Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

Kebutuhan Istirahat dan Tidur

NAMA : Sukmana Fristiananda


NIM : 18020111

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBITUHAN DASAR MANUSIA ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.1 Pengertian
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh atau
untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki sel
tubuh yang rusak, membuat danm engembalikan fungsi jaringan .Idealnya istirahat dapat
digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari
suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan
secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Tidur
adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badaniah yang berbeda (Carpenito, 2008).
Kebutuhan tidur menurut usia :

Umur Kebutuhan tidur


0-1 bulan 14-18 jam/hari
1-18 bulan 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari
3-6 tahun 11 jam/hari
6-1 2 Tahun 10 jam/hari
12-1 8 tahun 8,5 jam/hari
18-40 tahun 7-8 jam/hari
40-60 tahun 7 jam/hari
60 tahun ke atas 6 jam/hari
(A.Aziz Azimul, 2009)

Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah latihan dan tingkat
kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan lingkungan, status kesehatan, dan Psikis
seseorang.

1.2 Etiologi
menurut Burton, (1990)
1. Lesi Vestibular
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Meniere
d. Obat
2. Lesi Saraf Vestibularis
a. Neuroma akustik
b. Obat
c. Neuronitis
d. Vestibular
3. Lesi Batang Otak
a. Infark (perdarahan pons)
b. Migrain arteri basilaris
c. Tumor
4. Penyakit Sistem Vestibuler
5. Penyakit SSP
6. Kelainan Endokrin
7. Kelainan Psikiatrik
8. Kelainan Mata

1.3 Manifestasi Klinis


Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan menimbulkan gejala
seperti adanya perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, daya tahan tubuh
menurun serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi,
kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :

a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif


b. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistema pengaktivasi retikularis
d. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
f. Mata cepat tertutup dan terbuka

1.4 Patofisiologi
Fisiologi tidur merupakan pengaturan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme
serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan
bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis. Sistem
tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat, termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam reticular activating
sistem (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat
memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur,
terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak
tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan saat bangun bergantung pada
keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbic. Dengan demikian,
sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR. .
(Johnson,2000 dalam Andjani, 2016)
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, yaitu:
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi.
b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal matabolsme rate menurun 10-30%

1.5 Pathway WOC

1.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di rumah sakit.
Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh bahan pemeriksaan,
persiapan klien, alat dan bahan yang digunakan serta pemeriksaannya sendiri.
1.7 Diagnosa Banding
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme, kerusakan eliminasi, imobilisasi, nyeri pada kaki, lingkungan yang
mengganggu.
b. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur.
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia
1.8 Komplikasi
a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable,
kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi
pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup
lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin disebabkan karena
penyakit yang menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup atau
karena high arousal state yang terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas
atau mengurangi kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu
lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

1.9 Penatalaksanaan
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
a. Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-
obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara
lain
1) Terapi relaksasi. Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
2) Terapi tidur yang bersih. Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan
suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
3) Terapi pengaturan tidur. Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita
mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin
menjalankan waktu-waktu tidurnya.
4) Terapi psikologi/psikiatri. Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau
stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga
ahli atau dokter psikiatri.
5) Mengubah gaya hidup Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur,
menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu
untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
b. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :
1) Golongan obat hipnotik
2) Golongan obat antidepresan
3) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
4) Golongan obat antihistamin. Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur
tertentu selain yang telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat
dapat dibantu dengan pemakaian masker oksigen ( Continuous positive airway
pressure ) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas
pernapasan. Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya
untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.

1.10 Konsep Keperawatan


1.10.1 Pengkajian
Tanggal Masuk : Jam : No. CM : Tanggal Pengkajian : Jam : Diagnosa Medis :
BIODATA
a. Identitas klien
Berisi biodata pasien dan penanggung jawab.
b. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah
rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah,
muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan
merah segar hari belum bab, urine keruh kemerahan, parese pada ekstermitas
kanan ataupun fraktur. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung
lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa
nyeri klien digunakan: a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang
menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri. b) Quality of Pain: seperti apa
rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar,
berdenyut, atau menusuk. c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa
reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya. e) Time: berapa lama nyeri
berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
2) Riwayat penyakit sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari nyeri/fraktur, yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain. Ø
Waktu terjadinya sakit Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau
frekuensi nyeri yang dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
Ø Proses terjadinya sakit Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya
sakit, kapan. Ø Upaya yang telah dilakukan selama sakit Ø Hasil pemeriksaan
sementara / sekarang.
3) Riwayat penyakit dahulu. Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang
mengalami hipertensi apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit
seperti saat ini. d. Riwayat kesehatan keluarga. Perlu dikaji penyakit riwayat
keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang atau tidak. Penyakit
tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti
diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan
kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna
D) e. Riwayat kesehatan lingkungan klien.
4) Genogram Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota
keluarga dari atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi
sebelum pasien. Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan
tinggal serumah, yang sudah meninggal dunia serta pasien yang sakit.
5) POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON) a. Persepsi Terhadap Kesehatan
– Manajemen Kesehatan 1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
meliputi sebelum sakit dan selam sakit 2) Perilaku untuk mengatasi masalah
kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam sakit 3) Faktor-faktor resiko
sehubungan dengan kesehatan b. Pola Aktivitas Dan Latihan Menggunakan
tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di
tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan keterangan
skala dari 0 – 4 yaitu : 0 : Mandiri 1 : Di bantu sebagian 2 : Di bantu orang
lain 3 : Di bantu orang dan peralatan 4 : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4 Makan √ Mandi √ Berpakaian √ Eliminasi √ Mobilisasi
ditempat tidur √ Berpindah √ Ambulansi √ Naik tangga √ c. Pola Istirahat
Tidur Ditanyakan : 1) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur 2)
Sonambolisme 3) Kualitas dan kuantitas jam tidur d. Pola Nutrisi - Metabolic
Ditanyakan : 1) Berapa kali makan sehari 2) Makanan kesukaan 3) Berat
badan sebelum dan sesudah sakit 4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari e.
Pola Eliminasi 1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari 2) Nyeri 3)
Kuantitas f. Pola Kognitif Perceptual Adakah gangguan penglihatan,
pendengaran (Panca Indra) g. Pola Konsep Diri 1) Gambaran diri 2) Identitas
diri 3) Peran diri 4) Ideal diri 5) Harga diri h. Pola Koping Cara pemecahan
dan penyelesaian masalah i. Pola Seksual – Reproduksi Ditanyakan : adakah
gangguan pada alat kelaminya. j. Pola Peran Hubungan 1) Hubungan dengan
anggota keluarga 2) Dukungan keluarga 3) Hubungan dengan tetangga dan
masyarakat. k. Pola Nilai Dan Kepercayaan 1) Persepsi keyakinan 2)
Tindakan berdasarkan keyakinan
6) PEMERIKSAAN FISIK a. Status kesehatan umum Keadaan penyakit berat,
keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis mengarah apatis,
Tekanan darah mmHg, suhu tubuh …O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi
..x/menit (regular), GCS : E=.. M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ),
hasil pengukuran lainnya, seperti LL dll. b. Sistem integument Tidak tampak
ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut hitam dan berminyak ,
tidak botak, perubahan warna kulit; muka tampak pucat. c. Kepala Normo
cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada. d. Muka
Asimetris, odema y, otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis tidak ada
e. Mata Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil
isokor, sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak
dapat dievalusai, mata tampak cowong. f. Telinga Secret, serumen, benda
asing, membran timpani dalam batas normal g. Hidung Deformitas, mukosa,
secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada. h. Mulut
dan faring Bau mulut y, stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah
merah mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT i. Leher Simetris,
kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada benjolan limphe
nodul. j. Thoraks Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi
intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal
fremitus tidak teridentifikasi. k. Jantung Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri
dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla
kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal,
gallop(-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik . l. Abdomen Bising usus;
hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak
ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-). m. Inguinal-
Genitalia-Anus Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan
pembuluh limfe tidak ada., tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III n.
Ekstrimitas Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari
-/-, atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat. o. Tulang
belakang Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis. PEMERIKSAAN
PENUNJANG Darah Lengkap(18–11–2007) Hb : 9.3 (13-16) Hematokrit :
28,2 (40-48) Eritrosit : 3.15 (4.50-5.50) MCV :89.5 (82 – 92) MCH : 29.5 (27
– 31) MCHC : 33.0 (32 – 36) Leukosit :10.400 (5–10x 103 ) Trombosit :
208.000 (15-40x104) Darah Lengkap (19-11-2007,jam 09) LED : 20.0 (0.0-
10.0) Hb : 8.0 (13-16) Hematokrit : 23,3 (40-48) Eritrosit : 2.58 (4.50-5.50)
MCV :90.3 (82 – 92) MCH : 31.0 (27 – 31) MCHC : 34.3 (32 – 36) Leukosit :
9.200 (5–10x 103 ) Trombosit :206.000 (15-40x104) Hitung Jenis Basofil : 0.0
(0.0-1.0) Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0) Neutrofil : 88 (52-76) Limfosit : 9.1 (20.0-
40.0) Monosit :3.3 (2.0-8.0) PT : 13.2 (11.0-14.0) PT control : 12.3 APTT :
27.0 (27.3-37.6) APTT control : 31.7 Kadar fibrinogen : 268.3 (200.0-400.0)
D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00-300.00) Kimia Darah Billirubin : Negative
Urobilinogen : 3.2 (3.2) Nitrit : Negative Esterase leukosit : Trace SGOT/AST
: 16 (10-35) SGPT/ALT : 15 ( 10-36) Albumin : 3.50 (3.40-4.80) Kolesterol
total: 140 (120-200) Trigliserida : 139 (50-150) Kolesterol HDL: 34 (40-55)
Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-130.00) Natrium darah : 138 (135-147) Kalium
darah : 5.04 (3.50-5.50) Klorida darah : 113.0 (100.0-106.0) Ureum darah :
119 (10-50) Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5) Glukosa darah : 132 (70-110)
Glukosa 2 jam PP : 149 (70-140) Urinalisa - Warna : kuning - Kejernihan :
jernih Sedimen: - sel epitel : + - Leukosit : 5- 6 - eritrosit : 0-1 - Silinder : +,
koral 0-1 - Kristal : - - Bakteri : - - BJ : 1.015 - PH : 5.5 - Protein : 2+ -
Keton : Trace - Glukosa : Negative Analisa Gas Darah - PH : 7.369 - PCO2 :
23,0 - PO2 : 133 - HCO3 : 12,9 - tCO2 ; 17.6 - ABE ; - 10,9 - SBE ; - 11,4 -
SBC ; 15,8 - tHB ; 9,0 g/dl - O2 Sat : 98.1% - Na/K/Cl : 139/4,6/99 - Hasil CT
Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih p:
5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc - Hasil Foto rongen; gambaran
infiltrate minimal, CTR >50% - Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-
V6 poor r, saran konsul kardiologi konsul gastro dan ginjal, echokardiograf,
tranfusi PRC.. - Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama
terapi dilanjutkan dan rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10
gr/dl TERAPI Obat-obatan (17–11–2007) Nama obat Dosis Pemakaian Efek
Samping (evaluasi perawat ) Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi Captopril 3 x 12,5
mg Oral Hipotensi Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Obat-obatan (20–11–2007) Nama obat Dosis Pemakaian Efek Samping
(evaluasi perawat ) Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral yang
tidak adequat IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi Captopril 3 x 12,5 mg
Oral Hipotensi Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya
fungsi hati Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara sistemik Vit
K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara sistemik Cefriaxon 2 x 1 gr
injeksi Alergi sistemik HCT 1 x 25 mg oral Output cairan berlebih/tidak
terkontrol laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup) a. Data hasil pemeriksaan yang
mungkin ditemukan : Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian,
Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua area ini biasa dikaji selama pemeriksaan
fisik lengkap. 1) Mobilisasi Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang
gerak , gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh. a)
Rentang gerak Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang
mungkin dilakukan sendi pada salah satu potongan tubuh : Sagital, Frontal,
Transversal. Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke
sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan sagital
adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang membagi tubuh
kanan dan kiri Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah b) Gaya Berjalan Digunakan
menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan
dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit
mengangkat tungkai yang sama c) Latihan dan Toleransi aktivitas Latihan
adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh meningkatkan kesehatan
dan menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan
jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian
toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional dan tingkat
perkembangan. d) Kesejajaran tubuh Pengkajian kesejajaran tubuh dapat
dilakukan pada pasien yang berdiri tegak, duduk atau berbaring. Langkah
pertama dalam mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien dalam
posisi istirahat sehingga tidak kaku. Ø Berdiri Kepala tegak Bahu dan panggul
sejajar pada arah posterior Tulang belakang lurus pada arah posterior Dari
arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S terbalik
Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal
pada arah posterior cembung Tulang belakang lumbal pada arah anterior
adalah cembung. Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman
dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung. Lengan klien nyaman
disamping Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di depan
Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh, garis gravitasi
mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
Ø Duduk Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar Berat badan rata
pada bokong dan paha Paha sejajar pada potongan horizontal Kedua kaki
ditopang ke lantai Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan
ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior Lengan bawah klien
ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas meja depan kursi Ø
Berbaring Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan
persepsi normal terhadap tekanan Pengkajian dengan posisi berbaring
membutuhkan posisi lateral pada klien dengan satu bantal dan tanpa
penopang. 2) Imobilisasi Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala
sampai ujung kaki, selain itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek
psikososial dan perkembangan klien. a) Faktor Fisiologis b) Sistem Metabolik
Evaluasi atrofi otot Evaluasi status cairan Elektrolit atau kadar serum protein
Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient Mengkaji asupan
makanan Pola eliminasi Ada tidaknya dehidrasi atau edema Ada tidaknya
anoreksia c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji Inspeksi pergerakan dada
( dinding dada ) selama siklus inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area
atelektasis maka gerakan dada asimetris Auskultasi area paru-paru untuk
mengidentifikasi gangguan suara napas, crakles atau mengi d) Sistem
kardiovaskuler Kaji TD Kaji nadi apeks atau nadi perifer Abservasi tanda-
tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk ) e) Sistem
Muskuloskeletal Kaji penurunan tonus otot Kaji kehilangan masa otot dan
kontraktur Kaji rentang gerak f) Sistem integument Mengkaji tanda-tanda
kerusakan Kaji kebersihan kulit g) Sistem Eliminasi Kaji asupan jumlah dan
jenis cairan melalui oral atau parenteral Kaji adanya dehidrasi Kaji ada
tidaknya konstipasi b. Pengkajian Pada Lansia Faktor Psikososial Perubahan
status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga
kesehatan. Observasi perubahan tingkah laku Menentukan penyebab
perubahan tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi terapi
keperawatan Observasi pola tidur klien Observasi perubahan mekanisme
koping klien Observasi dasar perilaku klien sehari-hari B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN Adapun diagnosa yang mungkin muncul yaitu : 1.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan mobilisasi 2. Resiko
cedera berhubungan dengan ketidaktepatan posisi 3. Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan tirah baring 4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan ketidaktepatan posisi tubuh 5. Gangguan pola tidur
berhubungan dengan ketidaknyamanan C. PERENCANAAN / INTERVENSI
NoDP Tujuan Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitasnya dengan
normal ditandai : Activity Tolerance ; Ø (000501) Pemenuhan keb O2
mencukupi dalam memenuhi aktv dalam batas normal Ø (000502) Rata-rata
TD dalam batas normal Ø (000503) Rata-rata pernapasan dalam batas normal
Ø (000507) Warna kulit normal Ø (000513) Laporan dalam pencapaian
kebutuhan sehari-hari Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering
menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak
pernah menunjukkan. Activity Therapy ( 4310 ): Monitor emosi, fisik, social
