Anda di halaman 1dari 27

Tugas Kelompok : 02

Dosen Asistensi : Ajeng Oktavia Perdanawati S.T.

Tanggal Pengumpulan : Jumat, 06 Desember 2019

KONSEP TATA GUNA DAN PENGEMBANGAN LAHAN DI


KABUPATEN BOGOR
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Asistensi Tata Guna dan
Pengembangan Lahan

Disusun Oleh
Kelompok B4 :
Febby Febriana Sutiar (183060038)
M. Fikri Rasyid M. (183060078)
F. Nadya Nandipinta (183060073)
M. Esa Fauzan (183060060)
Nadhifa Nurani Amalia (183060050)
Sharah Zafira (183060043)
Khairunnisah (163060059)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

2019
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu
yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi
tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang,
sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa
yang akan datang (FAO dalam Sitorus, 2004).

Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia


terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Faktor yang menyebabkan perubahan
penggunaan lahan adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk,
sedangakan luas lahannya tetap.

Daerah yang dikaji dalam penelitian ini adalah 20 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat yakni Tajurhalang, Bojonggede, Cibinong,
Gunungputri, Cileungsi, Klapa Nunggal, Citeureup, Jonggol, Cariu, Sukaraja,
Babakan Madang, Suka Makmur, Tanjung Sari, Cisarua, Ciawi,
Megamendung, Caringin, Cigombong, Cijeruk, dan Taman Sari.

Seiring dengan berjalannya waktu penduduk Kabupaten Bogor di 20


kecamatan ini semakin bertambah, dan secara otomatis kebutuhan lahan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya akan bertambah pula. Namun disisi lain,
lahan tidak akan bertambah, lahan akan tetap dari segi luasnya. Perubahan
lahan yang terjadi inilah yang kemudian merubah pola dan model penggunaan
lahan, sehingga diperlukan perencanaan tataguna lahan yang sesuai dengan
peruntukan wilayah tersebut. Perencanaan tataguna lahan pada hakekatnya
adalah penganalisaan lahan yang ditujukan untuk menentukan model
penggunaan lahan yang cocok untuk pola penggunaan lahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana karakteristik penggunaan lahan di Kabupaten Bogor?
2) Bagaimana perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor?
3) Bagaimana pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor?
4) Bagaimana model penggunaan lahan di Kabupaten Bogor?

C. Tujuan
Untuk mengetahui jenis penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dan untuk
mengetahui pola penggunaan lahan setelah terjadi perubahan penggunaan
lahan yang kemudian menetapkan model yang tepat untuk pola tersebut.

D. Sasaran
1) Teridentifikasinya karakteristik penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
2) Teridentifikasinya perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
3) Teridentifikasinya pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
4) Teridenifikasinya model penggunaan lahan di Kabupaten Bogor

E. Ruang Lingkup
1) Ruang lingkup wilayah

Penelitian ini mengaji wilayah 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor


bagian Timur yaitu Tajurhalang, Bojonggede, Cibinong, Gunungputri,
Cileungsi, Klapa Nunggal, Citeureup, Jonggol, Cariu, Sukaraja, Babakan
Madang, Suka Makmur, Tanjung Sari, Cisarua, Ciawi, Megamendung,
Caringin, Cigombong, Cijeruk, dan Taman Sari. Luas wilayah Kabupaten
Bogor sendiri adalah 2.301,95 Km2 atau 51,9% dari luas wilayah provinsi Jawa
Barat sementara untuk total luas wilayah kajian 1.322,52 Km2.
Batas wilayah Kabupaten Bogor:

• Sebelah Utara: Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota


Depok, Kabupaten/Kota Bekasi
• Sebelah Barat: Kabupaten Lebak
• Sebelah Timur: Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Purwakarta
•Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur

2) Ruang Lingkup Substansi


1) Mengidentifikasi karakteristik penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
2) Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
3) Mengidentifikasi pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
4) Mengidenifikasi model penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
BAB II

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
1) Karakteristik Penggunaan Lahan
Karakteristik lahan merupakan salah satu proses evaluasi lahan. Evaluasi lahan
adalah proses penilaian penampilan atau keragaman (performance) lahan jika
dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei
dan studi geologi, tanah, kemiringan, hidrogeologi dan aspek lahan lainnya, agar
dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan
yang mungkin dikembangkan. Analisi karakterisitik lahan ini di fokuskan untuk
mengetahui kemiringan lereng, geologi, tanah dan hidrogeologi tahun 2017 di
Kabupaten Bogor bagian timur.
 Karakteristik tanah
Karakteristik tanah merupakan karakter/keistimewaan tanah tersebut,setiap
jenis tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
Andosol : Jenis tanah ini mirip dengan tanah vulkanis, namun agak berbeda.
Ciri-cirinya adalah warnanya kehitaman, kadar organiknya dan kadar air yang
tinggi.
Grunosol : Jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa
vulkanik. tekstur tanah kering dan biasanya berada di permukaan dataran
rendah saja.

Latosol : Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal,tanahnya


berwarna merah, coklat, hingga kekuning- kuningan, tekstur tanah pada
umumnya adalah liat. Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi.
unsur hara yang terkandung di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya.
Semakin merah warna tanah maka unsur hara yang terkandung adalah
semakin sedikit; Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak lambat, Daya
tanah air cukup baik, Lumayan tahan terhadap erosi tanah.

Latosol coklat : Sama dengan latosol hanya berbeda di warnanya saja


Podsolik merah : Memiliki daya simpan unsur hara yang sangat rendah karena
sifat lempungnya beraktivitas rendah; kejenuhan unsur basa seperti Ca, Mg
dan K yang rendah sehingga tidak cocok untuk tanaman semusim; daya
simpan air yang sangat rendah sehingga mudah mengalami kekeringan; kadar
bahan organik yang rendah dan hanya terdapat di permukaan tanah

Regosol : Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung, mempunyai sifat


subur, mempunyai tekstur tanah yang kasar, butiran- butiran kasar,
mempunyai sifat peka terhadap erosi tanah, berwarna keabuan, kaya unsur
hara, cenderung gembur, mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi,
serta mudah terkena erosi.

 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap
bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat.
Kecuraman lereng,panjang lereng dan bentuk lereng semuanaya akan
mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Menurut sitanala
Arsyad (1989:225) mengkelaskan lereng menjadi seperti berikut:

Kemiringan 0-3%, termasuk Klasifikasi (datar) berKelas (A)

Kemiringan 3-8%, termasuk Klasifikasi (Landai atau Berombak) berKelas


(B)

Kemiringan 8-15%, termasuk Klasifikasi (Sedikit miring) berKelas (C)

Kemiringan 15-30%, termasuk Klasifikasi (Miring) berKelas (D)

Kemiringan 30-45%, termasuk Klasifikasi (Sedikit curam) berKelas (E)

Kemiringan 45-65%, termasuk Klasifikasi (curam) berKelas (F)

Kemiringan >65%, termasuk Klasifikasi (Sangat curam) berKelas (G)


 Karakteristik Hidrologi
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan,
distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan
sumber daya air.
 Karakteristik Geologi
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan
dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.
Di sini ada beberapa jenis batuan dan daerah menurut geologi:
Gamping adalah batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsit dan
aragonit, yang merupakan dua varian yang berbeda dari kalsium karbonat
(CaCO3).
Intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah
magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi.
Tersier adalah batuan yang ada sebelum adanya batuan geologi.
Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang terbentuk relatif
di permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah.
Gunung Api Muda adalah gunung api yang yang terbuat akibat
letusan/patahan lapisan permukaan bumi yang mengakibatkan keluarnya
magma atau lava panas dari inti bumi dan bersifat masih baru.
Gunung Api Tua hampir sama dengan gunung api muda namun statusnya
lebih tua dan lebih awal adanya dari gn api muda. Dan biasanya gunung api
tua ini lebih jarang terjadi erupsi.
Dari hasil analisis
karakteristik guna lahan
yang ada di Kabupaten
Bogor bagian Timur tahun
2017 didapatkan 6 jenis
tanah berbeda-beda di setiap
kecamatan yaitu ada
andosol,grunosol,
latosol,latosol coklat,
podzolik merah dan regosol.

Gambar 1.1 Peta Karakteristik Jenis Tanah


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis karakteristik guna
lahan yang ada di Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun 2017 didapatkan
6 kemiringan lereng di Kabupaten
Bogor. Dan didapati kemiringan
lereng yang datar, rata rata
kemiringan lerengnya di kelas A
sampai dengan C.

Gambar 1.2 Peta Karakteristik Kemiringan Lereng


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis
guna lahan yang
ada di Kabupaten
Bogor bagian
Timur tahun 2017
didapatkan 4
bentuk hidrologi
,namun yang
sangat dominan
disini adalah
bercelah atau
sarang.

Gambar 1.3 Peta Karakteristik Hidrologi


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun
2017 terdapat banyak
gunung berapi, dan
dominan juga Endapan
permukaan di daerah
tersebut.

Gambar 1.4 Peta Karakteristik Geologi


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016

ss
B. Hasil
2) Perubahan Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
kemajuan teknologi. Peningkatan kebutuhan lahan di Indonesia sudah tidak
bisa dielakkan lagi seiring dengan pertambahan penduduk di Indonesia.
Hampir semua aktivitas manusia melibatkan penggunaan lahan. Land-use
change memiliki arti yang lebih kompleks karena menyangkut juga
perspektif alam (natural) dan sosial ekonomi terhadap perubahan
penggunaan lahan atas aktivitas manusia yang berdampak terhadap
perubahan proses yang terjadi di permukaan bumi termasuk biogeokimia,
hidrologi dan keanekaragaman hayati.

Berdasarkan penelitian dilapangan diperoleh hasil perubahan land use dan


land cover di Kabupaten Dairi tahun 2007 sampai tahun 2017 yang disajikan
pada tabel:

Jenis Penggunaan dan Tutupan Luasan Perubahan Jumlah Luas


Lahan Tahun 2007 Tahun 2017 Lahan
Hutan 49,393 18,931 30,462
Permukiman 32,468 25,174 7,294
Tegal / ladang 37,348 22,249 15,099
Tubuh Air 1,232 1,232
Sawah 24,437 32,170 -77,33
Semak belukar 17,595 17,595
Danau 208.98 208,98
Rawa 15,49 15,49
Perkebunan 3,320 31,933 -28,613
Total 146,966 164,774
Tabel 1.1 Hasil Perubahan Lahan
Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis guna
lahan yang ada di
Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun
2007, diperoleh hasil
bahwa land use dan
land cover di
Kabupaten Bogor
Timur pada tahun 2007
adalah hutan dengan
luas 49,393.23 Ha,
permukiman 32,468.21
ha, tegalan / ladang
37,348.1 Ha, danau
208.98 Ha, sawah
24,437.47 Ha, 3,320.18
Ha untuk perkebunan.
Gambar 2.1 Peta Guna Lahan 2007 Bagian Timur
Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis
guna lahan yang
ada di Kabupaten
Bogor bagian
Timur tahun 2017
diperoleh hasil
bahwa land use
hutan dengan luas
18,931.438 ha,
permukiman
25,174.60 ha, tegal
/ ladang 22,249.84
ha, semak belukar
17,595.86 ha,
sawah 32,170.61
ha, tubuh air
1,232.18 ha, rawa
Gambar 3.3 Peta Guna Lahan 2017
15.49 Ha.
Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
3) Pola Penggunaan Lahan
 Pola Memanjang (Linear) yaitu Pola pemukiman memanjang memiliki
ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan,
sungai, rel kereta api atau pantai.

 Pola Terpusat yaitu Pola pemukiman ini mengelompok membentuk


unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat di daerah
pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan
terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola pemukiman
memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Penduduk yang
tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan
kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan.
 Pola Tersebar yaitu Pola yang terdapat di daerah dataran tinggi ,didaerah
gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran
tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman
secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya
rata dan relatif aman..
Dari hasil analisis pola guna
lahan yang ada di Kabupaten
Bogor bagian Timur tahun
2017 didapatkan pola guna
lahan ladang yang menyebar,
terutama di kecamatan
Citeureup, Babakanmadang,
Sukaraja, Cibinong dan
BojongGede yang memiliki
guna lahan ladang yang cukup
mendominasi.

Gambar 4.1 Peta Guna Lahan Ladang


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis pola
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor bagian
Timur tahun 2017
didapatkan pola guna
lahan permukiman yang
menyebar. Di beberapa
Kecamatan memiliki
permukiman yang padat
yakni pada kecamatan
Gunungputri, Cileungsi,
Tajurhalang, Bojong gede,
dan Cibinong. Sementara
Kecamatan Sukamakmur
adalah kecamatan yang
memiliki kepadatan
pemukiman paling rendah.

Gambar 1.2 Peta Guna Lahan Permukiman


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis pola
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun
2017 didapatkan pola
guna lahan hutan yang
memusat di beberapa
kecamatan karena tidak
semua kecamatan
memiliki hutan. Hutan
hanya terdapat di 14
dari 20 kecamatan.
Yakni pada kecamatan
Cariu, Tanjungsari,
Jonggol, Klapanunggal,
Sukamakmur, Mega
mendung, Babakan
mandang, Cisarua,
Ciawi, Ciaringin,
Cigombong, Cijeruk,
dan Tamansari
Gambar 1.3 Peta Guna Lahan Hutan
Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis pola
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun
2017 didapatkan pola
guna lahan perkebunan
yang menyebar. Dan
penggunaan lahan
untuk perkebunan di
Kecamatan
Klapanuggal paling
mendominasi.

Gambar 1.4 Peta Guna Lahan Perkebunan


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis pola
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun
2017 didapatkan pola
guna lahan persawahan
yang menyebar. Dan
penggunaan lahan untuk
persawahan di
Kecamatan Sukaraja
paling mendominasi.

Gambar 1.5 Peta Guna Lahan Persawahan


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
Dari hasil analisis pola
guna lahan yang ada di
Kabupaten Bogor bagian
Timur tahun 2017
didapatkan pola guna lahan
semak belukar yang
menyebar. Dan penggunaan
lahan untuk semak belukar
menyebar di setiap
kecamatan dan keberadaan
semak belukar cukup
banyak di 3 kecamatan yaitu
kecamatan Sukamakmur,
Tanjungsari,
Babakanmamadang.

Gambar 1.6 Peta Guna Lahan Semak Belukar


Sumber: SHP Studio Wilayah 2016
4) Model Penggunaan Lahan
Dari hasil analisis pada setiap pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
bagian Timur tahun 2017 diperoleh hasil bahwa penggunaan lahan didominasi
oleh pola yang menyebar. Kemudian setelah mengkaji berbagai teori
permodelan penggunaan lahan , Kabupaten Bogor bagian timur lebih cocok
diterapkan pada model sektoral.

Model sektoral adalah Homer Hoyt pada tahun 1939 menyebutkan bahwa
pola sektoral yang terjadi pada suatu wilayah bukanlah suatu hal yang kebetulan
tetapi merupakan asosiasi keruangan dari beberapa variabel yang ditentukan
oleh masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan kota
secara sektoral tidak terjadi secara acak melainkan mengikuti pola atau
perkembangan tertentu. Asumsi yang digunakan adalah adanya variasi
penggunaan lahan di sekitar pusat kota (CBD Zone), lalu berkembang dan
masing-masing meluas ke zona lain atau menyebar.

Berikut merupakan gambaran model teori sektor oleh Hoyt:

Keterangan:

1. Daerah pusat kegiatan (CBD)

2. Wholesale light manufacturing

3. Permukiman kelas rendah

4. Permukiman kelas menenga

5. Permukiman kelas tinggi


C. Kesimpulan
Dari hasil yang ada, Kabupaten Bogor di 20 kecamatan ini memiliki
karakteristik tanah yang beragam yakni Andosol, Grumusol, Latosol, Podsolik,
dan Regosol. Dengan kemiringan lereng yang datar yakni 0% hingga sedikit
miring yakni 15% dan juga terdapat sebaran gunung berapi. Sebagai daerah yang
mengalami perkembangan, tentu Kabupaten Bogor khususnya bagian Timur ini
mengalami perubahan penggunaan lahan seperti yang terlihat pada peta.
Perubahan lahan dari kawasan hijau non terbangun menjadi kawasan terbangun
jelas terlihat, dimana berkurangnya luasan hutan dari tahun 2007 ke tahun 2017.
20 Kecamatan di Kabupaten Bogor yang menjadi wilayah kajian ini memiliki pola
memusat untuk penggunaan lahan hutan, dan penggunaan lahan lainnya di
dominasi oleh pola menyebar. Dengan dominasi pola yang menyebar maka
konsep atau model yang cocok diterapkan untuk penggunaan lahan di Kabupaten
Bogor bagian Timur ini adalah model penggunaan lahan sektoral.
DAFTAR PUSTAKA

1) www.studiobelajar.com
2) sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
3) www.google.com
4) ruang lingkup wilayah kab bogor - Google Search
5) file:///C:/Users/Acer/Downloads/11525-33656-1-SM.pdf
6) https://media.neliti.com/media/publications/100734-ID-analisis-
perubahan-penggunaan-lahan-dan.pdf

Anda mungkin juga menyukai