Anda di halaman 1dari 18

Draft Versi 4

Standar dan Kode Etik Filantropi Indonesia


Pengantar

Dokumen ini merupakan pengembangan diskusi tim Kecil


penyusun Standar dan Kode Etik Filantropi Indonesia. Diskusi
dilatarbelakangi pemikiran para pelaku filantropi dan yang aktif
dengan pemikiran-pemikiran masalah sosial dan kebijakan
publik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis pada
forum diskusi terbatas mengenai "Etika Filantropi di Indonesia".
Diskusi diselenggarakan di Jakarta pada 21 Februari 2008.

Etika filantropi merupakan salah satu tema penting yang menjadi


fokus perhatian Perhimpunan Filantropi Indonesia (selanjutnya
disebut PFI). Berdiri pada awal 2007, PFI adalah perhimpunan
independen beranggotakan individu dan organisasi nirlaba yang
peduli terhadap perkembangan filantropi (kedermawanan sosial)
di Indonesia yang dibangun di atas tiga pilar utamanya, yaitu
kelompok pemberi, lembaga intermediary, dan organisasi
penerima. PFI menyadari bahwa keberlangsungan upaya-upaya
filantropi di Indonesia sangat tergantung kepada tingkat
kepercayaan masyarakat yang telah memberikan berbagai
macam sumbangan, baik finansial maupun non-finansial, untuk
menangani beragam persoalan publik. Kepercayaan tersebut
hanya dapat dijaga bila para pelaku filantropi melakukan tugas-
tugasnya bukan hanya secara profesional dan mumpuni, tapi juga
mencerminkan etika yang tinggi.

Membangun sebuah standar dan kode etik filantropi Indonesia


membutuhkan langkah panjang yang mungkin memakan waktu

Page 1 | 18
Draft Versi 4
bertahun-tahun. Apalagi menyangkut cakupan geografis yang
luas dan karakter organisasi dan peran fungsional pelaku
filantropi yang berbeda. Karena itu, kajian ini hendaknya terus
dikembangkan. Urun pendapat dari semua pihak yang memiliki
kepedulian yang sama sangat dibutuhkan. Komentar dan
sumbangan pemikiran terkait dengan tema tulisan ini dapat
disampaikan kepada info@filantropi.or.id.

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


penyusunan dokumen ini.

Juli 2008

Atas nama Tim Kecil Penyusunan Standar dan Kode Etik


Filantropi Indonesia

Commented [FI1]: (Outlook Tomy H):


1. Arifin Purwakananta, Dompet Dhuafa // Anggota Luar
Biasa PFI
2. Paulus Soegiono Dharmatjipto, PT. ISM Tbk,-Bogasari
Flour Mills Division // Anggota Pendiri PFI
3. Rustam Ibrahim, DEPDAGRI // Anggota Pendiri PFI
4. Sonny Sukada, Noke Kiroyan Associates
5. Suzanty Sitorus, // Anggota Pendiri PFI
6. Timotheus Lesmana Wanadjaja, Yayasan Dharma Eka
Tjipta Widjaja (Eka Tjipta Foundation // Anggota Pendiri
PFI
7. Wilarsa Budiharga, Yayasan Sosial Indonesia untuk
Kemanusiaan (YSIK) // Anggota Pendiri PFI

Page 2 | 18
Draft Versi 4

Kode Etik Filantropi Indonesia


Kedermawanan sosial atau filantropi bergerak karena dua
dorongan utama. Pertama, kasih sayang dengan niat yang tulus
untuk membantu sesama dan menjaga lingkungan agar semua
makhluk Tuhan dapat hidup dengan damai dan nyaman di Bumi
yang hanya satu. Kedua, menjaga kepercayaan (amanah),
sebagai wujud penghargaan terhadap kasih sayang yang
diberikan secara tulus.

