Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN PENGURUS

YAYASAN WIJAYAKUSUMA KEBUMEN


NOMOR : 02/YWK/I/2017
Tentang
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KELOLA
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK WIJAYAKUSUMA

PENGURUS YAYASAN WIJAYAKUSUMA KEBUMEN

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Wijayakusuma, dipandang perlu menyempurnakan organisasi dan
tata kelola Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma

Mengingat : 1. Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 Tahun
2007
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan
Wijayakusuma Kebumen

Memperhatika : Hasil rapat tanggal 26 Desember 2016 tentang pembahasan organisasi


n Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN WIJAYAKUSUMA KEBUMEN


TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KELOLA RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN ANAK WIJAYAKUSUMA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma bertujuan:
a. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan.
b. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma terus
meningkat dan berkembang.
c. Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma.
d. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki
integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan
pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.
(2) Yayasan Wijayakusuma Kebumen adalah sebuah badan hukum berbentuk yayasan yang
berkedudukan di Kebumen, sebagai pemilik Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma.
(3) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma adalah Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak yang terletak di Jalan Gelatik Nomor 1A Kebumen.

BAB II
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma merupakan rumah sakit khusus ibu dan
anak yang memberikan pelayanan umum, spesialistik dan subspesialistik.
(2) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma dipimpin oleh Dewan Direksi yang
dipimpin seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Pengurus Yayasan Wijayakusuma Kebumen.

Pasal 3
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan paripurna yang dilandasi kompetensi dan etika profesi, serta berorientasi pada
keselamatan pasien, kepuasan pelanggan, dan pelayanan bermutu tinggi.

Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 3, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan umum, spesialistik dan subspesialistik;
2. Melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif;
3. Melaksanakan pelayanan rujukan;
4. Melaksanakan upaya peningkatan kompetensi melalui program pelatihan dan
pengembangan;
5. Melaksanakan upaya pengembangan pelayanan melalui pembentukan jejaring dengan
berbagai pihak baik swasta maupun instansi pemerintah;
6. Melaksanakan program mutu untuk secara terus menerus meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien;
7. Melaksanakan administrasi umum dan manajemen keuangan.

BAB II
ORGANISASI

Pasal 5
Susunan organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma terdiri dari:
1. Dewan Pengawas Yayasan Wijayakusuma;
2. Direktur;
3. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI);
4. Komite Pemingkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP);
5. Tim Pencegahan dan Pengendalain infeksi (PPI);
6. Komite Etika dan Hukum;
7. Komite Medis;
8. Komite Keperawatan;
9. Komite Rekam Medis;
10. Tim Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK);
11. Tim Farmasi dan Terapi (TFT);
12. Tim K3RS;
13. Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS);
14. Kepala Bidang Pelayanan Medis;
15. Kepala Bidang Penunjang Medis;
16. Kepala Bidang Administrasi Umum dan Keuangan; dan
17. Kepala Bidang Keperawatan.

Pasal 6
Dewan Pengawas Yayasan Wijayakusuma Kebumen adalah orang yang ditunjuk Yayasan
Wijayakusuma Kebumen yang bertugas sebagai pembina dan pengawas eksternal Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma dalam hal pemenuhan kebutuhan pelayanan, mutu
pelayanan, dan pengembangan jangkauan pelayanan kesehatan serta keselamatan pasien.

Pasal 7
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 6, Dewan Pengawas Yayasan Wijayakusuma
Kebumen menyelenggarakan fungsi:
1. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien
2. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma
3. Mengawasi penerapan etika rumah sakit, etika profesi, dan peraturan perundang-undangan
4. Melakukan pelaporan hasil pengawasan analisis hasil pembinaan dan pengawasan kepada
Yayasan Wijayakusuma Kebumen
5. Menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa dengan cara mediasi
6. Melakukan inspeksi penegakan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit Khusus Ibu
dan Anak Wijakusuma

Pasal 8
Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus Yayasan Wijayakusuma Kebumen dan
mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina
pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 8, Direktur mempunyai fungsi:


1. Koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi
2. Penetapan kebijakan penyelenggaraan rumah sakit sesuai dengan kewenangannya
3. Penyelenggaraan tugas dan fungsi rumah sakit
4. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi
5. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan

Pasal 9
Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit,
mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal rumah sakit.

