Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

PERTENTANGAN SOSIAL DAN


INTERGRITAS MASYARAKAT

Disusun oleh :
Adrian Juansyah Hasan
Kelas :1IA17
NPM : 50419231

TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA PENGANTAR

,
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.,
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberi rahmat dan
memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah Ilmu Sosial
Dasar yang berjudul Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integritas Masyarakat.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari
mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD), untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Bekasi, 20 Desember 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
1.1 Pengertian Etnosentrisme 6
1.2 Pertentanga-pertentangan Sosial/Ketegangan dalam Masyrakat 6
1.3 Pengertian Integritas Masyarakat 7
BAB III 9
PENUTUP 9
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu,
diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering
diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya
gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara
mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah
terjadinya perpecahan.. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena
perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan
kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu,
misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu termasuk antara
mayoritas dan minoritas.
Prasangka (prejudice) diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi
lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut
Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif
terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau
beringkah laku. Oleh karenaitu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau
tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak
lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif
merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh
diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan
pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang
lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi
yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu
menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak
dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih
sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian dan
inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang
berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini
berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi
menunjukkanpada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan
diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka
rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu,
biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif .

B. Rumusan Masalah
1. Etnosentrisme dalam sosial ?
2. Pertentangan-pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat ?
3. Apa yang dimaksud integritas masyarakat ?

C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui arti dari Etosentrisme dalam sosial
b) Mengetahui apa saja yang dapat membuat pertentangan sosial dalam masyarakat
c) Mengertahui pengertian integritas masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Etnosentrisme

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-


norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak
luwes.

Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik
yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami
membentuk kelompok kami sendiri
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk
melakukan kegiatan bersama
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang
memuaskan bagi semua pihak
1.2 Pertentanga-pertentangan Sosial/Ketegangan dalam Masyrakat

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas
dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang
merupakan cirri-ciri dari situasi konflikyaitu:
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-
kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-
gagasan
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan
tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat
terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang
luas yaitu masyarakat.

Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan
norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat
mereka.
pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan
norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan
berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan
oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam
suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
1.3 Pengertian Integritas Masyarakat

Apa yang dimaksud dengan integritas? Secara umum, arti integritas adalah
kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri seseorang yang dilakukan secara
konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh.

Pengertian integritas adalah suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara


konsisten dan utuh, baik dalam perkataan maupun perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai
dan kode etik. Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki kepribadian dan
karakter berikut;

● Jujur dan dapat dipercaya


● Memiliki komitmen
● Bertanggung jawab
● Menepati ucapannya
● Setia
● Menghargai waktu
● Memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup
Kata “integritas” berasal dari Bahasa Latin, yaitu “integer” yang mengandung arti;

● Keteguhan sikap dalam mempertahankan prinsip yang menjadi landasan hidup


dan melekat pada diri seseorang sebagai nilai-nilai moral.
● Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa integritas adalah jati diri
seseorang dan merupakan lawan langsung dari kemunafikan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma


kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai
tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme
merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain
dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang
biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi
konflikyaitu:
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

integritas adalah kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri seseorang yang dilakukan
secara konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-integritas-adalah.html
https://lbppliacirebon.co.id/2019/10/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai