Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA

NOMOR 002/PER/DIR/KRN-SPJ/III/2013

TENTANG

PERATURAN INTERNAL ( HOSPITAL BY LAWS )

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana diharapkan dapat
meningkatkan kemampuannya agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. bahwa bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
kineja Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana tersebut,diperlukan
suatu peraturan internal rumah sakit.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sbagaimana dimaksud pada


huruf a, huruf b perlu membentuk tentang Peraturan Internal (
Hospital By Laws ) Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana.

Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
147/MENKES/PER/I/2010 Tentang Perijinan Rumah Sakit;

3. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik


Indonesia Nomor AHU-27876.AH.01.01.Tahun 2010 tentang
Pengesahan Badan Hukum Perseroan

4. Keputusan kepala dinas Sidoarjo nomor ;


551.4.1/002/404.3.2/2015 tentang ijin Operasional Rumah
Sakit Ibu dan Anak Kirana

5. Keputusan PT.Kirana Sepanjang nomor : 001/SK/KRN-


SPJ/III/2013 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kirana
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSIA KIRANA TENTANG


PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KIRANA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan DIREKTUR Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana ini yang dimaksud
dengan:
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang selanjutnya disingkat RSIA Kirana adalah
institusi pelayanan kesehatan milik PT. Kirana Sepanjang yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
2. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah peraturan internal
rumah sakit yang disusun dalam rangka mengatur segala sesuatu penyelenggaraan
Rumah Sakit.
3. Direktur adalah pimpinan tertinggi rumah sakit yaitu seseorang yang diangkat oleh
Direktur PT. Kirana Sepanjang.
4. Komite Etik dan Hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas memberikan
pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan medico
etiko legal dan etika pelayanan rumah sakit, penyelesesaian masalah etika rumah
sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan
etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan “hospital
bylaws” dan “medical staff bylaws”, gugus tugas bantuan hukum dalam
penanganan masalah hukum di rumah sakit.
5. Staf medis adalah staf RSIA Kirana Sepanjang yang berprofesi sebagai dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi, yang bekerja di unit kerja tertentu dalam
melaksanakan pelayanan medis paripurna sesuai profesi atau spesialisasinya
masing-masing.
6. Komite medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi medis.
7. Kasie keperawatan adalah perangkat rumah sakit yang mempunyai fungsi utama
untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi.\
8. Kasie Penunjang Medis adalah Perangkat rumah sakit yang mempunyai fungsi
penunjang aktivitas /tindakan pelayanan yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana.
9. Satuan Pemeriksa Internal merupakan unit pelaksana RSIA yang membantu
Direktur dalam melakukan pengawasan keuangan, audit keuangan dan audit
manajemen rumah sakit.
10. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan unit pelaksana RSIA
Kirana yang membantu Direktur dalam melakukan pengawasan Mutu rumah sakit
dan keselamatan Pasien Rumah sakit ibu dan Anak Kirana.
11. Kasie adalah unsur di atas kepala unit di bawah Direktur yang mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan membantu kebutuhan organisasi rumah sakit dalam
menunjang pelayanan langsung kepada pasien.
12. Dokter adalah dokter dan/atau dokter spesialis yang melakukan pelayanan di
RSIA Kirana.
13. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis
keperawatan dan kebidanan untuk melakukan sekelompok pelayanan tertentu
yang diberikan melalui profesi untuk suatu periode tertentu.
14. Kewenangan klinis di rumah sakit (clinical appointment) adalah hak khusus
seorang staf medis, keperawatan, kebidanan, dan penunjang medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan di Rumah Sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya melalui surat penugasan klinis
(SPK).
15. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis, keperawatan, kebidanan,
dan penunjang medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis
(clinical privilege).
16. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis, keperawatan dan
kebidanan yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
17. Audit medis adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
BAB II
KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) RSIA Kirana adalah milik PT.Kirana Sepanjang yang merupakan satuan
organisasi di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana yang dikelola secara
khusus.
(2) Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur dan diberhentikan oleh Direktur
PT.Kirana Sepanjang

BAB III
VISI DAN MISI

Bagian Pertama
Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak KIrana

Pasal 3

Menjadi Rumah Sakit Yang terpercaya dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

Bagian Kedua
Misi , tujuan, Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana

Pasal 4

Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana adalah :


1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak kirana
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan
3. Meningkatkan suatu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
komitmen tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana


Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat yang
optimal

Pasal 5
Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Kirana Ada Untuk Bayi Cerdas Anda
BAB IV
7 Nilai Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana
Pasal 6
1. Kejujuran
2. Ketaqwaan
3. Kedisiplinan
4. Tanggung jawab
5. Inovasi
6. Kebersamaan
7. Visioner

Pasal 7

Peraturan Internal diterbitkan dengan tujuan:


a. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi RSIA Kirana;
b. Menjamin pengelolaan dan pelayanan kesehatan di RSIA Kirana yang aman,
bermutu dan manusiawi.

BAB V
TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 8

RSIA Kirana mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna,


efektif dan efisien dengan mengutamakan upaya pencegahan, penyembuhan,
pemulihan dan rujukan yang dilaksanakan secara komitmen

Pasal 9

Untuk menyelenggarakan tugas maka RSIA Kirana mempunyai fungsi:


1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi dengan mengutamakan
tata kelola klinis yang baik, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran,
kedokteran gigi dan kesehatan lain berbasis bukti dengan memperhatikan
aspek etika profesi dan hukum kesehatan.

BAB VI
RENCANA KERJA

Pasal 10

(1) Direktur membuat rencana kerja 5 tahunan yang disahkan oleh PT.Kirana
Sepanjang
(2) Untuk pelaksanaan rencana kerja 5 tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) direktur membuat program kerja dan anggaran tahunan.

BAB VII
KEWENANGAN PT. Kirana Sepanjang

Pasal 11
PT.Kirana Sepanjang berkaitan dengan pengelolaan RSIA berwenang:
(1) menetapkan peraturan tentang Hospital By Laws dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah Sakit;
(2) mengesahkan Rencana Strategis dan RKAT; dan
(3) memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku
dan memberikan penghargaan.

BAB VIII
PENYELENGGARAAN ORGANISASI

Bagian Kesatu
Organisasi dan Pejabat Pengelola Rumah Sakit

Pasal 12

(1) Susunan organisasi RSIA Kirana terdiri dari :


a. Direktur
b. Komite Etik dan Hukum;
c. Komite Medis;
d. Satuan Pemeriksa Internal;
e. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien;
f. Kasie Keuangan Pelayanan Medis
g. Kasie Keperawatan
h. Kasie Penunjang Medis
i. Kasie SDM & Umum
j. Unit Rawat Jalan
k. Unit UGD
l. Unit OK
m. Unit VK,OK,RB
n. Unit Neo dan Anak
o. Unit Instalasi Farmasi
p. Unit Fisoterapi
q. Unit Laborat
r. Unit Rekam Medis
s. Unit Gizi
t. Unit Accounting
u. Unit Kasir
v. Unit Logistik
w. Unit kesekretaritan
x. Unit Security
y. Unit Laundry
z. Unit Diklat
aa. Unit Humas
bb. Unit sarana
(2) Susunan organisasi, tugas, fungsi, wewenang dan uraian tugas pejabat yang
menduduki organisasi rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan
diatur dengan Peraturan Direktur.

Pasal 13

(1) Pejabat pengelola Rumah Sakit adalah Pejabat Struktural yang terdiri atas
Direktur, Kasie ,dan Kepala Unit pada Rumah Sakit.
(2) Pejabat pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
(3) Direktur bertanggung jawab terhadap operasional Rumah Sakit kepada
Direktur PT.Kirana Sepanjang
(4) Komposisi pejabat pengelola Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan, baik
jumlah maupun jenisnya, setelah dilakukan analisis organisasi guna memenuhi
tuntutan perubahan dengan mengusulkan kepada Direktur.
(5) Perubahan komposisi Pejabat Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 14

(1) Direktur dalam menjalankan tugas dan fungsinya wajib memperhatikan,


melaksanakan, dan menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen,
transparansi, akuntabel, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi,
kerjasama, efisiensi, dan efektifitas.
(2) Direktur melaksanakan sistem pengendalian internal di lingkungan kerjanya,
bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan staf dan memberikan
pengarahan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugasnya.
(3) Setiap kepala satuan unit kerja di rumah sakit wajib :
a. menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di
lingkungannya maupun dengan instansi lain;
b. membina dan membimbing bawahan guna menghindari peyimpangan dan
agar selalu bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku;
c. mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan
serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya;
d. mengolah setiap laporan/informasi yang diterima dari bawahannya dan
dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahan; dan
e. menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing.

Bagian Kedua
Direktur

Pasal 15

(1) Direktur RSIA Kirana terdiri dari :


a. Direktur;
(2) Direktur Rumah Sakit adalah dokter yang mempunyai pengalaman di bidang
perumah sakitan

Pasal 16
Tugas Pokok Direktur
(1) Menetapkan, mengatur, memimpin, membina, dan mengarahkan semua
kegiatan rumah sakit.
(2) Menjalankan kebijakan PT.Kirana Sepanjang dalam pengembangan RSIA
KIRANA.
(3) Menyampaikan kondisi dan perkembangan keuangan rumah sakit.
(4) Melaksanakan dan memelihara hubungn baik dengan pemerintah, Organisasi
Profesi, masyarakat dan Instansi terkait.
(5) Menetapkan kebijakan umum rumah sakit dalam :
(6) • Penyusunan rencana kerja
(7) • Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit
(8) Melaporkan kegiatan penyelenggaraan rumah sakit secara berkala kepada
PT.Kirana Sepanjang

