Disusun oleh:
Kelompok 1
Ayu Kartika
Alif Laila
Dinasti Setia R
Eka Nurizki
Eli Amelia
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada masa
nifas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Istirahat
Personal hygiene
Mobilisasi
Sexual
c. Data psikososial, ekonomi dan spiritual
Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi
Pola hubungan ibu, suami dan keluarga
Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga
2. Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan Fisik, bidan harus melakukan pemeriksaan
menyeluruh dan terutama berfokus pada masa nifas.
Pemeriksaan Penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
3
pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini
seperti itu jarang terjadi.
b. Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4
setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih
dari 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus
diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
c. Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu
akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis
persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini terjadi
utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu yang
nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt.Bisa juga terjadi
gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan
suhu tubuh.
d. Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak lain
karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi
istirahat.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin
karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
2. Payudara
Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat
benjolan,pembesaran kelenjar,dan bagaimanakah keadaan putting susu
ibu apakah menonjol atau tidak,apakah payudara ibu ada bernanah atau
tidak
3. Uterus
a. Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri
b. Apakah kontraksi uterus baik atau tidak
c. Apakah konsistensinya lunak atau keras
4
d. Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat
palpasi tidak akan tampak peningkatan aliran pengeluaran
lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak baik dan
konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang
akan mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini
pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi
keras.
4. Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak
menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6
jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan
bersih ke vulva dan perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan
namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka mungkin perlu dilakukan
pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka
lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
5. Genitalia
a. Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
b. Hematom vulva (gumpalan darah)
c. Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi
vagina dan serviks dengan cermat
d. Lihat kebersihan pada genitalia ibu
e. Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya karna
pada maa nifas ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena infeksi
6. Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua
tungkai dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah:
a. Jahitan laserasinya
Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih
dahulu bersihkan pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang
dikasih betadine supaya jahitan terlihat tampak lebih jelas
5
b. Oedema atau tidak
c. Hemoroid pada anus
d. Hematoma (Pembengkakan jaringan yang isinya darah)
7. Ekstremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada:Varises,oedema,Reflek
patella,nyeri tekan atau panas pada beti.Adanya tanda Homan,caranya
dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di lakukan tekanan
ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan
tindakan tersebut,tanda Homan (+)
8. Lochea
Mengalami perubuhan karena proses involusi yaitu lochea rubra,serosa
dan alba
6
infeksi payudara, infeksi saluran pernafasan. Ibu berisiko infeksi postpartum
karena adanya pelepasan plsenta, laserasi pada saluran genital termasuk
episiotomi. Penkyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen.
7
Terjadi pada hari ke 3 post partum baik pada ibu menyusui maupun
tidak menyusui.
Payudara memiliki beberapa kelainan:
1) Bendungan air susu
Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi
lacteal, payudar sering mengalami distensi menjadi keras dan
benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau
caked breast
2) Mastitis
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu
pertama masa nifas dan umumnya baru di temukan setelah minggu
ke 3 dan ke 4.
4. ASI Eksklusif
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktosa dan
garam organic yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan
merupakan makanan terbaik untuk bayi.ASI eksklusif di berikan sejak
umur 0 hari sampai 6 bulan.
8
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu nuntuk
minum setiap kali setelah menyusui)
d. Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayi nya melaalui ASI
3. Tanda dan Bahaya
Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suami nya tentang tanda
bahaya selama masa nifas:
a. Lelah dan sulit tidur
b. Adanya tanda dan infeksi puerperalis (demam)
c. Nyeri/ panas sakit berkemih, nyeri abdomen
d. Sembelit, hemoroid
e. Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati dan edema
f. Lochea berbau busuk , sangat banyak
g. Putting susu pecah dan mamae banyak
h. Sulit menyusui
i. Edema, sakit, panas pada tungkai
4. Senam Menyusui Bayi
Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui:
a. Berbaring miring posisi ini adalah posisi yang amat baik untuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau
merasakan nyeri.
b. Duduk penting untuk member topangan atau sandaran pada
punggung ibu dalam posisi nya tegak lurus ini mungkin dapat
dilakukan dengan duduk bersila diatas tempat tidur atau dilantai.
9
c. Berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki di
topang) akan membantu bentuk untuk payudara dan memberikan
ruang untuk menggerakan bayi nya ke posisi yang baik.
d. Badan bayi harus di hadapkan kea rah badan ibu dan mulutnya bayi
dihadapkan ke putting susu ibu.
e. Bayi sebaiknya ditopang pada bahu nya sehingga posisi kepala
yang agak terngadah dapat di pertahankan posisi bibir bawah
paling sedikit 1,5 cm dari pangkal putuing susu
f. Bayi harus di tempat kan dekat dan ibu nya dikamar yang sama
g. Pemberian ASI pada bayi sesering mungkin, biasanya BBL ingin
minum ASI setiap 2-3jam atau 10-12 kali dalam 24 jam.
10
Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24
jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi seluruh saluran
kemih
11
Contoh Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas
12
HPL : 18 Desember 2011
Menarche : 14 tahun
Lama Menstruasi : 7 hari
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 28 hari
Banyaknya Darah : 3x ganti pembalut pada hari pertama dan 2x
ganti pembalut pada hari kedua
Keluhan : Tidak ada
5. Riwayat obstetri
P1 A0 .Ah1
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil lahir UK Jenis Penolong Tempat L/P BB Komplikasi Laktasi Komplikasi
ke- Persalinan Lahir
1 18/12 40 spontan bidan BPS p 3100 Tidak ada lancar Tidak ada
/2011 mgg gram
13
Pola eliminasi
BAK : 7-8 kali/hari
Konsistensi : cair
Warna : khas urin
Bau : khas urin
BAB : 3 kali/hari
Konsistensi : lembek
Warna : khas feses
Bau : khas feses
9. Riwayat Post partum
Pola kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Porsi makan sehari : 1 porsi habis
Jenis : nasi, sayur, lauk, buah
Makanan pantang : tidak ada makanan pantangan
Pola minum : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air putih, teh, susu
Keluhan : Tidak ada
Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6-7x/ hari Jumlah : 1200 cc
Warna : kuning jernih Keluhan : tidak ada
b. BAB
Frekuensi : 1x/hari Jumlah :-
Warna : kuning Keluhan : tidak ada
Istirahat
Tidur siang : ½-1 jam
Tidur malam : 5-6 jam Tidak ada keluhan
Pola Aktivitas
Mobilisasi : sudah bisa jalan, merawat diri dan belajar merawat
bayinya
14
Pekerjaan : merawat diri dan bayinya masih dibantu keluarga
Olahra senam nifas : melakukan senam nifas sesuai dengan
yang diajarkan bidan, yaitu senam kegle setiap pagi.
Pengalaman menyusui : ibu mengatakan tidak memiliki
pengalaman menyusui
Kebiasaan Menyusui
Posisi : tiduran dan duduk
Perawatan Payudara : membersihkan putting sebelum menyusui
Masalah : tidak ada
Personal higiene :
- mandi 2 kali/hari
- gosok gigi 2 kali/hari
- keramas 3 kali/minggu
- ganti pakaian dalam 2 kali/hari
- ganti pakaian luar 2 kali/hari
Pola seksual : Selama nifas ibu belum melakukan hubungan seksual
dengan suami, Keluhan : tidak ada
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
11. Riwayat Kesehatan
- Ibu mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit sistemik
seperti hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan HIV
- Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak sedang atau pernah menderita
penyakit sistemik seperti hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan
HIV
- Ibu mengatakan bahwa tidak memiliki keturunan kembar
12. Riwayat Psikososial Spiritual
- Ibu mengatakan suami dan keluarganya selalu mendukung dia untuk
merawat bayinya dan hubungannya baik.
- Ibu mengatakan ia dan keluarganya mengerti tentang keadan masa nifas
- Ibu mengatakan Pengambil keputusan di keluarga adalah suami dan ia
15
- Ibu mengatakan taat beribadah dan sering mengikuti pengajian
- Ibu mengatakan tinggal bersama suami
- Ibu mengatakan tidak memiliki hewan piaraan di rumah
13. Kebiasaan yang menggaggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, dan tidak ada pantangan makanan apapun.
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Fisik Ibu
a. Keadaan umum : baik
b. Status emosional : stabil
c. Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 85 x per menit
Pernafasan : 22x per menit
Suhu : 36,80C
d. Antropometri
BB : 65 kg PB : 160 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Rambut : Rambut Bersih, tidak ada ketombe
Wajah : Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
gigi.
