Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas yang diampu oleh
Koernia Nanda Pratama Ns., M.Kep., Sp, Kom

Disusun oleh:

Kelompok 5 Kelas B

Risna Devi Yuniasti I1B017084


Win Asmo Dewanti I1B017085
Kustiara Alya Oktavianti I1B017087
Laela Fajrin Ramadhani I1B017088
Irma Rachmawati I1B017089
Casey Petry Daisiu I1B017091
Lili Amelia K. G I1B017092
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWAN
PURWOKERTO

2019

1. Definisi
a. Hemiparesis
Hemiparese (kelemahan) atau hemiplegia (kelumpuhan) pada sebagian
sisi tubuh dapat terjadi setelah serangan stroke. Kelainan ini biasanya
disebabkan karena kerusakan pembuluh darah bagian anterior atau arteri
serebral medial yang mengakibatkan infark pada korteks motorik
frontalis. Hemiplegia komplit melibatkan sebagian wajah, lidah, dan
ekstremitas atas dan bawah pada sisi tubuh yang sama. Infark pada
bagian sisi kanan otak akan mengakibatkan kelumpuhan pada bagian sisi
kiri tubuh karena jaras serabut saraf akan menyilang pada traktus
pyramidal yang melewati otak sampai medulla spinalis ( Yanti, C., Elly,
N. dan Susanto, P.H., 2013)
B. Throbbing

Istilah throbbing (N) pada bagian kepala mempunyai arti denyut, jadi
dapat dikatakan bahwa a throbbing head mempunyai arti kepala berdenyut dengan
rasa sakit yang tidak begitu keras. Trobing merupakan salh satu gejala dari
Hipertensi. Jika gejala-gejala tersebut diabaikan dan tidak segera ditangani maka efek
lain yang akan timbul karena hipertensi adalah kerusakan ginjal, perdarahan pada selaput
bening, pecahnya pembuluh darah di otak dan menyebabkan kelumpuhan.

Pengobatan sakit kepala ada berbagai macam cara, ada pengobatan modern dan
tradisional/alternative.Salah satu pengobatan sakit kepala adalah bekam. Bekam
merupakan suatu pengobatan Islam kuno yang dimodernkan dengan mengikuti kaidah
ilmiah. Tujuan dari bekam adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
Selain itu bekam juga menghilangkan rasa sakit, serta memulihkan fungsi tubuh. Bekam
dapat digunakan sebagai penanganan nyeri (Arief, 2009).

Astuti, A (2011) meneliti tentang “Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Rumah Sehat AFIAT Kecamatan Limo,
Depok”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimental dengan satu group
pre-test dan post-test tanpa group 7 control. Subyek penelitian berjumlah 25 orang yang
terdiri dari penderita hipertensi. Semua subyek diberikan perlakuan bekam sebanyak dua
kali dengan interval waktu dua minggu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
dilakukan bekam. Penelitian menggunakan uji T berpasangan. Hasil dari penelitian
terdapat pengaruh yang bermakna antara tekanan darah sistol sebelum dan sesudah terapi
bekam (P-value 0,000 untuk t-test). Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam dapat
menurunkan hupertensi.

Dalam penelitian Tandaju, Runtuwene, Kembuan (2016), stres mencetus


serangan nyeri kepala terbanyak yaitu pada 149 orang (84,6%), sedangkan faktor
pencetus yang paling sedikit ditemukan ialah perubahan cuaca yang mempengaruhi 34
orang (19,3%) (Tabel 2.1) (Tandaju, Runtuwene, Kembuan, 2016).

Langkah pertama dalam manajemen pasien dengan nyeri kepala adalah


penggalian riwayat. Tujuan penggalian riwayat nyeri kepala adalah untuk memberikan
pandangan yang komprehensif tentang nyeri kepala pasien dan mengetahui komorbiditas
yang terkait atau masalah yang mungkin mempengaruhi diagnosis dan perawatan.

C. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal sehingga memilik resiko
penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah di arteri yang bersifat sistemik dan berlangsung secara terus-menerus untuk
jangka waktu lama. Seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg disebut hipertensi

Russeni 2017, gangguan sistem peredaran darah yang lebih dr normal. Klasifikasi
5:
1. Sistolik
2. Prehipertensi 120
3. Hipertensi lebih dari 140/90
4. Hipertensi grade 1
5. Hipertensi grade 2 160/100

Dalam kasus faktor risiko karen ajenis kelamin, masuk usia menopause, karena
obesitas.

Pengelompokkan berdasarkan etiologi

1. Primer, tidak diketahui penyebabnya


2. Sekunder, penyakit kardiovaskuler

Hipertensi penyakit multifactorial. Mekanisme peningkatan tekanan darah


karena stress, aktivasi simpatis, mekanisme renal, asupan naatrium tinggi,
mekanisme vascular dan hormonal, karena gaya hidup dan makanan.

Penatalaksanaan :

Modifiksi gaya hidup, aktivitas fisik, penurunan BB, terapi


medikamentosa (anti hipertensi), bisa juga dengan non-farmakologis
seperti ROP dan acupressure Tanda gejala :

- Sakit kepala
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Palpitasi
- Throbbing
- Riwayat penyakit ginjal

D. Palpitasi
Palpitasi adalah perasaan perasaan (sensasi) yang tidak menyenangkan
yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak teratur. Klien sering tidur, dan
pola makan yang tidak baik, perempuan. Jadi hipertensi Pasien hipertensi, sudah
minum obat, dan juga hipertensi kan buthh waktu yang lama untuk jadi hipertensi
dan jadi penyumbatan di otak dan jantung sehingga ada throbbing (tanda dan
gejala dari hipertensi) dan palpitasi. Perempuan lebih berisiko terkena hipertensi
karena perempuan memiliki hormon yang mempengaruhi keelastisan pembuluh
darah.

Perempuan lebih meningkat hormone stresnya yaitu CRF

1. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot


DO : hemiparesis, kekuatan otot 3
DS : sulit aktivitas, stress
Terapi aktivitas, perawatan tirah baring
2. Nyeri
DS : throbbing, mencari terapi alternative
DO : tekanan darah tinggi
Terapi pemijatan
3. Stress
Titik tekan untuk peningkatan kekuatan otot, ada di jurnal JKI,
Tata cara : menekan titik akupointnya disertai teknik seperti vibrasi,
meremas, dll.

E. Asuhan Keperawatan

Diagnosa Outcome Intervensi


Hambatan mobilitas a) Toleransi terhadap a). Perawatan
fisik b.d penurunan aktivitas tirah baring
-Ajarkan latihan
kekuatan otot ditandai
aktivitas di tempat
dengan gangguan b) Pengetahuan : aktivitas
tidur
muskuloskeletal yang disaranan
-Monitor kondisi
pasien.
b). Terapi aktivitas
-Mengkaji
kemampuan pasien
dalam beraktivitas
-berkolaborasi
dengan ahli terapis
fisik (Akupressur)
-Bantu klien fokus
pada kekuatan yang
dimiliki.
c). Pemijatan
-kaji adanya
kontraindikasi
-pilih lokasi tubuh
yang akan dipijat
-pijat terus meneru,
halus, usapan yang
panjang.
-sesuaikan area
pemijitan, teknik ,
dan tekanan dengan
kenyamanan
pasien.
-sorong pasien
untuk napas dalam
dan rileks dalam
selama pemijatan.

Nyeri b.d Agen cedera a) Kontrol nyeri a) Terapi relaksasi


biologi Gunakan relaksasi
Indikator Sebelum Sesudah sebagai strategi
Mengguna tambahan sejalan
kan dengan terapi
tindakan
lainnya.
pengurang 3 1
b) Pemijatan
an nyeri
tanpa -kaji adanya
analgesik kontraindikasi
Melapork -pilih lokasi tubuh
an nyeri yang akan dipijat
3 1
yang
-pijat terus meneru,
terkontrol
halus, usapan yang
b) Tingkat nyeri panjang.
-sesuaikan area
Indikator Sebelum Sesudah pemijitan, teknik ,
dan tekanan dengan
kenyamanan
Nyeri yang
3 5 pasien.
dilaporkan

-sorong pasien
untuk napas dalam
Tekanan
3 5 dan rileks dalam
darah
selama pemijatan.
E. Terapi Komplementer

Stroke atau cerebrovascular accident disebabkan oleh putusnya aliran


darah ke otak atau oleh karena pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat
mengakibatkan gangguan muskuloskeletal yang berkontribusi berupa kelemahan
otot pada sisi kontralateral dengan lesi di otak. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar 2013 (Kementrian Kesehatan RI, 2013), stroke merupakan penyebab
kematian utama di Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mil dan berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Sebanyak 57,9 persen penyakit stroke
telah terdiagnosis (Adam, Nurachmah, & Waluyo, 2014).

Akupresur merupakan metode non-invasif berupa penekanan pada titik


akupunktur tanpa menggunakan jarum, biasanya hanya menggunakan jari atau
benda tertentu yang dapat memberikan efek penekanan sehingga lebih bisa
diterima dan ditoleransi oleh pasien dibandingkan akupunktur yang menggunakan
jarum. Akupresur bermanfaat dalam memperbaiki fungsi ektremitas atas melalui
efeknya untuk melancarkan pergerakan aliran qi (energi vital) di dalam tubuh
(Sebastian, 2009). Titik-titik akupunktur terdapat pada area skapula, yaitu Large
Intestine 15, Small Intestine 9, Triple Energizer 14, Gallbladder 21, Small
Intestine 11 dan Small Intestine 12.
Daftar Pustaka

Adam, M., Nurachmah, E., & Waluyo, A. (2014). RENTANG GERAK


EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE Pendahuluan Metode,
17(3), 81–87.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: Riskedas 2013.


Jakarta: Balitbangkes Kemkes RI. Diperoleh dari: http://www.depkes.
go.id/resources/download/general/Hasil%20Ris kesdas%202013.pdf

Shin, B. C. & Lee, M. S. (2007). Effects of aromatherapy acupressure on


hemiplegic shoulder pain and motor power in stroke patients: A pilot study.
The Journal Of Alternative And Complementary Medicine, 13 (2), 247–251.

Anda mungkin juga menyukai