Pasal 17
Uraian Tugas
(1) Mengarahkan, menetapkan program kerja rumah sakit jangka panjang, dan
jangka pendek.
(2) Menyusun, mengajukan rencana anggaran pendapatan belanja tahunan rumah
sakit kepada PT.Kirana Sepanjang
(3) Menetapkan kebijakan pelayanan bidang medis, dan non medis.
(4) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang telah disetujui oleh
PT.Kirana Sepanjang
(5) Menetapkan pengankatan, mutasi, kenaikan gaji, atau pengangkatan pegawai
serta memberhentikan pegawai.
(6) Menetapkan penerimaan dokter tamu/visiting, dokter praktek, serta
mahasiswa praktek.
(7) Membina pegawai serta mengusahakan hubungan kerja yang harmonis atar
unit kerja.
(8) Membina dan memelihara hubungan baik dengan pemerintah, organisasi
profesi, masyarakat dan instansi terkait.
(9) Mengawasi pelaksanaan pelayanan medis, pemasukan dan pengeluaran
keuangan serta pelaksanaan pelayanan penunjang lainnya.
(10) Memimpin dan melakukan penilaian/evaluasi pelaksanaan
operasional rumah sakit terhadap target yang telah dicanangkan serta
melaporkan hasil evaluasi /penilaian kepada PT.Kirana Sepanjang
(11) Bertanggung jawab atas terlaksananya visi misi rumah sakit.
(12) Bertanggung jawab atas kontinuitas serta pengembangan operasinal
rumah sakit yang sejalan dengan kebijakan yang telah disepakati oleh
yayasan dan direktur rumah sakit.
(13) Memberikan laporan tahunan operasional rumah sakit kepada
PT.Kirana Sepanjang atas semua hasil kerja rumah sakit.

Pasal 18
Tugas Pokok Kasie Keperawatan
(1) Tugas Pokok :
(2) Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan dan kegiatan teknis bagian
keperawatan.
(3) Memberikan pelayanan tanpa membedakan suku, agama, jenis kelamin, aliran
politik maupun kedudukan social.
(4) Menciptakan kerjasana yang baik dengan seluruh eleman
rumah sakit.

Pasal 19
Tugas pokok kasie Penunjang Medis
(1) Membantu Direktur terhadap perencanaan, pelaksanaan. pengelolaan,
pengawasan, pengendalian, dan penilaian program kerja di bidang
Penunjang Medis ( Farmasi, Laboratorium Gizi, dan Rekam Medis ) sesuai
yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(2)
(3)
(4) Uraian Tugas :
(5) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
Penunjang Medis.
(6) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit Penunjang
Medis.
(7) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(8) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan terhadap
unit dibawahnya.
(9) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan dan
program rumah sakit
(10) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(12) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal bidang Penunjang Medis
(13) Bertanggung Jawab atas barang inventaris di unitnya.
(14) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit Penunjang Medis kepada
Direktur

Pasal 20
Tugas Pokok kasie Keuangan

Membantu Direktur terhadap perencanaan, pelaksanaan.


pengelolaan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian program kerja di
bidang administrasi, keuangan/kasir, dan Akuntansi sesuai yang telah
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Uraian Tugas :
(1) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
Administrasi & Keuangan.
(2) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit
Administrasi & Keuangan.
(3) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(4) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan
terhadap unit dibawahnya.
(5) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan
dan program rumah sakit
(6) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(8) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal di unit Administrasi & Keuangan.
(9) Bertanggung jawab atas baranf inventaris diunitnya
(10) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit Administrasi &
Keuangan kepada Direktur.
Pasal 21
Tugas Pokok Kasie SDM & Umum
Merencanakan, melaksanakan, mengelola, mengawasi,
mengendalikan, dan menilai program kerja di bidang SDM dan Umum
sesuai yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Uraian Tugas :
(1) Merencanakan, megajukan, dan melaksanakan program kerja di bidang
SDM dan Umum ( Kesekretariatan, Security, Laundry, Diklat, Humas,
dan Sarana)
(2) Mengajukan rencana anggaran, pendapatan dan belanja unit SDM dan
Umum
(3) Mengatur dan membagi tugas pekerjaan di unitnya
(4) Melakukan pembinaan, penilaian, dan memberikan pengaahan terhadap
unit yang dibawahinya.
(5) Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk kelancaran pelayanan
dan program rumah sakit
(6) Menampung, menanggapi, dan memproses masukan-masukan
(pendapat, keluhan, usulan) di unitnya
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
(8) Bertanggung jawab atas kesiapan SDM baik dalam rekruitmen,
maajemen, dan pengembangannya dalam mendukung semua srategi
operasioal bidang SDM dan Umum.
(9) Bertanggung jawab atas barang inventaris di unitnya.
(10) Melaporkan aktifitas rumah sakit di unit SDM dan Umum kepada
Direktur.

BAB IX
KOMITE MEDIK ,KOMITE ETIK, KOMITE KEPERAWATAN DLL

Komite Medik
Pasal 22

(1) Komite medic dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur


(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medik dibantu oleh Sub Komite Kredensial,
Sub Komite Etik dan disiplin profesi dan Sub Komite Mutu Profesi
(3) Susunan anggota Komite Medik dan Sub Komite Medik beserta tugas dan
wewenangnya akan diatur dalam peraturan Internal Staf Medik (Medical Staf By
Laws) RSIA Kirana
(4) Komite Medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medic yang
bekerja di rumah sakit dengan cara :
a. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan
medis di RSIA Kirana;
b. Memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medic.

(5) Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medik dilaksnaakan oleh Sub Komite
Kredensial yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinik sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.
b. Penyelenggaraa pemeriksaan dan pengkajian :
1. Kompetensi;
2. Kesehatan Fisik dan Mental;
3. Perilaku;
4. Etika Profesi;
5. Evaluasi data pendidikan professional kedokteran berkelanjutan; dan
6. Wawancara terhadap permohonan kewenangan klinis.
c. Penilaian dan pemutuan kewenangan klinis yang adekuat.
d. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medis.
e. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinik dan adanya permintaan komite medic.
f. Rekomendasi usulan kewenangan klinis disampaiakan kepada Direktur untuk
diterbitkan surat penugasan klinik.
(6) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis Komite Medik
memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medik rumah sakit; dan
c. Rekomendasi proses pendampingan bagi staf medis yang membutuhkan
(7) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medik
dilaksanakan oleh Sub Komite Etik yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. Rekomendasi pendisiplinan perilaku profesioanal di rumah sakit; dan
d. Pemberian nasehat, pertimbangan dalam pengambilan keputusan etik pada asuhan
medis pasien.

Pasal 23
Wewenang Komite Medik

(1) Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis /delineation of clinical privilege.


(2) Memberikan rekomendasi surat penugasan klinik / clinical appointment.
(3) Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis / clinical privilege.
(4) Memberikan rekomendasi perubahan / modifikasi rincian kewenangan klinis /
delineation of clinical privilege.
(5) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis.
(6) Memberikan rekomendsi pendampingan / proctoring.
(7) Memberikan rekomendsi pemberian tindakan disiplin.

Komite Etik
Pasal 24

(1) Komite Etik dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur.


(2) Susunan anggota Komite Etik beserta tugas dan wewenangnya akan diatur dalam
peraturan direktur.
(3) Komite Etik dibentuk guna membantu Direktur untuk mensosialisasikan kewajiban
rumah sakit kepada semua unsur yang ada di rumah sakit meliputi kewajiban umum
rumah sakit, kewajiban rumah sakit terhadap masyarakat,kewajiban rumah sakit
terhadap masyarakat,kewajiban rumah sakit terhadap staf,menyelesaikan masalah
medikolegal dan etika rumah sakit serta melakukan koordinasi dengan Biro Hukum
dan Tim Penasehat / Advokasi Hukum yang ditunjuk Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana dalam menyelesaikan masalah medikolegal.
(4) Komite Etik merupakan badan non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur.
(5) Komite Etikdibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Direktur setelah
mempertimbangkan masukan dari para wakil direktur.
(6) Dalam melaksanakan tugas Komite Etik berfungsi.
(7) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (6) disampaikan secara
tertulis kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
(8) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) adalah
berdasarkan penugasan dari Direktur.

Komite Keperawatan

Pasal 25

(1) Komite keperawatan dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur.


(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Keperawatan dibantu oleh Sub Komite
Kredensial, Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi dan Sub Komite Mutu Profesi.
(3) Susunan anggota Komite Keperawatan beserta tugas dan wewenangnya akan diatur
dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By Laws) RSIA Kirana.
(4) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur Rumah Sakit
dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan
dan kebidanan serta peegembanga profesi berkelanjutan.
(5) Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan yang bekerja di rumah sakit dengan cara :
a. Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit;
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. Menjaga disiplin,etika dan perilaku profesi perawat dan bidan
(6) Dalam melaksanakan fungsi kredensial, komite keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun daftar kewenangan klinik dan buku putih;
b. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial;
c. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan;
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangn klinis;
e. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai dengan mutu yang ditetapkan;
dan
f. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur rumah sakit.
(7) Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu, profesi, Komite Keperawatan
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktek;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangn professional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai dengan kebutuhan.
(8) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan,
Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah maslaah pelanggaran disiplin an
maslah etk dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis; dan
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan da kebidanan.
(9) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite keperawatan berwenang :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangn klinis;
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis;
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu;
d. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis;
e. Memberikasn rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan; dan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disiplin.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Pasal 26

(1) Komite pencegahan dan pengendalian infeksi dibentuk dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
(2) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dibentuk guna membantu
Direktur dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.
(3) Susunan anggota Pencegahan dan Pengendalian Infeksi beserta tugas dan
wewenangnya akan diatur dalam peraturan direktur.
(4) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) mempunyai tugas :
a. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam pencegahan dan Pengendalian
Infeksi;
b. Menyusun serta menetapkan, mensosialisasikan dan mengevaluasi kebijakan
pencegahan dan pengendalian (PPI) rumah sakit;
c. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan masalah kejadian luar biasa
(KLB);
d. Merekomendasikan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi yang aman bagi yang menggunakan;
e. Membuat pedoman tata laksana pecegahan dan pengendalian infeksi;
f. Melaksanakan pemantauan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian infeksi;
g. Memberikan penyuluhan masalah infeksi kepada tenaga medik, non medik dan
tenaga lainnya serta pengguna jasa rumah sakit;
h. Melakukan analisis resiko infeksi pada setiap prosedur pelayanan;
i. Mengusulkan perbaikan bila ada temuan resiko infeksi; dan
j. Membuat laporan berkala kepada Direktur.

Peningkatan Mutu dan


Keselamatan Pasien

Pasal 27
(1) Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dibentuk dan bertanggung jawab kepada
direktur rumah sakit
(2) Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a. Ketua Peningkatan mutu dan keselamatan pasien mempunyai tugas :
1. Menyusun kebijakan dan strategi dan membuat program manajemen
resiko,manajemen mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
2. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam penyusunan program
manajemen resiko, penjaminan mutu dan keselamatan pasien;
3. Mengevaluasi terhadap implementasi SPO pelayanan dan
administrasi,program penjaminan mutu serta menjalankan peran dan
melakukan motivator, edukator, konsultasi, monitoring, evaluasi,
implementasi,program keselamatan pasien rumah sakit;
4. Menyusun dan mensosialisasikan laporan hasil pencapaian program
penjaminan mutu dan keselamatan pasien;
5. Memfasilitasi kegiatan terkait peneyelenggaraan pengembangan inovasi
dan gugus kendali mutu;
6. Melakukan koordinasi kepada bagian/bidang/komite/unit terkait
terhadap implementasi standar pelayanan yang berfokus pada pasien dan
manajemen;
7. Bersama-sama dengan bagian diklat rumah sakit melakukan pelatihan
internal mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
8. Melakukan koordiansi dengan unti terkait dalam RCA (Root Cause
Analyses) dan FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
9. Memproses laporan insiden keselamatan pasien (eksternal)
10. Membuat laporan ke direktur untuk disampaikan ke Dewan Pengawas;
dan
11. Mengkoordinir investigasi dan masalah terkait : 1) Kondisi Potensial
Cedera (KPC), 2) Kejadian Nyaris Cidera (KNC), 3)Kejadian Tidak
Cedera (KTC),40Kejadia Tidak Diharapkan (KTD) dan 5)Kejadian
Sentinel
b. Bidang peningkatan mutu mempunyai tugas :
1. Membuat rencana strategis dan menyusun panduan manajemen mutu;
2. Mengevaluasi impelemntasi SPO;
3. Berkoordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan pemantauan
indicator mutu;
4. Menganalisis hasil pencapaian indicator dan membaut laporan hasil
pemantauan mutu;
5. Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi internal rumah sakit tentang
pencapaian indikator mutu;
6. Menyusun dan mendistribusikan bahan rekomendasi terhadap pencapaian
indicator mutu;
7. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengembangan, inovasi dan gugus
kendali mutu; dan
8. Membuat laporan kegiatan pengembangan, inovasi dan gugus kendali
mutu.
c. Koordinator Keselamatan Pasien mempunyai tugas :
1. Membuat rencana strategis dan menyusun panduan keselamatan pasien
rumah sakit;
2. Melakukan pencatatan, pelaporan dan analisa masalah terkait dengan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dan
Kejadian Sentinel;
3. Memproses laporan insiden keselamatan pasien (eksternal) ke KKPRS;
dan
4. Mengkoordinir invesitigasi dan masalah terkait Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dan Kejadian Sentinel.

Satuan Pemeriksa Internal

Pasal 28

(1) Satuan Pemeriksa Internal dibentuk dan bertanggung jawab kepada direktur.
(2) Satuan Pemeriksa Internal bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal
rumah sakit.
(3) Tugas dan tanggung jawab satuan pengawas internal (SPI) adalah :
a. Melakukan kajian dan analisa terhadap rencana investasi rumah sakit
khususnya sejauh mana uraian pengkajian dan pengeloaan resiko telah
dilaksanakan oleh unit – unit yang lain;
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, pemantauan,
efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi
dan pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia dan pengembangan rumah
sakit;
c. Melakuakn penilaian dan pemantauan mengenai system pengendalian
informasi dan komunikasi yang meliputi :
1. Informasi pentingnya rumah sakit teramin keamanannya;
2. Fungsi secretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi dapat
berjalan dengan efektif; dan
3. Penyajian laporanlaporan rumah sakit memenuhi peraturan dan
perundang-undangan;
d. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian internal yang
ditugaskan Direktur.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Satuan
Pemeriksa Internal (SPI) berfungsi sebagai unit monitoring yang bersifat independen
untuk :
a. Membantu Direktur agar dapat secara efektif mengamankan investasi dan
asset Rumah Sakit;
b. Melakukan penilaian desain dan implementasi pengendalian internal; dan
c. Melakukan analisa dan evaluasi efektif proses sesuaia dan prosedur pada
semua bagian dan unit kegiatan rumah sakit;
(5) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (4) disampaikan dalam
bentuk rekomendasi kepada Direktur;
(6) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur;
(7) Susunan organisasi, tugas, fungsi dan kewenangannya Satuan Pemeriksa Internal
akan diatur dengan Surat Keputusan Direktur.
BAB X
UNIT NON STRUKTURAL

Kelompok Staf Medik

Pasal 29

(1) Staf Medik adalan staf RSIA Kiirana yang berprofesi sebagai dokter umum, dokter
spesialis, dokter gigi, yang bekerja di unit kerja tertentu dalam melaksanakan
pelayanan medik paripurna sesuai profesi atau spesialisasinya masing-masing.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medik dikelompokkan berdasarkan profesinya
atau spesialisasinya yang disebut Kelompok Staf Medik (KSM).
(3) Kewenangan staf medik dalam melakukan pelayanan medik dan prosedur medik
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur atas rekomendasi Komite Medik yang
telah diatur dalam Peraturan Internal Staf Medik (Medical Staf Bylaws) RSIA
Kirana

Pasal 30

Hak dan Kewajiban Pasien

1) Hak pasien meliputi :


a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RSIA
Kirana;
b. Memperoleh informasi tentang hak dan keajiban pasien;
c. Memperoleh layanan kesehatan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan bstandar profesi dan
standar prosedur operasional;
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapat;
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit;
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik dalam maupun luar Rumah Sakit;
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan complain yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan ynag dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya;
n. Memperoleh keamanan dan keselamtan dirinya selama dalam peraatan di Rumah
Sakit;
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuasi dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2) Kewajiban Pasien meliputi :


a. Mematuhi peraturan dan tata tertin yang berlaku di Rumahy Sakit;
b. Memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang keluhan riayat medis
yang lalu, hopitalisme medikasi/pengobatann dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan kesehatan pasien;
c. Mengikuti rencana pengobatan yang diadvisikan oleh dokter termasuk
instruksi para perawat dan professional kesehatan yang lain sesuai dokter;
d. Memberlakukan staf rumah sakit dan pasien lain dengan bermartabat dan
hormat serta tidak melakukan tindakan yang mengganggu pekerjaan rumah
sakit;
e. Menghormati privasi ornag lain dan barang milik Rumah Sakit;
f. Tidak membawa alkhohol dan obat-obat yang tidak mendapat
persetujuan/senjata kedalam Rumah Sakit;
g. Menghormati bahwa Rumah Sakit adalah area bebas rokok;
h. Mematuhi jam kunjungan dari Rumah Sakit;
i. Meninggalkan barang berharga di Rumah dan membawa hanya barang-barang
yang penting selama tinggal di Rumah Sakit;
j. Memastikan bahwa kewajiban financial atas asuhan pasien sebagiamana
kebijakan Rumah Sakit; melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan
rumah sakit/dokter;
k. Bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri bila mereka menolak
pengobatan atau advis dokternya; dan
l. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuat.

Pasal 31

Hak dan Kewajiban Dokter

(1) Hak dokter meliputi :


a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
c. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien, dan
d. Hak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSIA
Kirana

(2) Kewajiban dokter meliputi :


a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu;
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal;
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu; dan
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.
Pasal 32

Hak dan Kewajiban Rumah Sakit

(1) Hak Rumah Sakit meliputi :


a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya menusia sesuai
dengan klasifikasi Rumah Sakit;
b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi/jasa
pelayanan, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan
pelayanan;
d. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
f. Mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan;
g. Mempromosikan pelayanan kesehatan yang ada di RSIA Kirana sesuai
dengan ketentuan peratutan perundang-undangan; dan
(2) Kewajiban Rumah Sakit meliputi :
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan dengan kemampuan
pelayanannya;
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin;
f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulans gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di RSIA Kirana sebagai acuan dalam melayani pasien
h. Menyelenggarakan rekam medis;
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak anatara lain sarana
ibadah, parker, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak-anak, lanjut usia;
j. Melaksanakan sistem rujukan;
k. Menolak keinginan pasien ynag bertentangan dengan standar profesi dan
etika serta peraturan perundang-undangan;
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
n. Melaksanakan etika Rumah Sakit;
o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p. Melaksanakan program pemerintah dibidang kesehatn baik secara regional
maupun nasional;
q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran dan
tenaga kesehatan lainnya
r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws)
s. Melindungi dan memberikan bantuan hokum bagi semua petugas Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas dan
t. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa
rokok.

