Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pegembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Hayin Nurohmah
Dosen Pengampu:
FAKULTAS TARBIYAH
PONOROGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari inovasi kurikulum dan pembelajaran?
2. Apa sajakah hasil inovasi kurikulum ?
3. Apa sajakah hasil inovasi pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari inovasi kurikulum dan pembelajaran.
2. Mengetahui hasil inovasi kurikulum.
3. Mengetahui hasil inovasi pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(1)
Nay Adiba Afsheen. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran. 2014.
http://nayadibaafsheen.blogspot.com/2014/12/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran.html diakses Rabu, 18
Desember 2019 Pukul 19.40 WIB
(2)
Anwar Rifai. 2018. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Anak Usia Dini Di Ra Ibnu Aqil
Soreang Kabupaten Bandung. http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/waladuna/article/download/82/68 diakses Rabu,
18 Desember 2019 Pukul 19.50 WIB
3
Menurut Mattew B. Miles (1973) ciri-ciri inovasi dalam pendidikan terdiri dari empat hal
utama, yaitu :
1. Memiliki kekhasan / khusus
Artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem,
termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Hal utama bercirikan spesifik adalah suatu
inovasi memunculkan kondisi khusus, dan bukan asal tersebar. Misalnya, program guru kelas
rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus dibanding dengan
program sejenis yang ada.
2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan
Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir
yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana
Dalam arti, bahwa suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-
gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan
direncanakan terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tak
sengaja, tetapi merupakan suatu proses penemuan dengan perencanaan yang matang dan
diperhitungkan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakannya.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.
Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan
harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk
mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.(3)
4
4) Sasaran akhir dari PAUD adalah tercapainya perkembangan anak yang optimal sesuai
dengan nilai dan norma yang dianut melalui penyediaan berbagai rangsangan serta
lingkungan dan pengalaman belajar yang dianut relevan dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dalam konteks perkembangan anak, PAUD memiliki lima fungsi dasar, yakni (1)
pengembangan potensi, (2) penanaman dasar-dasar aqidah keimanan, (3) pembentukan dan
pembiasaan perilaku yang diharapkan, (4) pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan, serta (5) pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
Sesuai dengan karakter kejiwaannya, maka kurikulum yang ditrapkan dalam PAUD
haruslah diarahkan pada penguasaan kompetensi-kompetensi sebagaimana tersebut diatas melalui
program pembelajaran dengan karatkteristik: relative tidak terstruktur, terintegrasi, kontekstual,
melalui pengalaman langsung, melalui suasana bermain dan menyenangkan, serta responsive
terhadap perbedaan individual anak.(4)
5
c. Broad Based Curiculum
Pendididikan Berbasis Luas (BBE) yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life
Skill) Broad-based Education (BBE) adalah pendidikan berbasis luas, yaitu pendidikan yang
dapat membekali siswa dengan kecakapan generic atau kecakapan hidup yang bersifat
umum, yang memungkinkan mereka dapat memiliki kecakapan akademik dan atau kejuruan,
sehingga mereka dapat memasuki dunia kerja dalam berbagai bidang keahlian, sesuai dengan
minat, bakat dan kemampuannya. Kecakapan Hidup Sebagai Tujuan Pendidikan Tujuan
semua mata pelajaran pada kurikulum 1994/1999 dapat dirumuskan dalam bentuk
kemampuan dasar atau kompetensi dasar. Dengan Kurikulum 1994/1999 yang bersifat
Subject Matter Curriculum, guru dapat menyelenggarakan pembelajaran berbasis
kompetensi.
d. KBK
KBK singkatan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. KBK menekankan pada
keseimbangan soft skill (kemampuan dasar) dan hard skill (kemampuan yang menonjol atau
prestasi) dengan memfokuskan kompetensi atau kemampuan seseorang. Melalui KBK, saya
disiapkan atau dididik sampai memenuhi kompetensi kelulusan yang diharapkan oleh
lapangan pekerjaan.
e. KTSP
KTSP yang disusun mengacu pada Permendikbud No. 137 tahun 2014 dan kurikulum
2013 berbasis pendekatan saintifik terutama pada saat mengembangkan perencanaan
pembelajaran. Peluang pendidik dalam mengembangkan kurikulum 2013 adalah pada saat
menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan mengimplementasikan
pendekatan menyeluruh dan terpadu, ragam budaya, konstruktivisme, dan bermain kreatif.
Pada saat menyusun KTSP, Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
merupakan salah satu komponen utama dalam memahami, menyusun, dan mengembangkan
program pembelajaran (bermain) pada satuan pendidikan anak usia dini sesuai kelompok
usia anak. STPPA ada Permendikbud No. 137 tahun 2014 menggambarkan kriteria
pertumbuhan dan perkembangan normal yang diharapkan dicapai oleh anak pada rentang
usia tertentu ( usia 0 – 6 tahun).
f. Kurikulum 2013
Standar PAUD yang menjadi acuan saat ini di Indonesia terdapat dalam Permendikbud
No. 137 tahun 2014 yang memuat 8 standar yaitu STPPA, isi, proses, penilaian, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Kurikulum
2013 PAUD memiliki keterkaitan dengan standar yang sudah ditentukan secara nasional
untuk PAUD tersebut. Delapan standar yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan PAUD
tersebut dijabarkan lagi ke dalam kurikulum 2013 yang berisi kompetensi inti, kompetensi
dasar, program pengembangan, pembiasaan dan pendekatan saintifik, serta penilaian otentik.
6
D. Hasil Inovasi Pembelajaran
Sampai saat ini beberapa temuan baru yang merupakan hasil dari inovasi pembelajaran
sudah sangat banyak, diantaranya adalah yang disebut dengan Brain Based Learning, LCBT,
ICARE.
a. Model pembelajaran Brain Based Learning
Model pembelajaran inovasi ini berkembang sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
pakar “Belajar Otak” dari Eric Jensen (2004). Model ini memberikan dasar masukan bagi para
pengembang pembelajaran yang selama ini masih menggunakan dasar ilmu psikologi. Aspek
yang ditelaah dari inovasi ini, yaitu aspek keunggulan otak manusia yang diasumsikan
memiliki dukungan kuat terhadap gejala-gejala psikolog yang selama ini terlihat dari bentuk
dan performance siswa ketika mengikuti pembelajaran. Inovasi ini telah melahirkan beberapa
konsep baru dan membuktikan konsep-konsep dan teori-teori yang selama ini banyak
diperbincangkan dikalangan akademik. Misal konsep Accelerated Learning, Peta
Concept¸Visual Intelegence, Gestural Intelegence, Kinestik Intelegence, Tactile Intelegence.
b. Model Pembelajaran LCBT
Model Pembelajaran LCBT merupaka salah satu temuan model pembelajaran yang berbasis
atas berfikir Lateral. Dani darmawan, dkk. (2003:89) menjelaskan bahwa LCBT sangat
penting membantu kecepatan dan melatih berpikir kritis siswa dan dapat memberikan
pengalaman berpikir kritis pada guru dalam pengembangan stimulus-stimulus pembelajaran
yang mampu merangsang siswa berpikir cepat, tepat, dan bermakna selama pembelajaran.
Model pembelajaran ini menerapkan prinsip model latihan dan tutorial dengan melalui
penerapan berpikir lateral atau loncatan berpikir yang didukung oleh kemampuan visual dalam
memahami informasi pembelajaran dari layar komputer.
c. Model pembelajaran ICARE
Model pembelajaran ICARE dalam mata pelajaran TIK, diadopsi dari sistem pembelajaran
“ICARE” yang pernah dikembangkan oleh Department of Educational Technology, San Diago
State University (SDSU) Amerika Serikat (Pastor, N, 2000). Sesuai dengan namanya
“ICARE”, pembelajaran ini merupakan singkatan dari lima kata, yaitu :
(1) Introduction (pengenalan), (2) Connect (menghubungkan), (3) Apply (Menerapkan dan
Mempraktikan), (4) Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas dan evaluasi).(5)
d. Joyfull Learning
Joyfull Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dapat diterima siswa karena
suasana menyenangkan/tanpa tekanan dan tanpa ketegangan. Penciptaan rasa senang berkait
dengan kondisi jiwa bukanlah proses pembelajaran yang menciptakan suasana rebut dan hura-
hura, namun membangkitkan minat dan keterlibatan penuh siswa. Yang ada hanyalah jalinan
komunikasi yang saling mendukung. Pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning)
bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak
bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara
guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan.(6)
7
e. Pendekatan Saintifik
Pendekatan ini mengajarkan bahwa informasi tidak hanya berasal dari satu sumber saja (guru),
melainkan dapat diperoleh dari berbagai sumber di mana saja dan kapan saja. Di sini guru
berperan dalam menciptakan kondisi yang dapat mendorong siswa mencari berbagai sumber
informasi melalui observasi. (7)
(5)
Nay Adiba Afsheen. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran. 2014.
http://nayadibaafsheen.blogspot.com/2014/12/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran.html diakses Rabu, 18 Desember
2019 Pukul 19.40 WIB
(6)
Ahmad Noor Fatirul. Inovasi Pembelajaran PAUD. 2018 https://www.slideshare.net/fatirul/inovasi-
pembelajaran-paud. diakses Rabu, 18 Desember 2019 Pukul 19.21 WIB
(7)
Eva Shabrina Zaharani. 2016. Inovasi Kurikulum PAUD 2013 dengan Pendekatan Saintifik.
http://evashabzhr.blogspot.com/2016/06/inovasi-kurikulum-paud-2013-dengan.html diakses Rabu, 18
Desember 2019 Pukul 19.30 WIB
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu inovasi yang telah ada harus ada suatu difusi inovasi atau penyebaran inovasi. Dalam
bidang pendidikan misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah
banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang, antar lain: usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu,peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan
dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.
B. Saran
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala
bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai
jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal. Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga
akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/
lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak
melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan
hambatan yang ada.
9
DAFTAR PUSTAKA
Eva Shabrina Zaharani. 2016. Inovasi Kurikulum PAUD 2013 dengan Pendekatan Saintifik.
http://evashabzhr.blogspot.com/2016/06/inovasi-kurikulum-paud-2013-dengan.html diakses
Rabu, 18 Desember 2019 Pukul 19.30 WIB
Anwar Rifai. 2018. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Di Ra Ibnu Aqil Soreang Kabupaten Bandung.
http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/waladuna/article/download/82/68 diakses Rabu, 18
Desember 2019 Pukul 19.50 WIB
10