MINI PROJECT
Disusun Oleh:
dr. Egy Bagus Prasetya
Dokter Pendamping:
dr. Raudotur Rofiq
LAPORAN MINIPROJECT
Disusun Oleh :
dr. Egy Bagus Prasetya
Oleh :
Di Indonesia pada tahun yang sama, hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT)
menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga
setelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompok
usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan setiap tahun
menjadi 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000. secara kasar
diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis
dengan BTA positif (DEPKES RI, 2007). Sedangkan jumlah kasus baru yang tercatat
terdapat temuan kasus TB BTA+ di wilayah puskesmas sooko pada tahun 2017 sebesar 29
kasus dengan angka keberhasilan pengobatan sebesar 91,07% (Dinkes Kab Mojokerto,
2017).
Untuk mencegah terjadinya konsekuensi tersebut, yang dapat dilakukan adalah
dengan mencegah TB itu sendiri atau dengan menatalaksana secepatnya. Dalam SKDI
(Standar Kompetensi Dokter Indonesia), TB tanpa komplikasi memiliki level kompetensi
4A, maka seorang dokter umum harus dapat mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan
TB tanpa komplikasi secara mandiri dan tuntas (Sigit, 2014).
Makalah ini dibuat untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien TB terkait
penyakitnya, sehingga dapat membantu tenaga medis untuk mengantisipasi dan
mengurangi penyebaran penyakit dan mampu memperoleh hasil pengobatan yang efektif
dan efisien.
Meminta ketersediaan
responden untuk menjadi subjek
penelitian
3.4 Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan adalah berupa kunjungan ke rumah pasien.
Kegiatan kunjungan dilaksanakan selama 2 kali kunjungan. Kunjungan yang
pertama dilakukan adalah perkenalan, melakukan pretest, wawancara terkait
riwayat penyakit pasien dan intervensi berupa edukasi lebih dalam tentang penyakit
TB. Pada pasien ini keluhan awal pasien adalah sesak dan batuk lebih dari 2 minggu
tanpa disertai darah dan batuk terutama malam hari serta berkeringat dingin juga
menggigil. Pasien sudah berobat ke Klinik 2x tetapi belum sembuh dankemudian
ke dokter spesialis Paru sekali belum sembuh dan kemudian di test dahak baru
mengetahui bahwa pasien terkena TB. Kemungkinan besar pasien terkena TB d
kostnya karena terletak di lingkungan padat penduduk dan kurangnya ventilasi
udara di kamarnya di daerah Lidah Wetan, Surabaya.
Pada kunjungan ke-2, dilakukan pengisian kuesioner post test, dokumentasi,
dan evaluasi hasil intervensi pada kunjungan pertama.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi dan pada saat
setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1. Hasil Pretest Responden Menurut Pengetahuan tentang Penyakit Tuberkulosis
Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner, diketahui jawaban pretest responden
memperoleh skor jawaban benar 80% pada kuisioner 1 dan 70% pada kuisioner 2. Maka
dari itu tingkat pengetahuan responden ini masuk dalam kategori cukup. Responden ini
sudah sedikit memahami kondisi lingkungan yang baik untuk mencegah penyebaran
infeksi TB, kurang memahami apa itu TB, dan juga kurang memahami langkah pengobatan
yang harus dijalani hingga TB yang diderita dinyatakan tuntas.
4.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan
penyakit tuberkulosis pada responden di Perumahan Japan Raya Kec. Mojokerto, dapat
disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan seputar TB yang cukup yaitu
80% jawaban benar pada pertemuan pertama. Dan ketika dilakukan intervensi yang berupa
penyuluhan tentang Tuberculosis, responden memiliki perbaikan tingkat pengetahuan
menjadi 86.67% jawaban benar pada kuesioner, serta perubahan pola hidup yang lebih baik
selama menjalani regimen pengobatan. Dapat disimpulkan juga TB pada pasien ini
ditularkan melalui tempat tinggal kost pasien yang padat penduduk serta tidak ada ventilasi
kemudian diperburuk oleh imunitas dari pasien yang rentan sakit dan pola makan pasien
yang tidak teratur serta susah ditambah kurangnya excersise.
4.3 Saran
1. Kepada pihak pelayanan kesehatan agar senantiasa meningkatkan penyuluhan
kepada masyarakat, sehingga pengetahuan mereka dapat terus meningkat, karena
dengan meningkatnya pengetahuan akan berpengaruh kepada kesadaran
masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan penyakit tuberkulosis.
2. Kepada masyarakat agar dapat menerapkan apa yang telah mereka diketahui dan
pahami tentang upaya pencegahan penyakit tuberkulosis.
3. Kepada peneliti selanjutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih besar
dan metode penelitian yang berkelanjutan.
4. Melakukan pemeriksaan dahak khususnya pada keluarga penderita TB yang tinggal
serumah.
5. Memberikan dorongan atau motivasi kepada masyarakat untuk melakukan pengobatan
secara teratur bagi penderita TB.
