Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PENYUSUNAN SKALA SPIRITUALITAS

TUGAS SUPERVISI

PENGUKURAN PSIKOLOGIS

Kelas C-1

Disusun oleh Kelompok:

1. Sarifa Saraswati Hidayasha 111711133070

2. Elvira Linda Sihotang 111711133103

3. Devita Theodora Prawira 111711133104

4. Fiona Fira Winata 111711133143

5. Monisha Sonia Selvan 111711133168

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Esa, puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan hidayahNya lah kami
mampu menyelesaikan Laporan Penyusunan Skala Spiritualitas ini dengan
lancar. Laporan ini kami susun guna menyelesaikan tugas akhir mata kuliah
Pengukuran Psikologis.
Kami menyadari laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog selaku dekan Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
2. Dr. Nur Ainy Fardana N., S.Psi., M. Si., psi selaku wakil dekan
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
3. Tim Penanggung Jawab Mata Kuliah Pengukuran Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang membimbing kami,
4. Ibu Atika Dian Ariana, S.Psi., M.Sc.,. sebagai Pengajar mata kuliah
Pengukuran Psikologis kelas C-1 sekaligus bimbingan berkalanya
kepada kelompok kami dalam membuat laporan ini.
5. Seluruh responden yang turut melancarkan penyusunan alat ukur
ini.
6. Orang tua kami yang selalu mendukung lancarnya kuliah kami.
Kami menyadari laporan ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Akhir kata, kami harapkan bahwa makalah kami dapat memberikan dampak
dan manfaat positif serta inspirasi untuk masyarakat luas kedepannya.

Surabaya, 4 Desember 2018,


Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di usia kanak-kanak dan remaja, pendidikan masih menjadi fokus
kebanyakan orang. Berbagai prestasi akademik maupun non akademik menjadi
pencapaian yang luar biasa. Tetapi begitu sudah waktunya memasuki
masyarakat, jalan hidup kedepannya adalah pilihan masing-masing orang.
Pendidikan yang telah dijalani dan didapatkan sebelumnya hanya bekal untuk
masa yang akan datang.
Tanpa pencarian makna dan tujuan hidup, segala kegiatan dan
kewajiban bisa saja sekedar menjadi bagian rutinitas. Setiap orang pada
waktunya masing-masing akan mempertanyakan kebermaknaan hidupnya, tapi
tidak setiap orang berhasil menemukan makna hidupnya. Berbagai teori dan
kajian ilmu pengetahuan mencari tahu asal-usul manusia dan untuk apa
manusia ada di alam semesta.
Spiritualitas seringkali dipahami berkaitan dengan hal agama saja,
sedangkan sesungguhnya spiritualitas menyangkut pencarian makna hidup dan
kebermaknaan hidup seseorang. Oleh karena itu topik ini sangat menarik dan
mendorong kami untuk mencari tahu tingkat spiritualitas orang-orang berusia
21 hingga 50 tahun di Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan alat ukur ini adalah agar melalui penyusunan alat
ukur Spiritualitas ini, kami mampu mendeskripsikan dan atribut psikologis
spiritualitas beserta dimensi dan indikatornya. Menggunakan alat ukur ini kami
bertujuan untuk mengetahui dan mengukur spiritualitas individu berusia 21
tahun ke atas di Indonesia.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan alat ukur spiritualitas ini adalah penyusun
dapat memahami atribut psikologis spiritualitas beserta dimensi dan
indikatornya. Selain itu, manfaat lain dari pembuatan alat ukur ini adalah dapat
mengetahui tingkat spiritualitas individu berusia 21 tahun ke atas di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK

2.1 Konsep Konstruk Psikologis yang akan Diukur


Menurut Frankl, spiritualitas adalah suatu pemaknaan situasional (situational
meaning) yang tidak dapat dipisahkan dari pemaknaan tertinggi (ultimate meaning)
dikarenakan kepercayaan global (agama) lah yang menjadi jalan menuju penilaian
terhadap pemaknaan situasional. Spiritualitas bukan hanya bagian dari kepercayaan
global saja, tetapi juga sebagai dasar dalam pemaknaan tertinggi (ultimate meaning)
dan self-transcendence. Pemaknaan tidak membuat seseorang menjadi spiritual, tetapi
spiritualitas seseorang lah yang menjadi motivasi untuk mencari dan menyadari akan
adanya pemaknaan (meaning).
Frankl juga menekankan bahwa spiritualitas adalah bagian dari sifat alamiah manusia
yang membedakan kita dari spesies hewan lainnya. Spiritualitas diekspresikan dalam
kecenderungan manusia terhadap self-transcendence dan mencari pengertian mengenai
pertanyaan-pertanyaan besar (filsafat hidup). Dalam arti lain, manusia secara alamiah
memang meaning-focused (Wong, 2014).

2.2 Dimensi Spiritualitas


 The Self-Transcendence
Memprediksi bahwa saat individu mengalihkan fokus dari self-interest menuju
sesuatu yang lebih besar dan yang berada diluar darinya, baru ia dapat merasakan
kebermaknaan dalam hidup.
Kehendak akan pemaknaan (the will to meaning) adalah sesuatu yang spiritual dan
merupakan motivasi instrinsik primer untuk mencapai self-transcendence, yang
memprediksi bahwa jalan spiritual (spiritual pathways) akan meningkatkan
kebahagiaan dan kebermakanaan akan hidup (Wong, 2014).
 Makna tertinggi (The Ultimate Meaning)
Memprediksi bahwa kepercayaan akan kebermaknaan instrinsik (instrinsic
meaning) dan nilai dari hidup (value of life), jauh lebih fungsional jika
dibandingkan dengan kepercayaan global (Wong, 2014).

 Pola pikir yang kebermaknaan (The Meaning Mindset)


Bertolak belakang dengan the success mindset, the meaning mindset lebih
mengarah pada kebermaknaan, rasa kasih sayang (compassion), moral
excellence, eudaemonic happiness, dan resilience (Wong, 2014).

 Kebebasan akan kehendak (The Freedom of Will)


Individu yang percaya akan kapasitas manusia yang melekat untuk kebebasan dan
tanggung jawab (tanpa ketentuan apapun), akan menunjukkan otonomi dan
autentisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak (Wong, 2014).

 Nilai dari penemuan akan kebermaknaan (The Value Hypothesis of


Discovery Meaning)
Kebermaknaan lebih mungkin ditemukan melalui nilai-nilai kreatif, experiential,
dan attitudinal (Wong, 2014).

2.3 Tahapan Penyusunan Alat Ukur


Tahapan-tahapan penyusunan skala psikologis berikut ini dilaksanakan dalam
rangka menyusun skala psikologis yang valid dan reliabel.
Tahapan yang kami lakukan adalah:
1. Menetapkan konstruk teoretik. untuk mengidentifikasi definisi, dan memahami
teori yang akan mendasari pembuatan atribut yang hendak diukur.
2. Pembuatan dimensi. Membatasi kawasan ukur dengan menguraikan konstruk
teroretik menjadi beberapa dimensi.
3. Pembuatan indikator. Dimensi yang sudah terbentuk akan diuraikan kembali
dan dirumuskan ke dalam beberapa indikator.
4. Pembuatan blue print. Dimensi-dimensi beserta indikator-indikator yang telah
ditentukan kemudian dibuat menjadi sebuah kisi-kisi yang akan menjadi acuan
pembuatan aitem.
5. Penulisan aitem. Aitem ditulis sedikit lebih banyak dari target skala untuk
mengantisipasi aitem-aitem yang gugur ketika direvisi atau diserahkan kepada
retter.
6. Melakukan Review. Review pada tahap ini dilakukan dengan cara melakukan
validitas dan reliabilitas. Kami menggunakan content validity (validitas konten)
berbentuk expert judgement terhadap representativeness isi tes dan kesesuaian
isi tes dengan definisi konstruk.
7. Uji coba aitem. Langkah berikutnya adalah uji coba aitem dengan
mengumpulkan aitem-aitem yang telah dinyatakan valid dalam sebuah
kuisioner dan mengacak urutannya, kemudian kuisioner tersebut disebarkan
untuk mengambil data mentah secara kasar mengenai Spiritualitas.
8. Analisis Aitem. Analisis aitem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil
dari kuisioner yang telah disebar. Analisis aitem dilakukan dengan
menggunakan SPSS untuk mengetahui manakah aitem yang baik dan kurang
baik. Aitem yang baik akan dipertahankan sedangkan aitem yang kurang bagus
tidak dicantumkan dalam analisis akhir.
BAB III
METODE

3.1 Definisi Operasional


Viktor Frankl menjelaskan spiritualitas ke dalam lima dimensi, yaitu self-
transcendece, the ultimate meaning hypothesis, the meaning mindset hypothesis, the
freedom of will, dan the value hypothesis of discovery meaning. Self-transcendence
adalah ketika individu tidak mementingkan egonya sendiri, dan ia memiliki keinginan
dan motivasi dari dalam dirinya sendiri dan bukan dipengaruhi oleh unsur ekstrinsik.
Sementara the ultimate meaning adalah ketika individu memiliki tujuan yang ingin ia
capai dalam hidupnya dan memaknai kehidupan secara positif. The meaning mindset
hypothesis adalah ketika individu menaruh perhatian lebih pada isu-isu di
lingkungannya dan memiliki keinginnan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.
The freedom of will adalah ketika individu berusaha mempertahankan prinsip dirinya
dan keaslian dirinya, juga ketika individu memiliki otonomi untuk mengatur
kehidupannya sesuai yang ia harapkan. The value hypothesis of discovery meaning
adalah ketika individu secara konsisten menjaga prinsip hidupnya dan selalu berpikir
positif atas segala hal yang terjadi dalam hidupnya, juga ketika individu memiliki
hubungan yang hangat dan intim dengan orang di sekitarnya.