Untuk menjaga agar kasih sayang dan amanah tersebut terus


tumbuh dan berkembang, diperlukan suatu pemahaman bersama
dan kesepakatan aturan main tentang mana yang pantas dan mana
yang tidak pantas dalam menjalankan kegiatan filantropi.
Kesepakatan semacam itu dapat dituangkan dalam berbagai
bentuk. Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) mengeluarkan
Kode Etik Filantropi Indonesia (KEFI) untuk memberikan
panduan kepada anggotanya dan para pegiat filantropi lain
tentang bagaimana bersikap, berperilaku dan bertindak yang
pantas dan menjunjung tinggi etika sebagai cermin dari upaya
menjaga amanah dan kasih sayang.

Pada intinya, KEFI terdiri dari tiga bagian, yaitu mukadimah, isi
dan mekanisme sanksi.

● Pada mukadimah, disampaikan secara ringkas latar


belakang dan tujuan dan prinsip-prinsip dasar KEFI.

● Bagian mukadimah juga menjelaskan mengenai


hubungan antara pelaku filantropi dengan pihak-pihak

Page 3 | 18
Draft Versi 4
lain untuk memberikan konteks tentang posisi para
pelaku filantropi di dalam tatanan kelembagaan
kemasyarakatan yang dipengaruhi oleh hubungan
kekuasaan yang dinamis.

● Bagian isi mencakup panduan sikap dan perilaku yang


beretika dalam empat aspek kegiatan filantropi, yaitu:
penggalangan dan penerimaan bantuan filantropi; tata
pengelolaan bantuan filantropi; pemanfaatan bantuan
filantropi; dan pelaporan bantuan filantropi.

● Bagian akhir berisikan panduan mengenai mekanisme


pengawasan dan penegakan, termasuk pembentukan dan
fungsi Majelis Kehormatan Filantropi Indonesia yang
akan memberikan pertimbangan terhadap kasus-kasus
pelanggaran KEFI.

KEFI disusun melalui suatu proses yang inklusif dan bertahap


dengan melibatkan perseorangan dan organisasi yang selama ini
peduli dengan filantropi yang sehat, produktif dan beretika.
Dalam perjalanannya, beberapa hal menjadi pertimbangan,
termasuk latar belakang organisasi filantropi yang berbeda, yaitu
organisasi pemberi (donor), organisasi perantara (intermediary),
dan organisasi penerima.

Page 4 | 18
Draft Versi 4
Dengan memperhatikan latar belakang dan kepentingan yang
berbeda, maka isi dari KEFI diarahkan untuk menjadi panduan
dengan memberikan ruang bagi organisasi dan perseorangan
untuk melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan dan karakter
masing-masing.

Sebagaimana layaknya kode etik suatu perhimpunan, KEFI


mengikat bagi anggota PFI. Oleh karena itu, sangat mendesak
bagi anggota PFI untuk memahami isi KEFI dan menerapkannya
sebagai bagian tidak terpisahkan dalam tata kelola organisasi
Commented [2]: Karena kode etik juga diharapkan
masing-masing. Mengingat pentingnya etika dalam setiap aksi berlaku untuk organisasi dan individu yang jadi
anggota dan non anggota PFI, direvisi menjadi
filantropi dan kenyataan bahwa tidak semua pelaku filantropi
Sebagaimana layaknya kode etik suatu perhimpunan,
menjadi anggota PFI, maka menjadi tugas bagi PFI dan setiap KEFI mengikat bagi anggota PFI, baik organisasi
maupun individu yang menjadi pengurus dan staf
anggota PFI untuk mengupayakan perluasan penerapan nilai- organisasinya, juga bagi organisasi dan pegiat
filantropi secara umum. Oleh karena itu, sangat
mendesak bagi organisasi dan individu pegiat filantropi
nilai dan semangat KEFI ke segenap komunitas filantropi di yang menjadi anggota dan non anggota PFI untuk
memahami isi KEFI dan menerapkannya sebagai
Indonesia. bagian tidak terpisahkan dalam tata kelola organisasi
masing-masing.

