Anda di halaman 1dari 1

Pengobatan OAT pada TB-HIV

“Penting untuk memberi terapi yang lengkap, pada penderita TB dengan HIV,” Kombinasi terapi
TB sama seperti pada pada pasien HIV negatif. Kecuali, jangan gunakan rifampisin atau
rifambutin 2x seminggu, jika jumlah sel CD4 kurang dari 100 sel/ mikroliter. “Waspada terhadap
interaksi obat dan reaksi paradoksikal,” kata dr. Andria. Paling sedikit, terapi diberikan selama 6
bulan. Pada kasus tertentu diberikan hingga 9 bulan.

Mulai terapi antiretroviral pada semua pasien tuberkulosis HIV, berapa pun jumlah CD4-nya.
Mulai dengan terapi tuberkulosis, dilanjutkan dengan terapi antiretroviral sesegera mungkin.
“Gunakan EFV jika ODHA sedang dalam terapi tuberkulsis. Jika tidak ada EFV, bisa digunakan
NVP (2 minggu pertama 200mg/ hari. Selanjutnya, 2 x 200 mg).

Pada pasien TB dengan HIV/AIDS yang tidak memberi respons terhadap pengobatan, selain
dipikirkan resistensi terhadap obat juga harus dipikirkan terdapatnya malabsorpsi obat. Pada
pasien HIV/AIDS, terdapat korelasi antara imunosupresi yang berat dengan derajat penyerapan.
Karenanya, dosis standar obat anti tuberkulosis yang diterima suboptimal, sehingga konsentrasi
obat rendah dalam serum. Saat pemberian obat pada koinfeksi TB-HIV, harus memperhatikan
jumlah limfosit CD4 dan sesuai dengan rekomendasi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai