Anda di halaman 1dari 18

m

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 18/Pdt.G/2015/PN Pdg.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Padang yang mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:
1. Putri Sri Indrayetti, tempat lahir di Padang, tanggal lahir 18 Oktober 1957, jenis kelamin perempuan, pekerjaan
Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan HOS. Cokroaminoto No. 64 A Padang ;
2. Putri Yuliandriani, tempat lahir di Padang, tanggal lahir 17 Juli 1974, jenis kelamin perempuan, pekerjaan Ibu
Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan HOS. Cokroaminoto No. 64 A Padang;
Keduanya beradik kakak selaku penerima kuasa dari Mamak Kepala Waris (MKW) kaum Putri Sari Diam,
dengan Surat Kuasa tanggal 9 Januari 2015 yang dilegalisir oleh Notaris Kamrizal Eka Dharma, S.H. Nomor
417/L/2015 tanggal 9 Januari 2015 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang dibawah
Nomor 54/PF.Pdt/ II/2015 tanggal 13 Februari 2015, untuk selanjutnya disebut sebagai para Penggugat;
M E L A W A N:
1. Aldrin Bin Anas, tempat lahir di Padang, tanggal lahir 22 Juli 1969, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan Wiraswasta,
bertempat tinggal di Jalan HOS. Cokroaminoto nomor 64 A Padang, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat
I;

2. Nurmali, tempat lahir di Pariaman, tanggal lahir 30 Juni 1952, jenis kelamin perempuan, pekerjaan Ibu Rumah
Tangga, bertempat tinggal di Jalan Bandar Gereja nomor 9 A Padang, untuk selanjutnya disebut sebagai
Tergugat II;
Ida Marlina, tempat lahir di Padang, tanggal lahir 6 Maret 1978, jenis kelamin perempuan, pekerjaan Mengurus
Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jalan Bandar Gereja nomor 9 A Padang, untuk selanjutnya disebut sebagai
Tergugat III a;
3. Novirman Toska Indra, tempat lahir di Padang, tanggal lahir 15
November 1976, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Bandar Gereja nomor
9 A Padang, untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat III b;
Pengadilan Negeri tersebut;
1. Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan;
2. Setelah mendengar kedua belah pihak yang berpekara;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa para Penggugat dengan surat gugatan tanggal 2
Februari 2015 yang diterima dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang pada tanggal 2
Februari 2015 dalam Register Nomor 18/ Pdt.G/2015/PNPdg;
Menimbang, bahwa gugatan penggugat yang telah diubah sebagai
berikut:
1. Bahwa penggugat mempunyai harta pusaka tinggi kaum yang diperoleh secara turun temurun dari Ninik
Penggugat Putri Rakena Gading, buah perut Putri Sari Diam Jurai Putri Rakena, yang terkenal dengan Sertifikat
Hak Milik (SHM) No. 905;
2. Bahwa diatas tanah kaum tersebut, berdiri beberapa rumah dan warung yang Penggugat sewakan/kontrakkan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
m kepada beberapa orang dan salah satunya disewa oleh para Tergugat;
3. Bahwa adapun yang menjadi obyek perkara saat ini adalah rumah yang ditempati oleh Tergugat I dan yang
disewa oleh Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b, yaitu rumah Jalan HOS. Cokroaminoto nomor 64 A
dan warung yang terletak di Jalan HOS. Cokroaminoto Nomor 64 Padang serta rumah Jalan Bandar Gereja
nomor 9 A Padang dan warung Jalan Bandar Gereja nomor 9 A Padang;
Untuk selanjutnya mohon disebut : Obyek Perkara;
4. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2008, orang tua Penggugat bernama Hj.Putri Nilawati (Almh.) yang selama ini
mengurus kontrak/sewa tanah
dan rumah diatas tanah milik kaum Putri Sari Diam Jurai Putri Rakena, karena beliau telah uzur, memberi kuasa
kepada Penggugat selaku anak perempuannya dalam buah perut Putri Sari Diam Jurai Putri Rakena dan
Tergugat I sebagai saksinya;
5. Bahwa setelah Ibu Penggugat yang bernama Hj. Putri Nilawati (Almh.) wafat tanggal 17 November 2010, agar
tidak terjadi kesimpang siuran dalam pembayaran uang kontrak/sewa tanah dan rumah, Mamak Kepala Waris
(MKW) telah membuat Surat Penunjukan Ahli Waris tanggal 05 Januari 2011 untuk melanjutkan pengelolaan
tanah dan menerima sewa kepada Penggugat, maka berdasarkan Surat Penunjukan tersebut Penggugat
membuat Surat Edaran tertanggal 22 Januari 2011 yang ditujukan kepada para penyewa;
6. Bahwa para penyewa/pengontrak memang membayar kontrak/sewa kepada Penggugat, sesuai dengan Surat
Edaran tanggal 22 Januari 2011 yang telah diterima para Tergugat, begitu juga awalnya Tergugat II, Tergugat
III a dan Tergugat III b membayar kontrak/sewa kepada Penggugat terakhir tahun 2013 sesuai perjanjian
kontrak/sewa tanggal 13 Desember 2011 an. Tergugat II dan perjanjian kontrak/sewa tanggal
10 Januari 2012 an. Tergugat III a. Sedangkan Tergugat I tidak membayar sewa/kontrak warung lagi kepada
Penggugat semenjak Ibu/ orang tua kami meninggal dunia;
7. Bahwa untuk kontrak/sewa tahun 2014, Tergugat II, Tergugat III a dan
Tergugat III b membayar kepada Sdr. Aldrin bin Anas Tergugat I
(Saudara laki-laki Penggugat) dengan alasan diminta oleh Tergugat I;
8. Bahwa Tergugat I selaku saudara laki-laki Penggugat tidak berhak untuk menagih kontrak/sewa tanah dan
rumah harta pusaka tinggi kaum, bahkan Tergugat I mengatakan bisa menggadaikan serta menjual tanah atau
rumah yang berada diatas tanah pusaka tinggi Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 905 tersebut;
9. Bahwa perbuatan Tergugat I yang menagih kontrak/sewa kepada
Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b untuk dirinya sendiri, bahkan tinggal diatas tanah pusaka kaum
Penggugat, serta perbuatan Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b yang tidak mematuhi
Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011 disamping Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 13 Desember 2011 an.
Tergugat II dan Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 10 Januari 2012 an. Tergugat III a, maka perbuatan Tergugat
I, Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum ( on
recht matigedad);
10. Bahwa Penggugat telah beberapakali menemui para Tergugat untuk menyelesaikan masalah ini, akan tetapi
tidak pernah mendapat tanggapan dari para Tergugat, apalagi Tergugat I yang senantiasa mengeluarkan kata-
kata kotor dan justru membela para Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b;
11. Bahwa dengan tidak ditanggapinya kedatangan Penggugat, Penggugat merasa sangat dirugikan sekali, karena
Penggugat tidak dapat dengan leluasa menguasai obyek perkara beserta kontrak/sewa rumah karena telah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
m diserahkan kepada Tergugat I yang tidak berhak menerimanya yang apabila dinilai dengan uang sebesar Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah)/per tahunnya dan ditambah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)/per bulan hingga
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
12. Bahwa untuk menyelamatkan harta pusaka tinggi kaum Penggugat dari tindakan para Tergugat yang tidak baik,
lebih-lebih lagi ancaman Tergugat I yang bisa menggadaikan ataupun mengalihkan obyek perkara kepada pihak
lain, maka Penggugat mohon kiranya Pengadilan dapat meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap
obyek perkara tersebut diatas;
13. Bahwa gugatan ini Penggugat ajukan disertai dengan alat bukti yang lengkap menurut hukum, maka Penggugat
mohon agar putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta walaupun ada Banding, Kasasi maupun Verzet;

Maka oleh sebab itu


Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka dengan ini mohon
kepada Pengadilan Negeri Klas I A di Padang untuk dapat memanggil dan memeriksa kami kedua belah pihak
yang berperkara di persidangan pada hari
Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011 disamping Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 13 Desember 2011 an.
Tergugat II dan Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 10 Januari 2012 an. Tergugat III a, maka perbuatan Tergugat
I, Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum ( on
recht matigedad);
14. Bahwa Penggugat telah beberapakali menemui para Tergugat untuk menyelesaikan masalah ini, akan tetapi
tidak pernah mendapat tanggapan dari para Tergugat, apalagi Tergugat I yang senantiasa mengeluarkan kata-
kata kotor dan justru membela para Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b;
15. Bahwa dengan tidak ditanggapinya kedatangan Penggugat, Penggugat merasa sangat dirugikan sekali, karena
Penggugat tidak dapat dengan leluasa menguasai obyek perkara beserta kontrak/sewa rumah karena telah
diserahkan kepada Tergugat I yang tidak berhak menerimanya yang apabila dinilai dengan uang sebesar Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah)/per tahunnya dan ditambah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)/per bulan hingga
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
16. Bahwa untuk menyelamatkan harta pusaka tinggi kaum Penggugat dari tindakan para Tergugat yang tidak baik,
lebih-lebih lagi ancaman Tergugat I yang bisa menggadaikan ataupun mengalihkan obyek perkara kepada pihak
lain, maka Penggugat mohon kiranya Pengadilan dapat meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap
obyek perkara tersebut diatas;
17. Bahwa gugatan ini Penggugat ajukan disertai dengan alat bukti yang lengkap menurut hukum, maka Penggugat
mohon agar putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta walaupun ada Banding, Kasasi maupun Verzet;

Maka oleh sebab itu


Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka dengan ini mohon
kepada Pengadilan Negeri Klas I A di Padang untuk dapat memanggil dan memeriksa kami kedua belah pihak
yang berperkara di persidangan pada hari
dan waktu yang ditentukan untuk itu dan seterusnya mohon memberikan putusan yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan obyek perkara adalah harta pusaka tinggi kaum Putri Rakena Gading, buah perut Putri Sari Diam,
Jurai Putri Rakena ;
3. Menyatakan sah Surat Penunjukan Ahli Waris dari Mamak Kepala waris (MKW) tanggal 05 Januari 2011 yang
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
m menyatakan bahwa Penggugat adalah berwenang sepenuhnya untuk memungut kontrak/sewa rumah dan sewa
tanah;
4. Menyatakan sah, kuat dan berharga, Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011, Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 13
Desember 2011 an. Tergugat II dan Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 10 Januari 2012 an. Tergugat III a;
5. Menyatakan Tergugat I tidak berhak/tidak berwenang memungut sewa/ kontrak rumah yang ada diatas tanah
pusaka tinggi kaum Putri Sari Diam, Jurai Putri Rakena yang dikenal dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 905
serta tidak berhak memberi izin dalam bentuk apapun kepada para penyewa tanah dan rumah, karena yang
berhak hanyalah Mamak Kepala Waris (MKW) Putri Sari Diam Ir. Nizhamul Latif, MSc;
6. Menyatakan perbuatan Tergugat I yang menagih sewa rumah untuk dirinya sendiri pada Tergugat II, Tergugat III
a dan Tergugat III b serta tidak mematuhi Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011 dan justru menikmati hidup
tinggal/menetap diatas obyek perkara, adalah perbuatan melawan hukum (on recht matigedad);
7. Menghukum para Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat secara tanggung renteng sebesar Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah),-/per- tahun dan ditambah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)-/per- bulan hingga
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
8. Menyatakan Sita Jaminan adalah kuat dan berharga;
9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II,Tergugat IIIa dan Tergugat IIIb, untuk mengosongkan obyek perkara dari
segala hak miliknya ataupun hak milik orang lain yang diperdapat dari padanya dan menyerahkan/
mengembalikan obyek perkara kepada Penggugat. Jika ingkar dengan bantuan alat Negara (ABRI/POLRI);
10. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta, walaupun ada Banding, Kasasi maupun Verzet (uit
voor baar bij vor raad);
11. Menghukum para Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini;
Seandainya Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil adilnya.
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan kedua belah pihak berperkara telah
hadir di persidangan, untuk pihak para Penggugat datang menghadap sendiri-sendiri, untuk Tergugat I dating
menghadap sendiri sedangkan untuk Tergugat II datang menghadap sendiri dan selaku kuasa insidentil dari
Tergugat III a dan Tergugat III b, berdasarkan Surat Izin Beracara Secara Insidentil Nomor
5/SLISDT/PDT/III/2015 tanggal 2 Maret 2015 dan Surat Kuasa Khusus yang dibuat dihadapan Panitera
Pengadilan Negeri Padang dengan Nomor 5/SK/PDT/Isdtl/III/2015, tanggal 2 Maret 2015;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian diantara para pihak melalui mediasi
sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengadilan dengan
menunjuk Dinahayati Syofyan, S.H., M.H. Hakim Pengadilan Negeri Padang sebagai Mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Mediator tanggal 3 Maret 2015 upaya perdamaian tidak
berhasil;
Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan
dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh para Penggugat;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan para Penggugat tersebut,
Tergugat I telah memberikan Jawaban tanggal 17 Maret 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut:
Mempermaklumkan kami yang bertanda dibawah ini selaku Pihak
12. Tergugat I dalam perkara Perdata Nomor 18/Pdt.G/2015/PN Pdg. hendak menyampaikan kehadapan Yang Mulia
Majelis Hakim dan Anggota yang terhormat, Eksepsi dan Jawaban terhadap gugatan Penggugat dalam perkara
ini, namun sebelumnya sampai pada hal yang dimaksud ada baiknya diberikan gambaran umum, Tentang dan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
m sekitar hubungan Tergugat I dengan pihak Penggugat sebagai anggota masyarakat, yang terikat hubungan tali
darah (Geologis) dengan pola/sistim Matriahkat/dan Matrilineal, sesuai garis keturunan, yang ditarik
dari garis Ibu/atau seorang perempuan dalam lingkungan hukum Adat Minangkabau, “Sepasukuan, Sasako, dan
Sapusako, sepandam sekuburan dengan sebuatan SE-KAUM” bersama dengan Pihak Penggugat-Penggugat
sekarang ini;

