Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Komunikasi
Oleh:
KELOMPOK 13
Dosen Pengampu:
Dr. Iswahyudi, M.Ag
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt,
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
yang bertemakan tentang “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan
Ustadz Abdul Shomad)” ini dengan baik dan lancar tanpa kekurangan satu apapun.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Hadist
Dakwah. Selain itu juga, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan kita mengenai “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan Ustadz
Abdul Shomad)”.
Dalam pembuatan makalah ini, Alhamdulillah saya tidak menemui kesulitan.
Hanya saja saya harus lebih giat lagi dalam mengumpulkan bahan-bahan makalah dari
referensi lain seperti internet.
Saya berharap untuk kedepannya, makalah ini dapat menjadi sumber referensi
tentang “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad)”,
juga agar makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita lagi. Saya juga
menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke depannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Depan..........................................................................................................1
....................................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tokoh agama atau ulama’ di sistem sosial masyarakat terutama di negara
Indonesia sangatlah penting perannya. Tokoh agama merupakan sosok yang berpengaruh
besar pada perkembangan masyarakat. Masyarakat biasa berkonsultasi dengan tokoh
agama atau kyai, atau ulama, sebagai sumber nasehat dalam berbagai persoalan sehari-
hari. Beliau sangat terhormat dalam kedudukan di masyarakat karena memiliki pengaruh
besar. Tokoh agama dalam masyarakat harus bertanggung jawab atas segala sesuatu,
termasuk memerintahkan perbuatan baik (ma'ruf), mencegah perbuatan buruk (munkar),
melakukan segala sesuatu dengan adil, tidak membeda-bedakan kasta sosial atau
mengintimidasi orang-orang di masyarakat. Selain itu, tokoh agama harus memiliki
keterampilan dan sikap yang terpuji, tetapi juga dapat memahami keadaan bawaan
mereka dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.1
Hal ini menuntut tokoh agama untuk tidak hanya memiliki kualitas yang
mengagumkan dalam keterampilan dan sikap, tetapi juga sadar terhadap kebutuhan
masyarakat dan memiliki tingkat kesadaran sosial yang tinggi untuk memenuhi tanggung
jawab mereka. Beragama adalah bentuk penghambaan diri atau penyerahan diri kepada
pencipta, dan berdampak konsekuensi pada ketaatan secara penuh terhadap Allah SWT.
Ketika berbicara tentang agama akan mengacu pada serangkaian praktik khusus yang
dilakukan oleh para penganutnya sepanjang kehidupan sehari-hari mereka.2
Kesimpulan dari beragama berarti seseorang percaya atau Iman terhadap apa yang
telah diyakininya. Bentuk atau wujud dari keyakinannya bisa berupa tingkat keimanan
kepada Allah SWT, berperilaku baik (akhlakul karimah), hidup dalam persaudaraan
(ukhuwah) atau segala amalan yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist3 . Beragamanya
seseorang berarti mengerti, memahami, menghayati, dan melaksanakan ajaran agama
1
Mohammad Ali Aziz, “Kepemimpinan Islam Di Indonesia.”, (Yogyakarta: Harakat Media, 2009),5-6
2
Ahmad Arifin, “Peran Tokoh Agama Dalam Meningkatkan Keberagamaan Masyarakat Didesa
Sendangmulyo Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang.”, (Kudus: STAIN Kudus, 2017)
3
Muslim A Kadir, “Ilmu Islam Terapan Penggagas Paradigma Amali dalam Islam.”,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 260
tersebut secara benar dan konsisten4 . Dengan kata lain, tingkat kesadaran beragama suatu
desa dapat dikatakan tinggi jika masyarakatnya hidup dengan nilai-nilai dan berpegang
teguh pada nilai-nilai tersebut. Nilai meliputi kemampuan untuk memahami, menghayati,
dan menerapkan ajaran agama dalam aktivitas sehari-hari dan perilaku sosial yang
dijunjung tinggi oleh seseorang. Orang-orang yang beragama lebih cenderung menjalani
hidup mereka dengan cara mudah dengan mengamalkan ajaran agamanya baik terhadap
Allah, sesama makhluk, dan ciptaan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana Profil Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
2) Bagaimana Metode Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
3) Apa Media Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
C. TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Profil Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
2) Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul
Shomad?
3) Untuk Mengetahui Media Dakwah apa yang digunakan oleh Habib Riziq dan
Ustadz Abdul Shomad?
BAB II
4
Agus Riyadi dan Hasyim Hasanah, “Pengaruh Kesadaran Diri Dan Kematangan Beragamaterhadap Komitmen
Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Semarang.”, Psympatic: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 2, No.1 (2015). 105
PEMBAHASAN