Pembimbing:
Priscilia Lewerissa
112019001
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Periode 17 Oktober – 19 November 2022
RS Bhayangkara Bandar Lampung
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Bandar Lampung
2022
Pendahuluan
Sifilis maligna (MS) : Bentuk sifilis sekunder yang jarang yang sering dikaitkan
dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Sejak awal epidemi HIV,
kejadian MS terus meningkat, menjadikannya penyakit yang sangat penting.
Penyakit ini ditandai dengan gejala konstitusional prodromal yang nyata, seperti
demam, malaise, mialgia, sakit kepala, dan perubahan berat badan selama 4
minggu sebelum munculnya lesi kulit.
Metode
Jurnal ini menggunakan penelitian deskriptif dengan desain
studi case report
Persetujuan Publikasi
Pasien memberikan persetujuannya untuk publikasi kasus.
Case Report
Case report
Tatalaksana Follow Up
Injeksi IM 2,4 juta unit benzatin penisilin G Respon dengan sangat baik terhadap
selama 3 minggu berturut-turut. benzatin penisilin G dan tidak ada JHR
Terapi ARV: tenofovir 300mg, lamivudine yang terlihat selama pengobatan.
300mg, dan efavirenz 600mg per hari. 1 minggu setelah injeksi ketiga, pasien
Asam fusidat topikal juga dioleskan pada lesi mengalami hiperpigmentasi pasca-
ulseratif untuk menghindari superinfeksi bakteri. inflamasi dan sisa bekas luka.
Discussion
Discussion
JHR adalah salah satu kriteria diagnostik di JHR adalah reaksi inflamasi demam
MS seperti yang diusulkan oleh Fisher telah
akut yang terjadi setelah pengobatan
banyak dilaporkan dalam beberapa studi dan
antibiotik sifilis terutama serta infeksi
laporan kasus, Bjekic´ dan Fustà-Novell et al spirochetal lainnya.
juga telah menggambarkan pasien MS tanpa
JHR.