Perdir HBL
Perdir HBL
NOMOR 002/PER/DIR/KRN-SPJ/III/2013
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana diharapkan dapat
meningkatkan kemampuannya agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. bahwa bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
kineja Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana tersebut,diperlukan
suatu peraturan internal rumah sakit.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan DIREKTUR Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana ini yang dimaksud
dengan:
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang selanjutnya disingkat RSIA Kirana adalah
institusi pelayanan kesehatan milik PT. Kirana Sepanjang yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
2. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah peraturan internal
rumah sakit yang disusun dalam rangka mengatur segala sesuatu penyelenggaraan
Rumah Sakit.
3. Direktur adalah pimpinan tertinggi rumah sakit yaitu seseorang yang diangkat oleh
Direktur PT. Kirana Sepanjang.
4. Komite Etik dan Hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas memberikan
pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan medico
etiko legal dan etika pelayanan rumah sakit, penyelesesaian masalah etika rumah
sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan
etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan “hospital
bylaws” dan “medical staff bylaws”, gugus tugas bantuan hukum dalam
penanganan masalah hukum di rumah sakit.
5. Staf medis adalah staf RSIA Kirana Sepanjang yang berprofesi sebagai dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi, yang bekerja di unit kerja tertentu dalam
melaksanakan pelayanan medis paripurna sesuai profesi atau spesialisasinya
masing-masing.
6. Komite medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi medis.
7. Kasie keperawatan adalah perangkat rumah sakit yang mempunyai fungsi utama
untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi.\
8. Kasie Penunjang Medis adalah Perangkat rumah sakit yang mempunyai fungsi
penunjang aktivitas /tindakan pelayanan yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana.
9. Satuan Pemeriksa Internal merupakan unit pelaksana RSIA yang membantu
Direktur dalam melakukan pengawasan keuangan, audit keuangan dan audit
manajemen rumah sakit.
10. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan unit pelaksana RSIA
Kirana yang membantu Direktur dalam melakukan pengawasan Mutu rumah sakit
dan keselamatan Pasien Rumah sakit ibu dan Anak Kirana.
11. Kasie adalah unsur di atas kepala unit di bawah Direktur yang mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan membantu kebutuhan organisasi rumah sakit dalam
menunjang pelayanan langsung kepada pasien.
12. Dokter adalah dokter dan/atau dokter spesialis yang melakukan pelayanan di
RSIA Kirana.
13. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis
keperawatan dan kebidanan untuk melakukan sekelompok pelayanan tertentu
yang diberikan melalui profesi untuk suatu periode tertentu.
14. Kewenangan klinis di rumah sakit (clinical appointment) adalah hak khusus
seorang staf medis, keperawatan, kebidanan, dan penunjang medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan di Rumah Sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya melalui surat penugasan klinis
(SPK).
15. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis, keperawatan, kebidanan,
dan penunjang medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis
(clinical privilege).
16. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis, keperawatan dan
kebidanan yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
17. Audit medis adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) RSIA Kirana adalah milik PT.Kirana Sepanjang yang merupakan satuan
organisasi di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang dikelola secara
khusus.
(2) Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur dan diberhentikan oleh Direktur
PT.Kirana Sepanjang
BAB III
VISI DAN MISI
Bagian Pertama
Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak KIrana
Pasal 3
Menjadi Rumah Sakit Yang terpercaya dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak
Bagian Kedua
Misi , tujuan, Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Pasal 4
Pasal 5
Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Kirana Ada Untuk Bayi Cerdas Anda
BAB IV
7 Nilai Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Pasal 6
1. Kejujuran
2. Ketaqwaan
3. Kedisiplinan
4. Tanggung jawab
5. Inovasi
6. Kebersamaan
7. Visioner
Pasal 7
BAB V
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 8
Pasal 9
BAB VI
RENCANA KERJA
Pasal 10
(1) Direktur membuat rencana kerja 5 tahunan yang disahkan oleh PT.Kirana
Sepanjang
(2) Untuk pelaksanaan rencana kerja 5 tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) direktur membuat program kerja dan anggaran tahunan.
