Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN KRATON YOGYAKARTA

SEBAGAI PENANGGULANGAN KRISIS PARIWISATA BUDAYA

Sutiyono

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,

Abstract:This study was aimed at investigating the management which was used to
do the traditional performing art in Yogyakarta palace as a form of overcoming the
cultural tourism crisises. The research used qualitative approach. Participant obser-
vations, indepth interviews, documentation study were conducted to collect data.
The results show that the management which was used to doing the traditional per-
forming arts in Yogyakarta palace used management functions, like performance
programe (planning), performance actuating, performance organize (organizing),
and performance controll (controlling). The management applications could be used
by Yogyakarta palace as a form of overcoming the cultural tourism crisises.

Keyword: management, performance, cultural tourism.

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap manajemen yang dipergu-


nakan untuk mengelola seni pertunjukan tradisional di Kraton Yogyakarta sebagai
bentuk penanggulangan krisis pariwisata budaya. Penelitian ini mempergunakan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi berpartisipasi,
wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
manajemenyang dipergunakan untuk mengelola seni pertunjukan tradisional di Kra-
ton Yogyakarta mempergunakan fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan per-
tunjukan (planning), mengorganisasi pertunjukan (organizing), pelaksanaan pertun-
jukan (actuating), dan pengawasan pertunjukan (controlling). Dengan menerapkan
manajemen pertunjukan tersebut dapat dipergunakan Kraton Yogyakarta sebagai
bentuk penangulangan krisis pariwisata di Yogyakarta.

Kata kunci: manajemen, pertunjukan, pariwisata budaya..

Salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia hotel berbintang, Kraton Yogyakarta, Ta-
adalah Yogyakarta. Kota ini kaya akan po- man Wisata Candi Prambanan, restoran,
tensi alam dan seni budaya. Terutama men- rumah bangsawan, dan sebagainya.
genai seni budaya, Yogyakarta termasuk Sementara itu Deparsenibud juga men-
daerah yang sangat kaya seni pertunjukan gidentifikasi peta lokasi seni pertunjukan
tradisional. Kekayaan seni ini dapat dilihat wisata di DIY. Dalam sebuah laporan yang
dalam berbagai atraksi yang diselenggara- diprakarsai Deparsenibud tentang “Pemben-
kan oleh dinas pariwisata di Yogyakarta tukan Sistem Pengembangan Fasilitas Seni
terdapat 28 lokasi penyelenggaraan atraksi dan Budaya” (1999) disebutkan bahwa daf-
seni pertunjukan tradisional wisata (Kusna- tar taman pertunjukan di DIY meliputi: Pu-
di, 1998:19). Lokasi ini antara lain berada di rawisata, Pujakusuman, Ambar Budaya,

242
243 | BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010
Hotel Ambarukmo, Lobi Hotel Garuda, Ar- Karya cipta seni budaya akan menciptakan
juna Plaza Hotel, Candi Prambanan, Hano- lapangan kerja dan meningkatkan penghasi-
man’s Forest Restourants, Kraton Yogya- lan masyarakat, (3) Penampilan seni dan
karta, Sasana Hinggil, Agastya Art Institut, budaya di samping menarik perhatian wisa-
Natour, Auditorium RRI, Pura Pakualaman, tawan juga meningkatkan sumber daya seni
Institut Seni Indonesia, Sekolah Menengah dan budaya, (4) Penampilan seni dan bu-
Karawitan Indonesia, Padepokan Bagong daya dapat meningkatkan pemeliharaan dan
Kusumadiardjo, Siswo Among Beksa, dan manajemen seni dan budaya, (5) dana yang
Taman Budaya (Deparsenibud, 1999: 2-9 dihasilkan dari pemanfaatan seni dan bu-
s/d 2-14). Apa yang telah disebutkan oleh daya meningkatkan taraf hidup masyarakat,
Kusnadi dan Deparsenibud pada dasarnya dan (6) Sentuhan dengan seni dan budaya
sama, yakni mengenai lokasi-lokasi yang negara lain meningkatkan harkat, kehorma-
dijadikan sebagai tempat atraksi seni per- tan, dan pemahaman tentang arti kemanu-
tunjukan tradisional wisata di DIY. siaan (Bandem, 2001:6).
