A. OBSERVASI

1. Observasi penampilan fisik

Subyek adalah seorang gadis dengan tinggi badan ± 162cm dengan berat badan
54 kg. Berkacamata,berambut lurus pendek,wajah bersih,berpakaian rapi dan sopan.

2. Observasi saat di kampus

Subyek terlihat antusias saat mengikuti jam perkuliahan. Ia selalu


memperhatikan apa yang diucapkan oleh dosen dengan seksama. Ia datang lebih awal
dari teman teman yang lain. Tugas kuliah selalu ia kerjakan tepat waktu dengan baik
dan teliti. Ketika ada seminar ataupun kuliah umum yang diadakan oleh fakultas ia
selalu menyempatkan diri di sela sela pekerjaannya demi mengkuti acara. Ia
mengungkapkan bahwa seminar dan kuliah adalah sumber ilmu yang berharga sebagai
bekal ia ketika lulus nanti sehingga ia menjadi seorang profesional yang handal dan
berkompeten.

B. WAWANCARA

1. Alloanamnesis Kakak Kandung

Menurut DY sebagai kakak kandung subyek termasuk adik yang bertanggung


jawab karena di sela sela kesibukannya subyek selalu menyempatkan diri untuk
membersihkan lantai,seperti menyapu dan mengepel. Hubungan dengan hipersomnia
yang dialami oleh subyek adalah beliau selalu mengkhawatirkan ketika pada hari libur
subyek tidur terlalu lama sehigga sampai seharian tidak makan sama sekali.

2. Alloanamnesis Rekan Kerja Subyek

EC sebagai rekan kerja subyek sangat terganggu dengan hipersomnia yang


dialami oleh subyek. Pasalnya dalam bekerja dibutuhkan kerja sama yang baik antara
rekan yang satu dengan rekan yang lain. Ketika subyek merasa ngantuk dan pergi
tidur dikamar pegawai,maka pekerjaan menjadi tertunda semakin menumpuk dan
hanya membuang buang waktu. Pernah ia memperingatkan subyek untuk jangan tidur
saat bekerja,tapi hal ini tidak dapat menghentikan subyek untuk tidur saat jam kerja.

V. PERMASALAHAN

A. Kondisi kognitif
Subyek sangat sulit berkonsentrasi. Sulit berfikir dalam membuat
keputusan.

B. Emosi

Subyek terlihat apati,kurang mengekspresikan emosi.

C. Sosial

Subyek memiliki lingkungan sosial yang cukup luas. Dalam pergaulan di


kampus ia termasuk gadis yang supel,mempunyai banyak teman dan
cukup mudah bergaul. Ia menginginkan hubungan pertemanan yang
hangat dan akrab,akan tetapi seringkali orang lain tidak mengerti
keinginannya ini,justru mereka menghindar ketika subyek berusaha
untuk mengenal lebih dekat . Dalam lingkungan sosial kerja,ia juga
termasuk pegawai yang patuh dan rajin,akan tetapi sejak m engalami
hipersomnia hubungan subyek dengan pegawai yang lain agak renggang
dikarenakan subyek sering meninggalkan pekerjaan untuk tidur .

D. Motorik

Selalu ingin tidur di siang hari,mudah merasa lelah.


VI . DASAR TEORI

Hipersomnia adalah kantuk berlebihan yang terlihat dari tidur malam yang
berkepanjangan,sulit mempertahankan keadaan terjaga pada siang hari,atau episode
tidur yang tidak diinginkan pada siang hari.

Oversleeping atau hipersomnia dapat disebabkan Sleep Apnea, gangguan


berhenti bernafas sesaat ketika tidur , sehingga butuh siklus tidur lebih lama.
Penderita akan merasa lelah dan lemas meski sudah tidur lebih dari 10 jam. Selain itu
penyebab lainnya adalah stres, depresi dan kelelahan. Hipersomnia merupakan contoh
gangguan kesehatan jiwa akibat stres dan depresi. W akt u tidur rata-rata untuk
orang dewasa adalah delapan jam. Ada beberapa penyebab mengapa seseorang tidur
terlalu banyak – suatu kondisi medis disebut sebagai hipersomnia atau tidur
berlebihan. Ini adalah beberapa penyebab sementara yang dapat ditangani dengan
sedikit kemauan dan tekad.

Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang disebabkan karena


banyak hal. Misalnya adalah karena kehilangan harga diri,terbebani dengan tugas
pekerjaan,memikirkan masa depan,atau adanya ketidakpuasan dalam bersosialisasi.
Mereka yang mengalami masalah psikologis depresi atau stress biasanya akan merasa
putus asa yang terlalu dalam. Dan ia merasa dirinya tidak berguna. Gejala yang
ditunjukkan dar i masalah depresi ini adalah insomnia,hipersomnia, selera makan yang
kurang, lelah dan tidak bertenaga, agitasi, kehilangan minat terhadap sesuatu dan
perasaan bersalah yang mendalam.

Depresi sendiri dibagi menjadi dua yakni, depresi akut dan depresi ringan.
Depresi akut adalah depresi yang terjadi dengan gejala si penderita menjauh dari
keramaian dan benar -benar tidak ada aktivitas apapun. Sedangkan depresi ringan
biasanya pasien hanya merasa bersalah yang mendalam, putus asa dan beberapa gejala
lainnya.

Beberapa gejala depresi:

Kemungkinan hampir sepanjang hari merasa depresi dan paling utama terjadi di
pagi hari.

Setiap harinya merasa kelelahan dan juga hilangnya energi

Merasa bersalah dan merasa tidak berharga lagi

Mengalami gangguan pada konsentrasi atau menjadi ragu


Setiap harinya mengalami susah tidur atau insomnia dan juga hipersomnia atau
tidur yang berlebihan.

 Hampir setiap hari juga merasakan kehilangan minat atau juga kesenangan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Rasa gelisah yang menghampiri

Penyebab Depresi

Penyebab utama dari depresi adalah kurangnya berpikiran positif. Disaat seseorang
sedang mengalami depresi, maka biasanya mereka akan merasa bahwa sesuatu hal
yang buruk akan segera terjadi. Dan hal ini biasanya akan terjadi berulang kali. Orang
tersebut biasanya akan melihat kemungkinan terjadinya hal buruk pada sesuatu dan
dalam keadaan sadar atau juga dalam keadaan tidak sadar . Selain itu, mereka selalu
fokus pada masalah.

Hipersomnia yang dialami subyek adalah karena dampak dari depresi yang
dirasakannya. Subyek menjadi sering memikirkan tentang keseimbangan antara kuliah
dengan karier . Waktu dan tenaga menjadi masalah dalam menyeimbangkan keduanya.
Selepas bekerja,ia harus melanjutkan kulaih di sore hari. Belum lagi mengenai tugas
yang diberikan oleh dosen kepadanya. Ia menjadi terus kepikiran akan keseimbangan
keduanya di usianya yang masih sangat muda ini.
VII . DINAMIKA PSIKOLOGI

Subyek adalah seorang gadis yang sedang memasuki usia dewasa awal. Masa
Dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan individu setelah masa
remaja. Masa dewasa merupakan rentang kehidupan manusia yang paling rumit
dibandingkan dengan rentang kehidupan sebelumnya.Pengertian masa dewasa ini
dapat dihampiri dari sisi biologis, psikologis, dan pedagosis (moral-spiritual). Dari sisi
biologis, masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu
yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan
unt uk bereproduksi (berketurunan). Sedangkan dari sisi psikologis ditandai dengan
pentahapan seperti berikut

Teori Pentahapan Menurut Teori Santrock

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa menurut Santrock adalah :

1. Efisiensi Fisik

Pada tahap masa dewasa seseorang tidak lagi mengedepankan penampilan sebagi
mana yang pernah dilakukan ketika masa remaja, masa dewasa awal pun hampir tidak
lagi memperhatikan penampilan imitative sebagai pusat perhatian utama, melainkan
pandangan dalam aspek pekerjaan, membina rumah tangga yang sakinah, dan
bermasyarakat dengan relasi yang baik merupakan tugas paling diutamakan.

Bagi subyek,masa dewasa ini adalah masa dimana ia harus lebih memikirkan tentang
karier daripada hanya sebatas bersenang senang saja. Fisik,tenaga yang ia punya
akan dimaksimalkan sedemikian rupa untuk mencapai cita cita yang ia impikan.

2. Kemampuan Motorik

Motorik masa dewasa adalah gerak aktif yang sudah tidak lagi bermain-main,
menghabiskan waktu dengan hanya bersenang-senang.

Subyek terus berorientasi tentang bagaimana memanfaatkan waktu sebaik mungkin


untuk mencapai impiannya menjadi seorang professional. Akan tetapi karena terlalu
memikirkan akan hal ini subyek justru merasa mudah lelah dan efisiensi waktu menjadi
kurang.

3. Kemampuan Mental

Disamping masa dewasa adalah masa produktif yang berkelanjutan maka proses
kognitif yang beriringan dengan mental yang matang merupakan tugas masa dewasa
baik dewasa awal ataupun masa dewasa akhir .
Dengan bekerja ia sudah bisa mencukupi kebutuhan pribadinya sendiri. Hal inilah yang
menjadi sebuah kebanggaan baginya dalam menjalani hidup. Akan tetapi kenyataan
berkata lain,ia harus berjuang lebih giat lagi untuk menghadapi tantangan hidup.
Disinilah m entalnya diuji. Jika tidak kuat mental,depresi bahkan stres akan mulai
menjadi penyakit di dalam jiwanya.

4. Motivasi

Tidak menutup kemungkinan sebagai seorang yang memberi, akan memerlukan


kekuatan untuk membuat motivasi terhadap orang lain agar tidak mengalami
kebimbangan pemikiran.

Tujuan subyek sangat bagus dengan memikirkan keseimbangan antara kuliah dengan
karier ,akan tetapi motivasi yang dimiliki dirasa kurang untuk memperjuangkan tujuan
itu. Motivasi dari keluarga,dari sahabat dan dari rekan mampu membangkitkan lagi
gairah di dalam setiap aktivitasnya.

5. Model Peran

Kemadirian seseorang pada masa dewasa merupakan tujuan yang terjadi pada saat
terjadinya masa dewasa awal, sehingga pada tugasnya seseorang harus mampu
berperan sebagai humanis yang bisa menjadi panutan (model) baik bagi orang lain
khususnya bagi diri sendiri.

Dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas
alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30-an). Dianggap
kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal
pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan
yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada
masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga.
Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir juga hubungan
dalam keluarga,terlebih bagi mereka yang melanjutkan studi di universitas. Dan
masalah timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-
emosional. Masa dewasa awal menurut Hurlock adalah mereka yang berada dalam
hubungan usia antara 18-40 tahun.

Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa

a) Perkembangan fisik masa dewasa awal

1) Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego;

2) Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien;


3) Mengendalikan perasaan pribadi;

4) Keobyektifan orang matang memiliki sikap obyektif

5) Menerima kritik dan saran orang matang memiliki kemauan yang realistis,

6) Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi;

7) Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru;

Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah :

1) Usia reproduksi (Reproduktif Age)

2) Usia memantapkan letak kedudukan (setting down age)

3) Usia banyak masalah (problem age)

4) Usia tegang dalam hal emosi (emosional tension)

5) Masa keterasingan sosial

6) Masa komitmen

7) Masa ketergantungan

8) Masa perubahan nilai

9) Masa kreatif
VIII . DIAGNOSIS

AXIS I : F 32.0 EPISODE DEPRESIF RINGAN


F51.1HIPERSOMNIA NON ORGANIK
AXIS II : F60.5 GANGGUAN KEPRIBADIAN ANANKASTIK
AXIS III : TIDAK ADA
AXIS IV : MASALAH BERKAITAN DENGAN PEKERJAAN
MASALAH BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN
SOSIAL
AXIS V :

70- 61 = BEBERAPA GEJALA RINGAN & MENETAP,DISABILITAS RINGAN DALAM


FUNGSI PEKERJAAN DAN SOSIAL,SECARA UMUM MASIH BAIK

KETERANGAN

1. Episode Depresif ringan

Gejala yang tampak:

a) konsentrasi dan perhatian berkurang

b) harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c) gagasan tentang rasa bersalah

d) tidur terganggu

e) lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar 2


minngu. Jika dihitung sejak pertengahan bulan November sampai
sekarang makan gejala yang dialami subyek sudah berlangsung selama 4
minggu.

f) Sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa


dilakukan.

Kesulitan dalam hal ini adalah kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan


yang sudah menjadi tanggung jawabnya karena subyek selalu mengalami
sleep attack selama jam sibuk kerja. Kegiatan sosial yang biasa
dilakukan menjadi terganggu dengan gejala hipersomnia yang dialami
subyek. Yang biasanya bisa mengobrol dua jam menjadi berkurang satu
jam karena rasa kantuk yang timbul,ingin cepat cepat pulang karena
merasa lelah dan capai,interaksi dengan rekan menjadi berkurang.
Komunikasi juga berkurang.

2. Hipersomnia non organik

Berdasarkan dari hasil obervasi serta wawancara dapat disimpulkan bahwa subyek
saat ini mengalami Hipersomnia Non-Organik. Gambaran klinis pada penderita
Hipersomnia Non-Organik adala seperti berikut ini:

a. Rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari atau adanya serangan tidur /sleep
attacks yang tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang dan atau transisi
yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep
drunkness)

b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang
dengan kurun waktu yang lebih pendek,menyebabkan penderitaan yang cukup
berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

c. Tidak ada gejala tambahan narcolepsy atau bukti klinis untuk sleep apnoe

d. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk
pada siang hari.

3. Gangguan kepribadian ANANKASTIK

Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri ciri

1. Perasaan ragu ragu dan hati hati yang berlebihan

2. Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas

3. Preokupasi dengan hal hal yang rinci detail,peraturan,daftar dan urutan.


IX. INTERVENSI YANG SUDAH DILAKUKAN

NO TANGGAL THERAPY

1. 21Desember 2015 RELAXATION THERAPY

SLEEP RESTRICTION
THERAPY

2. 22 Desember 2015 TEMPORAL CONTROL


THERAPY

3. 23 Desember 2015 SLEEP HYGIENE

TEMPORAL CONTROL
THERAPY

PEMBERIAN SUGESTI DAN


POSITIVE THINKING BAGI
SUBYEK

Relaxationtherapy

Yaitu dengan merilekskan otot -otot dengan tujuan menurunkan ketegangan. Relaksasi
untuk mencegah kecemasan atau kekhawatiran. Menyarankan untuk berolahraga
ringan secara teratur di pagi hari seperti bersepeda atau senam pagi.

S l e ep restrictiont herap y.

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tidur , yaitu dengan
cara menambah waktu di atas tempat tidur untuk waktu tidur total rata-rata (jumlah
waktu tidur yang benar -benar digunakan untuk tidur ). Memajukan jam tidur secara
berkala.

Temporalcontroltherapy.

Terapi ini mengharuskan untuk bangun pada waktu yang sama setiap harinya,
menerapkan jadwal tidur supaya tubuh terbiasa dan akan merespon ketika saatnya
harus tidur /bangun.
Sleephygiene.

Yaitu dengan melakukan relaksasi, hanya ke tempat tidur jika benar -benar lelah atau
mengantuk, menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur , hindari kafein (kopi) 4-6
jam sebelum tidur , tidak merokok dan minum alkohol, hindari lingkungan tidur yang
tidak kondusif (kotor ,buku berserakan,televisi yang masih menyala,cahaya yang terlalu
terang, bising), kurangi minum sebelum tidur , hindari makan berat ,mandi air hangat 20
menit sebelum tidur , minum minuman mengandung susu untuk kenyamanan tidur .
Mengatur tempat tidur senyaman mungkin,mengatur suhu supaya tidak terlalu panas
atau terlalu dingin

Sugestid an pikiranPositifbagis ub yek

Meyakinkan bahwa ia bisa mewujudkan masa depan yang cerah dan dapat meraih cita
cita. Selalu berdoa dan berusaha,yakin semua usaha yang dilakukan akan menghasilkan
nilai yang sepadan dengan usaha. Memikirkan nilai yang sempurna sah sah saja,akan
tetapi pelajaran dalam setiap usaha untuk terus maju dengan segala permasalahan
itulah yang akan menjadi pengalaman paling berharga didalam hidup. Untuk mengatasi
tugas tugas di perkuliahan dapat disiasati dengan mengerjakan tugas dengan baik
sesuai prioritas,mencicil tugas (mengerjakan sedikit sedikit ).Untuk masalah hubungan
sosial bisa belajar untuk mengendalikan diri saat bersama dengan orang lain,mencoba
memahami akan kepribadian rekan baru sehingga tidak terjadi missperception dalam
menjalin relasi.
X. KETERBATASAN PENANGANAN KASUS

Proses penanganan kasus ini bukanlah hal yang mudah. Selain ilmu pengetahuan dan
pengalaman baru yang sangat bermakna,juga menemui berberapa hambatan dalam
menyelesaikan penanganan kasus ini. hambatan yang ditemui bersumber dari kondisi
internal maupun eksternal peneliti. hambatan hambatan tersebut menjadikan
penelitian ini memeiliki keterbatasan keterbatasan dalam beberapa hal,antara lain :

1. Keterbatasan Data

data dalam hal ini adalah data hasil observasi dan wawancara.

2. Keterbatasan waktu

Peneliti secara umum belum pernah menghadapi kasus gangguan tidur seperti yang
dialami subyek. Keterbatasan waktu dalam pemberian therapy dan dalam mengontrol
jam tidur subyek menjadi kekurangan dalam proses therapy yang dilakukan

3. Keterbatasan Ilmu

Ilmu atau theory yang dimiliki peneliti belumlah banyak dan mendalam,sehingga
penjelasan tentang kasus ini masih berdasarkan atas beberapa teori saja.
DAFTAR PUSTAKA
http://doktermerry.blogspot .co.id/2011/09/hipersomnia-penyebab-dan-cara.html?m=1
http://www.e-psikologi.com/epsi/kesehatan_ detail.asp

http://medicastore.com/seminar /108/Dampak_ Insomnia_ Terhadap_ Kesehatan_ Tubuh.

html

http://bramardianto.com/penyebab-tidur -terlalu-banyak.html

http://depresi.net /cara-mengatasi-depresi-ringan/

http://lilianihendrawati.blogspot .co.id/2015/06/dinamika-psikologis-wanita-

dewasa.html?m=1

Maslim,Rusdi dr Sp.Kj. 2013. DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA. JAKARTA : PT Nuh Jaya


Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus, dan Beverley Greene. 2003. Psikologi Abnormal.
Jakarta :Erlangga.

Nieto,dkk,200; Pepparad dkk,2000; Zwillich,2000


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai