Anda di halaman 1dari 21

RESUME PRESENTASI AYAM BIBIT PERIODE STARTER

KELAS 3B/PRAKTIKUM 1

CHICK IN DAN BROODING MANAGEMENT (KEL 1)

FEEDING MANAGEMENT (KEL 4)

LIGHTING MANAGEMENT (KEL 5)

MANAJEMEN KESEHATAN (KEL 2)

PERFORMA PERIODE STARTER (KEL 3)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019
KELOMPOK 1
1. AULIA FITRAH ISNAINI J3I117007
2. USAGI APRILIA MASKUR J3I217141
3. MUHAMMAD FAKHRI FIRDAUS J3I817098
4. DANANG AULIA WIJAYA J3I117077
5. M. NIZAR ZULFIKAR J3I817087
6. FANDI DARMA SIWI J3I117038
7. ISNAINI SHOLIHAH HASIBUAN J3I917187
8. LUTHFAN THORIQ SUBIZARETTA J3I217144
KELOMPOK 2
1. ATHIYATTUL TUFFAHATI TSABITAH J3I117046
2. ARIA RIZKY FAUZI J3I217146
3. CECEP SUNGKAWA J3I817125
4. ENDAH YULIARTI J3I117027
5. FIRMANSYAH MAULANA J3I217143
6. MOH. ROMDLONI SHOBUR J3I117073
7. TAUFIK FIKRI HASIBUAN J3I917180
8. WAHYUNI LUBIS J3I917191
KELOMPOK 3
1. IQBAL NUR AZIZ J3I117067
2. M NUR BAYDOWI J3I117032
3. HEDRISYA J3I117025
4. RIZKI ATMADISASTRA J3I817096
5. TASYA TIARA PUSPA J3I217139
6. MESYA ALNES LIONY J3I117057
7. VINISYA IRAMADHANI J3I117015
KELOMPOK 4
1. ACHMAD ARDYANSYAH J3I117070
2. ADITIYA AGSAN PUTRA J3I117035
3. ANDRIYAN NOPA J3I817104
4. ALVIA NURFADILA J3I117060
5. FIKRI FAUZI J3I117047
6. ROSA MAULINA J3I817116
7. TAMARA FIDELA J3I217154
8. YULIUS BALAGAIZE J3I117134
KELOMPOK 5
1. ELSA FATIMAH J3I217149
2. ICHA RIA A.S J3I117012
3. IMAM J3I217152
4. M AZZAM F J3I817110
5. MAHARDIKA J3I217156
6. NANDA WIJAYA P J3I817114
7. RENALDO ACHMAD F J3I917164
CHICK IN DAN BROODING MANAGEMENT (PERALATAN)

Chick In Management

Bibit yang digunakan berasal dari Lampung. Bibit pertama kali masuk
pada tanggal 7 Oktober yang dimulai dari kandang 1 yang kemudian diikuti
dengan kandang berikutnya dengan selisih jarak pengisian DOC kurang lebih satu
minggu per chick in. Bibit DOC yang pertama kali masuk sekitar kurang lebih
10.000 ayam per kandang per chick in. Bibit yang digunakan untuk pemeliharaan
ayam pembibit ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan, oleh sebab itu sebelum DOC masuk ke dalam kandang harus diperiksa
terlebih dahulu surat-surat keterangan asal DOC. Surat-surat tersebut berisi
tentang kondisi kesehatan DOC dan keterangan bebas penyakit menular. Hal
tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa bibit yang akan digunakan benar-
benar sehat dan bebas dari penyakit unggas yang menular seta dapat merugikan.
Selain itu bibit DOC dilakukan cropp fill yaitu mengecek tembolok ayam apakah
ayam sudah makan atau belum dan untuk mengecek penuh atau tidaknya
tembolok ayam. Tembolok yang mendapatkan pakan penuh 100% dapat dikatakan
baik namun bila dibawah 90% dikatakan tidak baik. Evaluasi cropp fill ini
dilakukan 4 jam setelah DOC datang. Debeaking atau pemotongan paruh juga
dilakukan pada ayam umur 4-5 hari, tujuannya adalah efisiensi pakan, membantu
pemerataan keseragaman ayam, mencegah kanibalisme pada ayam jantang yang
beradu dan menjaga keselamatan ayam betina pada saat kawin dari patukan ayam
pejantan.

Bobot badan merupakan salah satu kriteria yang dijadikan sebagai acuan
berhasil atau tidaknya suatu pemeliharaan ayam pembibibit. Setiap perusahaan
pembibitan memiliki standar bobot badan yang harus dicapai setiap minggunya,
oleh sabab itu dilakukan kontrol bobot badan setiap minggunya dengan
melakukan penimbangan.
Kontrol bobot badan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bobot
badan ayam sudah sesuai dengan standar atau belum dan untuk mengetahui
tingkat keseragaman ayam dalam sekelompok ayam. Penimbangan dilakukan
setiap minggunya secara acak per individu ayam dengan mengambil sampel
sebanyak 5% untuk ayam betina dam 10% untuk ayam jantan yang ada dalam
kandang atau 40 ekor ayam dalam setiappen betina dan 30 ekor dalam
setiap pen jantan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan yang
memiliki ketepatan 20 gram dengan mengumpulkan sampel ayam ke salah satu
pojok pada tiap pen kandang dengan menggunakan jaring, hal ini bertujuan untuk
menghindari pemilihan dalam pengambilan sampel yang sama atau pengulangan
penimbangan. Nugroho et al. (2012) menyatakan bahwa kesulitan dalam
pencapaian bobot badan tersebut dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan pada
periode pemeliharaan berikutnya, efeknya akan berpengaruh pada periode
produksi telur. Ayam yang mengalami masalah pencapaian bobot badan di umur
4-5 minggu juga akan mengalami masalah yang sama pada umur 16 minggu
sehingga mengakibatkan kemunduran umur awal produksi.

 Pemeriksaan segel box DOC


 Pemeriksaan surat-surat keterangan asal DOC
 Sexing
 Dilakukan evaluasi cropp fill pada 4 jam pertama setelah DOC datang
 Debeaking pada umur 4-5 hari
 Kontrol bobot badan
Brooding Management

Kandang pada fase starter terutama pada periode brooding dilengkapi


dengan penggunaan brooder. Menurut Prihandanu et al. (2015) kendang fase
starter pada brooder terdapat heater yang berfungsi sebagai penghangat atau
penjaga suhu ruangan agar tetap nyaman untuk anak ayam
(DOC). Pembuatan brooder bertujuan untuk menghangatkan ayam supaya ayam
tidak kedinginan karena diawal kehidupannya DOC lebih membutuhkan kondisi
yang lebih hangat. Jumlah brooder untuk setiap kandang adalah 2 brooder jantan
dengan ukuran 4x5 m dan 10 brooder betina dengan ukuran 6x4 m. Jarak antar
tiap brooder berbeda-beda dari brooder paling depan hingga paling belakang
yaitu 4, 7, 9, 6, 4. Setiap kandang brooding terdapat 4 buah heater (yang berfungsi
sebagai penghangat. Heater dinyalakan 4 jam sebelum DOC datang dan maksimal
pemakaian heater adalah sampai umur 14 hari. Suhu dalam brooder yang optimal
adalah 32-330 C.

Alat-alat

Kandang sistem close house ini didalamnya didukung dengan peralatan-


peralatan canggih yang membantu kegiatan pemeliharaan ayam pembibit ini lebih
baik dan lebih terjaga kenyamanannya. Peralatan tersebut antara lainblower,
cooling pad, lampu sebagai pencahayaan, baby chick (tempat pakan ayam umur 3-
24 hari), feeder tray (tempat pakan ayam jantan fase starter), nipple (untuk
minum), male feeder (tempat pakan ayam jantan yang ada rantainnya), female
feeder (tempat pakan betina), hanging (tempat pakan ayam jantan), hover (tempat
pakan ayam betina yang berbentuk tabung) dan sangkar (untuk tempat bertelur).

Blower sebagai outlet yang membawa udara keluar kandang sehingga ikut
tersedot pula debu dan gas (CO2dan NH3) yang membuat udara dalam kandang
tetap bersih dan segar. Hal ini sesuai pendapat David (2013) bahwa ventilasi
merupakan hal terpenting dalam pembuatan kandang karena merupakan pengantur
siklus udara dalam kandang. ventilasi bantuan atau ventilasi tambahan yaitu daat
berupa penambahan kipas yang berfungsi menyedot udara busuk dari sisi kandang
sementara udara segar masuk dari sisi lain dan penambahan kipas yang berfungsi
menghembuskan angin segar ke dalam kandang dan udara busuk di dalam
kandang kemungkinan akan terdesak ke luar. Blower pada setiap kandang terdapat
8 buah, namun pada kandang fase starter yang dinyalakan hanya 2-4 buah saja.
Kandang fase starter dipasang tirai yang berfungsi untuk meminimalkan udara
yang masuk secara berlebihan, memanaskan ruangan dan menghindari ayam
terkena udara langsung.

Sistem ventilasi pada fase starter memiliki prinsip bahwa suhu di dalam
kandang lebih hangat daripada lingkungan sekitar kandang. Blower dan colling
pad merupakan alat yang menunjang sistem ventilasi kandang yang berfungsi
sebagai alat yang mengatur keluar masuknya udara agar udara kandang tetap
bersih dan segar. Cooling pad sebagai inlet yang mambawa udara masuk ke
dalam kandang, serta berfungsi sebagai penetralisir udara serta menyaring debu
dan udara yang masuk dalam kandang. Colling pad terdapat di samping kanan dan
kiri kandang bagian pen paling depan. Colling pad terdiri dari 60 cell pad yang
mempunyai ukuran tinggi 150 cm, lebar 30 cm dan tebal 15 cm.

Jumlah lampu yang dipasang dalam satu kandang yaitu sebanyak 48


lampu, dengan sistem penempatan lampu zig-zag (selang-seling) namun pada
fase starter tidak semua dinyalakan hanya 24 lampu yang dinyalakan. Banyaknya
lampu yang digunakan tersebut dibagi menjadi 4 jalur masing-masing jalur
terdapat 12 buah lampu pijar.

Peralatan lainnya yang menunjang kegiatan di dalam kandang


yaitu shocker adalah alat pengejut yang terbuat dari kawat berlistrik dengan
tegangan rendah yang terdapat di atas tempat minum yang berguna agar ayam
tidak bertengger di atas tempat minum. Temptron adalah pengatur suhu dan
pengatur banyaknya blower yang hidup dalam kandang. Lori Gantung yaitu
semacam kereta yang berfungsi untuk memudahkan membawa pakan dan barang-
barang vaksin ke dalam kandang. Panel Box adalah kotak pengatur kendali yang
mempunyai lampu tersendiri di mana jika ada masalah maka lampu akan
menyala. Feeder merupakan tempat pakan ayam yang terbagi atas male
feeder dan female feeder.
1. Blower
2. Cooling pad
3. Lampu sebagai pencahayaan
4. Baby chick
5. Feeder tray
6. Male Feeder
7. Female feeder
8. Nipple
9. Baby drinker
10. Tandon air minum
11. Heater
12. Shocker
13. Tempron
14. Panel box

Peralatan Kapasitas Jumlah


Dibutuhkan
Chick guard (seng 1.000 ekor 1 buah
pembatas) (diameter 4-5
meter)
Indukan Pemanas 1.000 ekor 1 buah
Gas
Tempat pakan 50-63 ekor 16-20 buah
(nampan/feederchick)
Tempat minum 1 80-120 ekor 10-12 buah
galon
Lampu pijar 75 watt 1 buah
Sumber: Manajemen Brooding Medion (2010).

Dwi Rahayu Apriasih, 2015. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit
Rembang III Jawa Tengah
FEEDING MANAJEMEN

(Tempat pakan dan minum)

Pengertian ayam pembibit

Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk


menghasilkan keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau
lebih unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam
pembibit PureLine atau ayam galur murni, ayam pembibit Great Grand
Parent Stock atau ayambibit buyut, ayam pembibit Grand Parent Stock,
ayam pembibit parent stock atau ayam induk.

feeding manajemen ayam pembibit

- Jenis pakan
Perusahaan Di produksi oleh Jenis pakan
PT Super Unggas jaya PT Cheil Jedang Feed Crumble
Lampung
PT Satwa Borneo Jaya PT. Bintang Jaya Crumble
Torsina Proteina Feedmill

Jenis pakan yang di gunakan sesuai dengan umur masa periode


ayam, setiap periode memiliki formula yang berbeda beda sesuai dengan
kandungan nutrisi yang dibutuhkan pada fase tersebut. Hal ini sesuai
dengan peraturan mentri pertanian (2014) pakan di berikan sesuai dengan
jumlah dan kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau periode
pertumbuhan.

pakan yang digunakan diperusahaan PT Super Unggas Jaya unit


form berbentuk crumble pada ayam periode starter dengan kode BBS dan
BBPS. Jenis pakan yang diberikan pada jantan dan betina sama saja, hal
ini memiliki tujuan agar . Hal ini dikarenakan pakan berbentuk crumble
mudah untuk di konsumsi oleh ayam sehingga kebutuan nutrisi pakan
terpenuhi oleh ayam selain itu juga pakan tidak tercecer sehingga
meningkatkan efesiensi pakan dan agar anak mudah mengonsumsi nya.
pakan dengan kode BBPS digunakan pada ayam starter umur 1-7 hari,
sedangkan BBS digunakan pada umur 8 – 42 hari. Setiap jenis pakan
memeiloki perbedaan kandungan nutrisi pada setiap periodeny ahal ini
bertujuan untuk memnuhi kebutuhan terak tersebut baik pertumbuhan
maupun produksi.
Sama dengan PT Satwa Borneo Jaya Torsina, hanya berbeda di
merk pakan dan kualitas pakan. Bentuk pakan yang digunakan untuk
periode starter adalah crumble yang telah dihancurkan menjadi bentuk
yang lebih kecil sehingga anak ayam lebih mudah dalam konsumsi pakan.

- Metode Pemeberian pakan dan air minum

PT Satwa Borneo Jaya Torsina melakukan pemberian pakan


dengan cara disebar sama rata pada saat kedatangan doc sampai umur 1
hari, pemberia pakan jantan pada umur 1-20 hari 85gr ekor/hari sedangkan
betina 20-47 gr ekor/hari, pemberian pakan indukan umur 1 – 7 hari
sebanyak 8 kali/ 1 hari. Pakan pembibit pedaging perode starter yang
dipakai untuk umur 1-35 hari yaitu pakan dengan tipe pakan PRO-B971
dengan bentuk pakan crumbel.

Pada PT Super Unggas Jaya Farm Lampung, Pemberian pakan


yang dilakukan adalah full feed pada minggu pertama dan minggu-minggu
selanjutnya adalah point feed. Untuk pemberian air minum kedua
perusahaan menggunakan metode ad-libitum.

Pemberian pakan pada prinsip nya untuk memenuhi kebutuhan


pokok hidup, membentuk sel-sel jaringan tubuh, serta menggantikan
bagian-bagian yang rusak, selanjutnya makanan untuk keperluan
reproduksi (Mulyantini 2011). Pada umumnya jumlah pakan dan nutrisi
yang diberikan antara jantan dan betina berbeda- beda. Pemberian pakan
pada jantan lebih besar dari pada betina.Metode pemberian pakan yang
digunakan yaitu point feed dan full feed. Metode pakan full feed
dulakukan pada saat periode starter berumur 1-5 hari, dilakukan dengan
frekuensi sesering mungkin dengan jumlah pemberian sedikit demisedikit.

Menutut santosa dan sudaryani (2019), pemberian pakan secara


full feed artinya tempapt pakan ayam tidak boleh kosong , dimana ternak
tidak dibatasi untuk makan tetapi tetap diberikan sesuai standar.
Pemberian pakan bisa dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit. Hal ini
bertujuan agar pakan yang diberikan selalu segar dan tidak kotor, dan
ayam selalu terangsang untuk selalu makan (Fadilah, 2013 ). Pemberian
pakan harus dilakukan sesering mungkin, minum lima kali sehari. Pakan
yang diberikan harus bersih dan segar. Cara melihat anak ayam ingin
makan atau tidak adalah dengan menangkap secara acak atau menangkap
anak ayam yang paling pinggir lalu meraba temboloknya. Jika
temboloknya berisi pakan berati ayam sudah makan. Pemberian air
dilakukan secara ad libitum.
- Jenis peralatan yang digunakan

PT super unggas jaya Lampung PT Satwa Borneo Jaya Torsina


Koran, baby feeder, feeder through, Galon 3 liter , bell drinker, galon 5
chick drinker. liter, baby feeder, feeder tray

Tempat pakan yang digunakan di pt super unggas jaya unit farm


lampung saat periode starter adalah baby feeder dan feeder through,
kapasitas baby feeder adalah 50 ekor/unit. Penggunaan baby feeder akan
mulai digantikan dengan feeder through tanpa penggunaan grill dan chain
secara bertahap. Pengenalan feeder through dilakukan untuk mengenalkan
ayam agar tidak terkejut apabila terjadi perubahan tempat dan jumlah
pakan. Perubahan tempat pakan dilakukan di hari ke 12 ddengan
memasukan feeder through bagian yang digunakan hanya alas saja atau
tempat pakan untuk penenalan.

Tempat minum yang digunakan pada saat umur 1-5 hari adalah
chick drinker dengan kapasitas satu galon volumem tampung 2 liter untuk
50 ekor. Pemberian air minum dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu ,
pagi hari dan sore hari. Penggunaan chick drinker akan di gantikan dengan
automatic nipple drinker setelah 5 hari pemeliharaan. Pengenalan nipple
drinker dilakukan secara bertahap. Pengarturan tinggi disesuaikan dengan
umur ayam

Tempat pakan yang digunakan di PT Satwa Borneo Jaya Torsina


Cipanas Jawa Barat pada fase starter yaitu menggunakan baby feeder
untuk tempat pakan pada umur satu sampai tiga hari dengan jumlah yang
disesuaikan dengan kapasitas ayam yang dipelihara. Kapasitas baby feeder
adalah 20 ekor per/unit. Pada umur 3 hari diberikan penambahan tempat
pakan baby chick dengan kapasitas 20 ekor. Penambahan tempat pakan
bertujuan untuk menghindari ayam yang tidak makan. Baby feeder dan
baby chick disajikan pada.
Tempat minum yang digunakan disesuaikan dengan umur ayam
yang dipelihara. PT Satwa Borneo Jaya Torsina menggunakan tempat
minum gallon 3 liter digunakan selama umur 1 sampai 7 hari dengan
kapasitas 20 ekor DOC per buah. Umur 7 hari dilakukan pengurangan
tempat minum galon 3 liter .dan dilakukan penambahan tempat minum
otomatis yaitu 2 bell drinker. Pada umur 2 minggu tempat minum gallon 3
liter diganti dengan gallon 5 liter dan ditembahkan 2 bell drinker sampai
periode produksi.

- Kesimpulan

Pada kedua perusahaan memiliki perbedaan feeding manajemen


yaitu ada di peralatan, sesuai dengan manajemen masing masing
perusahaan. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan dikedua
perusahaan bisa dari faktor ekonomis, karena semakin canggih alat maka
seamakin mahal harga peralatan tersebut.
PROGRAM PENCAHAYAAN AYAM PEMBIBIT PERIODE STARTER

A. Program Pencahayaan Ayam Pembibit di PT. CHAROEN POKPHAND


JAYA FARM UNIT REMBANG III JAWA TENGAH (diambil dari Laporan
TA Dwi Rahayu yang berjudul Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pembibit Broiler
Fase Starter BREEDING FARM PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM
UNIT REMBANG III JAWA TENGAH)
Tabel 1. Program Pencahayaan
Umur (minggu) Lama pencahayaan Daya (watt) Intensitas (lux)
(jam)
2 18 – 14 23 4
3 12 23 4
4-7 8 23 4
Sumber: PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Rembang III, 2015.

Sistem pencahayaan yang digunakan pada fase starter di PT. Charoen


Pokphand Jaya Farm Unit III yaitu menggunakan lampu warm yang berdaya 23
watt dengan kapasitas yang dihasilkan berkisar 4 lux. Sistem pencahyaan pada
fase starter lebih terang karena ayam membutuhkan suhu yang hangat untuk
menyesuaikan tubuhnya agar tetap pada suhu yang nyaman. Negara et al. (2013)
menyatakan bahwapencahayaan saat fase starter berperan penting dalam proses
pertumbuhan melalui pengaturan sekresi hormon somatotropin. Cahaya yang
cukup dan sesuai akan membantu memaksimalkan pertumbuhan dan pendewasaan
ayam. Fungsi cahaya dalam kandang antara lain untuk mengetahui letak pakan,
merangsang unggas untuk selalu dekat dengan sumber panas, mempengaruhi
unggas untuk mengkonsumsi, dan memberi kesempatan untuk makan pada malam
hari sehingga feed intake meningkat. Jumlah lampu yang dipasang dalam satu
kandang yaitu sebanyak 48 lampu, dengan sistem penempatan lampu zig-zag
(selang-seling) namun pada fase starter tidak semua dinyalakan hanya 24 lampu
yang dinyalakan. Banyaknya lampu yang digunakan tersebut dibagi menjadi 4
jalur masing-masing jalur terdapat 12 buah lampu pijar. Lama pencahayaan adalah
12-8 jam yaitu pada pukul 07.00-19.00 WIB. Prinsip program pencahayaan di
dalam kandang adalah semakin bertambahnya umur ayam maka intensitas
pencahayaan yang digunakan semakin dikurangi untuk memaksimalkan
perkembangan dewasa tubuhnya.
B. Program Pencahayaan Ayam Pembibit di PT SUPER UNGGAS JAYA
FARM LAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (diambil dari
Laporan TA Efendi yang berjudul Manajemen Pemeliharaan Ayam Pembiit
Pedaging Periode Starter di PT SUPER UNGGAS JAYA FARM LAMPUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN)
Tabel 2. Program Pencahayaan PT Super Unggas Jaya Farm Lampung
Lama Pencahayaan Intensitas (lux)
Umur (hari) Daya (watt)
(jam)
1-3 24 18 20-40
4-5 22 18 20-40
6-7 20 18 10
8-9 18 18 10
10-11 16 18 10
12-13 14 18 10
14-17 12 18 10
18-28 8 18 10

Kandang pada PT SUPER UNGGAS JAYA FARM diberikan lampu neon


berwarna warm white dengan jalur lampu. Jarak antar titik lampu yaitu 2 meter
dan ketinggian titik lampu dari lantai kandang 2 meter. Setiap kandang terdapat
120 buah lampu, dan per bohlamnya memiliki daya 18 watt.
Menurut Olanrewaju et al. (2006) menyebutkan bahwa cahaya terang lebih
cepat meningkatkan aktivitas harian pada broiler, sedangkan cahaya dengan
intensitas yang lebih rendah lebih efektif dalam mengontrol agresifitas atau
mengurangi kanibalisme. Pengaruh utama yang muncul dari durasi pencahayaan
adalah secara langsung terlibat dalam dewasa kelamin. Dewasa kelamin pada
unggas betina berkaitan erat dengan pengeluaran telur, sedangkan pada unggas
jantan dewasa kelamin ditandai dengan testis telah tumbuh dan berkembang serta
mampu menghasilkan spermatozoa yang normal serta viabel (Lewis dan Morris,
2006). Broiler yang dipelihara pada periode gelap yang lebih lama memiliki status
kesehatan lebih baik daripada periode terang lebih lama. Intensitas cahaya yang
diberikan pada ayam broiler adalah 20 lux hingga ayam broiler berumur tujuh hari
dan berikutnya adalah 5,0 lux hingga berumur 49 hari (Cahyono, 2002). Intensitas
cahaya yang sangat rendah (< 5 lux) akan menyebabkan kebutaan pada ayam
(Olanrewaju et al., 2006). Cahaya biru yang diberikan pada ayam broiler jantan
dapat menstimulasi produksi testosteron dan protein untuk menginduksi
pertumbuhan sel-sel otot. Selain itu, cahaya biru menyebabkan unggas lebih
tenang (Rozenboim et al., 2004).
KESIMPULAN

Program pencahayaan yang dilakukan pada pemeliharaan ayam pembibit


fase starter di PT. Super unggas jaya farm Lampung sudah sesuai dengan berbagai
dengan pendapat ahli. Namun pada saat ayam berumur 7 hari hingga 28 hari
intensitas cahaya yang diberikan sebesar 10 lux melebihi standar yang
menyebutkan bahwa pemberian intensitas cahaya sebesar 5 lux untuk umur ayam
7 hari hingga 49 hari, begitupun dengan program pencahayaan pada PT Charoen
pokphand jaya farm unit III dengan memberikan intensitas cahaya sebesar 4 lux
yang menyatakan bahwa jumlah tersebut masih kurang dari standar yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono B. 2002. Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).


Yogyakarta : Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara hal. 4-6
Lewis P. T. Morris. 2006. Poultry lighting the theory and practice. Northcot,
Hampshire UK
Negara. A. H. S., E. Sudjarwo dan H. Prayogi. 2013. Pengaruh lama pencahayaan
dan intensitas cahaya terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan
konversi pakan pada burung puyuh Jepang. Universitas Brawijaya, Malang.

Olanrewaju H.A. J.P. Thaxton W.A. Dozier III J. Purswell. W.B. Roush, S.L.
Branton. 2006. A Review of lighting programs for broiler production. Inter. J.
Poult. Sci. 5(4): 301-308.
Rozenboim I. I. Biran, Y. Chaiseha. S. Yahav. A. Rosenstrauch. D. Sklan, O.
Halevy. 2004. The effect of greenand blue monochromatic light combination
on broiler growth and development. Poult. Sci. 83: 842-845.
MANAJEMEN KESEHATAN PADA PEMELIHARAAN AYAM BIBIT PERIODE
STARTER

I. Biosecurity

Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk


pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak atau
penularan dengan sumber penyakit (Iqbal et al 2009)

A. Program sanitasi
 Sanitasi kandang
Pembersihan kandang yang dilakukan di PT Aretha Nusantara
dilakukan rutin setiap minggu di hari jumat yaitu membersihkan sangkar,
atap kandang, dinding kandang, kawat pembatas antar pen dan blower.
Sedangkan untuk bagian luar kandang dilakukan pembersihan inlet.
Selain itu, dilakukan juga penaburan kapur saat bau amonia terasa kuat.
Ada pula program sanitasi yang dilakukan oleh PT Super Unggas
Jaya di dalam kandang adalah menyiapkan larutan desinfektan TH4 dan
bromosquad dengan masing-masing dosis 0,1ml/liter untuk pencelupan
kaki dan penyemprotan. Disediakan pula kapur aktif di dekat pintu
masuk untuk penyelupan sepatu boot.
 Sanitasi lingkungan
Pembersihan area farm yg dilakukan di PT Super Unggas Jaya
adalah dengan menjadwal program spray secara teratur dilanjutkan
dengan penebaran kapur aktif di area farm.
Namun, di PT Aretha dilakukan dengan cara membersihan
rumput di sekitar kandang, membuang sampah pada tempatnya,
penyemprotan rumput menggunakan formalin.
B. Traffic Control
Pengaturan lalu lintas dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu spray
kendaraan dengan menggunakan BKC 50% dengan dosis 6 mL/5Liter air yang
dilakukan oleh petugas security dengan metoda flushing. Kemudian karyawan
yang ingin masuk ke area farm harus melewati ruangan shower yang berada di
depan dan di belakang area kandang. Shower bagian depan dilengkapi dengan
ruangan ganti, orang yang masuk akan masuk ke area farm harus berganti baju
khusus dan melakukan foot dipping sebelumnya. Karyawan harus melewati
shower kembali yang berada di setiap flok. Lalu biosekuriti yang diterapkan dari
area kandang keluar area farm yaitu pegawai harus melewati shower antar flok
yang berbentuk zig-zag, setelah itu masuk ke ruang transisi untuk mengganti
pakaian.
Baik di PT Aretha maupun PT Super Unggas Jaya diterapkan pembagian
zona menjadi 3, yaitu zona merah, kuning, dan hijau. Zona merah meliputi
gerbang masuk, pos satpam, mess karyawan atau tamu dan lahan parkir. Zona
kuning meliputi kantor, gudang pakan, ruang teknisi, area pengolahan air, ruang
insenerasi dan gudang peralatan. Zona hijau meliputi area kandang shower yang
berada di setiap flok serta pos yang berada di area kandang, sebelum masuk
kandang harus melewati shower. Namun di PT Super Unggas Jaya dilakukan
pula sterilisasi terhadap barang bawaan menggunakan sinar ultraviolet yang
disediakan dalam bentuk kotak khusus di pos security dan kantor.

II. Vaksinasi
Vaksinasi adalah suatu metode yang dilakukan untuk menambah kekebalan tubuh
hewan terhadap bibit penyakit dengan menuntikkan virus yang sudah
dilemahkan. Program vaksinasi yang dilakukan di PT Super Unggas Jaya unit
farm Lampung saat periode starter rutin dilaksanakan setiap minggu hingga
minggu keempat pemeliharaan. Program vaksinasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Umur (Hari) Vaksin Tipe Aplikasi

1 MD (CVI 998 + CA 126) Live S/C (Hatchery)


Coccivac (Type D) Live Spray (Hatchery)
ND-IB (Clone 30 + Ma 5) Live I/O (Left)

7 IB 4/91 Live I/O (Right)


ND Killed Live S/C (0,15 cc/ekor)

10 AI Killed (I/N) (Optional) Killed I/N

14 IBD Intermediate Live Oral (cekok, 0.5 cc/ekor)


ND+IB live (Lasota + H Live I/O (Left)
120)
21 ND-AI Killed Killed S/C (0.3 cc/ekor)
FP Live W/W
28 IBD Intermediate Live Oral (cekok, 0.5 cc/ekor)

III. Medikasi

Medikasi adalah program pemberian obat yang bertujuan untuk memulihkan


kondisi ayam yang sakit menjadi sehat kembali atau agar mencegah penyakit masuk
ke tubuh ayam sehingga ayam tetap sehat.

Program medikasi yang dilakukan di PT Super Unggas Jaya saat periode starter
adalah pemisahan ayam yang sakit pada lingkar pembatas (chick guard) khusus untuk
isolasi. Ayam yang dipisahkan adalah ayam yang mengalami black navel, tali pusar
terdapat tali tipis (string), lemas dan tembolok tidak terisi setelah 6 jam kedatangan.
Ayam yang diisolasi tersebut diberi pengobatan lalu setelah kondisi ayam membaik
selanjutnya ayam dikandangkan kembali dengan ayam yang sehat yang sesuai dengan
bobot badannya.

