Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KKP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan Anak”

Dosen Pembimbing :

Lilis Maghfuroh S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Candra Hari Subagiyo (17.02.01.2332)


2. Nurma Fathiyatul I.R.U (17.02.01.2359)
3. Siti Muidhotin K (17.02.01.2370)
4. Sri Rejeki (17.02.01.2381)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Asuhan
Keperawatan Diare Pada Anak ini.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliahKeperawatan Anak II. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenaibagaimana
perkembangan dan apa yang harus dilakukan oleh perawat pada anak yang memiliki penyakit diare
ini, dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat
bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Lamongan, 21November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ..................................................................................................... 7


2.2 Etiologi ......................................................................................................... 8
2.3 Tanda & Gejala.............................................................................................. 9
2.4 Patofisiologi ................................................................................................... 9
2.5 Pathway ........................................................................................................ 10
2.6 Pemeriksaan penunjang ................................................................................ 11
2.7 Penatalaksanaan ............................................................................................ 13

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian ..................................................................................................... 14


3.2 Analisa Data .................................................................................................. 15
3.3 Diagnosa ....................................................................................................... 17
3.4 Perencanaan .................................................................................................. 20

BAB 4 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 24


5.2 Saran ............................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup,
makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang
sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut
(Nelson, 2010).
Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein.
Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak
mendapat asupan protein yang cukup dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami
kondisi malnutrisi energi protein (Nelson, 2010).
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik
atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status
gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial
(Nelson, 2010).
Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum,
kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan
kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi
yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat
kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-
beda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi (Nelson, 2010).
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara
berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihatbahwa berat
badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat badannya
hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal (Nelson, 2010).
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari KKP ?
2. Apa etiologi dari KKP ?
3. Apa Tanda & Gejala dari KKP ?
4. Apa patofisiologi dari KKP ?
5. Bagaimana pathway dari KKP ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari KKP ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari KKP ?
8. Apa intervensi keperawatan dari KKp ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep dasar penyakit dan konsep dasar asuhan keperawatan pada
anak dengan KKP.
2. Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui definisi dari KKP.


2) Untuk mengetahui etiologi dari KKP.
3) Untuk mengetahui Tanda & Gejala dari KKP.
4) Untuk mengetahui patofisiologi dari KKP.
5) Untuk mengetahui woc/pathway dari KKP.
6) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari KKP.
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari KKP.
8) Untuk mengetahui Intervensi Keperawatan dari KKP.

1.4 Manfaat
1. Bagi ilmu pengetahuan
Karya tulis ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana
kondisi sebenarnya penderita KKP, dalam menghadapi kondisi baik sebelumnya,
ketika, atau sesudah gejalanya timbul. Sehingga penderita KKP serta orang-orang
sekitarnya, dapat mengetahui penanganan yang tepat bagi seorang penderita KKP.

5
2. Bagi pelayanan keperawatan
Dapat mengembangkan sistem pelayanan kesehatan untuk penderita KKP sehingga
diharapkan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita
3. Bagi masyarakat
Sebagi masukan bagi masyarakat untuk memperbaiki presepsinya tentang penyakit
KKP. Agar masyarakat juga tahu cara yang tepat untuk menangani penderita KKP.

6
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Definisi
Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu
penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi
Malnutrisi (PEM).
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 2012).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 2011).
Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat tidaknya
yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai
oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang meliputi kwasiorkor, marasmus dan
kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori protein adalah tidak adekuatnya intake protein
dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh (Suriadi dan Rita Yuliani, 2010).
Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka
kebutuhan gizi (AKG) (Arief Mansjoer, 2010).

2.2 ETIOLOGI

Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup serta
kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,
karena kelainan metabolik, atau malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi karena
tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang
diare (Nelson, 2010).