pasien dalam pemenuhan program aktivitas : Ø Anjurkan ps untuk
meningkatkan batasan aktv yang dicapainya Ø Fokuskan pada aktv yang bias
dilakukan pasien Ø Anjurkan klg untuk membantu memenuhi kebutuhan
pasien Ø Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan pemenuhan aktivitas
Dengan mencatat segala keb program aktv ps maka dapat diketahui sejauh
mana tingkat pemenuhan keb Semakin meningkat aktv yang dicapai maka
semakin cepat ps mandiri dalam pemenuhan keb Jika ps tidak mampu
melakukan aktv terlalu banyak jangan dipaksa Ps akan terbantu dalam
pemenuhan keb selama belum bias mndiri Dengan adanya kolaborasi akan
lebih efektif dan efisien dalam memenuhi keb. 2 Setelah dilakukan tindakan
kep selama….x24 jam diharapkan resiko cedera dapat dihindari ditandai
dengan : Risk Control : Ø (190202) Monitor lingkungan yang dapat menjadi
penebab resiko cedera Ø (190205) Dapat mengatur control resiko yang
diperlukan Ø (190208) Merubah gaya hidup untuk mengurangi resiko cedera
Ø (190211) dapat mengidentifikasi resiko cedera Ø (190214) Menerima
dukungan orang lain untuk mengontrol resiko cedera. Keterangan : 1 : Tdk
prnh menyebutkan. 2 : Jarang menyebutkan. 3 : Kadang menyebutkan. 4 :
Sering menyebutkan. 5 : Selalu menyebutkan. Enviromental Management
Safety (6480) : Ø Identifikasi keamanan yang diperlukan ps Ø Identifikasi
agen-agen penyebab cedera di sekitar Ps Ø Gunakan alat-alat pelindung Ø
Ajarkan tentang agen resiko tinggi yang dapat menyebabkan cedera Ø
Kolaborasikan dengan tim medis lain dalam menciptakan lingkungan yang
aman Dengan lingkungan yang aman Ps terhindar dari cedera Untuk
mengamankan Ps dari resiko cedera yang bias disebabkan oleh agen-agen
cedera tsb Menciptakan / menyiapkan alat pelindung akan bermanfaat untuk
keamanan Ps Dengan adanya pengetahuan tsb Ps akan dapat menciptakan
lingkungan aman sec mandiri Hal ini akan sangat membantu agar kondisis Ps
lebih terjaga 3 Setelah dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan
pasien mampu dalam mobolisasi secara mandiri ditandai dengan : Mobility
Level : Ø (020801) Keseimbangan dalam aktv Ø (020803) Rentang otot
normal skala 5 Ø (020806) Berjalan mandiri Ø (020804) rentang sendi
normal. Keterangan : 1 : Tidak memerlukan bantuan. 2 : Membutuhkan
bantuan orang lain dan alat 3 : Membutuhkan bantuan oarang lain. 4 :
Membutuhkan bantuan alat. 5 : Mandiri penuh. Bed Rest Care (0740) : Ø
Jelaskan alasan Bedrest Ø Monitor kondisi kulit Ø Monitor konstipasi Ø Jaga
agar linen tetap bersih Ø Ajarkan latihan ditempat tidur Menjelaskan semua
tindakan kep kepada ps penting untuk proses kep Bed rest lama tanpa
perubahan posisi akan bias melukai kulit Bed rest lama akan menyebabkan
perubahan peristaltic Memberikan kenyamanan pada Ps Untuk mengurangi
kekakuan sendi dan otot 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama..x24 jam diharapkan Ps tidak mengalami gangguan pernapasan
ditandai dengan : Airway Patency : Ø (041001) tidak ada demam Ø (041004)
pernapasan dalam batas normal Ø (041006) tidak ada sputum dalam jalan
napas Ø (041007)tidak ada suara tambahan dalam pernapasan Keterangan : 1 :
Selalu menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 :
Jarang menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan. Airway Management
(3140) : Ø Buka jalan napas Ø Posisikan ps untuk mendapat ventilasi
pernapasan max Ø Ajarkan tekhnik terapi dada Ø Gunakan ET atau Ø
nasotrakeal sesuai keb Ø Anjurkan Ps untuk Ø menggunakan inhaler Ø
Gunakan terapi O2 sesuai keb Menghindari ketidakakuatan O2 pada klien
Dengan ventilasi pernapasan lancer maka O2 akan terpenuhi Dengan tekhnik
terapi dada akam membantu mrlancarkan keluarnya sputum Alat ini dapat
membantu jalan napas lebih efektif Akan melegakan pernapasan sebagai
terapi Memenuhi keb O2 yang lebih adekuat 5 Setelah dilakukan tindakan kep
selama…x24 jam diharapkan pasien dapat mencukupi keb pola tidur yang
seimbang ditandai dengan : Sleep : Ø (000401) pola tidur terpenuhi 8 jam /
hari Ø (000404) mencapai kualitas tidur yang baik Ø (000408) merasa lebih
baik setelah tidur Ø (000407) rutinitas tidur terpenuhi Ø (000414) Vital sign
dalam batasan normal. Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering
menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak
pernah menunjukkan Sleep Enchancement (1850) : Ø Kaji pola tidur &
istirahat Ps Ø Ajarkan pentingnya istirahat yang adekuat bagi kesehatan Ø
Anjurkan untuk menambah jumlah waktu istirahat & tidur Ø Kolaborasikan
dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi istirahat
pasien Dengan mendata pola istirahat & tidur dapat diketahui bagaimana keb
istirahat terpenuhi Dengan demikian Ps akan lebih banyak istirah & tidak
melakukan aktv berlebih Kebutuhan istirahat tidur akan terpenuhi secara
adekuat Lingkungan yang nyaman & tenang akan menstimulasi otak untuk
istirahat DAFTAR PUSTAKA Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta : Salemba Medika A.
Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : EGC Nanda NOC-NIC