6. Diharapkan adanya kelonggaran dari dokter maupun pemegang program untuk
memeriksakan pasien yang dicurigai terinfeksi TB sehingga bisa menaikkan angka
CDR (Case detection rate).
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2. Jakarta: Depkes RI;
2007
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. 2017. Profil Kesehatan kabupaten mojokerto
tahun 2017.
Kemenkes RI, 2011. Stop TB Terobosan Menuju Akses Universal Statregi Nasional
Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia 2011-2014.
WHO,2007 . 2014 Pedoman Pengendalian Tuberkulosis :01-03
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, etc, eds. Pedoman
pelayanan medis paru. Ed 1. Jakarta: Badan penerbit Ganesha; 2010
Retno Asti Werdhani, 2011. Patofisiologi, Diagnosis, Klasifikasi Tuberculosis.
Departemen Ilmu Kedokteran Okupasi, Komunitas dan Keluarga.
LAMPIRAN :
1. DOKUMENTASI PENYULUHAN
2. KUESIONER
3. LEAFLET
Lampiran 1
DOKUMENTASI PENYULUHAN
Lampiran 2
KUISIONER 1
TINGKAT PENGETAHUAN TUBERKULOSIS (TBC)
A. Karakteristik Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
B. Pengetahuan
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda chek list (√) pada kotak.Benar
atau Salah sesuai dengan jawaban anda.
No Pertanyaan B S
1. Jika saya mengeluh batuk lama + 1 minggu, saya akan memeriksakan diri
ke puskesmas
2. Jika saya mengenal orang dengan penyakit TB Paru maka saya akan
menjauhi orang tersebut
3. Apabila batuk atau bersin, penderita TB Paru harus menutup mulutnya
untuk mencegah penyebaran kuman TB Paru.
4. Membuka jendela dan masuknya sinar matahari dalam rumah merupakan
hal yang penting dalam pencegahan penyakit TB Paru
5. Orang yang menderita TB Paru harus meminum sebanyak 2 obat selama 6
bulan
6. Penyakit TB dapat ditularkan melalui ASI, oleh sebab itu ibu yang
menyusui harus mengganti ASI dengan susu formula.
7. Penyakit TB merupakan penyakit yang diturunkan dari orang tua, namun
terdapat vaksin untuk mencegahnya.
8. Membuka jendela atau ventilasi setiap hari untuk pertukaran udara.
9. Mengusahakan agar sinar rmatahari dapat masuk ke dalam rumah (melalui
genteng kaca, lubang angin, dll.)
10. Lantai dan tembok rumah di semen atau di keramik.
11. Salah satu penyebab TB adalah polusi udara dalam rumah, seperti asap
dapur dan asap rokok.
12. Keluhan batuk + 1 minggu segera diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
13. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah hunian dalam satu kamar tidak boleh
lebih dari 3 orang jika mengalami keluhan batuk.
14. Penyebaran TB dapat melalui hubungan seksual.
15. Gejala TB selain batuk adalah berkeringat di malam hari, penurunan
berat badan + 5kg dalam 3 bulan, sesak, dan batuk mengeluarkan
darah
Keterangan:
B = Benar S = Salah
Kuisioner 2
1. Menurut Anda, apakah pengertian dari penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)?
a. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis.
b. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan karena berganti ganti
pasangan.
c. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan karena keturunan.
2. Menurut Anda, kuman TB Paru itu dapat menyerang bagian tubuh mana?
a. Paru-paru
b. Lambung
c. Jantung
4. Dari gejala dibawah ini, mana yang bukan termasuk gejala penyakit TB Paru?
a. Batuk lebih dari 2 minggu
b. Keringat malam dan demam
c. Sering kencing pada malam hari
12. Salah satu pencegahan dari penyakit TB Paru adalah meningkatkan daya tahan
tubuh dengan makan makanan yang bergizi. Menurut Anda, seperti apa makanan
yang bergizi itu?
a. Makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein
b. Makanan yang tidak berminyak
c. Minum air hangat
14. Apakah orang yang tinggal serumah dengan penderita TB Paru bisa tertular?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah penderita yang terkena TB dapat menularkan TB melalui alat makan yang
digunakan sehari-hari yang tidak dicuci bersih ?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah penderitat TB Paru yang sudah selesai pengobatan dan dinyatakan sembuh
dapat terkena TB lagi di kemudian hari?
a. Ya
b. Tidak
19
18. Pada Ibu yang menyusui apakah dapat menularkan TB pada ASInya ?
a. Ya
b. Tidak
19. Jika menemukan gejala seperti kencing berwarna merah, keringat berwarna merah,
dan gangguan penglihatan saat mengonsumsi obat TB apakah yang anda lakukan?
a. Berhenti terapi
b. Melanjutkan terapi dengan berkonsultasi
c. Mengganti dengan obat yang lain
20
Lampiran 3
Leaflet
21