BAB VII
KEWENANGAN PT. Kirana Sepanjang
Pasal 11
PT.Kirana Sepanjang berkaitan dengan pengelolaan RSIA berwenang:
(1) menetapkan peraturan tentang Hospital By Laws dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah Sakit;
(2) mengesahkan Rencana Strategis dan RKAT; dan
(3) memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku
dan memberikan penghargaan.
BAB VIII
PENYELENGGARAAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Organisasi dan Pejabat Pengelola Rumah Sakit
Pasal 12
Pasal 13
(1) Pejabat pengelola Rumah Sakit adalah Pejabat Struktural yang terdiri atas
Direktur, Kasie ,dan Kepala Unit pada Rumah Sakit.
(2) Pejabat pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
(3) Direktur bertanggung jawab terhadap operasional Rumah Sakit kepada
Direktur PT.Kirana Sepanjang
(4) Komposisi pejabat pengelola Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan, baik
jumlah maupun jenisnya, setelah dilakukan analisis organisasi guna memenuhi
tuntutan perubahan dengan mengusulkan kepada Direktur.
(5) Perubahan komposisi Pejabat Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan oleh Direktur.
Pasal 14
Bagian Kedua
Direktur
Pasal 15
Pasal 16
Tugas Pokok Direktur
(1) Menetapkan, mengatur, memimpin, membina, dan mengarahkan semua
kegiatan rumah sakit.
(2) Menjalankan kebijakan PT.Kirana Sepanjang dalam pengembangan RSIA
KIRANA.
(3) Menyampaikan kondisi dan perkembangan keuangan rumah sakit.
(4) Melaksanakan dan memelihara hubungn baik dengan pemerintah, Organisasi
Profesi, masyarakat dan Instansi terkait.
(5) Menetapkan kebijakan umum rumah sakit dalam :
(6) • Penyusunan rencana kerja
(7) • Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit
(8) Melaporkan kegiatan penyelenggaraan rumah sakit secara berkala kepada
PT.Kirana Sepanjang
Pasal 17
Uraian Tugas
(1) Mengarahkan, menetapkan program kerja rumah sakit jangka panjang, dan
jangka pendek.
(2) Menyusun, mengajukan rencana anggaran pendapatan belanja tahunan rumah
sakit kepada PT.Kirana Sepanjang
(3) Menetapkan kebijakan pelayanan bidang medis, dan non medis.
(4) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang telah disetujui oleh
PT.Kirana Sepanjang
(5) Menetapkan pengankatan, mutasi, kenaikan gaji, atau pengangkatan pegawai
serta memberhentikan pegawai.
(6) Menetapkan penerimaan dokter tamu/visiting, dokter praktek, serta
mahasiswa praktek.
(7) Membina pegawai serta mengusahakan hubungan kerja yang harmonis atar
unit kerja.
(8) Membina dan memelihara hubungan baik dengan pemerintah, organisasi
profesi, masyarakat dan instansi terkait.
(9) Mengawasi pelaksanaan pelayanan medis, pemasukan dan pengeluaran
keuangan serta pelaksanaan pelayanan penunjang lainnya.
(10) Memimpin dan melakukan penilaian/evaluasi pelaksanaan
operasional rumah sakit terhadap target yang telah dicanangkan serta
melaporkan hasil evaluasi /penilaian kepada PT.Kirana Sepanjang
(11) Bertanggung jawab atas terlaksananya visi misi rumah sakit.
(12) Bertanggung jawab atas kontinuitas serta pengembangan operasinal
rumah sakit yang sejalan dengan kebijakan yang telah disepakati oleh
yayasan dan direktur rumah sakit.
(13) Memberikan laporan tahunan operasional rumah sakit kepada
PT.Kirana Sepanjang atas semua hasil kerja rumah sakit.
Pasal 18
Tugas Pokok Kasie Keperawatan
(1) Tugas Pokok :
(2) Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan dan kegiatan teknis bagian
keperawatan.
(3) Memberikan pelayanan tanpa membedakan suku, agama, jenis kelamin, aliran
politik maupun kedudukan social.
(4) Menciptakan kerjasana yang baik dengan seluruh eleman
rumah sakit.
Pasal 19
Tugas pokok kasie Penunjang Medis
(1) Membantu Direktur terhadap perencanaan, pelaksanaan. pengelolaan,
pengawasan, pengendalian, dan penilaian program kerja di bidang
Penunjang Medis ( Farmasi, Laboratorium Gizi, dan Rekam Medis ) sesuai
yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(2)
(3)
(4) Uraian Tugas :
(5) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
Penunjang Medis.
(6) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit Penunjang
Medis.
(7) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(8) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan terhadap
unit dibawahnya.
(9) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan dan
program rumah sakit
(10) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(12) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal bidang Penunjang Medis
(13) Bertanggung Jawab atas barang inventaris di unitnya.
(14) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit Penunjang Medis kepada
Direktur
Pasal 20
Tugas Pokok kasie Keuangan
Uraian Tugas :
(1) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
Administrasi & Keuangan.
(2) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit
Administrasi & Keuangan.
(3) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(4) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan
terhadap unit dibawahnya.
(5) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan
dan program rumah sakit
(6) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(8) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal di unit Administrasi & Keuangan.
(9) Bertanggung jawab atas baranf inventaris diunitnya
(10) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit Administrasi &
Keuangan kepada Direktur.
Pasal 21
Tugas Pokok Kasie SDM & Umum
Merencanakan, melaksanakan, mengelola, mengawasi,
mengendalikan, dan menilai program kerja di bidang SDM dan Umum
sesuai yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
Uraian Tugas :
(1) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
SDM dan Umum ( Kesekretariatan, Security, Laundry, Diklat, Humas,
dan Sarana)
(2) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit SDM dan
Umum
(3) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(4) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan terhadap
unit yang dibawahinya.
(5) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan
dan program rumah sakit
(6) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(8) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal bidang SDM dan Umum.
(9) Bertanggung jawab atas barang inventaris di unitnya.
(10) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit SDM dan Umum kepada
Direktur.
BAB IX
KOMITE MEDIK ,KOMITE ETIK, KOMITE KEPERAWATAN DLL
Komite Medik
Pasal 22
(5) Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medik dilaksnaakan oleh Sub Komite
Kredensial yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinik sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.
b. Penyelenggaraa pemeriksaan dan pengkajian :
1. Kompetensi;
2. Kesehatan Fisik dan Mental;
3. Perilaku;
4. Etika Profesi;
5. Evaluasi data pendidikan professional kedokteran berkelanjutan; dan
6. Wawancara terhadap permohonan kewenangan klinis.
c. Penilaian dan pemutuan kewenangan klinis yang adekuat.
d. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medis.
e. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinik dan adanya permintaan komite medic.
f. Rekomendasi usulan kewenangan klinis disampaiakan kepada Direktur untuk
diterbitkan surat penugasan klinik.
(6) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis Komite Medik
memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medik rumah sakit; dan
c. Rekomendasi proses pendampingan bagi staf medis yang membutuhkan
(7) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medik
dilaksanakan oleh Sub Komite Etik yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. Rekomendasi pendisiplinan perilaku profesioanal di rumah sakit; dan
d. Pemberian nasehat, pertimbangan dalam pengambilan keputusan etik pada asuhan
medis pasien.
Pasal 23
Wewenang Komite Medik
Komite Etik
Pasal 24
Komite Keperawatan
Pasal 25
(1) Komite pencegahan dan pengendalian infeksi dibentuk dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
(2) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dibentuk guna membantu
Direktur dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.
(3) Susunan anggota Pencegahan dan Pengendalian Infeksi beserta tugas dan
wewenangnya akan diatur dalam peraturan direktur.
(4) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) mempunyai tugas :
a. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam pencegahan dan Pengendalian
Infeksi;
b. Menyusun serta menetapkan, mensosialisasikan dan mengevaluasi kebijakan
pencegahan dan pengendalian (PPI) rumah sakit;
c. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan masalah kejadian luar biasa
(KLB);
d. Merekomendasikan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi yang aman bagi yang menggunakan;
e. Membuat pedoman tata laksana pecegahan dan pengendalian infeksi;
f. Melaksanakan pemantauan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian infeksi;
g. Memberikan penyuluhan masalah infeksi kepada tenaga medik, non medik dan
tenaga lainnya serta pengguna jasa rumah sakit;
h. Melakukan analisis resiko infeksi pada setiap prosedur pelayanan;
i. Mengusulkan perbaikan bila ada temuan resiko infeksi; dan
j. Membuat laporan berkala kepada Direktur.
Pasal 27
(1) Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dibentuk dan bertanggung jawab kepada
direktur rumah sakit
(2) Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Ketua Peningkatan mutu dan keselamatan pasien mempunyai tugas :
1. Menyusun kebijakan dan strategi dan membuat program manajemen
resiko,manajemen mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
2. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam penyusunan program
manajemen resiko, penjaminan mutu dan keselamatan pasien;
3. Mengevaluasi terhadap implementasi SPO pelayanan dan
administrasi,program penjaminan mutu serta menjalankan peran dan
melakukan motivator, edukator, konsultasi, monitoring, evaluasi,
implementasi,program keselamatan pasien rumah sakit;
4. Menyusun dan mensosialisasikan laporan hasil pencapaian program
penjaminan mutu dan keselamatan pasien;
5. Memfasilitasi kegiatan terkait peneyelenggaraan pengembangan inovasi
dan gugus kendali mutu;
6. Melakukan koordinasi kepada bagian/bidang/komite/unit terkait
terhadap implementasi standar pelayanan yang berfokus pada pasien dan
manajemen;
7. Bersama-sama dengan bagian diklat rumah sakit melakukan pelatihan
internal mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
8. Melakukan koordiansi dengan unti terkait dalam RCA (Root Cause
Analyses) dan FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
9. Memproses laporan insiden keselamatan pasien (eksternal)
10. Membuat laporan ke direktur untuk disampaikan ke Dewan Pengawas;
dan
11. Mengkoordinir investigasi dan masalah terkait : 1) Kondisi Potensial
Cedera (KPC), 2) Kejadian Nyaris Cidera (KNC), 3)Kejadian Tidak
Cedera (KTC),40Kejadia Tidak Diharapkan (KTD) dan 5)Kejadian
Sentinel
b. Bidang peningkatan mutu mempunyai tugas :
1. Membuat rencana strategis dan menyusun panduan manajemen mutu;
2. Mengevaluasi impelemntasi SPO;
3. Berkoordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan pemantauan
indicator mutu;
4. Menganalisis hasil pencapaian indicator dan membaut laporan hasil
pemantauan mutu;
5. Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi internal rumah sakit tentang
pencapaian indikator mutu;
6. Menyusun dan mendistribusikan bahan rekomendasi terhadap pencapaian
indicator mutu;
7. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengembangan, inovasi dan gugus
kendali mutu; dan
8. Membuat laporan kegiatan pengembangan, inovasi dan gugus kendali
mutu.
c. Koordinator Keselamatan Pasien mempunyai tugas :
1. Membuat rencana strategis dan menyusun panduan keselamatan pasien
rumah sakit;
2. Melakukan pencatatan, pelaporan dan analisa masalah terkait dengan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dan
Kejadian Sentinel;
3. Memproses laporan insiden keselamatan pasien (eksternal) ke KKPRS;
dan
4. Mengkoordinir invesitigasi dan masalah terkait Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dan Kejadian Sentinel.
Pasal 28
(1) Satuan Pemeriksa Internal dibentuk dan bertanggung jawab kepada direktur.
(2) Satuan Pemeriksa Internal bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal
rumah sakit.
(3) Tugas dan tanggung jawab satuan pengawas internal (SPI) adalah :
a. Melakukan kajian dan analisa terhadap rencana investasi rumah sakit
khususnya sejauh mana uraian pengkajian dan pengeloaan resiko telah
dilaksanakan oleh unit – unit yang lain;
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, pemantauan,
efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi
dan pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia dan pengembangan rumah
sakit;
c. Melakuakn penilaian dan pemantauan mengenai system pengendalian
informasi dan komunikasi yang meliputi :
1. Informasi pentingnya rumah sakit teramin keamanannya;
2. Fungsi secretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi dapat
berjalan dengan efektif; dan
3. Penyajian laporanlaporan rumah sakit memenuhi peraturan dan
perundang-undangan;
d. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian internal yang
ditugaskan Direktur.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Satuan
Pemeriksa Internal (SPI) berfungsi sebagai unit monitoring yang bersifat independen
untuk :
a. Membantu Direktur agar dapat secara efektif mengamankan investasi dan
asset Rumah Sakit;
b. Melakukan penilaian desain dan implementasi pengendalian internal; dan
c. Melakukan analisa dan evaluasi efektif proses sesuaia dan prosedur pada
semua bagian dan unit kegiatan rumah sakit;
(5) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (4) disampaikan dalam
bentuk rekomendasi kepada Direktur;
(6) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur;
(7) Susunan organisasi, tugas, fungsi dan kewenangannya Satuan Pemeriksa Internal
akan diatur dengan Surat Keputusan Direktur.
BAB X
UNIT NON STRUKTURAL
Pasal 29
(1) Staf Medik adalan staf RSIA Kiirana yang berprofesi sebagai dokter umum, dokter
spesialis, dokter gigi, yang bekerja di unit kerja tertentu dalam melaksanakan
pelayanan medik paripurna sesuai profesi atau spesialisasinya masing-masing.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medik dikelompokkan berdasarkan profesinya
atau spesialisasinya yang disebut Kelompok Staf Medik (KSM).
(3) Kewenangan staf medik dalam melakukan pelayanan medik dan prosedur medik
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur atas rekomendasi Komite Medik yang
telah diatur dalam Peraturan Internal Staf Medik (Medical Staf Bylaws) RSIA
Kirana
Pasal 30
Pasal 31
BAB XI
BAB XII
KERJASAMA KONTRAK
Pasal 34
1. Direktur Rumah Sakit menjamin keberlangsungan pelayanan klinis dan manajemen
yang memenuhi kebutuhan pasien yang dapat dilakukan dengan jalan melalui
perjanjian kerjasama/kontrak;
2. Para pihak dapat memprakarsai atau menawarkan rencana kerjasama/kontrak
mengenai objek tertentu;
3. Apabila para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerima rencana
kerjasama/kontrak tersebut dapat ditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersama
dan menyiapkan rancangan perjanjian kerjasama/kontrak yang paling sedikit memuat
:
a. Subjek kerjasama/kontrak;
b. Objek kerjasama/kontrak;
c. Ruang lingkup kerjasama/kontrak;
d. Hak dan kewajiban para pihak;
e. Jangka waktu kerjasama/kontrak;
f. Penaminan mutu;
g. Pengakhiran kerjasama/kontrak;
h. Keadaan memaksa; dan
i. Penyelesaian perselisihan.
BAB XIII
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pasal 35
Perencanaan
Pasal 36
Penganggaran
1. Rumah sakit menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang
berpedoman kepada Renstra rumah sakit;
2. Penyusunan Renstra dan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, Aggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan sumber-sumber pendapatan rumah sakit lainnya.
BAB XIV
PEMBINAAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN
PENILAIAN KINERJA
Pasal 37
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 38
Evaluasi dan Penilaian Kinerja
Pasal 39
1. Tata kerja di RSIA Kirana dalam mencapai tujuan bersama adalah berlandaskan
kerjasama, transparansi, akuntabel, bertanggung jawab, mandiri dan berkeadilan.
2. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit mempunyai hubungan
jaringan pelayanan kesehatan khususnya jaringan rujukan kesehatan dengan institusi
pelayanan kesehatan lainnya diluar RSIA Kirana.
Pasal 40
Pasal 41
BAB XV
KEPEGAWAIAN
Pasal 42
1. Pengangkatan personalia pada struktur Direktur, kasie dan kepala unit ditetapkan
Direktur
2. Pengangkatan personalia pada struktur selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur setelah berkonsultasi dengan Direktur PT.Kirana Sepanjang
3. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 15 Maret 2013