Page 5 | 18
Draft Versi 4

DAFTAR ISI
Standar dan Kode Etik Filantropi Indonesia ………………. i
Kode Etik Filantropi Indonesia …………………………... iii
Daftar Isi …………………………………………………... vi
Perhimpunan Filantropi Indonesia
Kode Etik Filantropi Indonesia ………………………… 1
Prinsip-prinsip Dasar …………………………………... 2
Hubungan Pelaku Filantropi dengan Pihak Lain ………. 3
Penggalangan dan Penerimaan Bantuan Filantropi …..... 4
Tata Pengelolaan Bantuan Filantropi ………………….. 5
Pemanfaatan Bantuan Filantropi ………………………. 5
Pelaporan Bantuan Filantropi ………………………….. 6
Mekanisme Pengawasan dan Penegakan ……………… 7

Page 6 | 18
Draft Versi 4

Page 7 | 18
Draft Versi 4
Perhimpunan Filantropi Indonesia
Kode Etik Filantropi Indonesia

Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) didirikan dengan tujuan


untuk mewujudkan filantropi atau kedermawanan sosial yang
memberi sumbangan positif bagi kemandirian Indonesia yang
Commented [3]: Direvisi dan disesuaikan dengan visi
berkelanjutan. dan misi PFI yang baru

Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) didirikan


dengan tujuan untuk memajukan filantropi atau
Filantropi dikembangkan dengan sebuah kesadaran bahwa kedermawanan social di Indonesia agar bisa
berkontribusi dalam pencapaian keadilan sosial dan
manusia saling membutuhkan dan hanya dapat menjadi manusia dan pembangunan berkelanjutan

seutuhnya bila ia menjadi bagian dari sebuah komunitas yang


menawarkan empati, altruisme, dan keadilan serta menghormati
dan melindungi hak-hak asasi manusia. Filantropi juga
dikembangkan sebagai bagian dari kesadaran bersama untuk
mewujudkan suatu masyarakat yang produktif, harmonis, dan
demokratis serta menghargai sesama dan lingkungan hidupnya.

Berdasarkan nilai-nilai dasar tersebut, PFI mendorong anggota-


anggotanya dan pelaku filantropi lainnya untuk berperilaku yang
mencerminkan etika yang tinggi sebagai wujud akuntabilitas
kepada para pemangku kepentingan, termasuk pihak-pihak
pendukung yang telah memberikan amanat dan pihak-pihak yang
menjadi penerima manfaat. Kode etik ini mengikat semua
anggota PFI, baik perseorangan maupun organisasi.

Page 8 | 18
Draft Versi 4
Prinsip-prinsip Dasar
Anggota PFI melandaskan setiap upayanya pada prinsip-prinsip
berikut:

● Kejujuran dan integritas. Menjunjung tinggi nilai-nilai


kejujuran dan integritas yang dilandasi rasa saling
menghormati antar manusia.

● Kemandirian. Mengupayakan kemandirian individu,


komunitas dan bangsa dan menghindari terjadinya
penindasan oleh satu atas lainnya.

● Kesetaraan dan anti-diskriminasi. Tanggap terhadap


dan bertindak untuk mengatasi ketidaksetaraan dan
diskriminasi karena perbedaan ras, agama, suku-bangsa,
gender dan golongan.

Commented [FI4]: (Outlook Tomy H): ??


● Anti-kekerasan. Mengupayakan dengan seksama agar
upaya yang dilakukan atau didukungnya tidak
menimbulkan tindak kekerasan secara fisik maupun
psikologis.

● Transparan, akuntabel dan terukur. Berupaya secara


maksimal agar setiap tahap kegiatannya dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak pemberi bantuan
dan masyarakat umum.
Commented [FI5]: (Outlook Tomy H): Partisipasi dan
● ((tambahan)) Koordinasi, berupaya melibatkan dan berkoordinasi dengan
pemangku kepentingan

Page 9 | 18
Draft Versi 4
● Partisipasi, Organisasi filantropi melibatkan pemangku
kepentingan terkait dan penerima manfaat dalam semua
Commented [6]: Usulan tambahan prinsip...pada
proses dan tahapan kegiatan filantropi Sphere Project dan pedoman bantuan kemanusiaan...

