REPUBLIK INDONESIA
Kelas 2018-A
Nama :
Dini Aliah Maulidiyah (188000089)
Silvi Septiana (188000100)
Amania Nazilah (188000177)
Tasya Novellaberti (188000258)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, oleh karena
Rahmat dan Karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pada
penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa bentuk dan penyusunannya
masih jauh dari kesempurnaan. Makalah ini berisi mengenai pembahasan materi
tentang Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Pendidikan Pancasila.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepadaDrs. Atnuri, S.H., M.Pd. dan Dr. Reza Rachmatullah. S.Pd.,
M.Pd, selaku dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan Pancasila, serta pihak
lain yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Akhirnya
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
sebelum reformasi hingga sekarang. Adapun dalam UUD 1945 terdapat beberapa
amandemen yang digunakan untuk memperbaiki UUD 1945 agar ketatanegaraan dapat
terstruktur dan berjalan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pembahasan dalam
penulisan makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja hubungan antara Pancasila, proklamasi, pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuh UUD 1945?
2. Bagaimana Sejarah Pancasila pada masa awal kemerdekaan ?
3. Bagaimana pelaksanaan pancasila pada masa orde lama, orde baru dan masa
reformasi?
4. Bagaimana proses atau perubahan amandemen UUD 1945?
5. Apakah keterkaitan antar amandemen UUD 1945?
6. Apakah yang dimaksud sistem demokrasi pancasila?
7. Bagaimana pandangan pancasila terhadap HAM?
8. Bagaimana kelembagaan negara menurut UUD 1945 setelah di amandemen?
9. Bagaimana impeachment terhadap presiden?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Pancasila, proklamasi, pembukaan
UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945.
2. Untuk mengetahui apa saja kelembagaan negara menurut UUD 1945 setelah di
amandemen.
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Pancasila pada masa awal kemerdekaan.
4. Untuk mengetahui apa saja pelaksanaan Pancasila pada masa orde lama, orde baru dan
masa reformasi.
5. Untuk mengetahui apa sajaalasan-alasan sebagai dasar Mengidentifikasi alasan-alasan
sebagai dasar.
6. Untuk mengetahui apa saja 3 pendapat berkaitan dengan amandemen UUD 1945
7. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Pancasila terhadap HAM.
5
8. Untuk mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945 setelah di amandemen
9. Untuk mengetahui impeachment terhadap Presiden.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dari kata syiila ini dalam bahasa Indonesia menjadi “susila”, artinya
“tingkah laku yang baik”. (bakry, 2001)
b. Pengertian Proklamasi
7
Asal kata dari Proklamasi adalah merujuk pada kata “proclamatio” (diambil
dari bahasa Yunani), yang memiliki arti pengumuman kepada seluruh
rakyat.Pengumunan yang dimaksud adalah pengumuman yang berhubungan dengan
ketatanegaraan.Bangsa manapun pasti menginginkan kemerdekaan, karena
kemerdekaan merupakan cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai.Begitu juga dengan
Bangsa Indonesia yang pernah mengalami masa penjajahan yang cukup lama dan
begitu membuat rakyatnya menderita. (Pengertian dan Makna Proklamasi Bagi
Bangsa Indonesia, 2017)
Karena alasan itulah kenapa bangsa Indonesia dengan sekuat tenaga berusaha
untuk memproklamsikan kemerdekaannya.Yang mana semua perjuangan itu dapat
terwujud dengan secara resmi meproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945.Dengan memproklamasikan kemerdekaannya, hal inilah yang menjadi
titik puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan dan mengusir penjajah.Dan
ini juga menjadi titik awal dimulainya kehidupan sebagai bangsa yang
merdeka.Proklamasi kemerdekaan juga bermakana sebagai berita kegembiraan bagi
bangsa Indonesia.Maka dari itu dibentukalah sebuah negara untuk yang mana
proklamasi kemeredekaan dijadikan sebagai sumber hukum dalam pembentukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah:
1) Titik berakhirnya segala bentuk penjajajahan dan titik awal dimulainya
sebagai bangsa ynag merdeka.
2) Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Merupakan puncak hasil perjuangan rakyat Indonesia, setelah berjuang
sekian lama.
4) Titik tolak pelaksanaan amanat penderitaan rakyat.
PROKLAMASI
8
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
c. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal pasal
Undang-Undang Dasar 1945.disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. dan
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No 7 Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945 Konsekuensinya keduanva memiliki kedudukan hukum
yang berlainan, namun keduanya terjalm dalam suatu hubungan kesatuan yang kausal
dan organis. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea, dan
setiap alinea memiliki spesifikasi jikalau ditinjau berdasarkan isinya Alinea pertama
kedua dan ketiga memuat segolongan pernyataan yang tidak memiliki hubungan
kausal organis dengan pasal-pasalnya Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan
yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara Indonesia, adapun
bagian keempat (aline IV) memuat dasar-dasar fundamental negara vaitu tujuan
negara. ketentuan UUD negara, bentuk Negara dan dasar filsafat negara Pancasila
Oleh karena itu alinea IV ini memiliki hubungan 'kausal organis dengan pasal-pasal
UUD 1945. sehingga erat hubungannya dengan isi pasal-pasal UUD 1945 tersebut.
9
dalam alinea IV. Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara yang
berdasarkan Pancasila terdapat dalam Pembukaan alinea IV.
Oleh karena itu justru dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Maka hubungan antara
Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagaiberikut:
10
5) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945. Dengandemikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapatdiubah dan terlekat
pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
11
1945.oleh karena itu antara Pembukaan dan Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak dapat
dipisahkan. Kebersatuan antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
12
Penyusunan UUD ini untuk dasar-dasar pembentukan pemerintahannegara
Indonesia dalam melaksanakan tujuan negara.yaitu melindungisegenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum.
mencerdaskan kehidupan bangsa (tujuan ke dalam)Ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dankeadilan sosial (tujuan ke luar atau tujuan
internasional).
a. Pemataan bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri, maupun kepada dunia luar
bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
b. Tindakan-tindakan yang segera harus dilaksanakan berhubungan dengan
pernyataan kemerdekaan tersebut.
13
Dalam sistem tertib hukum Indonesia, penjelasan UUD 1945
menyatakanbahwa Pokok Pikiran itu meliputi suasana kebatinan dari Undang-
UndangDasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita-cita hukum, yang menguasai
hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak tertulis (konvensi).
SelanjutnyaPokok Pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945 Maka
dapatlahdisimpulkan bahwa suasana kebatinan Undang-Undang Dasar 1945 tidak
laindijiwai atau bersumber pada dasar filsafat negara Pancasila. Pengertian inilahyang
menunjukkan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia.
Semangat dari UUD 1945 serta yang disemangati yakni pasal-pasalUUD 1945
serta penjelasannya pada hakikatnya merupakan satu rangkaiankesatuan yang bersifat
kausal organis.Ketentuan serta semangat yang demikian itulah yang harus diketahui,
dipahami serta dihayati oleh segenap bangsaIndonesia yang mencintai negaranya.
14
hubungan antara masing-masing bagianPembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945.
adalah sebagai berikut:
15
memberikan kebenaran, orang, yang mencintai pengetahuan bijaksana, karena itu yang
mencarinya adalah orang yang mencintai kebenaran. Tentang mencintai kebenaran
adalah karakteristik dari setiap filosof dari dahulu sampai sekarang. Di dalam mencari
kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-dalamnya
(merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah.
Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang
paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan. Beberapa tokoh-tokoh
filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:
16
Dalam pidato singkat dihari pertama, Muhammad Yamin menyampaikan 5
asas untuk negara Indonesia Merdeka, isi dari kelima asas tersebut yakni:
1. Kebangsaan
2. Kemanusiaan
3. Ketuhanan
4. Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Persatuan dan kesatuan
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Pancasila sebagai dasar negara NKRI telah diterima oleh semua pihak dan
sudah bersifat final. Dibalik terciptanya Pancasila, ternyata memiliki cerita sejarah
yang panjang di baliknya. Sejarah tersebut begitu sensitif, sehingga salah-salah dalam
penyampainnya dapat mengancam keutuhan Negara Indonesia. Hal tersebut tak lepas
dari banyaknya polemik dan juga kontroversi yang menyangkut dan berkepanjangan
baik mengenai siapa pengusul pertama hingga pencetus istilah Pancasila. Dari
beberapa sumber terpercaya, setidaknya terdapat beberapa rumusan Pancasila yang
17
pernah atau telah muncul. Dari rumusan-rumusan tersebut, ada yang berbeda ada pula
yang sama.
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri ke-Tuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Di hari kedua sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno juga
menyampaikan usul dasar negara yang kemudian karena usulannya dikenal sebagai
hari lahir Pancasila.Berbeda dengan Mohammad Yamin, Ir. Soekarno
menyampaikan tiga buah usulannya mengenai calon dasar negara yakni lima
prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Beliau juga yang mengemukakan dan
menggunakan istilah “Pancasila” yang berarti “lima dasar” pada rumusannya atas
usulan Mohammad Yamin seorang ahli bahasa yang duduk di sebelah Sukarno.
Sehingga, ketiga rumusan Soekarno disebut sebagai Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
1) Rumusan Pancasila
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
c) Mufakat,-atau demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
18
e) Ke-Tuhanan yang berkebudayaan
2) Rumusan Trisila
a. Socio-nationalisme
b. Socio-demokratie
c. Ke-Tuhanan
3) Rumusan Ekasila
a) Gotong-Royong
Usulan Blue print telah dikemukakan oleh tiga tokoh besar Indonesia pada
sidang pertama-akhir BPUPKI. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945, ada 8
orang anggota BPUPKI yang ditunjuk membangung panitia kecil dengan tugas
untuk menampung sekaligus menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah
masuk dan tanpa sepengetahuan jepang, Soekarno menambahkan satu anggota lagi.
Panitia kecil tersbut dikenal juga sebagai pantia sembilan. Tepat pada
tanggal 22 Juni 1945, organisasi ini mengadakan rapat yang dihadiri 8 anggota
BPUPKI dalam rapat informal. Anggota dari pantia sembilan adalah:
19
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
1) Alternatif pembacaan
[B] dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
3) Rumusan populer
20
Di dalam sidang yang kedua BPUPKI pada tangal 10-17 Juli
1945, dokumen yang disebu “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” atau Piagam
Jakarta dibahas secara resmi dalam rapat pleno di tanggal 10 dan 14 Juli 1945.
1) Rumusan kalimat
e. Rumusan V: PPKI
Tanggal 17 Agustus 1945 disore hari, wakil dari Indonesia daerah Kaigun
(Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan), diantaranya A. A.
Maramis, Mr., menemui Ir. Sukarno yang menyampaikan keberatan dengan
rumusan yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dari dasar negara.
Untuk menjaga integritas bangsa Indonesia yang baru diproklamasikan, Soekarno
dengan sigap langsung menghbungi Hatta, dan mereka menemui wakil dari
gologan islam.
21
Pada awalnya, wakil dari golongan islam yaitu Teuku Moh Hasan, Mr.
Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo keberatan atas usulan
pengubahan tersebut. Namun, setelah diadakan konsultasi dengan pihak lainnya,
akhirnya mereka setuju penggantian rumusan tersebut yang semula berbunyi
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” diganti “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai “emergency exit” yang
sifatnya sementara serta demi keutuhan Indonesia. Di pagi hari pada tanggal 18
Agustus 1945, usulan penghilangan kalimat “dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan pada rapat pleno PPKI. Tak
hanya itu, dalam rapat pleno PPKI juga diusulkan untuk menghilangkan frasa
“menurut dasar” oleh Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar negara yang ada
dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar ini adalah rumusan
resmi kedua yang nantinya akan digunakan oleh bangsa Indonesia hingga sekarang.
UUD inilah yang nantinya dikenal dengan nama UUD 1945.
1) Rumusan Kalimat
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
22
1) Rumusan kalimat
Selepas RIS berdiri, negara tersebut mulai melemah dan hancur. Hanya
dalam hitungan minggu negara bagian dari RIS membubarkan diri lalu bergabung
dengan negara bagian RI Yogyakarta.
Pada bulan Mei 1950 hanya terdapat tiga negara bagian yang nyata yakni
Yogyakarta, NIT, dan NST. Setelah melakukan beberapa pertemuan secara intensif
antara RI Yogyakarta dan RIS, sebagai kuasa dari NIT dan NST, mereka
menyetujui adanya pembentukan negara kesatuan dan juga mau mengadakan
perubahan dari Konstitusi RIS menjadi UUD Sementara.
1) Rumusan Kalimat
23
Kegagalan Konstituante dalam misi menyusun sebuah UUD yang nantinya
akan menggantikan UUD Sementara yang dimana disahkan pada 15 Agustus 1950
memunculkan bahaya bagi keutuhan negara. Oleh sebab itu, pada tanggal 5 Juli
1959, Ir. Soekarno selaku Presiden Indonesia kala itu mengambil langkah dengan
cara mengeluarkan Dekrit Kepala Negara, dimana salah satu isi dari dekrit tersebut
berisi menetapkan kembali berlakunya UUD yang disahkan oleh PPKI pada 18
Agustus 1945 menjadi UUD Negara Indonesia dengan menggantikan UUD
Sementara.
1) Rumusan Kalimat
“… dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Tak hanya mengutip ecara utuh rumusan di dalam UUD 1945, MPR juga
sempat membuat rumusan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Rumusan ini
termuat dalam lampiran Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 mengenai
Memorandum DPR-GR tentang Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia serta
Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.
24
1) Rumusan
Rumusan terakhir yang akan yuksinau.id bahas adalah rumusan yang telah
beredar serta diterima secara luas oleh masyarakat. Rumusan Pancasila versi
populer inilah yang dikenal dan diketahui secara umum serta diajarkan secara luas
di dalam dunia pendidikan sebagai rumusan dasar negara hingga sekarang.
Rumusan ini pada umunya sama halnya yang ada dengan rumusan dalam
UUD 1945, namun, dalam versi populer ini menghilangkan kata “dan” serta frasa
“serta dengan mewujudkan suatu” pada sub anak kalimat terakhir. Rumusan ini
juga yang tercantum dalam lampiran Tap MPR No II/MPR/1978 mengenai
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. (Ahmad, 2019)
1) Rumusan
25
Benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan
Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpoenan
Indonesia menghimbau agarsegenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusullahirnya SoempahPemoeda 28 Oktober
1928 merupakan momen-momen perumusan diri bagibangsa Indonesia.Perumusan
Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertamayang
dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
PemerintahPendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang.
Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh dua orang
Ketua Muda (Wakil Ketua),yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang Jepang).
BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di
Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelahdilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang
yang pertama dengan materi pokok pembicaraan calondasar negara.Ir. Soekarno yang
berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan lima butir
gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai
berikut:
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini
di kemudian haridijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di
sana-sini.
26
3. Periode Pengesahan Pancasila
Bentuk negara, sistem pemerintahan, dan tujuan negara seperti apa yang ingin
diwujudkan, sertabagaimana jalan/cara mewujudkan tujuan Negara tersebut, akan
ditentukan oleh dasar negara yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Dengan kata
lain, dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem pemerintahan,
dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk
mewujudkan tujuan suatu negara.Pancasila sebagai dasar negara yang autentik
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Inti esensi nilai-nilai Pancasila tersebut,
yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan sosial.
27
(Pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan
Pancasila tepatnya sila ketiga dengan bentuk negara yang dianut oleh Indonesia, yaitu
sebagai negara kesatuan. Lebih lanjut, pasal tersebut menegaskan bahwa Indonesia
menganut bentuk Negara republik. Konsep negara republik sejalan dengan sila kedua
dan keempat Pancasila, yaitu negara hukum yang demokratis. Demikian pula dalam
Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatanberada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut menegaskan
bahwa negaraRepublik Indonesia menganut demokrasi konstitusional.
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara etimologis, artinya ilmu
tentang ide-ide (thescienceofideas), atau ajaran tentang pengertian dasar. Ideologi
dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik.
a. Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri mengancam
keamanan negara dan masyarakat pada umumnya.
b. Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap kesatuan
bangsa sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
c. Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan modal di
Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia sehingga
mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.
.
D. Pelaksanaan Pancasila Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Dan Masa
Reformasi
Pelaksanaan UUD 1945 terbagi alas dua kurun waktu, yaitu masa kemerdekaan
(tahun 1945 s/d 27 Desember 1949) dan pada tahun 1959 sampai sekarang.
1. Masa Kemerdekaan (1945-1949)
Kurun waktu ini adalah masa revolusi fisik karena bangsa Indonesia harus
berjuangkembali mempertahankan negara dari rongrongan penjajah yang tidak mau
mengakuikemerdekaan Indonesia.Pada masa ini juga terjadi penyimpangan
sistempemerintahan dari presidensial menjadi parlementer, karena NKRI berubah
menjadinegara RIS sesuai dengan hasil sidang KMB.Namun keadaan ini tidak
bertahan lama,karena pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS berubah menjadi
28
NKRI denganUUDS’50.Tapi ternyata pelaksanaan UUDS’50 itu tidak memuaskan
rakyat dan stabilitas nasional tidak dapat tercapai.
Pada masa itu terjadi pergantian cabinetsebanyak, 7 kali yaitu:
a. Kabinet Natsir (6-9-1950 s/d 27-4-1951)
b. Kabinet Sukirman (27-4-1951 s/d 3-4-1952)
c. Kabinet Wilopo (3-4-1952 s/d 1-8-1953)
d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1-8-1953 s/d 12-8-1955)
e. Kabinet Burhanudin Harahap, (12-8-1955 s/d 24-3-1956)
f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (24-3-1956 s/d 9-4-1957)
g. Kabinet Juanda (9-4-1957 s/d 10-7-1959)
Karena seringnya pergantian kabinet, konstituante mengadakan siding namun
selalu gagal, sehingga Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden pad tanggal 5 Juli
1959.
29
Orde Baru lahir sejak diselenggarakannya seminar TNI/AD yang kedua di
Seskoad Bandung pada tanggal 25 s/d 31 Agustus 1966. Ciri-ciri Orde Baru hampir
sama dengan Orde Lama, kecuali landasannya yang sedikit mengalami perubahan.
Landasan konstitusionalnya tetap UUD 1945, tetapi landasan strukturalnya adalah
kabinet Ampera sedangkan landasan operasionalnya adalah Tap MPR sejak sidang
umum ke IV tahun 1966.Selain itu, tujuannya adalah menegakkan kebenaran dan
keadilan demi Ampera, Tritura, dan Hanura secara konstitusional.Adapun
pelaksanaan Pancasila dilakukan secara murni dan konsekuen.Orde Baru
menghendaki kepentingan nasional tetapi tidak meninggalkan komitmen
antikolonialisme.Orde Baru menginginkan suatu tatanan hidup, perekonomian, dan
politik yang stabil serta melaksanakan cita-cita demokrasi politik. Strategi dan
taktik Orde Baru ini tercermin dalam program kabinet Ampera.
4. Masa Reformasi
Dalam proses reformasi dewasa ini, terdapat berbagai pendapat dan kajian
untuk mengamandemen UUD 1945, karena UUD 1945 harus bersifat fleksibel, yaitu
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia.
Keinginan untuk mengamandemen itu juga muncul karena adanya sifat “muitiinter-
30
pretable” pada pasal-pasal UUD 1945, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi
kekuasaan terutama Presiden di masa Orde Lama maupun Orde Baru.Melalui Sidang
Umum MPR tahun 1999, SidangTahunan MPR tahun 2000, Sidang Tahunan MPR
2001, dan Sidang Tahunan MPR 2002, UUD 1945 telah mengalami perubahan
(amandemen). Perubahan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan Batang Tubuh
UUD 1945 dan tidak mengubah Pembukaan UUD 1945. Karena Pembukaan UUD
1945 merupakan ikrar berdirinya Negara Kesatuan RepublikIndonesia dan ia memuat
Pancasila sebagai Dasar Negara, MPR berketetapan hati untuk tidak mengubahnya.
Pembukaan UUD 1945 serta amandemen UUD 1945 berdasarkan Sidang Umum
MPR 1999, Sidang Tahunan MPR 2000, Sidang Tahunan MPR 2001, dan Sidang
Tahunan MPR 2002.
31
yang dimiliki oleh legislatif untuk melakukan dan memberikan suatu usulan terhadap
perubahan dalam rancangan Undang- Undang yang telah diajukan oleh pemerintah, dalam
hal ini yang dikatakan pemerintah adalah pihak eksekutif.
sistem pemerintahan Indonesia dalam UUD 1945 adalah sistem presidentil ini
dapat dibuktikan bahwa menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Tetapi dengan
adanya ketentuan bahwa Presiden bertanggung jawab kepada MPR membuktikan bahwa
model sistem parlementer juga dianut oleh UUD 1945. Majelis Permusyawaratan Rakyat
dapat menjatuhkan Presiden dengan cara mengadakan Sidang Istimewa MPR. Apabila
MPR menolak pertanggungjawaban, maka Presiden akan diberhentikan oleh MPR.
Pemberhentian ini akan berakibat pada pembubaran kabinet.Invalid source specified.
Mencermati seluruh hasil perubahan yang telah dilakukan oleh MPR, ada beberapa
catatan penting yang dapat dikemukakan. Pertama, kesemua pasal telah dilakukan
perubahan kecuali Pasal 4, 10 dan Pasal 12. Kedua, terjadi (1) penambahan 4 bab baru
(dari 16 bab menjadi 20 bab), (2) penambahan 25 pasal baru (dari 37 pasal menjadi 72
pasal), dan (3) penambahan 120 ayat baru (dari 49 ayat menjadi 169 ayat). Ketiga,
dihapusnya penjelasan sebagai bagian dari UUD 1945. Perubahan yang begitu besar
menimbulkan implikasi terhadap struktur ketetanegaraan, yaitu terjadinya perubahan
kelembagaan secara mendasar (lihat bagan). Implikasi perubahan tidak hanya terjadi
terhadap struktur lembaga-lembaga negara tetapi juga perubahan terhadap sistem
ketatanegaraan secara keseluruhan.Invalid source specified.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan amandemen
terjadi karena adanya keadaan bangsa yang belum berdiri dengan sempurna, maka dari itu
perlu adanya perubahan atau amandemen dari UUD 1945 agar seluruh rakyat dapat
menjadikan sebuah tolok ukur dalam menjalankan kewajiban dalam bernegara. Dengan
begitu hidup dalam menjalankan kewajiban tersebut akan berjalan sesuai dengan yang
telah di tentukan dalam UUD 1945 dan dapat di implikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern.Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi
sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak
negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri
32
dalam bidang ilmu politik.Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-
sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. (Sejarah dan
Perkembangan Demokrasi, http://www.wikipedia.org)
a. asas kerakyatan
Asas ini berdasarkan pada rasa cinta kita kepada masyarakat, menyatu
dengan nasib dan cita-cita seluruh bangsa, serta menanamkan dalam diri jiwa
kerakyatan sebagai satu bangsa dengan satu hati, senasib, sepenanggungan, dan
satu cita-cita bersama seluruh rakyat.
b. asas musyawarah untuk mufakat
Asas ini memberikan kebebasan bagi rakyat untuk menyampaikan
aspirasinya melalui wadah forum permusyawaratan.Dengan adanya forum ini,
diharapkan segala aspirasi dapat ditampung dan menghasilkan kesepakatan bersama
untuk mencapai cita-cita yang kita harapkan sebagai bangsa dan negara.
Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi
Pancasila.Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu
paham demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia
yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup
33
bangsa Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara Indonesia,
yaitu Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.Jadi secara ringkas
penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Adapun Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut:
34
d. Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila
adalah tujuan dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam
pelaksanaannya diperlukan pemantapan kehidupan konstitusional kehidupan
demokrasi dan tegaknya hukum. Invalid source specified.
Dari berbagai sumber penjelasan tentang demokrasi pancasila dapat di simpulkan
bahwa demokrasi pancasila sebagai sumber filsafah hidup bangsa Indonesia yang di gali
berdasarkan kepribadian rakyat itu sendiri.Sisten demokrasi pancasila merupakan bentuk
ketatanegaraan hingga kita dilahirkan sampai kita dewasa saat ini.pengembangan dari
bentuk asli sistem demokrasi itu sendiri yang sudah disesuaikan dengan jati diri dan
kebutuhan bangsa serta negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dipersepsikan sangat menghargai hak asasi
manusia (HAM).Pancasila secara umum dipahami mengandung arti lima dasar. Kelima
dasar ini adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pengakuan atas eksistensi
Pancasila ini bersifat imperatif atau memaksa.Artinya, siapa saja yang berada di wilayah
NKRI, harus menghormati Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.Di
sisi lain ada HAM, yaitu hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
35
3. Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu”
4. Pasal 30 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara”.
5. Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”.Invalid source specified.
Hubungan antara hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara
singkat sebagai berikut (Syarbaini,2003:32).
a. Ketuhanan Yang Maha Esa Menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama, melaksanakan ibadah, dan menghormati perbedaan agama.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Menempatkan setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak
yang sama untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum.
c. Persatuan Indonesia Mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga
negara dengan semangat rela bekorban dan menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengakui hak milik dan
jaminan sosial secara perorangan yang dilindungi oleh negara serta berhak
mendapatkan pekerjaan dan perlindungan (Astuti,2015:196)
36
a. Amandemen dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
b. Melantik Presiden dan wakil Presiden yang dipilih lewat Pemilu.
c. Memutuskan usulan yang diajukan DPR berdasarkan keputusan MK dalam hal
pemberhentian presiden atau wakilnya.
MPR diharuskan untuk bersidang paling tidak sekali dalam 5 tahun. Sidang MPR
dinyatakan sah apabila:
a. Untuk memberhentikan Presiden, harus didapat suara setidak dua pertiga
dengan minimum kehadiran anggota dalam sidang sebanyak tiga perempat dari
total jumlah anggota MPR.
b. Dalam mengamandemen dan menetapkan UUD, suara yang dicapai harus dua
pertiga dari total suara MPR.
c. Selain sidang-sidang diatas, sekurang-kurangnya mendapatkan suara 50%+1
dari jumlah anggota MPR.
2. DPR
Pasca dilakukannya perubahan terhadap UUD, DPR semakin diperkuat
keberadaannya.Kini DPR memiliki wewenang untuk membuat Undang-
undang.Wewenang ini sebelum amandemen dimiliki oleh Presiden.
Tugas, wewenang dan fungsi DPR setelah Amandemen:
a. Membentuk undang-undang bersama dengan presiden agar dicapai persetujuan
bersama.
b. Membahas dan memberikan persetujuan atas peraturan pemerintan pengganti
undang-undang.
c. Menerima dan membahas usulan RUU dari DPD mengenai bidang tertentu.
d. Menetapkan APBN bersama dengan Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
e. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan
pemerintah.
Hak-hak DPR
37
b. Hak angket, merupakan hak untuk menyelidiki pelaksanaan UU dan kebijakan
yang dibuat pemerintah.
c. Hak imunitas, yaitu hak kekebalan hukum. Anggota DPR tidak bisa dituntut
karena pernyataan atau pertanyaan yang dikemukakan dalam rapat DPR selama
hal tersebut tidak melanggar kode etik
Hak menyatakan pendapat, DPR berhak untuk berpendapat mengenai:
a. Pelaksanaan hak angket dan hak interpelasi.
b. Dugaan bahwa Presiden atau wakil persiden melakukan pelanggaran hukum.
c. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang kejadian luar biasa baik di
dalam maupun luar negeri.
3. Presiden
Setelah amandemen, kini rakyat dapat secara langsung memilih presidennya
lewat pemilihan umum. Presiden juga tidak perlu lagi bertanggung jawab kepada
MPR karena posisi antara MPR dan Presiden kini sama tinggi.
38
h. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan persetujuan
DPR.
i. Mengangkat duta dan konsul
j. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
DPR
k. Memberi grasi dan rehabilitasi berdasarkan pertimbangan MA.
l. Memberi amnesti dan abolisi berdasar pertimbangan DPR
m. Menetapkan hakim agung yang dicalonkan KY dan disetujui DPR
n. Menetapkan hakim konstitusi yang calonnya diajukan oleh DPR dan MA.
o. Mengangkat dan memberhentikan KY dengan persetujuan DPR.
4. DPD
DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang dibentuk setelah
amandemen. DPD merupakan langkah untuk mengakomodir kepentingan daerah di
tingkat nasional. Tugas dan wewenang DPD diantaranya:
5. BPK
BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk
mengawas serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
temuan BPK dilaporkan kepada DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak
hukum.BPK berkantor di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.DPR memilih anggota BPK dengan pertimbangan DPD.Barulah setelah itu
Anggota baru diresmikan oleh Presiden.
6. MA (Mahkamah Agung)
membawahi badan peradilan dalam wilayah Peradilan Umum, Peradilan
militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN). Kewajiban dan
wewenang MA yaitu
39
a. Memiliki fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman. Fugsi ini diatur
dalam UU.
b. Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-Undang.
c. Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang.
d. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
e. Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang
MA (Mahkamah Agung) merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa
untuk menyelenggarakan peradilan bersama-sama dengan MK.
40
menyebutkan “Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam
masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan
Perwakilan Rakyat,...” Mekanisme impeachment di Indonesia harus melalui 3
(tiga) tahap pada 3 (tiga) lembaga tinggi negara yang berbeda.
41
namun perdebatan ini juga terjadi pada negara-negara yang telah mengadopsi
mekanisme impeachment sejak lama.
42
pidana.terhadap kepala negara. Jadi, mengenai keamanan intern (inwendige
veiligheid) dari negara;
2. pengkhianatan ekstern (landverraad) yang ditujukan untuk membahayakan
keamanan negara terhadap serangan dari luar negeri. Jadi, mengenai keamanan
ekstra (uitwendige veiligheid) dari negara. Misalnya, memberikan pertolongan
kepada negara asing yang bermusuhan dengan negara kita. Berdasarkan
ketentuan dalam pasal-pasal mengenai kejahatan terhadap keamanan negara
yang ada pada KUHP maka dapat diadakan pengelompokan atas jenis-jenis
tindak pidana terhadap keamanaan negara, yaitu :
a. makar terhadap Presiden atau Wakil Presiden (pasal 104 KUHP) atas
tindak pidana ini dipisahkan dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1) Makar yang dilakukan dengan tujuan membunuh Presiden
atau Wakil Presiden
2) makar yang dilakukan dengen tujuan untuk
menghilangkan kemerdekaan Presiden atau Wakil Presiden
3) makar yang dilakukan dengan tujuan untuk meniadakan
kemampuan Presiden atau Wakil Presiden untuk memerintah
b. makar untuk memasukkan Indonesia dibawah penguasaan asing (pasal
106 KUHP) atas tindak pidana ini dipisahkan dalam 2 (dua) kelompok,
yaitu:
1) berusaha menyebabkan seluruh atau sebagian wilayah
Indonesia menjadi tanah jajahan atau jatuh ketangan musuh.
2) berusaha menyebabkan sebagian dari wilayah Indonesia menjadi negara
atau memisahkan diri dari wilayah kedaulatan negara Indonesia.
c. makar untuk menggulingkan pemerintahan (pasal 107 KUHP) berkaitan
dengan pejabat yang dapat di-impeach di Indonesia hanyalah Presiden
dan/atau Wakil Presiden maka atas tuduhan melakukan makar untuk
menggulingkan pemerintahan hanya dapat ditujukan kepada Wakil
Presiden. Karena Presiden adalah pemegang sah, legitimate dan
konstitusional dari kekuasaan pemerintahan. Bilamana Wakil Presiden
berupaya untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh
Presiden maka Wakil Presiden dapat dituduh telah melakukan makar
dan dapat di-impeach. Namun, menurut Wirjono Projodikoro ada 2
(dua) macam tindak pidana menggulingkan pemerintahan, yaitu:
43
f. mengadakan hubungan dengan negara asing yang mungkin akan
bermusuhan dengan Indonesia (pasal 111 KUHP) bentuk-bentuk dari
tindak pidana ini adalah mengadakan hubungan dengan negara asing
dengan maksud :
44
2. tindak pidana korupsi yang sebelumnya merupakan tindak pidana suap
yang terkait dengan jabatan pegawai negeri, hakim, advokat sebagaimana
yang diatur dalam KUHP; jabatan penyelenggara negara serta pemborong,
ahli bangunan serta pengawas pembangunan yang terkait dengan
kepentingan umum dan kepentingan Tentara Nasional Indonesia.114
Tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Yaitu
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja mencegah, merintangi atau
menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan di pengadilan terhadap tersangka, terdakwa ataupun para saksi
dalam perkara korupsi, termasuk juga memberikan keterangan116 yang tidak
benar dan tidak mau memberikan keterangan oleh tersangka, saksi, saksi ahli
dan petugas bank terkait dengan proses pemeriksaan tindak pidana korupsi.
d. Perbuatan Tercela
45
multitafsir. Hal ini disebabkan definisi tersebut mengacu bahwa perbuatan
tercela adalah perbuatan yang dilakukan oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
yang justru malahan akan merendahkan martabatnya sendiri.
Secara logika konsep ini tentu sangat ambigu, terkecuali bagi orang
yang memahami bahwa ada perbedaan antara orang yang memegang jabatan
dengan jabatan itu sendiri. Yang diinginkan oleh definisi tersebut adalah bahwa
mungkin saja orang yang memegang jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden
melakukan perbuatan tercela yang merendahkan martabat jabatan Presiden
dan/atau Wakil Presiden tersebut sehingga dia harus diberhentikan.
Akan tetapi bagaimanapun juga orang yang memegang jabatan dengan jabatan
itu sangat bertalian sehingga sulit dipahami bahwa ada orang yang juga ingin
merendahkan martabatnya sendiri.117 Bentuk-bentuk perbuatan dari konsep
perbuatan tercela ini juga sangat beragam dan mengundang perdebatan
penjang. sebagaimana konsep misdemeanor dalam alasan impeachment di
Amerika Serikat.
46
f) telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang
memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara;
g) tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya
yang merugikan keuangan negara;
h) tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
i) tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
j) terdaftar sebagai Pemilih;
k) memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah
melaksanakan kewajiban pajak selama 5 (lima) tahun terakhir
yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi;
l) belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden
selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama;
m) setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945;
n) tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
o) berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun;
p) berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain
yang sederajat;
q) bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis
Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang
yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI; dan
r) memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan
pemerintahan negara Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar dari sebuah Negara yang mana jika tidak ada pancasila,
maka Negara ini tidak akan berjalan dengan baik, tidak adanya rasa toleransi, dan
membuat hancurnya negara. Pancasila sebagai substansi esensial dari Pembukaan
dan mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan sehingga baik
rumusan maupun yurisdiksinya sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945, mempunyai fungsi
hubungan langsung yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945,
karena isi dalam Pembukaan dijabarkan kedalam pasal-pasal UUD 1945.
47
Sebagaimana telah disebutkan dalam ketetapan MPRS/MPR, Pembukaan UUD
1945 merupakan satu kesatuan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh karena
itu antara Pembukaan dan Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak dapat dipisahkan.
B. Saran
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Hajati, S., Poespasari, E. D., & Moechtar, O. (2017). Pengantar Hukum Indonesia .
Surabaya: Airlangga University Press.
Ismaun. (1977). Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia Edisi ke 4.
Bandung: Carya remadja.
Pengertian dan Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia. (2017, mei 24). Retrieved
from Parararam: https://parararam.com
ristekdikti. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila (Vol. 1). dikrjen
pembelajaran dan kemahasiswaan .
Zakky. (2018, Juni 4). Pengertian Pancasila Secara Umum, Etimologis dan Menurut Para
Ahli Lengkap. Retrieved from Zona Referensi: https://www.zonareferensi.com
50