Anda di halaman 1dari 152

174 | Infeksi Stafilokokus 917

Hughes WT, Annstrong D, Bodey GP, et al: Guidelines for the use of antimr-
PENYAKIT KRONIS
crobial agents in neutropenic patients with uneiplained fever. J Infect Dis
161:381, 1990. Kontny V, Hofling B, Gutjahr P, et al: CSF shunt infections
Banyak penyakit kronis dan lingkungan yang melemahkan in children. Infection 2l:89. 1993.
membuat penderita sangat berisiko untuk infeksi' Karena pe- Langley JM, LeBlanc JC, Drake J, Milner R: ETficacy of antinricrobial pro-
nyakit ini, seperti penyakit sel sabit, kistik fibrosis, diabetes phylaxis in placement of cerebrospinal fluid shunts: meta-analysis. Clin ln-
fect Dis 17:98, i993.
mellitus, malnutrisi, sindrom nefrotik, uremia, sirosis, dan Lohr JA, Donowitz LG, Salder JE: Hospital-acquired urinary tract inl'ection
AIDS, dibahas di mana-mana dalam buku ini, tidak ada re- Pediatrics 83:193, 1989.
ferensi lebih lanjut mengenai penyakit-penyakit ini yang akan Morissette I, Gourdeau M, Francoeur J: CSF shunt infectidns: a fifteen year
dibuat disini. experience with emphasis on management and outcome. Can J Neurol Sci
20:l 18, 1993.
Patrick CC: Infections in Immunocompromised Infants and Children. New
York, Churchill Livingstone, 1992.
IMUNISASIPADA BAYI DAN ANAK DENGAN GANGGUAN IMUN Pizzo PA: Management of fever in patients with cancer and treatn.ient-induced
neutropenia. N Engl J Med 328:1323, 1993.
Karena banyak anak dengan gangguan imun bertahan hi- Raad II, Hohn DC, Gilbreath J, et al: Prevention of central venous catheter-
related infections by using maximal sterile barrier precautions during inser-
dup menjadi orang dewasa dan beberapa pada akhirnya dapat
tion. Infect Control Hosp Epidemiol l5:23 1, 1994.
dipulihkan menjadi berkemarnpuan imun (imunokompeten), Riikonen P, Saarinen UM, Makipemaa A, et al: Recombinant hunan
imunisasi dengan vaksin hidup yang dilemahkan atau vaksin granulocyte-macrophage colony-stimulating factor in the treatment of feb-
mati pada penggunaan umum patut dipertimbangkan. Faktor- rile neutropenia: a double blind placcbo-controlled study in children. Pedi-
atr Infect Dis J 13:197, 1994.
faktor utama adalah pengaruh yang merugikan yang mungkin
Rowe JM, Ciobanu N, Assesao J, et al: Recommended guidelines for the Inan-
datang dari penggunaan vaksin hidup yang dilemahkan. seperti agement of autologous and allogcnic bone marrow transplantation: a repofi
vaksin poliovirus oral, dan ketidakmampuan hospes menge- from the Eastern Cooperative Oncology Group. Ann Intern Med 120:l'11.
rahkan respons imun cukup. Pada tahun 1993 the Advisory 1994.
Rubin RH, Tokoff-Rubin NE: Antirnicrobial strategies in the case of organ
Committee on Immunization Practices of the U'5. Public
transpiant recipients. Antimicrob Agents Chemother 3l:619, 1993.
Health Service membuat rekomendasi yang diringkas pada Ta- Sable CA. Donowitz GR: Infections in bone marrow transplant recipients.
bel 173-5. Rincian tambahan diberikan pada Laporan Komite Clin Infect Dis 18:212,1994.
Penyakit Infeksi, tahun 1994. Santolaya ME, Cofre J, Beresi V: C-reactive protein: a valuable aid for the
management of febrile children with cancer and neutropenia. Clin lnfect
Dis l8:589. 1994.
So SKS, Simmons RL: Infections following kidney transplantation in chil-
American Academy of Pediatrics: Immunization in special circumstances. In:
dren. In: Patrick CC (ed): Infection in Imnunosuppressed infants and Chil-
Peter C (ed): 1994 Redbook: Report of the Committee on Infectious Dis-
dren. New York, Churchill Livingstone, 1992,pp215 230.
eases. 23rd ed. Elk Grove Village, IL, American Academy of Pediatrics,
Stamm WE, Hooton TM: Management of urinary tract infections in adults N
1994, pp 51-71.
Engl J Med 329: 1328, 1993.
Armitage JO: Bone marrow transplantation. N Engl J Med 330:827 ' 1994.
Wong W-Y, Overturf GD, Powars DR: Infections caused by Streptococcus
Ascher NL, Stock PG, Bumgardner GL, et al: Infection and rejection of pri-
pneumoniae in children with sickle cell disease: epidemiology, immuno-
mary hepatic transplant in 93 consecutive patients treated with triple immu-
nosuppressive therapy. Surg Gynecol Obstet 167:474' 1988.
logic mechanisms, prophylaxis, and vaccination. Clin Infect Dis 14:l 124'
1992.
Ezekowitz RAB, Dinauer MC, Jaffe HS, et al: Partial corection of the phago-
cyte defect in patients with X-linked chronic granulomatous disease by sub-
cutaneous interferon gamma. N Engl J Med 319:146, 1988.

I Sprsr 3

Infeksi Bakteri

pori dan debu atau sebagai flora normal manusia atau bina-
tang. Bakteri ini resisten terhadap panas dan kering dan dapat
I Bas I7 4 ditemukan dari lingkungan nonfisiologis berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan sesudah suntikan. Organisme ini ada-
Infeksi Stafilokokus lah gram positif dan tumbuh dalam kelompok-kelompok, seca-
ra aerob atau sebagai anaerob fakultatif. Strain diklasifikasi
sebagai Staphylococcus aureus jika mereka koagulase-positif
James Todd
atau sebagai stafilokokus koagulase-negatif (misal, S. epider-
midis, S. saprophyticus, S. haemolyrlcas). Biasanya, S. aureus
menghasilkan pigmen kuning dan hemolisis-B pada organ da-
Stafilokokus adalah bakteria yang ada di mana-mana, tidak rah dan S. epidermidis menghasilkan pigmen putih dengan ha-
membentuk spora dan tahan serta berada di udara, bahan ber- sil hemolisis yang berubah-ubah.
918 BAGIAN XVll I Penyakit lnfeksi

dan stafilokokus koagulase-negatif lain. Koa_gulase menyebab-


174.1 Infeksi karena
kan plasma menibeku dengan bcrintelaksi clengan librinogen.
Staphy loc o cctts aure us Enzim lain yang clikembangkan oleh stafilokokus adalah kata-
lase (menginaktifkan H:O:, ntc-naikkan keiahanan hidup intra*
S. aureus adalah penyebab inf'eksi piogenik kulit yang pa- seluler), penisilinase atau B-laktanase (rnenginaktifkan pcni-
ling sering; ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, silin pada tingktrt molekuler), hialr-u.onidase (laktor pcnyebar).
osteomielitis, artritis septik, inl'eksi luka, abses. pneumonia, lipase, dan fosl'odiesterase.
empiema. enclokalditis, perikarditis, rneningitis dan pcnyakit Kebanyakan strain S. alLreus rnemiliki uglutitrttgett 1y.aitu.
yang diperantarai toksin, tcrrnzisuk keracunan makanan, sin- protein A). Bahan ini dapat beleaksi dengan fragmen Fc nolc-
drom kulit tcrbakar dan sindrom syok toksik (TSS). kul IgG, menghasilkan faktor ker"notaktik berasal-kornplemen,
ETIOLOGI, Pcnyakit mungkin merupakan akibat invasi ja- dan mempunyai silht-sifirt antifa-eosit. Antigen kapsul -5 dan 8
lingan atau dapat meng-gambarkan jejas karena belbagai toksin nreliputi sampai 1jVo stratn resistcn terhadap fagositosis olch
dan enzirn yang dikeluark:rn oleh organisme ini. Strain S. arr- leukosit polirnorfonuklear in vitlo. Dinding scl pepricloglikan,
rerrs dapat dikenali dan diklasifikasi dcngan cala penggolong- suatu polimer polisakarida. mendatangkan prodr.rksi pilo_uen
an kclompok bakteriofaga (kelornpok I-IV, lain-lain). Peng- endogen dari monosit, yang.adalah kenrotal<tik. nren-qaktiikan
golongan strain pada kelornpok I'aga tertentu selirrg utetnpu- komplemen, mempunyai sifat-si1'at seperti-endotoksin, dan
nyai potensi pato-qen yang serupa (rnisal, laga kelompok I mclangsang ploduksi antibodi opsonin. Banyak stalllokokus
dihubungkan dengan TSS). juga menghasilkan kapsul polisakarida longgar, alau lapisan
Banyak strain S. uureus melcpaskan eksotoksin. Ernpat he- kotoran, yang dapat mengganggu opsonolagositosis.
rnolisis yang berbedii secal'a imunologis telah diidentifikasi. EPIDEMIOLOGI. Kebanyakan neonaru! dikolonisasi dalam
Toksin-a bekelja pada membran sel clan menyebabkan nekro- usia rninggu pertarna dan 20-30o/a individu normal ntentbawa
sis jaringan, iejas leukosit rnanusia, dan rnenycbabkan agregasi S. oureus dalanr nares anterior disegala waktu.
trombosit dan spasme otot polos. Hemolisin-p mcmecah sfi- Olganisme dapat dipindahkan dali hidung sampai ke kLrlir.
ngornielin, rncnyebabkan hemolisis sel darah merah dan he- yang agaknya merniliki kolonisasi lebil.r sementara. Penemuan
molisin-5 memecahkan r.ncmbran dengan kerja seperti-de- berulang S. aureLts dari kulit menrberi kesan pemindahan bcr-u-
terlen. Sedikit yang diketahui mengenai hen.rolisin-y selain lang bukannya kolonisasi kulit rnenetap. Pengidap urnbilikus
daripada hemolisin yang juga Lampak bekerja pada membran dan perianzil yang menetap telah diuraikan.
sel. Pemindahan S. aureus biasanya terjadi dengan kontak
LeLrkosidin, dihasilkan oleh kebanyakan stlain S. aureus, langsung atau dengan penyebaran paltikel-paltikcl berat rnelc-
berkombinasi den,ean fosfolipid memblan sel fagosit, menye- bihi jarak 6 kaki atau kulang. Penyebaran oleh bal.ran bcrpori
babkan kenaikan penneabilitas. kebocolan protein, dan akhir- jarang. Individu yang terkolonisasi hcrar dan pengidap (car-
nya kematian neutrofil dan makrolag. rier) perianal terutama merupakan penyebar yang ef'ekril.
Toksin pengelupas (e.ufoliative) A dan B adalah dua protein Neonatus sangat rentan terhadap stafilokokus; nasof-aring, ku-
yang secara serologis berbeda yang menghasilkan komplikasi lit, perineum, dan ujung distal umbilikus nterupakan tempat
denr.ratologis lokal (misal, irnpetigo bullosa) atau menyeluruh kolonisasi yang paling sering. Lazirn ada autoinfcksi. dan in-
(misal sindrom kulit tcrbakar, erupsi skarlatinifbnn) (lihat Bab
feksi minor (misal, hordeolum, pustula, paronikia) rnun-ukin.
607). Toksin pen-selupas A rnelupakan produk gena kromo- rnerupakan surnber penyebaran. Cuci tangan antara kontak de-
som. dan toksin pcn_eelupas B merupakan produk gena plas- ngan penderita ntengurangi penyebalan srafilokokus clari pen-
mid. Strain khusus dapat nrenghzisilkan satu atau kedua toksin derita kc pendelita. Anak yang lebih tua dan orang dcwasa
atau tidak sama sekali; tidak ada jenis faga yang selalu disertai
lebih resisten terhadap kolonisasi daripada lteonatus.
dengan produksi tolisin, walaupun laga kelompok II telah dili- Infbksi dapat menyertai kolonisasi. Terapi antibiotik de-
batkan pada beberapa kasus. Toksin pengclupas menghasilkan ngan suatu obat yang padanya S. anreus resisterr menyokong
pemisahan kulit dengan mcrnecah desrnosom dan nrengubah
kolonisasi dan perkembangan inleksi. Faktor-faktor lain yan,e
rnatriks inLlaseluler pada straturn granulosum. menambah kernungkinan inf'eksi adalah luka, penyakit kulit.
Satu atau lebih enterotoksin stcrfilokotus (tipe A, B, Cr, Cz,
.rft,m/ ventrikuloatrial, kateterisasi intravena atau intratekal.
D. E) dikembangkan oleh kebanyakan strain S. cLureus. Pene- pengobatan kortikosteroid, kelaparan, asidosis dan iizoternia.
lanan enterotoksin A atau B yairg terbentuk lebih dahulu diser-
Infeksi virus saluran pernapasan juga dapat mernberi kecendc-
tai dengan muntah dan diare dan, pada beberapa kasus, dengan rungan terhadap infeksi bakteri sekunder dengan stafllokokus.
terjadi hipotensi yang berat. Sebenarnya, semua individu pzrda
PATOGENESIS. Perkembangan penyakit srafilokokus ter-
umur 10 tahun mempunyai antibodi pada sckurang-kurangnya kait dengan ketahanan hospes terhadap infeksi dan virulensi
satu enterotoksin.
organisn're. Kulit dan mernbrana mukosa utuh berperan seba-
TSS toksin-1 (TSST-l) dihubungkan dengan TSS yang rer- gai perintang terhadap invasi oleh stafilokokus. Def'ek pada
kait dengan menstruasi dan infcksi stafilokokus setempat. perintang mukokutan karena truluma, pembedahan, pennukaan
Enterotoksin A dan enterotoksin B dapat juga disertai dengan
asing (misal jahitan, slrunt, kateler intravaskuler.) cjan luka
TSS nonmenstrual. TSST-l menginduksi produksi interleukin
bakar menambah risiko infeksi. Adhesi S. ar,rretts pacla sel mu-
I dan faktor nekrosis tulror-, rnenyebabkan hipotensi, demam, kosa diperantarai oleh asam teikoat pada dinding sel, clan pc-
dan keterlibatan r.nultisistem.
majanan pada tempat-tempat submukosa atau subkutzrn rnc-
Berbagai enzim dapaL dilepaskan oleh stafilokokus. Pro-
nambah adhesi terhadap fibrinogen, fibronektin, larninin. dan
duksi koagulase mernbedakan S. aureu.s dengan S. epidernitlis
rnungkin kolagen IV. Kemantpuan stafilokokus virulcn untuk
174 a Infeksi Stafilokokus 919

membentuk penyakit dapat dikaitkan secara langsung pada ka- tis di Bab 168, pneumonia di Bzrb 170, otitis nredia di Bab
pasitasnya menghambat kemotaksis. 590, konjLrngtivitis di Bab 577. serta osteomielitis dan artlitis
Protein A, ada pada kebanyakan strain S. aureus tetapi ti- di Bab 172.
dak ada pada S. epidernticlis, bereaksi secara spesifik dengan Kulit. Infeksi kulit berniinah mun-ekin primer atau sekunder'
IgG l, IgG2 dan IgG4. Protein ini terletak pada selaput bakteri pada luka atau mungkin supelinfcksi penyakit kulit noninl-cksi
paling luar dan dapat menyerap inunoglobulin serum, mence- lain (ekzema) atau irnpetigo kontagiosa.
gah antibodi antibakteri bekerja sebagai opsonin dan dengan Impetigo kontagiosa, eklirna, impetigo bullosa, Iblikulitis,
demikian menghambat fagositosis. Leukosidin, menyebabkan hidradenitis, furunkel, karbunkel, sindrom kulit terbakal stali-
degranulasi leuksoit, dan hemolisin stafilokokus yang toksik It-rkokus (yaitu. pen_vakit Ritlert. dln sindlorn yiuru nrcnvclupai
terhadap eritrosit clan ieukosit juga turut membantu terhadap ruam dernam skarlet cliuraikan pada Bab i75. Gambalan klinis
virulensi S. utrrcrts. yang identik dapat cliternukan pacla penderita dcn-qan luka.
Proliferasi stafilokokus pada saluran gastrointestinal juga terutama luka bakar yang tcrinf-eksi sckuncicr clengan stal'ilo-
dikendalikan olel.r plevalensi spcsies bakteli lirin. Jika keseim- kokus. Folikulitis (misal, pioclermer Iblikel rambut) dapat me-
bangan ini ter-eanggu selama terapi antibiotik, stafilokokus re- luas pada furunkel atau klrbunkcl yang tcrletak dalani jika
sisten dapat berploliferasi dan menginvasi dinding usus. Per- nrelibatkan lebih daripacla satu rautbut. Funutkulosis berulcng
luasan enterotoksi.n oleh stafilokokus dalam saluran gastroin- adalah suatu gangguan. dcn_9an pcnycbab yang tidak dikctahui
testinal atau penelanan enterotoksin yang telah terbentuk dapat dan disetai dengan episode pioderma belulang selalna periode
menirnbulkan penyakit bila tidak ada invasi jaringan. belbulan-bulan samltai beltahun-tahun. Penclerita harus clicva-
Bayi mun-skin rnendapat imunitas humolal tipe-spesifik luasi mengenai cacat imun yang clisertai dcngan inleksi bcru-
terhadap stafilokokus secara transplasenta. Anak yang lebih lang, dan keluarga I'rarus dievaluasi nengenui kolonisasi hi-
tua dan orang dewasa mengernbangkan antibocli terhzrdap stafi- dung dengan S. cwreus. Lesi kulir nosokomial ten.nasuk pus-
lokokus sebagai akibat infeksi n-rinor kulit dan "iaringan lunak tula dan selulitis, diuraikan pada Bagian XIl, seksi I.
sebentar-sebentar, titer antistafilokokus serum biasanya naik Saluran Pernapasan. Infcksi saluriin pcrnapasan atas kalena
pasca-penyakit stafilokokus yang jelas. Namun, adany.] anti- S. auretLs jarang, rnengingat flekuensi kolonisasi dacrah ini
bodi tidak selalu n.relindungi individu dari penyakit stafi- jarang. Otitis rnedia (liliat Bab 590) dan sinr,rsitis (lihar Bab
lokokus. Ada beberaptr indikasi yang menyebarkan penyakit S. 327) karena S. atLreus rnungkin jarang terjacli. SinLrsitus stal'i-
aureus pada anak yang sebelunrnya sehat yang dapat terjadi lokokus relatif scrin-9 pada anak de ngln kistik tibrosis zitrru cir-
sesudah infeksi vilus yang menekan fungsi neutrofll atau scl cat lungsi sel darah putih. Parotitis supuratil'nrelupakan rn-
epitel saluran pernapasan. feksi yang jarang, tetapi S. or:reLts acialah pe nyebab yan_u la-
Individu dengan cacat kongenital atau didapat pada sistem zirn. Tonsilofaringitis stafllokokus jalang kecuali pada anak
komplemen yang diperlukan untuk ken.rotaksis, kernotaksis yang responsnya terhadap infeksi tergang-gu. 'l'rakeitis yang
yang tidak sempurna (sindlom Job, Ch6diak Higashi, Wiskott- secara klinis mengkomplikasi radang tenggolok virus (cloup)
Aldrich, dan lcukosit malas), fagositosis tidak sempr-rrna, dan dapat disebabkan oieh S. ctureus. Penderita kl.ras rnenderita de-
imunitas humoral tidak sernpurna (antibodi dipcrlukan untuk mam tinggi, lcukosistosis dan bukti adanya penyumbatan sa-
opsonisasi) serta individu yang dengan kapasitas bakterisid in- lulan pernapasan atas berat. Laringoskopi atau blonkoskopi
traseluler terganggu bertambah risiko infeksinya dengan stafi- langsung menunjukkan epiglotitis normal dengan penyernpitrn
lokokus. Penderita dengan pent,akit 6iranuLonntosis kronis, sub-elotis dan sekresi puruien kental dalarn trakea.
yang fagositosisnya berlangsullg secara nonnal tetapi pembu- Pneuntonia (lihat Bab 170) karena S. aureLts dapat mer-upa-
nuhan bakteri katalase-positif yang tertelan sangat tergan-ggu, kan infeksi primer (hcmatogen) atau sekundcr sesudah inleksi
terutama rentan terhadap penyakit stafilokokus. Mobilisasi leu- virus seperti influenza. Pneumonia hematogen dapat akibar
kosit polimorfonuklear yang terganggu telah didokumentasi enboli septik, endokarditis sisi-kanan, atau adanya alat intra-
pada anak dengan ketoasidosis diabetik dan pada individu sehat vaskuler. Pneumonia inhalasi disebabkan oleh perubahan pem-
sesudah minum alkohol. Penderita clen-qan infeksi vilus imuno- bersihan rnukosiliare, dislungsi leukosit. atau perlekatan bak-
defisiensi manusia (HIV) mempunyai neutrofil yang tidak sem- teri yan-e dirnulai oleh infeksi vjrus. Prda anak yang lebih
purna dalam kemampuannya membunuh S. auretts in vitro. rnuda dari usia I tahun, mulainya dapat ditunjukkan olch rne-
MANIFESTASI KLlNlS. Tanda-tanda dan gejala-gcjala ber- ngi ekspiratoir, dengan cepat menyerupai bronkitis. Lebih la-
variasi sesuai dengan lokasi infeksi, yang walaupun paling la- zim adzilah demam tinggi, nyeri perut, takipnea, dispnea dan
zim berlokasi di kulit, dapat melibatkan setiap organ, jalingan bronkopneumonia setempat atau penyakit lobar. Stafilokokus
subkutan, dan sistem muskuloskeletal. Status penyakit berba- rnenyebabkan pneumonitis nekrotikans, seringkali terjadi ern-
gai tingkat keparahan pada umumnya akibat pernanahan lokal, piema, pneurnatokel, piopneumothoraks, dan llstula bronko-
penyebaran sisternik dengan infeksi metastatik, atau pengaruh pleura. Kadang-kadan-e, pneumonia stafilokokus men-eha-
produksi toksin sisternik. Walaupun nasofaring dan kulit bebe- silkan penyakit interstisial difus yang ditandai dengan dispnea
rapa orang dapat dikolonisasi oleh S. aureus, penyakit karena berat, takipnea dan sianosis. Batuk mungkin tidak plocluktif.
organisme ini relatif jarang. Lesi, terutama lesi kulit, sangat le- Lihat pembahasan pneumonia pada kistik llbrosis di Bab 363.
bih menonjol pada orang-orang yang hidup pada lingkungan Sepsis (lihat Bab 168). Bakteremia dan sepsis staiilokokus
sosioekonomi rendah dan terutama pada orang-orang yang dapat dihubungkan dengan suatu ini'cksi seternpat. Mulainya
hidup di daelah tropis. mungkin akut dan ditandai oleh mual, muntah, ntialgia, de-
Neonatus. Infeksi nosokomial diuraikan di Bagian XII, mam dan menggigil. Organisme berikutnya dapat bellokalisasi
Seksi l. penyakit stafilokokus pada sepsis umum dan meningi- pada setiap tempat tctapi terutama ditemukan pada paru, jan.
920 BAGIAN XVII . Penyakit lnfeksi

tung, sendi, tulang, ginjal, dan otak. Jika terapi antibiotik yang jarang menetap lebih lama dari 12-24 jam. Jarang, dapat ter'
diberikan tepat, biakan dapat tetap positif selama 24-48 jam. jadi syok dan kematian.
Demam mulai menurun pada median waktu 22 jam (kisaran, DIAGNOSIS. Diagnosis infeksi stafilokokus tergantung pa-
8-90 jam), dan suhu tubuh kembali ke normal pada median da isolasi organisme dari lesi kulit, rongga abses, darah, cairan
waktu 58 jam (kisaran, 12-180 jam) pada penderita dengan serebrospinal, atau tempat-tempat infeksi lain. Organisme
septikemia S. aureus. Membedakan sepsis dengan endokarditis penghasil toksin dapat ditemukan dari tempat-tempat kolo-
mungkin sukar. Bukti adanya vegetasi ekokardiografik, penya- nisasi (misal, nasofaring, vagina). Organisme dapat diturnbuh-
lahgunaan obat intravena, adanya kompleks imun dan antibodi kan dengan mudah pada media cair atau media padat. Sesudal-r
antistafilokokus, dan tidak adanya fokus infeksi primer mem- isolasi, identifikasi dibuat atas dasar pewarnaan Gram dan ko-
beri kesan endokarditis. agulase serta reaktivitas manitol. Pola sensitivitas telhadap
Pada beberapa keadaan, terutama jika pengobatan infeksi antibiotik dapat dinilai dan organisme ditipe-faga jika perlu
lokal tidak adekuat, teriadi penyakit stafilokokus tersebar, karena alasan epidemiologis.
yang ditandai dengan demam, nyeri tulang atau sendi, dan urti- Diagnosis keracunan makanan stafilokokus biasanya atas
karia, petekie, ruam makulopapular atau pustular. Hematuria, dasar penemuan-penemuan epidemiologis dan klinis. Makan-
ikterus, kejang-kejang, kekakuan leher, dan bising jantung ku- an yang diduga terkontaminasi halus diperiksa dengan pewar-
rang sering terdeteksi. Leukopenia atau leukositosis, protein- naan Gram, dibiakkan, dan diuji untuk enterotoksin. Uji ente-
uria dan sel darah putih pada sedimen urin mungkin ada. rotoksin dapat dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pence-
Otot. Abses stafilokokus setempat pada otot yang disertai gahan Penyakit.
dengan kenaikan enzim otot tetapi tanpa septikemia disebut DIAGNOSIS BANDING. Lesi kulit karena S. aureus dan lesi
piomiositis tropis. Walaupun gangguan ini dilaporkan paling kulit karena streptokokus B-hemolitikus grup A mungkin tidak
sering dari daerah tropis, gangguan ini juga terjadi di Amerika dapat dibedakan. Pneumoni stafilokokus dapat dicurigai atas
Serikat pada anak yang sehat. Abses multipel terjadi pada 30- dasar roentgenogram dada yang dapat menampakkan pneuma-
407o kasus. Gejala-gejala prodormal dapat meliputi koryza, tokel, piopneumothoraks, atau abses paru. Perubahan-peru-
faringitis, diare, atau trauma sebelumnya pada tempat abses. bahan yang memberi kesan pneumonitis nekrotikans ini tidak
Drainase bedah dan terapi antibiotik yang tepat sangat penting. patognomonis untuk infeksi stafilokokus dan dapat dilihat
Tulang dan Sendi. S. aureus adalah penyebab osteomielitis pada penderita dengan pneumonia bakteri lain, termasuk Kleb-
dan artritis septik yang paling sering pada anak (lihat Bab siella dan beberapa anaerob. Lesi kulit dan jaringan lunak
172). yang berubah-ubah dapat juga disebabkan oleh banyak organ-
Sistem saraf sentral. Meningitis (lihat Bab 169.1) karena S. isme, termasuk Mycobacteriunt, FranciseLla tularensis, dan
aureus dihubungkan dengan trauma kranium dan prosedur be- berbagai jamur serta dapat ditemukan pada penderita dengan
dah saraf (misal, kraniotomi, penempatan shLtnt caftan serebro- penyakit cakaran-kucing.
spinal [CSS]), dan kurang sering pada endokarditis, fokus PENCEGAHAN. Infeksi stafilokokus tcrutama ditularkan
parameningeal (misal, epidural atau abses otak), diabetes mel- dengan kontak langsung. Perhatian yang sungguh-sL.Lrtggult
litus atau keganasan. Profil CSS pada meningttis S. aureus tr- pada teknik pencucian tangon merupakan cara yang paling
dak dapat dibedakan dengan profil meningitis karena bakteri efektifuntuk pencegahan penyebaran stafilokokus dari satu in-
lain. dividu ke individu yang lain (lihat Bab 249). Penggunaan de-
Jantung. Endokarditis bakterial akut (lihat Bab 390) dapat terjen yang berisi iodofor, klorheksidin, atau heksaklorofen
menyertai bakteremia stafilokokus. S. aureus adalah penyebab dianjurkan. Di.Rumah sakit atau kelompok institusi lain, se-
endokarditis virulen akut yang sering ada pada katup alamiah. mua orang dengan infeksi stafilokokus akut harus diisolasi
Perforasi katup jantung, abses miokardium, gagal jantung, sampai mereka telah terobati dengan cukup. Harus ada penga-
gangguan hantaran, hemoperikardium akut, perikarditis puru- wasan terus-menerus pada inf'eksi stafilokokus nosokomial di
len, dan kematian mendadak dapat terjadi. daiam rumah sakit. Cara-cara pengendalian penyakit infeksi
Ginjal. S. aureus merupakan penyebab abses ginjal dan pe- dapat mengurangi penyebaran infeksi (Tabel 174-1).
rinefrik yang sering (lihat Bab 492). Infeksi saiuran kencing Penderita pada unit perawatan intensif yang mendapat su-
karena S. aureus tidak lazim. kralfat sebagai pengganti agen penyekat-Hz untuk profilaksis
Sindrom syok toksik. Lihat Bab 174.3. pada stres ulserasi terbukti telah mengurangi kolonisasi lam-
Saluran intestinal. Enterokolitis stctfilokokus menyertai per- bung dengan S. aureus. Pengurangan kolonisasi adalah akibat
tumbuhan berlebih flora normal usus karena stafilokokus. In- mempertahankan keasaman lambung alamiah dengan sukral-
feksi ini paling sering menyertai penggunaan terapi antibiotik fat. Perbedaan pada terapi ini disertai dengan pengurangan fre-
oral spektrum luas. Diare disertai dengan darah dan lendir. kuensi pneumonia.
Peritonitis akibat S. aureus pada penderita yang sedang Penderita dengan furunkulosis stafilokokus berulang dapat
mendapat dialisis peritonium rawat jalan kronis biasanya meli- diobati dengan mencuci dengan heksaklorofen dan dikloksa,
batkan saluran kateter. Pelepasan kateter diperlukan untuk silin atau klindamisin untuk mencegah kumat.
mencapai penyembuhan bakteriologis. Keracunan makanan dapat dicegah dengan mengeluarkan
Keracunan makanan (lihat Bab 171) dapat disebabkan oleh individu dengan infeksi stafilokokus kulit dari mempersiapkan
penelanan enterotoksin yang dibentuk oleh stafilokokus yang dan menangani makanan. Makanan yang disiapkan harus di-
mengkontaminasi makanan. Dua sampai 7 jam sesudah pene- makan segera atau didinginkan (dalam lemari es) dengan tepat
lanan toksin, mendadak mulai muntah berat. Dapat terjadi di- untuk mencegah multiplikasi stafilokokus yang mungkin telah
are cair, tetapi demam tidak ada atau ringan. Gejala-gejala mengkontaminasi makanan tersebut.
174 t Infeksi stafilokokus 921

TABEL 174-1 Cara-cara Pengendalian Penyakit Infeksi yang Digu- ti ditentukan oleh penemuan klinis, roentgenografik, dan labo-
nakan untuk M ratorium, serla oleh hasil biakan.
Infeksi kulit danjaringan lunak serta inf'eksi saluran perna-
pasan atas minor dapat ditatalaksana dengan terapi oral saja
atau dengan pemberian antibiotik awal singkat yang diberikan
secara parenteral, disertai dengan pengobatan oral. Dikloksa-
silin (25-50 mg/kg/24jam), oksasilin (100 mg/kg/24jam), atau
nafsilin (100 mg/kg/24 jam), masing-masing dalam dosis oral
terbagi empat, memberikan kadar antibiotik ini sangat baik da-
lam darah dan jaringan. Amoksisilin bersama dengan peng-
hambat B-laktamase asam klavulanat juga efektif pada dosis
yang didasarkan pada komponen amoksisiiin 40 mg/kgl211am
dalam dosis terbagi tiga. Pada penderita dengan infeksi kulit
setempat yang sangat ringan, pembersihan berulang dengan
antiseptik ringan dan penggunaan antibiotik topikal (misal, ba-
sitrasin, mupirosin) mungkin efektif. Penisilin jangan dipakai
secara topikal.
Penisilin G dapat digunakan untuk mengobati infeksi kare-
na S. aureus jika organisme terbukti sensitif terhadap antibio-
tik ini in vitro.
*Penggunaan berlebihan heksakktrofen dapat diserap dan dapat menimbul-
Individu yang sensitif terhadap penisilin dan derivatnya
kan neurotoksisitas pada bayi prematur atau penderita dengan lesi kulit yang
luas. harus diobati dengan antibiotik lain atau didesintisasi terhadap
derivat penisilin yang digunakan. Sekitar 5Va anak sensitif-
penisilin juga sensitif terhadap sefalosporin. Klindamisin dan
linkomisin terbukti efektif untuk pengobatan infeksi kulit, ja-
PENGOBATAN. Terapi antibiotik saja jarang efektif pada ringan lunak, tulang, dan sendi karena S. aureus. Klindamisin
individu abses dengan benda asing yang terinfeksi yang tidak dapat diberikan dalam dosis terbagi 3-4 secara parenteral atau
didrainase. Pengumpulan nanah dalam lokulasi harus dikeluar- oral (dosis harian total, 30-40 mg/kg/24 1am). Klindamisin dan
kan dengan insisi dan drainase. Benda-benda asing harus di- linkomisin tidak boleh digunakan untuk mengobati endokardi-
buang, jika mungkrn. Terapi harus selalu dimulai dengan anti- tis, abses otak, atau meningitis karena S. aureus. Vankomisin
biotik resisten-penisilinase karena lebih dari 907o dari semua dapat digunakan untuk mengobati individu endokarditis
stafilokokus yang terisolasi, tampa memandang sumbernya, sensitif-penisilin, tetapi kadar serum antibiotik ini harus dipan-
adalah resisten terhadap penisilin. tau bila digunakan. Kadar serum puncak harus 25-40 pg/ml-.
Untuk infeksi yang serius pengobatan parentral terindikasi. Obat ini diberikan dalam dosis 10-15 mg/kg/dosis diberikan
Walaupun secara klinis obat-obat ini sama-sama manjur, meta- setiap 6 jam secara intravena. Vankomisin atau teikoplanin
(derivat vankomisin) harus digunakan untuk mengobati infeksi
silin dan nafsilin mempunyai cincin B-laktam yang lebih stabil
terhadap B-laktamase daripada oksasilin. Stabilitas ini paling bakteremi stafilokokus bila organisme tersebut resisten terha-
penting jika ada beban bakteria yang besar, karena pengaruh dap derivat penisilin semisintetik. Walaupun in vitro S. cLureus
suntikan yang terkait dapat menetralisasi aktivitas antibakterial rentan terhadap siprofloksasin dan antibiotik quinolon lain,
antibiotik B-laktam. Bihsanya dosis 200 mg/kgl24 jam harus agen ini tidak boleh digunakan pada infeksi stafilokokus yang
digunakan secara intravena dalam dosis terbagi enam. Infeksi serius, karena penggunaannya tidak disertai dengan angka
penyembuhan yang secara letap (inggi.
stafilokokus serius, dengan atau tanpa abses cenderung mene-
tap dan kumat, perlu terapi yang lama. Infeksi stafilokokus sistem syaraf senteral dapat diobati de-
Antibiotik yang digunakan serta dosis, rute, dan lama pe- ngan metisilin intravena atau nafsilin, dan pada anak alergi-
ngobatan tergantung pada tempat infeksi, respons penderita penisilin, dengan vankomisin, trimetoprim-sulfametoksasol,
terhadap pengobatan, dan sensitivitas organisme yang ditemu- atau imepenem. Rifampin dapat ditambahkan pada vankomi-
kan dari darah atau dari tempat-tempat infeksi setempat. Pada sin untuk memperkuat..
penderita dengan pneumonia stafilokokus, pengobatan intra- STAPHYLOC0CCUS AUREUS BES/IEN-METISILIN. S. au-
vena dianjurkan sampai penderita telah tidak demam selama reus resisten metisilin (methicillin-resistent .t. aureLLS
72 jam dan tanda-tanda infeksi lain telah hilang. Terapi oral [MSRA]) telah menjadi patogen nosokomial utama. Penderita
dilanjutkan selama total 3 minggu, lebih lama pada kasus ter- yang berisiko infeksi MRSA adalah sakit serius (misal, mere-
tentu. Pengobatan osteomielitis stafilokokus (lihat Bab 172), ka yang dengan luka bakar, luka bedah, jalan masuk vena
meningitis (lihat Bab 168) dan endokarditis (lihat Bab 390) di lama, rawat inap rumah sakit lama, kontak dengan penderita
bahas di babnya masing-masing. Pada semua infeksi ini, terinfeksi MSRA lain, dan bayi prematur). Kebanyakan strain
pengobatan oral harus diberikan bila terapi parenteral telah di- MSRA termasuk faga kelompok II (tipe 11,83A,84 dan 85);
hentikan; dikloksasillin adalah resisten penisilinase, diserap namun, ledakan dengan strain tidak bertipe dan faga kelompok
baik secara oral, dan sangat efektif. Obat ini diberikan pada I telah dilaporkan.
dosis 50-75 mg/kg/24jam dalam dosis oral terbagi empat. Resistensi terhadap penisilin semisintetik diduga terkait
Lama terapi oral juga tergantung pada respons penderita seper- dengan protein pengikat-penisilin baru yang relatif tidak sensi-
922 BAGIAN XVil r Penyakit Infeksi

tifterhadap antibiotik yang men-qandung cincin B-laktam. Re- kosa. Kolonisasi biasanya didapat dari staf rumah sakit,
sistensi tingkat rendah yang terkait dengzrn penambal.ran pro- mendahului infeksi; cara lain, pemasukan langsung selanta
duksi p-laktamase ju-ua dapat terjadi. Strain MRSA tampak pernbedahan dapat rnemulai infeksi melalui s/rrzril.r CSS ataLr
sama virulen den-9an strainnya yang sensitif-metisilin. Van- katup prostetik. Untuk tujuan epidemiologis, CONS dapat
komisin dan derivatnya teikoplanin, sangat ef'ektif pada pengo- dikenali atas dasal pernbr-ratan tipe fhga, sensitivitas antibiotik,
batan inl'eksi ini. Vankomisin adalah obar pilihan jika MRSA produksi lapisan biofilm. metodc DNA molekuler (hihridisasi
diduga merupakan kernungkinan penyebab infeksi atau telah kromosom dan faga DNA-analisis penrbatasan crrzinr).
terisolasi. MSRA juga resisten tcrhetdap sefalosporin dan PATOGENESI S. S. e p ide rn rlrlis men gl.rasilkan biofi lm ekso-
imipenem tetapi sering tetap scnsitif terhadap trimetoplim- polisakarida protektif yang mengelilingi orgiinisn.re dan dapat
sulf'ametoksasol dan siplofl oksasin. memperbesar adhesi terhadap benda asing, menahan fagosito-
Bila MSRA diternukan, isolasi ketat penderita yang terke- sis dan lnengganggu penembusan antibiotik.
na terbukti merupakan nietode yang paling elbktif untuk pen- MANIFESTASI KLlNlS. Bakteremia. CONS, S. epitlerntidis
cegahan penyebaran infeksi nosokotnial. Sesudahnya, cara-cara secara spcsilik, adalah penyebab baktcrernia nosokomial yang
pengendalian harus diarahkan pada identifikasi isolat baru dan paling lazim. Pada neonatus baktcremia S. epidernidi.s, dc-
isolasi ketat penderita yang terint'eksi atau yang baru dikoloni- ngan atau tanpa kateter vcna.sentl'al, dapat bermanil'estasi se-
sasi. Cara-cara pengendalian ini juga rnungkin diperlukan untuk perti apnea, bradikardia, ketidakstabilan suhu, perur kcrnbung.
mengenali personel rumah sakit yang terkolonisasi dan mem- I'rematokesia, meningitis pada tidak aclanya pleositosis CSS,
brantas pengidap pada individu yang terkena (Tabel 174-l). abses kulit, dan biakan darah positif terus-mcnerus selama 2
PROGNOSIS. Septikemi stafllokokus yang tidak diobati di- minggu walaupun dengan terapi antimikroba cukup. Baktere-
hubungkan dengan angka rnortalitas 807c atau lebil-r. Angka rnia S. epiderntidis pada penderita transplantasi sunrsur.r.r tu-
mortalitas menurun sampai 20Vo dengan pengobatan antibiotik lang dan keganasan (rnisal, leukemia, lirnfbrna) disertai cle-
yang tepat. Pneumonia stafilokokus dapat mcmatikan pacla ngan neutropenia, jalan rnasuk vena sent[a] (katetcr Hickntan
setiap umur tetapi lebili rrrungkin dihubungkan den_ean ntor- atau Broviac), dan kolonisasi gastroinrcstinum. Pada keba-
biditas dan mortalitas yang tinggi pada bayi muda atau pada nyakan kcadaan, bakterernia S. epidermidrs adalah larnban dan
pendelita yang terapinya teltunda. biasanya tidak disertai dengan syok septik yang menutnpan-{i.
Angka sel darah putih total kurang dari 5.000/mm3 atau re- Endokarditis. Inlbksi katup janrun_e asli atau dindin-g arriunr
spons leukosit polimorfonuklear kurang rJai 50Vo merupakan kanan akibat trombosis terinleksi pada akhir pipa scntral dapat
tanda prognostik yang bcrat. Prognosis ju_ea dapat dipengaruhi menirnbulkan endokarditis. S. epitlernLitlls dan CONS lain da-
oleh banyak faktor hospes, ternrasuk nutrisi, kernrrnpuan imu- pat juga menimbulkan endokardiris letmban subakur karup asli
nologis, dan ada atau tidak adanya penyakit yang melemah- pada penderita yang sebelumnya nolmzil tanpa katcter vena
kan lain. sentral. S. epidermiclis merupakan penyebab endokarditis ka-
tup prostetik yang lazim, agaknya karena pcm;rsukan pada saat
pembedahan. Infcksi jahitan cincin katup, dcngan ltcrnbentuk-
174.2 Infeksi oleh Stafilokokus an abses dan pelobekan, lnenyebabkan clisl'ungsi, penbentu-
kan fisura, aritlnia, atau penyumbatan katup. Lihat Bab 390
Koagulase-Negatif untuk manifestasi klinis.
lnfeksi Kateter Vena Sentral. Kateter vcna senrral menjacli
S. epiclernridls rncrupakan salah satu dari I 1 spcsies slafi-
terin{cksi melalui tempat keluar dan serluran subkutan. yang
lokokus koergulase-ne galt l'
o u g u I a s e - e got iv e s ta p lt
( ococct
nrenrberikan jalan langsung ke aliran darah. S. epidernidis
c' r t .t' I

ICONSI)yang mengcnzri alau ntcngkolonisasi manusia. Mu- mclupakan CONS yang paling seling, sebagian kalena tinggi-
lanya diduga merupakan bakteri korncnsal avirulen, CONS,
nya angka kolonisasi kulit. Sepsis saluran bermanit'estasi scba-
terutama S. epidernticlis, scktirang dikctlhui nrcnimbulkan in-
gai dernarn, leukositosis, nycli dan eritenta pada ternpat keluat
f-eksi nosokomial pada pendelita dengiin penempatan alat asing
atau sepanjan_{ saluran subkutan, dan lrornbosis katetcr.
(kateter intravena-sepsis; s/zrlrrl hcrnodialisis dan cang-
Shunf CSS sistem saraf sentral. S. epitlerttticLi"i, yang rnasuk
kok-sepsis; sltunt cairan serebrospinal-meningitis; katcter
pacla saat pcmbedahan, adalah patogen palin_q lazirn yang cli-
dialisis peritoneurn-peritonitis: kawat dan elektrode pacu jan-
hubungkan dengan mcningitis .shralr CSS. Kebanyakan inlcksi
tung-infeksi kantong; katup jantung prostetik-endokarditis; (10-80%) terjadi dalam 2 bulan operasi dan dimanif'esrasikan
kateter urin-pielonefritis; sendi prostetik-artritis; trauma be-
dengan tanda-tanda iritasi meningcal, demant, kenaikan tekan-
dah (osteornielitis sternunr, cndoftahnitis), status imun ter'-
an intrakranial (nycri kcpala), dan per-itonitis karcna posisi
ganggu (kcganasan. jarang,
-uranulositopenia neonatus) dan intra-abdornen ujung distal pipa .s/irlrr.
penyakit didapat-di masyarakat pacla penderita tanpa penyakit
lnfeksi Saluran Kencing. S. epiclerniclis rnenycbabkan in-
yang mendasari (inleksi saluran kcncing, osteomielitis). S.
feksi saluran kencing tidak bcrgcjala pacla pcnclerita yang clir.a-
henrcLiticus. spcsies CONS lain, mcrupakan penyebab penting
wat inap di rumah sakit dengan kateter urin dan sesudal.r
infeksi invasil"dan dapat berkenrbang lesistensi tcrhadap van-
pembedahan atau tr-ansplantasi saluran kcncing. S. sttptrtpIn,ti-
komisrn dan tcikoplanin.
cus merupakan penycbab yang lazirn infcksi salur.an kencin-e
EPIDEMIOLOGI. CONS rerdili aras pcnghuni normal kulit, bergcjala pada anak wanita bclasan tahun yang sccara seksual
tcnggolok. nrulut. vagina, dan ulctla manusia. S. epidernidis aktil yang sebelumnya schat, sesuclah kolonisasi urctra. Mani-
rnelupakan spcsics yang paling lazim dan menetap, rnewakili lestasinya adalah sclupa dcngan nranif'cstasi khas inl'cksi sa-
65-90% stafilokokr-rs yang ada pada kulit dan r.ncmblana ntu- luran kencing karcna Escltcric.ltirt colr (lihat Bab 492).
174 | lnfeksi stafilokokus 923

S. epidernidls adalah patogen yang paling sering menye- ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI. Banyak kasus tcriacli pacla
babkan pcritonitis pada penderita yang dilakukan dialisis peri- wanita yang sedang menstruasi antara umur l5 dan 25 talrun
toneum rawat jalan terus-menerus. Manifestasi infeksi adalah yang menggunakan tatnpon atau alat-alat vagina lain (misai.
nyeri perut, demam, lebih dali 100 neutrofil/mm3, dan biakan diafragma, spons kontraseptif) pada adar.rya kolonisasi rtaLr in-
atau warna Gram-negatif feksi vagina dengan strain penghasil toksin S. tture'us. Nanrun.
SST juga terjadi pada anak. r,vanita yan-u tidak sedang men-
DIAGNOSIS. Karena S. epidernidis merupakan penghuni
struasi dan orang laki-1aki. SST tanpa lncnstruasi dihubun-ekan
kulit yang lazim dan dapat rnengkontaminasi biakan dalah yang
dengan luka, hidung terbalut, sinusitis' tlakeitis. llncumonilt.
diambil secara kurang baik, kontaminasi ini dapat menyulitkan
empiema, abses, luka bakar, osteornielitis clan baktercmia plr-
untuk membedakan bakteremia karenzr sepsis saluran dari sepsis
mer. Tanpa terapi antimikroba, angka kuurat tinggi (30olr.)
yang tidak terkait dengan kolonisasi saluran vena sentral. Bak-
pada SST menstruttsi, dengan kasus kcdtra lebih rin-san dan
teremia harus dicurigai bila biakan dalah tumbuh dengan cepat
teryadi dalam 3 bulan episocle Pertama; angka mortalitas me-
(dalam 24 jarn), bila dua biakan darah atau lebih positif dengan
nyeluruh adalah3%.
CONS yang sama, bila biakan darah vena perifer mempunyai
Sebagian besar strain S. crureus yang diisolasi dari kasus
angka koloni kuantitatif satna dengan angka koloni kuantitatif
yang dipelkuat adalah faga keloppok I. noninl'asil', iidak rnc-
yang diambil dari kateter vena sentral, dan bila ada tanda-
lekat pada epitel vagina, dan rnenghasilkan sc'iurnlah toksitl
tanda dan gejala-ge1ala klinis serta laboratorium yang cocok
ekstraseh-rler'. Toksin primcl yang tcr-l<ait dcngan SST adalah
dengan sepsis CONS dan selanjutnya sembuh dengan terapi
sindrorn syok toksik toksin (SSTT-1). SSTI'-l rnenvcbahkan
yang tepat. Tidak ada biakan darah yang positif terhadap S.
kehilangan cairan masif dari rtrang intravaskLrlcl sccata lan-[-
epidermidis harus dipikirkan terkontaminasi tanpa penilaian
sung atau pasca-produksi interleukin-I ,clan l'aktol ncklosis tu-
yang teliti kriteria di atas dan pemeriksaan penderita.
mor. Namun, strain ncgatil' SSTT- l te lah cliisolzrsi dali
PENGOBATAN. Kebanyakan S. epidermrdls resisten terha- penclerita dengan SST. mcrnberi kesan bahwa toksin lain (tcr-
dap metisilin. Vankomisin adalah obat pilihan untuk S. epider- rnasuk enterotoksin)tnernuinkan peranan dalatn SST(tcrLltllnla
nrfulis resilen-rnetisilin. Quinolon baru dan teikoplanin mem- tanpa menstl'uasi) dan hahlva prodLrksi SSTl'-l tidak esensial
punyai beberapa aktivitas melawan CONS, dan tarnbahan ri- untuk pato-senesis penyakit ini. Peincriksan cpiclcnriologis clan
fampin atau gentamisin pada vankomisn dapat rnenaikkan ke- invitro tnembeli kcsan bahr,va toksin ini sccara sclcktil'tlihasil-
manjuran antimikroba. Pada banyak kasus infeksi CONS yang kan pada lingkr-rn-uan klinis yan-e tcrdiri atas pH netral. PCO3
dihubungkan dcngan benda-benda asing, kateter, katup, atau dan PCOz "aet-ob" tinggi, yang merupakan keadaan-keadaan
s/rarrl hat'us diambil untuk memastikan penyernbul.ran. Katup yan-q tcrdapat dalarn va-{ina clcti-9ittr pcnggunaall tatnpotr scla-
jantung prostetik dan shurtt biasanya harus dianlbil untuk tne- ma urcnstruasi.
ngobati inf'eksi dengan cukuP. MANIFESTASI KLlNlS. Diagnosis SST cliclasarkan pacla
Terapi antibiotik dibelikan n.relalui kateter vena sentral rnanif'estasi klinis (lihat Tabel lTzl-2). Mr-rlainya nicncladak clc-
yan-e terint'eksi (ntelalui setiap lurncn) dapat secara el'cktif rrre- r.t-[rin dcrnarn ting-sli, tnuntall clan cliale scrta discl'tni clcttgan
nyernbulrkan sepsis S. epidernidis sttluran. Jika katetcr atau nycri tcng-9orok. nycri kcpala dan tlialgia. Ruatl Inakulcr cr'
resevoir tidak dipellukan lagi, ia harus clilepas. Sayangnya. hal itcnratosa dil'Lrs (seperti tcrbal<ar cahiiva rtratahali) lnuncul cla-
ini tidak selah-r mungkin karena keperluan telapeutik pcnyakit lan 24 jarn dan rnungkin disertai clcn.ean hiperclni t.aring.
yang mendasari (nutrisi untuk sindrom usus pendek, kerno- konjungtiva, dan tnentbrana mukosa vagina. Petekic dapal bcr-
terapi untuk keganasan). Trial vankornisin intravena terindi- kcmbang pacla hari 3-4. Gcjala--uejalii sering melipLrti pt'rtrhlh-
kasi untuk mctnpertahankan saluran sentral. an pada tingkat kcsaciaran. oligurin dan hipotensi, yang pacla
Peritonitis paclir penderita yang rnengalarni dialisis pclito- kasus yang bcrat dapat mcnjclck rncnjadi syok tlan koagulasi
neunr rawat jalan terus-mencrus kat'ena S' epiderntidls merupa- intravaskulel' tersebar. Manil'cstasi yang paling seling aclalall
kan infeksi lain yang dapat diobati dengan antibiotik illtravcna cliarc (9ti"/o), mial-uia (96Va), muntah (L)2o/a). dcmaln lcbili ciari
atau intraperitoneum tanpa Inengeluarkan katcler dialisis. Jika 40"C (&1o/o). nyeli kcpala (12Vo), clan nycli tcng.sorok tl5cic\.
organisrne resisten terhadap metisilin, vankornisin yang disc- Pcnycrnbuhan tcriacli clalan'r 7-10 hari clan discrtai dengan pc-
suaikan untuk lungsi -uinjal rnerupakan terapi yang tepat. lelrasan kulit (dcskuamrtsi). tct'tttrirne tclrrpLtk tansan dan tcla-
PROGNOSIS. Kebanyakan episode bakteremia CONS bcre- pak kaki; rambut t'ontok dan kuku tcrlcpas juga. ditcmLrkan
spons sccal'er berhasil tcrhaclap antibiotik. Plognosis yang jelck scsudrtlr l-2 bulan.
dihutrungkan clengirn kcglnasatt, nL'utt'opcllia dan katup .ian- Ticiak ada uji laboratoriun spcsifik; uji tcrtentu yang lcpal
tung prostetik atau asli yang tcrinl'eksi. CONS menaikkan ang- rncnunjukkan kctcrlibatan sistcm banyak olgirn tct'nrasuk hliti.
ka molbiclitas, lzrtna rawat inap dan angka mortalitas padtr ginjal. otot, gastl'oinicstitturn. kardiollulnlonal, clan sistem sa-
penderita clengan dasar llcnyakit yang belkomplikasi. raf scntt'al. Tancla laboratoriuttt yang paling sering rt.llrlah kt--
naikan kreatinin (61)% ). trornbositopeni (59o/t'). hipokalscnria
(58oh). azotcrri a (57 Va), hi pcrb i I irubirrc:mi a ( 54Vc), l<cnai kan
174.3 Sindrom Syok Toksik (SSO cnz.im hati (50ah), dan leukositosis 15.000 atau lcbih (48'2,).
Biakan bakteri tenlpzit terkait (niisal. va-uina. abses), sebelutll
SST ldalah penyakit multisistem akut yang ditandai de- pemberian antibiotik, biasanya rncngliasilkan S. au retts.
ngan demaim tinggi, hipotensi. urunltrh, nyeri abdomcn, clialc, DIAGNOSIS BANDING. Pcnyakit Kawasaki (sinclrom lim-
miaigia, kclainan neulologis tidak setempat (nonlbkal), dan fonodi rnukokutan) sangat mcnycrupai SST sccara klinis tutapi
ruam eritematostl. biasanya ticlak sanra bcratnya. Kecluanya disel'tai dcn-qan dc-
924 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

mam yang tidak berespons dengan antibiotik, hiperemia mem- TABEL 174-2Kriteia Klinis dan Laboratorium untuk Sindrom Svok
brana mukosa, dan ruam eritematosa dengan pengelupasan se- toksik
lanjutnya. Namun, banyak dari tanda-tanda klinis SST, tidak
ada atau jarang pada penyakit Kawasaki, termasuk mialgia di-
fus, muntah, nyeri perut, diare, azotemia, hipotensi, sindrom
distres pernapasan (lihat Bab 152), dan syok. Penyakit Kawasa
ki secara khas terjadi pada anak sebelum umur 5 tahun, dan be-
berapa kasus "penyakit Kawasaki dewasa" dapat merupakan
SST. Demam skarlet, demam berbintik Rocky Mountain, lepto-
spirosis, nekrolisis epidermal toksik, sepsis, dan campak harus
diperrimbangkan pada diagnosis banding. Streptokokus grup A
dapat menyebabkan penyakit seperti syok toksik yang serupa.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN. Risiko rendah yang se-
dang mendapat SST (6,2 kasus/l00.000 wanita yang sedang
menstruasi) dapat dikurangi dengan tidak menggunakan tam-
pon atau dengan menggunakannya secara sebentar-sebentar se-
lama setiap masa menstruasi.
Manajemen remaja yang dicurigai menderita SST termasuk
pembuangan setiap sisa tampon yang tertahan dengan teliti
pada saat mengambil sampel awal untuk biakan serviks dan
vagina. Penggantian cairan harus agresif untuk mencegah atau
mengobati kolaps kardiovaskuler. Agen inotropik mungkin
diperlukan untuk mengobati syok; kortikosteroid dan imuno-
globin intravena dicadangkan untuk kasus berat.
Pemberian antibiotik antistafilokokus resisten- p-laktamase
parenteral (misal, nafsilin, oksasilin, metisilin) dianjurkan se-
sudah biakan yang tepat diambil. Biakan vagina pada SST
menstruasi dan tempat-tempat yang terinfeksi atau yang ter-
kolonisasi pada SST bukan menstruasi terindikasi. Terapi an-
tistafilokokus dengan metisilin, nafsilin, atau oksasilin (150-
200 mg/24 jam, diberikan dalam dosis terbagi empat sampai Latham RH, Running K, Stamm WE: Urinary tract infections in young adult
enam [dewasa: 8-10 g24 jam]) selama l0-14 hari tidak mem- women caused by Staphylococcus saprophyticus. JAMA 250:3063, 1983.
pengaruhi hasil akhir segera tetapi mencegah kumat pada SST Patrick CC: Coagulase-negative staphylococci: Pathogens with increasrng
clinical significance. J Pediatr 116:491, 1990.
menstruasi. Antibiotik dan drainase terindikasi pada infeksi Patrick CC, Kaplan SL, Baker CJ, et al; Persistent bacteremia due to
stafilokokus spesifik seperti sinusitis atau osteomielitis. Anti- coagulase-negative staphylococci in low birth weight neonares. pediatrics
biotik alternatif untuk penderita alergi terhadap penisilin ter- 84:9'77, 1989.
Younger JJChristensen GD, Bartley DL, et al: Coagulase-negative staphylo-
masuk klindamisin, eritromisin, rifampin dan fimetoprim-
cocci isolated from cerebrospinal fluid shunts: Importance of slime produc-
sulfametoksasol. tion, species identification and shunt removal to clinical outcome. J Infect
Dis 156:548, 1987.

Staphylococcus aureus Sindrom Syok Toksik


Brumfitt W, Hamilton-Miller J: Methicillin-r€sistant Staphylococcus aureus. Ferguson MA, Todd JK: Toxic shock syndrome associated with Staphyktcoc-
N Engl J Med 320: 1 I 88, I 989. cus dureus sinusitis in children. J Infect Dis 161:953, 1990.
Eng RHK, Bishburg E, Smith SM, et al: Staphylococcus aureus bacteremia Todd JK: Toxic shock syndrome. Clin Microbiol Rev 1:432, 1988.
during therpy. J Infect Dis 155: 1331, 1987. Todd JK: Therapy of toxic shock syndrome. Drugs 39:856, 1990.
Hodes DS, Barzilai A: Invasive and toxin mediated Staphylococcus aureus Todd JK, Todd BH, Franco-Buff A, et al. Influence of focal infection condi-
diseases in children. Adv Pediatr Infect Dis 5:35, 1990. tions on the pathogenesis oftoxic shock syndrome. J Infect Dis 155:673,
Kim JH, van der Horst C, Mulrow CD, et al: Staphylococcus aureus meningi- t987.
tis: Review of28 cases. Rev Infect Dis 2:698, 1989.
Marrack P, Kappler: The staphylococcal enterotoxins and their relatives. Sci-
ence 248:705, 1990.
Ribner B_S: Endemic, multiply resistant Staphylococcus aweus in a pediatric
population. Am J Dis Child 141:1183, 1987.
Todd JK, Todd BH, Franco-Buff A, Smith C, Lawellin DW: Influence of focal
infection conciitions on the pathogenesis of toxic shock syndrome. J Infect
I Ban 17 5
Dis I 55, 673, 1987.

Stafi lokokus koagulase-negatif


Infeksi Streptokokus
Boyce MJ, Potter-Bynoe G, Opal SM, et al: A common-source outbreak of
Stap hy loc occ us epide rmidis infections among patients undergoing cardiac
James Todd
surgery. J Infect Dis 161:493,1990.
Gruskay J, Harris MC, Costarino AT, et al: Neonatal Staphylococcus epider-
nldis meningitis with unremarkable CSF examination results. AM J Dis Streptokokus adalah penyebab infeksi bakteri yang paling
Child 143:580.1989. lazim pada masa bayi dan anak. Streptokokus grup A, penye-
175 . Infeksi Streptokokus 925

bab faringitis aktt bakterial yang paling sering, juga mengha- kedua cara dan menggambarkan hubungan streptokokus pada
silkan variasi yang luas infeksi lain dan sekuele nonsupuratif kolonisasi manusia dan penyakit.
seperti demam reumatik (lihat Bab 175) dan glomerulonefritis
(lihat Bab 465). Infeksi selama usia 3 bulan pertama dengan
streptokokus B-hemolitikus grup B adalah lazim dan dapat ada STREPTOKOKUS GRUP A
sebagai bakteremia, meningitis, osteomielitis, atau artritis sep-
tik (lihat Bab 698). Sekuele penyakit streptokokus B-hemolitiku! grup A (mi-
ETIOLOGI. Streptokokus adalah kokus gram-positif yang
sal, demam reumatik, glomerulonefritis) dibahas pada Bab

tumbuh dalam pasangan atau rantai dengan panjang bervariasi,


175-l dan 465.
EPIDEMIOLOGI. Insiden sekuele supuratif dan nonsupuratif
diklasifikasi atas dasar kemampuannya menghemolisis sel da-
streptokokus grup A naik pada akhir tahun 1980 dan 1990.
rah merah; kelas dengan hemolisin menghasilkan hemolisis
Alasan munculnya kembali penyakit streptokokus serius ini ti-
sempurna (hemolitik-B), kelas yang menghasilkan hemolisis
sebagian (hemolitik-cr), dan kelas yang tidak menghasilkan
dak diketahui tetapi dicurigai terkait dengan naiknya preva-
lensi strain streptokokus yang menghasilkan lebih banyak fak-
hemolisis (hemolitik-y). Hemolisis-u menimbulkan warna hi-
jau pada eritrosit kambing (kelompok viridan). tor virulensi yang disebutkan sebelumnya. Streptokokus grup
Lancefield selanjutnya membagi streptokokus atas dasar A merupakan penghuni normal nasofaling; angka kolonisasi
perbedaan pada komponen karbohidrat (karbohidratC) dalam
pada anak bervariasi antara 15-20%. Insiden penyakit tergan-
dinding sel; streptokokus grup A sampai H dan K sampai V tung pada umur anak, musim dari tahun tersebut, iklim dan lo-
seiauh ini telah dikenali. Dinding sel tersusun dari tiga lapisan
kasi geografis, serta tingkat kontak dengan individu terinfeksi.
yang berbeda. Bagian luar berisi beberapa protein antigen; Biasanya, insiden paling rendah antara bayi, yang dapat di-
yang paling penting adalah protein M. Streptokokus B-hemoli-
proteksi oleh antibodi spesifik-tipe yang didapat transplasental
tikus grup A dapat dibagi menjadi lebih daripada 80 tipe imu- dan kurangnya reseptor faring untuk pengikatan streptokokus.
nologis yang berbeda yang didasarkan atas perbedaan protein Infeksi streptokokus kulit paling sering pada anak sebelum
M. Antigen M tahan fagositosis dan merupakan faktor virulen umur 6 tahun; faringitis streptokokus paling seling antarr
utama. Asam lipoteikoat, unsur pokok lain dinding sel, merupa-
umur 5 dan 15 tahun. Penyakit streptokokus, termasuk demam
skarlet, jarang pada anak sebelum usia 3 tahun, tetapi pada ke-
kan faktor virulen lain yang menambah kolonisasi dengan me-
lekat pada fibronektin pada permukaan sel epitel. Kapsul asam
luarga dengan infeksi streptokokus yang diketahui, strep-

hialuronat tahan terhadap fagositosis, lebih lanjut memperrnu- tokokus mungkin ada sebagai infeksi saluran pernapasan atas
nonspesifik, faringitis, dan otitis media, dengan atau tanpr im-
dah virulensi. Imunitas didapat diarahkan pada protein M.
petigo. Insiden faringitis streptokokus lebih tinggi pada iklim
Streptokokus menghasilkan toksin, enzim, dan hemolisin.
sedang; insiden dan keparahan tampak bertambah pada cuaca
Lebih daripada 20 antigen ekstraseluler dilepaskan oleh strep-
tokokus hemolitik grup A yang tumbuh pada jaringan manusia dingin. Penyakit kulit streptokokus lebih sering diiklim tropis
dan pada cuaca yang lebih panas di daerah iklim sedang.
telah dikenali. Produk-produk ekstraseluler yang mempunyai
arti klinis paling besar adalah eksotoksin (A, B dan C) piro- Streptokokus B-hemolitikus grup A tersebar dari orang ke
genik (dulu eritrogenik), streptolisin O, streptolisin S, NA- orang. Infeksi dapat disebarkan oleh tetesan; pengidap hidung
Dase, streptokinase, DNase, hialuronidase, proteinase, amilase
dan faring adalah penyebar yang efektif. Infeksi juga dapat
tersebar dengan kontak dengan lesi kulit atau disebarkan oleh
dan esterase. Eksotoksin piogenik menimbulkan ruam demam
makanan, susu dan air. Penularan streptokokus biasanya diser-
skarlet dan menyebabkan syok pada penyakit seperti syok tok-
sik. Biasanya, pengeluaran eksotoksin piogenik tergantung tai dengan penghuni rumah, sekolah, instalasi militer atau in-
pada bakteriofag infeksi (lisogen) streptokokus. Streptolisin S stitusi lain yang berdesakan. Gangguan epitel kulit memberi
kecenderungan pada pioderma streptokokus atau impetigo. Pe-
sebagian besar melekat sel dan merusak membran neutrofil
nularan dari individu yang terinfeksi paling lazim selama sta-
dan trombosit. Streptolisin O dihasilkan oleh kebanyakan
streptokokus grup A dan beberapa grup G. Bahan ini melisis
dium kolonisasi. Kolonisasi (nasofaring) dapat mendahului
sel darah merah dan toksik terhadap neutrofil, trombosit, dan atau menyertai (2-6 minggu) infeksi yang nyata. Imunitas,
yang adalah spesifik-tipe , dapat diinduksi oleh pengidap or-
otot jantung mamalia. Pengembangan streptolisin S dan O
ganisme atau oleh infeksi yang nyata. Risiko penyakit strep-
menghasilkan zone terang hemolisis yang memungkinkan kla-
sifikasi organisme sebagai strain B-hemolitik. Enzim digestif tokokus mengurang selama masa dewasa karena imunitas
berkembang terhadap serotip yang lebih lazim.
ekstraseluler mencairkan pus dan, bersama dengan hialuroni-
dase, mempercepat penyebaran streptokokus melalui bidang- PATOGENESIS. Sesudah inhalasi atau penelanan, strepto-
bidang jaringan. Proteinase, terutama, dihubungkan dengan kokus melekatkan dirinya pada sel epitel saluran pernapasan
penghancuran jaringan penyakit streptokokus invasif berat. dengan fibril-fibril permukaannya dan asam lipoteikoat din-
Antibodi .terhadap streptolisin O (ASO), DNase B, hialuroni- ding sel. Fibril-fibril berisi epitop antifagosit protein M spe-
dase, NADase, dan streptokinase berguna dalam serodiagnosis sifik-tipe, yang dengan asam hialuronat kapsul menahan f'a-
penyakit streptokokus grup A. Antibodi tipe-M spesifik dapat gositosis. Enzim digestif ekstraseluler mempermudah penye-
terdeteksi 4-8 minggu sesudah infeksi; terapi antibiotik baran infeksi dengan mengganggu trombosis lokal {strep-
mengikis respons ini. tolisin) dan pembentukan pus (DNase) dan memperbesar di-
Pemisahan dengan tipe hemolisis dan penggolongan gesti jaringan pengikat (hialuronidase, proteinase). Komplikasi
Lancefield sebagai cara mengklasifikasi streptokokus tidak supuratif menyertai radang lokal (abses peritonsiler, abses ret-
saling memperkuat. Tabel 175-1 menunjukkan klasifikasi oleh rofaring), perluasan langsung (otitis media, sinusitis), penye-
926 BAGIAN XVII r Penyakit Infeksi

TABEL 175-1 Hubun-san Streptokokus yang Diidentitikasi dengan Pengelornpokan Lancellelcl dan Reaksi Hcmolilik pada Tempat-rerrpat
Kolonisasi dan Penvakit
Grup . l',.3enro1i3is,,r,- ,

Anligen,, ,'tSpe.sies,; ii pada Agar Darah Tempat PCny,akit Manusia


Lancelield Stiep.lp,trok'ui' Kambin[{-: Kolonisasi ,: j;3ngll,621rn.d

,s,: i lt ?.F. !,1,!,i!,:' 0


:: Farins, kulit. rek- Faringitii. ionsilitis. erisipclls, intpetigo, scprikc-
-tuln mia, inl'eksi Iuka, lasiitii nekrotik:rrrs. seluliris.
i
,]
a l:.: .
:.:]l
.'::::::: .l I
rnenirrgitis. pncumonia, dernrrn skarlet. sin-
:. l:.. :t: I a::::. :
drom seperti-syok toksik. tlernam reutnalik.
l
.:. :tii, glornerul oriefliti s akur
S. ttgal1ititre hallllg; vagrna Sepsis puerperal, korioanrniositis. cntlokrrcli t is,
neotri11us,,,,qr.1i1rgitis; osteomielitis,
.,-selSiS
pneumonla
c_H,,Kr?,,, Bg&agai, spesies; $'g .
Mulul, farin_q, va- Inf'eksi lulth, sepsi s puirperat, seluliti s, sinusitis,
l

$ina, kulit cndokrlditjs, lbscs otrk, sepsii. irrleksi noso-


,,,, :.
. .- !rl:j,r::::.::j
I :' :l
i tt ::, komial, infeksi oporrurrisrik
Tak dapat ditipe s, v it, i.1l.a |i ; ;,.;.11,,:,t,
'n:::=::::
N irr'"r. ' Endokarditis,,, , I.::;,,, :i;li' ' :i:: I r''ir r,
-5. r,r.:il
Tak dapat,ditipe lut l aitis nuri,r! Enclokrrditis
:

r :,tt'il G.._ ,:,:i


Tak dapqt ditipe E!teroCocqui;tae; xanAii;C*,1di; Endokarditis, inleksi srlulin kencing. inlcksi sa-
Calis, faecium
]siifi+
luran crnpedu, inl'eksi usus. pcritorritis, brkrere-
rnia superinfeksi

*c
= henolisis parsial; B = hemolisis senpurnai y = tidak henolisis

baran limfangitis (lirlladenitis), atau bakteremia (sepsis, os- ngan membran pada kasus berat. Lidah mungkin edema dan
teornielitis. pneurnonia). merah, Selarna penyakit hari-hari pertama. punggun_e liclah
Streptokokus penyebab-demant skarlet menimbulkan rna- mempunyai selaput putih yang padanya ntenonjol papilla
nif'estasi klinis yang serupa dengari,manif'estasi klinis yang di- merah dan edema (yaiLu lidah strawberri putilt). Scsuclah be_
tinrbulkan oleh strain yang mcngandung-eksotoksin nonpiro- berapa hari selaput putih nlengelupas; lidah mer.ah tlengan
genik kecuali ruarn bentuk skarlatina. Secara serologis jelas papila rnenonjol menctap ber.tebaran (yaitu. lidah str(^t,berri
eksotoksin pirogen (A-C) rnenimbulkan ruam pada hospes nterah, lidah fl'ambus). Palatum dan uvula nrun_ukin cdema.
nonirnun. Ploduksi ruallt tergantung sebagian pada reaksi hi- merah dan tertutup dengan petekic.
persensitivitas hospes dan dikulangi olch sintesis antitoksin Eksantcm merah, bcrbintik-binrik atau papuler halus, clan
spesifik. Toksin ini juga menunjukkan pirogenisitas clan sito- pucat pada penekanan. Pada bebcr.apa individu, eksantern clzr_
toksisitas; mempelkuat pengaruli cndotoksin; dan dihubung- pat diraba lebih nrudah dar-ipada dilihat, mempunyai i-rnytluult
kan dengan penyakit sepcrti-syok toksik. Eksotoksin A kulit angsa iitau kcrtas antpclas yang kasar. Ruam pacla mu-
str-eptokokus pirogcnik rnempunyai hornologi asam arnino sc- lanya muncul di aksilla. sclangkangan. dan lcher tetapi clalanl
bagian dengan enteroroksin B stafilokokus, yang dihubungkan 24 jarn ntcnjadi mcnycluruh. Lcsi berbintik biasanya ticlak acia
dengan sindrom syok toksik stafllokokus. pacla rnuka. Dahi clan pipi tarnpak rnenjacli rnerah. clan dacrah
MANIFESTASI KLlNlS. Infeksi yang paling sering disebab- sekeliling nrulut pucat (yaitu pucat sekcliling rntlut Ic,i.rr:rtrrto-
kan oleh streptokokus B-hemolitikus gr-up A melibatkan salur- rall). Ruarn paling jelas di aksilla dan selangkangan dan;tada
an pernapasan, kulit. -jaringan lunak, dan dar.ah. tempat-tempat penekanan. Pcrckie dapat ter-jadi karcrra fiagili_
lnfeksi Saluran Pernapasan. Lihat Bab 32i. tas kapiler. Daerah hipcl'pigrnenlasi ynng ridak mernucat pacla
penekanan dapat tampak pacla lipatan yang dalam, terutat.na
Demam Skarlet. Penyakit ini adakih akibat infeksi oletr
pada fbssa antekubiti (yaitu gar.is pastio). pacla penyakit yang
streptokokus yan_e rnenghasilkan salah satu dari ti_ra eksotok-
berat, lesi vcsikuler kecil Qnilictri st.tduntittrt) rnun_ukin ntuncul
sin pirogenik (eritro_renik). Masa inkubasi berkisar dari l-7
pitda perut, tangan clan kaki.
hari. dengan rata-riltzr 3 h;rri. Mulainya akut dan ditandai de-
Pcngelupasan (descluamasi) nrulai pada muka dalam pe-
n-9an clemam, nrun{ah. nyeri kepala, toksisitas, faringitis, clan
ngclupasan halus sampai akhir- rnin_egu pcrtama dan bcr.lanjLrr
meng-eigil. Mungkin acla nyeri pelut; bila landa-tanda ini cliser-
terus pada tubuh dan akhir-nya pada tan-qan clan kaki. Lanra
tai muntah sebelurn munculnya ruant, mun-ukin clikcsankan
dan luas pengelupasan bcrvariasi ntcnurut intcnsitrrs r.lurm;
keadaan bedah pelut. Dalam l2-48 janr rruncul ruam khas.
pcngelr.rpasan ini dapat bcrlanjLrt untuk sclarnlL 6 ntinggu.
Biasanya, suhu naik ntcndadak clan dapat nrcmuncak pada Dentarnt skarlet daplt rncnycr-tai inlcksi luka (yaitLr. c]cntarn
39.6-40"C ( I03- 104"F) pada hali kcdua dan scdikir clcrni scdi- skarlet pcntbcdahan), lr-rka blrkar. atau inlcksi slrcpotkol(us ku_
kit ke norntal dalanr 5-7 hari pacla pcnder-ira yang ticlak dio- lit. Manil'estasi klinis scrupa dengan nianilcsrasi kulir 1,arrg
bati: biasanl,a nolnral da.lun 12-24 janr sesudah mulai tcralti baru saja diuraikan. tctapi tonsil clan fhrin-e hiasanva ticlak tcr_
penisilin. Tonsil hipcrcnris dan uclcm dart ntungkin tertutup de- libat. Garnbaran scrupa dapat clitcnrukan pacla strain stali_
ngan eksudar abu-abu-putih. Faring ntcr-adang clan tertutup cle- lokokus tcrtontu yang menghasilkan roksin pcngelupas.
L\t7
175 t Infeksi StrePtokokus

Denam skarlet harus dibedakan dali penyakit eksantema penjelekan dapat begitu cepat sehingga tidak ada t'cspons
lain, termasuk campak (ditandai dengan prodronial konjung- terhadap pengobatan dengan penisilin. Lesi dapat bereikhil be-
tivitis. fotofobia. batuk keling, dan bercak Koplik)' r'ubela (pe- belapl hrli sarnpei beberapa rninggu
-l68).
Bakteremia (lihat Bab 167 dan Bakterernia dapat nte-
nyakit lingan. lirrlacienopati postaurikuler biasanya ada, dan
biakan tenggorok negatif). dan cksantentr vit'us lain' Penderita nyertai infeksi kulit setempat (luka, selulitis, lesi valisela. hc-
dengan mononukleosis in {'eksiosa, n.renderita farin-uitis, ruarrr, mangion.ra, abses) atau saluran pernapasan iI'aringitis. otitis
lirntadenopati dan splenomegali .iuga lirnlbsit alipik' Eksantcm media, sinusitis, pneurnonia) pada penderita yang scbelttmtrya
yang dihasilkan oleh beberapa errtet'ovirus dapat dirancukan sehat atau telganggu imun (malnutrisi, ke-eanasan). Juga telah
den-ean demanr skarlet, tetapi perbedaannya diipat ditentukan
ter.jadi pacla anak-anak tanpa fbkus infeksi yang jelas. Sepsis
selama perjalanan penyakit, gejala-gejala yang menyertai clan dapat dengan cepat progresif, menyebabkan sakit sepelti syok
hasil biakan. Roscola ditanclai dcngan penghcntian detuarn de- roksik dcngan hipotensi, demam, leukositosis, koagulasi intla-
ngan mulainya ruam darr sifat eksantetna sementara' Penyakit vaskulcr terscbar, dan gangren perif'er. Fokus metastatik dapat
Kawasaki, crupsi obat. dan sindroll syok toksik l'rarus juga mcnirnbulkan rneningitis, abscs otak' altlitis septik' pllctnno-
dipikirkan. nia dan peritonitis. Jarang, endokarditis clerpat mcrnpe'r'sLrliL bal
Dematn skarlct scptik atiiu berat yang disel'tai dengan bak- tetcmia stleptokokus grup A. Plognosis paling jelek pada pcn-
teremia atau loksemia dapat tlcnampakkan dct.tlam tinggi dan derita dengan suatu penyakit yang mendasali sepclti kcgana-
mungkin dipclsulit olel.r artlitis, ikterus, dan hidlops kandung san.

empeclu. Detnanr skarlet dapat dibeclakan dari pcnyakit Kawa- Vaginitis. Streptokokus B-hemolitikus merupakan pcnyc-
saki pada ullul vang lebih tua pada rnulanytr, tidak erdanya bab vaginitis yang lazim pada wanita prapubertas. Bi"asanrii
kctcrlibatan koniun-utivii, dan llencmttan strcptokoktls grtlp A' ada kotoran serosa dan eritema serta iritasi daerah vulva vlLng
jelas, clisettai dengan rasa tidak enak pada saat bel'ialall clatl
Sincjrom seperti syok toksik strcptokokus disettai dcngan tok-
sin pirogen, rnen-chasilkrin toksisitas, dcmatn, syok, .jejas ja- kencing. Selulitrs streptokokus perianal rr.renirnbulkan gaLrl lo-
ringan (lasiitis nekrotikans, nliositis), ptrcutllonia, rttam (eri- kal, nyeri, tinja bclbintik darah, et'iterna drn ploktitis.
DIAGNOSIS. Walaupun 30clo anak dcngan nycri tcnggorok
terna lokal atau clilus, makulopapulcr, pctckie, pcngelLrpasan),
clan disfungsi rnultiolgan (ginjal, paru-paru, sistem sztral'sen- rnernpunyai biakan ten,ugorok positil untuk streptokoktls glup
tral). Syok, jejas jaringan lokal, unrur lebil.r tua, dan ruam A, hanya 50olo darinyt tretrtltunyai rcsp()ns antibodi positil'
nonskarlatiniform trenlbedakaln sindlom ini dengan dcman.t yang menunjukkan infeksi akti{' bukannya kolonisasi. Faringi-
skarl et. Ar c ct n o b ctc t e t' i u m l'tcr e t n o lt' t i c u m (dab'ulu C o ry n e b a c t e' tis strcptokokus dipikirkan pada umut' lebih -5 tahun, cletnatli
riLtnt lure tnoll li c Ltnr) jr"lga n.renyeb;ibkan tonsillitis, liiringitis tinggi, eksuclat, lir.nladenopati scrvikal allteriol' lunak, t'uatrl
dan ruam skarlatinifonn pader rernaja dan orang dewasa tnuda' skarlalina, dan riwayat per.rtajanan. Namun' hanya 1.57 anak
Sinar tlataharri berat dapat juga lcrancukan dengan clemam dengarr laringitis dtn't 25o/o diirinya yang dengan eksudat men-
skurl et. derita infeksi streptokokus; 507o darinya yang dengan l'aringi-
Pneumonia. Lihat Bab 170 tis stleptokokus ticlak tnempunyai cksudat tonsil. Pertim-
lnfeksi kulit. Bentuk infcksi kulit yang paling sering karena bangan klinis tidak meramalkan anak yang mana yang l)lung-
streptokokus B-henrolitikus grup A mclupakan pioderrna su- kin mendelita infeksi streptokokus, yang harus didiagnosis de-
perfisial (irnpctigo) (lihat Bab 605). Kolonisasi kulit utuh men- ngan biakan tenggorok atau deteksi antigcn.
clahului piocietr.na pada sekital l0 hari. Lesi kulit seperti im- Biakan tenggorok adalah bantuan laboratolium yang palin-q
petigo, eritema, dan selulitis berkembtrng sesudah pemasukan berguna dalam mernpcroleh diagnosis petda penclerita clengan
intradennal olch gigitan sel'an-qga, skabies, atau traurna kecil' tonsilitis atau fairingitis akut. Media tertentu rnembclikan hasil
Kolonisasi kulit atau pioderr.na dapat mernberi kecendcrungan yang lebih tinggi daripada plat agar clarah kambing. Hasil po-
penderita tersebut untuk kcnrudian r.r.rcngkolonisasi faling de- sitif biakan tenggorok dapat menunjukkan l'aringitis stlcp-
tokokus. tetapi streptokokus hernolitikus merupakan penghuni
ngan strain yang salna.
Ini'eksi jaringan lunak yan-q lebih dalanr dapat teladi' Selu- lazirn nersofaring pada anak anak scl.rat. Isolasi streptokokus
litis streptokokus adalah nyeri, eritematosa, infeksi kulit dan grup A dari laring anak dengan infeksi farings tidak perlu
jarin-ean subkutan keras. Selulitis ini lebih sering nlcngkom- ru.renr.rnjukkan bahwa pcnyakit discbabkan oleh orgrtrrismc ini

plikasi variasela diin dapat berkernbang nrenjadi fasiitis nekro- Bila streptokokus diisolasi dari anak dengan l'aringitis cksucla-
iikans atau miositis. Limfangitis dan lirlfacbnitis rcgional ada- tif' sedang atau herat yang mempunyai petckie pada pala-
lah lazirn. Abses jaringan lunak strcptokokus jarang tetapi ter- tumnya dan adenitis servikalis, diagnosisnya lebih tcrjanrin.
iadi pascaimunisasi dengan jarum yan-e terkontatrrinasi' Demam Uii deteksi antigen cepat tidak cukup sensitil'untuk digunakan
dan manil'estasi penyakit sistemik lain Inungkin ditetnukan' tarrpa dukungan biakan. Ncrntun, pengrtbatan dirtnjurkan puclu
Erisipelas adalah infcksi kLrlit akut. dibatasi dengan baik seirua cmak tlengcrtt faringitis dan biokan tenggrtrok cttnu uji
dengan lirnfan-eitis yalng nrelibatkan muka (disertai dengan antigetr ceput positif utttuk streptok*us grLtp A vraluuptut
falingitis) dan ckstrcmitas (luka). Kulit adalah eritcmatosa dan pctda beberapa kasus stt'eptokolils ntetrygtmrbarkatt l;olo'
keras, tcpi lesi yan-e rnakin mcluas nrcnoniol, rncrupakan tepi nisctsi.
yang keras. Lesi kulit biasanya discrtai dcn-9an dctnatn, mun- Rcspons irnunologis hospcs sesudah penrajanan pada anti-
tah. rlan iritiibilitris. Pada beberapa kasus. strcptokokus me- gen streptokokus dapat dinilai dengan men-eukttr titer antis-
nernbus melcrvati per-intang linllalik, dan diternukan abses tleptolisin O (ASO). Kcnaikan titcl ASO lcbih bcsal clari 160
subkutan. bakterernia, dan fokus infeksi metastatik. Baktere- unit Todd terjadi pada lcbih dali 80% nnak dcn-{an f'aringitis
mia iian ken'ratian cliscrtai clcngarn selulitis streptokokus, dan stleptokokus yang tidak cliobirti dalam 3-6 r-ninggLr pascain-
928 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

feksi. Respons ini dapat dimodifikasi atau ditiadakan dengan dengan tanda-tanda dan gejala-gejala yang dihasilkan oleh
terapi antibiotik awal dan efektif. Titer ASO mungkin amat organisme bakteri lain. Patogen yang mengganggu dapat
tinggi pada penderita demam reumatik; sebaliknya titer ASO ditentukan hanya dengan biakan.
positif lemah atau tidak naik sama sekali pada penderita dengan KOMPLIKASI. Komplikasi biasanya menggambarkan per-
pioderma streptokokus; respons pada penderita dengan glom- luasan infeksi streptokokus dari nasofaring. Korrplikasi ini da-
erulonefritis bervariasi. Streptokokus p-hemolitikus grup A juga pat menyebabkan sinusitis, otitis n.redia, mastoiditis, adenitis
dapat ditemukan dari faring individu tidak bergejala yang men- servikal, abses retrofaring atau parafaring, atau bronkopneu-
gembangkan respons antibodi terhadap organisme ini, sehingga monia. Penyebaran streptokokus hematogen dapat menyebab-
menunjukkan bahwa infeksi subklinis telah terjadi. kan meningitis, osteomielitis atau artritis septik. Komplikasi
Individu dengan irnpetigo mungkin bereaksi dengan kuat nonsupuratif lambat adalah demam reumatik dan glomeru-
terhadap rangsangan oleh produk-produk ekstraseluler strep- lonefritis.
tokokus yang lain. Anti-DNase (deoksiribonuklease) B mem-
PENCEGAHAN. Pemberian penisilin akan mencegah keba-
beri uji serologis yang paling baik untuk pioderma strepto-
nyakan kasus penyakit streptokokus jika obat ini diberikan se-
kokus; ia mulai naik 6-8 minggu sesudah infeksi. Kebanyakan
belum mulainya gejala-gejala. Kecuali untuk demam reumatik
penderita dengan faringitis streptokokus juga mengembangkan
(lihat Bab 175), indikasi untuk trirofilaksis tidak jelas. penisilin
kenaikan titer terhadap enzim ini. Penderita dengan pioderma
G atau V oral (400.000 U/dosis) diberikan empar kali sehari
dan faringitis dapat juga mengembangkan respons antibodi ter-
setiap hari selama 10 hari. Pilihan lainnya, 600.000 U benzatin
hadap hialuronidase, tetapi titer antihialuronidase (AH) naik
penisilin bersama dengan 600.000 U penisilin prokain aqua
kurang'teratur dibandingkan dengan titer ASO.
dapat diberikan sebagai injeksi inrramuskuler tunggal. pende-
Uji slide streptozim tidak mahal, 2 menit (Wampole Labo-
katan ini harus digunakan selama terjadi epidemi. Anak yang
ratories, Cranbury, NJ) dirancang untuk mendetekSi antibodi
terpajan pada suatu kasus khusus di sekolah dapat diamati de-
terhadap banyak antigen ekstraseluler streptokokus. Uji ini
ngan teliti.
mendeteksi lebih banyak penderita dengan titer antibodi yang
Manajemen pengidap streptokokus B-hemolitikus grup A
naik daripada setiap uji tunggal yang lain yang sekarang terse-
masih dalm perdebatan. Dikesankan bahwa pengobatan pengi-
dia. Reaksi nonspesifik (positif,palsu) telah dibatasi jum-
dap menghalangi perkembangan imunitas tipe-spesifik, cte-
lahnya, dan uji ini mampu mendeteksi respons antibodi dalam
ngan cara demikian menyebabkan individu rentan terhadap
7-10 hari infeksi. Namun, kekuatan reagen streptozim ber-
reinfeksi nantinya. Mungkin tidak perlu mengobati ulang pen-
variasi dari tempat ke tempat, dan mungkin tidak spesifik un-
derita konvalesen tidak bergejala dengan biakan tenggorok po-
tuk antibodi terhadap produk-produk ekstraseluler strepto-
kokus grup A.
sitif secara terus-menerus untuk streptokokus grup A, karena
mereka biasanya pengidap yang tidak menderita infeksi strep-
Angka sel darah putih mungkin naik atau tidak. Karena
tokokus menetap atau berulang. Anak yang diduga menderita
leukositosis mungkin terjadi pada banyak penyakit bakteri dan
infeksi streptokokus berulang mungkin merupakan pengidap
virus, penemuan ini tidak spesifik. Sama halnya, kenaikan
yang sering menderita infeksi virus pernapasan yang terkabur--
pada laju endap darah dan protein C-reaktif tidak membantu
kan dengan infeksi streptokokus. Kecemasan orang tua mung-
menegakkan diagnosis spesifik.
kin bertambah sesudah beberapa episode tersebut. Pengobatan
DIAGNOSIS BANDING. Faringitis akut yang tidak dapat
dengan antibiotik bukan penisilin (misalnya sefalosporin, eri-
dibedakan secara klinis dari faringitis yang disebabkan oleh
tromisin, klindamisin) mungkin berguna dalam melenyapkan
streptokokus B-hemolitikus grup A dapat disebabkan oleh ba-
keadaan pengidapan ini tetapi harus dicadangkan pada rnasa-
nyak virus, termasuk virus Epstein-Barr (mononukleosis infek-
lah kasus yangjarang.
siosa). Penyebab virus mungkin dikesankan oleh tidak ber-
hasilnya mengisolasi streptokokus dan dapat dikenali secara Tidak tersedia vaksin streptokokus untuk penggunaan se-
spesifik dengan biakan virus dan pemeriksaan serologis. Mo- cara klinis.
nonukleosis infeksiosa mungkin dikesankan oleh manifestasi PENGOBATAN. Tujuan terapi adalah mengurangi gejala-
klinis, adanya limfosit atipik dalam darah perifer, dan kenaik- gejala dan mencegah komplikasi sepsis, supuratif dan nonsu-
an titer antibodi heterofil dan antibodi virus Epstein-Barr. Fari- puratif. Penisilin merupakan pilihan untuk pengobatan infeksi
ngitis akut yang serupa dengan faringitis yang disebabkan oleh streptokokus. Semua strain streptokokus B-hemolitikus grup A
streptokokus B-hemolitikus dapat terjadi pada penderita de- yang diisolasi sekarang sensitif terhadap kadar.penisilin yang
ngan difteria, tularemia, toksoplasmosis, infeksi dengan Myco- dapat dicapai in vivo.
plasma atau A. haemolyticum, dan jarang pada individu Kadar penisilin darah dan jaringan yang cukup untuk
dengan tuberkulosis tonsil, salmonellosis, dan bruselosis atau membunuh streptokokus harus dipertahankan selama seku-
infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Neisse- rang-kurangnya 10 hari. Anak-anak dengan faringitis strep-
ria meningitidis dan Yersinict enterocolitica. Penyakit ini dapat tokokus harus diobati dengan penisilin (125-250 mg/dosis tiga
dibedakan dengan biakan dan uji serologis yang tepat. kali sehari) selama 10 hari. Penisilin G atau penisilin V dapat
Pioderma streptokokus harus dibedakan dari penyakit kulit digunakan; yang terakhir ini lebih disukai karena kadar darah
stafilokokus. Seringkali spesies bakteri ini ada bersama. Lesi yang memuaskan dicapai walaupun lambung tidak kosong. In-
yang dihasilkan secara klinis tidak dapat dibedakan. pemi- jeksi tunggal intramuskuler penisilin G benzatin berdaya lama
sahnya hanya dibuat dengan biakan. (600.000 U untuk anak berar badan <60 lb dan 1.200.000 un-
Septikemia, meningitis, artritis septik dan pneumonia strep- tuk anak >60 lb) mungkin lebih efektif untuk pengobatan arau
tokokus menyajikan tanda-tanda dan gej ala- gej ala y ang serupa pencegahan kumat dan terindikasi pada semua penderita yang
175 t Infeksi Streptokokus 929

tidak taat atau penderita yang mengalami mual, muntah atau Bila endokarditis atau infeksi serius lain disebabkan oleh
diate. enterokokus, dianjurkan terapi dengan ampisilin ditambah de-
Eritromisin (40 mgkgl24 jam), klindamisin (30mglkg/24 ngan aminoglikosid. Beberapa strain enterokokus mungkin sa-
jam), atau sef'adroksil monohidrat (15 mg/kgl24jam) dapat di- ngat resisten terhadap ampisilin atau aminoglikosid dan harus
gunakan untuk pengobatan faringitis streptokokus pada pende- diobati dengan vankomisin.
rita yang alergi terhadap penisilin. Biasanya angka kumat lebih Endokarditis bakteri pada anak sering disebabkan oleh in-
rendah dengan regimen yang bukan penisilin. Tetrasiklin dan feksi dengan Streptococcus viridans. Varian organisme ini
sulfonamid tidak boleh digunakan untuk pengobatan, walau- yang tumbuh lambat dan memerlukan vitamin 86 atau senya-
pun sulfonamid dapat digunakan untuk profilaksis demam reu- wa thiol untuk pertumbuhan optimal juga menyebabkan endo-
matik. karditis pada orang dewasa dan anak-anak. Penting diketahui
Kegagalan pengobatan, didefinisikan bila streptokokus me- bahwa media yang ditambahkan diperlukan untuk isolasi dan
netap sesudah pemberian penisilin selesai, terjadi pada 5-20% uji sensitivitasnya; kadar hambatan minimal (rninimaL inhibi-
anak dan lebih sering dengan terapi oral daripada dengan intra- tory concentration [MIC]) rendah palsu mungkin ditemukan
muskuler. Kegagalan ini mungkin karena ketaatan yang jelek, bila digunakan media yang tidak ditambah. Beberapa organ-
re-infeksi, adanya f-lora oral penghasil-B laktamase, toleransi isme ini relatif toleran terhadap penisilin; terapi dengan penis-
streptokokus, atau ada dalam keadaan pengidapan. Pengidap ilin dan aminoglikosid dianjurkan sampai hasil pemeliksaan
tetap streptokokus memberi kecenderungan sejumlah kecil sensitiviats tersedia. Pada beberapa keadaan, organisme ini
penderita mengalami relaps bergejala. Biakan tenggorok beru- sensitif terhadap klindamisin dan vankomisin.
lang sesudah penyelesaian terapi penisilin hanya terindikasi
pada keadaan yang berisiko tinggi, seperti pada penderita de-
DiNubile MJ: Treatment of endocarditis caused by relatively resistant nonen
ngan riwayat demam reumatik sebelumnya. Jika biakan teng- terococcal streptococci: Is penicillin enough? Rev Infect Dis 2: I 12, 1990.
1

gorok positif lagi untuk streptokokus grup A, beberapa klinisi Hodge CW, Schwartz B, Talkington DF, et al: The changing epidemiology of
menganjurkan pem.berian pengobatan seri kedua. Persistensi invasive group A streptococcal infections and the emergence of streptococ-
cal toxic shock-like syndrome. JAMA 269:384, 1993.
setelah penyelesaian pengobatan antibiotik kedua mungkin
Kokx NP, Comstock JA, Facklam RR: Streptococcal perianal disease in chil'
menunjukkan suatu keadaan pengidap, mempunyai risiko ren- dren. Pediatrics 80:659, 1987.
dah untuk perkembangan demam reumatik dan tidak memerlu- Levin RM, Grossman M, Jordan C, et al: Group A streptococcal infection in
kan terapi lebih lanjut. children youngerthan three years ofage. Pediatr Infect Dis J 7:581, 1988.
Penderita dengan demam skarlet berat, bakteremia strep- Miller RA, Brancalo F, Holmes KK: Corynebacteriunr hemolyticzr? as a cause
of pharyngitis and scarlatiniform rash in young adults. Ann Intern Med
tokokus, pneumonia, meningitis, infeksi jaringan lunak dalam, 105:867.1986.
erisipelas, sindrom syok toksik streptokokus, atau komplikasi Pichichero ME, Disney FA, Talpey WB, et al: Adverse and beneficial effects
faringitis streptokokus harus diobati secara parenteral dengan of immediate treatment for Group A beta-hemolytic streptococcal pharyngi-
penisilin, lebih baik secara intravena. Dosis dan lama terapi tis with penicillin. Pediatr Infect Dis J 6:635, 1987.
Pichichero ME, Margolis PA: A compadson of cephalospodns and penrcillin
harus disesuaikan dengan sifat proses penyakitnya, dengan in the treatment of Group A beta-hemolytic streptococcal pharyngitis: A
diperlukan dosis harian setinggi 400.000 Ukgl24 jam pada ke- metaanalysis supporting the concept of rnicrobial copathogenicity. Pediatr
banyakan infeksi berat. Infeksi nekrotikans, berat, mungkin Infect Dis J 10:275,1991.
Radetsky M, Solomon JA, Todd JK: Identification of streptococcal pharyngi-
memerlukan tambahan antibiotik kedua (misal, klindamisin)
tis in the office laboratory: Reassessment of new technology. Pediatr Infect
untuk memastikan pembunuhan bakteri seluruhnya. Dis J 6:556. 1987.
PROGNOSIS. Prognosis untuk infeksi streptokokus yang Shulman ST: Streptococcal pharyngitis: Clinical and epidemilogic factors. Pe-
diobati dengan cukup sangat baik; kebanyakan komplikasi su- diatr Inf'ect Dis J 8:816, 1989.
Todd JK: The sore throat: Pharyngitis and epiglottis. Infect Dis Clin North
puratif tercegah atau mudah diobati. Bila terapi diberikan se-
Am 2:149, 1988.
gera, komplikasi nonsupuratif tercegah dan biasanya pe-
Wheeler MC, Roe MH, Kaplan EL, et al: Clinical epidemiological, and micro
nyembuhan sempurna. Pada keadaan jarang, terutama pada biological correlates of an outbreak of group A streptococcal septicerr.ria in
neonatus atau pada anak yang responsnya terhadap infeksi ter- children. JAMA 266:533, 1991.
ganggu, pneumonia fulminan, septikemia, dan kematian dapat Wittler RR, Yan.rada SM, Bass JW, et al: Penicillin tolerance and erythromy-
cin resistence of group A B-hemolytic streptococci in Hawaii and the Phil-
terjadi walaupun biasanya terapi cukup. ippines. Am J Dis Child 144:587, 1990.
The Working Group: Defining the group A streptococcal toxic shock syn-
drome. JAMA 269:390, 1993.
INFEKSI KARENA STREPTOKOKUS LAIN

Pada banyak pusat, Streptococcus grup B telah menjadi pe-


175.1 Demam Reumatik
nyebab utama septikemia neonatus dan meningitis (lihat Bab
98). James Todd
Infeksi manusia dengan streptokokus grup C sampai H dan
K simpai O, serta dengan strain yang tidak dapat ditipe, telah Pada awal tahun 1960 baru-baru ini, demam reumatik dan
dilaporkan pada bayi dan anak normal. Klasifikasi organisme komplikasi utamanya, penyakit jantung valvuler, merupakan
ini dan infeksi yang terkait dengannya ditunjukkan pada Tabel masalah besar di seluruh dunia. Selama dekade akhir 1960 dan
175-1. Penisilin G memberi terapi efektif untuk stleptokokus 1970 penyakit ini hampir menghilang di Amerika Serikat dan
non-grup A, kecuali untuk strain cr-hemolitik tertentu dan en- Eropa Barat, walaupun penyakit ini terus tidak mereda di
terokokus; organisme ini biasanya rentan terhadap ampisilin. negara-negara yang sedang berkembang. Namun, pemunculan
930 BAGIAN XVII I Penyakit Inleksi

kembali demam reurnatik yang tercatat di Amerika Serikat Frekuensi serrangan demam reumatik akut pasca-infeksi
pada pertcngahan dan akhir tahun 1980 telah menekankan an- streptokokus grup A saluran pernapasan atas mendekall 3%
carnan sekuele nonsupuratif faringitis streptokokus grup A ini. individu dengan infeksi yang tidak diobati atau tidak cukup
Munculnya kembali demam reumatik di Amerika Serikat juga diobati. Gambaran ini sangat konstan, dan kadang-kadang di-
telah menekankan kembali perlunya pengertian yang lebih laporkan frekuensi yang lebih rendah yang mungkin meng-
baik dari patogenesisnya sehingga ca(a-cara kesehatan masya- gambarkan inklusi pengidap streptokokus grup A. Banyak
rakat dan cara-cara pencegahan lain dapat lebih efektif. anak yang membawa Streptococcus grup A merupakan pengi-
ETIOLOGI. Streptococcu,s B-hemolyticus grup A merupakan dap streptokokus grup A pada saluran pernapasan atas. Pengi-
agcn pencetus yang menyebabkan terjadinya demam reumatik dap streptokokus grup A sangat menurunkan risiko untuk per-
akut, walaupun mekanisme patogenetik yang tepat tetap tidak kembangan demam reumatik akut dan untuk penyebaran or-
terjelaskan. Tidak semua serotip streptokokus grup A dapat ganisme ini terhadap keluarga dekat atau kontak sekolah.
menimbulkan demam reumatik. Bila beberapa strain (misal, M Yan! terutama menarik dalam epidemiologi adalah rnun-
tipe a) ada pada populasi yang amat rentan l'eumatik, tidak ter- culnya kembali demam reumatik akut yang terjadi di Amerika
jadi demam reumatik ulang. Sebaliknya serotip lain yang la- Serikat pada pertengahan dan akhir tahun 1980. Walaupun in-
zim pada populasi yang sama menyebabkan angka serangan siden tahunan demam reumatik akut di banyak komunitas di
bcrulang 20-50Vo dari mereka yang dengan falingitis. Konsep Amerika Serikat kurang dari I dalam 100.000 selama awal ta-
"reumatogenisitas" lebih lanjut didukung oleh penelitian yang hun 1980, yang mulai pada pertengahan tahun 1980. ledakan
rnemberi kesan bahwa serotip-serotip streptokokus grup A serangan demam reumatik akut terjadi di banyak daerah di se-
yang sering dihubungkan dengan infeksi kulit, biasanya sero- luruh Amerika Serikat. Ledakan serangan awal dan terbesar
tip yang lebih tinggi, sering diisolasi dari saluran pernapasan dilaporkan dari Utah, tetapi laporan selanjutnya dari negara
atas tetapi jarang menyebabkan kumat demam reumatik pada bagian sebelah timur, termasuk Ohio dan Pensilvania, menun-
individu yang sebelumnya dengan riwayat demam reumatik. jukkan bahwa kemunculan kembali ini adalah di banyak tem-
Selanjutnya, serotip tertentu streptokokus grup A (misal, M pat (multifokal). Satu survei ahli jantung anak di pusat medik
tipe 1,3,5,6, 18,24)lebih sering diisolasi dari penderita de- rujukan yang besar di Amerika Serikat memberi kesan bahwa
ngan demam reumatik akut daripada serotip lain. Namun, ka- kenaikan pada jumlah kasus demam reumatik akut antara ta-
rena serotip tidak diketahui pada saat diagnosis klinis faringitis hun 1985 dan tahun 1989 terjadi pada sekitar 25 negara bagi-
streptokokus, klinisi harus menganggap bahwa semua strep- an. Juga sekurang-kurangnya ada dua ledakan serangan de-
tokokus grup A mempunyai kemampuan menyebabkan de- mam reumatik akut pada populasi calon militer di Amerika
mam reumatik, dan karenanya dari semua episode faringitis Serikat antara tahun 1985 dan 1988.
streptokokus harus diobati.
Sebab-sebab munculnya demam reumatik akut di Amerika
EPIDEMIOLOGI. Epidemiologi demam reumatik akut pada
Serikat tetap belum diketahui. Walaupun demam reumatik di-
dasarnya adalah epidemiologi faringitis streptokokus grup A.
hubungkan dengan populasi yang kurang menguntungkan se-
Demam reumatik paling sering ditemukan pada kelompok
cara sosial maupun ekonomi, namun munculnya kembali pada
umur yang paling rentan terhadap infeksi streptokokus grup A,
tahun 1980 terkait dengan keluarga kelas menengah baik kelu-
anak umur antara 5-15 tahun. Namun, kerentanan terhadap de-
arga suburban maupun keluarga pedesaan. Lagipula, serotip
mam reumatik juga nyata pada kelompok umur yang lebih tua,
streptokokus grup A yang telah diisolasi hanya sedikit selama
seperti dicatat pada ledakan demam reumatik akut yang telah
dekade 2 aLau 3 yang telah muncul dan menyebar sebelumnya.
terjadi pada populasi tertutup spesifik seperti calon militer.
Serotip ini mulai diisolasi dalam jumlah yang lebih besar
Kenaikan angka kasus juga terjadi pada kelompok yang
ketika kasus demam reumatik dilaporkan. Kenaikan jumlah
ekonomi maupun sosialnya kurang baik. Hal ini dikaitkan de-
isolat dari penderita demam reumatik atau secara bersamaan
ngan keadaan penuh sesak, yang lebih sering pada kelompok
dari kontak orang serumahnya dan saudara-saudaranya ter-
populasi ini. Lagipula, bertambahnya insiden faringitis strep-
bukti berupa M tipe l, 3, 5, 6 dan 18. Tipe ini secara historis
tokokus grup A pada musim gugur, musim dingin dan awal
dihubungkan dengan demam reumatik. Strain yang amat mu-
musim semi dihubungkan dengan kenaikan jumlah kasus de-
koid, terutama strain M tipe 18 streptokokus grup A telah
mam reumatik akut selama periode yang sama tahun tersebut.
muncul pada sejumlah masyarakat sebelum munculnya de-
Impetigo streptokokus grup A tidak menyebabkan demam
mam reumatik. Strain mukoid secara historis dihubungkan de-
reumatik akut, tetapi infeksi saluran pernapasan atas atau kulit
ngan virulensi.
dapat menyebabkan komplikasi infeksi streptokokus nonsupu-
ratif lain, glomerulonefritis pascainfeksi streptokokus akut. PATOGENESIS. Walaupun kenaikan yang mencolok cialam
Sebab-sebab untuk kejadian ini belum sepenuhnya dimengerti. pengetahun biologi kita mengenai streptokokus grup A dan
Hipotesis berkenaan dengan perbedaan potensi reumatogenik hospes manusia dan walaupun pengamatan mengenai hubung-
"strain kulit" dan "strain tenggorok" serta perbedaan yang dia- an epidemiologis antara streptokokus grup A dan hospes ma-
mati pada respons imunologik terhadap impetigo streptokokus nusia penting, mekanisme patogenetik yang menimbulkan
grup A dibanding dengan infeksi streptokokus saluran pemapas- perkembangan demam reumatik akut tetap belum diketahui.
an atas telah diusulkan untuk menjelaskan perbedaan ini. Ada dua teori dasar yang berupaya menjelaskan perkembang-
Faktor risiko epidemiologi utama untuk perkembangan de- an sekuele faringitis streptokokus grup A ini; pengaruh toksik
mam reumatik akut adalah faringitis streptokokus grup A. yang dihasilkan oleh toksin ekstraseluler streptokokus grup A
Reservoir utama streptokokus grup A adalah saluran pernapas- pada organ sasaran seperti miokardium, katup, sinovium dan
ai. atas manusia. otak; dan kelainan respons imun oleh hospes manusia. Peneli-
175 t lnfeksi Streptokokus 931

tian untuk hipotesis yang benar telah sangat terhambat oleh dari pengamatan ini telah dipermasalalikirn kalena anribodr sc-
kenyataan tidak adanya model binatang yang cukup. rum juga berkembang sesudah faringitis tidak telkornplikasi
Hipotesis yang rnemberi kesan bahwa demam reumatik pada individu tanpa bukti adanya karditis reumatik.
mungkin akibat pengaruh langsung toksin ekstraseluler strepto- Kemungkinan kelainan respolls imun juga didasarkan pacla
kokus belum terbukti. Misalnya, walaupun streptolisin O, suatu reaktivitas silang antara protein M sterepokokus -err-rp A dan
produk ekstraseluler streptokokus grup A merupakan kardiotok- jaringan manusia. Protein M adalah faktor virulen vang me-
sik pada binatang, streptolisin O ini tidak mungkin menimbul- nyebabkan organisme mampu menolak fagositosis. Lagipula.
kan pengaruh toksik langsung in vivo pada nriokardium dan pasca-infeksi streptokokus grup A, irnunitas spesil'ik-tipe niun-
katup atau streptolisin O ini tidak mungkin menjejas jaringan cul terhadap protein M spesifik-tipc. Plotein M strepro)<okus
hospes karena pembentukan "neoantigen", yang selanjutnya grup A memiliki bersama deretiin asam amino tel'tcntu dcngan
berespons imunologik dan mencederai hospes tersebut. beberapajaringan manusia, dan hal ini telah diusulkan sebagai
Hipotesis yang paling populer adalah hipotesis yang meru- kemungkinan sumber reaktivitas-silang antara or'_{anisme clarr
muskan respons imun abnormal oleh hospes manusia terhadap hospes manusianya, yang sedang menimbulkan kelainan re-
beberapa komponen streptokokus grup A yang rnasih belum spons imun. Salal.r satu dari dua kelas protein M berkorelasi
ditcntukan. Kemudian antibodi yang terbentuk menyebabkan dengan serotip streptokokus g{up A yang sering diisolasi dari
cedera imunologik yang menimbulkan manifestasi klinis. Peri- penderita demam reumatik akut.
ode laten, biasanya 1-3 minggu antara mulainya infeksi strep- Pada penderita dengan khorea Syde nham, anribodi yan_u la-
tokokus grup A yang sebenarnya santpai mulainya gejala-ge- zim terhadap antigen ditemukan dalanr membran sel srrep-
jala demarn reurnatik akut, memberikan dukungan terhadap tokokus grup A dan nukleus kaudatus otak. Pengamatan ini
mekanisme imunologis cedera jaringan. Walaupun antigen mendukung lebih lanjut konsep mekanisme autoimun abnor-
atau antigen-antigen spesifik yang mencetuskan respons imun mal pada manifeStasi sistem saral'sentral demam reumatik dan
demikian masih belum diketahui, namun ada beberapa ke- khorea Sydenham.
mun-ekinan. Streptokokus grup A adalah mikroorganisme Pengertian patogenesis demam reuntatik harus mencakup
kompleks yang rnenghasilkan banyak antigen somatik dan ek- kenyataan bahwa ada perbedaan dalam kerentanan terhziclzrp
straseh.rler'yang membangkitkan respons imun kuat. Teori ini perkembangan demam reumatik, meliputi insiden denrarn reu-
didukung lebih lanjut oleh penelitian bahwa setiap manusia matik dan penyakit jantung reumatik yan-e tidak biasa pada
narnpaknya berespons secara kuantitatif terhadap antigen anggota kelompok keluarga tertentu. Berkenaan dengan pe-
streptokokus. Misalnya, pada penelitian in vitro dengan lirnfo- ngaruh genetik ini, aloantigen spesifik ada pada perrnukaan
sit rnanusia, individu dapat dibagi menjadi responder rendah limfosit non-T pada 70-90V0 individu reumatik, tetapi kurang
dan tinggi terl.radap blastogen Asl-reptokokus, suatu produk ek- dari 30Vo "kontrol" individu nonreumatik yang mempunyai
straseluler organisme tersebut. Penemuan ini cocok dengan pe- petanda tersebut. Petanda lebih sering pada anggota,keluarga
ngamatan klinis dan epidemiologis yang tidak semua orang yang padanya ada kasus indeks demam reumatik daripacla
tanpak rentan terhadap demam leumatik yang sedang berkem- "kontrol" anggota keluarga yang tidak terkena.
bang tlihet di belakrng). Walaupun mungkin ada perbedaan genetik pada kerenta-
Dua antigen streptokokus merupakan contoh yang sangat nan reumatik pada manusia, mekanisme yang pasti tetap bc-
baik bagaimana respons irnunologik abnormal dapat menye- lum diketahui. Tidak rnungkin ledakan serangan denrarn reu-
babkan rnanifestasi klinis. Pertama polisakarida spesifik-ke- matik akut baru-baru ini di Amerika Serikat disebabkan olch
lompok dinding sel streptokokus B-heurolitikus grup A secara semakin bertambahnya populasi yang rentan yang didasalkan
antigenik serupa dengan glikoprotein yang didapat pada katup hanya pada genetik. Yang paling mungkin adalah bahwa rne-
jantung manusia dan sapi. Ada persistensi antibodi yang lama kanisme patogenitik perkembangan demam reumatik sesudah
yang melawan polisakarida grup A pada individu dengan pe- infeksi saluran pernapasan atas dengan streptokokus B-hernol-
nyakit katup jantung reumatik kronis dibanding dengan indi- itikus grup A melibatkan kombinasi silat-sifat spesifik orga-
vidu yang sembuh dari int-cksi stteptokokus tanpa terkom- nisme dan beberapa sekarang secara ticlak sempurna didelini-
plikasi atau mereka yang dengan nefritis akut. Bila katup mi- sikan scblgai kccendclungan gcnetik pada hospes rnanusia.
tral reumatik diarnbil secara bedah dan diganti dengan katup MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS. Tidak ada satu
prostetik, kadar antibodi serum terhadap poiisakarida grup A manifestasi klinis atau uji labolatoriurn spcsilik yang dengan
turun, seolah-olah rangsangan antigenik telah diambil. Namun, tegas menegakkan diagnosis demam reumatik. Agaknya, ada
tetap ada pertanyaan penting mengenai apakah antigen ini sejumlah tanda klinis tertentu,. disebut kriteria Joncs, yang
yang menyebabkan penyakit jantung valvulitis. Misalnya, te- membuat diagnosis demam reumatik akut sangat mungkin dan
lah dibuktikan bahwa antibodi terhadap karbohidrat spesifik- memerlukan pembahasan manit'estasi klinis dan diagnosis ber-
grup belkembang pascainfeksi kulit streptokokus grup A, dan sama. Walaupun klitelia Jones telah diubah beberapa kali se-
demam reumatik tidak menyertai infeksi kulit streptokokus jak publikasi aslinya, kriteria ini tetap pada dasarnya stabil dan
grup A (pioderrna). Antigen apa yang disebut reaktif-silang merupakan metode yang diterima, yang dengan metode ini di-
kedua pada mulanya digarnbarkan dalam dinding sel atau agnosis penyakit diperkuat. Rekomendasi Anterican Hettrt As-
membran sel. Antibodi terhadap antigen somatik ini ditemu- sociation baru-baru ini untuk diagnosis serangan awal demarl
kan dalam serum penderita demam reumatik (yaitu, antibodi reumatik disajikan pada tabel 17 5-2.
reaktif'-jantung), dan telah dirumuskan bahwa miokarditis de- Kriteria mayor. Karena lima kriteria ini dipandang merup.i-
mam reumatik akut adalah akibat respons abnolmal atau res- kan tanda yang paling spesifik, diberikan bobot yang lebih be-
pons autoimun terhadap membran sarkolemma. Namun, arti rat terhadap kritelia mayor.
932 BAGIAN XVll I Penyakit Infeksi

TABEL 175-2 Kriteria Jones untuk Diagnosis Serangan Awal De- agnosis lebih banyak daripada setiap manifestasi lain. Artritis
mam Reumatik akut demam reumatik adalah sangat nyeri. Tidak jarang anak
dengan bentuk artritis ini m'enolak mengijinkan menutup sendi
yang terkena, walaupun dengan penutup kasur atau pakaian.
Sendi merah, hangat dan bengkak. Artritisnya berpindah-
pindah dan mengenai beberapa sendi berganti-ganti; siku, lu-
tut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Jarang terjadi
pada jari tangan, jari kaki atau kolumna vertebralis. Tidakha-
rus simetris. Mungkin ada efusi. Jika sendi diaspirasi, biasanya
ditemukan leukositosis; leukosit polimorfonuklear adalah sel
yang paling sering ditemukan . Namun, tidak ada penemuan
laboratorium spesifik pada cairan sinovial.
Artritis tidak menyebabkan penyakit sendi kronis. Sesudah
PCR = Protein C-reaktif; LED = laju endap darah. memulai terapi antiradang, artritis mungkin hilang dalam 12-
*Dua kriteria mayor atqu satu kriteria mayor dan dua kriteyia minor plas
bukti adanya infeksi streptokokus sebelutnnya menunjukkan sangat mungkin
24 jam. Bila tidak diobati, artritis dapat menetap selama sem-
demam reumatik Pada kategori spesial yang didaftar dibawah, dignosis de- inggu atau lebih. Pada banyak penderita dengan artritis demam
mam reumatik dapat diterima tanpa dua kriteria mayor atau satu kriteria reumatik awal, polia4ritis migrans klasik tidak timbul karena
mayor dan dua kriteria nrinor. Namun, fuinya untuk a dan b syarat-syarat un- pengobatan dengan obat anti-radang, sehingga merancukan di-
tuk bukti adanya infeksi streptokokus sebelumnya dapat diabaikan. (Dari Spe-
agnosis.
cial Writing Group of the committee on Rheumatic fever, and Kawasaki
Disease of the Council on Cardiovascular Disease in the Young of the Ameri- Knonel. Khorea Sydenham, suatu bagian unik sindrom de-
can Heart Association: Guidlines for the diagnosis of rheumatic fever. In: mam reumatik, terjadi jauh lebih lambat daripada manifestasi
Jones Criteria, 1992 update. JAMA 268: 2069, 1992.)
a. Khorea, jika penyebab lain telah dikesampingkan.
lain. Gerakan,khorea athetoid ini dapat mulai dengan sangar ri-
b. Karditis yang berjalan secara tidak kentara atau mulainyalambat tanpa dak kentara. Periode laten pasca-faringitis streptokokus dapat
penjelasan lain. selama beberapa bulan, dan gerakan sering amat sukar untuk
c. Reumatik kumat'. Pada penderita dengan catatan penyakit jantung dideteksi pada permulaannya. Namun, anamnesis orang tua
reumatik dtau demam reumatik sebelumnya ada satu kriteria mayor,
atau demam, atau artralgia atau kenaikan reaktanfase akut memberi
dan guru yang teliti biasanya menunjukkan bukti bertambah-
kesan dugaan diagnosis kumat. Bukti adanya infeksi streptokokus nya kecanggungan. Salah satu tanda yang paling baik dari ke-
se be lumnya dipe rl u ku t d is i ni.
r canggungan ini pada anak usia-sekolah adalah gangguan yang
mencolok pada tulisan tangannya. Kelabilan emosi merupakan
penemuan yang lazim. Khorea Sydenham dapat mengenai se-
mua empat tungkai atau mungkin unilateral. Meskipun pada
satu saat khorea ini dapat ditemukan pada sebanyak 50Vo pen-
KnnomS (lihat Bab 390). Penemuan penting pada demam
derita dengan demam reumatik akut, bukti yang Iebih baru
reumatik akut adalah pankarditis yang melibatkan perikar-
dium, epikardium, miokardium dan endokardium. Karditis ada
memberi kesan bahwa khorea ini ditemukan sekurang-
kurangnya di Amerika Serikat pada 70Vo kasus atau kur3ng.
lah satu-satunya sisa demam reumatik akut yang mengakibat-
Khorea Sydenham sering hanya merupakan satu-satunya geja-
kan perubahan kronis. Manifestasi yang lazim adalah bukti
la demam reumatik. Ini merupakan alasan bahwa satu gejala
adanya insufisiensi valvula, paling sering mengenai katup mi-
saja adalah adekuat untuk memperkuat kriteria Jones. Khorea
tral, tetapi katup mitral dan aorta mungkin terkena. Keterli-
Sydenham biasanya menghilang pada beberapa minggu atau
batan katup aorta mqrni jarang. Katup trikuspidal atau keter-
beberapa bulan. Khorea ini mungkin berulang, tetapi kejadian
libatan katup pumonal tidak biasa. Insufisiensi katup ada pada
ulangan ini biasanya jarang.
keadaan penyakit akut. Kemudian pada stadium kronis, parut
katup dengan kelainan khas "mulut ikan" atau bahkan jaringan ERIEMA Mnnctuarum. Ruam unik yang ditemukan pada pen-
katup terkalsifikasi dapat menyebabkan stenosis. Sering ada derita demam reumatik merupakan manifestasi mayor lain
kombinasi insufisiensi dan stenosis. Karditis terjadi pada 40- yang sukar didiagnosis. Eritema ini sangatjarang terjadi, kare-
80% penderita demam reumatik. Pada ledakan serangan baru- nanya sedikit klinisi yang telah mempunyai pengalaman yang
baru ini di Amerika Serikat, lebih daripada 80Vo penderita luas dalam mengenalinya. Walaupun pada awal penyakit eri-
pada satu seri yang besar mempunyai bukti adanya karditis. tema ini mungkin nampak sebagai makula merah muda non-
Manifestasi karditis lain adalah perikarditis, efusi perikar- spesifik yang biasanya ditemukan pada badan, kemudian da-
dium dan aritmia (biasanya blokade jantung derajat-1, tetapi lam bentuknya yang penuh, ada pemucatan ditengah-tengah
dapat terjadi blokade jantung derjar3 atau blokade jantung to- lesi, kadang-kadang dengan fusi tepi-tepinya menimbulkan
tal). Karditis demam reumatik mungkin ringan atau amat be- lesi tampak-serpiginosa. Ruam ini dapat menjadi lebih jelek
rat, menyebabkan gagal jantung yang berlarut-larut; jarang dengan aplikasi panas, tetapi khas bahwa erirema ini tidak sta-
perlu, intervensi bedah, bahkan pada stadium penyakit akut bil. Ruam ini tidak gatal. Sering terjadi pada wanita dengan
mungkin diperlukan jika manajemen medik tidak dapat me- karditis kronis. Ruam eritema marginatum dapat terancukan
ngendalikan gagal jantung. Penderita ini biasanya mengalami dengan ruam yang ditemukan pada penyakit Lyme.
keterlibatan miokardium dan insufisiensi katup yang berarti. Noout-us SugxuilN. Lesi ini jarang terjadi dan paling sering
Pottlnrnms. Kelainan ini merupakan kriteria mayor yang diamati pada penderita dengan karditis berat. Nodulus ukuran
paling merancukan dan mungkin menyebabkan kesalahan di- kacang polong adalah keras dan tidak sakit, serta tidak ada ra-
175 r lnfeksi Streptokokus 933

dang. Nodulus ini khas diternukan pada perrnukaan ekstenst dang minum antibiotik untuk prolilaksis sekundcr dcmarr re u-
stndi, seperti lutut dan siku, dan juga di atas spina. rlatik pada dosis yang cukup tinggi untuk men-{halangi biakan
Kriteria minor. Manifestasi ninor jauh kurang spesifik teta- darah menjadi positif. Ruam kl'ras penyakit Lyme mun-ukin te-
pi diperlukan untuk memperkuat diagnosis den.ram reumatik. rlrrcukan dengan eritcma nrlrginatum.
Kriteria minor ini rneliputi tanda-tanda klinis demam dan ar- KOMPLIKASI. Komplikasi utama demam reurnatik akut a-
tralgia. Artralgia ada jika penderita merzlsa tidak enak pada dalah perkembangan penyakit katup jantung reumatik. Tidak
sendi ketika tidak ada tanda-tanda objektif (misalnya nyeli, ada manif'estasi lain yan-e mengakibatkan penyakit kronrs. Ka-
merah, hangat) pada pemeriksaan fisik. (Artr-algia tidak dapat tup mitral paling ser-ing terlibat, tetapi katup aor-ta clan trikus-
dimasukkan dalam mernperkuat kriteria Jones jika ada artritis). pidal juga dapat terkena. Biasanya, katup trikuspidal men.jadi
Demam mr-rngkin erdti, biasanya tidak lebih tinggi dari 101" terlibat hanya pada penderita yang menderita pcnyakit hatup
atau l02o F. Demam yang tinggi 103o atau 104" F met.uerlu- mitral dan aorta yang belarti yang rnenyebabkan hipertensi
kan re-evaluasi yang teliti dan pertimbangan diagnosis lain. pulmonal.
Termasuk krietria minor adalah beberapa uji laboratorium.
PENEMUAN LABORATORIUM. Tidar< ada satu uji laboratori-
Reaktan fase akut seperti LED atau plotein C-reaktif, mungkin
um spesifik yang dapat rnemperkuat diagnosis demam reumzi-
naik. Uji ini dapat tetap naik untuk masa waktu yang lama
tik akut. Bukti laboratorium adanya infeksi streptokokus se-
(berbulan-bulan) dan digunakan oleh beberapa klinisi sebeigai
belumnya dipelkuat oleh olganisme itu sendili (yaitLr, biakan)
pedoman untuk mengubah dosis obat-obat anti-radang. (lihat
atau bukti adanya respons imun terhadap antigen streptokoku-s
nanti). Pemanjangan intcrval P-R pada elcktr-okardiograrn juga
grup A. Biakan tenggorok tetap standar baku untuk konfl'nrasi
tennasuk pada kriteria minor. Ini juga merupakan tarnda non-
aclanya stleptokokus grup A, walaupun uji deteksi antigen ce-
spesifik dan harus digunakan hanya sesudah pertimbangan pat tersedia. Sernua penderita yang dicurigai menderita de-
yang cermat.
mam reumalik akut harus sekuran-9-kurangnya dilakukan satu
Bukti Adanya lnfeksi Streptokokus Grup A. Bukti ini meru-
kaii biakan tenggorok sebelum mulai terapi antibiotik. Uji de-
pakan salah satu dari segi-segi kriteria Jones yang paling pen-
teksi antigen cepat dapat digunakan jika diketahui bahwa Lrji
ting. Harus ada bukti inl'e ksi streptokokus -urup A yang ini men'rpunyai sensitivitas yang kurang. Untuk str"eptokokus
mendal.rului yang tel'catat dengan biakan tenggolok yang posi-
grup A dalam jumlah kecil, rnungkin u.ji ini menghasilkan
tif, riwayat demam skarlet. atau kenaikan antibodi strep- negatif'-palsu. Sebaliknya, kiu'ena spesifisitas kcbanyakan i-1ari
tokokus sepelti antistleptolisin O (ASO), antideoksilibo-
uji ini sangat baik, hasil positif uji deteksi antigen ccpat rrern-
nuklease B (anti-DNAse B), atau antihialuronidase (AH). Di-
berikan bukti adanya streptookokus grup A. Jika uji cieteksi
agnosis demam reumatik tidak harus dipandang secat'a setius
antigen cepat negatif, biakan tenggorok harus diambil pacla
pada penderita tanpa adanya bukti infeksi streptokokus grup A
penderita yang dicurigai n'renderita demam leumatik.
baru (lihat nanti kecuali untuk khorea dan karditis yang lam-
ban). Sekitar 80% individu dengan demam reut.natik menga- Uji antibodi streptokokus merupakan metode iain yang
lami kenaikan titer ASO, tetapi jika dua titer antibodi sti'ep- mendokumentasi adanya infeksi streptokokus glup A sebe-
tokokus tambal.ran juga naik atau meningkat, kenaikan setidak- lumnya. Uji yang paling sering digunakan adalah uii ASO. Uji
tidaknya satu antibodi terdapat lebih daripada 95Vo penderita lain yang mungkin digunakan adaiah anti-DNase B dan uji
demam reumatik.
AH. Uji skrining aglutinasi yang tersedia di pasaran kuran-9
Ada ti-sa golongan penderita yang dapat didiagnosis seba- mcmuaskan karena kesukalan tekniknya. Kenaikan titer antr-
gai menderita demam reurnatik akut walaupun tidak ada dua bodi jelas merupakan bukti adanya infeksi stleptokokus glup
kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua kriteria minor, A sebelumnya, tetapi cara memperagakan inf'eksi sebelunrnya
yang lebih dapat dipercaya adalah dengan menunjukkan kenai-
seperti yang disyar:atkan oleli kriteria Jones yang direvisi (lihat
kan titer antara serum akut dan konvalesen. Uji ASO menca-
Tabel 175-2). Tiga golongan ini dengan kuat mempertimbang-
kan demam reumatik jika ada khorea atau karditis yang berja-
pai puncaknya 3-6 minggu sesudah infeksi, sedang uii anti-
lan lamban tanpa penyebab lain yang mungkin. Lagipula, DNase B mencapai puncaknya sedikit lebih lambat (6-8
minggu). Jika selun.r akui dan konvalesen diuji, meleka harus
kumat demam reumatik hams dipikirkan pada penderita de-
ngan demarn reumatik atau penyakit jantung reumatik sebe-
diuji secara belsamaan. Penentuan halga kenaikan titer dapat
lumnya yang lnenpunyai bukti infeksi streptokokus baru bervariasi menurut umur penderita, interval sejak inf'eksi
strcptokokus. dan populasi.
dengan satu kr-iteria mayor atau dua kriteria minor.
DIAGNOSIS BANDING. Diagnosis bandingnya luas, karena Reaktan fase akut seperti LED atau PCR biasanya naik
begitu banyak tanda-tanda klinis dan laboratorium yang di- pada permulaan demarn reurnatik zrkut. Namun, uii ini tidak
hubungkan dengan demam reurnatik adalah tidak spesifik dan spesifik. Penentuan faktor reumatoid, uji untuk adanya anti-
tidak ada satu uji laboratorium yang dapat memperkuat diag- bodi antinuklear, dan pcnentuan kadar komplemen jaran-e
nosis. Artritis lcumatoid juvenile atau penyakit jaringan pengi- membantu dalam membuat diagnosis demam reumatik akut.
kat lain sering perlu dipikirkan. Endokarditis infektif sering- Kadang-kadang, kenaikan nonspesifik gamma globulin serum
kali dirancukan dengan demam reumatik, terutama pada pen- dapat ditemukan.
derita demam reumatik kumat. Penderita dengan riwayat de- Elektrokardiogram dapat menunjukkan blokade jantung
mam l'eumatik sebelumnya atau penyakit jantung valvuler pertama (pemanjangan interval PR), dan pada kcadaan yan-r
reumatik harus dievaluasi dengan teliti untuk endokarditis in- jarang, blokade derajat 2 atati 3 dapat juga ada. Pada serangan
fektif sebelum diagnosis dcmam leurnatik kumat ditegakkan. pertama, elektrokardiogram biasanya tidak luar biasa. Pada
Hal ini mungkin sukar karena penderita demikjan mungkin se- penderita dengan penyakit jantung reumatik kronis, manif'es-
934 BAGIAN XVII a Penyakit Infeksi

tasi elektrokardiografi akibat penyakit jantung, seperti pembe- ditis lain yang berarti, diperlukan kortikosteroid. Tidak ada
saran atrium kiri, mungkin jelas. bukti yang memastikan bahwa penggunaan salisilat atau kor-
Tidak ada tanda-tanda spesifik yang ditunjukkan oleh ro- tikosteroid bermanfaat dalam mencegah penyakit jantung reu-
entgenogram dada biasa, tetapi sering ada kardiomegali, teru- matik. Hal ini berbeda dengan kesan klinis bahwa kortiko-
tama pada individu dengan karditis yang berarti. steroid mungkin mempunyai pengaruh yang menguntungkan
Beberapa individu dengan bukti adanya penyakit katup pada penderita dengan karditis sedang sampai berat. Memba-
subklinis mungkin menunjukkan regurgitasi katup pada eko- tasi penggunaan kortikosteroid pada penderita yang menderita
kardiografi Doppler dua-dimensi. Pengamatan ini dapat men- karditis sedang sampai berat adalah tepat, terutama mereka
jelaskan mengapa banyak penderita tanpa bukti adanya kar- yang dengan bukti gagaljantung.
ditis pada saat serangan akut pada dekade ke-4 atau ke-5 ke- Pemberian steroid harus dibatasi baik jumlahnya maupun
hidupan dengan bukti adanya penyakit katup mitral. Ekokar- lamanya untuk mengurangi efek sampingnya yang tidak baik.
diogram berguna dalam mengevaluasi penderita yang dicurigai Pada kebanyakan anak, dosis total 2,5 mg/kg/24 jam predni-
sedang menderita demam reumatik atau penyakit jantung reu- son dibagi dalam dua dosis adalah tepat. Pemberian steroid
matik. singkat sekitar 2-3 minggu biasanya cukup, tergantung pada
PENGOBATAN. Manajemen demam reumatik akut dapat di- respons penderita secara klinis dan pada uji laboratoroum
bagi menjadi tiga pendekatan: pengobatan infeksi sterptokokus (misal, LED, PCR). Walaupun pemberian steroid singkat da-
grup A yang menyebabkan penyakit, penggunaan agen anti- lam dosis ini, efek samping mungkin terjadi, termasuk bebera-
radang untuk mengendalikan manifestasi penyakit, dan terapi pa perubahan cushingoid dan hipertensi. Pemberian steroid
pendukung yang lain, termasuk manajemen gagal jantung kon- selang sehari dapat mengurangi efek samping tersebut, tetapi
gestif, jika gagal jantung ini terjadi. penelitian terkendali belum dilakukan. Dosis harus dikurangi
Semua penderita yang datang dengan demam reumatik sedikit demi sedikit (taperecfi, bukannya dihentikan secara
akut harus diobati untuk infeksi streptokokus grup A pada saat mendadak.
diagnosis dibuat, apakah organisme pada mulanya diisolasi Salisilat harus diberikan dalam dosis yang menimbulkan
dari penderita atau tidak. Mungkin sukar untuk menemukan kadar darah 20-25 mg/dL. Biasanya 90-120 mg/kg/24 jam da-
organisme dari penderita pada mulainya sakit karena periode lam dosis terbagi empat adalah cukup untuk mencapai kadar
laten, terutama pada penderita dengan khorea. Sepuluh hari pe- ini pada anak. Namun, kadar salisilat serum harus dengan hati-
nuh dengan agen oral yang tepat atau satu injeksi intramusku- hati dipantau untuk mengurangi kemungkinan toksisitas.
ler benzatin penisilin G 1.200.000 unit dianjurkan. Pengobatan Fungsi hati harus juga dipantau. Pada penderita yang sedang
infeksi streptokokus B-hemolitikus grup A dibahas lebih rinci mendapat kortikosteroid untuk terapi karditis, dianjurkan un-
pada Bab 175. Karena beberapa penderita yang sedang menda- tuk menambah salisilat pada steroid, terutama bila dosis telah
pat benzatin penisilin G intramuskuler dapat mengalami ke- mulai diturunkan untuk mencegah kemungkinan rebound reu-
naikan LED nonspesifik, beberapa klinisi memilih mengobati matik. Salisilat harus diberikan selama minggu terakhir pem-
penderita pada mulanya dengan penisilin oral, terutama jika berian terapi kortikosteroid dan dilanjutkan selama sekitar 3-4
mereka memantau LED sebagai pengukuran efektivitas terapi minggu sesudah steroid telah dihentikan. Lama terapi salisilat
anti-radang yang diberikan selama manifestasi penyakit reu- tergantung pada respons penderita dan perjalanan klinis.
matik yang lain. Sulfadiasin merupakan agen yang tidak tepat Gagal jantung kongestif harus diobati dengan teknik kon-
untuk pengobatan faringitis streptokokus akut. vensional (lihat Bab 403). Diuretika terindikasi pada penderita
Ada tiga manifestasi sistemik demam reumatik akut yang dengan gagal jantung kongestif berat. Glikosida jantung seper-
padanya terapi diberikan segera. Manifestasi ini adalah artritis, tidigitalis juga dapat digunakan, walaupun biasanya dengan
karditis, dan khorea,Sydenham. Salisilat rnemberikan penyem- dosis yang relatif kecil. Masa tirah baring yang lama tidak
buhan segera dan dramatis pada penderita dengan artritis de- perlu pada kebanyakan penderita. Dahulu, tirah baring diguna-
mam reumatik akut. Poliartritis migrans yang sangat nyeri kan terutama untuk dua kelompok penderita. Kelompok per-
dapat disembuhkan dalam 12-24 jam dengan penggunaan sali- tama adalah penderita yang menderita artritis, tetapi ini bia-
silat. Pemberian salisilat awal pada penderita yang dicurigai sanya tidak merupakair faktor sesudah terapi salisilat 24 jam.
menderita demam reumatik sebelum diagnosis ditegakkan de- Tirah baring yang ketat tidak diperlukan. Kelompok penderita
ngan pasti dapat mengaburkan diagnosis dengan mengganggu kedua adalah mereka yang dengan karditis, terutama mereka
perkembangan artritis migrans. Karenanya, salisilat atau agen yang dengan gagal jantung. Walaupun tirah baring terindikasi
anti-radang lain harus dihentikan sampai perjalanan penyakit untuk terapi penderita dengan gagal jantung kongestif, tirah
klinisnya cukup jelas dengan sendirinya. Untuk penderita de- baring yang lama biasanya tidak diperlukan. Namun, lebih di-
ngan artritis yang sangat sakit, dapat diberikan pereda dengan sukai mempertahankan penderita tirah baring sampai LED
menggunakan dosis kecil kodein atau obat yang serupa, karena mendekati normal dan gagal jantung kongestif telah terken-
obat-obat tersebut tidak mengganggu perjalanan maju dan di- dali. Kadang-kadang, steroid, tirah baring dan cara-cara anti-
agnosis penyakit selanjutnya. Kortikosteroid jarang terindi- kongestif tidak efektif dalam mengobati karditis demam reu-
kasi untuk pengobatan artritis demam reumatik. Tidak ada matik. Pada kasus yang jarang ini, pembedahan kardiovaskuler
penelitian yang tersedia yang mencatat kemanjuran agen anti- dengan penggantian katup atau valvuloplasti mungkin diperlu-
radang nonsteroid lain pengobatan demam reumatik. kan.
Untuk pendeiita dengan karditis ringan tanpa bukti adanya Pengobatan khorea Sydenham adalah kontroversial. Pada
gagal jantung kongestif, terindikasi salisilat saja. Namun pada mulanya, fenobarbital atau sedatif lain digunakan; kemudian
penderita dengan gagal jantung kongestif atau manifestasi kar- klorpromazin menjadi populer, diresepkan pada penderita de-
175 t Infeksi Streptokokus 935

ngan khorea ringan. Pada penderita dengan khorea berat, ha-


loperidol telah digunakan dengan berhasil. Anak ini harus
diamati dengan ketat, karena reaksi toksik yang berat pada
obat ini telah dilaporkan.
Tidak ada terapi spesifik untuk eritema marginatum atau
nodulus subkutan demam reumatik.
PENCEGAHAN. Pencegahan dan pengobatan infeksi strep-
tokokus grup A dapat mencegah demam reumatik. Ada dua
bentuk pencegahan untuk demam reumatik akut, profilaksis
primer dan profilaksis sekunder.
Profilaksis primer merujuk pada pengobatan antibiotik in-
feksi streptokokus saluran pernapasan atas untuk mencegah se-
rangan awal demam reumatik. Diagnosis yang tepat dan terapi
antibiotik yang cukup dengan pemberantasan streptokokus
grup A saluran pernapasan atas mengurangi risiko berkem-
bangnya demam reumatik sampai mendekati nol. Terapi anti-
biotik yang dimulai sampai sekitar I minggu sesudah mulai
nyeri tenggorok dapat mencegah demam reumatik. Lihat Bab
175 untuk pengobatan infeksi streptokokus grup A. Namun,
terapi antibiotik harus cukup. Dosis terapi oral 10 hari penuh
sangat penting jika digunakan metode oral. Dosis yang di-
sarankan ditulis pada Tabel 175-3.
Profilaksis sekunder merujuk pada pencegahan kolonisasi Diatnbil dari Rheumatic.fever and heart disese report ol IVHO Studt' Gnup
atau infeksi saluran pernapasan atas dengan streptokokus B- Geneva, World Health Organiz.ation, 1988.
hemolitikus grup A pada orang-orang yang telah menderita se-
rangan akut demam reumatik sebelumnya. Penderita yang
mendapat antibiotik terus-menerus dan tidak menderita infeksi
menderita infeksi streptokokus grup A saluran pernapasan atas
streptokokus grup A tidak menderita demam reumatik kumat. (misalnya, profesional kedokteran, guru-guru sekolah, mereka
Metode pencegahan sekunder yang dianjurkan adalah injeksi yang hidup pada kondisi yang penuh sesak), lama profilaksis
intramuskuler benzatin penisilin G setiap bulan (setiap 3-4 sekunder harus lebih lama. Beberapa pakar menganjurkan
minggu) secara teratur, pemberian penisilin oral setiap hari, bahwa pengobatan dilanjutkan selama hidup pada penderita
pemberian sulfadiazin oral setiap hari, atau pemberian eritro-
dengan penyakit katup jantung reumatik. Rekomendasi untuk
misin oral setiap hari (untuk individu yang tidak dapat minum setiap penderita harus secara individual, tergantung pada kea-
salah satu antibiotik yang disebut sebelumnya). Walaupun daan penderita dan lingkungan tempat ia hidup dan bekerja.
obat sulfadiazin atau sulfa lain seharusnya jangan pernah di- Belum tersedia vaksin streptokokus. Dokter dan pakar ke-
gunakan untuk terapi infeksi streptokokus grup A (karena ba-
sehatan masyarakat harus tetap menggantungkan pada diagno-
nyak organisme yang resisten terhadap agen antimikroba ini), sis yang akurat dan tepat waktu dan terapi inf'eksi streptokokus
sulfadiazin adalah efektif pada pencegahan kolonisasi saluran grup A saluran pernapasan atas dan pencegahan infeksi ulang
pernapasan atas dan merupakan bentuk profilaksis sekunder
pada penderita yang telah diketahui menderita demam reuma-
yang dapat diterima. Injeksi intramuskuler teratur benzatin pe-
tik sebelumnya untuk mencegah pengaruh kecacatan demam
nisilin G lebih disukai daripada profilaksis oral karena reumatik dan penyakit jantung reumatik.
ketaatannya lebih baik. Individu yang berisiko tinggi untuk ku-
mat demam reumatik harus diberi 1.200.000 unit secara intra-
muskuler setiap tiga minggu. Kadar penisilin selama minggu Berrios X, del Campo E, Guzman B, Bisno AL: Discontinuing rheumatic fe-
ke-4 pasca-injeksi dapat lebih rendah daripada MIC untuk ver prophylaxis in selected adolecents and young adults: A prospective
study. Ann Intern Med 118:401, 1993.
streptokokus B-hemolitikus grup A. Namun, pada kebanyakan Bisno AL: The concept of rheumatogenic and nonrheutnatogenic group A
keadaan di Amerika Serikat interval 4 minggu untuk injeksi streptococci. 1n: Reed SE: Zabriskie JB (eds): Streptococcal Diseases and
adalah cukup karena risiko kumat demam reumatik kecil. the Immune Response. New York, Academic Press, 1980. p.789.
Lama profilaksis sekunder yang diperlukan pada individu Denny FW Jr, Wannamaker LW, Brink WR, et al: Prevention of rheumatic fe-
ver: Treatment of the preceding streptococcal infection. JAMA 143:151.
dengan riwayat demam reumatik yang terdokumentasi atau de- 1950.
ngan penyakit jantung reumatik adalah kontroversial. Kumat Dudding BA, Ayoub EM: Persistence of streptococcal group A antibody in
demam reumatik akut kurang sering terjadi sesudah 5 tahun patients with rheumatic valvular disease. J Exp Med 128:1081, 1968.
atau lebih sesudah serangan paling baru, dan karenanya, bebe- Fischetti VA: Streptococcal M protein: Molecular design and biological be-
havior. Clin Microbiol Rev 2:285, 1989.
rapa klinisi menduga bahwa penderita mungkin tidak perlu Gerber MA, Wright LL, Randolph MF: Streptozyme test for antibodies to
profilaksis sekunder lebih dari 5 tahun sesudah serangan pa- group A streptococcal antigents. Pediatr Infect Dis J 6:36, I 987.
ling baru atau ketika mereka mencapai hari ulang tahunnya Kaplan EL: The rapid identification of group A beta-hemolytic stleptoeoeci in
yang ke-18, apapun yang tercapai lebih dahulu. Pakar lain me- the upper respiratory tract. Pediatr Clin North Am 35:535, 1988.
Kaplan EL, Berrios X, Speth J, et al: Pharmacokinetics of benzathine penicil-
rekomendasikan bahwa, pada penderita yang menderita penya- lin G: Serum levels during the 28 days after intramuscular injection of
kit jantung reumatik yang berai'ti atau yang mempunyai risiko 1,200,000 units. J Pediatr 1 15: 146, 1989.
936 BAGIAN XVII I Penyakit Infeksi

Kaplan EL, Hill HR: Return of rheumatic fever: Consecluences, inrplications, manusia. Virulensi sebagian terkait dengan ukuran kapsul, tc-
and needs. J Pediatr l14244,198'7 tapi tipe penumokokus dengan ukuran kapsul identik mungkin
Kaplan EL, Johnson DI{, Cleary PP: Croup A streptococcal serotypes isolated
from patients and sibling contacts during tlre resurgence of rheumatic fever
sangat berbeda dalam virulensinya. Strain yang berkapsul pe-
in the United States in the nid-1980s. J Infect Dis 159:101, 1989. nuh (misal, tipe 3) adalah sangat virulen. Bahan kapsul men-e-
Kavey RW, Kaplan EL: Resurgence of acute rheumatic fever. Pediatr halangi fagositosis; mekanismenya belum jelas.
tt4:585.1989. Pada rnedia padat. bentuk pneumokokus tidak berpigmen,
Markowitz M. Kaplan EL: Reappealance of rlreumatic fever. Adv Pediatr
koloni terietak ditengah dikeiilingi oleh z-one hemolisis (u)
36:39.1989.
Secard E, Emre U. Shah BR, Tunnessen WW Jr: Picture of tl.re month: Ery- yang tidak sempurna. Kapsul pneumokokus dapat dilihat dali
thema marginaturn in acute rheumatic fever. Am J Dis Child 146637, 1992. organisme yang ditipe dengan mgmajankannya ke antisera ho-
Special Writing Group of thc Committee ouRheumatic Fever, Endocarditis, molog tipe-spesifik yang bergabung den-san tntslng-nrasing
and Kawasaki Disease of tl.re Council on Cardiovasculal Disease in the
Young of the Anrelicau Heart Association: Cuidelines for the diagnosis of
polisakarida kapsuinya, menjadikan kapsul tersebut belsilat
rheumatic fever..Lr: Jones Criteria, 1992 update. JAMA 268:2069, 1992. membiaskan (refraktil) (yaitu, reaksi quellung). Substansi C
Swedo SE. Leonard HL. Schapiro MB, et al:Sydenham's chorea: Physical and adalah antigen dinding-sel yang terkait den-9an spesies bukan-
psychological symptons of St Vitus dance. Pediatr 9 I :706, I 993.
nya serotip pneumokokus spesifik. Substansi C ini adalah fos-
Siegel AC. Johnson EE. Stollerman CH: Controlled studies of streptococcal
pharyngitis ir.r a pediatlic population: Factors relatcd to the attack rate of fokholin yang mengandung-asarn teikhoat dan galaktosarr-rin-
rheumatic fever. N Engl J Me! 265:559, 1961. 6-fosfat. Substansi C berpresipitasi dengan B-globulin akut,
Veady LG, Tani LY, Hill HR; Persistende of acute rheumatic fever in the in- protein C-reaktif, yang dapat mengaktifkan komplemen dan
termountain area ofthe United States. J Pediatl I24:9, 1994.
merangsang fagositosis. Antigen R adalah protein spesifik-
Veasy LG. Wiedmeior SE, Orsmond CS, et al: I{esurgence of acute rheumatic
fever in tlre interrnountain area of the United States. N Engl J Med 316 421,
spesies pada atau dekat permukaan sel. Protein itlpe spesifik
t981. (antigen M) juga telah dideteksi, tetapi protein ini tidak meni-
Wald ER: Acute rheurratic fever. Curr Probl Pediatr 23:264, 1993. berikan sifat-sifat antifagositik yang berarti. Antibodi terhadap
Wannamaker LW, Ratr.rmelkamp CH Jr, Denny FW Jr, et al: Prophylaxis of
antigen C, R atau M menghasilkan imunitas yang clapat dia-
acute rheumatic fevel by treatment of the prcceding streptococcal infection
with various amounts of depo penicillin. Ani J Med 10:673, 1951. baikan. Antibodi terhadap protein A permukaarn pneumokokus
Wood.HF, Feinstein AR, Taranta A, et al: Rl.reumatic fever in childrcn and (pneumococcal surface proteirL A = PspA) adalah protektif ter'-
adolescents: III. Conrparative cffectiveness ofthree prophylaxis reginlens in hadap beberapa strain pneumokokus bila diuji pada tikus.
prevellting streptococcal infections atrd rheutnatic reccutendes. Ann lutern
Pneumokokus menghasilkan toksjn hemolitik yang disebut
Med 60 (Suppl 5):31, 1964.
World Health Organization Study Gloup: Rheumatic Fever and Rheumatic pneumolisin dan neuraminidase toksik. Selama autolisis,
Hea( Disease, Technical llcport Selies No. 764. Gcneva, World Health Or- pneumokokus melepaskan faktor penghasil-purpura yartg me-
ganzalion.1988. nyebabkan pel'darahan dermal dan internal bila diinjeksikan
pada kelinci. Peran bahan ini, jika ada, pada patogenesis pe-
nyakit manusia beium diketahui. Pada manusia, antibodi telha-
dap polisakarida kapsul adalah protektif dengan rnenarkkan
opsonisasi dan fagositosis.
I Bae 176 EPIDEMI0LOGI. Banyak individu sehat membawa S. pneu-
rnoniae pada saluran pernapasan atasnya. Sebanyak 91Vo anak
antara umur 6 bulan dan 4,-5 tahun membawa S. ptrcLLmoniae
Infeksi Pneumokokus pada suatu saat. Serotip 6, 19, dan 23 merupakan 50% dali se-
mua isolat pada anak. Ini semua, ditambah tipe l, 4, 9, I I, i4,
James Todd* 15, dan 18 merupakan 85% dari semua isolat pneurnokokus.
Seringkali, serotip yang sama dibawa terus-menerus selama
Pneumokoku s (Stieptococcus pnelultoniae), penghuni nor-
masa yang lama (45 hari-6 bulan). Pengidap setotip tertentir ti-
mal saluran pernapasan atas, dapat merupakan patogen invasif.
dak secara tetap menimbulkan irnunitas lokal atau sisternik
S. pneuntonia€ merupakan penyebab pneumonia bakteria dida-
yang cukup untuk mencegah pemasukan kembali serotip yang
pat dalam masyarakat yang paling sering dan otitis n.redia serta
sama dikernudian hari. Banyak serotip mungkin ada betsama
penyebab paling sering ketiga meningitis. Arti agen ini diper-
dalam nasofaring yang sama. Angka isolasi pneumokokus ber-
besar den,{an munculnya strain resisten penisilin dan resisten
puncak selama usia dua bulan pertama dan sedikit demi seclikit
multiobat di banyrk kornunitas.
menurun sesudahnya; angka pengidap tertinggi pada kelorn-
ETIOLOG|. S. pneuntoniae adalah diplokokus berkapsul,
pok-kelompok institusi dan dari bulan Desember sampai April
gram positif bentuk-lanset. Dalerm cairan tubuh dan media
dan paling rendah pada bulan Juli sampai September.
biakan, organisme dapat ditemukan sebagai kokus sendiri- S. pneumoniae adalah penyebab bakterial bakteremia.
sendiri atau sebagai rantai. Serotip (84) dikenali dengan poli- pneumonia, dan otitis media yang paling sering dan penyebab
sakarida kapsul spesifik-tipenya. Antisera telhadap beberapa
ketiga meningitis yang paling sering pada bayi dan anak. Insi-
polisakarida kapsul pneumokokus bereaksi silang dengan tipe-
den puncak meningitis terjadi pada bayi usia 3-5 bulan, otitis
tipe pneumokokus lain atau dengan spesies bakteri lain (misal,
iredia dari usia 6-12 bulan, dan rawat inap rumah sakit untuk
Escherichia coli, streptokokus grup B, Haemopltiltts infLuen-
pneumonia dari usia 13-18 bulan. Penulunan kemampuan
zae lipe b). Hanya stlain berkapsul halus yang patogen pada menghasilkan antibodi terhadap antigen kapsul polisakarida
pada anak sebelum usia 2 tahun sebagian dapat n.renjelaskan
kenaikan kerentanan telhadap infeksi pneumokokus dan penu-
t Dinodifikasi dari Ralph D. Feigin pada edisi ke 14. runan efektivitas vaksin pada kelompok umur ini. Laki-laki le-
176 t Infeksi Pneumokokus

bih sering terkena daripada wanita, dan orang Amerika asli Kemanjuran fagositosis juga belkulang pada pcnderita de-
serta kulit hitam lebih serin,s terkena daripada orang kulit pu- ngan sindrom inrunodefisiensi sel-B dan sel-T karena ticlnk
tih; kerenl,anan luarbiasa anak-anak kulit hitam tidak selu- ada antibodi antikapsul opsonik dan gagal menimbulkan lisis
ruhnya terjelaskan oleh kenaikan risiko yang terkait dengan dan aglutinasi bakteri. Pengamatan ini membcri kesan bahwa
penyakit sel sabit. opsonisasi pneumokokus tergantung pada jalur konrplen'ren
Penyakit pneumokokus biasanya terjadi secara sporadis. S. klasik dan properdin (atau altelnatil) dan bahwe penyembuhan
pneuntoniae disebarkan dali olang ke orang dengan peminda- penyakit pneumokokus tergantung pada perkembangan anti-
han tetes respirasi. Frekuensi dan keparahannya bertambah bodi antikapsul yang bcrpelan sebagai opsonin. mempelkuzLr
pada penderita dengan penyakit sel sabit, asplenia, splenosis, fagositosis dan akhilnya membunuh pneumokokus.
defisiensi imunitas humoral (sel B), sinclrom imunodefisiensi Dalam paru-paru dan jaringan tubuh lain. penvebaran in-
didapat, keganasan (misal, leukemia, limfoma, dan defisiensi f'eksi diperbesar oleh sifat-silat antifagosit ktrpsul pner-uno-
komplemen). kokus. Cairan pemrukaan saluran pernapasan hanya berisi se-
PATOGENESIS DAN PATOL0GI. Pneumokokus harus dikit IgG dan kurang komplemen. Keduanya diperlukan untuk
menginvasi untuk rnenimbulkan penyakit. Mekanisme perta- opsonisasi mikroorganisme berkapsul. Sesudah radang terben-
hanan nonspesifik, tenr.rasuk adanya bakteri lain dalam naso- tuk dalam paru-paru, ada aliran.masuk IgG, kornplemen dan
faring, biasanya membatasi multiplikasi pneurnokokus. Aspi- leukosit polimorfbnuklear (PMN). Fagositosis bakreri oleh
rasi sekresi yang berisi pneumokokus terhalang oleh refleks PMN dapat terjadi, tetapi, bahkan serum manusia normal
epiglotis dan oleh silia epitel saluran pernapasan, yang terus- mungkin tidak mampu mengopsonisasi pneurnokokus untuk
menefus rnenggerakkan mukus ke atas kear-ah faring. Apakah mempersiapkannya padzr fagositosis olel.r makrofag alveoler.
penyakit ini berkembang bila pneumokokus mencapai alveo- Pada akhirnya makrofag mengganti leukosit dalam eksudat,
lus, tergantung pada hasil interaksi bakteri dengan makr-ofag dan lesi sembuh. Urut-urutan kejadian terjadi selarna 7-10 hari
alveoler. Pneumokokuss sangat resisten fagositosis oleh mak- tetapi mungkin diubah oleh terapi antibiotik yang tepar arau
rolag alvcolcr'. oleh pemberian serum spesilik-ripe.
MANIFESTASI KLlNlS. Tanda-tanda dan ge"jala-gejala ter"-
Penyakit pneumokokus seiingka)i menyertai infeksi salur-
kait pada tempat inf'eksi; lihat pneumonia (lihat Bab 170), oti-
an pernapasan yang dapat menghasilkan kerusakan rnukosa,
tis media (lihat Bab 590), sinusitis dan faringitis, abses jalzrn
menghilangkan aktivitas siliare epitel, dan menekan fungsi
napas atas (lihat Bab 327), laringotrakeobronkiris (lihat Bab
makrofag alveoler'. Fagositosis dapat dihalangi oleh sekresi szr-
332), peritonitis dan bakteren.ria (lihat Bab 167). Penyebaran
luran pernapasan dan eksudat alveoler. Di dalam jaringan,
infeksi lokal dapat terjadi, menyebabkan empiema, pelikarcli,
pneumokokus memperbanyak diri dan menyebar melalui sa-
tis, mastoiditis, abses epidui'al, atau jarang, meningitis. Kolo-
luran limfa atau aliran darah (bakteremia) atau dengan penye-
nisasi pneumokokus dapat menyebar melalui tuba eustakhii,
baran langsung dari tempat infeksi lokal.
menimbulkan otitis media, dan aspirasi sekresi faring yang tcr'-
Keparahan penyakit terkait dengan virulensi dan jumlah inf'eksi dapat menimbulkan pneumonia. Bakteremia dapat di-
organisme yang menyebabkan bakteremia dan keutuhan perta- sertai dengan meningitis (lihat Bab 169), artritis septik.
hanan hospes spesifik. Biasanya, prognosis yang jelek berko- osteomielitis (lihat Bab 172) endokarditis (lihat Bagian XX.
relasi dengan jumlah pneumokokus yang sangat besar atau seksi 4), dan abses otak (lihat Bab 554).
kadar polisakarida kapsul yang berarti dalam sirkulasi; walau- Insiden bakteremia, meningitis, endokarditis dan endoftal-
pun terapi antibiotik efektif, penderita dengan antigenemia be- mitis pneumokokus semakin bertarnbah pada bayi sebclurn
rat dapat mendelita sakit berat dan berkepanjangan. umur 1 bulan.
Defisiensi komponep komplerren terminal (C3-C9) secara Kapiler-glomerulus ginjal dan trombosis arterial korteks
klasik dikaitkan dengan infeksi piogenik berulang, yang meli- telah dikaitkan dengan bakteremia pneumokokus. Lesi gingiva
puti mereka vang disebabkan oleh S. pneunoniae. Delisiensi yang terlokalisasi, gangren daerah kulit pada muka atau tung-
C2 tampak juga dihungkan dengan infeksi S. ptrcwtton.iae. kai, glomerulonefritis kompleks imun dan koagulasi intra-
Prognosis penyakit pneumokokus pada orang-orang asplenia vaskulel tersebar. juga terjadi sebagai manifestasi penyakit
diduga terkait dengan opsonisasi pneumokokus yang kurang pncumokokus.
sempurna serta tidak adanya fungsi penyaringan limpa pada DIAGN0SIS. Diagnosis ini dapat ditegakkan dengan pene-
bakteri yang sedang bersirkulasi. Penyakit pneumokokus lebih muan pneumokokus dari tempat infeksi atau darah. Nantun.
sering pada penderita dengan penyakit sel sabit dan hemo- pneumokokus yang ditemukan dalam hidung atau rcn_egolok
globinopatipati lain. Risiko ini paling besar pada bayi yang be- penderita dengan otitis media, pneumonia, septikemizr atau
rusia kurang dari 2 tahun ketika produksi antibodi kurang. meningitis mungkin tidak terkait dengan sebab penyakitnya.
Penderita anemia sel sabit rnenderita kekurangan dalam akti- Biakan darah har-us diambil pada semua anak dengan pneu-
vasi jalul komplemen properdin-tidak tergantung antibodi (al- monia, meningitis, artritis, ostdomielitis, peritonitis, perikardi-
ternatif). Defisiensi properdin dan kekurangan produksi anti- tis, atau lesi kulit gangrenosa. Dapat juga dianjurkan pcng-
bodi berakibat cacat pada opsonofagositosis pneumokokus ambilan darah biakan pada anak umur 1-24 bulan dengan de-
tidak-tergantung-antibodi dan tergantung-antibodi. Dengan mam yang tidak mempunyai tanda-tanda inf'cksi serempat rern-
makin ber,tambahnya umur, penderita dengan anemia sel sabit pi tidak dapat diredakan, toksik atau mengalami leukositosis.
memproduksi antibodi antikapsul, memperkuat opsonofagosi- Pneumokokus dapat dikenali pada cairan tubuh sebagai
tosis tergantung-antibodi dan mengurangi tetapi tidak menghi- diplokokus gram-nositif bentuk lanset. Pada awal perjalanan
langkan risiko penyakit pneurnokokus berat. meningitis pneumokokus, banyak bakteri yang dapat dtlihat
938 BAGIAN XVil | Penyakit Infeksi

pada cairan serebrospinal aseluler. Uji aglutinasi partikel sistensi sedang bervariasi, tetapi dapat setinggi 40Vo padabe'
lateks dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dengan berapa daerah Amerika Utara. Strain resisten yang mem-
cepat; namun, pemeriksaan ini tidak perlu jika organisme dite- perbanyak diri telah dikenali di Afrika Selatan, Spanyol, Ing-
mukan pada pewarnaan Gram. Uji lateks tidak sensitif untuk gris Raya, Austria, dan Amerika Serikat. Resisten terhadap
diagnosis bakteremia pneumokokus. Pada penderita dengan antibiotik paling sering ditemukan pada pneumokokus serotip
penyakit terlokalisasi (misal, pneumonia nonbakteremia, otitis 6, 74, dan 19 serta 23, serotip yang paling sering menyebab-
media), uji aglutinasi partikel lateks biasanya negatif. kan penyakit pada anak.
Leukositosis biasanya mencolok, dengan angka sel darah Masalah pada pengobatan dapat ditemukan pada orga-
1'
putih 30.000/mm' merupakan hal yang biasa. Laju endap da- nisme yang resisten sedang terhadap penisilin (kadar hambat-
rah mungkin naik. an minimum [MIC] 0,1-1,0 mg/L), organisme yang sangat re-
PENCEGAHAN. Vaksin pneumokokus polivalen terbukti sisten terhadap penisilin (MIC >1,0 mg/L), dan organisme
imunologis dan disertai dengan sedikit reaksi yang membaha- yang resisten terhadap banyak antibiotik. Karena berbagai
yakan. Namun, respons terhadap polisakarida pneumonia tidak pola resistensi, semua isolat harus diuji untuk kerentanan ter-
dapat diramalkan pada anak yang berusia sebelum 2 tahun. hadap antibiotik. Penggunaan lempengan oksasilin merupakan
Vaksin pneumokokus valensi-23 terlisensi berisi polisakarida metode yang lebih disukai untuk pengukuran kerentanan pe-
yang dimurnikan dari 23 serotip pneumokokus yang menye- nisilin karena obat ini mengenali segera strain resisten lebih
babkan lebih daripada 95Vo kasus bakteremia dan meningitis secara spesifik. Strain yang dikenali sebagai resisten sedang
dan 85Vo kasus otitis media yang ditemukan pada anak. Ke- terhadap penisilin harus diuji lebih lanjut untuk menentukan
manjuran vaksin secara klinis masih diperdebatkan, dengan MIC-nya. Resistensi vankomisin belum dilaporkan.
beberapa penelitian besar yang menghasilkan hasil yang ber- Pengobatan penyakit pneumokokus harus didasarkan pada
tentangan. Pada anak, rata4ata titer antibodi pasca-imunisasi pengetahun pola kerentanan yang ditemukan pada komunitas
sesudah pemberian vaksinasi, rata-rata lebih rendah daripada tertentu. Penisilin G adalah obat pilihan untuk strain rcnten-
titer antibodi yang ditemukan pada orang dewasa sehat. Titer penisilin. Dianjurkan penisilin V oral (50-i00 mglkgl24 jam,
minimum 300 ng/ml antibodi nitrogen untuk setiap serotip di- setiap 6-8 jam) untuk infeksi minor, penisilin G intravena
pandang diperlukan untuk proteksi. Lagipula, antigen 6A, 14, (200.000-250 .000 U kg 24 j am, setiap 4 -6 jam) untuk baktere-
19F dan 23F kurang imunogenik pada anak usia kurang 6 ta- mia atau pneumonia, dan penisilin G intravena (300.000 U/kg/
hun. Serotip pneumokokus 6A merupakan salah satu strain 24 jam, setiap 4-6 jam) untuk meningitis. Untuk infeksi yang
yang paling mungkin menyebabkan penyakit pada anak. Re- serius dengan strain yang resisten sedang terhadap penisilin
imunisasi terbukti menaikkan kadar antibodi; namun, re- dan untuk semua infeksi dengan strain yang sangat resisten-
imunisasi rutin sekarang tidak dianjurkan karena kemungkinan penisilin, vankomisin (60 mg/kg/24 jam, setiap 6 jam) meru-
reaksi yang merugikan lebih sering dan lebih berat. pakan obat pilihan. Resistensi terhadap sefalosporin generasi-
Imunisasi dianjurkan pada anak usia diatas 2 tahun yang ketiga, seperti sefotaksim dan seftriakson, serta kegagalan
menderita anemia sel sabit, asplenia fungsional atau anatomik, pengobatan telah dilaporkan.
sindrom nefrotik, splenektomi sesudah stadium laparatomi ka- Untuk strain yang rentan dan penderita tanpa meningitis,
rena penyakit Hodgkin, kebocoran cairan serebrospinal, atau eritromisin, sefalosporin, trimetoprim-sulfametoksasol, dan
infeksi virus imunodefisiensi manusia. Vaksin tidak dianjur- kloramfenikol memberikan terapi alternatif, efektif untuk indi-
kan untuk pencegahan otitis media berulang atau sinusitis. Re- vidu yang alergi terhadap penisilin. Pada daerah dengan insi-
imunisasi dapat diberikan pada penderita risiko tinggi; namun, den pneumokokus resisten-penisilin yang semakin bertambah.
interval waktu optimum antara imunisasi inisial dan imunisasi vankomisin harus diberikan sebagai pengobatan awai pada me-
booster belum diketahui. Imunisasi tidak mencegah penyakit ningitis pneumokokus dan penyakit berat lain yang dicurigai.
pneumokokus terkait serotip yang tidak terdapat dalam vaksin PROGNOSIS. Prognosis ini tergantung pada keutuhan per-
dan tidak selalu mencegah infeksi dari strain pneumokokus tahanan hospes, virulensi organisme penginfeksi, umur hos-
yang secara serotip identik pada salah satu strain vaksin. Telah pes, tempat infeksi, dan kecukupan pengobatan. Lihat seksi
banyak dilaporkan infeksi serius dan bahkan mematikan pada yang didaftar pada Manifestasi Klinis untuk penyakit spesifik.
anak yang divaksinasi.
Karenanya, profilaksis penisilin masih dibenarkan pada
Alario Ai Nelson EW, Shapiro ED: Blood cultures in the management of feb-
anak yang berisiko sepsis pneumokokus. Penisilin V kalium rile outpatients later found to have bacteremia. J Pediatr I l5:195, 1989.
(125 mg dua kali sehari untuk anak <5 tahun dan 250 mg dua Bjornson A, Lobel J: Direct evidence that decreased serum opsonization of
kali sehari untuk anak >5 tahun) sangat mengurangi insiden Streptococcus pneumoniae via the alternative complement pathway in
sickle cell disease is related to antibody deficiency. J Clin lnvest 79:388,
sepsis pneumokokus pada anak dengan anemia sel sabit. La-
1987.
gipula, benzatin penisilin intramuskuler satu-bulan sekali man- Davidson M, Schraer CD, Parkinson AJ, et al: Invasive pneumococcal dis-
jur pada pencegahan sepsis yang menumpangi. Eritromisin ease in an Alaska native population, 1980 through 1986. JAMA 261'115,
dapat digunakan pada anak dengan alergi penisilin. Jika digu- 1989.
Friedland IR, Klugman KP: Antibiotic-resistant pneumococcal disease in
nakan profilaksis orai, harus didorong untuk betul-betul taat.
South African children._Am J Dis Child 146:920, 1992.
PENG0BATAN. Secara historis, penisilin merupakan peng- Hansman D: Pneumococcal carriage amongst children in Adelaide, South
obatan pilihan untuk infeksi pneumokokus. Insiden resistensi Australia. Epidemiol Infect 101:411, 1988. Henderson FW, Gilligan PH,
penisilin relatif dan total serta resistensi banyak obat (misal Wait K, et al: Nasopharyngeal carriage of antibiotic-resistant pneumococci
penisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, rifampin, eritromisin, sul- by children in group day care. J Infect Dis l5'7 256,1988.
Jacobs MR: Treatrnem and diagnosis of infections caused by drug-resistant
fonamid, klindamisin) bertambah selama dekade terakhir. Re- Streptococgus pneumoniae. Clin Infect Dis 15:119, 1992.
177 | Haemophilus influenzae 939

Jonsson S, et al: Phagocytosis and killing of common bacterial pathogens of Beberapa skema telah dirancang untuk klasifiikasi isolat H.
the lung by human alveolar macrophages. J Infect Dis 152:4,1985.
influenzcte lebih lanjut, terutama untuk subklasifikasi isolat se-
Johnston RB Jr: Pathoge llesis of pneumococcal pneumonia. Rev Infect Dis
l3:S509.1991.
rotip b. Tidak ada dari cara-cara ini yang telah secara telap
Paton JC, Toogood IR, Cockington RA, et al: Antibody response to-pneumo- mengenali faktor-faktor bakteri yang penting dalam epide-
coccal vaccine in children aged 5 to 15 years. Am J Dis Child 140:135, miologi atau patogenesis. Misalnya, H. inlluenzae dapal di-
I 986. golongkan kedalam delapan biotip yang didasarkan pada
Tan TQ, Masoll EO Jr, Kaplan SL: Penicillin-resistant systemic pneumococ-
cal infection in children: A retrospective case-contfol study. Pediatrics metabolisme indol dan urea dan adanya ornitin dekarboksi-
92:'161,1993. lase. Biotip 1, isolat dari darah dan cairan serebrospinal yang
Wong WY, Overlurf GD, Powars DR: Infection caused by Strcptococcus paling sering, melipuli lebih dari94o/o organisme serotip b,
pneurnoniue in children with sick cell disease: Epidemiology, immunologic
dan skema ini karenanya memberikan scdikit pertolongan da-
mechanisns, prophylaxis, and vaccination. Clin Infect Dis l4:1124,1992.
lam mensubklasifikasi strain serotip b. Biotip II, III dan IV
terutama diisolasi dari saluran genitourinaria, dan biotip IV
menyebabkan sebagian terbesar infeksi neonatus. Isolat biotip
V sering menyebabkan otitis media atau dapat mengkolonisasi
I Bae 111 saluran pernapasan tanpa gejala.
EPIDEMIOLOGI. H. influenrzae diten'rukan pada banyak kea-
daan klinis. Bakteri ini merupakan penyebab utama pcnyakit
H a e m o p hilu s influ e nza e invasif tertentu pada anak; isolat serotip b meliputi lebih ciari
95% dari bakteri ini. Penyakit yang disebabkan oleh serotip H.
Lilly Cheng Immergluck dan Robert Dqum influenzae kapsul lain jarang. Organisme H. influenzae non-
kapsul (tidak dapat ditipe) menyebabkan penyakit invasif pada
Pengenalan pertama Haemophilus inJluenzae terjadi sela- neonatus, anak dengan gangguan imun, dan anak-anak di ne-
ma ledakan wabah influeriza di Eropa pada tahun 1889-1892, gara berkembang tertentu. Isolat yang tidak dapat ditipe mcru-
ketika Richard Pfeiffer mengidentifikasi spesies basilus pada pakan agen etiologi yang lazim pada infeksi rnukosa sepcrti
sputum banyak penderita influenza selama pandemi. Ini meng- otitis media dan sinusitis. Isolat ini juga dihubungkan dengan
hasilkan nama Haemophilus influenzae. Kenyataan bahwa 1L bronkitis kronis pada orang dewasa.
influenzae merupakan penyebab beberapa sindrom infeksi Manusia adalah satu-satunya hospes alamiah untuk H. lrr
yang penting pada anak dan bukan penyebab influenza yang fluenzae. Spesies ini merupakan unsur flora saluran pernzipas-
datang dari pekerjaan Margaret Pittman, yang, pada tahun an notmal pada 60-90Vo anak sehat. Kebanyakan isolat adalah
1931, juga mengetahui bahwa kapsul serotip b merupakan fak- tidak dapat ditipe. Kolonisasi oleh organisme serotip b jarang.
tor virulen utama pada isolat yang menyebabkan penyakit in- Sebelum penemuan imunisasi vaksin gabungan, H. influenzae
vasif. Penelitian selanjutnya menentukan bahwa antibodi tipe b dapat diisolasi dari faring 2-5Vo anak prasekolah dan
terhadap poliribosilribitol fosfat (PRF), serotip polisakarida umur sekolah sehat; frekuensi yang lebih rendah terjadi pada
kapsul, dapat melindungi terhadap penyakit invasif, suatu pe- bayi yang berumur sebelum 1 tahun dan pada orang dewasa.
ngamatan yang menganjurkan upaya-upaya untuk perkem- Kolonisasi H. influenzae tipe b tidak ber-eejala tersebut mung-
bangan imunitas dengan imunisasi aktif. kin terjadi pada frekuensi yang lebih rendah pada populasi
Era vaksin mulai pada tahun 1985 dengan perijinan vaksin yang terimunisasi. Pada masa sebelum vaksin gabungan H. in-
PRF yang dimurnikan untuk penggunaan rutin pada anak usia fluenzae tipe b tersedia di Amerika Serikat, frekuensi serengan
24 bulan atau lebih tua. Selanjutnya, Rachel Schneerson dan penyakit diperkirakan ada 64-129 kasus per 100.000 anak se-
John Robbin merumuskan bahwa ikatan PRF secara kovalen belum umur 5 tahun per tahun. Insiden ini menurun lebih dari-
pada beberapa pengidap protein akan memperbaiki imunoge- pada9}Vo .
nisitas pada bayi yang lebih muda, memungkinkan penyiapan Tanda epidemiologis yang mencolok infeksi H. influenzae
imunologis dan karenanya mungkin membuktikan efektif pada tipe b invasif adalah distribusi umur. Lebih dari 90Vo dari se-
pencegahan penyakit invasif. Pengenalan vaksin gabungan mua infeksi terjadi pada anak usia 5 tahun atau lebih muda di
PRF-protein demikian ke dalam praktek klinis telah disertai Amerika Serikat, walaupun beberapa terjadi pada anak yang
dengan penurunan drastis insiden infeksi invasif karena H. in- lebih tua dan orang dewasa. Lagipula, 69-820/o infeksi invasif
fluenzae tipeb. terjadi pada anak sebelum usia 2 tahun; sekitar 5070 terladi
MIKROBIOLOGI. H. influenzae adalah kokobasilus pleomor- pada mereka yang berumur kurang da:ri 12 bulan. Angka se-
fik, gram-negatif, bersifat selektif yang memerlukan faktor X rangan puncak terjadi pada usia 6-12 buian. Kebanyakan pene-
(yaitu, hematin, stabil panas) dan faktor V (yaitu fosfopiridin litian menunjukkan dominasi pada laki-laki. Insiden penyakit
nukleotid, labil panas) untuk pertumbuhan. Faktor-faktor ini invasif bervariasi pada berbagai negara dan populasi tertentu.
ada dalam eritrosit, dan peragaan keperluannya untuk pertum- Misalnya, pada masa pravaksin, Finlandia melaporkan insiden
buhan merupakan dasar untuk penentuan -FL inJluenzae dalam tahunan dari 41 kasus per 100.000 anak; 40Vo terjadi pada
laboratorium. anak diatas usia 2 tahun. Populasi yang dikenali mernpunyai
Beberapa isolat .i11. influenTae dikelilingi oleh kapsul poli- kenaikan insiden penyakit invasif adalah Eskimo Alaska,
sakarida. Isolat tersebut dapat diserotip menjadi enam tipe Apache, Navajo, dan kulit hitam. Pada populasi rni, plopolsi
yang berbeda secara antigenik dan biokimia, ditandai a-f. Iso- kasus penyakit invasif pada anak sebelum umur 12 bulan re-
lat yang paling virulen adalah serotip b; mereka menyebabkan latif tinggi. Orang-orang yang diketahui ada pada risiko pe-
semua infeksi invasiffl. influenzae pada anak. nyakit invasif yang bertambah adalah mereka yang dengan
940 BAGIAN XVil | Penyakit Infeksi

penyakit sel sabit, asplenia, imunodefisiensi kongenital atau dari faring. Organisme serotip b n'rer.upakan penl,ebab y;ing
didapat dan keganasan. Bayi ticlak tervaksinasi sebelum umur- jarang infeksi noninvasif, barangkali lnenycbalrkan penyakir
l2 bulan yang sebelumnya tercatar terinfeksi invasif adalah dengan mekanisme yang sama. Faktor-faktor- _yang r)ternpcr-
berisiko untuk kumat. mudah penyebaran dari faring belum sepenuhnya dimenger.ti
Faktor risiko sosioekonorni untuk penyakit H. influenzae tetapi mencakup disfungsi luba eustakhii clan inl'eksi virus tet_
tipe b invasif meliputi perawatan harian di luar rurnah, aclanya tentu saluran penlapasan scbelr-u-nnya.
saudara-saudara usia sekolah dasar atau lebih muda, pembe- RESISTENSI ANTIBIOTIK. Sebelurn tahun 1974, semuer iso_
rian ASI yang sin-ekat. dan orangrua rner-okok. Rawat inap se- lat H. influenzae diduga t-entan terhaclap ampisilin clan labor.a_
belumnya untuk penyakit H. influenzae tipe b invasif dan torium klinis tidak melakukan uji rutin. Isolat yang meng_
riwayat otitis media dihubungkan dengan kenaikan risiko un- hasilkan B-laktamase dikenali pada tal.run rerscbur untr-rk pcr"_
tuk penyakit invasif. Sedikit sckali diketahui rnengenai epide- tama kalinya dan insidennya naik pada dekade berikutnya. pt_
miologi inf'eksi H. infLuenzae selain dari serotip b. nelitian pengamatan ber-szrma multisenter yang palin-u bar.u
Cara penularan yang paling sering aclalah dengan kontak yang dilakukan di Amerika Serikat pada ral,run lggg rnenun_
langsung atau inhalasi tet.es-tetes saluriin pernapasan yang me- jukkan balrwa 29,5o/o isolat H. influen:.cte tipe b menghasilkan
ngandun-e H. influenzae. Masa inkubasi untuk penyakit invasif
B-laktamase dan resisten ter.hadap ampisilin. Bcberapa isolat
bervaliasi, dan masa penularan yang tepat tidak diketahui. Ke- telah dikenali resisten arnpisilin tetapi tidak men-uhasilkan
B_
banyakan anak clen-ean penyakit H. influenzae tipe b inva5if laktamase. Mekanisme resistensi pada keadaan ini aclalah
dikolonisasi daldm nasofarin,e sebelum mulai terapi antimik- pembentukan protein pengikat penisilin dcngan penurunan afi,
roba; 25-40o/o dapat tetap terkolonisasi selama terapi 24 jam nitas pada senyawa B-laktan.
pertama. Ketika resistensi arnpisilin pertama kali cliketahLri, klorar.n,
Risiko perkernbangan penyakit invasif "sekunder', pada 30 fenikol menjadi agen pilihan untuk terapi melai.van penyakit
hari pertan.ra diperkirakan 0,26a/o, pada kontak rumah tangga H. infLuenzae tipe b invasif. Keunrunsan kloranrltnikol meli-
umur-rentan yang terpajan pada kasns penyakit H. infLuenzae puti harganya yan-{ murah clan penett-asi ke dalarn cziir.an ser.e_
tipe b invasif. Angka seran_gan untuk penyakit H. influenzae brospinal baik. Kloramfenikol efektil terhedap kebanvakan
tipe b "sekundsf i pada kontak rurnah tangga aclalah paling isolat H. irtfluenz.ae tipe b tanpa memandan-e pr.ocluksi
B-lak_
tinggi pada altak rentan sebelum umur 24 bulan (3,ZVc) cian ja- tamase. Kerugian kloramfenikol aclalah perlunya str.atcgi pc_
rang (<0,1%) pada kontak yang lebih tua dar-i umur 47 bulan. mantauall yang kompleks dan kejadian anemia aplastik icli-
T'idak seperti kasus pada populasi urlurlr! pengidap H. influen.- osinkrasi yangjarang.
zae tipe b tidak bergejala sering ada pada kontak rurnah tangga Isolart H. influenzae tipe b telah diketahui resisten ter"hadap
pendelita belpenyakit. Lebih dar.i 75Vo keluarga rnen.rpunyai kloramfenikol; resistensi biasanya diperanrarai oleh ker.ja klo_
sekurang-kurangnya satu anggota r-umah tangga yang terkolo- lamf'enikol asetil transferase (chlorzrmphenicol acetyl trans{'e_
nisasi disamping indeks penderita. rase = CAT), walaupun ada beberapa isoliit yang tidak
PATOGENESIS. Mekanisn.re yan,q tepat yang mempermu- menghasilkan enzim ini. Isolat rcsisten-kloramlenikol tetap re_
dah keberhasilan kolonisasi epitel saluran pernapasan belurn lalif jarang di Amerika Serikat dan di seluruh clunia, walaupun
dikenali. Pada biakan.jaringan organ nasofaring rnanusia, or- resistensi lebih lazim pada beberapa lokal seperri Biu"celona
ganisme H. infLuenTae strain non-b dan tipe b rnelekat pada sel dan Taiwan. Isolat resisten terhadap klor-amf"enikol maupun
epitel kolumner tidak bersilia dan selanjutnya dapat ditemukan ampisilin jarang diidentifikasi. Di Amerika Serikat, kurang
dalam sel-sel tersebut dan disela interseluler. dari lVa isolat resisten terhadap kedua senyawa. Resistensi ter.-
Kejadian-kejadian yang menyebabkan organisme serotip b hadap trimetoprim-sulfametoksasol (TMP-SMX) arau amok-
masuk ke dalam rLlangan intravaskuler belurn jelas. Namun, sisilin-klavulanat terjadi pada kur-ang dari lVc isolat klinis
bila berada di ternpat tersebut, strain tipe b melawan mekanis- pada survei nrisional paling baru yang dilakr,rkan di Arnerika
me pembersihan intr-avaskuler lebih rnudah daripada strain se- Serikat pada tahun 1987- 1988. penelitian rersebur ju-ua
rotip lain dan organisrne nonkapsul. Apakah PRF kapsul tipe b menguatkan lagi kurangnya aktivitas eritromisin terhaclap F1.
sendiri yang mernberikan kemungkinan untuk penyakit invasif influetrcae. Resistensi terl-radap spektr-r-un selalospor.in yan-e
atau faktor virulen lain yang sangat terkait belurn dipastikan. diperluas, yang biasa digunakan pada terapi, dan fluoroclui-
Kunci yang tidak terbaca rnungkin ter.letak pada kecenderung- nolon, yang jarang digunakan pada populasi pediatr.i, belurr
an gena yang mengkode PRF yang ada pada urutan susunall terdokumentasi.
yan-e tidak biasa pada genom dari 98% isolat klinis. IMUNITAS. Pada tahun 1930, Le Roy Fothergill dan Joyce
Sekali teqadi, bakteremi H. infLuenzae tipe b dipertahan- Wright mernperagakan bahwa kerentanan ter.hadap pcnyakit
kan. Data dari rnodel binatang dan penderita memberi kesan H. influenzctc tipe b invasif adalah akibat kekur-an.qan ,'kckua-
bahwa besarnya bakteremia dan larnanya rnerupakan variabel tan bakterisid" dalarn darah. Mereka menunjukkan bahwa
bebas yang menentukan kernungkinan penyebaran bakteri ke kekuatan bakterisid didapat clengan cara terkait-urnui yang ter._
dalam tempat-tempat seperti meningen atau sendi. Mekanisme proyeksi secara terbalik dengan distribusi urnur penyakit 11.
bakteri dan hospes yang menentukan besarnya bakteremia ku- inflttenzae tipe b. Sekarang diketahui bahwa kekuatan bakteri-
lang dimengelri. sid darah rnenggarnbarkan jumlah beber.apa elemen perta_
Infeksi H. influenzae noninvasif seperti otitis media, si- hanan hospes. Sejauh ini yang paling penting adalah antibodi
nusitis, dan bronkitis, biasanya disebabkan oleh strain yang ti- yang diarahkan terhadap polisakar:ida kapsul tipe b, pRF. An_
dak dapat ditipe, mungkin masuk ke terrpat-tempat seperti tibodi anti PRF didapat dengan cara rerkair-umur dan mempel._
telinga tengah atau rongga sinus dengan perluasan langsung mudah pembersihan H. inJltLenzcte tipe b dari clarah pada
177 . Haemophilus influenzae 941

TABEL 177-1. Vaksin Kon h


model binatang percobaan; keberadaannya dikorelasikan de-
ngan perlindungan pada beberapa trial klinis yang mengguna-
kan imunisasi aktif dan pasif. ConnaughtLatro- PRF-D* P;hih'ir i r Tcikaoid.difred

Mekanisme kerja antibodi anti-PRF sebagian terkait de- ratories

ngan aktivitas opsoniknya; antibodi lain yang diarahkan mela-


r"oilid.nraxis '.HbOCf. HIBTITER CRM,,, (toksin diftcri
:::=', I
niutan nontoksik)
wan antigen seperti protein membran luar atau lipopoli- PRP,OMP. Pedvax HIB QMP, (kontPleks Pro-
sakarida dapat juga memainkan peran pada opsonisasi' Jalur t l.t"t, Sira.p a , {i:iii membran luar
komplemen klasik rnaupun alternatif penting pada opsonisasi Dohmi .
.,,:
:.'
: Nb i s s a-,iu' nfe'n i n I i'
IT(IN
,r,,Vu;rutA l', ,
Pasreui-Merieux I

H. influenzae tipe b. Makrofag sistem retiku.loendothelial


nrembantu pada pembersihan 1L influenz.ae tipe b intravasku- *iOuii,:irteti PRF-T* ActHlB/On-
ler dengan mempengaruhi pembunuhan intraseluler sesudah iilkiine . ',i.'t"" rniHiB Toksoid Lctrnus
-':;b."cht# dio :,.rii :.

opsonisasi. .
,r,,cdnnauilrrttf;i ,,, 1,111

Sebelum pengenalan vaksinasi dan pada resipien vaksin Labbratories) ri:r::::

PRF tidak terkonyugasi, proteksi dari infeksi H. influenzae 4PRF-D tlianjurkan hdtrj-a untLk bayi usiu 12 bukut alau lebih na H|OC'
tipe b dianggap berkorelasi dengan kadar antibodi anti-PRF PRF-oMP, r)un PRF-T dianjtrrkan tutttrk bityi 1'ttrtg tttului puda sekitur usitt 2
dalam sirkulasi pada saat pemajanan' Kadar antibodi serum hulan.
0,15-1,0 pgAnl dipandang protektif terhadap infeksi invasif; 'iHbOC juga tersedia sebagai vaksin kombinasi dengan DTP (Tetratnunc)'
semakin tinggi kadar vaksin PRF semakin dapat meramalkan fPRF-T dapat disusun kembali dengan U S. Connaught DTP segera sebclun-t
pemberian dalam satu scmprit
ketahanan kadar yang lebih dari 0, i 5 pg/ml selama waktu ter-
tentu. Kebanyakan bayi kekurangan kadar antibodi anti PRF
setinggi ini dan rentan terhadap penyakit pada saat bertemu
dengan H. infltLenzae tipe b' Kekurangan antibodi ini pada ba- Sedikit yang diketahui mengenai imunitas terhadap H. irr-
yi muda mungkin menggambarkan keterlambatan pematangan fluenzae yang tidak dapat ditipe. Bukti memberi kesan bahwa
dalam respons imunologis terhadap antigen tidak-tergantung- antibodi yang diarahkan terhadap satu atau lebih protein mem-
timus tipe 2 (TI-2) seperti PRF. Imunisasi dengan PRF meng- bran luar (outer membrane protein = GMP) adalah bakterisid
induksi respons yang secara mencolok dipengaruhi oleh umur dan melindungi terhadap tantangan eksperimental. Misalnya,
pada saat imunisasi. Bayi yang lebih muda dari 6 bulan meng- P6, OMP utama, ada pada semua strain H. infLuenzae dzrn sa-
hasilkan sedikit antibodi anti PRF jika ada' Kenaikan sedrkit ngat dihemat pada strain berkapsul dan yang tidak dapat di-
demi sedikit pada rata-rata respons geometrik antibodi anti- tipe. Pada bayi tikus, antibodi terhadap P6 adalah baktelisid
PRF dengan semakin bertambahnya umur pada imunisasi tetap untuk H. influenzae berkapsul dan tidak dapat ditipe dan pro-
ada. Bayi umur 18-24 bulan dan yang lebih tua rnempunyai tektif terhadap penyakit H. infleunzae tipe b' OMP lain, P2
rata-rata respons geometrik anti-PRF'lcbih bcsar dari 1 pg/ml-, mempunyai banyak heterogenisitas antar strain. Antibodi yang
suatu penganatan yang memberikan kegembiraan awal pada diperoleh pada P2 daerah yang tidak dilindungi mempunyai
imunisasi anak kelon-rpok umur tersebut dan yang lebih tua' aktivitas bakterisid tergantung-komplemen terhadap stlain ho-
Serum konvalesen anak yang tidak divaksinasi sebelum umur moiog. Antibodi monoklonal yang diarahkan melawan kelom-
24 bulan yang menderita penyakit H. influenzae tipe b menun- pok OMP berat molekul tinggi yang terpajan permukaan
jukkan respons antibodi anti-PRF yang tidak tetap atau dapat mempunyai aktivitas bakterisid terhadap isolat tertentu.
diabaikan, tetapi penderita yang lebih tua dati 24 bulan yang DIAGNOSIS LABORAT0RIUM. Identifikasi dugaan H. influ-
tidak divaksinasi mengalami kenaikan kadar antibodi pada se- enzae dibuat dengan pemeriksaan langsung spesimen yang
rum konvalesen. dikumpulkan sesudah pewarnaan Gram' Karena ukurannya ke-
Tidak seperti vaksin PRF yang tidak dikonyugasi, vaksin cil, pleomorfisme, ambilan warna jelek oleh beberapa isolat,
konyugasi pengecualian PRF-OMP' yang juga dan kecenderungan pada cairan, terutama bila proteinaseosa,
-dengan
mempunyai sifat tidak-tergantung timus tipe 1 (TI-l)-ber- mempunyai latar belakang merah, visualisasi H' inJluenzae
peran sebagai antigen tergantung-timus (TD) (Tabel 171-1)' kadang-kadang sukar; pewarnaan dengan metilen biru mung-
Vaksin ini menimbulkan respons antibodi serum pada bayi kin membantu. Dengan teknik ini, H. influenz.ae tampak seba-
muda, walaupun mungkin diperlukan dosis multipel, dan res- gai kokobasilus biru-hitam terhadap latar belakang abu-abu
pons antibodi memori paling baik pada pertemuan dengan biru muda. Karena identifikasi mikroorganisme pada pulasan
PRF berikutnya. Kadar antibodi anti-PRF dalam sirkulasi pada dengan salah satu teknik memerlukan sekurang-kurangnya
anak yang dipancing oleh vaksin konyugasi mungkin tidak 10r bakteri/ml, kegagalan menampakkannya tidak mengc-
berkorelasi secara tepat dengan proteksi, karena respons me- sampingkan keberadaannya.
mori dapat terjadi dengan cepat pada pemajanan dengan PRF Biakan H. influenzae memerlukan pengangkutan dan pem-
dan memberikan proteksi. prosesan spesimen segera, karena organisme ini bersifat se-
Respons antibodi anti-PRF terhadap infeksi alamiah dan lektif. Spesimen tidak boleh terpajan pada kekeringan atau
imunisasi mungkin sebagian dibawah pengendalian genetik suhu yang ekstrem. Isolasi primer H. infLunezae dapat disern-
pada individu tertentu tersebut yang mempunyai risiko relatif purnakan pada agar coklat, agar isolasi Hemophilus' atau pada
lebih tinggi pada penyakit H. influenzae tipe b invasif dan da- plat agar darah dengan menggunakan teknik penggoresan

pat juga berespons secara suboptimal terhadap pernberian vak- Staphylococcus.


sin. Diperlukan informasi lebih banyak untuk menjelaskan Penggolongan serotip H. influenzae disempurnakan de-
kemungkinan yang menarik ini. ngan slide agglutinasi dengan antisera spesifik-tipe' Dalam
942 BAGIAN XVII I Penyakit Infeksi

praktek banyak laboratorium klinik yang mengenali isolat se- pat dipersulit oleh fokus infeksi lain, seperti paru-paru, sendi,
bagai serotip b dengan uji suspensi atau supernatan bakteri tulang, perikardium, orbita, atau bola mata.
biakan kaldu untuk adanya PRF. Isolat yang darinya PRF tidak Terapi antimikroba harus diberikan secara parenter"al sela-
terdeteksi disebut tipe non b. ma l-14 hari untuk kasus yang tidak terkomplikasi. Seforak_
Deteksi PRF pada cairan serebrospinal (CSS), serum, urin sim, seftriakson, dan kloramfenikol semuanya diduga mele-
dan cairan tubuh relevan yang lain dengan menggunakan tek- wati sawar darah-otak selema radang akut dalam kadar cukup
nik seperti kounterimunoelektroforesis, aglutinasi partikel la- untuk membuatnya efektif. Kioramfenikol diberikan secara
Ieks (latex particle agglutination = LA),koaglutinasi protein A oral untuk menyempurnakan regimen terapeutik untuk meni-
stafilokokus, dan immunoassay enzim, telah dilakukan. LA ngitis. Obat ini diserap dengan baik dari saluran pencernaan
mungkin merupakan metode yang paling sensitif, serbaguna dan mencapai kadar tinggi dalam CSS (=5020 kadar dalam se-
dan dapat diterima untuk deteksi langsung PRF. penggunaan rum), tidak tergantung pada radang meningen. Namun, pcng-
metode imunologi untuk deteksi antigen kapsul PRF tipe b pa- gunaannya harus dicadangkan pada penderita yang tidak se_
ling membantu untuk mendiagnosis infeksi H, influenzae tipe dang muntah, bila ada alasan yang memaksa mengapa anti-
b pada penderita yang mendapat terapi antimikroba sebelum- mikroba parenteral tidak dapat diberikan, bila kadar kloram-
nya bila hasil biakan tidak dapat menunjukkan. fenikol serum dapat dipantau dan bila ketaatan dapat di-
MANIFESTASI KLINIS DAN PENGOBATAN. penyakit tnvasif. pastikan. ,!
Isolat serotip b mencakup hampir semua infeksi invasif. pe- H. influenzae tipe b tergantung pada
Prognosis meningitis
nyakit invasif yang disebabkan oleh organisme berkapsul lain umur penyajian, lama sakit sebelum terapi antimikroba yang
jarang terjadi. Penyakit invasif yang ridak dapat ditipe jugaja- tepat, kadar polisakarida kapsul CSS, dan kecepatan pember_
rang dan mungkin meliputi sekitar 5Vo dari semua infeksi _F1, sihannya dari CSS, darah, dan urtn. Intelligence quotients (le)
influenzae invasif sesudah masa neonatus. Penyakit invasif rendah berkorelasi dengan sekresi hormon antidiuretik yang ti_
yang tidak dapat ditipe ternyara lebih sering pada isolat yang dak tepat yang bermanifestasi secara klinis dan bukti adanya
diambil dari neonatus, penderita imunodefisien, dan anak-anak defisit neurologis setempat pada saat datang. Sekitar 6Vc pen_
di beberapa negara yang sedang berkembang dengan penyakit derita dengan meningitis H. influenzae tipe b sembuh dengan
invasif. Manifestasi klinik dan pengobatan semua penyakit 1L gangguan pendengaran, mungkin karena radang koklea dan
influenzae invasif tampak serupa tanpa memandang serotip. labirin, Beberapa penelitian yang mengevaluasi peran deksa_
Terapi antibiotik awai infeksi invasif yang mungkin dise- metason (0,6 mgkg24 jam terbagi setiap 6 jam selama 4
babkan oleh 1L influenzae tipe b harus merupakan agen anti- hari), terutama bila diberikan segera sebelum atau bersama de-
mikroba yang diberikan secara parenteral yang efektif dalam ngan mulainya terapi antimikroba, menampakkan penurunan
mensterilisasi semua fokus infeksi dan melawan strain re- dalam insiden kehilangan pendengaran biiateral akibat meni_
sisten-ampisilin. Sefalosporin spektrum-luas, seperti sefotak- ngitis tL influenzae tipe b. Namun, karena deksametason tidak
sin atau seftriakson, digunakan sebagai agen antimikroba awal dapat mencegah kehilangan pendengaran akibat meningitis ka-
bila dipikirkan kemungkinan parogen adalah H. influenzae tipe rena sebab-sebab lain, harus dipertimbangkan kemungkinan
b, dan obat-obat tersebut telah memperoleh popular-itas karena bahwa H. influenzae tipe b merupakan penyebab dan risiko
relatif kurang berpengaruh merugikan dan pemberiannya mu- steroid. Sekuele neurologis utama yang terjadi pada anak yang
dah (lihat Bab 161 untuk dosis). Pilihan lain, kloramfenikol sembuh dari meningitis H. influenzae tipe b adalah masalah
dapat digunakan bersama dengan ampisilin. Sesudah kerentan- perilaku, gangguan bahasa, dan keterlambatan perkembangan
an antimikroba isolat telah ditentukan, agen yang tepat dapat bahasa. Sebelum penggunaan vaksinasi gabungan, sekjtar 9Vo
dipilih untuk menyelesaikan terapi. Ampisilin tetap merupakan anak yang sembuh dari meningitis H, influenzcte tipe b mem_
obat pilihan untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh isolat punyai masalah perilaku. Sekuele neurologis lain adalah
yang rentan. Jika isol?rt resisten terhadap ampisilin, sefalos- gangguan penglihatan, retardasi mental, kelainan motor. atak-
porin spektrum luas seperti sefotaksim atau seftriakson bergu- sia, kej ang-kej ang dan hidrosefalus.
na; yang terakhir dapat diberikan satu kali sehari pada ling- Selulrts. H. influenzae tipe b menyebabkan 5_14% kasus
kungan tertentu penderita rawat jalan. Kloramfenikol juga te- selulitis pada anak muda; lebih d,ari 85Vo anak dengan selulitis
lah mendapat pengalaman klinis yang luas. H. influenzae tipe b berumur 2 tahun atau kurang. Seringkafi,
Agen antimikroba oral kadang-kadang digunakan untuk anak ini menderita infeksi saluran napas sebelumnya. Biasa_
menyempurnakan perjalanan terapi yang dimulai dengan cara nya tidak ada riwayat trauma, dan infeksi sebelumnya diduga
parenteral. Jika organisme rentan terhadap ampisilin, ampisilin menggambarkan pembenihan organisme pada jaringan lunak
atau amoksisilin adalah senyawa pilihan. Sefiksim atau amok- yang terlibat selama bakteremia. Kepala dan leher, terutama
sisilin-klavulanat dapat digunakan bila isolat resisten terhadap pipi dan daerah praseptum, merupakan tempat-tempat keterli_
ampisilin. Kloramfenikol merupakan pilihan lain yang terus batan yang paling lazim. Daerah yang terlibat biasanya mem-
populer di beberapa negara karena harganya murah. punyai tepi yang tidak terpisah dan nyeri serta keras. Selulitis
Merutruoms (lihat Bab 169). Sebelum perkembangan vaksin bukal secara klasik eritematosa dengan warna yang mencolok,
gabungan H. influenzae tipe b, H. influenzae merupakan pe- walaupun tanda ini mungkin tidak ada. H. influenzae ttpe b
nyebab utama meningitis bakteri pada anak di Amerika Seri- mungkin sering ditemukan secara langsung dari aspirat dengan
kat. Walaupun insidennya telah menurun, ia tetap merupakan atau tanpa injeksi 0,1 ml larutan steril nonbakterial sebelum-
penyebab yang penting. Secara klinis, menin gitis karena H. in- nya ke dalam area yang terlibat. Biakan darah dapat menun_
fluenzae tipe b tidak dapat dibedakan dari meningitis karena jukkan organisme penyebab. Fokus infeksi lain seperti me_
Neisseria meningitidis atau Streptococcus pneumoniae dan da- ningitis dan artritis septik dapat mempersulit selulitis, teru_
177 | Haemophilus influenzae 943

rama jika penderita berumur kurang dari 18 bulan atau demam. evaluasi awal tidak ditemukan abses, keperluan untuk eksplo-
Pung$i lumbal diagnostik harus dipikirkan pada saat diagnosis. rasi bedah untuk pengaliran abses subperiosteum atau abses
Terapi antimikroba parentral terindikasi sampai penderita orbita harus dipikirkan kembali jika respons terhadap terapi ti-
menjadi tidak demam, biasanya segera terjadi. Namun, radang dak segera.
lokal pada tempat yang terlibat tidak dapat berkurang sampai SUPRAGLOTITIS ATAU EPIGLOTITIS AKUT (lihat Bab 332).
24-48 jam kemudian. Demam yang lama dapat merupakan in- Epiglotitis adalah selulitis jaringan yang terdiri dari jalan
feksi jauh, yang terjadi bersamaan (misal, meningitis, artritis). masuk laring yang meliputi epiglotis, lipatan ariepiglotis, dan
Sesudah penderita menjadi tidak demam dan tanda-tanda ra- kartilago aritenoid. Penyebabnya hampir selalu 1L influenTae
dang mengurang, agen antimikroba yang tepat yang diberikan tipe b. Epiglotitis yang disebabkan oleh patogen lain sangatja-
secara oral dapat digantikan. Lazimnya lama pemberiannya a- rang. Invasi langsung jaringan yang terlibat oleh H. infLuenzae
dalah 7-10 hari. tipe b mungkin merupakan pencetus kejadian patofisiologis.
INFEKSI ORBITA DAN PRASEPTUM. Sindrom klinis mata Keadaan yang dramatis, yang berkemungkirian mematikan ini
merah dan bengkak mencakup beberapa penyakit infeksi. In- biasanya terjadi pada anak umur 2-'7 tahun. Karena risikonya
feksi yang melibatkan lapisan jaringan superfisial sebelah an- mendadak, penyumbatan jalan napas yang tidak dapat dira-
terior sekat orbita disebut selulitis praseptum. H. influenzae malkan, supraglotitis merupakan gawat darurat medik. Pneu-
tipe b merupakan penyebab yang penting. Proses infeksi yang monia tampak pada radiografi dada pada sekitar 25% kasus.
melibatkan orbita dan isinya adalah selulitis orbita, abses or- Fokus infeksi lain, seperti meningitis, jarang. Terapi antimik-
bita, atau abses subperiosteum. roba yang diarahkan melawan H. influenzae tipe b harus di-
Selulitis praseptum yang tidak berkomplikasi tidak mem- berikan secara parenteral tetapi hanya sesudah jalan napas
berikan risiko perluasan gangguan penglihatan atau sistem aman, dan terapi harus dilanjutkan sampai penderita mampu
saraf sentral langsung. Namun, bakteremia yang terjadi ber- minum cairan melalui mulut. Lama terapi antimikroba khas a-
sama dapat disertai dengan terjadinya meningitis. Selulitis dalah 7 hari.
praseptum H. influenzae tipe b ditandai dengan demam, ede-
UVULITIS. Uvulitis H. influenzae tipe b jarang; penyakit ini
ma, nyeri, panas pada kelopak mata, dan kadang-kadang peru-
dapat terjadi sendirian atau bersama faringitis atau epiglotitis.
bahan warna ungu. Bukti adanya gangguan kulit biasanya ti-
Seperti supraglotitis, infeksi uvula paling mungkin timbul ka-
dak ada. Mungkin disertai drainase konjungtiva. S. pneumo- rena invasi langsung oleh H. influenzae tipe b. Tidak seperti
niae, Staphytococcus aureus, dan streptokokus B-hemolitikus epiglotitis, biasanya tidak disertai distres pernapasan. Bila
grup A menyebabkan selulitis praseptum yang tidak dapat uvulitis terjadi bersama epiglotitis, gejala-gejala dan tanda-
dibedakan secara klinis. Dua patogen terakhir lebih mungkin
tandanya lebih khas pada yang terakhir; demam tinggi, dis-
bila demam tidak ada dan pada gangguan kulit (misal, gigitan fagia, dan distres pernapasan progresif. Radiografi leher lateral
serangga).
dapat membantu mengesampingkan keterlibatan struktur lar-
Infeksi yang melibatkan orbita jarang terjadi. Infeksi ini ing supraglotis. Karena streptokokus B-hemolitikus grup A da-
dapat juga bervariasi menderita edema kelopak mata tetapi pat juga menyebabkan uvulitis, terapi'antimikroba paren- teral
mempunyai tanda-tanda yang membedakan seperti proptosis, yang ditargetkan melawan bakteri ini dan H. influenzae tipe b
kemosis, penglihatan terganggu, keterbatasan gerakan ekstra-
harus segera dimulai bila didapat biakan yang tepat, biasanya
okuler, penurunan mobilitas bola mata, atau nyeri pada gerak-
dari darah dan permukaan uvula serta glotis.
an bola mata. Perbedaan antara selulitis orbita dan praseptum
PNEUM0NIA (Lihat Bab 170). Insiden pneumonia H. influ-
mungkin sukar dibuat. Luasnya infeksi sering dapat digambar-
enzae tipe b yang sebenarnya pada anak tidak diketahui karena
kan oleh tomografi terkomputasi atau ultrasonografi.
prosedur invasif diperlukan untuk mendapatkan biakan. Bak-
Jika anak dengan selulitis, mereka yang dengan selulitis
praseptum dipikirkan penyebabnya adalah H. inftuenzae tipeb
teri ini diduga penyebab pneumonia yang penting pada anak
umur 4 tahun atau kurang yang tidak divaksinasi. Tanda-tanda
atau S. pneumoniae (yaitu, umur muda, demam tinggi, kulit
dan gejala-gejala pneumonia karena H. influenzae tipe b tidak
utuh) harus telah diambil darah untuk biakan, dan pungsi lum-
dapat dibedakan dari tanda-tanda dan gejala-gejala pneumoni
bal diagnostik harus dipertimbangkan.
yang disebabkan oleh banyak mikroorganisme lain. Fokus in-
Antibiotik parenteral terindikasi untuk infeksi praseptum
feksiosa yang terkait seperti meningitis dan epiglotitis lazim
dan orbita. Karena S. aureus, S. pneumoniae dan streptokokus
ada. Uji deteksi antigen yang dilakukan pada darah atau urin
B-hemolitikus grup A merupakan penyebab yang sering sin-
mungkin membantu diagnosis.
drom ini, terapi empirik harus mencakup agen yang aktif ter-
hadap patogen ini. Anak-anak dengan selulitis praseptum tidak Anak-anak yang dicurigai menderita pneumonia H. influ-
berkomplikasi yang berumur diatas 5 tahun mungkin tidak me- enzae tipe b yang berumur sebelum 12 bulan harus mendapat
merlukan terapi yang diarahkan melawan H. influenzae tipeb. terapi antimikroba parenteral pada mulanya, karena bertam-
Penderita dengan selulitis praseptum tanpa bersama meni- bahnya risiko untuk bakteremia dan komplikasinya. Anak
ngitis harus mendapat terapi parenteral selama sekitar 5 hari yang lebih tua yang tidak nampak sangat sakit dapat ditatalak-
sampai demam dan eritema mereda. Pada kasus infeksi orbita, sana dengan pemberian antimikroba secara oral. Terapi dite-
terapi parenteral diteruskan selama pengobatan. Untuk kedua ruskan selama 7-10 hari terapi kombinasi parenteral-oral.
sindrom, pada kasus yang tidak berkomplikasi, terapi antimik- Efusi pleura tidak berkomplikasi akibat pneumonia H. in-
roba harus diberikan selama total 10 hari. fluenzae tipe b tidak memerlukan intervensi khusus. Namun,
Abses dalam orbita biasanya memerlukan drainase bedah jika terjadi empiema, pemasangan pipa dada dan pemberian
segera dan terapi antimikroba yang lebih lama. Jika pada terapi antimikroba.yang lebih lama mungkin diperlukan,
944 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

Anrnrts Senrtr (lihat Bab 172). Sendi besar, seperti lutut, diketahui, terapi antimikroba olal dapat diganti scsudah 2-5
ping-eul, pergelangan kaki dan siku paling serin-e terkena. In- hali sampai selesai 7-10 hari pembelian obat.
t-eksi terkait seperti nieningitis sering terjadi; pungsi lumbal di- Jika tidak terdapat sumber pada saat re-evaluasi dan anak
agnostik halus dipikilkan. Walaupun biasanya terlibat satu tidak demam serta tampak baik, pernantauan biakan clar:ih ha-
scndi. keterlibatan banyak sendi terjadi pada sekitar 67o kasus. rus ju-ea dilakukan. Pada keadaan ini. evaluasi diagnosrik lebih
Tanda-tanda dan gejala-gejala artluitis septik kar"ena H. infLu- lanjut (misal pungsi lumbal) nrungkin tidak diper-lukan. Na- '
enzae tipe b tidak dapat dibedakan clari randa-tanda dan gejala- mun, banyak pakar menduga bahwa terapi antimikr-oba muns-
gejala artritis yang disebabkan olcl.r bakteri lain. kin tidak cukup karena risiko ftrl<al inf-eksi yan_s serius. Ka-
Artritis septik tidak bclkomplikasi harus diobati den-ean renanya, satu dosis harian scftriakson (50 mg/kg) dapat diberi,
antirnikroba yan-q tepat yang dibelikan secara palenteral sela- kan. Anak lrarus dipantau secara ketat sampai jelas bal.rwa cle-
ma sekuran-9-kurangnya 5-7 hali. Jika rcspons klinis memuas- mam tidak terjadi, biakan darah kcdua dikeraliui sreril, dan
kan (1,aitu, tidak acla clcmam, tanda-tanda radang bcrkurang, tidak ada fokus infeksi yan-e turnbuh.
dan penurunan plotein C-reaktif atau laju cndap dalal-r) sisa lrurrxst Lntru-Lntru. Inf'eksi salur an kencing, epiciichmo-
pcmberian obat antirnikroba dapat diberikan per oral (arnok- orkitis, adenitis servikal, glositis kista dukrus thiroglosus
akr-rt,
sisilin. 100 mg/kg/Z4 jam, diba,ei tiga kali setiap hari jika iso- yang terinf'eksi, endokarditi s, endoftalmitis, per.i toni ti s prinr er..
lat rentan, atau sef iksirn, 8 mg/kg/24 jam, diberikan sebagai dan abses periapendiks jaran-e disebabkan oleh 11. injluenuttt
dosis tunggal atau terbagi menjadi dua kali sehari 4mg/kg). tipe b.
Memastikan kelaatan merupakan pertimbnngan yang penting Penynfrr lruvnstr PADA NEoNATUs (lihat Bab 9g). pacla neona,
dalam rnemilil'r calon untuk terapi oral. Beberapa pakar men- tus dengan infeksi H. influenzae invasi{', isolzir yan_s tidak da-
duga bahwa dosis a-een antimikroba harus disesuaikan sehing- pat ditipe (nontypable) lebih lazim daripada isolat scrotip b,
ga titer bakterisid selunr setidak-tidaknya 1:8. Terapi khas di- walaupun keduanya jaran_u. Bila penyakit ter.3adi pada usia 24
berikan selama 3 minggu untuk artritis scptik tidak berkom- jan.r pertama, terutama dalam kaitannya den_9an korioamnioni-
plikasi, tetapi terapi clapat diteruskan sesudah 3 n.ringgu sam- tis ibu atau robekan membran (ketuban) yang larria, penularzrn
pai laiu endap darah normal. organisme pada bayi mungkin terjadi nielalui saluran genital
Osreouteltrts llihar Bab 112). H. influenz,ae tipe b merupa- ibu, yang mungkin (<17o) dikolonisasi clengan H. inJlttenirre,
kan penyebab osteomiclitis yang tidak lazim. Namun. or-qan- yang tidak dapat di tipe (nontypable). Penularan pada neoniirus
ismc ini harus dipikirkan sebagai penyebtrb etiologi pada anak oleh ibu yang dikoloni dapar terjadi pada ll-ekuensi sarnpai
scbelum umur 3 tahun dcngan dugaan osteomielitis, tcrutama 50%. Manilestasi infeksi invasil neonarlls meliputi baktcrernia
bila bersama dengan altritis supuratif. Pedoman pengobatan dengan gambalan klinis seperti sepsis, pneumonia, sindrorn
serupa den_9an pedoman pengobatan untuk artritis septik kecu- distres pernapasan dengan syok, konjungtivitis, abses kulir ke-
ali bahwa lebih disukai pernberian 4 rninggu. pala atau selulitis, alau meningitis. Kurang sering, dapat terla-
Prntrnnoms (Bagian XX, Seksi 7). H. influenzae tjpcb me- di mastoiditis, arthitis septik, atau erupsi vesikuler kongenital.
rupakan agen ctiolo-ei pada sekitar 15%t anak dengan perikardi- Penyakit Noninvasif. Ortrrs Mrorn (tihat Bab 590). Oritis
tis bakteri" Anak yang paling scring adalab umur 2-4 tahun dan media akut merupakan salah satu penyakit inleksi nrasa iinak
sering menderita infeksi saluran pernapasan sebelumnya. De- yang paling sering. Diduga akibat dari bakteri yan-q rncnyebar.
mam. distres pernapasan, dan takikardia merupakan tanda-tan- dari nasofaring melalui tuba eustachii ke dalam ron-qga telin-ea
da yan-e tetap. Sering bersamaan dengan lbkus ini'eksius lain. tengah. Karena biasanya telkait infeksi saluran pernapasiill
Diagnosis dapat ditcgakkan dengan penemuan organismc atas, mukosa di daerah tersebur menjadi hiperemis dan beng_
dari darah dan cairan pelikardium. Pewarnaan Gram atau de- kak, suatu kejadian yang berakibat penyumbatan dan peluang
teksi PRF clalant cairan pelikardium, darah atau urin dapat untuk multiplikasi bakteri dalam teiinga tengah.
membantu diagnosis. Antimikroba harus diberikan secara pa- Isolat klinis yang diperoleh dengan timpanosinrcsis jarunt
renteral dalam regimen yang serupa dengan regimen yang di- dari efusi telinga tengah selzima otitis media akut menunluk-
gunakan untuk meningitis (lihat Bab 169). perikar-diektomi kan bahwa patogen bakteri yang palin,e sering adalah S. pneu-
berguna untuk pen,galiran bahan purulen secara cfektif dan ntonia, H. influenzae, dan Moraxella catctrrlmlrs. Kebanyakan
mencegah tamponade dan perikarditis konstr.iktif. isolat H. influenzae adalah non tltpable, walaupun beber.apa
Bnxrrneun Tnrupn Forus Trnxnrr (Lihat Bab 167). Baktere- adalah serotip b. Amoksisilin (arau ampisilin) adalah agen an-
mia karena H. inflLtenzae tipe b dapat disertai dengan demam timikloba oral garis-pertama yang cocok; kemungkinan isolat
tanpa fbkus inf'eksi yang nampak. Pada keadaan ini, faktor. kombinasi resisten terhadap amoksisilin clan kemun-ekinan in-
risiko untuk bakteremia "yang tcrsembunyi" adalah tingginya vasif cukup jarang untuk memper-timbangkan penclekatan ini.
demam (>39'C) dan adanya leukositosis ()15.000/ntm''.t. Pilihan lain, dosis tunggal sel'triakson dapat mer.upakan ter.api
Diperkirakan bahwa 26,6Va anak dengan bakteremia H. influ- yang cukup.
enzae lipe b tersembunyi belkembang rneningitis jika ticlak jika isolat penghasil
Pada kasus kegagalan pengobatan atau
diobati. Semua anak dengan baktcrernia H. infLuenzae Lipe b - diperoleh
B-laktamase dengan timpanoseniesis atau dari drai-
pada kelompok klinis ini harus dievaluasi untuk fokus inf'eksi nase cairan, sefaklor, amoksisilin klavulanat, trimetopr.im_
bila hasil biakan claral-r diperoleh. Jika tidak diternukan sumber sulfametoksasol atau eritromisin-sulllsoksazol merupakan pil i-
infeksi tetapi anak tetap demam atau tampak sakit, peman- han yang te|sedia.
tauan biakan darah, pr.rngsi lumbal diagnostik, dan racliografi Koruuruclvrrs flihar Bab 517). Infeksi akur konjungriva
dada dianjurkan. Anak demikian hat.us dirawat inap di rLrmah melupakan infeksi mata yan-q paling ser.ing plda rlrasa anak.
sakit dan diberi terapi antimikroba parenteral. Jika fokus tidak Pada neonatus, H. influenzae merupakzin penyebab yang tidak
177 a Haemophilus influenzae 945

lazim. Narnun. organisme ini merupakan patogeli yang pentlng Orang tua anak yang dirar.vat inap cli rumah saktt liarcna
pada anak yang lebih tua, sebagaimana S. pneutttoniae dan S. penyakit H. influenzcrc tipe b invasil'halr.rs diberitahu bah*'a
eureus. Kebanyakan isolat 11. influenzae yang terkait dengan ada kenaikan risiko untuk inleksi sekuncler yarrg discbabkrn
konjungtivitis adarlah nontypable, walaupun isolat serotip b oleh organisme ini pacla anak muda yang ialn clalatri kcluar-ua
dan mikroor-ganisme lain kadang-kadang ditemukan. Pengo- yang sama, jika n'rereka terimunisasi sebagian. Olang t-ua l'ia-
batan konjungtivitis enpirik sesudah masa neonatus biasanya rus diingatkan pada setiap tanda-tancla atau gejala-gejala yang
terdiri atzrs terapi antimikroba dengan sulf'asetimid dan eritro- mungkin terkait dengan infbksi clemikian clan hatus clirninLa
rnisin. mencari pertolongan rnedik segerzi bila tanda-tanda denlikian
Struusms (lihat Bab 321). H. influenz,ae merupakan penye- muncul. Walaupun orang tLlti anak terpajan pada satu kasu-s
bab sinusitis akut penting pada anak, fi'ekuensinya kedua sesu- penyakit H. it(luenzlte tipe b invasif di pirsat perawalan attitli
dah, S. pneunroniae. Sinusitis kronis berakl-ril lebitr lama dari 1 atau sekolah tan.ran kanak-kanak halus .ii,rga cliingatkan. ltll
tahun atau sinusitis berat yang memerlukan rawat inap rurnah ketidaksesuaian pendapat tnc tt gc- n ri f c tlggLIIllrlll ril'atllpi n un-
sakit atau mana.jemen gabungan medik dan bedah sering dise- tuk anak ini. Karena data mengenai lisiko inl'cksi sekundel f1.
babkan oleh S. aureus atau anaerob seperti Peptococcus, Pep- influenza tipe b pada anak yang mendatangi kelon.rpok pera-
tostreptococcus atau spesies BcLcteroicles. H. influenTae non- watan harian sedang dalam perdebatan, beberapa lrakat'tnen-
typable dan Streptococcr.lr grup viridans juga sering ditemu- duga bal.rwa risiko tersebut terlalu rendah uutuk trernbenar:kan
kan. kcmoprofilaksis. Sukat untuk nretrber ikan kebijakan yang
Pada sinusitis yan-e tidak belkorrplikasi, amoksisilin meru- sera,qam yang harus mencakup sernuli pengurus clan clolitct'
pakan terapi yang dapat diterima. Natnun, jika perbaikan klinis yang terlibat yang sangat berbcda-beda.
tidak terjadi, regimen spektrum yan-e lebih luas mungkin tepat, Beberapa pedolnan untuk profilaksis berguna dalatn ll-rerts-
seperti arroksisilin-klavulanat atau eritromisin-sulfisoksazol; evaluasi kelompok perawat-halirrn untuk kcrnungkinan pcm-
rawat inap rumah sakit dengan terapi parenteral kadang- belian rifampin. Pada perawatan anak yan-u menyet'upai rumal-t
kadang dipellukan. Untuk sinusitis yang tidak berkomplikasi, tangga, seperti rumah pet'awatiitt den-9an anak umut' kttrang
pemberian 10 hari cukup. dari 2 tahun dirnana kontak sekurang-kurangnya 25 jam pcr-
PENCEGAHAN INFEKSI SEROTIP B. Kemoprofilaksis. Pen- minggu, profilaksis rifermpin rnungkin bcrmarnlaat. Bila clua

clerita kontak dekat yang tidak divaksinasi yang umurnya ku- kasus penytikit invasil atau lebih telah ter.jadi cialarn 60 l.rari

ran-s dari 48 bulan dengan inf'eksi H. influenzae tipe b invasif pada parar pengunjun-e, tanpa rnernandang besar' ['asilitas lrela-
risiko inf'eksi invasilnya bertambali bila terpajan pada kasus watan, pembelian rilarnpin pada setttua pengunjr-ing clan llcr'-
indcks. Risiko penyakit sekunder berbanding terbalik dengan sonel pengawas dianjurkan. Jika setnua I<onlak perar'r,aLarl
umur (untuk anak lebih tua dali 3 bulan). Sekitar setengah ka- harian umurnya melebihi 2 tahun, kcmoprofilaksis ticlak perlLr
sus penyakit sekunder pada kontak rumah tangga yang rentan diberikan.
terjadi pada minggu pertama sesudah rawat inap penderita in- Untuk kemoprofilaksis, anak harus diberi rifampin secara
deks, dan kasus baru pada kontak rumah tangga yang rentan olal (urnur 0-1 bulan, 10 mg/kg/dosis: >1 bulan. 20 nig/k-e/do-
teryadi 1-11 bulan sesudtrh sakit pada penderita indeks. Lebih sis, tidak melebihi 600 mg/dosis) sekali sehali selarna zl hali
dari 25Vo kasus sekunder dikenali sesudah 30 hali. Namun, berturut-tulut. Dosis orang dewasa adalah 600 mg sekali sc-
sekarang banyak anak yang dilindungi terhadap penyebaran H' hari. Ticlak dianjurkan padzr wanita hamil. karena pengaruhnya
influenzae tipe b dengan mengimunisasi sebelumnya. Dengan pada janin belum ditentukan. Karena rilhntpin mcrilngsan-g t: 11-
penggunaan vaksin gabungan berken.ranjuran-tinggi, telah di- zim yang memetabolisrne kontlaseptil' oral, I'rarus cligunakan
lakukan pelubahan penting pada rekomendasi untuk kemopro- netode kontlasepsi lain sclzrrna masa pembcrian rilampisin.
filaksis kontak keluarga. Rifampin menimbulkan warna oranye kemerahan pada cait'an
Tujuan kemoprofilaksis adalah mencegah anak yang rentan tubuh (misal ulin, lidah, air nlala) clan dapat mewarniri lenstL
dari rnendapat H. in;fltterrzae lipe b dari kontak dengan me- kor"rtak lunak secala pel'manen.
lenyapkan kolonisasi pada kontak dekat. Profilaksis rifampin Vaksin lmunoprofilaksis (lihat Bab 247). Vaksin PRF tidak
terindikersi padzr setnua anggota kelornpok kontak dekat, ter- terkonyugasi generasi pertalna telah diganti emp;rt vaksin ga-
masuk penderita indeks, jika satu anak atau lebih umur kurang bungan H. influerqae tipe b yang berlisensi yang berbcda da-
dari 48 bulan belum terimunisasi penuh. hnunisasi penuh pada lam pembawa protein yang digunakan, ukuran nolckul sl-
keadaan ini didefinisikan sebagai telah mendapat sekurang- karida dan metode penggabungan sakarida pada protcin (lihat
kurangnya satu dosis vaksin gabungan H. influenTae tipe b Tabel 111-1); PRF-D (ProHIBit, Connaught Laboratorrcs)
pada umur l5 bulan atau lebih tua, dua dosis pada umur 12-14 menggunakan toksoid difteria sebagai pernbawa proteinl
bulan, atau dua dosis atau lebih ketika umur kurang dari 12 HbOC (HIBTITER, Ledcrle-Palis) mempunyai oligosakalida
bulan dengan dosis booster pada umur 12 bulan atau lebih. Di- yang terikat pada difteri mutan nontoksik yang disebut CRM
buat pengecualian bila kelompok kontak keluarga termasuk 197; PRF-OMP (Pedvax HIB, Merck, Sharp & Dohme) mem-
anak tergan-egu imun yang divaksinasi penuh, karcna vaksi- punyai kompleks protein membran luar N. nteningitidis grup B
nasinya mungkin tidak efektif. Kelompok kontak rumah sebagai pembawa; dan PRF-T (ActHIB/OmniHib, Pasteur'-
tangga didefinisikan sebagai individu yang tinggal bersama Merieux-Connaught [Smith Kline Beecharn]) menggunakan
penderita indeks atau bukan penghuni yang bersama-sama 4 pembawa tetanus toksoid. Ada dua kesernpatan mcnggabung
jarn atau lebih dengan penderita indeks selama sekurang- vaksin yang berisi vaksin gabungan H. influen:,cte tipe b cle-
kurangnya 5 dari 7 hari sebelurn hari rawat inap penderita in- ngan DTP. Pada satu, HbOC digaburrg clen-ean DTP (TETRA'
deks. MUNE, Lederle-Paris) sebelum clistribusi. Pzrda yzrng lain.
946 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

PRF-T disusun kembali dengan DPT U.S. Connaught segera tumbuhannya dipermudah pada lingkungan basah pada 35-
sebelum pemberian. Pemberian imunisasi efektif terhadap 1L 37oC dalam atmosfer karbondioksid 5-l0To.Ia tumbuh baik
influenzae tipe b dengan penggunaan vaksin gabungan sangat pada beberapa media yang diperkaya, termasuk yang ditambah
menurunkan kejadian infeksi H. influenzae tipe b. agar coklat, agar Mueller-Hinton, agar basa darah, dan agar
triptikase kedelai. Pada media padat, koloni transparan, tidak
berpigmen, dan nonhemolitik. N. ntenin.gitidis dikenali karena
Barenkamp SJ: Outer membrane proteins and lipopolysaccharides of nontypa-
kemampuannya meragi (ferntent) glukosa dan maltosa men-
ble HaemophiltLs inlluenTae. J Infect Dis 165 (Suppl):Sl8l, 1992.
Committee on Infectious Diseases: Haemophilu.s inJluenzae type b conjugate jadi asam dan ketidakmampuannya meragi sukrosa atau lak-
vaccines: Recommendations for irnmunization with recently and previ- tosa. Tidak dibentuk indol dan hidrogen sulfid. Dinding sel
ously licensed vaccines. Pediatrics 92:480, 1993. berisi sitokrom oksidase, yang memberikan hasil uji oksidase
Daum RS, Granoff DM: Lessons from the evaluation of the immunogenicity.
posirif.
/n: Ellis RW, Granoff DM (eds): Development and Clinical Uses of llaa-
nrophilus b Conjugate Vaecines. New York, Marcel Dekker, 1994,pp291- Meningokokus dibagi menjadi serogrup yang didasarkan
3t2. pada perbedaan antigenik dalam polisakarida kapsulnya.
Holmes SJ, Granoff DM: The biology of Haemophilus influenzae type b vac- Sekurang-kurangnya telah dikenali 13 serogrup, tetapi grup A,
cination failure. J Infect Dis (Suppl):S121, 1992.
Jorgensen JH, Doern CV, Maher LA, et al: Antimicrobial resistance among
B, C, W dan Y mencakup \ebanyakan penyakit meningo-
respiratory isolates of Haenophilus irtfluenz.ae, Moraxella catarrhalis, and kokus. Serogrup yang lain sering mengkoloni nasofbring tetapi
Streptococcus prLetnutniae in the United States. Antimicrob Agents Che- jarang menyebar. Lipooligosakarida (misal, endotoksin) dan
mother Infect 3420'15, 1990. protein yang terdapat pada kompleks membran luar juga digu-
Jorgenson JH: Update on mechanisms and prevalence of antimicrobial resis-
tance in H ae tnop hi lus infl tLe rtza e. Clin Infect Dis 1 4: 1 119, 1992.
nakan untuk serotip strain meningokokus.
Liu VC, Smith AL: Molecular mechanism of H. influenzae pathogenicity. EPIDEMI0LOGI. Penyebaran meningokokus terjadi sebagai
Antrbiot Chemother 45:30. 1992. penyakit endemik yang disela dengan ledakan serangan kasus
Mendelman PM: Talgets of B-lactam antibiotics penicillin-binding proteins in yang sering terkelompok secara geografis. Epidemi yang sebe-
ampicillin-resistant, non-B-lactamase-producing Haefiophihts influen2ae. J
narnya telah menjadi jarang di negara maju tetapi tetap meru-
Infect Dis 165(Suppl):S107, 1992.
Murphy TV, White KE, Pastor P, et al: Declining incidence of Haemophilus pakan masalah yang berarti di banyak negara yang sedang
inlluenz.ae type b diseases since introduction of vaccination. JAMA berkembang. Penyakit endemik tampak disebabkan oleh kc-
269:246,1993. lompok serotip meningokokus heterogen, dan epidemi dise-
Takala AK, Clements DA: Socioeconomic risk factors for invasive Haetnophi-
babkan oleh satu serotip. Analisis dengan metode enzim gene-
Ius influenzae type b disease. J Infect Dis_165(Suppl):S5, 1992.
Tuomanen E, Powell KR, Laferriere CI, et al: Oral chloramphenicol in the tik multilokus telah memperkuat bahwa epidemi meningo-
treatment of Hae mop hil us i nfl ue nz.ae meningitis. J Pediatr 99 :968, 198 1. kokus disebabkan oleh strain yang berasal dari satu klonotip.
Vadheim CM, Greenberg DP, Bordenave N, et al: Risk factors for invasive Pusat Pengendalian Penyakit (PPP) melaporkan hasil pe-
Haemophilus influenzae type b in LA County children, l8-60 months of
ngamatan penyakit meningokokus yang berdasarkan laborato-
age. Am J Epidemiol 136:221,1992.
Vadheim CM, Ward JI: Epiderniology in developed countries. /n: Ellis RW, . rium pada populasi besar Amerika Serikat selama tahun-tahun
Granoff DM (eds): Development and Clinical Uses of Haemophilus b Con- 1989 sampai tahun 1991. Rata-rata fiekuensi penyakit invasif
jugate Vaccines. New York, Marcel Dekker, 1994,pp231-245.
tahunan tetap agak konstan sekitar i,l per 100.000 anggota
van Alphen L: Epidemiology and prevention of respiratory tract infections
populasi. Diperkirakan bahwa 2.600 kasus penyakit meningo-
due to nonencapsulated Haenophilus influenzae. J Infect Dis 165
(Suppl):S177,1992. kokus terjadi setiap tahun di Amerika Serikat selama masa ini.
Angka serangan tertinggi adalah selama bulan-bulan musim
dingin dan awal musim semi. Anak laki-laki meliputi 55%
dari kasus total, dan 29Vokasus terjadi pada anak umur kurang

r Bae 118
dari 1 tahun, dengan insiden puncak penyakit adalah 26 per
100.000 bayi usia kurang dari 4 bulan. Empar puluh enam pcr-
sen kasus terjadi pada anak umur 2 tahun atau kurang, dan
tambahan 25Vo kasus terjadi pada orang-orang umur 30 tahun
Infeksi Meningokokus atau lebih. Meningokokus serogrup B dan serogrup C diperki-
rakan mempunyai proporsi penyakit hampir sama (masing-
Michele Estabrook masing 46Vo dan 45Vo), tetapi 69Vo penyakit grup C terjadi
pada anak-anak yang umurnya lebih dari 2 tahun. Lima puluh
Penyakit meningokokus, pertama diuraikan oleh Vieus- delapan persen kasus dilaporkan menderita meningitis. N.
seaux pada tahun 1805 sebagai demam serebrospinal epide- meningitidis diisolasi dari darah pada 66Vo kasus, cairan ser-e-
mik, tetap merupakan masalah kesehatan yang berarti, teru- brospinal (CSS) pada 5lVo, dan cairan sendi pada lTa.
tama di negara yang sedang berkembang. Walaupun kolonisasi Penyakit meningokokus, terutama grup A, tetap merupa-
nasofaring jarang menyebabkan penyakit tersebar, perj alanan kan masalah kesehatan utama pada banyak negara berkem-
mendadak (fulminant), yang dengan cepat mematikan anak de- bang. Banyak daerah seperti Cina dan Afrika, mempunyai
ngan meningokoksemia tidak segera terlupakan. angka endemik penyakit 10-25 per 100.000 orang dan epide-
ET|OLOGI. Neisseria meningitidis adalah diplokokus gram- mik periodik besar (100-500 kasus/100.000). Penyakir epide-
negatif (0,6 x 0,8 pm) yang sering digambarkan sebagai ben- mik khas melibatkan individu yang lebih tua daripada individu
tuk biskuit. Organisme ini merupakan organisme komensal dengan penyakit endemik.
biasa nasofaring manusia dan telah diisolasi dari sumber bina- PATOG ENESI S. N. me nin g itidi s did',:,ga didapat melalui rure
tang atau lingkungan. Meningokokus bersifat selektif, dan per- pernapasan. Kolonisasi nasof'aring dengan meningokokus bia-
178 | Infeksi Meningokokus 947

sanya menimbulkan pengidap tidak bergejala, dan hanya ja- luh darah kecil. Sistem organ utama yang terlibat pada kasus
rang terjadi penyebaran. Kolonisasi dapat menetap selama be- meningokoksemia yang mematikan adalah jantung. sistem
berapa minggu atau bulan. Angka pengidap bervariasi dari 2- saraf sentral, kulit, membrana mukosa dan serosa, serta adre-
30Vo pada populasi normal selama masa nonepidemik tetapi nal. Miokarditis terdapat pada lebih dari 50o/o penderita yang
lebih tinggi pada anak di pusat perawatan harian dan pada kea- meninggal karena penyakit meningokokus. Perdarahan kulit,
daan yang penuh sesak. Angka pengidap dapat mendekati berkisar dari petekie sampai purpura, terjadi pada kebanyakan
100Vo pada populasi yang berdekatan selama epidemik. infeksi yang mematikan dan disertai dengan vaskulitis akut
Agar kolonisasi terjadi, meningokokus harus meghindari dengan pengendapan fibrin pada arterioi dan kapiler. Perda-
IgA mukosa dan melekat pada sel epitel dalam nasofaring. Ke- rahan adrenal difus dapat terjadi pada penderita dengan meni-
adaan ini dipermudah oleh sekresi protease yang memecah ngokoksemia mendadak (fulminant) (yaitu sindrom Water-
daerah hingelgA kaya prolin dan membuatnya tidak berfungsi. house-Friderichsen). Meningitis ditandai dengan sel radang
Meningokokus dan gonokokus menghasilkan enzim ini, tetapi akut pada leptomeningen dan ruang perivaskuler. Keterlibatan
organisme Neisseria nonpatogen tidak. Kemudian meningo- otak setempat jarang.
kokus melekat secara selektif pada sel epitel tidak bersilia. Pili Interaksi endotoksin yang dilepaskan oleh N. nteningitidis
tampak sangat penting pada perlekatan meningokokus pada dan sistem komplemen barangkali. merupakan kunci dalam pa-
nasofaring manusia. Bakteri memasuki sel epitel tidak bersilia togenesis manifestasi klinis penyakit meningokokus. Aktivasi
dengan proses endositotik yang diarahkan-parasit dan dibawa komplemen berkorelasi dengan kadar lipooliglosakarida me-
melewati sel dalam vakuole telkait-membran. ningokokus dalam plasma. Kadar endotoksin dalam sii'kulasi
Meningokokus menyebar dari saluran pernapasan atas me- secara langsung berkorelasi dengan aktivasi sistem fibronoli-
lalui aliran darah. Antibodi serum yang menyebabkan lisis tik, perkembangan koagulopati intravaskuler tersebar, kega-
bakteri yang ditengahi komplemen terbukti memblokade pe- galan banyak sistem organ, syok septik dan mati. Kadar endo-
nyebaran ini, dan defisiensi antibodi anti-meningokokus di- toksemia berkorelasi dengan kadar sitokin dalam sirkulasi.
hubungkan dengan perkembangan meningokoksemia. Anti- yang dilepaskan dari monosit dan makrofag terangsang-endo-
bodi bakterisida diarahkan melawan polisakarida kapsul, pro- toksin. Kadar faktor-g nekrosis tumor dan interleukin secara
tein subkapsuler, dan antigen lipooligosakarida. Bayi neonatus langsung terkait dengan penyakit meningokokus yang memati-
mempunyai antibodi protektif yang terutama berasal dari IgG kan.
ibu. Karena antibodi ini menyusut, bayi umur 3-24 bulan MANIFESTASI KLlNlS. Spektrum penyakit meningokokus
mengalami insiden penyakit meningokokus tertinggi. Pada dapat sangat bervariasi, dari demam dan bakteremia tersem-
masa dewasa, kebanyakan individu mengembangkan imunitas bunyi sampai sepsis, syok dan mati. Pola penyakit yang dike-
alamiahnya terhadap N. meningitidis. nali adalah bakteremia tanpa sepsis. sepsis meningokoksemia
Sumber imunitas ini berasal dari kolonisasi N. meningitidis tanpa meningitis, meningitis dengan atau tanpa meningokok-
nasofaring dan kolonisasi saluran pencernaan dengan bakteri semia, meningoensefalitis dan infeksi organ spesifik.
usus yang mengekspresikan antigen reaktif-silang. Bayi mem- Wujud yang dikenali dengan baik adalah bakteremia ter-
punyai angka pengidap (carrier) tinggi strain neisseria tidak sembunyi pada anak demam. Gejala saluran pernapasan atas
berkapsul nonpatogenik, N. lactamica, yang menyebabkan dan saluran pencernaan atau ruam makulopapuler mungkin je-
perkembangan antibodi bakterisida terhadap meningokokus. las. Anak sering dipulangkan tanpa antibiotrk atau antibiotik
Kepentingan sistem komplemen pada pertahanan hospes oral untuk infeksi minor. Penyembuhan spontan tanpa antibio-
terhadap N. meningitidls ditekankan oleh kenyataan bahwa in- tik telah dilaporkan, tetapi pada beberapa anak telah berkem-
dividu dengan defisiensi komplemen primer atau didapat ber- bang meningitis.
tambah risiko terjadi penyakit meningokokus, dari 50-60V0 Meningokoksemia akut dapat menyerupai penyakit seperti
individu dengan defisiensi properdin, faktor D, atau kom- virus dengan faringitis, demam, mialgia, kelernahan dan nyeri
ponen-terminal berkembang infeksi bakteri yang disebabkan kepala. Dengan penyebaran hematogen yang luas, penyakit
hampir selalu oleh N. meningitidls. Infeksi berulang sering dengan cepat menjelek menjadi syok septik yang ditandai de-
pada defisiensi komponen terminal tetapi jarang pada defisi- ngan hipotensi, koagulasi intravaskuler tersebar, asidosis, per-
ensi properdin. Defisiensi komplemen didapat juga menyebab- darahan adrenal, gagal ginjal, gagal miokardium dan koma.
kan kenaikan risiko dan dapat ditemukan pada penyakit Meningitis mungkin berkembang atau tidak. Pneumonia, mio-
sistemik yang menghabiskan komplemen serum. Contohnya a- karditis, perikarditis purulen, dan artritis septik yang bersa-
dalah lupus eritematosus sistemik, sindrom nefrotik, mieloma maan telah diuraikan. Penyakit meningokokus lebih sering
multipel dan gagal hati. tampak sebagai meningitis akut yang berespons terhadap anti-
Kapsul grup B merupakan homopolimer asam sialat, yang biotik yang tepat dan terapi pendukung. Kejang-kejang dan
diketahui menghambat aktivasi jalur komplemen alternatif. tanda-tanda neurologis setempat terjadi kurang sering daripada
Antibodi yang mengaktitkan jalur klasik dapat mengatasi ham- pada penderita dengan meningitis yang disebabkan oleh pneu-
batan ini. Tidak adanya antibodi spesifik bersama dengan ham mokokus atau H aemophilus. Meningoensefalitis j arang dapat
batan jalur alternatif dapat menjelaskan prevalensi penyakit terjadi dengan keterlibatan otak difus.
meningokokus grup B pada anak muda. Tinjauan kembali 100 anak dengan penyakit meningo-
PATOLOGI. Penyakit meningokokus tersebar disertai de- kokus invasif menunjukkan bahwa 71% datang dengan de-
ngan respons radang akut. Perdarahan dan nekrosis dapat dili- mam, 4Vo dengan hipotermia dan 42% dengan syok. Lesi kulit
hat pada setiap sistem organ dan tampak ditengahi oleh koa- terjadi pada 7|Vo kasus dengan petekie dan/atau purpura, dan
gulasi intravaskuler dengan pengendapan fibrin dalam pembu- pada 49Vo dengan keduanya. Purpura mendadak (fulminant)
948 BAGIAN XVll a Penyakit

timbul pada 167b. Ruam lain yang digambarkan adalah lesi silang dengan mcningokokus _elup B. Antisera dan antiboili
makulopapuler, pustula dan bullosa. Gejala-gejala dan tanda- monoklonal dapat digunakan untuk rncngenali berba-eai sero-
landa tambahan yang ada adalah iritabilitas pada2lo/a,letargi grup meningokokus. Penelitian ini berguna pada ar.val inleksr
pada 30o/c dan muntah pada 34Vc. Diare, batuk rinorrea, ke- dan jika penderita telah mendapat antibiotik, membuai biakan
jan-q-kejang dan artritis terjadi sangat kurang sering (6-10olo). steril.
Leukopenia clan angka tlombosit rendah masing-masing me- Data tambahan dapat nrendukung inl'eksi bakreri sistentik
ngenai IZo/a dan l4V.o, dan angka sel dalah putih berkisar dari dan rneliputi kenaikan laju enclap darah dan protein C r-eaktil,
0,9 sampai 46lmn' x l0r. N. ntutittgiridrs diisolasi pacia leukositopenia atau leukosilosis, trombosrtopr.n re, pr.oternur.iri
biakan darah 487o anak, dan rneningitis didiagnosis pada 55Vc. dan hemzrturia. Penderita dengern koagulasi intrav:rskuler tet-se-
Enam anak telah diisolasi meningokokus dari CSS pada tidak bar rnun-9kin rnernpunyai kadar protrontbin dan fibrino-qen se-
adanya pleositosis CSS, hipoglikorhakia, atau olganisrnr- ter- rum yang menurun. Sklining untuk dellsiensi konrplcrlen
deteksi den-gan pewarnaan Grain. Lima dari delapan altak yang dianjurkan pada indivrdu yan-q didiagnosis dengan penyakir
datang dengan artritis telah diisolasi N. nrcttingitidis dari aspi- meningokokus. Pada satu seri 20 pender-it:r cleng:rn episoclc
rasi cairan sendi. Delapan persen anak mernpunyai tanda-tanda pertama meningitis meningokokus, nreningokosernia aLau
radiografi pneumonia pada saat datan-q. pelikarditis meningokokus, ti-{a n'render.ita cle{'isiensi kompoi
Manifestasi penyakit meningokokus yang tidak lazim ada- nen jalul terminal dan tiga rnenderita def isiensi banyak ki_rm-
lah endokarditis, perikalditis purulen, artritis septik, endofial- ponen komplemen bersiirna dengan pcnyakit sisternik yan-u
mitis. adenitis mesentelika dan osteomielitis. Konjungtivitis rnendaseli.
purulen plirner dapat ntenyebabkan penyakit invasif. Sinusitis, DIAGNOSIS BANDING. Diagnosis banding ini meliputi me
otitis media, dan selulitis periorbital dapat juga disebabkan ningitis bakteli atau virus akut, inf'eksi r.nikoplasnra, Ieptospi,
oleh meningokokus. Pr.reurnonia meningokokus plimel melu- rosis, sifllis, ensefalitis hen'roragik akut. cnselhlopati, pcnyakit
pakan wujud klinis yang dikenali yang disertai dengan efusi serum, penyakit kolagen vaskuler, purpura Henoch-Schonlein.
pleura atau empiema pada 15Vo kasus. N. ttteningitidis merupa- sindrom hemolitik uremik, dan penelanan berbagai racun. pe-
kan isolat saluran genitourinaria yang jarang pada rndividu tekie atau l'uam purpura meningokoksernia ser-upa dengan
yang tidak bergejala atau bergejala dan merupakan organisme yang ditemukan pada setiap penderila den-{irn penyakit yanu
penyebab pada uretritis, servisitis, vaginitis dan proktitis. ditandai dengan vaskulitis rnenyeluruh. penyakit rni melipLrti
Meningokoksemia kronis melupakan manrfestasi penyakit septikemin karena banyak organismc _ur-an-r-ne-uatil; se ptikemia
menin-eokokus yan_q dapat terjadi pada anak dan dewasa. Pe- dengan organisme glam-positil' yan-e banyak sekali; endol<ar-
nyakit ini clitanclai dengan demam, ltenarnpakan nontoksik, ar- ditis bakterial; demam berbintik Rocky Mounrain; ri1,us epide,
tlalgia, nyeri kepala dan luam. Ruam menyerupai ruam infeksi mik, infeksi Ehrlichiu canrs; infeksi den,ean ekovir.us, teru-
gonokokus terscbar. Cejala-gejala intermiten, dengan ruam tarna tipe 6,9 dan 16; infeksi koksakievirus, terutzula tipe .A2.
muncul bersama dentant. Rata-rata lama sakit adalah 6-8 A4, A9 dan Al6; rubela; rubeola dan rubeola aripik; purpLrr.a
minggu. Biaktrn darah pada rnulanya mungkin steril. Tanpa Henoch-Schonlein; penyakit Kawasaki, trombosiropenia iclio-
terapi spesifik, kornplikasi sepelti rneningitis dapat teqadi. patik; dan eritema multifor"me atau eritelna noclosum karena
DIAGNOSIS. Diagnosis penyakit n'reningokokus yang pasri obat-obat atau proses infeksi atau penyakit noninlcksi. Ruanr
dibuat dengan isolasi organisnre dari cairan tubuh yang biasa- morbilifbrmis kadang ditemukan yang rnr-rngkin rcrancr:kan
nya steril seperti clarah, CSS, atzru cairan sinovia. Isolasi me- dengan eksantem virus makular atau makulopapuler.
ningokokus dari nasofarings tidak diagnostik untuk penyakit KOMPLIKASI. Kornplikasi akut adalah akibar pcrubahan r-a
tersebar. Daral.r dan CSS merupakan sumber isolasi organisme dang. vaskulitis, koa-eulasi intravaskuler tersebar, dan hipo-
yang lazim. Biakan darah menghiisilkan Nt nteningiticlis pada tensi penyakit menin_eokokus invasii. Komplikasi ini dapat
sekitar 50olc kasus penyakit telsebar, dan biakan atau pewar- meliputi perdarahan adrenal, artritis, miokarditis, pneumonia,
naan Gram biasanya menampakkan organisrne tersebr.rt pada abses paru, peritonitis dan inlark ginjal. Vaskulitis dapat n-re-
mereka yang dengan meningitis. Biakan atau pcwarnaan Gram nyebabkan kerusakan kulit dengan infcksi sekunder-, nckr.osis
lesi petekie atau papuler berhasil secara berbeda dalarn mengi- jaringan dan ganglen. Pengelupasan kulit riapat rnenierlukan
dentifikasi meningokokus. Kadang-kadang bakteri dapat dite- penggunaan cangkok kulit. Keterlibatan tulan-e dapat menye-
mukan pada pewarnaan Gram lapisan bt(Jy coat satnpel daralt babkan gangguan perturnbuhan dan deformitas skelet lambar
tersentriltse- akibat nekrosis epifisis avaskuler dan cacat epifisis-metafisis.
Pada meningitis, sifat-sifat molfologis dan klinis CSS ada- Amputasi rungkai telah dilaporkan pada penderita clengan pur_
lah sifat-sifat meningitis bakterial akut (lihat Bab 169. l). pura rnendadak berat.
Biakan CSS dapat menjacli positif pada penderita dengan me- Meningitis jarang dipclsulit oleh efusi atau enlpiema sub-
ningokoksemia tetapi tanpa bukti klinis meningitis atau pleosi- dural atau oleh abses otak. Ketulian aclalah sekuele neurologis
tosis CSS. Biakan CSS mungkin negatif jika pungsi lumbal te- yang paling sering, tetapi insiden yang clilapor-kan bcrvar.iisi
lah dilakukan awal pada perjalanan penyakit atau jika pen- dali 0-38%. Sekuele jalang lain rcr.masuk irtaksia, ke.jan-u-
derita telah rnendzrpat pengobatan antibiotik sebelurnnya. kejang, kebutaan, palsi saraf kranial, hemiparesis atau kr:adri-
Teknik kounterimunoelektrofbresis dan aglutinasi mende- paresis dan hidrosefalus obstruktif.
teksi polisakharida kapsul meningokokus dalam CSS, serum, Komplikasi lambat penyakit meningokokus dicluga ciitc_
cairan sendi dan urin. Terjadi hasil negatif palsu, dan spesifisi- ngahi-kompleks inrun dan menjadi jelas 4-9 har-i sesudah nru_
tas mungkin terbatas bila organisme dengan antigen reaktif- lainya penyakit. Manifestasi yang biasa aclalah artritis dan
silang dilibatkan, seperti Eschericltia coli Kl, yang bereaksi vaskulitis kuiit. Artritis biasanya monoartikuler. atau oligoar_
179 I Infeksi Gonokokus 949

tikuler. Efusi biasanya steril dan berespons terhadap agen anti- bagian disebabkan oleh perubahan prorein 2 pengikar-penr-
radang nonsteroid. Defbrmitas sendi permanen jarang. Karena silin. Resistensi tingkat tinggi karena produksi B-laktamase rc-
kebanyakan penderita dengan meningitis meningokokus tidak lah dilaporkan dari Aliika Selatan. PPP memperkirakan lrahri'a
demam pada hari ke tujuh rawat inap, menetapnya atau beru- sekitar 4% penyakit meningokokus pada tahun 199 I di
langnya demam sesudah 5 hari antibiotik menguatkan evaluasi Amerika Serikat disebabkan oleh strain N. nteningiticLls yang
untuk komplikasi yang ditengahi kompleks imun, secara relatif resisten terhadap penisilin. Tidak ada dari str.ain
PENCEGAHAN. Kontak dekat penderita dengan penyakit yang diisoiasi menghasilkan B-laktamase. Arti klinis rcsisten
meningokokus menambah risiko infeksi dan harus secara teliti penisilin sedang belum diketaliui. PPP mernuruskan bahrva u.1i
dipantau dan dibawa ke pemeriksaan medik jika timbul de- kerentanan rutin isolat meningokokus klinis rnLrngkin tidak
mam. Profilaksis terindikasi sesegera mungkin pada kontak ru- terindikasi di Amerika Serikat saat ini, tetapi pcn-garnarrrn
mah tangga, perawatan harian dan perawaran sekolah. Plofi- terus-lnenerus diperlukan.
laksis juga dianjurkan pada orang-orang yang telah berkontak Penderita den_9an inf'eksi meningokokus akut lrarus dipan-
dengan sekresi mulut penderita. Profilaksis tidak secara rutin tau secara teliti. Perawatan pendukung dan terapi lain dibahas
dianjurkan pada personel medik kecuali mereka yang dengan pada Bab 60.5.
pemajanan yang rnendalam, seperti resusitasi dari mulut ke PROGNOSIS. Walaupun penggunaan antibiotik repat, an-q-
mulut, intubasi atau pengisapan sebelum terapi antibiotik di- ka mortalitas untuk penyakit mcnin_eokokus tersebar tcrap pa-
mulai. Rifampin diberikan (10 rng/kg; dosis maksimum da 8-12V0 di Amerika Serikat. Faktor-f'aktor prognosrik yang
600mg) secara oral setiap 12 jam selama 2 hari (total 4 dosis). jelek adalah hipotermia, hiporensi, purpura firlminan. kclanu-
Dosis dikulangi sampai 5rng/kg untuk bayi yang amat muda. kejang atau syok pada saat diitang, leukopenia. rrontbosircr
Jika isolat diketal-rui sensitif terhadap sulfonamid, profilaksis penia, dan kadar endotoksin dan faktor tumor nekr.osis vanc
sulfisoksazol lebih baik. Penisilin tidak melenyapkan pengidap bersirkulasi tinggi. Beberapa penelitian telah memasukkan ter
nasof'aring, dan penderita dengan penyakit meningokokus ha- jadinya petekie dalam l2 jam masuk rumal-r sakrt, hiperpirek-
rus mendapat rifampin sebelum pulang. sia dan tidak adanya meningitis.
Vaksin quadrivalen yang terdiri atas polisakarida kapsul
meningokokus grup A, C, Y dan W-135 dilisensi di Amerika
Centers for Disease Control: Laboratory-based survcrillance fbr rneningococ-
Serikat. Vaksin ini imunogenik pada orang dewasa tetapi tidak
cal disease in selected areas-United Srates, 1989-1991. MNIWR -ll:ll.
dapat dipercaya pada anak dibawah umur 2 tahun, Polisakarida I 993.
grup B kurang imunogenik pada anak dan orang dewasa, dan DeVoe IW: The meningococcus and ntechanisnt ol pathogenicity. N,licrcbiol
tidak ada vaksin yang tersedia telhadap sel'ogrup ini. Imunisasi Rev 46:162. 1982.
Edwards MS, Baker CJ: Complications and sequelae o1'rnenin_rocaccal ini.ec-
rutin populasi Amerika Serikat tidak dianjurkan pada saat ini,
tions in children. J Pediatr 99:540. 198 l.
tetapi vaksin secara rutin diberikan pada semua calon militer Ellison RT, Kohler PF, Gird JG, et al: Prevalent of congenital or accluirerJ
Amerika. complement deficiency in patients with sporadic rneningococcal disease. N
Imunisasi berguna mengendalikan ledakan serangan penya- Engl J Med 308,913, 1983.
Figueroa JE, Densen P: Infection diseases associated with contpletnent defi-
kit meningokokus serogrup yang terwakili dalam vaksin qua-
cicncies. Clin Microbiol Rev 4:359. 1991.
drivalen. Juga dianjurkan pada pelancong ke negara-negara de- Frasch CE: Vaccines for prevention of rneningococcal disease. Clin lvJicnrlrrol
ngan insiden penyakit mdningokokus tinggi. Imunisasi kontak Rev 2(Suppl):S134, 1989.
erat individu dengan penyakit A, C, Y atau W dipeltimbang- Gedde-Dahl TW, Bjalk P, Hoiby EA, et al: Sevcliry of n.rcrirgococcai drs-
ease: assessment by tactors and scores and intplications for prticnt nlrlir-r(-
kan karena vaksinasi ini berguna dalam pencegahan kasus se-
ment. Rev Infect Dis 12:913.1990.
kunder. Individu dengan asplenia anatomik atau fungsional Jacksorr LA, Tenover FC, Baker C, et al: Prevalence of Neis.seriu ntetti.rtuititli.s
dan mereka yang dengan.defisiensi komponen komplemen ha- relatively resistant to penicilfin in the United States, 1991. J Inf'eu Dis
rus diimunisasi. 169:438.1993.
Leggiadro RJ: Prevalence of complement deficiencics in children with sys
Vaksin gabungan polisakarida-protein sedang dikembang-
temic meningococcal infections. Pediatr h.rfect Dis J 6:7-5. 1987
kan untuk pencegahan penyakit meningokokus, dan protein Wong VK, Hitchcock W, Mason WH: Meriingococcal infections in childrenl a
subkapsular serta lipooligosakarida detoksifikasi sedang dite- review of I 00 cases. Pediatr Infecr Dis 8:224. I989.
liti sebagai kemungkinan vaksin.
PENGOBATAN. Penisilin G aqua merupakan obat pilihan
dan harus diberikan dalam dosis 250.000 sampai 300.000
U/kg/24 jam, diberikan secara intravena dalam dosis terbagi
enam. Kloramfenikol natrium suksinar (75-100 mg/kg/24 jam,
secara intravena dalam empat dosis terbagi) memberi pengo- I Bae Il9
batan efektif pada penderita yang alergi terhadap penisilin. Se-
fotaksim (200 mgl24 jam) dan seftriakson (100 mg/kg/24 iam) Infeksi Gonokokus
adalah telapi empiris yang efektif untuk penyakit meningo-
kokus dan mungkin bet'guna pada penderita yang alergi terha-
Michele Estabrook
dap penisilin. Terapi dilanjutkan selama 7 hari.
Isolat N. nteningitidis telah dilaporkan dari Spanyol, Afrika Neisseria gonorrltoeae nienghasilkan berbagai bentuk go-
Selatan, dan Kanada sebagai resisten relatif terhadap penisilin, norrea, suatu infeksi membrana tnukosa saluran gt-nitour.inrr-ir
didefinisikan sebagai mempunyai kadar. hambatan minimal pe-
dan kadang-kadang nrukosa rektum. or.ofhring clan konjun-e-
nisilin 0, l-l,0pgiml-. Resistensi sedang, setidak-tidaknya se- tiva. Gonorrea yang ditularkan dengan kontak seksual ataLl se-
950 BAGIAN XVil | Penyakit lnfeksi

cara perinatal adalah penyakit menular yang paling sering Rurnatan clan penyebaran infeksi gonokokus berikutnya
dilaporkan di Amerika Serikat dan mengenai anak-anak dari dalam masyarakat memerlukan hiperendemik, kelompok inti
segala umur. Prevalensi yang tinggi ini dan timbulnya strain risiko tinggi seperti pelacur atau pemuda kota. Penulalxn ter-
resisten antibiotik lelah menghasilkan morbiditas yang berarti jadi sesudah berl'rubungan seksual dengan penclcrita tidak ber-
pada para lemajr. gejala atau seseorang yan-e rnengabaikan tanda-tancla infeksi
ETIOLOGI. N. gonorrhoeae adalah diplokokus intraseluler atau mempunyai akses terbatas pada perawatan keschatan.
gram-ne,eatif. bukan pembentuk spor;i, aerob, tidak bergerak Si:ringkali, penularan klona dari s:itu strain mcnyctrar clalarr.r
dengan permukaan yang berdekatan piprh. Pertumbuhan opti- gelombnng ke seluruh masyarakat. Pcndidikan yang tepat.
mal terjadi pada suhu 35-37oC dan pada pH 7,2-7,6 dalan'r at- tdentifikasi kontak, dan pengobatan klinis lokal dapat mcnrba-
mosfer 3-5Vo COz. Spesimen harus diinokulasi segera ke da- tasi penularan.
lam media rnoditikasi Thayer-Martin segar, dan lembab atau lnf'eksi gonokokus neonatus biasanya akibat dari perna-
media transport khusus (Transgrow) karena gonokokus tidak janan peripartum terhadap eksudat yang terinfeksi dari sen'iks
tahan kekeringan. ldentifikasi dugaan dapat didasarkan pada ibu. Inf'eksi akut mulai 2--5 hari sesudah lahir. Insiden inltk:;i
penampakan warna, pewarnaan Gram, dan produksi sitokhtom neonatus tergantung pada prevalensi inf'cksi gonokokus padlL
oksidase. Gonokokus dibedakan dari spesies Neisseria larn wanita hamil, pada apakah sklining prenatal untuk gonorrea
dengan fermentasi glukosa tetapi bukan maltosa, sukrosa atau digunakan, dan pada apakah neonatus mendapat profilaksis oi'-
laktosa. Diplokokus Gram-negatif ditemukan pada bahan ter'- talrnik. Prevalensi gonorrea adalah < 1oft, pada kebanvakan
infeksi, sering dalam ler-rkosit polimorfonuklear. populasi prenatal A.S. tetapi n.rungkin lebih tinggi pada bcbc-
Permukaan sel gonokokus serupa dengan permukaan bak- rapa daerah.
teri gram-negatif lain dan berisi pili, protein membran luar, PAT0LOGI. Invasi mukosa oleh gonokokus meninrhull<an
dan lipooligosakarrda (endotoksin), yang ikut menyebabkan respons radang lokal yang menghasilkan eksuclat purulen yang
perlekatan sel, invasi jaringan, dan lesisten terhadap pertaha- terdiri atas leukosit polimorfonuklear, serum, clan cpitel yanu
nan hospes. N. gonorrhoeae dapat dibagi atas dasar aclanya mengelupas. Lipooligosakalida gonokokus (endotoksin; nre-
pili, pen-qgolongan serologis, penampakan koloni dan kebutuh- nunjukkan sitotoksisitas langsung, n'renyebabkan siliostasis
an nutrisi. Dua sistem yang terutama digunakan untuk menan- dan pengelupasan sel epitel bersilia. Bila gonokokus melewati
dai strain gonokokus adalah auxotl,ping (yaitu kebutuhan nu- penghalang (barier) mukosa, lipooligosakalida mengikat anti-
trisi) dan serctt,tping. Sistem serotyping yang paling luas di- bodi IgM bakterisida dan kornplcmen serutn, menyebabkan re-
gunakan didasarkan pada perbedaan antigenik pada protein I spons radang akut dalam sela subepitel. Faktol nekr-osis tumi-r
yang terdapat dalarn menrbran luar. Protein I dapat diklasifi- dan sitokin lain diduga menengahi sitotoksisitas inf'eksi -eono-
kasi secara antigenik menjadi dua kelompok: IA dan IB. Anti- kokus.
bodi monoklonal digunakan untuk mernbagi strain lebih lanjut Kotoran purulen yang dihasilkan oleh inl'eksi sronokokus
sebagai serovar (misal IA-1, IB-12.). urogenital dapat nremblokade duktus kelenjar paraurethral
EPIDEMIOLOGI. lnleksi N. gotrttrtltoea tejatli hanya pedl (Skene) atau vagina (Bartholini), rnenyebabkan kisra atau ab
manusia. Organisrne dilepaskan dalam eksudat dan seklesi ses. Pada penderita yang tidak diobati, eksudat ladang diganri
permukaan mukosa yang terinfeksi dan ditularkan melalui oleh fibroblas, dan jaringan fibrosa yang menyebabkan str-ik-
kontak intim, seperti kontak seksual atau proses persalinan dan tura urethra. Gonokokus dapat naik ke salulan urogenital. ntc-
jalang oleh kontak dengan benda berpori. Infeksi gonokokus nyebabkan endornetritis akut, salpingitis, dan peritonitis (sc-
pada masa neonzltus biasanya didapat selama persalinan. In- cara bersama disebut penyakit ladang pelvis akut) pada wanita
f'eksi gonokokus pada anak sesudah masa neonatus dan sebe- pasca-pubertas dan uretritis atau epididirnitis pada orang lakr-
lum masa pubertas jarang didapat rnelalui pemajanan rumah laki pasca-pubertas. Perihepatitis (sindlom Fitz-Hugh-Curtis)
tangga terhadap pengasuh yang terinfcksi. Pada kasus demiki- menyeltai penyebaran melalui peritoncurn tuba tallopii kc
an, kemungkinan penyalahgunaan seksual harus dipikirkan se- kapsula hati. Gonokokus yang menginvasi lirnfhtik dan perrr-
cara serius. buluh darah dapat menyebabkan limf'adenopati inguinal.
Hampir I juta kasus.gonorrea dilapolkan setiap tahun di perineum, perianal, iskhiorektal, dan abses peliprostat; clan pe-
Arnerika Serikat. Sekitar 507o kasus yang diobati dilaporkan; nyakit gonokokus tersebar.
jumlah kasus tidak bergejala yang tidak ditemukan mungkin PATOGENESIS. Sejurnlah fhktor vilulensi gonokokus clan
dua kali angka yzing dilaporkan, sehingga pelkiraan insiden ta- ir.nun hospes terlibat pada penerrasi perintang (barrier 1nu-
hunan Amerika Serikat melebihi 3 juta. Insiden infeksi kosa dan rnanif'estasi infeksi Iokal clan sistemik berikutnya
gonokokus tertinggi dilaporkan pada laki-laki umur 20-24 ta- Tekanan tertentu dari berbagai lingkr"rngan mukosa mun-ukin
hun, disertai oleh mereka yang berurnur l5-19 tahun. Angka menyebabkan perubahan di menrbran lual orglnismc.. telrli.l-
tertinggi untuk wanita adalah untuk mereka yang berumur l5- suk ungkapan varian pili, kekeruhan atau protein Opa (sebe
19 tahun. Faktor risiko adalah ras bukan kulit putih, homosek- lumnya plotein II), dan lipooligosakarida. Perubal-ran ini daptil
sualitas, jumlah pasangan seksual yang bertambah, prostitusi, memperbesar perlekatan gonokokus, invasi sel manusia.
adanya penyakit yang ditularkan secara seksual lain, status ti- replikasi dan penyingkiran respons imun hospes.
dak kawin, kerniskinan, dan kegagalan menggunakan kondom. Agar infeksi terjadi, gonokokus mula-mula harus melekat
Insiden puncak terladi pada Juli-September, dan terendah ada- pada sel hospes. Protease IgA gonokokus menginaktivasi
lah Januari-April. Tcknik-teknlk auxotvping dan serotyping IgAl dengan memecah molekul pada daerah /zrrrgz dan mung-
dapat digunakan bersama untuk menganalisis penyebaran kin merupakan faktor penting pada kolonisasi arau invlrsi pet'
strain N. gonorrhoecLe khusus dalarn masyarakat. mukaan mukosa hospes. Conokokus rnelekat pada mikrovilli
179 t lnfeksi Gonokokus 951

sel eprtel rronstli:r dcrtgan bangunan pl'otullr scpeltt rdrllbut ' tLocLLe menginf'eksi epitcl yang tanpa penandukan (nonktit-ttt-
(pili) yang rneluas dari dinding sel. Pili diduga melindungi go- iikasi), dan epitel vagina nonkornifikasi tipts dan pH nrukus
nokokus dari tagositosis dan pernbunuhan diperantalai-kom- vagina alkali mcrnbcli kecenderungan kelompok urnur ini
plemen. Pili n.rengalarni variasi antigenik lrekuensi ting-ti yrng pada int'eksr saluran genital bawah. Kornifikasi epitcl vagrna
dapat rnembantu dalam rneloloskan organisme derri respons akibat estrogen pacla nc()natus dan wanita dewasa tncnaltan rn-
iinun hospes dan clapat tnernheri ligand spesif ik pada belbtigai f'eksi. Wanita pascapr-rbeltas. lebih rentan terhaclap salpingitis.
rrrseptol' sel. Kekeruhan plotein. kebanyakan darinya ntembcrl- terutafra seiama menstruasi. ketika aktivitas bakterisida nru'
kan penampakan keruh pada koloni,.1uga diduga berlungsi se- kus serviks hilang dan refluks dirt'ah clan kavum utcri kc clalanr
bagai ligand untuk rrempermudah pengikatan terhaclap sel tuba firllopii mempermuclah rnasuknl,a gonokokus ke daliurr
manusin. Gonokokus yang mengungkapkan protein Opa ter- siilurern reproduksi atas.
tentu melekat dan dilagositosis oleh neutrofil manusia bila ti- Populasi yang berrsrko utttuk DGI adalah pengidap LrclaL
clak ada seruilr. bergejala; neonatus; wanita menstruasi. harnil dan pascapar-
Perubahan fenotip lain yang terjacli pada respons telhadap tum, homoseksual; dan hospes giingguan imun. Status pc:ngr
stres hngkungan memungkinkan gonokokus untuk melakukan dap tidak bergejala n.renunjukkan kegagalan sistetn itnutt hos'
infeksi. Contol.r adalah protein yan-s dapat merepresi-besi kare- pes mengenali gonokokus seba-sai. patogen, kemarnpuan go
na lren-qikuitan transferin atau laktolerin, yang secara anaerob nokokus menghindari pembunuhan atau keduanya. l(olontsasr
diungkapkan protein, dan sistesis protein yang ditengahi oleh faring telah dianggap sebagai faktor risiko untuk DGL Angkir
kontak dengan sel epitel, Gonokokus dapat tumbuh in vivo infeksi tidak bergejala yang tinggi terhadap gonolreii fartnS'
pada keadaan-keadaan anaerob atau lingkungan dengan keku- mungkin mcmperkuat fenornen ini. Wanita berisiko lebih bc-
rangan besi relatil. sar untuk pengembangan DGI selarna menstruasi clan I<ehanril-
Sekitar 24 jarn sesudah perlekatan, permukaan sel epitel an serta pzrscapartum, rigaknya ka|ena pelepasan cndoser-r,iks
melingkupr clan mengelilingi gonokokus dalam vakuole fago- rnaksimal dan kalena penllrunan aktivitas baktclisida pcrol<sr
sit. Irenomen ini diduga diperantarai oleh protein I nrembran dase mukus servik selama pcriodc ini. Tidak adanva antibodr
gonokokus yang masuk ke dalarn sel hospes dan rnenyebabkan I,eM bakterisida neonatus cliduga mc'nyebabkan l<enaikan kc
perubahan dalarn permeabilitas mernbran. Selanjutnya vakuole rentanan neonatus terhadap DCl. Orang-or:unv dcngan tlcflsr
l'a-eosit mulai melcpaskern gonokokus ke dalam sela subepitel ensi komponcn kornplernen Lorminal (C-5-C9) san.sat i)crisikr)
dengan cara eksositosis. Organisme yang hidup kemudian da- terjadinya episode DGI belulang
pat menyebabkan penyakit lokal (yaitu salpingitis) atau me- Serr-rzrkin bertarnbahnya jumlah isolat gonokokus ,vrLri.e rrrt
nycbar melalui aliran daral.r atau aliran linrfa. nun.jukkan resistensi penisilin yang berai'ti, menrpunyai durr
I-eG dan IgM sgrunr yang diarahkan terherdap proterr gono- tipe clasar: produksi B-laktarnase yang diperantarai plasnriti
kokus dan lipooligosakarida menyebiibkan lisis bakteli yang (penisilinase), yang rnemberi lesistensi absolut (MIC l0-10()
diperantarai komplemen. Daya tahan serum yang stabil terha- pg/ml) dan resistcnsi yang diperantarzri 'seciira kronrosum.
dap antibodi bakterisida ini barangkali akibat dalr jenis plotein yang tidak tergantung pada produksi B-laktamase dan me rrbe
porin tertentu yan-e diungkapkan pada gonokokus, dan strain ri resistensi relatif (MIC 1,0-4,0 pg/rnl-).
ini sering merupakan penyebab penyakit tersebar. Strain lain N. gonorrlrceae penghasil-penisilinase (NGPP) reslsten
adalah sensitif bila tumbuh in vitro tetapi tidak terbunuh in terhadap semua penisilin dan selalosporin generasi pcrtrrnrr tr'
vivo karcna blokade antibodi yang diarahkan pacla protein III tapi ticlak pada sefalosporin generasi keclua dan ketiga. Bcr
atau sialisasi lipooligosakarida yang mungkin mengganggu tarrbahnya .jurnlah strains -qonokokus yang lesisten terhadap
iiksasi komplemen. Adaptasi gonokokus juga tampak penting tetrasiklin (NGRT), dapat diperantarai plasmicl atau secar.i,
pada penghindaran dari penrbunuhan oleh neutrofil. Contoh kromosom. Banyak strain resisten terhadap penisilin dan teti'a-
adalah sialisasi lipooligosakarida menaikkan produksi kata- siklin. Hasil data kerentanan yang dikumpulkan oleh Pusat Pe-
lase. dan perubahan dalam ungkapan plotein permukeran. ngendalian Penyakit (PPP) selama tahun 199 I rnenunjukkan
Isolat N. gonorrhoeae dali penderita dengan inf'eksi gono- bahwa 32o/o strain resisten terhadap penisilin atau tetrasiklin.
kokus tersebar (disseninutecl gonoc'occal inlection IDGI]) Sebelas persen isolat aclalah NGPP, 5.7o/( aclalah NCRT. d:rn
sama-sama rnemiliki tanda-tancla yang lazim yang mernbeda- 2o/o adalah NGPP dan NGRT. Hampir i47o t"csislcn cliperanta-
kannya. dari gonokokus lain. Kebanyakan gonokokus yang rai kromosom terhadap satu atau kedua obat ini.
menghasilkan bentuk DGI berkoloni tlansparan (Opa-). Keba- MANIFESTASI Kl-lNlS. Gonorrea Tidak Bergejala. Insiden
nylkan berisi pltrtein lA membran luar'. Isola( ini lesislen ter'- bentuk gonorrea ini pada anak belum dipastikan. Conokokus
hadap aktivitas tt'akterisida serum manusia normal. Infeksi telah diisolasi dari orofaring anak muda (umur 2-9 tahun) yang
lokal dengan organisme ini gagal menimbulkan respons ra- telah disalahgunakan secara seksual oleh kontak laki-laki.
clang clan tidak bergejala. Antibodi IgG manusia ("antibodi gejala-gejala orofaring biasanya trdak ada. Pada penelitian
pernblokaclc") yang rnelekat pada gonokokus DGI dapat anak wanita umur 12 sampai l9 tahun di sekolah untuk anak
rnengganggu lisis yang diperantarai antibodi bakterisida dan nakal, insiden gonorrea adalal-r 72Vo, dan kebanyakan wanita
diperantarai kornplemen. Isolat DGI mempunyai kebutuhan yang terkena tidak bergejala. Sekitar' 684/o militer laki-laki
nutrisi unik (58% telmasuk Arg-Hyx-Ura-auxotype) dan sensi- Amerika Serikat yang terinfeksi tidak bergejala; 66% dari
tivitas ter:hadap penisilin lebih besar. kelompok ini mempunyai biakan tetap positif tetapi tidak ber-
Faktor hospes dapat mempengaruhi insiden dan manif'es- gejala selama beberapa bulan. Sebanyak 804/r: wnnitn yung
tasi infeksi gonokokus. Wanita prapubertas rentan terhadap matang secara. seksual dengan inf'eksi gonorren uro-eenital ti
vulvovaginitis dan jarang menderita saipingitis. N. gonor- dak bergejala; pengidap N. gonorrhoear rektum yang ticlak
952 BAGIAN XVII I Penyakit Infeksi

bergejala terdokumentast 40-60V0 wanita dengan infeksi uro- pada wanita dengan DGI. Pada laki-laki, biakan urelra positil
genital. Sekurang-kurangnya 20Vo infeksi rektum tidak mem- pada 50-60V0, biakan faring positif pada I0-20V0, dan biakan
punyai gejala dan 78Vo infeksi gonokokus faring tidak ber- rekturn positif pada 157o kasus.
gejala pada orang laki-laki homoseksual. Individu dengan go- DGI digolongkan menjadi sindrom klinis yang mempunyai
norrea tidak bergejala merupakan reservoir infdksi yang pen- beberapa tanda-tanda yang tumpang tindih. Sindrom pel'talna
ting dan dapat menjadi penyakit tersebar. dan yang lebih sering adalah sindrom tenosinovitis-delma-
Gonorrea Tidak Berkomplikasi. Gonorrea genital mempu- titis, yang ditandai oleh demam, menggigil. lesi kulit dan do-
nyai masa inkubasi 2-5 hari pada orang laki-laki dan 5-10 hari minasi poliartralgia yang melibatkan pergelangan tangan, ta-
pada wanita. Infeksi primer berkembang di uretra orang laki- ngan dan jari. Biakan darah positif pada sekitar 30-40% kasus,
laki, vulva dan vagina wanita prapubertas, dan serviks wanita dan biakan cairan sinovia hampir secara ser-agam negatif. Sin-
pascapubertas. Oftalmitis neonatus terjadi pada kedua jenis ke- drom kedua adalah sindrom artritis supuratif yang gejala-
lamin. gejala dan tanda-tanda sistemiknya kurang menonjoi dan artri-
Uretritis biasanya ditandai dengan kotoran purulen dan tis monoartikuler, yang seringkali melibatkan lutut, iebih se-
rasa panas pada saat kencing tanpa sesak kencing (urgency) ring. Fase poliartralgia mungkin mendahului infeksj monoar-
atau sering kencing (frequency). Uretritis yang tidak diobati tikuler. Pada kasus yang melibatkan monoartikuler, biakan
pada laki-laki sembuh secara spontan dalam beberapa minggu cairan sinovia positif pada sekitar 45-55o/o, sedang biakan da-
atau dapat dikornplikasi dengan epididimitis, edema penis, rah biasanya negatif. DGI pada neonatus biasanya terjadi seba-
iimfangitis, prostatitis atau vesikulitis seminalis. Diplokokus gai artritis septik poliartikuler.
intraseliler Gram negatif ditemukan pada kotorannya (dis- Lesi dermatologik biasanya mulai sebagai makuia mcrah
charge). atau merah muda, 1-20 mm, bergejala nyeri yang berkembang
Pada wanita prapubertas, vulvovaginitis biasanya ditandai menjadi lesi makulopapular. vesikuler, bullosa, pustuler atar-l
oleh kotoran vergina purulen dengan vulva bengkak, eritema- petekie. Pustula nekrotik khas atas dasar eritematosa disebar-
tosa, nyeri, dan ekskoriasi. Dapat terjadi disuria. Pada wanita kan tidak rata pada tungkai, termasuk permukaan telapak ta-
pascapubertas, servisitis dan uretritis gonokokus ditandai de- ngan dan kaki, biasanya muka dan kulit kepala bebas. Jurnlah
ngan kotoran purulen, nyeri suprapubik, disuria, perdarahan lesi antara 5 dan 40; 20-30Vo dapat mengandung gonokokus.
intemenstrual dan dispaleunia. Serviks mungkin meradang Walaupun kompleks imun mungkin ada pada DGI, kadar
dan nyeri. Pada gonorrea urogenital terbatas pada saluran geni- komplemen normal, dan peran kompleks imun dalam pato-
tal bawah, nyeri tidak diperberat oleh gerakan serviks, dan ad- genesis tidak pasti.
neksa tidak nyeri pada palpasi. Bahan purulen mungkin Endokarditis akut merupakan rnanifestasi DGI yang jalan-e
dikeluarkan dari uretra dan duktus kelenjar Bartholini. Gonor- (1-2%) tetapi sering mematikan, yang biasanya menyebabkan
rea rektal, walaupun sering tidak bergejala, dapat menyebab- penghancuran yang cepat katup aorta. Perikarditis akut meru-
kan proktitis dengan gejala kotoran (discharge) anus, pruritis pakan wujud klinis yang jiirang diuraikan pada penderita de-
dan perdarahan, nyeri, tenesmus, dan konstipasi. Gonorrea ngan gononea tersebar. Meningitis dengan N. gonorrheae ter-
rektum tidak bergejala mungkin bukan karena berhubungan sebar telah terdokumentasi. Tanda-tanda dan gejala-gejalanya
seksual melalui anus, tetapi dapat merupakan kolonisasi dari serupa dengan tanda dan gejala meningitis bakteli.
infeksi vagina. KOMPLIKASI. Komplikasi gonorea akibat dari penyebaran
Oftalmitis gonokokus dapat unilateral atau bilateral. Oftal- gonokokus dari tempat invasi lokal. Interval waktu antara in-
mitis ini dapat terjadi pada setiap kelon-rpok umur pasca- feksi primer dan terjadinya komplikasr biasanya berhari-hari
inokulasi mata dengan sekresi yang terinfeksi. Oftalmia neo- sampai berminggu-minggu. Pada wanita pascapubertas dapat
natorum karena N. gonorrheae biasanya tampak dari 1-4 hari terjadi endometritis, terutama selama menstruasi. Endometritis
sesudah lahir (lihat Bab 517). Infeksi okuler pada penderita ini dapat berkembang menjadi salpingitis dan peritonitis (pe-
yang lebih tua akibat dari inokulasi atau autoinokulasi dari nyakit radang pelvis - pelvic inflantntatorl, disease [PID]).
tempat genital. Infeksi mulai dengan radang ringan dan ko- Manifestasi PID meliputi tanda-tanda infeksi saluran _genital
toran serosanguinis. Dalam 24 jam, kotoran menjadi kental bawah (misal, kotoran vagina, nyeri suprapubik, nyeri serviks)
dan purulen, dan edema tegang kelopak mata dengan terjadi dan infeksi saluran genital atas (misal demam, leukositosis,
kemosis yang mencolok. Jika penyakit tidak segera diobati, laju endap darah naik, dan massa atau nyeri adneksa). Diagno-
dapat menyertai ulselasi kornea, robekan dan kebutaan. sis banding meliputi patologi ginekologis (kista ovalii, tumor'
lnfeksi Gonokokus Tersebar. Penyebaran hematogen terjadi ovarium, kehamilan ektopik) dan intra-abdomen (appendisitis,
pada 1-3% dari semua infeksi gonokokus, pascainfeksi primer infeksi saluran kencing, penyakit radang usus).
tidak bergejala lebih sering daripada infeksi bergejala. Wanita Bila masuk peritoneum, gonokokus dapat tumbuh pada
meliputi sebagian besar kasus, dengan gejala-gejala yang mu- kapsul hati, menyebabkan perihepatitis. Akibatnya nyeli kuad-
lai 7-30 hari sesudah infeksi dan dalam 7 hari menstruasi. ran kanan atas, dengan atau tanpa tanda-tanda salpingrtis, di-
Manifestasi paling sering adalah artritis, tenosinovitis, derma- kenal sebagai sindrom Fitz-Hugh-Curtis. Perihepatitis dapat
titis dan manifestasi jarang adalah karditis, meningitis dan os- juga disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Perkembangan
teomielitis. Gejala awal yang paiing sering adalah mulainya menjadi PID terjadi pada sekitar 207o kasus servisitis gono-
poliartralgia akut dengan demam. Hanya 25Vo pendertta yang kokus. N. gonorrhoeae diisolasi pada sekitar 40% kasus PID
mengeluh lesi kulit. Kebanyakan menyangkal gejala genitouri- di Amerika Serikat. Kasus yang tidak diobati dapat menyebab-
naria; namun, infeksi mukosa prirner terdokumentasi pada kan hidrosalpinks, piosalpinks, abses tuboovarian, dan akhir-
biakan genitourinaria. Sekitar 80-90V0 biakan serviks positif nya sterilitas. Walaupun pengobatan PID cukup, risiko sterili-
179 a Inleksi Gonokokus 953

tas yang disebabkan oleh penyumbatan tuba bilateral mende- ditanarnkan pada media agar coklat nonselektif. Jika dicuirgai
kati 20% sesudah satu episode salpin-qitis dan melebihi 60% DGI, duah, faring, rektum, uretra. scrviks dan ecit'an sint'r irL
dengan tiga episode atau lebih. Risiko kehamilan ektopik naik (ika terlibat) harus dibiakkan. Spesimen yang dibiakkern harus
sekitar 7 kali sesudah satu episode salpingitis atau lebih. Seku- diinkubasi segera pacla 35-37oC dalan 3-5Vo C02. Bila spe-
ele PID tambahan meliputi nyeri kronis, dispareuni4, dan ke- simen harus dibawa ke laboratorium pusat untuk plat biakan,
naikan risiko PID belulang. medium penyimpan yang direduksi, nonnutrietr (yaitu media
Infeksi gonokokus urogenital didapat selama trimester per- Stuart yang dimodifikasi Amies) memelihala spesitren clengan
tama menimbulkan risiko tinggi abortus septik. Sesudah 16 kehilangan ketahanan hidup minimal satmpai selerma 6 .1am.
minggu, inleksi menyebabkan korioamnionitis, penyebab uta- Bila pengangkutan mungkin menunda penetnilman biakan le-
ma robekan prematur membran dan persalinan pl'ematur. bih larna dari 6 jam, lebih baik menanerm sampcl lcrsebut scca
Karena penderita ini berisiko tinggi untuk penyakit yang ra langsung pada media biakan dan mengangkutnya pada suhu
ditularkzin secara seksual, semua penderita dengan gonorrea sekitar dalam botol iilin. Sistem Tlansgrow danJEMBEC mc-
harus mengalami uji serologis untuk sifilis dan dievaluasi un- dium Thayer-Martin yang climodifikasi melupakan sistenr
tuk inf'eksi C. trachonnrls berulang pada saat diagnosis. Uji pengangkutan alternatif. Koloni N. gctrtorrlrceae adalah oksi-
virus imunodefisiensi manusia (HIV) juga terindikasi. VDRL dase positif. Differensiasi lebih lanjut dari M. pohJrtrttta dttn
harus diulangi 3 bulan kemudian. N. Iactantica oksidase-positil (kcduanya ditemukan clalarn va
DIAGNOSIS DAN DIAGN0SIS BANDING. Diagnosis pasti pe- gina normal dan sekresi olal) dapat dibuat dengrn u.1i pen-ugu
nyakit gonokokus tergantung pada isolasi M g,nnorchoeae.Ti- naan karbohidrat; gonokokus r.neragi glukosa tetapi bukan
dak mungkin mernbedakan gonokokus dari uretritis nongo- maltosa, laktosa atau sukrosa. Organisme harLrs cliLr.li untuh
nokokus hanya atas dasar gejala-gejala dan tanda-tanda. Ure- ploduksi B-laktamase.
tritis gonokokus dan vulvovaginitis harus dibedakan dari in- Bila fasilitas laboratorium rniklobiologi tidak terscclia cle-
feksi lain yang rnenghasilkan kotoran purulen, termasuk ngan rnudah atau bila penderitzr mungkin l.rilan,q unluk polnrn-
streptokokus B-hemolitikus, C. trochonmtis, Mycoplasnru ho- tauan, teknik diagnostik cepat mungkin terbr-rkti manjur. Halus
minis, Trichonrcnas vaginalis dan Candida albicans. Infeksi hati-hati dalarn mernilih cl;rn nrenginterpt'etlsi hasil karcna ke-
dengan herpes virus manusia tipe 2 jarang dapat menghasilkan banyakan uji cepat kurang spesifik daripada biakan. Uji koa-
gan gej ala- gej ala gonoff ea.
gej ala- gej al a serupa den glutinasi slide cepat (Phadebact) mempunyai sensitivitas 96-
Pada orang laki-laki dengan uretritis bergejala, diagnosis 98% untuk identifikasi gonokokus pada spesirren anogenital
dugaan gonorrea dapat dibuat dengan identifikasi dipolokokus dari wanita dan spesimen uretra dari laki-1aki. Uji ini bercaksi
intraseluler gram-negatif (dalam leukosit) dalam kotoran ure- silang dengan spesies Neisseria komensal. Uji enzim imunors-
thra. Penemuan serupa pada wanita tidak cukup katena Mitna say seperti Gonozin.r sama dengan pewarnaan Gt'am clalanr
polinnrplru tltrn Moraxella (flora normal vagina) mempunyai sensitivitas dan spesifisitasnya untuk mendiagnosis ulctljtis
gambaran serupa. Sensitivitas pewarnaan Gram untuk mendi- gonokokus pada orang laki-laki. Gonozim lebih sensitil'dari-
agnosis scrvisitis gonokokus dan infeksi tidak bergejala juga pada pewarnaan Gram dalam rnendiagnosis se't'\'isil-is sr)n()-
rendah. Adanya spesies NeissericL komensal dalam orofaring kokus (80-92Vo pada kebanyakan penelitian). Uji ini dibatasi
menghalangi penggunaan pewarnaan Gram untuk diagnosis oleh nilai normal positif rendah pada populasi dengan pleva-
gonon'ea faring. Walaupun neisseria nonpatogen adalah lensi gonorrea rendah dan tidak dapat digunakan untuk infbksi
diplokokus gram-negatif, mereka tidak intraseluler atau diser- rektum atau faring. Setelah dipertimbangkan, uji ini rnernbeli-
tai dengan neutrofllia. kan rata-rata yang lebih sensitif untuk membuat diagnosis
Biakan bakteriologis tetap merupakan baku emas untuk di- gonorrea urogenital dugaan pada wanita tetiipi manfaatnya ti-
agnosis N. gonorrea. Spesimen uretra laki-laki diperoleh de- dak melebihi pewarnaan Gram untuk mendiagnosis ulclt'itts
ngan lnenempatkan pulasan kecil 2-3 cm ke dalam uretra. gonokokus pada laki-1ak. Uji ini tidak daprt nrenggirnti
Bahan untuk biakan serviks diperoleh sesudah pengusapan ek- biakan bakteriologis untuk diagnosis pasti N. gonctrrltoeue
soserviks dan menempatkan pulas pada os serviks dan memu- atau untuk uji kerentanan antimikroba. Uji ini dapat berperan
tarnya pelan-pelan selama beberapa detik. Agar hasil biakan sebagai alat diagnostik tambahan yang berguna pada populasi
optimal, spesimen harus diambil dengan pulas bukan kapas, sementara, prevalensi tinggi (yaitu, pada penyakit yang clitu-
ditanam secara langsung pada plat biakan, dan diinkubasi se- larkan secara seksual [STD] remaja klinis), dirnana diagnosis
gera. Sampel dali uretra harus dibiakkan untuk orang laki-laki dugaan cepat dan akulat diperlukan untuk pcmbt'r'iln telilpi s('-
heteroseksual, dan sampel dari endoserviks serta rektum untuk mentara.
semua wanita, tanpa memandang tidak adanya riwayat hu- Artritis gonokokus halus dibedakan dari bentuk-bentuli ar'-
bungan seksual rnelalui anal. Tempat-tempat yang bergejala tritis septik lain, juga dari demam reun'ratik. artritis reumatoid,
ditambah faring dibiakkan pada penderita dengan pemajanan sindrorn Reiter, penyakit radang usus dan artritis akibat lubclla
ologenital. Spesimen dari tempat-ternpat (misalnya, serviks' atau imunisasi rubella. Konjungtivitis gonokokus pada r.ttasa

rektum, faring) yang secara nonnal dikolonisasi oleh organ- neonatus harus dibedakan dari konjungtivitis kimia yang dise-
isme lain harus diinokulasi pada media biakan tertentu, seperti babkan oleh tetesan perak nitlat. juga clari konlLrngtivitis yang
medium Thayer-Martin yang dimodifikasi (diperkaya dengan disebabkan oleh C. trac hontcrt is, StcLp lu loc occr.t .rrrl'ctr.t. strcp-
vankomisin, kolistin, nistatin dan trimethopriln untuk meng- tokokus grup A atau B, PseLLcLontoncts aerugittosu, atau hct'pcs
hambat pertumbuhan flora yang asli). Spesimen dari tempat- vilus manusia tipe 2.
tempat yang secara normal steril atau terkontaminasi minimal PENCEGAHAN. Upaya untuk mcngembangkan vaksin pilus
(yaitu cairan sinovia, darah, cailan serebrospinal [CSS]) harus gonokokus sejauh ini belurn berhasil. Tingkat vat'iabilitas in-
954 BAGIAN XVll r Penyakit lnfeksi

ter- dan intrastrain yang tin-egi merupakan penghalang yang he- Walaupun banyak isolat -qonokokus yan-u nten)icbar'i\iLri
bat untuk perkembangan vaksin pilus ef'ektif. Struktur permu- penyakit tersebar sensitil' terhadap penisilin. sel'tri akson d rarr
kaan gonokokus lain sepcrti protein porin, protein stres, dan li- jurkan sebagai pengobatan pilihan awal DGI. Dianjurkan ra
pooligosakarida dapat membuktikan lebih memberi harapan wat inap di rurnah sakit. Pemberian seftriakson parenteral
sebagai calon vaksin. Bila tidak ada vaksin, pencegahan gonor- hari (50 mglkgl24jarn, maksirnum diberikan 1g/24 jarn) dibc
rea dapat dicapai melalui pendidikan, penggunaan kontrasepsi rikan secara intravena atau intramuskulcr untuk orang clewasl
perintang (terutarna konclom dan spermisid), pengamatan epide- dianjurkan kecuali kalau organisrne sensitif terhadap penisilrn
miologi dan bakteriologi intensif (skrinin-e kontak seksual), dan Endokarditis atau meningitis halus diobati dengan -50 mg/lig
identifikasi awal dan pengobatan kontak terinleksi. seftriakson (dosis maksimurl 29) dua kali sehari Lrntuk anak
Oftalmia neonatorum gonokokus dapat dicegah dengan anak dan 1-2 g setiap l2 jam untuk oran-e dewasa. Endokaltli
nreneteskan larutzin perak nitrat lVc kedalam konjungtiva se- tis diobati sclama sekurang-kuraugnya 4 rninggu dan rneningr
gela sesudah lahir (lihat Bab 577). Salep mata eritrornisin trs diobati selama l0-l4 hari. Anak den-ean penyakit gono
(0,5Vc) atau tetrasiklin (1Va) dapat juga digunakan' Bayi yang kokus tersebar yang sensitif telhadap penisilin harr-rs djlawlr
dilahirkan oleh ibu dengan gonorrea aktif, berisiko tinggi un- inap di rurnah sakit dan diobzrti dengan pcnisilin G aqua inrla
tuk menderita o1'tahnitis gonokokus dan harus diberi satu in- vena dalam dosis I00.000-20Q.000 U/kgl2a jilm dalanr dosrs
jeksi intramuskuler 125 mg seftriakson untuk profilaksis. terbagi enam selama 7-10 hali. Unruk nteningitis gonokokLrs
Untuk bayi berat badan lahir-rendah, dosis 25-50 mg/kg, dan endokarditis, dosisnya adalah 250.000 U/kg/2a .;am sela
PENGOBATAN. Prinsip-prinsip umurn dalam pengobatan ma masing-masin-u l4 hari dan 4 minggu. Penderitir alelgi
gonorrea adalal.r pellunya memikirkan terapi penyakit yang di- penisilin dapat diobati dengan seftriakson atau spekttnornisin
tularkan secara seksual yang lain (sifilis, infeksi Chlamydia, dalam dosis 2 g diberikan secara intramuskuler setiap l2.jarrr.
HIV) dan infcksi katena NGPP dan N. gonorrhoeae lesisten- Terapi bersama dengan doksisiklin terindikasi untuk pen-9o
tetrasiklin. Insiden ko-inf'eksi ChlanryclicL adalah 15-25Vo pada batan infeksi Cltlantyclia genital pada penderita yang aktil' se
laki-laki dan 35-50o/a pada wanita. Dianjulka:r bal.rwa infeksi cara seksual.
Chlaml,dia diobati secara simultan dengan gonorrea (lihat Bab Bayi yang dilahirkan darr ibu yang dikerahur rerinfcksr
197). Mitra seksual yang terpajan dalam 30 hari sebelumnya gonokokus halus dievaluasi untuk sepsis den.qan biakan cllirah
harus diperiksa, biakan harus diambil, dan pengobatan dugaan dan CSS. Seltriakson (50 mg/kg intramuskuler rrilu inrrr\L-nir
dimulai. diberikan sekali, inaksimum 125 mg) merupakan obar pililian
Karena plevalensi lesistensi ltl. gonorrhoeae terhadap pe- Profiiaksis toprkal dengan obat ini tidak cukup. Neonarus de
nisilin beltambah, sefalospolin generasi-tiga, seftriakson seca- ngan oftalmitis gonokokus harus dirawat inap di rumah sakir
ra spesifik, dianjurkan sebagai terapi inisial untuk semua dan dievaluasi untuk DGI. Seftriakson (25-50 mg/kg 24 .jarn
umur. Biakan clan uji kcrentanan antimikroba rutin harus digu- secara intravena atau intramuskulel setiap hali selama 7 hari)
nakan sebagai pcdon'ran terapi. Satu injeksi seftriakson intra- adalah pengobatan pilihan. Bila tidak ada inf'eksi sisrcrnik. be-
rnuskuler ( I 25mg) untuk anak prapubertas dengan berat badan berapa spesialis mengobati oftalmia gonokokus dengan serrLr
kurang dari ,15 kg dan I 25 rng untuk dewasa adalah pengobat- injeksi seftriakson. Irigasi garam fisiolo_eis mata bcrsanraan cli-
an pilihan untuk uretlitis, vulvovaginitis, proktitis atau faringi- anjurkan. Bayi dengan DGl, termasuk mcningitis. artriris darr
tis tidak terkomplikasi. Seftriakson dapat juga efektif terhadap septikemia diobati selama 10-14 hari.
sifilis yang sedang diinkubasi tetapi tidak efektif terhadap in- PID memerlukan rawat inap di rumah sakit dan mulai
leksi Chlctnrydia. Pada individu yang aktif secara seksual yang pengobatan. PID mencakup spektrum penyakit infeksi saluran
terinfeksi dengan N. gonorrltoeaa, infeksi l'rersama dengan C. geniqal atas karena N. gonorrltoeae, C. trachorralis, dan flora
tracltonntis sering ada, mencakup sebagian terbesar uretritis endogen (streptokokus, anaelob, basili gram-negatif). Telapi
pasca-gonokokus, dan turut menyebabkan parut tuba fallopii harus rnencakup spektrurn luas dan harus dibelikan pada re-
dan inf'ertilitas. Tambahern doksisiklin (100 rng oral dua kali rnaja sebagai rawat inap. Re_eimen telapeutik yang biasa dian-
sehari selama 7 hari) dianjurkan. Anak-anak sebelum umur 9 jurkan adalah sefoksitin 2 g yang diberikan secara intlavcr.xi
tahun dan wanita hamil tidak boleh diberi obat-obat tetrasiklin. setiap 6 jam atau 2 g sefotetan yang diberikan sccare inrlavenir
dan eritromisin dianjulkan untuk mereka. setiap l2 jam, plus 100 m-s doksisiklin yang diberikan secar-ir
Ada beberapa pilihan untuk pengobatan gonorrea tidak ber- oral atau intravena setiap 12 .jam. Terapi diterr-rskan selan'ur
komplikasi pada individu alergi-penisilin. Satu dosis spektino- sekurang-kurangnya 48 jam sesudah penderita rnenunjukkiin
rnisin dapzrt diberikan, 40 mg/kg untuk anak berat badan ku- perbaikan. Sesudahnya doksisiklin oral dilanjutkan selama ro-
rang dari 45 kg. dan 29 untuk orang dewasa. Obat ini relatif ti- tal l0-l4 hari. Regimen alternatil'yang dianjurkan adalah klin
dark efektif pada gonolrea laring, tidak efektif terhadap infeksi damisin (900 m-e secara intravena setiap 8 jam) plus dosis
sifllis dalam inkubasi atau Chlanrydia, tetapi efektif terhadap pembebanan gentamisin (2 mg/kg setiap 8 .jam1. clisertai de-
NGPP. Spektinomisin harus disertai dengan pengobatan dok- ngan gentamicin rumatan (1,5 mg/kg setiap 8 jam). Telapi ke-
sisiklin. Pilihan lain, seftr-iakson dapat digunakan karena insi- mudian dilanjutkan selalna 48.jarn sesudal-r penclerita mcmbaik
den r,eaktivitas-silan-e terhadap sefalosporin rendah. Telapi dan disertai dengan doksisiklin oral selama l0-14 hari. .lika
tambahan untuk penderita alergi-penisilin adalah siprofloksa- ada alat intrautelin (IUD). alat tersebut harus diambil cian di-
sin (-500 mg dalap satu dosis oral). Selama kehamilan eritro- gunakan bentuk keluarga berencana lain. Mitra seksual harus
misin harus ditambah spektinomisin atau seftriakson. Tetra- diperiksa dan diobati untuk gonorrhea yang tidak bcrkonr
siklin tidak boleh digLrnakan sebagai terapi satu-obat untuk plikasi. Pemantauan biakan (uji penyembuhan) terapi sefh
gonorrea. losporin-doksisiklin STD gonokokus tidak dianjurkan karena
180 . Difteri 955

angka kegagalan rendah. Pemeriksaan pemantauan dan biakan protein esensial pada bakteri. Pengzrmatan wabah dif'teri di
dianjurkan pada 1-2 bulan untuk mengevaluasi kernungkinan Ing-eris dan Amerika Serikat dengan t'ttenggunakatr teknik rlio-
reinfeksi atau kegagalan pengobartan yang jarang' lekuler memberi kesan bahwa C. cliphtheria nontoksik asli
PROGNOSIS. Diagnosis segera dan terapi yang benar me- yang diberi bertoksin, menirnbulkan penyakit setelah pe
mastikiin penyembuhan total penyakit gonokokus tidak ber- masukan C. diphtherirLe bertoksin telsebut. Toksin difteli da-
komplikasi. Kompiikasi dan sekuele permanen dapat akibat pat diperagakan in vitro dengan teknik irnunoplesipitin lglr'
penundaan pengobatan, inf'eksi berulang, tempat-tempat meta- (uji Elek), suatu uji reaksi rantai polimerase pengamatan' atau
statis infeksi (meningen, katup aorta) dan penundaan atau dengan uji netralisasi toksin in vivo pada marmut (uji kemati-
terapi topikal oftalmia gonokokus. an). Strain toksik tidak dapat dibedakan dengan u.ii tipc' koloni,
mikroskopi atau biokirnia.
EPlDEM|OLOG|. Tidak seperti difteroid lain (bakteria kori-
Cates W. Wasselheit JN: Conorrhea, chlamydia, and pelvic inflammatory dis- neform), yang berada di mana-mana clalam ailam, C. cliphthe-
ease. Curr Opin Int'ect Dis 3:10, 1990.
Centers for Disease Control: 1993 Sexually transmitted disease treatlnent
riae adalah penghuni tersendili membrana mukosa dan kultt
guidelines. MMWT 42:56, 1993. manusia. Penyebaran terutama melalui uclara bersama tetes-
Centers for Disease Control: Special focus: surveillance fot sexually transmit- tetes pernapasan atau kontak langsung dengan sekresi pcrna-.
ted disease. MMwlt 42:56, 1993. pasan individu bergejala atau eksudat dari lesi kulit yang terin
Cohen MS, Sparling PF: Mucosal inltction with Nei'r.rella gonorrltoeae' bac-
terial adaption and mucosal defences. J Clin Invest 89:1699' 1992.
feksi. Pengidap (carrier) pernapasan tidak bergejala penting
Hook EW, Holnres KK: Gonococcal infections. Ann lnteru Med 102:229, dalam penularan. Dimana difteri endemik, 3-5% indiviclu se-
I 985. l.rat dzrpat mengandung organisme bettoksrn, tetapi pengidap
O'Brien JP. Coldenberg DL, Rice PA: Disseminated gonococcal infection: A sangat jarang jika difieri jarang. Inf'eksi kulit dan pengidap ku-
prospectivc analysis of 49 patients and an review of pathopliysiology and
immune mechanisrn. Medicine (Baltimore) 62:395, 1983.
li1 merupakan teservoir difteriei diam-diam. Ketahanan hiclup
Rawstlon SA, Hammerscl.rlag MR, Cullans C, et al: Ceftriaxoll treatment of dalarn debu dan pada benda berpori sarnpai 6 bulan kut'ans
penrcillirrase-producing Neisserla gorutrrhoeae infection in children Pedi- berarti secara epidemiologis. Penulalan melalui susu vang
atr lnfect Dis J 8:445, 1989. terkontaminasi dan pengurus makanan yang tcrkontcntinlLsi tr--
Treatrnent of sexually transmitted disease. Med Lett 32:-5, 1990.
Whitington WL. et al: Incorrect identiflcation of Neisseriu gorutrrltoeue ftotn
lalr terbukti rtau diculigri.
infants and children. Pediatr Infect Dis J 7:34' 1988. Pada tahun 1920, lebih dari 125.000 kasus dan 10.000 ke-
matian karena difteria dilaporkan setiap tahun cli Arnerika Se-
likat, dengan angka kematian tertinggi padzi pendelittt 1,1n*
amat muda dan yang lebih tua. Dari tahun 192 l-1924. diftct'i
melupakan penyebab utama kematian pada anak-anak Kanacla
T Bee 180 umur 2-14 tahun. Insidennya mulai tut'un, dan dengan pcnggu
naan toksoid difteri yang luas di Ameriker Serikat sesudah
Perang Dunia II, insiden ini menurun secara mantap dengarr
Difteri pengurangan dramatis pada akhil tahun 1970. Sejak saat tersc'-
but hanya ada kasus nol sampai 5 pertahun dan iidak acla cpi
Sarah S. Long demik difteri saluran pernapasan. Penurunan yang serupa di-
temukan di Eropa. Walaupun insiden penyakit turun di selut'ult
Difteria adalah toksikoinf'eksi yang disebabkan oleh Corl- dunia, difteri tetap enden'rik di banyak ne-s.irn bcrkernbang. In-
nebacteriunx diphtheriae. Difteri adalah penyakit infeksi per- siden difteli yang bertahan rendah dan tingkat vaksinasi anal.
tama yang ditaklukkan atas dasal prinsip-prinsip miklobiologi tinggi menyebabkan para pakar menetapkan tujuan sasaran pe-
dan kesehatan lnasyarakat. Penurunan penyebab utama kema- lenyapan difteli pada orang-orang berumur 25 tal'run atau se-
tian anak di Barat pada awal abad ke 20 sampai menjadi kasus belumnya di Amerika Serikat pada tahun 2000.
medik yang jalang, tanda mata moderen kerapuhan keberhasi- Bila difteria merupakan endemik, ia terutatna mcngenai
lan tersebut nenekankan perlunya pemakaian secara sungguh- anak sebelum umur l5 tahun, tetapi epidemiologi sckarang te-
sunguh prinsip-prinsip pemberantasan yang sama pada zaman lah ber-eeser ke dewasa yang kurang terpa.ian secara alamiah
ketergantungan vaksin dan satu masyarakat global. terhadap C. diphtheriae bertoksin pada zzrman vaksin dan
ET|OLOGl. Spesies Con'nebacterium adalah basil aerob, ti- mempunyai angka injeksi booster rendah. Ptrdtr 2J kasus clil-
clak berkapsul, ttdak membentuk spora, kebanyakan tidak teri saluran pernapasan sporadik yang dilapolkan cli Amerika
bergerak, pleomor:fik, gram-negatif. Tidak bersifat selektil da- Serikat pada tahun 1980,70Vc terladi pada orang-orang yang
lam pertumbuhannya, isolasinya dipermudah dengan media berumur lebih tua dal 25 tahun. Wabah terbesal dil'teri cli ne-
tertentu (yaitu, sistin telurit agar darah) yang menghambat per- gara maju sejak tahun 1960 terjadi dari tzrhun 1990-1995 di sc-
tumbuhan organisme yang menyaingi, dan bila direduksi oleh luruh Negara Bagian Balu Bebas di Uni Soviet yang clahulu,
C. diphtheriae, membuat koloni menjadi abu-abu hrtam. Tiga dimana lebih dari 41 .000 kasus dan 1.700 kenatian terjadi
biotip (yaitu, ntitis, gravis dan internrcdius), masing-masing pada tahun 1994 saja. Wabah ini karena kekut-arlgan irtrunisasi
mampu menyebabkan difteria, dibedakan oleh morfologi ko- untuk difteria. Kebanyakan individu yang terkcna berumur le
loni, hemolisis dan reaksi fermentasinya. Bakteriofag liso- bih tua dari l4 tahun. Wabah serupa yallg seczua epidentiolo-
genik membawa genanya yang mengkode untuk produksi en- gis lebih kecil telah terjadi di Denmark dan Swedia.
dotoksin yang rnemberikan kemungkinan penghasil-difieria Survei kadar antitoksin cli Swedia sangat berharga. kat'ena
terlradap strain C. dilththeriae, tetapr bakteriofag ini ntemberi angka imunisasi masa anak melebihi 95o/o, tetapi l9c/,, orang
BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

muda yang berumur sebelum 20 tahun dan 8l% wanita serta dapat terjadi 2-10 minggu sesudah infeksi mukokutan, meka-
56Vo laki-laki yang berumur lebih tua dari 60 tahun kekurang- nisme patofisiologi pada beberapa kasus mungkin diperantarai
an antibodi protektif. Serosurvei luas lain telah mengenali sub- secara imunologik.
kelompok besar individu yang kurang terimunisasi di Amerika MANIFESTASI KLlNlS. Difteri Saluran Pernapasan. Pada
Serikat dan di mana-mana, dimana irnunisasi adalah "menye- uraian klasik 1400 kasus difteri darr Kalifornia yang dipub-
luruh" yang akan menjadi berisiko mernbahayakan jika organ- likasi pada tahun 1954, fokus infeksr primer adalah tonsil atau
isme dirnasukkan. Hanya 40-60% anak miskin di kota dan fating pada 94V0, dengan hidung dan laring dua tempat beri-
desa umur 2 tahun terimunisasi dengan tepat. Duapuluh persen kutnya yang paling lazim. Sesudal'r sekitar masa inkubasi 2-4
dari 396 anak yang berumur sebelum 5 tahun di Dade County, hari, terjadi tanda-tanda dan gejala-gejala radang lokal. De-
Florida, serosurvei menunjukkan kekurangan imunitas protek- mam jarang lebih tinggi dari 39oC. Infeksi nares anterior (1e-
tif terhadap difteri (kadar anritoksin > 0,01IU/mL). Hukum ne- bih sering pada bayi) menyebabkan rhinitis erosif. pululen,
gara bagian yang mempersyaratkan vaksinasi untuk masuk serosanguinis dengan pembentukan membran. Ulserasi dang-
sekolah telah memastikan imunitas protektif untuk lebih dari kal nares lual dan bibir sebelah daiam adalah khas. Pada drf-
70Vo anak umur 5-14 ta[.run. Pada serosurvei di Amerika Seri- teri tonsil dan faring, nyeri tenggorok merupakan gejala awal
kat dan negara berkernbang lain dengan imunisasi harnpir yang umum, tetapi hanya setengah penderita mendelita dc-
menyeluruh selama masa anak, seperti Swedia, Itali dan Den- mam, dan lebih sedikit yang menderita disfagia, serak, ntalaise
mark, 25Vo sampai lebih dari 60Vo onng dewasa kekurangan atau nyeri kepala. Injeksi faring ringan disertai dengan pem-
kadar antitoksin protektif, dengan kadar terutama rendah yang bentukan rnembran tonsil unilateral atau bilateral, yang meluas
ditemukar.r pada orangtua. secara berbeda-beda mengenai uvula, palatum mollc, oro-
Difieri kulit, suatu barang aneh ketika difteri sering ada, faring posterior, hipofaring dan daelah glotis. Edema jaringan
meliputi lebih daripada 50% isolat C. diphtheriae dilaporkan lunak dibawahnya dan pembesaran limibnodi dapat menye-
di Amerika Serikat pada tahun 1975 dan tanda-tanda menonjol babkan gambaran "bull neck". Tingkat perluasan lokal berko-
pada perubahan epidemiologi difteri pada tahun 1990. Infeksi relasi secara langsung dengan kelernahan yang berat. garn-
kulit, infeksi lokal yang lamban dengan komplikasi toksik baran bill neck, dan kematian karena gangguan jalan napas
yan-e jarang, dibanding dengan inf'eksi mukosa, yang disertai atau komplikasi yang diperantarai toksin.
dengan pelepasan bakteri yang lebih lama, menambah kon- Membrana pelekat seperti-kulit, meluas ke belakan-e dae-
taminasi lingkungan, dan menatnbah penularan pada faring rah tenggorok, relatif tidak panas, dan disfagia rnembantu
dan kontak kulit yang dekat. Wabah dihubungkan dengan membedakan difteri dari faringitis eksudat karena Streptctcoc-
tunawisma, berjejal-jejal, kemiskinan, alkoholisme, higiene je- cus p)togenes dan virus Epstein-Barr. Angina vincent, f-lebi-
lek, benda terkontaminasi, dermatosis yang mendasari, dan pe- tis infektif dan trombosis vena jugularis, dan mukositis pada
masukan strain baru dari sumber eksogen. Tidak ada lagi penderita yang mengalami kemoterapi kanker biasanya dibe-
perryakit tropis dan subtropis, 1.100 infeksi C. diphtheriae ter- dakan oleh keadaan klinis. Infeksi laring, trakea dan bronkus
dokumentasi di perkampungan Skid Row, Seattle, Washing- dapat merupakan perluasan primer atau sekunder dari infeksi
ton, dari 1971-1982; 86% adalah melibatkan kulit, dan 40Vo faring. Parau, stridor, dispnea, dan batuk radang tenggorok
adalah strain bertoksin. Difteri kulit merupakan reservoir pen- (croup), merupakan kunci. Perbedaan dari epiglotis bakteli,
ting untuk C. diphtheriae bertoksin di Amerika Serikat dan lalingotrakeitis virus berat, dan trakeitis stafilokokus sebagian
sering merupakan cara pemasukan sumbel kasus untuk difteria berhubungan relatif kecil dengan tanda-tanda dan gejala-gejala
saluran pernapasan spoladik berikutnya. Dalam upaya mem- pada penderita dengan difteri dan terutama pada visualisasi
fbkuskan perhatian pada difteri saluran pernapasan, yang jauh perlekatan pseudomembran pada saat laringoskopi dan in-
lebih mungkin menyebabkan komplikasi penyumbatan (ob- tubasi.
struksi) akut dan manif'estasi toksik, isolat kulit C. diphtheriae Penderita dengan difter-i laring sangat cenderung tercekik
dikeluarkan dari statistik difteri tahunan yang dilaporkan oleh karena edema jaringan lunak dan penyumbatan lepasan epitcl
Pusat Pengendalian Pcnyakit (PPP) sesudah tahun 1979. pernapasan tebal dan bekuan nekrotik. Pembuatan salulan na-
PATOGENESIS. Organisrne C. diphtheriae tidak bertoksin pas buatan dan pemotongan pseudomembran menyelarnatkan
dan bertoksin menyebabkan infeksi kulit dan mukosa dan be- jiwa, tetapi sering ada komplikasi obstrukrif lebih lanjut, dan
berapa kasus infeksi jauh sesudah bakteremia. Organisme ini komplikasi toksik sistemik tidak dapat dihindarkan.
biasanya tetap pada lapisan superfisial lesi kulit atau mukosa Difteri kulit. Difteri kulit klasik adalah ini'eksi nonprogresif
pernapasan, menginduksi reaksi radang lokal. Virulensi utama lamban yang ditandai dengan ulkus yang tidak menyembuh,
organisme terletak pada kemampuannya menghasilkan ekso- superfisial, ektimik dengan membran coklat keabu-abuan. In-
toksin polipeptida 62-KD kuat, yang menghambat sintesis pro- feksi difteri kulit tidak selalu dapat dibedakan dari impetigo
tein dan n.renyebabkan neklosis jaringan lokal. Dalam bebe- streptokokus atau stafilokokus, dan mereka biasanya bersama.
rapa hari pertama infeksi saluran pernapasan, koagulum organ- Pada kebanyakan kasus, dermatosis yang mendasari, luka go-
isrne nekrotik tebal, sel epitel, fibrin, leukosit, dan bentuk eri- resan, luka bakar atau impetigo telah terkontaminasi sekunder.
trosit, berlanjut dan rnenjadi pseudomembran melekat abu-abu Tungkai lebih sering terkena daripada badan atau kepala.
coklat. Pengambilan sukar dan menampakkan perdarahan ede- Nyeri, sakit, eritema, dan eksudat khas. Hiperestesi lokal atau
ma submukosa. Paralisis palatum dan hipofaring merupakan hipestesia tidak lazim. Kolonisasi saluran pernapasan atau in-
pengaruh toksin lokal awal. Penyerapan toksin dapat menye- feksi bergejala dan komplikasi toksik terjadi pada sebagian ke-
babkan nekrosis tubulus ginjal, trombositopenia, miokardio- cil penderita dengan difteri kulit. Pada orang dewasa Seattle
pati, dan demielinasi saraf. Karena dua komplikasi terakhir yang terinfeksi,3Vo dengan infeksi kulit dan 217c dengan in-
180 1 Difteri 957

t'eksi nasofaring bergejala, dengan atau tanpa keterlibatan ku- orofaring dan terutama menyebabkan defisit motor dengan hi-
lit, menderita miokarditis toksik, neuropati, atau komplikasi langnya refleks tendon dalam. Kelemahan otot proksimal
saluran pernapasan obstruktif. Semuanya telah mendapat seku- tungkai menyebar ke distal dan, lebih sering, kelemahan distal
rang-kurangnya 20.000 unit antitoksin kuda pada saat rawat inap. yang menyebar ke arah proksimal telah diuraikan. Tanda-tan-
lnfeksi di Tempat Lain. C. diphtheriae kadang-kadang me- da klinis dan cairan serebrospinal pada yang kedua tidak dapat
nimbulkan infeksi mukokutan pada tempat-tempat lain, seperti dibedakan dari tanda-tanda klinis dan cairan serebrospinal
telinga (otitis eksterna), mata (konjungtivitis purulenta dan polineuropati sindrom Landry-Guillain-Barr6. Paralisis dia-
ulseratif) dan saluran genital (vulvovaginitis purulenta dan fragma dapat terjadi. Mungkin terjadi penyembuhan sempur-
ulseratif). Wujud klinis, ulserasi, pembentukan membran dan na. Dua atau 3 minggu sesudah mulai sakit jarang ada disfung-
perdarahan submukosa membantu membedakan difteri dari si pusat-pusat vasomotor yang dapat menyebabkan hipotensi
penyebab bakteri dan virus lain. Kasus septikemi yang jarang atau gagaljantung.
dan secara umum mematikan telah diuraikan. Kasus endokar- MANAJEMEN. Penderita. Uji Diagnostik. Spesimen untuk
ditis sporadik terjadi, dan kelompok-kelompok pengguna obat biakan harus diambil dari hidung dan tenggorok dan salah satu
intravena telah dilaporkan di beberapa negara; kulit adalah tempat lesi mukokutan lain. Sebagian membran harus diambil
tempat masuk yang mungkin, dan hampir semua strain adalah dan diserahkan bersama eksudat dibawahnya. Laboratorium
nontoksigenik. Kasus artritis piogenik sporadis terutama kare- harus diberitahu untuk menggunakan media khusus. C. diph
na strain nontoksigenik, dilaporkan pada orang dewasa dan teriae tahan kekeringan. Pada daerah yangjauh, spesimen pulas
anak-anak. Difteroid yang diisolasi dari tempat-tempat tubuh dapat ditempatkan pada bungkus silika gel dan dikirim ke labo-
steril tidak boleh dianggap sebagai kontaminan tanpa pertim- ratotrium rujukan. Evaluasi pulasan langsung dengan menggu-
bangan wujud klinis yang teliti. nakan warna Gram atau antibodi fluoresens spesifik tidak dapat
Miokardiopati Toksik. Miokardiopati toksik terjadi pada se- dipercaya. Organisme coryneform harus diidentifikasi sampai
kitar 10-25Vo penderita dengan difteri dan menyebabkan 50- tingkat spesies dan uji toksigenisitasnya serta kerentanan enti-
60Vo kematian. Tanda-tanda miokarditis yang tidak kentara da- mikrobanya harus dilakukan untuk isolat C. diphtheriae.
pat terdeteksi pada kebanyakan penderita, terutama pada anak AHrrorstru. Antitoksin spesifik merupakan terapi utama
yang lebih tua, tetapi risiko komplikasi yang berarti berkore- dan harus diberikan atas dasar diagnosis klinis, karena ia
lasi secara langsung dengan luasnya dan keparahan penyakit hanya menetralisasi toksin bebas. Kemanjuran berkurang de-
orofaring lokal eksudatif dan penundaan pemberian antitoksin. ngan berjalannya waktu sesudah mulai gejala-gejala mukoku-
Bukti adanya toksisitas jantung khas terjadi pada minggu ke-2 tan. Hanya preparat kuda yang tersedia di Amerika Serikat,
dan ke-3 sakit ketika penyakit faring membaik tetapi dapat dari Connaught Laboratories (Swiftwater, PA) atau dari PPP
muncul secara akut seawal 1 minggu bila berkemungkinan ha- (404-639-8000 hari kerja, 406-639-2888 malam, akhir minggu
sil akhirnya meninggal, atau secara tersembunyi lambat sam- dan liburan). Antitoksin diberikan sekali dengan dosis empiris
pai sakit minggu ke-6. Takikardi diluar proporsi demam lazim didasarkan pada derajat toksisitas, tempat dan ukuran mem-
dan dapat merupakan bukti efektif toksisitas jantung atau dis- bran, dan lama sakit (Tabel 180-1). Kebanyakan pakar lebih
fungsi sistem saraf autonom. Pemanjangan interval PR dan pe- menyukai lewat intravena, dengan infus diatas 30-60 menit.
rubahan pada gelombang ST-T pada elektrokardiogram relatif Antitoksin mungkin tidak bermanfaat untuk manifestasi lokal
merupakan tanda yang lazim, dan kardiomiopati dilatasi dan difteri kulit, tetapi.penggunaannya hati-hati karena dapat ter-
hipertrofi yang terdeteksi dengan ekokardiogram telah diurai- jadi sekuele toksik.
kan. Disritmia jantung tunggal atau disritmia progresif dapat Sekitar \Eo penderita yang diberi antitoksin kuda menderi-
terjadi, seperti blokade jantung derajat I, II dan III, dissosiasi ta penyakit serum. Sebanyak 107o individu sebelumnya men-
atrioventrikuler, dan tak'ikardi ventrikuler. Gagal jantung ko- derita hipersensitivitas terhadap protein kuda, bahkan pende-
ngestif klinis mungkin mulai secara tersembunyi atau akut. rita yang sangat sakit harus diuji sebelum diinfus, dengan
Kenaikan kadai aminotransferase aspartat serum sangat paralel menggunakan kontrol negatif (garam fisiologis) dan kontrol
dengan keparahan mionekrosis. Disritmia berat meramalkan positif (histamin) dengan epinefrin dan tersedia peralatan re-
kematian. Penemuan histologik pascamati dapat menunjukkan susitatif. Uji intradermal yang digunakan 0,02 mL antitoksin
sedikit mionekfosis atau difus dengan respons radang akut. dilarutkan dalam garam fisiologis 1:100 atau antitoksin yang
Yang bertahan hidup dari disritmia yang lebih berat dapat dilarutkan dalam garam fisiologis 1:1000jika individu terse-
mempunyai defek hantaran perrnanen; untuk yang lain, pe- but mempunyai riwayat alergi binatang atau terpajan sebelum-
nyembuhan dari miokardiopati toksik biasanya sempurna. nya pada serum binatang. Reaksi segera ditentukan sebagai
Neuropati Toksik. Komplikasi neurologis paralel dengan indurasi dengan eritema sekitarnya sekurang-kurangnya 3 mm
luasnya infeksi primer dan pada mulainya yang multifasik. Se- lebih besar daripada hasil uji kontrol negatif, dibaca pada 15
cara akut atau 2-3 minggu sesudah mulai radang orofaring, sampai 20 menit. Desensitisasi dilakukan pada mereka yang
seiing terjadi hipestesia dan paralisis lokal palatum molle. Ke- menunjukkan reaksi segera menurut protokol yang dianjurkan
lemahan nervus faringeus, laringeus, dan fasialis posterior da- oleh American Academy of Pediatrics (Tabel 180-2) dengan
pat menyertai, menyebabkan suara kualitas hidung, sukar me- dosis berturut-turut setiap 15 menit. Untuk mereka yang de-
nelan, dan risiko kematian karena aspirasi. Neuropati kranial ngan hasil negatif, dosis awal 0,5 mL antitoksin diencerkan
khas terjadi pada minggu ke-5 dan menyebabkan paralisis dalam 10 mL garam fisiologis atau larutan glukosa 5Vo diberi-
okulomotor dan paralisis siliaris, yang nampak sebagai strabis- kan selambat mungkin dengan pengamatan 30 menit: sisanya
mus, pandangan kabur, atau kesukaran akomodasi. Polineuro- kemudian dilarutkan l:20 dan diberikan pada kecepatan tidak
pati simetris mulainya 10 hari sampai 3 bulan sesudah infeksi melebihi I ml/menit.
958 BAGIAN XVil r Penyakit lnfeksi

Preparat imunoglobulin yang tersedia dipasaran untuk TAIIEL 180-2. Skema Desensitisasi Intravena
penggunaan intravena berisi antibodi terhadap toksin difteri;
penggunaannya untuk terapi dilieri tidak terbukti atau disetu-
.jui. Antitoksin tidak dianjurkan pada pengidap tidak bergeiala.
Tennpt AHIUIKROBA. Terapi antimikroba terindikasi untuk 0.'t;0.3;'0j,: l

menghentikan produksi toksin, inengobati infeksi yang terlo- !'!.0'3;:0.6


,9;:L;:0;3; o,f ,

kalisasi, dan mencegal'r penularan organisme pada kontak. C. 0;l; 0,2; 0t6; 1ji0
diphtheriae biasanya rentzln terhadap berbagai agen in vin'o. Sisa drtilil trita|,',

termasuk penisilin, elitromisin. klindamisin, rifampin dan tet-


rasiklin. Seling ada resistensi tell.radap eritrornisin pada popu-
lasi yang padat jika obat telah digunakan secar:r luas. Yang
dianlurkan hanya penisilin aiau eritronrisin; eritrotnisin sedtkit
Plognosis untuk pender-ita difteri terganrung parda virulensi
lebih ung-eul daripada penisilin untuk pemberantasan pengidap
organisme (subspesies grnvi.r' nrcrnpunyai kematian reltinggir.
nasofaring. Telapi yang tepat aclalah eritromisin yan-e diberi-
umur, status irnunisasi, tempat inleksi, dan kccepiitan pembe-
kan secara oral atau palenteral (40-50 mg/kgl24 jam; maksi-
rian antitoksin. Penyurnbatan mekanik k:rrena clifteri laring
mum 29/24 jam), penisilin G kristal aqua diberikan secara
atau difieri bnLl neck dan komplikasi miokarditis menyebab-
intramuskuler atau intravena (100.000-150.000 Ulkg/24 1am
kan kematian difieri yang paling besar. Angka kematian kasus
diba,ei dalam empat dosis), atau penisilin prokain (25.000-
harnpir 10% Lrntuk difteri salulan pcrnapasan ridak berubah
50.000 Ulkg/24 jam dibagi dua dosis) diberikan secara intra-
dalam 50 tal-run; angka ini l8o/a pada ledakan serungun di
muskuler. Terapi antibiotik bukan pengganti terapi zintitoksin.
Sweclia. Pada penyembuhan, pemberian toksoid diiieri terindi-
Terapi diberikan selama l4 hari. Bebelapa penderita dengan
kasi untuk menyempurnakan seri primer alau dosis irnunisasi
difteri kulit diobati 7-10 hari. Lenyapnya organisme harus di-
booster, karena tidak semua penderita mengembangkan anfi-
dokumentasi sekurang-kurangnya dua biakan berturut-turut
bodi pascainfeksi.
dari hidung dan tenggorok (atau kulit) yang diambil berjarak
Orang-orang yang Terpajan. Perugas kesehatan masyarakar
24 jam sesudah selesai terapi. Pengobatan dengan erithromisin
lokal harus segera diberitahu bila diagnosis difteri dicurigar
diulangi jika hasil biakan positil.
atau terbukti. Pengamatan ditujukan pada pencegahzrn kiLsus
Cnnn-CnRn Lntru. Penderita dengiin difteri faring ditempat sekundel pada individu yang terpajan dan pada penenruan
kan dalam isolasi yang ketat, dan penderita dengan difteri kulit sumber dan pengidap untuk menghentikan penyebaran pada
ditempatkan pada isolasi kontak sampai biakan yang cliarnbil individu yang tidak terpajan. Angka pengidap yang dilaporkan
sesudah pen-el.rentian terapi negatif. Luka kulit dibersihkan me- pada kontak rurnah tangga kasus penderita adalah 0-25o/r.
nyeluruh dengan sabun dan air. Tirah baring sangat penting se- Risiko terjadinya difteri sesudah pajanan lumah tangga terha-
lama fase akut penyakit, dengan pengentbalian aktivitas fisik dzrp kasus sekitar 2Va, dan risikonya 0,37c sesudah pemajanan
berpedoman pada tingkat toksisitas dan keterlibatan jantung. yang sama telhadap pengidap,
Komplikasi penyumbatan jalan napas dan aspirasi harus secartr KoNrnx Kasus ynruc Ttonr BrRcilALA. Iclcntil,ikasi scgera
agresif dicegah pada penderita difteri orof'aring dan laring, de- dan penelitian kontak erat (yaitu semua kontak rur.r.rah tang-ua
ngan pembentukan jalan nafbs artifisial lebih dahulu. Gagal dan mereka yang lain yang telah melakukan kontak inlim per-
jantung kongestif dan malnutrisi harus dipikirkan dan dicegah, napasan atau kebiasaan fisik dengan penderita) rnerupakan pri-
jika mungkin. Untuk 66 anak dengan difteri saluran pernapas- oritas tertinggi. Beberapa langkah drambil. Pertama. individLr-
an yang secara berselang-seling diobati dengan prednison atau individu ini dipantau secara ketat untuk sakitnya selamzi masa
tanpa terapi steroid sslama l4 hari pada saat diagnosis, mio- inkubasi 7 hari. Kedua. biakan hidung, tenggorok dan lesi ku-
karditis toksik terjadi pada260/0, neuritis pada 17Vo dan difieri lit apapun dilakukan. Ketiga, diberi profilaksis anriniikroba,
buLl neck pada l0%, tanpa pelbedaan kejadian atau kematian tanpa memandan-e status irnunisasi, dengan menggunakan er-i-
pada mereka yang mendapat steroid. Terapi steroid tidak dian- tromisin (40-50 mglkg/24 jam selarna 7-10 hari; maksimurr
jurkan. Penggunaan digitalis untuk pengobatan miokarditis 29/24 jan'r) atau, jika tidak tahan eritromisin atau jika ketaatan
yang disertai dengan terlalu banyak kejadian disritmia, harus sempurna tidak rneyakinkan, gunakan benzatin penisilin intra-
ciikhususkan. muskuler (600.000 U) untuk mereka < 30kg arau 1.200.000 U
untuk mereka ) 30kg). Kernanjuran profilaksis antimikroba
diduga tetapi belum terbukti. Keempat, vaksin toksoid dilier-i.
dalarn kadar sesuai-umur, diberikan pacla inciividu yang telal.r
TABBL 180-1. Peurberian Antitoksin unruk Pengobatan Di.fteli diirnunisasi yang belum mendapat dosis boosrer clalam 5 ta-
hun. Beberapa pakar mernberi sarzrn bahwa larnanya antibocli
protektif cukup bervaliasi, sehing-ea boosrer harus diberikan
pada kontak erat jika 1 tahun telah dilewati sejak imunisasi.
I{ y=g1i&ut.it','.'.=.,, i,, -:=-::..,t,i
,
i20.q€..0 LQq.0:
Anak-anak yang belum mendapat dosis yang keempat haru_s
Penyakit laring/laring, lamalya < 48jam '
;iffi00.: 0iBo{1 '..
L'esi nasofaring
Penyakit meluls lama 212 jam
' 8Ji.0ffi'6.o,oot"
divaksinasi. Mereka yang telalr me'ndapar kur-ang daripada riga
dosis toksoid dil'teri atau yang kuran.e infbrmasi mengenai
8o.f
,g,;E.,r1.\Pr9.i0..9,,,9=
r@rrgggk+niarr"ia@ ri1,,,,,' i"',;|1.. ..,80-i000;ii100,000
status imunologinya diirnunisasi dengan preparat sesulri-unrur.
pada skema primer'.
180 . Difteri 959

Peructolp ttpar BeRoe;ALA. Bila pengidap tidak berge.iala ulang tahunnya yang kc empat). Untuk anak-anak 1.'an-u ber-
clirdentifikasi. cliarnbil beberapa langkah. Pertarna, profilaksis umur 7 tahun atau lebih, gunakan tiga dosis 0,5 mL yang rre-
antinrikroba dibenkan selama 7-i0 hari. Kedua, preparat tok- ngandung vaksin (D). Seri prirner meliputi dua closis yang ber-
soid difteri sesuai umur diberikan segera jika belun'r dibooster jarak 4-8 nringgu dan dosis ketiga 6-12 bulan scsudah closis
dalam I tahun. Ketiga, individu diternpatkan pada isolasi yang kedua. Satu-satunya kontraindikasi terhadap tetanus toksoici
ketat (kolonisasi seilurarn pernapasan) atau isolasi korltak (ha- dan dilteri adalah riwayat reaksi hipersensitivitas neur.ologi:;
nya kolonisasi kulit) sampai sekurang-kurangnya dua biakan atau reaksi hipersensitivitas berat sesudah dosis sebelurnni,a.
berturut-turut yang dirirrbil berselang 24 1am sesudah peng- Untuk anak yang imunisasi pertusisnl,a terkontrainclikasi digu-
hentian terapi negatif. Keempat, biakan ulangan itilakukan mi- nakan DT atau Td. Mereka yang mr,rlai dengan DTP atau D-l'
nirnum 2 minggu sesudah selesainya terapi untuk kasus dan pada sebelurri usia I tahun harus rnengalarni Iirna closis vaksin
pengidap, .iika positil talnbahtrn 10 hari prln.rberian eritromisin vang mengandung difteri (D) 0,5 mL pada usia 6 tahun. Untuk
oral halus diberikan dan dilakukan pemantauan biakan. Tidak mereka yang mulai pada atau sesudah umur I tahun, scri perta-
ada agen antimikroba yang melenyapkan pengidap pada 100Vo tura aclalah tiga dosis 0.,5 rnl- vaksin nrenglndung difteri. clc-
individu. Pirda satu laporan, 21Vc pengidap mengalami kc-qa- n-qan booster yang diberikan pada usia 4-6 tahun. kecuali kl-
galan pemberantasan sesudah satu pernber,ian terapi. Antitok- lau dosis ketiga diberikan sesudah l.rari ulang tzrhun kcernltai .

sin tidak dianjurkan untuk kontak erat tidak bergejala atau Pengurangan lebih lanjut clalam .jurnlah kasus di{tcri cli ne-
pengidap, walaupun diimunisasi secara tidak adequat. Penu- -uaraindustri akan memerlukan imunisasi boostel urrivelsnl
laran dilteri di rurnal.r sakit moderen jarang. Hanya mereka seunrur hidup. Dosis bboster 0,-5 mL Td harus diberikan setialr
yang den-ean kontak tidak biasa dengan sekresi saluran jalan 10 tahun sesudah dosis terakhir' (secara tepat dibclikirn prdl
napas atau oral yang l.rarus ditatalaksana sebagai kontak. Pene- kebanyakan mulai umur 15 tahun). Vaksinasi den-ean toksoicl
litian penyebab kontak penderita dan pengidap atau orang- difteri harus digunakan kapanpun teternus toksoid telintlikasi
orang dalam komunitas yang tanpa diketahui pajanan rnengha- untuk meyakinkan irnunitas difteri berkelanjutan.
silkan angka pengidap yang sangat rendah dan tidak secara ru- Tidak diketahui hubungan DT atau Td dengan bcrtam,
tin dianjurkan. bahnya risiko konvulsi. Efek sarr-rping lokal saja ticlak rnengha-
PENCEGAHAN. Imunisasi umurn dengan toksoid difteri se- lan-ei penggun:ian terus. Orang-orang vang mengalanri r-eiiksi
lama hidup untuk memberikan kadar antitoksin protektif kon- hipelsensitivitas tipe-Arthus atau suhu rnen jacli 103'r Ir
stan dan untuk mengurangi penghuni C. diphtheriae meru- (39,4oC) sesudah dosis Td (arang pacla anakl biasanya rncrl-
pakan satu-satunya cara pengendalian yang efektif. Walaupun punyai kadar antitoksin tetanLrs serulr tinugi tlan tidak l'rarus
imunisasi tidak menghalangi pengidap C. diplttheriae tokst- diberi Td lebih sering dari setiap l0 tahun, walaupun ccclerzL
genik saluran pernapasan atau kulit, imunisasi mengurangi yang sangat cenderung-tetanus bertahan. Preparat DT dan Tcl
penyebaran .jaringan lokal, mencegah komplikasi toksik, dapat diberikan bersama dengan vaksin lain. Vaksin gabungan
nrenghilangkan penularan organisme, dan memberikan imuni- Haentophilus influenz.ae yang mengandung toksoid dr1'teli
tas kelompok bila sekurang-kurangnya 10-80Va dari populasi (PRP-D) atau toksin varian difteri, protein CRMtq; (HbOCr
cliirnunisasi. Kadar aintitoksin serunr 0,01 IU/mL biasanya adalah bukan pengganti untuk imunisasi toksoid dil'teri clan ti-
diterirna sebagai kadar plotektif mininiurn dan 0, 1 IU/rnL dak mernpcngaruhi r-eaktogenisitls.
memberi kadar perlindungan tertentu.
Persiapan. Toksoid difteri dipersiapkan dengan pengobatan
formaldehid toksin, kekuatannya dibakukan, dan diserap pada
Advisory Comrnitte on lmmunization Practices, CDC: Drphtheria. telanus.
garaln alumuniurn, yang rnemperbesar imunogenisitas, Dua and pertussis: guidelines for caccine prophylaxis and othel preyenlive
preparat toksoid difieri dirurruskan sesuai dengan kandungan ineasures. MMWR 40:1. 1991.
batas flokulasi (Bf), suatu pengukuran kuantitas toksoid. Pre- Centers for Disease Control: Diphtheria epidernic-New lndependent Stltes
parat pediatlik (yartu DTP, DT, DTaP) mengandung 6,1-12,5 of the former Soviet Union. 1990-1994. MMWR 44:ll7 " lL)95.
Committee on Infectious Diseases, American Academy of Pe diatric: Diphthc-
Bf unit toksoid dilteri per dosis 0,5 mL; preparat dewasa (yaitu ria. /l: Peter G (ed): (Red Book) Reporr of the Cornmittec on Inlectious
Td) mengandung tidak lebih dari 2 Bf unit toksoid per 0,5 rni- Diseases, 23rd ed. Elk Crove Village, Arnerican Academy o1' Petliatrids,
dosis. Formulasi toksoid potensi yang lebih tinggi (yaitu D) di- 1994. p. l'77.

gunakan untuk closis seri primer dan booster untuk anak umur Expanded Program on Immunization, World Hcalth Organization: OutbrerJi
ofdiphtheria, update. Wkly Epiderniol Rec 68:134, 1993.
6 tahun kalena irnr-urogenisitasnya superiol dan reaktogenisi- Farizo KM, Strebel PM, Chen RT, et al: Fatal rcspiratory disease dtie to Con'-
tasnya minirnal. Untuk individu umur 7 tahun dan yang lebih rtebacteriunr diplttheria: Case repoLl and review of _euidelines for rnanage
tua, Td dianjurkan untuk seri primer dan dosis booster, karena ment, investigation, and control. Clin Inf'ect Dis l6:59. 1993. Harnisch Jl'.
kadar toksoid difteri yang lebih rendah oukup imunogenik dan Tronca E, Nolan CM, et al: Diphtheria arnong alcoholic urban acjults: A
decade of experience in Seattle. Ann Intern Med I I I :7 I . I 989.
karena semakin tinggi kadar toksoid difteri makin tinggi reak- Kjeldsen K, Simonsen O, Hclon I: Imnrunity against dipthlrcria 25-30 ycals
togenisitas pada umtrr yang sernakin tinggi. trfter primary vaccination in childhood. Lancet 1:990, 198-5.
Rencana (Jadwal). Untuk ancLk umur 6 ntinggu satnpai hari Koblin BA, Townsend TR: Imrnunity to diphtheria and lerrnus in rnncr-trt;
uiang tahtnmla ),ang ketujuh, beri 0,5 mL dosis vaksin wonen of cl.rildwearing age: Arn J Public Health 83:802, i983.
Thisyakorn U, Wongvanich J, Kurnpeng V: Failure of corticosteroid therapy
mengandung-difteri (D). Seri pertama adalali dosis pada seki- to prevent diphtheritic myocarditis or neudtis. Pediatric lntecr l)is ll l26.
tar umur' 2. 4 dan 6 bu1an. Dosis keernpat adalah bagian inte- 1984.
pertama dan diberikan sekitar 6-12 bulan sesudah
-sral seri
Weiss BP, Strassburg MA, F'eeley JC: Tetanus and diphthelir imnrrrnity rn:rrr
dosrs ketiga. Dosis booster diberikan pada umur 4-6 tahun elderl;, population in Los Angeles County. Arn J Public Health 73:802.
I e93.
(kecuali kalau dosis prinrel ke eurpat diberikan sesudah hari
960 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

nya. Pengidap kronis oleh manusia tidak terdokumenrasi. Pas-


capemajanan yang intens seperti di rumah tangga, angka in-
I Bas 181 feksi subklinis setingggi 50Vo pada individu imun karena imu-
nisasi penuh dan alamiah. Bila dicari dengan teliti, sumber
Pertusis kasus bergejala dapat ditemukan pada kebanyakan penderita.
Baik penyakit alamiah atau vaksinasi tidak memberi imu-
Sarah S. Long nitas sempurna atau seumur hidup terhadap reinfeksi atau pe-
nyakit. Proteksi terhadap penyakit khas mulai berkurang 3-5
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut yang diu- tahun sesudah vaksinasi dan tidak dapat terukur sesudah 12 ta-
raikan dengan baik pada tahun 1500. Prevalensi di seluruh hun. Reinfeksi subklinis pasti turur menimbulkan imunitas cu-
dunia sekarang berkurang hanya karena imunisasi aktif. Sy- kup besar terhadap penyakit yang berkaitan dengan vaksin
denham yang pertama kali menggunakan istilah pertussis (ba- maupun infeksi sebelumnya. Orang dewasa di Amerika Seri-
tuk kuat) pada tahun 1670; istilah ini lebih disukai dari "batuk kat tidak mempunyai antibodi yang cukup untuk B. pertussis.
re.ian (whooping cough)", karena kebanyakan individu yang Walaupun ada riwayat penyakit atau imunisasi sempurna, le-
terinfeksi tidak berteriak (whoop = berteriak). dakan serangan pertusis telah terjadr pada orang tua, di rumah-
rumah perawatan, di fasilitas pemukiman dengan pajanan ter-
ETl0L0Gl. Bordetella pertussis merupakan satu-satunya
batas, di daerah suburban yang sangat terimunisasi, dan pada
penyebab pertusis epidemik dan melupakan penyebab biasa
remaja dan orang dewasa dengan selang waktu sejak imu-
pertusis sporadis. B. pertussis merupakan penyebab pertusis
nisasi. Remaja dan dewasa yang batuk (biasanya tidak dikenali
kadang-kadang, merupakan kurang dai 5Vo isolat spesies Bor-
sedang menderita pertusis) sekarang merupakan reservoir
detella di Amerika Serikat. B. parapertussls sangat menambah
utama untuk B. pertussis dan merupakan sumber yang lazim
kasus pertusis total di daerah lain seperti Denmark, Republik
untuk "kasus indeks" pada bayi dan anak.
Ceko, Slovakia, dan Republik Rusia. B. pertussis dan .8.
Pada masa pravaksinasi dan di negara-negara seperti Jer-
parapertussis merupakan patogen manusia tersendiri (eksklu-
man, Swedia, dan Itali dengan imunisasi rerbatas, insiden pun-
sif) (dan bebelapa primata). B. bronchisepllca merupakan pa- .l
cak pertusis adalah pada anak umur -5 tahun; bayi sebelunl
togen binatang yang lazim; kadang-kadang laporan kasus pada
umur 1 tahun meliputi kurang dari l5o/o kasus. Sebaliknya
manusia melibatkan setiap tempat di tubuh dan khas terjadi
hampir 5000 kasus pertusis dilaporkan di Amerika Serikat se-
pada penderita terganggu irnun atau anak muda yang terpajan
lama tahun 1993, 44% berumur sebelum I tahun, ZlVo beru-
secara tidak biasa pada binatang. Batuk yang tidak sembuh-
mur antara 1-4 tahun, 11% berumur 5-9 tahun, dan24Vober-
sembuh dapat disebabkan oleh M),coplasma, virus parainflu-
umur 12 tahun atau lebih. Untuk mereka yang berunrur sebe-
enza atau influenza, enterovirus, virus sinsitial respiratori, atau
lum 1 tahun, J9Vo sebelum umur 6 bulan dan manfaat sedikit
adenovirus. Tidak ada yang merupakan penyebab pertusis
dari imunisasi. Anak dengan pertusis antara J bulan dan 4 ta-
yang penting.
hun kurang terimunisasi. Proporsi anak belasan tahun dan
EPlDEMIOLOG|, Di seluruh dunia ada 60 juta kasus pertusis orang dewasa dengan pertusis naik secara bersama, dari ku-
setahun dengan lebih dari setengah juta meninggal. Selama rang daripada 20% pada masa pravaksinasi sampai 27Vo pada
masa pravaksin tahun 1922-1948, pertusis adalah penyebab tahun 1992-1993. Pengendalian sebagian dengan vaksinasi te-
utama kematian dari penyakit menular pada anak dibawah usia lah menimbulkan epidemiologi pertusis sekarang di Amerika
14 tahun di Amerika Serikat. Penggunaan vaksin pertusis yang Serikat dan menyebabkan kerentanan kelompok umur yang
meluas menyebabkan penurunan kasus yang dramatis. Insiden belum pernah terkena sebeiumnya. Tanpa reinfeksi alamiah
penyakit yang tinggi di ne-eara-negara sedang berkembang dan dengan B. pertussis atau vaksinasi booster berulang, anak
maju, seperti Itali dan'daerah-daelah tertentu Jerman, dimana yang lebih tua dan orang dewasa rentan terhadap penyakit
cakupan vaksin rendah, atau Nova Scotia, dimana mungkin te- klinis jika terpajan, dan ibu hanya memberikan sedikit proteksi
lah digunakan vaksin kurang poten, dan munculnya kembali pasif pada bayi muda. Pengamatan yang terakhir memberi ko-
penyakit secara dramatis bila imunisasi dihentikan menyokong reksi pada pendapat lama bahwa ada sedikit proteksi trans-
peran vaksinasi yang sangat penting. Di Amerika Serikat, pe- plasenta terhadap pertusis.
nerapan kebijakan yang lemah seba-9ian menyebabkan naiknya PATOGEN DAN PATOFISIOLOGI. Borcletetta merupakan
insiden pertusis pertahun sampai 1,2 kasus/l00.000 populasi kokobasili gram-negatif yang sangat kecil yang tumbuh secara
dari tahun 1980 sampai tahun 1989 dan pertusis epidemik di aerobik pada agar darah tepung atau rnedia sintetik keseluruh-
banyak negara bagian pada tahun 1989-1990 dan 1993. Lebih an dengan faktor pertumbuhan nikotinamid, asam amino untuk
daripada 4.500 kasus yang diiaporkan pada Pusat Pengendali- energi, dan arang atau resin siklodekstrin untuk menyerap ba-
an dan Pencegahan Penyakit pada tahun 1993 merupakan insi- han-bahan berbahaya. Spesies Bordetella memiliki bersama
den tertinggi sejak tahun 1967. tingkat homologi DNA yang tinggi pada gena virulen, dan acla
Pertusis adalah endemik, dengan ditumpangi siklus epide- kontroversi (perdebatan) apakah cukup ada perbedaan untuk
mik setiap 3-4 tahun sesudah akumulasi kelompok rentan yang menjamin klasifikasi sebagai spesies yang berbeda. Hanya B.
cukup besar. Sebagian besar kasus terjadi dari bulan Juli sam- pertussis yang mengeluarkan toksin pertusis (TP), protein
pai dengan Oktober. Pertusis sangat menular, dengan angka virulen utama. Penggolongan serologis tergantung pada agluti-
serangan setinggi l00Vo pada individu rentan yang terpajan nogen K labil panas. Dari 14 aglutinogen, 6 adalah spesifik
pada tetes-tetes aerosol pada rentangan yang rapal. B. pertussis untuk B. pertussis. Serotip bervariasi secara geografis dan se-
tidak tahan hidup untuk masa yang lama dalam lingkungan- suai waktu.
960 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

nya. Pengidap kronis oleh manusia tidak terdokumentasi. Pas-


capemajanan yang intens seperti di rumah tangga, angka in-
I Bns 181 feksi subklinis setingggi 50% pada individu imun karena imu-
nisasi penuh dan alamiah. Bila dicari den_ean teliti, sumber
Pertusis kasus bergejala dapat ditemukan pada kebanyakan penderita.
Baik penyakit alamiah atau vaksinasi tidak memberi imu-
nitas sempurna atau seumur hidup terhadap reinfeksi atau pe-
Saralt S. Long
nyakit. Proteksi terhadap penyakit khas mulai berkurang 3-5
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut yang diu- tahun sesudah vaksinasi dan tidak dapat terukur sesudah l2 ta-
raikan dengan baik pada tahun i500. Prevalensi di seluruh hun. Reinfeksi subklinis pasti turut menimbulkan imunitas cu-
dunia sekarang berkurang hanya karena imunisasi aktif. Sy- kup besar terhadap penyakit yang berkaitan dengan vaksin
denham yang pertama kali menggunakan istilah penussis (ba- maupun infeksi sebelumnya. Orang dewasa di Amerika Serj-
tuk kuat) pada tahun 1670; istilah ini lebih disukai dad "batuk kat tidak mempunyai antibodi yang cukup untuk B. pertussis.
re.ian (whooping cough)", kalena kebanyakan individu yang Walaupun ada riwayat penyakit atau imunisasi sernpurna, le-
terinfeksi tidak berteriak (whoop = berteriak). dakan serangan pertusis telah terjadi pada orang tua, di r.umah-
rumah perawatan, di fasilitas pemukiman dengan pajanan ter'-
ET|OLOG|. Bordetella pertussis merupakan satu-satunya
batas, di daerah suburban yang sangat terimunisasi, dan pada
penyebab pertusis epidemik dan merupakan penyebab biasa
remaja dan orang dewasa dengan selang waktu sejak irnu-
pertusis sporadis. B. pertussis merupakan penyebab pertusis
nisasi. Remaja dan dewasa yang batuk (biasanya tidak dikenali
kadang-kadang, merupakan kurang da::i 5Vo isolat spesies Bor-
sedang menderita pertusis) sekarang merupakan reservoiL
detella di Amerika Serikat. B. parapertussis sangat menambah
utama untuk B. pertussis dan rnclupakan sutnbel yang lazim
kasus pertusis total di daerah lain seperti Denmark, Republik
untuk "kasus indeks" pada bayi dan anak.
Ceko, Slovakia, dan Republik Rusia. B. pertussis dan B.
Pada masa pravaksinasi dan di negala-negara seperti Jer-
parapertussis merupakan patogen manusia tersendiri (eksklu-
man, Swedia, dan Itali dengan irnunisasi terbatas, insiden pun-
sif) (dan bebelapa primata). B. bronchisepllca merupakan pa-
cak pertusis adalah pada anak umur l-5 tahun; bayi sebelum
togen binatang yang lazim; kadang-kadang laporan kasus pada
umur 1 tahun meliputi kurang dart 15Vo kasus. Sebaliknya
manusia melibatkan setiap tempat di tubuh dan khas terladi
hampir 5000 kasus pertusis dilaporkan di Amerika Serikat se-
pada penderita terganggu imun atau anak muda yang terpajan
lama tahun 1993, 44% berumur sebelum i tahun. 21% beru-
secara tidak biasa pada binatang. Batuk yang tidak sembuh-
mur antara l-4 tahun, 11% berumur 5-9 tahun, dan 24%, ber-
sembuh dapat disebabkan oleh M),coplasrnct, virus parainflu-
umur 12 tahun atau lebih. Untuk mereka yang berumur sebe-
enza atau influenza, enterovirus, vilus sinsitial r'espiratori, atau
lum 1 tahun, '79Vo sebelum umur 6 bulan dan manfaat sedikit
adenovirus. Tidak ada yang merupakan penyebab pertusis
dari imunisasi. Anak dengan pertusis antara J bulan dan 4 ta-
yang penting.
hun kurang terimunisasi. Proporsi anak belasan tahun dan
EPlDEMlOLOGl. Di seluruh dunia ada 60 juta kasus pertusis orang dewasa dengan pertusis naik secara bersama, dari ku-
setahun dengan lebih dari setengah juta meninggal. Selama rang daripada 20% pada masa pravaksinasi sampai 27Vc pada
masa pravaksin tahun 1922-1948, pertusis adalah penyebab tahun 1992-1993. Pengendalian sebagian dengan vaksinasi te-
utama kematian dari penyakit menular pada anak dibawah usia lah menimbulkan epidemiologi pertusis sekarang di Amerika
14 tahun di Amerika Serikat. Penggunaan vaksin pertusis yang Serikat dan menyebabkan kerentanan kelompok umur yan-e
meluas menyebabkan penurunan kasus yang dramatis. Insiden belum pernah terkena sebelumnya. Tanpa reinfeksi alamiah
penyakit yang tinggi di negara-negara sedang berkembang dan dengan B. pertussis atau vaksinasi booster berulang, anak
maju, seperti Itali dan daerah-daerah tertentu Jerman, dimana yang lebih tua dan orang dewasa l'entan terhadap penyakit
cakupan vaksin rendah, atau Nova Scotia, dimana mungkin te- klinis jika terpajan, dan ibu hanya memberikan sedikit proteksi
lah digunakan vaksin kurang poten, dan munculnya kembali pasif pada bayi muda. Pengamatan yang terakhir membcri ko-
penyakit secara dramatis bila imunisasi dihentikan menyokong reksi pada pendapat lama bahwa ada sedikit proteksi trans-
peran vaksinasi yang sangat penting. Di Amerika Serikat, pe- plasenta terhadap pertusis.
nerapan kebijakan yang lemah sebagian menyebabkan naiknya PATOGEN DAN PATOF|S|OLOG|. BorcletellcL merupakan
insiden pertusis pertahun sampai 1,2 kasus/l00.000 populasi kokobasili grarn-negatif yang sangat kecil yang rumbuh secara
dari tahun 1980 sampai tahun 1989 dan pertusis epidemik di aerobik pada agar darah tepung atau media sintetik keselurul.r-
banyak negara bagian pada tahun 1989-1990 dan 1993. Lebih an dengan faktor pertumbuhan nikotinamid, asam amino untuk
daripada 4.500 kasus yang dilaporkan pada Pusat Pengendali- energi, dan arang atau resin siklodekstrin untuk menyerap ba-
an dan Pencegahan Penyakit pada tahun 1993 merupakan insi- han-bahan berbahaya. Spesies Bordetella memiliki bersama
den tertinggi sejak tahun 1967. tingkat homologi DNA yang tinggi pada gena virulen, dan ada
Pertusis adalah endemik, dengan ditumpangi siklus epide- kontroversi (perdebatan) apakah cukup ada perbedaan untuk
mik setiap 3-4 tahun sesudah akumulasi kelompok rentan yang menjamin klasifikasi sebagai spesies yang berbeda. Hanya B.
cukup besar. Sebagian besar kasus terjadi dari bulan Juli sam- pertussis yang mengeluarkan toksir.r pertusis (TP), protein
pai dengan Oktober. Pertusis sangat menular, dengan angka virulen utama. Penggolongan serologis tergantung pada agluti-
serangan setinggi l007o pada individu rentan yang terpajan nogen K labil panas. Dari 14 aglutinogen, 6 adalah spesifik
pada tetes-tetes aerosol pada rentangan yang rapat. B. pertussis untuk.B. pertttssis. Serotip bervariasi secara geografis dan se-
tidak tahan hidup untuk masa yang lama dalam lingkungan- suai waktu.
181 | Pertusis 961

B. pertussis menghasilkan beberapa bahan aktif secara bio- minggu (lebih lama pada bayi rnuda). Pada puncak stacliunr
logis, banyak darinya dimaksudkan untuk memainkan pelan paroksismal, penderita mungkin mengaiarni lebih dali satr-r
daiam penyakit dan irnunitas. Pascapenambahan aerosol, he- episode per jam. Ketika stadium paroksismal mengl'rilang
maglutinin filamentosa (HAF), beberapa aglutinogen (teru- menjadi konvalesen, frekuensi, keparahan, dan lanla episoclc
tama FIM2 dan FIM3), dan protein permukaan nonfimbria 69- berkurang, Sebaliknya pada bayi dengan pertumbuhan dan
kD yang disebut pertaktin (PRN) penting untuk perlekatan ter- bertambahnya kckuatan, batuk dan rejan dapat menjadi lcbih
hadap sel epitel bersilia saluran pernapasan. Sitotoksin tra- keras dan lebih klasik pada konvalesen.
khea, adenilat siklase, dan TP tampak menghambat pembersih- Anak yang diimunisasi mengalami pemendekan semua stil-
an organisme. Sitotoksin trakea, faktor dermonekrotik, dan dium pertusis. Orang dewasa tidak mempunyai stadiunl vang
adenilat siklase diterima secara dominan menyebabkan cedera berbeda. Pada bayi sebelurn umur 3 bulan fase kataral biasa-
epitel lokal yang menghasilkan gejAla-gejala pernapasan dan nya beberapa hari dan tidak dikenali sama sekali kapan apnca.
mempermudah pcnyerapan TP. TP terbukti mempunyai ba- tercekik, batuk ngorok yang menandai mulainya penyakit; tcr-
nyak aktivitas biologis (misal, sensitivitas histamin, sekresi in- masuk konvalesen batuk paroksismal interrnitten selatna umut'
sulin, disfungsi leukosit), beberapa darinya merupakan mani- tahun pertama termasuk "berulang" dengan penyakit perna-
festasi sistemik penyakit. TP menyebabkan limfositosis segera pasan selanjutnya; keadaan ini bukan karena inf'eksi berulang
pada binatang percobaan dengan pengembalian limfosit agar etau reektivasi B. pertussis.
tetap dalam sirkulasi darah. TP tampak memainkan peran sen- Pemeriksaan fisik biasanya tidak informatif. Tanda-tanda
tral tetapi bukan pcran tunggal dalam patogenesis. penyakit siiluran pernapasan bawah tidak diharapkan. Selin-u
MANIFESTASI KLlNlS. Pertusis adalah penyakit yang lama ada perdarahan konjungtiva dan petekie pada tubuh bagian
yang dibagi menjadi stadium kataral, paroksismal, dan kon- atas.
valesen, masing-masing berakhir 2 minggu. Secara klasik, DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Pertussis halus cli-
pasca-masa inkubasi yang belkisar dari 3 sampai 12 hari, geja- curigai pada setiap individu yang mempunyai keluhan batul<
la katalal tidak khas, terjadi kongesti dan rhinorrea, secara ber- murni atau dominan, termasuk jika yang berikut ini tidak acla:
beda disertai dengan demam, belsin, lakrimasi, dan penutupan demam, malaise, atau mialgia, eksantema dan enantettta. n1'1'11
konjungtiva. Ketika gejala semakin belkurang, batuk mulai tenggolok, parau, takipnea, rnengi dan ronki" Untuk kasus spo-
mula-mula sebagai batuk pendek iritatif, kering, interrnitten radik, definisi kasus klinis batuk yang lamanya l4 hali atau lc-
dan berkembang menjadi paroksismal yang tidak berhenti- bih dengan sekurang-kurangnya disertai satu ge.jal;r palok
henti yang merupakan tanda khas pertussis. Pasca-kekagetan sismai, rejan atau muntah pasczrbatuk mernpunyli sensitivitrs
yang paling tidak berarti dari aliran udara, cahaya, suara, 81Vo dan spesifisitas 58% untuk konfirmasi biakan. Sekitar'
pengisapan atau peregangan, bayi muda yang tarnpak sehat 25Vo mahasrswa universitas yang diteliti secara acak di Kali-
mulai tercekik, menghembuskan napas dan tungkai berjuntai, fornia dan Australia tanpa kontak dengan pertusis yang diketa-
mata bet'air dan cembung, muka merah. Batuk (dengkur ekspi- hui menderita batuk selama 7 hari atau lebih, menderita pcr-
rasi fexpirator\, grLtntl) mungkin tidak ada, mgncolok, atau tusis. Apnea atau sianosis (sebelum adanya batuk) tt.rerupakan
diperkirakan pada fase dan umur ini. Teriakan (hembusan in- kunci pada bayi sebelum 3 bulan. B. perntssis kadan-u-kadan-u
spirasi yang kuat) jarang terjadi pada bayi sebelum umur 3 bu- merupakan penyebab kernatian bayi.
lan yang kekuatan ototnya lemah atau kurang untuk mernbuat Infeksi adenovirus biasanya dapat dibedakan oleh tanda-
tekanan intratoraks negatif mendadlk. Anak belajar jalan yang tanda yang menyeltai, seperti demant, nyeri teng-eorok, dan
sedang bermain-main yang tampak sehat dengan provokasi konjungtivitis. Mycoplctsntct menyebabkan batuk episodik
yang sama tidak berarti secara mendadak rnengungkapkan yang berjalan lama, tetapi biasanya ada riwayat demam. nyeri
pancaran rnuka kecemasan dan rnungkin mencengkeram orang kepala, dan gejala sisternik pada perrnulaan pcnyakit scrta
tua atau menenangkan orang dewasa sebelurn mulai ledakan sering ada ronki pada auskultasi dada. Waleupun pcltusrs
batuk terus menerus seperti senapan mesin, dagu dan dada sering dimasukkan dalam evaluasi laboratoriunr bayi muda de-
membungkuk ke depan, lidah menonjol maksimal, mata ngan "pneumonia tidak demam", B. pertussis jarang disertai
mencembung dan berair, muka berwarna merah lembayung' dengan batuk terputus-putus (setiap batuk bernapas), konlung-
sampai pada saat-saat terakhir sadar, batuk berhenti dan te- tivitis purulen, takipnea, ronki atau mengi yang menandakan
riakan kuat menyertai ketika udara inspirasi melewati saluran infeksi karena ChlcLnrydia trachontcLtis, atau dominasi tanda-
napas yang sebagian masih tertutup. Episode dapat berakhir tanda saiuran pernapasan yang menandakan inf-eksi karcna vi-
dengan pengeluaran secara paksa (ekspulsi) penyumbat sekresi rus sinsitiai pernapasan. Kecuali kalau bayi pertusis menclerita
trakga yang kental, silia yang lepas, dan epitel nekrotik' Orang pneumoni bakteri sekunder (dan kemudian tampak sakit), pe-
dewasa menggambarkan rasa pencekikan yang disertai dengan meriksaan antara paroksismal seluruhnya normal, tennasuk
batuk terus menerus, rasa kekurangan napas, nyeri kepala pe- frekuensi pernapasan.
nuh, kesadaran berkurang, dan kemudian dorongan dada dan Leukositosis (15.000-100.000 sel/mm3) karena liml'ositosis
desakan udara ke dalam paru-paru, biasanya tanpa teriakan. absolut adalah khas pada akhir stadium kataral dan paroksis-
Muntah pascabatuk sering ada pada pertusis pada semua umur mal. Limfositosis berasal dari sel T dan B dan rr.rerupakan sel
dan merupakan kunci utama untuk diagnosis pada remaja dan kecil normal, bukannya lirnfosit etipik besrl yang ditemukan
orang dewasa. Kelelahan pascabatuk adalah menyeluruh. Jum- pada infeksi virus. Orang dewasa dan sebagian anak vang
lah dan keparahan paroksismal menjelek selama beberapa hari imun mempunyai limfositosis yang kurang mengestinkan. Pe-
sampai satu minggu (lebih cepat pada bayi muda) dan tetap nambahan neutrofil absolut mcmberi kesan berbagai clagnosis
pada platcau tersebut selama beberapa hari sampai beberapa atau akibat infeksi bakteri. Eosinofllia tidak lazim pada pcrtu-
962 BAGIAN XVll . Penyakit lnfeksi

sis, bahkan pada bayi rnuda sekalipun. Perjalanan bclar dan Komplikasi pertusis utzuna adalah apnea, irri-eksi sekirnder-
kematian berkorelasi dengan lcukositosrs ekstrem (puncak rne- (sepertr otitis rnedia dan pneunronia). dan sekuele lisik barLrk
dian anska sel darah pr-rtil.r kasus faral vs kasus nonfatal,94 vs kuat. Kebutuhan untuk pel'awatan intensif clan ventilasi erti-
l8 x l0' sc-l/l-.t dan trombositosis (puncak median angka trom- fisial biiisanya terbatas pada bayi sebelurr unrur 36 bulan. Ap.
bosit kasus latal vs nonfatal,782 vs 556 x l0e/L). Hiperinsu- nea, siarnosis, dan pneumonia bakteri sekunder incrupakan kc
linemia ringan dan respons glikcmia terhadap epinefi-in vang jadian-kejaclian yang mempercepat intubasi clrrtr vcntrlasi
menurun telah dipera_qakan; hipoglihemia hanya kadang- Pneumonia bakteri danlarau sindroni clistres pernapasan dc-
kadang dilaporkan. Radiografi dada sedikit abnormal pada se- wasa merupakan penyebab kematian yan_e lazirn pacla setiap
bagian besal bayi rawat inap yang menunjukkan infiltrar peri- umur; perdalahan paru terjadi pada neonatus. Dentarr, takip-
hilus atau cdema (kadang-kadang den-uan -eambaran kupu- nea atau distres pernapasan antara paroksisrnal, den neutrol'ilia
kupu) dan berbagai atelcktasis. Konsolidasi parenkirn mernberi absolut melupakan kunci terhadap pneurnonia. Patogcn yanu
kesan inf'eksi bakteri sekunder. Pneur.notolaks, pneumomedr- diharapkan adalah S tnplt1, I o c rt c c r,t s uu re Lt.\, S. p ne n o n icLe clul
u t

astinum, dan uilala di dalarn jaringan lunak kadang dapat terli bakteri flora rnulut. Bronkiektasis dilaporkan .jalang pzrsc:rpcr.
hat. tusis. Kelainan lungsi palu mungkin menetap selalna ll bulan
Sekalang semua metode untuk konfirmasi rnfeksi kalena B. pascapertusis tidak berkontplika"si pada anak sebelitm ur.nur 2
pertussis nternpunyai keterbatasan dalam sensrtivitas, spesi- tahun.
fisitas atau praktisinya. Isolasi B. pertussit^ d;ilam biakan tctap Kenaikan tekanan intratoraks dan intra-abdr)nren selan-iti
baku er"nas dan merupakan r.netocle diagnosis yang lebih sensi- batuk dapat menyebabkan peldarahan konjungtiva dan sklera.
tif'dan spesifik daripada uji antibodi fluolesens langsung (di- petekie pada tubuh ba-tian atas. epistaksis. per.clanhan pada
rect flttorest'ent dntibo6, [DFA] ) sekrcsi nasofalin,e jika sistenr salal sentr-al dan letina. pneumotor.aks dan crnl'iscr.r-r;,
perhatian dilakukan dengan teliti pada pengur.npulan spesir.nen. subkutan, dan hernia unbilikalis serta inguinalis. I-ul<a robc-k
pengangkutan dan teknik isolasi. Biiikan positif selan.ra sta- frenulum lidah tidak jarang. Prolaps rektunr, perni,rh clilrpor.
diurn katar;rl dan meningkat selama stadiurn paroksisrnal retapi kan sebagai komplikasi pertusls yang lazim, rnungkin karcnir
agaknya kurang positif pada sebagian individu yang irnun dan pertusis pada anak rnalnutrisi atau salah dia,enosis dengarr
pada mereka yang telah mendapat amoksisilin atau eritro- kistik l-ibrosis. Sangat tidak lazim clan akan menterlukan r-r,a,
rnisin. Spesimen diambil pada aspirasi nasofaring dalarl atau luasi untuk keadaan yang mendasari. Terutama pada bavi cli ne
pada penggunaan pulasan lentur (lebih disukai Dakron atau gara yang sedang berkembang, dehidrasi clan rnalnurrisi
kalsium alginat) vang ditahan di nasolhring posterior selantzr pascamuntah-pascabatuk dapat mempunyai dantpetk yan-e ber.ar
l5-30 detik (atau sampai batuk). Lzrrutan 1,0% asam kasamino Tetani telah disertai dengan alkalosis pasca-batuk yang lrerat.
tlapat diterirna untuk menahan spesimen sarnpai 2 jam; kaldu Kelainan sistem saraf sentral te{adi r-elatiI sangar ser-inu
Stainer-Scholte atau ntedia h-anspor setengah padat Regan, dan hampir selalu akibat hipoksemia atau pcrdarahan akrbrr,
Lowe di-eunakan untuk waktu yang lebih lanra, sampai 4 hari. batuk atau apnea pada bayi muda. Apnea atau bradikarclr ataLr
Agar arang Regan-Lowe dengan l0%; darah kuda dan 5-10 keduanya dapat terladi karena laringospasme iitau rangsan_san
pg/ml sefaleksin atau rnedia Stainer-Scholte dengiin siklodek- vagus tepat sebelum episode batuk, riali obstruksi selarna cpi
stlin resin adalah media isolasi yang lebih disukai. Biakan di- sode, atau dari hipoksemia pasca-episode. Tidak adanya tanda-
rnkubasi pada suhu 35-37oF pada lingkungan yang lernbab tanda yang menyertai pada beberapa bayi rnuda den-gan apneir
(dengan atau tanpa 5% CO2) dan diperiksa setiap hari selama rnenaikan kemungkinan pengalul'r primer pacla sisrem saraf
7 hari untuk pertumbuhan larnbat, koloni kecil sekali mengki- sentral. Kejang-kejang biasanya akibat hipoksernia, tetapi hi-
lap. Uji DFA kernun-ekinan isolat dengan menggunakan anti- ponatremia karena sekresi honnon anticliuretik yang tidak re
bodi spesifik untuk B. pertussis dan B. parapertussis r.nemak- pat selama pneurnonia dapat tcrjadi. Walaupun l-ripoglikenria.
simalkan penemuan. Uji sekresi nasolaring langsung dengan pengaruh langsung TP, atau inl'eksi sekunder karena vlrus ncu.
DFA merupakan uji cepat, terutalna ntembantu pada pendelita rotlopik merupakan mekani sme al a- gej al a neur-ol oei s y an.e
-uej
yang telah mendapat antibiotik, retapi hanya dapat dipercaya telal-r disimpulkan, tidak ada data binatang yang rnenclukung
pada laboratorium dengan pengalaman tel'us-lnenerus. Penga- teori demikian, dan satu-satunya neuropatologi yang terdoku-
laman dengan reaksi rantai polimerase untuk menguji spe- mentasi pada manusia adalah perdarahan parenkim ilan nek-
simen nasofaring nrakin bertambah cepat. Uji serologis untuk rosis iskemia.
deteksi berbagai antibodi tcrhadap komponen organisme pada PENGOBATAN. Penilaian dan Perawatan pendukung. 't'u
sampel akut dan konvalesen adalah uji yang paling sensitil dan juan telapi adalah membatasi.jurlrlah paroksismal. untuk n.ierr-
belguna secara epiden-riologis. Uji ini biasanya tidak telsedia. gamati keparahan batuk, men'rberi banruan bila perlu. dal
tidak membantu selama penyakit akut, dan sukar untuk diinter- ntemaksimalkan nutrisi, istiiahat dan penycrnbuhan tanpii
pretasi pada individu yang diimunisasi. sekuele (Tabel l8l-1). Bayi sebelurn 3 bulan dimasukkan kr
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS. Frekuensi komplikasi su- rumah sakit hampil tanpa kecuali, pada antara untur 3 bulan
kar ditentukan karcna hasil akhir berat yang terutama dila- dan 6 bulan kecuali kalau paroksismal tan.rpak tidak berar, clan
porkan. tetapi bayi sebelum umur 6 bulan rnempunyai ntorta - pada setiap umur jika komplikasi terjadi atau keluiirga ticlak
litas dan morbiditas berlebihan. Mereka yang berumur sebe- mampu n.remberikan perawatan pendukun,s. Bayi niuda yan-u
lum 2 bulan mernpunyai l'rekuensi yang dilaporkan tertinggi dilahirkan prematul' dan anak den-gan dasar gan-ugLlxn Jrntun-s,
kasus rawat inap karcna pertusis (82ak), pneumonia (25Va). pal'u-paru, muskuler, iitau neurologis rncntpunyai r"isiko ting-ri
kejang-kcjang (4a/o), cnsefalopati l% dan kemattan lo/o untuk penyakit berat.
181 . Pertusis GAQ

Tujuan rawat inap spesifik, terbatas, adalah (1) menilai ke- dihilangkan untuk keperluan pernantauan dari itenyentbulran.
ma-iuan penl,akit dan kemungkinan kejadian yang mengancam Pemberian makan anak dengan peltusis met'upiikan tantitngan.
jiwa pada puncak penyakit, (2) mencegah atau rnengobati Risiko rnempercepat batuk dengan pcrhberian minunr dengan
komplikasi, ,-lan (3) mendidik orang tua pada riwayat alamiah puting tidak memerlukan petnbelian rnakan nasogasu'ik, nirso-
penyakit dan pada perawatan yang akan diberikan di rurnah. jejunum atau pat'entelal pada kebanyakan bayi. Komposlsi
Llntuk kebanyakan bayi yang tanpa kornplikasi, keadaan ini atau kekentalan forrluia tidak mcn.rpengaruhi kualitas sckresi.
disenrpurnakan dalam 48-72 1an. Frekuensi jantung, fiekuensi batuk atau retensi. Peniberian trinun.r banyak dihindali.
pernapasan, dan oksirnetri nadi dirnonitor terus, perda keadaan Dalam 48-12 jan, arzrh dan kepat'ahan penl,akir ltrasarrya
yang membahal,zikan. sehingga setiap paroksismal disaksikan jelas dengan menganalisis infbnnasi ynng terekam. Banvlk
oleh personel perawal kesehalan. Rekaman batuk yang linci bayi rnengalarni pe rbaikan yang san_sat nyati,l plse r-r'xwat rnrr1.
dan pencatatan pemberitrn makan, rruntah dan perubahan berat runrah sakit dan telapi zrntibiotik, terutama jika pacla awal pcr-
mernberikan datir untuk penilaian keparahan. Paroksismal khas jalanan penyakit atau telah dikcluarkan clari lingkung.ur irsrilp.
yang tidtik membahayakan mcmpunyai tanda-tanda berikut: rangsangan berlebihan atau sumber panas atuiLr kering yang
lama kulang dari 45 detik, pelubahan warna rnerah tetapi tidak terpolusi. Apnea dan kejang-kejang terjadi pada l'asc nail< liir-
biru; takikardi; bradikardi (tidak < 60 denyut/rnenit pada bayi), cremelial) penyakit clan pada rlrerekzr dengan penyakit yang
atau desaturasi oksigen yang secara spontan selesai pzida akhir berkomplikasi. Oksigen portohle, pemantaualt atau alar isap ti,
paroksismal; berteriak atau kekuatan untuk menyelamatkan clak akan diperlukan di runrah.
diri pada akhil paroksisrnal; mengeluarkan sumbatan mukus Agen Terapeutik, Agen Antimikroba. A-een anrimikroba ie-
sendiri; kelelahan pascabatuk tetapi bukan tidak berespons. lalu diberikan bila pertusis dicurigar atau diperkr-rzrt karcna ke-
Penilaian kebutuhan penyediaan oksigen, stimulasi, atau mungkinan rnanl'aat klinis dan membatasi penyebarzin inf cksi.
pengisapan memerlukan personel trampil yang dapat menczrtal Eritromisin, 40-50 nr-e/kgl24 jarn. secar-a oral dalam dttsis rer.
kemampuan bayi untuk mengamankan dili tetapi yang akan bagi enipat (maksimum 2 gl24 jan) selama l4 hari rncrupakirn
menghalangi dengan cepat dan dengan keahlian bila diperlu- pengobatan baku. Beberapa pakar lebilt rnenyukai preparat es-
kan. Bayi yang paloksismalnya berulang membawa pada ke- tolat. tetapi etilsuksinat dan stearat juga rnanjur'. Penclitian ke.
.ladian yang mengancam jiwa walaupun penghantaran pasif cil eritrornisin etilsuksinal yang dibetikan clengan dosis -50
oksigen memerlukan intubasi, paralisis dan., ventilasi. Manaje- mg/kg/Z4 jarn diba-ei menjadi dua closis. dengan closis (r0
men berikutnya sukar, dengan sering memerlukan pengisapun mglkg/Z4 jarri diba-ui menjacli ti_ea dosis. dan clitlonrisin cslu
.jalan napas dern campur tangan bila terjadi bradikardi atau pro- lat diberikan dengan dosis 40 nrg/kg/24 .lanr clibagi rnen-jaclr
ses paru-paru sekunder. Pen-ekabutan dengan tenda, sangat clua dosis menunjukkan pelenyapan olganisme pada 9fi7r
dihindari oleh beberapa pakar, nrungkin berguna pada bebera- anak. Ampisilin, rifampin, trintcthopr"inr-sulfetmetoksasoI cu-
pa bayi dengan sekresi kental liat dan jalan napas sangat ilita- kup aktif tetapi sefalosporin gcnerasi perrama dln ke 2 ticlak.
bel. Manfirat lingkungan tenang, cahaya redup, tidak ter- Pada penelitian klinis, eritroniisin lebih ung-sul claripacla
ganggu. menyenangkan tidak dapat ditaksir terlalu tinggi atau amoksisilin untuk peienyapan B. pertussis dan melupai<an
satu-satunya agen dengan keman juran yang terbr.rkti.
Sllgura[40t. Sejurnlah keci] trial klinis chn lapuriin nrern,
TABEI- 181-1. Peringatan dengan Pe'nilaian dan Perawatan Bayi de-
beri kesan cukup pengurangan -ee.jala-ge.lala dari stirnulan B2
ngan Pertusis
adlenergik salbutamol (albutelol). Tidak ada tlial klinis tcpar
yang telah menun jukkan pengarulr manfaat; satu penelitian ke-
.,,;::1,.,e, r,a'l.1.r...5l4vfiiuhba,i,.{ tlfa,rq,,eri56s[s,::';,;:;-1 :,::,i. :
cil tidak menunjukkan pengaruh. Pengobatan dengan eierosol
a am me m D U a! Kpp utu s al 4n r,ai& p Pf q.w. alan
.:D::?.:lim'emjb:tr;61ufiulqlan@;g,Brqwaf
l

rji4ahl pa'fdk's:iirnal,hafus,dilihaL=,..,, ,:::


anrumap-s:a]<.-!t:q.ffi
rumat!11s..a.KE;,O.1&-t1;{!!
r ri i mernicu paloksismal.
KonlxosrenotD. Tidak ada trial klinis buta acak cukup be-
+lany,a ko likts.ii r"e-'ka .an'a lSit patuk yahg+liti me- i
srr yang tclah dillkukirn untuk mensevllurrsi pt,negunaurr k.r'.
rr ngkink;n td.h!.1it n trqp ialj,ani .iCI$djpidk4h pen ,,akil,i
tikosteroid clalam nranlrjemen pertusis. Penelitian pacla binii-
;,xPengisapan irictungr:.oi iing atAu 19.!,$!ill$b.l'aldild.empeL.'epat ba-
, tuk, ksdang-kadah'9,'mq!15,eUaUtan-.b.i9.,1,,,E-qg,F atau apnea, tang menunjukkan pengaruh yang berntanfaat pacla manifes-
dan tidak boIeh dilakukan pada progiam;l6ienc-egahan". tasi penyakit yang tidak nempunyai kesimpularr pada inlel<si
, Iika:pen<f pji iA, was pad 0 :dan, k ek tl a[ an .gi ppjti itii.l,bn p as c a -
pel'napasan padzr rnanusia. Penggunaan klinisnya ridak dihe-
61-:i ei.b.at ,pgmbeiiah m:akah palin$,biiil< di'kiku'kan--d-an--.. ..., narkan.
aiperralantan ama peffic:l
aktei batuk sin$*ni ini GLosuLtt't lNuru PeRrusts. Serurn hiperirnun, berasal dan
Fernrrlanganr i4af,i;iuruah $akit tep€.ilia;peldma lnaqh ;t8,jap fr.e1 masa konvalesen pertusis delvasa, banyak dilesepkan dan cli
p:uahan peryalcj tllid beiubah atau.,:b.c.ik$f;gl]8.1$iclak dipgrlu,
pandang bermanf-atit pada tal.run 1930 dan 1940; penelitian se-
kan.inrorvensi sglam:a:,paroksismat,-nu.ti,1.$j:]ldUkuil, lidak lbriaOi
lanjutnya dan trial kendali-plasebo satu-sarunya tidak rne-
nunjukkan nranfaat atau sedikit berrnanfaat. Pacla penelitran
buta-ganda balu-balu ini di Swedia dengan meng-{unakan
hiperimun serum dclsis intramuskuler besar (diambil dari or,
w ab h i cl u parr,an *i pAd a {j m p eipW-aQ'n:,ke.f.e,! an, d an
_1ne
n g. ang dewasa yang diimunisiisi), rejan (tetapi bukan batuk atau
gambarkanpenilaiandanpengobalanyangaitakut<ln. muntah) sangat berkuran,e pada bayi yang diobati pada
Fdlidi d,i $an kdl s aigg penaii
i \,r-",,P9
p"a,gial,,.-d4i 1j m, da n du - rninggu pertama penyakit dibanding dengan penderira yang
kungan dilanjutkan sesudah pulang Sangat penting. ,,t "
, diberi plasebo. Penggunarn prcpal'at imunoglobr-rlin .jenis
964 BAGIAN XVll I Penyakit lnfeksi

apapun tidak dibenarkan kecuali kalau penelitian lebih lanjut beldampak pada perkiraan kemanjuran vaksin. Individu diatas
memperkuat pengaruh manf'aat. usia 7 tahun tidak secara rutin diberi vaksin berisi pertusis.
CARA-CARA PENGENDALIAN. lsolasi. Penderita ditempat- Bila digunakan pada orang dewasa untuk mengendalikan leda-
kan pada isolasi pernapasan sekulang-kurangnya 5 hari sesu- kan serangan rumah sakit, vaksin seluruh sel ternyata kurang
dah mulai tclapi eritromisin. rcaktogenik daripada yang dilaporkan pada anak.
Perawatan Rumah Tangga dan Kontak Rapat Lain. Erirro- Keterbatasan utama penggunaan vaksin seluruh sel adalal-r
misin, 40-50 mglkgl24 jam, secara oral dalam dosis terbagi reaktogenisitas terkaitnya, yan_q dilaporkan satu dekade yan-q
empat (maksimum 2 g/24 jam) selama 14 hali harus diberikan lalu teryadi pada sekitar'75Vo vaksin. Dibanding dengan vaksin
segera untuk semua kontak rurnah iangga dan kontak rapat DT, DTP mempunyai reaksi lokal yang lebih bermakna, scper-
yang lain, seperti meleka yang dalam perawatan harian, tanpa ti nyeri, pembengkakan, eritema, dan reaksi sistemik, seperti
memandang umur, riwayat imunisasi, atau gejala-gejala. Kun- demam, rewel, menangis, rnengantuk, dan muntah. Manif'es-
jungan dan perpindahan anggota keluarga yang batuk di rumah tasi ini terjadi dalam beberapa jam intunisasi dan rnengurang
sakit harus dengan rajin kontrol sampai eritromisin dibelikan secara spontan tanpa sekuele. Penelitian baru-barr-r ini mela-
selama 5 hari. Kontak rapat yang lebih muda dari umur 7 ta- porkan frekuer.rsi reaksi lokal dan sistemik yang lazim menu-
hun yang kurang terimunisasi harus diberi vaksin berisi pertu- run, memberi kesan bahwa modifikasi vaksin seluruh sel telah
sis, den_9an dosis lebih lanjut untuk menyelesaikan seli yang terjadi. Anafilaksis berat atau abses steril sangat jarang pascu-
dianjurkan. Anak-anak yang lebih muda dari umur 7 tahun vaksin DTP. Urtikaria sementara jarang, mungkin terkait de-
yan-e mendapat dosis ke-3, enam bulan atau lebih sebelum pa- ngan kompleks antigen antibodi dalam sir-kulasi. dan jika
janan atau dosis ke-4 tiga tahun atau lebih sebelum pajanan, reaksi tidak terjadi dalam beberapa menit imunisasi adalah ti-
harus mendapat satu dosis boostcr. Jika inleksi dengan B.per- dak mungkin rnenjadi leaksi serius yang diperantarai lgE, atau
itu.rsis terdokumentasi pada setiap r-rmur, individu telsebut kumat pada imunisasi berikutnya.
dibebaskan dari imunisasi pertusis rutin. Profllaksis antimik- Kejang-kejang, terlacli dalarn 48 jam dari sekirzrr l:1.750
roba tidak secara rutin dianjurkan pacla pekerja perawat kese- dosis yang diberikan, singkat, menyeluruh, dan sentbuh sen-
hatan yang terpajan. Pekelja pet'awat kesehatan yang batuk, diri, terjadi pada anak demam pada hampir semua keadaan.
dengan atau tanpa diketahui terpajan pada peltusis, harus diuji Terjadi lebih lazim pada mereka dengan riwayat pribacli atau
untuk pertusis segera. Untuk ledakan serangan rumah sakit be- keluarga konvulsi dan tidak berakibar epilepsi atau sckuele
sar, prosedur pengendalian berbagai segi termasuk pen-qobatan neurologis permanen. Menangis terus menerus yang tidak da-
eritromisin yang diarahkan pacla individu batuk dan selanjur pat dihibur atau berteriak selama 3 jam atau lebih dilaporkan
nya profilaksis eritromisin massa dapat menahan penyebaran sesudah diberikan 1% dosis, biasanya pada bayi muda yang
rumah sakit. menderita reaksi lokal, tidak aneh pada imunisasi per"tusis dan
PENCEGAHAN (lihatjuga Bab 241 clan 248). Inrunisasi tampak merupakan manifestasi nyeri pada banyak kcadaan.
umum anak dengan vaksin pertusis, mulai pada masa bayi, Keadaan kolaps atau seperti syok (episode hipotonik-hiper-
adalah intipengendalian pertusis. Walaupun banyak upaya, tonik) biasanya tidak terkait dengan demam atau reaksi lokal,
mekanisme penting imunitas pascapenyakit atau imunisasi, se- telah diamati sesudah sekitar 1: 1.750 vaksinasi pertusis, biasa-
rologis berkorelasi proteksi dan penyebab kejadian-kejadian nya pada bayi muda. Reaksi ini tampak terkait secara unik dc-
yang merugikan-akibat vaksin belum diketahui. Satu-satunya ngan vaksin pertusis dan tidak mernpunyai sekuele neurologis
standar-untuk manfaat vaksin sekarang adalah kernanjulan dan permanen. Enam puluh anak dievaluasi secara teliti scgera
keamanan. Tujuan imunisasi sekarang adalah proteksi individu pasca-kejadian-kejadian yang merugikan akibat vaksin pertu-
dari sakit batuk belat dan pengendalian penyakit endemik dan sis, termasuk kejang-ke"jang, nangis terus-menerus yang tidak
epidemik. dapat dihibur', demam san-qar tinggi, dan episode hipotonik-
Vaksin Seluruh Sel. Vaksin yang sekarang digunakan untuk hipolesponsif. Sembilan puluh persen kejang adalalr khas ke-
seri imunisasi primer di Amerika Setikat dan dianjurkan oleh jan-e demam. Tidak ada kekacauan metabolik ateiu toksin per-
organisasi kesehatan sedunia (WHO) untuk penggunaan selu- tusis yang dapat diukur ditemukan dalam dafah. Bayi sebclum
ruh ba-eian terbesar dunia adalah vaksin seluruh sel rnati yang umur I tahun cenderung mempunyai kadar insulin lebih tinggi
membentuk suspensi B. pertussis yang diinaktifkan, digabung daripada yang diharapkan, memberi kesan kemungkinan
dengan toksoid difteri dan tetanus (DT) dan tambahan berisi kerentanan terkait-umur individu atau perubahan irkibat vaksin
aluminum (vaksin DPT). Kekuatan vaksin pertusis diassal,da- dalam pengaturan insulin.
lam tikus dengan uji proteksi-tantangan intraserebral, suatu Amat jarang (dengan dosis 1:140.000) vaksin perrusis da-
standar yang telbukti berkorelasi dengan kemanjuran protektif pat dihubungkan dengan penyakit neurologis akut pada anak
vaksin pada manusia. Kekuatan vaksin diwujudkan pada unit yang sebelumnya normal. Kejadian berat yang merugikan se-
kekeruhan (uga standar keamanan) aiau unit protektif. Prepa- perti kematian, ensefalopati, mulai gangguan kejang, perkem-
rat Amerika Serikat berisi 4-12 unit protektif dan tidak lebih bangan lambat, atau masalah belajar atau perilaku, telah ter--
dari 16 unit kekerul.ran per 0,5 mL dosis. Kemanjuran vaksin jadi pada individu yang berkaitan secara ternporal dengan
sel utuh bervariasi menurut definisi kasus dari 64Vo untukba imunisasi pertusis atau diduga keras ada hubungan sebab aki,
tuk ringan, sarnpai 81% untuk batuk paroksismal, dan sampai bat. Lima penelitian epidemiologr utama telah memeriksa
95% untuk penyakit klinis berat. Kornposisi preparat yang di- risiko neurologis akibat imunisasi pertusis. Kematian bayi
gunakan, tingkat kecocokan antal'a lipe-tipe aglutinogen dalam mendadak (stLddert infant death = SIDS) dan spasme infantil
vaksin dan stlain tantangan, tipe pajanan, waktu sesudah imu- ditemukan tidak terkait sementara atau tidak terkait sebah aki-
nisasi, dan kebutuhan untuk konf irmasi biakan kasus semua bat. Analisis dan ieanalisis oleh tujul-r kornisi besar tidak rnen-
182 | Infeksi Salmonella 965

dapatkan informasi yang cukup untuk mendapatkan hubungan Gale JL, Thapa PB, Wassilak SGF, et al: Risk of serious acule neurological
illness after immunization with diphtheria-tetanus-peftussis vaccine: A
sebab-akibat antara DTP dan gangguan neurologis kronis. Per-
populationbased case-control study. JAMA 21 1:31, 1994.
timbangan manfaat lawan risiko vaksin seluruh sel telah ber- Halperin SA, Bortolussi R, Maclean D, et al: Persistence of pertussis in an
ulang-ulang menyimpulkan setuju meneruskan penggunaannya. immunized populations: Results of the Nova Scotia Enhanced Pertussis
Vaksin Aseluler. Komponen vaksin pertusis asbluler yang Surveillance Program. J Pediatr 1989; I I 5:686, 1989.
Hewlett EL: Brtrdetella species. In: Mandell GL, Douglas RG Jr. Bennett JE
dimurnikan (aP), pada mulanya berkembang di Jepang, adalah (eds): Principles and Practice of Infectious Diseases, 3rd ed. New Yord,
imunogenik dan disertai dengan kejadian kurang merugikan Churchill Livingstone, 1990, pp 1756-1762.
bila dibandingkan dengan DTP. Vaksin yang disediakan oleh Howson CP, Fineberg HV: Adverse events following pertussis and rubella
enam pabrik telah digunakan secara luas di Jepang sejak tahun vaccines: Summary of a report of the Institute of Medicine. JAMA
267:392.1992.
1981, dan penggunaannya telah mengendalikan pertusis. Trial
Long SS, Welkon CJ, Clark JL: Widespread silent transmission of pefiussis
kemanjuran kendali-piasebo, acak (tetapi bukan kendali-DTP) in families: Antibody conelates of infecrion and synptomatology. J Infect
dua vaksin pertusis aseluler (dikembangkan oieh Institut Kese- Dis 161:480. 1990.
hatan Jepang dan dilakukan di Swedia selama tahun 1986 dan Mink CAM, Sirota NM, Nugent S: Outbreak of pertussis in a fully irnrr.ru-
nized adolescent and adult population. Arch Pediatr Adolesc Med 148:153,
tahun 1987 dibawah sponsor Amerika Serikat) menunjukkan
1994.
kemanjuran vaksin aseluler ini sedikit kurang dibanding secara Onorato IM, Wassilak SG, Meade B: Efficacy of rvhole-cell pefiussis vaccine
historis dengan vaksin pertusis seluruh sel yang digunakan di in preschool children in the United Srates. JAMA 261:2i45, 1992. preston
Amerika Serikat. Reaktogenisitas vaksin aseluler yang lebih NW: Pertussis vaccination: Neither panic_ nor complacency. Lancet-
344:491 , 1994.
rendah dan imunogenisitas yang baik pada anak Amerika yang
Sutter RW, Cochi SL: Pertussis hospitalizations and mortality in the United
baru belajar jalan, digabung dengan bukti kemanjuran pada States, 1985-1988: Evaluation of the completeness of national repofiing.
pemajanan-rumah tangga dan penelitian berdasar populasi dari JAMA267:386, 1992.
Jepang, menyebabkan keluarnya lisensi Amerika Serikat (ta-
hun 1991 dan tahun 1992) pada DTaP untuk penggunaan pada
anak umur 15 bulan atau lebih tua sebagai dosis ke-4 danlatau
ke-5 seri DTP yang dianjurkan. Vaksin ini ditoleransi dengan
baik, dan penggunaannya disertai dengan lebih sedikit reaksi
lokal yang lazim dan gejala-gejala sistemik, demam dan ke-
t Bes lB2
jang demam. Apakah kejadian buruk, jarang, yang lebih se-
rius, akibat DTP akan kurang sering terjadi sesudah DTaP be-
Infeksi Salmonella
lum diketahui.
Imunogenisitas dan reaktogenisitas rendah dari 13 calon Shai Ashkenuzi dan Thomas G. Cleary
vaksin aseluler, yang diproduksi secara multinasional, dan me-
ngandung berbagai TP, FHA, PRN, FIM2, FIM3 telah ter- Infeksi Salmonella terjadi di seluruh dunia. Gastroenteritis
dokumentasi. Trial kemanjuran untuk imunisasi primer sedang akut, tanda yang paling sering, biasanya sembuh sendiri, wa-
berlangsung di beberapa negara. Pengalaman penggunaan vak- laupun bakteremia dan infeksi ekstraintestinal setempat mung-
sin aseluler sedang bertumpuk juga pada orang dewasa. kin terjadi, terutama pada penderita dengan gangguan imun.
Lisensi satu DTaP atau lebih di Amerika Serikat untuk imu- Kelompok terakhir menjadi lebih penting dan kompleks kare-
nisasi primer menunggu hasil trial ini. Di negara dimana pertu- na semakin bertambahnya jumlah anak yang terganggu imun
sis telah terkendali sebagian, pengurangan kasus lebih lanjut karena sindrom imunodefisiensi didapat (AIDS), transplan or-
akan memerlukan penerapan dosis booster vaksin pertusis se- gan, atau kemoterapi. Demam enterik, penyakit sistemik berat
lama hidup. khas disebabkan oleh Salmonella typhi, ditemukan terutama di
negara yang sedang berkembang, lelapt SalmoneLlct tni dapat
ditemukan dimana-mana karena perjalanan internasional.
Amedcan Academy of Pediatrics: Pertussis. /n. Peter G (ed): 1994 Red Book: ETIOLOGI. Salmonella adalah genus yang termasuk famili
Report of the Comnittee on Infectious Disease, 23rd ed. Elk Grove Village,
Enterobakteriasiae dan berisi tiga spesies: S. typhi, S. chole-
IL, American Academy of Pediatrics, 1994, pp 355-367.
Binkin NJ, Salmaso S, Tozzi AE, et al: Epidemiology of pertussis in a devel- raesuis dan S. enteritidis. Dua spesies pertama masing-masing
oped country with low vaccination coverage: The Italian experience. Pedi- mempunyai satu serotip, tetapi S. enteritidis berisi lebih dari
atr Infect DisJ I 1:653. 1992. 1800 serotip yang berbeda. Agar tidak repot, serotip kadang-
Centers for Disease Control: Diphtheria, tetanus, and perlussis: Recommenda-
kadang secara artifisial dfuentifikasi seakan-akan mereka spe-
tions for vaccine use and other preventive measures. MMWR 40:1, 1991.
Centers for Disease Control: Resurgence of pe(ussis-United States, i993. siesSalmonella (misal, S. typhimu rium).
MMWR 42:952. 1993. Salmcinella adalah motil, tidak membentuk spora, tidak
Cherry JD: Acellular pertussis vaccines-a solution to the pe(ussis problem. J berkapsul, batang gram-negatif. Kebanyakan strain meragi
Infect Dis 168:21, 1993.
glukosa, manosa, dan manitol untuk menghasilkan asam dan
Christie CDC, Marx ML, Marchant CD, et al: The 1993 epidemic of pertussis
in Cincinnati: Resurgence of disease in a highly immunized population of gas, tetapi mereka tidak meragi laktosa atau sule'osa. S. typhi
children. N Engl J Med 331:16, 1994. tidak menghasilkan gas. Organisme Salmonella tumbuh seca-
Edwards KM: Acellular pertussis vaccines: A solution _ to the pertussis ra aerobik dan mampu tumbuh secara anaerobik fakultatif.
problern? J Infect Dis 168:15, 1993.
Edwards KM, Decker MD, Graham BS. et al: Adult imrnunization with acel-
Mereka resisten terhadap banyak agen fisik tetapi dapat
lular pertussis vaccine. JAMA 269:53, 1993. dibunuh dengan pemanasan sampai 130oF (54,4oC) selama 1

Farizo KM, Cochi SL, Zell ER, et al: Epidemiologic features of pertussis in jam atau 140oF(60oC) selama 15 menit. Mereka terap dapar
the United States, 1980-1989. Clin Infect Dis l4:708. 1992. hidup pada suhu sekeliling atau suhu yang rendah selama be-
966 BAGIAN XVII t Penyakit lnfeksi

berapa hari dan dapat bertahan hidup selama benninggu- ring ditemukan di Amerika Serikat termasuk S. typhimuriunt,
minggu dalam sampah, bahan makanan kering, agen farma- S. enteritidis, S. heidelberg dan S. newport.
keutika dan bahan tinja. Seperti anggota lain Enterobakte- Reservoir utama salmonellae nontifoid adalah binatang
riaseae, SaLnutnella memiliki anti-{en somatik O dan antigen yang terinfeksi, yang merupakan sumber utama penyakit ma-
flagella H. Antigen O adalah komponen lipopolisakarida din- nusia. Binatang yang terinfeksi sering tidak bergejala. Orga-
ding sel stabil panas; antigen H adalah protein labil panas yang nisme Salmonella telah diisolasi dari banyak binatung, tenna-
dapat muncul pada fase 1 atau 2. Skema Kauffmann-White suk unggas (yaitu ayam, kalkun, bebek), kambing, sapi, babi,
biasa digunakan untuk rnengklasifikasi serotip salmonellae binatang rumah dan burung. Perpindahan dari binatang ke bi-
yang didasarkan pada antigen O dan H. Penggolongan serotip natang dapat terjadi. Binatang yang makan makanan yang mc-
penting secara klinis karena selotip tertentu cenderung untuk ngandung ikan atau tulang yang terkontaminasi dengan
disertai dengan sindrom klinis spesifik dan karena deteksi se- salmonella merupakan sumber penting infeksi untuk binatang.
rotip yang tidak biasa kadang-kadang secara epidemiologi ber- Lagipula, kadar subterapeutik antibiotik sering ditarnbahkan
guna. Antigen lain adalah polisakarida kapsul virulen (Vi) ada pada makanan binatang. Praktek-praktek demikian menambal'r
pada S. b,phi danjarang ditemukan pada strain S. parathyphi C munculnya bakteria resisten-antibiotik, termasuk SolntoneLla,
(5. hirschfeldii). dalam flora usus binatang. Selama penyembelihzrn, organisme
Skema klasifikasi didasarkan pada reaksi biokimia atau se- usus ini dapat mengkontaminasi daging, yang selanjutnya di-
rologis. Tehnologi molekuler telah memungkinkan klasifikasi makan oleh manusia. Data memberi kesan bzihwe pemajlnan
pada tingkat gena. Hibridisasi DNA telah membuktikan bahwa antibiotik binatang dapat menyebabkan infeksi Salnnnellct
organisme Salmonella sangat terkait secara genetik sebagai resisten-antibiotik pada manusi a.
satu spesies dengan enam subkelompok; kebanyakan isolat Penelitian wabah telah memungkinkan pengunpulan ba-
yang menyebabkan penyakit manusia atau binatang termasuk nyak data mengenai sumber salmonellosis manusia. Unggas
subkelompok 1. dan produk-produk unggas (terutama telur) menyebabkan sc-
kitar setengah dari sumber wabah yang lazim. Makanan yang
mengandung telur mentah atau setengah matang (misal salad
1 82. 1 S almonello sis I,,l ontifoid Caesar, roti dimasukkan telur, rninuman telur kopyok buatan
sendiri) khusus penting. Infeksi scLlntonella pada ayam me-
EP|DEMIOLOG|. Sekitar 50.000 kasus salmonellosis yang nambah risiko untuk kontarninasi telur. Salmonellae dapat
terbukti dengan biakan, rnendekati 98Vo darinya disebabkan mengkontaminasi permukaan kulit, menembus telur', atau di-
oleh salmonella nontifoid, yang dilaporkan setiap tahun di pindahkan dari infeksi ovarium secara langsung ke kuning te-
Amerika Serikat. Karena biakan dan pelaporan tidak sempur- lur. Serotip SalntonellcL telah diisolasi pada sebanyak 50ol,:
na, jumlah kasus yang sebenarnya diperkirakan sekitar 1-5 juta unggasJ 16% dagingbabi, 5Vo daging sapi, dan 407o produk te-
pertahun. Gambaran ini lebih tinggi daripada gambaran tahun lur didinginkan yang dijual pada toko eceran. Daging tcrurarnl
1970 dan mungkin terkait dengan parktek-praktek moderen daging sapi dan babi, menyebabkan sekitar l3alo ledakan sc-
produksi makanan besar-besaran, yang menambah kemung- rangan dan susu mentah serta tepung susu dan produk-produk
kinan salmonellosis epidemik. Sekitar setengah dari kasus perusahaan susu adalah sumber sekitar 57o ledakan. Ledakan
yang dilaporkan ter.jadi pada orang-orang sebelum umur 20 ta- serangan terkait produk makanan sering disebabkan oleh pera-
hun dan sepertiga terjadi pada anak umur 4 tahun atau lebih latan yang terkontaminasi dalam tempat-tempat pemprosesan
muda; angka isolasi tertinggi adalah pada bayi sebelum umur 1 atau pedagang makanan yang terinf'eksi. Binatang kesayangan,
tahun. Infeksi SalmonelLa nontifoid tersebar di seluruh dunia, terutama kura-kura menyebabkan sekitar 3Vo ledakan serangzln.
dengan insiden terkait pada air yang dapat diminum, pem- Jumlah bakteri yang diperkirakan harus ditelan agar me-
buangan sampah dan praktek-praktek persiapan makanan. nimbulkan penyakit bergejala pada orang dewasa sehat adalah
Infeksi Salmonella terjadi dengan frekuensi tertinggi l0o-105 organisme Saltnonella. Pada bayi dan pada orang de-
dibulan-bulan panas, Juli sampai November di Amerika Seri- ngan keadaan-keadaan tertentu yang mendasari, besarnya ino-
kat. Walaupun kebanyakan kasus salmonellosis nontifoid yang kulum yang dapat menimbulkan penyakit lebih kecil. Karena
dilaporkan terjadi secara sporadik, ledakan serangan terdoku- ukuran inokulum infeksi salmonella relatif tinggi, penelanan
mentasi dengan baik, biasanya karena disebarkan makanan makanan yang terkontaminasi, dimana organisme dapat mern-
(yaitu "keracunan makanan"). Setiap tahun, sekitar -500 leda- perbanyak diri merupakan sumber utama infeksi manusia. Ti-
kan serangan Salmonella yang disebarkan makanan dilapor- dak seperti S. typhi, infeksi dengan salmonella nontifoid oleh
kan, mewakili diatas 50% semua ledakan serangan gastroen- air yang terkontaminasi jarang. Karena dosis penginfeksi ting-
teritis dengan penyebab bakteri yang terdokumentasi. Bebera- gi, penularan dari orang ke.orang dengan penyebaran fekal-
pa dari ledakan serangan Salmonella tersebar antar negara oral tidak biasa tetapi dapat terjadi, terutama pada anak kecil
bagian atau bahkan internasional
-
dan mengenai beribu-ribu (muda) yang belum dilatih membersihkan dubur (cebok; dan
- serangan telah membaik
individu. Perbaikan rekaman ledakan tidak membiasakan higiene yang tepat. Penularan perinatal se-
bersama dengan perkembangan teknik epidemiologi moleku- lama persalinan per vagina telah dilaporkan.
ler, seperti analisis plasmid dan digesti endonukleosis gena Infeksi nosokomial telah dikaitkan dengan peralatan medik
kromosom untuk pengenalan perbedaan kecil dalam struktur (terutama endoskopi) dan preparat diagnostik atau farmakolo-
kromosom. Hal ini dapat "membekasi" suatu klon tertentu dan gis, terutama bahan-bahan yang berasal dari binatang (misal,
terutama berguna pada rekaman ledakan serangan yang dise- ekstrak pankreas, ekstrak pituitaria, garam empedu, pepsin,
babkan oleh serotip yang lazim. Serotip Salmonella paling se- gelatin, vitamin, cat karmin). Penularan nosokomial yang dise-
182 . Infeksi salmonella 967

barkan makanan juga mungkin. Penderita yang dirawat inap lokasi sitoplasmik endosom yang terinfeksi ke memblana ba-
menambah risiko infeksi ScLlnton.ella berat dan terkomplikasi. salis epitel, dan melepaskan salmonella dalam lamina propria.
Penularan intravenosa dengan transfusi trombosit telah dila- Peran sitotoksin, yang dihasilkan oleh kebanyakan salmonella.
porkan. belum pasti. Penembusan biasanya terjadi tanpa penghanculan
Sesudah inf'eksi. salmonella nontifoid diekskesi dalam sel epitei, dan ulkus tidak terjadi.
tinja selama median 5 minggu. Pada anak kecil (muda) dan Enterotoksin seperti kolera, labil panas, dihasilkan oleh be-
pada individu dengan infeksi bergejala, masa ekskresi lebih berapa isol,at Salmonella. Toksin ini dan prostaglandin yang
lama. Pengidap (carrier) organisme Salmonella yang lama ja- dihasilkan secara lokal menambah kadar adenosin monofbsfat
ran,e pada anak sehattetapi telah dilaporkan pada mereka yang siklik dalam kripta usus, menyebabkan aliran keluar elektlolit
dengan dasar defisiensi irnun. Selama periode ekskresi Sctlmo- dan air ke dalarn lumen usus. Kode gena untuk pellekatan sel
nella, indivtdu tersebut dapat menginf'eksi yang lain, secara epitel, invasi sel epitel, enterotoksin scpcrti toksin-kolera,
langsung dengan lute fekal-oral atau secara tidak langsung de- menyebar keluar lempeng Peyer ke limfonodi mesentelika.
ngan makanan yang terkontaminasi. Jika satu anggota rumah pertumbuhan intraseluler dalam hati dan limpa, bertahan hidup
tangga terinfeksi, kemungkinan bahwa yang iain akan juga ter- dalam makrofag, resisten selum, dan resisten komplemen. Be-
infeksi adalah sekitar 60Vo. berapa dari sifat ini dimiliki bersama oleh semua salmonella,
PATOLOGI, Enterokolitis adalah gangguan khas yang dise- tetapi yang lain dibatasi serotip. Sifat virulen ini telah dilentu-
babkan oleh infeksi Salmon.ella nontifoid. Tanda-tandanya me- kan dalam biakan jaringan dan model tikus; adalah mungkin
liputi radang dan edema mukosa difus, kadang-kadang dengan bahwa tanda klinis infeksi Salnrcnella manusia akhirnya akan
erosi dan mikroabses. Walaupun organisme Salmonella mam- terkait pada rangkaian DNA spesifik.
pu menembus mukosa usus, penghancuran sel epitel mukosa Pada kebanyakan salmonellosis nontifoid terkait diare. in-
maupun produksi ulkus biasanya tidak ditcmukan. Radang feksi tidak meluas keluar larnina propria dan limfatik lokal. S.
usus, dengan leukosit polimorfonuklear dan makrofag, biasa- dublin dan S. choleraesuis dengan cepat menginvasi aliran da-
nya melibatkan lamina propia. Jaringan limfoid usus yang rah dengan sedikit keterlibatan usus atau tidak samasekali.
mendasari dan limfonodi mesenterika membesar dan dapat ter- Gena virulens spesifik dihubungkan dengan kemampuan me-
jadi daerah nekrosis kecil. Hipertrofi limfoid demikian dapat nyebabkan bakteremia. Gena ini ditemukan sangat lebih sering
menyebabkan gangguan pada pasokan darah pada mukosa pada strain S. 4,phimurium yang diisolasi dari darah daripada
usus. Hiperplasia sistem retikuloendotelial ditemukan juga da- yang dari tinja manusia. Namun, bakteremia secara teoritis
lam hati dan limpa. Jika terjadi bakteremia, ia dapat menye- mungkin dengan setiap strain Salntonella, terutama pada indi-
babkan infeksi setempat dan pernanahan (dengan respons vidu dengan pertahanan hospes yang menurun. Respons imun
leukosit polimorfbnuklear) pada hampir setiap olgan. retikuloendotelial atau imun seluler yang tergang_uu penting.
PATOGENESIS. Perkembangan penyakit sesudah infeksi Anak-anak dengan penyakit granulomatosis kronis, gangguon
dengan Salmonella tergantung pada jumlah organisme pengin- sel darah putih lain, dan AIDS, rcsikonya bertambah. Anak-
feksi, pada sifat virulensinya, dan pada beberapa faktor pertal anak dengan penyakit sel sabit cenderung menderita septike-
hanan hospes. Penelanan organisme Salmonella mencapai mra SalmonelLa dan osteomielitis. Banyakny.a daerah inlark
lambung, dimana keasaman lambung merupakan perintang dalam saluran pencernaan, tulang, dan sistem retikuloendote-
protektif pertama. Keasaman lambung menghambat multi- lial pada mulanya dapat memungkinkan organisme masuk le-
plikasi salmonellae, dan bila pH lambung mencapai 2,0, keba- bih besar ke sirkulasi dan usus dan kemudian menyediaketn
nyakan organisme dengan cepat terbunuh. Aklorhidria, obat- lingkungan optimal untuk berlokalisasi. Kemampuan fagositik
obat yang berperan buffer, pengosongan lambung yang cepat dan opsonisasi penderita yang menurun pada penyakit sel sabit
sesudah gastrektomi atau gastroenterostomi, dan inokulum be- juga turut menyebabkan naiknya frekuensi inf'eksi.
sar memungkinkan organisme dapat hidup sampai mencapai Infeksi klonis dihubungkan dengan kolelitiasis, keterli-
usus halus. Neonatus dan bayi muda yang rnenderita hipoklor- batan hepatosplenik Schistosonn ntctnsoni, dan int'eksi Sc/zis-
hidria dan pengosongan lambung yang cepat, ikut menyebab- tosoma hematobium saluran kencing. Inf'eksi setempat lebih
kan kenaikan kerentanannya terl.radap salmonellosis bergejala. sering pada daerah dengan pertahanan lokal terganggu (misal,
Karena waktu transit melalui lambung lebih cepat pada mi- efusi, tumor, hematoma).
numan daripada makanan, lebih sedikit inokulum dapat me- MANIFESTASI KLlNlS. Beberapa sindrom klinis tersendiri
nyebabkan penyakit pada infeksi yang disebarkan air. dapat terjadi pada anak yang terinfeksi dengan Saltnurtelltr
. Pada usus halus dan besar, salmonella harus bersaing de- nontifoid, tergantung pada faktor hospes dan serotip spesifik
ngan flora bakteri normal untuk memperbanyak diri dan me- yang terlibat.
nyebabkan penyakit sebelum terapi antibiotik mengganggu Gastroenteritis Akut. Ini adalah tanda klinis yeng palin-e
hubungan kompetitif ini. Penurunan mobilitas usus karena pe- sering. Sesudah masa inkubasi 6-72 jam (rata-rata 24 jam),
nyebab anatomi atau obat-obatan menambah waktu kontak sal- mendadak mulai mual, muntah, dan kejang perut yang nyeri
monella yang tertelan dengan mukosa dan berkemungkinan terutama di daerah periumbilikalis dan kuadran kanan bawah,
penyakit bergejala. Sesudah multiplikasi dalam lumen, organ- disertai dengan diare air yang berat dan kadang-kadang oleh
isme menembus mukosa, khas pada bagian distal ileum dan diare disentri, berisi darah dan lendir. Demam sedang 101-
bagian proksimal kolon, dengan lokalisasi berikutnya dalam 102oF (38,5-39oC) mengenai sekitar 10Vo penderita. Pada be-
lempeng Qtcttches) Peyer. Proses penembusan meliputi per- berapa anak terjadi penyakit berat dengan demam tinggi. nyc-r'i
lekatan spesifik pada permukaan lumen sel epitel, internalisasi kepala, mengantuk, bingung, meningismus, kejang-kejang.
ke dalam sel oleh endositosis yang diperantarai reseptor, trans- dan perut kembung. Pemeriksaan perut menunjukkan beberapa
968 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

TABEL 182.1. Keadaan-keadaan yang Menambah Risiko Baktere- Iama atau berulang juga ditemukan pada penderita dengan
mia Salmonella Selama Gastroenteritis S almonella skistosomiasis. Anemia hemolitik, malaria, dan bartonellosis
disertai dengan kenaikan risiko bakteremia, agaknya karena
disfungsi sistem retikuloendotelial. Pada kehamilan, septike-
mia Salmonella dan kehilangan janin telah dilaporkan. S. 4,-
phimurium adalah serotip yang paling sering menyebabkan
bakteremia Salmonella di Amerika Serikat.
Infeksi Ekstraintestinal Setempat. Sesudah salmonella
telah masuk aliran darah, mereka mempunyai kemampuan
unik untuk metastasis dan menyebabkan infeksi supuratif se-
tempat pada hampir semua organ (Tabel 182-2). Tempat ke-
lainan yang ada sebelumnya khas terlibat. Infeksi setempat
yang paling sering melibatkan sistem skeleton, meningen, dan
tempat-tempat intravaskuler. S almone lla merupakan penyebab
penting osteomielitis pada anak dengan penyakit sel sabit. Os-
teomielitis Salmonella dan artritis supuratif juga terjadi pada
tempat-tempat trauma sebelumnya atau prostesis skeleton. Ar-
tritis reaktif dapat menyertai gastroent erilis Salmone lla, biasa-
nya pada anak dengan antigen HLA-821 . Meningitis terutama
rasa nyeri. Tinja, yang biasanya tidak berdarah, khas berisi cu- muncul pada bayi. Penderita biasanya datang dengan sedikit
kup banyak leukosit polimorfonuklear dan darah tersembunyi. atau tidak demam dan gejala-gejala minimal, tetapi kemundu-
Leukositosis ringan dapat terdeteksi. Gejala-gejala mengurang ran yang cepat, angka mortalitas yang tinggi (- 50Vo), dan
dalarn2-l hari pada anak sehat, kematian jarang. sekuele neurologis terjadi walaupun dengan terapi antibiotik
yang tepat. Meningitis Salmonella terjadi juga pada penderita
Pada kelompok risiko tinggi tertentu, perjalanan gastroen- dengan AIDS, padanya angka mortalitas lebih dari 50V0, dan
teritis Salmonella berbeda. Neonatus, bayi kecil (muda) dan dapat terjadi relaps serta abses otak. Bak(eremia menetap
anak dengan defisiensi imun primer atau sekunder dapat mem- memberi kesan endokarditis, arteritis, atau aneurisma terin-
punyai gejala menetap selama beberapa minggu. Pada penderi- feksi. Serotip yang paling banyak menyebabkan infeksi ek-
ta dengan AIDS, infeksi dapat menjadi tersebar dan straintestinal setempat adalah S. typhimurium dan S. cho-
berlebihan, menyebabkan keterlibatan multisistem, syok sep- leraesuis.
tik, dan kematian. Pada penderita dengan penyakit radang Infeksi Tidak Bergejala. Ekskresi tinja salmonellae tidak
usus, terutama kolitis ulseratif aktif, gastroenteritis Salmonella
bergejala pascainfeksi dengan organisme ini telah tercatar,
dapat menyebabkan invasi usus dengan perkembangan cepat
misalnya sebagai bagian dari pengamatan ledakan serangan.
megakolon toksik, toksisitas sistemik, dan kematian. Penderita
Insiden yang tepat belum jelas. Sesudah penyembuhan klinis
dengan skistosomiasis telah menaikkan kerentanannya terha-
dari gastroenteritis SaLmonella, ekskresi tinja salmonellae ti-
dap salmonellosis dan rnenunjukkan infeksi terus-menerus
dak bergejala terjadi selama beberapa minggu. Keadaan pengi-
kecuali kalau skistosomiasisnya juga diobati. Organisme Sal-
dap kronis didefinisikan sebagai ekskresi organisme Sal-
monella mampu memperbanyak diri dalam skistosoma, di-
monella tidak bergejala selama lebih dari I tahun. Walaupun
mana mereka terlindung dari antibiotik.
keadaan pengidap terjadi sesudah salmonellosis nontifoid,
Bakteremia. Bakteremia sementara selama gastroenteritis
pengidap ini jarang (< 1%), dan ia berkembang terutama pada
Salmonella nontifoid diduga terjadi pada l-5Vo penderita. Insi-
penderita dengan penyakit saluran empedu. Satu-satunya arti
den yang tepat belum jelas, karena bahan darah sering tidak
ekskresi Salmonella nontifoid tinja tidak bergejala adalah ke-
diambil dari penderita dengan gastroenteritis SalmoneLla, teru-
mungkinan penularan infeksi pada individu lain.
tama mereka yang tidak dirawat inap, dan karena kebanyakan
penelitian retrospektif. Bakteremia Salmonella disertai dengan DIAGNOSIS. Diagnosis pasti berbagai sindrom klinis masih
demam, menggigil, dan sering dengan gambaran toksik. Na- didasarkan pada biakan dan identifikasi organisme SalmoneLla
mun, bakteremia telah didokumentasi pada anak yang tidak berikutnya. Pada anak dengan gastroenteritis, biakan tinja
demam, nampak sehat, terutama neonatus. Bakteremia lama mempunyai hasil yang lebih tinggi daripada pulasan rektum.
atau sebentar-sebentar disertai dengan demam ringan, anorek- Pada penderita dengan tempat-tempat pernanahan lokal, spe-
sia, kehilangan berat badan, diaforesis dan mialgia. Anak-anak simen aspirasi harus digunakan untuk pewarnaan Gram dan
dengan keadaan dasar tertentu yang menderita gastroenteritis biakan. Organisme Salmonella tumbuh baik pada media non-
Salmonella menambah risiko bakteremia (Tabel 182-1), yang selektif dan media yang diperkaya, seperti agar darah, agar
dapat menyebabkan infeksi ekstraintestinal. Septikemia Sal- coklat, atau kaldu nutrien. Secara normal cairan tubuh steril
monella berulang merupakan salah satu kriteria untuk diagno- (misal, cairan serebrospinal, cairan sendi, urin) dapat dibiak-
sis AIDS menurut definisi kasus Pusat Pengendalian dan kan pada salah satu dari media-media ini. Untuk spesimen-
Pencegahan Penyakit (PPP). Pada penderita ini, septikemia spesimen yang secara normal mengandung flora bakteri
berulang muncul walaupun dengan terapi antibiotik, seringkali (misal, tinja), media selektif, seperti agar MacConkey, XLD,
dengan biakan tinja untuk Salmonella negatif dan kadang- agar bismuth sulfit (BBL) atau Sttlmonella-shigella (SS), yang
kadang tanpa fokus infeksi yang dapat dikenali. Bakteremia menghambat pertumbuhan flora normal, harus digunakan.
182 . lnfeksi Salmonella 969

SaLmoneLIa Ekstraintestinal

AIDS = sindront inturutdefisiensi didapat (actluired intntutodeficienty syndronte)

Beberapa metode telah dikembangkan untuk menjawab ke- dirawat inap, tindakan pencegahan enterik harus digunakan
butuhan diagnosis cepat. Dua uji, yang didasarkan pada agluti- selama sakit. Individu dengan ekskresi strain Salmonella ber-
nasi lateks dan fluoresens, secara dagang tersedia untuk gejala atau tidak bergejala harus dibebaskan dari aktivitas
diagnosis cepat koloni Salntonella yang sedang tumbuh dalam yang melibatkan persiapan makanan atau perawatan anak sam-
biakan tinja kaldu atau plat media yang diperkaya. Pengalam- pai biakan tinja berulang negatif. Promosi ASI dapat men,qu-
an klinis terbatas. Pilihan lain, fragmen kromosom yang unik rangi infeksi, terutama di masyarakat yang sedang berkem,
pada genus SaLmonella telah digunakan sebagai probe DNA bang.
untuk mendeteksi spesies Salmonella. Metode ini masih eks- Pengendalian penularan infeksi Salmonella telhadap ma-
perimental dan perlu evaluasi dengan spesimen klinis. Assay nusia memerlukan pengendalian infeksi pada reservoir bina-
serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap S. typhimurium tang, penggunaan antibiotik yang bijaksana pada perusahaan
dan S. enteritidis telah dilaporkan, tetapi penggunaan klinis susu dan peternakan, pencegahan kontaminasi bahan makanan
masih belum jelas. yang disiapkan dari binatang, dan penggunaan standar yang re-
DIAGNOSIS BANDING. Gastroenteritis Salmonella harus di- pat dalam pemprosesan makanan dalam dapur restauran dan
bedakan dari penyebab diare bakteri lain, virus dan parasit. dapur pribadi. Kapanpun melakukan pemasakan. tidak me-
Tanda diare radang dengan demam sedang terutama harus Ci- manasi makanan sampai 150oF (65,5oC) selama lebih dari l2
bedakan dari infeksi Shigella, Eschericia coli enteroinvasii menit, salmonellosis dapat ditularkan. Karena ledakan seran-q-
Yersinia enterocolitica dan Clostridium dfficile. Infeksi rota- an besar sering terkait dengan produksi makanan besar-be-
virus pada bayi dapat menyerupai enterokolitis Salmonella. saran, harus diketahui bahwa kontaminasi hanya satu potong
Diagnosis etiologi atas dasar gambaran klinis tidak mungkin. mesin yang digunakan dalam pemprosesan makanan dapat
Data epidemiologis mungkin membantu. Jika sakit dan nyeri menyebabkan ledakan serangan; pembersihan peralatan yang
abdomen berat, appendisitis, viskus perforata, dan kolitis teliti sangat penting. Tidak tersedia vaksin terhadap infeksr
ulseratif merupakan pertimbangan yang pantas pada diagnosis Salmonella nontifoid.
banding. PENGOBATAN. Terapi yang tepat tergantung tanda klinis
PENCEGAHAN. Air yang diklorinasi, sistem sanitasi yang spesifik infeksi Salmonella. Penilaian status hidrasi, koreksi
tepat, dan praktek-praktek higiene makanan yang cukup diper- dehidrasi dan gangguan elektrolit, dan perawatan suportif (li-
lukan untuk mencegah salmonellosis nontifoid pada manusia. hat Bab 60) merupakan segi yang paling penting dari pengelo-
Cuci tangan sangat penting dalam mengendalikan penularan laan gastroenterilis Salmonellct pada anak. Agen antimotilitas
orang ke orang dengan melalui makanan. Pada penderita yang memperpanjang waktu transit usus dan diduga menaikkan
970 BAGIAN XVII 1 Penyakit lnfeksi

risiko invasi; mereka tidak boleh digunakan bila dicur-igai sal-


182.2. Demam Enterik
monellosis. Pada penderita dengan gastroenteritis, agen anti-
mikroba tidak mernperpendek perjalanan klinis, maupun me- Demam enterik adalah sindrom klinis sistemik yang diha-
reka tidak melenyapkan ekskresi Salntonella tinja. Dengan silkan oleh organisme Salmonella tertentu. Istilah ini menca-
menekan flora intestinal normal, agen antimikloba dapat mem-
kup istilah demam yang disebabkan oleh S. typhi, dan demam
perpanjang ekskr-esi Salmonella dan menaikkan risiko mencip-
paratifoid, yang disebabkan oleh S. para\phi A, S. schort
takan status pengidap kronis. Karenanya, antibiotik tidak ter- muelleri (dahulu S. paratyphi B) S. hirsclfelrlll (dahulu S.
indikasi secara rutin dalam menangani gastroenteritrs salmo- paratyphi C), dan kadang-kadang serotip SalmoneLlcL lain. De-
nella. Mereka harus digunakan pada bayi muda dan anak lain mam tifoid, jenis demam tifoid yang paling sering dan dipela-
yang menaikkan risiko penyakit tersebar (lihat Tabel 182-1) jari paling baik, cenderung untuk menjadi iebih berat dadpada
dan pada mereka dengan perjalanan berat atau berlarut-larut.
bentuk-bentuk yang lain.
Anak dengan bakteremia atau infeksi Salmonella ekstra- EPlDEM|0LOG|. Insiden, cara penyebaran, dan konsekuensi
intestinal setempat harus mendapat terapi antimikroba. Am- demam enterik sangat berbeda di negara maju dan yang se-
pisilin (200 mg/kglZ4 jam dalam empat dosis terbagi) manjur dang berkembang. Insiden sangat menurun di negara maju. Di
dan digunakan menjadi obat pilihan; trimethoprim-sulfa- Amerika Serikat, sekitar 400.kasus demam tifoid dilaporkan
metoksasol (TMP-SMX; l0-50 rng/kg/24 jam dalam dua dosis
setiap tahun, memberikan insiden tahunan kurang dari 0,2 per
terbagi) dan kloramfenikol (75 mgkg/24jam dalam empat do-
100.000, yang sel'upa dengan insiden tahunan di Eropa Barat
sis terbagi) juga efektif. Karena makin bertambahnya resis- dan Jepang. Di Eropa Selatan insiden tahunan adalah 4,3-14,5
tensi antibiotik strain Salntonella di seluruh dunia, perlu di- per 100.000. Di negara yang sedang berkembang S. ryphi
lakukan uji kerentanan pada isolat manusia. Sekitar 20Vo isolat
sering merupakan isolat Salntonellu yang paling sering, de-
SalmoneLla di Arnerika Serikat resisten terhadap ampisilin.
ngan insiden yang dapat mencapai 500 per 100.000 (0,5%)
Multiresistensi terhadap ampisilin, TMP-SMX, dan kloramfe-
dan angka mortalitas tinggi. Organisasi Kesehatan Sedunia
nikol telah dilaporkan. Sefalosporin generasi-ketiga, Sefotak- (WHO) telah mernperkirakan bahwa 12.5 juta kasus terjadi
sim (150-200 mg/kgll4 jam dalam tiga sampai empat dosis setiap tahun di seluruh dunia (tidak termasuk Cina).
terbagi) atau seftriakson (100 mg/kg/24 jam dalam satu atau
Karena manusia merupakan satursatunya reservoir alamiah
dosis) efektif pada kasus ini, walaupun pengalaman klinis ma-
S. typlti, kontak langsung atau tidak lan_rsung dengan orang
sih terbatas. Quinolon juga efektif, tetapi obat ini tidak disetu- yang terinfeksi (pengidap sakit atau kronis) diperlukan untuk
jui untuk penggunaan pada anak karena kerrungkinan cedera
infeksi. Penelanan makanan atau air yang terkontaminasi de-
pada kartilago yang sedang tumbuh. Pada anak dengan penya-
ngan tinja manusia merupakan cara penularan yang paling
kit berat, pengobatan inisial dengan sefalosporin generasi keti- sering. Ledakan serangan.yang disebarkan air karena sanitasi
ga dianjurkan sampai kerentanan antibiotik diketahui. Sesudah
jelek dan penyebaran fekal-oral karena ditemukan higiene per'-
itu, antibiotik harus diubah sesuai dengan kerentanannya.
sonal jelek, terutama di negara yang sedang berkembang. Ke-
Lama terapi antimikroba adaiah 10-14 hari pada anak de-
rang dan binatang kerang-kerangan lain yang ciitanam di air
ngan bakteremia, 4-6 minggu untuk osteomielitis akut, dan 4
yang terkontaminasi oieh sampah juga rnerupakan sumber in-
minggu selama meningitis. Pada anak dengan proses pernana-
feksi yang tersebar. Di Amerika Serikat. sekiar 657c kasus aki-
han setempat, drainase bedah diperlukan disamping pengobat-
bat dari perjalanan internasional. Perjaianan ke Asia (terutama
an antibiotik. Intervensi bedah sering diperlukan pada inf'eksi
ke India) dan Amerika Tengah atau Selatan (terutama Mck-
salmonella intravaskuler (misal pelbaikan aneurisma, peng-
siko) biasanya terlibat. Secara donrestik demam entcrik dida-
gantian katup) dan pada kasus osteomielitis kronis.
pat paling sering di Amerika Serikat selatan dan barat dan
PROGNOSIS. Penyembuhan sempurna adalah peran pada
biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkon-
anak sehat yang berkembang gastroenteritis Salmonella. Bayt
taminasi oleh individu yang merupakan pengidap kronis.
muda dan penderita dengan gangguan imun sering mempunyai
Penyebaran demam enterik kongenital dapat terjadi rhelalui in-
keterlibatan sistemik, perjalanan penyakit yang 1ama, dan
f'eksi transplasenta dari ibu bakteremia pada janinnya. Perye-
komplikasi. Prognosis jelek pada anak dengan meniirgitis Sal-
baran intrapartum juga mungkin, yang te{adi dengan jalan
monella (-aagka mortalitas 50Vo) atau endokarditis.
fekal-oral dari ibu pengidap.
PATOLOGI. Pada anak yang lebih muda, perubahan mor-
Centers for Disease Control: SalmonelLu surveillance-annual summary. At- fologi infeksi S. typlti kurang mencolok daripada pada anak
lanta, GA, Public Health Services, 1990. yang lebih tua dan dewasa. Hiperplasia lempengan Peyer de-
Cohen JI, Bartlett JA, Corey GP: Extra-inrestinal manifestations of Solmonella ngan neklosis dan pengelupasan epitel yang menutupi, yang
infections. Medicine (Baltimore) 66:349, 1987.
Coldberg MB. Rubin RH: The spectrum of Saltnonella infection. Infect Dis
menimbulkan ulkus, adalah khas. Jaringan mukosa dan lirnl'a-
Clin North Am 2:571. I988. tik saluran usus teradang dan nekrosis berat. Ulserasr me-
Hedberg CW. David MJ, White KE, et al: Role of egg consurrprion in spo- nyembuh tanpa jaringan parut adalah lazim. Striktur clan
radic SulnoneLla enletiti,t and Salntonella 4,phimurium infection in Minne- penyumbatan usus sebenarnya tidak pernah terjadi sesudah de-
sota. J Infect Dis 167:107, 1993.
Isomaki O, Vuento R. Granfors K: Serologic diagnosis of Salmonella infec-
mam tifoid. Dapat terjadi perdarahan. Lesi r-adang kadang-
tions by enzyme immunoassay. Lancet I : 41 I, 1 989.
1
kadang dapat menembus tunika muskularis dan serosa usus
Sperber SJ. Schleupner CJ: Salrnonellosis during infection with human immu- dan menyebabkan perforasi. T imfonodi mesenterika, hati dan
nodeficiency virus. Rev Infect Dis 9:925, 1987. limpa hiperemia dan biasanya menunjukkan daerah nekrosis
St. Geme JW. Hodes HL, Marcy SM, et al: Consensus: Management of Sal-
ntonelkt infection in the first year of life. Pediatr Infect Dis J 7:61 5, I 988.
setempat. Hiperplasia jaringan endotelial dengan prolifer-asi
sel mononuklear merupakan penemuan dominan. Respons
182 t lnfeksi Salmonella 971

mononuklear dapat ditemukan pada sumsum tulang yang di- Anak Usia-Sekolah dan Remaia. Mulainya gejala tersen.r
sertai dengan daerah neklosis fokal. Radang vesika felea ada- bunyi. Gejala awal demam, malaise, anoreksia, nlialgia. nyeri
lah setempat, tidak tetap, dan pertengahan dalam proporsi ter- kepala dan nyeri perut berkembang selan'ra 2-3 hali. Walupun
hadap luasnya multiplikasi bakteri lokal. Bronkitis lazim. Ra- diare berkonsistensi sop kacang mungkin ada selama awal per-
dang juga dapat ditemukan dalam bentuk abses terlokalisasi, jalanan penyakit, konstipasi kemudian menjadi gejala yang le-
pneumonia, artritis septik, osteomielitis, pielonefritis, endoftal- bih mencolok. Mual dan muntah adalah jarang dan memberi
rnitis dan meningitis. kesan komplikasi, terutama jika terjadi pada minggu kedua
atau ketiga. Batuk dan epistaksis mungkin ada. Kelesuan berat
PATOGENESIS. Invasi aliran darah oleh S. typhi atau ka'
dapat terjadi pada beberapa anak. Demam yang terjadi secara
dang-kadang oleh serotip lain diperlukan untuk menghasilkan
bertingkat menjadi tidak turun-turun dan tinggi dalam I
sindrom demam enterik. Ukuran inokulum yang diperlukan
minggu, sering mencapai 40oC (l04oF).
untuk menyebabkan penyakit pada relawan adalah 10-'-10' or-
Selama minggu kedua penyakit, demam tinggi bertahan,
ganisme S. ryphi. Perkiraan ini mungkin lebih tinggi daripada
dan kelelahan, anoreksia, batuk, dan gejala-gejala perut ber-
infeksi yang didapat secara alamiah karena relawan meneian
tambah parah. Penderita tampak sangat sakit, bingung dan
organisme dalam susu; asiditas lambung merupakan penentu
penting kerentanan terhadap salmonella. Sesudah perlekatan lesu. Mengigau dan pingsan (s.tupor) mungkin ada. Tanda-
tanda fisik adalah bradikardia relatif, yang tidak seimbang de-
terhadap miklovilli tepi bersekat ileum, bakteri masuk epitel
ngan tingginya demam. Hepatomegali. splenomegali dan perut
usus, tampaknya melalui lempengan Peyer. Organisme diang-
kembung dengan nyeri difus amat lazim. Pada sekitar' 50ol.
kut ke folikel lin'rfa usus, dimana multiplikasi terjadi dalam sel
penderita dengan demarn enterik, ruam makula atau makulo-
mononuklear. Monosit tidak mampu menghancurkan basili
papular (yaitu bintik rnerah) tampak pada sekitar hari ke 7
pada awal proses penyakit, membawa organisme ini ke dalam
sampai hari ke 10. Lesi biasanya, berciri sendiri, etitcmrtosa,
limfonodi mesenterika. Organisme kemudian mencapai aliran
dan diametei 1-5 mm, lesi agak timbul, dan pada penekanan
darah melalui duktus torasikus, rnenyebabkan bakteremia se-
pucat. Mereka tampak dalam kelornpok 10-15 iesi pada dada
mentera. Organisme yang sedang bersirkulasi mencapai sel re-
bagian bawah dan abdomen dan berakhir 2 alau 3 hari. Pada
tikuloendotelial dalam hati, limpa dan sumsum tulang serta
penyembuhan meninggalkan perubahan warna kulit kecokla-
dapat menumbuhi organ-organ lain. Sesudah proliferasi dalam
tan. Biakan lesi 60Vo menghasilkan organisme Salmonella.
sistem retikuloendotelial, bakteremi kumat. Vesika felea teru-
Ronki dan rales rersebar dapat terdengar pada auskultasi dada.
tama rentan terinfeksi dari aliran darah atau melalui sistem bil-
iaris. Multiplikasi lokal dalam dinding kandung empedu Jika tidak terjadi komplikasi, gejaia-gejala dan tanda-tanda
menghasilkan sejumlah besar salmonella, yang selanjutnya
fisik sedikit demi sedikit sembuh dalam 2-4 minggu, tetapi
malaise dan kelesuan dapat menetap selama 1-2 bulan lagi.
mencapai usus melalui empedu.
Penderita mungkin menjadi kurus pada akhir penyakit. De
Beberapa faktor virulensi agaknya penting. Antigen Vi
mam enterik yang disebabkan oleh SalmonelLa nontifoid bia-
kapsul perrnukaan ditemukan pada kebanyakan S. ryphi dan sanya lebih ringan, dengan lama demam lcbih pendek dan
beberapa serotip lain; ia mengganggu fagositosis dengan men-
angka komplikasi lebih rendah.
cegah pengikatan C3 pada permukaan bakteri dan berkorelasi Bayi dan Anak Muda (< 5 tahun). Demam entelik lelatif ja-
dengan kemampuan invasi. Urut-urutan gena (Via-B) yang rang pada kelompok umur ini. Walaupun sepsis klinis dapat
mengkode Vi, telah ditentukan. Kemampuan organisme berta-
terjadi, penyakit pada saat datang sangat ringan, membuatnya
han hidup dalam maklofag sesudah fagositosis merupakan si- sukar didiagnosis dan mungkin tidak terdiagnosis. Demam ri-
fat virulensi penting yang dikode oleh regulon plto P; ke- ngan dan malaise, salah interpretasi sebagai sindrom virus, di-
mampuan ini mungkin terkait dengan pengaruh metabolik
temukan pada bayi dengan demam tifoid terbukti secara
pada sel hospes. Endotoksin dalam sirkulasi, komponen lipo-
biakan. Diare lebih lazim pada anak muda dengan demam ti-
polisakarida dinding sel bakteri, diduga menyebabkan demam foid daripada pada oran-9 dewasa, membawa pada diagnosis
dan gejala roksik demam enterik yang lama, walaupun ka- gastroenteritis akut. Yang lain dapat datang dengan tanda-
darnya rendah pada penderita yang bergejala' Pilihan lain, pro-
tanda dan gejala-gejala infeksi saluran pernapasan bawah.
duksi sitokin akibat-endotoksin pada makrofag manusia dapat Neonatus. Disamping kemampuannya menyebabkan abor"si
menyebabkan gejala sistemik. Kadang-kadang kejadian diare dan persalinan prematur, demam enterik selama kehamilan da-
dapat dijelaskan oleh adanya toksin yang terkait dengan toksin pat ditularkan secara vertikal. Penyakit neonatus biasanya mu-
kolera dan enterotoksin E. coLi labil panas.
lai dalam 3 hari persalinan. Muntah, diare, dan kembung
Imunitas seluler adalah penting dalam melindungi hospes sering ada. Suhu bervariasi tetapi dapat seting,si 40,59C
manusia terhadap demam tifoid. Jurnlah limfosit T yang terda- (105oD. Dapat terjadi kejang-kejang. Hepatomegali, ikterus,
pat pada penderita demam tifoid berat menurun. Pengidap anoreksia, dan kehilangan berat badan mungkin nyata.
menunjukkan gangguan reaktivitas seluler terhadap antigen S. PENEMUAN-PENEMUAN LABORATORIUM. Anemia normo-
typhi pada uji hambatan migrasi leukosit. Pada pengidap, se- sitik normokromik sering ditemukan sesudah sakit beberapa
jumlah besar basili virulen masuk ke dalam intestinum setiap minggu dan dihubungkan dengan kehilangan dalah usus atau
hari dan diekskresi di dalam tinja, tanpa masuk epitel hospes. penekanan sumsum tulang. Angka leukosit darah sering len-
MANIFESTASI KLlNlS. Masa inkubasi biasanya 1-14 hatt, dah dalam hubungan dengan demam dan toksisitas, tetapi
tetapi dapat berkisar antara 3-30 hari, tergantung terutama ada kisaran yang lebar dalam angka; leukopeni biasanya tidak
pada besar inokulum yang tertelan. Manifestasi klinis demam dibawah 2500 se1/mm3, sering ditemuk'an sesudah sakit
enterik tergantung umdr. minggu pertama atau kedua. Bila terjadi abses bernanah, leu-
972 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

kositosis dapat mencap ai 20.000 -25 .000/mm3. Trombositopeni S.typhi dalam urin telah diupayakan dengan metode imunolo-
dapat mencolok dan menetap selama I minggu. Hasil uji fung- gis, sering dengan menggunakan antibodi monoklonal. Reaksi
si hati sering terganggu. Sering ada proteinuria. Leukosit tinja rantai polimerase (RRP) telah digunakan untuk memperbesar
dan darah tinja amat sering ada. gena spesifik S. typhi dalam darah penderita, sehingga me_
KOMPLIKASI. Komplikasi yang sering adalah perforasi mungkinkan diagnosis dalam beberapa jam. Metode ini spesi-
usus, miokarditis, dan manifestasi sistem saraf sentral. perda- fik dan lebih sensitif daripada biakan darah yang dilakukan
rahan usus berat dan perforasi usus terjadi masing-masing pada bakteremia kadar rendah pada dernam enterik. pengalan.r-
pada 1-10Vo dan 0,5-3% penderira. Komplikasi ini dan keba- an yang lebih lama pada metode baru ini diperlukan sebelum
nyakan komplikasi lain biasanya terjadi sesudah I minggu pe- mereka dapat didukung.'
nyakit. Perdarahan, yang biasanya mendahului perforasi, di- Serologi sedikit membantu dalam menegakkan diagnosis,
tampakkan oleh penurunan suhu dan tekanan darah serta ke- tetapi mungkin berguna pada penelitian epidemiologi. Uji Wi_
naikan frekuensi nadi. Perforasi biasanya sebesar ujung jarum dal klasik mengukur antibodi terhadap antigen O dan H S. ry-
tetapi dapat sebesar beberapa senti meter, khas terjadi pada phi. Karena banyak terjadi hasil positif-palsu dan negatif-
ileum distal dan disertai dengan penambahan nyeri perut yang palsu, diagnosis demam tifoid dengan uji Widal saja cende_
mencolok, sakit, muntah dan tanda-tanda peritonitis. Sepsis rung salah. Pengalaman masih terbatas pada assay serblogis
dengan berbagai basili enterik Gram-negatif aerob dan anaerob baru.
dapat terjadi. Walaupun hasil uji fungsi hati terganggu pada DIAGNOSIS BANDING. Selama sradium awal demam enre-
beberapa penderita dengan demam enterik, hepatitis dan kole- rik, diagnosis klinis dapat terkelirukan dcngan gastroenreriris,
sistitis yang nyata dipandang merupakan komplikasi. Kenai- sindrom virus, bronkitis, atau bronkopneumonia. Selanjutnya
kan kadar amilase serum kadang-kadang dapat ditemukan diagnosis banding meliputi sepsis dengan bakteri patogen lain,
pada pankreatitis yangjelas secara klinis. infeksi yang disebabkan mikroorganisme intraseluler, seperti
Pneumonia yang sering disebabkan oleh superinfeksi de- tuberkulosis, bruselosis, tularemia, leptospirosis dan penyakit
ngan organisme yang sel.atn Salmonellalebih sering pada anak riketsia; infeksi virus, seperti mononukleosis infeksiosa dan
daripada pada orang dewasa. Pada anak, pneumonia atau hepatitis aniketrik; dan keganasan seperti leukemia dan lim_
bronkitis sering ada (sekitar I0%). Miokarditis toksik mungkin loma.
ditampakkan oleh aritmia, blokade sinoatrial, perubahan ST-T PENCEGAHAN. Pada daerah endemik, sanitasi diperbaiki
pada elektrokardiogram, syok kardiogenik, infiltrasi lemak, dan bersih, air mengalir sangat penting untuk mengendalikan
dan nekrosis miokardium. Trombosis dan flebitis jarang ter- demam enterik. Untuk meminimalkan penularan dari orang ke
jadi. Komplikasi neurologis termasuk kenaikan tekanan intra- orang dan kontaminasi makanan, eara-aara higiene personil,
kranial, trombosis serebrai, ataksia serebelar akut, khorea, cuci tangan, dan perhatian terhadap praktek,praktek persiapan
afasia, ketulian, psikosis dan mielitis transversal. Neuritis pe- makanan diperlukan. Upaya untuk memberantas S. typtti d,ari
rifer dan optik telah dilaporkan. Sekuele pernanen jarang. pengidap direkomendasi, karena manusia merupakan satu_
Komplikasi lain yang dilaporkan merupakan nekrosis sumsum satunya reservoir S. typhi. Bila upaya demikian tidak berhasil,
tulang yang mematikan, pielonefritis, sindroma nefrotik, meni- pengidap harus dicegah bekerja pada pemprosesan makanen
ngitis, endokarditis, parotitis, orkitis dan limfadenitis supu- atau air para pekerja, di dapur, dan pada jabatan yang terkait
ratif. Walaupun osteomielitis dan artritis septik dapat terjadi dengan perawatan penderita. Individu ini harus disadarkan ter_
pada hospes normal, mereka lebih sering ditemukan pada anak hadap kemungkinan penularan keadaannya dan perlunya cuci
dengan hemoglobinopati. tangan dan higiene perseorangan
DIAGNOSIS. Keterlibaran biakan strain Salmonella biasa- Beberapa vaksin terhadap S. typhi tersedia. Vaksin peren_
nya merupakan dasar untuk diagnosis. Biakan darah positif teral yang diinaktifkan-panas-fenol memberikan proteksi ter_
pada 40-60Vo penderiia ditemukan pada awal perjalanan pe- batas (kemanjuran 51-76V0) dan disertai dengan pengaruh
nyakit, dan tinja serta biakan urin menjadi positif sesudah yang merugikan termasuk demam, reaksi lokal, dan nyeri ke_
minggu pertama. Biakan tinja kadang-kadang juga positif sela- pala pada sekurang-kurangnya 25Vo p;snsy1na. Dua dosis 0,5
ma masa inkubasi. Karena bakteremia sebentar-sebentar (inter- mL diberikan secara subkutan berjarak 4 minggu atau lebih te_
mittent) dan ringan, biakan ulang harus dilakukan. Biakan lah direkomendasikan untuk anak usia l0 tahun atau lebih:
sumsum tulang sering positif selama stadium akhir penyakit, 0,25 mL perdosis direkomendasikan untuk anak yang lebih
ketika biakan darah mungkin steril; walaupun jarang dilaku- muda. Vaksin berlisensi baru kedua (Vivotif) adalah preparat
kan, biakan limfonodi mesenterika, hati dan limpa dapat juga oral, hidup yang dilemahkan dari strain Ty21a S. typhi. Bebe_
positif pada saat ini. Biakan sumsum tulang merupakan satu rapa penelitian besar terbukti manjur (6j-g2Eo). pengaruh
metode diagnosis yang paling sensitif (positif pada 85-90V0) merugikan yang berarti jarang. Empat kapsul enterik berse-
dan kurang dipengaruhi oleh terapi antimikroba sebelumnya. laput diberikan selang sehari. Vaksin oral tidak dianjurkan
Biakan tinja dan kadang-kadang biakan urin positif pada pe- pada anak sebelum umur 6 tahun karena pengalaman yang ter_
ngidap kronis. Pada kasus yang dicurigai dengan biakan tinja batas. Bayi dan anak yang belajarjalan tidak mengembangkan
negatif, biakan aspirasi cairan duodenum atau kapsul bertali respons imun pada preparat ini. preparat ini jangan cligunakan
duodenum dapat membantu dalam mengkonfirmasi infeksi. pada orang dengan sindrom imunodefisiensi. Vaksin terhadap
Karena identifikasi S. typhi dari biakan biasanya membu- demam tifoid yang dibuat dari kapsul polisakarida Vi; dengan
tuhkan sekurang-kurangnya tiga hari, beberapa metode untuk atau tanpa konyugasi protein, sedang dalam penelitian.
mendiagnosis lebih awal sedang dikembangkan. Deteksi lang- Vaksin tifoid dianjurkan pada wisatawan ke daerah ende_
sung antigen S. 4rplzi-spesifik dalam serum atau antigen Vi mis, terutama Amerika Latin, Asia tenggal-a dan Afrika. Wisa_
182 . lnfeksi Salmonella 973

tawan demikian perlu diperingatkan bahwa vaksin bukan nyebabkan perdarahan usus pada penderita yang padanya
pengganti higiene perseorangan dan pemilihan makanan dan pembedahan dipertimbangkan.
minuman hati-hati, karena tidak ada vaksin yang mempunyai Walaupun upaya untuk memberantas pengidap S. ryphi
kemanjuran mendekati 1007o. Vaksinasi juga dianjurkan pada kronis dianjurkan untuk pertimbangan kesehatan masyarakat,
individu yang berhubungan intim dengan pengidap yang telah pemberantasan sukar walaupun kerentanan in vitro digunakan
terdokumentasi dan untuk mengendalikan ledakan serangan. terhadap antibiotik. Pemberian 4-6 minggu ampisilin dosis
PENGOBATAN. Terapi antimikroba sangat penring dalam tinggi (atau amoksisilin) dirambah probenacid atau TMp-SMX
mengobati demam enterik, terutama untuk demam tifoid. Na- mengakibatkan angka penyembuhan pengidap sekitar B\Vo ji-
mun, karena semakin bertambahnya resistenti antibiotik, pe- ka tidak ada penyakit saluran empedu. Siprofloksasin telah di-
milihan terapi empirik merupakan masalah dan kadang-kadang gunakan secara berhasil pada orang dewasa. Bila ada kolelitia-
kontroversial. Kebanyakan regimen antibiotik disertai dengan sis atau kolesistitis, antibiotik saja tidak mungkin berhasil;
5-20Vo risiko kumat. Kloramfenikol (50 mg/kg/24 jam per oral kolesistektomi dalam 14 hari pengobatan antibiotik dianjurkan.
atau 75 mg/kg/2a jam secara intravena dalam empat dosis PROGNOSIS. Prognosis untuk penderita dengan demam en-
yang sama), ampisilin (200 mg/kg 24 jam, secara intravena da- terik tergantung pada terapi segera, usia penderita, keadaan
lam empat sampai enam dosis), amoksisilin (100 mg/kg/24 kesehatan sebelumnya, serotip . Salmonella penyebab, dan
jam, secara oral dalam tiga dosis), dan trimetoprim-sulfa- munculnya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi anti-
metoksasol (10 mg TMP dan 50 mg SMX/kg/24 jam, secara mikroba yang tepat, angka mortalitas dibawah l%. Di negara
oral dalam dua dosis) telah memperagakan kemanjuran klinis yang sedang berkembang, angka mortalitas lebih tinggi dari-
baik. Walaupun terapi kloramfenikol disertai dengan penurun- pada l}Vo, biasanya karena keterlambatan diagnosis, rawat
an panas dan sterilisasi darah yang lebih cepat, frekuensi ku- inap di rumah sakit, dan pengobatan. Bayi umur sebelum I ta-
mat agak lebih tinggi, dan agen ini dapat secara potensial me- hun dan anak-anak dengan gangguan dasar yang melemahkan
nyebabkan pengaruh yang merugikan. Kebanyakan anak men- berada pada risiko yang lebih ringgi. S. typhi menyebabkan pe-
jadi tidak demam dalam 7 hari; pengobatan penderita tidak nyakit yang lebih berat, dengan angka komplikasi dan kemati-
berkomplikasi harus dilanjutkan selama setidak-tidaknya 5-7 an yang lebih tinggi, daripada serotip lain. Munculnya
hari sesudah demam turun. Pada anak dengan gangguan yang komplikasi, seperti perforasi saluran pencernaan atau perdara-
mendasari termasuk malnutrisi berat, perluasan terapi antibio- han berat, meningitis, endokarditis dan pneumonia disertai de-
tik 2l hari dapat mengurangi angka komplikasi.
selama ngan angka morbiditas dpn mortalitas tinggi.
Walaupun isolat S. typhi yang resisten antibiotik di Ame- Relaps sesudah respons klinis awal terjadi pada 4-8Vo pen;
rika Serikat relatif rendah (3-4Vo), kebanyakan infeksi didapat derita yang tidak diobati dengan antibiotik. pada penderita
diluar negeri, dimana terjadi resistensi. Frekuensi S. typhi re- yang telah mendapat terapi antimikroba yang tepat, manifes-
sisten antibiotik yang diperantarai plasmid telah dilaporkan tasi klinis relaps menjadi nyata sekitar 2 minggu sesudah
dari Asia Tenggara, Meksiko, dan negara-negara tertentu di penghentian antibiotik dan menyerupai penyakit akut. Namun
Timur Tengah. Laporan dari India menggambarkan banyak re- relaps, biasanya lebih ringan dan lebih pendek. Dapat terjadi
sistensi pada kloramfenikol, ampisilin dan TMp-SMX pada relaps berulang. Individu yang mengekskresi S. typlli 3 bulan
49-83Vo isolat S. typhi. Strain resisten biasanya rentan terhadap atau lebih lama sesudah infeksi biasanya pengekskresi 1 tahun
sefalosporin generasi ketiga. Sefotaksim (200 mgkg/24 jam, dan ditetapkan sebagai pengidap kronis. Risiko menjadi pengi-
secara intravenosa dalam tiga sampai empat dosis) telah digu- dap rendah pada anak dan bertambah pada semakin tua; dari
nakan secara berhasil untuk mengobati demam tifoid yang di- semua penderita dengan demam tifoid, l-5Vo menjadi pengi-
sebabkan oleh strain yang resisten, walaupun respons terhadap dap kronis. Insiden penyakit saluran empedu lebih tinggi pada
seftriakson agak lebih baik. Aztreonam juga telah digunakan pengidap kronis daripada pada populasi umum. Walaupun
dengan berhasil. Fluoroquinolon manjur, tetapi obat ini tidak pengidap saluran kencing kronis dapat juga terjadi, pengidap
disetujui untuk anak. Pada orang dewasa, siprofloksasin de- ini jarang dan ditemukan terutama pada individu dengan
ngan dosis 500 mg dua kali sehari selama 7-10 hari adalah skistosomiasis.
efektif dan disertai dengan angka kumat yang rendah. pada
penderita dengan strain yang dicurigai resisten, kami mengan-
jurkan terapi empiris dengan seftriakson (atau sefotaksim) Butler T, Islam A, Kabir I, Jones PK: Patterns of morbidity and mortality in
typhoid fever dependent on age and gender: A review of 552 patients hospi.
sampai pola kerentanan antibiotik tersedia. talized with diarrhea. Rev Infect Dis 13:85, 1991.
Disamping terapi antibiotik, pemberian cepat deksameta- Centers of Disease Control: Typhoid immunization: recomendations of the
son, dengan menggunakan 3 mglkg untuk dosis awal, disertai Immunization Practices Advisory Committee. MMWR 39:1,1990. Edelman
dengan I mg/kg setiap 6 jam selama 48 jam, memperbaiki R, Levine MM: Summary of an international workshop on typhoid fever.
Rev Infect Dis 8:329, 1986.
angka ketahanan hidup penderita dengan syok, menjadi lemah, Mahle Wt, Levine MM: Salmonella typhi infection in children younger than
stupor, atau koma. Ini tidak menambah insiden komplikasi jika five years of age. Pediatr Infect Dis I l2:62j, 1993.
terapi antibiotik cukup. Pengobatan pendukung dan rumatan Mosley JG, Chaudhuri AK: Surgery and Salmonella: Compications require
cairan dan keseimbangan elektrolit yang cukup sangat penting. prompt diagnosis and treatment. Br Med J 300:552, 1990.
Ryan CA, Hargrett-Bean NT, Blake pA Salmonella
Bila perdarahan usus berat, transfusi darah diperlukan. Inter- rypftl infections in the
United States, 1975-1984 Increasing role of foreign travel. Rev Infect Dis
vensi pembedahan dengan antibiotik spektrum luas dianjurkan l1:1,1989.
untuk perforasi usus. Transfusi trombosit telah disarankan un- Soe GB, Overturf GD: Treatment of typhoid fever and other systemic salrno_
tuk pengobatan trombositopenia yang cukup berat untuk me- nelloses with cefotaxime, ceftriaxone, cefoperazone and other newer cepha_
losporins. Rev Infect Dis 9:719. 1987.
974 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

Song JH, Cho H, Park MY, et al: Detection of Sulnutnella t1,phi inthe blood of silang terhadap semua shigella menyertai infeksi dengan sero-
patients with typhoid fever by polymerase chain reaction. J Clin Microbiol
tip tertentu. Imunitas seluler juga memainkan beberapa peran
3l:1439.1993.
Thisyakorn U, Mansuwan P, Taylor DN: Typhoid and paratyphoid fever in dalam proteksi, walaupun tampaknya kecil.
192 hospitalized children in Thailand- Am J Dis Child 141:862, 1987. PATOLOGI. Perubahan-perubahan patologis shigellosis ter-
jadi terutama pada kolon, organ sasaran untuk shigella. Peru-
bahan-perubahannya paling kuat dalam kolon distal, walaupun
pankolitis dapat terjadi. Secara umum, dapat ditemukan edema
mukosa setempat atau dilus, ulserasi, mukosa rapuh. perdarah-
I Bne 183 an dan eksudat. Secara mikroskopis, ulserasi, pseudornem-
bran, kematian sel epitel, infiltrasi sel polimorfonuklear dan
mononuklear meluas dari lapisan mukosa sampai lapisan
Shigella muskularis, dan terjadi edema submukosa.
EPIDEMIOLOGI. Infeksi dengan shigella terjadi paling se-
Henry F. Gornez dan Thomas G. Cleary ring selama bulan-bulan panas di daerah beriklim sedang dan
selama musim hujarr di daerah beriklirn tropis. Jenis kelarnin
Walaupun sindrom disentri telal.r lama diketahui sebagai yang terkena sama. Walaupun infeksi dapat terjadi pada setiap
bencana manusia, sindrom ini hanya pada 90 tahun terakhir umur, paling sering pada usia tahun ke-2 dan ke-3. Inf'eksi
menjelaskan bahwa bakteriologi bentuk disentri epidemik pada 6 bulan pertama jarang dengan alasan yang belum jelas.
yang paling sering telah diketahui lebih dahulu. Empat spesies ASI, yang pada daerah endcmik mengandung antibodi terha-
ShigelLa yang menimbulkan sakit: S. dysen.teriae (serogrup A), dap antigen virulen yang dikode-plasmid maupun lipopoli-
S. flenteri (serogrup B), S. bot,dii (serogrup C), dan S. sonnei sakarida, sebagian dapat menjelaskan insiden terkait umur.
(serogrup D). Ada 12 serotip pada grup A,6 serotip dan 13 Infeksi anak dan orang dewasa yang tidak bergejala dapat ter-
subserotip pada grup B, 18 serotip di grup C dan 1 serotip di jadi tetapi tidak lazim.
grup D. Di masyarakat industri, S. sonnei adalah penyebab disentri
PATOFISIOLOGI. Sitat vilulensi dasar yang dimiliki ber- basiler yang paling sering, dengan S. Jlexneri penyebab paling
sama oleh sernua shigella adalah kemampuannya menginvasi sering kedua; di masyarakat praindustrt, S. Jlerneri adalah
sel epitel kolon. Sifat ini dikodekan pada plasmid besar (120- yang paling sering, dengan S. sonnei penyebab yang palin-e
140 MD) yang menyebabkan sintesis kelompok polipeptida sering kedua. S. dysen.triae serotip 1 cenderung terjadi pada
yang terlibat pada invasi dan pen'rbunuhan sel. Shigella yang epidemik masif, walaupun basil ini juga endemik di Asia. Ma-
kehilangan virulensi plasmidnya tidak lagi berperan sebagai kanan yang terkontaminasi (seringkali salad atau makanan lain
patogen. Eschericia coli yang secara alamiah atau artifisial yang memerlukan penanganan bahan-bahan yang luas) dan
rnengandung plasmid berperilaku seperti shigella. Disamping air merupakan vektor penting. Namun, penularan dari orang
sifat virulensi utama yang dikode plasmid, f'aktor-faktor yang ke orang mungkin merupakan mekanisrrre utama infeksi pada
dikode secara kromosom juga diperlukan untuk virulensi pe- kebanyakan daerah di dunia. Penyebaran dalarn keluarga, pe-
nuh; beberapa dali sifat kromosom ini penting untuk semua tugas institusi, dan pusat perawatan harian memperagakan ke-
shigella (misal, sintesis lipopolisakarida), sedang yang lain mampuan bahwa jumlah organisme yang kecil dapat menye-
hanya penting pada beberapa serotip (misalnya, sintesis shigo- babkan penyakit atas dasar dari orang ke orang.
toksin). Shigotoksin, suatu eksotoksin kuat penghambat-sin- MANIFESTASI KLlNlS. Disentri basiler secara klinis serupa
tesis protein, dihasilkan dalam jumlah yang berarti hanya oleh tanpa memandang apakah penyakitnya disebabkan oleh E. coli
serotip 1 S. dl,ssTtsviae dan E. coli tertentu (E. coli enterohe- enteroinvasif (lihat Bab 184) atau salah satu dari empat spesies
moragik atau E. coli penghasil toksin-seperti-shiga). Fase diare Shigella; namun ada beberapa perbedaan klinis, terutama yang
berair shigellosis dapat disebabkan oleh enterotoksin unik; berkaitan dengan keparahan dan risiko komplikasi dengan in-
enterotoksin shigella 1 (ShET-1), dikode pada kromosom bak- feksi S. dysentericLe serotip l.
teri, dan ShET-2 dikode pada plasmid virulens. Sesudah penelanan shigella acla masa inkubasi beberapa
Shigella memerlukan amat sedikit inokulum agar menim- hari sebelum terjadi gejala-gejala. Khas adalah nyeri abdomen
bulkan sakit. Penelanan sebanyak 10 organisme S. dysenteriae berat, demam tinggi, muntah, anoreksia, toksisitas menyelu-
serotip I dapat menyebabkan disentri pada beberapa individu ruh, mendadak ingin buang air besar, dan terjadi nyeli de-
yang rentan. Hal ini berbeda dengan organisme seperti Vibrio fekasi. Pemeriksaan fisik pada saat ini dapat menunjukkan
cltolerae. yang memerlukan penelanan 108-1010 organisme kembung perut dan nyeri, suara usus hiperaktif, dan nyeri rek-
agar menimbulkan sakit. Pengaruh inokulum menjelaskan ke- tum pada pemeriksaan digital.
mudahan penularan shigella dari orang ke orang yang berbeda Diare mungkin berair dan banyak pada mulanya, berkem-
dengan V. cholerae. bang menjadi sering sedikit-sedikit, tinya berlendir darah; na-
Respons lmun. IgA sekretori dan antibodi serum berkem- mun, beberapa anak tidak pernah menjelek sampai stadium
bang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah diare berdarah, sedang pada yang lain tinja pertama berdarah.
infeksi dengan Shigella. Walaupun antilipopolisakarida mau- Dapat terjadi dehidrasi yang berat yang terkait dengan kehi-
pun antibodi polipeptida plasmid antivirulens telah diuraikan, langan cairan dan elektrolit pada tinja maupun muntah. Diare
identifikasi determinan proteksi utama terhadap infeksi selan- yang tidak diobati dapat berakhir 1-2 minggu; hanya sekirar
jutnya tetap belum jelas. Ada bukti bahwa proteksi adalah spe- 10Vo penderita menderita diare menetap selama lebih dari 10
sifik serotip, tetapi ada juga kesan bahwa tingkat proteksi hari. Diare kronis jarang kecuali pada bayi malnutrisi.
183 t Shigella 975

Tanda-tanda neurologis adalah manifestasi ekstraintestinal enterohemora glk, Ye rs inia e nt e ro c o I it ic a, dan Entamo e b a hi s'
disentri basiler yang paling sering, yang terjadi pada sebanyak tolytica juga penyakit radang usus dapat menyebabkan ke-
40Vo anak terinfeksi yang dirawat inap. Kejang-kejang, nyeri rancuan. Sayangnya, laboratoriumnya sering tidak mampu
kepala, lesu, bingung, kaku kuduk, atau halusinasi mungkin memperkuat kecurigaan klinis, walaupun laboratorium ada.
ada sebelum atau sesudah mulai diare. Penyebab tanda-tanda Data dugaan mendukung diagnosis disentri basiler tetmasuk
neurologis ini belum dimengerti. Dahulu, gejala-gejala ini di- tanda leukosit tinja (memperkuat adanya kolitis) dan adanya
anggap berasal dari neurotoksisitas shigatoksin, tetapi seka- leukositosis darah perifer dengan pergeseran kekiri yang
rang jelas bahwa penjelasan tersebut salah. Kejang kadang-ka- dramatis (sering dengan neutrofil bentuk pita lebih banyak
dang terjadi ketika ada sedikit demam, memberi kesan bahwa daripada segmex). Angka leukosit perifer total biasanya 5.000-
kejang demam sederhana tidak menjelaskan kemunculannya. 15.000 sel/mm', walaupun leukopenia dan reaksi leukemoid
Hipokalsemia atau hiponatremia dapat disertai dengan kejang- terjadi.
kejang pada sejumlah kecil penderita. Walaupun gejala-gejala Biakan tinja maupun spesimen pulas mengoptimiskan pe-
sering memberi kesan infeksi sistem saraf sentral, dan pleosi- luang diagnosis infeksi shigella. Media biakan harus me-
rosis cairan serebrospinal dengan kenaikan kadar protein mini- masukkan agar MacConkey serta media selektif seperti xilase-
mal dapat terjadi, meningitis karena shigella jarang. lisin deoksikolat (XLD) dan agar SS. Media transport harus
Komplikasi shigellosis yang paling sering adalah dehidrasi digunakan jika spesimen tidak dapat dibiakkan segera. Harus
dengan risiko gagal ginjal atau kematianyang menyertainya digunakan media yang tepat untuk mengesampin gkan Camp1,-
(lihat Bab 56.1). Sekresi hormon antidiuretik yang tidak tepat lobacter dari agen lain. Biakan merupakan standar emas untuk
dengan hiponatremia yang berat dapat mengkomplikasi disen- diagnosis, tetapi tidak absolut. Biakan tinja relawan dewasa
tri, terutama bila S. dysenteriae merupakan agen etiologi. dengan disentri sesudah penelanan shigella gagal mendeteksi
Komplikasi utama lain, terutama pada anak kurang gizi organisme pada hampir 20Vo subjek. Penelitian ledakan se-
yang amat muda, adalah sepsis dan koagulasi intravaskuler ter- rangan yang disebarkan makanan memberi kesan satu biakan
sebar. Kecenderungan bahwa organisme ini dapat menefllbus
memungkinkan diagnosis pada sekitar setengah penderita
perintang mukosa usus, namun kejadian ini herannya sangat ja-
shigellosis bergejala. Walaupun alat tambahan yang memper-
rang. Shigella dan kadang-kadang bakteri enterik gram-negatif baiki diagnosis (misal probe gena) sedang dikembangkan,
lain ditemukan dari biakan darah pada 1-5% kasus yang diambil ketidakcukupan diagnostik biakan membuatnya wajib pada
biakan darahnya; karena penderita yang dipilih untuk biakan da-
klinisi menggunakan pertimbangan pada manajemen sindrom
rah mewakili sampel bias, risiko pada kasus yang tidak terpilih
klinis yang sesuai dengan shigellosis. Pada anak yang tampak
toksis, biakan darah harus diambil; ini terutama penting pada
agaknya lebih rendah. Bakteremia lebih lazim dengan S. dysen'
Idaripada dengan shigella yang lain. Angka bayi yang amat muda karena risiko bakteremia bertambah.
teriae serotip
mortalitas adalah tinggi (20-50Va),bila terjadi sepsis. PENGOBATAN. Seperti pada gastroenteritis sebab lain, per-
hatian pertama mengenai anak dengan dicurigai shigellosis ha-
Pada mereka yang menderita infeksi S. dysenteriae serotip
rus dikoreksi dengan cairan dan elektrolit dan rumatan (lihat
l, hemolisis, anemia, dan sindrom hemolitik uremik merupa-
kan komplikasi yang lazim; kejadian ini kadang-kadang dapat
Bab 54 dan 56.1). Obat-obat yang memperlambat motilitas
usus tidak boleh digunakan karena risiko memperlama sakit.
menyertai infeksi S. flexneri. Sindrom ini diduga terkait de-
ngan shigatoksin, karena E. coli yang menghasilkan toksin sa- Perhatian berikutnya adalah keputusan tentang penggunaan
ngat terkait dengan shigatoksin (enterohemoraglk E. coli) juga antibiotik. Walaupun beberapa pakar menganjurkan tidak
menyebabkan sindrom hemolitik uremik (lihat Bab 184). memberi terapi antibakteri karena sifat infeksi yang sembuh
Prolapsus rektum, megakolon toksik atau kolitis pseudo- sendiri, biaya obat, dan risiko munculnya organisme resisten,
merupakan logika yang meyakinkan yang menyokong pengo-
membranosa (biasanya disertai dengan S. dysenteriae), hepati-
batan empirik semua anak yang dicurigai shigellosis. Walau-
tis kolestasis, konjungtivitis, iritis, ulkus kornea. pneumonia.
pun tidak mematikan, penyakit yang tidak diobati dapat me-
artritis (biasanya 2-5 minggu sesudah enteritis), sindrom Re-
nyebabkan anak menjadi sangat sakit selama 2 minggu atau le-
iter, sistitis, miokarditis, dan vaginitis (khas kotoran berbercak
darah yang disertai dengan S. flexneri) merupakan kejadian bih; dapat terjadi diare kronis atau berulang. Ada risiko terjadi
yang jarang. Sindrom toksisitas berat yang jarang, kejang-ke- malnutrisi atau penjelekan selama sakit yang lama, terutama
jang, hiperpireksia dan nyeri kepala yang disertai oleh edema pada anak-anak di negara yang sedang berkembang. Risiko
otak dan hasil akhirnya mematikan dengan cepat tanpa sepsis ekskresi berlanjut dan infeksi kontak keluarga selanjutnya
memperdebatkan terhadap strategi tidak memberi antibiotik.
atau dehidrasi yang bermakna (sindrom Ekiri atau "ensefalo-
pati toksik mematikan") belum dimengerti dengan baik. Ke- Ada variasi geografik besar dalam kerentanan obat. Di
matian merupakan hasil akhir yang jarang pada anak gizi baik, Amerika Serikat, shigella begitu sering resisten terhadap am-
yang lebih tua; malnutrisi, sakit pada usia tahun pertama, hipo- pisilin sehingga ampisilin tidak boleh digunakan untuk terapi
termia, dehidrasi berat, trombositopenia, hiponatremia, gagal empirik; kadang-kadang strain juga resisten terhadap trime-
ginjal dan bakteremia adalah lazim pada anak yang meninggal toprim-sulfametoksasol (TMP-SMX). Sefiksim dan seftriakson
selama menderita disentri basil. merupakan obat alternatif efektif pada daerah dimana resisten
DIAGNOSIS. Walaupun tanda-tanda klinis memberi kesan TMP-SMX lazim. Asam nalidiksid juga merupakan pilihan
shigellosis, tanda-tanda ini tidak cukup spesifik untuk membe- yang dapat diterima dalam kelompok ini. Jarang ada resisten
rikan diagnosis yang meyakinkan. Infeksi dengan Campylo- terhadap asam nalidiksik. Dengan pengecualian asam nalidik-
bacter jejuni, Salmonella sp, E. coli enteroinvasif , E. coli sid, quinolon yang telah dianjurkan untuk penggunaan pada
976 BAGIAN XVil ) Penyakit lnfeksi

orang dewasa belum digunakan pada anak (karena diduga beri-


siko artropati). Regimen pengobatan berlangsung selama
hari. Untuk strain yang diketahui rentan terhadap ampisilin,
5
I Bes I84
obat ini diberikan dengan 100 mg/kg/24 jam terbagi dalam
empat dosis setiap hari. Pilihan empirik biasa sebelum tersedi- Escherichia coli, Aeromonas, dan
anya data kerentanan adalah TMP-SMX, diberikan dengan 5-
10 mgkgl24 jam komponen TMP dalam dua dosis terbagi. Plesiomonas
Untuk strain yang diketahui resisten terhadap obat-obat biasa,
dapat diberikan sefiksin (8 mg/kg/Z4 jam dalam dua dosis Donald K. Winsor dan Thomas G. Cleary
terbagi diberikan peroral selama 5 hari), seftriakson (50 mg/
kgl24 jam sebagai dosis tunggal perhari diberikan secara pa-
renteral selama 2-5 hari), atau asam nalidiksik (55 mg/kg/24
jam dalam empat dosis terbagi selama 5 hari). Dari agen-agen ESCHERICHIA COLI
ini, yang cenderung organisme rentan, TMP-SMX lebih disu-
kai karena kecepatannya menyembuhkan gejala-gejala. Pada ET|OLOG| DAN PATOGENESIS. Dikenal 5 kelas E. coli se-
penderita yang sangat sakit untuk minum obat, terapi intravena bagai agen yang dihubungkan dengan gastroenteritis anak. Ka-
dengan TMP-SMX efektif jika organisme rentan. Sefalosporin rena organisme E. coli merupakan flora normal tinja, peragaan
generasi pertama dan kedua peroral tidak cukup sebagai obat sifat-sifat virulens merupakan satu-satunya cara yang dapat di-
alternatif. Amoksisilin kurang efektif daripada ampisilin dalam gunakan untuk menentukan E coli yang diaregenik. Mekanis-
terapi strain sensitif-ampisilin. me bagaimana E. coli menimbulkan diare khas melibatkan
perlekatan organisme pada reseptor glikoprotein atau gliko-
Pengobatan penderita yang dicurigai atas dasar klinis men-
lipid, disertai dengan produksi beberapa bahan beracun yang
derita infeksi shigella harus dimulai bila penderita diperiksa
menjejas sel-sel usus atau mengganggu fungsi usus. Gena un-
pertamakali. Biakan tinja diambil untuk mengesampingkan pa-
tuk sifarsifat virulens dan untuk resisten antibiotik sering dite-
togen lain dan membantu pemilihan antibiotik seandainya
ruskan plasmid atau bakteriofag yang dapat dipindahkan. Kla-
anak gagal berespons terhadap terapi empirik. Anak yang
sifikasi sekarang diringkaskan disini; klasifikasi berubah
menderita disentri khas dan yang berespons terhadap pengo-
ketika gena virulensi baru diklon dan diurutkan.
batan antibiotik empirik awal harus dilanjutkan dengan obat
E. coli Enterotoksigenik (ETEC), Serogrup E. coli ini meng-
tersebut selama 5 hari pemberian penuh walaupun biakan tinja
negatif. Logika rekomendasi ini didasarkan pada kesukaran hasilkan enterotoksin labil panas (LT) dan/atau enterotoksin
pembiakan shigella dan pada kenyataan bahwa E. coli entero- stabil panas (ST). LT, molekul besar yang terdiri dari lima
invasif, yang menyebabkan disentri tidak dapat dibedakan dari subunit pengikat reseptor dan satu subunit yang aktif secara
gejala karena shigella, tidak dapat didiagnosis dalam laborato- enzimatis, actralah terkait pada toksin kolera secara struktural,
rium mikrobiologi klinik rutin. Pada anak yang gagal bere- fungsional dan imunologis yang dihasilkan oleh Vibrio chole-
spons terhadap terapi sindrom disentri pada adanya biakan rae. ST adalah molekul kecil (18-19 asam amino) tidak terkait
tinja negatif pada mulanya, biakan harus dilakukan kembali dengan LT atau toksin kolera, walaupun ST terkait dengan
dan dievaluasi lagi untuk kemungkinan diagnosis lain. enterotoksin yang dihasilkan oleh beberapa strain Yersinia en-
terocolitica. Toksin ini tidak menjejas atau membunuh sel;
PENCEGAHAN. Dua cara sederhana mengurangi risiko
agaknya toksin ini mengganggu cairan yang diatur nukleotid
shigellosis pada anak. Pertama adalah mendorong pemberian
siklik dan absorpsi elektrolit. ST merangsang guanilat siklase,
ASI yang lama pada kelompok dimana shigellosis sering ada.
menyebabkan penambahan GMP siklik, tetapi LT (seperti tok-
ASI menurunkan risiko shigellosis bergejala dan mengurangi
sin kolera) merangsang adenilat siklase, menyebabkan penam-
keparahannya pada bayi yang mendapat infeksi walaupun de-
bahan AMP siklik. ETEC khas juga mempunyai fimbria atau
ngan ASI. Cara kedua adalah mendidik keluarga dalam teknik
kolonisasi faktor antigen (colonization factor antigen = CFA)
mencuci tangan, terutama sesudah buang air besar dan sebe-
yang memungkinkan mereka melekat dengan kuat pada epitel
lum mempersiapkan dan mengkonsumsi makanan. Cara-cara
usus, karenanya secara efisien berkolonisasi dan menghantar-
kesehatan masyarakat lain, adalah penanganan air dan sampah,
kan toksin ke epitel. Beberapa CFA telah dikenali karena pen-
mahal dan tidak mungkin secara umum tersedia dalam waktu
ting dalam mempengaruhi perlekatan ETEC pada sel mukosa
dekat di negara yang sedang berkembang.
usus. CFA ini disebut CFA I, CFA II, CFA III, CFA IV, CS7,
csl'l,2230,8786, PCF 09, PCF 0166, pCF 0148, dan pCF
Ashkenazi S, Amir J, Waisman Y, et al: A randomized, double-blind study 0159. Sesudah kolonisasi epitel intestinum, ETEC melepaskan
comparing cefixime and trimethoprim sulfamethoxazole in the treatment of ST atau LT. Gena untuk kedua faktor kolonisasi dan entero-
childhood shigellosis. J Pediatr 123:817 , 1993.
toksin khas dikode pada plasmid yang sama. Dari 170 lebih
Nelson JD, Kusmiesz H, Shelton S: Oral or intravenous trimethoprim-
sulfamethoxazole therapy for shigellosis. Rev Infect Dis 4:546,1982.
subgrup E. coli hanya sejumlah relatif kecil yang secara khas
Salam MA, Bennish ML: Therapy for shigellosis: I. Randomized, double- adalah ETEC; subgrup ini (06, 08, 015, 020,025,021,063,
blind trial of nalidixic acid in childhood shigellosis. J Pediatr 113:901, 078, 080, 085, 0115, 0128ac I tetapi bukan subgrup 0128ab
1988.
atau 0128ad1, 0139, 0148, 0153, 0159, dan 0167) biasanya
Varsano I, Eidlitz-Marcus T, Nussinovitch M, Elian I: Comparative efficacy
of ceftriaxone and ampicillin for treatment of severe shigellosis in children. berbeda dari subgrup-subgrup yang ditemukan pada E. coli
J Pediatr 118:627 , 1991. terkait diare lain.
184 a Escherichia coli, Aeromonas, dan Plesiomonas 977

E. coli Enteroinvasif (EIEC). Serogrup E. coli ini berperilaku ini. Beberapa EHEC menghasilkan hanya SLT-I, yang lain
seperti shigellae dalam kapasitasnya menginvasi epitel usus hanya SLT-II, tetapi kebanyakan EHEC menghasilkan kedua
dan menghasilkan penyakit seperti disentri. EIEC melekat toksin. Toksin ini membunuh sel dengan memecah sisa adenin
pada dan menginvasi epitel usus. Perilaku seperti Shigella ini dari RNA ribosom pada tempat dimana terjadi pemanjangan
terjadi karena E. coli ini memiliki virulensi plasmid besar yang perlekatan aminoasil I-RNA tergantung faktor-1; hasilnya ada-
sangat terkait dengan plasmid yang membantu Shigella dengan lah hambatan sintesis protein dan kematian sel. EHEC melekat
sifat invasifnya (lihat Bab 183). Seperti pada Shigella. seke- pada sel usus dan menghasilkan lesi melekat-bertumpu yang
lompok kecil polipeptid yang dikode pada plasmid ini adalah menyerupai lesi yang terlihat pada EPEC, pada mikroskop
penting untuk invasi epitel usus. Invasi epitel menyebabkan elektron, walaupun keserupaan lesi ini lebih terbatas pada dis-
kematian sel dan respons radang cepat (secara klinis dikenali tribusinya (yang ditemukan terutama di kolon) dibanding de-
sebagai kolitis). Produk bakteri yang membunuh sel usus be- ngan EPEC (yang menempati seluruh usus). Produk protein
lum diketahui. EIEC mencakup sejumlah kecil serogrup gena eae EHEC sangat terkait tetapi tidak identik dengan in-
(028ac, 029, 0124, 0t36, 0143, 0144, 0152, 0164, 0161 dan timin, produk gena eae EPEC, dan dengan invasin, yang diha-
beberapa strain yang tidak dapat ditipe). Serogrup ini mempu- silkan oleh Yersinia pseudotubercalosis. Serotip yang paling
nyai antigen lipopolisakarida (LPS) yang terkait dengan LPS sering adalah E. coli 0151:Hi dan E. coli 026:H11, walaupun
Shigella, dan seperti shigella, organismenya tidak bergerak sejumlah serotip lain juga telah diuraikan. E. coLi 026:H11 da-
(mereka tidak mempunyai antigen H atau flagella) dan biasa- hulu diduga EPEC.
nya peragi nonlaktosa. E. coli Enteroaggregatif (EAggEC). Serogrup E.coti ini
E. coli Enteropatogenik (EPEC) E. coli diaregenik ini ter- mempunyai kemampuan melekat pada sel HEp-2 dalam biak-
masuk serogrup (antigen O atau antigen lipopolisakarida) yang an jaringan. Mereka juga disebut sebagai E.coli autoaglutinasi
disertai dengan ledakan serangan gastroenteritis infantil tetapi dan enteroadheren-aggregatif. Mungkin kelompok ini akan di-
tidak menghasilkan enterotoksin konvensional atau mengin- bagi lebih lanjut, dan beberapa dari organisme ini akan ter-
vasi sel epitel. Invasi ringan teramati pada beberapa sistem as- bukti nonpatogen. EAggEC melekat pada sel HEp-2 dan sel
say. Namun, organisme dalam serogrup ini juga telah diisolasi epitel kolon dengan dikode-plasmid fimbriae adheren aggrega-
dari individu sehat. EPEC melekat pada mukosa usus dengan tif (aggregative adherence fimbriae = AAF/I). Organisme ini
cara khusus. Pola perlekatan ini, terlihat pada pemeriksaan tidak memiliki gena eae ataa menghasilkan lesi perlekatan-
mikroskop elektron, disebut perlekatan "melekat erat dan ber- bertumpu. Toksin EAST 1 stabil panas 4,l-kD, terkait dengan
tumpu" atau perlekatan "bentuk tumpuan". Lesi terdiri atas ke- toksin ETEC stabil panas, dikode pada plasmid. Toksin kedua
hilangan mikrovilli dengan perlekatan bakteria pada sel epitel, adalah protein labil panas 120-kD terkait dengan keluarga tok-
yang membentuk piala atau alas yang padanya bakteri dapat sin sitolitik pembentuk-pori, yang mengandung hemolisin
diternukan. Radang kronis dengan villi rata juga ditemukan adenilat siklase Bordetella pertussis. Toksin labil-panas ini
pada biopsi usus kecil anak yang terkena. EPEC menyebabkan menaikkan kadar kalsium intraseluler. Peran toksin ini pada
perlengketan setempat atau difus yang didasarkan pada assay patogenesis EAggEc belum diketahui. EAggEc rampak meng-
sel HEp-2. EPEC dengan perlekatan setempat melekat longgar kolonisasi kolon.
pada mikrovilli sel epitel melalui bangunan seperti tali disebut EPIDEMIOLOGI. Di negara yang sedang berkembang, ber-
pilli pembentuk-berkas, yang dikode pada plasmid (EAF plas- bagai serogrup diaregenik E.coli sering menyebabkan infeksi
mid), disertai dengan perlekatan pada sel epitel melalui kerja pada usia beberapa tahun pertama. Frekuensi penyakit ini ber-
gena eae (E. coli bertumpu-melekat). Perlekatan menyebabkan tambah selama bulan-bulan panas dalam daerah beriklim se-
kenaikan kadar kalsium intraseluler dan polimerisasi aktin pa- dang dan selama bulan-bulan musim penghujan di daerah
dat pada sisi perlekatan; Bagaimana perubahan sitoskletal ini beriklim tropis. Kebanyakan strain E. coli (kecuali EHEC dan
menyebabkan diarrea belum jelas. EPEC, yang melekat secara mungkin beberapa EPEC) memerlukan inokulum organisme
difus pada sistem assay sel HEp-2, menghasilkan adhesin yang yang besar untuk menimbulkan penyakit; penyebaran dari
terlibat pada perlekatan difus (AIDA-I), yang mempunyai ho- orang ke orang tidak khas, tetapi penyakit yang disebarkan
mologi terhadap protein S. flexneri yang disertai dengan makanan atau air lazim. Infeksi paling mungkin terjadi bila
penyebaran interseluler (VirG). Beberapa serogrup dihubung- pengelola makanan atau praktek-praktek pembuangan sampah
kan dengan perlekatan setempat dan probe EAF positif (0,55, suboptimal. Walaupun infeksi terjadi pada anak di Amerika
086, 0l I l, 01 19, 0125, 0126,0121, 0l28ab, dan 0142) sedang Serikat, infeksi ini lebih sering ditemukan pada mereka yang
yang lain tidak melekat atau melekat secara difus (018, 044, hidup di atau baru saja mengunjungi negara yang sedang ber-
0l 12, dan 01 l4). kembang. Organisme EHEC dan EPEC ditularkan dari orang
E. coli Enterohemoragik (EHEC). Serogrup E. coli ini meng- ke orang juga melalui makanan, memberi kesan bahwa pene-
hasilkan satu toksin atau lebih yang membunuh sel mamalia. lanan sejumlah organisme yang lebih sedikit ini cukup untuk
Mereka juga disebut E. coli enterositotokslk, E. coli penghasil menimbulkan penyakit. Hamburger yang kurang dimasak me-
toksin seperti Shiga (SLT-EC), dan E. coli penghasil-vero- rupakan penyebab yang paling sering ledakan serangan EHEC
toksin (VTEC). Dua toksin utama dihasilkan oleh EHEC. Satu yang disebarkan makanan.
pada dasarnya identik dengan shigatoksin, eksotoksin Shigella PATOLOGI. ETEC tidak menyebabkan arau sedikit mengu-
dysenteriae serotipe I penghambat-sintesis protein. Kedua le- bah struktur dalam mukosa usus. EIEC menyebabkan lesi
bih jauh terkait dengan shigatoksin (hanya 557o homologi kolon seperti lesi disentri basil; ulserasi, perdarahan, dan infil-
asam amino). Toksin pertama disebut SLT-I (VT-1) dan yang trasi leukosit polimorfonuklear dengan khas edema mukosa
kedua SLT-II (VT-2). Mungkin ada banyak varian dari toksin dan submukosa. EPEC disertai dengan penumpulan villi, peru-
978 BAGIAN XVll I Penyakit Infeksi

bahan ladang dan pengelupasan sei-sel rnukosa superlisial toksin akan menjadi tersedia. Biakan cairan duodenum mung-
pada mikroskop cahaya, dan perlekatan serta perubahan per- kin membantu dalam mendiagnosis EPEC karena keccnde-
tumpuan pada pemeriksaan mikroskop elektron; lesi ini dite- rungannya mengkolonisasi usus halus. Perneriksaan ini biasa-
mukan dari duodenum sampai kolon. EHEC mengenai kolon nya terindikasi hanya pada anak dengan diara kronis.
paling parah. Organisme ini menyebabkan edema, pengenda- Data laboratorium lain merupakan indikator etiologi non-
pan fibrin, perdarahan dalam submukosa, ulserasi mukosa, in- spesifik yang paling baik. Perneriksaan leukosit tinja biasanya
filtrasi neutrofil, dan trombus mikrovaskuler. Beberapa dari positif pada EIEC tetapi negatif pada semua E.coll diaregenik
pengaruh ini dapat akibat dari keria sinergis toksin seperti- lain. Angka darah, terutama pada EIEC dan EHEC, seling nre-
Shigci dan bagian lipid A LPS. Patologi EAggEC terdiri dari nunjukkan kenaikan angka leukosit dengan pergeseran kekiri.
diare sekretori yang disebabkan oleh toksin stabil-panas atau Perubahan elektrolit adalah nonspesifik, hanya menggambar-
labil panas. kan kehilangan cairan.
MANIFESTASI KLlNlS. Seperti dapat diharapkan dari berba- Metode identifikasi tradisional organisme ini memellukan
gai mekanisme produksi penyakit, tanda-tanda klinis diare aki- model biakan binatang atau jalingan yang sangat tidak praktis
bat E. coli bervariasi dari kelompok ke kelompok. ETEC dan mahal untuk penggunaan rutin oleh laboratorium rumah
merupakan penyebab utama dehidrasi diare infantil di negara sakit. Beberapa dari organisme.ini, terutama EPEC, sccara teo-
yang sedang berkembang. Tanda-tanda dan gejala-gejala khas ritis dapat ditentukan secara serologis. Namun, fi'ekucnsi re-
adalah diare cair yang mendadak, nyeri abdomen, nausea, aksi silang, tidak tersedianya reagen yang baik, dan kejarang-
muntah, dan sedikit atau tidak ada demam. Penyembuhan bia- annya sehingga dengan serogrup ini saja tidak cukup untuk
sanya terjadi dalam beberapa hari. Infeksi ini mempunyai pe- menentukan suatu patogen, menyebabkan metode ini tidak
ngaruh yang tidak baik pada status nutrisi bayi. baik. Probe DNA untuk gena yang mengkode berbagai sifht
EIEC menyebabkan sakit yang tidak dapat dibedakan dari virulens paling memberikan harapan untuk masa yang akan
disentri basil klasik. Demam, toksisitas sistemik, nyeri kejang datang; pemeriksaan ini sekarang cocok hanya dalam peneli-
abdomen, tenesmus, dan terburu-buru buang ail besar dengan tian kelompok laboratorium. Probe telah dikembangkan untuk
diare cair atau darah adalah khas. EPEC biasanya diisolasi dari ETEC, EIEC, EAggEC dan EHEC.
bayi dan anak pada usia beberapa tahun pertama yang mende-
Organisme yang dicurigai harus dikitimkan ke labolatori-
rita diare tidak berdarah dengan mukus; mungkin terjadi de- um rujukan atau laboratorium penelitian untuk evaluasi pasti.
mam. Tidak seperti ETEC, EIEC atau EHEC, organisme ini Upaya demikian jarang diperlukan, tetapi upaya ini mungkin
sering menyebabkan penyakit diare yang lama. penting untuk diagnosis anak yang benar dengan komplikasi
EHEC dapat menyebabkan penyakit diare tersendiri atau yang berat dan membahayakan jiwa atau untuk pengamatan
penyakit yang ditandai dengan nyeri abdomen dengan diare ledakan serangan sekali-sekali.
yang pada mulanya cair tetapi dalarn beberapa hari menjadi
PENGOBATAN. Dasar manajemcn yang tepat dihubungkarr
berdarah yang nampak (kolitis hemoragik). Walaupun gamba-
dengan terapi cairan dan elektrolit. Pada umumnya, telapi rni
ran ini menyelupai gambaran shigellosis atau penyakit EIEC,
gambaran ini berbeda dalam hal demam yang merupakan harus mencakup penggantian dan rumatan oral larutan lehi-
drasi seperti larutan yang ditetapkan oleh Organisasi Kese-
manifestasi yang tidak lazirn. Risiko utama EHEC adalah bah-
wa sekitar 107o infeksi bergejala dipersulit oleh perkembangan
hatan Sedunia (WHO). Pemberian makan kembali dengan
sindlom hemolitik-uren'rik.
ASI atau formula encer harus didorong sesegera dehidrasi
teratasi. Penghentian makanan yang lama sering menyebabkan
EAggEC menyebabkan kehilangan cairan yang cukup ba-
diare klonis dan malnutrisi.
nyak dengan dehidrasi, tetapi muntah dan tinja berdarah tam-
pak relatif jarang. Organisme ini, seperti EPEC sering disertai Terapi antimikloba spesifik E.cr.tli diarcgcnik merupakan
diare yang lama. masalah karena kesukaran membuat diagnosis yang tepat pato-
KOMPLIKASI. Komplikasi utama adalah komplikasi akibat gen ini dan kerentanan antibiotik yang tidak dapat diramalkan.
dehidrasi dan kehilangan elekttolit. Beberapa komplikasi ada- ETEC berespons terhadap agen antimikroba sepcrti trimcto-
lah akibat patogen spesifik. EPEC dan EAEC mungkin menye- prim-sulfametoksasol (TMP-SMX) bila strain E. coli rentan.
babkan diare persisten. Infeksi dengan EHEC sering disertai Namun, selain daripada anak yang baru pulang dari berwisata
dengan sindrom hernolitik-uremik. ke negara yang sedang berkembang, pengobatan empirik diare
DIAGNOSIS. Tanda klinis penyakit jarang cukup berbeda cair berat dengan antibiotik jarang tepat. Walaupun pengobat-
untuk memungkinkan diagnosis yang meyakinkan, dan peme- an infeksi EPEC dengan TMP-SMX (6,4 mg/kg/24 jam kom-
riksaan laboratorium rutin bernilai sangat terbatas. Diagnosis ponen trimetoprim dalam dosis terbagi empat secara intravcna
sekarang sangat tergantung pada pemeriksaan laboratorium atau peroral selama 5 hari) efektif dalam mernpercepat pe-
yang tidak dengan mudah tersedia pada praktisi. Biakan tinja nyernbuhan, tidak adanya uji diagnostik yang cepat memper-
rutin yang darinya organisme E.coli dlisolasi diartikan sebagai sukar membuat keputusan pengobatan. Infcksi EIEC biasanya
menunjukkan "flora normal". Kliteria biokirnia (misal, pola diobati sebelum ada hasil biakan karena klinisi mencurigai
fermentasi) bernilai minimal. Serotip EHEC O157:H7 dike- shigellosis yang khas dan mulai terapi empiris. Jika organisme
sankan oleh kegagalan koloni yang dicurigai memfermentasi rentan, TMP-SMX adalah pilihan yang tepat. EHEC mewakili
sorbitol pada medium sorbitol MacConkey; aglutinasi lateks dilema terapeutik yang sangat sukar. Data memberi kesan bah-
memperkuat bahwa organisme berisi O157 LPS. EHEC lain ti- wa pengobatan antibiotik, terutama dengan regimen mengan-
dak dapat dideteksi pada laboratorium rumah sakit rutin, wa- dung sulfa, dapat menaikkan risiko sindrom hemolitik-uremik;
laupun mungkin bahwa assay yang didasarkan pada deteksi namun, tidak adanya trial prospektif terkendali menyebabkan
184 a Escherichia coli, Aeromonas, dan Plesiomonas 979

pengamatan ini bermasalah. Terlalu awal untuk menilai peng- Spesies Aeromonas diisolasi dari ayam mentah dan ada pada
gunaan antibiotik pada pengobatan EAEC. toko bahan makanan. Infeksi lebih lazim di cuaca panas. Ter-
Resistensi antibiotik s6ring dikode pada plasmid yang jadi infeksi bergejala dan tidak bergejala.
sama yang membawa sifarsifat virulen dan berlanjut sehingga PATOGENESIS. Beberapa strain A. hidrophiLa dan A. so-
membuat keputusan rasional mengenai terapi antibiotik sukar' bria menghasilkan hemolisin, sitotoksin dan enterotoksin. Sa-
Karena munculnya resistensi terhadap regimen yang secara lah satu dari enterotoksin menyebabkan kehilangan air, kaliun.r
luas digunakan adalah khas, agen antimikroba baru harus terus dan sodium pada usus tikus dan secara antigenik terkait de-
dievaluasi. ngan toksin kolera. Toksin kedua adalah B-hemolisin yang
Terapi antibiotik profilaksis, walaupun efektif pada wisata- menghasilkan pengumpulan cairan pada lengkungen usus ti-
wan dewasa, belum dipelajari pada anak dan biasanya tidak di- kus dan kelinci yang menyusui. Sitotoksin stabil panas A.
anjurkan. Cara-cara kesehatan masyarakat termasuk pem- caviae berbeda dari sitotoksin yang dibuat oleh A. hydrophila
buangan sampah dan praktek-praktek penanganan makanan, dan A. sobria. Beberapa strarn Aeronroiras melekat pada biak-
telah membuat patogen yang memerlukan inokula besar me- an sel jaringan, tetapi peran pili pada perlekatan ini dan pada
nimbulkan sakit yang secara relatif tidak lazim di negara- patogenesis tidak jelas. A. lrydropltila dan A. sobria mengin-
negara industri. Ledakan serangan EHEC yang disebarkan ma- vasi sel HEp-2; mereka juga menginvasi mukoszr dan mengha-
kanan merupakan masalah yang padanya tidak ditemukan silkan bakteremi pada model binatang. Relawan yang diberi
penyelesaian yang cukup. Saat ledakan serangan penyakit sejumlah besar organisme yang diduga sangat virulen tidak
EPEC di rumah sakit, perhatian pada tindakan isolasi pencega- menderita diare. Adalah mungkin bahwa seperti pada E.coLi,
han enterik dan pengelompokan mungkin penting. beberapa organisme Aeromonas kekurangan gena virulen dan
PENCEGAHAN. Di dunia yang sedang berkembang, pence- tidak patogen.
gahan penyakit yang disebabkan oleh E coli diaregenik mung- MANIFESTASI KLlNlS. Aeromonas telah dihubungkan de-
kin paling baik dilakukan dengan memperlama pemberian ngan penyakit saluran pencernaan, septikemia, dan inf'eksi ku-
ASI, perhatian yang teliti pada higiene perseorangan dan me- lit, saluran pernapasan, abdomen, pelvis dan jar-ang mata atzru
ngikuti prosedur penanganan makanan dan air yang tepat. tulang.
Anak yang bepergian ke tempat-tempat ini mungkin paling Gastroenteritis adalah penyakit yang paling lazim disebab-
baik diproteksi dengan perhatian yang teliti terhadap diet, teru- kan oleh Aeromonas pada manusia. Aeronrcnas teiah diisohsi
tama hanya mengkonsumsi air yang dimasak, minuman botol, dari 2-10Vo penderita dengan diare akut dan l-5%o kontrol ti-
roti, sari buah, buah yang dapat dikupas, atau makanan yang dak bergejala pada banyak lokasi yang berbeda. A. caviae jauh
disediakan dalam keadaan hangat. lebih lazim daripada A. hydrophila atat A. sobria. Diare lebih
lazim pada usia 3 tahun pertama daripada usia lebih tua. Or'-
ganisme ini mungkin kurang terdiagnosis karena laboratoliurn
AEBOMONAS klinik tidak secara rutin melakukan uji oksidase pada flora
tinja. Penderita biasanya datang dengan diare yang dapat se,
Aeromoncts dapat menyebabkan penyakit pada binatang perti kolera, tetapi 10-30% penderita menderita diare demam
berdarah dingin dan berdarah panas. Spesies yang menyebab- seperti disentri dengan tinja berdarah (dengan A. cayiae atau
kan penyakit pada binatang berdarah dingin tidak bergerak kadang-kadangA. sobria). Leukosit tinja tidak lazim. Diare
(nonmotil) dan psiklofilik, dan spesies yang menyebabkan pe- yang disebabkan oleh A. caviae dapat berakhir selama
nyakit pada binatang berdarah panas adalah motil dan me- berbulan-bulan.
sofilik. Spesies yang paling sering menyebabkan penyakit ma- Septikemia Aeromonas biasanya diternukan pada penderita
nusia adalah A. hydrophila, A. sobria dan A. caviae. dengan penyakit lain yang mendasari. Angka mortalitas tinggi
BAKTERIOLOGI. Organisme Aeromonas adalah batang (30-7}Vo). Septikemia juga terjadi pada hospes imunokompe-
gram-negatif, anaerobik fakultatif, oksidase-positif yang ter- ten sesudah trauma atau infeksi saluran pernapasan. A. lq'clro-
masuk famili Vibrionaseae. Fermentasi laktosanya bervariasi. phila dan A. sobria adalah spesies yang paling lazim yang
Ae romonas dibedakan dari Enterobakteriaseae karena mereka menyebabkan sept ikemia.
adalah sitokrom oksidase positif. Organisme ini tidak dapat Trauma tembus atau fraktur terbuka dengan kontaminasi
terdeteksi kecuali kalau dilakukan uji oksidase. tungkai terjejas dengan air atau bahan tinja dapat menyebab-
Spesies Aeromonas dengan mudah dibiakkan pada media kan infeksi luka. Infeksi jaringan lunak bernanah, selulitis, mi-
yang secara rutin digunakan dalam laboratorium klinik, seperti onekrosis mendadak dengan atau tanpa bakteremia, atau
agar darah dan agar MacConkey. A. hydrophila dan A.sobria ektima gangrenosa yang menyerupai infeksi pseudomonas da
adalah hernolitik pada darah dan A. caviae tidak. Media ter- pat ditemukan. Infeksi campuran dengan organisme lain ter-
tentu $an yang diperkaya tersedia pada biakan Aeromonas dari jadi pada lebih dari 80% kasus akibat trauma.
spesimen tinja, termasuk air alkali pepton, agar darah yang PENCEGAHAN. Walaupun penelitian klinis terkendali pe-
mengandung ampisilin (kepadanya Aeromonas ini secara rutin ngobatan antibiotik telah dilakukan, pengamatan klinis dan pe-
resisten), dan agar sefsulodin-irgasan-novobiosin. nelitian kerentanan memberi kesan bahwa pengobatan infeksi
EPIDEMIOLOGI. Aeromonas ditemukan dalam air tawar dan saluran pencernaan memperpendek lamanya sakit. Terapi anti-
asin. Infeksi saluran pencernaan akibat minum air sumur dan mikroba dengan trimetoprim-sulfametoksasol dianjurkan pada
prapengobatan dengan antibiotik (terutama ampisillin atau penderita dengan bentuk sakit disentri dan pada mereka yang
obat-obat lain yang rentan terhadap p-laktamase), dan infeksi menderita keluhan usus kronis yang dihubungkan dengan
luka dihubungkan dengan kontaminasi oleh air lingkungan. Aerontonas. Septikemia harus diobati dengan aminoglikosid
980 BAGIAN XVil 1 Penyakit lnfeksi

atau sefalosporin generasi ketiga secara parenteral sampai ter- PENGOBATAN. Karena gastroenteritis biasanya sembuh
sedia data kerentanan. sendiri, tidak ada terapi yang diagjurkan secara rurin. TMP-
SMX digunakan pada penderita dengan diare berdarah atau di-
are persisten. Pada penderita infeksi ekstraintestinal yang ja-
P LEI SI O M ONAS S HI GE LLO I D ES rang terjadi, aminoglikosid sering dipilih, walaupun organisme
biasanya rentan terhadap kloramfenikol dan sefalotin serta se-
Pleisiomonas shigelloides dilaporkan pada kasus sporadik falosporin generasi ke-2 dan ke-3.
dan ledakan serangan penyakit diare. Ada perdebatan menge-
nai apakah hubungannya dengan gastroenteritis merupakan se-
bab akibat. Infeksi biasanya akibat penelanan makanan. sepelti Baldwin TJ, Knutton S, Sellers L, et al: Enteroaggregative Escherithiu clli
kerang, yang mungkin terkontaminasi dengan enteropatogen strains secrete a heat-labile toxin antigenically related to E. coli hernolysin.
Infect Irnmun 602092, 1992.
lain, dan faktor virulen sukar diperagakan. Namun, kejadian Donnenberg MS, Kaper JB: Enteropathogenic Eschericltla colr. Infect Immun
diare berdarah dan demam tinggi yang responsif terhadap anti- 60:3953, I992.
biotik memberi kesan bahwa P. shigellosis merupakan patogen Holmberg SD, Farmer JJ: Aeromonas hydrophilaand Plesiorrutnas ,thigelbi-
yang sebenarnya. des as causes ofintestinal infections. Rev Infect Dis 6:633. 1984.
Kelly J, Oryshak A, Wenesteck M, et al: The colonic pathology of Esclrcri-
BAKTERIOLOGI. Organisme P. shigelloides adalah gram- chia coli 0157 :Hi infection. Am J Surg Pathol I 4:87, 990.
1

negatil tidak membentuk spora, anaerobik fakultatif, peng- Knutton S, Shaw RK, Bhan MK, et al: Ability of enreroaggregative Escheri
hasil-indol, peragi laktosa lambat yang adalah katalase positif. chia coli strains to adhEre in vitro to human intestinal mucosa. Inf-ect Im-
mun 60:2083, 1992.
Organisme ini meragi glukosa tetapi tidak meragi sukrosa atau
Mathewson JJ, Dupont HL'. Aeromonas species: Role as human pathogens.
manitol, dan mereka memiliki dua sampai tujuh flagella kutub. Cun Clin Top Infect Dis 12:26, 1992.
Organisme ini dibedakan dengan Enterobakteriaseae oleh Tesh VL, O'Brien AD: Adherence and colonization mechanisms of entero
adanya oksidase positif dan dengan anggota Vibrionaseae lain pathogenic and enterohemorrhagic Esclrcrichia coli. Microb Pathog 12:245.
(yaitu Aeromonas dan Vibrios) oleh ornitin dekarboksilase po- 1992.

sitif dan fermentasi inositol. Beberapa strain (serotip C27)


mempunyai lipopolisakarida (LPS) yang secara antigenik
identik dengan antigenik LPS Shigella sonnei fase I. Laborato- 184.1 Infeksi y&ng Disebsbkan oleh
rium rumah sakit sering gagal mengenali organisme ini karena Pseudomonqs
koloni tampak seperti flora usus normal kecuali u.li oksidase *
di lakukan. Ann M.Affin
PATOGENESIS DAN PATOLOGI. Tanda-tanda klinis mem-
beri kesan bahwa enteroinvasifnya merupakan mekanisme pe- PseLtdomonas hidup berlimpah di tanah dan air dan menye-
nyakit. Sifat-sifat virulen sukar diperagakan, dan penelitian bar ke seluruh alam. Kebanyakan infeksi adalah opoftunistik
relawan gagal membuktikan patogenisitas, tetapi hasil negatif dan terjadi pada bayi berat badan lahir rendah dan pada bayi
dapat menggambarkan keadaan pertumbuhan yang tidak sesuai yang lebih tua dan anak dengan pertahanan hospes terganggu,
untuk ekspresi virulensi. seperti mereka yang dengan kistik fibrosis, gangguan imuno-
EPIDEMIOLOGI. Organisme ini dibiakkan dari air tawar dan defisiensi, keganasan, luka bakar luas, atau mainutrisi (teru-
sampah, terutama selama bulan-bulan musim panas. Banyak tama pada populasi yang miskin) dan pada mereka yang
kasus mempunyai riwayat baru berwisata atau menelan ma- sedang mendapat terapi imunosupresif (lihat Bab 173).
kanan laut, terutama kerang mentah. Orang-orang dengan pe- ETIOLOG|. Ada sejumlah spesies Pseudomonas yang dike-
kerjaan yang membawanya berkontak dengan air, risiko infek- nali, tetapi hanya beberapa yang patogen pada manusia; dari
sinya bertambah. Binatang berdarah dingin (misal, ikan, ko- yang ini, adalah P. aeruginosa yang sejauh ini paling lazim.
dok, penyu, ular, kadal, kerang) dan binatang berdarah panas Spesies lain yang kadang-kadang dikenali sebagai patogen
(misal anjing, kucing, sapi, biri-biri, babi, kambing, kera, sim- manusia adalah P. cepacict, P. maltophilia, p. Jluorescens, p.
panse) kadang-kadang dikolonisasi. Anak-anak dan orang de- putrefaciens, dan P. mallei.
wasa dapat terkena, walaupun risiko tampak bertambah pada Pseudomonas adalah batang gram-negatif dan adalah
usia 5 tahun pertama. Kasus gastroenteritis dilaporkan dari benar-benar aerob. Karena mereka dapat menggunakan sum-
negara-negara industri dan yang sedang berkembang. ber karbon apapun, mereka memperbanyak diri pada keba-
MANIFESTASI KLlNlS. Diare mungkin air, dengan atau tan- nyakan lingkungan basah yang berisi jumlah senyawa organik
pa darah dalam tinja, dan demam lazim. Nyeri perut dan mun- minimal. Strain dari spesimen klinis dapat menghasilkan B-
tah sering ada. Penyakitnya biasanya berakhir selama 1-2 hemolisis pada agar darah; lebih dari 90Vo strain menghasilkan
minggu. Jarang terjadi bakteremia, selulitis, meningitis (teru- pigmen fenazin hijau kebiruan (nanah biru) serta fluoresein,
tama pada neonatus), atau infeksi ekstraintestinal lain. Biasa- yang berwarna kuning-hijau dan berfluoresen. pigmen ini ber-
nya,, komplikasi ini terjadi pada hospes dengan gangguan difusi ke dalam dan mewarnai medium yang mengelilingi
imun (misal orang-orang dengan penyakit kolagen vaskuler, koloni. Strain Pseudomonas dapat diferensiasi untuk tujuan
keganasan, penyakit hepatobiliare). epidemiologi dengan penggolongan serologis, faga dan piosin.
DIAGNOSIS. Media biakan tinja rutin mendukung perrum-
buhan P. shigellosis, tetapi karena laboratorium mikrobiologi
klinik tidak secara rutin melakukan uji oksidase, organisme
sering tidak terdeteksi. Leukosit tinja sering terdeteksi. xDimodifikasi dari Bab di Edisi ke- 14 oleh R.D. Feigin.
184 r Escherichia coli, Aeromonas, dan Plesiomonas 981

EPIDEMIOLOGI. Pseudomonas sering masuk lingkungan ru- Pseudornonas selain dari P. oeruginosa jarang menyebab-
mah sakit pada pakaian, kulit, atau sepatu penderita atau per- kan penyakit pada anak sehat. tetapi pneumonia dan abses ka-
sonel rumah sakit, pada tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang rena P. cepacia, otitis media karena P. putrefacie,ns atau
dibawa masuk rumah sakit, dan dalam saluran pencernaan P.stutzeri. abses karena P. fluorescen:. dan seluliris serta sep-
penderita. Kolonisasi dapat terjadi dari setiap bahan basah atau tikemia karena P. maltophilia telah dilaporkan. Septikemia
cair; misalnya, mereka dapat ditemukan sedang tumbuh dalam dan endokarditis karena P. maltophilia juga telah dihubungkan
aqua destilata, dapur rumah sakit dan tempat cuci, beberapa la- dengan penyalahgunaan obat-obat intravena.
ru.tan antiseptik, dan peralatan yang digunakan untuk terapi Shunt, Kateter, dan Peralatan Qihat Bab 173 dan Tabel 184-1).
pernapasan. Kolonisasi kulit penderita, tenggorok, tinja dan Luka Bakar dan Luka Infeksi. Permukaan luka arau luka
mukosa hidung adalah rendah pada saat masuk rumah sakit te- bakar sering ditempati oleh Pseudomonas dan organisme
tapi bertambah sampai setinggi 50-10Vo pada rawat inap yang gram-negatif lain; keadaan ini tidak perlu berarti infeksi tetapi
lama dan penggunaan antibiotik spektrum luas, kemoterapi, merupakan prasarat yang diperlukan untuk penyakit invasif.
ventilasi mekanik dan kateter urin. Septikemia dengan P. aeruginosa merupakan masalah utama
PATOGENESIS. Kebutuhan oksigen unruk pertumbuhan da- pada penderita luka bakar (lihat Bab 60 dan 173). Septikemia
pat menyebabkan tidak adanya invasi Pseudomonas sesudah ini adalah akibat multiplikasi organisme pada jaringan yang
berkolonisasi atau bahkan sesudah menginfeksi kulit. pseudo- mati atau akibat penggunaan kateter intravena atau kateter urin
monas ini menghasilkan endotoksin yang lemah dibanding de- yang lama. Pemberian .antibiotik dapat menghilangkan flora
ngan endotoksin basili gram-negatif lain dan eksotoksin A, mikrobiologi yang rentan tetapi memungkinkan strain tettentu
yang menyebabkan nekrosis lokal dan invasi bakteri sistemik. Pseudomona,s tumbuh dengan baik.
Eksotoksin S adalah faktor virulen toksik yang lain. Pseudo- Kistik Fibrosis (lihar Bab 363).
monas menimbulkan penyakit melalui tiga fase. Kolonisasi Keganasan. Anak dengan leukemia atau keganasan lain
dan perlekatan bakteri dipermudah oleh pili atau fimbria dan yang melemahkan, terutama mereka yang sedang mendapat
oleh adhesi oportunis terhadap epitel yang rusak karena jejas terapi imunosupresifdan yang neutropeni, sangat rentan terha-
sebelumnya seperti keratitis ulserativa atau pneumonia influ- dap septikemia dari invasi aliran darah oleh pseudomonas
enza. Mukopolisakarida dapat menghambat fagositosis, sedang yang dengannya penderita telah dikoloni. Anoreksia, malaise,
protein ekstraseluler, proteasis, elastasis dan sitotoksin (dahulu nausea, muntah, diare, dan demam dapat terjadi. Vaskulitis
leukosidin) mendigesti membran sel dan antibodi menghasil- menyeluruh berkembang, dan lesi nekrotik perdarahan dapat
kan permeabilitas vaskuler kapiler dan menghambat fungsi ditemukan pada semua organ, termasuk kulit, dimana rnereka
leukosit. Penyebaran dan invasi aliran darah pasca-perluasan tampak sebagai nodul ungu atau daerah ekimosis yang men- '
cedera jaringan lokal dan dipermudah oleh sifat-sifat anri- jadi gangren. Selulitis perirektal perdarahan atau gan_qrenosa
fagosit eksopolisakarida mukosa, pemecahan protase IgG, dan atau abses dapat terjadi, disertai dengan ileus dan hipotensi
sifat-sifat lain yang menahan fagositosis serum. Hospes beres- yang dalam.
pons terhadap infeksi dengan menghasilkan antibodi terhadap DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Diagnosis ini rer.-
eksotoksin Pseudonircnas (eksotoksin A) dan lipopolisakarida. gantung pada penemuan organisme dari darah, cairan serebro-
Mekanisme pertahanan hospes yang terganggu (karena trauma spinal, urin atau aspirasi jarum paru-paru atau dari bahan
fkulit] neutropenia, mukositis, imunosupresi, gangguan peng- purulen yang diperoleh melalui aspirasi abses subkutan atau
angkutan mukosiliare) menjelaskan peran dominan organisme daerah selulitis.
dalam menimbulkan infeksi oportunistik Lesi kulit noduler, kebiru-biruan, dan ulkus dengan ekimo-
MANIFESTASI KLlNlS. Walaupun kebanyakan gambaran sis dan pusat gangren dan areola terang (eritema gangreno-
klinis (Tabel 184-1) terkait dengan infeksi oporrunisrik (lihar sum) sebenarnya patognomonis infeksi Pseudomonas kulit.
Bab 173), P. aeruginosayang masuk ke dalam luka kecil anak Lesi kulit jarang secara klinis tidak dapat <tibedakan dari lesi
sehat dapat disertai oleh selulitis dan abses yang terlokalisasi yang disebabkan oleh P. aeruginosa mungkin pasca-septi-
yang meneteskan nanah hilau atau biru. Lesi kulit khas Pser- kemia karena Aeromonas hydrophila. Diagnosis bandingnya
domonas, yang disebabkan oleh inokulasi langsung atau akibat adalah penyakit lokal atau tersebar karena batang gram-
septikemia, mulai sebagai makula merah muda dan berkem- negatif, jamur atau virus.
bang menjadi nodul hemoragik dan akhirnya menjadi area PENCEGAHAN. Sebagian, ini terganrung pada pengawasan
nekrosis dengan pembentukan eschar, dikelilingi areola yang terus-menerus lingkungan rumah sakit untuk mengenali dan
sangat merah (eritema gangrenosum). selanjutnya melenyapkan sumber organisme secepat mungkin.
Ledakan serangan dermatitis dan infeksi saluran kencing Pseudomonas dapat tumbuh dalam air destilata, desinfektan,
yang disebabkan oleh P. aeruginosa telah dilaporkan pada larutan makanan parenteral dan obat-obatan. pada perawatan
anak sehat pasca-penggunaan kolam renang umum, pusaran air neonatus, infeksi biasanya ditularkan pada bayi melalui tangan
rekreasi, atau bak mandi panas milik keluarga. Lesi kulit ter- personel, dari permukaan bak cuci, dari kateter; dan dari larut_
jadi beberapa jam sampai 2 hari sesudah kontak dengan sum- an yang digunakan untuk mencuci kateter pengisap.
ber air ini. Lesi kulit mungkin eritematosa, makular, papular, Perhatian yang ketat terhadap cuci tangan, terutama de_
atau pustular. Penyakit dapat bervariasi dari beberapa lesi yang ngan cairan yang berisi iodofor, sebelum dan antara kontak
tersebar sampai keterlibatan tubuh yang luas. pada beberapa dengan neonatus dapat mencegah atau menghalangi majunya
anak, malaise, demam, muntah, nyeri tenggorok, konjungtivi- penyakit epidemi. Pertumbuhan pseudomonas pada kareter
tis, rhinitis dan pembengkakan buah dada dapat disertai de- penghisap dapat dicegah dengan membilas kateter dalam laru_
ngan lesi kulit. tan asam asetat 3Vo. Perawatan yang sangat teliti dalam persia_
982 BAGIAN XVII I Penyakit lnleksi

TABEL 184-1. Inf'eksi Pseudontorns aeruginosa


Karakteris.fik

pan larutan untuk makanan ilarenteral total dan pada pema- ngaruh sinergis,, dalam dosis 5-7,5 mglkg/24 jam daitim tiga
sukan serta perawatan kateter juga seringkali pergantian alat- dosis terbagi. Dosis yang lebih tinggi mungkrn digunakan se-
alat yang digunakan untuk pemberian secara intravenosa sa- sudah berumur I minggu pertama. Obat ini dapat diberikan se-
ngat mengurangi bahaya kontaminasi ekstrinsik oleh Pseudo- cara intramuskuler atau intravena (ika diinfuskan lambat me-
monas dan organisme gram-negatif lain. lebihi masa I jam). Karbenisilin atau tikarsilin saja tidak dian-
Pencegahan dermatitis folikuler yang disebabkan oleh kon- jurkan, karena strain organisme ini dengan cepat menjadi le-
taminasi Pseudontotrus pusaran air atau bak mandi panas ada- sisten terhadap agen-agen ini. Tobramisin (3-5 nglkgl24 jam)
lah mungkin dengan mempcrtahankan kolam air pada pH 7,2- atau amikasin (15-25 mg/kg/24 jam) dalam tiga dosis telba-ei
7,8 dan kadar klorin bebas pada 70,5 mg/I-. secara intramuskuler atau intravena (melebihi I jam) dapat di-
Penderita luka bakar dapat secara aktif diimunisasi dengan gunakan untuk mengganti gentarnisin pada regimen terapeutik.
vaksin Pseuclontottas polivalen yang mengurangi bakteremia Dari antibiotik B-laktam yang lebih baru, seftazidim paling
dan mortalitas. Pemberian globulin hiperimun spesifik juga aktif terhadap P. aerugittosa dan iajuga terbukti sangat elektif
mencegah septikemia. Infeksi dapat juga diminimalkan dengan pada penderita dengan kistik flbrosis (150-200 mg/kg/24 jam
isolasi protektif yang teliti, dengan pemakaian sulfadiazin dalam tiga atau empat dosis terbagi). Azlocilin dan piperasilin
topikal atau krim maf'enid asetat l)Ea, dan dengan debridemen juga terbukti merupakan terapi efektif untuk strain P. aerugi-
jaringan yang mati. ,?o.r4 tertentu bila dikombinasi dengan aminoglikosid; obat-
Infeksi Pseudomonas sinus dermal yang rnenghubungkan obat ini dapat diberikan dalam dosis 300 mg/kg/24jam secara
dengan sela serebrospinal dapat dicegah dengan penemuan intravena dalam tiga atau empat dosis terbagi. Antibiotik efek-
awal dan perbaikan pembedahan. Infeksi Pseudomonas salur- tif tambahan adalah imipenem, aztreonam dan siprofloksasin.
an kencing dapat diminimalkan atau dicegah dengan identifi- Meningitis harus diobati dengan seftazidin atau karbenis-
kasi awal dan pembedahan korektif lesi obstruktif. ilin atau tikarsilin bersama dengan gentamisin, yang diberikan
PENGOBATAN. Infcksi sistemik dengan Pseudomonas ha- secara intravena. Pengobatan bersama intraventrikuler atau in-
rus diobati segera dengan antibiotik yang secara in vitro or- tratekal dengan gentamisin (1-2 mg sekali sehari, tidak tergan-
ganismenya sensitif. Respons terhadap pengobatan mungkin tung berat badan, sampai cairan serebrospinal steril) mungkin
terbatas dan pengobatan yang lama mungkin dipellukan untuk diperlukan.
infeksi sistemik pada hospes yang terganggu. PROGN0SIS. Prognosis tergantung sebagian besar pada si-
Septikemia biasanya diobati dengan karbenisilin (200-400 fat penyakit yang mendasari; misalnya, penyebab utama ke-
mg/kg/24 jam dalarn enam dosis terbagi) atau tikarsilin (200 matian pada leukemia anak adalah septikemia, dan setengah
mg/kg/24 jam dalam enam dosis terbagi secara intravena). dari kasus ini adalah karena Pseudonnnas. Hasil pacla pende-
Gentamisin harus digunakan bersarna untuk kemungkinan pe- rita dengan sepsis P. aeruginosa yang diperbaiki dengan terapi
185 . Kolera 983

antimikroba kombinasi. ternpat masuk saluran kencing, tidak Ker-em E. Corey M, Gold R, et al: Pulmonary function and clinical coursc in
patients witl.r cystic fibrosis alter pulrnonary colonization with P.seutkrno,
ada neutropenia atau sembuh dari neutropenia dan drainase rttts uerugittosu. J Pediatr I 16:1 14, 1990.
tempat-tempat infeksi lokal. PseudonTonas diternukan dari Kusne S, Eibling DE, Yu VL, et al: Gangrenous cellulitis assocrated u,rth
paru-paru kebanyakan anak yang meninggal karena kistik fi- gram negative bacilli in pancytopenic patients: Dilemnra with respect Lo el
brosis dan mungkin menyebabkan kemerosotan perlahan-lahan fective therapy. Am J Med 85:490, 1988. McManus AT, Mason AD.
McManus_WF, et al: Twenty-five ycar review of PsetLdorttr'tutr L)et uXint).ttt
penderita ini1' P. cepacia, yang seringkali resisten telhadap
bacterenia in a burn center. Eur J Clin Microbiol 4:219, 198-5.
agen antimikroba standar dihubungkan dengan penurunan Olgle JW, Janda JM, Woods DE, et al: Characterization and use of a DNA
fungsi paru yang lebih cepat dan ketahanan hidup lebih ren- probe as an epiderniologic marker for P.seudontona.s aerugittosa. J lnfect
dah. Prognosis untuk perkembangan nolmaljelek pada bebera- Dis 155: I 19. 1987.
Reed MD, Stern RC, O'Brien CA, et al: Randomized double blind evaluation
pa bayi yang bertahan hidup karena meningitis Pseuclontonas.
of ceftazidime dose ranging in hospitalized patierlts with cystic liblosis.
Antinricrob Ag Che rnother' 3 I :698, 1987.
Reed RK, Lafter WE. Sieber OF Jr, et al: Peripheral nodulal lcsions in Pser-
Penyakit Karena Pseudomonas Lain donnruts sepsis: Thc impofiance of incision and drainage. J Pediatr' 88:977.
1916.
Rodriguez WJ, Khan WN. Cocchetto DM, et al: Treatment of Pseutlonronu.r
meningitis with or without concurrent'therapy. Pediatr Infect Dis J 9:83.
Qlander
I 990.
Glander adalah penyakit infeksi kuda berat karena P. mal- Salnren T, Dwyel DM, Vorse H, et al: Whirlpool associated PseLrclonnnus ue
rugirnsa urinaly tract infections. JAMA l5:2025, 1983.
lei yang kadang-kadzing menular pada manusia. Penyakit ini Whirrbey E, Kiehn TE, Brannon P, et al: Bacteremia and fungenrr nt prricnts
relatif lazim di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Manifestasi with neoplastic disease. Am J Med 82:723. 1987.
klinis meliputi pneumonitis akut atau klonis dan lesi neklotik
kulit, membrana mukosa hidung dan limfonodi hen.roragik.

Melioidosis
E Ben 185
Penyakit Asia Tenggara dan Australia utara yang penting
ini ditemukan di Amerika Serikat terutama pada orang-orang KoIera
dari daerah endemis. Agen penyebabnya adalah P. pseudomal-
/el, penghuni tanah dan air di daerah tropis. Infeksi pasca- Henry F. Gomez dan Thomas G. Cleary
hirupan debu atau kontaminasi langsung luka lecet atau luka.
Melioidosis rrrungkin datang sebagai lesi kulit primer tunggal
(vesikel, bulla, atau urtikaria). Inleksi paru mungkin subakut
dan menyerupai tuberkulosis. Kadang-kadang, septikemia ter- Tahun 1990 telah tampak perubahan dramatis pada pema-
jadi dan banyak abses ditemukan pada berbagai organ tubuh. haman kolera. Perkembangan yang besar adaiah penyebalan
Miokarditis, pelikarditis, endokarditis, abses usus, kolesistitis, kolera epidemik ke belahan Dunia sebelah Barat, muncul cli
gastroentelitis akut, inf'eksi saluran kencing, artritis septik, ab- India dengan sffain Vibriocltoleroe baru dan unik, dan pene-
ses paraspinal, osteomielitis dan limfadenopati menyeluruh, muan gena vilulen baru pada V. cholercte. Kolera adalah diare
semuanya telah ditemukan. Melioidosis dapat juga ada sebagai cair akut yang disebabkan oleh kelompok enterotoksin yang
penyakit enselalitis dengan demam dan kejang-kejang; biasa- dihasilkan oleh V. cholerae serotip O1 atau serorip O139 (Be-
nya terapi antibiotik rnenghasilkan penyembuhan. Penyakit ini ngal). Spektrurr klinis meliputi infeksi tidak bergejala, diale
tetap laten dan muncul bila pertahanan hospes tnenurun, cair ringan, dan diare cair berat dengan muntah yang dengan
kadang-kadang bertahun-tahun sesudah pemajanan inisial. cepat menimbulkan syok hipovolemik, asidosis metabolik dan
Glander diobati dengan tetlasiklin atau kloramfenikol dan kematian.
streptomisin selama masa beberapa bulan. Melioidosis diobati Etiologi. V.cholerae adalah batang sedikit lengkung, grarn-
dengan seftazidim atau kloramfenikol dengan doksisiklin dan negatif, tidak membentuk spora, bergerak (1,5-3,0 x 0,5 prm).
TMP-SMX. masing-masing dengan fla-eella kutub. Mereka tumbuh d:ilarn
rnedia alkali dengan galarn empedu. Dua biogrup (yaitu, bio-
Adam D: Use of quinolones in pediatlic patients. Rev lnfect Dis I I (Suppl
tip) V. cholerae Ol diklasifikasikan sebagai klasik dan El Tor
5):Sl I 13. 1989. didasarkan atas hemolisin, hemaglutinasi, kerentanan terha-
Chaowagul W. White NJ. Dance DAB, er al: Melioidosis: A major cause of dap polimiksin B, dan kerentanan terhadap bakteriofag. Basil
community-acquiled septicemia in noftheastern Thailand. J Infect Dis ini juga dibagi menjadi seloglup (yaitu, serovar') didasarkan
159:890.1989.
Feder HM Jr. GrantKels JM, Tilton RG: Pseudonnncs whirlpool dermatitis.
pada aniten somatik atau O. V. cltolerae Ol rnempunyai clua
Clin Pediatr 22:638, 1983. tipe antigenik O major (Ogawa dan India) dan tipe inrer-medi-
Hill'M, Yu VL, Shalp JS, et al: Antibiotic therapy for Pseudontonas aerugi- ate tidak stabil (Hikojima). Strain epidemik batu, V. clnle-
[osri bacteremia: Outcome correlations in a prospective study of 200 pa- raeO139 (Bengal) tidak mengaglurinasi antiserum O1 tetapi
tients. Am J Med 87:540, 1989.
Isles A, Maclusky I, Corey M. et al: P.rettclomonus ('epdL.iuinfection in cystic
sangat Lerkait dengan biotip El Tor. V. choLerae Non-Ol (Z
fibrosis: An emerging problern. J Pediatr 104:206, 1984. cholerae nonagglutinasi atau NAG) telah lama ada di negara
Jones RJ, Roe EA, Cupta JL: Controlled trials of a polyvalent Pseudotttonas bagian Teluk Amerika Serikat, tidak seperri str-ain baru O139,
vaccine in burns. Lancet 2:971.1919. V. cholerae NAG tidak dihubungkan dengan koler-a epidemik.
984 BAGIAN XVil | Penyakit lnfeksi

EPIDEMIOLOGI. Organisme V. cltolerae dapat hidup di air subunit A adalah ADP-ribosiltransferase yang mengaktifkan
panas, asin dengan nutrien dan oksigen. Mereka ditemukan di subunit- cx protein G perangsang untuk mengikat dan mengak-
akar-akar tumbuh.tur.nbuhan, kerang kurang dimasak (misal- tifkan adenilat siklase, mengakibatkan kenaikan kadar adeno-
nya, udang, kepiting), lokan yang mentah (misal remis, ke- sin mon6fosfat siklik (cAMP) yang lama. Kadar cAMP tinggi
rang, kepah). Penularan langsung dari orang ke orang jarang. menyebabkan penurunan penyerapan aktif natrium dan klorida
Di daerah endemik, kolera terutama mengenai anak usia 2-15 oleh sel villus dan penambahan sekresi klorida aktif oleh sel
tahun. ASI dapat memainkan peran penting dalam mempro- kripta.
teksi anak dari kolera berat selama usia 2 tahun pertama. Peran toksin kedua yang dihasilkan oleh V. cholerae jelas
Pada Januari 1991, kolera epidemik muncul di belahan dari penelitian vaksin yang mana strain direkayasa secara ge-
bumi sebelah Barat untuk pertama kalinya pada abad ini. Pe- netik dengan pengosongan subunit A toksin kolera masih me-
nyakit ini mulai di pantai utara Peru dan dengan cepat menye= nimbulkan diare. Faktor ini mengubah sambungan ketat inter-
bar jauh ke Amerika Selatan dan Tengah. Ketika tahun 1933, seluler dengan mengurangi kerumitan helai zonula yang rapat,
dilaporkan total 820.135 kasus dan 6942 meninggal. Angka menyebabkan persilangan helai mengurang. Fungsi zonula ra-
kematian kasus rendah (0,8Vo) menggambarkan keberhasilan pat usus adalah untuk membatasi atau mencegah difusi mole-
terapi sekarang bukannya penurunan virulensi strain epidemik. kul larut air melalui ruang interseluler kembali ke dalam lu-
Epidemik ini ditandai oleh penyebaran yang cepat, angka se- men. Bila fungsi ini diubah oleh toksin zonula yang rapat (1o-
fangan tinggi (300-900 kasus per 100.000 penduduk), dan ang- ttula occludens toxin - zot), mukosa usus menjadi lebih per'-
ka mortalitas rendah. Anak dan orang dewasa terkena. meabel, dan air serta elektrolit bocor ke dalam lumen karena
Beberapa ledakan serangan kolera telah terjadi di Amerika Se- tekanan hisdrostatik dan menyebabkan diare.
rikat sebagai akibat dari epidemi ini. Gena enterotoksin potensial ketiga (enterotoksin kolera
Pada tahun 1992, strain V. cholerae serotip baru, V. chol- tambahan laccesory cholera enterotoxin = acel) menunjukkan
erae o-139, diisolasi selama ledakan serangan di Madras, In- kemiripan yang mencolok dengan ekanotik ion pengangkut
dia. Ledakan serangan ini menggambarkan epidemi kolera ATPase, termasuk produk gena konduktans kistik fibrosis
pertama karena organisme yang bukan serotip 01. Pada 3,5 (cystic fibrosis transmembran = CFTR). Gena c/,r, zot dan ace,
bulan pertama tahun 1993, 13.215 penderita dirawat inap dan bersama dengan gena pilin, diapit oleh elemen yang dapat di-
tercatat 434 meninggal. Penyakit karena patogen ini tidak da- pindahkan yang disebut RS1, mewakili "kaset virulen" V. chol-
pat dibedakan dari kolera khas dalam tanda-tanda klinis dan erae. Keparahan kehilangan cairan dan elektrolit pada kolera
potensi untuk penyebaran epidemik. Data memberi kesan bah- dibanding dengan kehilangan karena enteropatogen lain yang
wa strain baru ini lebih tahan daripada O1 dan karenanya dapat menghasilkan enterotoksin yang sangat terkait dengan toksin
member:ikan risiko penularan yang lebih besar. Ledakan se- kolera (misal Es cherichia coli, enterotoksigenik, C ampy lob ac -
rangan ditandai oieh frekuensi sekunder yang tinggi, rasio in- ter, Salmonella) dapat akibat dari toksin lain dalam kaset viru-
feksi bergejala der.rgan tidak bergejala tinggi, dan angka se- len V. cholerae.
rangan tinggi pada orang dewasa. V. cholerae non 01, non-Ol39 (NAG) menghasilkan
PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI. Vibrio adalah amat sensi- enterotoksin yang tidak terkait dengan toksin kolera. Toksin
tif; lambung adalah perintang yang hebat dalam mencegah or- ini stabil panas dan dikaitkan dengan enterotoksin stabil panas
ganisme ini untuk mencapai usus halus. Vibrio harus meng- Ye rs in ia ente rocol itica.

kolonisasi usus haius untuk menegakkan infeksi dan menye- MANIFESTASI KLlNlS. Diare cair dan muntah timbul sesu-
babkan penyakit. Mereka melekat pada mukosa usus dan ber- dah masa inkubasi 6 jam sampai 5 hari (rata-rata 2-3 hari). De-
proliferasi (10'-10"/mL cairan usus). Lapisan mukosa usus mam ringan terjadi pada beberapa anak. Pada kasus berat, ada
berisi faktor-faktor yang kemotaktik untuk vibrio. Vibrio diare cair yang banyak, tidak nyeri, mempunyai konsistensi
menghasilkan ehzim proteolitik, termasuk musinase. Motilitas "air cucian beras" dengan bau amis, kadang-fta6ung dengan
juga dianggap sebagai suatu sifat virulensi yang penting. Kolo- bintik-bintik mukus tetapi bukan darah. Kehilangan cairan dan
nisasi duodenum dan jejunum, disertai dengan sekresi cairan elektrolit menyebabkan haus dan takikardia, disertai oleh
yang diperantarai enterotoksin. menimbulkan tanda-tanda takipnea, iritabilitas, fontanela anterior cekung, dan turgor ku-
klinis. Mukosa tidak dihancurkan selama proses ini, walaupun lit jelek, dan menjelek menjadi kolaps sirkulasi, stupor dan ga-
edema mengisi ruang interstisial, dan kapiler serta limfatik gal ginjal jika tidak diobati. Diare mungkin begitu masif
pada ujdngvilli menjadi dilatasi. Beberapa sel radang ada di sehingga kolaps vaskuler terjadi kurang daripada 24 jam sesu-
lamina propia. Cairan yang hilang adalah isotonis dengan dah menular. Kehilangan cairan dapat berlanjut selama satu
plasma dan mempunyai kadar bikarbonat dan kalium tinggi. minggu.
Walaupun ada suatu gangguan disakaridase jejunum, termasuk KOMPLIKASI. Lesu, kejang-kejang, kesadaran berubah, de-
laktase, penyerapan glukosa biasa dilindungi. mam, hipoglikemia, dan kematian terjadi lebih sering pada
Kehilangan cairan pada kolera akibat dari produksi entero- anak daripada orang dewasa. Penggantian cairan dan elektrolit
toksin yang dikode pada kromosom bakteri dalam kaset viru- yang tidak adekuat dapat menyebabkan gagal ginjal akut kare-
lensi. Yang paling penting dari toksin ini adalah toksin kolera, na nekrosis tubuler akut. Pada anak yang sakit berat dengan
protein periplasmik besar yang struktur genanya (ctxA dan pengurangan kalium dan asidosis, aritmia hipokalemik, dapat
crxB) mengkode secara enzimatis subunit A aktif dan subunit menyebabkan kematian mendadak, Anak dengan kadar kalium
sel penyekat B. Strain klasik mempunyai dua kopi ctrAB tidak rendah dapat terjadi ileus paralitikus dan perut kembung yang
terikat, tetapi strain EI Tor biasanya mempunyai satu kopi. Re- menyebabkan rehidrasi oral tidak mungkin. Pada sebanyak
septor untuk subunit B adalah gangliosid GMI. Bagian A1 l0% dafi. anak kecil, mengantuk yang lama, koma, at_au
185 . Kolera 985

adi. B ila kej ang-kej ang dihubungkan den gan


kej an g-kej an g terj luaran sangat penting pada bayi yang dapat minum secalra oral
hipoglikemia, kejang-kejang ini sering disertai dengan koma dari satu-satunya cairan yang diberikan. Makanan harus dimu-
dan kematian. Penelitian telah mendapatkan bahwa 74,3V0 lai sesegera defisit telah terganti untuk meminimalkan danrpak
anak dengan kolera yang dikomplikasi dengan hipoglikemia nutrisi pada penyakit; pemberian makan lagi tidak mempenga-
meninggal, dibanding dengan 0,7Vo anak tanpa hipoglikemia. ruhi frekuensi mencret atau lama diare. Keberhasilan rehidrasi
Edema par-u terjadi pada beberapa anak, mungkin karena be- oral diperagakan dengan baik ketika kolera epidernik menca-
ban cairan berlebihan selama rehidrasi. Tetani sementara dapat pai Peru pada tahun 1991; angka mortalitas kurang dari lVc
terjadi selama koreksi keseimbangan elektrolit. Pada anak walaupun kenyataan bahwa ledakan serangan masif ini secara
yang diobati dengan gula dan garam berlebihan sebelum pe- total tidak diharapkan (tidak diantisipasi).
meriksaan rnedik, dapat ditemukan hipernatremia. Walaupun Antibiotik merupakan terapi yang kurang penting, walau-
kadar natrium tinggi, Larutan Rehidrasi Oral Organisasi Kese- pun obat ini berguna dalarn memperpendek iama penyakit. Se-
hatan Sedunia (LRO-WHO) tidak disertai dengan hipernatre- ring ada resistensi antibiotik. Agen antirnikroba yang diguna-
mia jika digunakan dengan tepati LRO ini dapat digunakan kan adalah trimetopritn-sulfametoksasol (10mg/kg/24 jam tri-
untuk mengobati anak dengan dehidrasi hipernatremia. metoprim dan 50 mg/kg/24 jam sulfametoksasol sebagai dua
dosis terbagi selama tiga hari) atau pada anak yang lebih tLra,
DIAGNOSIS. Di daerah endemik, setiap anak dengan diare
tetrasiklin (50 mg/kg/24 jam dibagi dalam en.rpat dosis terbagi
cair berat harus dipikirkan kemungkinan kasus kolera sambil
selama 2-3 harr). Senyawa antidiare lain biasanya tidak tepat.
menantikan pengamatan laboratoriurn. Di Amerika Serikat, di-
PENCEGAHAN. Metode yang paling praktis mencegah ko-
agnosis harus dicurigai pada setiap anak dengan diare cair, be-
lera yang membahayakan jiwa pada bayi adalah pemberian
rat, dan riwayat perjalanan baru ke daerah endemis.
ASI yang lama. Makanan dan air yang aman dan penanganan
Dua media selektif digunakan untuk biakan V. cholerae; sampah yang tepat merupakan penyelesaian masalah jangka
agar gelatin tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa (TCBS) dan telu- lama. Biaya, kebodohan, dan politik teiah menahan kebutuhan
rit-taurokolat (TTGA). Pada TCBS, organisme V. cholerae dasar ini dari terpenuhi, dan untuk segera yang akan datang,
menonjol sebagai koloni besar, kuning halus berlatar belakang perkembangan vaksin yang diperbaiki merupakan priolitas
medium hijau-kebiruan. Pada TTGA, koloni kecil, opak, de- tinggi. Vakin yang sekarang tersedia berguna membunuh or-
ngan zone perkabutan sekelilingnya. Koloni strain O139 yang ganisme, diberikan secara parenteral sebagai dua-dosis seri
tumbuh pada TTGA digambarkan sebagai koloni opak, ke- pertama disertai dengan booster setiap 6 bulan. Vaksin ini
abuan dengan pusat gelap. Biotiping V. cholerae ke dalam kla- mempunyai kemanjuran sekitar 50Vo pada 3-6 bulan sesudah
sik dan El Tor dapat diperoleh atas dasar hemaglutinasi lang- vaksinasi. Karena kemanjurannya rendah dan frekuensi reaksi
sung dengan sel darah merah ayam atau kambing (yaitu, aglu- tinggi (yaitu nyeri, eritema, indurasi lokal, demam, nyeri kepa-
tinat strain El Tor), sensitif terhadap polimiksin B (yaitu, strain la), vaksin ini mungkin harus digunakan hanya pada hospes
klasik sensitif), atau rentan terhadap faga-kolera grup IV yang sangat berisiko tinggi (misal, mereka yang dengan aklor-
(yaitu, strain klasik rentan). Uji antibodi berdasar poliklonal hidria) dengan kemungkinan pemajanan yang sangat tinggi.
dan monoklonal digunakan untuk deteksi langsung V. cholerae Tidak dianjurkan untuk anak usia sebelum 6 bulan.
01 dalam sampel tinja. Berbagai assay imunosorben terkait Perkembangan vaksin V. choLera yang lebih baik telah ma-
enzim untuk deteksi toksin dan metode DNA (misal, probe, ju. Beberapa strategi berbeda telah digunakan dalam memper-
reaksi rantai polimerase) sedang dievaluasi sebagai alat untuk siapkan vaksin baru ini. Pendekatan ini termasuk kornbinasi
diagnosis cepat. Assay serologis dapat digunakan untuk de- sel utuh yang dimatikan dengan toksin kolera subunit B, or-
teksi retrospektif antibodi vibriosid, pengaglutinasi atau anti- ganisme V. cholera hidup rekombinan dimana gena toksin te-
bodi neutralisasi toksin 1-14hari sesudah mulainya penyakit. lah diubah secara genetik (strain CVD 103-HgR), sintesis
PENGOBATAN. Pengobatan utama untuk kolera adalah peptida yang meliputi epitop imunodominan, dan manipulasi
penggantian cairan dan elektrolit. Apakah penggantian cairan jaringan idiopatik, dengan menggunakan antibodi rnonoklonal
yang optimal adalah LRO-WHO atau salah satu dari larutan tikus spesifik untuk epitop pengikat GMI untuk menginduksi
oral yang lebih baru seperti LRO dengan dasar bubur nasi, ma- antibodi terhadap epitop toksin kolera. Tiga dosis vaksin olal,
sih dalam pengamatan. LRO-WHO perliter mengandung 90 sel utuh yang dimatikan dengan subunit B (yang terbukti
mmol Na+, 20 mmol K+, 80 mmol Cl-, 111 mmol glukosa dan menurunkan keparahan infeksi bergejala) dan satu dosis oral
30 mmol bikarbonat (sitrat dapat digantikan pada karbonat). CVD 103-HgR (yang terbukti menginduksi antibodi vibriosid
Walaupun LRO dengan dasar bubur nasi mungkin superior dan memberikan proteksi selama tantangan eksperimental)
daripada LRO-WHO, larutan ini lebih bermasalah dalam pe- merupakan vaksin baru yang paling memberi harapan, walau-
nyediaan, karena larutan ini perlu memasak tepung beras (50 pun tidak ada dari vaksin-vaksin ini yang dilisensikan di
g/L selama 7 meniQ sebelum menambahkan garam dan kare- Amerika Serikat pada saat publikasi ini. Namun, aniibodi vi-
nanya harus dibuang dan dipersiapkan yang baru setiap 8 jam. briosid (diarahkan terutama pada lipopolisakarida), bukannya
Rehidrasi oral yang diberikan secukupnya adalah pengobatan antibodi toksin kolera, tampak menjadi sangat penting dalam
pilihan, kecuali kalau anak kesadarannya kurang, menderita proteksi dari penyakit berat. Kenyataan ini, digabung dengan
ileus, atau dalam keadaan syok; pada kasus ini yang tepat ada- pengalaman dengan V. cholerae O139 (Bengal), dimana orang
lah rehidraSi intravena bukannya oral. Muntah bukan kontrain- dewasa pada daerah endemik kolera telah mengembangkan
dikasi rehidrasi oral. Walaupun semua penderita dengan kolera kolera berat, memberi kesan bahwa vaksin sekarang tidak
harus secara teliti dipantau, perhatian pada masukan dan ke- mungkin efektif melawan strain epidemik baru ini.
BAGIAN XVll t Penyakit Infeksi

Bhattacharya SK, Bhattacharya MK, Balakrish-Nair G, et al: Clinical profile ngan flagellum pada satu atau kedua kutub. Organisme tampak
of acute diarrhoea cases infected with tlie nerv epidernic strain of Vlbrlo
kecil (0,5-1 mm), koloni halus, agzik mengelompok pada me-
cholerue 0139: Designation ofthe disease as cholera. J lnfect 27;ll, 1993.
Calia KE. Munagh M, Feraro IvIJ, et al: Compalison of Vibrio cholerue 0139 dia padat. Pertumbuhan yang dapat dilihat pada biakan darah
with V. clutlerae 01 classical and El Tor biotypes. Infect Lnmun sering tidak tampak sampai 5-14 hari sesudah inokulasi awal.
62:1504, 1994 Organisme C antpy lo b act e r adal ah rnikloaerofiiik, memerlukan
Fasano A. Baudry B, Pumplin DW, et al: Vibrio cholerue produces a second
pengurangan tekanan oksigen untuk pertumbuhan, dengan per-
enterotoxin, which affects intestinal tight junctions. Ploc Natl Acad Sci
USA 88:5242. 1991. tumbuhan optimal pada oksigen 5-6Va. Mereka tidak dioksi-
Trucksis M. Calen JE, Michalski J. et al: Accessory cholera enterotoxin dasj atau tidak rnelagi kalbohidrat.
(Ace), the thild toxin of ,t Vibrio cholerae virulence cassette. Proc Natl EPlDEM|0LOGl. Infeksi Cantpt,lobacter melupakan penye-
Acad Sci USA 90:5267. 1993.
bab gastroer.rteritis yang paling lazim di seluruh dunia. Di ne-
World Health Organization: WHO guidelines for cholera control. Geneva,
World Health Organization. 1993. gara maju, gastroenteritis C. je.jutti biasanya lebih lazim
daripada int'eksi Salmonella alau SlilgeLla. C. coli juga menye-
babkan gastroenteritis, walaupun frekuensinya sekitar 400 kali
lebih rendah daripada frekuensi untuk C. .jejuni. Penelitian
berdasarkan-populasi di Arner'.ika Scrikat rnenunjukkan lic-
T BAB 186 kuensi isolasi Campyktbctcler berkisar dari 28 sampai 71 per
100.000 penduduk setiap tahun. Gastroenteritts Cantpt,lobctc-
ter terjadi paling sering pada rnusim panas dan musim gugur.
Campylobacter di daerah subtropis, puncaknya pada musim hu.jan.
Distribusi umur gastritis Ccuttpltlobctcter di negara maju
Shai Askenazi dan Tltontas G. Cleary adalah bimodal, dengan satu puncak pada anak sebelum umur
4 tahun dan puncak kedua pada remaja dan orang der.vasa
Pada mulanya dipandang hanya patogen binatang. Organ- muda. Insiden tertinggi terjadi pada usia tahun pertama. Di ne-
isme Cantpl,lobacter sekarang diketahui sebagai penyebab gara yang sedang berkembang, infeksi terjadi pada usia awal.
penting gastroenteritis bakteri dan inf'eksi sistemik, telutama biasanya sebelurn umur 5 tal.run. Banyak inf'eksi tidak berge-
pada neonatus dan pcndelita lergtnggu imun. jala, terutama pada anak yang lebih besar.
ETl0L0Gl. Genus Canrpylobctcter (berarti batang lengkung) Enteritis Campl,lobctcter merupakan zoonosis di selurul.r
meliputi l4 spesies, delapan darinya yang dipandang patogen dunia. Saluran gastrointestinal banyak binatang domestik dan
terhadap manusi:i adalah: C. jejuni, C. fens, C. coLi, C. hipoin- binatang buas merupakan teservoir utama inl'eksi. C. jejuni tc-
testinalis, C. laridis, C. cina.edi, C. fenn.elliae, dan C. upsalien- lal-r diisolasi dari tinja ayarn 30-100%, kalkun, dan burung.
sls. Ada lebih dari 90 selotip C. je juni yang berbeda. Heli- Kebanyakan binatag ternak, sumber daging, dan binatang ke-
cobacter ptlori (dahulu C. pylori) adalah genus baru, dibeda- sayangan dapat menyimpan organisrne. Penelitian rclawan ti-
kan dari Cantpylobacter oleh perbedaan deretan RNA (lihat dak rnenunjukkan pola close-respotts yang konsisten, beberapu
Bab 187). individu mcndclita diale pasca-mcrrelan 2, x l0' orgrnisrnc
Tanda klinis tergantung pada spesies (Tabel 186-1). Penya- dan yang lain tetap sehat pasca-rnenelan 10n olganisme. Penr-r-
kit usus biasanya dihubungkan dengan C. jejuni, dan inf'eksi laran C. jejuni dari binatang ke orang terjadi paling scrin-{ me-
ekstraintestinum serta sistemik dihubungkan dengan C. fetus. lalui rute fekal-oral karena matkan makanan yang ter-
Enteritis yang kurang sering disebabkan oleh C. coli, C. laridis kontaminasi, terutama claging unggas setengah matang, susu
atau C. /erus: infeksi sistemik mungkin jarang disebabkan oleh yang tidak dipasteurisasi, dan air yang tidak diobati. Penularan
C. jejuni
atau C. coli.' perinatal dan dari orang ke orang terjadi, nalnun jauh kurang
Organisme Campylobttcter, adalah batang tipis, glam nega- lazim. Pcnulalan rumah tan_qga dari anjing dan kucing muda
tif: organisme ini pendek dan berbentuk S atau panjang, ber- dengein diare juga terjadi. Ledakan seranguin diare Can4tt,lo-
spiral banyak, dan berfilamen. Pada biakan yang lebih tua bacter dilaporkan pada rumah perawatan dan pusat perawatan
bentuk kokus dapat ditemukan. Organisme ini bergerak, de- harian. Penularan paling besar selama lasc akut penyakit dan
dapat berakhir selama 2-3 minggu, tetapi pengobatan antibio-
tik yang tepat dapat mempelpendek masa ini sampai 2-3 hari.
Jarang ada pen,eidap kronis. Orang laki-laki, homoseksuzrl me-
TABEL 186-1. Spesies Cunp1,l6$66ssr Utama Menyebabkan Penya- nambah risiko infeksi C. cinaedi dan C. fennelLicte.
kit Manusia Analisis pembatasan cnzim kromosorl DNA atziu libosou.r
Sr[.C-.$ies]',:....:,'r,:',, ., Tan-d,e.iffiinis : ,lii i ,ll,$umner RNA bakterr dapat digunakan untuk menganalisis distribusi
inlcksi Cantpl,lctbacter. Assctl, cap jari rezrksi rantai polimerase
(RRP) berguna untuk mengl.rasilkan spesies-spcsilik dan fi'ag-
men DNA isolat-spesifik.
PAT0LOG|.Infeksi C. jejmi mclibatkan ileum rerniinal dan
kolon. sering menimbulkan diare radang. Secara makroskopis,
mukus, nanah dan darah ada pada lumen usus, dengan mukosa
ulserasi yang rapuh. Secara mikroskopis, biopsi rektum pendc-
rita demikian memperagakan kolitis dengan infiltr.at radang
akut dan pembengkakan lamina propia dan abses kripta. Tanda
186 f Campylobacter 987

ini serupa dengan tanda yang ditemukan pada shigellosis. Ce- neurologis spesifik tidak biasa pada tidak adanya penyakit
dera pada mukosa usus mungkin juga minimal. serebrovaskuler atau meningitis. Sering ada nyeri abdornen;
PAT0GENESIS. Invasi, produksi enterotoksin, dan produksi diare, ikterus dan hepatorncgali kurang lazim. Batuk ntun-ekirt
sitotoksin telah diperagakan pada infeksi C. jejuni.Invasi mu- ada tetapi keterlibatan parenkim paru tidak lazint. Pemeriksa-
kosa, yang diperantarai oleh protein permukaan bakteri dan an fisik tidak mengesankan kecuali untuk penampakan anak
terjadi sesudah pengikatan spesifik, agaknya merupakan sifat sakit. Mungkin ada leukositosis sedang. Bakteremizr tidak ber'-
virulensi yang paling penting. Kadar sitotoksin rendah yang gejala sementara yang menghilang tanpa terapi antibiotik ter-
rnencederai sel mamalia dihasilkan oleh beberapa isolat dan jadi, seperti halnya septikemi yang mematikan dengan cepat.
dapat membantu dalam proses invasi. Beberapa sfiain C. jeju- Bakteremia lama 8-13 minggu digambarkan dengan ren.risi
nltm menghasilkan enterotoksin sepelti kolera, yang dapat spontan dan relaps, terutilma pada hospes dengan gangguan
menjclaskan diare cail yang tampak secara klinis. Tidak jelas imun.
apakah semua C. jejuni memtliki sifat virulen. Infeksi tidak lnfeksi Ekstraintestinal Setempat. Inf'eksi seternpat yang di-
bergejala dapat mencerminkan fenomen ini. C. ferus cende- sebabkan oleh C. jejwti seperti meningitis, pankreatitis. kole-
rung menembus mukosa intestinum tanpa kerusakan yang je- sistitis, inf'eksi saluran kencing, artritis dan peritonitis tcrjadi
las, mencapai sistem retikuloendotelial dan aliran darah. Or- terutama pada neonatus atau penderita dengan grnggurn ilnun.
ganisme ini
mengandung protein kapsul permukaan yang Bakteremia C. fetus lebih sering disertai dengan infeksi setem-
menghal.rbat opsonofagositosis dan memungkinkan infeksi pat. Organisme ini menunjukkan kecenderungan pada endotel
sistemik. vaskulel, menyebabkan endokarditis, perikarditis, trombofle-
MANIFESTASI KLlNlS. Beberapa tanda-tanda klinis infeksi bitis, dan aneurisma jamur; inf-cksi setempat tennasuk meni-
Cantpyk;bacter mungkin tergantung pada spesies yang terlibat ngitis, artritis septik, infeksi saluran kencing, abses palu dln
dan faktor hospes. seperti umur, imunosupresi, dan keadaan- kolangitis.
keadaan yang mcndesali. lnfeksi perinatal. Inf'eksi perinatal berat bi:isanya disebab-
Gastroenteritis akut. Ini melupakan perwujudan infeksi kan oleh C. fetus dan jarang oleh C. jejuni. C. fZrus cenderung
Cantpllobacter yang paling lazirn, biasanya disebabkan oleh mengkolonisasi saluran genital dan menginfeksi jaringan jr-
C. jejuni (95-99Vo kasus); C. toli dan C. laridis menyebabkan nin. Infeksi C. fens dan C. jejtuti ibu, yang mungkin tidak ber-
sisanya l-57o kasus. Masa inkubasi adalah 1-7 hari. Diare ter- gejala, menyebabkan aborsi, lahir mati, persalinan prenretur',
diri dari tinja cair encer atau tinja berdarah dan mengandung atau infeksi neonatus dengan sepsis dan meningitis. Intcksi
lendir (khas disentri). Darah tampak dalam tinja 2-4 hari sesu- neonatus dengan C. jejuni dikaitkan dengan diare yang mung-
dah mulai serangan gejala. Demam, muntah, malaise dan mial- C. fetus jarane menyebabkan diale.
kin berdarah;
gia sering ada. Demam mungkin satu-satunya rnanifestasi KOMPLIKASI. Sindrorn Guillan-Barr6 telah dilaporkan 1-3
awal, tetapi 60-90% anak yang lebih tua juga mengeluh nyeri minggu sesudah gastroenteritis C. jejuni telbukti dcngan
perut. Nyeri abdornen adaiah periumbilikal; kram dapat men- biakan. Biakan tinja yang diambil dari penderita dengan sin-
dahului gejala-gejala lain atau menetap sesudah tinja kembali dron-r Guillan-Barr6 pada awal gejala neurologis telah menun-
normal. Nyeri abdomen menyerupai appendisitis atau intus- jukkan C. jejuni pada lebih dari 25Vo kasus. Penelitian se-
sussepsi. lologis memberi kesan bahwa 20-40% penderita sindrom
Inleksi ringan berakhir hanya 1 sampai 2 hari dan menye- Guillain-Barr6 baru rnenderita infeksi C. jejuni. Penderita
rupai gastroenteritis virus. Kebanyakan pendelita sembuh da- memmpunyai antibodi terhadap gangliosidei (GMl dan GDlb)
lam waktu kulan-e dari satu minggu, tetapi 20Vo mengalami yang memicu demiclinasi.
relaps atau sakit larna atau berat. Gastroenteritis Canryl,lobac- Artritis reaktif merupakan komplikasi irnunoreaktil yang
/er berulang atau mon€tap dan kemunculan resistensi eritro- ditemukan pada rernaja dan orang dewasa; artritis ini tampak
misin selama terapi dilaporkan pada penderita dengan hipo- 5-40 hari sesudah mulainya diare, melibatkan terutama sendi-
gamaglobulinemia (kongenital atau didapat) dan sindrom irnu- sendi besar, dan sembuh dalam 1-21 minggu tanpa sekucle
nodefisiensi didapat (AIDS), Inl'eksi menetap mcnyelupai pe- apapun. Khas, artritis berpindah-pindah, tetapi anak tidak de-
nyakit radang akut usus. Pelepasan ot'ganisme dalam tinja marn. Cairan sinovia selalu steril. Sinclrom Reiter (yaitu altri-
pada penderita yang tidak diobati biasanya berakhir selama 2- tis reaktif dengan kon.jungtivitis. uretritis dan ruam) dan
3 rninggu, dengan kisaran bebelapa hari sarnlrai bcberapa bu- eritetna nodosum kurang lazirn terjadi. Neliopati IgA dan
lan. Anak muda cendelunu mengeluarkan olganisme untuk glomelulonc{iitis kompleks imun dengein antigen C. jejuni da-
lnasa yan-s lcbih lama. Jarn ginjal dilapolkan. Kornplikasi lain adalah anemia hernoli-
Bakteremia. Bakteremia tanpa infeksi tcrlokalisasi adalah lik dan perdiirahan rektur.n.
infeksi sisternik yang palin-v sering yang disebabkan oleh DIAGNOSIS. Dia-errosis Carnp1,l6l2ay7er biasanya dipelkuat
Cantpvlobacter'. Gastroenteritis C. jejuni atau C. coli jarang dengan iclentillkasi organisme dalam biakan. Media tertentu,
(<1,Vo) nenyebabkan baktercrnia. C. .fetus biasanya menyebab- sepcrti rncclia Skirlr)w atau Batzler, kcadaan-keadaan rnikro-
kan baktcrernia tanpa gejala-gejala diale; diare yarrg clisebab- acrol'ilik (5-10% oksigen), dan untuk C. jejmi, suhu optimal
kan organisme ini cliternukan pada pcndcrita lemah atau ter- 42oC diperlukan. Untuk diagnosis cepat enteriti s Cantp:,Lobctc-
gan-9gu imun. 1?/', pewarnaan karbollirksin lzrngsung pulasan tinja, u1i antr-
Baktclenria datang dcngan demarn, nycri k-cpala. diui nra- bodi l-luolescn ticiak lan_usung, mikroskop medan gelap, atau
Iaise. Dernam rclaps ritau intcrnritten discrtai clcngan kcringut agiutinasi liitcks claltlt digunakan, tetapi sensitivitas metode
rnalam, rnerrg-eigil clan kel.rilangan berat badan bila sakrtnya ini biasanya rcnclah (- 7}Vo). Probe DNA spesifik-spcsies dan
lama. Lesu dan kcbingungan lazim ada. tetapi r.:rnda-tancla penjclasan gcna spesifik PCR telah diuraikan, walaupun 1te-
988 BAGIAN XVil r Penyakit Infeksi

ngalaman klinis terbatas. Diagnosis serologis telah dilaporkan, Ciesendorf BA, vanBelkum A, Koeken A, et al: Development of species-
specific DNA probes for Campyktbacter jejuni, Cantpyktbacter mli. and
dengan menggunakan imunoassay terkait-enzim untuk mengu-
Campybbacter hridis by polymerase chain reaction fingerprinting. J Clin
kur kadar antibodi (IgG, IgM, IgA) terhadap C. jejuni. Metode Microbiol 3 I :1541, 1993.
ini dapat membantu menggambarkan individu-individu dengan Mishu B, Blaser MJ: Role of infection doe to Campylobdcter jejuni in the ini-
pemajanan antigen C. jejuni akut, kronis, atau tidak ada pema- tiatiorr of Guillain-Barrb syndrome infect Dis 11:104, 1993.
janan tetapi sekaran-e belum merupakan pendekatan diagnosis Reina J, Borrell N, Sena A: Emergence of resistance to erythromycin and
fluoroquinolones in thennotolerant Cumi)tbbacler strains isolated from fe-
baku. ces, 1987-1991. Eur J Clin Microbiol Infect Dis.1 l:1163. 1992.
PENGOBATAN. Penggantian cairan, perbaikan ketidakseim- Ruiz-Palacios GM, Calva JJ, Pickering LK, et al: Protection of breast-fed in-
bangan elektrolit, dan perawatan pendukung adalah utama da- fants against Campylobucter dianhea by antibodies in human milk. J Pedi
atr 116:707, 1990.
lam manajemen anak dengan gastroenteritis Campylobacter.
Salazar-Lindo E, Sack RB, Chea-Woo E, et al: Early treatment with erythro-
Agen antimotilitas dapat menyebabkan penyakit menjadi lama mycin of Campylobacter jeflnl-associated dysentery in childrep. J Pediatr
atau mematikan dan tidak boleh digunakan. Ada pertentangan 109:355, 1986.
mengenai ketrutuhan terapi antibiotik pada penderita dengan
gastroenteritis tidak berkomplikasi. Beberapa penelitian tidak
menunjukkan perbaikan pada gejala klinis atau pemendekan
perjalanan penyakit. Bila suspensi eritromisin etilsuksinat di-
mulai pada awal perjalanan penyakit pada penderita dengan
bentuk disentri enteritis Campylobacter, lamanya gejala dan
I Ban l9l
pelepasannya diperpendek. Terapi antibiotik sangat memper-
pendek ekskresi tinja Campylobacter dari 2-3 minggu tanpa
Helicobacter
pengobatan sampai sekitar 2 hari dengan pengobatan.
Eritromisin (50 mglkg/24 jam dalam empat dosis terbagi June T. Atkins dan Thomas G. Cleary
selama 5 hari) merupakan obat-obat pilihan, Terapi lambat (4
hari atau lebih sesudah mulainya gejala) tidak menimbulkan Walaupun organisme spiral telah ditemukan clalam lam-
perbaikan klinis, walaupun pelepasan organisme masih menu- bung manusia dan binatang sejak 1893, namun baru tahun
run. Resistensi eritromisin telah dilaporkan di Thailand, 1983 Wanen dan Marshall menghubungkan basili spiral ben-
Spanyol, Kanada, dan Swedia, tetapi resistensi terhadap eritro- tuk S ini dengan gastritis kronis. Organisme mula-mula dise-
misin ini jarang (l-7Vo). C. coli mungkin lebih resisten dari- but Campylobacter pyloridis tetapi diklasifikasi lagi sebagai
pada C. jejuni. Agen antibiotik alternatif adalah tetrasiklin Helicobacter pylori. H. pylori sekarang secara umum diterima
(berguna pada anak > 7 tahun), siprofloksasin ( berguna untuk sebagai salah satu dari kebanyakan penyebab gastritis antral
remaja > 17 tahun), dan furazolidin. Makrolid baru, klaritro- akut dan kronis yang lazim. Penyakit ini juga disertai dengan
misin dan azitromisin, menunjukkan aktivitas baik in vitro, te- penyakit ulkus peptrkum, karsinoma lambung, dan lirnfbma,
tapi evaluasi klinis diperlukan. Antibiotik dianjurkan pada walaupun hubungan dengan kanker masih terbuka untuk per-
penderita dengan bentuk penyakit disentri, demam tinggi atau debatan.
perjalanan berat; anak yang mengunjungi pusat perawatan ETIOLOGI. H. pylori adalah organisme spiral gram-negatif
anak atau institusi lain; dan anak dengan gangguan imun atau dengan permukaan halus dan flagella unipolar, berselaput, ba-
menderita gangguan yang mendasari. nyak. Organisme ini bersifat selektif dan tumbuh lambat pada
Bakteremia Campylobacter atav infeksi ekstraintestinal agar coklat, menghasilkan koloni kecil tembus cahaya (trans-
yang disebabkan oleh C. fetus memerlukan terapi antibiotik lucent) sesudah inkubasi selama 72-96 jam dalam keadaan
parenteral selama 3-4. minggu. Gentamisin adalah pengobatan mikroaerofilik pada suhu 37oC. Koloni yang lebih tua sering
yang dianjurkan sampai kerentanan antibiotik isolat diketahui; berbentuk kokoid. Produksi urease yang berlebihan adalah si-
dilaporkan ada isolat C. fetus yang resisten terhadap eritro- fat yang membedakan H. pylori dan merupakan dasar untuk
misin. beberapa uji diagnostik. Walaupun spestesHelicobacter d,an
Campylobacter serupa satu sama lain dalam syarat pertumbu-
PROGNOSIS. Walaupun gatroenteritis C ampy lobacter bia-
han dan morfologi; H: pylori mempunyai komposisi asam le,
sanya sembuh sendiri, anak dengan gangguan imun, teimasuk
mak unik, untaian RNA ribosom 165, dan sifat-sifat ultra-
mereka yang dengan AIDS, dapat mengalami perjalanan yang
struktural yang membedakannya dari spesies Campylobacter.
lama, berkepanjangan, atau berat. Septikemia pada neonatus
EPIDEMIOLOGI. H. pylori tersebar di seluruh dunia. preva-
dan hospes dengan gangguan imun mempunyai prognosis je-
lensi infeksi bervariasi menurut umur, latar belakang etnik,
lek, dengan perkiraan angka mortalitas 30-40Vo.
dan status sosioekonomi. Faktor,faktor yang dihubungkan de-
PENCEGAHAN. Seperti pada banyak infeksi enrerik, minum ngan kenaikan risiko infeksi adalah keadaan hidup yang penuh
ASI yang lama mengurangi risiko infeksi Campylobacter ber- sesak dan tidak sehat, tidak ada air mengalir, dan tidur satu
gejala. Penanganan makanan yang tepat, terutama ayam, me- tempat tidur. Di negara yang sedang berkembang, separuh
ngurangi frekuensi infeksi C. jejuni. anak terinfeksi pada umur 10 tahun, pada masa dewasa lebih
dari 80Vo populasi terinfeksi. Di negara maju, infeksi dengan
Ashkenazi S, Danziger Y, Varsano Y, et al: Treatmentof Campylobacter gas- H. pylori pada masa anak tidak lazim, dan hanya 40Vo orang
troenteritis. Arch Dis Child 62:84, 1987. dewasa terinfeksi. Anak-anak dengan status sosioekonomi ren-
Blaser MJ, Sazie E, Williams LP: The influence of immunity on.raw milkas- dah mempunyai angka infeksi yang paralel dengan anak-anak
s ociated C a mpy I o b a u e r _infection. JAMA 257 : 43, 1987 .
dari negara yang sedang berkembang. Angka prevalensinya
187 | Helicobacter 989

yang tinggi menyebabkan banyak kerancuan mengenai arti Istilah penyakit ulkus peptikum dahulu mencakup ulkus
dari FL pylori, tetapi sekarang jelas bahwa gastritis kronis pada lambung dan duodenum. Penyakit uikus peptikum tidak lazim
orang dewasa adalah akibat dari infeksi H. pylori klonis yang pada anak; insiden yang sebenarnya pada masa anak tidak di-
dapat disembuhkan dengan terapi. ketahui. Walaupun H. pvlori ditemukan pada 50-807o orang
Tidak ada reservoir binatang atau lingkungan untuk .FL py- dewasa dengan ulkus lambung, perannya pada ulkus lambung
lorl. Mekanisme penularan H. pylori tidak diketahui. Isolasi H. pada anak tidak jelas. H.ptlori memainkan peran penting pada
pylori dari plak gigi dan tinja memberi kesan bahwa penularan ulkus duodenum pada anak dan orang dewasa dan diperagakan
dari orang ke orang te{adi. Kecenderungan penyakit ulkus pada antrum lambung pada90-l007o penderita ini. Pelenyapan
peptikum pada keluarga juga mendorong penularan dari orang H. pyLori menyebabkan ulkus duodenum berulang pada0-21a/c
ke orang. Apakah penularan ini terjadi dengan rute oral-oral penderita, dibanding dengan angka kumat 61-95V0 jika H. p_r,-
atau fekal-oral tidak jelas. Penularan nosokomial H. pylori dari Iori tidak dilenyapkan. Tanda klinis penyakit ulkus peptikum
endoskopi yang terkontaminasi telah dilaporkan. pada anak bervariasi. Tanda klasik nyeri epigastrik yang diper-
PATOGENESIS DAN PATOLOGI. H. pylori mempunyai hos- buruk dengan puasa dan berkurang dengan makan tidak lazim
pes dan jaringan yang sangat spesifik. Organisme ini terutarna pada anak yang lebih muda, walaupun tanda ini diternukan
terdapat dalam lapisan mukosa yang menutupi epitel lambung pada anak yang lebih tua dan remaja. Kurang dari 20Vo anak
dalam antrum. Waiaupun beberapa organisme telah ditemukan dengan penyakit ulkus peptikum mengalami hematemisis dan
antara sambungan yang rapat sel epitel yang berdekatan, 11. melena.
pylori tidak menginvasi mukosa lambung. Organisme telah Bukti adanya kaitan infeksi kronis H.pyLori dengan penya-
diisolasi dari daerah metaplasia lambung dalam usus, tetapi ti- kit ulkus peptikum dan karsinoma lambung, namun tidak se-
dak ditemukan pada epitel intestinum atau daerah metaplasia perti gastritis, hubungan sebab akibat belum ditegakkan de-
usus dalam lambung. ngan tegas. Tampak ada hubungan terbalik antara penyakit ul-
Faktor-faktor virulen yang memungkinkan organisme bera- kus peptikum dan kanker lambung. Diduga bahwa I0-15Vc
daptasi dengan lingkungan lambung adalah produksi amonia penderita dengan infeksi H. pylori kronis akan berken'rban-e
yang diperantarai urease untuk menetralisasi pH asam, mor- penyakit ulkus peptikum dan l-27o lainnya akan berkembang
fologi spiral dan flagella yang memungkinkannya menembus karsinoma lambung. Faktor-faktor yang menentukan penderita
lapisan mukosa protektif dan menahan peristaltik, dan adhesin mana yang timbul penyakit ulkus peptikuin atau kanker lam-
yang memungkinkan organisme melekat pada epitel gastrik. In bung mungkin melibatkan kombinasi faktor hospes, organisme
vivo perlekatan ini rnenyerupai perlekatan Escherichia coli en- dan lingkungan.
teropatogenik pada epitel usus. Faktor virulen lain adalah pro- DIAGN0SIS. Walaupun keadaan-keadaan lain (misal, obat-
duksi sitotoksin dan mediator radang. obat anti radang, sindrom Zollinger-Ellison, gash'oenteropeti
Infeksi dengan H. pl,lori sebenarnya selalu berakibat ra- eosinofilik, anemia pernisiosa) yang menyebabkan radang dan
dang lambung. Walaupun infeksi akut dihubungkan dengan in- ulkus lambung juga diuraikan, H. pylori ada diantara penye-
filtrasi neutrofilik, tanda histopatologis infeksi H. p),lori ada- bab yang paling lazim. H.pylori dapat didiagnosis dengan me-
lah radang kronis. Pada orang dewasa, karakteristik respons ra- tode invasif dan noninvasif. Metode invasif memerlukan en-
dang adalah radang akut dan kronis dengan infiltrat neutrofil doskopi fleksibel untuk biopsi mukosa lambung untuk biakan.
dan limfosit. Respons radang pada anak adalah limfosit dan histopatologi, atau uji urease cepat. Uji noninvasif termasuk
biasanya disertai dengan hiperplasia limfonoduler. serologi dan uji pernapasan urea.
MANIFESTASI KLlNlS. Infeksi dengan H. pylori biasanya H.pylori adalah organisme yang tumbuh lambat yang seca-
secara klinis tenang. Manifestasi utama infeksi H. pylori yang ra teknis sukar diisolasi. Biakan jaringan yang dibiopsi meng-
bergejala adalah gastritis, penyakit ulkus peptikum, dan ke- hasilkan pertumbuhan pada sekitar 90% kasus yang mana
mungkinan karsinoma lambung. H. pylorijuga telah dimasuk- organisme terdeteksi dengan analisis histopatologis. Biakan si-
kan sebagai penyebab dispepsia nonulkus atau fungsional. katan lambung (gastric brushing) kurang sensitif daripada
Tampaknya.bahwa refluks gastroesofagus, esofagitis, pengo- biakan jaringan. H.pylori dapat diperagakan pada jaringan de-
songan lambung lambat, dan berbagai gangguan motilitas le- ngan pewarnaan Gram, pewarnaan Giemsa, pewarnaan hema-
bih penting pada dispepsia daripada H. pylori. toksilin-eosin, pewarnaan perak Warthin-Starry, pewarnaan
Infeksi akut dengan H. pylori biasanya tidak bergejala, wa- akridin oranye, dan mikroskopi fase kontras. Tidak ada dari
laupun sindrom ditandai dengan nyeri perut, aklorhidria dan teknik ini yang spesifik untuk 11. pyLori, tetapi pemeriksaan
gastritis neutrofilik telah diamati pada orang dewasa yang se- histologis jaringan memberi informasi penting pada tingkat ra-
cara eksperimen telah ditantang dengan H. pylori dan kadang- dang. Uji urease cepat seperti uji CLO huruf besar menyata-
kadang ditemukan pada wujud klinis. Gastritis klonis adalah kan bahwa H. pylori menghasilkan banyak sekali urease. Hasil
manifestasi infeksi H. pylori yang lebih lazim; kebanyakan positif dapat diperoleh dalam jam-jam endoskopi. Sensitivitas
penderita tidak bergejala. Walaupun tanda klinis khas anak de- dan spesifisitas uji ini tampak sama dengan histologi dan
ngan gastritis kronis adalah nyeri perut dan muntah berulang, biakan. Reaksi rantai polimerase juga digunakan sebagai uji
kebanyakan nyeri perut berulang kronis pada masa anak tidak diagnostik cepat untuk H. pyLori.
disebabkan oleh H. pylori. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang Serologi membantu dalam pemantauan respons terhadap
dihubungkan dengan gastritis aktif kronis tidak spesifik. Pene- terapi antimikroba, tetapi serologi ini sedikit menambah pada
muan endoskopi berkisar dari mukosa dengan penampakan ka- diagnosis akut. Jika pengobatan adekuat, uji antibodi serum
sar normal dengan bukti secara mikroskopis adanya gastritis kembali menjadi negatif atau turun ke kadar rendah dalam 6
sampai artritis noduler dengan hiperemia antral. bulan terapi. Serologi juga merupakan cara yang dapat diper-
990 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

