Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, pembangunan industri meningkat secara


signifikan. Salah satunya adalah industri pelumas. Potensi bisnis pelumas terus
berkembang mengikuti perkembangan industri manufaktur, kendaraan bermotor
serta industri transportasi (Zulhendrawan dkk., 2014). Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik Nasional dan Gabungan dari Industri Kendaraan bermotor,
konsumsi pelumas di Indonesia meningkat sekitar 10,1% per tahun.

Pelumas pada industri disimpan dalam tangki timbun. Tangki timbun


termasuk bejana tekan dimana didalamnya terdapat tekanan tinggi dan gas yang
dapat menimbulkan bahaya keselamatan dan kerusakan lingkungan di sekitar
lokasi serta dapat mengganggu proses produksi.

Dalam tangki timbun terdapat tangki khusus yang berisi sisa hasil produksi
yang disebut Waste Water Treatment Storage Tank, dimana didalamnya
mengandung beberapa zat kimia yang mempengaruhi usia penyimpanan tangki,
salah satunya adalah Hydrogen Sulfida (H2S). Gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang
terkandung dalam gas hasil fermentasi mengurangi umur pakai (lifetime) dari
sistem perpipaan pada instalasi yang menggunakan biogas. Gas ini juga beracun
dan sangat korosif untuk sebagian besar jenis logam yang terbuat dari besi
(Deublein & Steinhauser, 2008).

Umur pakai (lifetime) dari tangki sisa hasil produksi dalam setiap periode
akan menurun sehingga perlu dilakukan pemeriksaan (Inspeksi) dan pengujian.
Inspeksi merupakan suatu cara terbaik untuk menemukan masalah dan menilai
risikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-
benar terjadi (Tarwaka, 2014).
Program inspeksi di perusahaan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali
menggunakan inspeksi visual dan inspeksi tidak merusak atau Non Destructive
Test (NDT). Dalam mengevaluasi efektivitas pemakaian tangki diperlukan
metode untuk mengatur penjadwalan inspeksi berdasarkan waktu dan tingkat
resiko dari tangki. Metode yang bisa digunakan adalah metode RBI (Risk Based
Inspection).

Risk Based Inspection adalah suatu metode inspeksi yang acuannya


berdasarkan resiko. Penentuan resiko melibatkan Probability of failure (POF)
yang dikombinasikan dengan Consequence of failure (COF). Dengan
menggunakan metode RBI akan didapat prediksi program inspeksi yang akan
dilakukan sehingga dapat melakukan rencana tanggap darurat yang sesuai untuk
menanggulanginya. Dalam penelitian ini metode RBI yang digunakan adalah
pendekatan semi kuantitatif dengan mengacu pada API 581 3rd Edition yang akan
diaplikasikan pada Waste Water Treatment Storage Tank.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dapat diangkat adalah :
1. Bagaimana cara menganalisis tingkat resiko Waste Water Treatment Storage
Tank dengan analisis RBI menggunakan API 581.
2. Bagaimana menentukan penjadwalan inspeksi yang tepat untuk diaplikasikan
pada Waste Water Treatment Storage Tank.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yaitu
1. Menentukan tingkat resiko Waste Water Treatment Storage Tank dengan analisis
RBI menggunakan API 581.
2. menentukan penjadwalan inspeksi yang tepat untuk diaplikasikan pada Waste
Water Treatment Storage Tank.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Memberikan pemahaman dalam menganalisis suatu alat menggunakan RBI
berdasarkan API 581
2. Memberikan informasi mengenai resiko yang berpengaruh pada WWT Storage
Tank sehingga kemungkinan adanya kegagalan dapat dikurang
3. Memberikan informasi mengenai penjadwalan inspeksi yang tepat pada WWT
Storage Tank
1.5 Batasan Masalah
1. Tidak memperhitungkan biaya mitigasi
2. Fasa Fluida dalam tangki seluruhnya dianggap liquid/cair

Anda mungkin juga menyukai