Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondiloma akuminata atau disebut juga dengan kutil kelamin merupakan infeksi
menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus(HPV).1,2,3
Lebih dari 90% kondiloma genital disebabkan oleh tipe 6 dan 11, namun dapat juga
disebabkan oleh tipe lain seperti tipe 16, 18, 31, 33 dan 35 yang biasanya koinfeksi
dengan tipe 6 dan 11.1,2,4 Setidaknya terdapat 40 dari 100 lebih tipe HPV yang
berbeda terutama yang menginfeksi epitel genital.1,3,5,6,7 Berdasarkan kemungkinan
terjadinya displasia epitel dan keganasan maka HPV dibagi menjadi HPV yang
mempunyai resiko rendah (low risk) dan HPV yang mempunyai resiko tinggi (high
risk). HPV tipe low risk seperti HPV tipe 6, 11, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72 dan 81
cenderung menyebabkan tumor jinak seperti veruka dan kondiloma akuminata.
Sedangkan tipe high risk cenderung menyebabkan tumor ganas anogenital seperti
kanker serviks, vulva, vagina, anus dan penis, dimana HPV tipe 16 dan 18.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi dari kondiloma akuminata ?

2. Apa etiologi dari kondiloma akuminata?

3. Bagaimana patofisiologi dari kondiloma akuminata?

4. Apa saja manifestasi klinis dari kondiloma akuminata ?

5. Apa saja klasifikasi dari kondiloma akuminata?

6. Apa saja bentuk-bentuk kondiloma akuminata?

7. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada kondiloma akuminata?

8. Apa saja diagnosa banding kondiloma akuminata?

1
9. Apa saja penatalaksanaan medis dari darikondiloma akuminata ?

10. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kondiloma


akuminata ?

11. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada kondiloma akuminata ?

12. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kondiloma akuminata
?

13. Apa saja intervensi keperawatan yang harus dilakukan padakondiloma akuminata
?

Tujuan

1. Untuk memahami definisi dar ikondiloma akuminata

2. Untuk memahami etiologi dari kondiloma akuminata

3. Untuk memahami patofisiologi dari kondiloma akuminata

4. Untuk memahami manifestasi klinis darikondiloma akuminata

5. Untuk memahami klasifikasi dari kondiloma akuminata

6. Untuk memahami komplikasi yang bisa terjadi padakondiloma akuminata

7. Untuk memahami pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kondiloma


akuminata

8. Untuk memahami penatalaksanaan medis dari kondiloma akuminata

9. Untuk memahami pengkajian asuhan keperawatan pada kondiloma akuminata

10. Untuk memahami diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kondiloma
akuminata

2
11. Untuk memahami intervensi keperawatan yang harus dilakukan pada kondiloma
akuminata.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Condyloma Acuminata


Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bunga
kola tau kutil yang meruncing kecil yang tumbuh kembang sampai mebentuk
kelompok yang berkembang terus ditulakan secara seksual. Kondiloma akuminata
atau disebut juga dengan kutil kelamin merupakan IMS yang disebabkan oleh
HPV yang sering disebabkan oleh tipe 6 dan 11.1,2,3,14,15. Kondiloma
Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus Virus
Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan
mukosa. Sinonim penyakit ini disebut jengger ayam, kutil kelamin, dan genital
warts.
Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts terdiri dari
epidermis dan papulaatau nodul dermal pada perineum, genitalis, lipatan crural
dan anus. Mereka bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar,
exophytic, massa seperti kembang kol, teruama di lingkunfan yang lembab
perineum. Human Papilomavirus (HPV) adalah penyebab etiologi kondiloma
akuminata. Kutil dapat menyebar ke dalam vagina, uretra dan epitel perirectal.
2.2 Etiologi
Kutil kelamin atau kondiloma akuminata disbabkan oleh infeksi pada
epidermis oleh jenis Human Papilloma Virus yang spesiik pada sebagian besar
lesi yag terjadi akibat HPV 6 dan 11 yang dijumpai, namun terkadang HPV 16
atau jenis lain dijumpao hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit
biasanya telah banyak dibahas sebelumnya nemun tidak ada bukti hubungan
klinis atau virologis antara keduanya meskipun demikian jumlah kecil pasien
dengan kutil kulit biasa juga mengalami kutil yang sama pada abagian genital
autonokasi degan HIV 1,2 atau 4 tampaknya merupakan penjelasan yang paling
mungkin, karena jenis-jenis tersebut telah diidentifikasi pada beberapa material
kutil
2.3 Patofisiologi
HPV mmerupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV
dapat mnginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebar local infeksi dan muncul
sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV enular melalui akivitas
seksual. HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok
resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkan atas genotype masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18,31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 erupakan resiko tingi.

4
Papilloma virus berifat epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari adanya
epitel skuamosa yang berdiferensiasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan
bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel
yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi
hyperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran
hyperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yang
lama atau pengobatan yang idak berhasil, dimana stratum korneum hanya
megandung dua lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar-pancar keluar
dari dari lapisan terluar dari kutil genitalia. Merupakan sel skuamosa yang zona
mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma intinya bias
diperuas dan hyperchrmasi, dua atau lebih nuclei/inti bias telihat. Peneliian
ultrastruktural menunjukkan adanya partikel-partikel virus pada satu bagian
nuclei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek sitopatik
spesifik dari HPV.
2.4 Manifestasi Klinik
 Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.
 Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.
 Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.
 Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
 Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
 Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.
 Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
 Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain.
 PMS kadang tidak memiliki gejala.
 Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita,
terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan,
kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan
berlendir.
 Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya
disebabkan oleh PMS.
 Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh
infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
 Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut
dapat terasa sakit atau tidak.
 Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin
 Kemerahan di sekitar alat kelamin.
 Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
 Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan
dengan menstruasi.

5
2.5 Bentuk-bentuk Condyloma
1) Bentuk akuminata
terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi
yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering
dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada
keadaan imunitas terganggu.
2) Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti
batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa
papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
3) Bentuk datar (flat)
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
4) Bentuk keratotik
Bentuk ini memiliki tampilan seperti krusta tebal, dapat tampak seperti
kutil biasa atau keratosis seboroik.

2.6 Komplokasi
a) Kanker serviks
Lama infeksi kondiloma akuminata meningkatkan resiko terjadinya kenker serviks.
Beberapa melaporkan bahwa resiko tertinggi terkena kanker seviks adalah pada
kasusu infeksi kondiloma akuminara selama 1-2 tahun. Resiko ini menurun pada
infeksi kondiloma akuminata selama <1 tahun dan infeksi kondiloma akuminata
selama 2-3 tahun.
b) Kanker genital lain
Selain menyebabkan kanker serviks, kondioma akuminata juga dapat menyebabkan
kanker genital lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis.
c) Infeksi Hiv
Seseorang dengan riwayat kondiloma akuminata lebih beresiko terinfeksi HIV.
d) Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
Kondiloma akuminata selama kehamilan dapat terus berkembang membesar di daerah
dinding vagina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan. Selain itu, kondsi

6
kondiloma akuminata dapat menurunkan system kekebalan tubuh, sehingga transmisi
penuaran ondiloma akuminaa pada jenis secara tenggorokannya.
e) Obstruksi uretra pada laki-laki.
f) Abortus sponta n pada kehami lan.
g) Penularan ke pasangan seksual lain

2.7 Diagnosa Banding


a) Bowenoid Populosis
Terdiri dari papula merah-coklat atau kadang-kadang lak leukoplakia-like pada pasien
HIV-positif itu mungkin sulit untuk membedakan dari kondiloma akuminata. Lesi
analog squamous intraepithelial hadir pada perianal dan pada leher Rahim.

b) Giant Condyloma Acuminatum


Secara klinis dicurigai oleh ukuran dan atau adanya fistula. Gambaran histologi
mungkin tampak sangan jinak dan perbedaan dari kutil kelamin besar sehingga dapat
menjadi sulit pada tahap awal. Namun, pencitraan resolusi tinggi mengungkapkan
tingkat infiltrasi dan biopsy besar dapat mendeteksi pertumbuhan desruktif local dan
jarang berubah menjadi sel skuamosa.

2.8 Pentalaksanaan
a) Kemoterapi
 Podophylin

Podopylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan kandungan beberapa senyawa
sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino yang paling aktif adalah
podophylotoksin. Jenis ini ungkin terdiri aras berbagai konsentrasi 1-25% denga senyawa
benzoin tinoture spirit dan paraffin cair yang digunakan adalah tiingtur podofilin 25%, kulit
disekitarnya dilindungi denga vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi setela 4-6 jam

7
dicuci. Jika belu ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari, setiap kali pemberian tidak
boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksis.

 Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak
0,5% dalam larutan etanol. Ini merupakan agen anti mitosis dan tidak
disarankan untuk menggunakan pada masa kehamilan atau menyusui,
jenis ini lebih aman dibandingkan podophylin. Aplikasi mandiri
diperbolehkan pada kasus-kasus keluan yang sesuai.
 Asam Trikloroasetik (TCA)
Ini agent topical alternative dan seringkali digunakan pada kutil
dengan konsentrasi 30-50% dioleskan setiap minggu dan pemberian
harus sangat hati-hati akrena dapat menimbulkan ulkus yang dalam.
Bahan ini dapat digunakan pada masa kehamilan.
 Topikal 5-Flourorasil (5 FU)
Krim 5 FU dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil uretra
dan vulva vagina, konsetrasinya 1-5% pemberian dilakukan setiap hari
sampai lesi hilang dan tidak miksi selama pemberian. Iritasi local
bukan hal yang tidak biasa.
 Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjkan bagi
verucciformis dan infeksi HPV anogenitalm, keefektifan bahan ini
dalam perawtan terhadap kuil kelamin masih dipertanyakan. Terapi
arental dan intra lesional terhadap kutil kelamin denga persiapan
interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon
yang berkisar antara 70-80% pada laporan-laporan awal. Tela
ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedaha
ablative lainnya menghasilkan tngkat kekambuhan (relapse rate) lebih
rendah. Efek samping dari perlakuan interferon sistemik meliputi
penyakit seperti flu dan neutropenia transien.
b) Non-farmaklogi
Obat kutil kelamin (kutil kondiloma pada pria/kutil jengger ayam pada wanita).
Penggunaan: bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan dioleskan
pada bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman
Karenna terbuat dari bahan-bahan alami.
c) Terapi Pembedahan
 Kuret atau Kauter (Elektrokauterisasi)

8
Dengan kondisi anastesi local dapat digunakan untuk pengbata kutl
yang resisten terhadap pengobatan topical munculnya bekas luka parut
adalah salah satu kekurangan metode ini.
 Bedah Beku (N2, N2O cair)
Bedah beku ini banyak menolong untuk pengoabtan kondiloma
akminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.
 Laser
Laser kerbondioksida efektif digunakan untuk memusnahkan beberapa
kutil-kutil yang sulit. Tidak dapat kekhawatiran mengenai
ketidakefektifan kerbondioksida yang dibandingkan selama prosedur
selesai, sediki meninggalkan jaringan parut.

 Terapi Kombinasi
Berbagai kombinasi terapi ayang telah dipergunakan terhadap kutil
kelamin yang membande, contohnya kombinasi interferon dengan
prosedur pembedahan, kombinasi TCAA dengan podophylin,
pembedahan dengan podophylin. Seseorang harus sangat berhati-hati
ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut dikarenakan beberapa
dari perlakuan tersebut mengakibatkan reaksi yang sangat seruis
 Bedah Skalpel (eksisi)
2.9 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Acetowhite
Tes ini menggunakan larutan asam asetat 3-5%, yang dapat digunakan
untuk mendeteksi infeksi HPV subklinis. Dalam waktu 1-5 menit lesi
akan berubah warna menjadi putih.27 Derajat perbedaan pemeriksaan
acetowhite terhadap berbagai tipe kondiloma beervariasi oleh karena
hidrasi dari epidermis. Pada lesi kondiloma yang lembab, dapat
memudahkan penetrasi asam asetat dan kemudian terjadi koagulasi
protein (sitokeratin) dan kemudian lesi menjadi berwarna putih.
Namun penetrasi pada lesi yang lebih kering akan menurun.
Sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan acetowhite rendah dalam
mendeteksi infeksi subklinis.
 Histopatologi
Pada epitel yang terinfeksi HPV pada pemeriksaan histopatologi akan
tampak adanya akantosis, papilomatosis, hiperkeratosis, parakeratosis
dan koilositosit. Koilosit yang merupakan sel skuamosa matur dengan

9
daerah perinukleus besar dan bening, mungkin tersebar diseluruh
lapisan sel. Nukleus koilosit mungkin membesar dan hiperkromatik.
 Deteksi DNA HPV
Beberapa uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi DNA HPV
seperti southern blot, dot blot, hibridisasi insitu, polymerase chain
reaction (PCR) dan hybrid capture assay. Dari semuanya, PCR
merupakan teknik yang paling sensitif untuk mendeteksi DNA HPV.
 Kolposkopi
Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan.
Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma
akuminata subklinis, dan kadang-kadang dilakukan bersama dengan
tes asam asetat.

2.10 Pencegahan
 Perilaku
Terdapat bukti epidemiologi yang menunjukkan bahwa intervensi
perilaku dapat efektif dlama mengurangi penularan HPV dan
morbiditas terkait HPV. Sebagai contoh melalui pendekatan “ABC”
yang merupakan singkatan dari abstain, be faithful dan condom.
Abstinensia atau monogami seumur hidup dapat mengurangi resiko
infeksi HPV. Kondom juga dapat mengurangi resiko infeksi HPV dan
penyakit infeksi menular seksual lainnya, namun tidak begitu
bermakna untuk infeksi HPV oleh karena HPV juga dapat ditularkan
melalui kontak seksual non penetrasi dengan pasangan pria maupun
wanita
 Vaksin
Profilaksis terhadap infeksi HPV dengan vaksin dibutuhkan untuk
menginduksi antibodi netralisir yang kuat terhadap protein struktural
HPV.22 Perkembangan vaksin profilaksis terhadap HPV berkembang
dalam kurun waktu 15 tahun terakhir setelah berkembangnya
teknologi untuk memproduksi virus like particles (VLPs) yaitu protein
kapsid dari virus HPV. Teknologi DNA rekombinan digunakan untuk
menghasilkan virus yang menyerupai virus alami dan dapat
menghasilkan titer antibodi netralisir yang tinggi. Gen L1 dikloning
dalam mikroorganisme seperti ragi (untuk vaksin kuadrivalen).
Dengan cara ini akan diekspresikan protein L1 yang menyerupai virus
asli, tidak bersifat infeksius dan dapat menginduksi kadar antibodi

10
netralisir spesifik yang tinggi.36 Dilaporkan terjadi respon imun yang
cepat, poten dan menetap setelah pemberian vaksin kuadrivalen
 Setia pada satu pasangan anda
 Hindari melakukan hubungan seksual dengan patner yang beresiko mengidap
penyakit tersebut
 Jaga kebersihan terutama kebersihan organ kelamin
 Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan
pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa perempuan dengan
kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan pedoman standar.
 Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan penularannya.
 Gunakan kondom tertama bila anda memiliki patner seksual lebih dari satu. Analisis
apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih kompleks dengan
hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan bahwa penggunaan kondom
laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap penularan HPV.
 Segera lakukan pengobatan bila dirasa memiliki ciri-ciri penyakit diatas dan beserta
pasangan seksual anda agar pengobatan yang anda lakukan tuntas dan tidak sia-sia.

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Tanggal masuk : 24 September 2018
Tanggal pengkajian:
No register :
Diagnosa medis : Condiloma Acuminata
I. Identitas pasien
Nama : Ny.X
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 25 tahun
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan : Wanita Penjaga Seks (WPS)
Status perkawinan : Janda
Suku bangsa : Sunda
Agama :
Alamat :
II. Penganggung jawab
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :

11
Hubungan dengan klien:

A. Keluhan utama
Pasien mengeluh muncul benjolan disekitar lubang kelamin.
B. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh muncul benjolan disekitar lubang kelamin awalnya kecil lama
kelamaan semakin membesar.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sering mengalami demam,flu,dan merasa cepat lelah dari
biasanya. Pasien mengatakan terinfeksi HIV sejak satu bulan lalu.
Riwayat Kesehatan
> keadaan umum : Baik
> tingkat kesadaran : Komposmentis
> tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,5°C
TB : 160cm
BB : 60kg
•> Kepala
•> Mata
•> Hidung
•> Mulut
•> Telinga
•> Leher
•> Thorak
•> Abdomen
•> Genitalia
• Pada parineum dan inguinal didapatkan papil mutipel dengan permukaan
verukosa. Sewarna dengan kulit, bentuk bulat, batas tegas, ukuran 0,3-0,5 cm
dan humor multipel permukaan verukosa, batas tegas, sewarna dengan kulit,
bentuk geografika ukuran 0,5-0,7cm sampai 0,6-3cm, konsistensi padat,
konfigurasi tersebar/diskrit dan distribusi terlokalisir.
• Pada labia mayor dan labia minior didapatkan papul verukosa, multipel,
sewarna dengan kulit, batas tegas, bentuk bulat ukuran diameter 0,3-0,5 cm,
konsistensi padat, konfigurasi tersebar/diskrit dan distribusi terlokalisir.

12
• Pada dinding vagina didapatkan papul verukosa, multipel, sewarna mukosa
kulit, bagas tegas, bentuk ukuran diameter 0,3-0,4 cm, bulat, konsistensi padat,
konfigurasi tersebar/diskrit dan distribusi terlokalisir.
•> Ekstremitas
•> Integumen

Pola Pengkajian Kesehatan Gordon


• Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien bekerja sebagai wanita penjaja seks (WPS) sejak 4 bulan terakhir setelah
bercerai dengan suaminya 1 tahun yang lalu.
• Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur pasien biasanya terganggu akibat dari nyeri didaerah
genital dan dapat terjadi akbiat dari depresi yang dialami oleh wanita.
• Pola elimimasi
Dapat terjadi jituria dan hematuria
• Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi wanita dengan kutil kelamin biasanya terjadi penurunan nafsu
makan.
• Pola kognitif-perseptual
Biasanya tidak terjadi gangguan pada pancra indra.
• Pola persepsi dan konsepsi diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit
kulit kelamin/kondiluma akuminata karena sering bergonta-ganti pasangan.
• Pola aktivitas dan latihan
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
• Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien melakukan hubungan/kontak seksual dengan pelanggan sekitar 1 hari
yang lalu tanpa menggunakan kondom. Pasien berhubungan seksual dengan 3-5
pelanggan dalam sehari dan menggunakan kondom setelah mengetahui dirinya
menderita HIV. Pasien disarankan agar tidak kontak seksual selama pengobatan
kontak seksual selalu menggunakan kondom dan tidak bergonta ganti pasangan
seksual.
• Pola menejemen koping stres
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Apakah pasien dapat
menerima kondisinya setelah sakit.
• Pola peran hubungan
Bagaimana pola hubungan pasien dengan keluarga/lingkungan sekitarnya apakah
penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya.
• Pola keyakinan dan nilai

13
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang
diyakini.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi


2. Gangguan rasa nyaman gatal b.d infeksi virus kuman papiloma.
3. Gangguan pola seksual b.d gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin.
4. Gangguan citra tubuh b.d penumpukan nodul merah seperti bunga kol, merasa
malu atas perubahan pada alat kelaminnya.
5. Resiko tinggi penularan b.d pecahnya nodul merah lesi terpajah

Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi


2. Ketidakefektifan pola seksual b.d takut infeksi menular seksual.

Pemeriksaan Penunjang
Tes Acetowhite positif
Penatalaksanaan
- Tutul Trichlorcacetic Acid (TCA) 80% 1x1 minggu sampai lesi hilang.
- ARV (Anti Retro Viral)

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Pasien Hubungan seksual Kerusakan
mengatakan muncul ↓ interritas kulit
benjolan disekitar Kontak dengan HPV
lubang kelamin dan ↓
semakin membesar Masuk melalui mikrokesi
Do : - Pada

14
parineum dan ↓
inguinal pasien Penetrasi melalui kulit
terdapat papil ↓
multipel ukuran 0,3 - Mikroabrasi permukaan epitel
0,5cm dan tumor ↓
multipel bentuk HPV masuk lapisan basal virus
geografika 0,5 x berepukasi
0,7cm sampai 0,8 x ↓
7cm Tidak terkendali
- Pada labia mayor ↓
dan minor terdapat Papul disekitar genetalia
papul verukosa ↓
multipel diameter Penumpukan papul
0,3 – 0,5cm ↓
- Pada dinding Kerusakan integritas kulit
vagina didapatkan
papul verukosa
multipel diameter
0,3 – 0,4cm
2. Ds : pasien Hubungan seksual Ketidak
mengatakan ↓ efektifan pola
pekerjaannya adalah Masuk melalui mikrolesi seksual
WPS ( wanita ↓
penjaja seks ) Penetrasi melalui kulit
Do : - Pasien ↓
terinfeksi HIV Mikroabrasi permukaan epitel
-Pasien menderita ↓
penyakit kutil HPV masuk ke lapisan basal
kelamin virus berepukasi

Tidak terkendali

Ditumpangi patogen

Keputihan disertai infeksi

Berbau

Tidak nyaman saat seks

Ketidakefektifan pola seksual

Diagnosa Keperawatan

15
1. Kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi
2. Ketidakefektifan pola seksual b.d takut infeksi menular seksual.