Raymond J, Bergeret M, Benhamou Ph, et al: A 2-year study of HeLicobat:ter


caya untuk memperkirakan prevalensi infeksi. Uji pernapasan
l3c otnu l4c du,', mengukur pyktri in children. J Clin Microbiol 32:461. 1994.
urea menggunakan urea teriabei Solnick JV, Tompkins LS: Helicobucter pybri and gastrointestinal disease:
pelepasan COz radiolabel pada pernapasan sesudah menelan pathogenesis and host-parasite interaction. [nfect Agents Dis I :294. I 993.
senyawa ini. Uji ini dilaporkan mempunyai sensitivitas 97% Wotherspoon AC, Doglioni C, Diss TC, et al: Regrcssion of prilnat'y low-
grade B-cell gastric lymphoma of mucosa-associated Iymphoid tissue type
dan spesifisitas l00%o; uji ini dapat juga digunakan untuk me-
after eradication of H e lic o ba c te r py I o r i. Lrncet 342:5'7 5, 1993.
mantau respons tclhadap telapi.
PENG0BATAN DAN PR0GN0SIS. Keberhasilan pengobatan
adalah faktor yang paling penting dalam menegakkan I/. p.v-
/ori sebagai patogen utama lnanusia. Terapi antibiotik mem-
bersilrkan inf'eksi fI.pl'l6vi dan menyembuhkan gastritis serta
penyakit ulkus peptikum. Pemberantasan jangka lama dihu- @ Bae 188
bungkan den-qan kesehatan ytrng berlanjut. Pernberantasan in-
feksi H. p,v/orl sukar', dan seling relaps. Tidak ada indikasi Yersinia
pengobatan pada penderita gastritis tidak bergejala atau tidak
terkomplikasi kar-ena H. pt,lori. Bila subpopulasi penderita ti- William Albritton
dak bergejala berisiko kanker lambung dan ulkus duodenum
lebih baik ditentukan, penderita ini dapat diobati secara em- Infeksi Yersinia adalah enzootik pada banyak spesies bina-
piris untuk H. p)'Lori. tang, tel'masuk burung, rodensia, dan rnamalia liar serta do-
Terapi terindikasi pada penderita dengan gastritis atau mestik. Genus Iersinla mempunyai l1 sebutan spesies. te tapi
ulkus duodenum yang bergejala. Penyekat H2 secara dramatis hanya tiga spesies yang diketahui secara teratur ditularkan
kurang efektif dalan mencapai remisi jangka lama daripada pada manusia'. Yersinia eryterocolit.icct (enterokolitis), Y. pseu-
regimen antibiotik. In vitro, H. pylori rentan terhadap kisaran dotuberculosls (adenitis mesenterika), dan Y. peslis (pes). Bi-
agen antimikloba yang lebar, termasuk penisilin G, ampisilin, natang domestik, terutama babi, dan binatang kesayangan
tetrasiklin, klindarnisin, siprofloksasin, metronidazol, dan eri- rumah tangga, seperti kucing dan anjing, merupakan reservoit'
tromisin. In vivo, tidak ada satu agenpun yang efektif mele- utama Y. enterocolitica dan f. pseudotuberctilosis. Y. pestis
nyapkan organisme ini; jangan pernah digunakan monotelapi. adalah endernik pada rodensia liar di Arnerika Serikat Barat
Terapi tripel dengan senyawa bismuth dan ampisilin (atau te- dan pada banyak daerah lain di dunia. Manusia merupakan
trasiklin) selama 4-6 minggu ditambah metlonidazol selama 3- hospes kebetulan (aksidental) untuk Y. enterocilitica dan Z
4 minggu melenyapkan organisme pada75-95o/o penderita. Pe- p s e udot ub e rc u Lo s is dan biasany a terinf'eksi den gan meme gan g
nelitian sekelompok kecil penderita pediatri menunjukkan jaringan binatang terkontaminasi atau menelan daging, air cian
bahwa terapi ganda dengan bismuth subsaiisilat dan amok- susu yang terkontaminasi. Y. pestis ditularkan pada manusia
sisilin selama 6 minggu adalah sama ef'ektifnya dengan terapi dari rodensia yang terinfeksi oleh gigitan pinjal.
tripple. Pada orang dewasa, kombinasi dengan omeprazol (in-
hibitor pompa proton) dan anroksisilin ditoleransi dengan baik
dan efektif pada pelenyapan H. p1'lori. Pada penelitian tidak YERSINIA ENTEROKOLITIKA
terkendali, amoksisilin dan metronidazol berkombinasi dengan
inlribitor pompa proton mengakibatkan pelenyapan H. pvlori Infeksi yang disebabkan oleh Y. enterocolillca jauh rnele-
pada anak yang gagal terapi ganda dengan amoksisilin dan bihi infeksi yang disebabkan oleh Y. pseuclohLberculosis dan
metronidazol. Penelitian iebih lanjut diperlukan untuk menen- Y. pestis. Penyakit biasanya bermanilestasi sebagai enteritis
tukan terapi optimal untuk infekst H. pylori bergejala pada akut dengan dernam, diare, nyeri perut, mual dan muntah.
anak. Tinja mungkin mukoid dan berdarah atau jarang, berair.
Terapi tripel penyakit ulkus H. pylori telah rnengubah ETIOLOGI. Genus Iersinla dipindahkan dari familia Pas-
prognosis keadaan ini secara dramatis. Angka kumat yang teurellaseae ke fanrilia Enterobakteriaseae atas dasar peneli-
tinggi (sarnpaiT0%) disertai dengan penyekat Hz, antasid, ma- tian hibridasi DNA-DNA dan adanya arntigcn enterobakterial
nipulasi diet, dan psikoterapi telah diganti dengan harapan biasa. Mereka menyerupai bentuk koli "atipik" secara morfo-
sembuh jika organisrne dilenyapkan. Tidak ada data yang logi darr biokimia. Olganisme Y. enterocolirlca adalah oksi-
membuktikan bahwa pengobatan inf'eksi H. pylori menurun- dase-negatif, peragi-non-laktosa, basili gram-negatif yang
kan li'ekuensi adenokarsinorna lambung. Namun, limfbma sel- bergerak pada suhu 22oC tetapi tidak bergerak pada sul-ru
B lambung rin,ean terbukti surut dengan pengobatan antibiotik 37oC. Strain yang menyerupai I/. enterocoliticct diisolasi dari
terhadap H. ltvlori pada sejumlah kecil penderita. inf'eksi ekstraintestinal dan tinja dari pendcrita tidak bergejala
atau penderita dengan gastroenteritis ringan. Strain ini dian-r-
gap tidak enteropatogenik karena stlain ini tidak rner.npunyai
Blaser MJ: Helicobucter p-vlorl: its role in disease. Clin Infect Dis l5:386,
-qena
yang diperlukan untuk invasi dan sekarang te Ial.r diserzrh-
t992.
Drumnr B: Helicobutter pylori in the pediahic patient. Gastroenterol Clin kan pada spesies baru.
North Anr 22:169. 1993.
Forbes GM, Claser ME, Cullen DJE, et al: Duodenal ulcer treated with Heil-
cobucter pylori eradication: sgven-year fbllow-up. Lancet 343:256, 1994.
Israel DM, Hassall E: Treatmcnt and long-tertn follow-up of Helicobucter py-
/ori associated duodenal ulccr disease in children. J Pediatr 123:53. 1993. x Dimodifikasi dari seksi pada edisi ke l4 oleh R.D.Feigin.
188 1Yersinia 991

EPIDEMIOLOGI. Binatang, makanan, dan air merupakan re- Komplikasi jarang pada anak. Eritema nodosum, anemia
servoir utama /. enterocolitica. Banyak spesies binatang hemolitik, trombositopenia, dan penyebaran bakteremia ke
menyembunylkan Yersinia, tetapi babi, ternak, kambing, an- tempat-tempat lain dengan meningitis, abses hati dan pneumo-
jing, dan kucing lebih sering terlibat. Y. enterocolitica telah nia semua telah dilaporkan, tetapi komplikasi yang paling se-
diisolasi atau dideteksi dengan reaksi rantai polimerase pada ring adalah artritis reaktif. Sendi ekstremitas biasanya terkena,
produk-produk daging komersial, terutama daging babi. In- dengan satu sampai empat sendi terlibat. Organisrne utuh tidak
feksi terjadi terutama pada anak dan orang dewasa muda, de- terdeteksi dalam spesimen sinovia yang diketahui berisi anti-
ngan paling banyak terjadi pada anak dibawah usia 7 tahun. gen bakteri, memberi kesan hanya produk-produk hancur yang
Serogrup penginfeksi menunjukkan penyebaran geografi yang stabil atau kompleks imun yang terperangkap dari sirkulasi di-
berbeda-beda dengan dominasi strain O:3, O;5, O:8, dan O:9. sertai dengan artritis reaktif terpicu Yersinia.
Penyakit lebih lazim pada bulan-bulan yang lebih dingin dan DIAGNOSIS. Riwayatnya dapat memberi kesan enterokoli-
pada laki-laki daripada wanita. Sumber ledakan serangan yang tis karena Y. enterocolitica yang didasarkan pada kontak de-
lazim dilaporkan biasanya disebabkan oleh makanan atau air ngan binatang atau penelanan produk-produk daging yang
yang terkontaminasi dengan masa inkubasi berkisar dari 1 tidak dimasak, terutama babi. Pemeriksaan langsung tinja di-
sampai 1 I hari. Penyebaran dari orang ke orang institusional are untuk leukosit tinja membrintu dalam menegakkan diare
dan rumah sakit, termasuk penularan neonatus dari ibu yang ti- invasif. Biakan merupakan uji diagnostik yang paling berguna.
dak bergejala dan penyakit akibat transfusi produk yang me- Karena banyak laboratorium yang tidak secara rutin membiak-
r,gandung sel darah merah dilaporkan. Infeksi ekstraintestinal kan Yersinia, adalah penting untuk memberitahu laboratorium
krrena Y. entcrocolitica jarmg. kasus yang dicurigai. Agar selektif Yersinia ditanam dengan
PATOLOGI DAN PATOGENESIS. Patogenesis Y. enterocoli-
tinja dan diinkubasi pada suhu yang direndahkan 25o atau
tica adalah multifaktorial, melibatkan gena kromosom dan
32oC. Beberapa laboratorium menggunakan metode peng-
plasmid. Semua strain patogen untuk manusia membawa plas- kayaan dingin (cold enrichment) dan bahan subkultur ditahan
pada suhu 4oC selama 4 minggu. Isolasi dari sumber bukan
mid virulen terkait yang mengkode beberapa faktor virulen
yang diatur kalsium dan secara termal. Mekanisme yang sa- tinja dan cairan tubuh steril dapat dibuat pada media rutin.
Pengkhususan dari sumber nonenterik penting. Stra:n Y.ente-
ngat penting yang dilibatkan dalam patogenesis adalah per-
lekatan, produksi toksin, dan invasi. Perlekatan dan produksi
rocolitica tinja patogen dapat dibedakan dari strain nonpato-
gen dengan menggunakan agar magnesium oksalat Kongo me-
enterotoksin stabil panas tampak cukup untuk menimbulkan
rah, uji pirazinamidase, fermentasi salisin dan hidrolisis eskulin.
diare cair, dengan perluasan sitotoksin dan satu atau lebih gena
invasi diperlukan untuk menimbulkan patologi enterik klasik; Serotiping isolat dan serodiagnosis pada kasus biakan ne-
gatif hanya bermanfaat untuk tujuan epidemiologi.
ileokolitis ulseratif superfisial dengan adenitis mesenterik, hi-
DIAGN0SIS BANDING. Enterokolitis karena Y. enterocoli-
perplasia limfoid dan abses lempengan Peyer. Granuloma nek-
rotikans pada nodus mesenterika tidak tampak pada Y.
tica dalam penyajian klinis serupa dengan penyakit diare inva-
pseudotubercrtlosis. sif karena patogen enterik lain, seperti shigellcL atau Esche-
richia coli enteroinvasif, adenitis mesenterika karena Y. pseu-
Beberapa sifat organisme adalah penting bagi penyakit aki-
dotuberculosls, penyakit radang usus, dan artritis reaktif kare-
bat-transfusi. Pertama, strain patogen memerlukan besi dan na penyebab lain.
bertahan hidup hanya pada produk-produk yang berisi sel da-
PENCEGAHAN. Infeksi dapat dicegah dengan perhatian
rah merah. Peran besi didukung oleh laporan septikemia pada yang teliti terhadap daging, terutama penyembelihan babi dan
penderita dengan hemokromatosis dan sesudah overdosis tidak
dengan menghindari makan daging yang tidak dimasak, pro-
sengaja besi oral pada'anak yang sebelumnya sehat. Kedua,
duk-produk daging babi yang belum dimasak (precctoked)
risiko penyakit akibat transfusi naik pada darah yang tersim- pada suhu 4oC, air yang dapat diminum yang kemurniannya
pan lebih dari 2 minggu. Y. enterocolitica ttmbuh pada suhu
dipertanyakan dan susu tidak dipasteurisasi atau produk-pro-
4oC, dan melepaskan organisme dari fraksi sel fagosit dalam
duk susu yang dibuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, Pe-
unit yang tersimpan lama memungkinkan organisme ber- nularan dari orang ke orang dapat dikurangi dengan higiene
proliferasi pada keadaan penyimpanan normal. Pertumbuhan
perseorangan yang teliti, terutama cuci tangan, dan melakukan
yang diperbesar-dingin ini berguna untuk pengisolasian organ-
tindakan pencegahan enterik pada penderita-penderita yang di-
isme dari sumber-sumber tercampur, seperti tinja, tetapi me- rawat inap di rumah sakit. Vaksin tidak tersedia.
nambah beban bakteri dalam produk-produk daging dan pro-
PENGOBATAN. Enterokolitis tidak terkomplikasi karena L
duk-produk darah yang tersimpan.
enterocolitica merupakan penyakit yang sembuh sendiri, dan
MANIFESTASI KLlNlS. Tanda-tanda dan gejala saat datang manfaat terapi antimikroba ditegakkan. Septikemia terbukti
yang paling sering adalah demam (kadang-kadang sarnpai dengan biakan pada setiap umur dan pada penderita sebelum
40'C), nyeri perut (biasanya kolik), dan diare (air dan mukoid) umur 3 bulan yang frekuensi septikemianya tinggi harus dio-
dengan leukosit tinja. Penyakit dapat sependek 2 hari atau me- bati. Pada satu penelitian retrospektif, aminoglikosid dikombi-
netap selama 3-4 minggu. Biasanya pada anak yang lebih tua nasi dengan sefalosporin generasi ketiga, fluoroquinolon, atau
sembuh sendiri, tetapi bakteremi berkembang pada 20-30Vo agen lain, seperti rifampin, dan trimetoprim-sulfametoksasol,
bayi sebelum usia 3 bulan. Demam terjadi pada 40-50% kasus, efektif, sedang p-lactam lain, seperti amoksisilin dengan arau
nyeri perut pada20-80%, dan diare pada80-95V0. Infeksi tidak tanpa klavulanat dan benzilpenisilin dihubungkan dengan ke-
bergejala lebih mudah terdeteksi pada kontak keluarga. gagalan pengobatan.
992 BAGIAN XVil . Penyakit Infeksi

YERSINIA PSEUDOTUBERCULOSIS PENGOBATAN. Adenitis mesenterika tidak terkomplikasi


karena Y. pseudotuberculosis merupakan penyakit yang sem-
Infeksi karen{ Y. p s e uclotub erc ulos is palitg sering ditemu- buh sendiri, dan terapi antimikroba tidak diperlukan' Baktere-
kan sebagai sindrom pseudoapendisitis tanpa diare' mia yang diperkuat'biakan harus diobati dengan atnino-
EflqLOGl. Y. pseudotuberculosis dibedakan secara bioki- glikosid bersama dengan agen lain, seperti pada infeksi karena
mia dari Y. enterocolitica atas dasar aktivitas dekarboksilase Y. enterocolitica.
ornithin, fermentasi sukr-osa, sorbitol, selulosa dan uji 1ain, wa-
laupun mungkin ditemukan beberapa tumpang tindih antara
spesies. Antisera terhadap antigen O somatik dan sensitivitas YERSINIA PESTIS
pada faga yersinia dapat juga digunakan untuk membedakan
dua spesies. Deretan DNA subspesies-spesifik telah diisolasi Pandemi pes pertamakali (Kematian Hitam) diuraikan pada
yang memungkinkan diferensiasi probe langsung dan primer- tahun 541 A.D. Pandemi berikutnya selama Abad Pertengahan
spesifik Y. pestis, Y. pseudotuberculosis, danY. enterocolitica. menghancurkan bagian Eropa, dengan kehilangan 30-50%
EPIDEMIOLOGI. Kurang diketahui epidemiologi infeksi Y. populasi. Pengaruh psikologik dari mortalitas salah pengertian
ps eudotub erculo s is daripada epidemiologi infeksi Y. ente ro co-
demikian tampak dalam sajak anak-anak "Ring arround the
Litica atau Y. pestis.Insiden musiman pada manusia paralel de- roses; A pocked full of posies" (cincin sekeliling warna me-
ngan insiclen musiman binatang buas dan domestik. Penularan rah; kantong penuh bunga) menggambarkan tanda-tandanya,
dari kucing dan bahan-bahan yang terkontaminasi kucing dan "We all fall down" (kita semua berjatuhan) menggambar'-
ditegakkan. Pada kisaran usia 5-12 tahun dilaporkan insiden- kan akibat akhir pes.
nya rendah. Basil pes dimasukkan ke Amerika Serikat barat pada tahun
PATOLOGI DAN PATOGENESIS. Patologinya serupa dengan 1800 dari tikus yang terinfeksi yang dibawa oleh kapal yang
patologi yang diuraikan untuk Y. enterocolitica, dengan ul- sedang kembali dari Asia. Penyakit ini adalah endemik pada
populasi rodensia liar Amerika Serikat barat dan tenggara.
serasi mukosa ileum dan kolon dan adenitis mesenterika. Gra-
ETIOLOGI. Yersinia pertamakali diuraikan oleh Yersin pada
nuloma epiteloid neklotikans diterlrukan pada nodus mesen-
terika. Appendiks seringkali normal secara mikroskopis dan tahun 1894. Didasarkan pada analisis hibridasi DNA-DNA f.
secara terbuka. Nodus mesenterika seringkali hanya merupa-
pestis dan Y. pseudotuberculosis adalah subspesies dari spe-
kan sumber biakan positif. Antigen Y. pseudotuberculosis me' sies yang sama. Y. pestis dengan Y. pseudotuberculosis memL
lekat secara langsung pada molekul HLA kelas II dan liki sifat pewarnaan bipoler yang sama (epit penyelamat) teta-
berfungsi sebagai superantigen, yang sebagian dapat menjelas- pi dibedakan darir Y. pseudotuberculosls dengan reaksi bioki-
kan sindrom klinis yang menyerupai sindrom Kawasaki yang mia, serologi, dan kerentanan terhadap faga yersinia tertentu'
EPIDEMIOLOGI. Pes silvatik terjadi sebagai infeksi enzoo-
disebabkan oleh organisme ini.
MANIFESTASI KLlNlS. Anak biasariya datang dengan de- tik yang stabil atau sebagai penyakit epizootik dengan angka
mam dan nyeri perut yang difus atau terlokalisasi pada kua- mortalitas tinggi untuk hospes, biasanya populasi rodensia. Bi-
dran bawah kanan. Seringkali ada nyeri di atas titik Mc.Bur- natang hibernasi (tidur dimusim dingin) dapat mempertahan-
ney dan kecurigaan appendisitis klinis kuat. Pada pembedahan' kan infeksi selama musim dingin, dan penularan dari binatang
ileum terminal menebal dan mengkilap dengan nodus mesen- ke binatang dicapai dengan cara siklik pinjal-rodensia. Spesies
terika membesar, yang mungkin nampak neklotik. Appendiks pinjal yang berbeda, menunjukkan berbagai efisiensi penu-
normal atau hanya radang lingan. laran, didasarkan pada kecenderungan relatifnya pada hospes
Dilaporkan adanya tanda-tanda yang menyerupai demam lain dan apakah mereka memuntahkan bahan yang terinf'eksi
skarlet atau sindrom Kawasaki. bila mereka makan.
DIAGNOSIS. Adenitis mesenterika harus dicurigai pada Pes ditularkan pada manusia dengan gigitan pinjal yang
anak dengan demam yang tidak terjelaskan dan nyeri abdo- makan binatang terinfeksi, dengan kontak langsung dengan bi-
men. Gambaran pembesaran limfonodi mesenterika, penebalan natang domestik atau buas, atau dengan inhalasi langsung
ileum terminal, khas dan tidak tampak bayangan apendiks tetes-tetes (droplet) dari penderita yang terinfeksi atau bina-
mungkin tampak pada ultrasonografi. Y. pseudotuberculosis tang dengan bentuk penyakit pneumoni.
jarang terisol asi. Y. pseudotuberculosis ini hampir tidak pernah PATOLOGI DAN PATOGENESIS. Y. pestis tertelan oleh pin-
jal yang berproliferasi dalam ususnya dan dimuntahkan ke da-
terisolasi dari tinja, dan sumber yang paling baik adalah keter-
libatan limfonodi mesenterika. Sifarsifat biakan sama seperti lam limfatik kulit hospes manusia ketika kutu makan beri-
untuk l enterocolitica. kutnya. Organisme pada mulanya terperangkap dalam limfo-
Uji serologis telah diuraikan, tetapi uji yang tersedia secara nodi regional, yang menjadi membesar dan sakit (yaitu bubo).
Pada pes bubo yang berat, organisme masuk ke limfatik eferen
komersial atau antigen yang distandarisasi belum tersedia'
DIAGNOSIS BANDING. Appendisitis adalah diagnosis yang dan menyebar, menyebabkan septikemia, meningitis, dan pneu-
paling lazim. Penyakit radang usus dan infeksi intraabdomen monia sekunder, organisme dengan mudah diperagakan dalam
nonspesifik juga dipikirkan. bubo dan pada pulasan langsung darah perifer septikemia.
PENCEGAHAN. Cara-cara pencegahan spesifik selain Pes pneumoni primer terjadi bila bahan yang terinfeksi di-
menghindari pemaj anan terhad ap binatan g yan g kemun gkinan aspirasi. Organisme dalam bentuk ini sangat mudah menular
terinfeksi dan praktek-praktek penanganan makanan yang hati- dari orang ke orang. Tetes-tetes yang berisi sejumlah besar or-
hati tidak tampak. Vaksin untuk pencegahan Y' pseudotuber- ganisme terlontar keluar dan dapat menyebabkan infeksi ful-
c ulo s is belum dikembangkan.
minan yang mematikan bila terhirup.
188 t Yersinia 993

Y. pestis membawa tiga plasmid virulen, dua darinya di- Penderita dengan pes harus dikarantina sampai diobati dan
miliki bersama oleh L enterocolitica dan Y. pseudotuberculo- ditangani pada isolasi pernapasan yang ketat jika mereka bel-
sls dan yang menaikkan ketahanan hidup intraseluler dan gejala paru-paru. Bahan yang terinfeksi harus ditangani dc-
menekan sintesis sitokin. Satu plasmid unik pada Y. pestis ngan sangat hati-hati, dan laboratorium harus diberi tahu
memperbesar penyebaran dan resistensi terhadap fagositosis. mengenai kasus yang dicurigai.
Gena adhesin dan invasin yang ditemukan dalam spesies en- Vaksin seluruh sel yang dimatikan tersedia untuk personel
teropatogenik adalah tidak jelas pada Y. p e stis. laboratorium dan lapangan yang bekerja secara langsung de-
MANIFESTASI KLlNlS. Masa inkubasi pes bubo adalah 2-6 ngan organisme, orang-orang yang digunakan pada percobaan
hari, dan bahwa pes pneumoni adalah 1-72 jam. Kebanyakan aerosol, dan orang-orang yang digunakan dalam operasi la-
kasus pada anak adalah pes bubo. Mulai demam mendadak pangan dimana pes enzootik diketahui dan pencegahan pema-
dan sering ada limfadenopati yang nyeri. Limfonodi femoral, janan terhadap rodensia dan pinjal tidak mungkin. Imunisasi
inguinal, aksiler dan servikal dapat terlibat, tergantung pada anak rutin di daerah endemik tidak dianjurkan.
tempat pemasukan. Meningitis dapat ada sesudah mulai terapi PENGOBATAN. Pengobatan pilihan adalah streptomisin in-
untuk pes bubo, terutama bila digunakan streptomisin sebagai tramuskuler (30 mg/kg/24 jam) dibagi setiap 12 jam untuk pes
satu-satunya agen dan terjadi dalam kaitannya dengan bubo bubo. Septikemia dan meningitis biasanya diobati dengan klo-
aksilla dan servikal atau septikernia tanpa limf'adenopati yang ramfenikol intravena (100 mg/kgl24 jam) dibagi setiap 6 1am.
jelas. Septikemia yang tidak terdiferensiasi dilaporkan lebih Penyakit ringan dapat diobati dengan kioramfenikol atau tctra-
sering pada orang dewasa. Pneumonia sekunder terjadi pada siklin oral pada anak yang lebih tua dari 10 tahun. Pengobatan
sebanyak 25Va penderita dengan pes bubo atau septikemia. Pes profilaksis atau yang mengandung harapan harus diberikan
pneumonia didapat primer karena inhalasi tetes-tetes yang ter- pada kontak erat dengan penderita pes pneumoni. Regimen
infeksi dari orang ke orang atau penularan dari binatang ke bi- yang dianjurkan termasuk tetrasiklin atau trimetoprim-sulfa-
natang jarang. Tanda-tanda dan gejala-gejala paru tidak dapat metoksasol. Kasus kontak pes bubo yang tidak terkomplikasi
jelas sampai tepat sebelum meninggal. Gejala-gejala dan tan- tidak memerlukan profilaksis.
da-tanda gastrointestinal, tetmasuk nyeri perut, mual, muntah PROGNOSIS. Pes bubo akut menjelek menjadi delirium.
dan diare berdarah, terjadipada lebih dari 50% penderita de- syok, dan meninggal dalam 3-5 hari jika tidak diobati. Angka
ngan pes. Manifestasi kulit termasuk petekie atau purpura dan mortalitas keseluruhan untuk pes bubo yang tidak diobati ada-
ruam vesikuler atau pustuler tidak spesifik. lah 60-90Vo. Penjelekan pes pneumonia cepat dan hampir sela-
DIAGNOSIS. Diagnosis pes sporadis tergantung pada tinggi= lu mematikan dalam24-48jam jika tidak diobati.
nya indeks kecurigaan. Di luar daerah endemis, riwayat per- Bila pes bubo diobati awal, angka mortalitas kurang dari
jalanan ke daerah endemik, terutama berkemah, atau kontak 10%. Prognosis pada pes pneumonia primer tetap jelek jika
dengan bajing tanah dan adanya gigitan pinjal adalah pegang- pengobatan spesifik tidak diberikan dalam 18 hari dari mulai-
an yang amat penting untuk diagnosis klinis. Angka fatalitas- nya.
kasus lebih tinggi pada penderita yang terdiagnosis di luar
daerah endemik, mungkin karena salah diagnosis atau terlam-
Brubaker RR: Factors prornoting acute and chronic diseases caused by
bat. Sputum, darah, eksudat purulen, dan aspirat limfbnodi ha- yersiniae. Clin Microbiol Rev 4:309, 1991.
rus diperiksa secara langsung dengan warna Gram dan Giemsa Butler T: The black death past and present: L Plague in the 1980s. Trans R
atau Wayson untuk pewarnaan organisme bipolar dan harus Soc Trop Med Hyg 83:458, 1989.
Gayraud M, Scavizzi MR, Mollaret HH, et al: Antibiotic treatment of YersirLiu
dibiakkan untuk Y. pesfls. Sistem identifikasi komersial tidak
enterocolitica septicemia: A retrospective review of 43 cases. Clin Infect
dapat mengidentifikasi Y. pestis.Isolat Y. pestis yang dicurigai Dis l7:405,1993.
harus dikirimkan ke la,boratorium kesehatan masyarakat untuk Gong J, Hogman CF, Hambraeus A, et al: Transfusion-transmitted yersl,?l.r
konfirmasi. Uji serologis secata klinis tidak berguna dalam enterocolitica infection. Vox Sang 65 42, 1993.
Kane DR, Reuman PD Yersinie enterocolitica causing pneumonia and em
mendiagnosis penyakit akut tetapi dapat membantu menegak-
pyema in a child and and a review of the literature. Pediatr lnfect Dis J
kan diagnosis retrospektif pada penderita yang secara tidak se- ll:591,1992.
ngaja diobati dengan antibiotik yang tepat. Krogstad P, Mendelman PM, Miller VL, et al: Clinical and microbiologic
characteristics of cutaneous infection with Yersinia enterocelitica. J Infect
DIAGNOSIS BANDING. Bentuk ringan dan subakut pes bubo
Dis 165:740, 1992
mungkin terancukan dengan gangguan lain yang menyebabkan Naqvi SH, Swierkosz EM, Geiard J, et al: Presentation of Yersinia enrerocoLi-
limfadenetis dan limfadenopati terlokalisasi. Pes septikemik tica enteritis in children. Pediatr Infect Dis J l2:386, 1993.
mungkin dapat dibedakan dari bentuk sepsis bakteri lain. Nikkari S, Merilahti-Palo R, Saario R, et al'. Yersinia-triggered reactive ar-thri-
tis. Arthitis Rheum 35:682, 1992.
P-ENCEGAHAN. Pencegahan primer memerlukan penghin- Sato K, Ouchi K, Taki M Yersiniu pseudoruberculrtri.r infection in chrldren,
darafi pemajanan terhadap binatang yang terinfeksi dan pin- resembling Izumi fever and Kawasaki syndrome. Pediatr Infect Dis J 2: I 23,

.lalnya. Di daerah endemik, masyarakat harus dididik 1983.


Tertti R, Vuento R, Mikkola P, et al: Clinical manifestations of Yersinia pseu-
menghindari liang, untuk menahan diri dari memegang rodensi
dotubercuktsis infection in children. Eur J Clin Microbiol Infect Dis 8:-587.
yang sakit atau mati, memberi antikutu binatang peliharaan ru- I 989.
mah tangga, dan mengurangi tempat tinggal (habita| tikus do- Uchiyama T, Miyoshi-Akiyama T, Kato H, et al: Superantigenic properties of
mestik. Prevalensi dan distribusi pes dapat ditentukan pada a novel mitogenic substance produced by Yersinia pseudotubercukt.ris iso-
lated from patients manifesting acute and systemic symptoms. J lmmunol
populasi rodensia liar dengan pengamatan penyakit atau de-
l5l:44O7. 1993.
ngan menggunakan reaksi rantai polimerase untuk mendeteksi Weber J, Finlayson NB, Mark JBD: Mesenteric lymphadenitis and ternrinal
Y. pestis dalam pinjal. ileitisdueto Yersiniapseudotuberculo:;is. N Engl J Med 283:172. 1970.
994 BAGLAN XVII I Penyakit lnfeksi

ring oleh organisme yang terinfeksi), inhaiasi. atau gigitun


vektol artlopda yang terinfeksi. Sepuluh sampai 50 olganisn.re
E Bae 189 menimbulkan penyakit jika dihirup atau disuntikkan, tapi
diperlukan beribu-ribu organisme jika ditelan. Dalam 48-72
Tularemia jam sesudah organisme masuk kulit, lesi makuiopapuiar erite-
matosa mungkin ditemukan, yang segera disertai dengan ul-
serasi dan lirnfadenopati legional. Organisnre memperbanyak
Wil.liant Albritton'
diri dan menghasilkan granuloma dalam limfonocli. Selanjur
nya, bakteremia dapat terjadi. Waiaupun setiap olgan tubul.r
mungkin terlibat, inf'eksi sistem retikuloendotelial adalah yang
Tularemia adalah penyakit infeksi zoonotik yang disebab- mencolok dan paling seling.
kan oleh Francisella tulctrensis, bakteri gram negatif yang per- Pneumonia mungkin menyertai inhalasi F. tuJarettsis.
tama kali diisolasi dari tupai darat di desa Tulare, California, Rekasi radang terjadi sekitar tempat penempatan baktefi, dan
pada tahun 1906. Manif'estasi klinis tcrgantung pada biovarie- nekrosis dinding alveolus menyertai. Organisme yang menca-
tas penginfeksi dan cala pemasukan. Pada populasi pediatrik, pai paru-paru ditelan oleh makiofag alveolal dan masuk hrnfa-
infeksi terjadi lebih sering pada dekade kedua, biasanya diser- tik hilus dan kcmudian darah.
tai dengan kontak binatang langsung, dan datang sebagai pe- F. tularetnis resisten terhadap pengaruh baktelisid selum
nyakit ulseroglanduler (60-80Ec). Penyajian klinik yang lain, dan lekosit polirnorfbnukleal normal, agaknya karena adanya
seperti tif oid (5 - 1 5 o/o), gl andul ar' (10- 1 5 Vo), orofari n g (5 - 1 }Vo), kapsul. Olganisme ini adalah parasit intraseluler atau inrr-ase-
dan okuloglandular (1%) kurang lazim, dan infeksi subklinis luler fakultatif yang mampu beradaptasi dengan lingkung:in
jarang. intraseluler monosit dan dapat dibunuh hanya sesudah aktivasi
ETl0LOGl. Francisella tLiarensis adalah kokobasilus pleo- oleh limfosit T yang secara spesifik dilakukan. lnfeksi disertai
morfik gram-negatif, tidak bergerak, tidak membentuk spora, dengan proteksi imunospesifik protektif, dengan infeksi kronis
pendek, aerobik, yang rnemiliki kapsul tipis dan terdiri dari atau reinfeksi yang jarang terdokumentasi.
dua subspesies. F.tularensis subsp. tularensis (Jellison tipe A) MANIFESTASI KLlNlS. Masa inkubasi bervariasi dari bebe-
ditemukan hanya di Amerika
Utara, dihubungkan dengan rapa jam sampai beberapa rninggu, tetapi bisanya 3-5 hali.
sengkenit dan liigomorf' (yaitu, kelinci, terwelu), dan sangat Mulainya adalah akut dan ditandai dengan mialgia. artralgia,
virulen pada rnanusia. F. tularensis subsp. paLaeartica (Jelb.- menggigil, demam 40-41oC, mual, muntah dan keringat ba-
son tipe B) terjadi di Eropa, Asia dan Amerika Utara; di- nyak (diaforesis). Nyeri kepala mencolok dan dapat diseltai
hubungkan derigan nyamuk dan rodensia; dan kurang virulen dengan fotolbbia. Ruam makulopapuler, papuler, atau pusruler
untuk manusia dan avirulen untuk kelinci. Biovarietas ttrlat'en- menyelurulr te4adi pada 20Vo penderita.
sls dapat dibedakan dari biovarieLas pcrlaeartica oleh kemam-
Pada bentuk ulseroglanduler, lesi makulopapular primer
puannya meragi gliserol dan adanya sitlulin ureidase. Probe
ditemukan dalam 12 jam dan berulserasi dalam 4-5 hari.
rRNA 165 spesilik-genus dan spesifik-tipe telah diuraikan.
Ulserasinya nyeri, memerlukan waktu sebulan untr"rk sernbuh,
EPIDEMIOLOGL F. tularensis ditularkan pada manusia ka-
dan telletak pada tempat inokulasi (masuk), biasrnya trnuan
rena kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi, melalui
gigitan sengkenit atau serangga lain, karena inhalasi debu dari
bila dihubungkan dengan pembersihan permainan yang telin-
feksi. Limfadenopati regional terjadi biasanya ranpa limfangi-
lingkungan yang terkontaminasi, atau karena mengkonsumsi
tis. Limfbnodi nyeri dan menjadi berdenyut (fluktr,ran) pada
air yang terkontaninasi. Lebih dari 100 spesies binatang buas
sekitar 25Vo dari kasus yang tidak diobati. Limladenopati
telah dihubungkan dehgan penularan rnanusia, termasuk tikus,
r.nenyeluruh, splenomegali, atau keduanya dapat terjadi.
tikus kecil, tupai, tikus kesturi, berang-berang, tikus clurut,
Tularemia orofaring ditandai dengan tonsilitis dan i'aringi-
dan birung, serta dengan sembilan spesies binatang domestik,
tis purulen dan kadang dengan stomatitis ulseratif.
termasuk biri-biri, ternak dan kucing. Vektor yang lazirn ada-
Tularemia glanduler serupa dengan bentuk ulseroglan-
lah, lalat rusa, lalat kuda, pinjal, nyamuk, dtrn kutu. Hubungan
duler, namun tidak ada lesi lokal yang tampak.
musim dan geografik juga telah diamati. Di Amerika Serikat,
Penyakit okuloglanduler serupa dengan bentuk ulseroglan-
60 % kasus dilaporkan dari Timur tengah, dimana kelinci dan
duler kecuali bahwa lesi primer adalah konjungtivitis berat,
sengkenit merupakan reservoir utama, tel'utama selama musim
nyeri disertai dengan limfadenitis preaurikuler atau servikal.
berburu. Penularan dengan aerosol dilapolkan sesudah aktivi-
tas pertanian seperti menangani jelami atau penebahan gan- Bentuk tifoid menyerupai demam tifoid. Dernarnnya lama,
dum karena kontaminasi rodensia dan bila kelinci terinfeksi dan lesi kulit serta membrana mukosa mungkin ticlak tampak.
yang mati dilindas dcngan mesirr penrotong rumput alau diper- Batuk kering, nyeri dada retrosternal berat, dan batuk darah
mainkan oleh anak-anak. Penularan dari orang ke orang tidak (hemoptisis) sering ada. Bukti klinis bronkitis, pncumoniris
terdokumentasi. atau pleuritis dapat ditemukan pada 207o kasus, dan bukti
PATOLOGI DAN PATOGENESIS. Hospes mungkin terinfeksi roentgenografik adanya keterlibatan paru-paru dan pernbesa-
dengan pemasukan melalui kulit yang lusak atau utuh atau ran nodulus mediastinum ditemukan pada kebanyakan kasus.
membrana mukosa, penelanan (termasuk penetrasi mukosa fa- Sering ada hepatosplenomegali.
Meningitis, ensefalitis, perikarditis, endokarditis, peritoni-
tis, tromboflebitis dan osteomielitis telah dilaporkan bersama
Dimodifikasi dari seksi di edisi ke 14 oleh R.D. Feigin dengan infeksi karena F. tularensis.
189 I Tularemia s95

DIAGNOSIS. Riwayat dan penemuan fisik dapat memberi tidak boleh dipencet. Daaerah perlekatan harus dibersihkiirr
kesan tularemia, terutarna rir.vayat pemajanan terhadap bina- dengar.r alkohol.
tang, kl-rususnya kelinci, sengkenit, dan serangga penggigit Masker muka, sarung tangan karet, dan jas berisi bahan br-
lain. Datii hematologis tidak membedakan. Pulasan pewar- ologis harus digunakan oleh ahli teknologi yang bekcrja pada
naan-Gram langsung biasanya negzrtif, dan laboratorium diag- biakan atau bahan inf'ektif di laboratorium.
nostik lutin tidak akan rnencoba membiakkan karena bahaya- Strain hidup F. tulctrensis yang dilemahkan (LVS) telah
nya terhadap personel leiboratoliurn. Bila biakan dilakukan, di- mengurangi insiden tularemia tifoid dan keparahan tulalemia
gunakan agar darah-gukosa-sistin, kaldu Muller-Hinton, agal ulseroglanduler pada penyakit yang didapat di laboratorium.
cokelat clen-ean lsovitaleX, agar arang ragi yang dirrrodifikasi. Kemanjuran vaksin diilam pencegahan penyakit yang terjacli
Koloni transparan, kecil, halus tampak sesudah 24-48 jam de- secara alamiah pada anak belum diketahui.
ngan zonc kecil cx-l-rernolisis pada rnedia agar daral-r. Organ-
PENGOBATAN. Streptomisin 30 mg/kgl24 .iam mcrLtpakan
isme juga turnbuh pada kantong putih telur atau elnbrio ayam
pengobatan pilihan. Gentamisin intravena merupakan altcr'-
dan ptrda mamut, tetapi pl'osedul isolasi ini bahkan lebih ber-
natif yan-e dapat diterima. Antibiotik bakteriostatik, seperti te-
bahaya pacla pet'sonel laboratorium daripada media buatan dan
tlasiklin dan kloramfenikol ef-ektif pada anak yang lebih tua
harus l.ranya dicoba pada tingkat 3 fasilitas binatang. Sumber
dan orang dewasa, tetapi relaps secara klir.ris dapat terjadi lika
bahan biakan biasa adalah darah, cucian lambung, dan drai-
tidak dilanjutkan selama periode yang lama. Kerentirnlrn in vi-
nase dari luka.
tlo mungkin tidak berkorelasi dengan kemanjuran klinis in
Uji aglutinasi serum merupakan uji diagnostik yang paling vivo karena sifat inf'eksi intraseluler, dan B-laktam yang tne-
berguna untuk tularemia. Uji aglutinasi tabung konvensional nunjukkan kerentallan in vitro mungkin tidak berguna. Kelen-
digunakan secara luas dan kenaikan titer empat-kali atau lebih tanan pola rr.rakrolit tercampur (rnisal, et'itl'omisin, klarito-
besar biasanya didapatkan sesudah 1 minggu sakit. Modifikasi misin) narnun kerentanan sera-qam terhadap f'luoroquinolon te-
mikloaglutinasi yang sensitif tanpak menjadi lebih sensitif, lah dilaporkan. Laporan kasus keberhasilan dengan cluinolon
dan aglutinin selum teldeteksi pada sekitar t hali lebih awal, dan imipenen.r dengan silastin telah dipublikasi. Karena sif'at
Imunoassay enzim kompetitif yang rnenggunakan protein tularemia spor-adik, trial pengobartan yang terkontrol dengan
nrembran luar 43-kD (outer ntentbrane protein [OMP]) juga baik tidak ada.
telah dilaporkan. Respons antibodi adalah spesifik, tetapi
reaksi silang pada uji tertentu telah dilaporkan pada BrucelLa, PR0GNOSIS. Tularemia ulseroglanduler yang tidak diobati
Yersinia, Proteus vulgaris OX19, dan vaksin kolera. Antibodi rnempunyai angka kematian-kasus yang dilaporkan adalah 2-
IgM dapat muncul bebcrapa hari lebih arval atau bersama 5Vo, tetapi angka kematian kasus ini padii tularemia pnr'urno-
dcngan antibodi IgG, tergantung pada uji yang digunakan. Titer nia dapat mencapai 30o/o. Ketnatian tclah dilaporkan lcbih se-
antibocli maksimum selama bulan kedua sesudah mulai, dan anti- ring pada penderita urnur' 50 tahun atau lebih. Penderita yang
bodi IgM selta IgG deipat menetap selama bertahun-tal'run. tidak diobati yang bertahan hidup mengalami gejala selan'ra 2-

Uji lain, seperti uji kulit, dan uji rangsangan limfosit, juga
4 rninggu dan selanjutnya mnsa kecacatan 8- l2 rninggu.
Penyembuhan biasanya memberikan imunitas seumul hidLrp.
telah diuraikan tetapi biasanya tidak tersedia.
Jika terjadi serangan ke dua, adalah ringan. Jika pengobatan
DIAGN0SIS BANDING. Tularemia ulseroglanduler dan glan- diberikan segera, penyembuhan biasanya cepat dan kematiar.r
dulel dapat menyerupai penyakit cakaran kucing, mono- sangat jarang.
nukelosis inf-eksiosa, sporotrikosis, pes, anthraks, meliodosis,
glander (bakteri kuda yang menular), demam gigitan-tikus,
atau liml'adenitis karena MycobcLcteritttit tuberctllosls, rniko- Bevanger L, Maeland JA, Nrress AI: Competitive enzyrne immLtnoassay 1br
antibodies to a 43,000-molecular-rveight Fronci.se Lh tuhtretst.r outcr mcm
bakteria atipik, atau StaphyLococclts aurcus.
brane protein for thg diagnosis of tnlaremia. J Clin Microbiol 21:t)22-
Tularemia orofaring harus dibedakan dari penyakit yang 1989._
sama dan dari inl'eksi sitornegalovirus didapat, toksoplasmosis, Forsman M, Sandstrorn C, Jaunn B: ldentification of Fruttciselkr spccies and
discrimination of type A and type B strains of E tulurertsi.s by ltiS rltNA
dan firringitis berat karena adenovirus dan herpes simpleks.
analysis. Appl Environ Microbiol 56:949, 199O.
Tularemia pneumoni halus dibedakan dari pneumonia bak- Rohrbach BW, Westeln.ran E, lstre GR: Epiderniology and clinical character-
istics of tularemia in Oklahoma. 1979 to 1985. South Me d J 84: 109 I. 199 L
teri dan nonbakteri yang lain, terutama yang karena Myco'
Sato I Fujita H. Ohara Y, et al: Microagglutination test for eally and specilic
pLcLsnlcr, Chlanrydia, mikobakteria, jamur, dan riketsia.
serodiagnosis of tularen.ria. J Clin Microbiol 28:2312. 1990.
Tularemia tifoid harus dibedakan dari tifoid dan demam en- Scheel O, Floel T,,Sandvik T. et al: Susceptibility pattern of Scandinaviarr
FratrciselkL tuku'en.ris isolates with legard to oral and pan:ntelal antirnicto
terik lain, brusellosis, dan penyakit septikemia berat yang lain.
bial agents. APMIS l0l:33, 1993.
PENCEGAHAN. Menghindari pemajanan adalah cara men- Tarnvik A: Nature of protective immunity to F'runciseLlu la1zrrer.rl.r'. Rcv In-
cegah penularan yang paling pcnting. Anak harus diajari tidak fecr Dis I I :440, 1e89.
Taylor JP, Istre GR, McChesney TC, et al: Epideniologic chalacteristics o1'
memegan,g binatang sakit atau rnati, dan sarung tangan karet
human tularemia in the Southrvest-Central states, l98l-1987. Am J Epide-
halus digunakan dalam men.rbersihkan atau memegang daging miol 133:1032.1991.
binatang buas. Anak yang hidup di daerah endemik harus me- Uhari M, Syrjala H, Salnrinen A: Tularemia in children caused by Frarcise lLu

makai pakaizrn pelindung dengan manset yang sangat pas pada tularernisbiovar palaeurtica. Pediatr Infect Dis J 9:80, 1990.
pelgelangan kaki dan pergelangan tangan bila keluar rumah
dan harus seringkali diperiksa terhadap adanya sengkenit.
Sengkenit harus dibuang dengan alat atau sarung tangan dan
996 BAGIAN XVil t Penyakit lnfeksi

adalah melalui kontak oral atau pernapasan. Adanya erithritol


penguat-pertumbuhan dalam jaringan plasenta beberapa bina-
E Bae 190 tang telah terkesein sebagai faktor predisposisi aborsi pzrda spe-
sies ini.
Brusellosis Penularan dari manusia-ke-manusia jarang, tetapi telah di
laporkan pada kaitannya dengan transfusi darah, transplantasi
' William Albrittort. sumsum tulang, dan pemajanan transplasenta atau perinatal.
Ledakan serangan pada pekcrja labolatoriurn mikr-obiologi
Brusellosis aclalah penyakit infeksi zoonotik yang disebab- sering, terutama bila organisme tidak dicurigai atau salah idcn-
kan oleh satu dari empat spesies atau biovar BrtLcelLa yang di- tifikasi dengan sistem identifikasi yang biasa digunakan. pe-
ketahui menginf'eksi manusia: Brucella melitensis (kambing nyakit iatrogenik karena pemasukan yang tidak disengarja
dan biri-biri), B. cLbortns (ternak), B. suis (babi), dan B. canis strain vaksin hidup yang dilemahkan untuk ternak dan babi
(anjing). B. neotonru (rodensia) dan B. oris (biri-biri) menye- dan menghasilkan abortus telah dilaporkan pada orang cle-
babkan infeksi binatang tetapi tidak ditularkan pada manusia. wasa.
Pada populasi pediatrik, infeksi terjadi dari kontak iangsung, PATOLOGI DAN PATOGENESIS. Brusettae adatah parasit
dari inhaiasi aerosol, dan karena minum susu mentah atau intraseluler fakultatif dan mampu hidup dan bermultiplikasi
produk-produk susu dari binatang yang terinfeksi. Upaya un- dalam fagosit dan beberapa jenis sel lain, termasuk sel darah
tuk mengendalikan penyakit pada binatar.rg domestik dan pas- merah. Pada permulaan infeksi faktor hospes nonspesifik, se-
teurisasi susu telah sangat nrengurangi insiden penyakit di perti aglutinin spesifik, kornplemen, dan leukosit polimorlb,
negara-negara industri, narllln ledakan serangan sporadik ter- nuklear', n.renycbabkan opsonisasi dan fagositosis, tetapi
jadi, dan penyakit tetap endetnik pada binatang buas. Tanda pembunuhan intraseluler kurang ef-ektif daripada organisme
klinis pada anak serupa dengan pada orang dewasa. Hanya se- lain, dan organisme intraseluler dalam monosit jaringan sistem
kttar 50Vo penderita datang dengan penyakit akut; sisanya retikuloendothelial tidak dibunuh dalam hospes alamiah.
menderita inf'eksi subklinis atau subakut. Multiplikasi organisme dalam hospes tampak sangat pen-
ETIOLOGI. Brucellae, dinamakan untuk menghornmati Sir ting untuk induksi imunitas. Respons hospes dengan mengem-
David Bluce, yang pertama mengisolasi organisme pada tahun bangkan antibodi spesifik, termasuk aglutinin, opsonin, pr.e-
1887 dari penderita dengan demam Malta, merupakan geno- sipitin, antibodi pengikat-komplemen. Antibodi IgM spesifik
spesies tunggal, namun mereka secarii historis dibagi rnenjadi tampak dalam 1 minggu dan menurun pada 3 bulan. Antibodi
spesies-spesies didasarkan pada hospes binatang alamiahnya. IgG naik pada 2-3 minggu dan menetap pada kasus yang tidak
Spesies selain B. ovis dan B. canis memperagakan perbedaan diobati atau diobati sebagian. Antibodi reaksi-silang clengan
koloni dan varian koloni halus (S) lebih .virulen dan lebih Yersinia, Francisella, Vibrio cholercte, dan SaLntoneLlct adalith
bereaksi-silang secara antigenik daripada varian koloni yang akibat kesamaan rantai samping spesifik-O polisakaricla.
kasar (R). Organistne adalah basilus gr.am-negatif bukan pem- Brusellae tidak merangsang degranulasi efektif atau ledak
bentuk spora, kecil, aerob, tidak bergerak dan tanpa kapsul an pernapasan. Strain halus yang lebih virulen lebih r.esisten
yang tampak. Syarat-syarat pertumbuhan bersifat selektif, dan terhadap pembunuhan intraleukosit. pembunuhan intraselulcr
pertumbuhan dalam COz diperkuat untuk beberapa biovar. brusellae oleh makrofa_e dalam-jaringan memerlukan aktivasi
EPIDEM|OLOG|. Di negara-negara indusrri, pajanan peker- oleh lirnfosit T yan-e dilakukan secara spesifik.
jaan atau lekleasi pada binatang yang terinfeksi merupakan Semua spesies Brucellae menimbulkan granuloma clalanr
rute infeksi yang lazim. Kontak langsung dan pajanan aerosol hati, limpa, limfonodi, dan sumsum tulang. Radan_e granulo-
jaringan yang terinfeksi telah terdokumentasi dengan baik matosa kandung empedu, orkitis interstisial den_ean daerah
pada pekerja rumah potong, dokter hewan, petani, pemburu, atrofi flbroid tersebar, endokarditis dengan ve-getasi katup. lesi
dan lain-lain yang sering kontak dengan binatang. Di Amerika granulomatosa miokardium, dan keterlibatan otak, ginjal, telah
Serikat, kurang dari 10Vc kasus yang dilaporkan terjadi pada terjadi.
populasi anak. Brusellosis endemik biasanya ditularkan karena MANIFESTASI KLlNlS. Bila tidak ada riwayar pajanan bina-
minum susu yang tidak dipasteurisasi, krim, mentega, keju tang atau minum susu yang tidak dipasteurisasi, diagnosis
atau es krim. Olganisme dapat juga secara langsung mengin- klinis brusellosis pada anak sukar. Manifestasi nonspesifik de-
vasi mata, nasofaring dan saluran genital. Organisme dapat te- mam, artralgia, malaise, lemah, dan manif'estasi sistem saraf
tap hidup selama tiga minggu dalam bangkai yang didinginkan sentral, terutama depresi adalah paling lazim. Dilaporkan masa
dalam lemari es dan dapat hidup dalam daging babi (ham) inkubasi beberapa hari sampai beberapa bulan. Interval antara
yang diawetkan. Kewajiban pasteurisasi susu, imunisasi ter- muiainya gejala dan diagnosis adalah selama 150 hari, dengan
nak, dan cat'a-cara pengendalian lain telah sangat mengurangi rata-rata 4 minggu. Hepatomegali dan splenomegali ditemu-
penyakit endemik di Amerika Serikat. kan pada 30-40V0 kasus. Lokalisasi sistem organ spesifik, se-
Penyakit endemik dipertahankan pada binatang melalui perti osteomielitis, miokarditis, endokarditis, dan infeksi sa_
eksklesi sejur-nlah besar mikroolganisme daiam sekresi genital luran genitourinaria jarang. Skintigrafi (scintigraphy) tulang
dan susu, dengan penularan vertikal dan horizontal. Penularan lebih sensitif daripada radiografi dalam mendeteksi brusellosis
skelet. Brusellosis neonatus tidak dapat dibedakan dari inf-eksi
perinatal lain.
DIAGNOSIS. Riwayatnya dapat memberi kesan brusellosis,
t Dimodifikasi dari seksi pada edisi ke l4 oleh R.D. Feigin. terutama pemajanan terhadap binatang atau minum susu atau
191 I Listeriosrs 997

makan produk-produk susu yang tidak dipasteurisasi. Telah di- merupakan regimen yang biasa digunakan. Karena pada anak
laporkan adanya anemia, hemolisis, leukopenia, trombosi- dibawah umur 10 tahun, tetrasiklin ada masalah dan ada kcbu-
topenia atau pansitopenia karena hiperspienisme, hemo- tuhan untuk terapi aminoglikosid intramuskuler atau rnrr.avcnr,
fa-eositosis, dan keterlibatan sumsum tulang. Biakan tulang maka regimen alternatif perlu dipikirkan. Pada satu trial pro-
adalah positif untuk sebanyakT5Vo penderita penyakit akut se- spektif kombinasi dua agen oral, trimetoprim-sulfametoksazol
belum antibiotik. Isolasi biakan darah jauh kurang sering pada (10-12 mg/kg trimetoprim) dan rifampin (15-20 mg/kg; adalah
penyakit subakut. Diagnosis biakan dapat diperbaiki pada le- efektif. Kegagalan pengobatan dengan B-laktam, termasuk se-
bih daripada 90Va dengan menggunakan biakan sumsum tu- falosporin generasi ketiga seperti seftriakson, mungkin karena
iang. Media biakan darah komersial yang biasa dapat sifat patogen intraseluler daq adanya sel yang tidak membelah
digunakan dengan membuat lubang dan menambah COz. Me- pada infeksi subakut atau menetap. Lama total pengobatan
tode sentrifuse lisis dapat memperbaiki angka isolasi karena biasanya 3-6 minggu.
lokasi organisme intraseluler. Penting memberitahu laboratori- Permulaan terapi antibiotik sesudah keterlambatan di agnos i s
um pada kasus yang dicurigai brusellosis, karena biakan darah dapat disertai dengan reaksi seperti-Jarisch-Herxheimer yang
harus ditahan selama 4 minggu, dan biakan darah rutin ditahan diuraikan untuk sifilis, agaknya karena beban antigen yang bc-
hanya untuk selama 7-10 hari. sar. Jika perlu, steroid dapat diberikan bila reaksi ini muncul.
Bila tidak ada diagnosis biakan, diagnosis serologis di- PR0GNOSIS. Angka kematian kasus untuk brusellosis yang
mungkinkan. Uji aglutinasi tabung baku digunakan pada keba- tidak diobati adalah sekitar 3Vo. Kebanyakan kematian adalah
nyakan laboratorium kesehatan. Antibodi IgM diukur dengan karena keterlibatan sistem organ spesifik, seperti endokarditis.
pengurangan titer sesudah pengobatan 2-merkaptoetanol Prognosis yang disertai pengobatan spesifik adalah baik. per-
(2-ME). Antibodi IgM tampak pada infeksi awal, disertai oleh jalanan yang lama biasanya karena keterlambatan diagnosis.
antibodi IgG dalam l-2 minggu. Karena penundaan daiam me- dan penyembuhan sempurna mungkin memerlukan wakiu 6
rnikirkan diagnosis, serum titer tinggi mungkin menunjukkan bulan. Imunitas spesifik sel-T dan -B berkembang sesudal'r in-
hambatan "prozone", dan serum ini perlu diencerkan untuk feksi, dan infeksi ulang tidak lazim. Individu yang imun dapat
mendeteksi antibodi. Terapi yang berhasil disertai dengan pe- rnenderita reaksi lokal dan penyakit sistemik ringan jika secara
nurunan yang cepat antibodi IgG, tetapi antibodi IgM dapat tidak sengaja diinjeksi dengan strain vaksin yang digunakan
menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Antibodi untuk mencegah penyakit pada ternak.
IgG yang tinggi atau kenaikan titer sesudah pengobatan mem-
beri kesan infeksi menetap atau relaps. Infeksi dengan strain
Brucella kasar, terutama B. canis, tidak terdeteksi dengan uji Al-Eissa YA. Al-Mofada SM: Congenrtal brucellosis. pediatr Infcct Dis
ll:667.1992.
aglutinasi baku, yang menggunakan antigen B. abortus halus AI-Eissa Y, Al-Nasser M: Haematological manifestations of childhood
sebagai bahan uji antigen. B. canis atau,B. ovis spesifik dapat brucellosis. Infection 21 :23, 1993.
digunakan untuk mendiagnosis secara spesifik infeksi ini, teta- Al-Eissa YA, Kambal AM, Al-Nasser MN, et al: Childhood brucellosis: A
study of 102 cases. Pediatr Infect Dis 9:74, 1990.
pi dibutuhkan riwayat pemajanan yang tepat. Dengan uji yang
Ariza J, Pellicer T, Pallares R, et al: Specific antibody_in human brucellosis.
bcrdasar imunoassay enzim yang lebih sensitif ditemukan hasil Clin Infect Dis l4:131. 1992.
yang serupa. Pembeda antara infeksi aktif dan inaktifjuga te- El-Desouki M: Skeletal brucellosis: Assessment with bone scintigraphy. Ra-
tah dilaporkan dcngan menggunakan protein sitoplasma yang diology l8l:415, 199t.
Khuri-Bulos NA, Daoud AH, Azeb SM: Treatment of childhood br.ucellosis: Re-
dikosongkan dari lipopolisakarida.
sults ofa prospective trial on I l3 children. Pediatr Infect Dis l2:3jj. 1993
DIAGN0SIS BANDING. Brusellosis akur dapar menyerupai Montejo JM, Alberola l, Glez-Zarate P, et al: Open, randomizccl therapeuric
banyak penyakit, termasuk tularemia, demam tifoid, penyakit trial of six antimicrobial regimens in thc treatmcnr of hurnan bruceilosis.
Clin Infect Dis l6:671, 1993.
riketsia,'influenza, tuberkulosis, histoplasmosis, koksidioi-
Staszkiewicz J, Lewis CM, Colville J, et al: Outbreak of Brucellu ,rclttett.tt.;
domikosis, dan mononukleosis infeksiosa. Brusellosis menetap among microbiology laboratory workers in a community' hosprtal. .l Clin
dapat menyerupai histiosis maligna, limfoma atau penyakit Microbiol 29:287, 1991.
neoplastik lain. Anamnesis yang tepat, penemuan radiologis, Young EI: Serologic diagnosis of human brucellosis: Analysis of 2l'1 cases by
agglutination tests and review of the literature. Rev Infect Dis I 3:35g. 199 I
biakan dan serologi, dapat membantu membedakan gangguan
ini. Biopsi jaringan yang sesuai mungkin berguna.
PENCEGAHAN. Pengendalian dicapai paling baik dengan
imunisasi ternak-ternak domestik dan pasteurisasi susu. U.ji
aglutinasi susu dan darah secara periodik harus digunakan un-
tuk mengenali binatang yang terinfeksi, dan ternak yang terin- t Bes I9I
feksi harus disembelih. Minum susu dan makan produk-pro-
duk susu yang tidak dipasteurisasi harus dihindari. pemburu Listeriosis
harus hati-hati saat memegang binatang yang kemungkinan
terinfeksi, seperti rusa, rusa besar, bison dan kerbau.
William Albritton
PENGOBATAN.Tetrasiklin dalam terapi kombinasi merupa-
kan regimen pilihan untuk pengobatan brusellosis. Doksisiklin
Listeriosis disebabkan oleh salah satu dari tujuh spesies
dalam dosis 5 mgkg/24 jam (maksimum 200 mg/24 jam), nus Listeria, terutama L. ntonocytogenes Listeriae discbarkan
-qe-

diberikan secara oral dalarn dua dosis dengan streptomisin in-


tramuskuler (30 mglkg/24 jam) dibagi setiap 12 jam atau gen-
tamisin intravena (5-7,5 mg/kg/24 jam) dibagi setiap 8 jam, *Dimodifikasi darri
seksi pada edisi ke l4 oleh R.D Feigin.
998 BAGIAN XVll ) Penyakit lnfeksi

secara luas dalam lingkungan dan melalui rantai makanan' In- Masa inkubasi ditentukan hanya untuk penyakit dengan
feksi dilaporkan paling sering pada umur yang ekstrem' Pada sumber dari makanan biasa dan adalah 2l-30 hari. Pengidap
populasi pediatri, infeksi perinatal dominan dan biasanya ter- tidak bergejala dan ekskresi tinja dilaporkan pada IVo orang-
jadi akibat infeksi atau kolonisasi ibu. Di luar masa neonatus, orang normal dan 5Vo pekerja pemotongan hewan, tetapi lama
penyakit paling sering ditemukan pada anak dan orang dewasa ekskresi, bila diteliti, pendek. Infeksi laten atau tidak bergejala
serta pada orang tua yang dengan imunosupressi. yang lama belum diuraikan, kecuali untuk infeksi berikutnya
Listeria adalah basili gram-po- pada neonatus.
ET|OLOGI. Anggota gents
Penyakit epizootik pada binatang besar seperti biri-biri dan
sitif, bergerak, tidak membentuk spora, anaerob fakultatif. Ge-
nus Listeria dibagi menjadi tujuh spesies dengan dua kelom-
ternak dihubungkan dengan abortus dan penyakit "melingkar
pok 1'ang berbeda secara genomik didasarkan pada penelitian (circling)" , suatu bentuk meningitis basiler.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS. L. Monocytogenes meng-
hibridasi DNA-DNA. Satu kelompok berisi spesies L. murayi
dan L. grayi, sekarang dianggap nonpatogen. Kelompok kedua
hasilkan penyakit multisistem, terutama meningitis piogenik.
berisi lima spesies: spesies nonhemolitik L. innocua dan L. Reaksi granulomatosa dan pembentukan mikroabses telah di-
welshimeri, dan spesies hemolitik L. monocytogenes, L. seeli- laporkan pada banyak organ, termasuk hati, paru, adrenal, gin-
geri dan L. ivanovii. L. ivanovii adalah terutama patogen pada jal, sistem saraf sentral (SSS), dan terutama plasenta. Model
binatang, dan sebagian terbesar penyakit manusia maupun bi- binatang memperagakan pemindahan melewati mukosa usus
yang utuh; apakah ini terjadi pada manusia atau tidak dan apa-
natang adalah karena L. monocytogenes.
kah juga melewati kulit normal, belum diketahui. Empat lang-
Uji biokimia tertentu bersama dengan peragaan pembentu-
kah patogen telah diuraikan: internalisasi, lolos dari vakuole
kan gerakan "berguling", tipe-"payung" di bawah permukaan
fagosit, nukleasi filamin aktin, dan penyebaran dari sel-ke-sel.
medium setengah padat, hemolisis, dan uji adenosin monofos-
Gena yang terlibat pada setiap langkah diketahui, dan mutan
fat siklik (cyclic adenosine monophosphat [cAMP]) khas bia-
isogenik terbukti telah mengurangi virulensi. Listeriolisin,
sanya cukup untuk menegakkan identifikasi dugaan L. mono'
suatu hemolisin dan menandai paling baik faktor virulensi,
cytogenes.
mungkin menengahi lisis vakuola. Pada penyebaran dari sel-
Pengelompokan subtipe isolat l. monocytogZnes untuk tu-
ke-sel, polimerisasi filamen aktin sensitif-sitokalasin menon-
juan epidemiologi telah dicoba dengan menggunakan antigen
jolkan bakteri dalam pseudopodia, yang difagositosis oleh sel
somatik O stabil panas dan flagela H labil panas, pengelom-
yang berdekatan, perlu lolos dari vakuola membran-ganda.
pokan tipe faga, ribotipe, dan elektroforesis enzim multifokus.
Mekanisme ini melindungi bakteri intraseluler dari penga-
Pengr-:lompokan tipe elektroforesis memperagakan struktur
ruh imunitas humoral dan bertanggung jawab pada keperluan
klona populasi L. monocytogenes, serta populasi bersama anta-
aktivasi monosit yang dipe;antarai sel-T yang telah dikenal
ra sumber manusia dan binatang
dengan baik dengan limfokin untuk membersihkan infeksi dan
EPIDEMIOLOGI. L. monocyrogenes diisolasi diseluruh ling- membentuk imunitas. Peran antibodi opsonisasi dalam me-
kungan dan dihubungkan dengan penyakit epizootik dan pe- lindungi terhadap infeksi belum jelas. Pertumbuhan L. mono-
ngidap tidak bergejala pada lebih dari 42 spesies binatang buas cytogenes pada 4oC menaikkan resistensi terhadap pembu-
dan domestik serta 22 spesies burung. Organisme ini diisolasi nuhan oleh neutrofil darah perifer..
dari sampah, makanan ternak, dan tanah, dimana ia bertahan MANIFESTASI KLlNlS. Tanda klinis listeriosis sangat ter-
hidup selama lebih dari 295 hai. Listeriosis manusia epidemik gantung pada umur penderita.
dihubungkan dengan penularan yang disebarkan makanan Listeriosis pada Kehamilan. Listeriosis kehamilan awal ti-
pada beberapa ledakan serangan besar. Kelompok-kelompok dak dipahami secara baik. t. monocytogenes telah ditumbuh-
kecil penularan nosokomial dari orang-ke-orang telah terjadi kan dari plasenta dan biakan janin kehamilan yang berakhir
di bangsal anak rumah sakit dan kamar-kamar bersalin. Ende- dengan abortus spontan. Tanda umum pada trimester ke 2 dan
mik sporadis listeriosis kurang ditandai dengan baik. Kemung- ke 3 merupakan penyakit "seperti flu". Pengenalan dan pengo-
kinan cara penularan adalah melalui makanan, penyebaran batan pada stadium ini telah dihubungkan dengan hasil akhir
zoonotik, dan penularan dari orang-ke-orang. Survei United kehamilan normal, tetapi janin mungkin tidak terinfeksi, wa-
States Food and Drug Administratiorz menunjukkan kontami- laupun listeriosis pada ibu tidak diobati. Pada keadaan lain,
nasi l. monocytogenes pada produk-produk daging mentah listeriosis plasenta berkembang dengan infeksi janin dan mulai
dan siap dimakan serta unggas. Kemampuan L. monocyto- kelahiran dan persalinan prematur serta dapat disertai dengan
genes tumbuh pada 4oC menambah risiko penularan dari ma- lahir mati. Kelahiran bayi prematur terinfeksi dihubungkan de-
kanan terkontaminasi yang disimpan. Penularan zoonotik juga ngan 50-90Vo mortalitas bayi. Pennyakit tersebar tampak pada
diuraikan dalam kepustakaan, terutama infeksi kulit pada dok- saat lahir, sering dengan ruam pustular difus. Infeksi pada ibu
ter hewan dan petani yang memegang binatang sakit. biasanya sembuh tanpa terapi spesifik sesudah melahirkan, te-
Kasus listeriosis dilaporkan pada umur yang ekstrem, dan tapi dapat terjadi demam pasca-lahir dan lokia terinfeksi.
beberapa penelitia'n menunjukkan angka lebih tinggi pada laki- Listeriosis Neonatus. Diketahui dua tanda klinis pada liste-
laki dan dominasi musim pada akhir musim panas dan musim riosis neonatus: mulai serangan awal (<5 hari, biasanya dalam
gugur di Belahan Bumi Utara. Di luar masa neonatus dan sela- l-2 harr, rata-rata 14 hari), terutama bentuk septikemia dan
ma kehamilan, penyakit biasanya dilaporkan pada penderita serangan akhir (>5 hari, rata-rata 14 hari), bentuk meningitis
dengan penyakit yang mendasari dan imunosupresi, terutama menonjol. Sifat-sifat utama dua tanda tersebut ditulis pada Ta-
keganasan limforetikuler, dan baru-baru ini, infeksi virus imu- bel 191-1 dan menyerupai sindrom klinis yang diuraikan pada
nodefisiensi manusia (HIV). Streptococcus grub B.
191 . Listeriosis 999

Penyakit yang mulai awal terjadi dari infeksi transplasenta TABEL L91-1. Tanda-tanda Khas Listeriosis Neonatus Mulai Se-
atau asendens yang lebih ringan dari saluran genital wanita. rangan Awal dan Lambat
Ada hubungan yang kuat dengan prematuritas, komplikasi ob- ilrI\rffili
stetrik, penemuan L. monocytogenes dari saluran genital ibu,
dan sepsis tanpa lokalisasi SSS, dan mortalitas sekitar 307o .
Epidemiologi penyakit yang mulai akhir kurang dime-
ngerti. Mulai serangan biasanya pada masa sesudah 5 hari, te-
tapi sebelum 30 hari. Seringkali bayi lahir cukup bulan dan ibu
tidak bergejala serta biakan negatif. Sindrom pada saat datang
biasanya sindrom meningitis purulenta, yang jika diobati seca-
ra cukup, mortaiitasnya <20Vo.
lnfeksi Pasacalahir. Listeriosis di luar masa neonatus dapat
terjadi pada anatk lainnya yang sehat tetapi kebanyakan sering
ditemui bersama dengan keganasan dan/atau imunosupresi
yang mendasari. Tanda klinis biasanya meningitis, atau kurang
sering sebagai infeksi SSS nonmeningitis difus atau terloka- porin generasi ketiga. Jika agen ini digunakan untuk terapi
lisasi. Sepsis yang tidak terdiferensiasi, juga keterlibatan sis- empiris pada neonatus, sangat penting untuk menambah amp-
tem organ spesifik dapat juga ditemukan, dan tandanya adalah isilin. Vankomisin, atau vankomisin dan aminoglikosid, meru-
seperti yang diharapkan untuk tempat iokalisasi. Tidak diketa- pakan alternatif, sebagaimana trimetoprim-sulfametoksazol
hui apakah tanda-tanda dan gejala-gejala saluran pencernaan untuk anak yang lebih tua. Lama terapi biasanya 2 minggu dan
yang sering ada akibat dari infeksi enterik sebagai cara masuk dan dapat diperpanjang pada penderita imunosupressi.
atau tidak spesifik. Strain l. nlonocytogenes diisolasi dari orang laki-laki umur
DIAGNOSIS. Listeriosis harus dirhasukkan dalam diagnosis 84 tahun dengan meningitis yang mengalami resistensi yang
banding inieksi pada kehamilan, sepsis neonatus, dan meningi- diperantarai plasmid kloramf'enikol, eritromisin, streptomisin
tis, serta sepsis atau meningitis pada anak yang lebih tua de- dan. tetrasiklin. Plasmid yang dapat pindah sendir-i ke l,.
ngan keganasan atau terapi imunosupresif yang mendasari. monocytogenes, juga dapat dipindahkan ke enterokokus, strep-
Diagnosis ditegakkan dengan biakan L. monocytogenes dari tokokus, dan S. aureus. Munculnya resistensi banyak antibio-
darah dan cairan serebrospinal (CSS). Biakan dari serviks, va- tik mengharuskan dilakukan uji kerentanan rutin pada isolat.
gina, lokia ibu, dan jika mungkin, plasenta, harus diambil bila PROGNOSIS. Listeriosis kehamilan awal dapat disertai de-
infeksi intrauterin menyebabkan kelahiran prematur itau pada ngan abortus atau lahir mati, walaupun infeksi ibu dengan
sepsis neonatus mulai- awal. Bermanfaat mengingatkan labo- janin bebas infeksi telah dilaporkan. Tidak ada bukti yang me-
ratorium untuk kasus yang dicurigai sehingga isolat Listeriati- yakinkan bahwa L. ntonocl,Tlgerzes dihubungkan dengan abor-
dak dikesampingkan sebagai difteroid yang mengkontaminasi. tus berulang pada manusia. Mortalitas melebihi 50Vo padabayi
Prosedur pen gkay aan-d ingin (c o Id- e nr ic hme nt p ro c e dur e s) ja- prematur yang terinfeksi dalam uterus, 30% pada sepsis neo-
rang digunakan untuk spesimen klinis tetapi memperbaiki ang- natus mulai serangan-awal, dan 15Vo pada meningiris neonarus
ka isolat dari sumber yang sangat terkontaminasi, seperti tinja, mulai serangan-akhir. Mortalitas seharusnya <lTVo pada anak
makanan, atau sampel lingkungan. yang lebih tua dengan pemberian segera terapi antirnikroba
Pemeriksaan histologis plasenta bermanfaat. Assay reaksi yang tepat. Retardasi mental, hidrosefalus dan sekuele SSS
rantai polimerase mendeteksi L. rnonocytogenes, tetapi sistem lain dilaporkan pada meningitis Listeria yang bertahan hidup.
komersial tidak tersedia. Uji serodiagnostik belum terbukti
bermanfaat.
Appleman MD, Cherubin CE, Heseltine PNR, et al: Susceptibility testing of
DIAGNOSIS BANDING. Listeriosis tidak dapat dibedakan se- Lisleria monogocytogenes: A reassessment of bactericidal activity as a pre-
cara klinis dari sepsis dan meningitis piogenik karena organ- dictor for clinical outcome. Diagn Microbiol Infect Dis l4:3 I l, 199 I .
isme lain. Infeksi setempat yang dalam, seperti endokarditis, Gellin BG, Broome CV: Listeriosis. JAMA 261:1313. 1989.
osteomielitis, dan abses hati, karena L. monocyrogenes jugali- Gellin BG, Broome CV, Bibb WF et al: The epidemiology of listeriosis in the
United States-I986. Am J Epidemiol 133:392, 1991.
dak dapat dibedakan secara klinis dari organisme yang lebih Mclauchlin J: Human listeriosis in Britain, 1987-85, a summary of 722
sering dihubungkan dengan tempat-tempat ini. Infeksi kulit cases: I. Listeriosis during pregnancy and in the newborn. II. Listeriosis in
harus dicurigai pada penderita dengan riwayat kontak dengan non-pregnant individuals, a changing pattern of infection and seasonal inci_
binatang, terutama produk-produk kontrasepsi. dence, Epidemiol Infect 104:181, 191, 1990.
Michelet _C, Avril JL, Cartier F, et al: Inhibition of intracellular
PENCEGAHAN. Konsumsi daging tidak dimasak atau sebe-
growth of aisteriu monogcytogenes by antibiotics. Antimicrob Agents Che-
lum dimasak, terutama daging yang disimpan tanpa pendingi- mother 38:438, 1994.
nan pada 4oC yang lama, harus dihindari. Hal ini terutama Piffaretti J-C, Kressebuch H, Aeschbacher M, et al: Genetic characterizatioll
benar selama hamil dan pada penderita imunosupresi. Bina- of clones of the bacterium Listeria ntonogcytogenes causing epidemic dis-
ease. Proc Natl Acad Sci USA 86:3818, 1989.
tang domestik yang terinfeksi harus dihindari bila mungkin. Portnoy DA, Chakaborty T, Goebel W, et al: Molecular determinants of ll.r-
Cuci tangan yang cermat sangat penting untuk mencegah teria monogcytoyene.s pathogenesis. Infect Immun 60:1263, 1992.
penyebaran nosokomial dalam unit obstetri dan neonatus. Skogberg K, Syrjanen J, Jahkola M, et al: Clinical presentation and outconte
PENGOBATAN. Ampisilin saja atau dalam kombinasi de- of listeriosis in patients with and without inmunosuppressive therapy. Clin
Infect Dis 14:815, 1992.
ngan aminoglikosid merupakan terapi pilihan. L. monocyto- Topalovski M, Yang SS, Boonpasat y: Listeriosis of the placenta: Clinicopa_
genes tidak rentan terhadap sefalosporin, termasuk sefalos- thologic study ofseven cases. Am J Obstet Gynecol 169:616,1993.
1 000 BAGIAN XVll . Penyakit

ia mengikat secarer ireversibel, n.ren'rblokade pelepasan asetil-


kolin dan menyebabkan pcnghantalan autonom dan neuro-
@ Bas 192 nuskulel terganggu. Bctyi br.ttulisnre merupakan penyakit in-
feksi akibat dari penelanan spora dari salal.r salu clari tiga strain
Botulisme klostridium penghasil-toksin botulinurn, dengiin scl;rnjutnya
pertun'rbul'ran spora, nultiplikasi, dan procluksi toksin botu-
linum daiam usus besar. BottLlisme yung diseborkcut n'Lakunttn
Steltltett S. Arrtort
adalah intoksikasi akibat teltelan toksin botulinum yang telal.r
dibentuk sebelumnya yang dikandung didalarn makanan yang
cliawetkan atar,r dimasak secilra ticlak lep^t. Botttlisnrc Luku ttki-
bat dali pertunrbuhan dan kolonisasi spora C. botuLiwrt pada
DEFlNlSl. Botulisme adalah penyakit akut, paralitik flasid
jaringan yang kena traumir; analog dengan tetanus, tetapi jaLrh
yang disebabkan oleh ncurotoksin yang dihasilkan oleh Clos-
lebih jalnng.
rriclium botilinurtt. atau .jiuang, dihasilkan neurotoksin ekuiva-
EPIDEMIOLOGL BonLLisme bayi telah dilaporkan dari selu-
len oleh strain unik C. ltutt'ricmn dan C. baratil. Diketahui tiga
ruh benua yang berpenduduk kecuali Afiika. Kl-rususnya. bayi
bentuk botulisme rnanusia: botulisme bayi (paling sering), bo-
merupakan satu-satunya anggota keluarga yang sakit. Tanda
tulisme yang disebarkan Inakanetn (kiasik), dan botulisme luka.
epidemiologis yang paling mencolok bayi botulisme adalah
AGEN ET|OLOG|. Toksin Botr-rlinum adalah bahan yang pa-
distribusi umurnya, dimana 95olo kasus berumur antat'a 3
ling beracun dali yang dikctahui, dosis letal parenteral untuk
rninggu dan 6 bulan, dengan puncak lebar antala un.rur 2 dan .1
manusia clipclkirakan 10-7 mg/kg. Toksin memblokade trans-
bulan. Pola ini hanya ditandingi, oleh satu kezLdann lain, sin-
misi neulonruskulel dan menyebabkan kernatian karena parali-
dlom bayi rnati mendadark. Narnun, kasus semuda 6 hali atau
sis jalan napzrs dan otot pcrnapasan. Tujuh tipe toksin anti-
setua 363 hari pada mulainya telah dilaporkan. Rasio kasus
genik, ditandai huluf A-G, dibedakan olel-r ketidakmampuan
laki-laki:wanita pada dasarnya 1:1, dan kasus telah terjadi
antibodi protektil'(neutralisasi) terhadap satu tipe toksin untuk
pada semua kelompok ras dan etnik besar.
rnelindr-rngi tcrhadap tipe yang berbeda. Tujuh tipe toksin ber-
Botulisme bayi merupakan penyakit yang jarang dan ser-
peran sebagai petanda yang cocok sccala klinis dan epiderni-
ing tidak dikenali. Di Amerika Serikat didiagnosis sekitar 75-
olo-eis. Strain C. buNricunt neurotoksigenik rnenghasilkan
100 kasus setiap tal.run; 1.-l45 kasus dilaporkern dari tahun
toksin sepelti-tipe E. sedang slrain C. barcttii toksigenik rneng-
1976 sampai tahun 1992. Harr.rpir setengali kasus A.S. dila-
hasilkan toksin sepelti tipe-F. Toksin tipe A, B, E, dan F me-
porkan dari Kalifbrnia. Menggambalkan distribusi tipe-tipc
rupakan penyebab botulisme manusia yang telah dikenali
dengan baik, sedan-e C dan D menyebabkan penyakit pada bi-
toksin C. botulinum tanah yzrng cliketahui, kebanyakan kasr-rs
sebelah barat Sungai Missisipi disebabkan oleh stlarn tipe A,
natang lain. Tipe G belum ditegakktin sebagai penyebab pe-
sedangkan kebanyakan kasus sebelah timurnya disebabkan
nyakit rnanusia atau binatang.
oleh strain tipe B. Setiap satu kasus di negara bagian New
Toksin botulinum adalah protein dua-rantai sedelhana yang
Mexico dan Oregon diakibatkan dari C. bctratii dan toksin
terdiri rantzri berat 100 kD yang bcrisi tcmpat perlekatan neu-
seperti-tipe F, sedang dua kasus di Ronra, Itali, akibat dari C.
ron dan rantai lingan 50 kD yang dibawa ke dalam sel sesudah
pengikatan. Kekuatan toksin botulinurn yang luar biasa dije-
btiyrlgr,r, darn toksin seperti tipe-E. Faktor risiko yang dike-
nali untuk penyakit ini adalah minurn mzrdu dan waktu tr';Lnsit
laskan oleh kenyi.rtaan bahwa tujul'r rantai ringannya adalah
usus lambat (kurang dari satu kali buang ziil besar pel hali).
Znl+-endopepticlesc', yang substratnya adalah salah satu dari
ASI tanipaknya memberikan proteksi terhadap kematian belat
tiga kornponen protein kompleks pemotong dirnana vesikula
mendadak karena botulisme bayi. Pada lingkungln yirng Jl-
sinapsis ber'f'usi den-e:in membran sel terminal dan melepaskan
rang dari anatomi, fisiologi, dan mikloflora usus yang bcru-
asctilkolin ke dalanr celah sinapsis.
bah, anak yang lebih tua dan orang dewasa dapat mengidap
Clostridiunt botuLinltm adalah anaerob obligat pembentuk
botulisme.
spora, grarn positil-yarng habitat alamiahnya di seluruh dunia
BotuLisnte yang Disebctrkan Makanan akibat dari makan
adalah tanal.r, debu, cian seclimen laut, dan terdapat pada berba-
giii produk pertanian segar dan dimasak. Spora beberapa makanan dimana C. botulintmt telah rnemperbanyak dili dan
telzrh rnenghasilkan toksinnya. Ledakan serangan baru-baru ini
strain C. botulinunt bertahan hidup dalam air mendidih selama
beberapa jam, yang rnemungkinkan organisme selamat dari
di Arnerika Utara dihubungkan dengan restaurah dimana
makanannya seperti kentang goreng, bawang goreng cepal,
upaya-upaya mtrnusia pada pengawetan makanhn. Sebaliknya,
toksin botulisme labil panas dan dengan rnudah dihancurkan dan potongan bawang putih yang dilibatkan telah mengubah
pandangan tradisional mengenai botulisme yang disebarkan
dengan pemanasan pada suhu 80oC atau lebih selama 5-10
makanan terutama sebagai akibat dari pengalengan makanan
menit. Sedikit diketahui tentang ekologi strain neurotoksigenik
buatan sendiri. Ledakan serangan Amerika Serikat yan,e lain
C. bttn'tictutr dan C. hararii.
telah teryadi dari makanan pasaran yang dibungkus dalant kan-
PATOGENESIS. Sen'rua tiga bentuk botulisme menghasil-
kan penyakit melalui jalur akhir biasa: Toksin botulinum di- tong plastik yang hanya dipercayakan pada pendinginan untuk
mencegah peltumbuhan berlebih spora C. botulinttnt. Makan-
bawa oleh alilan darah ke sinapsis kolinergik perifer, dimana
an bukan kalengan yang menyebabkan episode botulisme ka-
rena makanan meliputi perencah buah kemiri yang ditambah-
'3Senlua nratr:ri pada bab ini ada pada rvewenang publik, kecuali setiap gambar kan pada yogul-t, bawang goreng cepat pada "isi" sanclyvic'h.
dan tahcl yarrg tlipinjlrr. salad kentang, dzrn ikan tanpa dibuang perutnya yang segar
192 | Botulisme 1 001

dan kering. Kecenderungan sekarang kearah satu kasus per le- botulisme tanpa menderita keluntpuhan (palsi) buLber, telapi
dakan serangan atau kasus-kasus yang datang secara terpisah pada bayi yang bergejala demikian seperti makan jelek. me-
di berbagai kota atau rumah sakit berarti bahwa dokter tidak ngisap lemah, menangis lemah, mengeluarkan air liur, dan
dapat mendasarkan pada kelompok penyakit sementara dan bahkan apnea obstruktif sering tidak dikenali sebagai berasal
geografis (sering pada keluarga) untuk memberi saran diagno- dari bulber. Penderita dengan penyakit yang berkembang
sis. mungkin telah menderita kelemahan dan hipotonia menyelu-
Kebanyakan makanan yang diawetkan telah dilibatkan pa- ruh disamping kelumpuhan bulber ketika pertama ditemui.
da botulisme yang disebarkan makanan, tetapi pelanggar biasa Pada anak yang lebih tua dengan botulisme yang disebar-
di Amerika Serikat adalah kalengan sendiri "asam rendah" (pH kan makanan atau luka, mulainya gejala neurologis menyertai
6,0 dan keatas) seperti merica jalapeno, asparagus, buah zai- gambaran diplopia, penglihatan kabur, ptosis, mulut kering,
tun, dan buncis. Kemungkinan botulisme yang disebarkan disfagia, disfonia, dan disartria, dengan mati tercekik dan re-
makanan ada di seluruh dunia, tetapi ledakan serangan terjadi fleks kornea yang khas. Karena toksin bekerja hanya pada sa-
lebih sering di zone iklim sedang bukannya di zone tropis, di- raf motoris, adalah penting bahwa parestesia tidak ditemukan
mana pengawetan buah, sayuran. dan makanan lain kurang pada botulisme, kecuali bila penderita mengalami hiperventi-
biasa. lasi karena kecemasan. Pancaindra tetap jernih, tetapi ini
Pada 10 tahun terakhir sekitar 250 kasus botulisme yang mungkin sukar dipastikan karena bicaranya terganggu.
disebarkan makanan dari sekitar 15 ledakan serangan per ta- Botulisme yang disebarkan makanan mulai dengan gejala
hun telah terjadi di Amerika Serikat. Kebanyakan ledakan se- saluran. pencernaan mual, muntah, dan diare pada sekitar
rangan benua A.S. akibat dari strain proteolitik tipe A atau tipe sepertiga kasus. Gejala-gejala ini diduga akibat dari hasil sam-
B, yang menimbulkan bau busuk yang sangat kuat pada ma- ping metabolik pertumbuhan C. botulinum atau dari adanya
kanan yang beberapa orang berpendapat perlu membuktikan kontaminan toksik lain pada makanan, seperti distress saluran
dengan rasa. Sebaliknya, di Alaska kebanyakan ledakan se- pencernaan tidak ditemukan pada botulisme luka. Konstipasi
rangan yang diseb'arkan makanan akibat dari strain nonproteo- lazim pada botulisme yang disebarkan makanan bila paralisis
litik tipe E pada makanan Asli Amerika, seperti telur salmon flasid menjadi nyata. Penyakit bisanya mulai l8-36 jam sesu-
dan sirip anjing laut, yang tidak menunjukkan tanda-tanda dah makan makanan yang terkontaminasi tetapi dapat berkisar
pembusukan. Bahaya strain tipe E lebih lanjut adalah kemam- dari secepat 2 jam sampai selambat I hari. Masa inkubasi pada
puannya untuk tumbuh pada suhu" serendah 5o, suhu dingin botulisme luka adalah 4-14 hari. Demam mungkin ada pada
kulkas rumah tangga. botulisme luka tetapi tidak ada pada botulisme yang disebar-
. Botulisme luka adalah penyakit yang sangat jarang, dengan kan makanan kecuali kalau ada infeksi sekunder (misalnya
kurang dari 100 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, tetapi pneumonia). Semua tiga bentuk botulisme menampakkan
infeksi ini penting untuk pediatri karena sekitar seperempat spektrum lebar pada keparahan klinisnya, dari yang amat ri-
kasus yang terkena adalah remaja atau orang-orang yang lebih ngan dengan ptosis minimal, ekspresi wajah datar, disfagia
muda. Kebanyakan kasus terjadi pada orang laki-laki muda minor, dan disfonia sampai paralisis mendadak berat, dengan
yang aktif secara fisik yang berisiko terbesar berjejas trauma- mulainya cepat meluas, distres pernapasan, dan apnea yang je-
tis, tetapi botulisme luka juga terjadi pada jejas remuk dimana las. Kelelahan dengan aktivitas otot berulang merupakan tan-
tidak nampak kulit pecah. Pada 10 tahun terakhir botulisme da botulisme kLinis.
luka menjadi bertambah sering pada penyalahgunaan obat, Bayi botulisme berbeda dalam penampakan gejala-gejala
akibat dari menyuntik sendiri atau inhalasi hidung produk- penyakit awal hanya karena bayi tidak dapat mengungkapkan
produk jalan tidak steril, tidak selalu dengan bukti adanya dengan kata-katanya. Hampir selalu petunjuk penyakit per-
pembentukan abses. tama adalah konstipasi, didifinisikan sebagai 3 hari atau lebih
PATOLOGI. Toksin botulinum adalah racun fisiologis bu- tidak buang air besar, walaupun tanda ini seringkali diabaikan.
kan sitotoksik, yang tidak menyebabkan patologi makroskopis Orang tua biasanya melihat kelemahan, gelisah, nafsu makan
atau mikriskopis yang jelas. Namun perubahan patologis se- kurang, menangis lemah, dan kehilangan gerakan spontan.
kunder (misalnya, pneumonia, petekie pada organ intratho- Disfagia mungkin nyata sebagai sekresi pengeluaran air liur
raks) dapat ditemukan pada autopsi. Tidak ada teknik dari mulut. Refleks tercekik, mengisap, dan kornea hilang ke-
diagnostik yang tersedia untuk mengenali toksin botulinum tika paralisis berlanjut. Kelumpuhan okulomotor mungkin je-
yang terikat pada sambungan neuromuskuler. Proses penyem- las hanya dengan pengamatan terus-menerus. Sebaliknya re-
buhan pada botulisme terdiri dari pertumbuhan motoneuron fleks cahaya pupil mungkin tidak terkena sampai anak para-
terminal baru yang tidak bermielinasi. Gerakan mulai lagi lisis berat, atau mungkin pada mulanya lamban. Kehiiangan
ketika cabang baru ini menetap pada serabut otot yang tidak kendali kepala merupakan tanda mencolok yang khas. Henti
berkontraksi dan diinnervasi mereka kembali dengan mengin- pernapasan dapat terjadi mendadak karena penyumbatan jalan
duksi pembentukan plat ujung motor (motor end-plate) baru. napas karena sekresi tidak tertelan atau karena otot-otot faring
Secara klinis dan pada binatang percobaan, proses ini memer- flasid obstruktif. Kadang-kadang diagnosis botulisme bayi
lukan waktu sekitar 4 minggu. dikesankan oleh henti pernapasan yang terjadi sesudah bayi
MANIFESTASI KLlNlS. Toksin botulinum disebarkan secara dilengkungkan pada posisi untuk pungsi lumbal.
hematogen. Karena aliran darah dan densitas inervasi relatif Pada kasus penyakit ringan atau pada stadium awai, tanda-
terbesar di otot bulber, semua tiga bentuk botulisme menam- tanda fisik botulisme bayi mungkin tidak kentara dan mudah
pakkan secara neurologis sebagai pardlisis flasid menurun si- terlewatkan. Pemeriksaan yang teliti diperlukan untuk mene-
metris muskulatur saraf kranial. Tidak mungkin menderita mukan adanya kelumpuhan saraf kranial dan kelelahan fungsi
1002 BAGIAN XVil . Penyakit Infeksi

Tabel 192-1. Diagnosis Dipertimbangkan pada Penderita dengan Guillain-Ban6 (SGB). Uji edrofonium (Tensilon) membantu
Botulisme yang Disebarkan Makanan dan Luka pada miastenia grafis, dan punksi lumbal serta EMG memban-
tu pada SGB. Pada SGB, kadar protein CSS biasanya naik dan
kecepatan penghantaran saraf melambat pada 4-6 minggu se-
sudah mulai penyakit. Parestesia sering ada pada SGB. Ke-
mungkinan intoksikasi organofosfat harus dikejar secara
agresif karena antidotum spesifik (PAM) tersedia dan karena
penderita mungkin bagian dali kelompok yang sering terpajan.
beberapa darinya sekarang berkembang penyakit.
..rK.4 |$aanp,,,ex.ebi$v,askulgr Botuiisme bayi memeriukan kecurigaan yang sangat tinggi
P"otiomielitis
untuk diagnosis awal (Tabel 192-2). Bahkan sekarang, hampir
Hipotiroidisme
20 tahun setelah pengenalannya, "mengesampingkan sepsis"
merupakan diagnosis pemulangan yang paling sering. Jika
bayi sebelumnya sehat, biasanya umur 6 bulan atau kurang,
mempunyai riwayat konstipasi dan kemudian berkembang ke-
lemahan akut dengan kesukaran dalam mengisap, menelan,
otot. Ptosis mungkin tidak terlihat kecuali kalau kepala anak menangis, atau bernapas, dia-unosis yang paling mungkin ha-
dipertahankan tegak. Adanya penurunan tonus sfingter ani da- rus dipikirkan adalah botulisn.re bayi. Kemudian pemeriksaan
pat memberi kesan pcnyakit neuromuskuler menyeluruh. saraf kranial yang teliti sangat membantu.
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Gambaran klasik Diagnosis botulisme tanpa ragu-ragu ditegakkan dengan
botulisme adalah permulaan paralisis flasid desendens akut de- peragaan adanya toksin botulinum dalam serum, atau toksin C.
ngan panca indra tidak terganggu, tidak ada demam, tidak ada botulinunt atau organisme pada bahan luka atau tinja. C. bo-
parestesia. Kejarangan botulisme yang disebarkan makanan tulinum bukan merupakan bagian dari penghuni flora usus
dan botulisme luka membuatnya dengan mudah terancukan normal manusia, dan keberadaannya pada keadaan paralisis
dengan penyakit lain (Tabel 192-1). Pemeriksaan laboratorium flasid akut adalah diagnostik. Departemen Kesehatan Negara
rutin, termasuk cairan serebrospinal (CSS), normal pada botu- Bagian (panggilan pertama) serta Pusat Pengendalian dan
lisme jika tidak ada dehidrasi atau ketosis karena kelaparan. Pencegahan Penyakit (panggilan ke dua; telpon: 404-639-
Elektromiografi (EMG) dapat memperagakan cacat pada pen- 331 1 pada hari-hari kerja dan 404-639-2888 disaat lain) dapat
jalaran neuromuskuler, dan penemuan EMG khas pada botu- merencanakan uji spesimen, pengamatan epidemiologi, dan
lisme yang disebalkan makanan dan botulisme luka adalah penyediaan antitoksin kuda. Kecurigaan botuListne nrerupa-
kemudahan (penguatan) potensial aksi yang ditimbulkan otot kan gawat darurat medik dan keseltalan masl,arakat yang se-
pada rangsangan frekuensi tinggi (50H2). Gambaran khas pada benantya segera dapat dilaporkan di semua dcterah hukunt
botulisme bayi, dikenal dengan akronim BSAP (singkatlbrref, kesehatan Amerika Serikat. Diagnosis epidemiologis botu-
kecil [small], potensial aksi unit-motorik berlimpah [abundant lisme yang disebarkan makanan dapat dibuat bila organisme
motor-unit action [potensiai]), hanya ada pada otot yang lemah dan toksin C. botulinum ditemukan dalam makanan pokok
secara klinis. yang diduga pada riwayat makanan.
Botulisme yang dibawa makanan atau botulisme luka se- PENGOBATAN. Manajemen botulisme berdasarkan padzr
ring sukar dibedakan dari miastenia gravis dan sindrom tiga prinsip: (1) kelelahan pada aktivitas otot berulang meru-
pakan tanda klinis penyakit; (2) komplikasi paling baik dihin-
dari dengan mengetahui lebih dahulu penyakit ini; dan (3) pe-
rawatan dukungan yang sangat cermat merupakan kebutuhan.
TABEL 192-2.Diagnosis Banding Botulisme Bayi
Prinsip pertama menerapkan terutama pemberian makan dan
pernapasan. Menempatkan pada posisi yang benar diharuskan
untuk melindungi jalan napas dan memperbaiki mekanik per-
napasan. Penderita ditidurkan telentang pada tempat tidur bctyi
yang keras (atau bed), kepala di miringkan 30 derajat. Gulung-
an pakaian kecil ditempatkan di bawah vertebra servikalis un-
tuk memiringkan kepala ke belakang sehingga sekresi menga-
lir ke faring posterior dan menjauh dari jalan napas. Pada
posisi miring ini, visera abdomen menarik diafragma kc ba-
wah, dengan demikian memperbaiki mekanik pernapasan. Ke-
pala penderita jangan ditinggikan dengan meninggikan se-
tengah tempat tidur; jika ini dilakukan, thoraks hiporoni akan
merosot ke dalam abdomen dan pernapasan akan terganggu.
Intubasi endotrakea harus dilakukan secara profilaktik un-
tukmempertahankan terbukanya lubang pernapasan dan
menghindari aspirasi. Kenaikan PCO2 mengisyaratkan hi-
poventilasi alveoler dan kelelahan otot ireversibel. Sekitar se-
tengah penderita yang dirawat inap di rumah sakit akan
192 . Botulisme 1 003

memerlukan intubasi. Trakeostomi hampir tidak pernah diper- TABEL 192-3. ikasi botulisme
lukan karena penderita berposisi tepat dengan paralisis flasid
global dapat mentoleransi intubasi selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan tanpa sekuele permanen.
Pemberian makan harus dilakukan dengan pipa nasogastrik
atau nasojejunum sampai kekuatan dan koordinasi orofaring
cukup memungkinkan pemberian makan menyeluruh dengan
ASI atau susu botol, ASI yang diperas adalah makanan yang
paling baik, sebagian karena komponen imunologisnya (sigA,
laktoferin, leukosit). Pipa makan juga membantu dalam men-
gembalikan peristaltik, tidak spesifik tetapi mungkin bagian
yang sangat penting dalam pelenyapan C. botulinum dari flora
*
usus. Pemberian makan intravena (hiperalimentasi) dicegah Pe ngaLunnn sattL rtuttult suki:
karena kemungkinan infeksi dan manf'aat pipa makanan.
Terapi antibiotik bukan merupakan pengobatan botulisme
bayi atau botulisme yang disebarkan makanan yang tidak ber-
komplikasi karena toksin ini terutama adalah molekul intrase- PR0GNOSIS. Bila tidak ada komplikasi, terutama mereka
luler yang dilepaskan ke dalam lumen usus pada kematian sel yang terkait dengan hipoksia, progn-osis pada botulisme bayi
bakteri dan lisis. Antibiotik dicadangkan untuk pengobatan in- adalah untuk penyembuhan penuh dan sempurna. Bila ujung
feksi sekunder, dan pada keadaan ini dipilih antibiotik non- saraf yang sedang beregenerasi telah menginduksi pembentuk-
klostridiosid seperti trimetoprim/sulfametoksasol atau asam an plat-ujung motorik baru, penghantaran neuromuskuler
nalidiksik. Antibiotik glikosid harus dihindari karena mereka membaik. Di Amerika Serikat, rasio kematian kasus untuk
dapat memperkuat daya blokade toksin botulinum pada sam- botulisme bayi yang dirawat inap di rumah sakit <1%. Rasio
bungan neuromuskuler. Namun, botulisme luka memerlukan kematian bayi pada botulisme yang disebarkan makanan dan
pengobatan yang agresif dengan antibiotik dan antitoksin de- botulisme luka bervariasi menurut umur, dengan penderita
ngan cara yang analog dengan tetanus (Bab 193). Antitoksin yang semakin muda mempunyai prognosis yang paling baik.
botulinum yang sekarang tersedia adalah produk yang berasal Beberapa orang dewasa dengan botulisme telah melaporkan
dari serum kuda yang mempunyai efek samping penyakit serum, sekuele kelemahan dan kelelahan kronis.
anafilaksis, dan kemungkinan sensitisasi selama hidup terhadap Lama tingal botulisme bayi di rumah sakit tata-rara sekitar
protein kuda; penggunaannya pada anak memerlukan perlimban- 1 bulan tetapi sangat berbeda menurut tipe toksin, pada kasus
gan yang hati-hati. Trial klinis globulin imun botulisme, antitok- tipe B dirawat rata-rata 3,7 minggu dan kasus tipe A 5,6
sin botulinum yang berasal dari manusia, untuk pengobatan minggu. Botulisme bayi juga merupakan penyakit yang mahal.
botulisme bayi sekarang sedang dilakukan di Kalifornia. Untuk semua penderita Kalifornia dalam tahun 1984-1993,
Karena sensasi tetap utuh, memberikan rangsangan pen- biaya rumah sakit rata-rata $2.400 perhari pada dollar 1993
dengaran, perabaan, dan penglihatan bermanfaat. Memperta- yang konstan. Dua puluh lima persen penderita biaya tinggal
hankan kekuatan dorongan pusat pernapasan sangat penting, di rumah sakit $100.000 atau lebih.
sehingga sedatif atau depresan SSS (misal, Reglan) adalah PENCEGAHAN. Botulisme yang disebarkan makanan pa-
terkontraindikasi. Hidrasi penuh dan pelunak tinja dapat mere- ling baik dicegah dengan menaati metode aman pengalengan
dakan konstipasi yang b.erlangsung lama. Obat pencahar tidak di rumah Qtressure cooker dan pengasaman), dengan meng-
dianjurkan. Penderita dengan botulisme yang disebarkan ma- hindari makanan yang mencurigakan, dan dengan memanasi
kanan dan botulisme bayi mengekskresi toksin dan organisme semua makanan kaleng buatan sendiri sampai 80oC sekurang-
C. botulinunt pada tinjanya selama berminggu-minggu, dan kurangnya 5 menit. Botulisme luka paling baik dicegah de-
harus hati-hati dalam menangani ekskretanya. Terjadi atonia ngan melalui pbmbersihan dan pemotongan secara bedah jejas
kandung kencing, dan penekanan suprapubik secara halus de- trauma yang terkontaminasi dengan menyediakan antibiotik
ngan penderita pada posisi duduk dengan kepala ditopang da- yang tepat dan tidak menyalahgunakan obat terlarang. Keba-
pat membantu mencapai pengosongan sempurna dan mengu- nyakan penderita botulisme bayi mungkin menghisap dan ke-
rangi risiko infeksi saluran kencing. mudian menelan spora klostridium yang disebarkan udara;
KOMPLIKASI. Penghindaran komplikasi paling baik diker- kasus-kasus ini tidak dapat dicegah. Kita mengenali, sumber
jakan dengan mencatat pengalaman yang lalu (Tabal 192-3). spora botulinum untuk bayi yang dapat dihindari adalah nncLu.
Walaupun demikian, pada beberapa penyakit kritis, penderita Madu adalah makanan yang tidak aman untuk setiap anak
paralisis yang harus berada dalam ventilator beberapa minggu umur kurang dari 1 tahun. Sirup jagung dulu pernah diduga
atau beberapa bulan dalam unit perawatan intensif akan selalu merupakan sumber spora botulinum yang mungkin, tetapi
berkembang komplikasi. Semua dari komplikasi yang terdaftar bukti baru-baru ini menunjukkan lain. ASI tampak melambat-
pada Tabel 192-3 adalah didapat secara nosokomial; beberapa kan mulainya botulisme bayi dan mengurangi risiko henti per-
darinya adalah iatrogenik. Bayi botulisme tidak mengalami napasan pada bayi yang menjadi sakit. Cara-cara pencegahan
kumat, dan dugaan "kumat" biasanya menggambarkan pemu- lain dapat muncul dari pengertian yang lebih baik mengenai
langan terlalu awal dari rumah sakit atau tidak ditemukan komposisi dan faktor yang menentukan mikroflora usus bayi,
komplikasi yang mendasari. seperti pneumonia. kunci patofisiologi pada penyakit yang unik ini.
1 004 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

Arnon SS: Infant botulisnr: anticiplting thc second decade. J Infect Dis ungguli kekuatannya oleh toksin botulinr-rm; dosis letzrl toksin
l-54:201. 1986. 6
tetanus cliperkirakan 10 rn-u/kg.
Arnon SS. I)arlLrs K. Chin J: Infant botLrlism: epidemiology and relation to
sudden infant death syndronre. Epidemiol Rev 3:4-5, 1981. EPIDEMIOLOGI. Tetanus teriadi di scluruh clunia dan ende-
Arnon SS. Da;nLrs K. Thompson B, et al: Protective role of human nrilk mik pada 90 negara yang sedang berkernbang, tetapi insidcn-
against sudden death liom inftrnt botulisn. J Pediatr 100:568, 1982. nya san.qat bervariasi. Bentuk yang paling sering. tctunUs
Arnon SS. Werner SIl. Faber HK, Farr WH: lnfant botulism in 1931: Discov-
ery of a rnisclassilled case. Arn J Dis Child 133:580, 1979.
neonatorum (umbilikus), membunuh sekurang-kurangnya
Auleli P. Fenicia L. Pasolini B. et al: Trvo cases of type E infant botulisrn in 500.000 bayi setiap tahun kalena ibu tidak telimunisasi; lcbih
Italy causcd by ncurotoxigcnic Clostridiwn butyricunt. J Infect Dis -54:207. dari l0% kematian ini terladi pada sekitar 10 ncgara Asia dan
I 986. Afr-ika tropis. Lagipula, diperkirakan 15.000-30.000 wanita
Hurst DL. ir4arsh WW: Early sevele infantile botulis;n. J Pcdiatr 122:909,
yang tidak terimunisasi di seluruh clunia meninggal setiap ta-
1 993
Long SS: Epidemiologic study of infant botulism in Pennsylvania: report of hun karena tetanus ibu yang merupakan akibat dari inf'eksi clc,
the infint botulisrn study group. J Pediatr 75:928. 198.5. ngan C. tetcui luka pasiapartus, pascaabortus. atau pas-
Long SS. Cajelvcski JL, Brorvn LW. Gilligan PH: Clinical, laboratory, and cabedah. Sekitar'50 kasus tetanus dilaporkan setiap tahun di
cnvironmental features of infant botulisrn in southeastern Pennsylvania. Pe-
diatncs 75:935. 1985.
Amerika Serikat, kebanyakan pada oran,g-o1'zing Lunul bU tu-
MacDonald KL. Cohen ML. Blakc PA: The changiug epidemiology of adult hun atau lebih tua, tetapi seusia anak belajar jalan dan kasus
botulisnr in the Unitcd States. Arn J Epiden-riol 124.791, 1986. neonatus juga terladi.
Montecucco C. Schiavo C: Tetanus and botulisrr neurotoxins: a new group of Kebanyakan kasus tetanus non-neonatorum dihubunckan
zirlc proteases. Trends Biochenr Sci I 8:324. 1993.
dengan jejas traumatis, scring luka tembus yan_e diakibatkan
Schreiner MS, Field E. Ruddy R: Infant botulism: a roview of l2 years' expe-
rience at the Children's Hospital of Philadelphia. Pediatrics 87: I 59, I 99 I
.
oleh benda kotor. seperti paku, serpihan, fragurcn -qelas, irtau
Snrith LDS, SLrgiyarna H: Bt;tulistn: Tlte Orgtutistrt, its truins, tlte Disease, injeksi tidak stelil, tetapi suatu kasus yang jarang rnungkin
2nd ed. Springlield. IL. Charles C. Thornas, 1988. tanpa riwayat traunta. Tetanus pascainjcksi obat terlaran-u
Thilo EH. Townscncl SF. Deacon J: Inlant botulisrn ar I lveek of age: report of
two cases. Pediatrics 92: l5l. I993.
meniadi lebih sering, semcntarzl keadaan yang tidak lazirn ada-
Weber JT. Goodpasture HC. Alexander H, et al: WoLrnd botLrlism in a patient lah gigitan binzrtang, abses (termasuk abses _ei-ei). pelubangan
witl.r atooth abscess: case repoft and levielv. Clin Infect Dis l6:635, 1993. cupin-s telinga, ulkus kulit kronis, luka bakar', fi'aktul kom-
Woodrul'f BA. Griffin PM, McCroskey LN4. ct al: Clinical and laboratory plikata, radang dingin (f.zsrbite), gangren. pembcdahan usus.
conrparison o1'botulism flom toxin types A. B. and E in the United Statcs,
gol'esan-goresan upacara, dan sirkumsisi wanita. Penyakit ini
1975-81t. J Inlict Dis 166: I281. 1992.
juga terjadi sesudah penggunaan benang jahit yang rerkonrami-
nasi atau sesudah injeksi intramuskuler obat-obatan, paling rnc-
nonjol kinin untuk malaria falsiparum resisten-kloroquin.
PATOGENESIS. Tetanus terjadi sesudah pernasr,rkan sporii
g Bae 193 yan-q sedan-q tumbuh, mempcrbanyak diri clan men-ghasilkan
toksin tetanus pada potensial oksidasi-rccluksi lendth 1Eg.)
tempat jejas yang terinfeksi. Plasntid mernbawa _qena toksin:
Tetanus* toksin dilepaskan bersama" dengan sel bakteri vegctatif yan_s
mati dan selaniutnya lisis. Toksin tetanus (dan toksin botu-
Stephen S. Anton linum) adalah protein sederhana 150 kD yang ter.diri atas r.an-
tai berat (100 kD) dan ringan (50 kD) yang digabun_e oleh ika-
tan disulfit. Toksin tetanus melekat pada sambun_qan neuro-
muskuler dan kemudian diendositosis oleh saraf motoris. sesu-
DEFlNlSl. Tctanus (ral'ran-q lerkunci llockja,,v)) adalah pe- dahnya ia rnengalami pengangkutan akson retrograd ke sito-
nyakit akut, par-alitik spastik yang disebabkan oleh tetanospas- plasmin motoneuron-alfa. Pada saraf skiatika kecepatan pen-u-
min. neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridiwtt tetatti. angkutan ternyata 3,4 mm/jam. Toksin keluar motoneuron dii-
AGEN ETIOLOGl. C. tetatti adalah obligar anaerob pemben- lam medulla spinalis dan selanjutnya mesuk interneur-on peng-
tuk spora. gram-positii. ber_9erak, yang tempat tinggal (habitat) hambat spinal, dimana toksin ini menghalangi pelepasan
alarniahnya di selurr-rh dunia yaitu di tanah, debu dan saluran neurotransmiter. Toksin tetanus dengan demikian memblo-
pencernaan berbagai binat;rn-e. Pada ujungnya ia rnembentuk kade hambatan normal otot antagonis yang merupakan clasar
spora. sehingga secara mikroskopis tampak seperti pukulan gerakan disengaja yang terkoordinasi; akibatnya, otor yang
genderang atau raket tenis. Spora tetanus dapat bertahan hidup terkena mempertahankan kontraksi maksimalnya. Sistem saraf
dalam air mendidih retapi tidak di dalarn autoklaf, tetapi sel autonom juga dibuat tidak stabil pada tetanus.
vegetatif terbunuh oleh antibiotik, panas dan desinf'ektan baku. Kekuatan toksin tetanus yang luar biasa adalah bersifat en-
Tidak seperti banyak klostridia, C. tetani bukan organisme zimatik. Rantai ringan toksin tetanus (dan beberapa dari toksin
yang menginvasi jaringan, malahan menyebabkan penyakit botulinum) adalth Znt+ yang mengandung endoproteasc ycns
melalui pengaruh toksin tunggal, tetanospasnin yang lebth substratnya adalah sinaptobrevin, suatu unsur pokok protein
sering disebut sebagai toksin tetanus. Toksin tetanus adalah kompleks yang berkaitan yang memberi kesempatan vesikula
bahan kedua yang paling beracun yang diketahui, hanya di- sinaptik berfusi dengan membran sel terninal. Rantai ber.at
toksin mengandung daerah (domain) pengikatnya.
PATOLOGI. C. tetani bukan.organisme invasif dan sel
Semua bahan dalam bab ini boleh dipakai oleh umum dengan pengecualian vegetatif penghasil toksinnya tetap ditempat climana ia rnasuk
setiap gambar-ganrbar dan tabei-tabel yang dipinjarn. ke dalam luka, yang mungkin menampakkan atau tidak me-
193 a Tetanus* 1 005

nampakkan perubahan-perubahan lokai dan tercampur flora in- kedokteran. dan diagnosis dapat dibuat secara klinis. Kelonr-
feksius. pok khas adalah penderita yang tidak terimunisasi (dan/atau
MANIFESTASI KLlNlS. Tetanus nrungkin terlokalisasi atau ibu) yang terjejas atau dilahirkan dalam 2 minggu sebelumnl'a
rnenyclurul.t. yang terakhir ini lcbih lazirn. Periode inkubasi dan yang datang dengan trismus, otot-otot kaku yang lain, dan
khas 2-14 hali, tetapi dapat selama berbulan-bulan sesudahje- sensor-ium y an g tidak ter-qan g-qu.
jas. Pada tetanus ntenyeluruh, tlisnus (spasme muskulus mas- Penelitian laboratorium rutin biaisanya norrnai. Leukosito-
seter, atau "r'ahang terkunci:') merupakan gejala yang ada pada sis perifcl dapat akibat dari inf'eksi baktcri luka sekundcr atau
sekitar 50% kasus. Nyeri kepala, gelisah, dan irjtabilitas meru- akibat stres dari spasme tetanus yang tertahan. Cairan selcbro-
pakan gejala a."val, sering diseltzii oleh kekakuan, sukar me- spinal normiil, walaupun kontraksi otot yang kuat dapat rne-
ngunyal.r, disfagia dan spasme otot leher. Apa yang disebut naikkan tekanannya. Eiektroensefalogram rnaupun eiektr"o-
senyuman sengit (rlsas sardortikus) tetanus akibat dari spasme miogranr tidak menunjukkan pola yang khers. C. tetctni ticlak
otot-otot n'ruka dan mulut yang tidak henti-henti. Bila paralisis selalu dapat dilihat pada walna Gram bahan luka, cian organ-
meluas ke olot-olot perut. punggung. pinggang dan paha, pen- isme ini diisolasi pada hanya sckitar sepertiga kasr-rs.
clerita dapat berpostur lengkung, opistotonus, dimana hanya Tetanus generalisata yang belkembang scpenuhnya tidal(
punggung kepala dan turnit yang menyentuh dasar (tanah). dapat dikelirukan dengan penyakit lain apapun. Nzrmun. tlis-
Opistotonus adalah posisi scirnbang yang adalah akibat dari mus, dapat akibat dari abses parafaring, retrofaring atau abscs
kontraksi yang tidak henti-hentinya semua otot yang berlawa- gigi, atau jarang dari ensefalitis akut yan,e melibatkan batan-s
nan. semuanya menampakkan kekakuan tetanus khas "seperti otak. Baik rabies atau tetanus dapat rnenyertai gigitan bina-
papan". Spasme otot-otot laring dan pernapasan dapat menye- tang, dan rabies dapat datang sebagai trismus dan kclang-
babkan obstruksi saluran pernapasan dan asfiksia. Karena tok- kejang. Namun, rabies dapat diLredakan dari tetanus oleh hi-
sin tetanus tidak mcngenai salal'sensoris atau fungsi korteks, drofobianya, disfagia yan-q mencolok, kejang-kejang klonik
sayangnya penderita tetap sadar', dalam nyeri yang sangat, dan yang dominan, serta pleositosis CSS. Walaupun kelacunan
dalam harapan ketakutan kejang tetani berikutnya. Kejang- striknin dapat berakibat spasrne otot. dan aktivitas ke.jang
kejang ini ditandai dengan kontraksi otot tonik berat, mcnda- menyeiuluh, keracunan ini jarang menimbulkan tlismus. dan
dak. dengan tinju rnenggenggam, lengan fleksi clan adduksi tidak seperti tetanus relaksasi umum biasanya terjadi tintara
serta hiperekstensi kaki. Tanpa pengobatan, kisaran kejang da- spasr.nus. Hipokalsemia dapat mengl.rasilkan tetatli. ditandai
ri beberapa detik sampai bebelapa menit lamanya dengan masa oleh spasme laring dan kalpopeilal. tctxpi trismus ticlak akan
berhenti diantaranya, tetapi ketika penyakit menjelek spasr"ne ada. Kadang-kadang kejang epileptik, pengl'rentian narkotik.
meniadi bertahern dan rnelellhkan. Gangguan paling kecil pada atau reaksi obat lain dapat memberi kesan tetanus.
pandangan, suara atau sentuhan dapat memicu spastne tetani. PENGOBATAN. Manajemen tetanus memerlukan pelenyap-
Disuria dan retensi urin akibat dari spasme sfingter kandung an'C. tetani dan lingkungan iuka yang sesuai dengan multi-
kencing; mengejan waktu bertinja dapat terjadi. Demam, ka- plikasi anaerobnya, neutralisasi semua toksin tetanus yang da-
dang-kadan-e setinggi 40"C, adalah lazim karena banyak pat dicapai, mengendalikan kejang-kejang dan pernirpasan.
energi metabolik dihabiskan oleh otot-otot spastik. Pengarul'r meringankan dan rnenyediakan perawatan pendukung yang sa-
autonom yang utanla adalah takikardi, aritmia, hipertensi labil, ngat cermat, dan akhirnya, pencegahan kumat.
cliaforesis, dan vasokonsttiksi kulit. Palalisis tetanus biasanya Pengirisan luka bedah dan debridernen sering diperlukan
rnenjadi lebih berat pada n.ringgr-r pertama sesudah mulai, stabil untuk membuang benda using atru jalingcn yang mati yeng
pada minggu kedua dan sedikit demi sedikit menjadi lebih menciptakan pertumbuhan anaerob. Pembedahan harus dilaku-
blik selema rnrsa l-4 rninggu. kan segera, sesudali pemberian globulin imun tetanus (GIT)
Tetanus neonatus (telzrnus neonatorurn), bentuk infantil manusia dan antibiotik. Eksisi sisa umbilikus pada tetanus
tetanus generalisata, khas nampak dalarn 3-12 hari kelahiran neonatorum tidak lagi dianjurkan.
seba-eai rnakin sukal dalam pernberian makanan (yaitu, rnengi- Bila toksin tetanus telah mulai menaiki aksonnya pada me-
sap dan menelan), dengan disenai lapal dan menangis. Para- dulla spinalis, toksin ini tidak dapat dinetralisasi oleli GIT.
lisis atau kehilangan gerakan, kekakuan pada sentuhan, dan Karenanya, GIT diberikan sesegel'a mungkin untuk menetral,
spasme, den-ean atau tanpa opistotonus. menandai penyakit. kan toksin yang berdifusi dari luka ke dalarn sirkulasi sebclurn
Sisa umbilikus dapat menahan sisa-sisa kotoran, kotoran sapi, toksin dapat melekat pada kelompok otot yang jauh. Dosis op-
darah membeku atau serum, atau ia dapat tarnpak relatif be- timal GIT belumditentukan. Satu injeksi intramuskuler 500 U
nigna. GiT cukup untuk menetralisasi toksin tetanus sistemik, tctapi
Tetartus terlokalisasi mengakibatkan spasme otot dekat dosis setinggi 3.000-6.000 U juga dianjurkan. Infiltrasi GIT
tempat luka, nyeri dan dapat rncndal.rului tetanus generalisata. kedalam luka sekarang dianggap tidak perlu. Jika GIT ridak
Tetanus sefalikcr merupakan bentuk jarang tetanus terlokalisasi ada, penggunaan globulin imun manusia intravena (GIIVl
melibatkan muskulatur bulbar yang terjadi akibat luka atau yang mengandung 4-90 U/mL GIT atau antitoksin tetanus
benda asing di kepala, lubang hidung atau muka. Ia juga ter- (ATT) yang berasal dari kuda atau sapi, mungkin diperlukan.
jadi bersama dengan otitis media kronis. Tetanus sefalika di- GIIV dapat dipertimbangkan untuk pengobatan tetanus jika
tandai oleh kelopak mata yang retraksi, penglihatan me- GIT tidak ada, tctapi dosis belum diketahui, dan obar rni bc-
nyimpang, trismus, risus sardonikus, dan paralisis spastik otot lum disetujui pemakaiannya. Dosis ATT biasanya 50.000-
lidah dan faring. 100.000 U, dan setengahnya diberikan secara intravena dan
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING. Gambaran tetanus setengahnya intramuskuler, tetapi rnungkin diperlukan sedikit
rnerupakan salah satu gambaran yang paling dramatis dalam yaitu 10.000 U sudah cukup. Sekitar 15Va penderita yang
1 006 BAGIAN XVil . Penyakit Infeksi

diberi dosis biasa ATT akan mengalami penyakit serum. Bila num. Kejang-kejang dapat menyebabkan luka robek muiut dan
memberikan ATT. sangat penting mencegah untuk kemung- lidah, pada hematoma intramuskuler atau rhabdomiolisis de-
kinan sensitivitas pada serum kuda, dan desensitisasi mungkin ngan mioglobinuria dan gagal ginjal, atau pada tulang panjang
diperlukan. Globulin imun yang berasal dari manusia jauh le- atau fraktur spinalis. Trombosis venosa, emboli pulmonal.
bih disukai karena waktu paruhnya lebih lama (30 hari) dan ulserasi lambung dengan atau tanpa perdarahan, ileus parali-
sebenarnya karena tidak adanya alergi dan efek samping pe- tikus, dan ulserasi dekubitus merupakan bahaya terus-mene-
nyakit serum. GIT intratekal, yang diberikan untuk mene- rus. Penggunaan relaksan otot terus menerus, suatu bagian
tralisasi toksin tetanus dalam medulla spinalis, tidak efektif. menyeluruh perawatan, dapat menghasilkan apnea iatrogenik.
Penisilin G tetap antibiotik pilihan karena kerja klostridio- Aritmia jantung termasuk asistole, tekanan darah yang tidak
sidnya dan difusibilitasnya efektif, suatu pertimbangan penting stabil, dan pengaturan suhu yang tidak stabil menggambarkan
karena aliran darah ke jaringan terjejas dapat terganggu. Do- pengendalian sistem saraf autonom terganggu yang dapat
sisnya adalah 100.000 U/kg/Z4jam terbagi dan diberikan pada diperburuk oleh kurang perhatian terhadap rumatan kebutuhan
interval 4-6 jam selama 10-14 hari. Metronidazol tampak sama volume intravaskuler.
efektifnya. Eritromisin dan tetrasiklin (pada penderita usia > 9 PROGNOSIS. Penyembuhan tetanus terjadi meialui regene
tahun) merupakan alternatif untuk penderita alergi-penisilin. rasi sinapsis dalam medula spinalis dan dengan demikian pe-
Semua penderita dengan tetanus menyeluruh memerlukan ngembalian relaksasi otot. Namun, karena episode tetanus ti-
relaksan otot. Diazepam memberikan relaksasi maupun pe- dak berakibat produksi antibodi penetralisasi toksin, imunisasi
ngendalian kejang; dosis inisialnya 0,1-0,2 mg/kg setiap 3-6 aktif dengan tetanus toksoid pada pemulangan dengan pernbe-
jam diberikan secara intravena kemudian dititrasi untuk me- rian penyempurnaan seri pertamanya adalah suatu keharusan.
ngendalikan spasme tetanus, sesudahnya dipertahankan selama Faktor yang mempengaruhi hasil akhir yang paling penting
2-6 minggu sebelum penghentian secara bertahap (tapereQ. adalah kualitas perawatan pendukung. Mortalitas paiing tinggi
Juga digunakan magnesium sulf'at, benzodiazepin, klorpro- pada anak yang amat muda dan pada orang yang amat tua.
mazin, dantrolen dan baklofen. Baklofen intratekal menghasil- Prognosis yang paling baik dihubungkan dengan masa inku-
kan relaksasi otot sempurna sehingga sering terjadi apnea; basi yang lama, tanpa demam, dan dengan penyakit terloka-
seperti kebanyakan agen lain yang terdaftar, baklofen harus di- lisasi. Prognosis yang tidak baik dihubungkan dengan antara
gunakan hanya pada lingkungan unit perawatan intensif. Ang- jejas dan mulainya trismus seminggu atau kurang dan dengan
ka ketahanan hidup terbaik pada tetanus menyeluruh dicapai tiga hari atau kurang antara trismus dan spasme tetanus me-
dengan agen penyekat neuromuskuler seperti vekuronium dan nyeluruh. Sekuele jejas otak hipoksik, terutama pada bayi,
pankuronium, yang menghasilkan paralisis flaksid umum yang adalah serebral palsi, kemampuan mental yang menurun dan
kemudian ditangani dengan ventilasi mekanik. Ketidakstabilan kesukaran perilaku, Kebanyakan kematian terjadi dalam se-
autonom diatur dengan agen penyekat-alfa dan -beta (atau ke- minggu sakit. Angka kematian kasus yang dilaporkan untuk
duanya); morfin juga terbukti berguna. tetanus menyeluruh berkisar antara 5Va dan 35% dan untuk
Perawatan pendukung yang cermat dalam tempat yang ter- tetanus neonatorum meluas dart <10% dengan penanganan
pencil, tenang, gelap adalah yang paling diinginkan. Karena perawatan intensif sampai >75Vo tanpa perawatan tersebut.
spasme tetanus mungkin terpicu oleh rangsangan kecil, pende- Tetanus sefalik terutama mempunyai prognosis jelek karena
rita harus disedasi dan dilindungi dari semua suara, penglihat- kesukaran pernapasan dan pemberian makan.
an dan sentuhan yang tidak perlu dan semua terapi dan PENCEGAHAN. Tetanus adalah penyakit yang sepenuhnya
manipulasi lain harus secara teliti direncanakan dan dikoordi- dapat dicegah; kadar antibodi serum >0,01 U/mL dianggap
nasi. Intubasi endotrakea mungkin tidak diperlukan, tetapi ha- protektif. Imunisasi aktif harus mulai pada awal masa bayi de-
rus dilakukan untuk mencegah aspirasi sekresi sebelum terjadi ngan vaksin gabungan toksoid difteri-toksoid tetanus-pertusis
laringospasme. Peralatan trakeotomi harus segera ada di ta- (DTP) pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 4-
ngan untuk penderita yang tidak diintubasi. Namun, intubasi 6 tahun dan pada interval 10 tahun sesudahnya sampai dewasa
endotrakea dan pengisapan dengan mudah mendatangkan re- dengan toksoid tetanus-difteri (Td). Imunisasi wanira dengan
fleks kejang dan spasme tetanus, dan trakeostomi awal perlu toksoid tetanus mencegah tetanus neonatorum; dosis tunggal
mendapat pertimbangan pada kasus-kasus berat yang tidak di- toksoid yang berisi 250 Lf unit mungkin aman diberikan pada
tatalaksana secara farmakologis yang menginduksi paralisis trimester ketiga kehamilan dan memberi cukup antibodi trans-
flaksid. Pemantauan kardiorespirasi, pengisapan yang sering, plasenta untuk melindungi anak untuk sekurang-kurangnya 4
dan mempertahankan cairan, elektrolit dan kebutuhan kalori bulan. Untuk orang-orang umur 7 tahun atau lebih yang belum
yang penting adalah mendasar. Perawatan yang teliti dengan diimunisasi, seri imunisasi primer terdiri dari 3 dosis toksoid
perhatian pada mulut, kulit, kandung kencing dan fungsi usus Td yang diberikan secara intramuskuler, yang kedua 4-6
diperlukan untuk menghindari ulserasi, infeksi dan obstipasi. minggu sesudah yang pertama dan yang ketrga 6-12 bulan se-
Penggunaan heparin subkutan profilaktis adalah bijaksana. sudah yang kedua.
KOMPLIKASI. Kejang-kejang dan paralisis reranus kaku Cara-cara pencegahan tetanus pascatrauma terdiri dari
bertahan berat memberi kecenderungan penderita terhadap ba- menginduksi imunitas aktif terhadap toksin tetanus dan secara
nyak komplikasi. Aspirasi seklesi dan pneumonia dapat mulai pasif memberi antibodi antitoksin. Profilaksis tetanus merupa-
sebelum pemeriksaan medik pertama diterima. Mempertahan- kan bagian yang penting dari semua manajemen luka, tetapi
kan terbukanya jalan napas sering mengharuskan intubasi en- cara-cara spesifik tergantung pada sifat jejas dan status imu-
dotrakea dan ventilasi mekanik dengan risiko yang me- nisasi penderita. Toksoid tetanus harus selalu diberi sesudah
nyertainya, termasuk pneumothoraks dan emfisema mediasti- gigitan anjing atau binatang lain, walaupun, C. tetani jarang
194 t Infeksi Anaerob 1007

ditemukan dalam flora mulut anjing. Semua luka, kecuali Yen LM, Dao LM, Day NPJ, et al: Role of quinine in the high mortality of in
tramuscular injection tetanus. Lancet 344:786, 1994.
luka-luka pada penderita yang terimunisasi penuh, memerlu-
kan GIT manusia. Pada setiap keadaan lain (misal, penderita
dengan riwayat imunisasi tidak diketahui atau tidak sempurna;
luka remuk, luka tusuk atau luka proyektil; luka:luka yang
terkontaminasi dengan ludah, tanah atau tinja; jejas tarikan;
fraktur komplikata; radang dingin), harus diberi 250 U GIT se- I Bee 194
cara intramuskuler, dan naik sampai 500 U untuk luka yang
sangat cenderung-tetanus (yaitu tidak dapat dibersihkan, de- Infeksi Anaerob
ngan banyak kontaminasi bakteri atau lamanya >24 jam). Jika
GIT tidak tersedia, maka penggunaan GIfV manusia dapat Stephen S. Amon*
dipertimbangkan. Jika tidak ada dari produk ini yang tersedia,
maka 3.000-5.000 U antitoksin tetanus yang berasal kuda atau
sapi (ATT) dapat diberikan secara intramuskuler sesudah uji
untuk hipersensitivitas; walaupun pada dosis ini penyakit se- INFEKSI KLOSTRIDIUM LAIN
rum dapat terjadi.
Luka itu sendiri harus dilakukan pembersihan dan debride- Genus Closl ridium mencakup semua basili gram-positif,
men secara bedah untuk membuang benda asing dan jaringan anerob, pembentuk spora, yang bersifat tersebar secara luas
nekrotik apapun yang memungkinkan keadaan anaerobik ter- dan menyebabkan berbagai sindrom infeksi, termasuk baktere-
jadi. Toksoid tetanus harus diberikan untuk merangsang imu- mia dan infeksi intra-abdomen, saluran empedu, paru-paru, sa-
nitas aktif dan dapat diberikan bersama dengan GIT (atau luran genital, sistem saraf sentral, dan jaringan lunak, terma-
ATT) jika diberikan dalam semprit yang berbeda pada tempat suk gas gangren (mionekrosis).
yang berbeda. Booster toksoid tetanus (lebih baik Td) diberi- ET|OLOG|. Lebih dari 6 spesies termasuk klostridia, tetapi
kan pada semua orang dengan luka apapun jika status imu- hanya beberapa yang merupakan patogen penting pada manu-
nisasinya tidak diketahui atau tidak sempurna. Booster diberi- sia. Di negara maju, C. dfficile adalah spesies yang paling se-
kan pada orang yang terjejas yang telah menyelesaikan seri ring ditemukan karena peran etiologinya dalam kolitis terkait-
imunisasi primernya jika (a) luka bersih dan kecil tetapi telah antibiotik (kolitis pseudomembranosa), yang terutama menge-
>10 tahun sejak booster yang terakhir, atau (b) luka lebih nai orang dewasa. Di mana-mana, mungkin dengan pengecua-
serius dan telah >5 tahun sejak booster terakhir. Pada luka lian C. tetani (llhat Bab 193), C. perfringen^r retap merupakan
yang perawatannya tertunda, imunisasi aktif harus dimulai se- patogen manusia yang paling sering; ditemukan di seluruh
gera. Walaupun toksoid tetanus cair menghasilkan respons dunia dalam jumlah sebesar 5 x 104/9 ranah dan 10919 pada isi
imun lebih cepat daripada toksoid terserap atau terpresipitasi, usus manusia normal. Spesies klostridia lain yang ditemukan
toksoid terserap dapat menahan titer lebih lama. pada penyakit manusia adalah C. sordellii, C. histoLyticum, C.
septicum, C. tertium, C. novyi, C. butyricum, C. bifermentans,
C. paraputrificum, dan C. botulinum (lihat Bab 192).
Abrutyn E, Berlin JA: Intrathecal therapy in tetanus: a meta-analysis. JAMA
226:2262, 1991. PATOGENSIS C. perfrengens menghasilkan fakror virulen
Dastur FD, Awatramani VP, Chitre SK, et al: A single dose vaccine to pre- yang lebih banyak daripada organisme-organisme anerob lain.
vent neonatal tetanus. J Assoc Phys India 41 :97, 1 993. Lima tipe C. perfringens, ditandai dengan A-E, dibedakan ber-
Expanded Program on Immunization: The global elimination of tetanus: prog-
dasarkan produksi satu atau lebih dari empat toksin "utama"
ress to date. WHO Wk Epidepiol Rec 68:277,1993.
Fauveau V, Mamdani M, Steinglass R, et al: Matemal tetanus: magnitude, yang mematikan (alfa, beta, epsilon dan iota). Semua strain C.
epidemiology and potential control measures. Int J Gynecol Obstet 40:3, prefringens menghasilkan toksin-alfa, suatu fosfolipase C
1993. yang menghidrolisis sfingomielin dan lesitin. Hidrolisis fos-
Lee DC, Lederman HM; Anti-tetanus antibodies in intravenous gamma
globulin: an altemative to tetanus immune globulin. J Infect Dis 166:642,
folipid dalam serum atau media bakteriologis menghasilkan
1992. kenaikan kekeruhan, yang dikenal sebagai reaksi Nagler, yang
Luisto M: Unusual and iatrogenic sources of tetanus. Ann Chir Gynaec Fenn dapat digunakan untuk identifikasi pendahuluan organisme
82:25,1993, tersebut. Toksin-alfa intravena menimbulkan hemolisis masif,
Luisto M, Iivanainen M: Tetanus of immunized children. Dev Med Child Neu-
rol35:346,1993.
lisis thrombosit, kenaikan permeabilitas kapiler, dan hepato-
Montecucco C, Schiavo G: Tetanus and botulism neurotoxins: a new group of toksisitas, sedang toksin-alfa intramuskuler bekerja pada mem-
zinc proteases. Trends Biochem Sci l8:324, 1993. brana sel lokal dengan akibat edema, dengan demikian mence-
Muguti Gl, Dixon MS: Tetanus following human bite. Br J Plastic Surg tuskan infeksi gas gangren. Toksin-beta, dihasilkan oleh tipe
45:614,1992. Wk Epidemiol Rec 68:277,1993.
Saissy JM, Demaziere J, Vitris M, et al: Treatment of severe tetanus by in-
B dan C, menimbulkan nekrosis hemoragik dalam usus halus.
trathecal injections of baclofen without artificial ventilation. Intensive Care Toksin-epsilon, dihasilkan oleh tipe B dan D, mencederai sel
Med l8:241, 1992. endotel vaskuler, dengan akibat permeabilit* vaskuler, edema
Sesardic D, Wong MY, Gaines Das RE, et al: The first international standard dan disfungsi organ. Toksin-iota, suatu toksin ADp-ribosilasi
for antitetanus globulin, human; pharmaceutical evaluation and intema-
tional collaborative study. Biologicals 2l:67, 1993.
Wesley AG, Pather M: Tetanus in children: an ll-year review. Ann Trop Pe-
diaft 7:32,1987. * Dimodifikasi dari seksi pada edisi ke l4 oleh R.D.Feigin.
Wright DK, Lalloo UG, Nayiger S, et al: Autonomic nervous system dysfunc- Semua bahan dalam bab ini boleh dipakai oleh umum dengan pengecualian
tion in severe tetanus: current perspectivps. Crit Care Med 17:371,1989. setiap gambar-gambar dan tabel-tabel yang dipinjam.
1 008 BAGIAN XVil 1 Penyakit Infeksi

kembar (binary,) yang pada penyuntikan menyebabkan edema Diagnosis gas gangren didasarkan pada riwayat pembedah-
dermal dan kematian, dihasilkan hanya oleh strain tipe E. Ba- an dan trauma sebelumnya, tanda-tanda fisik lokal edema te-
nyak strain C. perfringens tipe A, dan beberapa strain tipe C gang, gas, bulla hemorragik, dan bukti adanya organisme
dan D, menghasilkan enterotoksin, yang menyebabkan gastro- dengan pewarnaan Gram dan biakan eksudat atau darah. Diag-
enteritis dan diare dengan mencederai sel endotel. Toksin lain nosis banding meliputi selulitis, fasiitis streptokokus, fasiitis
yang dihasilkan oleh C. perfringens adalah hemolisin dan en- nekrotikans aerobik-anerobik, dan gangren sinergis karena
zim kolagenase, protease, hialuronidase, deoksiribonuklease Stap hy lo c o c c us aureus dan streptokokus anerob.
dan aktivitas neuraminidase. Karena penghancuran jaringan dapat memburuk dengan
Produksi toksin pada tempat infeksi, menyebabkan keru- cepat, pengobatan gas gangren mulai dengan pemberian anti-
sakan jaringan lokal dan selanjutnya penyerapan sistemik, ada- biotik segera dan debridement segera yang mungkin memerlu-
lah yang bertanggung jawab pada patogenesis banyak infeksi kan amputasi atau eksisi sekelompok otot yang luas. Pilihan
karena C. pefringens. Produksi gas lokal adalah khas C. per- penisilin (250.000 U/kg/24jam terbagi dalam 4 dosis) sebagar
fringens dan dapat menyebabkan selulitis krepitasi dan kole- terapi antibiotik baku untuk mionekrosis perlu reevaluasi
sistitis emfisematosa, gastritis, atau sistitis. Escherichia coli, mengingat penelitian binatang yang dirancang dengan baik
streplokokus, dan infeksi campuran aerob dan anerob dapat baru-baru ini dimana klindamisin (40 mg/kg) terbukti lebih
juga rnenghasilkan gas pada infeksi jaringan yang dalam. efektif daripada penisilin, metronidazol, atau imipenem. Oksi-
gen hiperbarik tidak qremperbaiki kemanjuran lebih lanjut dan
pada keadaan klinis ini mungkin tidak perlu menunda pembe-
lnfeksi
dahan. Dosis pediatri klindamisin untuk infeksi serius adalah
GAS GANGREN. Mionekrosis, atau gas gangren. adalah in- 10 mglkg secara intravena setiap 4-6 jam. Antitoksin tidak ter-
feksi jaringan lunak yang serius dan jarang, ditandai dengan sedia.
nekrosis otot dan toksisitas sistemik, keduanya adalah akibat Prognosisnya jelek pada adanya hemolisis intravaskuler,
pengembangan toksin. C. perfringens mencakup 80% kasus; gagal ginjal, keterlibatan otot perut, dan gas gangren spontan.
C. novyi, C. septicunt, C. histolyticum, C. faLlax, dan C. biftr- Mortalitas keseluruhan mendekati 25Vo . Pencegahan didasar-
nrcntans juga telah dilibatkan. Gas gangren pasca luka pembe- kan pada debridement total, awal dan cermat. Tidak ada imu-
dahan (reseksi kantong empedu atau kolon) atau cedera nisasi aktif yang efektif.
traumatis (kecelakaan mobil, pertanian, tabrakan atau kecela- BAKTEREMIA.C. perfringens, C. tertium, C. septicum, dan
kaan industri) dikontaminasi oleh spesies Clostridium. Ka' spesies lain jarang menghasilkan bakteremia tanpa fokus in-
dang-kadang gas gangren dapat dihubungkan dengan gangren feksi yang nyata. Bakteremia sekunder dapat menyertai aborsi
vaskuler, dekubitus atau ulkus diabetikum, atau aborsi septik. septik atau infeksi loltal (ulkus dekubitus, saluran cerna) de-
Faktor-faktor jaringan lokal yang menaikkan replikasi bentuk- ngan atau tanpa produksi toksin.
bentuk vegetatif dan produksi toksin berikutnya adalah hipok- Bakteremia C. septicum dihubungkan dengan keganasan
sia jaringan, benda asing, insufisiensi vaskuler, jaringan nekro- (leukemia, kanker kolon) dan neutropenia (kemoterapi, neu-
sis, dan koinfeksi dengan bakteri lain. Toksin menyebabkan tropenia siklik). Septikemia ditandai oleh demam, nyeri abdo-
edema, trombosis, dan nekrosis, sedang bakteri yang sedang men, diare, muntah dan syok. Patologi usus menunjukkan ede-
berproliferasi memproduksi gas lokal, selanjutnya septikemia, ma, perdarahan, nekrosis, dan organisme yang invasi: tempat-
dan syok. C. septicunt, suatu Clostridium yang aerotoleran, tempat metastasis termasuk mionekrosis, osteomielitis, meni-
menghasilkan gas gangren spontan meskipun tidak ada cedera ngitis, arthritis septik, atau panofthalmitis. Penisilin G intrave-
jaringan yang jelas, paling sering menyertai penyebaran aliran nosa atau klindamisin (kecuali untuk meningitis) merupakan
darah dari saluran gastrointestinal. Penyakit saluran cerna pri- pengobatan pilihan.
rner (ulserasi, mukositis, kolitis, intussussepsi) atau defek imun INFEKSI SETEMPAT. Tempat-tempat infeksi lain termasuk
(neuffopenia, leukemia, limfoma) merupakan faktor-faktor yang infeksi intra-abdomen (abses subdiafragmatika) pasca trauma
memberi kecenderungan pada gas gangren C. septicum tembus atau pembedahan; infeksi saluran empedu yang diser-
Manfestasi klinis utama gas gangren adalah infeksi men- tai dengan kholisistitis emfisematosa, tubo-ovarium, dan abses
dadak yang berat (fulminan) dengan tanda-tanda lokal infeksi pelvis; gas gangren uterus pasca abortus sepsis; empiema
jaringan dan toksisitas sistemik yang berarti. Masa inkubasi 1- pasca aspirasi orofarings; abses otak pasca trauma penetrasi.
4 hari. Nyeri berat, mendadak, menetap pada tempat luka me- sinusitis atau otitis; dan infeksi jaringan lunak. Kategori kedua
rupakan gejala pertama. Tanda-tanda lokal adalah edema yang ini meliputi miositis supuratif, infeksi luka yang lazim, seluli-
kencang; nyeri, dan adanya gas, yang dapat juga tampak pada tis krepitasi, dan gas gangren.
rontgenogram atav scan. Kulit mungkin pucat, coklat, atau
keungu-unguan (magenta); selanjutnya muncul bulla haemor-
ragik. Bau manis khas ada pada kotoran serosanguinosa cok- lnleksi Usus
lat, yang berisi banyak batang gram-positif atau gram-negatif
bervariasi dan sedikit atau tidak ada leukosit. Otot-otot pada KERACUNAN MAKANAN CLOSTBIDIUM PERFRINGENS.
tempat infeksi pucat, kontraktilitasnya berkurang, dan tidak C. perfringens tipe A penghasil enterotoksin menyebabkan
ada perdarahan. Manifestasi sistemik meliputi berkeringat, de- bentuk keracunan makanan yang ringan dan lazim. Enterotok-
mam yang tidak tinggi,takikardi, kecemasan dan anemia sin, komponen struktural bungkus spora, adalah protein dengan
hemolitika, hipotensi, hemoglobinuria, gagal ginjal, koma, dan berat molekul 35.000 dalton, resisten terhadap tripsin pencer-
kematian yang mulainya lambat. naan, melekat pada reseptor membran tepi bersilia, meng-
194 . Infeksi Anaerob 1 009

ganggu keutuhan sel, dan menyebabkan kematian se1. Kera- KOLITIS AKIBAT.ANTIBIOTIK, KOLITIS PSEUDOMEMBRA.
cunan makanan pasca penelanan daging masak yang terkon- NOSA. Diare adalah komplikasi penggunaan antibiotik yan-u
taminasi, unggas, rebusan, pastel daging dan saus daging yang lazim dan biasanya sembuh sendiri, tidak memerlukan peme
telah lama didinginkan perlahan-lahan dan penyimpanan suhu riksaan dan berhenti bila antibiotik dihentikan" Diare akibat-
kamar, yang mempermudah spora bertahan hidup' Makanan antibiotik ringan ini dapat karena perubahan keseimbangan
demikian biasanya berisi sedikitnya l0o organisme Clostrid- flora mikrobiologi sementara dan tidak menyebabkan kolitis
iunt penghasil enterotoksin, yang selama melewati usus ber- pseudomembranosa yang jelas. Sebaliknya, kolitis pseudo-
proliferasi dan menghasilkan toksin. membranosa akibat-antibiotik merupakan penyakit yang sa-
ngat serius yang disebabkan oleh Clostridiunt dfficile roksi'
Manifestasi klinis termasuk diare (90Vo), kram perut
genik, pembentuk spora, basilus anerobik obligat gram-positif
(80Vo), nausea (25Vo), muntah (15Vo) dan demam (25V0) yang
yang merupakan bagian flora normal sebanyak 3Vo pada orang
menyembuh secara spontan dalam 6-24 jam. Masa inkubasi
dewasa dan persentase yang jauh lebih tinggi pada neonatus
pendek (7-15 jam) dan riwayatnya mungkin menunjukkan pe-
(50-70%) dan bayi (20-50V0) yang asimtomatik, yang dapat te-
majanan biasa dengan orang lain yang sakit. Diagnosis di-
perkuat dengan deteksi l0r C. perfringens.dalam sumber ma- tap tidak sakit walaupun sebagai pembawa, karena epitei
ususnya belum mengungkapkan reseptor toksin. C. dfficile Ii-
kanan atau lebih, sekurang-kurangnya 10o organisme/g tinja
dak invasif dan menyebabkan kolitis pseudomembranosa kare-
dalam 48 jam dari mulai serangan, dan deteksi enterotoksin
dengan ELISA atau imunoassay lain. Diagnosis banding meli-
na produksi dua toksin berat molekul besar dalam kolon.
puti keracunan makanan dari toksin yang dibentuk sebelumnya Toksin A (308.000 dalton) bekerja terutama pada mukosa usus
(.5. aureus, B. cereus, C. botulinunr), pembentukan toksin in menimbulkan diare dan diduga merupakan mediator utamf, pe-
nyakit, sementara toksin B (210.000 dalton) pada dosis rendah
vivo (8. cereus, E. coli toksigenik), patogen enterik invasif (C.
jejuni, Salmonella, Shigella, E. coli, Yersinia), logam berat meningkatkan permeabilitas kapiler dan pada dosis tinggi me-
(tembaga, timah, seng), skombroid (histamin) dan jamur. matikan binatang percobaan. Pada binatang imunisasi terhadap
kedua toksin diperlukan untuk melindungi terhadap penyakit
Pengobatan terdiri dari perawatan pendukung dan penggantian
usus. Toksin B telah ditemukan dalam serum dan cairan asites
cairan serta elektrolit untuk kehilangan dalam saluran cerna
pada kasus kolitis pseudomembranosa pediatrik yang niati de-
yang disebabkan oleh enterotoksemia yang sembuh sendiri ini.
ngan penyakit Hirschprung yang mendasari atau keganasan
ENTERITIS NEKR0TIKANS ' PIGBEL. Toksin $ C. pefri- hematologis.
ngens tipe C menyebabkan enterotoksemia berat pada biri-biri, Terapi antibiotik dapat memberi kecenderungan untuk per-
anak sapi, babi kecil, dan manusia kurang gizi. Penyakit ini tumbulran C. dfficile dengan menekan mikroorganisma lain
terjadi selama masa perubahan diet mendadak yang melibat- yang menyebabkan proses normal keterlibatan bakteri yang
kan pesta makan daging babi dan makan kentang manis pada mencegah pertumbuhan organisme ini. Alternatif lain, antibio-
populasi kurang gizi di dataran tinggi New Guinea (Irian tik dapat merangsang C. dfficile untuk menghasilkan toksin.
Timur) dan daerah Asia lain. C. perfringens tipe C ada dalam Penderita hipogamaglobulinemia mungkin datang dengan pe-
tinja penderita asimtomatik dan binatang serta dalam tanah. nyakit diare C. difficile karena seringnya infeksi saluran perna-
Toksin, suatu protein 40.000 dalton, peka terhadap enzim pro- fasan atas yang mendapat pengobatan antibiotik secara teratur.
teolitik. Selama pesta makan daging babi penderita mungkin Faktor-faktor lain yang memberi kecenderungan pada kolitis
terpajan pada pemasukan spora klostridium yang tinggi karena pseudomembranosa dan mengubah fungsi usus adaiah metho-
pemanasan daging yang tidak adekuat. Bakteri melekat pada trexat dan agen kemoterapeutik lain, obat-obat antivirus, peru-
usus kecil dan menghasilkan toksin p. Proteolisis diperlemah bahan diet, gangguan gerakan usus (penyakit Hirschprung),
pada populasi ini karena malnutrisi, masukan penghambat trip- uremia, den anestesi.
sin pada kentang manis, dan kolonisasi oleh Ascaris lumbri- Penderita dengan kolonisasi asimtomatik atau terinfeksi se-
c oi des y angmensekresi-penghambat tripsin. cara aktif dapat merupakan sumber pcnularan baru C. ctfficite.
Penyakit adalah manifes secara klinis sebagai penyakit Organisme ini paling mungkin ditularkan oleh tangan-tangan
segmental usus halus dengan bercak-bercak nekrosis hemor- personel rumah sakit; spora telah ditemukan dari fasilitas pera-
ragik tebal yarig mengganggu. Nyeri perut, kembung, muntah watan rumah-rumah sakit, dan alas tempat tidur, toilet, bak
dan tinia berdarah, dengan atau tanpa pneumatosis sistoides in- cuci, lantai dan endoskop. Spora resisten terhadap banyak
testinalis (gas intramural), pasca masa inkubasi l-7 hari (rata- desinfektan tetapi terbunuh dengan alkali glutaraldehid, na-
rata 2 hai). Babi kecil dapat tetap menderita diare ringan atau trium hipokhlorit dan khlorin dioksida.
memburuk menjadi enteritis akut yang mendadak berat dengan Manifestasi k/inls kolitis C. dfficile akibat antibiotik meli-
peritonitis dan kematian dalam 24 jam. Diagnosls jelas dari puti gejala-gejala dengan kisaran keparahan yang lebar, ber'-
data epidemiolo"gis dan dapat diperkuat dengan identifikasi or- variasi dari ringan tidak berdarah, diare air-coklat dengan ke-
ganisme dengan menggunakan antibodi fluoresens terhadap jang perut sampai kolitis hemorragik berat dengan enteroprti
antigen kapsul. Pengobatan meliputi penisilin G atau klinda- kehilangan protein, hipoalbuminemia. syok, demam, leukosi-
misin, resusitasi cairan intravenosa, dekompresi usus dengan tosis, nyeri perut dan kembung, megakolon toksik, perforasi
pipa nasogastrik, dan pembedahan untuk perforasi usus, perda- kolon, peritonitis, sepsis sekunder dan kematian. Gejala-gejala
lahan berat terus menerus, obstruksi, atau toksisitas yang lama. biasanya mulai saat terapi antibiotik (hari 4-8) tetapi dapat di-
Tanpa memasukkan enteritis ringan, penderita lain mempunyai tunda selama 21 hari (rata-rata 5 hari) setelah antibiotik dihen-
mortalitas l5-457o. Pencegahan telah diperoleh di New tikan. Hampir semua antibiotik tampaknya dapat men-
Guinea dengan vaksin B-toksoid. datangkan pepyakit, dan biasanya antibiotik diresepkan sangat
1010 BAGIAN XVil t Penyakit Infeksi

sering. Pengganggu yang sering pada pediatri adalah ampisil- kadar tinja kolon yang cukup tinggi untuk meleny apkan C. dif-
lin, amoksisilin, penisilin, sefalosporin dan klindamisin, biasa- ficile dan karena tanda penyakit ini amat membahayakan.
nya tetapi tidak selalu pasca pemberian oral. Lama terapi Terapi oral dengan vankomisin harus dimulai sese_qera mung-
antibiotik sebelumnya tidak penting karena kolitis aktibat- kin; vankomisin dapat juga diberikan melalui ileostomi atau
antibiotik berkembang sesudah pemberian antibiotik singkat kolostomi atau dengan enema. Agen anti diare (opiat), kholes-
untuk profilaksis atau pengobatan infeksi kecil. tiramin (dapat mengikat vankomisin). dan kor-tikosteroid tidak
Kriteria diagnostik untuk diare C. dfficile dan kolitis me- terbukti bermanfaat. Pembedahan terindikasi pada megakolon
merlukan deteksi toksin B tinja (sitotoksin) pada penderita ti- toksik, perforasi sekum, atau jarang, pada kinerja ileostomi
dak berge.jala; biakan untuk konfirmasi lebih disukai karena melalui tempat tersebut vankomisin diberikan.
kit identifikasi komersial untuk toksin A dan B bervariasi da- Prognosis untuk penyakit berat adalah buruk, dengan mor-
lam sensitivitas dan spesifisitasnya. Tehnik deteksi toksin me- talitas 20-30Vo . Kebanyakan kasus dapat dikenali awal sebagar
liputi srtotoksisitas seluler in vitro, aglutinasi lateks, ELISA, penyakit yang sembuh sendili. Beruiang atau kumat teryadi pada
kounterimunoelektroforesis, antibodi fluoresens, dan reaksi 10-20% pengobatan dengan vankomisin atau metronidazol.
rantai polimerase. Peragaan pembentuk pseudomembran de- Penc e gahan penyebaran nosokomial dipermudah dengan mengi-
ngan sigmoidoskopi tidak penting dan dapat berisiko perforasi solasi bahan tubuh, penggunaan desinfektan yang tepat, dan sa-
usus pada kasus yang berat. Tinja berisi leukoiit dan kadang- rung tangan vinil. Tidak ada imunisasi aktif atau antitoksin.
kadang darah tetapi juga mempunyai organisme l0a-105 or-
ganisme/g. Biakan dipermudah dengan medium tertentu yang
mengandung sikloserin, sefoksitin, dan fruktose dalam agar INFEKSI ANEROBIK SELAIN KLOSTRIDIA
(cycloserin, cefoxitin dan fructose inagar tCCFAI).Isolasi C.
dfficile saja tidak merupakan bukti patogenesis karena bebera- Kemajuan dalam tehnik untuk menemukan bakteri anerob
pa orang dewasa dan beberapa neonatus mengandung organ- dan kesadaran kemungkinan peran yang mereka mainkan pada
isme ini, walaupun dalam kadar yang jauh lebih rendah, dan penyakit klinis telah memungkinkan penilaian prevalensi dan
beberapa organisme C. dfficile adalah tidak toksigenik. Titer arti mikroorganisme anerob sebagai penyebab infeksi.
toksin B pada filtrat tinja biasanya pengenceran setinggi l0-''- ETIOLOGI. Bakteri anerob ada pada ranah dan merupakan
l0--' tetapi tidak berkorelasi dengan keparahan penyakit. bagian dari flora manusia norrnal; mereka ditemukan pada se-
Kolonoskopi dapat memperagakan nodul atau plak pseudo- mua membrana mukosa. Rasio bakteri anerob terhadap aerob
membran khas dalam rektum, sigmoid, dan kolon distal. Ka- bervariasi pada berbagai tempat mukokuran: 1:1 dalam ludah,
dang-kadang lesi ada hanya dalam sekum atau kolon transver- pada permukaan gigi, dalam lambung, usus kecil, dan ileum;
sal, memerlukan pemeriksaan kolonoskopi penuh. Lesi tampak 3-5:1 pada pencucian hidung dan vagina; dan 1000:l dicelah
sebagai eksudat abu-abu putih yang kurang melekat dan dike- ginggiva dan kolon. Infeksi dimulai oleh flora endogen bukan-
lilingi oleh respon radang edema dan erithematosa. nya oleh tambahan spesies patologis.
Diagnosis banding meliputi enterokolitis Staphylococcus Bakteri anerob adalah mikrogrganisme yang kepadanya
aureus akibat-antibiotik, penyebab diare infeksi lain (Salnto- oksigen adalah toksik, tetapi strain sangat bervariasi dalam ke-
nella, Shigella, Helicobacter, Yersinia, Entantoeba histo- mampuannya mentoleransi oksigen. Beberapa strain bertahan
lytica), sindrom hemolitik uremik (E. coli 0157 H7), penyakit hidup bila ada oksigen tetapi rumbuh lebih baik bila oksigen
radang usus, keadaan malabsorbsi, dan kolitis neutropeni atau dalam' lingkungannya dikurangi (anerob fakultatif). Anerob
sesitis pada penderita imunosupresi, obligat tidak tumbuh pada permukaan plat agar yang di-
Pengobatan meliputi penghentian antibiotik terkait dan re- inkubasi secara aerob atau bahkan dalam lingkungan yang di-
susitasi cairanjika ada dehidrasi. Penderita dengan penyakit ri- perkaya dengan COz. Anerob obligat dominan dalam flora
ngan sembuh sendiri sering menampakkan perbaikan men- manusia normal. Oksigen secara langsung toksik terhadap
colok dalam 48 jam penghentian antibiotik terkait, dengan pe- anaerob obligat, sedang strain aerotoleran sebagian diproteksi
nyembuhan sempurna dalam 7-10 hari. Penderita yang sakit oleh adanya enzim superoksida dismutase yang mengurangi
berat dan mereka yang tidak membaik dalam 48-72jam sesu- radikal supraoksida toksik.
dah penghentian antibiotik terkait memerlukan terapi anti- EPlDEMIOLOG|. Darah, sumber intra-abdomen, sisrem sya-
mikroba spesifik terhadap C. dfficile. Pertimbangan harus raf sentral, saluran pernafasan (atas dan bawah), dan jaringan
diberikan juga pada penggunaan Sacharomyces boulardii, ragi lunak merupakan tempat-tempat utama dimana anerob ditemu-
pemasak bir yang relatif dekat, penggunaan oralnya telah kan selama infeksi pada masa bayi dan anak (Tabel 194-l).
membuktikan berhasil dalam mengobati diare C. dfficile Kecuali pada biakan darah, beberapa anerob atau anerob mau-
kronik dan kumatan pada bayi dan anak muda. Vankomisin pun aerob ditemukan bersama dari tempit-tempat infeksi.
oral (20-40 mg/kg/24 jam setiap 6 jam selama 7-14 hari) me- Infeksi anerob bergejala jarang terjadi pada populasi anak
rupakan pengobatan pilihan pada penderita pediatri. Perbaikan umum. Anerob meliputi 15-20Vo dari semua episode bak-
terjadi dalam 48 jam, seperti tampak dengan penurunan de- teremi (8-20Vo pada masa neonatus dan 5Vo pada anak umur I
mam, k-ram perut, diare, dan malaise. Terapi metronidazole tahun). Pada neonatus yang penyakitnya disertai dengan bak_
yang sama efektifnya dan kurang mahal tetapi tidak dianjurkan teremia, 10,1V0 patogen adalah anerob yang tidak disertai bak_
pada penggunaan rutin pada anak. Jika terapi antibiotik oral ti- teri aerob.
dak mungkin karena megakolon toksik atau ileus adinamik, Kelompok klinis utama dimana infeksi anerob anak mung-
kombinasi vankomisin dan metronidazol intravena dianjurkan kin diharapkan adalah (l) kelahiran pasca robekan membran.
karena tidak ada agen tersendiri yang secara tetap mencapai amnionitis, atau kesukaran obstetri, (2) peritonitis atau sep_
194 . lnleksi Anaerob 101 1

TABEL 194-1. Infeksi Akibat Bakteri Anaerob


B=h'kteli Ane.nnb.f
if,.e.m.p$

$li evard'ifiUUt Polimikroba, B. fra gi lis,t Fusobacteriurn.


Peptostreptococcus, Veillonella.
F ep to s t re p t ctcocc us, Fusobac le, ri u tn.
$aluraniPor$athssn
B.nzelaninogerticus

tuea $lbuloFtlmonAl Polimikroba


B. melaninogeticus
B. intermerlius
Fusobacteiium. Peptostreptococcus. Eu-
bacterium, B. fragilis, Veillonella.
Po li mi kroba, .B . fra gi li s, Ba ct e r i o id e s lain.
Eaerah inrta.abdpryq
:::,:l:rii .:,r: i : t,::: ium spp.. P e p t ost re pl oco(
C I ost ri d r' t ts,

Eu bacre rium, F us obac te r i um

aiuiargtnmwinlpa B. fragilis, B, biuius, Pcplo.slrcptococ(us,


" {"lk'Ai4g.il4rcn:P;
il1{tO.,Wliii.E: ,tttt)l

Jaringan lunak
:
l

: :rl::::::r::.:.:: :

,'lii$":1 .:i€,Xnsi:tldiriii te{titr,iiiiie,,:ibiiticwn :,'


B. tiagilis. Ctostridium, streptokokus
B#rc*e.lnia,t.tr'-,.,
i':.:- it. :r" anerob.
Tulang dart sendi A ct in omycos is, C lo st rid ium, Bacte ri oitle s,

Fusobacterium

* Infeksi dapat juga karena atau melibatkan bakteri aerob sebagai sdtu-satunya atau bagian fuiri inJbksi campurart: abses }tak dapat mengandung streptokokus
aerob; .re2.rl.r intra-abdonlen dapat berisi coliform, enterococcus, salJingitis daput mengandung N. gonorrhoeae, C. tracltomatis.
lBacterbides.fragilis biasanya diist.tlasi dari infeki dibawah diafragma kecuali untuk abses otak-

tikemi yang disertai dengan obstruksi dan perforasi usus atau coli) dan anerob (8. fragiLis) telah diajukan untuk penjelasan
dengan apendisitis; (3) gangguan yang mengganggu resions stadium peritonitis awal (E.coli) dan stadium abses intraabdo-
hospes terhadap infeksi; (4) abses subkutan dan infeksi saluran men lambat (8. fragilii) pasca perforasi usus. Sinergi antara
genital wanita; (5) infeksi orofasial; (6) pneumoni aspirasi; bakteri aerob dan anerob menjelaskan beberapa manifestasi
dan (7) infeksi klonik pada lokasi membrana mukosa yang penyakit. Gangren sinergis melibatkan S. aureus penghasil hi-
terisolasi (otitis, mastoiditis, sinusitis) yang memberi kecende- aluronidase, yang memungkinkan streptokokus mikroerofllik
rungan pada infeksi otak yang berdekatan. Gabungan perin- menginvasi sela jaringan; pilihan lain, produksi asam lemak
tang fisik yang berubah terhadap flora endogen, jaringan hidup rantai-pendek (suksinat) oleh anerob dapat mengharnbat fago-
terganggu imun, perubahan pada flora endogen. neutropenia sitosis neutrofil bakteri aerob.
dan mukositis, infeksi sinergik campuran, dan faktor virulens P eny akit p I euro p u n to nal aner ob' biasanya dimulai den gan
I

bakteri anerob turut menyebabkan infeksi. aspirasi (anestesia umum, disfungsi esofagus, tonsilektomi,
PATOGENESIS. Secara notmal, anerob adalah kurang viru- ekstraksi gigi); kurang sering oleh infeksi anerob ekstrapul-
len pada manusia. Multiplikasi dan invasinya didukung oleh monal yang mendahului (otitis media, faringitis, peritonitis),
setiap cara yang membuang oksigen dari lingkungannya yang luka dada tembus, atau pembedahan jantung terbuka. Abses
lain mengurangi kemungkinan oksidasi-reduksinya. Pada be- otak anerob polimikroba dapat menyertai otitis media kronik
berapa kasus, pembuangan aerob mempetmudah invasi anerob. mastoiditis, sinusitis, abses paru, infeksi muka atau kulit kepa-
Namun, lebih sering, aerob mempermudah pembentukan in- la, trauma kepala, atau pembedahan intrakranial. Abses otak
f'eksi anerob dengan penghancuran jaringan yang sebelumnya akibat penyakit jantung kongenital dan shunt dali kanan ke
teroksigenasi baik. kiri sering rnenunjukkan hanya satu patogen, biasanya strcp-
Faktor virulensi meliputi polisakharida kapsul pendorong- tokokus aerob, mikloaerofilik, atau anerob. Infeksi anerob lain
abses (Bacterioides fragilis), produksi asam lemak rantai pen- dicatat pada Tabel 194-1.
dek toksik (B.frag ilis, B. ntelanin o g enicus), endotoksin (F uso - PATOLOG|. Pembentukan abses dan penghancuran jarin-ean
bacteriunt), dan enzim digestif (hialuronidase, kolagenase, luas dihubungkan dengan infeksi anerob. Patologi spesifik
fibrinolisin). Membantu pada infeksi adalah cedera jaringan bervariasi dengan tempatnya.
lokal, obstruksi, aliran darah terganggu dan benda asing. In- MANIFESTASI KLlNlS. Infeksi yang dihasilkan oleh mikro-
feksi polimikroba dengan inter-aksi antara organisme aerob (E organisme anerob terjadi pada setiap bagian tubuh.
1012 BA,GIAN XVII a Penyakit lnfeksi

infeksi anerob salLtrttn pertraJltsan atos laLit:rr ada. inlcksi


periodontal didukung oleh higienc gigi yang jclek atau olch Lrtbksi-Vang berseberlahan dcn_{nn atau dekat dengan perrrr-rkarn
rnaloklusi. Jalingan ginggiva raclang dar.r ederna, dan kotolan , ,,uukosa yang dikoloni deugan bakteri anerob (or'ofaling. s;rlur
berbau busuk dapat diperoleh clengan mcnekan seprujirng gusi. rrn i ntcstinaJ-gerritorrrinariu.,t.
Angina Vincent (rnulut sariawan) adalah ging-eivitis ulseratif Bru hrrsuk. bru Lcngik (aJr prdr 50'1 inlt'k.i ;rrrcloh)
nekrotikans. lLrlnrinan. akut yang ciitandai dengan pembentu, Ncklosis jnlingan bcLlt, irlrre:. grr)Srcn. :rllu lir]itis.
Pcntbcntr"r klrrr glts <Jrllln j;rri rrran.
kan pseudorncnbr.an. pcnghallcuran jaringan. nyeri dan ball
busuk.Noma. suiltu penyakit ler-kait mukosa or:il dengan pe- C agal menernukaq -o,-,r'gani
stne ! an g rner-r-sgr: n ak an utc ro dL- nt i -
k robitrltrgi a.'rob korrvcnsiorrel.
nyebirran ke tr-rlang dan jalingan n.ruka, terjadi pada anak ku-
Gagal oigrrnrule tumbuh sesudah prapengobatan dengirn rnti-
rang gizi atau sakrt kr-onik dan tanpa telapi yang tepat dapat
tj.iotik anerob c'l'ektifl (klinclami.si n, metroniclazol).
mcmatikan. Abscs pelialtikal atau osteolrielitis anerob man-
Gagal..orgtrni srle bclespon terhadap rntibiolik clengiin kem ur1 u -
dibula ataLr nraksilla ciapiit belkembang pasca ginugivitis. riln yar)g buruk tcllr;rJlrp buktclr rnclob tarnirro.:likoiiJJ
Mikroolganisme aner-ob .juga dapat dilibatkzrn pada sinusi- SinLlrom y.urg dicctusklrr olelt toksin rbotulisrnc, lt'tilr)u\. !tirr
tis kronik, otitis media. rnastoiditis, abses per:itonsillel dan re, glnrrcrl. kcrltcunln rnlkun:rn. (h,srritlitrntlrr.r/iiiir,..r.r'. li,,liris
tro faling, piu-otilis clan limfadenitis servikal. Karena orgzrn- ' :psCudonrembr,anosa C. d ilfic it e).

isma aerob yan-q berkcnlun,qkinan patogen biasanya ditemukan Ilifcksi klras yang dihubLrngkan dengan btrkteri anercb liihar'l-r-
bcrsama, adalah sukar untuk ntenegakkan peran yang tepat bcl l9"l- I t.
aclob prtdrr 1rcn) nkit ini. Pus steril
Angina Ludwig adalal.r seh"rlitis l'ongga sublingual dan sub- Thibmboilebi tis,ieptik
mandibula erkut. men'rbahayakan jiwa yang cenderung rnenye- Sindrom septikemia,clengan iktelLrs atiru hernolisis irrtr avaskuler
bar dengan cepat tanpa kctcrlibatan liml'onodi atau pentben- Otganismc po!irnor:tik campuran peda pewarnran Granr
tukan abses. Obstruksi salulan pcmzifasan lnungkin rnerrellu- Penanr pakan pewarnaan Crarl kl-ras :

"Bqcterioirles spesfes - basilli kccil, lrrngsing, pleonrortik, pr-rcat,


kan trakher)torni. I grarrr-nbgatili
Infeksi anerob salurnn pernat'usrut batvtth biasanya rneng-
u m tlltc le u I nt - bc.n tu k
F us obl ac te ri u lir si f-orrn, uj u n g lr-utcr ng.
ambil bcntuk pneumonia nekrotikans, er.npiema yang berbilll
F. rtecrultltorturr - helbentuk plcomopLlik. ujurrg birllt
busuk atau abses parLl. Riwayat aspirasi biasanya dapat dipelo- Pep to r' t re: I ocucc rrs - kokus g ram-posi ti I' scrup:i dcngarr kok us
lch. Biasanya, mula-ntula berkenibang pncumonia, dan pem- aelob.
bentukan abses akibat clali pencailan jalingan paru. C. 1taji'ittgetts - basilliglrrrtr-posiril. b,'rrtuk kcr.eru hoks
Inf'eksi anerob sistent sorof sentral dapat te{adi sebagai
abses otak, ernpierna subclural, atau rhlolnboflebitis septik ve- 'r'F KecutigtLtut infeksi uerob utlolult ptnrittg .tt,belrrln .\tlrtpcl tlibittklitrtr uttttrl,
na korteks dan sinus \/ellosus. Lesi intrakranial rnungkin mulai tttetrtkinkun teltttik rnikntbiolo,qi optintul tlun te fttl)i teput, .\(q(r.u.
dengan penycbaran langsun_u infeksi dari sebelahnya atau
penyebaran hematogen dali inf'eksi yang jar"rh. Lihat Bab 554
untuk pernbahasan tancia-tanda araLl gejala-gejala abses otak.
Meningitis purulcn jarang disebabkan oleh anerob: ditemukan- . Tempat-telrp:lt atau spcsimen-spesimen berikut tidak ha,
nya anerob pada cairan serebrospinal rnemberi kesan abses rus dibiakkan secara anerob kecuali pada kasus yilng Jrfans:
otak atau empiema subchu'al. hidung, mulut, tenggolok, sputum. tempat tr.akheostomi. cu-
Karena kadar ancrob secara norrn:rl paling tinggi pada salur- cian lanlbung, tinja, bahan ilcostomi atau kolostomi. ur.in. 1tu
iln cerna barvali. adalah tidak rnenghelankan bahwa luapan isi lasan vagina. atau fistula. Mikloor.ganismc anerob norntalnva
salurzin cerna pcritonqum dihubunglian dengan insiclens yang terdapat dalan'r spesimen ini, dan biasanya ticlak rnungkin me-
tinggi inl'eksi anerob intlaabdornen. Biasanya ael'ob clan anerob libatkan r.neleka dalam hubun-qan scbab akibat dcn-ean sctiap
yang diteniukan dari rsi pclitoneum arda secara belsama. pl'oses penyakit. Spesimen biakan dari sinusitis. abses. cm-
Bakteremia anerob secara klinis tidak dapat dibedakan dari piema dan cairan peritoneum jika rnungkin har-r-rs diambrl clc-
biikteremia aerob. Dernarn, leukositosis. anemia hernolitik dan ngan aspirasi langsung tanpa melewati permukaan rnukosa
syok dapat te4zrdi. Bakteremia anerob selingkali dihubungkan yang terkontaminasi.
dengan penyakit saluran cerna (rnisalnya. tifilitis, nrukositis Pcngecatan Gram clan biakan dipcr-lukan untuk nten-eenali
neutlopenia) dan sisten.r genitourinalia (rnisal, kalkuli). patogen (lihat Tabcl 194-2). Diagnosis cepat inl'cksi Bacterioi-
Sindrorn infeksi anerob lain dicatat pada Tabel I 94- 1 . r/es tclah clibuat clengan men_q-gunakan assuty imuno[-luorcsens
DIAGNOSIS. Diagnosis inf'eksi anerob terganrung pada (l) clengan antisela spesil'ik terhadap polisakharicla kapsul. B.
fru-
rnenyadari bahwa infeksi terkait dengan zrnerob, (2) pemilihan gllls clan kurnpulan antiscra terhaclap sejumlah setotrp Bct(:te-
dan pengunipulan spesirnen yang tepat untuk biakan, dan (3) rioid.es spp. Dia-qnosis cepat juga telah ciiperoleh dengan
pcng-qunaan media dan tehnik yang akan mernpcrrnudah pene- menggunakan klrromatografi gas cair- bahan purulen. Metodc
muannyzr. Spesirnen klinis yang harus seoara rutin dibiakkan ini rncngenali profil peragian (fermentasi) yang khas spesics
untuk anerob adalah darah; empedu; cailan perikardium, peri- anerob spesifik.
Loneum, pleura atau cairan sereblospinal; abses; aspirasi luka PENG0BATAN. Jenis pengirrl'eksi anerob biasanya dapat di-
dalam; aspirat transtrakhea; dan spesimen pembedahan yang lanialkan clari pengetahuan tenrpal inf-eksi; dan kebanyakan
diperoleh dari tcmpat-tcnpat yang normalnya steril. anerob mempr.rnyai scnsitivitas yang dapat dir.trmalkan ter.ha-
Pegangan klinis untuk diagnosis infeksi aner<tb dicatat dap a-een antibiotik. Kalenanya, obat-obat yang tcptt sering
pada Tabel 194-2 dapat cliseleksi sebelum hasil biakan dan uji sensitiviras tcrsc-
195 . Legionella 1013

dia. Namun lama terapi, bervarasi dengan sifat proses penya- INI'EKSI KLOSTRIDIA LAINNYA
Barlett IG: Anaerobic bacterial infections oflung. Chest 9l:901, 1987.
kit. Pendekatan berbagai segi terhadap terapi harus meliputi Brafton SL, Krane El, Park JR, et al: Clostridium septitum infections in chil-
cLebriclement, reseksi, aspirasi, dan drainase abses terinfeksi, dren. Pediatr Infect Dis J ll 569.1992.
jaringan ikat, atau ruang-ruang tertutup (peritoneum, pleura. Buts J-P, Corthier G, Delmee M'. Sacchanntytes bouLardii for Ch.rtridian
sinus). dilficile-associated enteropathies in infants. J Pediatr Gastroenter Nutr
16:419,1993.
Terapi antibiotik adalah paling manjur pada stadium ra- Citron DM: Specimen collection and transport, anaerobic culture techniques
dang awal sebelum pembentukan abses atau nekrosis jaringan and identification of anaerobes. Rev Infect Dis 6:55 I , I 984.
dalam. Bakteri dapat bertahan hidup dalam abses walaupun Cooper GS, Havlir DS. Shlaes DM, et al: Polymicrobial bacteremia in the late
I 980s: Predictors of outcome and review of the literature. Medicine 69: I I 4.
antibiotik menembus lesi karena inokulum bakteri tinggi, ke- I 990.
kurangan aktivitas bakterisid, atau keadaan lokal yang lain. Hatheway CL: Toxigenic clostridia. Clin Mitrobiol Rev 3:66, 1990.
Meskipun demikian, beberapa abses kecil (< 2 cm) dapat seca- Kosloske AM, Ball WS Jr. Umland E, et al: Clostridial necrotizing enterocoli-
ra efektif diobati dengan antibiotik dengan atau tanpa aspirasi tis. J Pediatr Surg 20:155, 1985.
Muhvich KH, Anderson LH, Mehrn WJ: Evaluation of antimicrobials com-
jarum, abses kecil ini meliputi abses tubo-ovarium, otak, dan
bined with hyperbaric oxygen in a mouse model of clostridial myonecrosis.
hati. Pada mulanya, antibiotik harus diberikan secara empiris, J Traumr 36:'7, 1994.
karena uji sensitivitas sukar pada infeksi anerob yang sering Murrell TG, Walker PD: The pigbel story of Papua New Guinea. Trans R Soc
polimikroba. Rekomendasi sebelumnya harus diberi penisilin Trop Med Hyg 85: I 19, 1991.
Qualman SJ, Petric M, Karrnali MA, et al: Clostridium difiicile invasion and,
untuk infeksi diatas diafragma, karena organisme B. fragilis toxin circulation in fatal pediatric pseudomembranous colitis. Am J Clin
resisten jarang di tempat-tempat ini (kecuali abses otak oto- Path 94:410, 1990. Stevens DL, Bryant AE, Adams K, et al: Evaluation of
,eenik), dan klindamisin, metronidazol, sefoksitin, atau khlo- therapy with hyperbaric oxygen for experimental infection with Cbstrrd-
ramfenikol untuk infeksi dibawah diafragma. Sekarang pen- iumperfringe.t Clin Inlect Dis l7:231, 1993.
Teasley DG, Olson MM, Gebhard RL, et al: Prospective randomised trial of
dekatan ini diubah karena l5-25V0 infeksi saluran pernafasan metronidazole versus vancomycin for Clostridium difficile-associated diar"
bawah adalah karena Bacterioides resisten-penisilin. Agen an- rhoea and colitis. Lancet 2:1043, 1983.
timikroba yang hampir selalu aktif melawan anerob adalah Tvede M, Schiotz PO, Krasilnikoff PA: Incidence of Cktstt'idiLurt difJicile in
mitronidazol (kecuali Propionibacterium, Actinomyces), khlo- hospitalized children: a prospective study. Acta Paediatr Scand 79:292,
r 990.
ramfenikol, imipenem, dan antibiotik B-laktamase digabung
dengan penghambat B-laktamase (tirkasillin dan asam klavula- INFEKSI ANAEROB SELAIN KLOSTRIDIA
nat, ampisilin dan sulfaktam); antibiotik yang biasanya aktif Brook I: Management of chronic suppurative otitis media: superiority of ther-
apy effetive against anaerobic bacteria Pediatr In fect Dis J I 3: I 88, I 994.
terhadap anerob adalah klindamisin (10-20Vo B. fragilis dan
Finegold SM, George WL (eds). Anaerobic Infection in Humans. News York,
klostridia non-C. perfringens adalah resisten), sefoksitin (107o Academic Press,l989
B. fragilis dan beberapa klostridia resisten), dan penisilin anti Law DA, Aronogff SC: Anaerobic meningitis in children: case report and re-
Pseudomonas (mengatasi B-laktamase jika diberikan dosis view ol the literatur. Pediatr Infect Dis J I I :968, 1992.
Styrt B, Gorbach SL: Recent developments in the understanding of the pathcr
tinggi). Berbagai agen aktif termasuk penisilin (inaktif terha- genesis and treatment of anaerobic infection Pts I & 2. N Engl J Med
dap semua B. fragilis dan beberapa Bacterioides lain atau klos- 321 :240. 321 :298. 1989.
tridia), dan vankomisin (aktif melawan anerob gram positif).
Didasarkan pada epidemiologi dan pola resistensi yang diketa-
hui, infeksi orofaring anerob dapat diobati dengan penisilin in-
travena dosis tinggi; infeksi pleuropulmonal anerob dengan
klindamisin, peritonitis dengan klindamisin, sefoksitin dan
metronidazol; abses otak dengan metronidazol atau khloram-
lcnikol: salfingitis dengan sefoksitin; dan abses tubo-ovarium
I Ban I95
dengan klindamisin, metronidazol atau sefoksitin. Infeksi
:erius dapatjuga diobati dengan asam tikarsillin-asam klavula-
Legionella
nat atau kombinasi ampisillin-sulbaktam atau dengan imipe-
nem. Lucy Tompkins
Pilihan antibiotik harus juga memasukkan cakupan terha-
Legionellosis merujuk pada penyakit Legionnaire' (pneu-
dap infeksi campuran dengan bakteri aerob seperti S. aureus
monia), infeksi ekstrapulmonal invasif lain, dan penyakti se-
untuk infeksijaringan subkutan atau E. coli dan P. aeruginosa
perti flu akut yang dikenal sebagai demam Pontiac. Berbeda
pada peritonitis. Aminoglikosid, quinolon, dan beberapa sefa-
dengan sindrom yang disertai dengan penyakit invasif, demam
losporin spektrum luas, walaupun efektif terhadap bakteri
Pontiac adalah penyakit yang sembuh sendiri yang berkem-
aerob gram negatif, adalah tidak efektif melawan anerob.
bang pasca pemajanan aerosol dan dapat merupakan respon
PROGNOSIS. Hasil akhir infeksi tergantung pada tempat- toksik atau hipersensitivitas atau Legionella.
nya (SSS, jaringan lunak) adanya dan jumlah abses, keterlam- ETl0L0Gl. Legionellaseae adalah basil gram-negatif tidak
batan pemberian terapi, dan keadaan yang mendasari penderita berkapsul, tidak membentuk spora, aerob yang tercat jelek de-
(malnutrisi. neutropenia). Penanganan awal sebelum pemben- ngan pewarnaan Gram bila dilakukan pada pulasan dari spesi-
tukan abses, drainase, aspirasi dan debridement dapat memper- men klinik. Mikroorganisme dalam jaringan dapat ditampak-
baiki hasil akhir. Mortalitas sepsis anerob neonatus adalah l5- kan lebih baik dengan pewarnaan Gimenez atau perak (Die-
20Vo "Pada umumnya, mortalitas terkait dengan keadaan yang terle atau Warthin-Starry). Pulasan Legionella pneuntopltila
mendasari. diambil dari pertumbuhan koloni yang menyerupai Pseudonrc-
1014 BAGIAN XVil | Penyakit lnteksi

nas. Tidak seperti spesies Legionellct lain, L. micdadei, tahan diatas usia 4 tahun. Kebanyakan infeksi nosokomial telah
asam. Walaupun lebih dari 30 spesies dari genus ini sekarang dilaporkan sebagai laporan kasus, dan karenanya insidens
telah diidentifikasikan, sebagian besar (90%) infeksi klinik di- yang sebenarnya penyakit pada anak tidak diketahui. Le-
sebabkan oleh L. pneuntophila, sedang kebanyakan sisanya di- gionellosis yang didapat di rumah sakit pada anak dihubung-
sebabkan oleh L. micdadei, L. bozentanii, L. dumoffii, dan L' kan dengan faktor risiko klinis dan dengan pernajanan
longbeachae. lingkungan. Perolehan antibodi terhadap L. pneuntophila pada
anak yang sehat terjadi melewati waktu secara progresif, wa-
Organisme ini rewel dan memerlukan L-sistein, ion ferri,
laupun antibodi ini agaknya menggambarkan infeksi subklinik
dan alfa-ketoasid untuk pertumbuhan. Koloni berkembang da-
atau penyakit pernafasan ringan, atau antibodi yang bereaksi
lam 3-5 hari pada agar ekstrak ragi arang buffer (buffered
silang dengan spesies bakteri lain.
charcoal yeast extract tBCYEI), yang dapat mengandung anti-
biotik tertentu untuk menghambat pertumbuhan berlebih oleh PATOGENESIS, Legionella adalah parasit intraselluler fa-
mikroorganisme lain; Legionella jarang tumbuh pada media kultatif sel eukariot. Pada manusia, sel sasaran adalah makro-
laboratorium rutin. fag alveoler, walaupun tipe sel lain mungkin jika diinvasi. Wa-
EP|DEM|OLOGI. Air segar (danau, riam, air panas terpolusi, laupun LegionelLa dapat ditumbuhkan pada media artifisial,
air yang dapat diminum) adalah reservoit' lingkungan le- lingkungan intraseluler menyediakan tempat pertumbuhan
gionella di alam, dan pneumonia invasif (penyakit Legionella) yang pasti. Pertumbuhan dalam makr-ofag terjadi sampai saat
dihubungkan dengan pemajanan terhadap air yang dapat dimi- sel mati, disertai dengan reinf'eksi sel-sel baru, sampai sel ini
num atau terhadap aerosol yang berisi bakteria. Pertumbuhan diaktifkan dan selanjutnya membunuh mikloorganisme intra-
Legionella ter3adi lebih mudal-r di air panas, dan pemajanan seluler. Infeksi paru berat, akut mendatangkan respon radang
pada sumber air panas merupakan faktor risiko untuk penyakit. akut dan neklosis; dari sejak permulaan, banyak bakteri dite-
Legionella adalah parasit intraselluler fakultatif dan tumbuh mukan di ruang ekstraseluluar. Aktivasi maklofag dan respon
dalam protozoa yang ada pada biofilm yang terdiri dari bahan imun lain menghasilkan infiltlasi jaringan yang banyak oleh
organik dan anorganik yang terdapat dalam pipa air dan tanki makrofag yang berisi bakteri intraseluier.
penyimpanan air dan berbagai spesies bakteri-bakteri lain. Ka- Walaupun faktor-faktor bakteri tertentu telah disimpulkan
sus sporadik penyakit Legionaire yang didapat dari masyarakat memainkan peran dalam virulensi, sumbangan dari masing-
dapat dikaitkan dengan air minum pada lingkungan lokal pen- masing faktor bakteri ini pada patogenesis keseluruhan tidak
derita. Wabah penyakit Legionaire telah dihubungkan dengan jelas. Seperti pada penyakit lain yang disebabkan oleh mikro-
protozoa dalam kandungan sumber air, replikasi dalam sel organisme intraseluler fakultatif, hasil akhir secara kritis ter-
eukariotik ini agaknya memperbesar dan mempertahankan Le' gantung pada respon imun hospes spesifik dan nonspesifik.
gionella dalam sistem distribusi air yang dapat diminum. Wa-
MANIFESTASI KLlNlS. Penyakit Legionaire pada mulanya
bah pneumonia yang didapat di masyarakat telah dihubungkan
diduga menyebabkan sindrom klinis yang disebut pneumonia
dengan sumber-sumber umum, termasuk kondensor evaporatif
atipik dan dihubungkan dengan tanda-tanda dan gejala-gejala
dan menara pendingin. Namun, kesalahan metodologis pada
ekstrapr,rlmonal, termasuk diare, hiponatremia, hipofosf'atemia,
banyak pengamatan telah memasukkan keragu-raguan menge-
uji fungsi hati abnormal, bingung, dan disfungsi ginjal. Walau-
nai sumbangan aerosol dari sumber ini pada infeksi paru inva-
pun subkelompok penderita dapat menunjukkan manifestasi
sif. "klasik", infeksi Legionella khas menyebabkan pneumonia
Infeksi yang didapat di rumah sakit paling sering terkait yang tidak dapat dibedakan dari penyakit yang disebabkan
dengan air yang dapat diminum. Pernajanan dapat terjadi me- oleh agen infeksi lain. Demam, batuk dan nyeri dada merupa-
lalui dua mekanisme umum: (1) aspirasi mikroorganisme yang kan gejala yang sering ada; batuk mungkin produktif dengan
tertelan, tennasuk'mikroorganisme yang dengan pemberian sputum purulen atau mungkin nonproduktif. Walaupun gam-
makanan lewat larnbungr yang dicampur dengan air ledeng baran radiografi klasik dada menunjukkan infiltrat mengisi al-
(PAM) yang terkontaminasi dan (2) aerosol dari showers dan veoler dengan cepat, pada kasus pneumonia yang biasa
bak air. Legionellosis ekstrapulmonal dapat terjadi melalui pe- gambaran radiografi dada sangat bervariasi, tampak seperti ba-
makaian topikal air ledeng yang terkontaminasi kedalam luka yangan tumor, bukti adanya infiltrat noduler, infiltrat unilat-
pembedahan atau traumatis. Berbeda dengan penyakit Legion- eral dan bilateral, atau kaverna, walaupun kavernajarang dite-
naire, wabah demam Pontiac terjadi melalui pemajanan terha- mukan pada penderita yang tidak terganggu imun. Gambaran
dap aerosol dari mandi di pusaran air, pelembab ultrasonik dan ini sangat tumpang tindih dengan penyakit yang disebabkan
sistem ventilasi. oleh Streptococcus pneumoniae. Walaupun efusi pleura ku-
Insidens penyakit Legionnaire yang disebabkan oleh L. rang biasa dihubungkan dengan penyakit Legionaire, fre-
pneumophila yang terjadi sporadis pada orang dewasa diperki- kuensinya bervariasi begitu lebar sehingga ada atau tidak
rakan 7-20 kasus/100.000/tahun dan dapat tergantung pada adanya efusi membantu dalam diagnosis banding. Jika ada,
perbedaan geografi. Sekitar 0,5-5,}Vo dari mereka yang terpa- cairan pleura harus diambil untuk biakan.
jan pada sumber umum menjadi sakit klinis, sedang angka se- Beberapa tanda klinis dapat membantu membedakan pneu-
rangan pada wabah demam Pontiac amat tinggi (85-100%). monia Legionella dengan sebab-sebab yang lain. Pneumonia
Seperti diperkirakan dengan serokonversi terhadap L. Legionella menimbulkan sakit demarn mulai akut, radiografi
pneumophila pada anak yang dirawat inap dengan pneumonia, menunjukkan alveolus berisi infiltrat, dan tidak ada respon
angka penyakit Legionnaile ternyata sangat rendah. Pneumo- klinik terhadap spektrum luas beta-laktam (penisilin dan sefa-
nia yang didapat di masyarakat terjadi paling sering pada anak losporin) atau antibiotik aminoglikosid,
195 r Legionella 1015

Infeksi yang bersamaan dengan patogen lain terjadi pada 5- gaan dengan skrining antibodi imunof-luorcsens langsung (di-
l0% kasus penyakit Legionnaire, dan karenanya, biakan ke- rect immunofluoresens antibody [DFA]), walaupun sensiti-
mungkinan patogen paru lain tidak mengesampingkan diagno- vitas uji biasanya rendah pada kebanyakan laboratorium. se-
sis legionelia. bagian karena kekurangan antisera terhadap serogrup Le,
Laporan pneumonia legionella nosokomial padh anak me- gionella dan spesies yang lain. Metode ini gagal rnendeteksi
nunjukkan bahwa demam > 38,5oC yang mulai cepat, nyeri inf'eksi pada beberapa kasus pediatri yang terdokumentasi de-
dada pleuritis, dan dispnea ada pada kebanyakan kasus, sedang ngan Lraik. Diagnosis retrospektif dapat dibuat secara serologis
nyeri perut, nyeri kepala, dan diare juga sering. Radiografi da- dengan menggunakan assay imunofluoresens indirek untuk
da menunjukkan konsolidasi infiltrat lobus atau difus bilateral, mendeteksi produksi antibodi spesifik. Serokonversi mungkin
dan efusi pieura ditemukan. Gejala-gejala tidak berespon ter- tidak terjadi selama beberapa minggu pasca rnulainya infeksi.
hadap pengobatan dengan antibiotik beta-laktam atau amino- dan assay serologis yang tersedia tidak mendeteksi semuzr
glikosid. strain l. pneuntophila atau semua spesies. Menginoat sensi,
tivitas deteksi langsung rendah dan pertumbuhan mikroorga-
Faktor risiko untuk infeksi pada orang dewasa termasuk
nisme yang lambat dalam biakan, diagnosis legionellosis harus
penyakit paru kronik (merokok, bronkitis, dan sebagainya),
dikejar secara aktif bila ada kesan bukti klinis, termasuk tidak
umur lebih tua. penyakit kronik lain, termasuk diabetes dan
adanya respons terhadap antibiotik "biasa", walaupun peme-
gagal ginjal, imunosupresi akibat transplantasi organ, dan epi-
riksaan laboratorium lain negatif.
sode aspirasi. Jumlah kasus penyakit Le-eionnaire yang didapat
di masyarakat yang dilaporkan pada anak, kecil. Diantara PENGOBATAN. Eritromisin, dengan atau ranpa rifampin,
kasus-kasus ini status gangguan imun dan pemajanan terhadap telah ditegakkan secara empiris sebagai terapi ef'ektif. Maklo-
air yang dapat diminum merupakan faktor risiko utama. In- lid yang lebil-r baru, termasuk azitromisin dan klaritromisin,
feksi pada beberapa anak dengan penyakit paru kronik tanpa dan agen fluoroquinolon (ciprofloxasin) lebih aktif daripada
defisiensi imun juga telah dilaporkan. Tampaknya, infeksi pa- eritromisin pada model infeksi eksperimental. Pada inf'eksi
da anak tanpa faktor risiko apapun amat jarang. Cara penular- yang berat atau pada penderita risiko tinggi, terapi parenteral
an penyakit yang didapat dari masyarakat pada anak termasuk pada mulanya dianjurkan; pergeseran pada terapi oral dapat
pemajanan pada kabut, pendingin air, dan alat-alat penghasil dilakukan bila penderita telah mempunyai respon klinik. Larna
aerosol. Infeksi LegioneLla nosokomial terjadi lebih sering terapi untuk penyakit Legionnaire adalah 2-3 minggu. Pengo-
daripada penyakit yang didapat di masyarakat pada anak, dan batan infeksi ekstrapulmonal, terrnasuk endokarditis katup
cara mendapatkannya termasuk mikloaspirasi, seringkali di- prostetik dan infeksi luka sternurtr, mungkin memerlr-rkan
sertai dengan pipa nasogastrik, dan inhalasi aerosol. Infeksi terapi yang lama. Antibiotik alternatif adalah doksisiklin dan
LegionelLa bronkopulmonal terjadi pada penderita dengan kis- trimetoprim sulfametoksasol (TMP-SMZ). Beta laktam dzin
tik fiblosis dan telah dihubungkan dengan terapi aerosol atau aminoglikosid, dan antibiotik lain yang tidak rnenembus sci
tenda kabut. Penyakit Legionaire juga dilaporkan pada pende- mamalia, sccara klinis tidak efektif. Kumat (pemunculan kern-
rita dengan asma dan stenosis trakea. bali) dapat terjadi pasca penghentian terapi eritromisin.
Demam Pontiac pada orang dewasa dan anak ditandai de- PROGNOSIS. Angka mortalitas penyakit Legionnaire yang
ngan demam tinggi, mialgia, nyeri kepala, dan kelemahan didapat di masyarakat pada orang dewasa sekital l5cic . Prog
yang sangat, berlangsung selama beberapa hari. Batuk, kesu- nosisnya tergantung pada faktor hospes yang mendasari dan
karan nafas, diare, bingung, dan nyeri dada dapat terjadi, tetapi mungkin pada lamanya sakit sebeium terapi yang tepat dimu-
tidak ada bukti infeksi invasif. Penyakit ini sembuh sendiri lai. Walaupun terapi antibiotik tepat, penderita dapat mening-
tanpa sekuele. Sebenarnya semua individu terpajan bersero- ga1 karena komplikasi pernafasan, seperti sindrom distles
konversi terhadap antigeh Legionella. Wabah yang amat luas pernafasan akut, disertai dengan ventilasi buatan dan intubasi.
di Skotland yang mengenai 35 anak dikaitkan dengan L. mic-
dadei, yang diisolasi dari pusaran air mineral. Mulainya pe-
nyakit adalah 1-l hari (median, 3 hari), dan pada semua anak
Anderson lLD, Lauer BA, Fraser DW, et al: Infections with Legionella pneu-
yang terpajan berkembang titer antibodi spesifik terhadap L. mophila in children. J lnfect Dis 143:386, 1981.
micdadei yang bermakna. Patogenesis demam Pontiac belum Brady MT: Nosocomial Legionnaires' disease in a children's hospital. J Pedi-
diketahui. Bila tidak ada bukti adanya infeksi yang sebenar- atr I l5:46, 1989.
nya, hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa sindrom ini Edelstein PH. Legionnaires'disease. CIin Infect Dis l6:741, 1993
Goldberg DJ, Collier PW, Fallon RJ, et al: Lochgoilhead fever: outbreak of
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas atau toksik terhadap nonpneumonic legionellosis due to Legionella micdadei Lancet l:316.
antigen, mikloba, atau protozoa. I e89.
DIAGNOSIS LABORATORIUM. Biakan Legionella dari spu- Holmberg RE Jr, Pavia AT: Nosocomial Legionellupneurnonia in the neo
nate. Pediatdcs 92:450, 1993.
tum, spesimen saluran pernafasan lain, darah, atau jaringan Lowry PW, Tompkins LS: Nosocomial legionellosis: a leview of pulmonary
merupakan metode baku emas terhadap metode indirek yang and extrapulmonary syndlomes. Am J Infect Control 21 :21, 1993.
harus dibandingkan. Spesimen dari saluran pernafasan yang Muder RR. Hu VL, Woo AH: Mode of transmission of Legionellu pneltilto-
terkontaminasi dengan flora oral harus diobati dan diproses phih. A critical review. Arch Intem Med 146:1607, 1986.
untuk mengurangi kontaminasi dan ditanamkan pada media
tertentu. Karena biakan ini merupakan metode yang mahal dan
memakan waktu, banyak laboratorium tidak memproses spe-
simen untuk biakan, Mikroorganisme dapat dikenali secara du-
1016 BAGIAN XVII t Penyakit Infeksi

ditandai oleh adhesi protein P1 yang terletak pada membran


uj un g perlekatan mikoplasma.
E Bee 196 Restriksi fragmen polimorfisme panjang dan rangkaian
yang berbeda ditemukan pada gen Pl, memungkinkan klasifi-
Infeksi Mikoplasma kasi isolat klinis M. pneumoniae menjadi kelompok I dan iI.
Prapengobatan M. pneumoniae dengan antibodi anti-P1 meng-
hambat perlekatan dan penyakit selanjutnya pada binatang
Dwight A. Powell
percobaan. Organisme melekat pada permukaan sel melalui
reseptor gikoprotein sialat dan masuk kebawah antara sel,
akhirnya mengakibatkan pengelupasan sel. Walaupun meka-
nisme sitopatologi belum ditentukan, organisme intraseluler ti-
MIKOPLASMA PERNAFASAN
dak ditemukan, dan M. pneuntoniae jarang menginvasi diluar
Diantara lima mikoplasma spesies yang diisolasi dari salur- membrana basalis.
Berbagai respon serologis terjadi pasca infeksi M. pneano-
an pernafasan manusia, Mycoplasnm pneurnoniae merupakan
satu-satunya patogen yang diketahui pada manusia' Organisme niae. Hemaglutinin dingin nonspesifik yang bereaksi dengan
ini adalah penyebab utama infeksi pernafasan pada anak usia antigen I glikoprotein sel darah merah biasanya merupakan
sekolah dan orang dewasa muda. antibodi pertama yaqg terdeteksi. Muncul bersama titer seku-
ET|OLOGI. M. pnewttoniae, pada mulanya diduga merupa-
rang-kurangnya 1:32 pada sekitar 507o penderita, hemagluti-
kan virus dan disebut agen Eaton, yang ternyata adalah miko- nin dingin berkembang lambat pada sakit minggu pertama dan
plasma pada awal tahun 1960. Mikoplasma adalah sistem bio- kedua, dan naik empat kali atau lebih pada minggu ke 3. He-
logi yang berreplikasi sendiri yang paling kecil dan tergantung maglutinin ini menghilang pada sekitar 6 minggu. Adanya ke-
pnda perlekatan terhadap sel hospes untuk memperoleh pre- naikan titer hemaglutinin dingin dan tingginya titer berkorelasi
kursor yang sangat penting seperti nukleotid, asam lemak, dengan keparahan penyakit. Reaksi imunologis spesifik terha-
sterol dan asam amino. Organisme ini mengandung DNA he- dap M. pneumoniae dapat diukur dengan berbagai tehnik dan
lai-ganda dengan ukuran genom berkisar da,'i 511 sampai 1380 menetap selama waktu yang lama.
kb. Pertumbuhan M. pneumoniae pada sistem biakan yang ter- Walaupun adanya antibodi dalam sirkulasi pada manusia
sedia di pasaran selalu berpilih-pilih dan biasanya terlalu lam- dapat dikorelasikan dengan proteksi terhadap infeksi M. pneu'
bat untuk penggunaan klinis praktis. moniae, penelitian pada tupai telah menunjukkan bahwa anti-
EPIDEMIOLOGI. Infeksi M. pneumoniae terjadi diseluruh bodi dalam sirkulasi saja, bila tidak ada bentuk imunitas lain,
dunia. Berbeda dengan beberapa agen saluran pernafasan epi- memproteksi secara tidak sempurna. Pada tupai, kebanyakan
demik, hidup singkat, akut, infeksi M. pneumoniae adalah en- sel mononuklear peribronkial dipenuhi dengan antibodi. Na-
demik pada masyarakat yang lebih besar, dengan wabah mun, ablasi sistem sel T dengan serum antitimosit secara sem-
epidemi terjadi setiap 4-7 tahun. Pada masyarakat yang lebih purna mencegah perkembangan pneumonia. Dengan demikian
kecil, infeksi adalah sporadis dengan wabah bertahan lama dan penyakit yang dihasilkan oleh M. pneumoniae sangat kom-
meluap-luap yang terjadi pada interval yang tidak teratur. In- pleks; respon imunologis hospes'mungkin menimbulkan pe-
feksi terjadi sepanjang tahun. nyakit pada dirinya juga untuk proteksi terhadapnya. ter-
Kejadian penyakit mikoplasma sebagian terkait dengan gantung pada keseimbangan kualitatif dan kuantitatif imunitas
umur dan status imun penderita. Penyakit yang jelas jarang se- humoral dan seluler. Penderita dengan keadaan imunodefisi-
belum umur 3-4 tahun; anak yang lebih muda tampak mende- ensi seperti hipogamaglobulinemia dan anemia sel sabit dapat
rita infeksi yang serihg ringan atau subklinis, dan kemunculan menderita pneumonia mikoplasma lebih berat daripada hospes
reinfeksi sering ada. Insidens puncak penyakit terjadi pada normal. M. pneumoniae adalah penyebab infeksi yang paling
anak umur sekolah: M. pneumoniae meliputi 33Vo dan 70% sering sindrom dada akut pada penderita sel sabit tetapi tidak
dari semua pneumonia pada anak umur 5-9 tahun dan 9-15 ta- lazim pada penderita dengan sindrom defisiensi imun didapat
hun masing'masing. Infeksi ulang jarang terjadi tetapi terdo- (ArDS).
kumentasi dengan baik terjadi pada orang dewasa pada inter- MANIFESTASI KLlNlS. Bronkopneumonia adalah sindrom
val 4-7 tahun. klinis yang lazim dikenali pasca infeksi M. pneurnoniae. Wa-
Infeksi M. pneumoni tidak sangat menular, seperti dibukti- laupun mulainya penyakit mungkin mendadak, biasanya ditan-
kan oleh kecepatan yang rendah pada kontak keluarga rentan dai dengan nyeri kepala, malaise, demam, rinorrea dan nyeri
lambat menjadi terinfeksi; periode demikian dapat meluas se- tenggorok yang mulai sedikit demi sedikit dengan penurunan
lania berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Infeksi terjadi progresif gejala pernafasan bawah, termasuk suara serak dan
melalui jalan pernafasan oleh penyebaran droplet besar, dan batuk. Salesma tidak lazim pada pneumonia M. pneuntonia
masa inkubasi diduga adalah l-3 minggu. Epidemi yang cepat dan biasanya memberi kesan etiologi virus. Walaupun perja-
dilaporkan pada calon militer dan pada kemah anak-anak mu- lanan klinis pada individu yang tidak diobati bervariasi, batuk
sim panas. biasanya memburuk selama sakit minggu ke 2, dan kemudian
PATOLOGI,IMUN0LOGI DAN PATOGENESIS. Sel epitel per- semua gejala menghilang sedikit demi sedikit dalam minggu
nafasan yang bersilia merupakan sel sasaran infeksi M. pneu- 3-4. Batuk pada mulanya nonprbduktif, tetapi anak yang lebih
moniae. Organisme ini berbentuk seperti ular memanjang de- tua dan remaja dapat menghasilkan sputum putih berbusa. Ke-
ngan ujung perlekatan ditandai dengan core elektron-dens dan parahan gejala biasanya lebih berat daripada keadaan yang
membrana luar tiga lapis. Perlekatan pada membran bersilia dikesankan pada tanda-tanda fisik, yang tampak pada penyakit
196 | lnfeksi Mikopldsma 1017

yang lebih lanjut. Ronki yang sering dan krepitasi serta me- rupakan tanda yang menonjol, selalu memberi kesan penyakit
nyerupai ronki yang terdengar pada asma dan bronkitis, meru- M. pneumoniae. Biakan tenggorok atau sputum pada media
pakan tanda yang paling mencolok. Pada pemburukan pe- khusus dapat memperagakan M. pneumoniae, letapi pertum-
nyakit, demam memberat, batuk menjadi lebih mengganggu' buhan jarang ditemukan lebih awal daripada I minggu' Hema-
dan penderita dapat menjadi dispnea' glutinin dingin serum pada titer l'.64 atau lebih besar atau
Tanda-tanda rontgenografi tidak spesifik. Pneumonia bia- antibodi IgM M. pneumoniae mendukung diagnosis. Kenaikan
sanya digambarkan sebagai interstisial atau bronkopneumoni; atau penurunan antibodi pengikat-komplemen fase konvale-
keterlibatan paling sering pada lobus bawah, dengan infiltrat sens serum terhadap M. pneumoniae yang diperoleh sesudah
padat sentral unilateral digambarkan pada 75% kasus' Pneu- 10 hari sampai 3 minggu adalah diagnostik' Uji diagnostik ce-
monia lobar jarang ditemukan. Limfadenopati hilus dapat pat untuk mendeteksi adanya antigen M. pneumoniae aLau
diganrbarkan pada 33Vo penderita' Jumlah cairan pleura yang DNA tidak tersedia di pasaran, tetapi beberapa pendekatan
bermakna tidak biasa, tetapi penderita dengan efusi banyak ka- yang memberi harapan muncul. Bila M. pnewnoniae dikonflr-
rena M. pneuntoniae telah diuraikan sebagai penderita penya- masi di masyarakat pada beberapa penderita, kemungkinan
kit lebih berat dan lebih lama dibanding dengan mereka yang adanya penyakit mikoplasma lain sangat befiambah.
tanpa keterlibatan pleura. Sel darah putih dan hitung jenis bia- PENGOBATAN. Pada umrlmnya, penyakit M. pneumoniae
sanya normal, sedang laju endap darah biasanya naik. ringan, dan rawat inap di rumah sakit jarang. Infeksi yang me-
Penyakit pernafasan tambahan jarang disebabkan M. pneu- matikan jarang. Komplikasi tidak lazim, karena superinfeksi
tttoniae termasuk infeksi saluran pernafasan atas yang tidak bakteri. M. pneumoniae sangat sensitif terhadap eritromisin.
terdiferensiasi, faringitis, sinuqitis, croup, btonkitis dan bron- klaritromisin, azitromisin dan tetrasiklin in vitro; karena tidak
kiolitis. M. pneumoniae merupakan pengimbas mengi yang la- adanya dinding sel, organisme resisten terhadap penisilin'
zim pada anak asma. Otitis media dan meningitis bullosa telah Baik eritromisin maupun tetrasiklin efektif pada percepatan
diuraikan tetapi jarang ditemukan tanpa disertai infeksi saluran perjalanan penyakit mikoplasma. Eritromisin adaiah obat
pernafasan bawah. pilihan pada anak kecil karena pengaruh toksik tetrasiklin
Walaupun jarang isolasi M. pneumoniae dari tempat-tem- pada kelompok umur ini; obat ini harus diberikan dalam dosis
pat diluar saluran pernafasan seperti sendi, pleura, dan cairan terapeutik penuh selama beberapa hari sesudah penurunan
serebrospinal (CSS), penyakit diluar saluran pernafasan biasa- panas biasanya 7-10 hari. Untuk penderita diatas umur 8 tahun
nya diduga melibatkan mekanisme autoimun bukannya invasi tetrasiklin merupakan pilihan pengganti. Trial klinik terbatas
organisme langsung. Penderita dengan infeksi saluran perna- memberi kesan kernanjuran yang sama antara klaritromisin
fasan kadang-kadang dapat menampakkan penyakit yang meli- dan eritromisin. Walaupun kemanjuran obat-obat ini dalarr
batkan kulit, sistem syaraf sentral (SSS)' darah, jantung, sa- memperbaiki perjalanan klinis, organisme tidak terberantas'
luran cerna, dan sendi. Lesi kulit meliputi berbagai eksantem, M. pneumoniae dapat diisolasi dari saluran pernafasan selama
paling rnenonjol ruam makulopapular, erithema multiforme, beberapa minggu sampai bebcrapa bulan sesudah penderita
dan sindrom Steven-Johnson (SSJ)' SSJ yang dihubungkan de- sembuh, dengan demikian memberikan reservoir untuk penye-
ngan M. pneumoniae biasanya berkembang 3-21 hari sesudah baran infeksi, terutalna pada anggota keluarga yang lain'
gejala, berlangsung kurang dari l4 hari, danjarang disertai de-
ngan komplikasi yang berat. Meningoensefalitis, mielitis MIKOPLASMA GENITAL
transversal, meningitis aseptik, ataksia serebellar, dan sindrom
Guillan-Barre telah dilaporkan. Ensefalitis dapat terjadi tanpa Dua spesies mikoplasma, Mycoplasma hominis dan Urea'
gejala-gejala pernafasan dan paling sering manifes sebagai ke- plasma ureall,ticum, merupakan patogen urogenital yang pa-
jang (50V0), gangguan kesadaran (75Vo), dan tanda-tanda me- ling sering dihubungkan dengan penyakit akibat hubungan
ningeal (85Vo). CSS biasanya normal. Hemolisis ringan de- seksual (sexually transmitted disease ISTDI) seperti urethritis
ngan uji Coomb positif dan retikulosis minor terjadi 2-3 ming- nongonokokus atau infeksi pasca melahirkan (puerpera) seper-
gu setelah mulainya penyakit adalah lazim. Hemolisis berat ti endomitritis. Kedua organisme biasanya mengkoloni saluran
dengan titer tinggi hemagglutinin dingin (> 1:512) jarang, de- genital wanita dan dengan demikian mampu menyebabkan ko-
mikian juga trombositopeni dan defek koagulasi. Hepatitis ri- rioamnionitis, kolonisasi neonatus, dan infeksi perinatal'
ngan, pankreatitis dan gastropati hipertrofi kehilangan protein ET|OLOG|. M. hominis dan U. urealyticunt memerlukan
merupakan komplikasi saluran cerna yang dilaporkan. Miokar- sterol untuk pertumbuhan, tumbuh pada media bebas-sel, dan
ditis, perikarditis, dan sindrom sepefti demam reumatik meru- menghasilkan kolonikhas pada agar (U. urealyticunt kecil l6-
pakan manifestasi yang tidak lazim, namun arithmia, perubahan 60 pm; M. hominis 200-300 mm bentuk "telur dadar"). Tidak
ST dan gelombang T serta dilatasi jantung dengan gagal jan- ada dinding sel dan tidak menghasilkan asam folat, mereka ro-
tung dapat menyertai infeksi M. pneumoniae pada orang de- sisten terhadap beta-laktam, sulfonamid, dan trimetoprim. Se-
wasa lebih sering daripada anak-anak. Artritis drono-artikuler se- mua tujuh serovar M. homittis rentan terhadap khloramfenikol
mentara diuraikan pada l7o penderita pada satu seri yang besar' dan resisten terhadap eritromisin dan rifampin' Aminoglikosid
DIAGNOSIS. Tidak ada pengamatan klinis spesifik, epide- mempunyai aktivitas terbatas, dan makin menambah jumlah
miologi, atau laboratorium yang memungkinkan diagnosis in- strain resisten tetrasiklin yang dilaporkan. Ada 14 serovar'
feksi mikoplasma yang tepat pada awal perjalanan klinis. lJ. urealy\isLtnt, dan kebanyakan rentan terhadap eritromisin,
Namun pengamatan tertentu memberi kesan dan dapat mem- klaritromisin, dan quinolon lebih baru, tetapi resisten terhadap
bantu dokter yang cermat. Misalnya, pneumonia pada anak linkomisin atau klindamisin. Kerentanan terhadap aminogliko-
usia sekolah dan orang dewasa muda, terutama jika batuk me- sid dan tetrasiklin bervariasi.
1018 BAGIAN XVII I Penyakit Inleksi

EPIDEMIOLOGI. M. ltoninis dan U. urealyticum mengkolo- M. hominis dan U. urealyticum telah diisolasi dari CSS
nisasi saluran genital dan saluran kencing orang laki-laki dan bayi prematur dan cukup bulan pada beberapa tetapi tidak pa-
wanita pasca pubertas. Pada wanita, kolonisasi maksimal da- da semua penelitian. Isolasi simultan bersama patogen lain ti-
lam vagina dan kurang sering pada endoserviks, urethra, atau dak biasa, dan kebanyakan bayi tidak mempunyai tanda-tanda
endometriurn. Pada orang laki-laki, kolonisasi secara langsung infeksi SSS yang jelas. Pleositosis CSS bukan merupakan pe-
terkait dengan aktivitas seksual, dengan kolonisasi yang terjadi ngamatan yang selalu ada, dan pembersihan spontan miko-
pada kurang dari 10Vo anak prapubertas dan orang dewasa plasma telah didokumentasi tanpa terapi spesifik. Meningitis
yang tidak aktif seksual. Frekuensi tertinggi pada mereka yang U. ureaLyticum Ielah dihubungkan dengan perdarahan intra-
dengan mitra seksual banyak. Kolonisasi wanita harnil ber- ventrikuler dan hidrosefalus; meningitis karena M. hominis
variasi dari 40Vo sampai 90Vo dan angka penularan vertikal 25- mungkin benigna. Hari mulainya meningitis bervariasi dali I
60Vo diamatt pada neonatus yang dilahirkan pada wanita yang sampai 196 hari kehidupan; organisme dapat menetap di CSS
dikolonisasi. Kontaminasi dengan cairan amnion yang dikolo- tanpa terapi selama beberapa hari sampai bebelapa ruinggu.
nisasi atau selama persalinan pervagina adalah rute penularan M. ltominis atau U. ttrealyticunt telah diuraikan menyebabkan
pada neonatus. Kolonisasi neonatus dapat terjadi pada adanya konjungtivitis, limfadenitis, faringitis, pneumonitis, osteomje-
membran cairan amnion utuh dan persalinan dengan seksio litis, dan abses kulit kepala.
sesaria. Frekuensi kolonisasi paling tinggi pada bayi dengan Pada anak yang lebih tua dan remaja, mikoplasrna genit;rl
berat badan kurang dari 1500 g, bila ada korioamnionitis dihubungkan dengan STD dan int'eksi setempat yang tidak
klinis, dan pada ibu status sosioekonomi rendah. Organisme biasa diluar saluran genital. Penderita dengan lupus erithema-
ditemukan dari tenggorok, vagina, rektum, atau kadang-ka- tosus sistemik atau hipogarnaglobulinemia mengembangk:in
dang mata neonatus selama 3 bulan sesudah lahir. osteomielitis pcrsisten berat, artll-itis, selulitis, dan infeksi per-
nafasan kronik. Infeksi luka pasca bedah, darah atau saluran
PATOLOGI DAN IMUNOLOGI. Mikoplasma genital dapat
kencing telah terjadi pada penderita transplan organ padat. U.
menghasilkan radang kronik saluran genitourinaria dan mem-
urealyticum merupakan patogen yang dikonfirmasi urethritis
bran cairan amnion. Urea plasrna dapat menginfeksi kantong
nongonokokus; sekitar 307o kasus pada orang laki-iaki dise-
amnion pada awal kehamilan tanpa robekan membran janin,
babkan oleh organisrne ini sendirian atau bersama dengan
menyebabkan korioamnionitis klonik yang secara klinis te-
Chlamydia trachomatis. Penyakit ini paling sering pada orang
nang ditandai oleh respon radang yang kuat. Perlekatan pada
dewasa muda tetapi juga menonjol pada remaja yang secal'a
epitel trakhea janin n'ranusia terbukti menyebabkan kekacauan
seksual aktif. Rata-rata masa inkubasi adalah 2-3 minggu, dan
silia, penggumpalan, dan kehilangan sel epitel. U. urealyticum
gejala-gejaia khas berupa kotoran uretra putih n.rukoid, encer,
mengekspresikan imunoglobulin Ai protease spesifik manusia
disuria atau penis terasa tidak enak. Cairan kotoran sering je-
yang memecah imunoglobulin A1 menjadi Fab utuh dan frag-
las hanya di pagi hari atau sesudah urethra diperas. Kom-
men Fc. Imunitas tampak memerlukan antibodi serotip-spesi-
plikasi uretritis nongonokokus yang jarang adalah epididirnis,
fik. Dengan demikian kekurangan antibodi ibu dapat menimbul-
proktitis, dan sindrom Reiter. Orang wanita jarang menderita
kan risiko penyakit yang lebih tinggi pada neonatus prematur.
uretritis, dan walaupun angka kolonisasi vagina tinggi, vagini-
MANIFESTASI KLlNlS. Mikoplasma genital dihubungkan tis atau servisitis jarang. M. hontinis kadang-kadang merupa-
dengan berbagai infeksi janin dan neonatus, STD, dan infeksi kan penyebab yang membantu te{adinya penyakit radang
kronik pada penderita terganggu imun. U. urealyticum dapat pelvis, dan baik mikoplasma genital yang disertai dengan en-
menyebabkan korioamnionitis yan-q tidak tampak secara klinis domitritis maupun sepsis pasca partus.
yang berakibat kenaikan delapan kali pada kematian janin atau DIAGNOSIS. U. urealyticum dan M. hominis telah diisolasi
persalinan prematur, Sampai 50% bayi umur kehamilan < 34 dari urin, darah, CSS, aspirat trakea, cairan pleura, abses, dan
minggu dapat ditemukan U. urealyticum dari trakhea, darah, jaringan paru. Neonatus prematur yang secara klinis sakit
CSS, atau biopsi paru. Biakan positif berkorelasi dengan pneumonitis, abses setempat, atau penyakit SSS, terutama hi-
insufisiensi pernafasan, perlunya ventilasi bantuan, dan kemati- drosefalus progresif dengan atau tanpa pleositosis CSS, pa-
an. U. urealytictmt tampak memainkan peran penting pada per- danya biakan bakteri negatif atau yang padanya tidak ada
kembangan displasia bronkopulmonari atau penyakit paru- perbaikan dengan terapi antibiotik standar memerlukan biakan
paru kronik (chronic lung disease ICLDI) bayi prematur yang untuk mikoplasma genital. Isolasi memerlukan media khusus,
dilahirkan dengan sindrom distres respirasi. Pada meta-analisis dan spesimen klinis harus dibiakkan segera atau didinginkan
empat penelitian kohor, risiko relatif CLD berkembang pada pada -80oC untuk menghindari hilangnya organisme. Bila di-
bayi berat badan lahir < 1.250 g adalah 2-2,8 kah lebih tinggi tanamkan kedalam kaldu yang berisi arginin (M. hominis) atau
pada bayi yang dikolonisasi dengan U. urealyticuru dibanding urea (U. urealyticunt), pertumbuhan terindikasi dengan pH al-
dengan mereka yang tidak dikolonisasi dan beratnya sama. kali. Identifikasi U. urealyticum pada agar memerlukan per'-
Tidak terdeteksi kenaikan risiko pada bayi dengan berat lahir tumbuhan 1-2 hart dan visualisasi dengan mikroskop pe-
>1 .251 g. Sementara U. urealyticunz mungkin bukan penyebab motong, sedang M. hominis tampak dengan n.rata tetapi mung-
primer CLD, pada bayi berat badan yang sangat rendah per- kin memerlukan 1 minggu untuk tumbuh. Biakan saluran per-
kembangan pneumonia yang berjalan tanpa terdeteksi dan ti- nafasan atas mungkin tidak berarti karena angka kolonisasi
dak diobati dapat mengakibatkan kenaikan kebutuhan oksigen, yang tinggi. Biakan saluran pernafasan bawah melalui aspirat
menyebabkan perkembangan CLD selanjutnya. Biakan darah endotrakea a(au biopsi sangat penting.
mungkin positif pada 26Vo bayi preterm bila U. urealyticunt Diagnosis infeksi saluran genital mungkin sukar karena
ditemukan dari sekresi endotrakea. angka kolonisasi yang tinggi pada vagina dan urerra. Uretrilis
197 t Chlamydia 1019

non-qonokokus diperkuat dengan pewarnaan gram kotoran ure-


tra yang menunjukkan sekurang-kurangnya 3 leukosit poli-
morfonuklear/medan inversi oli dan tidak ada diplokokus ! Bee I9l
gram-negatif. Pulasan uretra atau eksudat harus dibiakkan un-
tuk C. trctcltomatis dan U. urealyticum. Chlamydia
PENGOBATAN. Terapi infeksi mikoplasma genital neonatus
terindikasi pada infeksi yang dihubungkan dengan pertumbuh- Margaret R. Hammerschlag
an murni olganisme dan bukti bahwa manifestasi penyakit co-
cok dengan proses inf'eksi bukannya kolonisasi atau adanya
mikoplasma tidak bergejala. Peran terapi dalam menghilang-
kan CLD pada bayi berat lahir sangat rendah menunggu hasil Klamidiae adalah bakteri intraseluler obligat (wajib) yang
pemeriksaan yang sedang berjalan. Pengobatan didasarkan pa- terkenal karenan siklus perkembangan yang unik. Anggota ge-
da sensitivitas antimikroba yang dapat diramalkan (lihat seksi nus ini memiliki DNA dan RNA, yang berisi rebosomnya sen-
sebelumnya, Etiologi) karena uji kerentanan tidak dengan mu- diri, dan mempunyai dinding sei (tetapi peptidogiikan atau
dah tersedia. Untuk infeksi SSS yang bergejala, doksisiklin di- asam muramat tidak terdeteksi; namun mereka mempunyai
anjurkan. Karena akibat jangka lamanya inf'eksi mikoplasma protein pengikat penisilin). Klamidiae tidak mernpunyai ke-
CSS tidak bergejala, terutama bila tidak ada pleositosis, tidak mampuan membentuk adenosin trifosfat dan dapat dipandang
diketahui dan karena mikoplasma dapat secara spontan diber- suatu parasit energi. Semua anggota genus memiliki bersama
sihkan dari CSS, terapi harus melibatkan risiko yang minimal. kelompok antigen lipopolisakharida (LPS) dan siklus perkem-
Jika digunakan eritromisin pada penderita yang secara bersa- bangan yang unik melibatkan bentuk infeksius ekstraselulcr'
maan mendapat theofilin, kadar theofilin serum harus dimoni- yang secara metabolik tidak aktif, benda dasar (tsD), dan ben-
tor dengan teliti, karena antibiotik ini menghambat metabo- tuk noninfeksius yang secara metabolik aktif, adalah benda
lisme theofilin. Uretritis nongonokokus diobati dengan tetra- anyaman (BA). BD yang berdiameter 200-400 pm, melekat
siklin, doksisiklin, atau erihromisin selama 7 hari. Karena se- pada permukaan sel hospes dengan pengikatan elektrostatik
kitar 10-40V0 strain U. urealyticum resisten terhadap te- atau melalui protein reseptor spesifik dan dimasukkan keda-
trasiklin, eritromisin adalah obat pilihan pada penderita yang lam sel dengan endositosis yang tidak tergantung pada sisterr
dengan pengobatan tetrasiklin telah gagal. Mitra seksual harus pipa mikro. Sesudah penelanan, BD tetap dalam fagosom yang
diobati untuk rnenghindari penyakit berulang. dibatasi membran dan ada hambatan atau fusr fagosom-
lisosom selama seluruh siklus hidupnya. Sekitar 9-12 jam se-
sudah penelanan, BD berdiferensiasi menjadi BA, yang kcmu-
dian mengalami pembelahan biner, membentuk inklusi
Baseman JB: The cytadhesins of Mycoplasma pnetnnniae and M. genitalium.
Subcellulal Btochem 20:243, 1993.
intrasitoplasmik khas genus. Sesudah sekitar 36 jam, BA ber-
Behan PO, Feldman RC, Segerra JM: Neurologic aspects of mycoplasma in- diferensiasi kembali menjadi BD. Siklus hidup total adalah 48-
fection. Acta Neurol Scand 14:314.1986. 12 Sam; pelepasan terjadi dengan sitoiisis atau dengan proses
Cassel GH. Waites KB, Watson HL, et al: Ureaplasma urealyticum intrauter- eksositosis atau penonjolan seluruh inklusi, meninggalkan sel
ine infection: Role in prematurity and disease in newborns. Clin Microbiol
Rev 6:69. 1993.
hospes utuh. Proses ini bervariasi dari spesies ke spesies dan
Denny FW, Clyde WA Jr, Glezen WP: Mycoplasma pneumoniae disease:. memberikan dasar biologis untuk kemampuan Chlamydia me-
Clinical spectrum, pathophysiology, epidemiology, and control. J Infect Dis nyebabkan infeksi lama, yang sering subklinis.
1237 4, 197 l. Empat spesies yang diketahui adalah ChLamydia trachoma-
Fernald CW, Collier AM, Clyde WA Jr: Respiratory infections due tu Myco'
plasma pnetnnniae in infants and children. Pediatrics 55:32'7,1975.
tis, C. pneumoniae (TWAR), C. psittaci, dan C. pecorunt C.
Levy M, Sheal NH: Mycoplasnu pneunoniae infections dan Stevens-Johnson trachomatis dibagi lebih lanjut menjadi biovar: limfogranu-
syndrorne. Clin Pediatr 3O:42, 1991. loma venerium (LGV) dan trakhoma (agen penyakit okulo-
Luby JP:. Pneumoniae caused by Mycoplasma pnewnoniae infection. Clin genital selain LGV). Walaupun strain kedua biovar mem-
Chest Med 12:237.1991.
Lucas LM, Smith DL: Nongonococcal urethritis: Diagnosis and management.
punyai homologi DNA 100%, mereka berbeda dalam siiat-
J Gen Intern Med 2:199. 1987. sifat pertumbuhan dan virulensi pada biakan jaringan dari bi-
Murray BJ: Nonrespiratory complication of M. pneumonlae infection. Am natang. Di negara maju, C. trachomatis adalah penyakit yang
Fam Physician 3'7:121. 1988. ditularkan secara seksual yang paling menonjol, menyebabkan
Poncz M, Kane E, Gill FM: Acute chest syndrome in sickle cell disease: Etiol-
ogy and clinical conelates. J Pediatr 107:861, 1985.
uretritis pada manusia, servisitis dan salpingitis pada wanita,
Roirnan CM, Rao CP, Lederman HW, et al: Increased susceptibility to myco- dan konjungtivitis serta pneumonia pada bayi. C. pneuntoniae
plasma infection in patients with hypogammaglobulinemia. Am J Med semakin bertambah dikenali sebagai penyebab yang lazim pe-
80:590.1986. nyakit pernafasan, termasuk bronkitis dan pneumonia pada
Valencia GB, BanzonF, Cummings M, et al: Mycoplusma homini.s and Urea-
plusma ireul.vticulr in neonates with suspected infection. Pediatr Infect Dis anak maupun dewasa. C. psittaci dan C. pecorum terutama
I 12:571.1993. adalah patogen binatang. C. psittaci menginf'eksi kebanyakan
spesies mamalia dan bulung, tetapi jarang menyebabkan pe-
nyakit pada manusia. Ia adalah agen psittakosis. C. pecorum,
diuraikan pada tahun 1992, menginfeksi ternak dan domba, te-
tapi tidak ada bukti infeksi pada manusia.
1 020 BAGIAN XVil r Penyakit Inleksi

INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH populasi urban tetapi dapat setinggi l5a/c pada populasi su-
CHLAMYDIA TRACHOMATIS burban 1uga. C. trachotntttis dapat menginliksi urethra. nte-
nirnbulkan sindrom disuri uretra dengan pir"rria ''stcril". Kon.r-
Trakhoma piikasi infeksi klarnidia genital pada rvanita r-neliputi pcrr-
'l'rakhorna adalah penyebab kebutaan paling penting yang hepatitis (sindrom Fitz-Hugl-r-Curtis) clan salpin-uitis. Yan-g kc-
dua ini dapat menyebabkan morbiditas yang bermakna, rnc-
dapat diceg:ih di dunia. Tlakhoma ini endemik di Tirnur Te-
nyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik.
ngal.r dan Asia Teng-uara. dan pada Navajo Indian di Amelika
Rernaja dapat berisiko lebih tinggi untuk bcrkenrbangnya
Scrikat barat laut. Penyakit ini disebarkan dari mata ke mata,
komplikasi, khususnya salpin-sitis, daripada wanita yang lebih
lalat rnerupakan vektor yang sering. Tlakhoma mulai seba_eai
tua. Salpingitis pada wanita ini juga lebih mungkin rnenimbul-
konjungtivitis fblikuler. biasanya pada awal masa anak. Fo-
kan parut tuba, selanjulnya dengan int-ertiliras sekunder. dan
likel menyernbr-rh, menimbulkan parut konjungtiva yang dapat
risiko keharnilan ektopik bcrtarnbah.
rnengakibatkan pernutaran kelopak mzita sehing-ea bulu matzi
DIAGNOSIS. Diagnosis pasti in1'eksi klanrrdia gcniral rLcla-
mcnggores kornea (entropiorn dan trakhiasis). Ulserasi kornea
lah dengan isolasi organisme dalam biakar.r jarin-qan cliiri uletra
akibat traurna terus lnenerus menyebabkan parut dan kebutaan.
pada Iaki-laki dan endoserviks pada wanit:t. C. trcrt.honutrisrltt-
Superinfeksi bakteri dapat turut mcnyebabkan parut. Kebutaan
pat diturnbuhkan pada sel-sel HeLa yang cliberi-sikloheksi-
terjadi bertahun-tahun setelah penyakit aktif. Trakhoma dise-
midin, McCoy dan HEp-2. Pembiakan Cltlcutn'dict telah ditcn-
babkan terutama oleh C. trachonntis serotip A, B, Ba dan C.
tukan lebih lanjut oleh Pusat Pengendalian Penyakit seba_eai
Di daerah vang endemik untuk trakhoma, seperti Mesir, tipe
isolasi organisme dalam biakan jaringan clan konfirmast de-
demikian menyebabkan penyakit okulogenital: D, E, F, G, H,
ngan identifikasi mikroskop inklusi kl'ras den_ean pewarnaall
I, J, dan K.
antibodi fluoresens. Untuk tnemper-oleh sel halus teliti. bukan
Trakhoma dapat didiagnosis secara klinis. Organisasi Ke-
kotoran. Car"a lain, salah satu dali rnetodc bukan biakan yang
sehatan Sedunia (WHO) membeli kesan bahwa sekurang-ku-
dikembangkan baru-baru ini dapat digunakan. Entpat jenis
rangnya dua dari ernpat kriteria berikut dipenuhi untuk diagno-
yang sekarang tersedia adalah uji antibodi fluorcscns dir.ek
sis: follikel limfoid pada konjungtiva tarsal atas, parut kon,
(AFD), dimana BD klamidia dikenali secara langsung pacla
.jungtiva khas, pannus vaskuler, dan follikel limbus. Diagnosis spesimen pulasan yang diwarnai dengan antibodi rnonoklonal
diperkuat dengan biakan atau rnetode pewarnaan selatna sta-
antiklamidia terkonyugasi, imunoassa.r, enzim (EIA), probe
diurn penyakit aktif. Uji serologis tidak membantu secara kli-
DNA dan assa.r, reaksi rantai polimerasc (RRP). Probe AFD.
nis karena lamanya penyakit dan latar belakang prevalensi an-
EIA dan DNA melakukan paling baik untuk skrinin_u poltulasr
tibodi yang ting-ei di banyak populasi dimana trakhorna adalah
prevalensi tinggi (prevalensi infeksi >77o). Sernua r/r'.\'cn, ini
endernil<. Kemiskinan dan kekurangan sanitasi rnerupakan fak-
melakukan secara sama dengan bila dibandin-u dengan biakan.
tor penting dalam penyebaran trakhoma. Karena keadaan so-
den-ean sensitivitas belkisar dart 80Vc sampai melebihi 90%
sial ekonomi rnembaik, insiden penyakit sangat menunrn. Pe-
dan spesifisitas melebihi 957o . RRP mungkin mer.upakan uji
ngobatan dibahas pada setiap seksi berikut.
bukan biakan yan_e palin_e sensitif dan spesifik vang tersedia.
tetapi data pada kinerja pada keadaan klinis rerbatas. Uji bLr-
lnfeksi Okulogenital pada Orang Dewasa dan Remaja kan biakan dapatjuga digunakan untuk uji adanya C. tracho-
ntcttis pada urin yang dikentalkan.
EPIDEMIOLOGI. Trakhoma biovar C. traclrcmatis menye- PENGOBATAN. Pedomah pengobaran STD pada tahun
babkan spektrum penyakit yang luas yang terjadi pada orang 1993 dari Pusat Pengendalian Penyakir (PPP) menganjr:rkan
dewasa yang aktif secala seksual. Pada manusia, penyakit ini doksisiklin, 100 mg dua kali sehari selama 7 hari, atau azitr.o-
adalah penyebab 30-50Vc dari semua kasus urerlitis non- misin, I g sebagai dosis tunggal, untuk pengobatan inleksi
-qonokokus. Pusat Pengendalian Penyakit memperkirakan bah- genital tidak terkomplikasi pada orang laki-laki clan wanita ti-
wa mungkin satu sampai tiga kasus uretritis klarnidia teryadi dak hamil. Regimen alternatif lain adalah ofloksasin ticlak da
pada setiap kasus uretritis gonokokus yang dilaporkan. Gejala- pat digunakan selama hamil atau pada or-ang sebelum urnur 17
gejalanya kurang akut daripada gonon'ea, dan kotoran biasa- tahun. Pada wanita hamil, PPP menganjurkan tiga regimen
nya mukoid bukannya purulen. Sebanyak 50Vo orang laki-laki yang berbeda yaitu eritromisin basa atau etil suksinat (800 mg
dengan -qonorrea dapat diinfeksi bersama C. trachomatis empat kali sehari selama 7 hari atau 400 m-e ernpat kali sehari
C. trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis selama 14 hari) atau amoksisilin, 500 mg riga kali sehari sela-
pada orang laki-laki umur kurang dari 35 tahun. Organisme ini' ma 7-10 hari. Pengalaman dengan setiap regimen ini terbatas.
dapat menyebabkan proktitis. Proktokolitis dapat berkembang Karena C. trachontalls dapat menyebabkan 25-50Vo dari se-
pada individu yang mendelita infeksi rektum dengan strain mua kasus salpingitis, setiap regimen terapeutik harus juga
LGV. Infeksi uretra tidak bergejala sering pada orang laki-laki berisi doksisiklin atau tetrasiklin. Mitra seksual harus selalu
yang aktil'secara seksual. Autoinokulasi dari genital ke mata diobati juga.
dapat menimbulkan konjungtivitis inklusi.
Pada wanita, C. tracltontatis menginfeksi endoserviks;
lnfeksi yang Ditularkan secara Perinatal
wanita dapat nrcndelira servisitis mukopurulen tetapi sering ti-
dak bergejala. Prevalensi infeksi klamidia servikal pada wanita Infeksi klamidia serviks dilaporkan pada 20-30o/o wanira
yang aktif secara seksual belkisar dari 2% sampai 35Vo. Fre- hamil. Infeksi genital, sering tidak bergejala, terutama wanita.
kuensi inf'eksi pada rernaja wanita melebihi 20% pada banyak Jika wanita menderita infeksi klarniclia aktif saat hamil, bayi_
197 . Chlamydia 1021

nya dapat rnc:ndapatkan inf'eksi saat bersalin. Risiko penularan nus, uji ini iikan juga mendeteksi C. pneunloniae.iika
clari ibu ke bayi sekitar'50%. Bayi dapat menjadi terinf'eksi pa- digunakan untuk spesimen pernafasan.
dat satu tempat anatomi atau lebil-r, termasuk konjungtiva. na- PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN. Penelitian awal pada
sofhring. rektum dan vagina. Sekitar 7}Vc bayi yang terinfeksi, tahun 1980 memberi kesarn bahwa proiilaksis okuler neonatus
terinf'eksi di nasolbting. Secara klinis pada bayi dapat berkem- dengan zalf nata eritromisin dapat mencegah konjungtivitis
hang konjungti vrtis atau pneumonil. klamidia, tetapi penelitian berikutnya tidak memperkuat pe-
KONJUNGTIVITIS INKLUSI. C. traclnntatls adalah penyebab ngarnatan ini. Cara yang paling baik mencegah inf'eksi klami-
inf'eksi konjungtivitis neonatus 1,ang dapat diidentifikasi paling dia neonatus adalah skrining prenatal dan pengobatan wanita
scring, dan konjungtivitis adalah nrunifestasi klinik u!"ama in- hamil, seperti dilakukan untuk infeksi gonokokus. Pengobatan
l'eksi klamidizr neonatus. Sekitar 30-50Vo bayi yang dilal-rirkan infeksi C. trachontotls memerlukan I-2 rninggu critt'ontisrn.
dari ibu positif klamidia berkembang konjungtivitis. Masa yang menimbulkan masalah telkait kesetiaan dan tolet'ansi.
inkubasi adalah 5-14 hari sesudah persalinan atau lebih awal PPP dan Assosiasi Pediatri Amerika (APA) rnenganjurkan
pada robekan membran (ketuban) dini. Sekurang-kulangnya suspensi eritromisin oral, 50 mglkg/Z4jam dalam 2 atau 4 do-
50% bayr dcngan koniungtivitis klamidia.iuga rnernpunyai in- sis terbagi, selama 10-14 hari, untuk konjun-qrivitis lttrLrpLln
feksi nasofarings. Tandanya sangat bervariasi, berkisar dari in- pneurnonia pada bayi. Masuk akal untuk penggunaan ter-api
jeksi konjungtiva ringan dengan kotoran nukoid sedikit oral pada konjungtivitis adalah karena 50a/c zttau lebih bai,i ini
sampai konjungtivitis belat dengan kotoran purulen banyak mendelita inf'eksi nasof'aring atau penyakit pada tetrpat-
sekali. kemosis, dan pembentukan ;lseudomembran. Konjung- tempat lain, dan penelitian telah memperargakan kekurzrngarr
tiva mungkin arnat rapuh dan berdaral-r bila digosok den-uan kemanjuran terapi topikal dengan tetes sulfonamid dan zall
pulasan. Konjungtivitis klarnidia hatus dibedakan dari ofthal- eritromisin. Angka kegagalan pada eritromisin oral tetap l(l
ruria gonokokus. 20Vo, dan beberapa bayi mernerlukan pemberian pengobzrtan
PNEUM0NIA. Pneumonia karener C. tracltontatls berkem- kedua. Tidak ada penelitian pengobatan pneurnonia C. tracho'
bang pada 10-20V0 bayi yan-e diliihilkan dari wanita dengan in- ntatis tetapi bayi ini harr-rs diobati dengan eritromisin, pada clo-
f'eksi klamidia. Hanya sekitar 25Vo bayi dengan infeksi sis yang sama selama 2 minggu.
klamidia nasof'aring berkernbang pneumonia. Pneumonia C.
truchontatis rnasa bayi mempunyai tanda yang sangat khas.
MLrlainya biasanya antara umur i dan 3 bulan dan seringkali lnfeksi pada Anak yang Lebih Tua
dianr-diam, dengan batuk terus menerus, takipnea, dan tidak
C. trachonntis tidak diser:tai clen-ean gejala klinis spesilik
demam. Auskultasi terdengar ronki, mengi jarang ada. Tidak
pada bayi yang lebih tua dan anak. Anak yang telah dileceh-
ada rnen-9i dan tidak ada demam membantu membedakan C.
kan secara seksual mungkin mendapat inf'eksi ano-{enital. ln-
tacl'tomatis dengan pneumonia virus sinsitial pernafasan (res-
pirator"- syncy-tial virus [RSV]). Tanda laboratoliunr yang feksi ini biasanya tidak berge.lala. Tidak diketahui apakah C.
traclrcnmtis menyebabkan vaginitis atau tidak. Infeksi rektum
membedakan adalah adanya eosinofilia perif'er (> 400 sel per
dan vagina yang didapat secara perinatal dapat menetap untuk
mrn3;. Tanda yang paling konsisten pada radiografi dada ada-
sekurang-kurangnya 3 tahun; adanya C. trachonrcii.s dalam va-
lah hiperinflasi yang disertai dengan infiltrat interstisial atau
gina atau rektum anak prapubertas bukan bukti mutlak adanya
alveoler.
pelecehan seksual. Biakan, bukannya metode AFD atau EIA.
INFEKSI PADA TEMPAT-TEMPAT LAIN. Bayi yang dilahir-
harus diambil dari tempat-temprit ini bila anak prapubertas se-
kan dari ibu yang positif klamidia dapat menjadi terinfeksi da-
lam rektum dan vagina. Walaupun infeksi ditempat-tempat ini dang dievaluasi, agar menghindari hasil positif-palsu false
positifl.
tampak sama sekali tidak bergejala, infeksi dapat menyebab-
kan kerancuan jika dideteksi dikemudian hari. Infeksi rektum
vagina dan nasofaling yang didapat perinatal dapat menetap
Limfogranuloma Venereum (LGV)
selama sekurang-kurangnya 3 tahun. C. pnewnoniae dapat ju-
ga diraricukan dengan C. trachonmtis pada biakan nasofaring
LGV adalah penyakit sistemik yang ditularkan secala sck-
jika antibodi monoklonal spesifik genus digunakan untuk kon-
sual, yang disebabkan oleh serotip Lt, Lz, dan L.l biovar
firmasi biakan. LGV. Tidak seperti strain biovar trakhoma, strain LGV mern-
DIAGNOSIS KONJUNGTIVITIS DAN PNEUMONIA C. TRA. punyai predileksi pada jaringan limfoid. Sekitar 20 kasus LGV
CHOMATIS, Standar emas tetap isolasi dengan biakan C. tra- telah dilaporkan pada anak. Kurang dari 1000 kasus dila-
chomatis dari konjungtiva atau nasofaring: Beberapa metode porkan pada orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahun.
tanpa biakan telah r4endapat persetujuan U.S. Food and Drug MANIFESTASI KLlNlS. Stadium pertama I GV ditandai oleh
Administratirsn (FDA) untuk diagnosis konjungtivitis kla- munculnya lesi primer, tidak nyeri, biasanya papula sementara
midia, secara spesifik AFD dan EIA. Uji ini mempunyai sensi- pada genital. Stadium kedua ditandai oleh lirnfadenitis lirn-
tivitas > 90Vo dan spesifisitas 2 95Vo untuk spesimen kon- fadenopati, dengan bubo nyeri membesar, biasanya diselan-e-
jungtiva dibanding dengan biakan. Ketepatannya untuk spe- kangan. Limfonodi dapat pecah kebawah dan mengalir, teru-
simen nasofaring tidak sebaik diatas. Probe DNA dan assay tama pada laki-laki. Pada wanita, drainase limtatik vulva ada-
RRP tidak disetujui untuk uji setiap tempat pada anak, ter- lah ke limfbnodi retroperitoneum. Sering ada demam, mialgia
masuk konjungtiva. Uji bukan biakan tidak boleh digunakan dan nyeri kepala. Pada stadium ketiga sindrom geniloanorektal
untuk menguji spesimen rektum atau vagina dad anak. Karena sepenuhnya tampak, dengan fistula retrovagina, striktula rek-
semua EIA yang tersedia rnenggunakan antibodi spesifik ge- tum dan penghancuran uretra.
1022 BAGIAN XVil | Penyakit lnfeksi

DIAGNOSIS BANDING. Chancroicl dan virus herpes sim- moniae. Pneumonia biasanya datang sebagai pneumonia klasik
pleks (HSV) dapat dengan mudah dibedakan dari LGV karena atipik (atau nonbakterial), ditandai dengan gejala-gejala kon-
sama-sama ada ulkus genital yang nyeri. Nodus pada c/zan- stitusional ringan sampai sedang, termasuk demam, malaise.
croid dapatjuga pecah dan mengalir. Sifllis dapat dengan mu- nyeri kepala, batuk dan seringkali faringitis. Radiografi dada
dah dibedakan dengan serologi dan riwayat chancre. Namun, sering tampak lebih jelek daripada penderita ini. Auskultasi
infeksi bersama dapat terjadi. LGV didiagnosis dengan biakan menunjukkan adanya ronki dan seringkali mengi. Radiografi
C. trachomatis dari aspirat bubo atau secara serologis. Keba- dada menunjukkan infiltrat lobar. Efusi pleura dapat juga ada.
nyakan penderita dengan LGV mempunyai titer antibodi pem- C. pneumonia juga telah diisolasi dari cairan pleura. Hitung
fiksasi komplemen diatas 1:16. darah komplet sering tidak istimewa.
PENGOBATAN. Doksisiklin, 100mg per oral selama 21hari DIAGNOSIS. Diagnosis spesifik infeksi C. pneumoniae di-
adalah pengobatan yang dianjurkan. Regimen alternatif ter- dasarkan pada isolasi organisme pada biakan jaringan dan se-
masuk eritromisin 500 mg empat kali sehari selama 21 hari rologi. C. pneumoniae tumbuh paling baik dalam sel HEp-2
atau sulf isoksizol 500 mg empat kali sehari selama 21 hari. dan HL yang diobati-sikloheksimid. Tempat optimum untuk
biakan adalah nasofaring posterior, yang dikumpulkan dengan
pulasan bertangkai kawat dengan cara yang sama seperti untuk
INFEKSI KARENA C. PNEUMONIAE STRAIN TWAR C. trachonntis. Olganisme dapat juga diisolasi dari sputum.
biakan tenggorok, cairan pencucian bronkoalveoler, dan cairan
EPIDEMIOLOGI. Isolat C. pnewnoniae pefiama diperoieh pleura.
selama penelitian tlakhoma pada tahun 1960. Penelitian se- Deteksi langsung benda-benda dasar pada spesimen klinik
rologis berikutnya memperagakan bahwa organisme disebab- dengan menggunakan pewarnaan antibodi fluoresens kadang-
kan ledakan serangan pneumonia ringan pada anak sekolah di kadang mungkin, tetapi tidak amat sensitif atau spesifik. Anti-
Finlandia pada tahun 1978. Pada tahun 1986, organisme diiso- gen klamidia terdeteksi pada beberapa spesimen klinik dengan
lasi dari saluran pernal'asan mahasiswa dengan penyakit perna- EIA. Semua EIA yang sekarang tersedia mendeteksi C. pneu-
fasan akut. Pemeriksaan DNA menunjukkan kurang darri 5Vo monia juga C. trachomatis karena mereka menggunakan anti-
keterkaitan antara C. pneumonia dan C. trachomatis serta C' bodi poliklonal atau monoklonal spesifik genus. Laporan awal
psittaci. Penelitian ultrastruktural memperagakan membran penggunaan RRP tampak memberi harapan, tetapi tidak ada
periplasmik longgar, memberi gambaran BD bentuk buah pear kit yang tersedia di pasaran.
belbeda dari dua spesies yang lain. Namun, beberapa strain C. Diagnosis serologis dapat disempurnakan dengan menggu-
pneumoniae menyerupai C. tracltonmrls dan C. tracltontatis nakan mila'oimunofluoresens (MIF) dan uji CF. Uji CF adalah
serta C. psittaci. C. pnewtoniae tampak merupakan patogen spesifik genus dan digunakan untuk diagnosis limfb-sranuloma
saluran pernaf-asan primer, tetapi tidak ada teservoir zoonotik venereum dan psittakosis. Kebanyakan individu dengan in-
yang telah teridentifikasi. Penyebaran mungkin dari orang ke feksi C. trachontatis okulogenital tidak mempunyai antibodi
orang melalui droplet pernafasan. Penyebaran infeksi terjadi yang dapat dideteksi. Sensitivitasnya pada penderita infeksi C.
pada anggota keluarga yang sama. C. pneumoniae dapat me- pneumoniae yang dirawat inap di rumah sakit bervariasi.
nyebabkan 10-20Vo pneumonia "atipik" didapat di masyarakat, Kriteria untuk diagnosis serologis infeksi C. pneumoniae ada-
termasuk sindrom dada akut pada anak dengan penyakit sel lah untuk infeksi akut, penderita harus mempunyai kenaikan
sabit, 10Vo bronkitis, dan 5-10Vo faringitis. C. pneumoniae titer IgG MIF empat kali lipat atau titer IgM tunggal ) I :16
tampak mengenai individu semua umur. Pemeriksaan multi- atau titer igG tunggal >1:512; inf'eksi sebelumnya atau dahulu
senter baru-baru ini pneumonia didapat di masyarakat pada ditentukan bila titer IgG 2 1:16 dan <1:512. Kliteria ini di-
anak umur 3-12 tahun, didapat bukti adanya infeksi C. pneu- dasarkan terutama pada data orang dewasa. Penelitian inf'eksi
moniae pada 16Vo dan Mycoplastna pneunTon.iae pada 22Vo. C. pneumoniae pada anak dengan pneumonia dan asma me-
Prevalensi infeksi C. pneuntoniae pada anak umur < 6 tahun nunjukkan bahwa hampir 50Vo tidak akan dapat dideteksi anti-
adalah 15% dan 18% pada mereka yang berumur > 6 tahun. bodiMIF.
Hampir 20Vo anak dengan infeksi C. pneumoniae diinfeksi PENGOBATAN. Informasi mengenai respon inf'eksi C.
bersama dengan M. pneumoniae. pneumoniae terhadap terapi antibiotik terbatas. Kerentanan ir
C. pneumon.iae dapat berperan sebagai pemicu infeksi un- vitro menunjukkan bahwa tetrasiklin dan eritromisin serta be-
tuk asma dan untuk penjelekan pernafasan pada penderita de- berapa maklolid baru (azitromisin dan klaritromisin) dan qui-
ngan kistik fibrosis. C. pneuntoniae diisolasi dari aspirat te- nolon (ofloksasin) adalah aktif ln vlrro. Seperti C. psittaci, C.
linga tengah orang dewasa dan anak dengan otitis media akut. pneumoniae sangat resisten terhadap sulfonamid. Dosis opti-
Infeksi saluran pernafasan tidak bergejala dicatat pada 2-5Vo mum dan lama terapi tetap tidak pasti. Data anekdot memberi
orang dewasa dan anak, dan dapat menetap selama 1 tahun kesan bahwa terapi lama (yaitu sekulang-kurangnya 2 ming-
atau lebih lama. gu) mungkin diinginkan karena gejala-gejala pemunculan
Survei serologis mencatat prevalensi kenaikan antibodi C. kembali telah diuraikan pasca 2 minggu terapi eritromisin dan
pneumoniae yang mulai pada anak umur sekolah dan menca- bahkan sesudah 30 hari tetrasiklin atau doksisiklin. Dosis dan
pai 30-45Vo pada remaja, memberi kesan bahwa sering ada in- lama terapi yang dianjurkan untuk pengobatan M. pneumo-
feksi yang tidak tampak secara klinis. niae, 1 g eritromisin per hari selama 10 hari, mungkin tidak
MANIFESTASI KLlNlS. Secara klinik infeksi yang disebab- cukup. Data pendahuluan pada anak dengan pneumonia C.
kan oleh C. pneumonicte tidak dapat dengan mudah dibedakan pneumoniae membed kesan bahwa suspensi eritromisin 40-50
dari infeksi yang disebabkan oleh agen lain, terutama M. pneu- mglkg/24jam sehari selama 10-14 hari efektif dalam n.rembe-
198 a Penyakit Lyme (Borreliasis Lyme) 1023

rantas organisme dari nasofaring pada lebih daripada 80% sesuai dan kenaikan empat kali pada titer antibodi CF; (2) ka-
k asus. sus dugaan-penyakit klinis sesuai dan satu titer sampel serum
>7'.32 atau titer antibodi stabil > l:32 pada dua sampel; (3)
kasus kecurigaan-kasus yang tidak memenuhi kliterianya pada
TNFEKST KARENA C.PS|TTAC| (PSITTAKoSIS) satu atau dua tetapi disertai dengan kasus klamidiosis burung
lain. Uji CF adalah uji spesifik genus, dengan demikian infeksi
EPIDEMI0LOGI. C. psittctci merupakan spesies yang sangat karena C. pneurnoniae dapat memberikan titer >1:32. Pengo-
beragam yang paling sering menginfeksi spesies burung dan batan awal dengan tetrasiklin dapat menekan respon antibodi.
man'ralia. Hanya ada l}Vo homologi DNA antara C. psittaci Pengobatan yang dianjurkan untuk psittakosis pada manu-
dan C. trachonlatis. C. psittaci dibedakan dari C. trachomatis sia adalah 500 mg tetrasiklin setiap 6 jam, secara oral selama
karcna tidak adanya glikogen daiam inklusi, morfologi inklusi, 7-10 hari. Eritromisin, 2 gr sehari selama 7-10 hali, adaieh
dan resistensi terhadap sulfonamid. Analisis strain C. psittaci regimen alternatif.
menunjukkan bahwa sedikitnya ada lirna biovar. Biovar bu-
rung, mengandung setidak-tidaknya empat serovar, seperti di-
tentukan dengan pewarnaan antibodi monoklonal. Dua dari se- Alexander Er, Hamson HR: Role of Chlatnydio trachofttoti.t in pclinltrl in-
fcction. Rev Infect Dis 5:713, 1983.
rovar ini, psittasin dan kalkun, adalah paling penting pada po- Bcll TA, Stamm WE, Wang SP, et al: Chronic Chkurtydiu Intttfuunutis inlct
pulasi burung Amerika Serikat. tions in infants JAMA 267:400, 1992.
Psittakosis menyebabkan 1.136 kasus dan 8 kematian di Centers for Disease Control, 1993: Sexually Transmitted Disease Treatment
Amerika Serikat dari tahun 1975 sarnpai tahun 1984. Tujuh Guidelines. MMWR 1993;42 (no. RR'14).
Centers for Disease Control: Recommendations for the prevention and man-
puluh persen kasus adalah akibat pemajanan pada sangkar bu- agement of Clilamydia trachonlatis infections, 1993. MMWR 1993;42 (no.
rung peliharaan. Mereka yang berisiko tinggi mendapat psit- RR-12).
takosis adalah pemilik atau penggemar burung, pegawai toko Chirgwin K, Roblin PM, Gelling M, et al: Infection w\lh Chlanydiu pneutno-
burung peliharaan, atau penggemar burung dara. Beberapa wa- nlae in Brooklyn. J Infect Dis 163:757, 1991.
Eagar RM, Beach RK, Davidson AJ, et al: Epidemiologic and clinical factors
bah besar psittakosis ter'yadi di peternakan pemprosesan kal- of Chlanydia traclxonxatis in black, hispanic and white female adolescents.
kun. Pekerja.yang terpajan pada visera kalkun ada pada risiko West J Med 143:37,1985.
tertinggi terinfeksi. Inhalasi aerosol dari tinja, debu tinja, dan Gaydos CA, Roblin PM, Hammerschlag MR, et al: Diagnostic utility of PCR-
sekresi binatang yang terinfeksi dengan C. psittaci adalah rute enzynre immunoassay, culture and serology fbr the detection of ChLanydtu
pneuntonitte in symptomatic and asymtomatic patients. J Clin Microbiol
pertama infeksi. Sumber burung terinfeksi tanpa gejala atau 32:903.1994.
anoreksia, bulu berkerut, lemah, dan tetesan air kehijauan. Grayston JT, Campbell LA, Kuo CC, et al: A new respiratory pathogen: Clrfu.r
Psittakosis tidak lazim pada anak. Anak mungkin kurang ter- mydiapneumonirre strain TWAR. J Infect Dis l6l:618, 1990.
pajen pada bulung. Hammelschlag MR: Chlamydial infections. J Pediatr ll4:'72'l . 1989.
Hammerschlag MR, Doraiswamy B, Alexander ER, et al: Are rectogcnital
MANIFESTASI KLlNlS. RaLa-rate masa inkubasi adalah l5 chlamydia infections a marker of sexual abuse in children? Pediatr Infect
hari pasca pemajanan, dengan kisaran 5-21 hari. Mulainya bia- Dis 3:100, 1984.
sanya mendadak dengan keluhan demam, batuk dan nyeri ke- Hamrnerschlag MR, Roblin PM, Gelling M, et al: Comparison of two enzyme
immunoassays to culture for the diagnosis of chlamydia conjunctivitis and
pala. Demamnya tinggi dan sering disertai dengan kekakuan respiratory infections in infants. J Clin Microbiol 28:1125, 1990.
dan berkelingat. Nyeri kepala dapat begitu berat sehingga Hammerschlag MR, Golden NH, Oh MK, et al: Single dose azithrornycin for
dipikirkan meningitis. Batuk biasanya nonproduktif. Ronki da- the treatment of genital chlamydial infections in adalescents. J Pediatr
pat didengar pada auskultasi. Radiografi dada biasanya abnor- 122:961. 1993.
Millel ST, Hammerschlag MR, Chirgwin K, et al: Role of ChlutLl,ditL ptteu
mal dengan infiltrat yang bervariasi, dan efusi pleura mungkin moniae in acute chest syndrome of sickle cell disease. J Pediatr
ada. Angka leukosit biasanya tidak naik, tetapi mungkin ada 1 l8:30,1991.
leukositosis ringan. Uji fungsi hati abnormal, tetmasuk kenaik-
an aspartat aminotransferase, alkali fosfatase dan bilirubin ada-
lah lazim.
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN. Diagnosis psittakosis da-
pat sukar karena belbagai tanda klinis. Riwayat pemajanan
pada burung amat penting tetapi sebanyak20% penderita de-
I Ben 198
ngan psittakosis tidak mengetahui kontak. Pneumonia karena
C. pneumonicte harus dlcurigai jika ada bukti penyebaran dari
P akit Lyme
e ny (B orreliasis
orang ke orang, yang tidak biasa pada psittakosis. Infeksi lain Lyme)
yang menimbulkan sindrom pneumonia dengan panas tinggi.
nyeri kepala berat secara iuar biasa, dan mialgia termasuk M. Eugene D. Shapiro
pneuntoniae, tularemia, tuberkulosis, infeksi jamur, penyakit
Legionnaire dan tentu saja infeksi bakteri. Diagnosis psittako- Penyakit Lyme merupakan penyakit yang ditularkan vektor'
sis pada manusia didasarkan pada tanda klinis, epidemiologi yang paling sering di Amerika Serikat. Walaupun tidak ada
dan serologi. Biakan C. psittaci tidak tersedia diluar laborato- pertanyaan apakah penyakit Lyme telah menjadi masalah ke-
rium riset. sehatan masyarakat, pemberitaan yang luas serta amat tinggi-
Kasus psittakosis diklasifikasi berdasarkan tanda-tanda la- nya frekuensi salah diagnosis telah mengakibatkan satu tingkat
boratorium atau pemajanan: (1) Kasus yangdikonfirmasi- kecemasan mengenai penyakit Lyme yang tidak sepadan de-
spesimen klinis menghasilkan C. psittaci atau penyakit klinis ngan morbiditas yang sebenarnya yang menyebabkannya.
1024 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

ETIOLOGI. Penyakit Lyme disebabkan oleh spiroket Borre' kadal, yang bukan melupakan reset'volr yan-s nran)pu untuk B.
Lia burgdorferi. Organisrne ini adalah bakteri rewel, yang ber- burgdorferi. Hanya 1-3Vo dari pinjal ini. walaupun pada sta-
replikasi amat lantbat dan rnemet'lukan media khusus untuk dium nimfa dan dewasa terinfeksi dengan B. burgthtrferi
pertumbuhan in vitro. B. burgdoferl adalah organisme bentuk Risiko penularan B.burgdo(eri dari pinjal lusa yang terint'eksr
silinder. memblan selnyti clitutup oleh flagela dan tcrkait seca- dihubungkan dengan lamanya makan. Memerlukan ber-iam'
ra longgar membrzrn sebelal.r luar-. Tiga plotein permukaan luar jam bagian rnulut pinjal untuk masuk secara penuh dalarn ho-
utama OspA. OspB. dan OspC (yang sangat dipenuhi prote- spes dan jauh lebih larna (beberapa hari) pada pinjal Lrntuk
-
in dasal dengan berat rnolekul masing-rnasing sekitar 31 .34, menjadi tertelan penuh. Percobaan dengan binatang telah tne-
dan 23 kD) juga protein flagela 41kD, merupakan sasaran nunjukkan bahwa nirnfa pinjal harus makan selama 36-48 jam
-
pentin-u untuk lespon imun. Pelbedaan dalarr.r struktur rnoleku- atau lebih lama, dan clewasa yang terinfcksi halus rnakan zlti-
Ier strain B. burgdorferi, terutalna antara isolat dari Elopa dan 72 iam atau lebih lama sebelunr lisiko penularan B. burgclor
Arnerika Serikat, terdokumentasi dcngan baik. Manif'estasi feri menjadi besar'. Kebanyakan indiviclu yang rnengenali bah-
klinis borreliosis Lyttrc di Eropa dan di Amelika Selikat, se- wa mereka telah digi-eit akan membuang pinjal sebelr.rm
perti fi'ekuensi radikuloneuritis yang lebih besar di Eropa, da- penularan B. burgdoferi dapat teljadi. Orang clengan bertam-
pat dijelaskan olch perbedaan ini. bah pemajanan jabatan, rekreilsi atau hunian pada poya-paya
EPIDEMI0LOGI. Penyakit Lyme telah dilaporkan dari 49 atau lapangan yang terinvestasi pinjal (tempat hidup ;'ang cli-
negara bagian dan dari lebih 50 negara. Di Amerika Serikat, sukai pinjal) di daerah endemik risikonya bertarnbah terjadi-
kebanyakan kasus penyakit Lyrle ter.ladi di New England se- nya penyakit Lyme. Faktor risiko lain, seperti umur. ras, atall
latan. bagian timur ne,eara bagian Middle Atlantic, dan barat jender' (kelamin) belum diteliti dengan cukup.
tengah utal'a (terutama Winconsin). Ada fbkus endemik penya- PATOLOGI. Secara histologis, penyakit Lyme ditandai dc-
kit Lyme yang lebih kecil sepanian-9 pantai Pasifik. Di Eropa, ngan lesi radang yang berisi limfosit T maupun B, makrofag.
kebanyakan kasus terjadi di negala-negara Skandinavia dan di sel plasma, dan bebelapa sel mast. Ruam eritema yan-9 ber-
Eropa tengah (terutama Jerman, Austria dan Switzerlan). Per- pindah-pindah terdili dari infiltrat lirnl'osit, sel plasma clan
kiraan insidens penyakit dipersulit oleh sistem pelaporan pe- kadang-kadang makrofag yang padat sedang, terletak sckitar
nyakit Lyme pasif dan l'rekuensi salah diagnosis penyakit ini pem6uluh darah kecil dermis sebelzih atas. Miokarditis Lyme
yang tin-egi. Di daelah endemik, insidens tahunan yang dila- adalah transmiokarditis dengan penyebaran intiltrat limfbsit
porkan berkisar dari 20-100 kasus/l00.000 orang, walaupun interstisial dan sel plasma. Intiltrat serupa telah diten.rukan
gambaran ini dapat setinggi 1.000 kasus/100.000 orang di dae- pada meninges dan korteks selebli. Ada sedikit laporan histo-
rah hiperendemik seperti Lyme. Connecticut. Insidens yang di- logi mengenai jaringan sinovial selama stadium akut artritis
laporkan tertinggi pada anak umur 5-10 tahun, yang hanpir Lyme. Pada stadium ini penyakit cailan sinovial sering mern-
dua kali sctinggi insidens pada anak yang lebih tua dan orang punyai sel-sel polimorfonuklear dominan yang mencolok.
dewasa. memberi kesan bahwa jalingan sinovia[ akan juga mengalanri
Penyakit Lyme adalah zoonosis. Penyakit ini disebabkan infiltrasi radang polimorfonuklear. Sebaliknya, artritis khronik
oletr penularan B. burgdorferi pada manusia melalui gigitan berulang ditandai dengan sinovitis hipertrofik 1a'onik. Kclnin-
pinjal spesieslxode.s yang terinfeksi. Di Amerika Serikat timur an nonspesifik ini, juga ditemukan pada gangguan lain seperti
dan barat tengah vektornya adalah lxodes scapularis (dahulu artritis reumatoid, ditandai oleh hiperplasia sel sinovial dengan
dikenal sebagai lxodes danmtini), pinjal rusa. Pinjal sangat ke- berbagai tingkat infiltrat limfosit yang kadang-kadang rnem-
cil ini. yan-e menyebabkan kebanyakan kasus penyakit Lyme bentuk senter dan fbllikel germinativum yang gagal. Sel
di Amelika Selikat. mempunyai siklus hidup tiga-fase 2 tahun. plasma ada di perifer kurrpulan limfoid. Pada penyakit yang
Larva menetas pada ayal musim panas dan biasanya tidak ter- lanjut, mungkin ditemukan neovaskularisasi (respons nonspe-
inf'eksi dengan B. hurgclo$erl. Pinjal dapat menjadi terinfeksi sifik terhadap radang kronik).
pada setiap stadium siklus hidupnya dengan rnakan pada hos- PATOGENESIS. Kulit adalah sasaran awal inf'eksi oleh B.
pes. biasanya mamalia kecil sepelti tikus berkaki putih (Pero- burgdo(eri. Radang yang diinduksi oleh B. burgcLorferi me-
titysctts IetLcopus), yang merupakan reservoit' alamiah untuk B. nimbulkan ruam yang khas. Penyakit Lyme yang tersebar awal
burgtloftbri. Larvae melewati musim dingin dan muncul di disebabkan oleh penyebaran spiloket melahli aliran darah, ke
musim scmi berikutnyzr dalam stadium nimfa, yang merupnkan jaringan seluruh tubuh. Spiroket akan rnelekat pada pennu-
stadium dimana pinial paling rnungkin menularkan infeksi. kaan berbagai tipe sel yang berbcda. yang dapat menielaskan
Nimla nrenjadi dewasa pada musim gugur. Yang betina meie- mengapa menyebabkan manifestasi klinis pada begitu banyak
takkan telurnya di musim serri berikutnya sebelum mereka organ. Karena organisme dapat nienctap pada jaringan seliirnii
mati dan siklus hidup 2 tahun mulai lagi. masa waktu yang larna, gejala-gejala mungkin tampak amat
Beberapa faktor telah dihubungkan dengan risiko penular- lambat sesudah infeksi. Gejala-gejala penyebaran penyakit
an B. burgdoferi dari pinjal ke manusia. Pertama, proporsi Lyme awal dan lambat adalah karena ladang, yang diperanta-
pinjal yang terinf'eksi bervariasi menurut daerah geografi dan rai oleh interleukin I dan limfokin lain, yang merupakan aki-
stadium siklus hidupnya pinjal. Di daerah endemi Amerika Se- bat langsung adanya organisme. Mungkin bahwa secara relatif
rikat utara timur dan barat tengah, mendekati sekitar 15-20% beberapa organisme sebenarnya menginvasi hospes, tetapi si-
stadium nimfa pinjal rusa dan 35-40% pinjal dewasa, yang ter- tokin berperan memperbesar respon radang dan menyebabkan
infeksi dengan B. burgclotferl. Ada fokus kecil dimana fre- banyak cedera jaringan. Penyakit ini rnungkin mcmpunyar
kuensi inf'eksi pinjal r'usa dewasa adalah 60-80Vo atau bahkan dasar imunogenik pada subkelompok kecil penderita dengan
lebih tinggi. Sebaliknya Ixodes pacificus sering makan pada gejala refrakter lambat penyakit Lyme, seperti artritis Lyrne
198 . Penyakit Lyme (Borreliasis Lyme) 1 025

kronik ber-ulang. Pendelita dengan allotip HLA-DR2, DR3' setiap sendi n'rungkin terkena. Walaupun sendi bengkak dan
dan DR4 mungkin secara genetik menlberi kecenderungan me- nyeri, penderita tidak rnengalarni nyeri hebat yan-9 khas artritis
ngembangkan artritis Lyrne berulang kronik. Molekul histo- bakteria. Walaupun nyeri dapat berakhir selama bebelapa
kompabilitas kelas II ini terletak pada makrofag dan sel B minggu, pembengkakan sendi biaseinya men-qurang dalarn l-2
yang dilibatkan pada penyajian antigen pada sel T penolong minggu sebelum berulang, seringkali pada sendi-sendi lain.
van-e memulai respon imun. Pada individu yang rentan secara Bila tidak diobati, episode artritis sering bertambal.r lamanya.
genetik, B. burgdo(eri dapat memulai respon autoimun yang kadang-kadang berakhir selama beberapa bulan, tetapi pada
menimbulkan radang dan gejala klinis lama sesudah bakteri te- kebanyakan kasus, penyakit ini akhirnya mengurang. bahl<an
lah terbunuh. pada penderita yang tidak diobati dan yang telah mengalan'ri
MANIFESTASI KLlNiS. Manilestasi klinis penyakit Lyme di- banyak artritis berulang.
bagi menjadi stadiurn awal clan lambat. Penyakit Lyme awal Manifestasi akhir penyakit Lynre melibatkan sistem syaral
lebih larlut di-eolongkan scbagai pcnyakit terlokalisasi awal sentral (SSS) (kadang-kadang disebut neuroboreliosis teltier')
atzru iersebar awal. Penderitit yang tidak diobati dapat me- yang jarang dilaporkan pada anak. Pada orang dewasa. etrse-
ngernbangkan gejala klinik yang rnemburuk pada setiap sta- falitis demielinasi kronik, polineutitis, darn gangguan ittgatln
dium penyakit, atau mereka mun-ekin datang dengan penyakit (memori) telah dikaitkan dengan penyakit Lyrne.
tersebar ar,i,al atau lambat tanpa telalt mempunyai suatu gejala Penyakit Lyme Kongenital. Walaupun B. burgdoJerl telah
stadiurn penyakit Lyme lebih awal yang tampak. dikenali dari beberapa abortus dan dari anak yang lahir hidup
Penyakit Terlokalisasi Awal. Manif'estasi klinis pertama pe- dengan anomali kongenital, plasenta dan abortus dirnana tcri-
nyakit Lyme adalah ruam annuler khas yang disebut eritema dentifikasi spiroket biasanya tidak rnenunjukkan bukti histolo-
migrans. Walaupun biasanya terjadi 7-14 hari sesudah gigitan, gis adanya radang. Tidak ada pola cedera janin yan-u tetrqr
mulainya luam telah dilapolkan dari 3 sampai 32 hari kemudi- yang telah dikenali, sebagaimana diharapkan pada "sindlorn"
an. Lesi awal tcljadi pada terupat gigitan. Ruam mungkin seca- karena infeksi kongenital. Lagipula, penelitian yang dilakukan
ra seragam elitematosa, atau ia rr.rungkin tarnpak sebagai lesi di dzrerah endemik telah menunjukkan bahwa tidak ada pclbe-
target dengan pusat daerah jernih atau pusat daerah vesikuler daan pada prevalensi malfonnasi kongenital pada anak-anak
atau dtrerah nekrotik. Ruarn mungkin gatal atau nyeri. Lesi da- wanita dengan antibodi serum positil terhadap B. burgdorleri
pat ter;adi din.ranapun pada tubuh, walaupun lokasi yang pa- dan anak-anak mereka yang tanpa antibodi terscbut. Jika rnti-
ling seling adalah aksila, daerah periumbilikus, paha, dan lipat bodi ada, penyakit Lyme kongenital seharusnya silnqatjalan-s.
pzrha. Eritema rnigt'ans dapat terkait gejala-gejala seperti de- PENEMUAN LABORATORIUM. Uji laboratoriurn baku .1a-
mam, rnial-9ia, nyeri kepala, atau malaise. Tanpir pengobatan, rang membantu clalam mendiagnosis penyakit Lyme karena
ruam sedikit demi sedikit meluas (karenanya namanya riii- kelirinan laboratorium terkait biasanya tidak spesifik. Angka
gruts) sampai diarneter rata-rata 15 cm dan tetap ada selama leukosit perifer dapat nonnal atau naik. Laju endap darah bia-
sekuran-q-kulangnya 1-2 rning,gu dan biasanya lebih lama. sanya naik. Kadar sel darah putih pada cairan sendi dapat
-l25.000/mL,
Penyakit Tersebar Awal. Di Amerika Serikat sebagian besar berkisar dari 25.000 sampai sering dengan kele-
penderita dengan inleksi B. burgdoferi akut mengembangkan bihan sel polimorfonuklear. Bila SSS terlibat, biasanya ada
lesi eritema rnigrans sekundcr, rnanif'estasi penyakit Lyme ter- pleositosis ringan dengan kecenderungan limlbsit. Protein cla-
sebal awal yang lazim yang disebabkan oleh penyebaran he- pat naik tetapi glukosa biasanya nonnal pada cairan serebro-
matoslen olganisme pada banyak tempat di kulit. Lesi se- spinal.
kunder. yang mun-ekin berkembang beberapa hari atau bahkan DIAGN0SIS. Manif'estasi klinik penyakit Lynre. selain er-
beberapa minggu sesudah lesi pertama, biasanya lebih kecil iterna migrans, adalah tidak spesifik. Artritis mono- zrtau pzru-
dalipirda lesi plimer dan sering disertai dengan demarn, mial- siartikulel dapat menyerupai sendi scpsis akut atau altritis
gia. nyeri kepala, dan malaise; konjungtivitis dan lirnfadeno- penyebab lain pada anak, seperti altritis leurnrtoid juvenil atau
pati juga dapat bcrkerr-rbang. Kadang-kadang bila ruam eritema artritis pasca streptokokus. Secara klinis, kelunrpuhan saral-kc
rnigrans berubah, lesi baru mengurang, yang biasanya adalah 7 karena penyakit Lyme tidak dapat dibedakan dari kelurn-
kecil (1-3 cm), lesi anuler eritetnatosa yang tidak meluas, terus puhan (palsy) Bell idiopatik, dan rneningitis Lyme clapat rne-
tampak selama beberapa minggu. Meningitis aseptik, dengan nyerupai meningitis entelovirus. Bahkan diagnosis eritcma
tanda-tanda iritasi meningeal, seperti kaku kuduk, uveitis, dan migrans mungkin sukar, karena ruam pada mulanya dapat di-
jarang karditis dengan berbagai tingkat blokade jantung, dapat rancukan dengan ekzema berbentuk koin, tinea, granuloma an-
terjadi pada penyakit Lyme tersebar awal. Tanda-tanda neuro- nulare, gigitan serangga, atau selulitis. Namun, pcrluasan
logis setempat, terutama kranioneuropati, adalah manifestasi eritema migrans yang relatif cepat membantu membedakannya
stadiurn penyakit ini. Paralisis nervus fasialis (ke 7) relatif se- dari keadaan-keadaan lain ini.
ring pada anak dan dapat rnerupakan awal dan satu-satunya Isolasi B. burgdoferl dari penderita bergejala halus diper-
manif'estasi penyakit Lyrne. Paralisis biasanya berakhir 2 sam- timbangkan diagnostik penyakit Lyme. Walaupun B. burgtlor-
pai 8 minggu dan menyembuh secara sempurna pada keba- feri telah diisolasi dari darah, biopsi kulit, dan sinovial pen-
nyakan kasus. Tidak ada bukti bahwa perjalanan klinis kelum- derita dengan penyakit Lyme, medianya dimana B. burgdor-
puhan f'asialis dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik. /eri dibiakkan mahal, biakan dapat memerlukan 4 nringgu un-
Penyakit Lambat. Artritis, mulai beberapa bulan sesudah in- tuk menumbuhkan bakteri dalam biakan, dan sering isolasi r9.
feksi awal, biasanya merupakan manifestasi awal penyakit burgdorferi dari penderita dengan penyakit Lyme aktif rendiih.
Lyme lambat. Artritis khas melibatkan sendi-sendi besar teru- Biasanya pada penderita perlu dilakukan prosedul invasil', se-
tama lutut, yang terkena pada lebih dart 90Vo kasus, tetapi perti biopsi atau pungsi lur.r.rbal untuk memperoleh jalin_van
1 026 BAGIAN XVII . Penyakit lnfeksi

atau cairan yang tepat untuk biakan. B. burgcLoferl telah dike- dengan agen antimikroba yang efektif; penderita ini mungkin
nali dengan pewarnaan perak (Warthin-Starry atau Dieterle tidak pernah mengembangkan antibodi terhadap B. burgdor-
yang dimodifikasi) dan dengan pewarnaan imunohistokimia feri
(dengan antibodi monoklonal atau poliklo-nal) pada kulit' si- Uji
serologis yang tersedia sekarang, terutama digunakan
novia, dan biopsi miokardium. Namun, B. burgdoferi dapal secara luas kit yang dihasilkan secara komersial, mempunyai
dirancukan dengan struktur jaringan not:rnal atau dapat terlewati spesifisitas dan reproduksibilitasnya jelek. Perkiraan sensi ti v i-
karena organisme ini biasanya berada dalam kadar rendah' tas rata-rata kit ini berkisar dari 260/o sampai 5JVo, dan rata-
Walaupun upaya telah dibuat untuk mengembangkan uji rata spesifisitasnya berkisar dari 127a sampai 600lo. Dengan kit
diagnostik yang didasarkan antigen, termasuk reaksi rantai po- uji diagnostik komersial ini, uji serologis untuk penyakit Lyme
limerase, semua uji ini adalah eksperimental. Tidak ada dari akan menghasilkan angka salah diagnosis yang tinggi.
uji untuk antigen B. burgdoferi yang secara adekuat telah die- Uji serologis untuk penyakit Lyme yang dilakukan oleh la-
valuasi cukup sensitif dan spesifik untuk digunakan secara boratorium rujukan leiatif akurat.-Walaupun dengan uji ini ni-
klinik. Akibatnya konfirmasi penyakit Lyme biasanya didasar- lai ramalnya masih tergantung terutama pada kemungkinan
kan pada peragaan antibodi terhadap B. burgdoferi dalam se- bahwa penderita menderita penyakit Lyme yang didasarkan
rum pendelita. pada riwayat klinis dan epidemioiogis dan pemeriksaan fisik.
Respon antibodi notmal terhadap infeksi akut dengan B. Dengan sedikit pengecualian probabilitas prauji bahwa pende-
burgtlotferi diulaikan dengan baik. Antibodi IgM spesifik rita menderita penyakit Lyme akan amat rendah pada daerah
yang mula-mula muncul, biasanya 3-4 minggu sesudah mulai dimana penyakit Lyme jarang.
infeksi. Puncak antibodi ini sesudah 6-8 minggu dan selanjut- Bahkan didaerah dengan prevalensi tinggi, penderita de-
nya menurun. Kadang-kadang kenaikan antibodi IgM yang ngan tanda-tanda dan gejala-gejala nonspesifik, seperti lelah,
lama terjadi walaupun pengobatan antimikloba efektif. Anti- nyeri kepala, dan artr'algia, adalah tidak mungkin menderita
bodi IgG spesifik biasanya muncul 6-8 minggu sesudah mulai- penyakit Lyme; kebanyakan uji seroiogis positif adalah positif
nya int-eksi. Puncak antibodi ini sesudah 4-6 bulan dan dapat palsu. Walaupun uji yang lebih akurat yang dilakukan olch la-
tetap naik sampai tidak terhingga. Bila antibodi telah berkem- boratorium rujukan tersedia, klinisi harus meminta uji serolo-
bang, pengobatan antimikroba dapat rnengakibatkan penurun- gis untuk penyakit Lyme secara selektif, mencadangkannya
an pada kadar antibodi IgG, tetapi walaupun sesudah penderita pada penderita-penderita dari populasi dengan prevalensi pe-
telah sembuh secara klinis, antibodi ini biasanya tetap dapat nyakit Lyme yang relatif tinggi yang mempunyai tanda-tanda
terdeteksi selama beberapa tahun, dan sering selama masa klinik spesifik yang memberi kesan penyakit Lyme sehingga
yang jauh lebih lama. nilai prediktif uji positifnya tinggi. Walaupun penderita berge-
Karena uji antibodi imunofluoresens memerlukan interpre- jala mempunyai antibodi terhadap B. burgdorferi, penyakit
tasi subjektif dan memakan waktu untuk melakukan, uji ini te- Lyme mungkin bukan penyebab gejala-gejala penderita terse-
lah diganti dengan assa.y imunosorben terkait-enzim (ELISA) but. Uji mungkin positif palsu, atau penderita mungkin telah
untuk deteksi antibodi terhadap B. burgdorferl. Metode ELISA terinfeksi sebelumnya. Bila antibodi serum terhadap B. burg-
menghasilkan hasil positif-palsu karena antibodi reaktif-silang dorferi terjadi, mereka mungkin menetap selama beberapa ta-
pada penderita dengan infeksi spiroketa lain (misal: sifilis, lep- hun walaupun ada pengobatan yang cukup dan penyakit sem-
tospirosis, atau demam relaps), inf'eksi virus tertentu (misal, buh secara klinis. Karena banyak orang yang terinfeksi
varisella). dan penyakit autoimun tertentu (misal, lupus erite- B.burgdorferi tidak bergejala, latar belakang angka seloposi-
matosus sistemik), juga karena antibodi yang diarahkan terha- tivitas pada penderita yang belum pernah menderita penyakit
dap spiroket yang merupakan bagian flora oral normal dapat Lyme yang tampak secara klinis bermakna di daerah endcmis.
bereaksi silang dengaq antigen B. burgdorferi. PENCEGAHAN. Anak sering digigit oleh pinjal rusa di dae-
Imunoblot (Western blot) juga digunakan untuk mende- rah endemik, tetapi risiko keseluruhan mendapatkan penyakit
teksi antibodi serum untuk B. burgdoferi sebagai uji diagnos- Lyme rendah (sekitar l-27o), walaupun di daerah endemik ini.
tik untuk penyakit Lyme. Walaupun beberapa pengamat telah Bahkan jika penderita digigit oleh pinjal rusa stadium nimfa
berkesan bahwa imunoblat lebih sensitif dan spesifik daripada yang terinfeksi dengan B. burgdorferi, risiko mendapat penya-
ELISA, masih ada banyak perbedaan pendapat mengenai inter- kit Lyme hanya sekitar 8-10Vo. Jika infeksi terjadi, pengobatan
pretasinya. Misalnya, banyak orang yang tidak menderita pe- infeksi sangat efektif. Kemanjuran pen-rberian profilaksis anti-
nyakit Lyme mempunyai antibodi terhadap protein 41 kD mikroba rutin untuk orang-orang yang telah digigit oleh pinjal
(protein flagela) B. burgdoferl. Kriteria minimum untuk uji rusa belum diketahui, dan tidak dianjurkan. Uji pinjal rutin
"positifl' belum ditegakkan. Imunoblot paling berguna untuk yang telah diambil dari manusia untuk infeksi dengan B. burg-
mensahkan ELISA positif atau samar-samar pada penderita dorferi tidak dianjurkan karena nilai ramal uji positifnya untuk
dengan kemungkinan menderita penyakit Lyme klinis rendah. infeksi pada hospes manusia belum diketahui. Pendekatan
Satu alasan mengapa sensitivitas uji serologis untuk penya- yang lebih masuk akal untuk mencegah penyakit Lyme adalah
kit Lyme jelek adalah bahwa eritema migrans merupakan pe- memakai pakaian pelindung yang tepat bila masuk daerah ter-
nemuan klinik yang biasanya membawa penderita pada infestasi pinjal dan mengawasi serta membuang pinjal sesudah
perhatian medik, biasanya berkembang dalam 2-3 minggu dari menghabiskan waktunya di daerah tersebut. Penolak serangga
mulainya infeksi B. burgdoferl. Antibodi pada B. burgdorferi dapat memberi proteksi sementara, tetapi bahan ini dapat di-
sering tidak terdeteksi pada stadium awal penyakit. Respon an- serap dari kulit dan jika digunakan sering atau pada dosis yang
tibodi terhadap B. burgdoferi dapatjuga dihentikan pada pen- besar, bahan ini dapat menimbulkan toksisitas yang berarti,
derita dengan penyakit Lyme awal yang diobati dengan segera terutama pada anak.
198 . Penyakit Lyme (Borreliasis Lyme) 1027

TABEL 198-1. Pengobatan Antirnikroba Borreliosis Lyme ngan azitromisin telah mengecewakan. Ada sedikit kebutuhan
untuk menggunakan agen-agen baru karena hasil pengobatan
dengan amoksisilin atau doksisiklin baik.
Kelelahan, artralgia, dan mialgia kadang-kadang menetap
selama beberapa waktu sesudah penyelesaian perjalanan peng-
obatan untuk penyakit Lyme. Gejala-gejala nonspesilik ini,
yang dapat menyertai atau mengikuti gejala-gejala dan tanda-
tanda penyakit Lyme yang lebih spesifik tetapi hampir tidak
pernah merupakan satu-satunya penyajian manifestasi penya-
kit Lyme, biasanya mengurang selama masa beberapa minggu
sampai beberapa bulan. Ada sedikit bukti bahwa gejala-gejala
ini dikaitkan dengan menetapnya otganisme. Juga tidak ada
bukti bahwa pemberian antimikloba berulang mempercepat
penyembuhan gejala-gejala demikian. Akhirnya, karena rnti-
bodi terhadap B. but'gdorferi menetap sesudah pengobatan
yang berhasil, tidak ada alasan untuk memantau uji serologis.
PROGNOSIS. Ada salah konsepsi yang menyebar bahwa
penyakit Lyme sukar diobati dengan berhasil dan bahwa ge-
jala-gejala kronik dan kumat klinis lazim ada. Sebenarnya,
alasan yang paling iazim untuk kegagalan pengobatan adalah
salah diagnosis pada penderita yang tidak menderira penyakit
Lyme. Kesan bahwa penyakit Lyme memerlukan pengobatan
yang lama, termasuk pemberian antimikroba secara intravena.
dan bahwa pengobatan sering tidak berhasil dapat dikaitkan
dengan pengobatan penderita yang gejala-gejalanya tidak dise-
babkan oleh penyakit Lyme.
Prognosis untuk anak yang diobati untuk penyakit Lyme
sangat baik. Tidak ada dari 65 anak yang diobati untuk erirema
migrans dan dievaluasi pada rata-rata lebih dari 3 tahun kemu-
dian telah mengembangkan gejala-gejala penyakit Lyme lam-
bat. Pada penelitian prospektif kedua, semua anak dengan
penyakit Lyme yang baru didiagnosis, yang kebanyakan dari,
nya telah melokalisasi awal atau penyakit tersebar awal. di-
sembuhkan pada rata-rata 1,5 tahun kemudian. Prognosis jang-
ka panjang untuk penderita yang diobati mulai pada fase pe-
**Untuk keLumpulmn sytu'uf .fasialis muni atau syaral kranialis yang lain, Ii-
nyakit Lyme lambat juga sangat memuaskan. Walaupun artri-
hat Kelumpuhan S),araf Kraniali.t diatas.
tis berulang jarang terjadi, terutalla pada penderita dengan
tipe HLA DR-2, DR-3, atau DR-4, kebanyakan anak yang dio-
bati untuk artritis Lyme disembuhkan secara pe1'manen. Wa-
laupun ada laporan yang jarang mengenai orang dewasa yang
PENGOBATAN. Tidalt ada trial pengobatan klinik untuk pe-
berkembang neurobolreliosis lambat sesudah diobati untuk pe-
nyakit Lyme yang telah dilakukan pada anak. Rekomendasi
nyakit Lyme, tidak ada kasus yang telah didiagnosis pada
untuk pengobatan anak yang telah diperhitungkan dari peneli-
anak.
tian orang dewasa ditunjukkan pada Tabel 198-1. Anak umur
<9 tahun tidak boleh diobati dengan doksisiklin karena obat ini
dapat menyebabkan perubahan warna gigi secara pefinanen. American College of Rheumatology and the Council of the Infectious Dis-
Penderita yang diobati dengan doksisiklin harus diwaspadai eases Society of America: Appropriateness of parenteral antibiotic treat-
ment for patients with presumed Lyrne disease. Ann Intern Med ll9:518.
terhadap risiko pengembangan dermatitis akibat matahari pada
t993.
daerah terpajan cahaya matahari selama minum obat. Beberapa Aronowitz RA: Lyme disease: The social construction of a new disease and its
penderita dapat berkembang reaksi JariscbHerxheirmer se- social consequences. Millbark Q69:79, 1991.
gera sesudah pengobatan dimulai. Manifestasi reaksi ini ada- Gerber MA, Shapiro ED: Diagnosis of Lyrne disease in ohildren. J pediatr
lah kenaikan suhu, berkeringat, dan mialgia. Gejala-gejala ini l2l:151,1992.
Rahn DW, Malawista SE: Lyme disease: Recomrnendations for diagnosis and
mengurang secara spontan, walaupun pemberian obat-obat anti treatment. Ann Intern Med I 14:472, l99l .
radang nonsteroid sering belmanfaat. Agen anti radang juga SalazaarJC, GerberMA, CoffCW: Long-termourcome of Lyme disease in
dapat berguna dalam mengobati gejala-gejala penyakit Lyme children given early treatmsnt. J Pediatr 122:591,1993.
awal dan artritis Lyme. Shapiro ED, Gerber MA, HolabiLd N, et al; A controlled trial of antinticrobial
prophylaxis for Lyme disease after deer-tick bites. N Engl J Med 321 : 17 6.),
Agen antimikroba lain, seperti sefuroksin, klaritromisin, 1992.
dan azitromisin, mungkin efektif untuk pengobatan penyakit Steerc AC: Lyme disease. N Engl J Med 321:586, 1989.
Lyme, walaupun tidak ada yang telah diuji dengan cukup atau Steere AC, TaylorE, McHugh GL, et al: The overdiagnosis of Lyme disease.
JAN4A 269:1812, 1993.
diizinkan untuk penggunaan demikian. Hasil pendahuluan de-
1 028 BAGIAN XVil | Penyakit lnleksi

50000
T Bes 199 (6
(6 40000 a Kasus Yang Ditemukan
lz
@ Kasus Yang Diharapkan
Tuberlculosis o)
o 30000
25000
co
Jeffrey R. Starke F 20000
o
J
U)
(u 15000
v
Sesudah beberapa puluh tahun penurunan insidensi tu- E
berkulosis, angka kasus tubelkulosis tclah bertambah secara -) 10000
dramatis selama dekade terakhir ini. Hampir 1,3 juta kasus dan
450.000 kematian terjadi pada anak setiap tahun. Insiden tu- eoio{o{o{ooi{ooi*{"oi"oi.olq"ot
berkulosis masa anak beltambah dengan 40Vo di Amerika Seri- Tahun
kat dari tahun 1987 sampai tahun 1993 sebagai akibat Gambar 199-1. Kasus tuberkulosis yang diamati di Amerika Serikat, tahun
kemiskinan. imigrasi dari negara yang berprevalensi tin-e,ei. 1980 992. Bandingkan dedgan junilalr klsLrs vuns dihar.apkan dari pcnurunan
1

epidemi inf'eksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan sebelumnya. kclebihan 52.100 kasus dilapolkan dari tahun l9li5 sanpar tahun
1992. (Data dari Pusat Pcngendaliln dan Pencegrhan penyakir.
keterbatasan pada pclayaniin perawatan kesehatan terhadap I 993).

populasi berisiko tinggi.


ETIOLOG|. Agen tuberkulosis, Ml,6l,rbacteritutt tuberculo-
sis, Myg6l2orteriwn bot,is, dan Mycobacterium africanwn, me.
rupakan anggota ordo Actinomisetales dan famili Mikobak- Amerika Latin. Tuberkulosis terutalna rnenonjol di populasi
teriaseae. Basili tuberkel adalal-r batang lengkung, gram positif yang mengalami stres nutrisi jelek, penuh sesak, perawatan
lemah. pleiomorfik, tidak bergerak, tidak menrbentuk spora, kesehatan tidak cukup, dan perpindahan rempat. Sepuluh san.r-
panjang sekitar 2-4 rtm. Mereka dapat tampak sendiri-sendiri pai 20 juta orang yang hidup di An.relika Serikat mengandung
atau dalam kelompok pada spesimen klinis yan-e diwarnai atau basil tuberkel.
media biakan. Mereka merupakan aerob wajib (obligat) yang Flekuensi kasus tuberkulosis turun selamzr setengah abad
tumbuh pada media sintetis yang mengandung gliserol sebagai pertama jauh sebelum penemuan obat-obat antituber.kulosis
sumber karbon dan -earam amonium sebagai sumber nitrogen. sebagai akibat perbaikan kondisi kehidupan. Insidensi di
Mikobaktcria ini
tumbuh paling baik pada suhu 37-41oC, Amerika Serikat mulai naik pada rahun 1985 (Gb. 199-l). Ke-
menghasilkan niasin dan tidak ada pigmentasi. Dinding sel banyakan orang di negara maju tetap berisiko rendah untuk tu-
kaya lipid menirnbulkan resistensi terhadap daya bakterisid an- berkulosis kecuali untuk kelompok-kelompok tertentu yang
tibodi dan komplenren. Tanda semua mikobakteria adalah ke- sangat terbatas (Tabel 199-l). Kota-kora yang dengan populasi
tahan asamnya--kapasitas membentuk kompleks mikolat stabil lebih besar dari 250.000 merupakan l8% populasi Amerika
dengan pewarnaan arilmetan seperti kristal violet, karbolfukh- Serikat tetapi ada lebih dari 457o kasus tuber.kulosis. pada
sin, auramin, dan lodamin. Bila diwarnai, mereka melawan pe- setiap umur. frekuensi kasus tuberkulosis sangat lebih tinggi
rubalran warna dengan etanol dan hidrokhlorida atau asam lain. pada individu kulit berwarna yan-q lahir. diluar ncgeri. Genetik
Mikobakterium tumbuh lambat, waktu pembentukannya mungkin memainkan peran kecil, tetapi faktor-fzrktor ling-
adalah l2-24 jam.IsolAsi dari spesinien klinis pada media sin- kungan seperti status sosioekonomi jelas memainkan peran be-
tetik padat biasanya memerlukan waktu 3-6 minggu, dan uji sar pada insidens.
kerentanan obat memerlukan 4 rninggu tarnbahan. Namun per- Pada. orang dewasa, dua pertiga kasus terjadi pada or-ang
tumbuhan dapat dideteksi dalam l-3 minggu pada medium laki-laki, tetapi ada sedikit dominasi tuberkulosis pada wanita
cairan selektif den,ean menggunakan nutrien radiolabel (sistem di masa anak. Frekuensi tuberkulosis tertinggi pacla orang tua
radiometrik BACTEC), dan kerentanan obat dapat ditentukan populasi kulit putih di Arnerika Serikat; individu-indivirJu ini
dalam 3-5 hari tambahan. M. tubercrl/osis mempunyai mor- mendapat infeksi beberapa dekade yang lalu. Sebaliknya pada
fblogi koloni khas, menghasilkan niasin tetapi bukan pigmen, populasi kulit berwarna tuberkulosis paling sering pada orang
mampu mereduksi nitrat, dan menghasilkan katalase. Bebera- dewasa muda dan anak-anak untur kurang dari 5 tahun. Kisa-
pa strain resisten isoniazid kehilangan kemampuan untuk ran umur 5-14 tahun sering disebut "umur kesayan-9an" karena
membuat katalase. Adanya M. tuberculosis dalam spesimen pada semua populasi manusia kelompok ini mcmpunyat fi.c-
klinik dapat dideteksi daleim beberapa jam dengan mengguna- kuensi penyakit tuberkulosis yang terendah.
kan reaksi rantai polimerase (RRP) yang menggunakan probe Di Amerika Serikat kebanyakan anak terinfeksi dengan M.
DNA yang merupakan pelengkap terhadap DNA atau RNA tuberculosis di rumahnya oleh seseorang yang dekat padanya,
mikobakteria. Data dari anak terbatas, tetapi sensitivitas bebe- tetapi wabah tuberkulosis anak juga teqacii pada sekolah-
rapa tehnik RRP serupa dengan sensitivitas untuk biakan. sekolah dasar dan tinggr, sekolah perawat, pusar perawatan
EPIDEMIOLOGI, lnfeksi dan Penyakit. Organisasi keseharan anak, rumah, gereja, bus sekolah, dan tim olahraga. Oran_s de_
sedunia memperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia-2 wasa yang terinfeksi vilus defisiensi imun manusia (HIV) de-
bilyun orang-terinfeksi dengan M. tuberkulosis. Angka in- ngan tuberkulosis dapat menularkan M. tuberculosr's ke anak.
f'eksi tertin-egi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika, dan beberapa darinya berkembang penyakit tuberkulosis, dan anak
199. Tuberkulasis 1 029

TABEL 1.99-1.. Kelompok-kelompok Berisiko Tinggi untuk Infeksi rena terjadi hipersensitivitas jaringan. Bagian parenkim kom-
Tuberkulosis di Negara Matu. pleks primer sering menyembuh secala sempurna dengan fi-
brosis atau kalsifikasi sesudah mengalami nekosis pelkcjuan
dan pembentukan kapsul. Kadang-kadang, bagian ini terus
membesar, menimbulkan pneumonitis dan pleuritis setemprr.
Jika perkejuan besar pusat lesi mencair dan mengosongkan
kedalam bronkhus terkait, meninggalkan rongga sisa (kaverna).
Fokus infeksi di limfonodi regional menjadi f.ibrosis dan
berkapsul, tetapi penyembuhan biasanya kurang sernpurnc
daripada pada lesi parenkim. M. tuberculosls yang hidup da-
pat menetap selama beberapa dekade dalam fokus ini. Pada
kebanyakan kasus infeksi tuberkulosis awal limfonodi ukuran-
nya tetap normal. Namun limfonodi hiius dan paratrakea yang
sangat membesar sebagai bagian dari reaksi radang hospes da-
pat melampaui batas daerah bronkus atau bronkiolus regional.
Obstruksi parsial bronkus yang disebabkan oleh komplesi
eksternal dapat menyebabkan hiperinflasi pada segmen paru
sebelah distal. Limfonodi perkejuan yang meradang dapat me-
lekat pada dinding bronkus dan mengerosinya, sehingga me-
nimbulkan tuberkulosis endobronkial atau saluran fistula.
dengan infeksi HIV bertambah risiko berkembang tuberkulosis Cesium menyebabkan obstruksi bronkus komplet. Lesi hasil-
sesudah infeksi. nya, kombinasi pneumonitis dan atelektasis, disebut konsoli-
Insiden tuberkulosis resisten obat telah bertambah secara dasi-kolaps atau lesi segmental (Gb. 199-2).
dramatis. Di Amerika Serikat, sekitar l4%o isolat M. tuberculo- Selama perkembangan kompleks primer, basili tuberkel di-
sls resisten terhadap sekurang-kurangnya satu obat; sementara bawa ke kebanyakan jaringan tubuh melalui pembuluh darah
37o resisten terhadap isoniazid maupun rifampisin. Namun di dan limfe. Penyebaran tuberkulosis terjadi jika jurnlah basili
beberapa negara frekuensi resisten obat berkisar dari 20Vo yang bersirkulasi besar dan respon hospes tidak adekuat.'Le-
sampai 50Vo . Alasan utama terjadinya resisten obat adalah ke- bih sering jumlah basil sedikit. menyebabkan fokus metastasis
setiaan penderita yang buruk pada pengobatan dan peresepan tidak tampak secara klinis pada beberapa organ. Fokus jauh ini
regimen obat yang tidak adekuat oleh dokter. biasanya rneryadi berkapsul, tetapi fokus ini rnungkin berasal
Penularan. Pcnularan M.tuberkulosls adalah dari orang ke dari tuberkulosis ekstrapulmonal maupun reaktivasi tuberkulo-
orang, droplet lendir berinti yang dibawa udara. Penularan ja- sis pada beberapa individu.
rang terjadi dengan kontak langsung dengan kotoran cair terin- Waktu antara infeksi awal dan penyakit yang tampak seca-
feksi atau barang-barang yang terkontaminasi. Peluang penu- ra kiinis adalah sangat bervariasi. Tuberkulosis tersebar atau
laran bertambah bila penderita mempunyai ludah dengan basil meningeal adalah manifestasi awal, sering terjadi dalam 2-6
pewarnaan tahan asam, infiltrat dan kaverna lobus atas yang
luas, produksi sputum encer banyak sekali, dan batuk berat
serta kuat. Faktor lingkungan terutama sirkulasi udara yang
buruk, memperbesar penularan. Kebanyakan orang dewasa ti-
dak meriularkan organidme dalam beberapa hari sampai 2
minggu sesudah kemoterapi yang cukup, tetapi beberapa pen-
derita tetap infeksius selama beberapa minggu. Anak muda de-
ngan tuberkulosis jarang menginfeksi anak lain atau orang
dewasa. Basili tuberkel sedikit disekresi endobronkial anak de-
ngan tuberkulosis paru, dan batuk sering tidak ada atau tidak
ada dorongan batuk yang diperlukan untuk menerbangkan
partikel-partikel i nfeksius ukuran yan g tepat.
PATOGENESIS DAN IMUNITAS. Kompleks primer tuberku-
losis adalah infeksi Iokal pada tempat masuk dan limfonodi re-
gional yang mengalirkan daerah tersebut. Paru-paru adalah
tempat masuk pada lebih dari 987o kasus. Basil tuberkel mem-
perbanyak diri pada mulanya dalam alveoli dan duktus alveo-
laris. Kebanyakan basil terbunuh tetapi beberapa bertahan hi-
dup dalam makrofag yang dinonaktifkan, yang membawanya
melalui vasa limfatika ke limfonodi regional. Bila infeksi
primer ada di paru-paru, limfonodi hilus biasanya dilibatkan,
walaupun fokus lobus atas dapat mengalirkannya ke dalam
limfonodi paratrakea. Reaksi jaringan dalam parenkhim paru- Gambar 199-2. Adenopati hilus sisi kanan dan lesi konsolidasi-kollaps tu
paru dan limfonodi intensif pada 2-12 minggu berikutnya ka- berkulosis primer pada anak usia 4 tahun.
1030 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

bulan infeksi. Tuberkulosis limfonodi atau endobronkial yang imun. Perkembangan imunitas seluler spesifik mencegah pen-
bermakna secara klinis biasanya muncul dalam 3-9 bulan' Lesi jelekan infeksi awal pada kebanyakan individu.
tulang dan sendi memerlukan beberapa tahun untuk berkem- Kej adian-kej adian patol ogis pada infeksi tuberkulosis awal
bang, sementara lesi ginjal dapat menjadi jelas beberapa de- agaknya tergantung pada keseimbangan pada beban.antigen
kade sesudah infeksi. Tuberkulosis paru yang terjadi lebih dari mikobakteria; imunitas seluler, yang memperkuat pembunuh-
setahun sesudal.r inf'eksi plimer biasanya disebabkan pertum- an intraseluler: dan hipersensitivitas jaringan, yang menaikkan
buhan kembali basili endogen yang menetap pada lesi yang se- pembunuhan ekstraseluler. Bila beban antigen kecil dan ting-
bagian berkapsul. Reaktivasi tuberkulosis ini jarang pada anak kat sensitivitas .jaringan tinggi, menghasilkan pembentukan
tetapi sering pada remaja dan orang dewasa muda' Bentuk granuloma dari organisasi limfosit, makrofag, dan fibrobias.
yang paling sering adalah infiltrat atau kaverna di apeks lobus Bila beban antigen maupun tingkat sensitivitas tinggi, pen-
atas, climana tensi oksigen dan aliran darah besar. Penyebaran bentukan granuloma kurang terorganisasi. Nekrosis jaringan
selama reaktivasi tuberkulosis jarang pada hospes berkemam- tidak sempurna, menyebabkan pembentukan bahan berkeju.
puan imun tetapi lazim pada orang dewasa dengan sindrom de- Bila tingkat sensitivitas jaringan rendah, seperti yang sering
fisiensi imun didapat (AIDS). Hanya 5-l07o orang dewasa terjadi pada bayi atau individu terganggu imun, reaksinya ada-
berkemampuan imun yang menjadi terinfeksi dengan M. tu' lah difus dan infeksinya tidak terkendali dengan baik, menye-
bercuLosis berkembang penyakit klinis. Namun, sekitat 40Vo babkan penyebaran dan penghancuran jaringan lokal. Faktor
bayi dengan infeksi yang tidak diobati berkembang penyakit nekrosis jaringan dan sitokin lain yang dilepaskan oleh limfo-
dalam 1-2 tahun. Risiko menurun selama masa anak. Sekitar sit spesifik menambah penghancuran seluler dan cederajaring-
25-35Vo anak dengan tuberkulosis berkembang manifestasi ek- an pada individu yang rentan. Tuberkulosis sendiri dapat
strapulmonal dibanding dengan sekitar ).}Vo otang dewasa rnenekan respon imun hospes, walaupun mekanisme imunolo-
yang berkemampuan imun (imunokompeten). gis yang tepat kurang dimengerti.
Uji Kulit Tuberkulin. Perkembangan hipersensitivitas tipe
Kehamilan dan Neonatus. Tuberkulosis kongenital jarang
lambat (HTL) pada kebanyakan individu yang terinf'eksi de-
karena paling sering akibat tuberkulosis saluran genital wanita
ngan basil tuberkel membuat uji kulit tuberkulin berguna seba-
adalah infertilitas. Penularan kongenital terjadi paling sering
gai aiat diagnostik. Uji multipunksi (UMP) tidak seakurat uji
dari lesi pada plasenta melalui vena umbilikalis. Infeksi primer
Mantoux karena dosis antigen tuberkulin yang tepat yang di-
pada ibu tepat sebelum atau selama kehamilan yang lebih
masukkan kedalam kulit tidak dapat dikontrol. Sejak uji kulit
mungkin menyebabkan infeksi kongenital daripada reaktivasi
tuberkulin anak secara massal diabaikan, UMP tidak mempu-
infeksi sebelumnya. Basili tuberkel muia-mula mencapai hati
nyai peranan pada praktek pediatri sekarang.
janin, dimana fbkus primer dengan keterlibatan limfonodi
Uji kulit tuberkulin Mantoux adalah injeksi intradermal 0, I
periportal dapat terladi. Organisme melewati hati ke dalam sir-
mL yang mengandung 5 unit tuberkulin (UT) derivat protein
kulasi janin utama dan menginfeksi banyak organ. Basil dalam
yang dimurnrkan (purified protein derivative IPPD]) yang
paru-paru biasanya tetap tidak tumbuh sampai sesudah lahir,
distabilkan dengan Tween 80. Lebar indurasi dalam responnya
ketika oksigenasi dan sirkulasi pulmonal sangat bertambah.
terhadap uji tersebut harus diukur oleh orang terlatih 48-72
Tuberkulosis kongenital dapat juga disebabkan oleh aspi- jam sesudah pemberian. Kadang-kadang penderita akan mulai
rasi atau penelanan cairan amnion yang terinfeksi. Namun rute berindurasi lebih dari 72 jam sesudah perlakuan uji; ini adalah
infeksi yang paling lazim untuk neonatus adalah penularan hasii positif. Faktor-faktor yang terkait hospes, termasuk umur
yang dibawa udara pasca lahir dari orang dewasa dengan tu- yang amat muda, malnutrisi, imunosupresi karena penyakit
berkulosis paru-paru infeksius. atau obat-obat, infeksi virus (campak, parotitis, varisela, influ-
lmunitas. Keadaah-keadaan yang sangat mempengaruhi enza), vaksin virus hidup, dan tuberkulosis yang berat, dapat
imunitas seluler cenderung memburuk dari infeksi tuberkulosa menekan reaksi uji kulit pada anak yang terinfeksi dengan M.
sampai penyakit. Tuberkulosis disertai dengan respon antibodi tuberculosis. Terapi kortikosteroid dapat menut'unkan reaksi
yang besar, tetapi antibodi ini tampak memainkan peran kecil terhadap tuberkulin, tetapi pengaruhnya adalah bervariasi. Uji
pada pertahanan hospes. Pada beberapa minggu pertama sesu- kulit tuberkulin yang dilakukan pada saat memulai terapi kor-
dah infeksi, basil tuberkel mengalami masa pertumbuhan tidak tikosteroid biasanya tidak dapat dipercaya. Sekitar 70Va anak
terhambat pendek pada ruang alveoler bebas dan dalam mak- berkemampuan imun dengan penyakit tuberkulosis
-sampai
rofag alveoler yang diinaktifkan. Sulfatid dalam dinding sel 50Vo dari mereka yang dengan meningitis atau penyakit terse-
mikobakteria menghambat fusi fagosom dan lisosom makro- bar-pada mulanya tidak bereaksi terhadap PPD; kebanyakan
fag, memungkinkan organisme lolos penghancuran oleh enzim menjadi reaktif sesudah beberapa bulan terapi antituberkulo-
intraseluler. Imunitas seluler berkembang sekitar 4-8 minggu sis. Nonreaktivitas mungkin spesifik terhadap tuberkulin atau
setelah infeksi, pada sekitar waktu yang sama dengan waktu lebih global terhadap berbagai antigen, sehingga uji kulit
hipersensitivitas jaringan mulai. Populasi kecil limfosit yang "kontrol" positif dengan uji tuberkulin negatif tidak pernah
mengenali antigen mikobakterium sesudah pemrosesan makro- mengesampingkan tuberkulosis. Sebab-sebab ujr negatif palsu
fag berproliferasi dan mensekresikan limfokin dan mediator yang paling sering adalah tehnik'yang jelek atau kesalahan
lain yang menarik limfosit dan makrofag lain ke area tersebut. membaca hasil.
Limfokin tefientu mengaktifkan makrofag, menyebabkannya Reaksi positif palsu terhadap tuberkulin dapat disebabkan
mengembangkan enzim litik kadar tinggi yang memperkuat oleh sensitisasi silang terhadap antigen mikobakteria nontu-
kapasitas mikobakterisidnya. Subset pengatur limfosit peno- berkulosis (MNT), yang pada umumnya lebih sering pada
long dan supressor yang berdiri sendiri mengatur respon lingkungan yang mendekati khatulistiwa (equator). Reaksi si-
199 t Tuberkulosis 1 031

lang ini biasanya sementara selama beberapa bulan sampai be- Sekitar 70Vo fokts paru-paru adalah subpleura, dan sering ada
berapa tahun dan menghasilkan indurasi kurang dari 10-12 pleuritis setempat. Radang parenkim awal biasanya tidak da-
mm. Vaksinasi sebelumnya dengan bacille Calmette-Guerin pat dilihat pada radiografi dada, tetapi infiltrat nonspesifik
(BCG) juga dapat menimbulkan reaksi terhadap uji kulit tu- mungkin tampak sebelum timbulnya hipersensitivitas jaringan.
berkulin. Sekitar setengah dari bayi yang mendapat vaksin Semua segmen lobus paru berisiko sama untuk infeksi awal.
BCG tidak pernah menimbulkan uji kulit tuberkulin reaktif, Dua fokus primer atau lebih ada pada 25Vo kasus. Tanda tu-
dan reaktivitas biasanya berkurang pada2-3 tahun pada mere- berkulosis primer dalam paru adalah limfadenitis regional
ka yang pada mulanya dengan uji kulit positif. Anak yang le- yang relatif besar dibanding dengan fokus baru awal yang re-
bih tua dan orang dewasa yang mendapat vaksin BCG lebih latif keci1. Pada kebanyakan kasus, infiltrat dan adenetis par-
mungkin berkembang reaktivitas tuberkulin, tbtapi kebanyak- enkim mengurang awal. Limfonodi hilus terus membesar pada
an kehilangan reaktivitasnya pada 5-10 tahun sesudah vaksi- beberapa anak, terutama bayi. Obstruksi bronkus mulai ketika
nasi. Bila ada reaktivitas uji kulit, biasanya menimbulkan nodus menekan bronkus regional. Rangkaian yang biasa ada-
indurasi kurang dari l0 mm, walaupun reaksi yang lebih besar lah adenopati hilus, hiperinflasi setempat, dan kemudian
terjadi pada beberapa individu. Pada umumnya reaksi kulit tu- atelektasis. Hasil foto radiografik disebut konsolidasi-kolaps
berkulin yang > l0 mm pada anak atau orang dewasa yang di- atau tuberkulosis segmental (Gb. 199-2). Penemuan radio-
vaksinasi BCG menunjukkan infeksi dengan M. tuberculosis, grafis ini serupa dengan penemuan yang tampak pada aspirasi
yang perlu evaluasi diagnostik dan pengobatan lebih lanjut. benda asing tetapi berbeda dengan kasus khas pneumonia bak-
Vaksinasi sebelumnya dengan BCG tidak pernah terkontrain- teri pada anak. Kadang-kadang keterlibatan paru-paru yang
dikasi dengan uji tuberkulin. luas terjadi tampa adenopati yang nyata.
Interpretasi uji kulit tuberkulin Mantoux akan dipengaruhi Gejala-gejala dan tanda-tanda fisik tuberkulosis primer
oleh tujuan untuk apa uji dilakukan. Ukuran indurasi yang te- paru pada anak secara mengherankan sangat kurang mengi-
pat menunjukkan uji positif yang bervariasi dengan faktor epi- ngat tingkat perubahaan radiografi yang sering ditemukan. Le-
demiologis terkait. Pada anak tanpa faktor risiko untuk tu- bih dari 50Vo bayi dan anak dengan tuberkulosis paru sedang
berkulosis, reaksi uji kulit yang lebih kecil biasanya hasil sampai berat secara radiografis, tidak mempunyai tanda-tanda
positif-palsu. Kemungkinan pemajanan pada orang dewasa de- fisik dan ditemukan hanya dengan penelusuran kontak. Bayi
ngan risiko tinggi tuberkulosis paru infeksius merupakan fak- lebih mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala. Batuk non-
tor yang paling penting untuk menentukan risiko pada anak. produktif dan dispnea ringan merupakan gejala yang paling la-
Untuk meminimalkan hasil-hasil palsu, ukuran reaksi memba- zim. Keluhan sistemik seperti demam, keringat malam, ano-
tasi penentuan hasil positif yang bervariasi menurut risiko in- reksia, dan aktivitas berkurang, kurang sering terjadi. Bebera-
feksi individu. Untuk orang dewasa dan anak-anak yang beri- pa bayi mempunyai kesukaran penambahan berat badan atau
siko infeksi paling tinggi-mereka yang dengan kontak baru berkembang sindrom gagal-tumbuh yang sebenarnya sering ti-
dengan orang-orang yang infeksius, penyakit klinis konsisten dak membaik secara bermakna sampai beberapa bulan dilaku-
dengan tuberkulosis, atau infeksi HIV atau imunosupresi kan pengobatan efektif. Tanda-tanda paru bahkan kurang
lain-daerah reaktif )5 mm digolongkan'sebagai hasil positif, lazim. Beberapa bayi dan anak muda dengan obstruksi bron-
yang menunjukkan infeksi dengan M. tuberculosls. Untuk kial menderita mengi setempat dengan takipnea atau, kadang-
kelompok risiko tinggi yang lain (Tabel 199-l), dan semua kadang distres respirasi. Gejala-gejala dan tanda-tanda paru ini
anak sebelum umur 3 tahun, daerah reaktif >10 mm dianggap kadang-kadang dikurangi dengan antibiotik yang memberi ke-
positif. Untuk orang-orang yang berisiko-rendah, terutama san superinfeksi bakteri.
yang bertempat tinggal didaerah yang berprevalenssi tuberku- Anak dapat menderita pneumoni lobar tanpa adenopati hi-
losis rendah, titik batas'untuk reaksi positif dapat >15 mm. lus yang mengesankan. Jika infeksi primer secara progresif
Mengklasifikasi anak dengan skema ini tergantung pada ke- destruktif, pencairan parenkim paru dapat menyebabkan pem-
mauan dan kemampuan klinisi serta keluarga untuk mengem- bentukan kaverna tuberkulosis primer dinding tipis. Lesi tu-
bangkan riwayat pemajanan menyeluruh pada anak dan orang berkulosis bullosa jarang dapat terjadi dalam paru-paru dan
dewasa yang merawat anaknya. Untuk menginterpretasi uji menyebabkan pneumothoraks jika mereka robek. Pembesaran
kulit tuberkulin secara benar, klinisi harus dengan jelas me- limfonodi subkarina dapat menyebabkan kompresi esofagus
ngerti epidemiologi tuberkulosis dalam masyarakat dan indi- dan jarang menyebabkan fistula bronkoesofagus.
kasi yang benar untuk uji tuberkulin individu. Kebanyakan kasus obstruksi bronkial tuberkulosis pada
Derivat protein yang dimurnikan juga tersedia dalam ke- anak mengurang sepenuhnya dengan pengobatan yang cukup.
kuatan l-TU dan 250-TU. Preparat l-TU digunakan hanya Kadang-kadang ada kalsifikasi sisa fokus primer atau lim-
bila dicurigai bahwa penderita kemungkinan mengalami reaksi fonodi regional. Munculnya kalsifikasi menyatakan bahwa lesi
berat pada uji 5-TU. Penggunaan larutan 250-TU adalah kon- telah ada selama sekurang-kurangnya 6-12 bulan. Penyembuh-
troversial karena interpretasi reaksi belum dibakukan. Bila ti- an segmen jarang dikomplikasi oleh parut atau kontraksi yang
dak ada reaksi terhadap uji 25G-TU tidak mengesampingkan disertai dengan bronkiektasis silindris.
infeksi tuberkulosis, tetapi reaksi sering disebabkan oleh sensi- Konfirmasi yang paling spesifik tuberkulosis paru adalah
tisasi silang dari nontuberkulous mikobakteria (NTM). Pada isolasi M. tuberku:Iosis. Spesimen biakan yang paling baik bia-
umumnya, uji 250-TU sedikit berguna dalam diagnosis infeksi sanya asam lambung pagi-pagi sekali sebelum anak bangun
atau penyakit tuberkulosa. dan peristaltik telah mengosongkan lambung dari kumpulan
MANIFESTASI KLlNlS. Penyakit Paru-paru Primer. Kompleks sekresi yang telah ditelan semalam. Sayangnya walaupun pada
primer paru meliputi fokus parenkim dan limfonodi regional. keadaan yang' optimal, tiga aspirat lambung berturut-turut
1032 BAGIAN XVil 1 Penyakit Infeksi

menghasilkan organisme pada kurang dari pada 50% kasus


Hasil tlari bronkoskopi bahkan lebih rendah. Biakan negatif ti-
dak pernah mengesampingkan diagnosis tuberkulosis pada
anak. Pada kebanyakan anak, adanya uji kulit tuberkulin po-
sitif, kelainan radiografi dada yang cocok dengan iuberkulosis,
dan riwayat pemajanan terhadap orang tua dengan tuberkulosis
inf'eksius adalah cukup bukti bahwa ada penyakit Uji keren-
tanan obat hasil darri isoiasi kasus sumber orang dewasa dapat
digunakan ufrtuk menentukan regimen terapeutik paling baik
untuk anak. Biakan harus diambil dari anak kapanpun kasus
sumber diketahui atau kasus surnber mungkin menderita tu-
berkulosis resisten obat.
Penyakit Paru Primer Progresif. Komplikasi infeksi tuberku-
losis selius tetapi .iarang terjadi pada anak bila fokus primer
membesar dengan mantap dan terjadi pusat perkejuan yang be-
sar. Pencairan dapat menyebabkan pembentukan kaverna pri-
mer yang disertai dengan sejumlah besar basili tuberkel.
Pembesaran fokus dapat melepaskan debris nekrotik kedalam
bronkus yang berdekatan, menyebabkan penyebaran intrapul-
monal lebih laniut, Tanda-tanda atau gejala-gejala yang berarti
sering ada pada anak yang progresif secara lokal. Sering ada
demam tinggi, batuk berat dengan produksi sputum' kehilang- Gambar 199-3. Tuberkulosis pleura pada anak wanita umur l6 tahun.
an berat badan, dan keringat malam. Tanda-tanda fisik meli-
puti suara pernafasan melemah, ronki, dan redup atau ekofoni
pada kaverna. Prognosis untuk penyembuhan penuh tetapi bia-
sanya lambat adalah sangat baik dengan terapi yang tepat' berkulosis primer sehingga ia pada dasarnya adalah komponen
Reahivasi Tuberkulosis. Tuberkulosis paru pada orang de- kompleks primer. Efusi yang lebih banyak dan secara klinis
wasa biasanya menggambarkan reaktivitas endogen tempat in- berarti terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun sesudah
feksi tuberkulosis yang dibentuk sebelumnya dalam tubuh. infeksi primer. Efusi pleura tuberkulosis tidak sering pada

Bentuk tuberkulosis ini jarang pada masa anak tetapi dapat ter- anak sebelum umur 6 tahun dan jarang pada anak sebelum
jadi pada remaia. Anak dengan infeksi tuberkulosis didapat umur 2 tahun. Efusi biasanya unilateral tetapi dapat bilateral.
yang menyembuh sebelum usia 2 tahun jarang berkembang Mereka sebenarnya tidak pernah dihubungkan dengan lesi paru
reaktivasi penyakit paru kronik, yang adalah lebih lazim pada segmental dan jarang pada tuberkulosis tersebar. Sering kelain-
mereka yang mendapat infeksi awal sesudah umur 7 tahun. an radiografi lebih luas daripada yang mungkin dikesankan de-
Tempat-tempat paru yang paling sering adalah fokus parenkim ngan pemeriksaan fisik atau gejaia-gejala (Gb. 199-3).
aslinya, limfonodi, atau tempat pembenihan apeks (fokus Si- Mulainya pleuritis tuberkulosjs klinis sering mendadak, di-
mon) yang dibentuk selama fase hematogen infeksi awal. Ben- tandai dengan demam rendah sampai tinggi, nafas pendek, ny-
tuk penyakit ini biasanya tetap terlokalisasi pada paru karena eri dada pada inspirasi dalam. Demam dan gejala-gejala lain
respon imun yang terbentuk mencegah penyebaran ekstrapul- dapat belakhir selama beberapa n-ringgu sesudah mulainya ke-
monal lebih lanjut. Tanda radiografi yang paling sering tipe tu- moterapi antituberkulosis. Uji kulit tuberkulin positif pada
berkulosis ini adalah infiltrat yang luas atau kal'erna dinding hanyaT0-80Vo kasus. Prognosis sangat baik tetapi pengurung-
tebal pada lobus superior. an radiografi sering memerlukan waktu berbuian-bulan. Sko-
Anak yang lebih tua dan remaja dengan reaktivasi tuberku- liosis adalah komplikasi efusi yang jarang bertahan lama.
losis lebih mungkin mengalami demam, anoreksia, malaise, Pemeriksaan cairan pleura dan membran pieura penting
kehilangan berat badan, keringat malam, batuk produktif' dan untuk menegakkan diagnosis pleuritis tuberkulosis" Cairan
nyeri dada daripada anak dengan tuberkulosis primer. Namun, pleura biasanya kuning dan hanya kadang-kadang tercampur
tanda-tanda pemeriksaan fisik biasanya sedikit atau tidak ada, darair. Berat jenisnya biasanya 1,012-1,025, protein biasanya
walaupun ada kaverna atau infiltrat yang luas. Kebanyakan 2-4 gldL, dan glukose mungkin rendah, walaupun biasanya
tanda dan gejala membaik dalam beberapa minggu mulai dalam kisaran notmal rendah (20-40 mg/dl-). Khas ada bebe-
pengobatan efektif. walaupun batuk dapat berakhir selama be- rapa ratus sampai beberapa ribu sel darah putih/m-3 d"ngon
berapa bulan. Bentuk tuberkulosis ini dapat sangat menular dominasi awal se1 polimorfonukear yang disertai dengan ba-
jika ada produksi sputum yang berarti dan batuk. Prognosis nyak limfosit. Pulasan tahan-asam cairan pleura hampir tidak
untuk penyembuhan penuh sangat baik bila penderita diberi pernah positif. Biakan cairan adalah positif pada hanya 30-
lerapi yang tepet. 707o kasus. Biopsi membran pleura atau biakan lebih mungkin
Efusi Pleura. Efusi pleura tuberkulosis, yang dapat lokal menghasilkan pewarnaan tahan asam positif dan pembentukan
atau menyeluruh, mula-mula pada keluarnya basili kedalam granuloma biasanya dapat diperagakan.
sela pleura dari fokus paru subpieura atau perkejuan limfo- Penyakit Perikardium. Bentuk tuberkulosis jantung paling
nodi. Efusi pleura lokal tidak bergejala begitu sering pada tu- sering adalah perikarditis. Penyakit ini jarang, terjadi pada 0,5-
199 | Tuberkulosis 1 033

Gambar 199-4. Radiografi dada bayi


dengrlr tuberkulosis rnilier po5leriorcnte-
rior (A) dan lateral (B). Ibu anak ini ga-
gal menyelesaikan pengobatan untuk
tuberkulosis paru-paru dua kali dalam 3
tahun dari lahirnya anak ini.

4Vc kasus tuberkulosis pada anak. Perikarditis biasanya berasal organ atau lebih. Tuberkulosis milier biasanya mengkom-
dari invasi langsung atau aliran lim.fe dari limfonodi subkra- plikasi infeksi primer, yang terjadi dalam 2-6'bulan inf'eksi
nial. Gejala-gejala yang ada biasanya nonspesifik termasuk de- awal. Walaupun bentuk penyakit ini paling sering pada bayi,
mam ringan, malaise dan kehilangan berat badan. Nyeri dada penyakit ini juga ditemukan pada remaja dan orang dewasa
tidak lazim pada anak. Bising gesek perikardium atau suara yang lebih tua, akibat dari pecahnya penyembuhan lesi paru
jantung yang jauh dengan pulsus paradoksus mungkin ada. primer sebelumnya. Manifestasi klinis tuberkulosis prirner
Cairan perikardium khas serofibrinosa atau hemorragik. Pulas- adalah perubahan bentuk, tergantung pada beban organisme
an tahan asam cairan jarang menunjukkan organisme tetapi yang menyebar dan dimana mereka tersangkut. Lesi sering le-
biakan posistif pada 30-70% kasus. Biakan hasil dari biopsi bih besar dan iebih banyak dalam paru-paru, limpa, hati, dan
perikardium dapat lebih tinggi dan adanya granuloma sering sumsum tulang daripada jaringan lain. Karena bentuk tuberku-
memberi kesan diagnosis. Perikardiektomi parsial atau total iosis ini paling sering pada bayi dan penderita malnutrisi arau
mungkin diperlukan bila berkembang perikarditis konstriktif. penderita imunosupresi, ketidakmampuan imun hospes mung-
Penyakit Limfohematogen (Tersebar). Basil tuberkel dise- kin juga memainkan peran pada patogenesis.
barkan ke tempat yang jauh. termasuk hati, limpa. kulit. dan Mulainya tuberkulosis milier kadang-kadang eksplosif dan
apeks paru, pada semua kasus inl'eksi tuberkulosa. Gambaran penderita mungkin rnen3adi sakit berat dalarn beberapa hari.
klinis yang dihasilkan oleh penyebaran limfohematogen ter- Lebih sering, mulainya secara tersembunyi dengan tanda-
gantung pada kuantitas organisme yang dilepaskan dari fokus tanda sistemik awal, termasuk anoreksi, kehiiangan berat ba-
plimer dan kecukupan respon imun hospes. Penyebaran limfo- dan dan demam ringan. Pada saat ini kelainan tanda-tanda
hematogen biasanya tidak bergejala. Penderita jarang menga- fisik biasanya tidak ada. Limfadenopati menyeluruh dan hepa-
lami tuberkulosis hematogen yang berlarut-larut yang dise- tosplenomegali berkembang dalam beberapa minggr-r pada se-
babkan oleh pelepasan basil tuberkel karena erosi fokus perke- kitar 50% kasus. Demam kemudian dapat menjadi lebih tinggi
juan melalui dinding penlbuluh darah dalam paru. Walaupun dan lebih bertaharr, walaupun ladiologi dada biasanya normal
gambaran klinis mungkin akut, gambaran klinis ini lebih se- dan gejala-gejala pernafasan ringan atau tidak ada. Dalam be-
ring lamban dan lama, dengan demam tinggi menyertai pele- berapa minggu lagi paru-paru dapat menjadi terisi tubcrkel
pasan organisme kedalam aliran darah. Sering ada keterlibatan dan dispnea, batuk, ronki, atau terjadi mengi. Lesi.tuberkulosis
banyak organ, menyebabkan hepatomegali, splenomegali, lim- milier biasanya lebih kecil daripada diameter 2-3 mm ketika
fadenitis pada iimfonodi superfisial atau dalam, dan tuberkulid pertama dapat dilihat pada radiografi clada (Gb. 199-4). Lesi
papulonekrotik tampak pada kulit. Tulang dan sendi atau gin- yang lebih kecil menyatu membentuk lesi yang lebih besar"dan
jal juga dapat terlibat. Meningitis yang terjadi hanya pada kadang-kadang infiltrat yang luas. Ketika penyakit paru mem-
akhir perjalanan penyakit, sering menyebabkan kematian pada buruk menjadi sindrom blokade udara-alveoler: dapat menim-
masa prakemoterapi. Keterlibatan paru awal sangat ringan, te- bulkan distres pernafasan yang jelas, hipoksia, dan pneu-
tapi keterlibatan difus menjadi nyata dengan infeksi yang motorak, atau pneumomediastinum. Tanda-randa atau gejala-
lama. Konfirmasi biakan bentuk tuberkulosis ini mungkin su- gejala ryeningitis atau peritonitis diternukan pada20-40% pen-
kar karena biakan sputum dan aspirat lambung sering tidak derita dengan penyakit yan_e iarrjut. Nyeri kepala kronik atau
tumbuh. Pemeriksaan sumsum tulang atau biopsi hati dengan berulang pada penderita dengan tuberkulosis milier biasanya
pewarnaan yang tepat dan biakan mungkin diperlukan dan ha- menunjukkan adanya menin-eitis, sedang mulainya sakit atau
rus dilakukan jika diagnosis dipertimbangkan dan uji-uji lain nyeri abdomen merupakan tanda peritonitis tuberkuiosa. Lesi
tidak diagnostik. Uji kulit tuberkulin biasanya reaktif. kulit meliputi tuberkulid, nodul, arau purpura papulonekrotik.
Bentuk yang paling bermakna secara klinis tuberkulosis Tuberkel koroid terjadi pada 13-81% penderita dan sangar
tersebar adalah penyakit milier, bila banyak basil tuberkel dile- spesifik untuk diagnosi:; tuberkulosis milier. Sayangnya uji
paskan kedalam aliran darah, menimbulkan penyakit pada dua kulit tuberkulin,adalah nonreaktif pada sampai 40% pendenta
1 034 BAGIAN XVil J Penyakit Infeksi

dengan tuberkulosis tersebar. Diagnosis mungkin sukar dan dada normal pada 10% kasus. Mulainya sakit kadang-kadang
diperlukan kecurigaan yang tinggi oleh klinisi. Sering penderi- lebih akut dengan pembesaran limfonodi yang cepat, demam
ta datang dengan demam yang tidak diketahui seba6nya. tinggi nyeri dan berubah-ubah. Tanda permulaanfarang meru-
Biakan sputum dan aspirat lambung mempuny.ai sensitivitas pakan massa yang berubah-ubah dengan selulitis atau peru-
yang rendah. Biopsi hati atau sumsum tulang dengan pemerik- bahan warna.
saan bakteriologis dan histologis yang tepat lebih sering meng- Limfonodi tuberkulosis dapat mengurang jika dibiarkan ti-
hasilkan diagnosis awal. Kunci yang paling penting biasanya dak diobati tetapi lebih sering memburuk ke perkejuan dan
riwayat pemajanan baru-baru ini pada orang dewasa dengan nekrosis. Kapsul limtonodi pecah, menyebabkan penyebaran
tuberkulosis in leksius. infeksi ke limfonodi yang berdekatan. Robekan limfonodr bia-
Pengurangan tuberkulosis milier lambat, walaupun tera- sanya berakibat pengaliran saluran sinus yang mungkin me-
pinya tepat. Demam biasanya menurun dalam 2-3 minggu se- merlukan pembuangan secara bedah. Limfadenitis tuber-
sudah mulai kemoterapi, tetapi kelainan radiografi dada mung- kulosis biasanya berespon baik terhadap terapi antituberkulo-
kin tidak mengurang selama beberapa bulan. Kadang-kadang sis, walaupun limfonodi tidak kemoaii pada ukuran normal se-
kortikosteroid mempercepat peredaan gejala, terutama bila ada lama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pembu-
blokade udara, peritonitis, atau meningitis. Prognosis sanga(, angan secara bedah bukan meri.rpakan terapi yang cukup kare-
baik jika diagnosis dibuat awal dan diberikan kemoterapi na penyakit limfonodi hanya merupakan satu bagian infeksi
yang cukup. sistemik.
Penyakit Saluran Pernafasan Atas. Tuberkulosis saluran Diagnosis definitif adenitis tubekulosa biasanya rnemerlu-
pernafasan atas jarang di negara maju tetapi masih ditemukan kan konfirmasi histologis atau bakteriologis, yang paling baik
di negara berkembang. Anak dengan tuberkulosis laring men- disempurnakan dengan biopsi eksisi limfonodi yang terlibat.
derita batuk karena radang tenggorok, nyeri tenggorok, parau, Biakan jaringan limfonodi menghasilkan organisme hanya se-
dan disfagia. Kebanyakan anak dengan tuberkulosis laring kitar 50Vo kasus. Banyak keadaan-keadaan lain dapat dirancu-
menderita penyakit paru lobus atas yang luas, tetapi kadang- kan dengan adenitis tuberkulosis, termasuk inf'eksi karena
kadang penderita menderita penyakit laring primer dengan ra- mikobakteria nontuberkulosis (MNT), penyakit cakaran ku-
diografi dada normal. Tuberkulosis telinga tengah akibat dari cing, tularemia, brusellosis, toksoplasmosis, tumor, kista celah
aspirasi sekresi paru yang terinfeksi kedalam telinga tengah brakial, higroma kistik, dan infeksi piogenik. Masalah yang
atau dari penyebaran hematogen pada anak yang lebih tua. paling sering adalah membedakan infeksi karena M. tubercu-
Tanda-tanda dan gejala-gejala yang paling sering adalah otor- losis dart limfadenetis karena MNT pada daerah geografi di-
rea tidak nyeri, tinitus, penurunan pendengaran, paralisis fa- mana MNT lazim. Kedua keadaan biasanya disertai dengan
sial, dan perforasi membrana timpani . Pembesaran limfonodi radiografi dada normal dan uji kulit tuberkulin reaktif. Kunci
pada rangkaian servikal dapat menyertai infeksi ini. Penyakit penting untuk diagnoiis adenitis tuberkulosis merupakan
hampir selalu unilateral, dan penemuan yang paling sering a- kaitan epidemiolgis pada orang dewasa dengan tuberkulosis
dalah sebuah telinga yang mengeluarkan cairan. Diagnosis su- infeksius. Di daerah dimana kedua penyakit lazim ada, satu-
kar karena pewarnaan dan biakan cairan telinga sering negatif satunya cara membedakannya dapat membiakkan jaringan
dan histologi jaringan yang terkena sering menunjukkan ra- yang terlibat.
dang akut nonspesifik dan kronik tampa pembentukan granu- Penyakit Sistem Syaraf Sentral. Tuberkulosis SSS merupa-
Ioma. kan komplikasi yang paling serius pada anak dan mematikan
Penyakit Limfonodi. Tuberkulosis limfonodi superfisial, tanpa pengobatan efektif. Meningitis tuberkulosa biasanya
sering disebut sebagai skrofula, merupakan bentuk tuberkulo- berasal dari pembentukan lesi perkejuan metastatik di dalam
sis ekstrapulmonal yahg paling sering pada anak. Secara his- korteks serebri atau meninges yang berkembang selama pe-
toris skrofula biasanya disebabkan karena minum susu yang nyebaran limfohematogen infeksi primer. Lesi awal ini ber-
tidak dipasteurisasi yang mengandung M. bovis. Kebanyakan tambah besarnya dan mengeluarkan sedikit basil tuberkel ke-
kasus sekarang terjadi dalam 6-9 bulan infeksi awal oleh M. dalam ruang subarakhnoid. Hasilnya berupa eksudat gelatin
tuberculosis, walaupun beberapa"kasus tampak bertahun-tahun yang dapat menginfiltrasi pembuluh darah kortikomeningeal,
kemudian. Limfonodi tonsil, servikal anterior, submandibuler, menimbulkan radang, obstruksi, dan selanjunya infark korteks
dan supraklavikuler menjadi terlibat akibat perluasan lesi serebri. Batang otak sering merupakan tempat keterlibatan
primer lapangan paru atas atau abdomen. Limfonodi yang ter- yang paling besar, yang memberi penjelasan seringnya keter-
infeksi pada inguinal, epitrokhanter, atau daerah aksiler akibat kaitan disfungsi syaraf III, VI, dan VIL Eksudat juga meng-
dari limfadenitis regional dihubungkan dengan tuberkulosis ganggu aliran normal CSS kedalam dan keluar sistem ven-
kulit atau sistem skeleton. Limfonodi biasanya membesar trikel pada setinggi sisterna basilar, menimbulkan hidrosefalus
perlahan-lahan pada awal stadium penyakit limfonod"i. Lim- komunikan. Kombinasi vaskulitis, edema otak dan hidrosefa-
fonodi ini tetap tetapi tidak keras, tersendiri, dan tidak nyeri. lus menimbulkan cedera berat yang dapat terjadi secara per-
Limfonodi sering terasa difiksasi pada jaringan dibawahnya lahan-lahan atau cepat. Kelainan metabolisme elektroiit yang
atav yang menumpanginya. Penyakit paling sering unilateral, berat, karena pembuangan garam atau sindrom sekresi hormon
tetapi keterlibatan bilateral dapat terjadi karena perpindahan antidiuretik yang tidak tepat, juga turut membantu pada patofi-
pola drainase pembuluh limfa pada dada dan leher bagian ba- siolo gi meningitis tuberkulosa.
wah. Bila infeksi memburuk banyak nodus yang terinfeksi. Meningitis tuberkulosa mengkomplikasi sekitar 0,3Vo in-
Tanda-tanda dan gejala sistemik selain demam ringan biasanya felisi primer yang tidak diobati pada anak. Meningitis ini pa-
tidak ada. Uji kulit tuberkulin biasanya reaktif. Radiografi ling sering.pada anak antara umur 6 bulan dan 4 tahun.
199 t Tuberkulosis 1 035

Kadang-kadang meningitis tuberkulosa dapat terjadi beberapa langsung dengan ukuran sampel CSS. Pemeriksaan atau biak-
tahun setelah infeksi primer, bila robekan satu atau lebih tu- an sejumlah kecil CSS tidak mungkin memperagakan M. tu-
berkel subependimal mengeluarkan basil tuberkel kedalam ru- berulosis. Jika 5-10 mL CSS lurnbal dapat diambil, pewarnaan
ang subarakhnoid. Pemburukan meningitis tuberkulosa klinis tahan asam sedimen CSS positif sampai pada 30Vo kasus dan
dapat cepat atau perlahan-lahan. Pemburukan cepat cenderung biakan posistif pada 50-70Vo kasus. Biakan cairan lain seperti
terjadi lebih sering pada bayi dan anak muda, yang dapat me- aspirat lambung atau urin, dapat membantu memperkuat diag-
ngalami gejala hanya untuk beberapa hari sebelum mulai hi- nosis. Pemeriksaan radiografi dapat membantu dalam mendi-
drosefalus akut, kcjang-kejang, dan edema otak. Tanda-tanda agnosis meningitis tuberkulosa. Tomografi terkomputasi (CT)
dan gejala-gejala lebih sering memburuk perlahan-lahan sela- atau citra resonansi magnetik (MRI) otak penderita meningitis
ma beberapa minggu dan dapat dibagi menjadi tiga stadium. tuberkulosis mungkin normal selama stadium awal penyakit.
Stadium pert(tma, yang secara khas berakhir 1-2 minggu, di- Ketika penyakit memburuk, pembesaran basilar dan hidrosel'a-
tandai oleh gejala-gejala nonspesifik, seperti demam, nyeri ke- lus komunikan dengan tanda-tanda edema otak atau iskemia
pala, iritabilitas, mengantuk, dan malaise. Tanda-tanda neu- setempat awal merupakan penemuan yang paling sering. Be-
rologis setempat tidak ada, tetapi bayi dapat mengalami stag- berapa anak kecil dengan meningitis tuberkulosa dapat mem-
nasi atau kehilangan perkembangan kejadian yang penting. punyai satu atau beberapa tuberkuloma yang tenang secara-
Stadium ke 2 biasanya mulai lebih mendadak. Tanda-tanda klinis, yang terjadi paling sering pada korteks serebri atau
yang paling sering adalah lesu, kaku kuduk, kejang-kejang, daerah talamus.
tanda Kernig atau Brudzinski posistif, hipertoni, muntah, ke- Manifestasi tuberkulosis SSS lain adalah tuberkuloma,
lumpuhan syaraf kranial, dan tanda-tanda neurologis setempat yang biasanya ada secara klinis sebagai tumor otak. Tuberku-
lain. Percepatan penyakit klinis biasanya berkorelasi dengan Ioma meliputi sampai 40Vo tumor otak pada beberapa daerah
per-kembangan hidrosefalus, peningkatan tekanan intrakranial, di dunia, tetapi tuberkuloma ini jarang di Amerika Utara. Pada
dan vaskulitis. Beberapa anak tidak mempunyai bukti adanya orang dewasa tuberkuloma paling sering berada di supratento-
iritasi meningeal tetapi dapat mempunyai tanda-tanda ensefali- rial, tetapi pada anak tumor ini sering infratentorial, terletak
tis, seperti disorientasi, gangguan gerakan, atau gangguan bi- pada dasar otak dekat serebellum. Lesi paling sering tunggal
cara. Stadiutn ke 3 ditandai dengan koma, hemiplegi atau tetapi dapat banyak. Gejala yang paling Iazim adalah nyeri
paraplegi, hipertensi, sikap deserebrasi, kemunduran tanda- kepala, demam, dan kejang-kejang. Uji kulit tuberkulin biasa-
tancla vital. dan akhirnya kemalian. Prognosis meningitis tu- nya reaktif, tetapi radiografi dada biasanya normal. Eksisi
berkulosis berkorelasi paling dekat dengan stadium klinis pe- sering diperlukan untuk membedakan tuberkuloma dengan tu-
nyakit pada saat pengobatan dimulai. Sebagian besar penderita mor otak sebab lain. Namun pembuangan secara bedah tidak
pada stadium 1 mempunyai hasil akhir yang sangat baik, se- diperlukan karena kebanyakan tuberkuloma mereda dengan
dang kebanyakan penderita pada stadium 3 yang bertahan pemberian pengobatan. Kortikosteroid biasanya diberikan se-
hidup menderita kecacatan permanen, termasuk Rebutaan, tuli, lama beberapa minggu pertama pengobatan atau segera masa
paraplegi, diabetes insipidus, atau retardasi mental. Prognosis pasca bedah untuk mengurangi edema otak. Pada CT scan
pada bayi muda biasanya lebih jeiek daripada pada anak yang atau MRI otak, tuberkuloma biasanya tampak sebagai lesi
lebih tua. Adalah penting sekali bahwa pengobatan antitu- tersendiri dengan edema sekitarnya yang bermakna. Penguatan
berkulosis dipikirkan pada setiap anak yang berkembang me- dengan kontras sering mengesankan dan dapat menimbulkan
ningitis basiler dan hidrosefalus tanpa etiologi lain yang jelas. lesi seperti cincin. Pemeriksaan secara angiografi menunjuk-
Sering kunci untuk diagnosis yang benar adalah mengenali kan bahwa tidak seperti kebanyakan tipe tumor otak, tubeku-
orang dewasa yang berkontak dengan anak yang menderita tu- loma biasanya avaskuler. Sejak penemuan CT scanning,
berkulosis infeksius. Kdrena masa inkubasi meningitis tuber- perkembangan tuberkuloma paradoks pada penderita dengal
kulosa pendek, pada banyak kasus orang dewasa yang menu- meningitis tuberkulosa yang akhirnya mendapat kemotelapi
larkan belum teldiagnosis. efektif telah dikenali. Penyebab dan sifat tuberkuloma ini ku-
Diagnosis meningitis tuberkulosa mungkin sukar pada rang dimengerti, tetapi tuberkuloma ini tidak menggambarkan
permulaan perjalanannya yang memerlukan tingkat kecurigaan kegagalan pengobatan dengan obat. Fenomen ini harus dipi-
yang tinggi pada pihak klinisi. Uji kulit tuberkulin yang tidak kirkan kapanpun anak dengan meningitis tuberkulosa membu-
reaktif ada pada sampai 50% kasus dan 20-50Vo anak mempu- ruk atau berkembang tanda-tanda neurologis setempaf-semen-
nyai radiografi dada normal. Uji laboratorium yang paling tara dalam pengobatan. Kortikosteroid dapat membantu mere-
penting untuk diagnosis meningitis tuberkulosa adalah peme- dakan tanda-tanda dan gejala-gejala klinis yang terjadi yang
riksaan dan biakan CSS lumbal. Angka leukosit CSS biasanya kadang-kadang berat. Lesi ini dapat menetap selama berbulan-
berkisar dari l0-500 sel/mm'. Leukosit polimorfonuklear bulan atau bahkan bertahun-tahun.
mungkin ada pada mulanya, tetapi limfosit dominan pada se- Penyakit Kulit. Lihat Bab 616.
bagian besar kasus. Glukose CSS khas kurang dari 40 mg/dl Penyakit Tulang dan Sendi. Lihat Bab 112 dan 628. Inf'eksi
tetapi jarang dibawbh 20 mg/dL. Kadar protein naik dan tulang dan sendi yang merupakan komplikasi tuberkulosis
mungkin sangat tinggi (400-5.000 mg/dl) akibat hidrosefalus cenderung menyerang vertebra. Manifestasi klasik spondiltis
dan blokade spinal. Walaupun CSS lumbal sangat abnormal, tuberkulosa berkembang menjadi penyakit Pott, dimana peng-
CSS ventrikel dapat mempunyai nilai kimia dan angka sel nor- hancuran korpus vertebra menyebabkan deformitas gibbus dan
mal karena cairan ini diambil dari sisi proksimal radang dan kifosis. Tuberkulosis skeleton adalah komplikasi tuberkulosis
obstruksi. Keberhasilan pemeriksaan mikroskop CSS yang di- lambat dan menjadi perwujudan yang jarang sejak terapi anti-
warnai tahan asam dan biakan mikobakterium terkait secara tuberkulosis tersedia.
1 036 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

Penyakit Perut dan Saluran Cerna. Tuberkulosis rongga mu- mempersulit penyakit. Biakan urin untuk M. tuberculosls posi-
lut atau faring adalah sangat tidak biasa. Lesi yang paling la- tif pada sekitar 80-90% kasus, dan pewarnaan tahan asam
zim adalah ulkus yang tidak sakit pada mukosa, palatum, atau pada sejumlah besar volume sedimen urin adaiah positif pada
tonsil dengan pembesaran limfbnodi regional- Tuberkulosis 50-10% kasus. Uji kulit tuberkulin adalah nonreaktif pada
usofagus jarang pada anak tetapi dapat dihubungkan dengan sampai 20Vo penderita. Pielogram intravena sering menunjuk-
fistula trakheoesof'agus pada bayi. Bentuk-bentuk tuberkulosis kan lesi massa, dilatasi ureter proksimal, banyak cacat pe-
ini biasanya dihubungkan dengan penyakit paru yang luas dan ngisian kecil, dan hidronefrosis jika ada striktur ureter. Penya-
penelanan sekresi saluran pernafasan yang infeksius. Namun kit ini paling sering unilateral.
penyakit ini dapat terjadi walaupun tidak ada penyakit paru, Tubelkulosis saluran genital tidak lazim baik pada laki-laki
agaknya karena per.ryebaran dari limfonodi mediastinum atau maupun pada wanita sebelum pubertas. Keadaan ini biasanya
peritonium. berasal dari penyebaran limfohematogen, walaupun ia dapat
Peritonitis tuberkulosa, yang terjadi paling sering pada disebabkan oleh penyebaran langsung dari usus atau tulang.
orang laki-laki muda, tidak lazim pada remaja dan jarang pada Pada wanita remaja mungkin berkembang tuberkulosis saluran
anak. Peritonitis menyeluruh dapat berasal dari penyebaran he- genital selama infeksi primer. Paling sering terlibat tuba frlopi
matogen subklinis atau milier. Peritonitis terlokalisasi disebab- (90-l007o kasus) diikuti oleh endometrium (50%), ovarium
kan oleh perluasan langsung infeksi limfonodi perut, fbkus (25V0), dan serviks (5Vo).Gejala yang paling sering adalah ny-
intestinum, atau tuberkulosis genitourinaria. Sakit dan nyeri eri perut bawah dan dismenorea atau amenorea. Manifestasi
pada mulanya ringan. Limfonodi, omentum dan peritonium ja- sistemik biasanya tidak ada dan radiografi dada normal pada
rang menjadi kusut dan dapat dipalpasi sebagai "adonan" sebagian besar kasus. Uji kulit tuberkulin biasanya reaktif. Tu-
massa tidak nyeri yang tidak teratur. Asites dan demam ringan berkulosis genital pada laki-laki dewasa menyebabkan epidi-
biasanya menyertai komplikasi ini. Uji kulit tuberkulin biasa- dimitis dan orkitis. Keadaannya manifes sebagai nodular uni-
nya reaktif. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan parasentesis lateral yang tidak nyeri yang merupakan pembengkakan dari
dengan pewarnaan dan biakan yang tepat, tetapi prosedur ini skrotum. Keterlibatan glans penis jarang. Keiainan genital dan
harus dilakukan dengan"hati-hati untuk menghindari tertusuk- uji kulit tuberkulin yang positif pada laki-laki atau wanita de-
nya usus yang terjalin dengan omentum yang kusut. wasa memberi kesan diagnosis tuberkulosis saluran genital.
Enteritis tuberkulosis disebabkan karena penyebaran hema-
Penyakit pada Anak yang Terinfeksi-HlV. Secara relatif sedi-
togen atau karena penelanan basil tuberkel yang keluar dari
kit kasus anak dengan infeksi bersama tuberkulosis dan HIV
paru-paru penderita sendiri. Yeyunum dan ileum dekat plak
telah dilaporkan. Diagnosis tuberkulosis dapat tersamar pada
Peyer serta apendiks adalah tempat-tempat yang paling sering
anak yang terinfeksi-HlV karena reaktivitas uji kulit mungkin
terlibat. Penemuan khas adalah ulkus dangkal yang menimbul-
tidak ada, konfirmasi biakan sukar, dan gambaran klinis tu-
kan nyeri, diare atau konstipasi, dan kehilangan berat badan berkulosis serupa dengan beberapa infeksi dan kondisi terkair
dengan demam ringan. Adenitis mesenterika biasanya menyu-
HIV. Tuberkuiosis pada anak terinfeksi-HlV sering lebih berat
litkan infeksi. Limfonodi yang membesar dapat menyebabkan
dan lebih mungkin tersebar. Gejala paru-paru disertai dengan
obstruksi usus atau erosi meialui omentum dan menyebabkan
demam dan kehilangan berat badan merupakan penemuan
peritonitis menyeluruh. Tanda klinis enteritis tuberkulosis ada- yang paling lazim. Anak yang terinfeksi-HlV mungkin lebih
lah tidak spesifik, menyerupai irrfeksi dan keadaan lain yang memungkinkan mengembangkan penyakit paru-paru progresif
menyebabkan diare. Penyakit harus dicurigai pada setiap anak
dengan kaverna dan penyakit ekstrapulmonal daripada anak
dengan keluhan saluran cerna kronik dan uji kulit tuberkulin
yang lain.
reaktif. Biopsi, pewarnaan tahan asam, dan biakan lesi biasa-
Penyakit Perinatal. Gejala-gejala tuberkulosis kongenital
nya diperiukan untuk'memperkuat diagnosis.
mungkin muncul pada saat lahir tetapi lebih sering mulai pada
Penyakit Genitourinaria. Tuberkulosis ginjal jarang pada
anak karena masa inkubasinya beberapa tahun atau lebih lama.
usia minggu ke 2 atau ke 3. Tanda-tanda dan gejala-geiala
yang paling lazim adalah distres pernafasan, demam, pembe-
Basil tuberkel biasanya mencapai ginjal selama penyebaran
saran h*ti atau limpa, nafsu makan buruk, lesu atau iritabilitas,
limfohematogen. Organisme sering dapat ditemukan dari urin
pada kasus tuberkulosis milier dan pada beberapa penderita limfadenopati, perut kembung, gagal turnbuh, drainase telinga,
dan lesi kulit. Manifestasi klinis bervariasi berkaitan dengan
dengan tuberkuiosis paru primer walaupun tidak ada penyakit
parenkim ginjal. Pada tuberkulosis ginjal yang sebenarnya, tempat dan ukuran lesi perkejuan, Banyak bayi mempunyai
fokus perkejuan kecil terjadi dalam parenkim ginjal dan mele- kelainan radiografi dada, paling sering gambaran milier. Bebe-
paskan M. tuberkulosls kedalam tubulus. Massa besar tumbuh rapa bayi tanpa tanda-tanda pulmonal pada awal perjalanan
penyakit kemudian terjadi kelainan radiografi dan klinis yang
dekat korteks ginjal yang mengeluarkan bakteri melalui fistula
ke dalam pelvis ginjal. Infeksi kemudian menyebar secara lo- berat. Limfadenopati hilus dan mediastinum serta infiltrat
paru-paru lazim ada. Limfadenopati menyeluruh dan meningi-
kal ke ureter, prostat, atau epididimis. Tuberkulosis ginjal ser-
ing secara klinis tenang pada stadium awalnya, ditandai hanya tis terjadi pada 30-50Vo penderita.
oleh piuria steril dan hematuria mikroskopis. Disuria, nyeri Tanda klinis tuberkulosis pada neonatus serupa dengan
panggul atau perut, dan gross hematuria yang nampak terjadi tanda klinis penyakit yang. disebabkan oleh sepsis bakteri dan
ketika penyakit memburuk. Superinfeksi oleh bakteri lain, infeksi kongenital lain seperti sifilis, toksoplasmosis, dan si-
yang sering menyebabkan gejala yang lebih akut, sering terjadi tomegalovirus. Diagnosis harus dicurigai pada bayi dengan
tetapi dapat juga menunda pengenalannya terhadap tuberkulo- tanda-tanda dan gejala-gejala infeksi bakteri atau kongenital
sis yang mendasari. Hidronefrosis atau striktur uretra dapat yang respqnnya terhadap antibiotik dan terapi pendukung bu-
199 t Tuberkulosis 1037

ruk dan evaluasi untuk infeksi lain tidak tampak. Kunci yang penderita dengan populasi bakteri yang besar, seperti orang
paling penting untuk diagnosis cepat tuberkulosis kongenital dewasa dengan kaverna atau infiltrat yang luas, banyak orga-
adalah riwayat tuberkulosis dari ibu atau keluarga. Seringkali nisme resisten obat secara alamiah ada dan sekurang-ku-
penyakit ibu ditemukan hanya sesudah penyakit neonatus di- rangnya dua obat antituberkulosis harus digunakan untuk
curigai. Uji tuberkulin bayi pada mulanya negatif tetapi dapat mempengaruhi penyembuhan.
menjadi positif dalam 1-3 bulan. Pewarnaan tahan-asam yang Sebaliknya untuk penderita dengan infeksi (uji kulit reak-
positif dari aspirat lambung yang diambil pada pagi hari dari tif) namun tidak ada penyakit, populasi bakteri kecil, organ-
neonatus biasanya menunjukkan tuberkulosis. Pewarnaan ta- isme resisten obat jarang atau tidak ada, dan satu obat dapat
han asam langsung pada cairan telinga tengah, sumsum tulang, digunakan. Anak dengan tuberkulosis paru primer dan keba-
aspirat trakea, atau biopsi jaringan (terutama hati) mungkin nyakan penderita dengan tuberkulosis ekstrapulmonal mempu-
berguna dan harus dilakukan. CSS harus diperiksa dan dibiak- nyai populasi berukuran sedang dimana angka organisme re-
kan, walaupun hasil untuk isolasi tuberkulosis rendah. Angka sisten obat secara alamiah berarti mungkin ada atau mungkin
mortalitas tuberkulosis kongenital tetap sangat tinggi karena tidak. Pada umumnya penderita ini diobati sekurang-ku-
diagnosis terlambat; banyak anak akan mengalami penyem- rangnya dua obat. Fenomen mutasi resisten obat dan ukuran
buhan sempurna jika diagnosis dibuat segera dan dimulai ke- populasi mikroba menjelaskan mengapa penderita kurang setia
moterapi yang cukup. pada pengobatan atau regimen pengobatan yang tidak cukup
PENGOBATAN. Dasar Mikrobiologi untuk Pengobatan. Basil dapat menyebabkan perkembangan tuberkulosis resisten-obat.
tuberkel dapat dibunuh hanya selama replikasi. Organisme ter- Jika penderita dengan tuberkulosis paru yang luas diberikan
tentu yang secara alamiah resisten terhadap setiap obat anti- satu pengobatan, subpopulasi basilli yang rentan terhadap obat
mikobakteria muncul dalam populasi besar M. tuberculosis. tersebut akan dilenyapkan tetapi basilli yang resisten obat
Semua obat yang diketahui resisten dalam M. tuberculosis mempunyai peluang untuk membelah diri dan menjadi strain
adalah klomosomal dan tidak diteruskan dari satu organisme yang dominan. Penderita akan membaik sementara tetapi akan
ke organisme yang lain. Frekuensi organisme resisten obat se- menderita kumat tuberkulosis yang resisten terhadap obat ter-
cara alamiah ini diperkirakan sekitar l0-o tetapi bervariasi sebut. Pada pengobatan dengan menggunakan dua obat yang
pada setiap obat; streptomisin adalah l0-s, isoniazid l0-6 dan kepadanya isolat M. tuberculosis rentan, obat X akan mele-
,lfu*pin 10-8. Kaverna yang mengandung 109 basilli tuberkel nyapkan subpopulasi basil yang resisten terhadap obat Y, dan
mempunyai beberapa ribu organisme resisten-obat, sedang lesi obat Y melenyapkan subpopulasi basil yang resisten terhadap
perkejuan yang tertutup dengan populasinya yang jauh lebih obat X. Jika semua organisme mengalami resitensi awal ter-
kecil mengandung beberapa organisme resisten secara hadap obat tertentu (disebut resistensi primer) dan penderita
alamiah, jika ada. Sayangnya, kejadian resisten alamiah terha- diobati dengan obat tersebut ditambah dengan pengobatan
dap satu obat tidak tergantung resistensi terhadap obat-obat lain, hanya satu pengobatan yang efektif digunakan dan pen-
lain . Peluang bahwa organisme resisten secara alamiah pada derita akhirnya akan kumat dengan tuberkulosis yang resisten
isoniazid maupun rifampin adalah pada urutan l0-'-. Karena terhadap kedua obat.
populasi sebesar ini tidak pernah terjadi pada penderita, organ- Berbagai obat antituberkulosis (Tabel 199-2) berbeda da-
isme yang resisten secara alamiah terhadap dua obat pada lam tempat aktivitas primernya dan aksinya. Isoniazid dan ri-
dasarnya tidak ada. fampin sangat bakterisid untuk M. tuberculosls. Streptomisin
Penentu biologik utama keberhasilan kemoterapi antitu- dan beberapa aminoglikosisd lain juga bakterisidal pada basil
berkulosis adalah besarnya populasi basil dalam hospes. Untuk tuberkel ekstraseluler, tetapi penetrasinya kedalam makrofag

TABEL. 199-2. Obat-obat Antituberkulosis yang Paling Sering Dignakan

tM = intramuskuler; IV = intravenosa.
* Isoniazid (150 mg) dan rifumpin (300 mg) digabung pada satu preparat yang disebut Rifamate
Isoniazid, rifampin, dan pirazinamid digubung pada satu preparat disebut Rifuter.
1038 BAGIAN XVII I Penyakit lnleksi

buruk. Pirazinamid tidak dapat ditunjukkan apakah bakterisi- dan cairan tubuh termasuk CSS. Sementara ekskresi yang ter-
dal didalam laboratorium tetapi jelas turut membantu mem- utama melalui saluran empedu, kadar efektif dicapai pada gin-
bunuh M. tuberculosis dalam penderita. Obat-obat anti- jal dan urin. Efek samping lebih sering daripada dengan INH
tuberkulosis lain, seperti etambutol pada dosis rendah (15 mg/ dan termasuk perubahan warna urin dan air mata menjadi ora-
kg/24 jam), etionamid, dan sikloserin adalah bakteriostatik nye (dengan pewamaan pennanen lensa kontak), gangguan sa-
pada M.tubercilosis dan tujuan primernya pada regimen tera- luran cerna, dan hepatotoksisitas, biasanya ditampakkan
peutik adalah mencegah munculnya resistensi terhadap obat- sebagai kenaikan kadar transaminase serum tidak bergejala.
obat lain. Etambutol 25 mgkg/24 jam mempunyai beberapa Bila RIF diberikan dengan INH, ada kenaikan risiko hepato-
aktivitas bakterisid yang mungkin penting dalam pengobatan toksisitas, yang dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis
kasus-kasus tuberkulosis resisten obat. Isoniazid dan rifampin INH harian sampai 10 mg/kg24jam. Pemberian RIF secara in-
juga efektif dalam mencegah munculnya resistensi terhadap * termitten dihubungkan dengan trombositopenia dan sindrom
obat-obat lain, tetapi pirazinamid hampir tidak mempunyai ak- seperti-influenza yang terdiri dari demam, nyeri kepala, dan
tivitas yang serupa. malaise. Rifampin dapat menyebabkan kontraseptif oral tidak
Obat-obat Antituberkulosis pada Anak. lsoniazid. (lNH) Iso- efektif dan berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk qui-
niazid tidak mahal, berdifusi kedalam semua jaringan dan cair- nidin, natrium warfarin, dan kortikosteroid. Rifampin biasanya
an tubuh, dan mempunyai angka reaksi merugikan yang amat tersedia dalam 150 mg dan 300 mg, yang sayangnya, tidak
rendah. Obat ini dapat diberikan secara oral atau intramusku- menyenangkan pada banyak kisaran berat badan pada anak.
ler. Pada dosis harian biasa 10 mg/kg, kadar serum sangat me- Suspensi dafat dibuat dengan menggunakan berbagai pelarut
lebihi kadar hambatan minimum untuk M. tuberculosis. Kadar tetapi tidak boleh diminum bersama makanan karena malab-
puncak dalam darah, sputum, dan CSS dicapai dalam beberapa sorpsi. Preparat yang disebut Rifamate mengandung INH (150
jam dan menetap selama sekurang-kurangnya 6-8 jam. Isonia- mg) dan RIF (300 mg); preparat ini membanru memasrikan
zid dimetabolisasi dengan asetilasi dalam hati. Asetilasi cepat bahwa penderita mendapat INH maupun RIF atau tidak sama
lebih sering pada orang Afrika-Amerika dan Asia daripada sekali sehingga resisten obat tertentu tidak terjadi.
pada orang kulit putih. Tidak ada korelasi antara kecepatan PtnlzHnuto (PZA). Pada orang dewasa. dosis PZA sekali se-
asetilasi dan kemanjuran atau reaksi-reaksi yang merugikan hari, 30 mgkg/24 jam, menghasilkan kadar serum 20 lt"glmL
pada anak. dan toksisitas hati kecil. Dosis optimum pada anak belum di-
Isoniazid mempunyai dua pengaruh toksik utama, kedua- ketahui, tetapi dosis yang sama ini menyebabkan kadar CSS
nya jarang pada anak. Neuritis perifer akibat dari hambatan tinggi, ditoleransi dengan baik pada anak dan berkorelasi. de-
kompetitif penggunaan piridoksin. Kadar piridoksin mengu- ngan keberhasilan klinis pada trial pengobatan tuberkulosis
rang pada anak yang sedang minum INH tetapi manifestasi pada anak. Pengalaman yang luas dengan PZA pada anak te-
klinis jarang ada dan pemberian piridoksin biasanya tidak di- lah membuktikan keamanannya. Sekitar l\Vo orang dewasa
anjurkan. Namun remaja dengan diet yang tidak cukup, ke- yang diobati dengan PZA berkembang anralgia, artriris, atau
lompok anak-anak dengan kadar susu dan masukan daging encok karena hiperurikemia. Walaupun kadar asam urat sedi-
rendah, serta bayi yang sedang menyusu sering memerlukan kit naik pada anak yang minum PZA, manifestasi klinis hiper-
penambahan piridoksin. Manifestasi fisik neuritis perifer yang urikemia sangat jarang. Reaksi hipersensitivitas jarang pada
paling sering adalah mati rasa dan rasa gatal pada tangan dan anak. Satu-satunya bentuk dosis PZA adalah tablet agak besar
kaki. Toksisitas INH CSS jarang, terjadi biasanya bila overdo- 500 mg, yang menimbulkan beberapa masalah dosis pada
sis yang bermakna. Pengaruh toksik utama INH adalah hepato- anak, terutama bayi. Tablet ini dapat dihancurkan dan diberi-
toksisitas, yang juga jarang pada anak tetapi meningkat sesuai kan bersama makanan dengan cara yang sama dengan pembe-
usia. Tiga sampai 70Vo anak yang minum INH mengalami ke- rian INH, tetapi penelitian farmakokinetik resmi dengan
naikan kadar serum transaminase sementara. Hepatotoksisitas menggunakan metode ini belum dilaporkan.
yang berarti secara klinis jarang, lebih mungkin terjadi pada Srnrproutstn (STM). Streptomisin kurang sering digunakan
remaja atau anak dengan bentuk tuberkulosis berat. Pada keba- daripada yang disebutkan lebih dahulu pada pengobatan ru-
nyakan anak pemantauan biokimia rutin tidak diperlukan, dan berkulosis anak tetapi penting untuk pengobatan atau pencega-
toksisitas dapat dipantau dengan menggunakan tanda-tanda han penyakit resisten obat. Harus diberikan secara intramus-
dan gejala-gejala klinis. Manifestasi alergi atau reaksi hiper- kuler. Streptomisin menembus meningen yang radang dengan
sensitivitas yang disebabkan oleh INH amat jarang. INH dapat sangat baik tetapi tidak melewati meningen yang tidak radang.
menaikkan kadar fenetoin dan menyebabkan toksisitas dengan Penggunaan utamanya sekarang adalah bila dicurigai resis-
memblokade metabolismenya. Kadang-kadang INH ber- tensi INH awal atau bila anak menderita tuberkulosis yang
interaksi dengan teofilin, sehingga memerlukan modifikasi do- membahayakan jiwa. Toksisitas utama STM adalah pada bagi-
sis. Efek samping INH yang jarang adalah pelagra, anemia an vestibuler dan auditorius syaraf kranial 8. Toksisitas ginjal
hemolitik pada penderita dengan defisiensi glukose-6-fosfat jauh kurang sering. Streptomisin terkontraindikasi pada wanita
dehidrogenase, dan reaksi seperti-lupus dengan ruam kulit dan hamil karena sampai 30Vo bayinya akan menderita kehilangan
artritis. pendengaran yang berat.
Rtpltvtptlt (RlF). Obat ini adalah obat kunci pada manejemen ETAMBUTOL (EMB). Etambutol kurang mendapat perhatian
tuberkulosis moderen. Ia diserap dengan baik dari saluran pada anak karena kemungkinan toksisitasnya pada mata. pada
cerna selama puasa, dengan kadar serum puncak dicapai dalam dosis 15mg/kg/24 jam obat ini terutama bakteriostatik, dan tu-
2 jam. Bentuk RIF oral dan intravenosa sekarang tersedia de- juan historisnya adalah mencegah munculnya resistensi terha-
ngan mudah. Seperti INH, RIF tersebar luas dalam jaringan dap obat lain. Namun, pada dosis 25 mglkg/24 jam mem-
199 . Tuberkulosis 1039

punyai beberapa aktivitas bakterisid, yang mungkin penting Selama 15 tahun terakhir, sejumlah trial terapi antituberku-
' pada anak dengan tuberkulosis rentan-obat telah menun-
dalam pengobatan penyakit resisten obat. Obat ini ditoleransi losis
dengan baik oleh orang dewasa maupun anak bila diberikan jukkan bahwa regimen 9 bulan INH dan RIF sangat berhasil.
secara oral sebagai dosis sekali atau dua kali sehari. Kemung- Pengobatan pada mulanya harus diberikan setiap hari tetapi
kinan toksisitas utama adalahneuritis optik. Tidak ada laporan dapat diberikan dua kali seminggu selama pengobatan bulan-
toksisitas optik pada anak, tetapi obat ini tidak digunakan se- bulan terkhir. Kelemahan utama dua obat ini, regimen 9-bulan
cara luas karena ketidakmampuannya melakukan uji rutin la- diperlukan pengobatan yang lama, perlu kesetiaan yang baik
pangan dan ketajaman penglihatan pada anak. Etambutol tidak dari penderita, dan kekurangan proteksi relatif terhadap ke-
dianjurkan untuk penggunaan umum pada anak muda karena mungkinaan resisten obat awal. Beberapa trial klinis telah me-
penglihatannya tidak dapat secara tepat diperiksa tetapi harus nunjukkan bahwa lama INH dan RIF 6 bulan, selama 2 bulan
dipikirkan pada anak dengan tuberkulosis resisten obat bila pertama ditambah dengan pengobatan PZA. menghasilkan
agen-agen lain tidak tersedia atau tidak dapat digunakan. angka keberhasilan mendekati l007o dengan insiden reaksi
EToNAMID (ETH). Etionamid adalah obat bakteriostatik yang merugikan yang bermakna secara klinis kurang dari 2a/a . Di-
tujuan utamanya adalah pengobatan tuberkulosis resisten-obat. dasarkan pada penelitian yang dilaporkan, American Acadenry
Etionamid menembus kedalam CSS amat baik dan mungkin of Pediatrics telah mendukung regimen 6 bulan INH dan RIF
terutama berguna pada kasus meningitis tuberkulosa. Obat ini yang ditambah selama 2 bulan pertama dengan PZA sebagai
biasanya ditoleransi dengan baik oleh anak tetapi sering harus terapi baku tuberkulosis intratorak pada anak. Kebanyakan
diberikan dosis harian terbagi 2-3 kalj karena gangguan salur- pakar merekomendasikan bahwa semua pemberian obat dia-
an cerna. Etionamid secara kimia serupa dengan INH dan da- mati secara langsung, yang berarti bahwa pekerja perawat ke-
pat menyebabkan hepatitis yang berarti. sehatan secara fisik ada ketika pengobatan diberikan pada
Oear-Oear LAIN. Obat-obat ini digunakan kurang sering un- mereka. Pada tempat-tempat dimana angka resistensi INH di
tuk tuberkulosis karena mereka kurang efektif atau lebih tok- masyarakat lebih besar dari 5-l0Vo, kebanyakan pakar mere-
sis. Beberapa aminoglikosid, terutama kanamisin dan ami- komendasikan penambahan obat ke 4--biasanya STM, EMB,
kasin, mempunyai aktivitas antituberkulosis yang berarti dan atau ETH--pada regimen awal. Alasan menambah obat ke 4
digunakan pada kasus tuberkulosis resisten-streptomisin. Obat adalah bahwa PZA tidak efektif dalam mencegah munculnya
yang sangat terkait, kapreomisin, digunakan lebih sering pada resistensi RIF selama terapi bila resistensi INH sudah ada.
orang dewasa. Obat-obat ini dapat diberikan secara intra- Trial klinis terkendali untuk mengobati berbagai bentuk tu-
muskuler atau intravenosa, adalah bakterisid, dan biasanya ti- berkulosis ekstrapulmonal sebenarnya tidak ada. Tuberkulosis
dak menunjukkan resistensi silang dengan STM. Sikloserin ekstrapulmonal biasanya disebabkan oleh sejumlah kecil
adalah obat antituberkulosis efektif pada orang dewasa tetapi mikobakteria. Pada umumnya, pengobatan untuk kebanyakan
tidak sering digunakan pada anak karena efek samping uta- bentuk tuberkulosis ekstrapulmonal pada anak adalah sama se-
manya adalah gangguan pada proses pemikiran dan kecende- perti untuk tuberkulosis paru. Satu pengecualian mungkin tu-
rungan untuk menyebabkan depresi dan kelainan psikiatrik berkulosis tulang dan sendi, yang telah dikaitkan dengan
lain. Obat ini biasanya diberikan dalam satu atau dua dosis frekuensi kegagalan yang lebih tinggi bila hanya digunakan
terbagi, dan kebanyakan pakar menganjurkan memantau kadar kemoterapi 6 bulan, terutama jika intervensi bedah telah dila-
serum selama pemberian. Penambahan piridoksin harus diberi- kukan. Beberapa pakar merekomendasikan sekurang-kurang-
kan bila digunakan sikloserin. Siprofloksasin adalah fluoroqui- nya 9-12 bulan kemoterapi efektif untuk tuberkulosis tulang
nolon dengan aktivitas antituberkulosis yang sering digunakan dan sendi. Meningitis tuberkulosa biasanya tidak dimasukkan
pada tuberkulosis resisten obat pada orang dewasa' Obat-obat pada trial terapi tuberkulosis karena sifatnya yang serius dan
ini biasanya terkontraitrdikasi pada anak karena mereka me- insidennya rendah. Seperti bentuk tuberkulosis ekstrapulmonal
nyebabkan penghancuran kartilago yang sedang tumbuh pada lain, jumlah mikobakteria yang menyebabkan penyakit biasa-
beberapa model binatang. Namun obat ini digunakan secara nya kecil. Pengobatan harian dengan INH dan RIF selama 12
efektif pada beberapa kasus tuberkulosis resisten banyak obat bulan biasanya efektif. Beberapa laporan terbaru telah membe-
pada anak bila sedikit agen efektif lain yang tersedia. rikan kesan bahwa terapi 6-9 bulan efektif jika INH, RIF, dan
Regimen Pengobatan untuk Penyakit. Secara historis reko- PZA diberikan selama fase awal pengobatan. Kebanyakan
mendasi pengobatan anak tuberkulosis telah diperkirakan dari pakar menambah obat ke 4 pada permulaan pengobatan untuk
trial klinis yang rnelibatkan orang dewasa dengan tuberkulosis melindungi terhadap resisten obat awal yang tidak dicurigai.
paru. Kecenderungan pada beberapa dekade terakhir adalah Bila informasi kerentanan obat kemudian tersedia, obat ke 4
mengembangkan regimen yang semakin kuat dan singkat. Te- dapat dihentikan.
lah ditegakkan dengan baik bahwa regimen INH dan RIF 9- Pengobatan optimal tuberkulosis pada anak yang terin-
bulan menyembuhkan lebih daripada 98Vo kasus tuberkulosis feksi-HlV belum ditetapkan. Orang dewasa dengan tuberkulo-
paru rentan-obat pada orang dewasa. Sesudah pemberian peng- sis yang seropositif HiV dapat diobati secara berhasil dengan
obatan setiap hari selama 1-2 bulan peftama, kedua obat dapat regimen baku yang meliputi INH, RIF, dan PZA. Lama terapi
diberikan setiap hari atau dua kali seminggu selama sisa 7-8 total seharusnya 6-9 bulan atau 6 bulan sesudah biakan sputum
bulan dengan hasil yang sama dan frekuensi reaksi yang meru- menjadi steril, yang manapun yang lebih lama. Data untuk
gikan rendah. Pemberian dua kali seminggu didukung dengan anak terbatas pada laporan kasus murni dan seri yang kecil.
data farmakologi dan model binatang serta trial klinis yang Mungkin sukar untuk menentukan apakah infiltrat paru pada
luas: Penambahan PZA pada permulaan regimen mengurangi anak yang terinfeksi HIV yang mempunyai reaksi tuberkulin
lamanya keperluan pengobatan menjadi 6 bulan. positif atau mempunyai riwayat pemajanan terhadap orang de-
1040 BAGIAN XVil | Penyakit lnfeksi

wasa dengan tuberkulosis infeksius disebabkan oleh M' tuber- gan. Ada bukti yang meyakinkan bahwa kortikosteroid me-
culosis. Gambaran radiografi komplikasi infeksi HIV paru lain ngurangi angka mortalitas dan sekuele neurologis jangka pan-
pada anak, seperti pneumonitis interstitial limfoid dan pneu- jang pada beberapa penderita meningitis tuberkulosa karena
monia bakteri, dapat serupa dengan gambaran tuber- kulosis. pengurangan vaskulitis, radang, dan akhirnya, tekanan intra-
Pengobatan sering dilakukan secara empiris didasarkan pada kranial. Penurunan tekanan intrakranial membatasi cedera .ia-
informasi epidemiologi dan radiografi. Terapi harus dipikirkan ringan dan membantu sirkulasi obat-obat antituberkulosis me-
bila tuberkulosis tidak dapat dikesampingkan. Kebanyakan lalui otak dan meningen. Pemberian singkat kortikosteroid ju-
pakar percaya bahwa anak seropositif HIV dengan tuberkulo- ga mungkin efektif pada anak dengan tuberkulosis endo-
sis rentan-obat harus mendapat sekurang-kurangnya INH, RIF, bronkial yang menyebabkan distres respirasi, emfisema setem-
dan PZA selama 2 bulan yang disertai dengan INH dan RIF pat, atau lesi paru segmental. Beberapa trial klinis secara acak
untuk menyelesaikan pengobatan total selama 9-12 bulan. Di- telah menunjukkan bahwa kortikosteroid dapat membantu me-
anjurkan bahwa semua anak dengan tuberkulosis dievaluasi ngurangi gejala-gejala dan konstriksi akibat efusi perikardium
untuk infeksi HIV karena adanya HIV dapat memerlukan tuberkulosis akut. Kortikosteroid dapat menyebabkan perbaik-
pengobatan yang lebih lama. an dramatis gejala-gejala pada beberapa penderita dengan
Tuberkulosis Resisten.Obat. Insiden tuberkulosis resisten- efusi pleura tuberkulosa dan menggeser mediastinum. Namun,
obat tampak semakin bertambah pada banyak daerah di dunia, perjalanan penyakit jangka lama mungkin tidak terpengaruh.
termasuk Amerika Utara. Ada dua jenis resisten obat utama. Beberapa anak dengan tuberkulosis milier berat mengalamt
Resistensi primer terjadi bila individu terinfeksi dengan M. tu- perbaikan dramatis dengan terapi kortikosteroid jika reaksi ra-
berculosis yang sudah resisten terha{ap obat tertentu' Resis- dang cukup berat sehingga ada blokade alveolokapiler. Tidak
tensi sekunder terjadi bila organisme resisten obat muncul ada bukti yang meyakinkan bahwa satu preparat kortikosteroid
sebagai populasi dominan selama pengobatan. Penyebab uta- lebih baik daripada yang lain. Regimen yang diresepkan paling
ma resisten obat sekunder adalah ketaatan yang buruk pada sering adalah prednison l-2 mg/kg/24 jam terbagi dalam 1-2
pengobatan oleh penderita atau regimen pengobatan yang dire- dosis selama 4-6 minggu dengan penurunan perlahan-lahan.
sepkan oleh dokter tidak adekuat. Tidak taat pada satu obat le- Perawatan Pendukung. Anak yrng mendapat pengobatan
bih mungkin menyebabkan resistensi sekunder daripada ke- harus dipantau secara teliti dengan mendorong ketaatan pada
gagalan minum seluruh obat. Resistensi sekunder jarang pada terapi, memantau reaksi toksik pada pengobatan, dan meya-
anak karena populasi mikobakterianya sedikit. Karenanya ke- kinkan bahwa tuberkulosis cukup terobati. Nutrisi yang cukup
banyakan resistensi obat pada anak adalah primer, dan gam- adalah penting. Penderita harus diperiksa setiap bulan dan ha-
baran resistensi obat pada anak cenderung merefleksikan rus diberi pengobatan yang cukup yang berakhir sampai kun-
gambaran resistensi pada orang dewasa pada populasi yang jungan berikutnya. Petunjuk yang memberi harapan berkenaan
sama. Peramal utama resistensi-obat tuberkulosis pada orang dengan pemberian obat-obatan pada anak adalah penting.
dewasa adalah riwayat pengobatan antituberkulosis sebelum- Dokter harus meramalkan kesukaran keluarga yang mungkin
nya atau pemajanan terhadap orang dewasa lain dengan tu- dihadapi dalam memperkenalkan obat-obatan baru dalam ben-
berkulosis infeksius resisten-obat tuk dosis yang tidak menyenangkan pada anak yang muda.
Pengobatan pada tuberkulosis resisten obat berhasil hanya Klinisi harus melaporkan semua kasus anak yang dicurigai tu-
bila strain M. tuberculosis penginf'eksi sekurang-kurangnya berkulosis pada departemen kesehatan lokal untuk memasti-
rentan pada dua obat bakterisid yang diberikan. Bila anak kan bahwa anak dan keluarga mendapat perawatan dan
menderita kemungkinan tuberkulosis resisten-obat, setidak- evaluasi yang cukup.
tidaknya tiga dan biasanya empat atau lima obat pada mulanya Tidak taat pada pengobatan merupakan masalah utama
harus diberikan sampai pola kerentanan ditentukan dan regi- pada terapi tuberkulosis. Penderita dan keluarga harus tahu
men lebih spesifik dapat dirancang. Perencanaan pengobatan apa yang diharapkan dari mereka melalui instruksi lisan dan
spesifik harus secara individu untuk setiap penderita sesuai de- tulisan dalam bahasa ibunya. Sekurang-kurangnya 30-50Vo
ngan hasil uji kerentanan pada isolat dari anak atau sumber penderita yang memerlukan pengobatan jangka lama tidak taat
kasus dewasa. Lama pengobatan 9 bulan dengan RIF, PZA, secara bermakna dengan oba-obatan, dan klinisi biasanya ti-
dan EMB biasanya cukup untuk tuberkulosis anak resisten dak mampu menentukan lebih dahulu penderita yang mana
INH. Bila ada resisten INH dan RIF, lama terapi total sering yang akan mejadi tidak taat. Jika klinisi mencurigai suatu pe-
harus diperpanjang sampat 12-18 bulan. Prognosis tuberkulo- luang ketidaktaatan dengan mengobati sendiri setiap hari, pe-
sis anak resiten obat satu atau banyak biasanya baik jika resis- ngamatan terapi langsung harus dilakukan dengan bantuan
tensi obat dikenali sejak awal pengobatan, obat-obat yang departemen kesehatan lokal.
tepat diberikan pada terapi yang diamati secara langsung, PENGOBATAN INFEKSI TUBERKULOSIS TANPA PENYAKIT.
reaksi yang merugikan dari obat-obat tidak terjadi, dan anak Pengobatan anak dengan infeksi tuberkulosis tidak bergejala
serta keluarganya ada pada lingkungan yang mendukung. (uji kulit tuberkulin reaktif, radiografi dada normal, pemerik-
Pengobatan tuberkulosis resisten-obat pada anak selalu harus saan fisik normal) untuk mencegah perkembangan tuberkulo-
dilakukan oleh klinisi dengan kepakaran spesifik pada pengo- sis adalah praktek yang dilakukan. Keefektifan terapi INH pa-
batan tuberkulosis. da anak telah mendekati 700V0 dan telah berlangsung selama
Kortikosteroid. Kortikosteroid ini berguna pada pengobatan sekurang-kurangnya 30 tahun. Terapi INH harus diberikan pa-
beberapa anak dengan penyakit tuberkulosis. Mereka paling da setiap anak dengan uji kulit tuberkulin positif tetapi tidak
bermanfaat bila reaksi radang hospes turut membantu secara ada bukti penyakit klinis atau radiografi. Regimen yang dian-
bermakna terhadap cedera jaringan atau gangguan fungsi or- jurkan sekarang adalah 9 bulan terapi INH setiap hari. INH da-
199 | Tuberkulosis 1 041

pat diberikan dua kali seminggu dengan pengamatan langsung dividu yang terinfeksi menyelesaikan pengobatan ef'ektif bila
jika kesetiaan dengan pengobatan harian mungkin buruk. sumber yang adekuat tidak tersedia.
Terapi INH juga harus dimulai pada anak sebelum umur 6 Vaksinasi Bacille Calmette-Gu6rin, Satu-satunya vaksin ter-
tahun dengan uji kulit tuberkuiin negatif yang baru saja terpa- hadap tuberkulosis yang tersedia adalah bacille Calmettc-
jan pada orang dewasa dengan tuberkulosis infeksius, ter- Gu6rin (BCG), diberi nama dengan nama dua pengamat
masuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita tuberku- Perancis yang bertanggung jawab untuk perkembangannya.
losis. Anak ini mungkin sudah terinfeksi dengan M. tuberculo- Organisme vaksin aslinya adalah strain M. Bovls yang dile-
sis tetapi belum mengembangkan hipersensitivitas lambat. mahkan dengan subkultur setiap tiga minggu selama 13 tahun.
Penyakit tuberkulosis yang bermakna dapat berkembang seca- Strain ini didistribusikan pada beberapa lusin laboratoriurn
ra bersama dengan reaktivitas uji kulit pada anak kecil dan yang melanjutkan subkultur organisme ini pada berbagai me-
bayi, dan penyakit dapat berkembang sebelum uji kulit posistif dia dengan berbagai keadaan. Hasilnya adalah produksi ba-

dikenali. Pada anak yang terpajan, uji kulit tuberkulin diulangi nyak vaksin BCG yang sangat berbeda dalam morfoiogi, siiht
3 bulan sesudah kontak dengan kasus sumber dewasa yang ter-
pertumbuhan, potensi sensitisasi dan virulensi binatang. Cara
ganggu. Jika uji kulit tuberkulin negatif, INH dapat dihenti- pemberian dan skema dosis untuk vaksin BCG merupakan
kan; jika uji kulit kedua reaktif, anak menderita infeksi dan variabel kemanjuran yang penting. Cara pemberian yang di-
terapi iNH dosis penuh dapat diberikan. pilih adalah injeksi intradermal dengan semprit dan jarum ka-
rena cara ini merupakan satu-satunya metode yang memung-
Pengobatan Strain Resisten-obat. Pengobatan optimal in-
kinkan pengukuran dosis individual yang tepat. Namun cara
feksi tuberkulosis yang disebabkan oleh strain M. tuberculosis
intradermal ini mahal, dan jarum serta semprit yang digunakan
resisten-obat belum ditetapkan. Untuk infeksi dengan strain
kembali di negara sedang berkembang, menciptakan bahaya
yang hanya resisten INH, kebanyakan pakar menganjurkan
penularan HIV dan virus hepatitis. Tehnik multipunksi satu
pemberian RIF 6-9 bulan. Namun, tidak ada data dari trial
unit-dosis merupakan satu-satunya tehnik yang tersedia di
klinis terkendali yang mendukung praktek ini. Serupa halnya,
Amerika Serikat dan beberapa bagian lain di dunia.
tidak ada data yang tersedia mengenai pengobatan infeksi tu-
Vaksin BCG sangat aman pada hospes yang berkemarn-
berkulosis yang disebabkan oleh organisme yang resisten ter-
puan imun (imunokompeten). Ulserasi lokal dan adenitis su-
hadap INH maupun RIF. Beberapa pakar telah mereko-
puratifregional terjadi pada0,1-lVa resipien vaksin. Lesi lokal
mendasikan kombinasi fluoroquinolon dan PZA selama 6-9
tidak memberi kesan mendasari cacat imun hospes dan tidak
bulan. Regimen alternatif adalah dosis tinggi EMB dan PZA
mengenai kadar proteksi yang dihasilkan oleh vaksin. Lesi lo-
selama periode waktu yang sama. Untuk infeksi dengan isolat
kal ini biasanya mengurang secara sponran tetapi kadang-
yang resisten terhadap banyak obat, klinisi biasanya memberi-
kadang diperlukan kemoterapi. Eksisi secara bedah limfonodi
kan dua obat yang kepadanya organisme rentan. Kemanjuran
yang mengalirkan nanah jarang diperlukan dan harus dihindari
dan keamanan regimen ini pada anak belum ditegakkan, dan
jika mungkin. Osteitis merupakan komplikasi vaksinasi BCC
pakar pada tuberkulosis anak harus dikonsulkan untuk pengo-
yang jarang, yang tampaknya dihubungkan dengan strain vak-
batan infeksi tuberkulosis resiten banyak obat pada anak.
sin tertentu yang tidak lagi digunakan secara luas. Keluhan
PENCEGAHAN. Penemuan Anak yang Terinfeksi. Prioritas sistemik seperti demam, konvulsi, kehilangan nafsu makan,
tertinggi setiap program pengendalian tuberkulosis harus beru- dan iritabilitas sangat jarang sesudah vaksinasi BCG. Penderi-
pa penemuan kasus dan pengobatan, yang mengganggu penye- ta yang sangat terganggu imun dapat mengembangkan intbksi
baran infeksi antara kontak dekat. Anak dan orang dewasa BCG tersebar sesudah vaksinasi. Anak dengan infeksi HIV
yang berkontak dekat dengan orang dewasa yang dicurigai tampak mempunyai angka reaksi merugikan lokal terhadap
menderita tuberkulosis paru infeksius harus diuji kulit tuberku- BCG sama dengan angka merugikan lokal anak imunokompe-
lin dan diperiksa sesegera mungkin. Rata-rata, 30-50V0 kontak ten. Namun, insiden yang sebenarnya pada anak infeksi terse-
rumah tangga terhadap kasus infeksius uji kulit tuberkulin bar ini beberapa bulan sampai beberapa tahun sesudah vak-
akan nrenjadi positif, dan lVo kontak sudah menderita penyakit sinasi, sekarang belum diketahui.
yang jelas. Skema ini mendasarkan pada sumber dan respon Skema vaksin yang dianjurkan sangat bervariasi pada setiap
kesehatan masyalakat yang efektif dan adekuat. Anak terutama negara. Rekomendasi resmi Organisasi Kesehatan Sedunia ada-
bayi muda, harus mendapat prioritas tinggi selama pengamat- lah satu dosis yang diberikan selama masa bayi. Di beberapa ne-
an kontak karena risiko infeksinya tinggi dan pada mereka le- gara vaksinasi ulangan adalah universal. Dinegara lain di-
bih mungkin berkembang bentuk tuberkulosis yang berat. dasarkan pada uji kulit tuberkulin atau tidak adanya parur (skar)
Uji massa kelompok besar anak untuk infeksi tuberkulosis yang khas. Umur optimal pemberian dan skema dosis tidak dike-
merupakan proses yang tidak efisien. Bila kelompok besar tahui karena trial komparatif yang cukup belum dilakukan.
anak berisiko tuberkulosis rendah diuji, sebagian besar reaksi Walaupun beberapa lusin trial BCG telah dilaporkan di
uji kulit sebenarnya reaksi positif-palsu karena variabilitas bi- berbagai populasi manusia, data yang paling berguna datang
ologis atau sensitisasi silang dengan MNT. Namun uji kelom- dari beberapa trial terkendali. Hasil-hasil dari penelitian ini
pok anak atau orang dewasa berisiko tinggi harus didorong berlainan. Beberapa menunjukkan banyak proteksi dari BCG,
karena kebanyakan dari individu ini yang dengan uji kulit tu- tetapi yang lain tidak menunjukkan kemanjuran samasekali.
berkulin positif menderita infeksi tuberkulosis. Uji harus ber- Meta-analisis trial vaksinasi BCG yang dipublikasikan baru-
langsung hanya jika mekanisme efektif berada ditempatnya baru ini dikesankan bahwa BCG adalah 50dlo efektif dalam
untuk meyakinkan evaluasi dan pengobatan individu yang uji- mencegah tuberkulosis paru pada orang dewasa dan anak. pe-
nya positif. Pada banyak program uji kurang dari sepertiga in- ngaruh protektif pada tuberkulosis tersebar dan menineeal
1042 BAGIAN XVll I Penyakit lnfeksi

tampak sedikit lebih tinggi, dengan BCG mencegah 50-80Vo sahan harus dipertahankan sampai ibu telah dievaluasi menye-
kasus. Berbagai penjelasan untuk respons terhadap vaksin luruh, termasuk perneriksaan sputum. Jika radiografi dada ibu
BCG yang bervariasi ini telah diusulkan, termasuk variasi me- tidak normal tetapi riwayat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
todologi dan statistik dalam trial, interaksi dengan MNT yang sputum dan evaluasi radiografi menunjukkan tidak terbukti
memperbesar atau mengurangi proteksi yang dihisilkan oleh adanya tuberkulosis aktif saat ini, adalah beralasan untuk me-
BCG, berbagai potensi pada berbagai vaksin BCG, dan faktor nerima bahwa bayi ada pada risiko rendah untuk infeksi. Ibu
genetik pada respon BCG dalam penelitian populasi. Vaksi- harus mendapat pengobatan yang tepat, dan ibu serta bayinya
nasi BCG yang diberikan selama masa bayi mempunyai sedi- harus mendapat perawatan pemantauan yang teliti. Lagipula
kit pengaruh pada insiden akhir tuberkulosis pada orang semua anggota rumah tangga harus dievaluasi untuk tuberku-
dewasa, memberi kesan bahwa pengaruh vaksin dibatasi waktu. losis.
Ringkasnya, vaksinasi BCG telah bekerja baik pada bebe- Jika radiografi dada ibu atau pulasan sputum tahan-asam
rapa keadaan tetapi buruk pada keadaan lain, Dengan jelas menunjukkan bukti adanya penyakit tuberkulosis saat ini,
vaksinasi BCG mempunyai sedikit pengaruh pada pengendali- langkah-langkah tambahan diperlukan untuk melindungi bayi-
an akhir tuberkulosis diseluruh dunia karena lebih dari 8 bil- nya. Terapi INH untuk bayi neonatus telah sangat efektif se-
liun dosis telah diberikan tetapi tuberkulosis tetap lazim pada hingga pemisahan ibu dan bayi tidak lagi dianggap keharusan.
kebanyakan daerah. Vaksinasi BCG tidak sangat mempenga- Pemisahan harus dilakukan hanyajika ibu cukup sakit sehing-
ruhi rantai penularan karena kasus tuberkulosis paru menular ga memerlukan rawat rnap di rumah sakit, ibu telah menjadi
yang pada orang dewasa dapat dicegah dengan vaksinasi BCG atau diharapkan menjadi tidak taat pada pengobatannya, atau
merupakan fraksi sumber infeksi populasi yang agak kecil. ada kecurigaan kuat bahwa ibu menderita tuberkulosis resisten
Penggunaan terbaik vaksinasi BCG tampak merupakan pence- obat. Pengobatan INH pada bayi harus dilanjutkan sampai
gahan bentuk tuberkulosis yang mengancam jiwa pada bayi ibunya terbukti biakan sputumnya negatif selama sekurang-
dan anak muda. kurangnya 3 bulan. Pada saat tersebut uji kulit tuberkulin
Vaksinasi BCG belum pernah diambil sebagai bagian Mantoux harus dilakukan pada anak. Jika posistif INH dilan-
strategi untuk pengendalian tuberkulosis di Amerika Serikat. jutkan selama 9-72 bul,an; jika negatif, INH dapat dihentikan.
Penggunaan vaksin yang luas akan menyebabkan uji kulit tu- Karena resistensi INH semakin bertambah di Amerika Serikat,
berkulin berikutnya kurang berguna. Namun, vaksinasi BCG adalah tidak selalu jelas bahwa terapi INH akan efektif pada
dapat turut membantu mengendalikan tuberkulosis pada ke- neonatus; Jika dicurigai ada resistensi INH atau ketaatan ibu
lompok populasi tertentu. BCG dianjurkan pada bayi dan anak pada pengobatan dipertanyakan, pemisahan bayi dari ibunya
dengan uji tuberkulin negatif yang (1) berada pada risiko harus dipertimbangkan. Lama pemisahan harus sekurang-
tinggi pemajanan yang intim dan lama terhadap orang dewasa kurangnya selama diperlukan sampai ibu menjadi noninfek-
.tuberkulosis paru infeksius yang tetap tidak diobati atau dio- sius. Pakar dalam tuberkulosis harus dikonsuli jika bayi muda
bati secara tidak efektif dan tidak dapat dilepaskan dari sumber mempunyai kemungkinan pemajanan pada ibu atau orang de-
infeksi atau tidak ditempatkan pada terapi pencegahan yang wasa lain dengan peiryakit tuberkulosis yang disebabkan oleh
lama; atau (2) terpajan secara terus menerus pada orang de- strain M. tub erculos is resisten-INH.
ngan tuberkulosis yang mempunyai basil yang resisten terha- Jika keluarga dengan tuberkulosis tidak dapat dipercrya
dap INH dan RIF. Setiap anak yang mendapat vaksinasi BCG menerima pengobatan yang tepat atau jika strain M. tuberkulo-
harus mempunyai uji kulit tuberkulin negatif yang ferdoku- sis resisten INH maupun RIF, maka harus dipertimbangkan
mentasi sebelum mendapat vaksin tersebut. Sesudah menda- vaksinasi BCG pada bayinya. Laporan sebelumnya dari
pat vaksin, anak harus dipisahkan dari kemungkinan sumber Amerika Serikat, Eropa, Afrika, dan Asia telah menunjukkan
infeksi sampai dapat ditunjukkan bahwa anak telah mempu- bahwa vaksinasi BCG awal pada bayi amat efektif dalam
nyai respon vaksin (diperagakan dengan reaktivitas tuberkulin, mencegah penyakit bila anggota keluarga menderita tuberku-
yang biasanya berkembang dalam 1-3 minggu). Kadang-ka- losis aktif. Walaupun vaksinasi BCG rutin neonatus tidak tepat
dang, vaksinasi tsCG kedua harus diberikan pada anak yang di Amerika Serikat, vaksinasi ini harus dipertimbangkan pada
gagal mengembangkan reaktivitas uji kulit setelah dosis pertama. neonatus yang keluarganya kacau balau dan tidak dapat dibuat
TUBERKULOSIS PERINATAL. Cara yang paling efektif da- bebas dari tuberkulosis atau yang kemungkinan hilang pada
lam mencegah infeksi dan penyakit tuberkulosis pada neonatus pemantauan.
atau bayi muda adalah dengan uji yang tepat dan pengobatan Walaupun INH tidak dipikirkan teratogenik, pengobatan
ibu serta anggota keluarga yang lain. Wanita hamil risiko wanita hamil dengan infeksi tuberkulosis tidak bergejala
tinggi harus diuji dengan uji kulit tuberkulin, dan mereka yang sering ditunda sampai sesudah persalinan. Namun, wanita ha-
dengan uji positif harus mendapat radiografi dada dengan me- mil bergejala atau mereka yang d'engan bukti radiografi men-
lindungi perut. Jika ibu mempunyai radiografi dada negatif derita penyakit tuberkulosis harus dievaluasi dengan tepat.
dan secara klinis baik, tidak diperlukan pemisahan antara bayi Karena tuberkulosis paru membahayakan pada ibu maupun
dan ibunya sesudah persalinan. Anak tidak perlu evaluasi khu- janin, dan penyakit ini merupakan bahaya besar pada bayi se-
sus atau pengobatan jika ia tetap tidak bergejala. Anggota ke- sudah persalinan, penyakit tuberkulosis pada wanita hamil se-
luarga yang lain harus mendapat uji kulit tuberkulin dan lalu harus diobati. Regimen yang paling sering untuk tu-
evaluasi lebih lanjut menurut indikasi. berkulosis yang rentan-obat adalah INH, RIF, dan EMB. Ami-
Jika ibu dicurigai penyakit tuberkulosis pada saat persalin- noglikosid dan ethionamid harus dihindari karena pengaruh
an, neonatus harus dipisahkan dari ibunya sampai radiografi teratogeniknya. Keamanan PZA pada kehamilan belum dite-
dada diambil. Jika radiografi dada ibunya tidak normal, pemi- gaskan.
200 | MikobakteriaNontuberkulosis 1 043

American Academy of Pediatrics, Committee on Infectious Diseases: Chemo- TABEL 200-1. Mikobakteria Nontuberkulosis yang Terkait dengan
therapy loltuberculosis in infants and children. Pediatrics 89:161, 1992'
American Academy of Pediatrics, Cotnlnittee on Infectious Diseases: Screen-
ing for tuberculosis in infants and children. Pediatrics 93: I 3 I , I 994.
American Thoracic Society: Diagnostic standards and classification of tuber- i'M.. .,. ' ,,
51p,9
culosis. Anr Rev Respir Dis 142J25, 1990.
American Thoracic Souety: Treatment of tuberculosis and tuberculous infec-
M,,marinum, :

tion in adults and children. Am J Respir Crit Care Med 149:1359, 1994.
M. siiti)te
Brudney K, Dobkin J: Resurgent tuberculosis in New York City. Hurnan im- u. srroff ii,iein
munodeficiency virus, homelessness, and the decline of tuberculosis control M, xerwpi ,r -
programs. Am Rev Respir Dis 144:'745, 1991. M, iz,ulgai ',
Cantwell MF, Snider DE Jr, Cauthen GM, et al: Epidemiology of tuberculosis
in the United States, 1985 through 1992. JAMA2'72:535, 1994. 'i,ffi 4lLiiii"i ir '.
Centers for Disease Control and Prevention: Initial therapy for tuberculosis in
M. intraiiililire
the era of multidrug resistance: recomtnendations of the Advisory Council M. nnli'oi,iie
for the Elimination of Tuberculosis. MMWR 42:l, 1993. g4,",a.a.uii,pffi
l*,yi;:1
Colditz GA, Brewer TF, Berkey CS, et al: Efficacy of BCC vaccine in the pre- :fu1-;;,*lgeit) ni- t ':;.
vention of tuberculosis. Meta-analysis of the published literature. JAMA :
1Wi@bio,q1i.,
27 | :698, 1994.
Hsu KHK: Thirty years after isoniazid. Its impact on tuberculosis in children
Mla$iilum '.".-,.

and adolescents. JAMA 251:1283. 1984.


Hussery G, Chisholni T,.Kibel M: Miliary tuberoulosis in children: a review of
94 cases. Pediatr Infect Dis J 10:832, 1991.
Kochi A: The global tuberculosis situation and the new control strategy ofthe
World Health Organization. Tubercle 72: 1, 199 I .
O'Brien R, Long M, Cross F, et al: Hepatotoxicity fron.r isoniazid and rifampin ' fologi pada media padat. Kelompok I, II dan III merupakan
among children trcated for tuberculosis. Pediatrics 72:491 , 1983. pertumbuhan lambat (>7 hari untuk mendeteksi pertumbuhan),
Pineda PR, Leung A, Muller NL, et al: Intrathoracic paediatric tuberculosis: a kelompok IV pertumbuhan cepat (<7 hari untuk rnendeteksi
reporr of202 cases. Tubercle Lung Dis'74:261,1993.
SchaafHS, Gie RP, Beyers N, et al: Tuberculosis in infants less than 3 months
pertumbuhan). Pigmen bentuk fotokhromogen pasca pema-
of age. Arch Dis Child 693'l l, 1993. janan pada cahaya, pigmen bentuk skotokhromogen dalam ge-
Starke JR: Current chemotherapy for tuberculosis in children. Infect Dis Clin lap, dan nonkhromogen gagal menghasilkan pigmen. Spesies
North Am 6:215.1992.
dan serovar MNT sekarang ditentukan dengan reaksi bioki-
Starke JR, Jacobs RF, Jereb J: Resurgence of tuberculosis in children. J Pedi-
atr 120:839, 1992. mia, spesifisitas antibodi, probe DNA teradiolabel, restriksi
Steiner P, Rao M: Drug-resistant tuberculosis in children. Semin Pediatr Infect fragmen panjang DNA polimorfisme, atau rangkaian RNA-
Dis 4:275. 1991. ribosom. Secara biokimia dan imunologi spesies terkait yang
Vallejo JG, Starke JR: Tuberculosis and pregnancy. Clin Chest Med l3:693' secara laboratorium klinik sukar membedakan disebut sebagai
t992.
Vallejo JG. Ong LT, Starkc JR: Clinical features, diagnosis and treatment of
"kompleks", misalnya, kompleks M. fortuitum (M. fortuitum
tuberculosis in infants. Pediatrics 94:1, 1994. dan M. chelonae) dan kompleks M. avium (M. avium dan M.
Waecker NJ, Conner JD: Tuberculous meningitis in 30 children Pediatr Infect intracellulare).
Dis J 9:539. 1990.
EPIDEMIOLOGI. MNT tersebar luas dan berada dimana-
mana dalam lingkungan, berada sebagai saprofit di tanah dan
aiq sebagai patogen pada babi, burung, dan ternak; dan seba-
gai bagian dari flora faring normal. Beberapa MNT mernpu-
nyai tempat ekologi yang dikenal dengan baik yang membantu
I Bnn 200 . menjelaskan pola penularan. Reservoir alamiah untuk M.
marinum adalah ikan dan binatang berdarah dingin lain. se-
M ik ob akt e ria I{ o ntub e rkulo s is hingga infeksi menyertai cedera dalam lingkungan air. M. for-
tuitum dan M.chelonae berada dimana-mana dalam ling-
kungan rumah sakit dan menimbulkan kelompok-kelompok
Dwight A. Powell
luka bedah nosokomial dan infeksi terkait khteter. M. ulcerans
Mycobacterium spesies nontuberkulosis, nonleprosa ditemukan hanya dari tanah dan air hujan hutan dan dihubung-
(MNT), yang juga disebut sebagai mikobakteria atipik, miko- kan dengan infeksi kulit kronik didaerah tropik. Kompleks M
bakteria selain tuberkulosis (MST), atau mikobakteria ling- avium ditemukan berlimpah dalam air, tanah dan aerosol, air
kungan yang kemungkinan patogen adalah anggota familia rawa coklat di Amerika Serikat selatan timur. Di daerah pede-
saan di daerah ini, infeksi kompleks M. avium tidak bergejaia
Mikobakteriaseae. Mereka berbeda dari M. tuberculosis dalam
mendekati 70Vo pada orang dewasa.
kebutuhan nutrisinya, kemampuannya untuk menghasilkan
pigmen, aktivitas enzimatik, dan pola kerentanan terhadap Dengan pengecualian limfadenitis servikal, penyakit yang
obat-obat antituberkulosa. Berbeda dengan M. tuberculosis, terkait dengan infeksi MNT relatif tidak sering pada anak.
MNT biasanya didapat dari kontak dengan lingkungan bukan- MNT, terutama kompleks M. avium, merupakan salah satu
nya karena penyebaran orang ke orang. dari infeksi terminal yang paling sering pada penderita dengan
ETIOLOGI. Tigabelas strain MNT dihubungkan dengan in- sindrom defisiensi imun didapat (AIDS).
feksi manusia. Secara fenotip, mereka dibagi menjadi empat PATOLOGI. Gambaran histologi lesi yang dihasiikan oleh
kelompok yang diuraikan oleh Runyon pada tahun 1959 (Ta- M. tuberculosis dan MNT sering tidak dapat dibedakan. Asam
bel 200-1) didasarkan pada pertumbuhan koloninya dan mor- mikolat dan lipid-lipid lain dalam dinding sel mikobakteria
1044 BAGIAN XVll I Penyakit Infeksi

nasi tanah, debu atau air bergenang kedalam mulutnya. Anak


yang terkena biasanya tidak bergejala dan datang dengan
pembesaran iimfonodi subakut lambat unilateral atau kelom-
pok limfonodi yang sangat berdekatan >1,5 cm yang jelas, ti-
dak nyeri, bebas digerakkan dan tidak eritematosa (Gb.200-1).
Limfonodi yang terlibat kadang-kadang menyembuh tanpa
pengobatan, tetapi kebanyakan mengalami pernanahan cepat
sesudah beberapa minggu. Pusat limfonodi menjadi fluktuan
(beldenyut), dan kulit yang menumpangi menjadi eritem dan
tipis. Akhirnya limfonodi robek dan membentuk saluran sinus
kulit yang mengalir selama belbulan-bulan atau bertahun-
tahun, menyerupai skrofula tuberkulosis klasik (Gb.200-2). Di
Amerika Serikat, kompleks M. avium meliputi sekitar 807o
limfadenitis MNT pada anak. M. scrofuLaceum dan M. kansa-
sll meliputi kebanyakan kasus yang lain, terutama di Amerika
Gambar 200-1. Pembesaran limfonodi, yang keras, tidak nyeri, bebas Serikat selatan baraL M. xenopi, M. malmoense, M. haemophi-
digerakkan dan tidak eritematosa. lum, dan M.szulgai jarang diuraikan.
Penyakit kulit karena MNT jarang pada anak. Infeksi bia-
sanya menyertai penyuntikan (pemasukan) perkutan air tawar
atau garam yang terkontaminasi dengan M. marinurn. Dalam
beberapa minggu pemajanan, noduli soliter tumbuh pada tem-
memberinya tanda ketahanan asamnya dengan pewarnaan
pat abrasi kecil atau siku, lutut atau kaki ("granuloma kolam
Ziehl Neelsen atau Kinyoun. Organisme ini dapat juga dike-
renang"), dan pada tangan serta jari-jari pemelihara ikan (*gra-
nali dengan pewarnaan fluorokhrom auramin-rhodamin. Sensi-
nuloma bak ikan"). Lesi biasanya tidak nyeri dan membesiir
tivitas pewarnaan ini untuk mendeteksi MNT dalam sampel
jaringan kurang daripada sensitivitas pada basil tuberkel. Se- selama 3-5 minggu menjadi granuloma ulseratif atau lesi kutil,
seperti ditemukan pada tuberkulosis kulit. Lesi kadang-kadang
perti pada M. tuberculctsis, lesi patologis klasik terdiri dari
granuloma perkejuan. Namun, inf'eksi MNT lebih mungkin menyerupai sporotrikhosis; lesi satelit dengan tempat masuk
yang meluas sepanjang kulit menyeltai limfatika superfisial.
menimbulkan granuloma yang tidak mengalami perkejuan, ba-
Limfadenopati biasanya tidak ada. Walaupun kebanyakan in-
tasnya tidak jelas (nonpalisade), dan tidak teratur atau serpigi-
nosa. Granuloma mungkin tidak ada, dengan satu-satunya feksi tetap terlokalisasi pada kulit, penetrasi infeksi M. mari-
perubal.ran yang teramati adalah kronik. Pada penderita dengan
num dapat menyebabkan tenosinovitis, bursitis, osteomielitis,
atau artritis.
AIDS dan infeksi MNT tersebar, reaksi radang biasanya sedi-
kit dan jaringan terisi sejumlah besar histiosit yang terpampat
M. ulcerans juga menyebabkan infeksi kulit pada anak
yang hidup di negara-negara tropik (Afrika, Austraiia, Asia
bersama basili tahan asam.
MANIFESTASI KLlNlS. Limfadenitis limfonodi servikal an-
dan Amerika Selatan). Infeksi pasca pemasukan perkutan dan
terior superior atau subfiIandibuler merupakan manifestasi in- muncul sebagai nodulus eritematosa tidak nyeri, paling sering
pada kaki, yang mengalami nekrosis scntral dan ulserasi. Lcsi.
feksi MNT yang paling sering pada anak. Limfbnodi preau-
rikuler, servikal posterior, aksiler, dan inguinal kadang-kadang sering disebut ulkus Buruli menurut nama daerah di Uganda
terlibat. Infeksi ini paling sering pada anak umur 1-5 tahun ka- dimana kebanyakan kasus dilaporkan, mempunyai tepi yang
khas menimbul, meluas perlahan-lahan, dan dapat menyebab-
rena kecenderungannya meletakkan benda-benda terkontami-
kan penghancuran jaringan lunak yang luas dengan infeksr
bakteri sekunder. Lesi dapat sembuh perlahan-lahan selama 6-
9 bulan atau dapat terus menyebar, menyebabkan deformitas
dan kontraktur.
Infeksi kulit dan jaringan lunak karena M. fortuitum dan
M. chelonae jarang pada anak dan biasanya menyertai pe-
masukan perkutan karena luka tusuk dan lecet kecil. Penyakit
klinis biasanya muncul sesudah masa inkubasi 4-6 minggu dan
datang karena selulitis terlokalisasi, nodulus yang nyeri, atau
abses yang mengalir. M. haemophilum dapat menyebabkan
nodulus subkutan yang nyeri, yang sering beruiserasi dan ber-
nanah pada penderita terganggu imun, terutama pasca trans-
plantasi ginjal.
Infeksi paru, walaupun penyebab penyakit MNT pada
orang dewasa yang paling sering, tidak lazim pada anak. Kom-
pleks M. avium diurarkan sebagai penyebab pneumonitis akut,
batuk kronik, atau mengi yang disertai dengan limfadenitis
Gambar 200-2 Limfonodi robek, yang menyerupai skrofula tuberkulosis kla-
paratrakeal atau parabronkial dan kompresi jalan nafas pada
sik. anak normal. Infeksi kronik pada penderita kistik fibrosis yang
200 t Mikobakteria Nontuberkulosis 1 045

lebih tua disebabkan oleh kompleks M. avium dan kompleks bung anak yang sehat. Diagnosis pasti memerlukan prosedur
M. fortuittLm, M. kansasii, M. xenopi, dan M. szuLgai tidak la- invasif seperti bronkoskopi dan biopsi paru atau endobronkial.
zim pada anak dan biasanya terjadi pada orang dewasa yang Biakan darah biasanya diagnostik pada penderita AIDS de-
didzrsari dengan penyakit paru kronik. Mulainya adalah ter- ngan infeksi tersebar. Kornpleks M. avium. dapat dideteksi da-
sembunyi dan terdiri atas demam ringan, batuk, berkeringat lam 7 hari pemasukan pada hampir semua penderita dengan
malam, dan malaise menyeluruh. Kaverna dinding tipis de- sistem biakan darah radiornetrik BACTEC. Secara komersial
ngan infiltrat minin.ral yang mengelilingi parenkim adalah tersedia probe DNA yang membedakan MNT dengan M. ttt'
khas, tetapi penemuan radiografi dapat menyerupai penemuan berculosis. Identifikasi histiosit yang mengandung banyak basil
tuberkulosis. tahan asam dari sumsum tulang dan biopsi jaringan lain rnem-
Pada keadaan yang luar biasa, MNT menyebabkan infeksi beri diagnosis dugaan cepat inf'eksi mikobakteria tersebar.
tulang cian sendi yang tidak dapat dibedakan dari infeksi tu- PENGOBATAN. Terapi infeksi MNT melibatkan pengobat-
lang dan sendi yang dihasilkan oleh M, tuberculosis atau agen an medik, bedah atau kornbinasi. Isolasi strain yang mengin-
bakteri. Infeksi demikian biasanya akibat dari insisi bedah atau feksi dengan uji kerentanan adalah ideal karena pola ke-
luka tusuk karena kecelakatin. Infeksi M. fortuitum dari luka rentanan bervariasi. M. kansctsii, M. nmrinLrnt, M. xenopi, M.
tusuk kaki serupa dengan infeksi yang disebabkan oleh Psel.r- ulcerans, dan M. rnalntoense biasanya rentan terhadap bebela-
do mo na s ae r u g itto s a dan S t ap hy lo c o c c us au r e us.
pa obat antituberkulosis baku. Kompleks M. .fortuitunt, M.
Penyakit tersebar, biasanya disertai dengan infeksi kom- che!onae. M. scrofulaceunt. tlan M- avittttt sering reristen ter'
pleks M. avium yang kadang-kadang terjadi pada anak tanpa hadap obat-obat antituberkulosis baku tetapi mernpunyai
imunodefisiensi yang jelas. Beberapa dari penderita ini mem- berbagai kerentanan terhadap antibiotik yang lebih baru seper-
produksi interferon gama tidak sempurna. Sebagian besar in- ti quinolon dan makrolit. Terapi banyak obat (multipel) sangat
feksi MNT tersebar teriadi pada penderita dengan AIDS, penting untuk mencegah perkembangan resistensi.
biasanya pada akhir penyakit bila angka sel CD4 kurang dari
Pengobatan limfadenitis MNT yang disukai adalah eksisi
100 sel/mm''. Kolonisrsi saluran pernafasan atau saluran cerna
bedah. Limfbnodi halus diambil saat masih keras dan berkap-
mungkin rnendal.rului infeksi kompleks M. avium tersebar, te-
sul. Eksisi lebih sukar jika perkejuan luas dengan perluasan
tapi penelitian skrining sekresi pernafasan atau sampel tinja ti-
pada jraingan sekitarnya telah tr:rjadi, dan kornplikasi cedera
dak berguna untuk meramal penyebaran. Bakteremia berat
nervus fasialis atau infeksi berulang lebih mungkin. Eksisi be-
terus mel.lerus adalah biasa, dan banyak organ yang terinfeksi,
dah yang tidak total tidak dianjurkan karena dapat terjadi drai-
termasuk yang paling sering limfbnodi, hati, limpa, sumsum
nase kronik. Pengobatan antituberkulosis tidak diperlukan
tulang dan salutan cerna; tiroid, pankreas, kelenjar adrenal,
pada eksisi total, tetapi jika ada kekuatiran pada inf'eksi M. ra-
ginjal, otot dan otak mungkin terlibat. Tanda-tanda dan gejala-
berculosis, terapi dengan isoniazid, rif'ampin, dan pirazinamid
gejala infeksi kompleks M. aviunt tersebar adalah demam,
harus diberikan sampai biakan memperkuat etiologi.
keringat malam, menggigil, anoreksia yang ditandai dengan
kehilangan berat badan, kurus, lemah, limfadenopati menyelu- Lesi MNT kulit biasanya sembuh spontan pasca insisi dan
ruh, dan hepatosplenorregali. Ikterus, anemia, dan neutropenia M. rtrarinum rentan terhadap li-
drainase tanpa terapi latn.
mungkin terjadi, infeksi dengan kompleks M. avium tampak fampin, amikasin, etambutol, sulfonamid, trimetoprim-sulfa-
memperpendek harapan hidup penderita AIDS dengan se- metoksasol dan tetrasiklin. Terapi dengan satu atau kombinasi
banyak 6 bulan. obat-obat ini harus diberikan selama 3-4 bulan. Injeksi kor-
DIAGNOSIS. Diagnosis banding limfadenitis MNT adalah tikosteroid tidak boleh digunakan. Inf'eksi superfisial dengan
tuberkulosis, penyakit cakaran kucing, mononukleosis, tokso- M. Jbrtuitum alau M. cheLon.ae biasanya mengurang pasca in-
plasmosis, brusellosis,'tularemia, dan keganasan, terutama sisi bedah dan drainase terbuka, tetapi inf'eksi di tempat yang
limfoma. Uji kulit tuberkulin kekuatan sedang biasanya positif dalam memerlukan terapi dengan amikasin parenteral dan se-
Iemah dengan indurasi 3-15 mm. Walaupun Pusat Pengendali- foksitin, atau klaritromisin oral. Infeksi paru harus diobati
an dan Pencegahan Penyakit telah memproduksi uji kulit yang pada mulanya dengan isoniazid, rifampin dan pirazinamid
mewakili berbagai kelompok MNT, antigen ini tidak tersedia sambil menunggu identifikasi biakan dan uji kerentanan. Ke-
lagi. Perbedaan antara MNT dan M. tuberculosls mungkin su- moterapi untuk penyakit tersebar karena kompleks M. ctviunl
kar, tetapi anak dengan limfadenitis MNT biasanya mempu- tidak menyembuhkan infeksi tetapi berbagai kombinasi obat
nyai keterlibatan limfonodi servikal anterior unilateral, klaritromisin, azitromisin, kiofazimin, rifabutin, rifampin, si-
roentgenogram paru normal, dan tidak ada pemajanan terhadap profloksasin dan ethambutol dapat membatasi pemburukan.
tuberkulosis; anak dengan limfadenitis tuberkulosa paling se-
ring mempunyai keterlibatan limfonodi servikal posterior bi-
Havlik JA Jr., Metchock B, Thompson SE: A prospective evaluation ot nnuo'
lateral, kelainan roentgenogram paru, dan pemajanan terhadap bacteriunt avluar complex colonization of the rcspiratory and gastrointesti-
tuberkulosis orang dewasa. Diagnosis pasti memerlukan eksisi nal tracts of persons with human immunodefieieney virus ir.rfection. J Infeet
limfonodi yang terlibat dan penemuan patogen yang menye- Dis 168:1045,1993.
Horsburgh CR Jr: Myutbacterium aviutll complex in the acquired immunode-
babkan.
ficlency syndrome. N Engl J Med 324 1332, 1991,.
Diagnosis infeksi kulit tergantung pada isolasi mikroorga- Kilby JM, Gilligan PH, Yankaskas JR, et al: Nontuberculous mycobacteria in
nisme yang menyebabkan dari lesi yang diiris karena pewar- adult patients with cystic fibrosis. Chest 102:10, 1992.
naan tahan-asam jarang positif. Diagnosis infeksi MNT paru Levin RH, Bolinger AM: Treatment of non-tuberculous mycobacterial infec
tions in pediatric patients. Clin Pharm 7:545. 1988.
pada anak.juga sukar karena banyak spesies MNT, termasuk
kompleks M. avium, dapat diisolasi dari sekresi oral atau lam-
1 046 BAGIAN XVII . Penyakit

Lewis LL. Butler KM. t-lusson RN, et al: Delir.ring the population of human pada tahun 1975. Gambaran ini harus dianggap perkiraan yang
Immunodeficierry virus-infected children at risk for M)'utbaclenunt twiunt- kurang karena penemuan dan laporan kasus tidak cukup. Mu-
intrucellulare infection. J Pediatr 121 .671, 1992.
Margileth AM, Chandra R. Altman P: Chlonic lymphadenopathy due to my-
lainya penyakit yang tersembunyi dan stigma sosial menye-
cobacterial inl'ection. Am J Dis Child 138:917, 1984. babkan penundaan konsultasl medik dan tidak adanya uji
Peloquin CA: Controversies in the management of Mycobucteriwn aviunt diagnostik sederhana, tidak mahal, membuat konfirmasi diiig-
complex infection in AIDS palients. Ann Pharmacother2T:928, 1993. nosis sulit.
Raad II. Vartivanan S, Khan A. et al: Catheter-related infections caused by the
M)'cobactenum fortLLilLlm cotnplex: 15 cases and review Rev Infect Dis
Kebanyakan pasien lepra dunia ada di Afrika, India, Asia
l3:1 120. 1991. Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan. Angka prevalensi sa-
Stark JR: Nontuberculous mycobacterial int'ections in children. Adv Pediatr ngat bervariasi antara dan didalam negara, frekuensi tertinggi
lnfect Dis 7: 12.t. 1991. untuk seluruh negeri adalah 25 kasus atau lebih per 1.000
Wallace RJ Jr. Tanner D, Brennan PJ, et al: Clinical trial of clarithromycin for
populasi, tetapi frekuensi setinggi 200 kasus per 1.000 popu-
cutaneous (disserlinated) infection due lo M)-cobacleriunt chebnae. Ann
lntern Med I l9:482. 1993. lasi terdapat dalam kantong-kantong hiperendemik kecil. Pe-
Wolinsky E: Mycobacterial diseases other than tuberculosis. Clin Inf'ect Dis nularan dari orang ke orang merupakan sebagian besar kasus
l5:1. 1992. yang menumpangi; sebagian besar dari mereka terjadi pada
anggota keluarga atau pada kontak dekat penderita yang dike-
tahui. Sekitar 200 kasus dilaporkan setiap tahun di Amerika
200.1. Lepra Serikat, darinya 90Vo adalah pada imigran.
(Penyakit Hansen)x
Sisanya 107o berkembang pada tempat yang terlokalisasi
sepanjang pantai Gulf (Gulf coast), di Hawai, dan di telitorial
Lepra adalah penyakit kronik yang dihasilkan oleh infeksi Mikronesia.
Lepra terjadi pada semua umur. tetapi infeksi pada bayi sa-
dengan MlcobacteriLlnx leprae dan terjadi respon hospes. Or-
gan yang paling mencolok terkena adalah kulit dan sistem ngat jarang; insiden frekuensi puncak selama masa anak dan
masa dewasa awal didaerah endemik. Infeksi virus imunode-
syaraf perifer, tetapi keterlibatan saluran pernafasan atas, testis
dan mata juga relatif sering. Manusia telal.r lama diduga meru-
fisiensi manusia dapat mengubah risiko lepra didaerah preva-
pakan satu-satunya hospes M. leprae, tetapi infeksi yang dida- lensi yang tinggi untuk kedua patogen.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI. Cedera diperantarai mela-
pat secara alamiah telah didokumentasi pada armadillo di
Amerika Serikat selatan timur, dan infeksi percobaan telah di- lui banyak jalur, beberapa darinya adalah pelepasan mediator
lakukan pada primata, tikus telanjang, dan armadillo.
radang humoral oleh limfosit dan makrofag yang diaktifkan,
penekanan syaraf oleh granulomala yang membesar, dan pe-
Lesi'kulit kronik, madarosis, neuropati sensori yang me-
ngendapan kompleks imun. Banyak mekanisme yang mungkin
nyebabkan kehilangan jari-jari atau tungkai, dan paresis akibat
disfungsi saraf motoris merupakan sekuele lepra. Sifat kele- bekerja secara bersama atau berurutan.
mahan yang sangat dapat dilihat ini menimbulkan kecacatan Tempat masuk M. leprae kedalam hospes manusia belum
historis "lepra". Sekuele psikologis dan sosiologis dari stigma diketahui. Keterlibatan saluran pernafasan atau saluran cerna
ini dapat melemahkan seperti penyakitnya sendiri dan dapat belum terdokumentasi sebelum munculnya lesi yang melibat-
menyebabkarr keterlarnbatan dalam mencari perhatian medik. kan kulit dan syaraf perifer. Pertumbuhan dan multiplikasi M.
Untuk mengatasi prasangka ini, istilah penderita Lepra'telah leprae adalah maksimal pada 34-35oC. Tidak ada yang diketa-
mengganti kala lepra, dan peryakit Hansen telah menjadi hui mengenai respons imun hospes pada periode awal sesudah
nama yang diterimr.
infeksi, tetapi uji kulit (reaksi Mitsuda, lihat nanti) dan peme-
ETIOLOGI.. M. leprae adalah basil tahan-asam dari famili riksaan serologis memberi kesan bahwa sampai 80-907o dari
mikobakteriaseae. Multiplikasi M. IeprcLe yang sangat lambat mereka yang terinfeksi berkembang imunitas tanpa pernah
diamati pada nodel binatang yang sebagian dapat menjelaskan menampakkan penyakit klinis. Kebanyakan penderita lainnya,
masa inkubasi yang lama yang ditemukan pada penyakit ma- sesudah masa inkubasi sangat bervariasi, terjadi lesi kulrt khas
nusia; masa 3-5 tahun diduga khas. Kejadian lepra yang jarang lepra indeterminate. Penehtian di daerah endemik dengan
pada bayi semuda umur 3 bulan memberi kesan bahwa penu- menggunakan reaksi rantai polimerase menunjukkan adanya
laran dalam lahirn dapat terjadi atau bahwa masa inkubasi penyebaran organisme yang luas pada sekresi hidung dari in-
yang amat pendek dimungkinkan pada keadaan tertentu. dividu tidak bergejala.
Model penularan yang mungkin termasuk kontak dengan epi- Lepra klinis yang berkembang penuh digolongkan menjadi
dermis lepas yang terinfeksi, minum ASI yang terinfeksi, dan lima kategori yang dapat digabung pada spektrum yang meng-
-grgitan nyamuk atau vektor lain. Namun, sekarang penularan gambarkan kisaran intensitas dan kemanjuran cabang seluler'
melalui sekresi hidung yang terinfeksi tampak merupakan respon imun hospes.
dasar pada kebanyakan infeksi. Keterlibatan nasofaring yang Satu ujung spektrum adalah lepra kutup tuberkuloid di-
luas ditampakkan sebagai rhinitis kronik lazim pada penyakit mana ada respon seluler kuat dan spesifik. Pada biopsi jaring-
lepromatosa. an ada granuloma yang terorganisasi sangat rapat tersusun dari
EPIDEMI0LOGI. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) sel epiteloid dan limfosit, tetapi basilli jarang arau tidak ada.
memperkirakan bahwa diseluruh dunia ada 11 juta kasus lepra Makofag bila ada, tidak mengandung organisme intraselluler.
Perkejuan jarang. Keterlibatan syaraf biasanya terbatas pada
ujung syaraf sensoris kulit, dan paling banyak pada satu
*Dirnodifikasi dari seksi pada edisi ke l4 oleh R.A. Miller. batang syaraf perifer.
200 r MikobakteriaNontuberkulosis 1047