● Non Proselitis, organisasi tidak melakukan upaya


penyebarluasan agama, keyakinan, paham dan ideologi
politik melalui sumber daya dan kegiatan filantropi yang
Commented [7]: Usulan tambahan prinsip...dari Mas
dilakukan Tom dan mengacu pada Sphere Project yang menjadi
pedoman bantuan kemanusiaan...juga relevan dengan
konteks kekikian

Page 10 | 18
Draft Versi 4

Hubungan Pelaku Filantropi dengan Pihak Lain


1. Dalam hubungannya dengan negara, pelaku filantropi
menempatkan diri sebagai mitra yang independen dan
setara, dengan mengembangkan sikap yang bebas dari
tekanan dan paksaan, dan dapat terlibat atau mendukung
program-program pemerintah selama tujuan dan cara-
cara yang ditempuh sesuai dengan misi dan nilai-nilai
yang dimiliki baik oleh diri maupun organisasi pelaku
filantropi.

2. Dalam hubungannya dengan pihak lain yang berperan


sebagai donor, pelaku filantropi merupakan mitra yang
independen dan bersikap bebas dari arahan yang
bertentangan dengan misi dan nilai-nilai diri dan
organisasinya, namun menjalankan kewajiban yang
timbul dari kerjasama profesional dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Commented [8]: input: termasuk menghargai dignity


3. Dalam hubungannya dengan pihak penerima manfaat, penerima bantuan

pelaku filantropi merupakan mitra yang independen dan


sejajar, menjaga hubungan kerjasama secara profesional
yang dilandasi prinsip-prinsip dasar etika serta
memastikan tercapainya kesepakatan di antara kedua
belah pihak sebelum memulai kegiatan bersama,
termasuk mengenai kepemilikan suatu keberhasilan.

Page 11 | 18
Draft Versi 4
Penggalangan dan Penerimaan Bantuan
Filantropi
1. Penggalangan bantuan filantropi dilakukan dengan
mengacu dan mematuhi hukum dan perundang-
undangan yang berlaku serta etika yang relavan dan
Commented [9]: Usulan tambahan...mengacu pada
berkaitan dengan kegiatan filantropi tersebut. pedoman dan kode etik yang lain

2. Penggalangan bantuan filantropi dilakukan dengan


memberikan informasi yang benar dan lengkap. Commented [FI10]: (Outlook Tomy H): Materi kampanye
menghormati martabat penerima bantuan

3. Cara-cara dan isi kampanye penggalangan harus sesuai


dengan prinsip-prinsip Kode Etik ini dan tidak
merendahkan pihak lain yang melakukan upaya serupa.

4. Organisasi filantropi harus mempertimbangkan dan


memperhatikan dampak dari materi yang digunakan
dalam kampanye penggalangan bantuan filantropi,
Commented [11]: Usulan poin tembangan...mengacu
khususnya pada korban bencana dan keluarganya pada usulan hasil meeting dan sphere ptojevt serta
pedoman dan kode etik lainnya

5. Penggalangan bantuan filantropi kepada pihak-pihak


yang misinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan
tujuan kegiatan filantropi yang dilakukan.

6. Informasi mengenai pemberi bantuan dan jumlah/bentuk Commented [FI12]: (Outlook Tomy H): Case??

bantuan yang diberikan harus diketahui dan


didokumentasikan dengan baik.

7. Dalam penggunaan dokumentasi harus menghormati hak


anak dan kelompok rentan lainnya Commented [FI13]: (Outlook Tomy H): Dalam
penggunaan dokumentasi harus menghormati hak anak dan
kelompok rentan lainnya

Page 12 | 18
Draft Versi 4

8. Penerima bantuan harus menghormati hak pemberi


Commented [14]: input: apakah ini maksudnya keda
bantuan untuk namanya tidak dipublikasikan. belah pihak menghormati terkait publikasi atau tentang
isu kerahasiaan data pribadi ?

9. Informasi mengenai pemberi bantuan yang dibuat oleh


suatu organisasi adalah hak milik dari organisasi yang
bersangkutan dan oleh karena itu tidak boleh dialihkan
atau diperjualbelikan kepada organisasi lain kecuali atas
Commented [15]: input: setiap informasi pemberi
persetujuan donor. bantuan dijaga kerahasiaannya dan tidak untuk
dialihkan atau diperjualbelikan kepada organisasi lain
tanpa persetujuan pemberi bantuan

Page 13 | 18
Draft Versi 4
Tata Pengelolaan Bantuan Filantropi
1. Pengelola organisasi/kelompok filantropi harus
menerapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
sesuai peraturan dan standar akuntansi yang berlaku.
.
2. Pengelola organisasi/kelompok filantropi harus
memperhatikan jumlah dan kapasitas personil yang
Commented [16]: Usulan poin tambahan...mengacu
memadai dalam mengelola bantuan filantropi pada pedoman dan etika yang lain

3. Pengelolaan bantuan organisasi filantropi merupakan


bagian dari pengelolaan sumber daya menyeluruh
organisasi oleh suatu badan Pengurus yang diawasi oleh
badan Pengawas yang terpisah dari badan Pengurus.

4. Pengelolaan keuangan organisasi filantropi diperiksa


oleh akuntan publik independen setiap tahunnya dan
diumumkan ke publik melalui media yang jenisnya
disesuaikan dengan kemampuan finansial organisasi
filantropi.

5. Pengelola organisasi filantropi harus memperhatikan


proporsi dana operasional yang diambil dari bantuan
filantropi dan mengumumkannya secara jujur dan
Commented [17]: Usulan poin tambahan...mengacu
terbuka kepada masyarakat. pada pedoman dan kode etik lainnya...

6. Pengelola organisasi filantropi harus menyediakan akses


bagi penyumbang, penerima manfaat dan masyarakat
umum untuk memberikan kritik, saran dan komplain
Commented [18]: Usulan poin tambahan...mengacu
melalui saluran komunikasi yang jelas pada pedoman dn kode etik lainnya

Page 14 | 18
Draft Versi 4
7. Pengelola organisasi filantropi harus memiliki aturan
Commented [19]: Apakah ini maksudnya masing2
tertulis mengenai konflik kepentingan. pengelola organisasi anggota Filantropi? Atau khusus
untuk versi PFI?

8. Pengelolaan bantuan merujuk pada panduan minimun


bantuan kepada PM

9. Menerapkan peedback mechanism kepada PM terhadap


ketidaksesuaian

10. Respect terhadap local wisdom

11. Mendorong kapasitas lokal sebagai bagian menempatkan


objek menjadi subjek dalam penerimaan bantuan Commented [FI20]: (Outlook Tomy H)

Pemanfaatan Bantuan Filantropi


1. Bantuan yang diperoleh digunakan untuk kegiatan yang
sesuai dengan amanat bantuan dan tujuan program
dengan mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan golongan atau kelompok tertentu.

2. Pengalihan bantuan untuk keperluan di luar tujuan


program yang telah ditetapkan harus mendapatkan
persetujuan dari donatur/ pemberi bantuan atau
diinformasikan secara terbuka bila pemberi bantuan
jumlahnya banyak

Page 15 | 18
Draft Versi 4

3. Pemanfaatan bantuan filantropi yang diterima, baik


jumlah, tujuan dan cara-cara penyalurannya
diinformasikan secara terbuka kepada pemberi bantuan
dan khalayak luas.

Pelaporan Bantuan Filantropi “ Commented [FI21]: (Outlook Tomy H): Kegiatan MEAL
menjadi bagian dari yang tak terpisahkan dalam pemberian
bantuan

1. Organisasi pengelola filantropi harus membuat sistem Commented [22]: ini maksudnya PFI atau masing2
anggota ?
dan prosedur pelaporan pengelolaan dan pemanfaatan
bantuan secara profesional.

2. Pelaporan pertanggungjawaban kepada pemberi


bantuan, baik mengenai substansi kegiatan maupun
pengelolaan bantuan yang diterima, dilaksanakan secara
tepat waktu dan lengkap sesuai kesepakatan yang telah
dibuat.

3. Pelaporan mengenai substansi kegiatan dan pengelolaan


bantuan dilakukan selain secara khusus kepada pemberi
bantuan juga kepada masyarakat umum.

4. Laporan kepada masyarakat umum disampaikan melalui


media publikasi disesuaikan dengan kemampuan
organisasi filantropi dengan menyertakan ruang atau cara
untuk umpan balik.

5. Informasi mengenai donor dan calon donor yang


disampaikan dalam laporan harus sesuai dengan aturan
main yang telah disepakati di antara pihak-pihak terkait.
Laporan mengenai pengelolaan bantuan filantropi harus

Page 16 | 18
Draft Versi 4
mencantumkan secara proporsional kontribusi pihak-
pihak terkait yang menyumbang kepada keberhasilan
program.

Mekanisme Pengawasan dan Penegakan


1. Untuk mengawasi pelaksanaan dan menegakkan Kode
Etik ini, PFI membentuk suatu Majelis Kehormatan.

2. Majelis kehormatan berjumlah 5 orang yang berasal dari


pengurus PFI, pengurus organisasi filantropi, akademisi
dan tokoh independen yang memahami mengenai sektor
filantropi

3. Masa bakti anggota Majelis Kehormatan adalah 3 tahun


dan dapat dipilih kembali untuk satu periode
kepengurusan

4. Majelis Kehormatan menerima dan mengolah pengaduan


baik dari masyarakat umum maupun pelaku filantropi
tentang hal-hal yang dinilai melanggar prinsip-prinsip
dasar dan butir-butir sebagaimana dituangkan dalam
Kode Etik ini.

Commented [23]: input: apakah perlu disebutkan


5. Majelis Kehormatan bersidang baik secara berkala berapa kali dalam setahun atau 5 tahun yg disebut
berkala?
maupun luar biasa untuk mengambil keputusan atas
pengaduan yang diterimanya.

6. Majelis Kehormatan mengambil keputusan yang final


untuk dilaksanakan oleh Pengurus PFI.

Page 17 | 18
Draft Versi 4

7. Bentuk sanksi diberikan sesuai dengan tingkat atau


derajat pelanggaran yang dilakukan, mulai dari teguran
tertulis, denda administrative, penghentian program, atau
bentuk-bentuk sanksi lainnya yang ditetapkan oleh
Majelis Kehormatan.
.
8. Ketentuan lebih rinci mengenai keanggotaan dan
prosedur kerja Majelis Kehormatan akan ditetapkan
dalam suatu surat keputusan pendirian Majelis
Kehormatan.

PENUTUP

1. Kode Etik ini merupakan dokumen berjalan (living


Commented [24]: berkala = berapa kali dalam 5 tahun
document) yang akan ditinjau dan direvisi secara berkala ?
dalam periode tertentu untuk disesuaikan dengan kondisi
dan perkembangan jaman

2. Kode Etik Filantropi Indonesia ini berlaku dan mengikat


semua organisasi berikut pengurus, staf dan relawannya
Commented [25]: Poin usulan tambahan...mengacu
sejak disahkan pada pedoman dan kode etik lainnya...

3. ?? Commented [FI26]: (Outlook Tomy H): Bagaimana


implementasinya dan pengukurannya?

Page 18 | 18

Anda mungkin juga menyukai