Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

PADA Tn. S

Di RUANG SHINTA RSUD BAGAS WARAS KLATEN

Hari : Senin

Tanggal : 16 April 2018

Jam : 12.45 WIB

A. Keluhan Utama
Klien mengatakan lemes
B. Diagnosa Medis
Anemia MM (Maligna Myeloma)
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS : Klien mengatakan lemes saat melakukan aktivitas berat
DO : - Dipnea
- Takikardi
- Sianosis
- TTV : TD : 140/90 mmHg
S : 36,6o C
RR : 22x/mnt
N : 82x/mnt
- Cek lab AGD : - Hb : 5,3 gr/dl
HT : 13,1 %
Leukosit : 3,10 103 /uL
Trombosit : 2 103 /uL
Eritrosit : 1,49 10^6/uL
E. Dasar pemikiran
Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan
dalam proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem pernafasan berperan penting untuk mengatur
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen
diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energi, adenasine
triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara
metabolisme aktif dan membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh.
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan prtukaran udara antara
atmosfer dengan darah dengan sel (Potter & Perry, 2008). Adapun faktor-
faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut
(NANDA, 2013).
F. Prinsip tindakan keperawatan
Fase Pra Interaksi
Persiapkan alat :
1. Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi)
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Tabung oksigen
5. Aquabides
6. Plester
7. Gunting

Fase Interaksi
1. Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum pak/bu)
2. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini)
3. Melakukan kontrak ; waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan
pemasangan oksigen nasal kanul, pemasangan ini dilakukan karena
bapak/ibu terlihat sesak dengan pemasangan ini akan mengurangi
sesak bapak/ibu tempatnya disini saja kurang lebih waktunya 15
menit)
4. Menjaga privasi klien
Fase Kerja
a. Cuci tangan
b. Gunakan handscone
c. Mengatur posisi klien
d. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril
dalam tabung pelembab (humidifier) sesuai ketentuan
e. Kaji kelancaran aliran oksigen (dengan menggunakan punggung
tangan apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul)
f. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau instruksi
g. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien
lebih merasa nyaman
h. Lepas handscone, cuci tangan
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu
setelah dipasang selang nasal kanul apakah sesak berkurang)
2. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak
beraktivitas dulu ya, agar sesak nya bisa cepat sembuh)
3. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalau begitu saya
tinggal dulu untuk mengajari teknik nafas dalam)

G. Analisis tindakan
Pada pasien anemia Maligna Myeloma ada penurunan eritrosit
disumsung tulang belakang yang menyebabkan produksi eritrosit
menurun. Jika terjadi lama akan menyebabkan anemia kronik. Dari hal
tersebut mempengaruhi kadar Hb menjadi menurun. Transport oksigen
mengalami ke jaringan mengalami penurunan menyebabkan gangguan
pertukaran gas untuk mengatasi tersebut dilakukan tindakan pemberian
terapi oksigen nasal kanul dengan dosis 3liter/menit. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya hipoksia, pucat, dan lemas. Beban jantung
meningkat menyebabkan intoleransi aktifitas. Manfaat dari pemberian
oksigen nasal kanul untuk mengatur pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua
sel untuk menghasilkan sumber energi, adenasine triposfat (ATP),
karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan
membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh.

H. Bahaya yang dilakukannya


Pada dasarnya setiap perawat mempunyai kemampuan yang baik dalam
memberikan terapi oksigen karena tindakan pemberian terapi oksigen ini
merupakan bagian dari materi yang sudah diberikan pada saat dibangku kuliah
hanya saja karena pemberian terapi oksigen sudah sering dilakukan perawat
terkadang menganggap gampang dan remeh tindakan ini, mereka kurang teliti
pada saat memberikan terapi oksigen sehingga tanpa disadari muncul suatu
masalah separti perawat lupa tiadak mengecek humidifier padahal kelembapan
udara yang terhumidifikasi secara adekuat dapat mencegah terjadinya
komplikasi pernapasan. Kemudian misalnya saja perawat lupa tidak memberi
KIE pada pasien untuk tidak mengganti ukuran saturasi oksigen sendiri, karena
apabila hal ini sering terjadi maka saturasi oksigen yang tinggi dapat
menyebabkan hipoventilasi sedangkan pemberian oksigen yang diberikan
secara continue dengan saturasi yang tinggi dapat menyebabkan toksisitas
oksigen (Bahctiar, 2015).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
- Monitor KU danVS
- Anjurkan teknik nafas dalam
- Kaji hasil AGD abnormal
- Berikan terapi O2 nasal kanul 3liter
- Kolaborasi dengan tim medis : pemberian O2 dan pemberian transfusi 3
kolf

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang setelah diberikan oksigen
O : Klien masih pucat dan lemas
KU : compos mentis
TTV : TD : 140/90mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 36,6 oC
Hb : 5,3 gr/dl
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor KU danVS
-Anjurkan teknik nafas dalam
-Kaji hasil AGD
-Berikan terapi O2 nasal kanul 3liter
-Kolaborasi pemberian transfusi 3 kolf
K. Evaluasi
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
ruangan dalam setiap kali bernapas. Penyampaian oksigen ke jaringan
tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler, dan
keadaan hematologis. Adanya kekurangan oksigen ditandai dengan
keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan
kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Anggraini &
Hafifah, 2014).
Nasal kanul adalah salah satu jenis alat yang digunakan dalam
pemberian oksigen. Alat ini adalah dua lubang “prong” pendek yang
menghantar oksigen langsung kedalam lubang hidung. Kanul menempel
pada pipa yang tersambung ke sumber oksigen, humidifier, dan flow
meter. Manfaat sistem penghantaran tipe ini meliputi cara pemberian
oksigen yang nyaman dan gampang dengan konsentrasi hingga 44%.
Peralatan ini lebih murah, memudahkan aktivitas/mobilitas pasien, dan
sistem ini praktis untuk pemakaian jangka lama (Terry & Weaver,
2013).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini & Hafifah. (2014). HubungaN Antara Oksigenasi Dan Tingkat


Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Non Trauma Di ICU RSU Ulin
Banjarmasin. Semarang : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.

Arief, Bachtiar, 2015. Pelaksanaan Pemberian Terapi Oksigen Pada Pasien


Gangguan Sistem Pernafasan. Poltekes Kemenkes. Malang

Aye Thandar Htun and Win Min Thein, 2016. Oxygen Therapy. International
Journal Of Novel Research In Health Care and Nursing, Malaysia.

NANDA International (2013). Nursing diagnoses, definitions, and Clasification


2013-2015. Editor Herman. T.H., editor bahasa Indonesia Ester, M Jakarta
EGC.

Perry & Potter, (2008). Fundamental Of Nursing.USA : C.V Moasby CompanySt.


Louis

Terry & Weaver, 2013. Keperawatan Kritis Demystified. Yogyakarta : Rapha


Publishing.

Anda mungkin juga menyukai