BAB XI

KEBIJAKAN, PEDOMAN DAN PROSEUR


Pasal 33

1. Kebijakan, Pedoman/Panduan, dan Prosedur merupakan kelompok dokumen


regulasi Rumah Sakit sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan;
2. Kebijakan merupakan regulasi tertinggi di Rumah Sakit kemudian diikuti
dengan Pedoman/Panduan dan selanjutnya Prosedur/Standar Prosedur
Operasional (SPO);
3. Review dan persetujuan atas kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur yang
berwenang sebelum diterbitkan adalah Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kirana
4. Proses dan ferkuensi review serta persetujuan berkelanjutan atas kebijakan,
pedoman/panduan dan prosedur dilakukan minimal setiap 3 (tiga) tahun sekali
dana tau bila terdapat perubahan atas Peraturan Perundangundangan yang
berlaku;
5. Pengendalian untuk menjamin bahwa hanya kebijakan, pedoman/panduan dan
prosedur terkini, dengan versi yang relevan tersedia pada unit pelaksana
dilakukan melalui dokumen terkendali yang dikelola oleh Sub Bagian Umum
Bagian Tata Usaha, dan Salinan yang berada di unit pelaksana dikendalikan
melalui Salinan Terkendali;
6. Identifikasi perubahan dalam kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur
dilakukan oleh Unit Pelaksana secara berjenjang sesuai hirarkhi structural;
7. Pemeliharaan idenstitas dan dokumen yang bisa dibaca harus diletakkan
ditempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana;
8. Pengelolaan kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur yang berasal dari luar
rumah sakit yang dijadikan acuan dikendalikan dengan mempergunakan
Dokumen melalui catatan formulir Master List Dokumen Eksternal;
9. Retensi dari kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur yang sudah tidak
berlaku mengacu pada Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang Retensi Dan
Penyusutan Arsip Non Rekam Medis;
10. Identifikasi dan penelusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan prosedur
mempergunakan buku registrasi dan master list yang dikelola oleh Sub Bagian
Umum Bagian Tata Usaha.

BAB XII

KERJASAMA KONTRAK
Pasal 34
1. Direktur Rumah Sakit menjamin keberlangsungan pelayanan klinis dan manajemen
yang memenuhi kebutuhan pasien yang dapat dilakukan dengan jalan melalui
perjanjian kerjasama/kontrak;
2. Para pihak dapat memprakarsai atau menawarkan rencana kerjasama/kontrak
mengenai objek tertentu;
3. Apabila para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerima rencana
kerjasama/kontrak tersebut dapat ditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersama
dan menyiapkan rancangan perjanjian kerjasama/kontrak yang paling sedikit memuat
:
a. Subjek kerjasama/kontrak;
b. Objek kerjasama/kontrak;
c. Ruang lingkup kerjasama/kontrak;
d. Hak dan kewajiban para pihak;
e. Jangka waktu kerjasama/kontrak;
f. Penaminan mutu;
g. Pengakhiran kerjasama/kontrak;
h. Keadaan memaksa; dan
i. Penyelesaian perselisihan.

4. Isi materi perjanian kerjasama/kontrak dikoreksi dan disepakati melalui pembubuhan


paraf para pejabat yang berwenang yaitu :
5. Seetlah dibubuhi paraf pada kedua belah pihak dan lanjut diberi nomor oleh para
pihak.
6. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur dan para pihak yang berwenang dengan
pemberian materai yang cukup.
7. Hasil kerjasma/kontrak dapat berupa uang, pemasangan iklan, barang, hasil pelayanan,
pengobatan, laboratorium, jasa lainnya dana tau nonmaterial berupa keuntungan. Hasil
kerjasama/kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa uang harus menjadi
pendapatan rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil
kerjasama/kontrak sebagimana dimaksud pada ayat (6) berupa barang harus dicatat
sebagai asset rumah sakit secara proporsional sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Hasil kerjasama/kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa
hasil pelayanan, pengobatan, laboratorium dan jasa lainnya harus sesuai dengan
kesepakatan yang tertuang didalam perjanjian kerjasama/kontrak yang telah
ditandatangani atau sesuai hasil addendum. Evaluasi kerjasama/kontrak dilaksanakan
oleh unit pelaksana yang diketahui secara berjenjang sesuai hirarkhi pejabat yang
berwenang.
8. Bila hasil evaluasi kerjasama/kontrak dinegosiasi kembali atau diakhiri, unit pelaksana
dan para pejabat secara berjenjang menjaga kontinuitas pelayanan kepada pasien.

BAB XIII
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 35
Perencanaan

1. Rumah sakit menyusun Rencana Strategis (Renstra) rumah sakit;


2. Renstra rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup pernyataan visi
misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima
tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan rumah sakit;
3. Visi sebagaimana dimaksud ayat (2), memuat suatu gambaran yang mencanangkan
tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan;
4. Misi sebagaimana dimaksud ayat (2), memuat sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan rumah sakit dapat terlaksana
sesuai dengan bidangnya dan berhasil dengan baik;
5. Program strategis sebagaimana dimaksud apada ayat (2), memuat program yang berisi
proses kegiatan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sampai dengan kurun
waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul;
6. Pengukuran pencapaian kinerja segaimana dimaksud pada ayat (2), memuat
pengukuran yang dilakukan dengan menggambarkan pencapaian hasil kegiatan
dengan disertai analisis dan factor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
tercapainya kinerja;
7. Rencana pencapaian lima tahunan sebagaimana dimaksud pad ayat (2), memuat
rencana capaian kinerja pelayanan tahunan selama 5 (lima) tahun;
8. Proyeksi keuangan lima tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memuat
perkiraan capaian kinerja keuangan tahunan selama 5 (lima) tahun.

Pasal 36
Penganggaran

1. Rumah sakit menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang
berpedoman kepada Renstra rumah sakit;
2. Penyusunan Renstra dan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, Aggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan sumber-sumber pendapatan rumah sakit lainnya.

BAB XIV
PEMBINAAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN
PENILAIAN KINERJA

Pasal 37
Pembinaan dan Pengawasan

1. Pembinaan teknis rumah sakit dilakukan oleh Rektor.


2. Pengawasan Operasional rumah sakit dilakukan oleh Satuan Pemeriksa Internal
sebagai internal auditor yang berkedudukan langsung dibawah Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak Kirana
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap rumah sakit selain dilakukan Rektor, Internal
Auditor juga dilakukan oleh Dewan Pengawas.

Pasal 38
Evaluasi dan Penilaian Kinerja

1. Visi dan Misi dipergunakan sebagai pedoman untuk membuat perencanaan


pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penilaian kinerja bagi Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana Telaah/perubahan Visi dan Misi dilakukan akibat terjadinya perubahan
kebijakan oleh Pemilik Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana.
2. Telaah/perubahan Visi dan Misi RSIA Kirana diajukan oleh Direktur kepada Direktur
PT.Kirana Sepanjang sesuai hasil rapat Tim Evaluasi Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kirana.
3. Visi dan Misi rumah sakit disahkan oleh Direktur PT.Kirana Sepanjang dan
disosialisasikan ke stakeholders oleh Direktur melalui Koordinator Humas RSIA
Kirana.
4. Evaluasi dan penilaian kinerja rumah sakit dilakukan setiap tahun oleh Direktur
PT.Kirana Sepanjang.
5. Evaluasi dan penilaian kinerja dilakukan bertujuan untuk mengukur tingkat
pencapaian hasil pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dan
RKAT.

Pasal 39

1. Tata kerja di RSIA Kirana dalam mencapai tujuan bersama adalah berlandaskan
kerjasama, transparansi, akuntabel, bertanggung jawab, mandiri dan berkeadilan.
2. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit mempunyai hubungan
jaringan pelayanan kesehatan khususnya jaringan rujukan kesehatan dengan institusi
pelayanan kesehatan lainnya diluar RSIA Kirana.

Pasal 40

Rapat di RSIA Kirana terdiri atas :


1. Rapat Direksi dengan peserta structural diselenggarakan sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan sekali.
2. Rapat khusus dengan peserta Direksi dan pihak terkait yang khusus diadakan
dalam masalah yang mendesak.

Pasal 41

Direktur berkewajiban memberikan petunjuk bimbingan pengawasan umpan balik dan


koreksi terhadap pekerjaan dari unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada
dalam lingkungan satuan kerjanya.

BAB XV
KEPEGAWAIAN
Pasal 42

Pengelolaan kepegawaian di lingkungan Rumah Sakit ditetapkan sesuai dengan


peraturan perundang-undangan, dan Peraturan Direktur yang berlaku.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43

1. Pengangkatan personalia pada struktur Direktur, kasie dan kepala unit ditetapkan
Direktur
2. Pengangkatan personalia pada struktur selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur setelah berkonsultasi dengan Direktur PT.Kirana Sepanjang
3. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 15 Maret 2013

Salinan disampaikan Yth : DIREKTUR,


Direktur RSIA Kirana

Dr. ACHMAD ICHBAL

Anda mungkin juga menyukai