1.10.2 diagnosa keperawatan

a. Gangguan pola tidur


disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur
(misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan
nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan tidur REM,
ketakutan
b. Perubaban proses berpikir
Perubahan proses berpikir ini disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur.
c. Gangguan harga diri
Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.
d. Risiko cedera
Resiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien melakukan
aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari
tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
1.10.3 Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Gangguan pola tidur b/d perubahan Tujuan: a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dengan:
siklus, ketidakmampuan mengatasi Setelah dilakukan 1. Pintu kamar klien ditutup.
stres yang berlebihan tindakan 2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan.
1. Data subjektif keperawatan selama 3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain
a. klien mengatakan mengalami 2X24 jam, klien b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan
gangguan tidur insomnia dapat mendengarkan musik, membaca, dan berdoa. Pada klien anak anak,
b. klien mengatakan tidurnya sering mempertahankan dapat dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang boneka atau
terbangun dan susah untuk tidur pola tidur dalam benda yang disukainya.
kembali batas rentang normal c. Diet
c. klien mengatakan saat terbangun ±6 jam 1. Aniurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi
kepalanya pusing dan sat pertama protein, seperti susu dan keju.
kali tidur kepala seperti berputar- Kriteria hasil: 2. Hindari banyak minum sebelum tidur.
putar Klien menunjukkan d. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
d. klien mengatakan mengalami pola tidur dalam e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenangkan sebelum tidur.
masalah tidur sejak 2 bulan yang batas rentang normal Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun
lalu ±6 jam stres sebelum tidur.
e. klien mengatakan kesulitan tertidur f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:
setiap hari 1. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur
f. klien mengatakan butuh waktu 2-4 2. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur
jam untuk tertidur namun 1-3 3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah
kemudian terbangun dn susah untuk 4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesik menit sebelum tidur
tidur kembali g. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur
g. klien mengatakan sebelum tidur h. Berdoa sesuai dengan agamanya.
biasanya melihat TV sebentar
h. klien mengatakan saat beraktivitas
merasa kelelahan dan keletihan
2. Data objektif
a. Klien terlihat kelelahan
b. Terlihat lingkar hitam disekitar mata
c. Wajah terlihat kusam
d. Terlihat gelisah
e. Tidur selalu terbangun
f. Tidur tidak pernah tenang
Daftar Pustaka

Carpenito, L.J. (2008). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran : EGC

Alimul H. A. Aziz(2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik

Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3
. Jakarta: Salemba Medika NANDA International. 2012.

Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC Morhead,


Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. 2006.

Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby


Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2004. Nursing Interventions
Classification (NIC), Fourth Edition. Missouri: Mosby

Anda mungkin juga menyukai