13. Bahwa orang sekaum berasal dari seorang Nenek (Ibu pertama/paling tua) mempunyai keturunan (beranak) baik
laki-laki maupun perempuan, berkembang sesuai dengan perputaran waktu dan zaman. Kaum terdiri dari Jurai-
Jurai (kadang disebut Paruik), terbentuk akibat mempunyai anak perempuan, kemudian anak perempuan setelah
menikah melahirkan anak-anak dan keturunan pula, dengan demikian anggota kaum semakin berkembang dan
banyak, berketurunan dengan melahirkan cucu-cucu dan seterusnya;
14. Di Minangkabau secara umum kaum mempunyai seorang pemimpin disebut Mamak Kepala Waris (MKW), MKW
biasanya seorang laki-laki yang paling tua umurnya didalam kaumnya, yang bertali darah menguasai sebahagian
atau seluruhnya Harta Pusaka Tinggi kaum, yang diwarisi secara turun temurun menurut sepanjang adat
“Yurisprudensi Mahkaah Agung Republik Indonesia No.180.K/Sip/1971 tanggal 25 Agustus 1971;
15. Ada kalanya seorang Mamak Kepala Waris, sekaligus menyandang gelar seorang Penghulu yang menyandang
gelar Datuk. Tetapi ada pula seorang Penghulu/Datuk, bukan seorang Mamak Kepala Waris atau sebaliknya
seorang yang menyandang status MKW, Belum tentu jadi Penghulu/Datuk, semua ini tergantung dari situasi dan
kondisi dari kaum itu sendiri, oleh karena yang akan menjadi Penghulu/Datuk itu keturunan Karambia Tumbuah
Dimato; Keradaan Penghulu/Datuk antara lain, untuk menjamin eksistensi kaum atau suku dalam Nagari,
terutama menyangkut Soal Adat Istiadat, biasa yang berhubungan dengan “Sako Jo Pusako”;
16. Sako, adalah menyangkut gelar adat, sedangkan pusako, adalah berhubungan dengan harta kekayaan kaum,
baik berupa Tanah, Sawah, Ladang, Pandam Kuburan, dan Rumah Gadang;
17. Penghulu menjadi pemimpin kaum, figure mempersatu dan simbul/keberadaan sebuah kaum;
18. Penghulu mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mewakilnya
19. kaumnya keluar dan kedalam untuk bertindak di Pengadilan, Ia/Penghulu/MKW memberikan kata Putus dalam
Istilah-ya “Kato Putuih, Bakato Bana Dan
20. Menghukum Samo Adia, Kusuik Manyalasaikan, Karuah Mampajaniah, terhadap persoalan yang timbul didalam
kaumnya;
21. Sebahagian penghulu/datuak berperan dalam aktifitas kerapatan lembaga adat atau aktif di majelis kerapatan
adat (KAN) di nagari, dia mewakili kaum atau suku nya yang ada dalam nagari, karena dianggap “di dahulukan
salangkah di tinggikan seranting” Dari penghulu-penghulu lain. Umpamanya suku Melayu, suku Koto/Tanjung,
suku Jambak atau bisa terdiri dari seorang, satu diantaranya mewakili sukunya di Nagari dalam kerapatan adat,
di beberapa daerah disebut “Penghulu Pucuk”, namun ada juga semuanya penghulu dapat duduk sama rendah,
tegak sama tinggi di KAN sebagaimana halnya di “Kerapatan Adat Nagari (KAN) Ninik Mamak Nan 8 Suku
Nagari Padang”, yang terjadi selama ini dari dahulu hingga sekarang;
22. Sebagai gambaran umum apa yang diuraikan diatas hanyalah sebagai ulasan kata atau pendahuluan, buka kami
menggurui atau mengajarkan tetapi sekedar untuk mengingatkan, bagaimana sistim kekerabatan orang
Minangkabau yang dikenal dengan “Adat Istiadat” yang populer kita kenal dengan “Adat Basandi Syarak, Syarak
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
m Basandi Kitabullah”, maka tak salah dikatakan “orang yang tidak ber-Adat itu dikatakan dia itu bukan orang
Minangkabau” seperti yang terjadi saat ini didalam perkara perdata Nomor 18/Pdt.G/2015/PN Pdg., dimana inti
dan pokok persoalannya adalah “Nan Batino, Melawan Mamak Dalam Jurai/ Paruik Ibu-Nya”, pada hal sudah
diuraikan diatas bahwa “Laki-laki/Mamak Kepala Waris itu : adalah Ayam Gadang Dalam Lasuang, inilah yang
terjadi pada saat ini, jadi tidak salah kalau dikatakan bak Pepatah/atau Bidal dibawah ini:
23. “Dahulu Rabab Nan Batangkai, Kini Kucapi Nan Babungo: “ Dahulu Adat Nan Urang Pakai, Kini Lah Pitih Nan
Paguno;
24. Oleh karena uang/pitih, manusia sekarang tidak ada segan-segan lagi,
25. melakukan perbuatan yang dilarang oleh adat, ibaratnya seorang adik/kakak, yang perempuan melawan saudara
laki-lakinya, pada hal laki-laki di Minangkabau, sebagai Paga Rumah Gadang, yang akan mempertahankan
kaumnya dari ancaman pihak lain, yang tidak sekaum/sesuku dengan dia atau sebagai perisai, yang terjadi saat
ini didalam kaum “Kami Suku Koto/Tanjung Koto” di Kampung Simpang VI Kota Padang sekarang, sudah banyak
kejadian seperti, akibat dari pada “Kurangnya pemahaman akan Hukum Adat
26. Minangkabau, dimana dikatakan “Harta Pusaka Tinggi Kaum Sifatnya Milik Bersama atau Komunal, dan tidak
ada Hak Pribadi dan Perorangan, yang mengatur dan menentukan adalah Mamak Kepala waris
Jurainya/Kaumnya; Bapak/Ibu Hakim Ketua dan Anggota Majelis Yang kami hormati
27. Bahwa setelah kami Pihak Tergugat I membaca, memperhatikan dan mempelajari secara seksama, akan isi dan
ujut dari Gugatan Penggugat dala perkara ini, yang mana “Penggugat menyatakan bahwac mempunyai harta
Pusaka Tinggi, yang diterima secara turun temurun dari Niniak Penggugat- Penggugat bernama Poetri Rakena
Gading, buah Paruik Poetri Sari Diam, Jurai Poetri Rakena Sertifikat Hak Milik Nomor 905”;
28. Bahwa diatas tanah tersebut berdiri beberapa rumah yang Penggugat Penggugat Persewakan/Kontrakkan,
kepada beberapa orang, dan salah satu diantaranya ditempati oleh Tergugat I, yang disewa oleh Tergugat II,
Tergugat III a dan Tergugat III b;
29. Terletak di Jalan HOS. Cokroaminoto nomor 64 A, dan warung di Jalan HOS. Cokroaminoto nomor 64 serta
Jalan Bandar Gereja nomor 9 A dan warung di Jalan Bandar Gereja nomor 9 , dan inilah yang disebut “Objek
Perkara”;
30. Bahwa uraian diatas tentang Objek Perkara secara jelas dikatakan Tanah Perkara (Objek Perkara) “harta Pusaka
Tinggi Kaum Suku Koto” atau Tanjung Koto, dalam hal ini “Untuk bertindak kedalam dan keluar dalam hal ini
“Pengadilan”, adalah Mamak Kepala Waris Dalam Kaum, Anggota Kaum adalah anak perempuan/padusi kata
orang Minangkabau baik itu statusnya/ tingkatan Mande, Kakak, Adik semuanya adalah selaku anggota kaum,
“Kecuali kalau laki-laki tidak ada/MKW di kaum itu sudah meninggal, atau laki-laki, belum ada yang besar/cakap,
atau punah, maka Barulah Orang Perempuan Dapat diangkat sebagai mewakili kaunya, disebut selaku Mamak
Kepala Hindu”, dan untuk kejadian yang ditemui dalam perkara ini, kami pertanyakan apakah pihak Penggugat-
Penggugat saat ini “Statusnya sebagai apa”, mewakili kaumnya, “Objek perkara, “Bukan Harta Pencaharian Ayah
dan Ibu, Harta Pusaka Rendah”;
31. Bapak/Ibu Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis Yang Terhormat;
32. Bahwa apa yang didali-dalil oleh pihak Penggugat dalam perkara saat ini kami/ saya selaku Tergugat I (Aldrin
Bin Anas) “Secara Tegas Menolak Dalil Gugatan Penggugat-Penggugat, Seluruhnya dalam perkara ini “kecuali
ada hal-hal lain yang dapat di-benarkan”;
EKSEPSI/DALAM EKSEPSI:
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
m
1. Bahwa Penggugat-Penggugat secara Hukum Adat “Tidak Berwenang Untuk Mengajukan Gugatan” dalam
perkaravsaat ini, apa lagi Objek Perkara, harta Pusaka Tinggi Kaum, yang “Secara Tegas Dibenarkan Oleh Para
Penggugat-Penggugat”;
2. Penggugat-Penggugat “Bukanlah Mamak Kepala Waris Kaumnya” dan Sifat harta Pusaka Tinggi Kaum di
Minangkabau, adalah milik bersama dari anggota kaum itu/komunal, sedangkan fungsinya adalah Sosial, dan
tidak ada yang merupakan Milik Pribadi/Perorangan, berbeda dengan “Harta Pusaka Rendah/Harta Pencaharian
Suami Istri, ahli warisnya Anak-Anak dan Itsri/Suami” dan untuk Harta Pusaka Tinggi Warisnya/Ahli Warisnya
Anggota Kaum/Kemenakan;
Bahwa jadi kalau pihak Penggugat-Penggugat mendalilkan dalam gugatannya “laki-laki tidak berhak atas harta
kaumnya, inilah yang sangat keliru dan salah besar “apakah Penggugat-Penggugat Tidak Tahu dan Tidak
Membaca Akan Hukum Adat Minangkabau, tentang Sawah Ka Gadangan itu adalah Hak dari Mamak Kepala
Waris, karena tugasnya cukup berat untuk keselamatan kaum yaitu : “Memelihara,
Mempertahankan, Mengatur, Mendidik, Ayam Gadang Dalam Lasuang”; Bahwa kalau boleh Tergugat I
menyampaikan ungkapan Minang atau Bidal Minangkabau, untuk Fiil, Prilaku, Perangai, pada Penggugat-
Penggugat, saat ini tak obahnya dikiaskan sebagai berikut :
“ KANDIAK BATINO DI KUANTAN, MAKAN BARULANG KA TALAGO; KOK LAH CADIAK PULO, URANG
BATINO DARI NAN JANTAN; ALAMAIK BADAN, KA SANSARO SALAMONYO”;
Bahwa menyimak akan bidal diatas, tingkah laku dan perangai dari saudara-saudara perempuan, yang
serakah/tamak dan lobo, kata orang ini harus dihentikan dan dicegah, agar tidak menjadi silang sengketa dalam
kaum;
DALAM POKOK PERKARA:
1. 1. Bahwa apa yang telah Tergugat I, uraikan diatas dalam Eksepsi dan Jawaban, dalam perkara ini sudah
merupakan satu kesatuan dan sudah termasuk dalam pokok perkara saat ini;
2. Bahwa menurut status dan kapasitas keberadaan pihak Penggugat- Penggugat, dalam
mengajukan/mendaftarkan gugatannya kepada pihak Pengadilan Negeri Klas I A Padang, “Telah salah karena
bukan Mamak Kepala Hindu, dan bukan pula sebagai Mamak Kepala Waris Kaum untuk mewakili kaumnya
dalam bertindak atau berbuat sebagai pihak Penggugat, jadi gugatan tidak memenuhi syarat, apalagi yang
berperkara saat ini adalah Masyarakat Minangkabau Asli, maka hukumnya yang dipakai adalah Hukum Adat
Minangkabau;
3. Bahwa perbuatan para Penggugat-Penggugat yang membuat surat edaran/apapun macamnya “semuanya cacat
hukum” karena mereka bukan mamak Kepala waris Dalam Kaum, melainkan kemenakan orang/ singkatnya
anggota dalam kaum dan bukan pula Mamak Kepala Hindu;
4. Bahwa begitu pula pihak Penggugat-Penggugat, selaku kemenakan orang atau anggota kaum, sesuai aturan
Adat Minangkabau akan berlaku pepatah atau bidal Minangkabau yang bunyinya sebagai berikut :
“KAMANAKAN SAPARINTAH MAMAKNYO, oleh sebab itu “KALAU KAMANAKAN MELAWAN KA MAMAK
HILANG HARATO, DAN MELAWAN KA GURU, HILANG KA PANDAIAN;
Berkaitan soal Sewa Menyewa/atau kontrak mengontrakan Harato Pusaka Tinggi, dan rumah yang ada diatasnya
itu jelas milik kaum, bukan milik orang lain, secara hukum tidak ada cacat perjanjian sewanya, karena barang
yang disewakan, bukan milik orang lain (Halal); Dan Pihak Tergugat I, Pemilik rumah/harta pusaka tinggi kaum,

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
m apalagi bertindak untuk dan atas nama kaum, selaku Mamak Kepala Waris Dalam Jurainya tidak ada undang-
undang yang melarangnya; (silahkan baca Kitab undang-Undang Hukum Perdata (BW) tentang perjanjian Sewa
Menyewa Pasal 1548 BW dst..., apalagi Penyewa yang beritikad baik, dilindungi oleh Undang-Undang;
Bahwa tidak ada alasan yang kuat oleh Pengadilan untuk meletakan Sita Tahan/Jamninan atas objek
sengketa, oleh karena Tergugat I adalah Pemiliknya selaku Mamak Waris Dalam Jurainya, apalagi Tergugat I
tinggal dalam objek perkara, bukan milik orang lain;
DALAM EKSEPSI
1. Mengabulkan atau menerima eksepsi Tergugat I seluruhnya dalam perkara ini;
2. Menolak gugatan Penggugat-Penggugat seluruhnya, atau sekurang- kurangnya N.O (Niet Onvagelijke heid
verklaar);
1. DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan Penggugat-Penggugat tidak berwenang, mengajukan gugatan dalam perkara ini;
2. Menolak gugatan Penggugat-Penggugat seluruhnya;
3. Menyatakan Tergugat I adalah selaku Mamak Kepala Waris dalam kaum didalam Jurai POETRI RAKENA, anak
kandung POETRI NILAWATI;
4. Menghukum pihak Penggugat-Penggugat untuk membayar semua ongkos dan biaya yang timbul saat ini atau
dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan para Penggugat tersebut, Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat
III b telah memberikan Jawaban tanggal 17 Maret 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut:
2. Bahwa kami Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b memang benar mengontrak atau menyewa rumah dari
Penggugat sejak tahun 1989 sampai sekarang dua puluh enam (26) tahun lamanya;
3. Bahwa kami Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b sebelum membayar kontrakan/sewa rumah dan
warung kepada Penggugat, kami telah membayar rumah serta warung kepada Ibu Penggugat yang bernama Hj.
Putri Nilawati (Almh) yang telah wafat pada tanggal 17 November 2010, yang mana Tergugat I bernama Aldrin
Bin Anas adalah anak laki-laki tertua dari Hj. Putri Nilawati (Almh) itu sendiri, dan juga sebagai MKW (Mamak
Kepala Waris) dalam jurainya Putri Rakena;
4. Kami sebagai pengontrak ataupun penyewa selama ini tidak pernah berbuat macam-macam dan melanggar
aturan dari Penggugat, kami Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b selalu mematuhi aturan yang ada.
Kontrakan dan sewa rumah tiap tahunnya selalu kami bayar, serta sewa warungnya tiap bulannya juga kami
bayar;
5. Bahwa kami sebagai Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b, telah memberikan sewa kontrakan rumah
kepada Tergugat I pada tanggal 10 Desember 2014 dengan alasan diminta langsung oleh Tergugat I;
6. Tergugat I juga menyatakan bahwa dia juga berhak dan bertanggung jawab sepenuhnya atas sewa rumah serta
warung yang kami tempati saat ini;
7. Kami sebagai Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b, tidak merasa keberatan memberi sewa rumah
kepada Tergugat I, karena selama ini Tergugat I tidak pernah meminta sewa kontrakan rumah dan warung
kepada kami sebelumnya;
8. Bahwa Tergugat I juga meminta kepada kami bahwa sewa kontrakan warung yang kami tempati saat ini serta
sewa tanah yang lainnya disekitar kami tinggal tidak perlu diberikan langsung kepada dirinya, Tergugat I meminta
kami untuk disumbangka ke Mesjid atas nama ibunya (Almh);
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
m 9. Dan kami sebagai Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b bertambah yakin memberikan sewa kontrakan
rumah kepada Tergugat I karena Ibu Kandung Penggugat yang bernama Hj. Putri Nilawati (Almh) dan juga Ibu
Kandung dari Tergugat I menyatakan semasa hidupnya bahwa rumah yang ditempati kami saat ini yaitu Tergugat
II, Tergugat III a serta Tergugat III b adalah hak Tergugat I apabila Tergugat I memintanya;
10. Kami sebagai Tergugat II, Tergugat III a serta Tergugat III b juga mengetahui bahwa para Penggugat dan
Tergugat I adalah saudara kandung yaitu sama-sama anak kandung dari Ibu Hj. Putri Nilawati (Almh);
11. Apakah seorang anak laki-laki dan juga saudara kandung dari para Penggugat tidak berhak menerima harta atau
ahli waris dari ibu kandungnya sendiri ?
12. Dan apakah kami sebagai pengontrak dan Tergugat tidak berhak menjalankan amanah orang yang sudah
meninggal;
13. Demikianlah jawaban dari kami serta isi hati yang dapat disampaikan, semoga Majelis Hakim dapat
mempertimbangkan dan memutuskan secara adil dan memakluminya;
Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b tersebut, maka
para Penggugat telah menyampaikan Replik pada tanggal 24 Maret 2015,sedangkanTergugat I, Tergugat II,
Tergugat III a dan Tergugat III b telah menanggapi Replik Penggugat dalam Dupliknya masing-masing pada
tanggal 31 Maret 2015;
Menimbang, bahwa untuk mengetahui objek perkara yang disengketakan oleh kedua belah pihak Mejelis
Hakim telah melakukan pemeriksaan setempat terhadap objek perkara pada tanggal 10 April 2015;
Menimbang bahwa untuk mendukung dalil-dalil gugatannya, para Penggugat telah mengajukan bukti-
bukti surat sebagai berikut:
1. Fotocopy Surat Penunjukan Ahli Waris tanggal 5 Januari 2011, telah diberi materai secukupnya dan telah
disesuaikan dengan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.I;
2. Fotocopy Surat Kuasa tanggal 13 Februari 2008, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan
surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.2;
3. Fotocopy Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan
surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.3;
4. Fotocopy Jual Beli Rumah tanggal 14 Januari 2004, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan
dengan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.4;
5. Fotocopy Surat Perjanjian Kontrak/Sewa tanggal 8 Desember 2009, telah diberi materai secukupnya, tanpa
memperlihatkan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.5;
6. Fotocopy Surat Pernyataan tanggal 5 September 2010, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan
dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.6;
7. Fotocopy Surat Perjanjian Sewa tanggal 1 April 1980, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan
dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.7;
8. Fotocopy Surat Penyelesaian Ganti Rugi bangunan di Jalan Bandar Gereja No.11 Padang, telah diberi materai
secukupnya dan tanpa memperlihatkan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.8;
9. Fotocopy Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi Dan Bangunan Tahun 2002 tanggal 19 Maret 2002
dan Struk Pembayaran Tagihan Listrik Bulan Maret 2015, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan
dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.9;
10. Fotocopy Surat Pernyataan tanggal 2 Januari 2015, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
m dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.10;
11. Fotocopy Surat Pernyataan Mamak Tertua Kaum, Buah Perut Putri Sari Diam tanggal 9 Februari 2015, telah
diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.11;
12. Fotocopy Surat Pernyataan tanggal 10 Juli 2006, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan
aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.12;
13. Fotocopy Surat Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 13 Desember 2011, telah diberi materai secukupnya dan telah
disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.13;
14. Fotocopy Surat Perjanjian Kontrak Sewa tanggal 10 Januari 2012, telah diberi materai secukupnya dan telah
disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.14;
15. Fotocopy Surat Tanda Terima Surat Edaran tanggal 22 Januari 2011, telah diberi materai secukupnya dan telah
disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.15;
16. Fotocopy Surat Pernyataan Pengangkatan Mamak Kepala Waris tanggal
8 Februari 2004, telah diberi materai secukupnya dan tanpa memperlihatkan surat aslinya, selanjutnya diberi
tanda dengan P.16;
17. Fotocopy Ranji/Silsilah Keturunan Suku Tanjung Koto Paruik P. Sari
Diam (Alm) tanggal 12 Februari 2004, telah diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan aslinya,
selanjutnya diberi tanda dengan P.17;
Fotocopy Surat Penetapan dan Pengukuhan Tentang Pengangkatan Mamak Kepala Waris Dalam Kaum Suku
Koto Simpang Anam Padang dan Pariaman Keturunan Putri Rakena Gading (Almarhumah) Buah Paruik Putri
Sari Diam (Almarhumah) Urang Nan Basako Nomor : 02/ KAN.NM.8.SK/I-2011 tanggal 7 Agustus 2010, telah
diberi materai secukupnya dan tanpa memperlihatkan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.18;
18. Fotocopy Sertifikat Hak Milik No.905 Surat Ukur No.36 Tahun 1931, telah diberi materai secukupnya dan tanpa
memperlihatkan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.19;
19. Fotocopy Ranji Keturunan Putri Rakena Gading tanggal 1 Januari 1980, telah diberi materai secukupnya dan
telah disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.20;
20. Fotocopy Surat Keterangan Nomor : 10/KBT-IV/2015 tanggal 9 April 2015, telah diberi materai secukupnya dan
telah disesuaikan dengan surat aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan P.21;
Menimbang, bahwa selain bukti surat para Penggugat di persidangan juga telah menghadirkan 3 (tiga)
orang, yang mana saksi-saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
sebagai berikut:
Saksi FATMA,
Bahwa yang disengketakan antara para Penggugat dengan para Tergugat adalah masalah rumah;
1. Bahwa rumah yang disengketakan tersebut terletak di Jalan HOS. Cokroamonito nomor 64 A Padang dan di
Jalan Bandar Gereja Nomor 9 A Padang Kelurahan Belakang Tangsi Kecamatan Padang Barat Kota Padang;
2. Bahwa saksi tidak tahu kenapa rumah tersebut dipermasalahkan oleh para Penggugat dengan para Tergugat;
3. Bahwa saksi tahu rumah tersebut dipermasalahkan oleh para Penggugat dengan para Tergugat karena saksi
sering lewat sana;
4. Bahwa saksi tidak tahu batas-batas rumah yang dipermasalahkan tersebut;
5. Bahwa rumah yang dipermasalahkan tersebut rumah kontrakan/ sewa;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
m
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa rumah yang dipermasalahkan tersebut, dulu rumah orang tuanya dari para Penggugat dan Tergugat I
yang sekarang turun kepada anak-anaknya yaitu para Penggugat dan Tergugat I;
7. Bahwa hubungan antara Penggugat 1 dengan Tergugat I bersaudara seibu, sedangkan hubungan antara
Penggugat 2 dengan Tergugat I beradik kakak satu ibu dan satu bapak;
8. Bahwa saksi tidak tahu mereka beradik kakak itu ribut-ribut masalah kontrakan rumah tersebut;
9. Bahwa saksi sejak dulu sampai sekarang ini tinggal di rumah kontrakan tersebut;
10. Bahwa saksi membayar uang kontrakan rumah yang saksi kontrak tersebut kepada orang tuanya para
Penggugat dan Tergugat I yang bernama Putri Nilawati, setelah Putri Nilawati meninggal dunia, saksi membayar
kontrakan kepada para Penggugat;
11. Bahwa sampai sekarang ini rumah yang saksi huni tersebut masih dikontrakan;
12. Bahwa banyak orang lain yang mengontrak di rumah tersebut;
13. Bahwa saksi tidak tahu kepada siapa orang lain yang mengontrak di rumah tersebut membayar uang
kontrakannya;
14. Bahwa Tergugat I itu tinggal di rumah orang tuanya yang dikontrakan tersebut;
15. Bahwa Tergugat I itu tinggal di rumah orang tuanya yang dikontrakan tersebut rumah pusaka;
16. Bahwa rumah pusaka itu ada sejak nenek para Penggugat dan Tergugat I masih hidup;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut baik para
Penggugat maupun Tergugat I dan Tergugat II dan selaku kuasa insidentil dari Tergugat III a dan Tergugat III b
akan menanggapinya di dalam kesimpulan;
1. Saksi ZURAIDA,
2. Bahwa yang disengketakan antara para Penggugat dengan para Tergugat adalah masalah rumah;
3. Bahwa rumah yang disengketakan tersebut terletak di Jalan HOS. Cokroamonito nomor 64 A Padang dan di
Jalan Bandar

Halaman 17 dari 29 Putusan Nomor 18/Pdt.G/2015/PN Pdg.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id
Gereja Nomor 9 A Padang Kelurahan Belakang Tangsi Kecamatan Padang Barat Kota Padang;
4. Bahwa saksi tidak tahu kenapa rumah tersebut dipermasalahkan oleh para Penggugat dengan para Tergugat;
5. Bahwa saksi tidak tahu batas-batas rumah yang dipermasalahkan tersebut;
6. Bahwa rumah yang dipermasalahkan tersebut rumah kontrakan/ sewa;
7. Bahwa saksi tidak tahu berapa banyak rumah di atas tanah objek perkara tersebut;
8. Bahwa saksi pernah mengontrak di rumah kontrakan tersebut kurang lebih selama 18 (delapan belas) tahun;
9. Bahwa sewaktu saksi mengontrak di rumah kontrakan tersebut saksi membayar kepada ibunya para Penggugat,
setelah ibunya para Penggugat meninggal dunia, saksi membayar uang kontrakan kepada Penggugat 1;
10. Bahwa Tergugat II dan Tergugat III mengontrak di rumah kontrakan tersebut;
11. Bahwa saksi tidak tahu kepada siapa Tergugat II dan Tergugat III mengontrak di rumah kontrakan tersebut;
12. Bahwa saksi tidak tahu kepada siapa Tergugat II dan Tergugat III membayar uang rumah kontrakan tersebut;
13. Bahwa hubungan antara Para Penggugat dengan Tergugat I adalah kakak beradik seibu;
14. Bahwa saksi tidak tahu kenapa antara para Penggugat dengan Tergugat I itu bertengkar masalah rumah
kontrakan tersebut;
15. Bahwa saksi tidak tahu apakah pertengkaran antara para Penggugat dengan Tergugat I itu ada di
muyawarahkan;
16. Bahwa saksi tidak pernah membayar uang kontrakan rumah yang pernah saksi kontrak tersebut kepada
Tergugat I
17. Bahwa Tergugat I itu tinggal di rumah orang tuanya yang dikontrakan tersebut;
18. Bahwa Tergugat I itu tinggal di rumah orang tuanya yang dikontrakan tersebut rumah pusaka;
19. Bahwa rumah pusaka itu ada sejak nenek para Penggugat dan Tergugat I masih hidup;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut baikpara
Penggugat maupun Tergugat I dan Tergugat II dan selaku kuasa insidentil dari Tergugat III a dan Tergugat III b
akan menanggapinya di dalam kesimpulan;
20. Saksi SYAHRUL NURMAY,
21. Bahwa saksi menjabat Ketua Keraparatan Adat Nagari (KAN) Nan Salapan Suku Padang sejak tahun 2002
sampai dengan 2012;
22. Bahwa semenjak saksi menjabat Ketua Keraparatan Adat Nagari (KAN) Nan Salapan Suku Padangpernah
menandatangani surat pernyataan pengangkatan Mamak Kepala Waris suku Koto bernama Ir. H. Nizhamul Latif,
MSc;
23. Bahwa Hubungan antara Ir. H. Nizhamul Latif, MSc dengan para Penggugat dan Tergugat I adalah mamak
dengan kemenakan;
24. Bahwa yang menjadi Mamak Kepala Waris dalam kaum para Penggugat dan Tergugat I adalah Ir. H. Nizhamul
Latif, MSc;
25. Bahwa Harta pusaka tinggi kaum para Penggugat dan Tergugat I tersebut sebanyak 8 (delapan) hektar are yang
terdiri atas 3 (tiga ) buah sertifikat;
26. Bahwa sekarang yang menguasai harta pusaka tinggi kaum para Penggugat dan Tergugat I tersebut adalah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

anggota kaumnya yang terdiri dari 3 (tiga) perut/jurai;


27. Bahwa benar tanda tangan saksi dalam Surat Pernyataan Pengangkatan Mamak Kepala Waris tersebut;
28. Bahwa yang disengketakan antara para Penggugat dengan Tergugat I adalah masalah rumah kontrakan bukan
tanahnya;
29. Saksi tidak tahu batas-batas tanah rumah kontrakan tersebut, tetapi saksi tahu objek perkara itu rumah kontrakan
diatas tanah kaum para Penggugat dan Tergugat I;
30. Bahwa yang dipermasalahkan antara para Penggugat dengan Tergugat I dimana uang kontrakan rumah
Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b diambil oleh Tergugat I;
31. Bahwa sebelum Tergugat I mengambil uang kontrakan rumah tersebut adalah para Penggugat;
32. Bahwa sudah ada pembagian harta pusaka tinggi tersebut sewaktu saksi menandatangani Surat Pernyataan
Pengangkatan Mamak Kepala Waris tersebut;
33. Bahwa objek perkara tersebut pembagian jurai Putri Sri Indrayetti (Penggugat 1);
34. Bahwa Aldrin Bin Anas (Tergugat I) juga berhak menerima atas objek perkara tersebut;
35. Bahwa saksi tidak tahu apakah ada masalah lain selain pengambilan uang kontrakan di objek perkara tersebut;
36. Bahwa setahu saksi diluar Jurai para Penggugat dan Tergugat 1 sudah ada pembagiannya;
37. Bahwa setahu saksi didalam Jurai para Penggugat dan Tergugat 1 belum ada pembagiannya;
38. Bahwa para Penggugat berhak menerima pembagiannya kalau harta pusaka tinggi tersebut dibaginya, karena
mereka anggota kaumnya dan setelah ada diperuntukan;
39. Bahwa Tergugat I berhak menerima pembagiannya kalau harta pusaka tinggi tersebut dibaginya, karena ia
anggota kaumnya dan setelah ada diperuntukan;
40. Bahwa saksi tidak tahu apakah harta pusaka tinggi tersebut sudah diperuntukan;
41. Bahwa saksi pernah membaca surat pembagian tanah kaum Penggugat (ganggam bauntuk) masing-masing
kaum mendapat 54 bagian penerimaan hasil sewa rumah/tanah;
42. Bahwa bagian kaum Putri Diam yang 54 bagian itu dibagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yang mana masing-masing
jurai mendapat 18 bagian penerimaan hasil sewa rumah/tanah, rumah yang ditempati Tergugat I dan rumah
yang disewa/dikontrak oleh Tergugat II, Tergugat III a dan Tergugat III b termasuk dalam yang 18 bagian
tersebut;
Bahwa ada 3 (tiga) buah yang dihuni oleh Penggugat hingga saat ini;
1. Bahwa Tergugat I bertempat tinggal dan berkedai di tanah objek perkara yang termasuk dalam 18 bagian
tersebut;
2. Bahwa tanah yang ada tower termasuk dalam 18 bagian tersebut;
3. Bahwa Tergugat I menempati rumah tersebut atas izin orang tuanya dulu;
4. Bahwa semasa orang tuanya dari Tergugat I hidup, Tergugat I tinggal disana;
5. Bahwa selain dari itu ada juga penyewa tanah yang mendirikan bangunan diatas tanah pusaka tersebut;
6. Bahwa saksi tahu penyewa membayar sewa kepada ibu Penggugat, karena secara umum orang disekitar sana
sudah mengetahuinya;
7. Bahwa mertua saksi juga salah seorang penyewa tanah kaum Putri Sari Diam;
8. Bahwa pengangkatan Mamak Kepala Waris berhak dan berwenang untuk menunjuk salah seorang
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

kemenakannya untuk kepentingan kaum dalam mengurus dan mengelola harta pusaka tinggi;
9. Bahwa Mamak Kepala Waris bertindak keluar dan kedalam;
10. Bahwa Tergugat I membawa istrinya tinggal disana dan bukan tinggal di rumah isterinya Tergugat I;
11. Bahwa setahu saksi biasanya suami tinggal di tempat istrinya dan istrinya tidak boleh dibawa ketempat
suaminya;
12. Bahwa saksi adalah datuk didalam kaum saksi;
13. Bahwa setahu saksi laki-laki berhak atas tanah kaumnya;
14. Bahwa setahu saksi hak dan kewajiban laki-laki di dalam kaum mengawasi dan memelihara harta pusakanya;
15. Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membangun ditempat rumah Tergugat I tersebut;
16. Bahwa setelah ibunya Tergugat I meninggal dunia, Tergugat I yang menempati rumah tersebut;
17. Bahwa boleh laki-laki menggunakan tanah pusaka tersebut;
18. Bahwa Mamak Kepala Waris kaum Penggugat dan Tergugat I yang bernama Ir. H. Nizhamul Latif, MSc masih
hidup;
19. Bahwa yang mempunyai wewenang terhadap tanah pusaka adalah Mamak Kepala Waris;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut baik para
Penggugat maupun Tergugat I dan Tergugat II dan selaku kuasa insidentil dari Tergugat III a dan Tergugat III b akan
menanggapinya di dalam kesimpulan;
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil bantahannya, Tergugat I telah mengajukan bukti surat sebagai
berikut:
Fotocopy Ranji Keturunan Putri Rakena Gading tanggal 1Januari 1980, telah diberi materai secukupnya dan telah
disesuaikan dengan aslinya, selanjutnya diberi tanda dengan T.I.1;

Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan Ahli RIDWAN ABOE, SH,


MH. yang pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut :
20. Bahwa setahu saksi yang menjadi Mamak Kepala Waris dalam suatu kaum adalah seorang laki-laki yang paling
tua umurnya didalam kaumnya, yang bertalu darah menguasai sebahagian atau seluruhnya harta pusaka tinggi
kaum yang diwarisi secara turun temurun menurut sepanjang adat, sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI Nomor 180 K/Sip/1971 tanggal 25 Agustus 1971;
21. Bahwa setahu saksi yang menjadi Mamak Kepala Waris kaum itu otomatis dari kaum paruik ibunya;
22. Bahwa setahu saksi didalam suatu kaum itu ada jurai/paruik dalam garis keturunan ibunya dan ada mamak
kepala jurainya;

43. Bahwa setahu saksi kemenakan tidak boleh menguasai harta pusaka tinggi kaum tanpa persetujuan Mamak
Kepala Waris;
44. Bahwa setahu saksi ada 3 (tiga) kriteria yang bisa menjadi Mamak Kepala Waris dalam kaum yaitu cerdik, pandai
dan tahu dengan orang;
45. Bahwa setahu saksi tidak boleh Mamak Kepala Waris dalam kaum memberikan kuasa kepada kemenakannya
yang satu untuk menyelesaikan suatu perkara di Pengadilan yang berperkara dengan kemenakannya yang
satunya lagi/lainnya;
46. Bahwa setahu saksi sangat naif sekali Sangat naif sekali antara sesama kemenakan diselesaikan oleh orang lain,
seharusnya yang menyelesaikan adalah Mamaknya;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

47. Bahwa setahu saksi Panungkek gunanya adalah mewakili Mamak Kepala Waris dalam kaum;
48. Bahwa setahu saksi tidak boleh panungkek itu diwakilkan oleh seorang perempuan, tetapi kalau tidak ada laki-
laki panungkek itu boleh diwakilkan oleh seorang perempuan selaku Mamak Kepala Hindu;
49. Bahwa setahu saksi harta pusaka tinggi itu boleh/bisa berubah menjadi harta pusaka rendah kalau sudah
ganggam bauntuk;
50. Bahwa setahu saksi kalau seandainya salah satu jurainya punah, maka harta pusaka tinggi pindah ke jurai yang
lain;
51. Bahwa setahu saksi apabila harta pusaka tinggi sudah baganggam bauntuk berarti pisah ranji dan menjadi jurai;
52. Bahwa setahu saksi apabila harta pusaka tinggi sudah baganggam bauntuk Mamak Jurai bisa menjadi Mamak
Kepala Waris;
53. Bahwa setahu saksi apabila dalam jurai terjadi perselisihan yang menyelesaikan adalah Mamak Kepala Waris
dalam kaum, bukan Mamak dalam jurai;
54. Bahwa setahu saksi apabila Mamak Kepala Waris dalam kaum tidak bisa menyelesaikan perselisihan tersebut,
maka diselesaikan di Kerapatan Adat Nagari (KAN), dan apabila tidak
bisa diselesaikan di Kerapatan Adat Nagari (KAN) baru diselesaikan di Pengadilan, sesuai dengan pepatah
Kemenakan berajo ke Mamak, Mamak berajo ke Penghulu, Penghulu berajo ke masyarakat, masyarakat berajo
ke yang benar, yang benar berajo ke yang satu/Tuhan;
Menimbang, bahwa Tergugat II, Kuasa Tergugat III a dan Tergugat III b tidak mengajukan bukti-bukti
surat dan saksi-saksi dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya para Penggugat dan Tergugat I, masing-masing telah menyerahkan
kesimpulannya pada tanggal 5 Mei 2015 sedangkan Tergugat II, Kuasa Tergugat III a dan Tergugat III b tidak
mengajukan kesimpulan;
Menimbang, bahwa selanjutnya baik para Penggugat maupun para Tergugat menyatakan tidak akan
mengajukan apa-apa lagi dan mohon putusan dalam perkara ini;
Menimbang bahwa untuk ringkasnya putusan ini segala sesuatu yang termuat dalam berita acara
persidangan dianggap telah termuat dan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
DALAM EKSEPSI
:
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas;
Menimbang, bahwa bersama-sama jawaban Tergugat I telah
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat-Penggugat secara hukum Adat tidak berwenang untuk mengajukan gugatan dalam perkara
ini, apalagi obyek perkara merupakan harta Pusaka Tinggi Kaum karena Penggugat-Penggugat bukanlah Mamak
Kepala Waris Kaumnya;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok perkara akan dipertimbangkan
terlebih dahulu mengenai eksepsi dari Tergugat I sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Majelis akan mempertimbangkan apakah Para Penggugat berwenang untuk
mengajukan gugatan dalam perkara ini ?

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan


berupa keterangan saksi-saksi dari Penggugat dan telah pula dibenarkan oleh Tergugat I bahwa obyek
sengketa merupakan harta pusaka tinggi kaum Putri Rakena Gading buah perut Putri Sari diam jurai putri
Rakena;
Menimbang, bahwa hubungan antara Para Penggugat dan Tergugat I adalah kakak beradik dan satu
kaum yaitu kaum Putri Rakena Gading buah perut Putri Sari diam jurai putri Rakena dan suku Koto/Tanjung Koto;
Menimbang, bahwa berdasarkan hukum adat Minangkabau pengurusan harta pusaka tinggi terletak pada
mamak kepala waris dalam kaum sedangkan pengurusan pusaka rendah pada anak-anak (Vide Yurisprudensi
MARI No. 1559 K/Sip/1974 tanggal 26 September 1977) sedangkan Yuriprudensi Mahkamah Agung RI No. Reg.
1720 K/SIP/1975 tanggal 22 Juni 1975 yaitu Menurut Hukum Adat Minangkabau gugatan terhadap harta pusaka
tinggi kaum yang tidak diajukan oleh mamak kepala waris dalam kaumnya, dan berdasarkan Yuriprudensi
Mahkamah Agung RI No. Reg. 98 K/SIP/1972 tanggal 5 Agustus 1972:
Quote;
Mamak Kepala Waris adalah Laki-laki tertua (umur) dalam kaum bertali darah menguasai harta
pusaka kaum dan sebagai kepala kaum bertindak ke dalam dan keluar atas nama kaum;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Hukum adat Minangkabau
fungsi dan tugas selaku mamak kepala waris didalam kaumnya adalah menjaga Harta Pusaka Tinggi dalam
kaumnya dan tempat menyelesaikan permasalahan yang timbul diantara anggota kaumnya serta menjadi
panutan oleh seluruh anggota kaumnya yang mana ada harta Pusaka tinggi kaumnya diambil oleh orang lain
atau suku lain ataupun oleh kaum yang lain maka tugas dari mamak kepala waris untuk mempertahankan hak
kaumnya tersebut dan apabila terjadi permasalahan antara sesama anggota kaumnya mamak kepala waris untuk
dapat menyelesaikannya secara baik agar anggota kaumnya dapat hidup rukun dan damai;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka surat kuasa yang diberikan oleh
Mamak Kepala Waris kaum Putri Rakena Gading buah perut Putri Sari diam jurai putri Rakena yaitu Ir. Nizhamul
Latif kepada para penggugat agar dapat mengajukan gugatan terhadap tergugat I adalah tidak dibenarkan hal
mana dikarenakan antara Para penggugat dan Tergugat I masih satu kaum dibawah naungannya;
1. pusaka tinggi kaum, tetapi boleh menguasai atas persetujuan Mamak Kepala Waris;
Menimbang, bahwa berdasarkan hukum adat Minangkabau seorang mamak kepala waris dalam kaum
tidak dapat memberikan kuasa atau memihak kepada salah seorang kemenakan dalam kaumnya, bak pepatah
barek samo dipiku ringan samo dijinjing, yang artinya anak kemenakan kedudukannya sama dimata seorang
mamak kepala waris dan seharusnya mamak kepala waris harus tegas untuk menyelesaikan permasalahan yang
timbul didalam anggota kaumnya dan tidak boleh berpihak;
Menimbang, bahwa hal tersebut juga bersesuaian dengan keterangan Ahli RIDWAN ABOE, SH, MH dari
KAN yang menerangkan bahwa Mamak Kepala Waris dalam kaum tidak boleh memberikan kuasa kepada
kemenakannya yang satu untuk menyelesaikan suatu perkara di Pengadilan yang berperkara dengan
kemenakannya yang satunya lagi/lainnya , karena sangat naif sekali sesama kemenakan diselesaikan oleh orang
lain, seharusnya yang menyelesaikan adalah Mamaknya. Bahwa apabila Mamak Kepala Waris tidak berada
ditempat maka dia akan mengangkat seorang Panungkek gunanya adalah mewakili Mamak Kepala Waris dalam
kaum, dimana seorang Panungkek haruslah seorang laki-laki kecuali kalau tidak ada laki-laki panungkek itu
boleh diwakilkan oleh seorang perempuan selaku Mamak Kepala Hindu;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas maka


Para Penggugat tidak mempunyai kapasitas atau wewenang untuk mengajukan
gugatan,karena Para Penggugat merupakan Kemenakan perempuan dari Mamak Kepala Warisnya yang telah
memberikan surat kuasa untuk menggugat dan berdasarkan hukum adat yang berlaku di Minangkabau hal
tersebut tidak dapat dibenarkan karena dalam kaum Penggugat masih ada kemenakan yang laki-laki (bukan
kaum Hindun) dan karena itu surat gugatan para Penggugat tidaklah memenuhi syarat-syarat formal sebuah
gugatan, sehingga Eksepsi Tergugat I dapatlah diterima ;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi dari Tergugat I diterima, serta gugatan Para Penggugat tidak
memenuhi syarat-syarat Formal suatu gugatan maka oleh karena itu menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima ; DALAM POKOK PERKARA:

Menimbang, bahwa oleh karena Eksepsi Tergugat I diterima maka Gugatan Para Penggugat dinyatakan
tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima, maka seluruh biaya
yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Para Penggugat yang jumlahnya ditetapkan dalam amar
putusan ;
Memperhatikan ketentuan dalam pasal-pasal Rbg dan peraturan perundang-undangan yang berkenaan ;
MENGADILI:
Dalam Eksepsi:

1. Menerima Eksepsi Tergugat I ;


Dalam Pokok Perkara:

1. Menyatakan Gugatan para Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);
2. Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp1.596.000,00 (satu
juta lima ratus sembilan puluh enam ribu rupiah)

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim pada HARI SENIN, tanggal 11 MEI
2015 oleh Kami HARLINA RAYES, SH M. Hum sebagai Hakim Ketua, IRWAN MUNIR, SH. MH dan
MAHYUDIN, SH M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang yang
dinyatakan terbuka untuk umum pada hari SENIN tanggal 18 MEI 2015 oleh Majelis Hakim tersebut yang
dibantu oleh
YUSUF, SH Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Padang, yang dihadiri oleh Para Penggugat, Tergugat I,
Tergugat II dan selaku Kuasa Insidentil dari Tergugat III a dan III b.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

DTO. DTO.

IRWAN MUNIR, S.H., M.H. HARLINA RAYES, SH., M.Hum.

DTO.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
m Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

MAHYUDIN, S.H., M.H.


PANITERA PENGGANTI

DTO.

M. YUSUF, S.H.

Perincian biaya :
1. Pendaftaran Rp 30.000,00
2. ATK Rp 75.000,00
3. Relas Panggilan Rp 450.000,00
4. Leges penyerahan panggilan Rp 30.000,00
5. Pemeriksaan Setempat Rp 1.000.000,00
6. Materai Rp 6.000,00
7. Redaksi Rp 5.000,00

Jumlah

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Anda mungkin juga menyukai