7
Secara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling
dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP
tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut beberapa faktor
penyebabnya menurut (Nelson, 2010):
1. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya makana bergizi bagi pertumbuhan anak, sehingga banyak balita tidak
mendapatkan makanan yang bergizi seimbang hanya diberi makan seadanya atau asal
kenyang. Selain itu, hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor (Nelson, 2010).
2. Kemiskinan. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini
di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyababkan
kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi
tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya (Nelson, 2010).
3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian
bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya
penyakit KKP (Nelson, 2010).
4. Infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan
malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi
malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada gilirannya akan
mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindakan pencegahan otomatis sudah
dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Misalnya, ketersediaan
pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, dan
pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi balita serta faktor infeksi dan penyakit
lain (Nelson, 2010).

5. Pola makan. Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup,
tidak semua makanan mengandung protein atau asam amino yang memadai. Bayi yang
masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari Air Susu Ibu (ASI) yang
diberikan ibunya. Namun, bayi yang tidak memperoleh ASI protein dari suber-sumber
lain (susu, telur, keju, tahu, dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. nutrisi anak berperan
8
penting terhadap terjadinya kwashiorkor terutama pada masa peralihan ASI ke makanan
pengganti ASI (Nelson, 2010).
6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan balita.
Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi asupan untuk
anak-anak mereka (Nelson, 2010).
7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi. Imunisasi yang merupakan
bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak
(Nelson, 2010).
2.3 Tanda & Gejala (Nelson, 2010).

1. KKP Ringan :

1) Pertumbuhan linear terganggu

2) Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun

3) Ukuran lingkar lengan atas menurun

4) Maturasi tulang terlambat

5) Anemia ringan atau pucat

6) Aktifitas berkurang

7) Kelainan kulit (kering, kusam)

8) Rambut kemerahan

2. KKP Berat :

1) Gangguan pertumbuhan

2) Mudah sakit

3) Kurang cerdas

4) Jika berkelanjutan menimbulkan kematian

9
3. Gejala dari KKP menurut (Nelson, 2010) adalah:
1) Badan kurus kering

2) Abdomen dapat kembung dan datar. BB me nurun

3) Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.

4) Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,

5) Kulit keriput (turgor kulit jelek)

6) Ubun-ubun cekung pada bayi

2.4 PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal
yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jamsudah dapat terjadi kekurangan
(Nelson, 2010).
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam
amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan
menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira
kira kehilangan separuh dari tubuh (Nelson, 2010).

10
2.5 Pathway

11
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

1. Pemeriksaan Laboratorium menurut (Nelson, 2010).

1) pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang,


umumnya berupa anemia hipokronik atau normokromik.
2) Pada uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah, trigliserida
normal, dan kolesterol normal atau merendah.
3) Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.

4) Kadar gula darah umumnya rendah.

5) Asam lemak bebas normal atau meninggi.

6) Nilai beta lipoprotein tidak menentu, dapat merendah atau meninggi.

7) Kadar hormon insulin menurun, tetapi hormon pertumbuhan dapat normal,


merendah maupun meninggi.
8) Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar 3-metil histidin
meningkat dan indeks hidroksiprolin menurun.
9) Pada biopsi hati hanya tampak perlemakan yang ringan, jarang dijumpai dengan
kasus perlemakan berat.
10) Kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat.

11) Kadar imunoglobulin A sekretori rendah.

12) Penurunan kadar berbagai enzim dalam serum seperti amilase, esterase, kolin
esterase, transaminase dan fosfatase alkali. Aktifitas enzim pankreas dan xantin
oksidase berkurang.
13) Defisiensi asam folat, protein, besi.

14) Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah, tetapi kadar enzim pembentuk
asam amino meningkat.
2. Pemeriksaan Radiologik menurut (Nelson, 2000).
Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan.

12
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2010)

1) Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin

2) Pemberian terapi cairan dan elektrolit

3) Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic

Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin (Arief Mansjoer,
2010):

1) Atasi atau cegah hipoglikemi

2) Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu
rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk
mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan :
a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air)
secara oral atau sonde / pipa nasogastrik b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut
setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam) c.
Berikan antibiotik d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam
(Arief Mansjoer, 2010).

3) Atasi atau cegah hipotermi

Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius : a. Segera berikan makanan cair / formula
khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) b. Hangatkan anak dengan pakaian atau
seelimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan
gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti. c. Berikan antibiotik
d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius (Arief Mansjoer, 2010)

4) Atasi atau cegah dehidrasi

Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan.


Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan untuk
menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus yaitu
resomal (rehydration Solution for malnutrition atau pengantinya) (Arief Mansjoer,
2010).

13
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, nama orangtua, tanggal MRS, Diagosis medis,
catatan kedatangan.
2. Keluhan utama
1. Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.
2. Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan
kurus dll.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasa lesu, pandangan mata sayu, tidak bersemangat, tidak mau makan,
4. Pola penyakit dahulu
memiliki riwayat perematur diet tidak baik dan sering sakit sakitan karena terjadi penurunan
ketahanan tubuh
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan gizi atau kurang protein.
6. Riwayat Tumbuh Kembang Anak
a. Antenatal
ibu mengalami mual muntah pada trimester I, ibu tidak pernah jatuh saat hamil, rutin
memeriksakan kehamilan ke bidan dan dokter setiap bulannya, melakukan imunisas
TT di bidan, selama hamil ibu mengkonsumsi obat atau vitamin yang diberikan oleh
dokter dan tidak mengkonsumsi jamu tradisional.
b. Natal
anak lahir secara Prematur Anak lahir pada usia 30 minggu, BBLR 2500gram,
panjang badan 49 cm,.
14
c. Post natal
ibu setelah melahirkan tidak ada masalah pada dirinya, masa nifas selama 40 hari.
Anak mengkonsumsi ASI dan diberkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan
d. Pertumbuhan
- sebelum masuk RS berat badan 9,5 kg, tinggi badan 76 cm
- setelah masuk RS berat badan 9 kg, tinggi badan 76 cm
e. Perkembangan
anak berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya
7. Riwayat Imunsasi
Umur Jenis

0 Bulan Hepatits B0

1 bulan BCG, Polio 1

2 Bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2

3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3

4 bulan DPT-HB_Hib 3, Polio 4

9 Bulan Campak

8. Pemeriksaan fisik
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Kaji perubahan status mental anak, apakah anak nampak cengeng atau apatis.
3. Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan kerusakan fungsi
hati, pankreas dan usus.
4. Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambut dan keelastisan kulit
dan membran mukosa.
5. Pengamatan pada output urine.
6. Penilaian keperawatan secara berkelanjutan pada proses perkembangan anak.
7. Kaji perubahan pola eliminasi. Gejala : diare, perubahan frekuensi BAB. Tanda :
lemas, konsistensi BAB cair.
15
8. Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari. Gejala : mual, muntahdan tanda
penurunan berat badan.
9. Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktivitas anak dengan mengamati tingkah laku
anak melalui rangsangan.

9. Fokus pengkajian pada anak KKP


pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan
kulit). Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
1. Penurunan ukuran antropometri
2. Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
3. Gambaran wajah sepe
4. Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
5. Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
6. Edema tungkai
7. Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas
jari kaki, paha dan lipat paha)

16
3.2 DIAGNOSA

1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor ekonomi


2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan nutrisi

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi

3.3 ANALISA DATA

Data fokus Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Sosisal Ekonomi Yang Defisit Nutrisi


Berkurang
Tanda dan Gejala Minor:

1. Cepat Kenyang setela


makan Nutrisi Semakin Buruk

2. Kram / Nyeri
Abdomen
BB menurun
3. Nafsu makan
menurun
Defisit nutrisi
DO :

Tanda dan Gejala Mayor:


1. Berat badan
menurun 10% di
bawah rentang ideal

Tanda dan Gejala Minor:


1. Bising usus
Hiperaktif
2. Otok menguyah
lemah

3. otot memnelan
lemah
17
4. Membra mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum Albumin
Turun
7. Rambut Rontok
Berlebihan
8. Diare

DS : - Mual mutah diaare Ganguan intergritas kulit


berkepanjangan
DO :

Tanda dan Gejala Minor:


Jaringa di bawah kulit
1. Kerusakan jaringan
menurun
atau lapisan kulit

Tanda dan Gejala Minor:


Tugor kulit menurun
1. Nyei

2. pendarahan
Ganguan intergitas kulit
3. Hematoma

4. kemerahan

DS : Kalori dan protein dalam Ansietas


tubuh berkurang
Tanda dan Gejala Mayor:

1. merasa bingung
Kurang pengetahuan
2. merasa khawatir
tentang kondis
dengan akibat dari
kodisi yang di
hadapi
Ansietas
3. Sulit berkonsentrasi

Tanda dan Gejala Minor:


18
1. Mengelu pusing

2. anoreksia

3. palpitasi

4. berasa tidak berdaya

DO :

Tanda dan Gejala Mayor:


1. tanpak gelisa
2. tanpak tegang
3. susah tidur

Tanda dan Gejala Manor:

1. frekuensi nadi
meningkat
2. muka tampak
pucat
3. TD meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tanpak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
pada masa lalu

19
3.4 RENCANA KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nutrisi (I.03119)
berhubungan asuhan keperawatan selama Observasi
dengan faktor 1 x 24 jam di harapkan - Identifikasi status nutri
ekonomi status nutrisi membaik - Monitor asupan makanan
dengan kriterial hasil: - Motitor berat badan
(L.03030) Trapiutik
1. Verbalisasi keinginan - Berikan makanan tinggi
untuk meningkatkan kalori dan tinggi protein
nutrisi membaik - Berikan suplemen makanan
2. Pengetahuan tentang Edukasi
standar asupan nutrisi - Anjurkan posisi duduk,jika
yang tepat perlu
3. Indeks massa tubuh Kolaborasi
ideal - Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan,jika perlu.
Promosi berat badan (I.03136)
Observasi
- Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsi sehari hari
- Monitor berat badan
Terapeutik
- Sediakan makanan yang
tepat sesuai kondisi pasien
- Berikan suplemen,jika
perlu
20
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan
yang brgizi tinggi,namun
tetap terjangkau
- Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang di
butuhkan
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan intergitas kulit
integritas kulit asuhan keperawatan selama (I.113530)
berhubungan 1 x 24 jam di harapkan Observasi
dengan perubahan integritas kulit dan jaringan - Identifikasi penyebab
nutrisi meningkat dengan kriterial gangguan intergitas kulit
hasil: Terapeutik
(L14125) - Bersihkan perineal dengan
1. Perfusi jaringan air hangat selama periode
meningkat diare
2. Elastisitas - Hindari produk berbahan
meningkat dasar alkohol pada kulit
3. Pigmentasi abnormal kering
meningkat Edukasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan minum air yang
cukup

Selama dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314)


Ansietas
asuhan keperawatan selama Observasi
berhubungan
1x 24 jam diharapkan - Identifikasi kemampuan
dengan kurang
tingkat ansietas menurun mengambil keputusan
nya terpapar
dengan kriteria hasil: - Monitor tanda-tanda
21
informasi (L.09093) ansietas
1. Frekuensi nafas Terapeutik
menurun - Ciptakan suasana
2. Frekuensi nadi terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
3. Anoreksia menurun kepercayaan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas
Edukasi
- Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
- Latih tehnik relaksaksi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian anti
obat ansietas
Terapi Relaksasi (I.09326)
Obsevasi
- Identifikasi tekhnik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Monitor respon terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
- Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain,jika perlu

Edukasi
22
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupun energy.

2. Beberapa faktor penyebabnya antara lain faktor sosia, kemiskinan, laju pertumbuhan
penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian bahan pangan,
infeksi, kurangnya pelayanan kesehatan,dan pola makan.

4.2 Saran

1. Bagi penyusun, agar lebih giat lagi dalam mencari referensi-referensi dari sumber
rujukan, karena dengan semakin banyak sumber yang di dapat semakin baik makalah
yang dapat disusun.
2. Bagi Institusi, agar dapat menyediakan sumber-sumber bacaan baru, sehingga dapat
mendukung proses belajar mengajar.
3. Bagi pembaca, agar dapat memberikan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Dewi & Meira Erawati. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka
pelajar : Yogyakarta

25

Anda mungkin juga menyukai