Anda di halaman 1dari 4

Biograf

Habib Rizieq adalah anak kelima dari lima bersaudara[1], ia lahir di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1965
dari pasangan Habib Hussein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah Alatas[3]. Kedua orangtuanya
merupakan orang Betawi keturunan Hadhrami[4]. Ayahnya, Habib Husein bin Muhammad bin Husein bin
Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Shaikh bin Muhammad Shihab (lahir sekitar 1920)[5] adalah
salah seorang pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-temannya pada
tahun 1937[6]. Pandu Arab Indonesia adalah sebuah perkumpulan kepanduan yang didirikan oleh orang
Indonesia berketurunan Arab yang berada di Jakarta, yang selanjutnya berganti nama menjadi Pandu
Islam Indonesia (PII)[4]. Ayahnya wafat pada tahun 1966 saat Rizieq berusia 11 bulan, sehingga sejak
saat itu ia hanya diasuh oleh ibunya, Syarifah Sidah, dan tidak dididik di pesantren. Baru setelah berusia
empat tahun ia mulai rajin mengaji di masjid-masjid dekat rumahnya. Sebagai orang tua tunggal, ibunya
yang bekerja sebagai penjahit pakaian dan perias pengantin juga sangat memperhatikan pendidikan
Rizieq serta membimbingnya dengan pendidikan agama.

Pendidikan

Rizieq adalah seorang Habib atau Sayyid dengan klan Shihab (merujuk pada Shihabuddin Aal bin Syech)
yang silsilahnya dapat ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-
Muhajir. Sementara itu, istrinya yang bernama Syarifah Fadhlun juga merupakan keluarga Sayyid dari
klan Aal bin Yahya.

Setelah lulus sekolah dasar pada tahun 1975 di SDN 1 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada
tahun 1976 Rizieq melanjutkan sekolah menengahnya ke SMP 40 Pejompongan, Jakarta Pusat. Namun
karena jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan terlalu jauh, ia kemudian dipindahkan ke sekolah
yang relatif lebih dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu SMP Kristen Bethel Petamburan dan lulus tahun
1979[3]. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 4 Jakarta di Gambir, namun lulus dari SMA
Islamic Village Tangerang pada tahun 1982[4].

Pada tahun 1983, Rizieq mengambil kelas bahasa Arab di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab
(LIPIA). Namun setelah satu tahun menempuh studi, ia mendapat tawaran beasiswa dari Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) untuk kuliah di Arab Saudi[7]. Ia pun melanjutkan program sarjana jurusan Studi
Agama Islam (Fiqih dan Ushul Fiqh) ke King Saud University yang ditempuhnya selama empat tahun.
Pada tahun 1990, Habib Rizieq dinyatakan lulus, lengkap dengan predikat Cum Laude[7].

Habib Rizieq sempat mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Internasional Malaysia
selama satu tahun, setelah itu ia kembali ke Indonesia sebelum magisternya selesai karena alasan biaya.
Setelah beberapa tahun, akhirnya ia mampu melanjutkan pendidikannya di bidang Syari'ah dan meraih
gelar Master of Arts (M.A.) pada tahun 2008 di Universitas Malaya[8] dengan tesis berjudul "Pengaruh
Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia".[9]
Pada tahun 2012, Habib Rizieq kembali ke Malaysia dan melanjutkan program pendidikan doktor dalam
program Dakwah dan Manajemen di Fakultas Kepemimpinan dan Pengurusan Universiti Sains Islam
Malaysia (USIM)[10]. Saat ini ia sedang menyelesaikan disertasinya yang berjudul " ‫مناهج التميز بين الصأول‬
‫( "والفروع عند أهل السنة والجماعة‬Perbedaan Asal dan Cabang Ahlussunah Wal Jama'ah) di bawah pengawasan
Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni dan Dr. Ahmed Abdul Malek dari Nigeria

Kehidupan Pribadi

Habib Rizieq Shihab menikah pada tanggal 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun bin Yahya[4].
Dari pernikahannya tersebut Habib Rizieq dikaruniai seorang putra dan enam putri: Rufaidah Shihab,
Humaira Shihab, Zulfa Shihab, Najwa binti Rizieq Shihab, Mumtaz Shihab, Fairuz Shihab, dan Zahra
Shihab

Aktivitas

Pada tahun 1992 sebelum kembali ke Indonesia, Habib Rizieq bekerja sebagai guru SMA selama sekitar
satu tahun di Arab Saudi setelah menyelesaikan studi sarjananya di King Saud University. Selain
memberikan ceramah agama, Sepulangnya ke tanah air Habib Rizieq juga menjadi kepala sekolah
Madrasah Aliyah di Jamiat Kheir Sampai tahun 1996. Ketika dia sudah tidak lagi menjadi kepala sekolah,
dia masih aktif mengajar di sekolah sebagai guru Fiqih atau Ushul Fiqh[4]. Pengalaman organisasinya
dimulai saat ia menjadi anggota Jamiat Kheir. Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Syariah di
BPRS At-Taqwa, Tangerang. Ia juga adalah ketua sejumlah Majelis Taklim Jabotabek

Fpi

Habib Rizieq Shihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam pada tanggal 17 Agustus 1998 di
Pondok Pesantren Al-Umm, Tangerang[13]. Front Pembela Islam adalah sebuah organisasi massa Islam
yang berpusat di Jakarta[14]. Selain beberapa kelompok internal yang disebut sebagai Sayap Juang, FPI
juga memiliki kelompok Laskar Pembela Islam[15], kelompok paramiliter yang dianggap kontroversial
karena melakukan aksi penertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan
dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan[16].

Pada tanggal 30 Oktober 2008, Habib Rizieq divonis 1,5 tahun penjara terkait kerusuhan pada tanggal 1
Juni di Monas karena terbukti secara sah menganjurkan orang lain dengan terang-terangan dan dengan
tenaga bersama-sama untuk menghancurkan barang atau orang lain[17] sesuai dengan Pasal 170 ayat (1)
jo Pasal 55 KUHP

Buku

Hancurkan Liberalisme, Tegakkan Syariat Islam, 2011.[19]

Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah, 2012.[20]


Dialog FPI, Amar Ma'ruf Nahi Munkar[21]

Karya lain

Kumpulan Shalawat yang disusun oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab[12]

Penghargaan

Pada tanggal 19 Maret 2009, Habib Rizieq dinobatkan oleh Sultan Sulu sebagai Mufti Agung Kesultanan
Sulu Darul Islam[22] dengan gelar Datu Paduka Maulana Syar'i Sulu disingkat DPMSS

Pada tanggal 20 April 2003, Rizieq Shihab ditahan karena dianggap menghina Kepolisian Negara Republik
Indonesia lewat dialog di stasiun televisi SCTV dan Trans TV. Ia divonis 7 bulan penjara oleh majelis
hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 29 Juli 2003.[24]

Pada tanggal 13 November 2015, Rizieq kembali menjadi sorotan saat diundang ceramah oleh Bupati
Purwakarta di kota tersebut. Saat berceramah, Rizieq memplesetkan kata "Sampurasun" menjadi
"Campur Racun". Dalam bahasa Sunda, "Sampurasun" bisa diartikan sebagai salam hormat dan doa. Atas
kejadian tersebut, Rizieq Shihab dilaporkan oleh Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat yang diinisiasi
oleh Angkatan Muda Siliwangi Jawa Barat ke Polda Jawa Barat atas tuduhan penghinaan dan pelecehan
terhadap budaya Sunda.[25]

Pada tanggal 27 Oktober 2016, Ketua Partai Nasional Indonesia Marhaenisme yang juga putri dari
Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri melaporkan Rizieq ke Bareskrim Polri karena dianggap
telah menghina Pancasila dan Soekarno atas pernyataan "Pancasila Sukarno, Ketuhanan ada di Pantat.
Sedangkan Pancasila Piagam Jakarta, Ketuhanan ada di Kepala"[26].

Pada tanggal 26 Desember 2016, Rizieq diperkarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PMKRI) atas tuduhan penistaan agama karena telah berkata "Kalau Tuhan beranak, bidannya
siapa?"[27]

Pada tanggal 12 Januari 2017, Rizieq dilaporkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro
Jaya Komisaris Besar, Raden Prabowo Argo Yuwono atas tuduhan penghinaan terhadap profesi hansip
karena telah berkata "Di Jakarta, Kapolda mengancam akan mendorong Gubernur BI untuk melaporkan
Habib Rizieq. Pangkat jenderal otak Hansip" dan "Sejak kapan jenderal bela palu arit, jangan-jangan ini
jenderal enggak lulus litsus."[28]

Pada Februari 2017, tersiar rumor adanya percakapan pornograf antara Rizieq dengan seorang
perempuan bernama Firza Hussein beserta foto-foto syur Firza di WhatsApp.[29] Pada tanggal 29 Mei
2017, Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.[30]

Pada 29 September 2017, Rizieq dicekal saat akan meninggalkan Arab Saudi[31] karena visanya sudah
habis

Anda mungkin juga menyukai