KKP
KKP
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Asuhan
Keperawatan Diare Pada Anak ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliahKeperawatan Anak II. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenaibagaimana
perkembangan dan apa yang harus dilakukan oleh perawat pada anak yang memiliki penyakit diare
ini, dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat
bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PENUTUP
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup,
makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang
sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut
(Nelson, 2010).
Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein.
Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak
mendapat asupan protein yang cukup dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami
kondisi malnutrisi energi protein (Nelson, 2010).
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status
gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial
(Nelson, 2010).
Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum,
kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan
kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi
yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat
kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-
beda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi (Nelson, 2010).
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara
berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihatbahwa berat
badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat badannya
hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal (Nelson, 2010).
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari KKP ?
2. Apa etiologi dari KKP ?
3. Apa Tanda & Gejala dari KKP ?
4. Apa patofisiologi dari KKP ?
5. Bagaimana pathway dari KKP ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari KKP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari KKP ?
8. Apa intervensi keperawatan dari KKp ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep dasar penyakit dan konsep dasar asuhan keperawatan pada
anak dengan KKP.
2. Tujuan khusus
1.4 Manfaat
1. Bagi ilmu pengetahuan
Karya tulis ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana
kondisi sebenarnya penderita KKP, dalam menghadapi kondisi baik sebelumnya,
ketika, atau sesudah gejalanya timbul. Sehingga penderita KKP serta orang-orang
sekitarnya, dapat mengetahui penanganan yang tepat bagi seorang penderita KKP.
5
2. Bagi pelayanan keperawatan
Dapat mengembangkan sistem pelayanan kesehatan untuk penderita KKP sehingga
diharapkan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita
3. Bagi masyarakat
Sebagi masukan bagi masyarakat untuk memperbaiki presepsinya tentang penyakit
KKP. Agar masyarakat juga tahu cara yang tepat untuk menangani penderita KKP.
6
BAB II
2.1 Definisi
Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu
penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi
Malnutrisi (PEM).
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 2012).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 2011).
Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat tidaknya
yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai
oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang meliputi kwasiorkor, marasmus dan
kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori protein adalah tidak adekuatnya intake protein
dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh (Suriadi dan Rita Yuliani, 2010).
Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka
kebutuhan gizi (AKG) (Arief Mansjoer, 2010).
2.2 ETIOLOGI
Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup serta
kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,
karena kelainan metabolik, atau malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi karena
tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang
diare (Nelson, 2010).
7
Secara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling
dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP
tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut beberapa faktor
penyebabnya menurut (Nelson, 2010):
1. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya makana bergizi bagi pertumbuhan anak, sehingga banyak balita tidak
mendapatkan makanan yang bergizi seimbang hanya diberi makan seadanya atau asal
kenyang. Selain itu, hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor (Nelson, 2010).
2. Kemiskinan. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini
di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyababkan
kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi
tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya (Nelson, 2010).
3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian
bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya
penyakit KKP (Nelson, 2010).
4. Infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan
malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi
malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada gilirannya akan
mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindakan pencegahan otomatis sudah
dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Misalnya, ketersediaan
pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, dan
pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi balita serta faktor infeksi dan penyakit
lain (Nelson, 2010).
5. Pola makan. Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup,
tidak semua makanan mengandung protein atau asam amino yang memadai. Bayi yang
masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari Air Susu Ibu (ASI) yang
diberikan ibunya. Namun, bayi yang tidak memperoleh ASI protein dari suber-sumber
lain (susu, telur, keju, tahu, dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. nutrisi anak berperan
8
penting terhadap terjadinya kwashiorkor terutama pada masa peralihan ASI ke makanan
pengganti ASI (Nelson, 2010).
6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan balita.
Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi asupan untuk
anak-anak mereka (Nelson, 2010).
7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi. Imunisasi yang merupakan
bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak
(Nelson, 2010).
2.3 Tanda & Gejala (Nelson, 2010).
1. KKP Ringan :
6) Aktifitas berkurang
8) Rambut kemerahan
2. KKP Berat :
1) Gangguan pertumbuhan
2) Mudah sakit
3) Kurang cerdas
9
3. Gejala dari KKP menurut (Nelson, 2010) adalah:
1) Badan kurus kering
2.4 PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jamsudah dapat terjadi kekurangan
(Nelson, 2010).
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam
amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan
menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira
kira kehilangan separuh dari tubuh (Nelson, 2010).
10
2.5 Pathway
11
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
12) Penurunan kadar berbagai enzim dalam serum seperti amilase, esterase, kolin
esterase, transaminase dan fosfatase alkali. Aktifitas enzim pankreas dan xantin
oksidase berkurang.
13) Defisiensi asam folat, protein, besi.
14) Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah, tetapi kadar enzim pembentuk
asam amino meningkat.
2. Pemeriksaan Radiologik menurut (Nelson, 2000).
Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan.
12
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2010)
Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin (Arief Mansjoer,
2010):
2) Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu
rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk
mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan :
a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air)
secara oral atau sonde / pipa nasogastrik b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut
setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam) c.
Berikan antibiotik d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam
(Arief Mansjoer, 2010).
Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius : a. Segera berikan makanan cair / formula
khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) b. Hangatkan anak dengan pakaian atau
seelimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan
gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti. c. Berikan antibiotik
d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius (Arief Mansjoer, 2010)
13
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, nama orangtua, tanggal MRS, Diagosis medis,
catatan kedatangan.
2. Keluhan utama
1. Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.
2. Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan
kurus dll.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasa lesu, pandangan mata sayu, tidak bersemangat, tidak mau makan,
4. Pola penyakit dahulu
memiliki riwayat perematur diet tidak baik dan sering sakit sakitan karena terjadi penurunan
ketahanan tubuh
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan gizi atau kurang protein.
6. Riwayat Tumbuh Kembang Anak
a. Antenatal
ibu mengalami mual muntah pada trimester I, ibu tidak pernah jatuh saat hamil, rutin
memeriksakan kehamilan ke bidan dan dokter setiap bulannya, melakukan imunisas
TT di bidan, selama hamil ibu mengkonsumsi obat atau vitamin yang diberikan oleh
dokter dan tidak mengkonsumsi jamu tradisional.
b. Natal
anak lahir secara Prematur Anak lahir pada usia 30 minggu, BBLR 2500gram,
panjang badan 49 cm,.
14
c. Post natal
ibu setelah melahirkan tidak ada masalah pada dirinya, masa nifas selama 40 hari.
Anak mengkonsumsi ASI dan diberkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan
d. Pertumbuhan
- sebelum masuk RS berat badan 9,5 kg, tinggi badan 76 cm
- setelah masuk RS berat badan 9 kg, tinggi badan 76 cm
e. Perkembangan
anak berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya
7. Riwayat Imunsasi
Umur Jenis
0 Bulan Hepatits B0
9 Bulan Campak
8. Pemeriksaan fisik
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Kaji perubahan status mental anak, apakah anak nampak cengeng atau apatis.
3. Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan kerusakan fungsi
hati, pankreas dan usus.
4. Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambut dan keelastisan kulit
dan membran mukosa.
5. Pengamatan pada output urine.
6. Penilaian keperawatan secara berkelanjutan pada proses perkembangan anak.
7. Kaji perubahan pola eliminasi. Gejala : diare, perubahan frekuensi BAB. Tanda :
lemas, konsistensi BAB cair.
15
8. Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari. Gejala : mual, muntahdan tanda
penurunan berat badan.
9. Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktivitas anak dengan mengamati tingkah laku
anak melalui rangsangan.
16
3.2 DIAGNOSA
2. Kram / Nyeri
Abdomen
BB menurun
3. Nafsu makan
menurun
Defisit nutrisi
DO :
3. otot memnelan
lemah
17
4. Membra mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum Albumin
Turun
7. Rambut Rontok
Berlebihan
8. Diare
2. pendarahan
Ganguan intergitas kulit
3. Hematoma
4. kemerahan
1. merasa bingung
Kurang pengetahuan
2. merasa khawatir
tentang kondis
dengan akibat dari
kodisi yang di
hadapi
Ansietas
3. Sulit berkonsentrasi
2. anoreksia
3. palpitasi
DO :
1. frekuensi nadi
meningkat
2. muka tampak
pucat
3. TD meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tanpak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
pada masa lalu
19
3.4 RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi
22
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupun energy.
2. Beberapa faktor penyebabnya antara lain faktor sosia, kemiskinan, laju pertumbuhan
penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian bahan pangan,
infeksi, kurangnya pelayanan kesehatan,dan pola makan.
4.2 Saran
1. Bagi penyusun, agar lebih giat lagi dalam mencari referensi-referensi dari sumber
rujukan, karena dengan semakin banyak sumber yang di dapat semakin baik makalah
yang dapat disusun.
2. Bagi Institusi, agar dapat menyediakan sumber-sumber bacaan baru, sehingga dapat
mendukung proses belajar mengajar.
3. Bagi pembaca, agar dapat memberikan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Dewi & Meira Erawati. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka
pelajar : Yogyakarta
25