Anda di halaman 1dari 3

Biografi

Ali Mustafa Yaqub lahir pada tahun tanggal 2 Maret tahun 1952 di desa Kemiri
kecamatan Subah kabupaten Batang, Jawa Tengah.1 Sejak kecil beliau sudah
berada dalam suasana keluarga yang agamis. Ibunya bernama Siti Chabibah,
wafat pada tahun 2007. Selain menjadi ibu rumah tangga, Siti Chabibah juga
adalah seorang guru agama. Sementara ayahnya bernama Yaqub wafat pada tahun
1997, dikenal sebagai Da’i yang cukup terkemuka pada masanya, dan juga
menjadi imam dibeberapa masjid di Jawa Tengah. Yaqub juga mengajar di
lembaga pendidikan yang didirikan bersama kakeknya Joyo Truno, kebanyakan
santrinya adalah masyarakat sekitar rumahnya, atau biasa dikenal sebagai kyai
kampung.2

Riwayat pendidikan Ali Mustafa Yaqub dimulai dari menempuh pendidikan di


sekolah dasar (SD) yang ada di desanya. Kemudian meneruskan ke sekolah
menengah pertama (SMP). Ketika SMP beliau mempunyai keinginan untuk
melanjutkan pendidikan ke sekolah umum, namun tidak terlaksana karena
ayahnya mengarahkannya untuk pindah ke pesantren. Pada tahun 1966 beliau
mulai menempuh pendidikan di pondok pesantren Seblak Jombang dan sekolah di
tingkat Tsanawiyah hingga selesai pada tahun 1969. Setelah itu, Ali Mustafa
Yaqub meneruskan pendidikan di pondok pesantren Tebuireng Jombang yang
lokasinya tidak jauh dari pondok pesantren Seblak. Di pondok pesantren
Tebuireng beliau menempuh pendidikan formal di Fakultas Syari’ah Universitas
Hasyim Asy’ari, dan juga belajar kitab-kitab kuning dibawah asuhan para Kyai,
antara lain: al-marhum K.H Idris Kamali, al-marhum K.H Shobari, dan al-Musnid
K.H Syansuri Badawi. Di pondok pesantren ini, beliau juga menjadi guru Bahasa
Arab, sampai awal tahun 1976.3

Seteleh dari pondok pesantren Tebuireng, Ali Mustafa Ya’qub juga melanjutkan
pendidikan S-1 ke luar negeri, yakni di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Imam
Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, Sampai lulus dan mendapatkan
ijazah Licance pada tahun 1980. Kemudian masih di kota yang sama ia
melanjutkan lagi di Universitas King Saud, beliau menempuh pendidikan S-2 di
Jurusan Tafsir dan Hadis, sampai tamat dengan memperoleh ijazah Master pada
tahun 1985. Di Universitas King Saud inilah Ali Mustafa Yaqub bertemu dengan
Mustafa al-‘Azami yang saat itu sedang menjabat sebagai Guru Besar Hadis dan
Ilmu Hadis. Sementara pada gelar S-3, ditempuh Ali Mustafa Yaqub pada tahun

1
Miski, “Pemahaman Hadis Ali Mustafa Yaqub Studi Atas Fatwa Pengharaman Serban Dalam
Konteks Indonesia” Riwayah: Jurnal studi hadis. Volume 2 Nomor 1 (2016) 17-18.
2
Muhammad Qamarullah “Pemahaman hadis Ali Mustafa Ya’qub dan kontribusinya terhadap
pemikiran hadis di Indonesia” Al-Quds: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadis. Volume 4, Nomor 2,
(2020) 385.
3
Prof Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis bermasalah (Jakarta: Pustaka Firdaus Maret 2019) Hal.
2005-2008 di Universitas Nizamia, Hyderabad India dengan spesialisasi Hukum
Islam.4

Sesudah menyelesaikan pendidikan S-2, Ali Mustafa Yaqub pulang ke tanah air,
dan menyalurkan ilmunya dibeberapa lembaga pendidikan, diantaranya: Institut
Ilmu al-Qur’an (IIQ), Institut Studi al-Qur’an (ISIQ/PTIQ), Sekolah Tinggi Islam
Dakwah (STIDA) al-Hamidiyah, dan IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Beliau
memiliki banyak aktivitas diranah kelimuan islam diantaranya: menjadi Sekjen
Pimpinan Pusat Ittihadul Muballighin, anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Ketua
STIDA al-Hamidiyah Jakarta, Pengasuh/Pelaksana Harian Pesantren al-
Hamidiyah Depok, dan pendiri sekaligus menjadi Ketua Lembaga Pengkajian
Hadis Indonesia.5 Beliau juga mendapatkan gelar professor di bidang ilmu hadis
dari Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dan gelar ini sekaligus menjadikan
beliau sebagai profesor pertama di Indonesia di bidang ilmu hadis.6

Istri Ali Mustafa Yaqub bernama Ulfa Uswatun Hasanah, beliau menikah
dengannya pada tanggal 5 Mei 1990. Ulfa Uswatun Hasanah merupakan murid
dari beliau di Institut al-Qur’an dan dikemudian hari juga menjadi pendiri dan
pengasuh pondok pesantren Darussunah International Institut for Hadith Sciences
yang didirikan bersama Ali Mustafa Yaqub sejak tahun 1997 di Cengkareng. Ali
Mustafa Yaqub hanya memiliki satu orang putra bernama Ziaul Haramain yang
menjadi guru di Darul Ulum New York, Amerika Serikat dan sekarang telah
kembali ke pondok pesantren Darussunah untuk meneruskan perjuangan
ayahnya.7

Dalam salah satu literatur disebutkan data bahwa karya tulis Ali Mustafa Yaqub
mencapai 49 sembilan karya. Namun dalam tulisan ini hanya akan menyebutkan
beberapa saja, diantaranya adalah: Memahami Hakikat Hukum Islam, Nasihat
Nabi Kepada Pembaca Dan Penghafal Al-Qur’an, Imam Bukhari Dan Metode
Kritik Dalam Ilmu Hadis, Hadis Nabawi Dan Sejarah Kodifikasinya, Kritik Hadis,
Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi, Bimbingan Islam Untuk Pribadi Dan
Masyarakat, Peran Hadis Dalam Pembinaan Hukum Islam.Kerukunan Umat Islam
Dalam Prespektif Al-Qur’an Dan Hadis, Islam Masa Kini, Fatwa-Fatwa
Kontemporer, MM Azami Pembela Eksistensi Hadis, Aqidah Imam Empat, Abu
Hanifah, Malik, Al-Syafi’i Dan Ahmad, Kemusyrikan Menurut Madzhab Syafi’i,

4
Shofaussamawati, Shofaussamawati. “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub (1952-2016) Dalam
Dinamika Kajian Hadis Di Indonesia” Riwayah: Jurnal Studi Hadis. Volume 3 Nomor 1 (2017)
Hal 13.
5
Prof Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis bermasalah, Hal
6
Shofaussamawati, Shofaussamawati. “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub (1952-2016) Dalam
Dinamika Kajian Hadis Di Indonesia” Hal 14.
7
Muhammad Qamarullah “Pemahaman hadis Ali Mustafa Ya’qub dan kontribusinya terhadap
pemikiran hadis di Indonesia” Hal 385.
Pengajian Ramadhan Kiai Daludi, Hadis-Hadis Bermasalah, dan terakhir Hadis-
Hadis Palsu Seputar Ramadhan.8

Ali Mustafa Yaqub meninggal dunia pada hari kamis 28 April, Pukul 06.30 WIB
di Rumah sakit Hermina Ciputat Tangerang, pada usia 64 tahun. Jenazah beliau
disemayamkan di komplek Pondok Pesantren Darussunah dan dimakamkan
dibelakang masjid Muniroh Salamah yang lokasinya berada di dalam pondok
pesantren juga.9

8
Prof Ali Mustafa Yaqub, Hadis-hadis bermasalah. Hal.
9
Muhammad Qamarullah “Pemahaman hadis Ali Mustafa Ya’qub dan kontribusinya terhadap
pemikiran hadis di Indonesia” Hal 386.

Anda mungkin juga menyukai