Pasal 10
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 9, Satuan Pemriksaaan Internal (SPI)
mempunyai fungsi :
1. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen resiko di unit kerja rumah sakit
2. Penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan dan pemantauan efektifitas dan
efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang administrasi pelayanan, serta administrisi
umum dan keuangan
3. Pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang ditugaskan oleh
Direktur rumah sakit
4. Pemantauan pelaksanaan dan ketetapan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil
audit
5. Pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan dalam pelaksanaan
kegiatan operasional rumah sakit
Pasal 11
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit, mempunyai tugas:
1. Melaksanakan kegiatan penjaminan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
2. Melaksanakan kegiatan program peningkatan mutu di rumah sakit
3. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja unit dan individu
4. Melaksanakan kegiatan administrasi di Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Pasal 12
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 11, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
mempunyai fungsi:
1. Melaksanakan urusan penjaminan mutu dan keselamatan pasien
2. Mengkoordinasikan terlaksananya monitoring dan evaluasi indikator mutu di rumah sakit
3. Melaksanakan fungsi manajerial dalam rangka kegiatan Keselamatan pasien dan
Manajemen risiko
4. Melaksanakan fungsi manajerial dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja
unit dan individu
5. Melaksanakan urusan administrasi dan kesekretariatan

Pasal 13
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit, mempunyai tugas meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan melalui pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit, yang dilaksanakan oleh semua departemen/ unit di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, meliputi kualitas pelayanan, manajemen
risiko, clinical governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.

Pasal 14
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 13, Tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mempunyai fungsi (PPI):
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit
3. Membuat SPO PPI
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi
nosokomial
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi
yang menggunakan
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah
sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebar-luaskan data resistensi antibiotika
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety 
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali rencana
manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
sesuai dengan prinsip PPI
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan
infeksi
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur/ monitoring surveilans proses
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada
KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Pasal 15
Komite Etika dan Hukum bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, mempunyai tugas
memberi saran, nasehat, dan pertimbangan kepada Pimpinan dan Pemilik Rumah Sakit agar
setiap kebijakan dan keputusan Rumah Sakit sesuai dengan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
(KODERSI).

Pasal 16
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Pasal 15, Komite Etika dan Hukum
menyelenggarakan fungsi:
1. Memberikan pendidikan etika dalam pelayanan medis bagi seluruh pegawai rumah sakit.
2. Menyusun kebijakan rumah sakit agar konsisten untuk menerapkan GEP.
3. Membahas kasus etika di rumah sakit.
4. Memberikan konsultasi dan rujukan kasus etika institusi di rumah sakit.
5. Melakukan mediasi dengan membantu menyelesaikan perselisihan antara pasien dan
pihak Rumah Sakit dan mencari jalan keluar yang dapat diterima kedua belah pihak
6. Mediasi oleh Komite Etika dan Hukum diharapkan bisa efektif karena anggotanya adalah
tenaga senior, memiliki kredibilitas, bersifat multidisiplin
7. Komite Etika dan Hukum dapat mengundang berbagai pihak untuk membantu mediasi
sebelum dibawa keluar dari lingkup Rumah Sakit
8. Membantu semua pihak (dokter, Rumah Sakit, pasien, masyarakat) memahami etika
Rumah Sakit
9. Menangani masalah etika di Rumah Sakit  agar pelayanan Rumah Sakit dapat diberikan
secara bermutu, berkualitas, dan profesional, didukung dengan kerjasama dalam sistem
rujukan MAKERSI/ PERSI
10. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan Rumah Sakit  dengan
hadirnya Komite Etika dan Hukum
11. Menjamin terwujudnya pelaksanaan trilogi tata kelola Rumah Sakit

Pasal 17
Komite Medis bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, mempunyai tugas
meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di
rumah sakit
2. Memlihara mutu profesi staf medis
3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis

Pasal 18
(1) Untuk melaksanakan tugas kredensial pada pasal 17, Komite Medis menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku
b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku dan etika profesi
c. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran
d. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis
e. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat
f. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan
klinis kepada komite medis
g. Pelakasanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari Komite Medis
h. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
(2) Untuk melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis yang disebutkan pada
pasal 16, Komite Medis menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan audit medis
b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis
c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit
d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan
(3) Untuk melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis yang
disebutkan pada pasal 16, Komite Medis menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit
d. Pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien

Pasal 19
Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, mempunyai tugas
sebagai berikut:
1. Subkomite Kredensial bertugas merekomendasikan Kewenangan Klinis yang adekuat sesuai
kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan
2. Subkomite Mutu Profesi bertugas melakukan audit keperawatan dan merekomendasikan
kebutuhan pengembangan profesional berkelanjutan bagi tenaga keperawatan
3. Subkomite Etik dan Disiplin Profesi bertugas merekomendasikan pembinaan etik dan disiplin
profesi

Pasal 20
(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas sesuai pasal 18, yakni meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:
a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit;
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
(2) Untuk melaksanakan tugas Kredensial, Komite Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial;
c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan;
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis;
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan direktur Rumah Sakit
(3) Untuk melaksanakan tugas memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan
menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
(4) Untuk melaksanakan tugas menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Komite
Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

Pasal 21
Komite Rekam Medis bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, bertugas dalam
melaksanakan dan bertanggung jawab atas penyimpanan, penjajaran serta pengambilan
kembali berkas rekam medis.

Pasal 22
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 21, Komite Rekam Medis menyelenggakan
fungsi:
1. Menentukan standar dan kebijakan pelayanan terkait data rekam medis.
2. Mengusulkan bentuk formulir rekam medis.
3. Mengusulkan upaya yang perlu dalam penanggulangan pelayanan rekam medis.
4. Menganalisis tingkat kualitas informasi dan rekam medis di rumah sakit.
5. Menentukan jadwal dan materi rapat rutin Komite Rekam Medis.

Pasal 23
Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit, mempunyai tugas dalam pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir
secara terpadu dalam bentuk pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif.

Pasal 24
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 23, Tim PONEK menyelenggarakan fungsi:
1. Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan maternal dan perinatal
setiap tahunnya.
2. Melaksanakan pembinaan kualitas atau mutu profesi pelayanan bagi ibu dan bayi baru
lahir.
3. Melaksanakan pelatihan PONEK secara berkala sesuai dengan ilmu terkini.

Pasal 25
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, mempunyai
tugas:
1. Memberikan rekomendasi pada Direktur rumah sakit untuk mencapai budaya pengelolaan
dan penggunaan obat secara rasional
2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah sakit,
pedoman penggunaan antibiotika dan lain-lain
3. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap
pihak-pihak yang terkait
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan umpan
balik atas hasil pengkajian tersebut

Pasal 26
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 25, Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
menyelenggarakan fungsi:
1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk
dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap
efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe
obat, kelompok dan produk obat yang sama.
2. Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang
diusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam
kategori khusus.
4. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan
dan peraturanperaturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang
berlaku secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical
record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan
perawat.

Pasal 27
Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) bertanggung jawab kepada
Direktur Rumah Sakit, mempunyai tugas:

1. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur RS mengenai masalah-masalah


yang berkaitan dengan K3
2. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rumah
sakit.

Pasal 28
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 27, Tim K3RS menyelenggarakan fungsi:
1. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang
berhubungan dengan K3
2. Membantu Direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3, pelatihan dan
penelitian K3 di rumah sakit
3. Pengawasan terhadap program pelaksanaan K3 di RS
4. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
5. Koordinasi dengan unit –unit lain yang menjadi anggota K3RS
6. Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol bahaya, mengeluarkan
peraturan dan inisiatif pencegahan
7. Investigasi dan melaporkan kecelakaan, serta merekomendasikan sesuai kegiatannya
8. Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan gedung dan
proses

Pasal 29

Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit, mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, bimbingan dan
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan di dalam dan luar lingkungan
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma.

Pasal 30
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 29, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pemberdayaan masyarakat
dan promosi kesehatan
2. Pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan
4. Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehatan
5. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat bidang kesehatan
6. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan
7. Pelaksanaan administrasi pusat

Pasal 31
(1) Kepala Bidang Pelayanan Medis bertanggung jawab langsung kepada Direktur mempunyai
tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan supervisi operasional, serta menyiapkan
seluruh kebutuhan terkait pelayanan medis.
(2) Kepala Bidang Pelayanan Medis membawahkan:
a. Instalasi Rawat Jalan;
b. Instalasi rawat inap;
c. Instalasi Rawat Intensif;
d. Instalasi Gawat Daurat; dan
e. Kamar Operasi (OK).

Pasal 32
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 31, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah
Sakit menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana pemberian pelayanan medis
2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis
3. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
medis
4. Pemantauan dan evaluasi pelayanan medis

Pasal 33
(1) Kepala Bidang Penunjang Medis bertanggung jawab langsung kepada Direktur mempunyai
tugas menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan medis dan non medis,
dan perbekalan farmasi, serta melakukan penyiapan pemantauan dan pengendalian mutu
pelayanan dalam jajaran pelayanan penunjang medis.
(2) Kepala Bidang Penunjang Medis membawahkan:
a. Instalasi Laboratorium;
b. Instalasi Gizi;
c. Instalasi Radiologi;
d. Instalasi Farmasi;
e. Instalasi Rekam Medis;
f. CSSD;
g. Laundry; dan
h. IPSRS.

Pasal 34
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 33, Bidang Penunjang Medis
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang medis
2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medis
3. Pelakasanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
penunjang medis
4. Pengelolaan rekam medis
5. Pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang medis

Pasal 35
(1) Kepala Bidang Administrasi Umum dan Keuangan bertanggung jawab langsung terhadap
Direktur mempunyai tugas pengelolaan:
a. Administrasi Umum
b. Keuangan
(2) Kepala Bidang Administrasi Umum dan Keuangan membawahkan:
a. Tata Usaha dan Kepegawaian
b. Keuangan
c. Urusan Umum
d. Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 36
(1) Untuk melaksanakan tugas administrasi umum yang disebutkan pada pasal 35, Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi pengelolaan:
a. Ketatausahaan
b. Kerumahtanggaan
c. Pelayanan hukum dan kemitraan
d. Pemasaran
e. Kehumasan
f. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
g. Sumber daya manusia
h. Pendidikan dan pelatihan

(2) Dalam melaksanakan tugas keuangan yang disebutkan pada pasal 35, Bidang Administrasi
Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi pengelolaan:
a. Perencanaan anggaran
b. Perbendaharaan dan mobilisasi dana
c. Akuntansi

Pasal 37
(1) Kepala Bidang Keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan keperawatan.
(2) Kepala Bidang Keperawatan membawahkan:
a. Keperawatan Anak
b. Kebidanan

Pasal 38
Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 37, Bidang Keperawatan menyelenggarakan
fungsi:
1. Penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan
2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan
3. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di bidang keperawatan
4. Pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan

BAB IV
INSTALASI
Pasal 39
(1) Instalasi dipimpim oleh seorang Kepala.
(2) Tugas Kepala Instalasi adalah menyiapkan fasilitas agar pelayanan dapat terlaksana
dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
(3) Kepala Instalasi diangkat oleh Direktur.
(4) Organisasi Instalasi ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
BAB V
TENAGA KEPERAWATAN DAN TENAGA NON MEDIS
Pasal 40
(1) Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan, yang bertugas pada Instalasi dalam
jabatan fungsional.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga keperawatan berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Instalasi terkait.
(3) Penempatan tenaga keperawatan dilaksanakan oleh Kepala Bidang Keperawatan.

Pasal 41
(1) Tenaga non medis adalah tenaga yang bertugas tidak berkaitan langsung dengan bidang
medis.
(2) Tenaga non medis yang bekerja di Instalasi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Instalasi terkait.
(3) Pengaturan dan penempatan tenaga non medis dilaksanakan oleh Kepala Bidang terkait.

BAB VI
TATA KERJA
Pasal 42
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan kerja wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-maisng maupun antar
satuan kerja.

Pasal 43
Setiap pimpinan satuan kerja wajib membina dan melaksanakan bimbingan dan pengawasan
terhadap bawahan masing-masing.

Pasal 44
Setiap pimpinan satuan kerja wajib mengikuti dan mematuhi arahan dan keputusan yang dibuat
atasannya, dan menyampaikan laporan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 45
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan kerja wajib menyusun rencana kerja
dan membuat evaluasi berkala melalui forum rapat.
BAB V
PENUTUP
Pasal 46
Perubahan atas susunan dan tata kerja yang telah ditetapkan ini harus melalui Keputusan
Ketua Badan Pengurus Yayasan Wijayakusuma Kebumen.

Pasal 47
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kebumen
Pada tanggal : 01 Januari 2017

Pengurus
Yayasan Wijayakusuma Kebumen

Lelie Boedisetiati

Anda mungkin juga menyukai