Pada ujung spektrum yang lain adalah lepra kutup lepro- memerlukan waktu 8-12 bulan. Ada wujud lepra tuberkuloid
matosa dimana ada anergi total dan spesifik terhadap M. le- "syaraf murni", yang datang sebagai mononeuropati dengan
prae baik dengan uji kulit maupun dengan assay in vitro penebalan syaraf yang mencolok tetapi bukan iesi kulit. Peme-
imunitas seluier. Ada sejumlah besar antibodi yang bersirku- riksaan histopatologi harus untuk menegakkan diagnosis ini.
lasi dan yang dalam jaringan terhadap antigen mikobakteria, Ukuran batang syaraf sangat bervariasi, dan overdiagnosis
tetapi antibodi ini bukan imunitas protektif. Basilli ditemukan syaraf yang membesar lazim pada pemeriksa yang tidak ber-
banyak sekali pada kulit, mukosa hidung, dan syaraf perifer. pengalaman. Penebalan syaraf noduler atau fusifbrm mempu-
Ada basillemia terus menerus serta invasi basil pada semua or- nyai nilai diagnostik lebih besar daripada syaraf yang dapat
gan besar kecuali sistem syaraf sentral. Granuloma jaringan diraba yang halus dan simetri.
kurang dibentuk dan tersusun terutama kumpulan histiosit ber- Lepra Borderline. Kriteria klinis dan histologis untuk tiga
busa yang longgar. Maklofag yang penuh dengan basilli yang subbagian lepra borderline kwang ditegaskan dengan baik
tidak terdigesti sering ada. Ada keterlibatan syaraf perifer si- daripada lepra dua katagori kutub yang iain. Berbeda dengan
metris, luas, walaupun ujung syaraf kulit biasanya terselamat- gambaran tuberkuloid dan lepromatosa, lepra pada bagian bor-
kan. derline tidak stabil. Misalnya, faktor hospes atau bakteri dapat
Populasi sel-T supresor spesifik M. leprae ditemukan da- berakibat menurunkan keadaan klinis kearah gambaran lepro-
lam sirkulasi penderita dengan lepra lepromatosa, dan kenaik- matosa atau meningkat kearah gambaran tuberkuloid. Terapi
an jumlah sel T supressor ditemukan pada kulit granuloma. Sel adalah penyebab kenaikan reaksi yang paling sering; penurun-
T dari penderita lepormatosa juga kurang menghasilkan inter- an dapat ditemukan pada keadaan-keadaan yang mengganggu
leukin 2 dan interleron gamma pasca perangsangan oleh anti- imunitas hospes, misalnya kehamilan. Kekhasan klinis tiga
gen M. leprae daripada sel T dari penderita tuberkuloid atau subkelas borderline yang diterima secara umum adalah seba-
kontrol normal. Penemuan ini mungkin berhubungan dengan gai berikut:
cacat seluler yang mendasari yang memungkinkan perkem- Pada lepra tuberkuloid borderline (TB) jumlah iesi lebih
bangan lepra klinis pada individu yang rentan. banyak tetapi ukurannya lebih kecil daripada lepra tuberku-
Lepra borderline atau lepra dimorfik dibagi menjadi tiga loid. Mungkin ada lesi satellit kecil sekitar lesi yang lebih tua,
subkelas yang terletak antara kutup tuberkuloid dan leprama- dan tepi lesi tuberkuloid borderline kurang tegas dan pusatnya
tosa pada spektrum klinis. kurang atrofi dan anestetis. Biasanya ada penebalan dua syaraf
MANIFESTASI KLlNlS. Lepra indetermiriate. (l) Manifestasi superfisial atau lebih.
ini merupakan bentuk lepra paling awal yang dapat dideteksi Pada gambaran borderLine (BB) lesi lebih banyak dan tam-
secara klinis. Walaupun lepra ini ditemukan pada hanya 10- pak lebih heterogen. Mereka dapat menjadi satu, dan mungkin
20% individu yang terinfeksi, lepra ini merupakan stadium di- ada plak. Tepi-tepinya kurang tegas, dan tepi eritematosanya
mana kebanyakan penderita dengan lepra yang lanjut telah me- menghilang ke kulit sekitarnya. Mungkin ada anestesia, tetapi
lewatinya. Biasanya ada satu makula hipopigmentasi, diameter hipertesia lebih lazim. Penebalan syaraf ringan sampai sedang
2-4 cm, dengan tepi yang kurang tegas tetapi tidak mempunyai lazim ada, tetapi kelemahan otot berat dan neuropati tidak biasa.
eritema atau indurasi. Anestesia rninimal atau tidak ada, teru- Pada gambaran Lepromcfiosa bord.erline (LB), ada sejum-
tama jika lesi ada pada muka. Biopsi janngan mungkin me- lah besar lesi yang tersebal secara asimetri yang tampak het-
ngandung granuloma, tetapi basil jarang dapat ditemukan. erogen. Makula, papula, plak dan nodulus mungkin semuanya
Histopatologi tidak berbeda; diagnosis biasanya dibuat dengan ada bersama-sama. Lesi sendiri adalah kecil kecuali kalau
ekskiusi, pada kontak (terutama anak) penderita lepra, Pada menyatu. Anestesia ringan dan batang syaraf superfisial dise-
50-15Va penderita dengan l,epra indeterminate,lesi sembuh se- lamatkan. Respon awal terhadap terapi sering dramatis; nodul
cara spontan; sisanya memburuk menjadi salah satu bentuk kla- dan plak rata dalam 2-3 bulan. Dengan terapi berlanjut lesi
sik. Dengan demikian, hanya 5-10 dari setiap 100 individu yang menjadi makula dan hampir tidak dapat dilihat.
terinfeksi yang kemungkinan berkembang lepra progresif. Lepra L'bpromatosa Kutub (LL). Lesi tidak dapat dihitung,
Tuberkuloid Kutub (TK). Biasanya lesi tunggal, besar (sering sering menyatu, dan simetris. Pada mulanya mungkin hanya
berdiameter lebih dari 10 cm) dengan tepi eritgmatosa menon- makula yang kabur atau bahkan seragam, infiltrasi kulit difus
jol dengan batas tegas. Sebelah dalam lesi datar, atrofi, hipo- tanpa lesi yang dapat dibedakan. Ketika penyakit memburuk,
pigmentasi, dan anestetik. Mungkin jarang ada lesi sebanyak lesi semakin menjadi papuler dan noduler, sehingga dengan
empat. Syaraf superfisial yang paling dekat sering secara ter- penebalan difus dan infiltrasi kulit, muka leo khas yang diser-
kesan menebal. Syaraf ulnaris, tibialis posterior, dan auriku- tai dehgan kehilangan bulu mata, dan distorsi lobus telinga
laris major yang paling sering terkena. Pemeriksaan periodik menjadi tampak. Anestesia kulit tidak terjadi atau ringan, teta-
semua pendefita lepra dan kontaknya harus meliputi palpasi pi neuropati sensoris perif'er sirnetris mungkin terjadi. Infiltrasi
syaraf-syaraf ini. Tanpa terapi, lesi cenderung membesar per- testis menyebabkan azoospermia, infertilitas, dan ginekomas-
lahan.lahan, tetapi ada keadaan menyembuh spontan yang ter- tia lazim pada.orang dewasa tetapi tidak lazim pada anak. Ba-
dokumentasi. Warna tepinya perlahan-lahan menghilang de- silli dapat ditunjukkan pada kebanyakan organ dalam selairi
ngan terapi, dan indurasi mengurang, menimbulkan lesi dzrtar dari sistem syaraf sentral, tetapi cederajaringan atau gangguan
dengan hipopigmentasi' dan cincin hiperpigmentasi pasca ra- fungsi tidak sering. Glomerulonefritis, bila terjadi, diduga aki-
dang. Kehilangan follikel rambut, kelenjar kgringat; reseptor bat pengendapan kompleks imun bukannya infeksi itu sendiri.
syaraf kulit, dan sensasi dibagian sentral lesi adalah irreversi- Respon awal terhadap terapi mungkin membesarkan hati tetapi
bel. Perbaikan yang nyata akan tampak dalam l-2 bulan sesu- sering disertai dengan periode perbaikan lama yang amat lam-
dah mulai terapi, tetapi penyembuhan total mungkin bat.(2-5 tahun). Pada lepra lepromatosa kutub yang sebe-
1 048 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

narnya, anergi spesifik terhadap basil lepra menetap walaupun Lepromin adalah suspensi M. leprae mati yang diambil
dengan terapi, dengan demikian membuat penderita secara teo- dari jaringan manusia atau armadillo yang terinfeksi. Pasca
rit-is rentan untuk kumat walaupun hanya satu basil tetap hidup inokulasi intradermal, reaksi awal (48 jam, reaksi Fernandez)
pada akhir terapi. serta lambat (3-4 minggu, reaksi Mitsuda) dapat dilihat.
Status Reaksi. Pemburukan klinis akut laziin pada lepra Reaksi Mitsuda, suatu respon granulomatosa terhadap antigen
dan diduga menggambarkan perubahan yang mendadak pada adalah lebih konsisten. Penderita dengan lepra tuberkuloid
keseimbangan imunologis hospes parasit. Walaupun status re- mempunyai respon positif kuat (5 mm), sedang penderita lepra
aksi ini terjadi bila tidak ada terapi, mereka terutama lazim sela- lepromatosa tidak berespon. Uji ini tidak berguna dalam diag-
ma tahun-tahun awal pengobatan. Tiga varian utama dikenali. nosis lepra, karena sebagian besar populasi di daerah lepra en-
Eritema nodusum leprosum (ENL) terjadi pada sebagian demik maupun nonendemik akan memberi reaksi Mitsuda
besar penderita lepra lepromatosa kutub dan pada 25-40Vo yang positif. Lepromin tidak tersedia di Amerika Serikat.
kasus lepromatosa borderline. Nodul kulit lunak, secara klinis Banyak penyakit endemi di negara yang sedang berkem-
menyerupai eritema nodosum, merupakan tanda dari sindrom bang dapat menyerupai gambaran lepra; keadaan ini termasuk
ini. Demam tinggi, poliartralgia migrans, orkitis dan penamba- sifilis sekunder, leismania kulit, frambosia, dan infeksi jamur
han aktivitas pada gambaran klinis lesi kulit komplet yang ada kulit. Tidak ada dari perwujudan ini yang mencakup pareste-
sebelumnya. Kompleks imun dalam sirkulasi dan dalam ja- sia.ianestesia terlokalisasi pada lesi kulit atau menyebabkan pe-
ringan sering ada dan dapat menjelaskan persamaannya de- nebalan syaraf perifer. Adanya penebalan syaraf dengan lesi
ngan gangguan imun kompleks lain, tetapi mekanisme yang kulit juga membedakan lepra dari penyakit neurologis primer.
mendasari tampak melibatkan aktivasi subset sel T pembantu. Lepra indeterminate mungkin datang dengan anestesi mini-
Ada kecenderungan yang kuat untuk berulang, dan ada risiko mal, tidak ada penebalan syaraf, dan histopatologi yang ku-
amiloidosis dan gagal ginjaljika pengobatan tidak cukup. rang tegas memberi kesan infeksi jamur superfisial, terutama
Reaksi Berbalik diamati diseluruh kisaran borderline. tinea versikolor. Diagnosis lepra indeterminate harus dianggap
Nyeri dan radang akut pada tempat adanya lesi kulit dan syaraf satu pengecualian dan akan jarang dibuat pada seseorang selain
serta perkembangan lesi baru merupakan manifestasi utama. dari berkontak erat dengan penderita yang sudah diketahui.
Demam dan toksisitas sistemik tidak biasa, tetapi neuritis akut PENGOBATAN. Hanya tiga agen antimikroba yang telah
dapat menyebabkan cedera saraf irreversibel jika tidak diobati terbukti secara tetap efektif pada pengobatan lepra.
segera. Reaksi berbalik mungkin merupakan satu-satunya ga- Sejak awal tahun 1940, dapsone (diaminodifenil sulfon) te-
wat darurat medik akibat lepra itu sendiri. Penderita harus di- tap merupakan dasar terapi karena harganya rendah, toksisitas
minta menemui dokternya segera jika tanda-tanda reaksi minimal, dan tersedia luas. Sayangnya, resisten sekunder cen-
tampak. Kenaikan mendadak pada imunitas seluler efektif de- derung berkembang ketika obat ini digunakan sebagai satu-
ngan pembunuhan cepat basil dalam selaput syaraf merupa- satunya agen. Lebih menguatirkan adalah semakin bertam-
kan kejadian permulaan. bahnya insiden resistensi primer, yang telah dilaporkan sampai
Fenomen Lucio, vaskulitis kulit, nekrotis, berat adalah ti- 30Vo penderita yang baru didiagnosis di Malaysia dan Ethio-
dak lazim; fenomen ini terjadi terutama pada penderita asli pia. Dermatitis, hepatitis dan methemoglobulinemia merupa-
Meksiko yang menderita lepra lepromatosa difus. Terapi kon- kan efek samping yang paling lazim; granulositopenia jarang
vensional hanya berhasil sedang, dan kematian sering terjadi. tetapi kemungkinan mematikan. Anemia hemolitika terkait do-
Terapi eksperimental, termasuk plasmaferesis dan siklofosfa- sis, yang mungkin berat, ditemukan pada penderita dengan de-
mid, telah berhasil pada kasus tersendiri. Patogenesisnya be- fisiensi glukose-6-fosfat dehidrogenase (G-6-PD), defisiensi
lum diketahui, walaupun kompleks imun hampir pasti turut methemoglobin reduktase, atau hemoglobin M. Pemeriksaan
menyokong. kehamilan tidak menunjukkan kenaikan risiko kelainan janin.
DIAGNOSIS. Faktor penting dalam diagnosis lepra adalah Rifampin merupakan obat mikobakterisid yang paling ce-
inklusinya pada diagnosis banding gangguan kulit pada setiap pat untuk M. leprae, mencapai kadar sangat baik dalam sel, di-
orang yang bertempat tinggal didaerah lepra endemik. Lesi ku- mana kebanyakan basil lepra menetap. Jarang dilaporkan
lit ansstesi dengan atau tanpa penebalan syaraf perifer sebe- resistensi. Penggunaan rifampin yang luas telah dibatasi oleh
narnya patognomonis lepra. Biopsi kulit ketebalan penuh dari harga yang lebih mahal daripada toksisitasnya. Hepatitis ada-
lesi aktif (diwarnai dengan pewarnaan histologi standar dan lah efek samping yang paling sering yang perlu dihentikan.
pewarnaan tahan-asam seperti Fite-Faraco) merupakan prose- Klofazimin, zat warfla fenazin dengan aktivitas antimiko-
dur optimal untuk konfirmasi diagnosis dan klasifikasi penya- bakteri maupun anti radang, terutama berguna pada kasus re-
kit yang tepat. Basil tahan asam jarang ditemukan pada sisten terhadap dapson atau bila status reaksi berulang telah
penderita dengan penyakit indeterminate dan tuberkuloid, se- terjadi. Farmakokinetiknya kurang dimengerti, tetapi waktu
hingga diagnosis pada kasus ini didasarkan pada gambaran paruhnya beberapa hari. Obat ini dengan cepat diambil oleh
klinis dan adanya granuloma kulit yang khas. Uji klinis, mik- sel epitel, suatu sifat yang mungkin penting untuk aktivitasnya
robiologi dan radiologi rutin mempunyai peran kecil atau tidak tetapi juga menimbulkan hiperpigmentasi kulit, iktiosis, sero-
ada dalam diagnosis lepra, walaupun mereka mungkin berguna sis dan enteritis. Perubahan warna kulit coklat-kemerahan
dalam mengesampingkan diagnosis lain. Berbagai assay untuk yang kuat secara kosmetik merupakan penghalang untuk digu-
serum antibodi yang diarahkan terhadap antigen unlk M. le- nakan dan sering mengakibatkan penghentian atau kurang
prae telah dikembangkan, tetapi uji sekarang tidak cukup sen- ketaatan.
sitif dan spesifik pada penyakit aktif untuk menjadi berguna Insiden resisten-obat M. leprae yang semakin bertambah
pada tujuan diagnostik klinis. telah membawa pada pencarian secara intensif agen terapeutik
2OO ) Mikobakteria Nontuberkulosis 1049

alternatif. Minosiklin, quinolon generasi ke 2 tertentu, dan be- Pulasan kulit secara seri atau biopsi berulang berguna da-
berapa derivat makrolid baru telah menunjukkan harapan pada Iam menilai respon terhadap terapi. Basil dalam kulit dihitung
rnodel eksperimental atau trial pendahuluan pada manusia. pada skala logaritma (indeks basil). Empat sampai 8 tahun te-
Gambaran regimen terapeutik optimal untuk lepra diham- rapi efektif biasa diperlukan pada penderita lepromatosa sebe-
bat oleh kurang ketaatan penderita, diperlukan terapi yang lum indeks basil menjadi nol, tetapi gambaran basil berubah
lama dan ketidakcukupan pemantauan jangka panjang untuk sedikit demi sedikit, mulai menjadi manik pertama dan kemu-
kumat (relaps) lambat. Semua penderita lepra harus mendapat dian terfragmentasi. Basil yang tetap utuh dalam kulit atau sya-
terapi banyak obat untuk mengurangi munculnya resistensi. raf selama terapi memberi kesan ketaatan yang buruk atau re-
Rekomendasi berikut menggambarkan praktek baku pada ahli sistensi obat dan biasanya berkorelasi dengan kegagalan klinis
lepra di Amerika Serikat; rekomendasi ini sedikit berbeda dari atau kemunculan kembali. Pemantauan serologi antibodi IgM
rekomendasi WHO yang sebagian besar menggambarkan rea- terhadap glikolipid-i antifenolik dapat memberi pendekatan baru
litas ekonomi di negara yang sedang berkembang. Regimen untuk mengevaluasi respon pengobatan. Uji sensitivitas obat M.
pengobatan awal ditentukan oleh jumlah basil pada kulit (se- Lepraeadalah sukar dan tidak tersedia secara luas tetapi mung-
perti diperkirakan dengan pulasan atau biopsi) dan histologi kin perlu untuk memperkuat kecurigaan resistensi obat'
lesi kulit. Lama terapi tergantung pada histologi awal maupun PROGNOSIS. Prognosis untuk menghentikan penjelekan
klinis dan respon mikrobiologi. kerusakan jaringan dan syaraf adalah baik, tetapi penyembu-
Penderita pausibasiller (indeks basil < 2 + = semua pende- han kehilangan fungsi sensoris dan motoris bervariasi dan bia-
rita indeterminate dan tuberkuloid kutub serta kebanyakan tu- sanya tidak sempurna; hiperpigmentasi, hipopigmentasi, dan
berkuloid borderline) harus mendapat dapson (2 mglkg 24 jam kehilangan organ kulit tetap. Status reaksional diantaranya, ke-
sampai 100 mgl24 jam) dan rifampin (10-20 mgkgl24 jam taatan yang buruk, dan kemunculan resistensi dapson semua-
sampai 600 mg/24 jam selama 6-12 bulan (tergantung pada nya ini dapat menyebabkan pemburukan klinis atau kumat
respon klinis), disertai dengan dapson saja sampai menyelesai- yang memerlukan pemantauan penderita dengan ketat. Banyak
kan terapi I tahun untuk penderita dengan lepra indeterminate dari kelemahan kronik akibat dari trauma berulang pada jari-
dan2-3 tahun untuk mereka yang dengan penyakit tuberkuloid jari tungkai yang anestetik. Menasehati penderita dengan hati-
dan tuberkuloid borderline. Semua penderita dengan leprama- hati dan konsultasi dengan pelayanan terapi fisik dan kerja sa-
tosa atau lepromatosa borderline dan kebanyakan penderita ngat penting untuk hasil akhir yang optimal.
dengan penyakit borderline mempunyai banyak basil yang PENCEGAHAN. Dua pendekatan dianjurkan untuk mengha-
berada dalam kulitnya (lepra multibasiler). Praktek yanglazim langi penularan lepra di daerah endemi. Pertama diarahkan
di Amerika Serikat adalah memulai pengobatan dengan dap- pada risiko infeksi pada kontak rumah tangga penderita lepra,
son dan rifampin (dosis sama seperti diatas) selama minimum terutama mereka yang dengan penyakit multibasiler. Didasar-
2 tahun, disertai dengan dapson saja selama sekurang-kurang- kan pada pemeriksaan kontak secara periodik teratur dan
nya l0 tahun sesudah pulasan kulit atau biopsi menjadi negatif pengobatan awal pada bukti adanya lepra pertama. Terapi pro-
untuk basil yang secara morfologi utuh. Penderita dengan pe- filaksis dicadangkan untuk lingkungan khusus sehingga dapat
nyakit lepramatosa dan lepromatosa borderline mungkin me- dihindari pengobatan tidak tepat 90-95Vo kontak yang tidak di-
merlukan terapi selama hidup. WHO dan American Academy harapkan untuk mengembangkan lepra.
of Pediatrics menganjurkan penambahan klofazimin (dosis de-
Pendekatan kedua untuk pengendalian lepra adalah melalui
wasa 50-100 mg/24 jam; dosis pediatri I mglkgl24jam) pada
vaksinasi. Akibat dari trial klinis dengan berbagai vaksin, ter-
regimen dapson-rifampin pada penderita dengan penyakit mul-
masuk bacille Calmette-Gu6rin, telah mengecewakan tetapi
tibasiler, terutama di daprah dimana ada prevalensi tinggi re-
kloning gen baru-baru ini untuk antigen utama M. leprae telah
sisten dapson primer.
memperbaharui harapan untuk perkembangan vaksin efektif.
Terapi status reaksional dapat menjadi amat dipersulit dan
biasanya akan memerlukan konsultasi pakar. Eritema nodosum Satu praktek historis yang untungnya telah ciitinggalkan a-
leprosum biasanya berespon terhadap terapi kortikosteroid dalah pemaksaan penderita lepra untuk masuk leprosarium.
(l mglkgl24jam prednison) tetapi sering kumat bila obat di- Penelitian penyuntikan telapak kaki tikus telah memperagakan
hentikan. Rernisi klinis eritema nodosum akut dan supresi bahwa kemampuan hidup M. leprae dalam biopsi kulit turun
yang kronik dapat dicapai dengan thalidomid*. Thalidomid secara tajam dalam 3 minggu mulai terapi dengan dapson dan
mutlak terkontraindikasi pada wanita usia suburi sebaliknya rifampin. Penurunan infektivitas ini digabung dengan kemung-
thalidomid jauh lebih aman daripada kortikosteroid untuk kinan tinggi bahwa anggota keluarga telah berpajan lama pada
penggunaan lama. Efek samping utama adalah kelelahan. Do- penderita sebelum diagnosis menyebabkan isolasi fisik pende-
sis pediatri belum ditentukan. Klofazimin juga berguna dalam rita lepra tidak diperlukan.
menatalaksanaan eritema nodosum kronik. Reaksi balik dio-
bati secara optimal dengan kortikosteroid. Regimen selang se-
hari mungkin efektif pada penderita dengan sering kumat. Bloom BR, Godal T: Selective primary health care. Strategies for control of
disease in the developing world. V. Leprosy. Rev Infect Dis 5:765, 1983.
Brubaker ML, Meyers WM, Bourland J: Leprosy in children one year of age
and under. Int J Lepr 53:517, 1985.
*Thalidomid tersedia sebagai agen penelitian melalui Gillis W. Long Han- Chemotherapy of leprosy (Editorial). Lmcet2:487, 7988.
sens's Disease Center, Carville, Louisiana. The Gillis W. Long Hansen's Dis- Dayal R: Early detection ofleprosy in children. J Trop Pediatr 37:310, 1991.
ease Center and Regional center disediakan untuk konsultasi dan membantu Neill MA, Hightower AL, Broome CV: Leprosy in the United States, 1971-
menejemen penderita. Penggunaan pelayanan ini sangat didorong. 1981. J InfectDis 152:1064, 1985.
1 050 BAGIAN XVil . Penyakit lnfeksi

Orege PA, Fine PE, Lucas SB, et al: A case control study on human immuno- senyawa kokain, tidak ada pencatatan mitra seksualnya dan
deficiency virus-l (HIV-l ) infection as a risk factor for tuberculosis and
pengobatan. termasuk u|utan yang tinggi.
leprosy in westem Kenya. Tuber Lung Dis 1 4:377 , 1993.
Ridley DS, Jopling WH: Classification of leprosy according to immunity: A MANIFESTASI KLlNlS. Sifilis primer ditandai oleh chancre
fivegroup system. Int J Lepr 34:255,1966. sifilis dan adenitis regional. Papula tidak nyeri tampak pada
Roche PW, Britton WJ, Failbus SS, et al: Serological monitoring of the re- tempat pemasukan 2-6 minggu sesudah T. palLidmt masuk.
sponse to chemotherapy in leprosy patients. hrt J Lepro Otl.rer Mycobact
Dis6l;35. 1993.
Papula segera berkembang menjadi ulkus bersih, tidak nyeri
Sehgal VN, Srivastava G: Leprosy in children. Int J Dermatol 26:551,1987. dengan tepi menonjol yang disebut chancre. Chancre biasanya
van Beers SM, Izumi S, Madjid B,.et al; An epidemiological study of leprosy pada genital, berisi Z. pallidum yang hidup, dan sangat menu-
infection by serology and polymerase chain reaction. Int J Lepr Other My- lar. Chancre ekstragenital dapat juga ditemukan tergantung
cobac Dis 62:1,1994.
pada tempat pemasukan primer. Limfonodi yang berdekatan
Young RA. Mehra V, Sweester D, et al: Ger.res lbr the major protein rntigens
of Mycobucterium Leprae. Nature 3I 6:450, 1985. biasanya membesar. Chancre menyembuh secara spontan da-
lam 4-6 minggu, menimbulkan jaringan parut tipis. Penderita
yang tidak diobati berkembang manifestasi sifilis sekuncler 2-
10 minggu sesudah penyembuhan Chancre. Manifestasi sifilis
sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam makulo-
papuler nonpruritus, yang dapat meliputi seluruh tubuh yang
I Bae 201 melibatkan telapak tangan dan telapak kaki; lesi pustuler dapat
juga berkembang. Kondilomata lata (plak seperti venrka abu-
abu putih sampai eritematosa) dapat terjadi pada daerah yang
Infeksi Spiroketa lembab sekeliling anus dan vagina, dan plak putih disebut rzr.r-
cous patches dapat ditemukan pada membrana mukosa.
Parvin Azimi Penyakit seperti flu dengan demam ringan, nyeri kepala,
malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri tenggorokan,
mialgia, dan artralgia serta limfadenopati menyeluruh serin-s
201.1 Sifilis ada. Manifestasi ginjal, hati dan mara dapat ditemukan, juga
meningitis. Meningitis terjadi pada 30Vo penderita dengan si-
ET|OLOG|. Sifilis adalah infeksi menular sistemik yang di- filis sekunder, dimanifestasikan oleh pleositosis dan kenaikan
sebabkan oleh Treponema pallidum, spiroketa yang panjang, protein cairan serebrospinal (CSS), tetapi penderita tidak dapat
langsing, berspilal rapat, bergerak dengan ujung mengecil se- menunjukkan gejala neurologis. Inf-eksi sekunder menjadi
cara bertahap halus termasuk famili Spiroketaseae dan genus Iaten dalam 1-2 bulan sesudah muncul ruam. Kumat dengan
Treponema. Anggota patogen genus ini adalah T. pallidunt (si- manifestasi sekunder dapat dilihat selama tahun pertama masa
filis), 7. peftenue (patek, frambosia), dan T. carateum (pinta). laten. Periode ini disebut sebagai periode laten awal. Tidak
Karena mikloorganisme kurang terwarnai, deteksi pada spe- terjadi kumat sesudah tahun pertama; apa yang menyertai ada-
simen memerlukan mikroskop medan gelap atau tehnik pewar- lah sifilis lambat, yang mungkin tidak bergejala (laten lctmbctt)
naan imunofluoresen. T. pallichmt tidak dapat dibiakkan in atau bergejala (tertier). Pada stadium ini, penderita dapat mu-
vitro tetapi disebarkan dengan penyuntikan intratestikuler pada lai menunjukkan manifestasi penyakit tertier, yang meliputi
kelinci. Penularan terjadi melalui kontak seksual atau secara neurologis, kardiovaskuler, dan lesi gummatosa. Yang terakhir
transplansenta. Mode penularan adalah transfusi darah terce- ini adalah granuloma kulit dan sistem muskuloskeletal akibat
mar atau dengan kontak langsung dengan jaringan yang terin- dari reaksi hipersensitivitas lambat hospes.
feksi. INFEKSI KONGENITAL. Sifilis selama kehamilan mempu-
EPIDEMIOLOGI. Dua bentuk sifilis ditemukan oleh dokter nyai angka penularan mendekati 1007o. Kematian janin atau
ahli anak. Sifilis kongenital akbat dari penularan spiroketa perinatal terjadi pada 40Vo bayi yang terkena. Pada yang berta-
transplasenta; bayi jarang berkontak dengan chancre ibu yang han hidup, manifestasinya secara tradisional dibagi menjadi
menimbulkan infeksi pasca lahir. Risiko penularan transpla- stadium awal dan lambat. Stadium awal muncul selama usia 2
senta bervariasi menurut stadium penyakit ibu. Wanita hamil tahun pertama, sedang stadium lambat muncul perlahan-lahan
dengan sifilis primer dan sekunder serta spiroketemia yang ti- selama 2 dekade pertama. Sifilis kongenital awai adalah akibat
dak diobati lebih mungkin menularkan infeksi pada bayi yang dari spiroketemia transplasenta dan analog dengan stadium se-
belum dilahirkan daripada wanita dengan infeksi laten. Penu- kunder sifilis didapat. Sebagian besar bayi mungkin tidak ber-
laran dapat terjadi selama kehamilan. Insiden infeksi kongeni- gejala pada saat lahir; tetapi jika mereka tidak diobati, gejala-
tal tetap paling tinggi selama 4 tahun pertama sesudah men- gejala berkembang dalam beberapa minggu atau beberapa bu-
dapat infeksi primer, sekunder, dan penyakit laten awal. Sifilis lan. Manifestasi infeksi kongenital bervariasi dan melibatkan
didapat hampir selalu akibat dari kontak seksual. Walaupun banyak sistem organ. Hepatosplenomegali, ikterus, dan ke-
penanganan kuratif telah tersedia untuk sifilis selama lebih naikan enzim hati sering ada. Secara histologi, keterlibatan
dari 4 dekade, sifilis tetap penting dan tetap merupakan masa- hati meliputi stasis empedu, fibrosis, dan hematopoesis ekstra-
lah kesehatan yang lazim. Insiden di Amerika Serikat bertam- meduler.
bah secar-a dramatis selama tahun 1980, paling utama pada Limfadenopati cenderung difus dan sembuh spontan; lim-
populasi minoritas kota dalam di negara-negara pantai utara fonodi tersebar mungkin menetap. Anemia hemolitik Coomb
timur, selatan barat, dan barat. Diantara faktor-faktor risiko, negatif adalah khas, Trombositopeni sering dihubungkan de-
penggunaan obat ilegal, terutama pada epidemi penggunaan ngan tertangkapnya trombosit dalam lien yang membesar. Se-
201 t lnfeksi SPiroketa 1 051

iring ada osteokondritis dan periostitis (Gb'201-1) serta ruam


mukokutan khas (Gb.201-2), tampak bersama dengan makulo-
papuler eritematosa atau lesi builosa, disertai dengan deskua-
masi yang melibatkan tangan dan kaki. Mucous patches, rhi'
nitis (sengau), dan lesi kondilomatosa merupakan tanda yang
sangat khas keterlibatan membrana mukosa pada sifilis kon-
genital. Keterlibatan tulang sering terjadi. Kelainan roentgeno-
grafi meiiputi banyak tempat osteokondritis'pada pergelangan
tangan, siku, pergelangan kaki dan lutut; dan periostitis tulang
panjang, dan jarang pada tengkorak. Osteokondritis nyeri dan
sering menyebabkan in'itabilitas dan menolak menggerakkan
ekstremitas yang terlibat (pseudoparalisis Parrot). Kelainan
sistem syaraf sentral, gagal tumbuh, korioretinitis, nefritis dan
sindrom nefrotik dapat juga ditemukan. Manifestasi klinis Gambar 201-2. Ruam mukokutan sifilis kongenital. Lihat juga seksi ber-
keterlibatan ginj al termasuk hipertensi, hematuria, proteinuria, warna
hiperkolesterolemia, dan hipokomplementemia. Mereka tam-
pak terkait dengan pengendapan glomeruler kompleks imun
dalam sirkulasi. Manifestasi klinis sifilis kongenital awal yang
kurang sering adalah gastroenteritis, peritonitis, pankreatitis,
pneumonia, keterlibatan mata (glaukoma dan korioretinitis), na periostitis menetap atau berulang dan penebalan tulang
yang terkait meliputi tulang frontal, penonjolan tulang dahi
hidrops non-imun, dan massa testis.
("kening olimpian"); penebalan unilateral atau bilateral bagian
Manifestasi sifilis kongenital lambat terutama akibat dari
sternoklavikuler klavikula (tanda Higoumenakis); lengkungan
radang kronik tulang, gigi, dan SSS. Perubahan skeleton kare-
anterior bagian tengah tibia (tibia bentuk pedang); dan skapula
skafoid, konfeks sepanjang tepi medialnya. Kelainan gigi se-
ring ada dan meliputi (1) gigi Hutchinson (Gb.201-3), yang
adalah insisivus sentral atas berbentuk tong atau pasak yang
tumbuh saat umur 6 tahun; (2) kelainan email. yang menim-
bulkan lekukan sepanjang permukaan gigitan; dan (3) mul'
berry molars, kelainan molar pertama bawah (6 tahun);
ditandai dengan permukaan gigitan kecil dan jumlah ujung
yang berlebihan. Cacat pada pembentukan email menyebab-
kan karies berulang dan akhirnya penghancuran gigi.
Hidung pelana (saddle nose) (Gb.201-4), depresi akar hi-
dung sebagai akibat rhinitis sifilis, yang menghancurkan tu-
lang dan tulang rawan yang berdekatan. Sekat nasi perforata
merupakan kelainan terkait. Rhagade merupakan parut linier
yang meluas dengan gambaran seperti jari-jari dari lesi mu-
kokutan mulut, anus dan genitalia sebelumnya. Paresis juvenil,
infeksi meningovaskuler laten yang tidak lazim khas ada sela-
ma remaja dengan perubahan perilaku, kejang-kejang fokal,
atau kehilangan fungsi intelektual. Tabes juvenil dengan keter-
libatan medulla spinalis dan keterlibatan kardiovaskuler de-
ngan aortitis sangat jarang.

Gambar 201-1. Osteokondritis dan periostitis pada anak dengan sifilis kon-
genital. Gambar 201-3. Gigi Hutchinson pada sifilis kongenital
1052 BAGIAN XVll . Penyakit lnfeksi

adiksi obat. Seringkali uji "positif palsu biologis" ini untuk si-
filis mempunyai titer rendah, dan sifat yang sebenarnya dibuk-
tikan dengan pemajanan uji antifreponema spesifik. Walaupun
nilainya sebagai uji sklining untuk sifilis primer dan sekunder,
uji nontreponema mungkin digunakan secara tidak tepat dalam
mendiagnosis sifilis kongenital. Antibodi ibu yang melewati
plasenta, dan karenanya VDRL positif-palsu dapat terjadi pada
bayi yang tidak terinfeksi yang dilahirkan oleh ibu dengan
VDRL-positif.
Terkesan antibodi yang didapat secara pasif bila titer neo-
natus sangat lebih kecil (sekurang-kurangnya empat kali) dari_
Gambar 201-4. Hidung pelana pada sifilis awal pada titer ibu dan dapat dibuktikan bila antibodi tidak lagi
dapat diperagakan pada umur 3 bulan. Hasil uji nontr.eponema
negatif palsu dapat terjadi pada penderita yang mendapat in-
feksi pada kehamilan akhir; bayi demikian menjadi seropositif
pada periode pasca lahir.
Manif'estasi klinis lain sifilis kongeniral lambat dapat Uji treponema mengukur antibodi spesifik untuk T. palli-
menggambarkan fenomen hipersensitivitas. F'enomen ini meli-
dum dan meliputi uji imobilisasi T. pattidunt (ITp), uji ab-
puti keratitis interstisiai unilateral atau bilateral dengan gejala-
sorbsi antibodi treponema fluoresens (ABS-ATF) dan ctssay
gejala seperti fotofobia dan lakrimasi berat, disertai dalam be-
mikrohemaglutinasi untuk ctntibodi terhadap T. palliclunt
berapa minggu atau beberapa bulan oleh kekeruhan dan buta (AMH-TP). ITP mengukur kemampuan uji serum (antibodi)
total. Manifestasi okuler yang kurang sering adalah koroiditis,
dan komplemen untuk mengimmobilisasi L pcLllidum; ada be_
retinitis, oklusi vaskuler, dan atrofi optik. Ketulian syaraf dela-
berapa laboratorium yang menyediakan u.ji ini. AMH-Tp dan
pan mungkin unilateral atau bilateral, tampak pada setiap
ABS-ATF merupakan uji konfirmasi yang biasa digunakan.
umur, pada mulanya datang dengan vertigo dan kehilangan
Uji ini tidak dihitung, karena tingkat reaktivitasnya ridak
pendengaran nada tinggi, dan memburuk ke ketulian perna-
berkorelasi dengan aktivitas penyakit; mereka dilaporkan ha_
nen. Sendi Clutton menggambarkan sinovitis unilateral atau
nya sebagai "reaktif' atau "nonreaktif'. Uji treponema teru_
bilateral van,s lnelibatkan ekstrernitas bawal'r (biasanya lutut),
tama berguna untuk memperkuat hasil positif dari uji non_
yang datang sebagai pembengkakan sendi yang tidak nyeri de-
treponema. Reaksi positif-palsu tidak lazim tetapi terjadi pada
ngan cairan sinovial steril; ren-risi spontan biasanya terjadi se-
beberapa individu normal selama kehamilan dan pada penderi-
sudah masa beberapa minggu. Gumma jaringan lunak (identik
ta dengan penyakit seperti gangguan limfoproliferatif, sirosis,
dengan gumma penyakit didapat) dan hemoglobinuria dingin
penyakit kolagen-vaskuler, dan adiksi obat. Kerugian utama
paroksismal merupakan fenomena hipersensitivitas jarang.
uji ini adalah bahwa interpretasinya adalah subjektif, hasilnya
DIAGN0SIS. Diagnosis sifilis kongenital dibuat dengan
tidak dapat dihitung, dan bila positif, mereka rerap demikian
pasti bila T. pctllitlum diperagakan dengan mikroskopi medan-
selama hidup, walaupun terapi cukup. Karenanya uji trepo_
gelap atau imunofluoresen pada spesimen dari lesi kulit, pla-
nema tidak harus digunakan sebagai dasar pemantauan efek_
senta, atau umbilikus; atau bila ibu dan bayi mempunyai uji
tivitas pengobatan. Uji ABS-ATF dan AMH-Tp merupakan
serologis treponema dan nontreponema reaktif dengan tanda-
sasaran salah interpretasi selama masa neonatus karena sero_
tanda klinis khas sifilis kongental pada bayi. pada kasus tidak
positivitas pada ibu yang diobati secara cukup yang menye-
bergejala, diagnosis didasarkan pada uji serologis treponema
babkan seropositif, neonatus yang tidak terinfeksi.
dan nontreponen.ra pada ibu dan bayi, serta riwayat ibu.
Pemantauan titer akan membedakan antibodi yang didapat
Uji nontreponema, seperti Venereal Disease Research se_

Laboratory (VDRL) dan reagin plasma cepat (RpC) mende-


teksi antibodi yang rnelawan kompleks kardiolipin-kolesterol-
lesitin, tidak spesifik untuk sifilis. Hasil kuantitatif uji non-
treponema ini cenderung berkorelasi dengan aktivitas penyakit
dan karenanya amat membantu dalam skrining. Titer naik bila
penyakit aktif (termasuk gagal pengobatan atau reinfeksi) dan
turun bila pengobatan cukup. Garnbar 201-5 menggambarkan
reipon serologis pada sifilis yang tidak diobati pada uji tr.epo-
nema maupun nontreponema. Serum biasanya menjadi non_
reaktif pada uji nontreponema dalam 1 tahun terapi cukup a
untuk sifilis primer dan dalam 2 tahun pengobatan untuk pe-
)
a
nyakit sekunder. Pada infeksi kongenital, uji ini menjadi non- :<
\o
o\
reaktifdalam beberapa bulan sesudah pengobatan yang cukup.
Kerugian utama uji nontreponema, terutama VDRL, adalah
bahwa mereka tidak spesifik untuk infeksi aktif dan mungkin 69
positif-palsu, terutama bila ada rangsangan imunologis seperti MINGGU TAHUN
infeksi, imunisasi, penyakit vaskuler-kolagen, kehamilan dan Gambar 201-5. Respon serologis pada sifilis yang ticlak diobatr
201 t lnfeksi SPiroketa 1 053

TABEL 201.1. atan Sifilis


cara pasif dengan antibodi spesifik-penyakit, yang pertama
Pen$obatan
rnenlacli negatif sesudah umur 6 bulan. Pada bayi yang terin-
dan dosis Aitbr4atif
feksi secara kongenital, serupa dengan rnitra orang dewasanya,
,

uji treponema dapat tetap leaktif bahkan sesudah pengobatan Hril*,i u #lg].'.t Penlsilin C Uenrotln, f€traslkfin,(5O0"mg
1 rng eukup. kuiide-?.i. dli=ii 2,4 jitau IM, da- F.O., p ali se..

Uji irnunologis yang didasarkan-IgM berguna dalam mem- taienri*iiitanuii: ..r:,',,tr dsatu do$is l .,'... ar,i sglana2:
pelkuat diagnosis pada neonatus yang bergejala tetapi telah ti- minggu afau dokr
dak terbukti cukup sensitif untuk diagnosis sifilis pada neo-
. sisrklin,{i00,,mg
iiPb,dua,k4l sglr-ari
natus dalarn risiko yang tidak bergejala. Pada saat sekarang,
bayi tidak bergejala dianggap belisiko untuk sifilis kongenital
.. sefarna ? minggu),
.,,,ptalr erffimisif
karena selologi nontreponema dan treponema ibu positif harus
,

i500 mg PO em
clinilai apakah pengobatan ibu trdak cukup, tidak diketahui pat kali senari se-
atau tidak tcrclokumentasi dalarn 30 hari sebelum persalinan lama 2 minggu).
aa,.l:::1:;''.:.'..r
atau apakah ibu diobati dengan eritromisin; atau apakah titer
:

bambati::(:l41il Fenisilin.G'henzatln Tetrasiklin (500 mg


nontreponema ibu tidak cukup menurun untuk menunjukkan > 1 taiiuill '$juta u tU .',' P6 [,4pattai se
penycmbuhan (ernpat kali atau lebih besar). Jika pengobatan ' $eliap,minggu:ge , ,hari sdlama 4
ibu cukup dan lebih dari 1 bulan sebelutn persalinan dan uji lgrna tiga dosisl , irung€ll) atau dak-
nontreponema bayi positif menggambarkan antibodi didapat ,,l,siilklinrtI00 9
r,r,PO duairkaii sehari
secara pasif, bayi tidak memerlukan pengobatan pada persalin-
an, tetapi pemantauan serologi harus dilakukan. Jika evaluasi ,*tr@e* "esul,
Penisilin C kriital ?enjsilih$ pf'okairl
ibu tidak mampu diselesaikan, bayi ini harus dianggap terin- aqiri 112-24 jura (2.4jura U/hari
leksi dan diobati. Untuk kelompok bayi yang tidak bergejala IJ/24 jam lV dib- lM) PLUS pro-
ini, suatu uji yang clidasarkan-antigen seperti reaksi rantai po- ,.,..eiikan sebagai 2r4,: .,.,,,,benisi .{500'mg
lirnerase spesifik pada 7. palliclwt diperlukan' :i' U'setiap 4 jafi), i ,P0 gnpiit kali'se'
Pusat Pengendalian Penyakit (PPP) menganjurkan bayi selama 10-14 tlati), KeduanJa- ,
diobati bila (1) mereka dilahirkan oleh ibu yang tidak diobati minggu. selarna 10-.14 hari.
,Penisilin C kris.tal. ,
sifilis pada saat persalinan; (2) ada bukti kumatnya ibu atau in- Sililis,kongenital,
aquq (10G00€', r .,
feksi ulang; (3) ada bukti penyakit aktif secara fisik; (4) ada
150.000 urd;x112+
atau' untuk
bukti radiologis sifilis; (5) ada VDRL CSF reaktif.leukosit ,

jamr diberikan se-


bayi yang dilahirkan oleh ibu seropositif, angka atau
bagai 50.000 U/kg
plotein CSF abnormal, tanpa memandang serologis; (6) titer lv:-!9riap'.12 jamiii,,
serologik serum nontreponema pada bayi empat kali lebih be-
I,

selama 7 hari per-


sar dari pada titer ibu atau (7) bayi mempunyai antibodi IgM tama dan lltiap 8

anti treponcma yang dideteksi dengan metode uji yang telah jam iestJdahnya
diberi status sementara atau standar oleh PPP' Diagnosis neu- ..., -setamA,:,mrl4 : .

rosifilis pada penyakit dapat ditegakkan dengan memperaga- at;; :

Piokain penisilin
kan pieositosis clan kenaikan protcin dalam CSS, dan VDRL
c (s0,000 U/kg
CSS positif bersama dengan gejala neurologis. Keterlibatan
n,l ietiap trari oi- ,

SSS lazim dan VDRL CSS ridak selalu reaktif' Diagnosis neu- lam dosii tunggal)
rosifilis pada neonatus'dengan infeksi sifilis sukar karena sen- ,setama 10-14 hari^
sitivitas VDRL CSS jelek pada kelompok umur ini dan tidak
ada kelainan CSS. Pada umumnya, VDRL CSS yang positif
pada bayi neonatus memerlukan pengobatan untuk sifilis, wa-
laupun ia mungkin menggambarkan pemindahan antibodi pa-
sif dari serum ke CSS. Lebih penting, sekarang diterima tensi penisilin. Kadar 0,018 pg/ml (0,03 U/mL) penisilin
bahwa semua bayi dengan diagnosis dugaan sifilis kongenital diperlukan untuk meyakinkan pembunuhan spiroketa dalam
harus diobati dengan regimen ef'ektif untuk neurosifilis karena serum dan CSS. Tabel 201-1 menyajikan regimen terapeutik
diagnosis ini tidak dapat dikesampingkan' yang dianjurkan untuk sifilis. Walaupun regimen nonpenisilin
Mikroskop medan-gelap kerokan lesi primer atau kongeni- tersedia pada penderita alergi-penisilin, desensitisasi yan-e di-
tal atau lesi sekunder dapat menunjukkan I' pallidum, sering- sertai dengan terapi penisilin merupakan strategi yang palin,e
kali sebelum serologi menjadi positif, tetapi tehnik ini dapat dipercaya.
biasanya tidak tersedia pada praktek klinis. Pemeriksaan pla- Untuk penyakit primer, sekunder dan laten awal, dosis
senta dengan tehnik kasar dan mikroskopis dapat berguna da- tunggal 2,4 juta unit penisilin benzatin IM dianjurkan. Pendc-
lam diagnosis sifilis kongenital. Plasenta besar yang tidak por- rita alergi-penisilin tidak hamil tanpa neurofisilis dapat diobatr
porsionai ditandai sccara histologis oleh villitis proliferatif, dengan doksisiklin (100 mg oral2 kali sehari selama 2 ming-
endovaskuler dan arteritis perivaskuler setempat, dan imaturi- gu) atau tetrasiklin (500 mg oral 4 kali sehari selama 2
tas fokal atau difusvilli plasenta. minggu). Jika digunakan seftriakson, kadar serum trepone-
PENGOBATAN. Sifilis didapat. T. pallidum sangat sensitif misid harus diberikan selama 8-10 hari; dosis tunggal terapi
terhadap penisilin, dan tidak terbukti adanya kenaikan resis- seftriakson tidak ef'ektif untuk pengobatan sifilis. Dosis tung-
1 054 BAGIAN XVll . Penyakit Infeksi

gal penisilin benzatin tidak dapat menimbulkan kadar obat Reaksi demam sistemik akut", reaksi Jarisch-Herxheiner.
treponemisid dalam CSS dan mungkin tidak merupakan peng- dengan eksaserbasi lesi; terjadi pada 15-20Va dari semua pen-
obatan efektif untuk neurosifilis, yang terutama benar pada derita dengan sifilis didapat atau kongenital yang diobati de-
penderita yang terinfeksi bersama dengan virus imunodefisi- ngan penisilin. Reaksi ini bukan indikasi untuk menghentikan
ensi manusia (HIV), yang padanya neurosifilis mungkin sukar terapi penisilin.
disembuhkan. Walaupun pedoman PPP terus menganjurkan
penisilin benzatin dosis tunggal pada awal penyakit didapat,
pemantauan yang teliti dan terapi dosis-multipel mungkin di- Azimi PH, Janner D, Berne P, et al: Concentrations of procaine and aqueous
penicillin in the cerebrospinal fluid of infants treated for congenital syphi-
perlukan untuk beberapa penderita, terutama mereka yang ter- lis. J Pediatr 124:649,1994.
infeksi HIV. Penderita ini paling baik diobati dengan tiga in- Beck-Sague C, Alexander ER: Failure of benzathine penicillin C rreatment in
jeksi penisilin benzatin, terapi 10 hari dengan penisilin aqua early congenital syphilis. Pediarr lnfect Dis J 6:1061. 19g7.
telah disarankan pada mereka yang diketahui menderita neuro- Centers for Disease Control: 1993 Sexually Transmitted Diseases Trcatment
Guidelines. MMWR 42 14, t993.
sifilis. Centers for Disease Control: Syphilis and congeniral syphilis-United States,
Sifilis yang sedang dalam inkubasi mungkin diobari secara 1985- 1988. MMWR 37 :486. 7989.

efektif dengan regimen penisilin untuk gonorrea yang dianjur- Musher DM: Syphilis, neurosyphilis, penicillin, and AIDS. J Inlect Dis
163:1201,1991.
kan sekarang, dan semua penderita yang diobati untuk gonor- Zenker PN, Berman SM: Congenital syphilis: trends and recommendations for
rea harus mengalami uji serologis untuk sifilis pada saat pe- evaluation and management. Pediatr Infect Dis J l:105. 1991.
ngobatan dan pada pemantauan 6-8 minggu kemudian. Terapi
dengan ampisilin, amoksisilin, atau seftriakson mungkin juga
efektif. Terapi spektinomisin tidak akan menyembuhkan sifilis 20 1.2. Peny akit Sifilis N onv eneral
yang sedang dalam inkubasi. Karena risiko tinggi mendapat
infeksi, "pengobatan profilaksis" harus diberikan pada kontak Beberapa varian sifilis endemik dikenali pada distribusi
seksual orang-orang yang dengan sifilis infeksius dalam 3 bu- geografiknya. Penyakit ini, mencakup patek, bejel, dan pinta
lan sebelumnya, tanpa memandang serologi. Tiga elemen te- disebabkan oleh spiroketa yang termasuk pada genus Trepo-
rapi sifilis tambahan adalah mutlak: (1) Pemantauan serologi nema yang (1) secara morfologis dan imunoiogis identik de
harus dilakukan pada individu yang diobati untuk menegakkan ngan Z. pallidum, (2) sangat sensitifterhadap penisilin, dan (3)
kecukupan terapi; (2) kontak seksual harus dikenali dan dio- dibedakan terutama atas dasar tanda-tanda klinis. patek meru-
bati; dan (3) uji untuk penyakit lain yang ditularkan secara pakan penyakit spiroketa nonveneral dan terjadi di Afrika,
seksual (sexually transmitted diseases [STDI), termasuk HIV, Amerika Latin, dan Asia. Bejel ada di Timur Tengah dan Al_
harus dilakukan pada semua penderita. rika, dan pinta terdapat hanya di Amerika Latin.
Sifilis pada Kehamilan. Uji serologis rutin unruk sifilis ha-
rus dilakukan selama trimester pertama dan, untuk wanita ber-
risiko tinggi, juga pada permulaan trimester ke 3 dan pada PATEK
persalinan. Bila tanda-tanda klinis atau serologis memberi ke-
san infeksi aktif atau bila diagnosis sifilis aktif tidak dapat Patek merupakan infeksi kumatan yang kronik yang meli-
dikesampingkan dengan pasti, pengobatan terindikasi. pende- batkan kulit dan bangunan tulang yang disebabkan oleh spi-
rita harus diobati dengan regimen penisilin yang tepat untuk roketa Z. pertenue, yang secara mikroskopis atau serologis
stadium sifilis wanita. Wanita yang telah diobati secara ade- tidak dapat dibedakan dari T. pallidunt. penyakit ini terjadi di
kuat pada masa yang lalu tidak memerlukan terapi tambahan daerah tropik panas, basah, Afrika, Asia, Amerika Selatan dan
kecuali serologi kuantiiatif memberi kesan bukti adanya rein- Oseanea, dan hampir semua kasus terjadi pada anak. Banyak
feksi (kenaikan titer empat kali). Doksisiklin dan tetrasiklin ti- dari populasi yang terinfeksi di daerah endemik.
dak boleh diberikan selama keharnilan, dan eritromisin tidak T. pertenue tidak dapat menembus kulit normal dan ditu_
mengobati infeksi janin secara efektif. larkan melalui kontak langsung dari lesi yang terinf'eksi me-
Sifilis Kongenital, Terapi ibu yang cukup akan melenyapkan
lalui luka lecet atau luka sobek. penularan dipermudah oleh
tempat yang penuh sesak dan higiena perseorangan yang bu_
risiko sifilis kongenital. Namun semua bayi demikian harus di-
pantau sampai serologi nontreponema negatif. Risiko pembe-
ruk. Lesi papuler awal ("patek induk") terjadi 2-g minggu
pasca inokulasi. Papula berkembang menjadi papiloma seperti
rian pada bayi neonatus adalah minimal; bayi harus diobati
buah frambus yang timbul, yang sering disertai dengan lim-
bila ada ketidak pastian mengenai kecukupan pengobatan ibu.
fadenopati regional. Lesi sekunder meledak sebelum atau se_
Rekomendasi sekarang untuk pengobatan sifilis kongenital
sudah ulserasi atau penyembuhan patek induk. pada pe_
meliputi regimen penisilin G aqua IV (100.000-150.000 U/kg/ nyembuhan patek induk, ada pembentukan parut hipopigmen-
24 jam) dan prokain penisilin IM (50.000 U/kg/24 jam), dib- tasi. Papiloma sekunder dapat tampak dimana-mana dan dapat
erikan selama l0-14 hari. Kadar penisilin yang lebih tinggi di-
disertai dengan limfadenopati, anoreksia, dan malaise. Lesi
capai pada CSS bayi yang diobati dengan penisilin G iV aqua
ulserasi ditutup oleh eksudat yang berisi treponema. Lesi se_
daripada mereka yang diobati dengan penisilin prokain IM.
kunder menyembuh tanpa parut, tetapi kumat sering terjadi da_
Kedua regimen penisilin rnasih dikenali sebagai terapi yang
lam 5 tahun sesudah lesi primer-.
adekuat untuk sifllis kongenital. Bayi yang diobati harus di-
Lesi dan eksaserbasi sering disertai dengan nyeri tulang
pantau secara serologis untuk memperkuat penurunan titer an-
dan periostitis yang mendasari atau osteomieiitis, terutama
tibodi nontreponema. pada jari, hidung, dan tibia. pasca periode awal aktivitas
201 t lnleksi spiroketa 1 055

klinis, penderita masuk pada periode laten 5-10 tahun' Keada- siko, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan bagian-bagian
an ini disertai oleh penarnpakan lesi tertier pada pubertas, yang India Barat. Infeksi menyertai langsung pemasukan treponema
sering soliter dan destruktif. Tanda ini datang sebagai papi- melalui kulit yang lecet. Pasca berbagai masa inkubasi bebera-
loma yang nyeri pada tangan dan kaki, ulserasi kulit gumma- pa hari, lesi primer tampak pada tempat pemasukan sebagai
papula eritematosa tidak bergejala yang menyerupai psoriasis
tosa, atau osteitis. Penghancuran tulang dan defomitas lazim
ada, sebagai nodulus juksta artikuler, depigmentasi, dan hiper- atau eksema terlokalisasi. Limfonodi regionai sering membe-
keratosis telapak tangan dan kaki yang nyeri ("patek kepiting sar, dan spiroketa dapat ditampakkan pada pemeriksaan me-
kering"). dan-gelap kerokan kulit atau limfonodi yang terlibat' Sesudah
Diagnosis tergantung pada manifestasi klinis penyakit di periode pembesaran, lesi primer menghilang' Lesi sekunder
daerah endemik. Pemeriksaan medan gelap lesi kulit dan uji menyertai dalam 6-8 bulan; mereka terdiri dari makula dan
serologis untuk sifilis, baik uji treponema maupun nontrepo- papula kecil pada muka, kulit kepala, dan bagian badan lain
yang terpajan. Lesi berpigmen ini bersisik dan nonpruritis dan
nema. adalah memPerkuat'
Pengobatan penderita dan semua kontak terdiri atas satu mungkin menyatu membentuk penonjolan seperti plak besar
injeksi intramuskuler penisilin benzatin (1,2 juta U)' yang menyerupai psoriasis. Pada stadium akhir, lesi atrofi dan de-
mlnyembuhkan lesi patek aktif, membuatnya noninfeksius dan pigmentasi muncul pada tangan, pergelangan tangan, perge-
mencegah kumat, Pemberantasan patek dari fokus endemik langan kaki, kaki, muka dan kulit kepala' Hiperkeratosis
dapat disempurnakan dengan mengobati seluruh populasi de- telapak tangan dan kaki tidak biasa. Diagnosis diperkuat de-
ngan penisilin. Penderita yang alergi terhadap penisilin dapat ngan pemeriksaan medan-gelap lesi awal dan uji serologis po-
diobati dengan eritromisin atau tetrasiklin. sitif untuk sifllis. Pengobatan tetdiri dari satu injeksi benzatin
penisilin intramuskuler (1,2 juta U). Tetrasiklin dan eritro-
misin merupakan alternatif yang memuaskan untuk penderita
SIFILIS ENDEMIK alergi terhadap penisilin.
(Bejel, Sifilis Nonveneral Anak)

Bejel mengenai anak yang hidup di daerah Sahara Afrika LEPTOSPIROSIS


dan Timur Tengah. Infeksi dengan strain Treponema pallidum
menyertai penetrasi spiroketa melalui kulit atau membrana ETl0LOG|. Leptospirosis adalah infeksi menyeluruh manu-
mukosa yang terkena trauma' Pada infeksi eksperimental, sia dan binatang yang disebabkan oleh spiroheta genus Lepto-
spira. Leptospira patogen termasuk satu spesies, 'Leptospira
membentuk papula primer pada tempat penyuntikan sesudah
masa inkubasi 3 minggu; pada infeksi manusia lesi primer interrog,ans, yang berisi sekitar 200 serovar terpisah' Satu se-
hampir tidak pernah tampak. Manfestasi klinis bejel stadium rovar mungkin menghasilkan berbagai sindrom tersendiri, dan
kedua terbatas pada kulit dan membrana mukosa dan terdiri satu manifestasi klinis (misal meningitis aseptik) dapat dise-
atas n'Lucous patches yang sangat infeksius pada mukosa oral
babkan oleh serotip multipel.
dan lesi seperti kondiloma pada area tubuh yang lembab, teru- EPIDEMIOLOGI. Leptospirosis adalah zoonosis yang terse-
tama aksilla dan anus. Lesi mukokutan ini sembuh secara bar luas diseluruh dunia. Leptospira menginfeksi banyak spe-
spontan selama masa beberapa bulan, tetapi seling berulang' sies binatang buas dan domestik dan telah diisolasi dari bu-
Stadium sekunder disertai dengan periode laten yang ber- rung, ikan, dan reptil. Tikus merupakan sumber utama inf'eksi.
variasi sebelum mulai bejel lambat atau tertier' Komplikasi Reservoir binatang lain yang penting adalah anjing, kucing,
lambat, identik dengan komplikasi patek, termasuk pembentu- ternak, dan binatang liar. Infeksi binatang bervariasi dari tidak
kan gumma pada kulit, jaringan subkutan, dan tulang, menye- nampak sampai mematikan. Bila terinfeksi, binatang meng-
babkan ulserasi destruktif yang nyeri, bengkak dan deformitas' ekskresi spiroketa dalam urin selama masa yang lama. Lepto-
Diagnosis dicurigai atas dasar epidemiologis dan klinis dan spira yang bertahan hidup diluar hospes binatang tergantung
diperkuat dengan pemeriksaan medan-gelap kulit dan lesi pada kelembaban, suhu dan pH tanah atau air tempat lepto-
membrana mukosa atau dengan uji serologi (uji VDRL, TPI spira ini dilepaskan. Sebagian kasus manusia diseluruh dunia
dan ABS-ATF positif). Membedakan dengan sifilis sangat su- akibat dari pemajanan pekerjaan terhadap air atau tanah yang
kar di daerah endemik. Bejet dapat dicurigai bila tidak ada dikontaminasi tikus. Kelompok pekerjaan dengan insiden lep-
chancre primer dan tidak ada keterlibatan sistem SSS dan kar- tospirosis tinggi adalah pekerja pertanian, orang-orang yang
diovaskuler selama stadium lambat' Pengobatan infeksi awal hidup dan bekerja pada lingkungan yang banyak tikus, indi-
terdiri dari satu dosis benzatin penisilin (1,2 iuta U) intra- vidu yang terlibat pada peternakan hewan atau dokter hewan,
muskuler; inf-eksi lambat diobati dengan tiga injeksi' masing- dan pekerja laboratorium. Di Amerika Serikat reservoir bina-
masing dosis sama pada interval 7 hari. Penderita alergi penis- tang utama adalah anjing, dan kontak dengan spiroketa sering
ilin dapat diobati dengan eritromisin atau tetrasiklin. dihubungkan dengan aktivitas rekreasi yang menyebabkan
kontak dengan tanah atau air yang terkontaminasi selama
bulan-bulan musim panas.
PINTA
PATOF|S|0L0Gl. Leptospira masuk pada manusia melalui
Pinta adalah infeksi kronik yang ditularkan secara nonve-
kulit basah dan lebih disukai yang tergores atau melalui mem-
brana mukosa. Menyertai penetrasi melalui kulit dan mem-
nereal, disebabkan oleh Treponema carateum' spiroketa yang
brana mukosa, leptospira bersirkulasi dalam aliran darah dan
secara morfologis dan serologis tidak dapat dibedakan dari
menyebar ke semua organ tubuh. Lesi primer yang disebabkan
treponema manusia lain. Penyakit ini adalah endemik di Mek-
1 0s6 BAGIAN XVll . Penyakit Infeksi

oleh leptospira adalah kerusakan lapisan endotel pembuluh da- lang, Meningitis aseptik merupakan tanda utama fase ini. Wa-
rah kecil dengan akibat cedera iskemik pada hati, ginjal, meni- laupun profil CSS abnormal pada 80Va anak terinfeksi. hanya
ngen, dan otot. Sesudah masa inkubasr T -12 han, fase septike- 507o mempunyai manifestasi meningeal. Kelainan cairrn spi-
ntia awal mulai dimana leptospira dapat diisolasi dari darah, nal termasuk kenaikan sedang pada tekanan. pleositosis mono-
CSS, dan jaringan lain. Gejaia awal, yang berakhir sekitar 2-7 nuklear jarang melebihi 500 sel/mm' lleukosit polimor-
hari, dapat disertai dengan masa sehat singkat dan gejala kedua fonuklear pada mulanya dominan), protein normal atau sedikit
ataufase intun.Fase imun dihubungkan dengan munculnya an- naik, dan nilai glukosa normal. Ensefalitis, neuropati kanial
tibodi dalam sirkulasi, menghilangnya organisme dari darah dan perifer, papil edema dan paralisis adalah tidak biasa.
dan CSS, dan munculnya tanda-tanda dan gejala-gejala tam- Gejala-gejala yang dapat dihubungkan dengan SSS sembuh
bahan. Walaupun ada antibodi dalam sirkulasi, leptospira da- secara spontan dalam satu minggu atau lebih. Uveitis dapat
pat menetap dalam ginjal, urin, dan humor aquaeous. Fase terjadi selama fase ini; uveitis ini dapat bilateral atau unilateral
imun atau leptoispilurik mungkin berakhir beberapa minggu. dan biasanya sembuh sendiri, jarang menyebabkan gangguan
MANIFESTASI KLlNlS. Kebanyakan kasus leptospirosis pa- penglihatan permanen.
da manusia adalah subklinis, dengan inf'eksi yang tidak jelas Leptospirosis lkterik (Penyakit Weil). Benruk leptospirosis
terutama biasa pada kelompok pekerjaan berisiko tinggi seper- berat ini terjadi pada kurang dari 70Vo anak yang terkena.
ti petani dan keluarganya: Inf'eksi bergejala dapat muncul se- Manifestasi awal serupa dengan manifestasi awal yang digam-
bagai penyakit demam akut dengan tanda-tanda dan gejala- barkan pada leptospirosis anikterik. Namun, f'ase imun, ber-
gejala nonspesiflk (10V0), sebagai meningitis (20Eo), atau seba- beda, ditandai dengan bukti adanya disfungsi hari dan ginjrl
gai disfungsi l.repatorenal (10E0). Mulainya khas mendadak, secara klinis dan laboratorium. Pada kasus yang mendadak be-
dan penyakitnya cenderung mengikuti perjalanan bifasik rat, fenomen hemorrhagik dan kolaps kardiovaskuler.juga ter-
(Gb.20r-6). jadi. Kelainan hati meliputi nyeri kuadran atas, hepatomegali,
Leptospirosis aniherik. Mulainya fase awal atau septike- hiperbilirubinemia direk dan indirek, dan kenaikan sedang en-
mik mendadak, dengan demam, menggigil kedinginan, nyeri zim hati serum. Manifestasi ginjal lazim ada, dapat mendomi-
kepala berat, malaise, mua1, muntah dan sering nyeri otot he- nasi gambaran klinis, dan merupakan penyebab utama kema-
bat yang melemahkan. Kolaps sirkulasi tidak biasa, tetapi be- tian pada kasus yang mematikan; semua penderita mempunyai
berapa penderita menderita bradikardi dan hipotensi. Khas, tanda-tanda kelainan pada analisis urin (hematuria, protein-
anak lesu, dengan dehidrasi ringan sampai sedang. Tanda- uria, dan silinder), dan azotemia sering ada, sering disertai de-
tanda fisik tambahan meliputi nyeri otot ekstrem, yang paling ngan oliguria dan anuria. Gagal jantung kongestif tidak lazim;
mencolok di tungkai bawah, spina lumbosakral, dan perut. Pe- namun, kelainan elektrokardiogram ada pada 90%, anak yang
nutupan konjungtiva dengan fotofobia dan nyeri orbita (pada terkena. Manifestasi perdarahan jarang ,tetapi ada dapat meli-
tidak adanya kemosis dan eksudat purulen), limfadenopati puti epistaksis, hemoptisis, dan perdarahan saluran cerna dan
menyeluruh, dan hepatosplenomegali dapat juga ada. Lesi ku- adrenal. Trombositopenia dan hipoprotrombinemia juga ter-
lit lazim ada (10Vo), biasanya terdiri atas ruam makulopapuler iadi.
eritematosa pada tubuh, tetapi mereka dapat berupa urtikaria, DIAGNOSIS. Leptospirosis harus dipikirkan pada diagnosis
petekie, purpura, atau pengelupasan. Manifestasi yang kurang banding setiap penyakit demam akut bila ada riwayat kontak
sering adalah f'aringitis, pneumonitis, artritis, karditis, kolesis- langsung dengan binatang atau dengan tanah atau air yang
titis dan orkitis. Fase kedua atau fase imun dapat menyertai terkontaminasi dengan kencing binatang, dan terutama bila
masa singkat tidak bergcjala dan ditandai dengan demam beru- mulainya mendadak dengan kedinginan, demam, mialgia be-

Leptospirosis anikterik Leptospirosis ikterik


(Sindrom Weil)

Stadium Pertama Stadium Kedua Stadium Pertama Stadium Pertama


3-7hari 0hari-1bln 3-7 hari 10 - 30 hari
(Septikemik) (lmun) (Septikemik) (lmun)

Gambar 201-6. Stadium leptospirosis anikterik


dan ikterik. Hubungan antara tanda-randa klinis
dan adanya leptospira dalam cairan tubuh (Diku-
Mialgia Meningitis lKterus tip dengan izin dari Feigin RD, Anderson DC:
Nyeri kepala, Uveitis Perdarahan
6 CRC Crir Rev Clin Lab Sci 5:413, 1975. Copy,
E
co Nyeri abdomen Ruam Gagal ginjal
(!.4 c Miokardilis
right CRC Press, Inc Boca Raton, FL)
e'E Muntah Demam
=
O Penutupan
-V
cr
f konjungtiva
Demam

6
.!
*c css
XE
e<
Jo
201 t Infeksi spiroketa 1 057

rat, penutupan konjungtiva, nyeri kepala, mual dan muntah' peliharaan keluarga telah dianjurkan sebagai cara mele-
Isolasi organisme penginfeksi dari spesimen klinis atau ke- nyapkan reservoir binatang, tetapi program ini keberhasilan-
naikan empat kali dalam titer antibodi bila ada gejala-gejala nya terbatas. Vaksin manusia polivalen yang dimattkan de-
klinis yang cocok dengan leptospirosis dapat menegakkan di- ngan formalin telah digunakan pada kelompok pekerjaan
agnosis. Diagnosis dugaan dibuat pada anak tidak bergejala "berisiko" di Eropa dan Asia; namun, belum ada trial kiinis
dengan titer stabil 1:i00 atau lebih besar dalam dua spesimen yang menentukan kemanjurannya. Leptospirosis telah dicegah
atau lebih dan pada anak tidak bergejala dengan bukti adanya pada anggota angkatan bersenjata Amerika yang ditempatkan
pernajanan dan serokonversi (yaitu, kenaikan empat kali titer didaerah tropis dengan memberi doksisiklin, 200 mg sekali
antibodi pada spesimen yang diambil berselang 2 minggu atau seminggu, sebagai profilaksis. Skema ini dapat sama efektif'-
lebih). Tehnik pewarnaan perak dan antibodi fluoresen me- nya pada wisatawan yang masuk daerah yang sangat endemis
mungkinkan identifikasi leptospira pada jaringan yang terin- selama masa waktu terbatas.
feksi atau cairan tubuh. Spiroketa dapat juga diperagakan
dengan rnikroskop fase-kontras atau medan-gelap; namun' Edwards GA, Domm BM: Human leptospirosis. Medicine 39:l11 ,1960.
diperlukan ketrampilan dan artifak yang sangat sering ditemu- Feigin RD, Anderson DC: Hun.ran leptospirosis. CRC Crit Rev CIin Lab Sci
kan dengan uji ini membatasi penggunaannya. Tidak seperti 5:413,1915.
spiroketa patogen lain, leptospira dengan mudah dibiakkan Heath CW Jr, Alexander AD, Galton MM: Leptospirosis in the United States.
Analysis of 483 cases in man, 19219-1961. N Engl J Med 273:857' 1965
pada media yang tersedia dipasaran.
Watt G, Alquiza LM, Padre LP, et al: The rapid diagnosis of Ieptospirosis: A
Media yang mengandung serum kelinci atau albumin se-
prospective comparison ofthe dot enzyme-linked immunosorbent assay and
rum sapi dan asam lemak rantai panjang adalah cocok' Biakan the genus-specific nicroscopic agglutination test at different stages of ill-
darah ulangan dalam infeksi satu minggu pertama dengan sa- ness. J Infect Dis 157:4, 1993.
Wong ML, Kaplan S, Dunide LM, et al: Leptospirosis: A childhood disease. J
ngat sedikit inokula darah dianjurkan. Sedikit inokulum (yaitu
Pediatr 90:532, 1977.
satu tetes dalam 5 mL mediurn) digunakan untuk meminimal-
kan faktol peghambat pertumbuhan. Organisme ini dapat dite-
mukan dari darah atau CSS selama 10 hari pertama sakit dan DEMAM GIGITAN-TIKUS
dari urin sesudah minggu ke 2. Jumlah leptospira dalam spe-
simen klinis sedikrt dan kecepatan pertumbuhannya lambat; Dua penyakit berbeda dikelompokkan pada istilah dennnt
leptospira dapat dilihat dalam beberapa hari, walaupun biakan gigitan tikus.Ini merupakan demam gigitan tikus yang dise-
tidak dapat menjadi positif selama 2-4 bulan. Dengan demiki- babkan oleh streptobasiler dan kumam berbentuk spirai. Ke-
an diperlukan inkubasi yang lama. dua penyakit biasanya pasca gigitan atau cakaran tikus; tetapi,
Diagnosis paling sering ditegakkan dengan uji serologis' kasus telah dilaporkan walaupun tidak ada riwayat pemajanan
Uji a-elutinasi s/ide mikroskopis dengan menggunakan antigen dengan rodensia. Laporan kasus tersendiri dan beberapa epi-
rnati merupakan uji skrining yang paling berguna. Uji agluti- demi demam gigitan-tikus secara streptobasiler telah diuraikan
nasi slide mikroskopis dengan antigen hidup atau diobati for- pasca minum susu mentah yang dikontaminasi oleh tikus (de-
malin dapat digunakan untuk menentukan titer antibodi dan mant Haverhill). Penyakit ini ada diseluruh dunia, dengan insi-
sementara mengenali serotip penginfeksi.'Aglutinin biasanya den dilaporkan lebih tinggi dikelompok perkotaan dengan
tampak pada hari ke 2 sakit dan mencapai titer maksimum sanitasi buruk dan populasi tikus yang besar. Infeksi lebih la-
pada minggu ke 3. Titer rendah dapat menetap selama ber- zim pada anak daripada orang dewasa dan terjadi pada sekitar
tahun-tahun. Sekitar l\Va orang yang terinfeksi tidak mempu- 70Vo anakyang digigit tikus liar.
nyai aglutinin yang dapat dideteksi, agaknya karena antisera
yang tersedia tidak mengenali semua serotip Leptospira' Ujr
hemaglutinasi tidak langsung atau arsn) imunosorben terikat Demam Gigitan-Tikus Secara Spiral
enzim (ELISA) yang sangat spesifik dan sensitif dan uji bintik (Sodoku)

ELISA telah menggantikan uji aglutinasi slide biasa.


PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN. Walaupun sensitivitas Penyakit ini disebabkan oleh Spirillum minor, spiroket
in vitro Leptospira terhadap penisilin dan tetrasiklin dan ke- gram negatif, bergulung ketat, pendek yang ada dalam ludall
manjuran agen ini dalam mengobati infeksi eksperimental, pada sekitar 10% tikus liar dan tikus laboratorium sehat. Or-
efektivitasnya pada leptospirosis manusia tetap kontroversial. ganisme ini tidak dapat ditumbuhkan pada media yang terse-
Tampak bahwa permulaan pengobatan sebelum hari ke 7 dia di pasaran; isolasi laboratorium memerlukan penyuntikan
mungkin akan memperpendek perjalanan klinis dan mengu- tikus dan marmut. Namun, ia dapat ditampakkan dengan pe-
rangi keparahan infeksi. Atas dasar ini, pengobatan dengan pe- meriksaan medan gelap langsung dari limfa yang terinf'eksi
nisilin atau tetrasiklin (pada anak diatas 12 tahun) harus di- yang diambil dari tempat suntikan (lebih baik selama fase
berikan sesegera diagnosis dicurigai. Penisilin G parenteral, 6- ulseratif) atau dari limfonodi regional. Kadang-kadang spi-
8 jutatJlm2l24 jam. terbagi dalam 6 dosis selama 7 hari dian- roketa ditampakkan pada pulasan darah perif'er.
jurkan. Pada penderita yang alergi terhadap penisilin, tetrasik- MANIFESTASI KLlNlS. Pemasukan awal spiroketa disertai
lin (10-20 mg/kg/24 jam) harus diberikan secara oral atau dengan masa inkubasi tidak bergejala 14-18 hari. Luka tampak
intravena terbagi dalam 4 dosis selama 7 hari. menyembuh tetapi kemudian menjadi eritematosa dan indu-
Pencegahan leptospirosis manusia dimungkinkan dengan rasi, dan akhirnya mengalami pernanahan dan pembentukan
melakukan cara pengendalian rodensia dan menghindari air keropeng (Gb. 201-7). Selama fase ini, limfangitis dan lim-
dan tanah yang terkontaminasi, Imunisasi ternak dan binatang fadenitis terlokalisasi diamati pada sekitar 50% anak yang
1 058 BAGIAN XVil t Penyakit Infeksi

terkena. Pada permulaannya adalah demam, menggigil, mial- gram negatif tidak berkapsul, yang dapat diisolasi dari naso-
gia berat. dan ruam makuler coklat kemerahan atau ungu faring pada sekitar 507o tikus liar dan tikus laboratorium sehat.
(80Ea), khas mulai pada tempat pemasukan dan menyebar me- Organisme ini juga telah diisolasi dari tikus, tupai, anjing,
libatkan seluruh tubuh. Artralgia dapat berat, tetapi tidak ada kucing dan musang. S. ntoniliforn rls dapar dibiakkan pada me-
efusi sendi. Pada anak yang tidak diobati, demam menetap se- dia buatan yang tersedia dipasaran, Sifat-sifat morfologi pato-
lama 3-4 hari, pada saat mana gejala-gejala utama mengurang, gen, termasuk pembentukan bentuk-L yang tanpa dinding sel,
ruam menghilang, dan tempat pemasukan sembuh. Masa tidak dan relatif resisten terhadap penisilin bervariasi menurut umur
bergejala ini menetap selama beberapa hari dan disertai oleh inokulum dan komponen-komponen media biakan. pewarnaan
siklus demam kedua, ruam dan gejala-gejala utama. Gambaran Giemsa atau Gram dapat menampakkan batang pendek, rantai
kumat penyakit ini dapat berlanjut sampai selama I tahun pada panjang, atau filamen kusut panjang dengan pembengkakan
penderita yang tidak diobati; namun, penyakit pada akhirnya fusiform.
sembuh sendiri. Kematian jarang (IVo) dan biasanya disertai MANIFESTASI KLlNlS. Masa inkubasi pendek, jarang mete-
dengan meningitis, endokarditis, dan miokarditis.
bihi 7 hari. Mulainya mendadak dengan demam dan meng-
DIAGNOSIS. Pada penderita dengan riwayar gigitan tikus, gigil. Gejala-gejala yang menyerrai termasuk mialgia berat.
diagnosis banding utan-ra adalah etiologi-apakah agen infeksi
kelemahan, nyeri kepala, dan gejala-gejala saluran pernafasan
merupakan S treptob acillus moniLfo rmis atau Sp irillum minor.
atas, paling penting faringitis. Ruam menyeluruh dan keterii-
Masa inkubasi yang panjang, penyembuhan awal dari luka batan sendi tampak dalam beberapa hari sesudah mulainya de-
primer disertai dengan indurasi, ulserasi, dan pembentukan mam. Ruam mungkin makulopapuler, petekie, atau urtikaria;
keropeng, dan tidak adanya artritis memberi kesan infeksi paling sering ia tampak sebagai ruam morbiliform difus meli-
Spirillun minor. Diagnosis laboratorium tergantung pada ada- batkan tangan dan kaki. Papula, vesikula, pustula dan kero-
nya biakan darah dan cairan sendi yang negatif untuk Stepto- peng juga tampak. Keterlibatan sendi terjadi pada sekitar se-
bacillus moniliformis, adanya spiroketa pada pemeriksaan me- tengah penderita dan terdiri dari poliartikuler, kadang-kadang
dan gelap spesimen jaringan, dan penyembuhan spiroketa artritis migrans yang mempunyai kecenderungan pada lutut
pasca inokulasi binatang.
dan sendi-sendi besar juga sendi-sendi kecil tangan dan kaki.
Pengobatan. Spirillunt minor sangat sensitif terhadap pe- Tempat pemasukan awal sembuh tanpa pernanahan, dan lim-
nisilin; namun, karena penyakit ini sering dirancukan dengan fangitis serta limfadenitis tidak lazim. pada penderita yang ti-
demam gigitan-tikus karena Streptobacillus moniliformis, dak diobati gejala-gejala menyernbuh secara spontan selama
yang lebih resisten terhadap penisilin, dan karena infeksi beberapa hari, kemudian penyakit mengalami demam parok_
ganda telah diutaikan, dianjurkan dosis besar penisilin G pro-
sismal kumat, ruam, dan artritis yang terjadi pada interval
kain (600.000 U setiap 12 jam selama 10 hari). Pada penderira yang tidak teratur selama beberapa bulan; penyakit akhirnya
yang alergi terhadap .penisilin, tetrasiklin atau aminoglikosid
sembuh sendiri dan mortalitas jarang melebih l\Vo . Kom-
dapat digunakan. plikasi yang berbahaya adalah endokarditis dan pneumonitis.

Demam Gigitan-Tikus Streptobasiler


DIAGNOSIS. Pada penderira dengan riwayat gigitan tikus
(Demam Haverkill)
atau berkontak dengan rodensia, diagnosis banding utama
mencakup dua beniuk demam gigitan tikus. pada bentuk in-
Bentuk demam gigitan tikus ini disebabkan oleh Streptoba- feksi streptobasiler masa inkubasi pendek, tempat pemasukan
cillus monilfonilis aerobik tidak bergerak, pleomorfik, basilus sembuh tanpa pernanahan atau pembentukan keropeng, iim-
fangitis dan limfadenitis tidak lazim, dan patogen yang me_
nyebabkannya dapat dengan mudah dibiakkan dari darah dan
cairan sendi. Diagnosis lebih sukar bila tidak ada riwayat gi-
gitan tikus atau kontak langsung dengan rodensia, seperti in_
feksi pasca konsumsi susu mentah yang terkontaminasi (de_
mam Haverhill). Infeksi bakteri lain yang dipertimbangkan
pada diagnosis banding adalah infeksi gonokokus tersebar,
meningokoksemia kronik dan leptospirosis.
PENGOBATAN. Penisilin adalah pengobatan pilihan. Ia da-
pat diberikan secara parenteral, dengan menggunakan penisilin
G aqua (100.000-200.000 U/kg/24 jam IV) atau penisilin G
prokain (600.000 - 1,2 juta U/jam IM), atau secara oral dengan
menggunakan penisilin V pada dosis besar, semua selama 7_
10 hari. Agen alternatif adalah tetrasiklin untuk anak diatas
umur 7 tahun atau aminoglikosid.
i

Brown R, McPherson J, Nunemaker JC: Rat-bite fever-A review of the


American cases with re-evaluation of etiology, report of cases. Bull Johns
Gambar 201-7. Sodoku: ulkus indurasi seperti chancre pada tempat gigitan di Hopkins Hosp 70:201, 1942.
daerah dahi; erupsi makuler sekunder pada muka. na$1 nt, Freemark M: Streptobacillary rat-bite fever: A pediatric problern.
Pediatrics 64:2J 4, 197 9.
201 t lnfeksi Spiroketa 1 059

DEMAM KAMBUHAN lambat dan meliputi nyeri perut, batuk produktif, dan distres
(Demam Berulang, Demam yang Dibawa Kutu, Demam yang Dibawa Pinjal). pernafasan ringan. Manifestasi perdarahan sering ada dan ter-
masuk epistaksis, hemoptisis, hematuria dan hematemesis.
Demam kambuhan merupakan infeksi yang dibawa artro- Anak mungkin lesu dan sering mempunyai ruam eritematosa,
poda yang tidak lazim yang ditandai dengan episode demam makuler atau petekie difus seiuruh badan dan bahu. Ruam ini
berulang. Dernam ini disebabkan oleh spiroketa genus Borre- lebih sering pada demam yang dibawa kutu (25%). lama l-2
llrr, rnikroorganisme selektif dengan penyebaran keseluruh hari, dan terjadi hampir selalu selama akhir episode demam
dunia yang ditularkan pada manusia oleh kutu atau pinjal' primer. Mungkin juga limfadenopati, pneumonia, dan sple-
ETIOLOGI DAN'EPIDEMIOLOGI. Demam kambuhan epide- nomegali. Nyeri hati yang disertai dengan hepatomegali meru-
mik disebabkan oleh B. recurrentls dan dipindahkan dari pakan tanda yang lazim. Ikterus sering dan dapat terjadi pada
orang ke orang melalui kutu badan manusia (Pediculus hunn- setengah anak yang terkena. Manifestasi SSS mungkin meru-
nl.rs). Pasca kutu menelan darah yang terinfeksi, spiroketa me- pakan tanda utama kumat lambat pada penyakit yang dibawa
nembus usus tengahnjra, migrasi ke dan memperbanyak diri oleh pinjal; manifestasi ini meliputi lesu, stupor, meningis-
dalam hemolimfa dan tetap hidup selama masa hidup kutu (be- mus, kejang-kejang, neuritis perifer, defisit neurologis setem-
berapa minggu). Infeksi manusia terjadi sebagai akibat meng- pat, dan paralisis saraf klanial. Miokarditis dan hepatitis sering
hancurkan kutu saat menggores, memungkinkan hemolimfa dan mungkin menyebabkan kematian.
yang terinf'eksi masuk melalui kulit yang lecet. Penyakit yang Periode bergejala awal secara khas berakhir dengan krisis
ditularkan kutu cenderung terjadi dalam epidemi, sering ber- dalam 4-10 hari, ditandai oleh keringat banyak (diaphoresis),
,hubungan dengan tifus. Infeksi ini terjadi lebih lazim selama hipotermia, hipotensi, bradikardi, kelemahan otot berat, dan
musim dingin, dan fokus endemik utama penyakit adalah data- lemah. Pada penderita yang tidak diobati selanjutnya terjadi
ran tinggi Etiopia. kurnat dalam 1 minggu dan disertai oleh kumat sampai lima
Demanr kantbuhan endemik disebabkan oleh beberapa spe- kali dengan gejala-gejala selama setiap kumat menjadi se-
sies Borrelia dan dipindahkan pada manusia oleh pinjal (genus makin ringan dan pendek; periode remisi tidak demam makin
Ornithodoros). Pasca penelanan darah yang infektif, spiroketa memanjang. Manifestasi berat termasuk miokarditis, gagal
menembus semua jaringan hospes artropodanya, termasuk ke- hati dan koagulasi intravaskuler tersebar.
lenjar ludah dan saluran reproduktif. Yang kedua ini memung- Diagnosis tergantung pada peragaan spiroketa pada pulas-
kinkan melewatkan transovarium spiroketa yang diinfeksikan, an darah tipis atau tebal yang diwarnai dengan Giemsa atau
mengkekalkan infeksi artropoda pada generasi penerus. Infeksi Wright. Selama remisi tidak demam, spiroketa menghilang
manusia terjadi ketika ludah, cairan koksa, atau ekskletnya di- dari darah.
lepaskan oleh pinjal saat makan, karenanya memungkinkan PENGOBATAN DAN PROGNOSIS. Tetrasiklin oral atau pa-
spiroketa menembus kulit dan membrana mukosa. Ornitho- renteral merupakan obat pilihan untuk demam kambuhan yang
doros tersebar ke seluruh dunia (termasuk Amerika Serikat ba- dibawa oleh kutu dan pinjal. Pada anak sebelum umur 12 ta-
rat), memilih lingkungan panas, basah dan tempat tlnggi, dan hun eritromisin (50 mg/kgl24 1am) selama total 10 hari dian-
ditemukan pada liang rodensia, gua dan tempat bersarang lain; jurkan. Untuk anak yang lebih tua dan orang dewasa muda,
rodensia adalah reservoir utama. Pinjal yang terinfeksi masuk tetrasiklin (500 mg setiap 6 jam) selama 10 hari adalah efektif.
ke hunian manusia pada hospes todensia. Kontak manusia Pengobatan dosis tunggal dengan eritromisin atau tetrasiklin
sering tidak ketahuan, karena pinjal ini adalah pemakan dima- (500 mg oral dosis tunggal) manjur pada orang dewasa, tetapi
lam hari, mempunyai gigitan yang tidak sakit, dan segera lepas pengalaman pada anak terbatas.
pasca makan darah. Penyembuhan setiap demam karena krisis alamiah atau se-
PATOFISIOLOGI. Sifat siklik demam kambuhan dijelaskan bagai akibat pengobatan antimikroba biasanya dalam 2 jam di-
oleh kemampuan organisme Borrelia melakukan variasi (fase) sertai dengan reaksi Jarisch-Herxheimer, yang dihubungkan
antigenik secara terus menerus: Varian multipel berkembang dengan pembersihan spiroketa. Upaya untuk mengendalikan
secara simultan selama kumat pertama, dengan satu tipe men- reaksi ini dengan pengobatan sebelumnya dengan kortikoster-
jadi dominan, dan spiroketa yang diisolasi selama episode de- oid atau antipiretika berhasil secara terbatas.
mam primer berbeda secara antigenik dengan spiroketa yang Dengan terapi yang cukup angka mortalitas demam kan.r-
ditemukan selama kumat berikutnya. Selama episode demam, buhan di bawah 57o. Sebagian besar penderita sembuh dari
spiroketa masuk aliran darah, menambah perkembangan anti- penyakitnya dengan atau tanpa pengobatan sesudah muncul-
bodi IgM dan IgG, dan mengalami aglutinasi, imobilisasi, lisis nya antibodi antiborrelia, yang mengaglutinasi, membunuh
dan fagositosis. Selama remisi, spiroketa Borrelia dapat tetap atau mengopsonisasi spiroketa.
dalam aliran darah, tetapi spiroketemia tidak cukup untuk me- Tidak tersedia vaksin dan pengendalian penyakit memerlu-
nimbulkan gejala. Jumlah kumat pada penderita yang tidak kan penghindaran atau pelenyapan vektor artropoda. Pada pe-
diobati tergantung pada jumlah varian antigenik strain pengin- nyakit yang dibawa oleh kutu, penyebaran dapat dicegah
feksi. dengan higiene perorangan yang baik dan pelenyapan kutu
MANIFESTASI KLlNlS. Penyakit yang dibawa kutu mempu- orang-orang, tempat tinggal, dan pakaian dengan insektisida
nyai masa inkubasi lebih lama, pireksia lebih lama, kumat le- yang tersedia di pasaran.
bih sedikit, dan masa remisi lebih lama daripada penyakit yang
dibawa pinjal. Setiap sakit disertai dengan mulai panas tinggi
Butler T: Relapsing fever: New lessons about antibiotic action. Ann Intern
yang mendadak, nyeri kepala, fotofobia, mual, muntah, mial-
Med 102:397, 1985.
gia dan artralgia. Gejala-gejala tambahan dapat tampak lebih
1 060 BAGIAN XVll I Penyakit lnfeksi

Butlel T, Jones PK, Wallace CK. Borrelia recurrentis infection. Single dose paru-paru. Ia menyebar lokal dan jarang secara hematogen.
antlbiotlc reginrens and nanagement of Jarisch-Herxheimer reaction. J In-
Actinomyces adalah gram-positif, anerob fakultatif atau ketar
fect Dis 137:573. 1978.
Perine PL. Teklu B: Antibiotic treatment of louse-bome relapsing fever in dengan morfologi yang berubah-ubah. Morfologi yang tidak
Ethiopia: A report of 377 cases. Arn J Trop Med Hyg 32:1096. 1983. Stoen- teratur berkisar dari difteroid sampai miselial. Organisme dite-
nerita DT, Larcen C: Antigenic variation itt Borrelia lrcrnsii. J Exp Med mukan dalam spesimen klinis, seperti sputum, eksudat purulen
156:1291. 1982.
dan jaringan yang diperoleh dengan pembedahan arau pada
autopsi (nekropsi). Pewarnaan spesimen jaringan yang hancur
yang dicuci dengan salin steril atau eksudat purulen yang di-
warnai dengan Gram atau prosedur tahan asam dapat menun-

I Ben 202
jukkan organisme dalam granula sulfur klasik. Biakan pada
agar infusi jantung-otak yang diinkubasi pada suhu 37oC seca-
ra anerobik (95Va N dan 5% CO2) dan kelompok rerpisah di-
Aktinomikosis inkubasi secara aerobik akan menunjukkan organisme dalam
garis goresan pada 24-48 jam. Koloni Actinomyces isrcLelii
Richard F..Iacobs tampak sebagai massa filamen bercabang halus yang longgar
dengan pertumbuhan khas seperti laba-iaba. Koloni A. naes-
lundii, A. viscosus, A. propionica, dan BifidobacteritLnt erik-
sonii mungkin mempunyai sifat-sifat peltumbuhan yang sama.
Spesies Actinonryces adalah bakteli gram-positif, tumbuh- Karena kesamaannya pada sifat-sifat pertumbuhan dari mor-
nya lambat. yang merupakan bagian dari flora mulut normal fblogi koloni, berbagai uji biokimia dilakukan agar mengenali
pada manusia. Struktur filamentosanya memberinya penam- organisme spesifik tersebut.
pakan seperti jamur dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Aktinomikosis adalah proses radang kronik, bernanah,ber-
ini disebut actinontl,cosis. Penyakit aktinomikosis adalah pe- parut. Tempat-tempat infeksi menunjukkan infiltrat seluler pa-
nyakit kronis, granulomatosa, supuratif ditandai dengan pe- dat dan pernanahan yang membentuk banyak abses yang
nyebaran perifer dengan perluasan ke jaringan yang bersebe- saling berhubungan dan saluran sinus. Keadaan ini dapat di-
lahan dengan pembentukan pengaliran saluran sinus multipel. sertai dengan penyembuhan berparut yang mana kemudian or-
Infeksi ini biasanya melibatkan daelah-daerah serviko- fasial, ganisme menyebar dengan bersembunyi sepanjang bidang
dada, perut, atau pelvis. fasia. Hal ini menyebabkan saluran sinus berparut saling ber-
ETIOLOGI. Actinoml,sss israelii adalah organisme yang do- hubungan didalam. Granula sulfur khas mempunyai massa
minan menyebabkan penyakit pada rnanusia. Spesies lain yang neutrofil polimorfonuklear yang dilekatkan pada kelompok
terlibat, dalam urutan kepentingannya, adalah: Arachnia pro- granula eosinofil yang tersusun secara radial.
pionica, Actinomyces odontolyticus, A. nteyeri, A. naeslundii, Tiga tempat penting infeksi Actinontyces menurut urutan
A. viscostts dan Bifidobacterium eriksonii. Lagipula, empat keseringan adalah servikofasial, perut, dan dada. Sebagian ke-
atau lima spesies Actinontj'ces lain terbukti menimbulkan pe- cil infeksi yang terjadi, melibatkan setiap organ dalam tubuh.
nyakit manusia tetapi jarang. Aktinomikosis harus dibedakan dari beberapa penyakit radang
EPIDEMIOLoGI. Aktinomikosis rerjadi diseluruh dunia tan- lain, termasuk tuberkulosis, infeksi jamur, "pseudoappendisi-
pa hubungan dengan umur, jenis kelamin, ras, tnusim atau tis" Yersinia enterocoliticus, appendisitis, amubiasis, abses
pekerjaan. Pada review klasik yang dipublikasi pada tahun hati, osteomielitis, nokardiasis dan infeksi bakteri kr-onik lain.
1952, Bates dan Cruikshank menguraikan 85 kasus aktino- Disamping pemasukan pada tempat-tempat luka, penggunaan
rnikosis. Dan penderita'ini,2'7Vo berumur kurang dari 20 tahun alat intrauterin (IUD) memungkinkan perkembangan akti-
den,gan 7Vo pendertta berumur kurang dari 10 tahun. Penderita nomikosis pelvis dan saluran cerna. Akinomikosis paru terjadi
yang paling muda pada gambaran ini berusia 28 hari. Walau- pasca penghirupan atau aspirasi organisme, pemasukan benda
pun aktinomikosis biasanya bukan infeksi oportunis, penyakit asing yang dikolonisasi, atau penyebaran dari infeksi akti-
telah diulaikan pada penderita dengan steroid, leukemia, gagal nomikosis yang ada di servikofasial atau perut.
ginjal, penyakit imunodefisiensi kongenital, dan virus imuno- MANIFESTASI KLlNlS. Ada tiga benruk akrinomikosis
defisiensi manusia (HIV)/sindrorn defisiensi imun didapat utama: infeksi servikofasial, perut/pelvis, dan paru-paru yang
(AIDS). Penyakit dan pembedahan yang mendahului memberi muncul dengan rute yang berbeda tetapi dapat memberi kecen-
kecenderungan 81 dari 181 subjek terhadap infeksi. Sumber derungan pada bentuk penyakit lain. Diagnosis aktinomikosis
infeksi rnanusia hampil selalu flora endogen. pada anak akan menimbulkan kecurigaan pada status penyakit
Aktinomikosis, walaupun pada infeksi tertutup, biasanya imunodefisiensi yang mendasari, terutama penyakit granulo-
bagian dari infeksi polimikroba yang melibatkan bakteri cam- matosa kronik.
puran. Pada penelitian besar diatas 650 kasus, Holm tidak Ahinomikosis Servikofasial. Pada aktinomikosis servikofa-
mampu mengenali satu infeksi tunggal dimana Actinomyces sial, organisme memasuki jaringan melalui trauma pada mem-
terjadi pada biakan murni, Actinonryces diidentifikasi bersama brana mukosa mulut atau faring dengan melalui karies atau
dengan bakteri lain, yang paling pentingActinobacillus actino- melalui jaringan tonsil. Tanda-tanda klinis adalah nyeri, tris-
mycetemcomitans dan Haemophilus apltrophilus,juga flora lo- mus, pembengkakan keras, dan fistula dengan drainase yang
kal lain. berisi granula sulfur yang khas. Aktinomikosis servikofasial
PATOGENSIS. Organisme menginfeksi hospes sesudah biasanya tidak sakit, tumbuhnya lambat, dengan massa keras
masuk kedalam jaringan karena trauma atau aspirasi kedalam yang dapat rnenghasilkan fistula pada kulit, suatu keadaan
203 | Nokardiosis 1 061

yang biasa dikenal sebagai rahang tidak halus (Gb.202-1). Ku- cil dan drainase purulen. Komplikasi lain adalah peng-
rang sering adalah aktinomikosis servikofasial yang dapat da- hancuran tulang yang berdekatan dengan kosta, sternum, dan
tang dengan infeksi piogenik akut, nyeri, massa berdenyut korpus vertebra. Kadang-kadang, keterlibatan banyak lobus
yang memberi kesan akut. Tuiang tidak terlibat pada awal pe- ditemukan dalam paru. Keadaan-keadaan yang menyertri, se-
nyakit, tetapi kemudian periostitis, osteomielitis mandibular, perti karies gigi, aspirasi, cedera inhaiasi, pemasukan benda
atau abscs perimandibuler dapat terjadi. Infeksi dapat menye- asing yang terkolonisasi, atau penyakit servikofasial atau perut
bar melalui saluran sinus ke tulang kranial, yang dapat menim- yang ada sebelumnya, harus memperbesar kecurigaan. Diag-
bulkan rneningitis. Kemampuan organisme pada penyakit ini nosis spesifik dapat dibuat dengan memeriksa drainase saluran
untuk bersembunyi melalui bidang jaringan dan bahkan tu- sinus untuk melihat adanya granula sulfur dan biakan yang te-
lang, merupakan kunci titik pembeda antara aktinomikosis dan pat. Adanya Actinontyces daiam sputum atau bronkoskopi ter-
nokaldiasis. Tipe aktinomikosis servikofasial mempunyai hambat karena organisme ini adalah flora mulut normal.
prognosis yang paling baik, dan penyakit biasanya disembuh- Diagnosis banding aktinomikosis paru adalah abses paru dan
kan dengan debriclement dan eksisi secara bedah sebagai tam- tuberkulosis.
bahan telhadap terapi antibiotik yang tepat. DIAGN0SIS. Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan
Ahinomikosis Perut dan Pelvis. Penyakit ini biasanya ber- yang tepat dan biakan drainase purulen dari fistula, abses, atau
kembang sebagai akibat penyakit saluran cerna akut, perforatif aliran saluran sinus, bersama dengan pencucian bronkoal-
atau sesudah trauma pada perut. Dari semua bentuk aktino- veoler dan sputum, dan.menunjukkan salah satu dari tiga agen
mikosis, diagnosis lambat khas pada penyakit perut atau pel- urama Actinomyces, Arachnict, dan Bifidobacterialz. Tehnik
vis. Penyakit saluran cerna terjadi seperti appendisitis pada anerob dan aerob yang tepat serta indeks kecurigaan Actino-
25% kasus, tetapi dapat nampak sebagai macam-macam pe- myces akan memperbesar hasil pada biakan mikrobiologi.
nyakit ulseratif. Infeksi secara klasik tampak sesudah appen- PENGOBATAN. Pengobatan utama aktinomikosis adalah
dektomi sebagai massa keras tidak teratur pada daerah antibiotik lama dan pendekatan bedah saluran sinus dan abses
ileosekal yang melunak dan kemudian mengalir keluar melalui yang tepat. Penggunaan antibiotik segera menyebabkan fre-
fistula. Keterlibatan hati telah diuraikan pada sekitar 15% kuensi penyembuhan tinggi. Aktinomikosis diobati dengan pe-
kasus aktinomikosis perut sebagai abses hati soliter (sendirian) nisilin (250.000 Ukgl24 jam secara intravena dibagi setiap 4
atau multipel atau dalam pol4 milier. Perjalanan klinis lamban jam). Antibiotik lain yang tepat adalah tetrasiklin, klindamisin.
den-ean menggigil, demam, keringat malam, dan kehilangan khloramfenikol, dan imipenem, yang diberikan secara paren-
berat badan, dan serupa dengan tanda-tanda peritonitis tuber- teral. Walaupun perdebatan masih ada mengenai dosis dan
kulosis. Perluasan fokus ini biasanya dengan kontinuitas lang- lama terapi, terapi yang tepat biasanya meliputi antibiotik pa-
sung atau jarang secara hematogen yang melibatkan setiap ja- renteral selama 2-6 minggu yang disertai dengan antibiqtik
lingan atau organ termasuk otot, limpa, ginjal, tuba fallopii, oral selama 3-12 bulan. Antibiotik oral pilihan adalah penisilin
ovarium, uterus, testes, kandung kencing atau rektum. (100 mg/kg/24 jam dibagi setiap 6 jam). Walaupun kebanyak-
Aktinomikosis paru. Tidak ada tanda klinis atau radiografi an strain Actinomyces israelii sensitif terhadap penisilin de-
aktinomikosis paru yang spesifik. Gejala utama adalah de- ngan kadar hambatan minimum (MIC) pada kisaran 0,03-0,5
mam, batuk produktif, nyeri dada, dan kehilangan berat badan. pg/ml, beberapa strain resisten telah dikenali. Uji kerentanan
Infeksi seringkali menyilang sepanjang bidang jaringan dan antibiotik harus dilakukan pada semua penderita dengan pe-
dapat meluas melalui dinding dada atau diafragma, menghasil- nyakit yang berarti atau dengan dasar status penyakit ter-
kan sinus multipel. Saluran sinus yang khas ini berisi abses ke- ganggu imun. Abses hati, atau infeksi jaringan dalam lain
perlu diobati selama 6-12 bulan. Abses besar biasanya memer-
lukan eksisi pembedahan. Pembuangan tonsil yang terinfeksi
':R"i kronis dan pengobatan piorrea atau karies dapat melenyapkan
,i,ill kemungkinan sumber infeksi. Biasanya, prognosis sangat baik
,,tlilu
dengan terapi yang cukup dan diagnosis awal.
l'

I Bee 203
Nokardiosis
Richard F.Jq.cobs

Nokardiosis adalah infeksi bernanah akut, subakut, atau


kronik dengan kecenderungan remisi dan eksaserbasi. Nokar-
Gambar 202-1. Anak laki-laki umur 2 tahun terinfeksi HIV dengan akti-
nomikosis servikofasial dan fistula yang mengalir secara kronik. diosis jarang pada anak, datang terutama sebagai penyakit
1062 BAGIAN XVII I Penyakit lnfeksi

paru pada hospes terganggu imun (immunocompromised). virus imunodefisiensi manusia (HIVy sindrom defisiensi imun
Penyebaran hematogen ke tempat-tempat lain, paling penting didapat (AIDS). Walaupun bukan organisme pengamatan un-
otak dan kulit dapat juga terjadi, Nocardia digolongkan seba- tuk HIV/AIDS, penderita terinfeksi HIV mungkin datang de-
gai Actinomisetalis, suatu ordo dari bakteria filamentosa ngan nokardiosis. Tanah adalah .tempat tinggal (habitat)
gram-positif yang meliputi Actinomyces, Streptomyces, dan alamiah Nocardia dan organisme ini telah diisolasi diseluruh
mikobakteria. Tanah dan sayuran yang busuk merupakan habi- dunia. Organisme dihirup dalam debu yang beterbangan dan
tat alamiahnya. Infeksi pada manusia terjadi melalui rute per- menyebabkan infeksi paru dengan penyebaran yang luas da-
nafasan atau inokulasi langsung ke dalam kulit. lam hospes yang rentan. Walaupun kemampuan menular dari
ET|OLOG|. Banyak penelitian taksonomi telah menegakkan orang ke orang belum terbukti lazim, gambaran penularan N.
heterogenitas spesies, Nocardia asteroides, dan telah memberi farcinica dari orang ke orang yang menyebabkan infeksi luka
penjelasan mengenai kompleks N. asteroides. Sekarang me- sternum pada penderita operasi jantung terbuka telah menim-
tode pengenalan N. asteroides pada laboratorium klinik meli- bulkan kekhawatiran mengenai Nocardiq sebagai patogen no-
puti morfologi mikroskopis dan koloni, dan ketidak mampuan sokomial.
menghidrolisis kasein, tirosin, xantin dan hipoxantin dengan PAT0GENESIS. Kompleks Nocarclia asteroides dan organ-
resistensi terhadap lisozim. Sayangnya, spesies N. asteroides, isme N. brasiliensis adalah aerob mutlak dan tumbuh pada
N. farcinica, N. carnia, N. nova, dan N. transvalensis memiliki media biakan biasa. Organisme ini sensitif terhadap berbagai
tanda-tanda bersama yang serupa dan turut membantu penam- antibiotik, sehingga media yang mengandung obat-obat spesi-
pakan heterogenitas N. asteroides. Pada tahun 1988, penelitian fik ini tidak akan mendukung pertumbuhan. Banyak isolat 1y'o-
kefentanan 78 isolat klinis kompleks N. asteroides dari cardia adalah termofilik dan dapat tumbuh pada suhu sampai
Amerika Serikat ditemukan bahwa 95Vo strain menunjukkan 50oC; namun, perlumbuhan terbaik dicapai pada suhu 37oC.
salah satu dari lima pola resistensi antibiotik. Pola pertama Pada suhu 25oC, organisme tumbuh amat lambat, koloni tam-
yang diteliti (tipe 5) ditemukan pada sekitar 20Vo isolat, ter- pak dalam 1-2 minggu pada agar infusi otak-jantung dan me-
masuk semua isolat pada kompleks N. asteroides resisten ter- dia Lowenstein-Jensen, biasanya sebagai koloni berlilin,
hadap sefotaksin, seftriakson, dan sefamandol. Fenelitian baru- terlipat, atau menumpuk. Dengan inkubasi lebih lanjut, koloni
baru ini telah menetapkan isolarisolat seperti N. farcinica. ini mengembangkan filamin (hyphae) udara yang cenderung
Kelompok kedua yang diteliti (tipe 3) meliputi sekitar 20Vo memberinya gambaran putih berkapur. Klasifikasi spesies No-
strain dan ditandai dengan kerentanan terhadap ampisilin dan cardia didasarkan pada reaksi fisiologi dengan berbagai sub-
eritromisin. Isolat dengan pola kerentanan ini ditentukan beru- strat dan uji kerentanan antibiotik. Protein 55 kD yang baru
pa N. nova. Kelompok lainnya mempunyai poia kerentanan diisolasi mempunyai spesifisitas yang jelas untuk kompleks N.
yang meliputi kerentanan terhadap sefalosporin spektrum luas, asteroides dan imuno-assay enzim dengan titer antibodi >
kerentanan terhadap ampisilin dan karbenisillin, tetapi keren- 1:256 tampak sensitif dan spesifik tetapi memerlukan uji
tanan sedang terhadap imipenem, dan kelompok yang paling klinis lebih lanjut. Pada biopsi spesimen atau cairan tubuh
lazim terjadi pada 35Vo isolat adalah resisten terhadap ampi- klinis, penampakan Nocardia dengan menggunakan tehnik pe-
silin tetapi rentan terhadap sefalosporin spektrumluas dan warnaan tahan-asam Kinyoun yang dimodifikasi akan mem-
imipenem. Agen parenteral yang paling aktif adalah amikasin peragakan basilli terfragmentasi dengan warna dikonsen-
(95Vo), imipenem (88%), seftriakson (82Vo) dan sefotaksin trasikan pada mode manik-manik sepanjang bagian cabang-
(82V0). Agen oral yang paling aktif adalah sulfonamid (100Vo), cabang filamen.
minosiklin (100Vo) dan ampisilin (40Vo). Infeksi primer Nocardia adalah paru, dan penyakit menjadi
Nokardiosis sistemik paling sering disebabkan oleh bakte- sistemik dengan penyebaran hematogen. Pemasukan langsung
ria dalarn kompleks N. ctsteroides. N. brasilienrls merupakan dari tanah ke dalam kulit yang tertrauma (madura foot) juga
penyebab utama mesetoma kronik terlokalisasi, tetapi baru- sering menyebabkan infeksi Nocardia. Pada penderita dengan
baru ini telah dilaporkan di Amerika Serikat dan diseluruh du- imunitas seluler terganggu penyebaran langsung dari paru-
nia sebagai bentuk penyakit paru dan penyakit sistemik, teru- paru atau penyebaran hematogen ke otak, kulit dan organ lain
tama pada penderita terganggu tmun. Actinomadura madurae dapat terjadi.
(madura foot), N. farcinica, N. nova dan N. transvalensis juga MANIFESTASI KLlNlS. Nokardiosis terutama merupakan pe-
menyebabkan penyakit manusia. Kompieks Nocardia asteroi- nyakit paru padaT5Vo dari semua kasus. Hampir semua kasus
des adalah agen yang paling sering dari nokardiosis di terjadi pada penderita terganggu imun atau penderita dengan
Amerika Serikat, sedang N. brasiliensis ditemukan lebih penyakit paru yang mendasari, terutama proteinosis alveoler.
sering di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia. Agen- Peragaan invasi jaringan adalah penting untuk mengenali in-
agen ini serupa secara morfologis dan dapat dibedakan hanya feksi aktif karena organisme kadang-kadang dapat ada sebagai
dengan prosedur biokimia dan serologis. saprofit saluran pernafasan. Manifestasi klinis meliputi pneu-
EPIDEMIOLOGI. Nokardiosis pernah diduga merupakan pe- monia, dan pneumonia nekrotikans dengan abses tunggal atau
nyebab yang jarang pada penyakit manusia tetapi sekarang le- multipel. Diagnsosis ditegakkan pada sepertiga kasus dengan
bih sering dikenali. Telah didiagnosis pada individu yang analisis sputum dan biakan pada orang dewasa. Cucian bron-
berkisar dari umur 4 minggu sampai 82 tahun. Hampir semua koalveoler atau biopsi paru mungkin diperlukan untuk mene-
penderita menderita satu atau lebih penyakit mendasar yang gakkan diagnosis pada sisa dua pertiga orang dewasa dan pada
parah, biasanya disertai dengan gangguan imunitas seluler ka- anak. Biasanya mortalitas dengan nokardiosis melebihi 507o,
rena steroid, terutama imunodefisiensi (penyakit granuloma- tetapi dapat lebih rendah bila diagnosis dibuat pada awal in-
tosa kronik), transplantasi organ, kemoterapi sitotoksik atau feksi.
204 . Bartonellosis 1063

Lesi metastatik dapat terjadi dimana-mana dalam tubuh, te- and Parasitic Infections, 5th ed New York. American Public Health Asso-
ciation, 1970, pp 633-723.
tapi otak merupakan tempat sekunder yang paling sering, ter- Angeles AM, Sugar AM: Rapid diagnosis of nocardiosis with an enzyme im-
jadi pada 15-40Vo kasus. Lesi otak dapat multipel atau tunggal. munoassay. J Infect Dis 155292,1981.
Abses otak merupakan tanda yang paling sering, dengan men- Baghdadlian H, Sorger S, Knowles K, et al: Notardia transvaLensis pneumo-
ingitis tanda kedua yang paling sering, yang ditampakkan oleh nia in a child. Pediatr Infect Dis J 8:470. 1989.
Bates M, Cruikshank G: Thoracic actinomycosis. Thorax 12:99, 1952.
pleositosis (limfosit atau neutrofil), kenaikkan protein cairan
Bodily HL, Updyke GL, Mason JO: Diagnostic Procedures for Bacterial, My-
serebrospinal (CSS), dan hipoglikorakia. Meningitis neutro- cotic and Parasitic Infections, 5th ed. New York, American Public Health
filik yang menetap dengan biakan steril adalah klasik untuk in- Association, 1910, pp 868-869.
feksi Nocardla sistem syaraf sentral (SSS). Mulainya infeksi Bronner M: Actinomycosis, 2nd ed. Bristol, John Wright and Sons, 1971 .
Brown JR: Human actinomycosis. A study of 181 subjects. Hum Pathol 4:3 19,
SSS mungkrn perlahan-lahan atau mendadak dan meliputi 1973.
manifestasi yang bervariasi dari nyeri kepala sampai koma. Feder HM Jr: Actinomycosis manifesting as an acute painless lump of the
Scan tomografi terkomputerisasi (CT) kranium dianjurkan jaw. Pediatrics 85:858, 1990.
pada semua penderita gangguan imun dengan nokardiosis Georg LK: Diagnostic procedures for the isolation of the etrological agents of
actinomycosis. Proceedings International Symposium on Mycoses. Pan
paru, walaupun tidak bergejala, karena seringnya keterlibatan
American Health Organization Pub 205, 19'70, pp 71-81. Gordon KE,
CSS dan harus dipikirkan pada semua penderita dengan nokar- Mihm JM: The type species of the ginns Nocardiu. J Gen Microbiol 27:1,
diosis paru. t962.
Kulit adalah organ ke 3 yang paling sering terfibat. Nokar- Holm G: Studies on the etiology of human actinomycosis: I. The other mi
crobes of actinomycosis and their importance. Acta Pathol Microbiol Scand
diosis ginjal adalah tempat ke 4 yang paling sering, datang de- 27:736,1950.
ngan disuria, hematuria, atau piuria. Lesi dapat meluas dari Law BJ, Marks MI: Pediatric nocardiosis. Pediatncs 70:560, 1982.
korteks kedalam medulla. Keterlibatan saluran cerna dapat McNeil MM, Brown JM, Georghiou PR, et al: Infections dre to Nocardia
juga disertai dengan mual, muntah, diare, perut kembung, dan transvalensis: Clinical spectrum and antimicrobial therapy. Clin Infect Dis
15:453,1992.
berak darah (melena). Infeksi dapat metastasis ke kulit, peri- Pinkhas J, Oliver I, deVries A, et al: Pulmonary nocardiosis complicating ma-
kardium, miokardium, limpa, hati atau kelenjar adrenal; keter- lignant lymphomas successfully treated with chemotherapy. Chest 63:36?,
libatan tulang jarang. Hampir semua organ yang terlibat t973.
mempunyai abses multipel, tetapi, berbeda dengan akti- Sqhaal KP, Lee HJ: Actinomycete infections in humans-a review. Gene
115:201,1992.
nomikosis, granula jarang ditemukan.
Slack JM: The epidemiology of actinomycosis. /n: Al Dowry Y (ed): The Epi-
DIAGNOSIS. Diagnsois laboratorium nokardiosis memerlu- demiology of Hurnan Mycotic Disease. Springfield, IL, Charles C. Thomas,
kan pemeriksaan langsung bahan klinis untuk organisme 1975, pp l3-39.
gram-positif khas, tahan-asam dan isolasi dengan metode Waksman SA, Henrici AT: The nomenclature and classification of the actino-
mycetes. J Bacteriol 46337, 1942.
biakan. Pulasan bahan klinis diwarnai dengan Gram atau teh- Wallace RJ, Septimus EJ, Williams TW, et al: Use of trimethoprim-
nik tahan-asam modifikasi Kinyoun. Kompleks Nocardia as- sulfamethoxazole for treatment of infections due to Nocardia. Rev Infect
teroides dan N. brasiliensis tampak sebagai bangunan gram Dis 4:315, 1982.
positif bercabang halus yang cenderung menjadi fragmen dan Wallace RJ, Steele LC, Sumter G, et al: Antimicrobial susceptibility patterns
of Nocardia asteroides. Antimicrob Agents Chemother 32:1716, 1988.
dapat berbentuk kokoid sampai basil. Pada pewarnaan yang Wallace RJ, Tsukamura M, Brown BA, et al: Cefota.xirne-resistant Nocardiu
sesuai dan pulasan tahan asam yang berubah warna. organisme asteroides strains are isolates of the controversial species Nocardiu
dapat tampak seperti basili terfragmentasi dengan warna yang farcinica. J Clin Microbiol 28:2126,1990.
pekat pada mode manik-manik sepanjang bagian dari filamen. Wallace RJ, Brown BA, Tsukamura M, et al: Clinical and laboratory features
of Nocardia nova. J Clin Microbiol 29:2407,1991.
PENG0BATAN. Sulfonamid adalah pengobatan pilihan Weisse WC, Smith I: A study of 57 cases of actinomycosis over a 36-year pe-
pada nokardiosis manusia. Terapi trisulfapirimidin atau sulfa- riod. Arch Intern Med 1351562, 1915.
soksazol (120-150 mglkg/24 jam dibagi setiap 6 jam) selama Young LS, Armstrong D, Blevins A, et al Nocarriia asteroides infection com-
3-6 bulan adalah baku. Untuk infeksi berat dapat digunakan plicating neoplastic disease. Am J Med 50:356, I 97 1 .
amikasin (15-30 mg/kg/24 jam dibagi setiap 8 jam) sebagai
agen tunggal atau dalam kombinasi dengan antibiotik beta-
laktam (sefotaksin, seftriakson, atau imipenem). Lagipula, un-
tuk isolat kompleks N. asteroides spesifik dengan uji kerenta-
nan in vitro, obat-obat alternatif dapat meliputi kombinasi f Ban 204
eritromisin, imipenem, streptomisin, minosiklin atau sefalos-
porin generasi ke 3. Trial klinis telah menunjukkan ampisillin Bartonellosis
atau amoksisilin klavulanat efektif pada infeksi N. brasiliensis.
Kumat Nocardia telah diperagakan pada penderita yang dio-
Barbara W.Stechenberg
bati selama kurang dari 3 bulan. Penderita dengan AIDS
mungkin harus diobati selama-lamanya. Drainase bedah abses
penting. Walaupun terapi cukup, mortalitas keseluruhan seki-
tar 50Vo, yang merupaka akibat keterlambatan dalam diagnosis
Bartonellosis adalah penyakit yang berbeda secara geo-
atau pada status penderita lemah dengan pertahanan hospes
grafis yang disebabkan oTeh Bartonella bacillifurmls, yang
terganggu berat.
menghasilkan dua bentuk penyakit dominan; demam Oroya,
suatu demam anemia hemolitik berat; dan veruka peruana,
Ajello J, Georg LK, Kaplan W, et al: Mycotic infections. /n; Bodily HL, Up- suatu erupsi lesi seperti hemangioma. Organisme ini juga me-
dyke GL, Mason JO (eds): Diagnostic Procedures ftir Bacterial, Mycotic nyebabkan penyakit tidak bergejala. Juga disebut penyakit
1064 BAGIAN XVII . Penyakit lnfeksi

Carrion untuk menghormati mahasiswa kedokteran yang me- diperlukan kecuali kalau lesi besar yang memburuk atau
nyuntik dirinya sendiri dengan bahan infeksius dan membukti- mengganggu fungsi; maka eksisi bedah mungkin diperlukan.
kan kesatuan penyebab dari dua penyakit klinis, penyakit ini Tetrasiklin oral dapat membantu dalam peyembuhan lesi.
hanya terdapat di lembah gunung Andes di Pelu Ecuador, Co- Pencegahan tergantung pada pen-ehindaran vektor, teru-
lombia. Chile dan Bolivia. tama pada malam hari, dan penggunaan penangkis serangga.
ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI. B. bacilliformls merupakan
organisme kecil, bergerak, gram-negatif dengan brush l0 atau
Gray GC, Johnson AA, Thornton SA, et al: An epidemic of Oroyo f'ever in the
lebih fagella unipolar, yang tampak merupakan komponen Peruvian Andes. Am J Trop Hyg 42:215,1990.
penting dari sjfat invasifnya. Aerob obligat, tumbuh baik pada Rickeets WE: Clinical manifestations of Carrion's disease. Ardh Intern Med
suhu 28uC dalam agar setengah padat yang berisi serum ke- 84'751.1949.
linci dan hemoglobin. Organisme ini tumbuh serupa dengan
subkelompok alfh-2 kelas Proteobakteria.
Vektor penyakit ini adalah lalat pasir Phlebotomus no-
guchl. Sesudah gi-eitan, organisme Bartonella masuk ke dalam
sel endotel pembuluh daral-r, dimana mereka berprolferasi. Di-
temukan diseluruh sistem letikuloendotelial, mereka kemudian
I Bee 205
masuk kembali ke aliran darah dan memparasitisasi eritrosit.
Mereka melekat pada sel-sel. menyebabkan perubahan bentuk
P e ny akit C akaran Kucing
(deformasi) membran, dan kemudian masuk vakuola intrase-
luler. Hasiinya anemia hemolitik dapat rnelibatkan sebanyak Andrew M. Margileth
90% eritrosit. Penderita yang bertahan hidup fase akut ini da-
pat atau tidak dapat mengembangkan manifestasi kulit, yang Penyakit cakaran kucing (PCK) relatif sering. sembuh sen-
merupakan lesi noduler hemangiomatosa atau veruka yang diri, penyakit infeksi benigna yang terjadi pada orang-orang
ukurannya bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa
dari semua umur. Merupakan penyebab limfadenopati klonik
yang paling sering (> 3 minggu) yang biasanya terjadi sesudah
sentimeter.
MANIFESTASI KLlNlS. Masa inkubasi adalah dari 2 sampai
kontak dengan kucing dan/atau cakaran kucing pada anak dan
orang dewasa muda.
l4 minggu. Penderita dapat secara total tidak bergejala atau
menampakkan gejala nonspesifik seperti nyeri kepala dan ma- ETIOLOGI. Pada tahun 1988 English dan kawan-kawan
laise tanpa anemia. Penderita dengan demam Oroya adalah de- mengisolasi dan membiakkan basili pleomorfik dari limfonodi
mam dengan perkembangan anemia yang cepat. Berkurangnya yang diperoleh dari 10 penderita dengan PCK dan rnernenuhi
fungsi sensoris dan delirium merupakan gejala yang lazim dan postulat Koch. Bentuk vegetatifnya basilus tumbuh paling
dapat memburuk menjadi psikosis yang nyata. Pemeriksaan baik pada suhu kulit dan ditemukan lebih sering pada lesi
fisik menunjukkan tanda-tanda anemia berat, ikterus dan pu- inokulasi daripada di limfonodi. Berbeda dengan bentuk din-
cat, yang dapat dihubungkan dengan limfadenopati menyelu- ding-sel- yang tidak sempurna paling baik tumbuh pada suhu
ruh. kulit maupun suhu inti badan. Pada tahun 1991, Brenner dan
Anemianya adalah makrositik dan hipoklom dengan angka kawan-kawan membiakkan enam spesies dan mengusulkan
retikulosit setinggi 50%. B. bacillifornzls dapat dilihat pada genus Afipia atas dasar penandaan fenotip dan penentuan
pewarnaan Giemszi sebagai batang merah-violet dalam eritro- DNA. Nama genus berasai dari singkatan AFIP, untuk Arntecl
sit. Pada fase penyembuhan, organisme ini berubah menjadi Forces Institute of Pathology. Semua enam spesiesAfipia ada-
bentuk yang lebih kokoid dan menghilang dari darah. lah gram negatif, bergerak, memiliki flagela tunggal, dan tum-
Pada stadium pra-eruptif, penderita mungkin mengeluh ar- buh pada agar ekstrak buffer arang-ragt (bLlfered charcoal-
tralgia, mialgia, dan parestesia. Reaksi radang seperti flebitis, yeast extract IBCYE]) dan kaldu nutrien.
pleuritis, eritema nodosum, dan ensefalitis dapat terjadi. Mun- Dua spesies RochaLimaea (R. cltLirttctna dan R. henselae)
culnya veruka adalah patognomonis fase eruptif. Mereka sa- diisolasi dari empat penderita yang terinfeksi virus imunode-
ngat bervariasi dalam ukuran dan jumlah. fisiensi manusia (HIV) dengan angiomatosis basiller, penyakit
Diagnosis dibuat atas dasar klinis bersama dengan pulasan infeksi yang menyebabkan prolil-erasi pembuluh darah dalam
darah den-ean organisme khas atau melalui biakan darah. Bila kulit dan organ viseral penderita terganggu imun. Basil ditam-
tidak ada anemia, diagnosis tergantung pada biakan darah. pakkan pada potongan jaringan dengan pewarnaan perak
Pada fase eruptif, veruka khas memperkuat diagnosis. Baru- Warthin-Starry dan secara morfblogis serupa dengan A. felis.
baru ini uji antibodi dengan ELISA telah digunakan untuk Infeksi Rochalimaea tampak merupakan penyebab lain PCK
mencatat infeksi. pada penderita yang terinfeksi HIV. Juga telah dilaporkan dua
PENG0BATAN. B. bacillformis adalah sensitif terhadap ba- individu berkemampuan imun (imunokompeten) yang meli-
nyak antibiotik, termasuk penisilin, tetrasiklin dan khloram- batkan limfonodinya menghasilkan R. henselae pada biakan.
f'enikol. Pengobatan amat efektif dalam mempercepat penu- Bukti serologis memberi kesan bahwa PCK terkait dengan
runan demam dan pelenyapan organisme dalam darah. Khlo- infeksi yang disebabkan oleh Rochalimaea, bukan A. fetis. R.
ramfenikol dianggap obat pilihan, karena obat ini juga berguna henselae telah diisolasi dari kucing dan pinjal anjing dan me-
dalam pengobatan infeksj yang mcnyet'tai seperti Salmonella. rupakan infeksi kucing yang relatif sering. Data yang sama
Transfusi darah dan perawatan pendukung penting pada pen- mengaitkan A. felis dengan hospes kucing. Sampel uji-kulit
derita dengan anemia berat. Pengobatan veruka peruana tidak antigen cakaran kucing yang digunakan selama bertahun-
205 r Penyakit Cakaran Kucing 1065

tahun dalam, diagnosis penyakit cakaran kucing mengandung TABEL 205-1. Tanda-tanda Klinis
antigen Rochalimaea (bukan A. felis)' Bartonella adalah tak- lg$it-1993
sonomi baru yang lebih disukai menggantikan genus Rochali- IUrdah
maea. Genera Bartonella dan Rochalimaea telah disatukan.
EP|DEM|OLOG|. Penyakit cakaran kucing terjadi diseluruh Tanda khas (timfadenopati ) t.tzJ 86

dunia dan pada semua ras. Pada daerah beriklim sedang, 62- Lesi inokulasi (kulit, mata. rnembrana 1_242 60

887o kasus terjadi dari September sampai Februari' Di daerah mukosa


Manifestasi utama tidak biasa ' ,2.81.
yang beriklim panas, kasus sering terjadi pada bulan Juli dan ,;1-14'
Agustus. Sekitar 557o kasus terjadi pada laki-laki. Lebih dari
Sindrom parinaud okuloglanduler 123 6
Ensefrrlopati (radikulopati l4* ) 47 ,''.,.; 2'3
.'....43
807c penderita berumur kurang dari 21 tahun. Insiden penderi-
ta yang dipulangkan dari rumah sakit dengan diagnosis penya-
Penyakit sistemik, berat. kronik :. 2
Eritema nodoium '.,ia 0,7
kit cakaran kucing adalah 0,77-0,86 per 100.000 populasi per- 30. ,1,5
Neurorennitis
tahun. Insiden penyakit yang diperkirakan pada penderita ra- Trombositopeni purpura ,:704
wat jalan adalah 9,3 per 100.000. populasi per tahun. Wabah :1.,,,6 '',-. 0;3.
Hepatosplenomegali
keluarga, biasanya melibatkan anak-anak ditemukan pada Pneumonia atipik prirner i ',3.r -,, ,:.:.0'rl
4,TVo dari 521 keluarga. Keluarga ini mempunyai satu kucing Tumor payudara ,3,'-, ,.0-2
atau lebih dan harnpir selalu mempunyai anak kucing. Kasus Papula angiomatoid 2 0,1
pada unit keluarga biasanya terjadi dalam beberapa minggu Osteomielitis ,. .1 5 . 0;3
satu sama lain, memberi kesan bahwa kucing atau anak kucing Total 2,066 j00
dapat menularkan organisme untuk masa yang terbatas'
PENULARAN DAN KEMAMPUAN PENULARAN. Infeksi me- * Komplikasi pada 14 dengan penyukit cttkoran kucing atipik. Adenoputr nrc
nyertai kontak langsung dengan kucing atau anjing. Pada lebih diastitttun - l.
dari 2.000 penderita, kontak dengan kucing terjadi pada95%'
terutama dengan anak kucing, dan kontak dengan anjing pada
4o/o, sedang tidak ada riwayat kontak dengan binatang terjadi
pada \Va. Kebanyakan binatang yang terlibat pada kasus PCK sefalopati berat, penyakit sistemik kronik, dan neuroretinitis.
adalah sehat dan mempunyai uji kulit negatif. Kucing domes- A. felis dan B. henselae mempunyai potensi endotoksin rendah
tik merupakan reservoir tetap untuk R. henselae. Cakaran bi- dan metabolisme oksidatif biologik lebih rendah dibanding de-
natang kurang sering terjadi. Sekitar 76Vo penderita menga- ngan Escherichia coli,0: I I 1. Sifat-sifat ini dapat menjelaskan
lami cakaran kucing,2Vo cakatan atau gigitan anjing, dan22Vo pertumbuhan intraselluler bakteria ini, ketahanan hidupnya
tidak mempunyai riwayat cakaran binatang' Jarang PCK pasca dan akhirnya reproduksi pada sel fagosit, dan kemungkinan
goresan duri atau potongan kayu, gigitan serangga, atau cacar mekanisme untuk berbagai keparahan PCK.
air. Ada juga hubungan antara lesi membrana mukosa, seperti MANIFESTASI KLlNlS. Walaupun limfadenopati meluas,
ulserasi yang nyeri, dan limfadenopati servikal. Penularan dari penderita biasanya tidak sakit. Hanya sepertiga penderita men-
manusia ke manusia tidak dilaporkan' derita demam yang lebih tinggi dari l0loF (38,3oC). Malaise,
PATOLOG|. Biopsi limfonodi menunjukkan spektrum luas demam, kelelahan, nyeri kepala, dan anoreksia dapat terjadi
histopatologi: proliferasi arterioler dengan pelebaran dinding pada sekitar 5070 penderita. Splenomegali, nyeri dada, kon-
arterioler, hiperplasia sel retikulum, mikoabses multipel, pem- jungtivitis, kebutaan, berbagai ruam kurang sering dan jarang
bentukan abses yang jelas, dan granuloma bundar atau bentuk terjadi artralgia dan/atau pembengkakan parotis (Tabel 205-2).
bintang. Kecuali karena perubahan vaskuler, penemuan histo- Sekitar 50Vo anak dan remaja hanya menderita adenopati, se-
patologi serupa ditemukan pada tularemia, brusellosis, tu- dang hampir 75Vo orang dewasa mengembangkan beberapa
berkulosis, limfogranuloma venereum, dan granuloma sarkoi- tanda-tanda atau gejala sistemik.
dosis padat; hiperplasia sel retikulum dengan granuloma mem- Lesi lnokulasi. Enam puluh persen sampai 937o pendclita
beri kesan penyakit Hodgkin. Basili cakaran kucing diperaga- dengan PCK mengembangkan lesi inokulasi 3-5 mm (Vesi-
kan paling baik dengan pewarnaan impregnasi perak Warthin- kula atau pustula yang berkembang menjadi papula) 3-10 hari
Starry limfonodi yang diambil selama sakit 4 minggu pertama. sesudah pemasukan organisme ke dalant kulit' Lesi ini dapat
Pada limfonodi ini, bakteri berlimpah dalam gerombolan atau menetap selama beberapa hari sampai beberapa bulan. Peme-
filamen, dan ditemukan paling mudah pada dinding pembuluh riksaan kulit yang teliti, terutama tungkai atas, kepala dan kulit
darah, serabut kolagen, dan mikroabses' Basilli ukurannya kepala dapat menunjukkan lesi yang telah diabaikan atau dike-
berkisar dari 0,2 sampai 0,3 nm sampai panjang 0,5-1'5nm' lirukan dengan gigitan serangga. Pada 5-10Vo penderita, lesi
Basili dapat ditemukan di daerah nekrosis (80V0)' dan kurang inokulasi nampak sebagai konjungtivitis nonsupuratif, granu-
sering (407o) bersama dengan granuloma sel raksasa' Bakteri loma okuler atau keduanya. Lesi inokulasi tidak gatal dan
yang serupa terdeteksi pada lesi inokulasi kulit beberapa pen- sembuh tanpa pembentukan parut. Kadang-kadang, ulkus su-
derita yang memenuhi kriteria untuk PCK. Pada dua dari pen- perfisial membrana mukosa oral mendahului atau ditemukan
derita ini, basili yang sama dikenali pada limfonodi regional pada permulaan limfadenopati.
yang mengaliri lesi ini. Limfadenopati. Limfadenopati regional dengan satu lim-
PATOGENESIS. Tanda tidak khas terjadi pada 10-14Vo pen- fonodi atau banyak merupakan tanda PCK. Dalam 2 minggu
derita dengan PCK (Tabel 205-1). Sindrom Parinaud okulo- cakaran (kisaran 7-60 hari) limfonodi yang membesar dan
granduler adalah yang paling sering, disertai dengan en- nyeri tampak di sebelah proksimal tempat inokulasi. Karena
1066 BAGIAN XVII . Penyakit Infeksi

TABEL 205-2. Tanda-tanda Klinis Pen gia, neuroretinitis dan arteritis serebral. Gejala-gejala neurolo-
gis biasanya menyertai mulainya limfadenopati pada 1-6
minggu dan ditandai oleh perubahan mendadak status mental
dan kejang-kejang. Gejala-gejala berat berakhir 1-2 minggu
dan penyembuhannya sempurna. Jarang, penderita dengan ke-
lainan setemp at y ang tercatat dengan elektroensefalogram atau
s c an tomografi terkomputasi mengalami kejang-kejang beru-

lang atau defisit neurologis menetap. Cairan serebrospinal da-


pat menunjukkan pleositosis, kenaikan protein, atau keduanya.
Elektroensefalogram abnormal pada kebanyakan penderita.
Afipia felis terdeteksi dengan penggunaan reaksi rantai po,
limerase (RRP) pada limfonodi submandibuler yang diperoleh
dari anak umur 6 tahun dengan status epileptikus. Dari 35 pen-
derita dengan penyakit neurologis dan tidak ada ensefalopati,
2 anak menunjukkan kelumpuhan syaraf, 30 menderita neu-
roretinitis, dan 3 menderita neuritis perifer. Dari 30 anak yang
lebih tua dan orang dewasa muda dengan neuroretinitis, 29
penglihatannya kembili dalam beberapa minggu sarnpai 12
* Total 1.656 penderita yang dievaluasi
bulan. Pengobatan ensefalopati meliputi pengendalian kejang-
f Data dari tahun 1989 sampai 1993 , kejang dan cara-cara pendukung. Biasanya digunakan antibio-
tik yang diberikan pada banyak penderita yang tampaknya ti-
dak efektif.
Penyakit Cakaran Kucing Sistemik. Penyakit sistemik yang
tungkai atas, kepala dan leher merupakan lokasi yang paling disebabkan oleh PCK dihubungkan dengan demam, malaise,
mungkin untuk cakaran, lebih dari 80Vo limfonodi yang terli- kelelahan, ruam kulit, mialgia dan artralgia yang lebih lama.
bat adalah pada aksilla, epitrokhlear, servikal, dan/atau daerah Tanda-tanda lain meliputi limfadenopati menyeluruh, lim-
supraklavikuler. Limfadenopati submandibuler dan preauriku- fonodi lebih besar, dan kehilangan berat badan lebih besar
ler juga terjadi dan memerlukan pemeriksaan membrana mu- daripada 5 lb. Beberapa penderita menderita pleurisi, artralgia,
kosa yang teliti dan daerah okuler untuk lesi inokulasi primer. atau artritis, abses limpa atau hati, massa mediastinum, lim-
Pada sekitar duapertiga penderita, adenopati terdiri atas satu atau fonodi membesar pada kaput pankreas, dan penyakit sistemik
beberapa limfonodi dalam satu daerah; sepertiga penderita yang berat dengan demam lama yang berakhir sampai 60 hari yang
lain mempunyai iimfonodi membesar pada dua tempat anatomik disertai dengan kehilangan berat sampai 40 lb. Semua penderi-
atau lebih. Jika adenopati terdeteksi pada lebih dari satu daerah, ta sembuh walaupun keparahan penyakit bervariasi.
pencarian harus dibuat pada lesi inokulasi tambahan. Hepatitis granulomatosa dilaporkan pada beberapa anak
Sebagian besar limfonodi berdiameter 1-5 cm, tetapi pada dengan PCK. Penderita ini sering menderita demam tinggi
mulanya edema dan pembengkakan dapat meluas 10-12 cm. (40oC) selama lebih daripada 3-4 minggu, tidak ada limfade-
Selama sakit 2 minggu pertama, limfonodi biasanya nyeri. Eri- nopati perifer, dan organisme tetap dengan basil PCK pada bi-
tema kulit yang menutupi dapat terjadi pada awal penyakit dan opsi hati, limpa, limfonodi mesenterika, dan kadang-kadang
menyembuh ketika ukuran limfonodi berkurang. Selulitis ja- limfonodi perifer. Terapi antibiotik dapat membantu pada pen-
rang ditemukan. derita ini.
Limfadenopati biasanya hilang selama 2-4 bulan, tetapi Manifestasi hematologik PCK meliputi anemia hemolitik
limfadenopati ini menetap selama 1-3 tahun pada l-2% pende- dengan hepatosplenomegali, purpura trombositopeni, purpura
rita. Limfonodi besar dengan eritema dan nyeri menghilang le- nontrombositopeni, dan eosinofilia. Manifestasi PCK atipik
bih lama dan cenderung menjadi supuratif. Sekitar 157o lain dan jarang adalah lesi osteolitik, pneumonia atipik, PCK
limlonodi bernanah. berulang selama 3-4 tahun, tumor payudara, dan papula angio-
PCK Atipik. Dari 9 sampai 74Vo kasus datang dengan ge- matoid pada penderita terganggu imun dan penderita imu-
jala-gejala yang lain daripada limfadenopati regional (Tabel nokompeten.
205-1). PCK pada Hospes Terganggu lmun. PCK mungkin merupa-
StruoRol,t OxulocmruouLER. Bentuk PCK atipik yang paling kan penyakit berat pada penderita terganggu imun. PCK dapat
sering adalah sindrom Parinaud okuloglanduler, yang nampak dikelirukan atau dirancukan dengan manifestasi klinis lain
sebagai granuloma konjungtiva pada tempat inokulasi dan lim- yang terkait dengan virtrs imunodefisiensi manusia (HIV).
fadenopati preaurikuler. Mata yang terlibat dapat menunjuk- Walaupun PCK belum dilaporkan pada anak dengan HIV, sin-
kan konjungtivitis nonsupuratif. Basil cakaran kucing telah drom pada orang dewasa ditandai dengan manifestasi yang ti-
ditemukan pada granuloma konjungtiva dengan menggunakan dak biasa dan secara bertentangan berespon sangat baik pada
pewarnaan perak Warthin-Starry. Penyembuhan spontan lim- terapi antibiotik. Penderita ini sering datang dengan lesi kulit
fadenopati biasanya terjadi dalam 2-4bu\an. yang banyak dan menyeluruh, berkisar dari papula merah
Struonou NEuRot-ocl. Manifestasi sistem syaraf terjadi pada muda sampai ungu merah tua sampai nodul tidak bertangkai
sekitar 2qo penderita. termasuk ensefalopati dengan koma dan/ atau bertangkai. Nodulnya keras berindurasi, dan biasanya ti-
atau kejang-kejang, mielitis, radikulitis, polineuritis, paraple- dak nyeri dan berkisar dalam ukuran dari 1 sampai 6 cm. Se-
205 . Penyakit Cakaran Kucing 1 067

cara klinis, lesi tidak dapat dibedakan dari sarkoma kaposi, netik (MRI) berguna pada penderita dengan PCK atipik dan
hemangioma histiosit, hemangioma epiteloid, dan/atau granu- granuloma hepatis atau splenik atau mikroabses noduler.
loma piogenik. Radiografi lesi yang terletak pada tulang dapat DIAGNOSIS BANDING. Adenitis bakterial biasanya disebab-
menunjukkan kehilangan tulang atau periostosis, dan massa kan oleh streptokokus beta hemolitik grup A dan Staphylococ-
yang nyeri, lunak dan besar. cLts aureus, dan kurang sering oleh bakteria anerob, miko-
DIAGNOSIS. Kunci untuk diagnosis yang paling penting a- bakteria atipik dan tipik dan jarang oleh spesies Francisella
dalah riwayat kontak dengan binatang, terutama anak kucing, tularens is atatt B ruc ella. Cytomegalovirus, virus Epstein-Barr,
dan identifikasi kulit yang diinokulasi atau lesi okuler. Lim- HIY, To xo p las ma, alav j amur biasanya men ghasilkan limfade-
fadenopati regional berkembang dalam beberapa minggu sete- nopati dalam dua tempat anatomi atau lebih. Higroma krstik
lah kontak dengan kucing memberi kesan PCK, terutama jika atau kista bronkogenik harus dipikirkan pada diagnosis ban-
papula atau fistula inokulasi primer terjadi pasca cakaran ding pada anak dan remaja. Penyakit neoplastik terjadi lebih
kucing. Kriteria untuk diagnosis yang pasti adalah: (1) kontak sering pada remaja dan orang dewasa.
dengan kucing, dan adanya lesi cakaran atau lesi primer der- Sindrom Parinaud okuloglanduler dapat dihubungkan de-
mis, mata, atau membrana mukosa; (2) uji kulit positif untuk ngan infeksi klamidia, tularemia, tuberkulosis atau sifilis. Di-
PCK atau uji serologis positif untuk antibodi B. henselae; (3) agnosis banding papula kulit menetap atau nodulus dengan
serologis negatif, termasuk uji kulit purified protein derivative adenopati regional meliputi sarkoidosis, infeksi dengan miko-
(PPD-T dan PPD-Battey) dan biakan pus atau limfonodi yang bakteria tipik dan atipik atau jamur, sifilis dan leishmaniasis.
diaspirasi dilakukan untuk limfadenopati sebab-sebab lain; dan PENCEGAHAN. Penderita dengan PCK tidak memerlukan
(4) tanda-tanda histopatologi khas pada spesimen biopsi kulit, isolasi atau karantina. Penyakit tidak dapat tersebar secara
limfonodi, atau granuloma okuler. Pada praktek klinis, diagno- langsung dari satu orang ke yang lain. Karena binatang yang
sis dapat dibuat bila tiga dari empat kriteria ini dipenuhi. terlibat selalu sehat, membuang kucing atau anjing tidak dian-
jurkan. Sekitar 5Vo anggota keluarga berkembang PCK dalam
Diagnosis dapat dikonfirmasi pada kasus PCK atipik de-
masa 2-3 minggu dari satu sama lain. Karena 46Vo rumah
ngan kenaikan titer untuk B. henselae empat kali atau dengan
tangga Amerika mempunyai kucing dan ada sekitar 65 juta
peragaan basil pleomorfik kecil pada potongan limfonodi, ku-
kucing di Amerika Serikat, PCK sukar dicegah. Celah yang
litatau konjungtiva pada pewarnaan Warthin-Starry. Biopsi
paling sering pada diagnosis PCK adalah kegagalan menanya-
dianjurkan hanya bila penyakit ini tidak khas. Umumnya diag-
kan mengenai kontak binatang atau cakar-an, terutama oleh
nosis dapat dibuat atas dasar riwayat pemajanan kucing atau
kucing atau anjing.
anak kucing, tanda-tanda klinis, dengan mengesampingkan
PENGOBATAN. Tidak ada terapi antimikroba yang diperlu-
sebab-sebab limfadenopati lain, dan observasi sampai sembuh.
kan pada sebagian besar kasus, karena adenopati menyembuh
Uji kulit cakaran kucing tidak selalu diperlukan.
secara spontan dalam 2-4 bulan. Tirah baring jarang diperlu-
Biopsi harus dipikirkan untuk mengesampingkan keganas- kan, tetapi cara ini dapat mengurangi kelelahan yang sangat.
an jika uji kulit antigen cakaran kucing dan/atau uji untuk anti- Penderita harus menghindari trauma pada limfonodi yang ter-
bodi terhadap B. henselae negatif. Ultrasonografi mungkin libat atau limpa yang membesar. Pemakaian kompres garam
berguna untuk mengenali dan mengaspirasi abses servikal, dan fisiologis basah lokal selan.ra 3-5 hari terus menerus pada lim-
dapat mendeteksi defek hati atau limpa pada penderita dengan fonodi yang bengkak dapat mengurangi nyeri dan mengurangi
PCK sistemik. pembengkakan.
Uji Kulit Cakaran Kucing. Uji kulit antigen (0,1 mL) harus Demam (> 38,3oC) terjadi pada hanya sepertiga penderita
disuntikan secara intradermal pada permukaan fleksor (volar) dengan PCK. Antipiretik dan analgesik seperti aspirin atau
lengan, dan tempatnya harus dilingkari. Luas indurasi yang te- asetaminofen dianjurkan untuk adenitis yang nyeri. Insisi dan
pat digambar sesudah 12-96 jam dengan menggariskan pena drainase tidak dianjurkan jika terjadi pernan ahan (15V0) karena
ballpoint yang dipegang tegak lurus dengan tekanan yang ke- saluran sinus kronik dapat terjadi dan menetap selama bebera-
ras kearah daerah indurasi. Sesudah beberapa coretan pena pa bulan. Aspirasi jarum mengurangi nyeri adenopati dan
pada setiap empat kuadran, jumlah maksimum indurasi dapat memberikan bahan untuk biakan. Eksisi bedah limfonodi bia-
diukur secara tepat. Reaksi positif memerlukan indurasi 5 mm sanya tidak terindikasi kecuali kalau etiologi noninfeksius, se-
atau lebih. Jarang penderita dengan uji kulit negatif pada 48- perti neoplasma atau kista dicurigai. Pemantauan yang ketat
72 jam dapat mempunyai uji positif 7-10 hari pasca uji. Anti- selama beberapa bulan untuk menilai penyembuhan adenopati
gen PCK untuk diagnosis tersedia dari penulis atas permintaan dianjurkan.
tertul is. Antibiotik Sistemik. A. felis resisten terhadap sederetan luas
LABORATORIUM. Leukositosis ringan sampai sedang dapat antimikroba tetapi rentan in vitro terhadap seftriakson, sefo-
terjadi selama beberapa hari pada permulaan penyakit; taksin, dan sefoksitin juga amikasin sulfat, gentamisin, tobra-
eosinofilia telah dilaporkan. Laju endap darah biasanya naik misin, siprofloksasin, dan imipenem/silastatin. Trimetoprim
selama beberapa minggu pertama adenopati. Uji serologis di- (TMP)/sulfametoksazol oral 2 atau 3 kali sehari (10-20 mg
a-snostik untuk PCK tersedia dipasaran, termasuk uji antibodi TMP/kg/24 jam) selama 7 hari merupakan terapi efektif pada
i mun ofl uoresen indirek (indire c t immunofluo r e s c ent antib o dy lebih dari 50Vo penderita. Rifampin (15-20 mg/kg/24jam PO 2
[IFA]) untuk antibodi genus spesifik terhadap antigen Bar- atau 3 kali sehari; dosis maksimum: 600 mg/24 1am) selama 7-
tonella. Analisis PCK uji antigen kulit cakaran kucing menge- 24 hari sangat efektif. Anak diatas umur 12 tahun dapat dio-
nali deretan asam nukleat Bartonella dalam sanipel. Scan bati dengan siprofloksasin dalarrr dosis dua kali sehari
tomografi terkomputasi (CT scan) atau citra resonansi mag- QA40 mgkg/24 jam PO) selama 7-14 hai. Pada keadaan

Anda mungkin juga menyukai