Anda di halaman 1dari 19

Satuan Acara Penyuluhan

Hipertensi

DISUSUN OLEH :

HABIBATUZZAKIYAH

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2019
Topik : Keperawatan Gerontik

Pokok bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan :

1. Pengertian Hipertensi

2. Penyebab Hipertensi

3. Tanda Dan Gejala Hipertensi

4. Pencegahan Hipertensi

5. Pengobatan Hipertensi

6. Diet Hipertensi

Sasaran : Lansia

Jam : 15.30 WIB

Waktu : 30 menit

Tanggal : 16 Desember 2019

A. TUJUAN UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan lansia mampu memahami dan

mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapakan lansia mampu :

1. Memahami pengertian hipertensi

2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi


3. Memahami faktor penyebab hipertensi

4. Memahami cara pencegahan hipertensi

5. Memahami cara pengobatan hipertensi

6. Memahami tentang diit hipertensi

C. MATERI PENYULUHAN (TERLAMPIR)

1. Pengertian hipertensi

2. Tanda dan gejala hipertensi

3. Faktor penyebab hipertensi

4. Cara pencegahan hipertensi

5. Cara pengobatan hipertensi

6. Diit hipertensi

D. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar balik

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan
No. Waktu Sasaran Media
kegiatan Penyuluhan

1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan a. Menjawab salam Kata-

salam kata dan

b. Memperkenalkan b. Mendengarkan dan kalimat

diri menyimak
c. Menyampaikan c. Mendengarkan dan

tujuan pokok memahami

materi

d. Menyampaikan d. Memahami dan

pokok mendengarkan

pembahasan

e. Kontrak waktu e. Menjawab

pertanyaan dan

memahami

2. Isi 20 a. Penyampaian a. Mendengarkan dan Lembar

menit materi memahami balik

b. Menjelaskan b. Mendengarkan dan

tentang memahami dan leaflet

pengertian menanyakan yang

hipertensi belum jelas

c. Menjelaskan c. Mendengarkan dan

tanda dan gejala memahami

hipertensi

d. Menjelaskan d. Memahami dan

penyebab mendengarkan

hipertensi

e. Menjelaskan e. Memahami dan

pencegahan mendengarkan serta


hipertensi menanyakan yang

belum jelas

f. Menjelaskan f. Mendengarkan

tentang memahami dan

pengobatan menanyakan yang

hipertensi belum jelas

g. Mendengarkan dan

g. Menjelaskan diet memahami

hipertensi

3. Penutup 5menit a. Melakukan a. Sasaran dapat

evaluasi menjawab tentang

pertanyaan yang

diajukan

b. Menyampaikan b. Mendengarkan dan

kesimpulan teori memahami

c. Mengakhiri c. Memperhatikan

pertemuan dan

menjawab salam

d. Memberikan d. Menjawab salam

salam penutup

G. EVALUASI

Diharapkan lansia mampu :


1. Memahami pengertian hipertensi

2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi

3. Memahami faktor penyebab hipertensi

4. Memahami cara pencegahan hipertensi

5. Memahami cara pengobatan hipertensi

6. Memahami dan mengaplikasikan tentang diit hipertensi


Hipertensi

A. PENGERTIAN

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan supplai oksigen dan nutrisi,

yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan

menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.

(Vitahealth, 2004).

Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia secara

alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila

tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi

dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang

(Palmer, 2005).

Menurut World Health Organization (WHO) batas tekanan darah yang masih

dianggap normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi.

Secara umum hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang lebih dari

140/90 mmHg.

B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.

Meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala

penyakit hipertensi yang dimaksud yaitu sakit kepala, pendarahan dari hidung,

pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan. Padahal, gejala tersebut bisa terjadi

pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah normal.

Gejala-gejalanya itu adalah :

1. Sakit kepala

2. Jantung berdebar-debar

3. Sulit bernapas setelah berkerja keras atau mengangkat beban berat

4. Mudah lelah.

5. Penglihatan kabur

6. Wajah memerah

7. Hidung berdarah

8. Sering buang air kecil, terutama di malam hari

9. Telinga berdening (tinnitus)

10. Dunia terasa berputar (vertigo)

(Gejala Hipertensi, 2015, 17 Februari). Gejala Hipertensi [online] diakses

pada tanggal 17 Februari 2015 dari http://www. http://gejalahipertensi.com/)

C. PENYEBAB HIPERTENSI

Berbagai faktor yang menyebabkan hipertensi ini saling berhubungan satu

dengan yang lain. Selain faktor yang dapat diubah misalnya pola makan, aktivitas dan

olahraga, kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh dan faktor yang tidak dapat diubah

seperti jenis kelamin, umur, riwayat keluarga.


Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui terutama yang

esensial, namun demikian terdapat beberapa faktor resiko terkena darah tinggi,

misalnya: kelebihan berat badan, kurang berolahraga, mengkonsumsi makanan

berkadar garam tinggi, kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar, terlalu banyak

minum alkohol (Palmer, 2005).

Dalam buku “Terapi Hipertensi Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan

Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke secara Alami”

oleh Robert E Kowalski (2010) disebutkan pula ada beberapa faktor resiko yang dapat

menyebabkan hipertensi antara lain: berat badan, gaya hidup, stress, merokok,

konsumsi garam, alkohol, kolesterol dan pola makan.

1. Faktor yang Tidak Dapat Diubah

a. Usia

Tekanan darah secara alami cenderung meningkat seiring

bertambahnya usia. Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia pertengahan

atau sekitar 35-55 tahun adalah sekitar 20% dan meningkat lebih dari 50%

pada usia diatas 60 tahun. Tekanan darah tinggi juga dapat terjadi pada usia

muda, namun prevalensinya rendah (kurang dari 20%). Hipertensi

merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi

berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan

meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan

karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga

pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.

Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar

yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan

tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam


kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan

menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan

darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah

berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah

ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun. (Palmer 2007).

b. Jenis Kelamin

Kowalski (2010), gejala serangan jantung atau angina pada wanita

bukanlah nyeri dada yang tak tertahankan atau nyeri yang menjalar dari bahu

hingga lengan kiri atau gangguan pencernaan atau kekakuan rahang seperti

yang dialami pria. Gejala yang dialami wanita lebih cenderung pada

keletihan terus menerus dan tidak jelas penyebabnya, lesu dan gangguan

emosional. Gejala-gejala seperti itu sering dianggap remeh kaum wanita dan

hanya dengan minum obat akan sembuh. Hipertensi membuat kaum wanita

harus membayar lebih mahal daripada pria. Resiko kambuhnya serangan

jantung, stroke dan kejadian kardiovaskular lain pada wanita meningkat

sejalan dengan meningkatnya tekanan darah. Kesehatan wanita dengan rata-

rata usia 60 tahun, terbukti bahwa setiap peningkatan 10 poing tekanan darah

sistolik pada wanita penderita penyakit jantung akan meningkatkan resiko

sebesar 9%. Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk

memompa darah ke seluruh tubuh hal ini pada gilirannya menyebabkan

jantung membesar dan kehilangan efisiensinya seiring waktu.

c. Riwayat Keluarga
Jika kedua orang tua mengidap tekanan darah tinggi, maka kemungkinan

keturunannya pun juga akan lebih berpeluang besar mengidap penyakit

hipertensi. Tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah

orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibandingkan dengan

anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan dan bukan

hanya faktor lingkungan berperan besar dalam menentukan tekanan darah.

(Palmer 2007).

2. Faktor yang Dapat Diubah

a. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Berlemak

Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan salah satu

dari tiga besar faktor resiko penyakit kardiovaskular di samping tekanan

darah tinggi dan kebiasaan merokok. Kolesterol yang terlalu tinggi dalam

darah dapat mempersempit arteri bahkan dapat menyumbat peredaran

darah. Oleh karena itu disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak

tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda omega 3 untuk menurunkan

tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskuler. (Kowalski 2010)

b. Aktivitas Fisik dan Kurang Olahraga

Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan

terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak

hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat

menurunkan tekanan darah. (vitahealth 2004).

c. Berat Badan Berlebihan


Menurut Kowalski 2010 ketika berat badan meningkat, risiko

hipertensi ikut meningkat. Pada suatu kajian terdapat 623 orang dewasa

usia setengah baya yang bebas penyakit dengan rentang usia 30-49 tahun

dan 605 orang dewasa yang lebih tua, 50-65 tahun. Mereka mengalami

penurunan berat badan 7 kg atau lebih juga mengalami penurunan risiko

terserang hipertensi sebanyak 21%. Kegemukan dan tekanan darah

adalah pasangan yang seiring sejalan. Dapat dipastikan bahwa penurunan

berat badan adalah perubahan gaya hidup yang paling besar pengaruhnya

terhadap perbaikan tekanan darah. Salah satu sistem klasifikasi untuk

kegemukan yang paling dikenal adalah IMT (Indeks Massa Tubuh)

d. Konsumsi garam tinggi

Garam dan senyawa natrium lain berperan dalam inisiasi serangkaian

senyawa kimia di ginjal yang berujung pada produksi suatu senyawa

yaitu angiotensin dalam meningkatkan tekanan darah. Semakin peka

seseorang terhadap natrium, maka semakin banyak angiotensin yang

diproduksi oleh ginjal, semakin banyak natrium yang disimpan dalam

tubuh dan semakin banyak air yang tertahan di jaringan tubuh maka hal

ini dapat meningkatkan tekanan darah. (Palmer 2007)

D. PENCEGAHAN HIPERTENSI

Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan

pencegahan yang baik. Masih menurut Kowalski (2010), Palmer (2007) dan

Vitahealth (2004) berikut ini tata cara tindakan pencegahan hipertensi

1. Berhenti Mengkonsumsi Makananan Berlemak


Jenis lemak jahat antara lain lemak trans ditemukan pada makanan

yang diproses seperti biskuit atau margarin dan meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah, sedangkan lemak jenuh ditemukan dalam mentega,

cake, pastry, biskuit, produk daging dan krim golongan ini juga

meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Untuk menurunkan risiko

hipertensi maka ada pula beberapa kolesterol yang baik yaitu lemak tak jenuh

ganda omega 3 dapat ditemukan pada ikan berminyak, minyak biji rami,

minyak biji kenari dan minyak ikan serta lemak tak jenuh tunggal ditemukan

dalam minyak zaitun, rapessed oil, kacang-kacangan, biji-bijian dan alpukat.

2. Olahraga/Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik bertujuan untuk menggerakkan tubuh secara aktif

selama 30 menit sehari. Aktivitas fisik ini dapat dilakukan menjadi kebiasaan

sehari-hari yang mudah untuk diterapkan milsanya, berjalan, bersepeda, naik

tangga ataupun senam ringan. Dengan adanya aktivitas fisik yang teratur

tersebut dapat menurunkan tekanan darah pasien hipertensi sebanyak 4-9

mmHg.

3. Penurunan Berat Badan

Menurunkan berat badan bukan perkara mudah, tetapi bukan berarti

mustahil. Memperhatikan dan membatasi jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi. Menentukan jumlah kalori yang dapat mengurangi kelebihan

berat badan.

4. Mengurangi Asupan Garam

Mengurangi asupan garam sering juga diimbangi dengan asupan

kalsium, magnesium dan lebih banyak kalium. Pemenuhan asupan kalium


dapat dilakukan dengan mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran serta

menambah satu atau dua sendok teh garam yang mengandung kalium klorida

saat memasak. Idealnya tubuh cukup mengkonsumsi sekitar satu sendok teh

atau sekitar 5 gram per hari.

E. PENGOBATAN HIPERTENSI

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah target tekanan darah yaitu<140/90

mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes melitus, gagal ginjal target

tekanan darah adalah<130/80 mmHg, penurunan morbiditas dan mortalitas

kardiovaskuler dan menghambat laju penyakit ginjal. Pada umumnya penatalaksanaan

pada pasien hipertensi meliputi dua cara yaitu:

1. Non Farmakologis

Pengobatan non farmakologis diberikan supaya pengobatan farmakologis

tidak diperlukan atau dapat ditunda terlebih dahulu. Menurut Vitahealth

(2004) ada serangkaian upaya pengobatan komplementer antara lain:

1. Terapi Herbal

2. Terapi Nutrisi (Diet Hipertensi)

3. Relaksasi Progresif

4. Meditasi

5. Akupuntur

6. Akupresur

7. Homeopati

8. Terapi Musik

9. Aromaterapi

10. Terapi Bach Flower Remedy

11. Refleksologi.
2. Farmakologis

Terapi farmakologis yaitu pemberian obat anti hipertensi yang diresepkan

oleh dokter. Menurut Palmer (2007) obat antihipertensi dapat dibagi menjadi

beberapa kategori berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh, antara lain:

a. Diuretik (misalnya chlortalidone [hygroton], bendroflumethiazide

[aprinox]) untuk menurunkan tekanan darah dengan bekerja pada ginjal.

Mengeluarkan kelebihan garam dalam darah melalui urine.

b. Alfa-bloker (doxazosin [cardura], terazosin [hytrin]) menurunkan tekanan

darah dengan memblokade reseptor pada otot yang melapisi pembuluh

darah.

c. Beta-bloker (atenolol [tenormin], bisoprolol [concor, emcor])

menurunkan tekanan darah dengan memperlambat denyut dan

mengurangi kekuatan kontraksi jantung.

d. Bloker kanal kalsium (amlodipine [tensivak, istin] felodipine [plendil])

menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya kalsium

memasuki sel otot, maka otot akan berkontraksi.

e. Inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme [capoten], ramipil

[triatec], perindopril [coversyl]) menurunkan tekanan darah dengan

memblokade produksi hormon angiotensi II yang menyebabkan

konstriksi pembuluh darah.

f. Bloker reseptor angiotensin [cozar], irbesartan [aprovel] bekerja dengan

cara yang sama seperti inhibitor ACE yaitu dengan memblokade efek

konstriksi dari angiotensin II.

F. DIIT HIPERTENSI

1. Sumber karbohidrat
Dianjurkan : kentang, singkong, terigu, tapioka, makaroni

Yang tidak di anjurkan : roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam

dapur

2. Sumber protein hewani

Dianjurkan : telur maksimal 1 butir per hari, daging sapi, ayam dan

ikan maksimal 100 gram per hari

Yang tidak dianjurkan : berbagai macam jeroan seperti ati, telur asin, keju, ebi,

abon, dendeng, daging asap.

3. Sumber protein nabati

Dianjurkan : tempe, tahu, kacang- kacangan

Yang tidak dianjurkan : keju

4. Sayuran

Dianjurkan : sayuran yang segar yang belum diawetkan dengan

garam

Yang tidak dianjurkan : sayur kalengan, sawi asin dan acar

5. Buah-buahan

Dianjurkan : buah segar yang tidak mengandung garam

Yang tidak dianjurkan : buah dalam kaleng, asinan buah, manisan buah

6. Lemak

Dianjurkan : minyak goreng, mentega tanpa garam

Yang tidak dianjurkan : margarine dan mertega biasa

7. Bumbu
Dianjurkan : bumbu yang tidak mengandung garam dapur dan

ikatan natrium yang lain

Yang tidak dianjurkan : garam dapur, soda kue, kecap, terasi, baking powder
Daftar pustaka

Agrina, dkk. (2011). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam Pemenuhan Diet
Hipertensi. Vol 6, hal 46-53

Gunawan, Lany. (2010). Hipertensi, Yogyakarta: Kanisius

Palmer. A. (2011) Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga

Vitahealth. (2010). Hipertensi. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai