PENDAHULUAN
Gastritis adalah kondisi yang ditandai dengan inflamasi atau peradangan pada
beberapa tipe gastritis. Perbedaan etiologi pada gastritis juga memberikan perbedaan
pylori, gastritis kimiawi atau gastropati, dan gastritis autoimun. Helicobacter pylori
merupakan penyebab tersering pada gastritis. Gastritis kimiawi atau gastropati dapat
disebabkan oleh refluks duodenal ke dalam lambung, pemakaian obat anti inflamasi
yang tinggi pada dunia. Infeksi pathogen ini dapat mengakibatkan gastritis, penyakit
ulkus peptik, dan kanker lambung.2 Bertahun-tahun, infeksi helicobacter pylori juga
sering berkaitkan dengan berbagai gangguan ekstra intestinal, salah satu nya adalah
defisiensi besi.2,3 Bukti dari banyak kasus, percobaan randomized kecil, dan studi
Defisiensi besi didefinisikan sebagai penurunan kadar total besi tubuh. 5 Defisiensi
besi timbul paling umum pada masa bayi lanjut, pada waktu usia 2 tahun, atau pada
remaja yang oleh karena pertumbuhan cepat. Defisiensi besi berkembang melalui 3
tahap: (i) deplesi besi, (ii) eritropoesis defisien besi, dan (iii) anemia defisiensi besi.5,6
Prevalensi kejadian defisiensi besi pada anak bervariasi luas, dari 0,5% di negara
defisiensi besi berhubungan dengan penurunan kapasitas fisik dan bekerja pada remaja
dan orang dewasa, berdampak negatif pada fungsi kognitif dan fungsi motor pada anak-
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah hemoglobin atau jumlah sel darah
merah.7 Membedakan anemia defisiensi besi dengan anemia yang lain dapat
menggunakan berbagai indeks laboratorium, yang terdiri dari red cell distribution width
(RDW), mean cell volume (MCV), saturasi transferin, total iron binding capacity (TIBC),
saluran cerna pada individu positif helicobacter pylori dapat menjadi mekanisme yang
pertanyaan, yaitu apakah ada perbedaan antara nilai hemoglobin dan nilai transferin
pada gastritis helicobacter pylori dengan gastritis non helicobacter pylori pada anak-
anak.
1.3 Hipotesis
Ada hubungan perbedaan antara nilai hemoglobin dan nilai transferin pada
gastritis helicobacter pylori dengan gastritis non helicobacter pylori pada anak-anak.
Untuk memaparkan perbedaan antara nilai hemoglobin dan nilai transferin pada
gastritis helicobacter pylori dengan gastritis non helicobacter pylori pada anak-anak.
2. Untuk menilai seberapa besar perbedaan nilai hemoglobin dan nilai transferin
dengan gastritis helicobacter pylori dengan gastritis non helicobacter pylori pada
anak-anak.
helicobacter pylori.
pylori.
pencegahan dan gejala-gejala awal yang terjadi jika terkena gastritis helicobacter
pylori.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gastritis
merupakan suatu kondisi, bukan suatu penyakit. Istilah gastritis hanya dapat ditegakkan
bila ditemukan inflamasi atau peradangan secara histologi pada mukosa lambung.
Faktor etiologi yang menyebabkan gastritis cukup luas dan beragam. Gastritis dapat
diklafikasikan berdasarkan etiologi (Tabel 1), perjalanan waktu (akut atau kronis),
Mycobacterium Non-atrofi
Actinomyces Non-atrofi
Spirochetes Non-atrofi
Histoplasma Non-atrofi
Anisakiasis Non-atrofi
Alkohol Non-atrofi
Kokain Non-atrofi
Gluten Limfositik
Alergi makanan Eosinofilik
Collagenous Non-atrofi
granulomatosis
Penyebab paling sering pada gastritis akut adalah infeksi. Infeksi akut
helicobacter pylori akan menimbulkan gastritis akut. Gastritis akut ditandai dengan
mukosa hyperemia dan perubahan erosi. Gejala yang timbul antara lain nyeri epigastrik
mendadak, mual, dan muntah. Gambaran histologi gastritis akut ditandai dengan
infiltrasi neutrofil, edema, dan hiperemia. Bila tidak diobati, gastritis akut akan
Gastritis kronis secara histologis ditandai dengan infiltrasi sel inflamasi yang
terdiri dari limfosit dan sel plasma. Fase awal gastritis kronis disebut gastritis superfisial.
Perubahan inflamasi terbatas pada lamina propria permukaan mukosa, dengan edema
dan infiltrasi sel yang membatasi kelenjar yang utuh. Tahap selanjutnya adalah gastritis
atrofi, inflamasi meluas lebih dalam ke mukosa, dengan distorsi dan destruksi kelenjar.
Tahap akhir pada gastritis kronis adalah atrofi lambung, dimana struktur kelenjar telah
hilang, infiltrasi inflamasi berkurang, dan pada pemeriksaan endoskopi mukosa tampak
sangat tipis.10,12
2.2 Helicobacter pylori
sel epitel lambung. Helicobacter pylori memiliki panjang 2 – 4 µm dan lebar 0,5 – 1 µm.
Walaupun umumnya berbentuk spiral, helicobacter pylori dapat dijumpai dalam bentuk
batang dan kokkus terutama setelah kultur invitro maupun setelah pemberian antibiotik.
berfungsi dalam pergerakan cepat pada lapisan mukus di permukaan sel epitel
lambung. Helicobacter pylori memiliki gen yang heterogen dan semua strain belum
tentu mempunyai peran yang sama pada penyakit gastritis, dan dimana setiap orang
penyebab utama pada gastritis kronis, ulkus peptic, adenokarsinoma gaster, dan
dewasa. Infeksi helicobacter pylori umumnya didapat saat usia beberapa tahun awal
kehidupan dan menetap sepanjang hidup bila tidak diobati. Helicobacter pylori dapat
bertahan hidup pada lingkungan asam dalam lambung berkat kemampuan membentuk
urease yang tinggi, dimana urease dapat mengubah urea yang terdapat pada asam
pada tingkat standar hidup di tiap tempat. Dua faktor yang predisposisi tingkat
kolonisasi helicobacter pylori yang tinggi, yaitu status sosial ekonomi yang rendah dan
taraf pendidikan yang rendah. Faktor penting lainnya adalah cara transmisi helicobacter
pylori. Transmisi infeksi orang ke orang dapat melalui fecal-oral, oral-oral, maupun
transmisi lingkungan dari sumber air yang terkontaminasi. Ulasan terbaru dari 62
negara mengestimasi lebih dari setengah populasi dunia masih terinfeksi helicobacter
pylori. Berdasarkan estimasi prevalensi regional, terdapat sekitar 4,4 milyar orang
dengan infeksi helicobacter pylori di seluruh dunia pada 2015, dengan mayoritas orang
Pada anak-anak, studi meta-analisis dan kajian komprehensif dari 2011 sampai
2016 yang yang dilakukan pada anak sehat mengestimasi angka seroprevalensi secara
keseluruhan sebesar 33%. Pada studi yang sama, kajian ulang pada 7 studi kohort
menyimpulkan bahwa angka infeksi pada anak sehat dibawah usia 5 tahun masih
berkisar 20 – 40% pada negara dengan pendapatan tinggi dan berkisar 30 – 50% pada
negara dengan pendapatan menengah ke atas. Angka yang lebih tinggi (>40%), yang
didapat dari studi cross-sectional, terdapat terutama pada daerah dengan pendapatan
menengah ke bawah. Hal ini menunjukkan, tempat asal lahir berperan pada prevalensi
Pathogenesis infeksi helicobacter pylori terdiri dari 4 tahap, yaitu bertahan hidup
dalam asam lambung, bergerak menuju sel epitel lambung, menempel pada reseptor
inang dengan adhesion, dan melepaskan toksin yang merusak jaringan (Gambar 1).
menghindar dari sistem pertahanan inang. Strain helicobacter pylori yang berbeda
membentuk faktor virulensi yang berbeda. Faktor virulensi utama helicobacter pylori
adalah vacuolating cytotoxin (VacA), dan produk cytotoxin associated gen A (CagA).
Integritas mukosa lambung terutama dipengaruhi oleh interaksi antara produk virulensi
(VacA dan CagA) dengan protein pada sekat interseluler, yang merubah stabilisasi
lainnya, seperti urease membentuk amonia (NH3) yang dapat merusak sel epitel
lambung, kemampuan melekatkan diri sel epitel lambung dengan adherence lipoprotein
A dan B (AlpA/B), blood group antigen binding adhesion (BabA, outer inflammatory
CagA ke dalam sel inang. Setelah diinjeksi ke dalam sel inang, CagA bertindak
langsung pada reaksi fosforilasi dalam sel yang mengakibatkan gangguan pada tight
junction dan perubahan pada morfologi sel. Selain itu, CagA juga mempengaruhi sel
inang pada beberapa aspek, yaitu pembentukan dasar sel epitel lambung, perubahan
VacA dapat bergabung dengan membran sel dan membentuk kanal selektif
anion. Kanal ini berfungsi untuk meningkatkan efluks molekul kompleks seperti
bikarbonat dan urea dari dalam sel inang. Dengan cara ini, kanal tersebut dapat
sinyal reseptor dalam sel, gangguan fungsi sitoskeleton sel, induksi apoptosis, dan
Respon sel inang terhadap infeksi helicobacter pylori terdiri dari rekrutmen sel
neutrofil, limfosit, makrofag, dan sel plasma. Patogen menimbulkan cedera lokal
dengan berikatan dengan molekul MHC kelas II yang diekspresikan pada sel epitel
sitokin interleukin (IL-1, IL-2, IL-6, dan IL-8), tumor necrosis factor (TNF-α), dan
interferon terjadi pada infeksi helicobacter pylori, Infeksi helicobacter pylori juga akan
menimbulkan respon mukosa dan sistem humoral, dimana hal ini bukan mengeradikasi
nyeri epigastrik setelah makan pada sekelompok kecil anak. Kebanyakan pasien
pediatrik datang dengan gejala nyeri perut yang sulit dilokalisir, yang mungkin pada
periumbilikal. Pasien dapat juga datang dengan keluhan pendarahan saluran cerna,
dengan hematemesis atau melena. Pada usia 1 bulan, dua manifestasi klinis utama
yang dapat timbul berupa pendarahan saluran cerna dan perforasi. Antara usia 2 bulan
pendarahan saluran cerna. Pada anak usia sekolah, gejala nyeri periumbilikal setelah
makan merupakan gejala utama selain muntah dan pendarahan saluran cerna.
Manifestasi klinis gastritis helicobacter pylori pada anak usia diatas 6 tahun serupa
dengan orang dewasa dan umumnya meliputi gejala nyeri epigastrik, nyeri nocturnal,
nyeri yang mereda setelah minum obat antasida, dan pendarahan saluran cerna akut
terutama purpura trombositopinia idiopatik, anemia defisiensi besi, defisiensi B12, dan
alergi. Defisiensi besi merupakan kondisi yang sering dijumpai pada infeksi helicobacter
pylori, terutama pada anak yang lebih muda. Empat meta-analisis menyimpulkan infeksi
helicobacter pylori merupakan faktor penyebab anemia defisiensi besi. Selain itu, peran
infeksi helicobacter pylori pada gangguan pertumbuhan masih masih kontroversi. Bukti
yang ada berdasarkan studi observasi (n=48) menunjukkan infeksi helicobacter pylori
telah meningkat dan memberikan diagnosis yang akurat pada gastritis helicobacter
helicobacter pylori secara visual atau melalui kultur. (yamada) Saat ini, metode
pemeriksaan infeksi helicobacter pylori secara umum dibagi menjadi test invasif yang
berdasarkan histologi spesimen lambung, kultur, atau metode lain, dan test non-invasif
yang berdasarkan sampel perifer, seperti darah, sampel nafas, feses, urin, atau saliva
untuk mendeteksi antibody, antigen bakteri, atau aktivitas urease (Gambar 4).13
melakukan biopsi sampel yang diambil pada saat melakukan endoskopi (kultur,
histologi, rapid urease test, dan PCR) atau dengan pemeriksaan non-invasif (13C-urea
breath test dan stool antigen test). Namun begitu, tujuan pemeriksaan klinis adalah
untuk mendeteksi penyebab tanda dan gejala pada anak. Pedoman terbaru dari
mendukung hasil histologi dari endoskopi, karena lebih penting untuk menentukan
penyebab dari gejala tersebut dan tidak hanya berfokus pada adanya infeksi
helicobacter pylori.20
mendeteksi infeksi dan mengobatinya bila hasil pemeriksaan positif tidak dibenarkan.
Oleh karena itu, cara test and treat ini berdasarkan metode non-invasif untuk
mendiagnosis infeksi helicobacter pylori pada anak tidak boleh dan tidak
dispepsia, harus dievaluasi dengan endoskopi saluran cerna atas. Diagnosis infeksi
helicobacter pylori harus berdasarkan salah satu (a) kultur positif, atau (b) histopatologi
(gastritis positif helicobacter pylori, ditambah salah satu test biopsi positif (rapid urease
berasal dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat pada sumber makanan dari
hewan. Besi non-heme berasal dari tanaman dan makanan yang difortifikasi dengan
besi. Absorpsi diet besi paling banyak di duodenum dan proksimal jujenum.21
Absorbsi besi dimulai dengan merubah besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+)
oleh duodenal cytochrom b reductase (DCYTB). Besi dalam bentuk ferro ini akan
masuk kedalam enterosit melalui divalent metal transporter 1 (DMT1). Kemudian besi
yang masuk kedalam enterosit sebagian akan disimpan dalan bentuk ferritin dan
sebagian lagi masuk kedalam sirkulasi melalui basolateral transporter yang disebut
menjadi bentuk Fe3+ dan dibawa ke sirkulasi. Fe3+ akan diikat oleh apotransferin dan
makrofag. Ferroportin merupakan protein yang permeable untuk besi ferro (c) yang
akan membawa besi ferro ke luar dari enterocyte, dan dengan bantuan hepahestin besi
fero akan teroksidasi menjadi bentuk ferri (3+) yang kemudian akan diikat oleh
transferin. Oleh karena itu oksidasi besi ferro menjadi bentuk ferri oleh hepaestin sangat
penting.21,22
Transport ekstraseluler zat besi di dalam tubuh diantarkan oleh protein pembawa
yang spesifik disebut transferin. Transferin adalah protein fase akut dan merupakan
polipeptida. Gen transferin berada pada kromosom 3q21 dekat dengan gen untuk
laktoferin dan ceruloplasmin. Transferin disintesa di hati oleh sel parenkim tetapi dalam
jumlah sedikit disintesa di jaringan termasuk di sistem saraf, ovarium, testis dan T
helper limposit. Apabila simpanan besi berkurang maka transferin akan disintesa lebih
banyak tetapi jika simpanan besi banyak maka transferin akan berkurang.22
Konsentrasi normal transferin didalam plasma adalah sekitar 2 sampai 3 g/L, dan
jumlah besi yang terikat dan disebut dengan total iron binding capacity (TIBC). Dimana
pada anemia defisiensi besi nilai TIBC akan meningkat tetapi pada kondisi kelebihan
antara infeksi helicobacter pylori dengan anemia defisiensi besi. Anemia artinya
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai cut-off. Berdasarkan kriteria WHO untuk anemia,
tahun, dan kelompok dua dengan usia 13 – 18 tahun. Kriteria deplesi besi apabila nilai
feritin dibawah 30 lg/L. kriteria insufisiensi apabila konsentrasi serum soluble transferrin
receptor (sTfR) diatas 5,7 mg/L pada kelompok pertama dan 4,5 mg/L pada kelompok
kedua. Kondisi anemia ditentukan bila nilai hemoglobin (Hb) <11,5 g/dL pada kelompok
pertama, Hb <13 g/dL pada kelompok kedua untuk laki-laki, dan Hb <12 g/dL pada
dan laktoferin sebagai sumber zat besi. Helicobacter pylori memiliki aktivitas hemolitik
dan ditemukan menempel pada sel darah merah di kapiler lamina propria lambung.
(infe) Helicobacter pylori mendapatkan zat besi dari hemoglobin dengan cara (1)
deskuamasi sel epitel lambung yang menyebabkan keluarnya heme pada permukaan
mukosa lambung, (2) heme dari sel epitel lambung dan pembuluh darah dapat diakses
Helicobacter pylori di junction interseluler pada sel epitel lambung, dan (3) produksi
hemolisin dan sitotoksin oleh helicobacter pylori yang menyebabkan keluarnya heme.
Protein membrane luar helicobacter pylori (FrpB2) diyakini bertindak sebagai protein
pengikat hemoglobin. Setelah dibawa ke dalam sel helicobacter pylori, heme harus
helicobacter pylori (CagA dan VacA) merubah proses daur ulang normal dan mengatur
pengambilan zat besi pada sel epitel lambung.24 Mekanisme kerja dari faktor virulensi
helicobacter pylori terdiri dari (1) VacA menyebabkan mislokasi apikal reseptor
bersama pada uptake dan daur ulang transferin, (2) CagA berperan penting dalam
internalisasi transferin, dan (3) kedua faktor saling mendukung akuisisi zat besi dari sel
reseptor transferin ke tempat kolonisasi bakteri di permukaan sel apikal.24 Pada kondisi
normal, sel epitel lambung mendapatkan zat besi dari proses endositosis transferin.
Kedua faktor virulensi berperan pada perubahan proses daur ulang transferin berupa
5).3,25
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan nilai hemoglobin dan nilai transferin
antara gastritis helicobacter pylori dengan gastritis non-helicobacter pylori pada anak.
Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUP HAM) Medan, dan RS Pendidikan Universitas
3.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua anak dengan gejala gastritis
yang telah dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk membedakan ada tidaknya infeksi
dengan 18 tahun yang datang berobat ke RSUP HAM dan RS USU. Pemilihan sampel
Keterangan :
n1 = Jumlah Kasus
n2 = Jumlah Kontrol
ditetapkan 1,96
Jumlah Sampel =
dari perhitungan didapat hasilnya bahwa sampel pada penelitian ini sebanyak 18
sampel.
3.4 Kriteria Penelitian
2. Pasien yang telah mendapat persetujuan yang ditandatangani oleh orangtua atau
wali.
Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan (pada pasien anak diminta
dari orang tua) setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi penyakit
1. Rugge M, Pennelli G, Pilozzi E, et al. Gastritis: The histology report. Dig Liver Dis.
with Helicobacter pylori infection: conventional vs. new laboratory biomarkers. Clin
4. Candenas VM, Prietto-Jimenez CA, Mulla ZD, et al. Helicobacter pylori eradication
5. Candenas VM, Mulla ZD, Ortiz M, et al. Iron deficiency and Helicobacter pylori
6. Vendt N, Kool P, Teesalu K, et al. Iron deficiency and Helicobacter pylori infection in
2227.2011.02281.x.
7. Johnson TD, Graham DY, Diagnosis and management of iron deficiency anemia in
the 21st century. Therap Adv Gastroenterol. 2011 May; 4(3): 177–184.
doi: 10.1177/1756283X11398736
8. Al Hallak MN, Newman W, Al-Kali A. Transferrin Saturation (TS) Is a Surrogate
Marker for Iron Deficiency Anemia (IDA). Blood (2011) 118 (21): 3175
10. Valle JD. Harrison.s Principles of Internal Medicine. 17th Ed. Kasper DL. McGraw-
12. Watari J, Chen N, Amenta PS, et al. Helicobacter pylori associated chronic gastritis,
10.3748/wjg.v20.i18.5461
13. Johannes GK, Arnoud HMVV, and Ernst JK. Pathogenesis of Helicobacter
doi: 10.1128/CMR.00054-05
16. McColl KE. Clinical practice. Helicobacter pylori infection. N Engl J Med. 2010 Apr
10.1016/j.bj.2015.06.002
18. Jones KR, Whitmire JM, Merrell DS. A Tale of Two Toxins: Helicobacter Pylori
CagA and VacA Modulate Host Pathways that Impact Disease. Front
19. Sylvester FA. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th Ed. Behrman RE. WB Saunders.
20. Marco M, Federica G, Stefano K, et al. How and when investigating and
treating Helicobacter pylori infection in children. Acta Biomed. 2018; 89(Suppl 8):
22. Gulec S, Anderson GJ, Collins JF. Mechanistic and regulatory aspects of intestinal
23. Qu XH, Huang XL, Xiong P, et al. Does Helicobacter pylori infection play a role in
21;16(7):886-96
24. Tan S, Noto JM, Romero-Gallo J, et al. Helicobacter pylori perturbs iron trafficking
anak diminta dari orang tua) setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu
dilakukan.
lunak komputer. Analisis data meliputi analisis uji potong lintang dan uji
baku jika berdistribusi normal atau sebagai median dan nilai minimal serta
maksimal jika data berdistribusi tidak normal. Kemaknaan hasil uji statistik
DAFTAR PUSTAKA
2018;89(8-S):65-71. doi:10.23750/abm.v89i8-S.7893
2016;22(11):922-927. doi:10.1016/j.cmi.2016.07.013
2018;9(APR):1-8. doi:10.3389/fmicb.2018.00609
doi:10.4103/2008-7802.177893
2017;52(6-7):686-690. doi:10.1080/00365521.2017.1304986
Does food play a role in rural and urban areas? Int J Food Microbiol.
2010;138(1-2):1-12. doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2010.01.016
34
doi:10.1136/gut.2006.091272
2017;15(2):111. doi:10.14238/sp15.2.2013.111-5
10. Fang HR, Zhang GQ, Cheng JY, Li ZY. Efficacy of Lactobacillus-
www.who.int/foodsafety/fs_management/en/probiotic_guidelines.pd
doi:10.1007/s00431-013-2220-3
13. Yang YJ, Chuang CC, Yang HB, Lu CC, Sheu BS. Lactobacillus
2012;12:1-8. doi:10.1186/1471-2180-12-38
doi:10.4103/0300-1652.108884
15. Fock KM, Ang TL. Epidemiology of Helicobacter pylori infection and
doi:10.1111/j.1440-1746.2009.06188.x
doi:10.3109/00365521.2013.799221
doi:10.1111/hel.12165
2019;32(1):60-66. doi:10.20524/aog.2018.0317
82-89
1997;102(2):200-207. doi:10.1016/S0002-9343(96)00273-2
doi: 10.4103/1319-3767.48964
24. Wang ZH, Gao QY, Fang JY. Meta-analysis of the efficacy and
doi:10.1097/MCG.0b013e318266f6cf
37