Adapun jenis seni pertunjukan tradi- Dengan maraknya industri pariwisata
sional yang dipergelarkan antara lain: sen- yang berkecimpung dalam bidang seni per-
dratari Ramayana, wayang kulit, konser ka- tunjukan tradisional di Yogyakarta akhir-
rawitan, tari klasik, tari rakyat, fragmen akhir ini, kenyataannya telah menuai berba-
wayang orang, dan sebagainya. Di antara gai kritik dari masyarakat, baik masyarakat
jenis kesenian tersebut yang paling banyak Yogyakarta sendiri maupun masyarakat luar
ditampilkan adalah sendratari Ramayana. Yogyakarta, bahkan dari luar negeri. Isi kri-
Sendratari ini menjadi materi acara pentas tik tersebut adalah memberikan sinyalemen
rutin di Panggung Terbuka dan Tertutup negatif atau nada-nada sumbang terhadap
Candi Prambanan, Dalem Pujakusuman, jalannya atraksi seni pertunjukan tradisional
Purawisata, dan beberapa hotel di Yogya- sebagai paket wisata. Sebagai contoh Sen-
karta. dratari Ramayana yang disiapkan untuk
Banyaknya jenis seni pertunjukan di In- konsumsi wisatawan di kompleks candi
donesia memang merupakan aset yang luar Prambanan, yang disajikan secara utuh dari
biasa untuk diberdayakan menjadi daya ta- episode pertama hingga episode terakhir
rik para wisatawan. Bila dilihat secara kuan- selama empat hari berturut-turut, kemudian
titas, seni pertunjukan Indonesia sangat ba- setelah sendratari ini masuk hotel berbin-
nyak jumlahnya, sebab dalam laporan pene- tang hanya disajikan selama sekitar 40 me-
litian tentang seni pertunjukan di Asia nit. Kesenian daerah ini masih bersifat tra-
Tenggara yang dilakukan Brandon (1967), disional, namun dalam penyajiannya sudah
menyebutkan bahwa jumlah seni pertunju- terpotong-potong, karena disesuaikan den-
kan yang ada di Asia Tenggara, 75% berada gan waktu dan kantong wisatawan (Yoety,
di Indonesia, sedangkan yang 25% ada di 1986:3). Tentu saja produksi seni tradision-
negara-negara Asia Tenggara yang lain, se- al ini lebih menekankan faktor pragmatis
perti Malaysia, Singapura, Brunai Darussa- dan berorientasi pasar. Para seniman yang
lam, Myanmar, Thailand, Laos, dan Viet- terlibat dalam pentas seni tidak dilandasi
nam. perasaan serius dan semangat idealisme,
Potensi budaya bangsa yang banyak akibatnya hasil pentasnya hanya mencapai
jumlahnya amat penting untuk menunjang kualitas rendah. Dalam perspektif Smiers
pembangunan pariwisata. Hal ini disebab- (2009:59), produk-produk budaya yang
kan oleh beberapa aspek antara lain: (1) Un- diproduksi, didistribusi, dan dipromosikan
tuk mempromosikan kepariwisataan secara pada skala massal (seperti dalam rangka
umum, baik dalam maupun luar negeri, (2)
Sutiyono, Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta | 244
pariwisata) menjadi buruk, merusak moral, terhadap eksistensi seni budaya tradisional
dan dangkal. yang telah dijadikan sebagai atraksi untuk
Jauh sebelum terjadi maraknya paket para wisatawan. Indikasi ini mengisyaratkan
seni pertunjukan wisata itu, Sutiyono (1991) bahwa pengembangan pariwisata lebih ba-
menyebutkan, bahwa kenyataan pertunju- nyak mengakibatkan dampak negatif dari
kan seni tradisional dalam kepariwisataan pada positif, dan hingga sekarang pro dan
menimbulkan dampak positif dan negatif. kontra masih berlangsung.
Dampak positifnya adalah pariwisata men- Untuk mengatasi agar pengembangan
gangkat kembali seni tradisional yang ham- kepariwisataan tidak mengakibatkan ketim-
pir punah, sedangkan dampak negatifnya pangan-ketimpangan khususnya terhadap
adalah pariwisata menimbulkan pencema- seni tradisional, perlu dicari jalan keluar.
ran, komersialisasi, dan profanisasi nilai- Sebagai alternatif untuk memberikan solusi
nilai seni budaya tradisional. atas masalah ini adalah dengan memfungsi-
Krisis seni budaya tradisonal juga per- kan manajemen secara lebih efektif. Dengan
nah dibicarakan pada sebuah lokakarya harapan, bahwa seni pertunjukan tradisional
“Third World Tourism” di Manila (Philipi- wisata harus dikelola secara profesional,
na) tahun 1980. Dalam kesempatan itu di- dan manajemen ini dapat berfungsi untuk
lontarkan kritik tajam terhadap dampak ne- mengatur pentas seni tradisional wisata tan-
gatif pariwisata. Kritik itu menyebutkan pa harus kehilangan akar budayanya.
bahwa pariwisata lebih banyak membawa Dalam sebuah Konferensi Internasional
malapetaka dari pada keuntungan bagi ne- Pariwisata Budaya (International Confe-
gara berkembang yang sebagian besar seba- rence of Cultural Tourism) di Yogyakarta
gai produsen pariwisata. Sebagai contoh tahun 1992, di antaranya ditandaskan pen-
banyak pemukiman rakyat kecil tergusur tingnya manajemen dalam kepariwisataan.
demi sebuah pembangunan hotel berbin- Nurzalina Lim (1992:1-6) dalam kesempa-
tang, pengaruh gaya hidup turis, prostitusi, tan itu menegaskan bahwa fenomena pari-
dan rusaknya nilai seni tradisional wisata sudah cukup banyak dipahami oleh
(O’Grady, 1980:3-4). masyarakat dunia, sehingga dampak nega-
Berbagai dampak negatif yang ditim- tifnya hanya dapat ditekan melalui perenca-
bulkan pariwisata sudah banyak dirasakan. naan dan manajemen (pengelolaan).
Keluhan dan nada-nada sumbang terhadap Dampak negatif yang ditimbulkan pa-
pariwisata hampir diserukan masyarakat riwisata terhadap seni pertunjukan di Yo-
setiap saat. Semuanya harus diantisipasi se- gyakarta telah menjadi wacana negatif da-
cara dini, agar dampak negatif pariwisata lam kehidupan masyarakat. Keluhan dan
tidak mengakibatkan krisis sosial budaya nada-nada sumbang terhadap pariwisata
yang berkepanjangan. Di samping itu, pent- hampir diserukan masyarakat setiap saat.
