TUGAS SUPERVISI
PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Kelas C-1
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Esa, puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan hidayahNya lah kami
mampu menyelesaikan Laporan Penyusunan Skala Spiritualitas ini dengan
lancar. Laporan ini kami susun guna menyelesaikan tugas akhir mata kuliah
Pengukuran Psikologis.
Kami menyadari laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog selaku dekan Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
2. Dr. Nur Ainy Fardana N., S.Psi., M. Si., psi selaku wakil dekan
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
3. Tim Penanggung Jawab Mata Kuliah Pengukuran Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang membimbing kami,
4. Ibu Atika Dian Ariana, S.Psi., M.Sc.,. sebagai Pengajar mata kuliah
Pengukuran Psikologis kelas C-1 sekaligus bimbingan berkalanya
kepada kelompok kami dalam membuat laporan ini.
5. Seluruh responden yang turut melancarkan penyusunan alat ukur
ini.
6. Orang tua kami yang selalu mendukung lancarnya kuliah kami.
Kami menyadari laporan ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Akhir kata, kami harapkan bahwa makalah kami dapat memberikan dampak
dan manfaat positif serta inspirasi untuk masyarakat luas kedepannya.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan alat ukur ini adalah agar melalui penyusunan alat
ukur Spiritualitas ini, kami mampu mendeskripsikan dan atribut psikologis
spiritualitas beserta dimensi dan indikatornya. Menggunakan alat ukur ini kami
bertujuan untuk mengetahui dan mengukur spiritualitas individu berusia 21
tahun ke atas di Indonesia.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan alat ukur spiritualitas ini adalah penyusun
dapat memahami atribut psikologis spiritualitas beserta dimensi dan
indikatornya. Selain itu, manfaat lain dari pembuatan alat ukur ini adalah dapat
mengetahui tingkat spiritualitas individu berusia 21 tahun ke atas di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
3. Saya
mendapatkan
panggilan akan
pembaktian diri
untuk melayani
The Self- orang lain
Transcendence
Motivasi 14. Saya hanya 9. Saya melakukan
instrinsik melakukan sesuatu dengan
Individu sesuatu jika inisiatif sendiri
memiliki diperintah
motivasi yang 13. Saya memiliki
berasal dari diri 16. Saya jarang keinginan untuk
(bukan eksternal) melakukan hal terus belajar dan
untuk yang mengembangkan 10
mengembangkan dikarenakan diri
diri dorongan sendiri
25. Saya melakukan
suatu hal karena
adanya
kenikmatan atau
kepuasan
tersendiri
Purposeful
Dalam 39. Bagi saya, hidup 6. Ketika saya
kesehariannya, tidak memiliki mengerjakan
arti sesuatu,
individu
memberi yang
menjalani hidup terbaik yang bisa
35. Keputusan saya
dengan sungguh- saya lakukan
banyak
sungguh, ingin ditentukan oleh
selalu teman, keluarga, 22. Saya suka
mengembangkan dan orang lain melakukan
diri, dan refleksi diri
mengerti alasan- 50. Saya sering
alasan dasar dari menanyakan 19. Saya yakin
perbuatannya mengapa saya bahwa kejadian-
harus hidup di kejadian yang
The Ultimate 10
dunia terjadi dalam
Meaning
hidup saya
26. Saya mengikuti membuat saya
pendapat orang- lebih baik
orang di sekitar
saya 21. Saya ingin diri
saya bermakna
34 Saya tidak tahu bagi orang lain
apa yang menjadi atau lingkungan
kelebihan dan sekitar
kekurangan saya
4. Saya tahu alasan
dibalik
keputusan yang
saya ambil
Individu 1. Saya merasa tidak 7. Saya merasa
memiliki perlu atau tidak terdorong untuk
orientasi pola mampu melakukan hal
melakukan apa- yang benar
pikir
apa untuk sesuai tuntutan
kebermaknaan mendukung situasi
(bertolak kesejahteraan
belakang dengan orang banyak 39. Saya memahami
success mindset) panggilan hidup
yaitu dengan 31. Saya tidak saya
ciri-ciri individu mengerti makna
dan tujuan 47. Saya lebih suka
yang
eksistensi memberi
teridentifikasi kontribusi yang
dengan hal-hal bermakna bagi
kemanusiaan dan kemanusiaan
The Meaning 11. Tidak ada tujuan
memiliki daripada
atau alasan
Mindset kepedulian lebih mengejar
eksistensi mutlak
akan isu-isu kebahagiaan dan
dalam hidup ini
kesuksesan
global
personal
(kemiskinan, 42. Menurut saya
ketidakadilan) hidup seharusnya 29. Saya ingin
ingin membuat dihabiskan untuk membuat
bersenang-senang perubahan untuk
perubahan di
saja membantu orang
dunia
lain 10
43. Saya tidak 20. Saya merasa
memiliki peran harus mencari
khusus untuk tahu tujuan
berkontribusi bagi hidup saya sejak
dunia ini muda
Jumlah 25 25 50
3.3 Validitas
Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Validitas alat ukur dapat dikategorikan
tinggi apabila terdapat kesesuaian isi objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan
kriteria tertentu. Hasil dari alat ukur tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan
diadakannya tes tersebut. Kami menggunakan validitas konten (content validity) dalam
pengukuran skala psikologis spiritualitas. Kami meminta bantuan rater dari salah dosen
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga untuk memberi saran dan masukan mengenai
skala sebelum diujikan kepada responden.
3.4 Reliabilitas
HASIL
PERTANYAAN SS S TS STS
NO
12. Tidak ada tujuan atau alasan eksistensi mutlak dalam hidup
ini (UF)
20. Saya merasa harus mencari tahu tujuan hidup saya sejak
muda
21. Saya ingin diri saya bermakna bagi orang lain atau
lingkungan sekitar
27. Sulit bagi saya bertindak apa yang menurut saya baik untuk
saya ketika orang lain tidak menyetujuinya (UF)
41. Saya merasa orang yang berbuat buruk pada saya tidak
pantas mendapat pertolongan (UF)
45. Saya percaya setiap hal yang terjadi dalam hidup saya
mempunyai makna positif
48. Saya yakin apa yang telah saya rencanakan untuk masa
depan dapat terwujud tanpa dipengaruhi komentar orang
lain
49. Ketika saya telah memutuskan sesuatu, pendapat orang lain
tidaklah penting bagi saya
Keterangan:
1= Sangat Setuju (SS)
2= Setuju (S)
3= Tidak Setuju (TS)
4= Sangat Tidak Setuju (STS)
Aitem nomor 34 (Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan saya) juga double-barelled. Biasanya orang menganggap
kelebihan dan kekurangan satu paket.
Instansi
Universitas Bina Nusantara,
International Undergraduate
Program – Bussiness
Management and Marketing
Dari umpan balik atau expert judgement yang kami dapatkan, kami hanya melakukan
pengkajian ulang terhadap aitem dan menyadari bahwa kami membuat kesalahan-
kesalahan minor dan fatal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti saran expert. Hal ini
dikarenakan kami sudah terlanjur menyebarkan kuesioner (karena alasan waktu)
terlebih dahulu dan berpikir tidak akan terlalu banyak revisi yang diberikan. Apabila
kami merevisi dan mengulang lagi, pertimbangannya adalah banyak data yang akan
hangus. Jadi, untuk kedepannya ini akan menjadi pelajaran bagi kami untuk
mengutamakan konsultasi dengan expert judge sebelum menyebarkan aitem.
Selain itu, kami juga menggunakan validitas based on response processes – perilaku
dan tanggapan yang menunjukkan bahwa mereka paham akan konstruknya seperti
yang dipahami oleh para penyebar kuesioner. Hal ini kami lakukan dengan bantuan
google forms – memberi kotak kosong untuk kritik dan saran pada akhir pengisian
kuesioner. Kami akan memilih 5 responden untuk pembuktian validitas,
PS Pertanyaan sangat berbobot dan menjadi bahan introspeksi diri. Good luck
TS Sudah baik, namun beberapa pertanyaan mungkin dibuat lebih jelas, agar orang awampun
bisa memahami maksud dari pertanyaan tersebut
MN Sebaiknya kalimat yang digunakan untuk membuat pertanyaan kuisioner lebih mudah
dipahami, karena terdapat beberapa kata yang membutuhkan pemahaman khusus, selain itu
variasi pertanyaan lebih diperbanyak lagi, agar tidak memfokuskan pada perkembangan soft
skill saja. terima kasih, sukses untuk penelitiannya :)
TP Kuesioner pertanyaan sudah bagus, tetapi ada beberapa yang kurang komunikatif. Overall
sudah bagus
AR Jawaban dalam kuisioner ini tidak mutlak dan pasif karena terlalu luas cakupannya. Manusia
berubah jika ada problems atau setelah mengatasi problems. Baiknya lebih comprehensive
dalam situasi short span keadaan seseorang dalam usia tertentu untuk lebih detail dan tepat
sasaran. Thanks
TAHAP 1
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Aitem-aitem ini juga dapat dianalisis melalui Cronbach's Alpha if Item Deleted. Kami
akan mengambil sebanyak 3 sampel dari aitem kurang baik dan menganalisisnya.
Dapat dilihat bahwa apabila kami menyingkirkan aitem nomor 15, Cronbach’s Alpha
dapat mengalami peningkatan sebesar 0,001. Perubahan yang terjadi cukup sedikit
tetapi ada peningkatan. Apabila kami menyingkirkan aitem nomor 41, Cronbach’s
Alpha dapat mengalami peningkatan sebesar 0,011. Apabila kami menyingkirkan
aitem nomor 44, Cronbach’s Alpha dapat mengalami peningkatan sebesar 0,008.
Lalu, kami juga melakukan analisis aitem dengan melihat Inter-Item Correlations
atau korelasi antar aitem untuk memperdetil dan mendalami Corrected-Item Total
Correlation – dikarenakan hasil ini didapatkan dari Inter-Item Correlation. Juga
untuk melihat, apabila seluruh aitem mengukur konsep yang sama, seharusnya antar
aitem tersebut berkorelasi dengan baik.Aitem-aitem berbeda yang
seharusnya/sebenarnya mengukur konstruk/ide yang sama, dapat dilihat dari sini,
apakah mereka memberi skor yang relatif sama (Stephanie, 2018).
Kami menggunakan bantuan program statistic IBM SPSS for Windows version 32
untuk menganalisis korelasi antar aitem. Kami akan menganalisis inter-item
correlation pada 3 aitem (sampling acak) kurang baik apabila dilihat dari Corrected-
Item Total Correlation-nya. Berikut adalah hasil analisis kami,
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9
0.037 0.096 0.076 0.241 0.009 0.174 0.097 0.210 0.222
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 18
10 11 12 13 14 15 16 17
0.155 0.138 0.133 0.286 0.263 1.000 -0.350 0.222 0.058
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 27
19 20 21 22 23 24 25 26
0.199 0.183 0.191 0.185 0.129 0.107 0.168 0.526 0.215
ITEM Item Item Item Item Item Item Item Item Item 36
15 28 29 30 31 32 33 34 35
0.080 0.146 0.201 0.145 0.185 -0.053 0.177 0.155 -0.060
Item Item Item Item Item Item Item Item Item 45
37 38 39 40 41 42 43 44
0.385 0.072 0.120 -0.004 -0.161 0.069 0.191 0.022 -0.039
Item Item Item Item Item
46 47 48 49 50
0.106 -0.086 0.072 -0.205 -0.059
Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah 0,3 dan dibawah 0. Aitem nomor 15 hanya berkorelasi baik dengan aitem 26
(0.385) dan aitem 37 (0.526). Maka dari itu, kami dapat mengetahui detil mengapa
aitem nomor 15 ini memiliki Corrected-Item Total Correlation sebesar 0.258.
Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah 0 dan hanya ada dua yang berada diatas 0. Aitem nomor 16 hanya
berkorelasi baik dengan aitem 41 (0.330). Maka dari itu, kami dapat mengetahui detil
mengapa aitem nomor 16 ini memiliki Corrected-Item Total Correlation sebesar -
0.646.
Dapat dilihat dari tabel hasil output diatas bahwa rata-rata korelasi antar aitem berada
dibawah nilai hasil 0 dan dibawah 0 (cukup merata) . Aitem nomor 49 tidak
berkorelasi baik dengan aitem apapun dalam alat ukur kami. Maka dari itu, kami
dapat mengetahui detil mengapa aitem nomor 16 ini memiliki Corrected-Item Total
Correlation sebesar 0.004.
TAHAP 2
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Individu
memiliki
orientasi pola
pikir
kebermaknaan
(bertolak
belakang dengan
success mindset)
yaitu dengan
ciri-ciri individu
yang
The Meaning
teridentifikasi
Mindset 0
dengan hal-hal
kemanusiaan dan
memiliki
kepedulian lebih
akan isu-isu
global
(kemiskinan,
ketidakadilan)
ingin membuat
perubahan di
dunia
15. Saya mengikuti apa
yang menjadi pilihan
orang tua saya walaupun
Individu yang
saya tidak
berusaha menginginkannya
menjaga
pendiriannya 36. Saya berusaha
atau menghindari akibat buruk
The Freedom mempertahankan yang telah terjadi dari
of Will keaslian dirinya, perbuatan saya 3
dan memiliki
otonomi atau 44. Sebelum mengambil
pilihan hidupnya tindakan, saya akan
tidak memikirkan apa yang
dipengaruhi oleh orang lain akan
orang lain pikirkan
Memiliki
pendirian
Ketika individu
meyakini prinsip 50. Ketika saya telah
yang ia miliki memutuskan
dan tidak mudah sesuatu, pendapat
terpengaruh orang lain tidaklah
dengan penting bagi saya
The Value pandangan orang
Hypothesis of lain
Discovery
Meaning 2
Berpikir positif
Ketika individu
selalu mencoba
mencari arti dan
tujuan dari
berbagai hal
yang terjadi
dalam hidupnya
Memiliki
hubungan
interpersonal
yang sehat 25. Saya mengganggap
Ketika individu hubungan saya
dengan orang lain
merasa
hanya menyulitkan
mendapatkan hidup saya
efek positif dan
makna dari
hubungannya
dengan orang
lain
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.892 .904 50
Dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha pada analisis tahap pertama menunjukkan
nilai hitung sebesar 0.892 dengan total aitem 50 nomor diikuti dengan 10 aitem
didalamnya yang memiliki total korelasi rendah (Corrected-Item Total Correlation).
Pada umumnya, nilai Alpha antara 0.70 sampai 0.95 dapat dikatakan reliabel
(Albuquerquea, Franco, Castro, & Oliveira, 2014). Lalu, koefisien reliabilitas sebesar
0.70 atau lebih tinggi biasanya sudah dapat “diterima” dalam situasi penelitian ilmu
sosial. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas dari alat ukur Tingkat
Spiritualitas kami, sudah dapat diterima dan cukup baik. Tetapi, dikarenakan adanya
10 aitem yang kurang reliabel pada tahap ini, kami melakukan analisis tahap kedua.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.930 .934 40
Dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan nilai sebesar 0.038 pada Cronbach’s
Alpha apabila dibandingkan dengan output analisis tahap pertama (0.892).
Peningkatan terjadi dikarenakan kami menyingkirkan sebanyak 10 aitem yang kurang
reliabel (nilai hitung dibawah 0,3). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
alat ukur kami telah meningkat. Lalu, apabila mengacu pada Azwar (2010), hasil
reliabilitas alat ukur Tingkat Spiritualitas milik kami sudah dapat dikategorikan
sebagai memuaskan.
Scale Statistics
= 15.11197√0.108
= 15.11197 X 0.3286335345
= 4.9663001144
4.7 Norma
Pemberian nilai merupakan proses penerjemahan skor respons skala peserta yang
telah dikonversikan, ke dalam klasifikasi evaluatif – penggolongan nilai ke dalam
tingkat atau jenjang yang memiliki arti evaluatif (baik/buruk) - menurut norma atau
kriteria yang relevan. Klasifikasi evaluatif didasarkan oleh suatu norma kelas atau
kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Kami menggunakan pendekatan penilaian
yang mengacu kepada norma (norm-referenced evaluation) dengan cara pemberian
nilai terhadap responden/subjek yang didasarkan atas norma kelas/kelompok dengan
menentukkan posisi relatifnya terhadap responden lain (Azwar, 1996). Terdapat
beberapa prosedur dalam pemberian nilai relatif, kami menggunakan persentil (Pn)
yang dihitung dari distribusi skor responden sesuai skala. Biasanya pembuatan norma
menggunakan output data komponen Standar Deviasi (SD) dan Rata-rata (Mean)
untuk menentukannya. Hanya untuk memaparkan, bahwa kami memiliki rincian data
tersebut sebesar,
Total skor tertinggi yang dapat dicapai dalam skala kami adalah 200, skor terendah
yang dapat dicapai adalah 50. Tetapi, skala kami memiliki sedikit perbedaan dalam
melakukan skoring respons, dikarenakan kami membuat skor 1 untuk mewakili
respons Sangat Setuju, sedangkan skor 4 untuk mewakili respons Sangat Tidak
Setuju. Jadi, apabila seorang responden mendapatkan skor yang rendah, ada
probabilitas ia mendapatkan nilai/memiliki tingkat spiritualitas yang sangat tinggi.
Kami membuat lima batasan persentil yaitu persentil ke 18.18, persentil ke 36.36, dan
persentil ke 54.54, persentil ke 72.72, dan persentil ke 90.90. Kami memasukkan
skor-skor mentah milik responden dan mengolahnya dengan menggunakan bantuan
program statistik IBM SPSS for Windows versi 23, berikut adalah hasil persentilnya
untuk dasar pembuatan norma:
Statistics
N Valid 98
Missing 0
Percentiles 18.18 82.9982
36.36 93.9964
54.54 100.0000
72.72 104.9928
90.9 115.9730
4.7.1 Kategorisasi
Berdasarkan output data diatas tersebut, berikut adalah range klasifikasi norma yang
ditetapkan berdasarkan persentil:
5.1 Kesimpulan
Tujuan pembuatan alat ukur ini adalah agar melalui penyusunan alat ukur
Spiritualitas ini, kami mampu mendeskripsikan dan atribut psikologis spiritualitas
beserta dimensi dan indikatornya. Manfaat dari penyusunan alat ukur spiritualitas ini
adalah penyusun dapat memahami atribut psikologis spiritualitas beserta dimensi dan
indikatornya. Selain itu, manfaat lain dari pembuatan alat ukur ini adalah dapat
mengetahui tingkat spiritualitas individu berusia 21 tahun ke atas di Indonesia. Viktor
Frankl menjelaskan spiritualitas ke dalam lima dimensi, yaitu self-transcendece, the
ultimate meaning hypothesis, the meaning mindset hypothesis, the freedom of will,
dan the value hypothesis of discovery meaning. Alat ukur yang telah kami susun
terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan Skala Likert yang terbagi menjadi 4 jenis
pilihan respons dari “Sangat Setuju” hingga “Sangat Tidak Setuju”.
Dari hasil uji reliabilitas, Cronbach’s Alpha pada analisis tahap pertama
menunjukkan nilai hitung sebesar 0.892 dengan total aitem 50 nomor diikuti dengan
10 aitem didalamnya yang memiliki total korelasi rendah (Corrected-Item Total
Correlation). dapat dikatakan bahwa reliabilitas dari alat ukur Tingkat Spiritualitas
kami, sudah dapat diterima dan cukup baik. Tetapi, dikarenakan adanya 10 aitem
yang kurang reliabel pada tahap ini, kami melakukan analisis tahap kedua dan terjadi
peningkatan nilai sebesar 0.038 pada Cronbach’s Alpha apabila dibandingkan dengan
output analisis tahap pertama (0.892). Lalu, setelah melakukan analisis tahap kedua
peningkatan terjadi dikarenakan kami menyingkirkan sebanyak 10 aitem yang kurang
reliabel (nilai hitung dibawah 0,3). Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa reliabilitas
alat ukur kami telah meningkat. Lalu, apabila mengacu pada Azwar (2010), hasil
reliabilitas alat ukur Tingkat Spiritualitas milik kami sudah dapat dikategorikan
sebagai memuaskan.
Lalu, untuk memberi nilai pada skor mentah responden, kami melakukan kategorisasi
menggunakan persentil, dan menemukan bahwa terdapat:
Albuquerquea, C., Franco, V., Castro, F., & Oliveira, C. (2014). Cross-cultural
adaptation and validation of the Portuguese version of the “European Health
and Behaviour Survey-section B”. Aten Primaria, 112-117.
Azwar, S. (1996). Tes Prestasi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Stephanie. (2018, June 16). Statistics How To. Retrieved from Statistics How To:
https://www.statisticshowto.datasciencecentral.com/average-inter-item-
correlation/
UCLA Institute for Digital Research and Education. (n.d.). Retrieved from
https://stats.idre.ucla.edu/spss/faq/what-does-cronbachs-alpha-mean/
Wong, P. T. P. (in press). Viktor Frankl’s meaning seeking model and positive
psychology. In A. Batthyany & P. RussoNetzer (Eds.), Meaning in existential
and positive psychology. New York, NY: Springer.
LAMPIRAN
CONTENT
VALIDITY
LEMBAR VALIDASI
Kolom komentar :
Struktur skala (“SS” di kiri skala) agak tidak biasa bagi orang Indonesia
(terbiasa mengasosiasikan sisi kiri buruk dan kanan baik) – sebaiknya diganti
secepatnya, karena kalau orang tidak teliti, bisa berpikir yang sebaliknya.
Aitem nomor 31 (Saya tidak mengerti makna dan tujuan eksistensi) kurang
spesifik. Makna dan tujuan adalah dua hal yang berbeda. Diukur dengan satu
pertanyaan. Ini disebut dengan double-barelled question. Bagaimana jika
saya tahu makna eksistensi, tapi saya tidak tahu tujuan eksistensi? Saya harus
jawab SS atau STS? Sebaiknya dipecah menjadi dua pertanyaan.
Aitem nomor 34 (Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan saya) juga double-barelled. Biasanya orang menganggap
kelebihan dan kekurangan satu paket.
Aitem nomor 42 (Saya tidak dapat megambil keputusan tanpa bantuan orang
lain). Pertanyaan double negative yang berpotensi membingungkan.