Intervensi

Dx Tujuan Intervensi Rasional


Kerusakan Setelah dilakukan 1) Anjurkan 1. Vitamin E
integritas kulit tindakan klien untuk akan
b.d keperawatan mengoleska membantu
imunodefisiensi selama 3 x 24jam n vitamin E mengurang
masalah kerusakan pada kulit i rasa
integritas kulit 2) Berikan ketidak
klien teratasi, konsumsi nyamanan
dengan kriteria makanan pada kutil
hasil dan buah – dan
1. Papul pada buahan mengurang
alat seperti i resiko
kelamin mangga infeksi
klien serta 2. Buah
berkurang sayuran buahan
2. Papul pada yang mengandu
alat berwarna ng vitamin
kelamin hijau C dan A
klien 3) Anjurkan yang baik
mengecil klien untuk untuk
3. Papul pada selalu menjaga
kulit klien menjaga kelembaba
hilang dan kebersihan n kulit dan
sembuh genetalia integritas
Kolaborasi kulit
4) Berikan 3. Dengan
asam menjaga
trikolonoase kebersihan
tat 80-90%. genitalia
Oleskan kulit
terjaga dari
resiko
infeksi
lainnya
4. Untuk
menetralisi
r asam
yang tidak
bereaksi

16
Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Pantau tindakan 1. dengan
n pola seksual tindakan keperawatan memantau seksual
b.d takut infeksi keperawatan gangguan pola klien, perawat
menular seksual selama 3 x 24jam seksual teratasi mampu
masalah kemampuan klien memberikan
ketidakefektifan untuk melihat intervinsi yang
pola seksual dapat perubahan fungsi tepat terhadap
teratasi dengan seksualnya penyebab
kriteria hasil 2. dorong klien gangguan
1. Pasien untuk 2. mengetahui
mampu mendiskusikan perasaan pasien,
mengungka perasaan mengenai sehingga ia mau
pkan perubahan fungsi terbuka dan
pengetahua seksualnya menjelaskan
nnya 3. berikan mengenai
tentang informasi tentang gangguan pola
efek penyakit yang fungsi seksual
penyakit diderita klien yang ia alami
yang 4. anjurkan untuk 3. membuka
dialami menghentikan pikiran pasien
terhadap kegiatan seks mengenai
fungsi selama masa gangguan pola
seksualitasn pengobatan seksual serta cara
ya 5. diskusikan mengatasinya
2. Klien mau harapan klien untuk 4. menghindari
mendiskusi melakukan penularan kembali
kan aktivitas seksual oleh penyakit
masalah yang normal yang sama
tentang 5. dengan
perubahan memberikan
fungsi harapan pada
seksual pasien dapat
dengan termotivasi untuk
orang memperbaiki gaya
terdekat hidup atau pola
yang seksual yang salah
dialaminya

17
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bunga kola


tau kutil yang meruncing kecil yang tumbuh kembang sampai mebentuk kelompok
yang berkembang terus ditulakan secara seksual. Kondiloma akuminata atau disebut
juga dengan kutil kelamin merupakan IMS yang disebabkan oleh HPV yang sering
disebabkan oleh tipe 6 dan 11.1,2,3,14,15. Kondiloma Akuminata adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh virus Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan
kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Sinonim penyakit ini disebut
jengger ayam, kutil kelamin, dan genital warts.

Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts terdiri dari epidermis
dan papulaatau nodul dermal pada perineum, genitalis, lipatan crural dan anus.
Mereka bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic, massa
seperti kembang kol,

3.2 Saran

18
Untuk mahasiswa agar menghetahui bahwa penyakit Kondiloma akuinata yang
disebabkan oleh HPV sangat berbahaya, sehingga kami menyarankan agar berhati
hati dengan pergaulan bebas yang berkelanjutan dengan seks bebas.

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization. Sexually transmitted infections (STIs) [internet]. 2016


[cited2016November15].Availablefrom:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs
110/en

Centers for Disease Control dan Prevention: Incidence, prevalence, and cost of
sexually transmitted infections in the United State [internet]. 2013 [cited 2015
November 10]. Available from : http://www.cdc.gov/std/stats/STIEstimates-Fact-
Sheet-Feb-2013.pdf

Ai Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti 2010. Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan).


Penerbit buku kesehatan’ Jakarta.

http://eemoo.wordpress.com/2009/02/16/kutil-kelamin/. Diakses tanggal 4 Desember


2012

Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika ;


Jakarta.

19
20

Anda mungkin juga menyukai