ing untuk diperhatikan bahwa pariwisata Padahal secara ekonomis, pariwisata juga
juga membawa dampak positif seperti membawa dampak positif seperti memper-
memperbanyak kesempatan kerja, membu- banyak kesempatan kerja, membuka ke-
ka kesempatan berusaha, menggugah krea- sempatan berusaha, menggugah kreativitas
tivitas produksi, merangsang para investor produksi, merangsang para investor untuk
untuk menanamkan modalnya, mendanai menanamkan modal, mendanai pelestarian
pelestarian budaya, dan sebagainya. budaya, dan sebagainya. Inilah problemati-
Permasalahan penelitian ini menunjuk ka pariwisata seni yang dihadapi masyara-
pada aktivitas kepariwisataan yang dapat kat budaya Yogyakarta sekarang.
mendatangkan milyaran dollar ternyata me- Problematika pariwisata seni pertunju-
nimbulkan masalah sosial budaya, terutama kan ini perlu untuk dicarikan solusinya,
245 | BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010
yaitu menggali strategi dan langkah-langkah dan (2) pengurus kelompok kesenian yang
untuk mengusahakan agar pengembangan pentas di Kraton Yogyakarta. Sesuai dengan
kepariwisataan tidak mengakibatkan ketim- tempat yang direncanakan, penelitian ini
pangan-ketimpangan khususnya terhadap dilakukan di satu tempat, yakni Kraton Yo-
seni pertunjukan. Sebagai alternatif untuk gyakarta khususnya tempat pentas seni wi-
memberikan solusi atas masalah ini adalah sata bangsal Sri Manganti. Waktu penelitian
dengan memfungsikan manajemen pariwi- adalah waktu pentas seni wisata setiap hari
sata budaya seni pertunjukan secara lebih Minggu siang atau sekitar jam 10.30 sampai
efektif. Dengan harapan, bahwa seni pertun- 12.00 WIB.
jukan wisata harus dikelola secara profe- Teknik pengumpulan data yang diper-
sional. Hal ini merupakan bentuk antisipasi gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
agar dampak negatif pariwisata tidak men- cara melakukan observasi, wawancara, dan
gakibatkan krisis sosial budaya berkepan- studi pustaka. Teknik yang dipergunakan
jangan. untuk menganalisis data penelitian adalah
Penelitian ini dibatasi pada manajemen teknik analisis deskriptif interpretatif (Sa-
seni pertunjukan Kraton Yogyakarta seba- rantakos, 1993:308) dengan langkah-lang-
gai usaha untuk menanggulangi krisis pa- kah: (a) Memilih data yang relevan dan
riwisata budaya. Hal ini perlu diangkat ke memberi kode, (b) Membuat catatan objek-
permukaan, mengingat pariwisata budaya tif, dalam hal ini sekaligus melakukan klasi-
telah dituding sebagai biang keladi penye- fikasi dan mengedit (mereduksi), (c) Mem-
bab terjadinya distorsi seni budaya tradi- buat catatan reflektif, (d) Menyimpulkan
sional, sebagai akibat menurunnya kualitas data, dan (e) Melakukan triangulasi yaitu
seni pertunjukan di berbagai lokasi pertun- mengecek kebenaran data dengan cara me-
jukan di Yogyakarta. Oleh karenanya, tu- nyimpulkan data ganda yang diperoleh me-
juan penelitian ini adalah untuk mengetahui lalui tiga cara: (1) memperpanjang waktu
sejauh mana usaha mengelola atau bentuk observasi di lapangan dengan tujuan untuk
manajemen pariwisata budaya seni pertun- mencocokkan data yang telah di tulis den-
jukan Kraton Yogyakarta. Melalui bentuk gan data lapangan, (2) mencocokkan data
manajemen pariwisata ini dapat diketahui yang telah ditulis dengan bertanya kembali
langkah Kraton Yogyakarta dalam menang- kepada informan, dan (3) mencocokkan da-
gulangi krisis pariwisata budaya. Bila tu- ta yang telah ditulis dengan sumber pustaka.
juan penelitian ini dapat diungkap tentu saja
dapat dipergunakan sebagai evaluasi untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam Hasil
melihat bentuk manajemen pariwisata bu- Manajemen seni pertunjukan tradisional
daya seni pertunjukan di Kraton Yogyakar- wisata Minggu Siang di Kraton Yogyakarta
ta. berdasarkan manajemen pertunjukan wisata
(Saragih, 1982) sebagai berikut.
METODE
Perencanaan Pertunjukan (Planning)
Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif. Perencanaan pentas adalah segala yang
Adapun subjek penelitiannya adalah sumb- dirancang dan ditetapkan sebelum aktivitas
er-sumber primer yang terdiri dari para produksi dimulai untuk menyukseskan pen-
pengelola pentas wisata di Kraton Yogya- tas seni “Paket Wisata Kraton Yogyakarta”
karta. Para pengelola terdiri dari dua ma- setiap hari Minggu siang. Perencanaan ini
cam: (1) pengelola dari Kraton Yogyakarta,
Sutiyono, Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta | 246
meliputi: maksud dan tujuan, pertimbangan Wisata Kraton Yogyakarta” adalah ikut me-
kraton, dan cara kerja yang akan dilakukan. nyukseskan program pariwisata yang dica-
Maksud dan tujuan diadakan kegiatan nangkan pemerintah. Sektor-sektor pem-
“Paket Wisata Kraton Yogyakarta” sebagai bangunan yang lain yang dapat mendatang-
kegiatan milik raja (kagungan dalem) ada- kan devisa seperti minyak bumi dan kayu
lah: (1) Memberi kesempatan berpentas ke- lapis telah dianggap tidak mampu lagi un-
pada lembaga/universitas/yayasan/per- tuk menutup anggaran pembangunan. Sek-
kumpulan/ paguyuban kesenian yang ada di tor satu-satunya yang sekiranya dapat men-
daerah Istimewa Yogyakarta yang khusus datangkan devisa negara adalah pariwisata.
mengelola kesenian Jawa klasik gaya Yo- Berdasarkan hal tersebut dicanangkan
gyakarta (Mataraman). (2) Memperkenal- seni pertunjukan wisata yang diselenggara-
kan kesenian Jawa klasik gaya Kraton Yo- kan di Kraton Yogyakarta setiap hari Ming-
gyakarta kepada para wisatawan, baik do- gu, tepatnya pada jam 10.30 hingga 12.00
mestik maupun mancanegara. (3) Menun- Waktu Indonesia Barat. Pentas ini meru-
jukkan bahwa kraton adalah sebagai sumber pakan pentas rutin yang telah diawali sejak
seni klasik gaya Yogyakarta yang bernilai tanggal 20 November 1989, dan merupakan
tinggi. (4) Mempertimbangkan bahwa Yo- perintah langsung ataudhawuh (perintah)
gyakarta sebagai salah satu daerah Tujuan Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Bu-
wisata utama di Indonesia. wono X sebagai raja Kraton Yogyakarta.
Terdapat satu hal penting bahwa pentas
kraton adalah melestarikan seni tradisional Mengorganisasi Pertunjukan (Organiz-
klasik yang dimiliki Kraton Yogyakarta. ing)
Lebih jauh pentas tersebut juga ditujukan Nama kegiatan seni pertunjukan dalam
untuk mengenalkan khasanah kebudayaan penelitian ini adalah “Paket Wisata Kraton
yang dimiliki Kraton Yogyakarta baik di Yogyakarta”. Oleh karena diselenggarakan
lingkungan daerah Yogyakarta dan sekitar- pada hari Minggu siang, maka masyarakat
nya maupun mancanegara. Dengan demi- sering menjulukinya Paket Wisata Minggu
kian bahwa tujuan tersebut tidak lepas dari Siang. Paket seni yang dipentaskan terdapat
pengembangan kepariwisataan Propinsi tiga jenis yaitu: (1) tari tunggal, (2) beksan,
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang juga dan (3) fragmen.
mempunyai misi untuk menawarkan infor- Pertama, tari tunggal adalah jenis tarian
masi kebudayaan di daerah Yogyakarta. yang diperankan oleh satu orang penari,
Selain itu, berdasarkan maksud dan tu- baik oleh wanita maupun pria. Tari tunggal
juannya dapat dikaji bahwa orientasi yang yang diperankan oleh wanita disebut tari
melatarbelakangi diadakannya “Paket Wi- putri. Biasanya tari putri yang dipentaskan
sata Kraton Yogyakarta” bersifat ekonomis terdiri dari empat jenis, yaitu: (1) tari golek,
dan kultural. Orientasi ekonomis mengung- (2) tari Sekar Pudyastuti, (3) tari Santi
kapkan bahwa kegiatan paket tersebut harus Mangayu Hayu dan (4) tari Bed-
dapat mendatangkan keuntungan ekonomis. haya/Srimpi. Khususnya tari golek yang
Orientasi kultural mengungkapkan bahwa dipentaskan di antaranya meliputi tari golek:
kraton masih berperan sebagai wadah atau Ayun-ayun, Kenyatinembe, Bawaraga, Su-
sumber dan sekaligus merupakan upaya me- lungdayung, Lambangsari, dan Asmaran-
lestarikan kebudayaan, yakni seni Jawa kla- dana. Demikian juga tari Bedhaya/Srimpi
sik gaya Yogyakarta (gagrak Mataraman). yang dipentaskan di antaranya meliputi tari:
Sebagaimana dalam maksud tujuan bu- Srimpi Muncar, Srimpi Pandhelori, dan
tir keempat, bahwa kraton Yogyakarta Srimpi Renggawati. Di samping diperankan
mempertimbangkan adanya pentas “Paket
247 | BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010
oleh wanita, tari tunggaljuga diperankan Yogyakarta, terutama dalam hal promosi ke
oleh pria disebut tari putra. Biasanya tari luar negeri, yakni dimasukkan ke dalam ka-
putra yang dipentaskan terdiri dari tiga je- lender event. Dalam kalender event dis-
nis, yaitu: (1) alus, (2) gagah, dan (3) kela- ebutkan peristiwa pentas seni yang sudah
na topeng. Khususnya tari kelana topeng diagendakan di kraton Yogyakarta selama
yang dipentaskan di antaranya meliputi tari satu tahun, termasuk di antaranya pentas
kelana topeng: alus dengan tokoh Gunung- seni setiap hari Minggu siang. Kedua be-
sari, dan gagah dengan tokoh Sewandana. kerja sama dengan paguyuban/kelompok
Kedua, beksan1 yang dimaksud adalah kesenian di Yogyakarta dan sekitarnya un-
jenis tarian yang diperankan oleh dua orang tuk mengisi paket seni di kraton Yogyakar-
penari. Beksan yang dipentaskan dalam ta. Beberapa paguyuban kesenian di Yo-
kesempatan pentas seni Minggu siang di gyakarta yang telah tercatat sebagai pengisi
antaranya: Srikandi-Larasati, Srikandi- “Paket Wisata Kraton Yogyakarta” setiap
Suradewati, Srikandi-Bisma, Gathutkaca- hari Minggu siang, secara bergiliran adalah
Suteja, Arjuna-Niwatakawaca, Anila- sebagai berikut: (a) Unit Kesenian Maha-
Prahasta, Anoman-Yaksadewa, Trihangga- siswa UGM, (b) Jurusan Pendidikan Seni
Pratalamaryam, dan Beksan Menak. Khu- Tari FBS UNY, (c) Yayasan Siswo Among
susnya beksan menak yang biasa dipen- Beksa Yogyakarta, (d) Yayasan Pamulan-
taskan adalah: Umarmaya-Umarmadi, gan Beksa Sasmintomardawa Yogyakarta,
Rengganis-Widaninggar, Adaninggar- (e) Sekolah Menengah Kejuruan I Kasihan
Kelaswara, dan Sudarawerti-Sirtupilaili. Bantul, (f) Surya Kencana Yogyakarta, (g)
Melihat judul tarian tersebut dapat disinyalir Kawedhanan Hageng Poenakawan Kridha-
bahwa beksan sama dengan pethilan, ar- mardawa Kraton Yogyakarta, dan (h) ISI
tinya tarian yang diambilkan dari cerita Yogyakarta
wayang orang. Jumlah penari yang hanya Berdasarkan rencana cara kerja ini, sa-
dua orang juga memperlihatkan bahwa bek- saran pentas “Paket Wisata Kraton Yogya-
san merupakan sebuah lakon kecil dari karta” yaitu para penonton atau wisatawan
wayang orang. baik wisatawan asing maupun domestik. Di
Ketiga, fragmen adalah jenis tarian samping itu sasaran pentas juga ditujukan
yang diperankan oleh banyak orang penari. kepada para seniman yang terlibat pentas
Fragmen merupakan lakon besar/panjang dari suatu paguyuban. Sasaran yang kedua
dari wayang orang. Minimal jumlah pena- ini penting untuk diperhatikan karena den-
rinya adalah tiga orang. Beberapa cerita gan banyaknya seniman yang terlibat pentas
fragmen yang sering dipentaskan dalam ke- seni di kraton Yogyakarta dapat disinyalir
sempatan pentas Minggu siang yaitu: Can- sebagai pendukung kesenian gaya Yogya-
drakirana Boyong, Arjunawiwaha, Kelas- karta.
wara Palakrama, Senggana Duta, Dasa- Pentas seni “Paket Wisata Kraton Yo-
lengkara Lena, Kikis Tunggarana, dan Cip- gyakarta” bukan merupakan paket yang se-
taning Mintaraga. cara khusus diselenggarakan kraton Yogya-
Adapun cara pengorganisasian pertun- karta, namun merupakan bagian paket pari-
jukan yang dilakukan Kraton Yogyakarta wisata secara umum di kraton Yogyakarta,
untuk menyukseskan “Paket Wisata Kraton yang diselenggarakan oleh Tepas (kantor)
Yogyakarta” adalah: pertama, bekerja sama Pariwisata dan Babadan Museum kraton
dengan Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) Yogyakarta. Tepas Pariwisata ini mengelola
kepariwisataan serta tiket masuk kraton Yo-
1
Istilah beksan ada dalam tari gaya Yogyakarta. gyakarta sebesar Rp. 3.000,- untuk wisata-
Dalam tari gaya Surakarta disebut wireng. wan domestik dan Rp. 7.500,- untuk wisa-
Sutiyono, Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta | 248
tawan asing. Bagi para pengunjung atau wi- bentuk joglo tetapi tidak dibatasi sekat-sekat
satawan yang telah masuk areal kraton Yo- tembok, artinya merupakan ruang terbuka
gyakarta dapat melihat berbagai objek wisa- dengan penyangga empat tiang. Arena pen-
ta seperti museum, gamelan kuna, pembua- tas di dalam bangsal Sri Manganti beruku-
tan batik tulis, dan pentas seni. Kenyataan- ran 10 x 15 meter persegi. Di belakang
nya setiap hari Minggu, para wisatawan ruang pentas terdapat seperangkat gamelan
mengunjungi objek-oebjek wisata tersebut laras slendro dan seperangkat gamelan la-
dan juga meluangkan waktunya untuk meli- ras pelog. Di sebelah kiri, kanan, dan depan
hat pentas seni di bangsal Sri Manganti pa- arena pentas merupakan tempat penonton.
da jam 10.30 hingga 12.00 WIB. Selain sebagai tempat pertunjukan, bangsal
Tepas Pariwisata atas nama pihak kra- Sri Manganti dipergunakan Sri Sultan untuk
ton Yogyakarta memberi bantuan dana per- menerima tamu baik dari dalam maupun
tunjukan kepada setiap kelompok kesenian luar negeri.
yang telah pentas di bangsal Sri Manganti Kegiatan pentas di kraton Yogyakarta
sebesar Rp. 250.000,-. Sebelumnya hanya sesungguhnya tidak hanya pada hari Ming-
sebesar Rp. 175.000,-. Bahkan sebelum kri- gu saja, akan tetapi setiap hari, mulai hari
sis ekonomi menimpa negara Indonesia ta- Senin hingga Minggu. Materi keseniannya
hun 1997, bantuan tersebut sebesar Rp. dapat berujud tari, konser karawitan,
100.000,- Dana sebesar ini dinyatakan ku- wayang thengul, macapat, dan wayang pur-
rang atau lebih tergantung masing-masing wa. Jadi selama seminggu di kraton Yogya-
kelompok kesenian yang mempergunakan- karta dapat dilihat berbagai pentas seni.
nya. Namun demikian kegiatan pentas itu dinya-
takan libur karena: (1) Hari Jum’at, (2) Hari
Pelaksanan Pertunjukan (Actuating) Ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan RI,
Sebelum pertunjukan dimulai, sebuah (3) Hari Upacara Grebeg, (4) Hari Upacara
kelompok kesenian yang telah ditunjuk Kra- Labuhan, (5) Sultan menerima tamu agung,
ton Yogyakarta mengadakan persiapan di (6) Sultan mengadakan perhelatan, misalnya
Tamanan, yakni suatu ruangan yang berada perkawinan putrinya, dan (7) bulan puasa.
di sebelah barat (sekitar 30 meter) dari Seluruh rangkaian pertunjukan wisata
Bangsal Sri Manganti. Tempat ini dipergu- Minggu siang ini selalu diawali jam 10.30.
nakan sebagai ruang untuk berias dan me- Seluruh pengrawit berjalan ke bangsal Sri
makai busana pertunjukan. Di samping itu, Manganti, yang didahului dengan melaku-
Tamanan juga dipergunakan untuk menga- kan sembah sebagai tanda hormat terhadap
tur, mengoordinasi, dan mempersiapkan se- tempat (majelis) gamelan. Para pengrawit
gala sesuatu yang berhubungan dengan per- melakukan laku dhodhok (berjalan jongkok)
tunjukan. Rangkaian persiapan pertunjukan menuju instrumennya masing-masing. Se-
diawali jam 09.00, dan menjelang jam 10.30 mentara itu, para penari masih menungu di
semua penari dan pengrawit serta segala Tamanan. Selanjutnya pelaksanaan pertun-
sesuatunya telah terkoordinasi. Selanjutnya jukan sebagai berikut.
menuju tempat pertunjukan, yakni bangsal 1. Jam 10.30 sampai 11.00, Gendhing So-
Sri Manganti Kraton Yogyakarta. ran. Para pengrawit membunyikangend-
Pertunjukan Minggu siang yang sering hingsoran, yakni konser karawitan den-
disebut “Paket Wisata Kraton Yogyakarta” gan membunyikan seluruh instrumen
dilaksanakan di BangsalSri Manganti Kra- gamelan minus instrumen rebab, gender,
ton Yogyakarta. Bangsal tersebut berwujud gambang, suling, dan siter. Dalam konser
sebuah bangunan pendopo atau rumah ber- ini juga tidak terdapat vokal. Bunyi
gendhing sorang selalu keras, dengan tu-
249 | BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010
juan mengundang dan menyambut tamu. ri dari tiga sampai empat orang laki-laki ab-
Konser karawitan ini bukan untuk men- di dalem Kraton Yogyakarta, memiliki
giringi tari, tetapi sebagai musik mandiri. keahlian dalam bidang tari atau karawitan
2. Jam 11.00 sampai 12.00, Pertunjukan klasik, bertugas mengawasi jalannya (moni-
Inti. Pelaksanaan pertunjukan inti beru- toring) pertunjukan yang berlangsung di
pa tari klasik gaya Yogyakarta di bangsal bangsal Sri Manganti. Jika terdapat persoa-
Sri Manganti. Pertunjukan ini dibagi da- lan atau kesalahan dalam suatu pertunjukan
lam tiga babak, yaitu: (1) tari tunggal, yang dilakukan oleh kelompok kesenian,
(2) beksan, dan (3) fragmen. Sebelum maka sesudah pertunjukan usai ketua ke-
pertunjukan inti dimulai selalu diacarai lompoknya dipanggil menghadap tim su-
terlebih dahulu oleh seorang Master of pervisor. Tim ini akan menegur langsung
Ceremony (MC) dengan bahasa Inggris, serta memberikan penjelasan mengenai ke-
mengingat para penontonnya sebagian kurangan dan kesalahan di waktu pentas,
besar adalah wisatawan mancanegara. dan dimohon agar tidak mengulang kesala-
Setiap selesai menunaikan tugasnya, para han. Harapan tim ini, pertunjukan yang
penari kembali ke Tamanan. Sebelum akan datang harus lebih baik.
dan sesudah naik panggung, para penari Tim supervisor pertunjukan diperlukan
melakukan sembah, sebagai tanda meng- mengingat masyarakat di Yogyakarta
hormat tempat panggung. mengkawatirkan adanya krisis pariwisata
3. Jam 12.00 Gendhing Bubaran. Pelaksa- budaya. Tanda-tanda krisis pariwisata bu-
nan gendhing bubaran mirip gendhing daya itu terlihat ketika suatu paguyuban ke-
soran, tetapi tujuannya memberikan tan- senian melakukan pertunjukan di bangsal
da kepada para penonton bahwa seluruh Sri Mangantidengan cara mengurangi se-
pertunjukan di bangsal Sri Manganti te- cara drastis jumlah pengrawit, meskipun
lah selesai. jumlah penari tetap proporsional. Sebagai
Pertunjukan tari klasikyang juga dis- contoh biasanya jumlah pengrawit dalam
ebut “Paket Wisata Kraton Yogyakarta” ini suatu pentas terdapat 24 orang, tetapi dalam
disaksikan oleh sekitar 250 orang wisata- kesempatan ini hanya terdapat 5 orang. Tu-
wan mancanegara, dan sekitar 150 orang juan pengurangan itu tidak lain adalah un-
wisatawan domestik. Dengan dibunyikan tuk mengejar honor yang lebih tinggi. Jum-
gendhing bubaran, seluruh penonton me- lah pengrawit 24 orang biasanya setiap
ninggalkan bangsal Sri Manganti. Demikian orang hanya mendapat honor sebesar Rp.
juga para pengrawit setelah membunyikan 10.000,-, maka bila dikurangi menjadi 5
gendhing bubaran, mereka bergegas keluar orang, masing-masing bisa memperoleh
dari arena pertunjukan. Mereka melakukan honor Rp. 30.000,-. Anehnya cara ini juga
sembah seperti di awal hendak menuju are- menggejala pada kelompok-kelompok ke-
na pertunjukan, dan kemudian meninggal- senian yang lain. Krisis pariwisata budaya
kan bangsal Sri Manganti untuk kembali ke dengan cara mengurangi jumlah pengrawit,
Tamanan. berarti tidak menjaga konsekuensi budaya
karena semata-mata hanya mengejar nilai
Pengawasan Pertunjukan (Controlling) ekonomis.
Di sebelah selatan bangsal Sri Manganti Selain itu, krisis budaya terjadi dise-
terdapat pendopo mini dengan ukuran lantai babkan dalam suatu pertunjukan di bangsal
sekitar 3 x 5 meter persegi. Ruang ini diper- Sri Manganti, beberapa paguyuban ke-
gunakan oleh timsupervisor pertunjukan senianmengurangi atau mereduksi elemen
Kraton Yogyakarta, yakni badan yang terdi- pertunjukan, seperti busana, rias, gendhing
iringan, dengan tujuan agar lebih praktis.
Sutiyono, Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta | 250
Dalam hal ini pernah terjadi sebuah pemen- pertunjukan yang disajikan kepada para wi-
tasan itu dilihat oleh turis asing. Setelah satawan.
pertunjukan selesai, turis tersebut memro- Dalam hal manajemen pertunjukan
tesnya kepada timsupervisor pertunjukan. utamanya konsistensi Kraton Yogyakar-
Ia memrotes, busana yang dikenakan oleh tauntuk mengawasi (controlling) jalannya
seorang penari dianggap berbeda dengan pertunjukan di bangsal Sri Manganti me-
ketika ia pernah belajar tari gaya Yogya- lalui tim supervisor pertunjukan ternyata
karta sepuluh tahun yang lalu. Dengan jeli, dapat mendorong kelompok-kelompok ke-
turis tersebut melihat tata busana yang di- senian yang terjadwal mengisi paket wisata
pakai para penari itu dianggapnya telah untuk selalu memantabkan bentuk pertunju-
banyak direduksi, sehingga tampak kurang kannya, tidak gegabah, dan menghindari
lengkap. kesalahan. Hal ini terbukti, pertunjukan-
Sementara itu, di luar tembok Kraton pertunjukan di hotel, restoran, rumah bang-
Yogyakarta, sejumlah tempat pentas seperti sawan, dan bahkan panggung Ramayana
Candi Prambanan, hotel, dan restoran, sering terlihat pengurangan jumlah penari,
hampir semua bentuk pertunjukan seni pengrawit, gerak tari, tata rias, tata busana,
wisata juga mengalami krisis pariwisata bu- dan properti seminimal mungkin dengan
daya dengan mendistorsi sejumlah elemen tujuan mengejar honor lebih tinggi, dan
pertunjukan, dengan tujuan semata-mata permasalahan ini yang menjadi pokok
untuk mengejar nilai ekonomis. Proses perkara krisis pariwisata budaya. Tetapi
pendistorsian elemen pertunjukan tari dan pertunjukan di Kraton Yogyakarta, jumlah
karawitan hampir setiap waktu terjadi, penari dan pengrawit, serta elemen pertun-
tanpa mengindahkan apakah itu sebenarnya jukan tetap utuh, dengan tujuan menjaga
merupakan bentuk pelacuran seni. Namun kualitas pertunjukan.
demikian karena bentuk pendistorsian ini Krisis pariwisata budaya dalam peneli-
banyak ditiru oleh kelompok-kelompok ke- tian ini lebih banyak diakibatkan oleh para
senian yang lain, akhirnya malah menjadi paguyuban kesenian yang telah melakukan
semacam trend, dan tidak disadari bahwa pertunjukan dengan cara mengurangi jum-
sebenarnya itu merupakan bentuk krisis lah personil dengan tujuan mengejar nilai
pariwisata budaya. ekonomis, serta mereduksi elemen-elemen
pertunjukan dengan tujuan praktis. Seba-
Pembahasan gaimana hal tersebut terjadi di dunia pari-
wisata Yogyakarta dan pengaruhnya juga
Lahan pariwisata sudah ada dan siap di- masuk ke Kraton Yogyakarta.
garap, yakni seni tradisional. Pengolahan Kraton Yogyakarta menyadari hal
seni tradisional tidak membutuhkan bahan tersebut bahwa krisis pariwisata budaya itu
bakar, sehingga tidak akan menimbulkan tidak mudah dibendung, karena gejalanya
polusi dan tidak pula memboroskan angga- telah menyebar ke masyarakat. Di luar Kra-
ran negara. Hal yang penting dalam men- ton Yogyakarta, sejumlah tempat pentas
gemas paket seni tradisional yang akan di- seperti Candi Prambanan, hotel, dan resto-
tawarkan dalam program pariwisata harus ran, hampir semua bentuk pentas seni
ditata secara apik, sehingga benar-benar da- wisata hanya semata-mata dipergunakan
pat menjadi daya tarik para wisatawan. Hal untuk mengejar nilai ekonomis. Untuk
ini dapat dilihat dalam pengelolaan seni tra- mengatasi hal tersebut Kraton Yogyakarta
disional oleh Kraton Yogyakarta dengan mendirikan sebuah badan yang dikonstruksi
memfungsikan manajemen: planning, orga- sebagai supervisor pertunjukan, dengan tu-
nizing, actuating, dan controlling terhadap juan mengawasi jalannya pertunjukan di
251 | BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010
bangsal Sri Manganti Kraton Yogyakarta. dapat dijadikan sebagai model pengelolaan
Ujung-ujungnya, peran supervisor ditujukan seni pertunjukan wisata di luar tembok kra-
untuk mengatasi krisis pariwisata budaya, ton, guna mengantisipasi krisis pariwisata
dan mengembalikan kelompok-kelompok budaya.
kesenian yang dijadwal mengisi paket Untuk mengatasi supaya pariwisata ti-
wisata di Kraton Yogyakarta pada khitah dak berdampak kesenjangan yang amat ber-
(format) yang sesungguhnya yakni bentuk kepanjangan khususnya terhadap seni tradi-
pertunjukan sesuai gagrak (gaya) Matara- sional yang terjebak dalam krisis pariwisata
man. budaya, maka penting untuk diselesaikan
Langkah Kraton Yogyakarta untuk permasalahannya. Suatu solusi atas perma-
meredam krisis pariwisata budaya adalah salahan ini adalah dengan memfungsikan
sebagai perintis sekaligus model mana- manajemen secara optimal. Dengan harapan
jemen pertunjukan untuk tetap konsekuen bahwa seni pertunjukan tradisional wisata
dan konsisten terhadap gaya Mataraman. harus dikelola secara profesional, dan ma-
Dengan demikian krisis pariwisata budaya najemen pertunjukan di Kraton Yogyakarta
itu hanya dapat ditekan melalui perenca- ini dapat berfungsi sebagai model untuk
naan dan manajemen (Narzalina Z. Lim, mengatur pertunjukan seni tradisional wisa-
1992:1-6). Melalui manajemen pertunjukan ta tanpa harus kehilangan akar budayanya.
ini, Kraton Yogyakarta memberi petunjuk
tentang format pertunjukan yang benar, Saran
serta mengawasi kelompok-kelompok ke-
senian di luar tembok kraton yang dijadwal Berdasarkan atas temuan fungsi-fungsi
untuk ikut berpartisipasi pentas di bangsal manajemen seni pertunjukan tradisional di
Sri Manganti, agar tidak melakukan kesala- Kraton Yogyakarta di atas, perlu dipertim-
han dalam sebuah pentasnya. Atas nama bangkan terutama dalam hal controlling,
prakarsa kraton, masyarakat yang tergabung mengingat manajemennya masih tradision-
dalam berbagai paguyuban yang mengisi al, sehinga perlu adanya langkah control
pentas di Kraton Yogyakarta kenyataannya yang lebih baik. Selama ini, setiap pertun-
lebih hati-hati untuk tidak terjebak dalam jukan selesai belum pernah diadakan evalu-
arus krisis pariwisata budaya. asi atau sumbang saran dari para wisatawan
baik mengunakan angket atau komentar
verbal. Alangkah baiknya jika Kraton Yo-
SIMPULAN DAN SARAN gyakarta dengan berani mengadakan evalu-
Simpulan asi secara terbuka kepada para penonton
Manajemen seni pertunjukan di Kraton dalam hal ini kebanyakan para wisatawan.
Yogyakarta dapat dikonstruksi dengan me- Jika hal ini diadakan, Kraton Yogyakarta
nerapkan teori manajemen dari George R. akan mendapat masukan banyak sekali, baik
Terry (dalam Wahab,1992), yaitu proses mengenai penataan materi pertunjukan
kegiatan pertunjukan meliputi: planning,
maupun manajemen yang diterapkan.
organizing, actuating, dan controlling. Dari
sekian langkah manajemen tersebut dapat
dinyatakan bahwa manajeman seni pertun- DAFTAR RUJUKAN
jukan yang dipergunakan di Kraton Yogya- Bandem, I Made. 2001. Potensi Budaya
karta masih bersifat tradisional, dalam arti Bangsa dalam Koridor Produk Wisata
belum mempergunakan manajemen mod- Berbasis Alam dan Budaya di Negara-
ern. Namun demikian, manajemen pertun- negara Asean. Makalah Dipresentasikan
jukan yang ditempuh Kraton Yogyakarta dalamTourism, Culture, and Art Forum
Sutiyono, Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta | 252
diMelia Purosani Hotel, Yogyakarta, 7 Saragih, M.H. 1982. Azas-azas Organisasi
Desember. dan Manajemen. Bandung: Tarsito.
Brandon, James R. 1967. The Theatre in Smiers, Joost. 2009. Art Under Pressure:
Southeast Asia. Cambridge, Massachus- Memperjuangkan Keanekaragaman
set: Harvard University Press. Budaya di Era lobalisasi. Yogyakarta:
Lim, Narzalina Z. 1992. Preliminary Insist Press.
Speech. Makalah disajikan dalam Inter- Sutiyono. 1991. “Dampak Pengembangan
national Conference of Cultural Tourism Kepariwisataan dalam Kehidupan Seni
di Universitas Gadjah Mada Yogyakar- Tradisional” dalam Cakrawala Pendidi-
ta., 25-26 November. kanNo. I Tahun X, pp. 103-116.
O’Grady, Ron. 1980. Third World Tourism: Yoety, Oka A. 1985. Komersialisai Budaya
Report of a Workshop on Tourism. Mani- dalam Pariwisata. Bandung: Angkasa.
la: Christian Conference of Asia. Wahab, Salah. 1992. Manajemen Kepariwi-
sataan. Terjemahan Frans Gromang. Ja-
karta: PT Pradnja Paramita.

Anda mungkin juga menyukai