Leher : tidak ada pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena
jugularis.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
e. Pemeriksaan Payudara
Bentuk : simetris
16
Puting susu : menonjol
Areola : hiperpigmentasi, bersih
ASI : lancar, tidak ditemukan bendungan ASI
f. Abdomen
Pembesaran : normal, TFU 2 jari di bawah pusat
Benjolan : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
- Ekstremitas
Oedem : tidak ada oedema
Varices : tidak ada varises
Reflek patella : kiri (+), kanan (+)
Kuku : bersih dan pendek, jika ditekan berwarna merah
muda
- Genetalia
Varices : tidak ada v
Oedem : tidak ada
Bekas luka : Bekas luka episiotomi dijahit dengan teknik
jahitan jelujur secara mediolateral. Keadaan jahitan bagus, sedikit
bengkak, ada tanda infeksi.
Pengeluaran pervaginam : Lokhea rubra
g. Anus
Tidak ada hemoroid.
17
d. Antropometri
BB : 3100 gram LK : 33 cm
PB : 50 cm LILA : 10,5 cm
LD : 33 cm
e. Kepala : simetris, ukuran normal, tidak ada benjolan abnormal
f. Ubun-ubun : datar, tidak cekung
g. Wajah : tidak pucat, tidak kuning, dan tidak ada bekas luka
h. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
i. Hidung : simetris, bersih, tidak ada polif
j. Mulut : bersih, tidak pucat, tidak ada trush
k. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tirod, limfe dan tidak
ada pelebaran vena jugularis.
l. Dada : simetris, tidak ada wheezing
m. Abdomen : saat bayi tenang perut teraba lembek, tidak ada benjolan
dan bekas luka
n. Tali Pusat : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
o. Genitalia : labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
positif, vagina berlubang.
p. Ekstermitas : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap
q. Reflek
r. pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
s. Riwayat persalinan terakhir
KALA LAMA TINDAKAN PERDARAHAN KET
I 8 jam - 20cc normal
II 1 jam Episiotom 100cc normal
III 15 menit - 100cc normal
IV 2 jam Penjahitan laserasi derajat 2 100cc normal
teknik jelujur secara
mediolateral dengan benang
cutgut
Jumlah 11 jam 15 320cc
menit
18
ASSESMENT
Ny. “Y” umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan
nyeri luka pada jahitan perineum.
PLANNING
Tanggal/jam : 20 Desember 2011 / 14.15 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan normal
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa
senang dan lega
2. Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan
menganjurkan pada ibu untuk membersihkan alat genetalia dengan sabun
sesudah BAK ataupun BAB dari arah atas menuju anus
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan dan mampu mengulang
penjelasan bidan serta ibu mengatakan akan berusaha melaksanakan anjuran
tersebut
3. Bidan menjelaskan dan menganjurkan tentang perawatan perinium pasca
penjahitan episiotomi yaitu dengan mengoles bekas jahitan dengan
menggunakan kasa yang diberi betadin setelah genetalia dibasuh dengan air
sabun
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan dan berusaha untuk melakukan
anjurannya Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan
4. Bidan menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual
terlebih dahulu selama masa nifas dan menjelaskan faktor resikonya
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia untuk tidak
melakukan hubungan seksual dengan suaminya selama masa nifas
5. Memberi tahu ibu cara untuk merawat tali pusat dengan kasa yang diberi air
hangat
Evaluasi :Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan berusaha akan
melakukannya dirumah
19
6. Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi
yang sudah baik dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang yaitu karbohidrat (nasi, kentang,roti), protein
(tahu, tempe, daging, ikan, telur), vitamin (sayur dan buah). Dan
memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung protein untuk
mempercepat penyembuhan luka episiotomi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang sehat
dan seimbang terutama konsumsi protein
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8
minggu. Pada masa nifas ibu harus diberikan asuhan agar mencegah
terjadinya masalah di masa nifas.
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari,
tahap- tahap masa nifas meliputi : puerpurium dini, puerpurium intermedial,
remot puerpurium. Tujuan dari masa nifas yaitu untuk mengetahui
kesejahtraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan, kebersihan , nutrisi, pemberian
ASI, tanda bahaya masa nifas, perdarahan, cara mencegah hipotermi pada
bayi.
3.2 Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi
juga sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu
dianjurkan untuk memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung
zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan
makanan bayi yang paling aman, hemat dan mengandung antibody.
Kepada Para bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab
kita tahu pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
21
DAFTAR PUSTAKA
Varney, H dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 volume 2. Jakarta :
EGC.
Widyasih SST, Hesty dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogjakarta : Fitramaya.
http://zakiahdinsyah.blogspot.com/2010/12/melakukan-asuhan-kebidanan-masa-
nifas.html Diakses pada tanggal 9 November 2011 pukul 16.50 WIB
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBPSP.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBPSP.
22