Seorang dengan spiritualitas tinggi digambarkan sebagai orang yang tidak


terlalu mementingkan dirinya sendiri, berkeinginan untuk mengubah dunia menjadi
lebih baik, memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam hidup, mengerti alasan dari
keputusan yang ia ambil, memaknai hidup secara positif, memiliki otonomi dalam
mengatur hidupnya sendiri, konsisten dalam menjaga prinsip hidup, selalu berpikir
positif akan hal yang terjadi dalam hidupnya dan memiliki hubungan yang hangat dan
intin dengan orang terdekatnya.
3.2 Blue-Print Alat Ukur

Nomor Aitem Total


Dimensi Indikator Unfavorable Favorable Item
(UF) (F)
18. Saya percaya bahwa 38. Saya mengalah
saya harus ketika orang lain
diprioritaskan lebih
membutuhkan
Selfless 41. Saya merasa orang sesuatu daripada
Individu yang berbuat buruk saya
bersikap tidak pada saya tidak
mementingkan pantas mendapat 10. Saya membantu
diri sendiri pertolongan orang lain
dengan tulus

3. Saya
mendapatkan
panggilan akan
pembaktian diri
untuk melayani
The Self- orang lain
Transcendence
Motivasi 14. Saya hanya 9. Saya melakukan
instrinsik melakukan sesuatu dengan
Individu sesuatu jika inisiatif sendiri
memiliki diperintah
motivasi yang 13. Saya memiliki
berasal dari diri 16. Saya jarang keinginan untuk
(bukan eksternal) melakukan hal terus belajar dan
untuk yang mengembangkan 10
mengembangkan dikarenakan diri
diri dorongan sendiri
25. Saya melakukan
suatu hal karena
adanya
kenikmatan atau
kepuasan
tersendiri
Purposeful
Dalam 39. Bagi saya, hidup 6. Ketika saya
kesehariannya, tidak memiliki mengerjakan
arti sesuatu,
individu
memberi yang
menjalani hidup terbaik yang bisa
35. Keputusan saya
dengan sungguh- saya lakukan
banyak
sungguh, ingin ditentukan oleh
selalu teman, keluarga, 22. Saya suka
mengembangkan dan orang lain melakukan
diri, dan refleksi diri
mengerti alasan- 50. Saya sering
alasan dasar dari menanyakan 19. Saya yakin
perbuatannya mengapa saya bahwa kejadian-
harus hidup di kejadian yang
The Ultimate 10
dunia terjadi dalam
Meaning
hidup saya
26. Saya mengikuti membuat saya
pendapat orang- lebih baik
orang di sekitar
saya 21. Saya ingin diri
saya bermakna
34 Saya tidak tahu bagi orang lain
apa yang menjadi atau lingkungan
kelebihan dan sekitar
kekurangan saya
4. Saya tahu alasan
dibalik
keputusan yang
saya ambil
Individu 1. Saya merasa tidak 7. Saya merasa
memiliki perlu atau tidak terdorong untuk
orientasi pola mampu melakukan hal
melakukan apa- yang benar
pikir
apa untuk sesuai tuntutan
kebermaknaan mendukung situasi
(bertolak kesejahteraan
belakang dengan orang banyak 39. Saya memahami
success mindset) panggilan hidup
yaitu dengan 31. Saya tidak saya
ciri-ciri individu mengerti makna
dan tujuan 47. Saya lebih suka
yang
eksistensi memberi
teridentifikasi kontribusi yang
dengan hal-hal bermakna bagi
kemanusiaan dan kemanusiaan
The Meaning 11. Tidak ada tujuan
memiliki daripada
atau alasan
Mindset kepedulian lebih mengejar
eksistensi mutlak
akan isu-isu kebahagiaan dan
dalam hidup ini
kesuksesan
global
personal
(kemiskinan, 42. Menurut saya
ketidakadilan) hidup seharusnya 29. Saya ingin
ingin membuat dihabiskan untuk membuat
bersenang-senang perubahan untuk
perubahan di
saja membantu orang
dunia
lain 10
43. Saya tidak 20. Saya merasa
memiliki peran harus mencari
khusus untuk tahu tujuan
berkontribusi bagi hidup saya sejak
dunia ini muda

Individu yang 15. Saya mengikuti 36. Saya merasa


berusaha apa yang menjadi memiliki
menjaga pilihan orang tua kebebasan dalam
The Freedom saya walaupun bersikap
pendiriannya
of Will saya tidak
atau menginginkannya 2. Saya percaya 10
mempertahankan akan kebebasan
keaslian dirinya, yang
dan memiliki 36. Saya berusaha bertanggung
otonomi atau menghindari jawab
pilihan hidupnya akibat buruk yang
telah terjadi dari 33. Dalam segala
tidak
perbuatan saya keadaan yang
dipengaruhi oleh melibatkan
orang lain 44. Sebelum keberadaan saya,
mengambil saya merasa
tindakan, saya bertanggung
akan memikirkan jawab atas apa
apa yang orang yang terjadi pada
lain akan pikirkan momen tersebut
walaupun saya
42. Saya tidak dapat mendapat bagian
mengambil yang dianggap
keputusan tanpa kurang penting
bantuan dari oleh orang
orang lain banyak

27. Sulit bagi saya 48. Saya yakin apa


bertindak apa yang telah saya
yang menurut rencanakan
saya baik untuk untuk masa
saya ditengah depan dapat
orang lain tidak terwujud tanpa
menyetujuinya dipengaruhi
komentar orang
lain

32. Saya tidak takut


untuk
menyuarakan
pendapat saya,
bahkan apabila
pendapat saya
berlawanan
dengan pendapat
orang lain
Memiliki
pendirian 24. Saya mudah
11. Saya konsisten
Ketika individu terpengaruh
dalam menjalani
dengan
meyakini prinsip suatu hal
pandangan orang
yang ia miliki lain
dan tidak mudah 49. Ketika saya telah
terpengaruh 8. Saya melakukan memutuskan
dengan sesuatu karena sesuatu,
paksaan dari pendapat orang
pandangan orang
orang lain lain tidaklah
lain penting bagi saya

Berpikir positif 46. Saya sulit 45. Saya percaya


Ketika individu menerima setiap hal yang
selalu mencoba pengalaman terjadi dalam
The Value menyakitkan yang hidup saya
mencari arti dan
pernah terjadi mempunyai
Hypothesis of tujuan dari pada saya makna positif
Discovery berbagai hal
Meaning yang terjadi 10
dalam hidupnya
Memiliki 5. Saya percaya
hubungan 23. Saya mengalami dengan orang-
interpersonal kesulitan dalam orang terdekat
menjalin saya
yang sehat
hubungan dengan
Ketika individu
orang lain 30. Hubungan
merasa dengan orang-
mendapatkan 28. Saya orang di sekitar
efek positif dan mengganggap saya merupakan
makna dari hubungan saya hal yang berarti
hubungannya dengan orang lain bagi saya
dengan orang hanya
menyulitkan
lain
hidup saya

Jumlah 25 25 50
3.3 Validitas
Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Validitas alat ukur dapat dikategorikan
tinggi apabila terdapat kesesuaian isi objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan
kriteria tertentu. Hasil dari alat ukur tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan
diadakannya tes tersebut. Kami menggunakan validitas konten (content validity) dalam
pengukuran skala psikologis spiritualitas. Kami meminta bantuan rater dari salah dosen
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga untuk memberi saran dan masukan mengenai
skala sebelum diujikan kepada responden.

Azwar (2012) menjelaskan bahwa validitas konten merupakan sejauhmana


aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek
yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana aitem-aitem tes
mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi).

3.4 Reliabilitas

Pengertian reliabilitas mengacu kepada keterpercaayaan atau konsistensi hasil


ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi pengukuran (Azwar, 2012). Hasil ukur
yang memiliki reliabilitas tinggi dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pengukuran terhadap suatu kelompok yang memiliki subjek sama, diperoleh hasil yang
relatif sama pula. Jika aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum dirubah.

Tinggi rendahnya reliabilitas, ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut


koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang angka dari 0
sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien realibilitas, atau semakin mendekati
angka 1,00 berarti pengukuran yang dilakukan semakin reliabel. Selain itu tinggi
rendahnya reliabilitas dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara dua distribusi
skor dari dua alat ukur yang parallel yang dikenakan pada sekelompok individu yang
sama. Semakin tinggi koefisien korelasi diantaranya berarti semakin baik kedua alat
ukur itu.
Dalam penyusunan alat ukur skala psikologis spiritualitas ini kami
menggunakan Alpha Cronbach dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics for
Windows.
BAB IV

HASIL

4.1 Aitem Alat Ukur


Alat ukur yang telah kami susun terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan Skala
Likert yang terbagi menjadi 4 jenis pilihan respons dari “Sangat Setuju” hingga
“Sangat Tidak Setuju”. Alat ukur ini kami sebar melalui link Google Forms dan telah
diisi oleh 98 responden. Berikut merupakan aitem-aitem yang telah kami acak dan
sebar,

PERTANYAAN SS S TS STS
NO

1. Saya merasa tidak perlu melakukan apa-apa untuk


mendukung kesejahteraan orang banyak (UF)

2. Saya percaya akan kebebasan yang bertanggung jawab

3. Saya mendapatkan panggilan akan pembaktian diri untuk


melayani orang lain

4. Saya tahu alasan dibalik keputusan yang saya ambil


5. Saya percaya dengan orang-orang terdekat saya

6. Ketika saya mengerjakan sesuatu, memberi yang terbaik


yang bisa saya lakukan

7. Saya merasa terdorong untuk melakukan hal yang benar


sesuai tuntutan situasi

8. Saya melakukan sesuatu karena paksaan dari orang lain


(UF)

9. Saya melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri

10. Saya membantu orang lain dengan tulus

11. Saya konsisten dalam menjalani suatu hal

12. Tidak ada tujuan atau alasan eksistensi mutlak dalam hidup
ini (UF)

13. Saya memiliki keinginan untuk terus belajar dan


mengembangkan diri

14. Saya hanya melakukan sesuatu jika diperintah (UF)


15. Saya mengikuti apa yang menjadi pilihan orang tua saya
walaupun saya tidak menginginkannya (UF)

16. Saya jarang melakukan hal yang dikarenakan dorongan


sendiri (UF)

17. Saya tidak memiliki peran khusus untuk berkontribusi bagi


masyarakat luas (UF)

18. Saya percaya bahwa saya harus diprioritaskan (UF)

19. Saya yakin bahwa kejadian-kejadian yang terjadi dalam


hidup saya membuat saya lebih baik

20. Saya merasa harus mencari tahu tujuan hidup saya sejak
muda

21. Saya ingin diri saya bermakna bagi orang lain atau
lingkungan sekitar

22. Saya suka melakukan refleksi diri

23. Saya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan


dengan orang lain (UF)
24. Saya mudah terpengaruh dengan pandangan orang lain
(UF)

25. Saya melakukan suatu hal karena adanya kenikmatan atau


kepuasan tersendiri

26. Saya mengikuti pendapat mayoritas orang di sekitar saya


(UF)

27. Sulit bagi saya bertindak apa yang menurut saya baik untuk
saya ketika orang lain tidak menyetujuinya (UF)

28. Saya mengganggap hubungan saya dengan orang lain


hanya menyulitkan hidup saya (UF)

29. Saya ingin membuat perubahan untuk membantu orang


lain

30. Hubungan dengan orang-orang di sekitar saya merupakan


hal yang berarti bagi saya

31. Saya tidak mengerti makna dan tujuan eksistensi (UF)


32. Saya tidak takut untuk menyuarakan pendapat saya,
bahkan apabila pendapat saya berlawanan dengan pendapat
orang lain

33. Dalam segala keadaan yang melibatkan keberadaan saya,


saya merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada
momen tersebut walaupun saya mendapat bagian yang
dianggap kurang penting oleh orang banyak

34. Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan dan


kekurangan saya (UF)

35. Keputusan saya banyak ditentukan oleh teman, keluarga,


dan orang lain (UF)

36. Saya berusaha menghindari akibat buruk yang telah terjadi


dari perbuatan saya (UF)

37. Saya merasa memiliki kebebasan dalam bersikap

38. Saya mengalah ketika orang lain lebih membutuhkan


sesuatu daripada saya

39. Saya memahami panggilan hidup saya


40. Bagi saya, hidup tidak memiliki arti (UF)

41. Saya merasa orang yang berbuat buruk pada saya tidak
pantas mendapat pertolongan (UF)

42. Saya tidak dapat mengambil keputusan tanpa bantuan dari


orang lain (UF)

43. Menurut saya hidup seharusnya dihabiskan untuk


bersenang-senang saja (UF)

44. Sebelum mengambil tindakan, saya akan memikirkan apa


yang orang lain akan pikirkan (UF)

45. Saya percaya setiap hal yang terjadi dalam hidup saya
mempunyai makna positif

46. Saya sulit menerima pengalaman menyakitkan yang pernah


terjadi pada saya (UF)

47. Saya lebih suka memberi kontribusi yang bermakna bagi


kemanusiaan daripada mengejar kebahagiaan dan
kesuksesan personal

48. Saya yakin apa yang telah saya rencanakan untuk masa
depan dapat terwujud tanpa dipengaruhi komentar orang
lain
49. Ketika saya telah memutuskan sesuatu, pendapat orang lain
tidaklah penting bagi saya

50. Saya sering menanyakan mengapa saya harus hidup di


dunia

Keterangan:
1= Sangat Setuju (SS)
2= Setuju (S)
3= Tidak Setuju (TS)
4= Sangat Tidak Setuju (STS)

4.2 Hasil Validitas


Untuk mengetahui apakah skala (kuesioner) kami mampu menghasilkan data
yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses pengujian
validitas. Kami menggunakan jenis pengujian validitas – validitas isi - untuk
memvalidasi relevansi aitem dengan dimensi serta indikator berdasarkan konstruk
model atau teori yang digunakan. Pertama, kami telah melakukan logical validity –
evaluasi menggunakan nalar - terhadap aitem-aitem dalam alat ukur dengan
sendirinya. Tetapi, tetap diperlukan kesepakatan penilaian dari beberapa professional
judges (expert judgement) (Straub, 1989 dalam Azwar, 2010). Professional judges
yang kami gunakan untuk melakukan validitas isi adalah sebagai berikut,
Nama Pendapat/Umpan Balik
Dr. Evi Rinawati
Simanjuntak, ST, MM. Struktur skala (“SS” di kiri skala) agak tidak biasa bagi orang
Indonesia (terbiasa mengasosiasikan sisi kiri buruk dan kanan baik) –
sebaiknya diganti secepatnya, karena kalau orang tidak teliti, bisa
berpikir yang sebaliknya.

Penggunaan Likert Scale yang 4, seharusnya menyesuaikan dengan


budaya orang Indonesia yang segan dalam membuat evaluasi secara
ekstrem. Hasil akan lebih mantap apabila menggunakan 6-Likert
Scale.

Aitem nomor 12 (Tidak ada tujuan dan eksistensi mutlak dalam


hidup ini) sulit untuk dipahami

Aitem nomor 31 (Saya tidak mengerti makna dan tujuan eksistensi)


kurang spesifik. Makna dan tujuan adalah dua hal yang berbeda.
Pekerjaan Diukur dengan satu pertanyaan. Ini disebut dengan double-barelled
Dosen pengajar question. Bagaimana jika saya tahu makna eksistensi, tapi saya tidak
tahu tujuan eksistensi? Saya harus jawab SS atau STS? Sebaiknya
dipecah menjadi dua pertanyaan.

Aitem nomor 34 (Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan saya) juga double-barelled. Biasanya orang menganggap
kelebihan dan kekurangan satu paket.

Aitem nomor 35 (Keputusan saya banyak ditentukan oleh teman,


keluarga, dan orang lain). Mungkin oleh keluarga, tapi tidak oleh
teman. Harus jawab apa?

Aitem nomor 42 (Saya tidak dapat megambil keputusan tanpa


bantuan orang lain). Pertanyaan double negative yang berpotensi
membingungkan.

Instansi
Universitas Bina Nusantara,
International Undergraduate
Program – Bussiness
Management and Marketing
Dari umpan balik atau expert judgement yang kami dapatkan, kami hanya melakukan
pengkajian ulang terhadap aitem dan menyadari bahwa kami membuat kesalahan-
kesalahan minor dan fatal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti saran expert. Hal ini
dikarenakan kami sudah terlanjur menyebarkan kuesioner (karena alasan waktu)
terlebih dahulu dan berpikir tidak akan terlalu banyak revisi yang diberikan. Apabila
kami merevisi dan mengulang lagi, pertimbangannya adalah banyak data yang akan
hangus. Jadi, untuk kedepannya ini akan menjadi pelajaran bagi kami untuk
mengutamakan konsultasi dengan expert judge sebelum menyebarkan aitem.

Selain itu, kami juga menggunakan validitas based on response processes – perilaku
dan tanggapan yang menunjukkan bahwa mereka paham akan konstruknya seperti
yang dipahami oleh para penyebar kuesioner. Hal ini kami lakukan dengan bantuan
google forms – memberi kotak kosong untuk kritik dan saran pada akhir pengisian
kuesioner. Kami akan memilih 5 responden untuk pembuktian validitas,

EN Pilihannya coba ditambah dgn "tidak yakin" hehehe

DC Lebih detail lg penjelasan untuk beberapa prtanyaan *memakai contoh misalnya*

PS Pertanyaan sangat berbobot dan menjadi bahan introspeksi diri. Good luck

TS Sudah baik, namun beberapa pertanyaan mungkin dibuat lebih jelas, agar orang awampun
bisa memahami maksud dari pertanyaan tersebut
MN Sebaiknya kalimat yang digunakan untuk membuat pertanyaan kuisioner lebih mudah
dipahami, karena terdapat beberapa kata yang membutuhkan pemahaman khusus, selain itu
variasi pertanyaan lebih diperbanyak lagi, agar tidak memfokuskan pada perkembangan soft
skill saja. terima kasih, sukses untuk penelitiannya :)

TP Kuesioner pertanyaan sudah bagus, tetapi ada beberapa yang kurang komunikatif. Overall
sudah bagus

AR Jawaban dalam kuisioner ini tidak mutlak dan pasif karena terlalu luas cakupannya. Manusia
berubah jika ada problems atau setelah mengatasi problems. Baiknya lebih comprehensive
dalam situasi short span keadaan seseorang dalam usia tertentu untuk lebih detail dan tepat
sasaran. Thanks

4.3 Analisis Aitem Uji Coba


Kami telah melakukan uji coba aitem alat ukur Tingkat Spiritualitas terhadap
sebanyak 98 subyek (responden) yang berusia minimal 21 tahun dan keatas. Kami
melakukan analisis data melakukan pengukuran terhadap konsistensi internal atau
rata-rata inter-korelasi antar aitem (UCLA Institute for Digital Research and
Education, n.d.) yang dapat diwakilkan dengan Cronbach’s Alpha dalam program
statistik IBM SPSS for Windows versi 22 untuk mengestimasi dan menguji
reliabilitas alat ukur kami secara keseluruhan.

Tetapi, dalam menentukkan reliabilitas alat ukur, terdapat beberapa komponen


berkontribusi lainnya yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah penentuan akan
ada berapa banyak aitem dalam alat ukur yang berkorelasi signifikan dengan skor
keseluruhan pada alat ukur (kuesioner) diwakili dengan Corrected-Item Total
Correlation dalam program SPSS. Apabila korelasi nilai hitung keseluruhan aitem
lebih rendah dari 0,3 – maka aitem dapat dikatakan kurang baik dan harus
disingkirkan. Apabila berada pada angka 0,3 atau lebih – maka aitem dapat dikatakan
baik dan harus dipertahankan (Nunnally, 1994 dalam Albuquerquea, Franco, Castro,
& Oliveira, 2014). Cronbach’s Alpha if Item Deleted juga dapat menjadi penunjang
dalam menganalisis kualitas aitem. Dapat dilihat apabila nilai hitungnya lebih besar
daripada rata-rata aitem lainnya, aitem tersebut dapat dipertimbangkan untuk
penyingkiran.
Berikut adalah output data tahap pertama dari 50 aitem dalam alat ukur Tingkat
Spiritualitas kami,

TAHAP 1
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

Item1 95.6020 213.809 .585 . .886


Item2 95.6633 220.246 .347 . .890
Item3 95.2143 216.727 .516 . .888
Item4 95.6429 216.418 .608 . .887
Item5 95.4592 221.137 .357 . .890
Item6 95.7551 217.197 .665 . .887
Item7 95.5816 220.864 .396 . .889
Item8 95.5102 218.995 .392 . .889
Item9 95.4388 218.352 .543 . .888
Item10 95.6837 218.342 .608 . .887
Item11 95.2449 214.908 .545 . .887
Item12 95.2041 216.329 .380 . .889
Item13 95.7857 218.871 .588 . .888
Item14 95.4082 215.254 .644 . .886
Item15 95.1939 222.199 .258 . .891
Item16 93.8980 240.443 -.646 . .900
Item17 95.0816 216.426 .456 . .888
Item18 94.8980 224.629 .117 . .893
Item19 95.7755 217.660 .563 . .887
Item20 95.6837 219.291 .479 . .888
Item21 95.8469 219.801 .431 . .889
Item22 95.4592 219.158 .463 . .888
Item23 95.0510 219.307 .361 . .890
Item24 95.0204 215.979 .480 . .888
Item25 95.3367 223.525 .198 . .892
Item26 94.7245 220.243 .315 . .890
Item27 94.6735 221.191 .254 . .891
Item28 95.5204 217.386 .464 . .888
Item29 95.6020 217.046 .629 . .887
Item30 95.5918 219.419 .508 . .888
Item31 95.1939 214.797 .501 . .887
Item32 95.1939 215.271 .562 . .887
Item33 95.3878 220.364 .396 . .889
Item34 95.1122 213.317 .553 . .887
Item35 95.0000 218.021 .384 . .889
Item36 94.4184 223.875 .109 . .894
Item37 95.4082 217.337 .499 . .888
Item38 95.4388 219.940 .394 . .889
Item39 95.3571 215.284 .650 . .886
Item40 95.7857 217.675 .407 . .889
Item41 94.2755 242.140 -.525 . .903
Item42 95.1429 215.505 .499 . .888
Item43 95.5816 215.730 .495 . .888
Item44 94.0918 228.950 -.050 . .895
Item45 95.6837 217.126 .504 . .888
Item46 94.7551 216.290 .422 . .889
Item47 95.1224 216.851 .459 . .888
Item48 95.0714 218.809 .367 . .889
Item49 94.5612 227.630 .004 . .894
Item50 94.3673 234.606 -.229 . .900
Dapat dianalisis bahwa aitem nomor 15 (0.258), 16 (-0.646), 18 (0.117), 25 (0.198),
27 (0.254), 36 (0.109), 41 (-0.525), 44 (-0.050), 49 (0.004), dan 50 (-0.229)
menunjukkan Corrected-Item Total Correlation yang berada dibawah nilai hitung
0,3. Aitem nomor 50 menunjukkan Corrected-Item Total Correlation terburuk. Hal
ini menunjukkan bahwa aitem-aitem ini kurang baik dan harus disingkirkan.

Aitem-aitem ini juga dapat dianalisis melalui Cronbach's Alpha if Item Deleted. Kami
akan mengambil sebanyak 3 sampel dari aitem kurang baik dan menganalisisnya.
Dapat dilihat bahwa apabila kami menyingkirkan aitem nomor 15, Cronbach’s Alpha
dapat mengalami peningkatan sebesar 0,001. Perubahan yang terjadi cukup sedikit
tetapi ada peningkatan. Apabila kami menyingkirkan aitem nomor 41, Cronbach’s
Alpha dapat mengalami peningkatan sebesar 0,011. Apabila kami menyingkirkan
aitem nomor 44, Cronbach’s Alpha dapat mengalami peningkatan sebesar 0,008.

Lalu, kami juga melakukan analisis aitem dengan melihat Inter-Item Correlations
atau korelasi antar aitem untuk memperdetil dan mendalami Corrected-Item Total
Correlation – dikarenakan hasil ini didapatkan dari Inter-Item Correlation. Juga
untuk melihat, apabila seluruh aitem mengukur konsep yang sama, seharusnya antar
aitem tersebut berkorelasi dengan baik.Aitem-aitem berbeda yang
seharusnya/sebenarnya mengukur konstruk/ide yang sama, dapat dilihat dari sini,
apakah mereka memberi skor yang relatif sama (Stephanie, 2018).

Kami menggunakan bantuan program statistic IBM SPSS for Windows version 32
untuk menganalisis korelasi antar aitem. Kami akan menganalisis inter-item
correlation pada 3 aitem (sampling acak) kurang baik apabila dilihat dari Corrected-
Item Total Correlation-nya. Berikut adalah hasil analisis kami,
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9
0.037 0.096 0.076 0.241 0.009 0.174 0.097 0.210 0.222
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 18
10 11 12 13 14 15 16 17
0.155 0.138 0.133 0.286 0.263 1.000 -0.350 0.222 0.058
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 27
19 20 21 22 23 24 25 26
0.199 0.183 0.191 0.185 0.129 0.107 0.168 0.526 0.215
ITEM Item Item Item Item Item Item Item Item Item 36
15 28 29 30 31 32 33 34 35
0.080 0.146 0.201 0.145 0.185 -0.053 0.177 0.155 -0.060
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 45
37 38 39 40 41 42 43 44
0.385 0.072 0.120 -0.004 -0.161 0.069 0.191 0.022 -0.039
Item Item Item Item Item
46 47 48 49 50
0.106 -0.086 0.072 -0.205 -0.059

Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah 0,3 dan dibawah 0. Aitem nomor 15 hanya berkorelasi baik dengan aitem 26
(0.385) dan aitem 37 (0.526). Maka dari itu, kami dapat mengetahui detil mengapa
aitem nomor 15 ini memiliki Corrected-Item Total Correlation sebesar 0.258.

Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9


-0.274 -0.198 -0.224 -0.496 -0.111 -0.367 -0.300 -0.173 -0.409
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 18
10 11 12 13 14 15 16 17
-0.435 -0.270 -0.204 -0.452 -0.436 -0.350 1.000 -0.286 -0.240
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 27
19 20 21 22 23 24 25 26
-0.286 -0.357 -0.281 -0.369 -0.321 -0.442 -0.196 -0.395 -0.418
ITEM Item Item Item Item Item Item Item Item Item 36
16 28 29 30 31 32 33 34 35
-0.406 -0.320 -0.338 -0.331 -0.272 -0.057 -0.463 -0.520 -0.165
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 45
37 38 39 40 41 42 43 44
-0.363 -0.312 -0.451 -0.208 0.330 -0.296 -0.443 -0.070 -0.281
Item Item Item Item Item
46 47 48 49 50
-0.352 -0.234 -0.319 0.112 0.242

Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah 0 dan hanya ada dua yang berada diatas 0. Aitem nomor 16 hanya
berkorelasi baik dengan aitem 41 (0.330). Maka dari itu, kami dapat mengetahui detil
mengapa aitem nomor 16 ini memiliki Corrected-Item Total Correlation sebesar -
0.646.

Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9


-0.036 0.076 -0.027 0.003 -0.057 0.067 -0.095 0.054 0.083
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 18
10 11 12 13 14 15 16 17
0.109 0.100 -0.002 0.018 0.059 -0.205 0.112 -0.236 -0.067
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 27
19 20 21 22 23 24 25 26
-0.039 -0.112 0.048 -0.017 -0.038 0.043 0.084 0.017 -0.120
ITEM Item Item Item Item Item Item Item Item Item 36
49 28 29 30 31 32 33 34 35
-0.087 0.015 -0.020 -0.070 0.222 0.096 -0.068 -0.066 -0.175
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 45
37 38 39 40 41 42 43 44
0.001 0.111 0.116 -0.004 0.131 0.202 -0.101 0.103 -0.025
Item Item Item Item Item
46 47 48 49 50
-0.156 -0.017 0.170 1.000 0.057

Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah nilai hasil 0 dan dibawah 0 (cukup merata) . Aitem nomor 49 tidak
berkorelasi baik dengan aitem apapun dalam alat ukur kami. Maka dari itu, kami
dapat mengetahui detil mengapa aitem nomor 16 ini memiliki Corrected-Item Total
Correlation sebesar 0.004.

Setelah melakukan analisis terhadap beberapa komponen tersebut, kami memutuskan


untuk menyingkirkan 10 aitem tersebut untuk meningkatkan reliabilitas alat ukur
Tingkat Spiritualitas dan melakukan analisis tahap kedua. Berikut adalah output data
tahap kedua dari 40 aitem yang bertahan dalam alat ukur Tingkat Spiritualitas kami,

TAHAP 2

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

Item1 69.5816 217.483 .607 . .927


Item2 69.6429 224.871 .330 . .930
Item3 69.1939 220.880 .519 . .928
Item4 69.6224 220.361 .622 . .927
Item5 69.4388 225.074 .374 . .929
Item6 69.7347 221.187 .678 . .927
Item7 69.5612 224.620 .424 . .929
Item8 69.4898 223.655 .372 . .929
Item9 69.4184 222.782 .531 . .928
Item10 69.6633 222.143 .635 . .927
Item11 69.2245 218.691 .562 . .927
Item12 69.1837 219.657 .411 . .929
Item13 69.7653 223.068 .590 . .928
Item14 69.3878 219.827 .624 . .927
Item17 69.0612 219.955 .484 . .928
Item19 69.7551 222.042 .554 . .928
Item20 69.6633 223.092 .503 . .928
Item21 69.8265 223.588 .455 . .928
Item22 69.4388 223.362 .464 . .928
Item23 69.0306 223.803 .349 . .930
Item24 69.0000 220.660 .460 . .929
Item26 68.7041 225.489 .273 . .930
Item28 69.5000 220.809 .499 . .928
Item29 69.5816 221.359 .623 . .927
Item30 69.5714 223.237 .533 . .928
Item31 69.1735 218.537 .519 . .928
Item32 69.1735 219.774 .548 . .928
Item33 69.3673 224.255 .414 . .929
Item34 69.0918 217.156 .567 . .927
Item35 68.9796 222.762 .363 . .930
Item37 69.3878 221.848 .485 . .928
Item38 69.4184 224.370 .384 . .929
Item39 69.3367 219.607 .643 . .927
Item40 69.7653 220.862 .450 . .929
Item42 69.1224 220.150 .481 . .928
Item43 69.5612 219.074 .531 . .928
Item45 69.6633 220.597 .540 . .928
Item46 68.7347 219.846 .447 . .929
Item47 69.1020 220.691 .475 . .928
Item48 69.0510 222.626 .385 . .929

Dapat dianalisis bahwa setelah melakukan penyingkiran sebanyak 10 aitem, masih


terdapat satu aitem lagi – aitem nomor 27 (0.273) – yang memiliki nilai hitung
dibawah 0,3. Kami sempat berpikir untuk melakukan penyingkiran terhadap aitem
tersebut, tetapi apabila dilihat dari Cronbach’s Alpha if Item Deleted, penyingkiran
aitem tersebut tidak akan meningkatkan reliabilitas alat ukur. Jadi, kami memilih
untuk mempertahankan aitem tersebut.

4.4 Pemilihan Aitem


Pemilihan aitem kami lakukan untuk menentukkan dan mendapatkan aitem yang
berkualitas – reliabel dan valid - agar dapat digunakan dan bermanfaat di masa depan.
Kami telah melakukan analisis terhadap aitem alat ukur dengan mengkaji Cronbach’s
Alpha, Cronbach's Alpha if Item Deleted Corrected-Item Total Correlation, Inter-
item Correlation sesuai dengan kaidah yang ada. Dari analisis terhadap beberapa hal
tersebut, berikut adalah aitem-aitem yang akan kami singkirkan/hapus,
Nomor Aitem Total
Item
Dimensi Indikator
Unfavorable Favorable Diha-
(UF) (F) pus

18. Saya percaya bahwa


saya harus
diprioritaskan
Selfless
Individu 41. Saya merasa orang
bersikap tidak yang berbuat buruk
mementingkan pada saya tidak
diri sendiri pantas mendapat
pertolongan
The Self-
Transcendence
Motivasi
instrinsik 4
Individu
memiliki 16. Saya jarang 25. Saya melakukan
motivasi yang melakukan hal yang suatu hal karena adanya
berasal dari diri dikarenakan kenikmatan atau
(bukan eksternal) dorongan sendiri kepuasan tersendiri
untuk
mengembangkan
diri
Purposeful
Dalam
kesehariannya,
individu
menjalani hidup
dengan sungguh- 51. Saya sering
sungguh, ingin menanyakan
The Ultimate mengapa saya harus
selalu 1
Meaning hidup di dunia
mengembangkan
diri, dan
mengerti alasan-
alasan dasar dari
perbuatannya

Individu
memiliki
orientasi pola
pikir
kebermaknaan
(bertolak
belakang dengan
success mindset)
yaitu dengan
ciri-ciri individu
yang
The Meaning
teridentifikasi
Mindset 0
dengan hal-hal
kemanusiaan dan
memiliki
kepedulian lebih
akan isu-isu
global
(kemiskinan,
ketidakadilan)
ingin membuat
perubahan di
dunia
15. Saya mengikuti apa
yang menjadi pilihan
orang tua saya walaupun
Individu yang
saya tidak
berusaha menginginkannya
menjaga
pendiriannya 36. Saya berusaha
atau menghindari akibat buruk
The Freedom mempertahankan yang telah terjadi dari
of Will keaslian dirinya, perbuatan saya 3
dan memiliki
otonomi atau 44. Sebelum mengambil
pilihan hidupnya tindakan, saya akan
tidak memikirkan apa yang
dipengaruhi oleh orang lain akan
orang lain pikirkan

Memiliki
pendirian
Ketika individu
meyakini prinsip 50. Ketika saya telah
yang ia miliki memutuskan
dan tidak mudah sesuatu, pendapat
terpengaruh orang lain tidaklah
dengan penting bagi saya
The Value pandangan orang
Hypothesis of lain
Discovery
Meaning 2
Berpikir positif
Ketika individu
selalu mencoba
mencari arti dan
tujuan dari
berbagai hal
yang terjadi
dalam hidupnya
Memiliki
hubungan
interpersonal
yang sehat 25. Saya mengganggap
Ketika individu hubungan saya
dengan orang lain
merasa
hanya menyulitkan
mendapatkan hidup saya
efek positif dan
makna dari
hubungannya
dengan orang
lain

Jumlah AITEM DIHAPUS


7 3 10

4.5 Hasil Reliabilitas Skala


Analisis reliabilitas terhadap alat ukur Tingkat Spiritualitas kami lakukan dengan
program statistik IBM SPSS for Windows version 32, berikut adalah hasil statistik
data pertama,

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.892 .904 50

Dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha pada analisis tahap pertama menunjukkan
nilai hitung sebesar 0.892 dengan total aitem 50 nomor diikuti dengan 10 aitem
didalamnya yang memiliki total korelasi rendah (Corrected-Item Total Correlation).
Pada umumnya, nilai Alpha antara 0.70 sampai 0.95 dapat dikatakan reliabel
(Albuquerquea, Franco, Castro, & Oliveira, 2014). Lalu, koefisien reliabilitas sebesar
0.70 atau lebih tinggi biasanya sudah dapat “diterima” dalam situasi penelitian ilmu
sosial. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas dari alat ukur Tingkat
Spiritualitas kami, sudah dapat diterima dan cukup baik. Tetapi, dikarenakan adanya
10 aitem yang kurang reliabel pada tahap ini, kami melakukan analisis tahap kedua.

Berikut merupakan hasi statistik data kedua,

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.930 .934 40

Dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan nilai sebesar 0.038 pada Cronbach’s
Alpha apabila dibandingkan dengan output analisis tahap pertama (0.892).
Peningkatan terjadi dikarenakan kami menyingkirkan sebanyak 10 aitem yang kurang
reliabel (nilai hitung dibawah 0,3). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
alat ukur kami telah meningkat. Lalu, apabila mengacu pada Azwar (2010), hasil
reliabilitas alat ukur Tingkat Spiritualitas milik kami sudah dapat dikategorikan
sebagai memuaskan.

4.6 Standard of Error Measurement


Makna kecermatan pengukuran akan lebih terlihat apabila tidak hanya dilihat dari
besarnya koefisien reliabilitas tapi juga dengan mempertimbangkan Eror dalam
Standar Pengukuran (SEM) (Azwar, 2010). Dengan mengetahui SEM, kami akan
mengetahui besarnya eror pada pengukuran. Berikut merupakan formula untuk
menghitung SEM,

SEM = SD√1 − 𝑟𝑥𝑥


Keterangan:
SEM = Standard of Error Measurement
SD = Standar Deviasi
rxx = Koefisien reliabilitas

Dengan bantuan hasil statistik IBM SPSS,

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

97.1735 228.372 15.11197 50

SEM = 15.11197√1 − 0.892

= 15.11197√0.108
= 15.11197 X 0.3286335345
= 4.9663001144
4.7 Norma
Pemberian nilai merupakan proses penerjemahan skor respons skala peserta yang
telah dikonversikan, ke dalam klasifikasi evaluatif – penggolongan nilai ke dalam
tingkat atau jenjang yang memiliki arti evaluatif (baik/buruk) - menurut norma atau
kriteria yang relevan. Klasifikasi evaluatif didasarkan oleh suatu norma kelas atau
kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Kami menggunakan pendekatan penilaian
yang mengacu kepada norma (norm-referenced evaluation) dengan cara pemberian
nilai terhadap responden/subjek yang didasarkan atas norma kelas/kelompok dengan
menentukkan posisi relatifnya terhadap responden lain (Azwar, 1996). Terdapat
beberapa prosedur dalam pemberian nilai relatif, kami menggunakan persentil (Pn)
yang dihitung dari distribusi skor responden sesuai skala. Biasanya pembuatan norma
menggunakan output data komponen Standar Deviasi (SD) dan Rata-rata (Mean)
untuk menentukannya. Hanya untuk memaparkan, bahwa kami memiliki rincian data
tersebut sebesar,

Std. Dev. 15.11197


Mean 97.1735

Total skor tertinggi yang dapat dicapai dalam skala kami adalah 200, skor terendah
yang dapat dicapai adalah 50. Tetapi, skala kami memiliki sedikit perbedaan dalam
melakukan skoring respons, dikarenakan kami membuat skor 1 untuk mewakili
respons Sangat Setuju, sedangkan skor 4 untuk mewakili respons Sangat Tidak
Setuju. Jadi, apabila seorang responden mendapatkan skor yang rendah, ada
probabilitas ia mendapatkan nilai/memiliki tingkat spiritualitas yang sangat tinggi.

Kami membuat lima batasan persentil yaitu persentil ke 18.18, persentil ke 36.36, dan
persentil ke 54.54, persentil ke 72.72, dan persentil ke 90.90. Kami memasukkan
skor-skor mentah milik responden dan mengolahnya dengan menggunakan bantuan
program statistik IBM SPSS for Windows versi 23, berikut adalah hasil persentilnya
untuk dasar pembuatan norma:

Statistics

N Valid 98

Missing 0
Percentiles 18.18 82.9982

36.36 93.9964

54.54 100.0000

72.72 104.9928

90.9 115.9730
4.7.1 Kategorisasi

Berdasarkan output data diatas tersebut, berikut adalah range klasifikasi norma yang
ditetapkan berdasarkan persentil:

BATAS SKOR PERSENTIL KATEGORISASI


Kurang dari 82.99 1%-18,2% SANGAT TINGGI
82.99 – 93.99 18,2%-36,4% TINGGI
93.99 – 100.00 36,4%-54,5% CUKUP TINGGI
100.00 – 104.99 54,5%-72,7% CUKUP RENDAH
104.99 – 115.97 72,7%– 90,9% RENDAH
Lebih dari 115.97 90,9% - 100% SANGAT RENDAH

Lalu, berdasarkan pembentukan norma untuk penilaian berdasar persentil, maka


diperoleh hasil/interpretasi terhadap tingkat spiritualitas responden sebagai berikut,

Responden Umur* SKOR KATEGORI


JM 49 tahun 70 SANGAT TINGGI
JS 51 tahun 70 SANGAT TINGGI
DCN 24 tahun 84 TINGGI
SF 49 tahun 104 CUKUP RENDAH
EAG 22 tahun 102 CUKUP RENDAH
SP 53 tahun 83 TINGGI
HFN 25 tahun 104 CUKUP RENDAH
OTS 61 tahun 90 TINGGI
HF 22 tahun 85 TINGGI
JOE 25 tahun 109 RENDAH
EN 24 tahun 109 RENDAH
TY 23 tahun 97 CUKUP TINGGI
LYN 49 tahun 71 SANGAT TINGGI
JLT 25 tahun 117 SANGAT RENDAH
SS 21 tahun 79 SANGAT TINGGI
RNI 40 tahun 113 RENDAH
AW 32 tahun 109 RENDAH
ERS 48 tahun 77 SANGAT TINGGI
RST 50 tahun 71 SANGAT TINGGI
KW 50 tahun 82 SANGAT TINGGI
RR 43 tahun 88 TINGGI
DRM 52 tahun 79 SANGAT TINGGI
MLN 52 tahun 88 TINGGI
MA 52 tahun 98 CUKUP TINGGI
PRS 45 tahun 78 SANGAT TINGGI
RB 51 tahun 104 CUKUP RENDAH
UMA 35 tahun 102 CUKUP RENDAH
DT 25 tahun 93 TINGGI
EVI 48 tahun 87 TINGGI
RNY 41 tahun 100 CUKUP TINGGI
KT 58 tahun 98 CUKUP TINGGI
HRS 49 tahun 75 SANGAT TINGGI
MI 40 tahun 105 RENDAH
AE 51 tahun 71 SANGAT TINGGI
DG 41 tahun 107 RENDAH
AK 47 tahun 117 SANGAT RENDAH
TS 29 tahun 78 SANGAT TINGGI
DLN 21 tahun 111 RENDAH
DAN 23 tahun 96 CUKUP TINGGI
FRL 21 tahun 93 TINGGI
ANA 23 tahun 105 CUKUP RENDAH
C 22 tahun 94 CUKUP TINGGI
JK 22 tahun 103 CUKUP RENDAH
DND 24 tahun 159 SANGAT RENDAH
RY 24 tahun 103 CUKUP RENDAH
RZL 21 tahun SANGAT TINGGI
74
ROS 21 tahun RENDAH
107
AU 21 tahun CUKUP TINGGI
98
JOC 21 tahun SANGAT RENDAH
140
DA 24 tahun RENDAH
116
PNM 21 tahun CUKUP TINGGI
98
YAW 25 tahun TINGGI
90
CI 22 tahun CUKUP RENDAH
101
CK 21 tahun SANGAT RENDAH
118
KRS 22 tahun SANGAT TINGGI
82
PW 30 tahun RENDAH
113
PRI 28 tahun CUKUP RENDAH
103
YV 22 tahun CUKUP TINGGI
96
SK 24 tahun RENDAH
109
YT 22 tahun CUKUP RENDAH
101
EW 21 tahun CUKUP TINGGI
95
SRW 22 tahun CUKUP RENDAH
101
NB 21 tahun RENDAH
107
RA 22 tahun RENDAH
109
PDJ 22 tahun CUKUP TINGGI
99
AN 22 tahun RENDAH
116
MN 22 tahun CUKUP RENDAH
103
D 21 tahun CUKUP RENDAH
101
AM 23 tahun TINGGI
92
HW 22 tahun CUKUP RENDAH
104
DYH 22 tahun CUKUP TINGGI
95
KZR 21 tahun RENDAH
109
IF 22 tahun CUKUP TINGGI
97
ANK 21 tahun SANGAT RENDAH
118
DHI 22 tahun TINGGI
87
YG 45 tahun TINGGI
86
NGK 30 tahun SANGAT TINGGI
74
EC 22 tahun CUKUP TINGGI
97
LST 39 tahun CUKUP TINGGI
99
RP 49 tahun TINGGI
84
RGN 21 tahun CUKUP RENDAH
103
ARR 27 tahun SANGAT TINGGI
83
RYS 32 tahun SANGAT TINGGI
79
SKR 21 tahun CUKUP RENDAH
101
KHN 21 tahun CUKUP TINGGI
100
Y 21 tahun RENDAH
110
ROL 42 tahun SANGAT TINGGI
66
MEY 21 tahun TINGGI
90
SS 28 tahun RENDAH
107
KRM 21 tahun RENDAH
106
DE 22 tahun CUKUP TINGGI
97
DIY 21 tahun TINGGI
87
ASH 21 tahun CUKUP TINGGI
94
DM 21 tahun TINGGI
92
AA 21 tahun CUKUP TINGGI
99
IC 22 tahun CUKUP RENDAH
105
DK 23 tahun SANGAT RENDAH
126
TP 21 tahun CUKUP RENDAH
101

Dari tabel kategorisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat:

 18 responden dalam kategori SANGAT TINGGI


 17 responden dalam kategori TINGGI
 19 responden dalam kategori CUKUP TINGGI
 19 responden dalam kategori CUKUP RENDAH
 18 responden dalam kategori RENDAH
 7 responden dalam kategori SANGAT RENDAH
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tujuan pembuatan alat ukur ini adalah agar melalui penyusunan alat ukur
Spiritualitas ini, kami mampu mendeskripsikan dan atribut psikologis spiritualitas
beserta dimensi dan indikatornya. Manfaat dari penyusunan alat ukur spiritualitas ini
adalah penyusun dapat memahami atribut psikologis spiritualitas beserta dimensi dan
indikatornya. Selain itu, manfaat lain dari pembuatan alat ukur ini adalah dapat
mengetahui tingkat spiritualitas individu berusia 21 tahun ke atas di Indonesia. Viktor
Frankl menjelaskan spiritualitas ke dalam lima dimensi, yaitu self-transcendece, the
ultimate meaning hypothesis, the meaning mindset hypothesis, the freedom of will,
dan the value hypothesis of discovery meaning. Alat ukur yang telah kami susun
terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan Skala Likert yang terbagi menjadi 4 jenis
pilihan respons dari “Sangat Setuju” hingga “Sangat Tidak Setuju”.

Dari hasil uji reliabilitas, Cronbach’s Alpha pada analisis tahap pertama
menunjukkan nilai hitung sebesar 0.892 dengan total aitem 50 nomor diikuti dengan
10 aitem didalamnya yang memiliki total korelasi rendah (Corrected-Item Total
Correlation). dapat dikatakan bahwa reliabilitas dari alat ukur Tingkat Spiritualitas
kami, sudah dapat diterima dan cukup baik. Tetapi, dikarenakan adanya 10 aitem
yang kurang reliabel pada tahap ini, kami melakukan analisis tahap kedua dan terjadi
peningkatan nilai sebesar 0.038 pada Cronbach’s Alpha apabila dibandingkan dengan
output analisis tahap pertama (0.892). Lalu, setelah melakukan analisis tahap kedua
peningkatan terjadi dikarenakan kami menyingkirkan sebanyak 10 aitem yang kurang
reliabel (nilai hitung dibawah 0,3). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
alat ukur kami telah meningkat. Lalu, apabila mengacu pada Azwar (2010), hasil
reliabilitas alat ukur Tingkat Spiritualitas milik kami sudah dapat dikategorikan
sebagai memuaskan.

Lalu, untuk memberi nilai pada skor mentah responden, kami melakukan kategorisasi
menggunakan persentil, dan menemukan bahwa terdapat:

 18 responden dalam kategori SANGAT TINGGI


 17 responden dalam kategori TINGGI
 19 responden dalam kategori CUKUP TINGGI
 19 responden dalam kategori CUKUP RENDAH
 18 responden dalam kategori RENDAH
 7 responden dalam kategori SANGAT RENDAH

5.2 Kekurangan Alat Ukur


Dari uji reliabilitas secara keseluruhan, tidak terlihat kekurangan
secara signifikan. Tetapi, ada beberapa kekurangan yang terjadi
seperti aitem-aitem yang gugur karena memiliki korelasi dan
reliabilitas yang rendah. Tetapi, apabila dikaji secara keseluruhan,
alat ukur kami lebih memiliki kekurangan dan kendala pada bentuk
skala (respons) yang kami gunakan pada format kuesioner .

Kami melakukan kesalahan dengan hanya menggunakan Skala Likert


4 poin. Sedangkan di Indonesia, orang-orang masih banyak yang
enggan dalam memilih sesuatu secara ekstrim. Maka dari itu,
seharusnya diperlukan skala dengan poin yang netral, agar dapat
menunjang budaya di Indonesia. Kami juga melakukan kesalahan
terkait dengan kurangnya menyesuaikan dengan budaya setempat,
dimana kami meletakkan angka respons 1 dengan Sangat Setuju
respons 4 dengan Sangat Tidak Setuju yang dimulai dari sebelah kiri.
DAFTAR PUSTAKA

Albuquerquea, C., Franco, V., Castro, F., & Oliveira, C. (2014). Cross-cultural
adaptation and validation of the Portuguese version of the “European Health
and Behaviour Survey-section B”. Aten Primaria, 112-117.
Azwar, S. (1996). Tes Prestasi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Stephanie. (2018, June 16). Statistics How To. Retrieved from Statistics How To:
https://www.statisticshowto.datasciencecentral.com/average-inter-item-
correlation/
UCLA Institute for Digital Research and Education. (n.d.). Retrieved from
https://stats.idre.ucla.edu/spss/faq/what-does-cronbachs-alpha-mean/
Wong, P. T. P. (in press). Viktor Frankl’s meaning seeking model and positive
psychology. In A. Batthyany & P. RussoNetzer (Eds.), Meaning in existential
and positive psychology. New York, NY: Springer.
LAMPIRAN
CONTENT
VALIDITY
LEMBAR VALIDASI

Judul : Alat Ukur Tingkat Spiritualitas


Penyusun : 1. Sarifa Saraswati Hidayasha 111711133070
2. Devita Theodora Prawira 111711133102
3. Elvira Linda Sihotang 111711133103
4. Fiona Fira Winata 111711133143
5. Monisha Sonia Selvan 111711133168

Pembimbing : Atika Dian Ariana, S.Psi., M.Sc.


Instansi : Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya tugas mata kuliah Pengukuran Psikologis, melalui
lembar validasi ini kami memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian
terhadap aitem yang telah kami susun. Penilaian dari Bapak/Ibu kami gunakan sebagai
validasi dan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas aitem untuk bisa
digunakan sebagai tolak ukur tingkat spiritualitas pada laki-laki/perempuan yang
minimal berusia 21 tahun dan keatas di Indonesia, kami berharap Bapak/Ibu bersedia
untuk menilai dan memberikan respon terhadap aitem-aitem yang kami susun pada
kolom validasi dibawah ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.
Nama : Dr. Evi Rinawati Simanjuntak, ST, MM.
Pekerjaan : Dosen pengajar
Instansi : Universitas Bina Nusantara, International Undergraduate Program – Bussiness
Management and Marketing

Kolom komentar :
 Struktur skala (“SS” di kiri skala) agak tidak biasa bagi orang Indonesia
(terbiasa mengasosiasikan sisi kiri buruk dan kanan baik) – sebaiknya diganti
secepatnya, karena kalau orang tidak teliti, bisa berpikir yang sebaliknya.

 Penggunaan Likert Scale yang 4, seharusnya menyesuaikan dengan budaya


orang Indonesia yang segan dalam membuat evaluasi secara ekstrem. Hasil
akan lebih mantap apabila menggunakan 6-Likert Scale.
 Aitem nomor 12 (Tidak ada tujuan dan eksistensi mutlak dalam hidup ini)
sulit untuk dipahami

 Aitem nomor 31 (Saya tidak mengerti makna dan tujuan eksistensi) kurang
spesifik. Makna dan tujuan adalah dua hal yang berbeda. Diukur dengan satu
pertanyaan. Ini disebut dengan double-barelled question. Bagaimana jika
saya tahu makna eksistensi, tapi saya tidak tahu tujuan eksistensi? Saya harus
jawab SS atau STS? Sebaiknya dipecah menjadi dua pertanyaan.

 Aitem nomor 34 (Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan saya) juga double-barelled. Biasanya orang menganggap
kelebihan dan kekurangan satu paket.

 Aitem nomor 35 (Keputusan saya banyak ditentukan oleh teman, keluarga,


dan orang lain). Mungkin oleh keluarga, tapi tidak oleh teman. Harus jawab
apa?

 Aitem nomor 42 (Saya tidak dapat megambil keputusan tanpa bantuan orang
lain). Pertanyaan double negative yang berpotensi membingungkan.

Tangerang, 20 November 2018


Validator

(Evi Rinawati Simanjuntak,)


DATA UJI COBA
1. DATA UJI COBA

Berikut merupakan data uji coba dari 98 responden,

Inisial Usia Bekerja/Kuliah/Tidak Universitas Fakultas Domisili Jawaban Aitem


Keduanya /Jurusan (untuk (dari atas kiri –
yang atas samping)
bekerja)
JM 49 Bekerja - - Tangerang 4 1 1 1 1 1 1 4 2 1
1414444211
1244143411
4124441114
4443131234
JS 51 Bekerja - - Tangerang 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1
1314342211
1144223411
4114331114
2443131122
DCN 24 Bekerja Universitas - Tomohon 4 2 2 1 2 1 2 4 2 2
Sam 2314434212
Ratulangi 1144234322
4224342214
2442132333
SF 49 Bekerja - - Jember 4222222322
2323334322
2233433421
3223312224
3342132334
EAG 22 Kuliah Universitas PGSD - 3111111322
Pendidikan 4313432211
Indonesia 1121131221
2112111132
2332112311

SP 53 Bekerja - - Jakarta 4111114321


1213343312
1134234411
3114432114
4342131233
HFN 25 Bekerja - - Makassar 3122212322
2313333121
1133222322
3323212224
1332222124
OTS 61 Bekerja - - Makassar 4121111411
1314343321
2233133312
3342331224
3341131133
HF 22 Kuliah Universitas - - 3121212311
Persada 1414442311
Indonesia 1142232421
Y.A.I 4224211214
3341122111
JOE 25 Bekerja - - Surabaya 3211222231
3223332311
1232132421
2212113224
2142111324
EN 24 Kuliah UKDW Teologi Purwokert 3222222322
o 2323333322
2232222322
3223322223
3232232232
TY 23 Bekerja - - Jakarta 4121122211
3323443211
1122132322
4324331124
4141132232
LYN 49 Bekerja - - Jakarta 4111111411
1414444411
1144441411
4114441114
4441141144
JLT 25 Bekerja - - Jakarta 2143122422
1222321122
2332122222
2222311424
1212211221
SS 21 Bekerja - - Jakarta 4121111411
1214443311
1133132411
4134442224
4443133124
RNI 40 Bekerja - - Jakarta 3222222422
2223232322
2233223322
2223233223
3332222333
AW 32 Bekerja - - Binjai 4322222322
2223232322
2233223322
3222322223
3332132232
ERS 48 Bekerja - - Jakarta 4121211411
1314234411
1144133311
4124412224
3442121223
RST 50 Bekerja - - Jakarta 4111111411
1414244411
1133134411
4114411114
4441141124
KW 50 Bekerja - - Surabaya 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1
1414131311
1234411411
4114444114
4441111111
RR 43 Bekerja - - Tangerang 3 1 3 1 2 1 1 4 2 1
2114443412
1114144322
4124411112
4433122133
DRM 52 Bekerja - - Surabaya 4 1 1 1 1 1 2 4 1 1
1213433311
1234133411
4113311214
3441121124
MLN 52 Bekerja - - Jakarta 3112112421
2324233312
1233222411
2112322124
3443121113
MA 52 Bekerja - - Bandung 3111112311
2313343422
1233232322
3223321224
2232222333
PRS 45 Bekerja - - Jakarta 4112111311
1414344211
1133122411
4114141114
3342131242
RB 51 Bekerja - - Jakarta 4121111322
1213333222
2233232322
3222222323
3342132343
UMA 35 Bekerja - - Bekerja 4431111431
1324333222
2233322322
3223332234
4442142234
DT 25 Bekerja - - Tangerang 3121211421
2323333311
1332123311
3213221224
4442232214
EVI 48 - - - Tangerang 4111311411
1414444212
1234333412
3324341224
3441223134
RNY 41 - - - Tangerang 3121322421
2423332312
2233223422
3223332224
4332132332
KT 58 Bekerja - - Tangerang 4222222422
2413333312
2233332422
3222332223
3342142232
HRS 49 Bekerja,Kuliah UNTAR Account Tangerang 4 1 3 1 1 1 1 4 1 1
ing 1414442211
1134144411
4114411114
4441143124
MI 40 - - - Serpong 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2
2322332322
2233232321
4323332224
3332223232
AE 51 Bekerja - - Jakarta 4111211411
1414444411
4144144411
2213441114
4443141432
DG 41 Bekerja - - Tangerang 4 1 3 1 1 1 1 4 1 2
2213232211
1221212322
2313222233
2242132333
AK 47 - - - Tangerang 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1
3123233222
2213211222
3122322223
1331213323
TS 29 Bekerja - - Tangerang 4 2 2 1 3 1 2 4 1 1
2414444312
1244133412
3124421314
2443142133
DLN 21 Kuliah Universitas Psikolog Surabaya 3 1 3 2 2 2 2 3 2 1
Airlangga i 2323332322
2223232322
3322223223
2332222322
DAN 23 Kuliah Universitas Magister Surabaya 3 1 2 1 2 1 1 3 2 2
Airlangga Psikolog 2323333221
i 1233232321
3224331214
3342123233
FRL 21 Kuliah Universitas HI Surabaya 4 1 2 1 1 1 1 3 1 2
Airlangga 2114332441
113–241413
1114411111
2411342311
ANA 23 Kuliah Universitas Psikolog Surabaya 3231212322
Airlangga i 2223233312
2233222322
3223332224
3332122223
C 22 Kuliah Universitas Psikolog - 4211112321
Airlangga i 2413333311
1132232311
3323232224
4242122331
JK 22 Kuliah UNS Teknik Solo 4122222321
Sipil 2213232121
1232222312
3322242124
2332122222
DND 24 - - - Caruban 1434432233
3132223144
4212212233
1432224331
1212414231
RY 24 Kuliah Universitas Psikolog - 3222222422
Airlangga i 3323333312
2223223422
4323322224
2332233231
RZL 21 Kuliah Universitas - - 4111111411
Airlangga 1414444111
1144114411
4114411114
4441141144
ROS 21 Kuliah Universitas D3 - 4222221422
Airlangga Akuntan 2322332212
si 1233222322
3322222224
2232232232
AU 21 Bekerja,Kuliah Universitas - Sidoarjo 4122332412
Airlangga 3214344111
1133123112
2223431124
1333113323
JOC 21 Kuliah Universitas - Surabaya 1433233333
Airlangga 2232221233
4333323333
2332233322
1323323324
DA 24 Kuliah Universitas - Surabaya 3222222322
Airlangga 3323233222
2232222322
3223322233
3232223233
PNM 21 Kuliah Universitas Akuntan - 4222212411
Airlangga si 2213343322
1233232421
3212211224
4242131214
YAW 25 - - - - 4212211412
2314334411
1122232311
3213342124
4232132243
CI 22 Bekerja - - Surabaya 4322222322
2213333311
1133223322
3223322224
3332222222
CK 21 Kuliah Universitas Manaje - 2232222322
Airlangga men 2312433321
1232222311
2231213133
3341213334
KRS 22 - - - Sidoarjo 4121111411
1413143311
1113122411
4214331114
3341131232
PW 30 Bekerja - - Makassar 4122122412
4124313411
1321111312
4321241243
3221213441
PRI 28 Bekerja - - Makassar 3132222322
2323332322
2233223422
3223332224
2342233223
YV 22 - - - Surabaya 4121212421
2414332211
1132232322
2222321224
3342233133
SK 24 Bekerja - - Makassar 4122212131
2322223222
2343232422
2223223224
2231122322
YT 22 Bekerja - - Surabaya 4122222322
2423233312
1233223322
3224342224
3331132334
EW 21 Kuliah Satya - Salatiga 4211222421
Wacana 3424443411
1342234412
4113323224
2241224234
SRW 22 Bekerja - - Jakarta 3121211322
2413233313
1222221412
3323332124
3341123214
NB 21 Kuliah Universitas - Surabaya 2222222322
Airlangga 2423333311
2232232322
3223222224
3332132334
RA 22 Bekerja - - Sidoarjo 4231211321
1312333222
1322122422
3322323223
3331232333
PDJ 22 Bekerja - - Sidoarjo 2222212321
1113333411
1223232422
3224311124
3242132234
AN 22 Bekerja - - Sidoarjo 3222222222
3222333322
2222233222
1122222234
4142221132
MN 22 Kuliah Universitas Biologi - 3222222312
Brawijaya 2323333321
1233332321
3222322224
4342132233
D 21 - - - Surabaya 3332312322
2413333212
1233133323
3223412124
3342133223
AM 23 Bekerja - - Surabaya 4222211321
1213333211
1133232411
3113212224
4342131133
HW 22 Bekerja - - Sidoarjo 1223222322
2423433412
1233323322
4323322234
3343133233
DYH 22 Bekerja - - Lamongan 4122211322
2414343321
2232134322
3223321124
3332122233
KZR 21 Bekerja, Kuliah Universitas - Sidoarjo 3122122412
Internasion 2313421213
al Semen 1212143121
Indonesia 2112112121
2312423212
IF 22 - - - Malang 4122222322
3413333311
1132232422
3212211224
3342142233
ANK 21 Bekerja - - Jakarta 3141222412
4113342321
1434233442
3342432332
3422344334
DHI 22 Bekerja - - Surabaya 4322212421
1214343411
1244222411
4223442224
4343231124
YG 45 Bekerja - - Jakarta 4111211421
1413434212
1134122411
4224211114
3222122233
NGK 30 Bekerja - - Jakarta 4211111411
1414444211
1133133411
4114331114
4341141134
EC 22 Kuliah Universitas Farmasi Surabaya 4121111411
Airlangga 1414324111
1111211111
1111111124
2342123322
LST 39 Bekerja - - Makassar 4122213322
2423333322
2233332422
4223332214
2242222322
RP 49 Bekerja - - Surabaya 4121111411
2414344411
1223223411
4112331124
4243122234
RGN 21 Kuliah STIKS Sekretar - 2241321411
TARAKA is 2424442411
NITA 2122231311
2332311114
3241123321
ARR 27 Kuliah Universitas - Surabaya 4111211321
Airlangga 2414344411
1123123411
4223411114
4422143124
RYS 32 Bekerja - - Jakarta 4321111421
1412344212
1144233411
4114343214
4443141224
SKR 21 Kuliah Universitas Psikolog Surabaya 4231111322
Airlangga i 2313442321
1132232411
3323322234
2241211411
KHN 21 Kuliah Universitas - Surabaya 3222212322
Airlangga 3414233221
1233323312
4223322224
2332222222
Y 21 Kuliah Universitas Psikolog Surabaya 4123223322
Airlangga i 3322232412
1132222421
2322222124
3234222324
ROL 42 Bekerja - - Denpasar 4111111411
1414344212
1234144312
4123331114
2444141111
MEY 21 Kuliah Universitas FKM Surabaya 4121111321
Airlangga 2413334211
1233232411
3224312214
3331132233
SS 28 Bekerja - - Lumajang 3122212432
2413433322
1212322322
3223322324
3233322133
KRM 21 Kuliah Universitas - Surabaya 3121121322
Airlangga 3323342312
1232223321
2224312124
2231212341
DE 22 Kuliah Universitas Farmasi Surabaya 4211111421
Airlangga 3413334211
1222322411
3313112114
3241231342
DIY 21 Kuliah - - - 4111311412
1114444211
1143144411
1134441211
3441423331
ASH 21 Kuliah Universitas - Surabaya 4112121221
Airlangga 2423233211
1142112411
4314212414
3441141234
DM 21 Kuliah Universitas - Surabaya 3222212111
Airlangga 1314444421
1244244422
4224422324
4442223234
AA 21 Kuliah Universitas - Surabaya 3221211221
Airlangga 2413233311
1144114322
2211112114
4411133123
IC 22 Kuliah Universitas Psikolog Surabaya 3132222322
Airlangga i 3423333311
1232223322
3223322224
3332222332
DK 23 Kuliah Universitas - - 4123222331
Airlangga 3313234322
1233223412
3323322234
2432233233
TP 21 Kuliah Universitas Ilmu Surabaya 4131111432
Airlangga Kesehat 4413244111
an 1111121211
Masyara 4314133114
kat 1121112144

Anda mungkin juga menyukai