Sedangkan program medikasi yang diterapkan di PT Aretha Breeding Farm


dilakukan dengan pemberian obat melalui air minum yang dimasukkan ke dalam torn,
jenis obat yang diberikan sesuai dengan kondisi ayam dan umur ayam. Selain obat,
diberi pula vitamin dengan dosis sesuai dengan umur ayam.

DAFTAR PUSTAKA

Alzamakhsyari LA. 2015. Manajemen pemberian pakan ayam pembibit pedaging periode
starter di PT Super Unggas Jaya unit farm Lampung. [tugas akhir]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

Erman NP. 2019. Manajemen kesehatan pada ayam pembibit pedaging di PT Aretha
Nusantara Breeding Farm Kuningan. [tugas akhir] Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.

Iqbal M, Nurmanaf AF, Agustian A. 2009. Analisis Penerapan Kebijakan Pengendalian


Biosekuriti terhadap Penyakit Flu Burung di Jakarta. Analisis Kebijakan Pertanian.
7 (1) 65-68.
PERFORMA AYAM BIBIT PERIODE STARTER

Tugas Akhir 1 oleh Efendi tahun 2014 di PT Super Unggas Jaya

PT Super Unggas Jaya unit Farm Lampung memelihara ayam bibit parent
stock pedaging sebanyak 101.768 ekor daging dengan strain yang digunakan
adalah Ross 308. Ayam didatangkan dari Hatchery Grand Parent Stock CJ-
VIA Sukabumi, Jawa Barat.

Performa ayam periode starter

Umur Konsumsi Bobot Uniformiy Deplesi Konversi


(mg) Pakan (g/mg) (%) (%) Pakan
(g/ekor/hari)
Akt Std Akt Std Akt Std Akt Std Akt Std

1 20 20 188 115 78.1 80 0.22 0.21 0.95 -


30.22 30 199 150 77.7 80 0.69 0.70 1.40 -
2 27.99 30 305 215 80.7 80 0.62 0.21 1.67 -
45.22 45 404 310 70.4 80 1.04 0.70 1.54 -
3 31.94 34 413 335 78.3 80 0.82 0.21 2.07 -
65.03 65 655 505 62.0 80 0.26 0.70 1.81 -
4 35.98 38 480 450 80 80 0.92 0.21 2.35
80.18 80 835 720 76 80 0.26 0.70 3.08 -

Tugas Akhir 2 oleh chiko rifqi rahmatullah 2014 di PT Super Unggas Jaya

PT Super Unggas Jaya unit Farm Lampung memelihara ayam bibit parent
stock dengan strain yang digunakan adalah Ross 308. Ayam didatangkan dari
Hatchery Grand Parent Stock CJ-VIA Sukabumi, Jawa Barat.
Umur Konsumsi Bobot Uniformiy Deplesi Konversi
(mg) Pakan (g/mg) (%) (%) Pakan
(g/ekor/hari)
Akt Std Akt Std Akt Std Akt Std Akt Std

1 20,01 20 154 160 79 80 1,17 0.20 1,20 -


28,38 30 171 160 84 80 0,27 0,70 1,54 -
2 30,60 30 315 270 64 80 0,21 0,20 1,33 -
47,94 45 343 320 73 80 0,27 0,70 1,95 -
3 34,56 34 478 380 70 80 0,26 0,20 1,48 -
68,01 65 554 515 70 80 1,92 0,70 2,25 -
4 38,85 38 630 480 70 80 0,26 0,20 1,78 -
84,28 80 951 730 70 80 0,56 0,70 1,48 -

Penggunaan bibit berkualitas dengan pengelolaan dan pemberian pakan yang


tepat akan menghasilkan produksi yang optimal (Suprijatna, 2005). Bibit ayam
merupakan anak ayam umur sehari yang dipelihara dan disebut dengan Day Old Chick
(DOC). Jenis strain parent stock broiler breeder yang banyak dipelihara oleh perusahaan
breeding farm di Indonesia adalah parent stock strain Cobb dan strain Ross. Strain Ross
berasal dari negara Inggris dan memiliki keunggulan laju pertumbuhan yang cepat,
efisiensi pakan tinggi, mortalitas rendah, memiliki kaki yang kuat sehingga tidak mudah
lumpuh, sistem kerja jantung kuat sehingga tahan terhadap suara-suara yang keras dan
daya hidup lebih bagus. Strain Ross mulai berproduksi pada umur 25 minggu atau 175
hari dengan HDP 5% serta body weigth 2.975 gram.

Ayam broiler strain Cobb dan Ross memiliki keunggulan diantaranya


produktivitas dan bobot telur tinggi, konversi pakan rendah, kekebalan dan daya hidup
tinggi dan pertumbuhan baik serta masa bertelur panjang (long lay) (Sudarmono, 2003).
Day Old Chick (DOC) betina yang baik memiliki kriteria seperti: badan sehat dan tidak
cacat tubuh, mata bulat dan jernih, kaki lurus, kuat dan dapat berdiri tegak, ayam
bergerak lincah, memiliki nafsu makan yang baik, ukuran badannya normal, bulu halus
dan menutupi seluruh tubuhnya dan keadaan tubuh padat berisi (Cahyono, 2007).

Konsumsi pakan
Pakan merupakan unsur yang sangat menentukan kualitas telur tetas yang
dihasilkan dalam suatu usaha pembibitan ayam. Jenis dan jumlah pemberian
pakan tergantung umur, bobot, cara pemeliharan dan tujuan produksi. Umumnya
jumlah pemberian, jenis dan kadar nutrisi pakan yang diberikan berdasarkan umur
(Sarwono, 2010). Pemberian pakan dapat dilakukan secara efesien dengan
memperhatikan bahan pakan, kandungan nutrisi dan tempat penyimpanan pakan 9
(Setyono et al., 2013)

Kons pakan dari kedua farm menunjukkan data fluktuatif, namun farm sukabumi
lebih bagus karena menunjukkan data kons pakan yang lebih dari std.

Uniformiy

Kontrol berat badan dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ayam pembibit
yang baik. Keberhasilan pemberian pakan dapat dilihat dari berat badan yang dicapai
dibandingkan dengan berat standarnya, ayam akan menghasilkan produksi telur yang
tinggi apabila pada saat ayam dewasa kelamin ayam tidak terlalu berat/gemuk dan sesuai
dengan standar berat badan yang dianjurkan breeder. Peningkatan pertambahan bobot
badan ayam berbanding lurus dengan meningkatnya konsumsi pakan, karena semakin
tinggi tingkat konsumsi pakan maka meningkat pula pertambahan bobot badannya,
karena salah satu fungsi pakan dalam tubuh ayam selain untuk kebutuhan hidup pokok
juga untuk pertumbuhan (Wijayanti et al., 2011). Penimbangan berat badan dapat
dilakukan dari mulai umur 4 minggu dan ayam yang mempunyai berat badan dibawah
standar dipisahkan dan diberi ransum yang berkualitas dan kuantitas baik, sebaliknya
apabila anak ayam terlalu gemuk 14 maka dilakukan pembatasan pemberian ransum agar
dapat mencapai berat badan standar (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Pengontrolan
bobot badan ayam dilakukan untuk mengetahui tingkat keseragaman ayam (uniformity).
Kontrol bobot badan dilakukan dengan cara penimbangan sampel sebanyak 10% dari
jumlah ayam setiap minggu, tingkat keseragaman yang baik (good uniformity) harus
mencapai 80 % (Fadilah dan Fatkhuroji (2013). Pengukuran berat badan dapat dilakukan
dalam kurun waktu satu minggu sehingga untuk mendapatkan pertambahan berat badan
harian dapat dilakukan dengan menghitung selisih bobot ayam petelur grower akhir
minggu dengan bobot tubuh minggu sebelumnya kemudian di bagi tujuh (Rasyaf, 2009).

Uniformity atau keseragaman kurang bagus dari kedua farm, disebabkan pada
periode starter anak ayam malas dan banyak tidur daripada makan, untuk
meningkatkan persentase keseragaman yaitu dengan melakukan grouping ayam
dengan memisahkan ayam bb besar dengan kecil. Selanjutnya BB badan kecil
mendapatkan perlakuan yang lebih intensif.

Deplesi

Deplesi merupakan tingkat kematian dan culling dalam pemeliharaan selama satu kali
produksi yang biasanya dihitung dalam bentuk persentase, adapun faktor yang
menyebabkan angka kematian yaitu lingkungan, genetik dan penyakit (Umam, 2003).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka deplesi antara lain sanitasi kandang,
peralatan, kebersihan lingkungan serta penyakit. Pemeliharaan ayam dinyatakan berhasil
jika angka kematian secara keseluruhan kurang dari 5% (Rasyaf, 2008).

Deplesi tertinggi farm lampung terjadi minggu-2 pada jantan sedangkan betina
minggu-4, dikarenakan saat vaksin kurang baik dan saat penggiringan tidak hati-
hati sehingga banyak yang stress dan cedera berakibat kematian.

Farm sukabumi cukup baik, hanya saja ayam betina minggu-1 dan jantan minggu-
3 cukup tinggi, dikarenakan perlakuan saat vaksinasi.

Konversi pakan

Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam dibagi dengan
pertambahan berat tubuh ayam atau produksi telur yang dihasilkan dalam satu periode
tertentu (Rasyaf, 2009). Efesiensi ransum yang diberikan pada ayam bisa dilihat dari
angka konversi ransumnya. Angka konversi ransum yang rendah berarti jumlah ransum
yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit, begitu pula
sebaliknya apabila angka konversi ransum tinggi berarti jumlah ransum yang digunakan
unttuk menghasilkan satu kilogram daging semakin banyak (Kartasudjana dan Suprijatna,
2010). Konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan,
temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat badan dan jenis kelamin (Siregar, 2005).
Faktor penyebab tingginya nilai FCR adalah pemberian pakan berlebihan, tempat pakan
yang tidak 15 memenuhi standar, sehingga banyak pakan yang tercecer, ayam terserang
penyakit, terutama terjangkit penyakit saluran pernapasan sehingga nafsu makan
menurun, kandungan gas amonia di dalam kandang tinggi, suhu dalam kandang tinggi
serta mutu pakan kurang baik (Subkhie et al., 2012).

Konversi pakan dari kedua farm sudah baik dengan BB yg diperoleh melebihi
standar, karena ayam efisien mengonsumsi pakan.

Anda mungkin juga menyukai