Anda di halaman 1dari 12

Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Komunikasi

Oleh:
KELOMPOK 13

1. Dwi Ajeng Melati Sukma ( 302220034 )

Dosen Pengampu:
Dr. Iswahyudi, M.Ag

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt,
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
yang bertemakan tentang “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan
Ustadz Abdul Shomad)” ini dengan baik dan lancar tanpa kekurangan satu apapun.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Hadist
Dakwah. Selain itu juga, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan kita mengenai “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan Ustadz
Abdul Shomad)”.
Dalam pembuatan makalah ini, Alhamdulillah saya tidak menemui kesulitan.
Hanya saja saya harus lebih giat lagi dalam mengumpulkan bahan-bahan makalah dari
referensi lain seperti internet.
Saya berharap untuk kedepannya, makalah ini dapat menjadi sumber referensi
tentang “Analisis komunikasi tokoh agama (Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad)”,
juga agar makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita lagi. Saya juga
menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke depannya.

Ponorogo, 27 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Depan..........................................................................................................1
....................................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Profil Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad....................................................6


B. Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad ..............................................
C. Media Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad ....................................

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tokoh agama atau ulama’ di sistem sosial masyarakat terutama di negara
Indonesia sangatlah penting perannya. Tokoh agama merupakan sosok yang berpengaruh
besar pada perkembangan masyarakat. Masyarakat biasa berkonsultasi dengan tokoh
agama atau kyai, atau ulama, sebagai sumber nasehat dalam berbagai persoalan sehari-
hari. Beliau sangat terhormat dalam kedudukan di masyarakat karena memiliki pengaruh
besar. Tokoh agama dalam masyarakat harus bertanggung jawab atas segala sesuatu,
termasuk memerintahkan perbuatan baik (ma'ruf), mencegah perbuatan buruk (munkar),
melakukan segala sesuatu dengan adil, tidak membeda-bedakan kasta sosial atau
mengintimidasi orang-orang di masyarakat. Selain itu, tokoh agama harus memiliki
keterampilan dan sikap yang terpuji, tetapi juga dapat memahami keadaan bawaan
mereka dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.1
Hal ini menuntut tokoh agama untuk tidak hanya memiliki kualitas yang
mengagumkan dalam keterampilan dan sikap, tetapi juga sadar terhadap kebutuhan
masyarakat dan memiliki tingkat kesadaran sosial yang tinggi untuk memenuhi tanggung
jawab mereka. Beragama adalah bentuk penghambaan diri atau penyerahan diri kepada
pencipta, dan berdampak konsekuensi pada ketaatan secara penuh terhadap Allah SWT.
Ketika berbicara tentang agama akan mengacu pada serangkaian praktik khusus yang
dilakukan oleh para penganutnya sepanjang kehidupan sehari-hari mereka.2
Kesimpulan dari beragama berarti seseorang percaya atau Iman terhadap apa yang
telah diyakininya. Bentuk atau wujud dari keyakinannya bisa berupa tingkat keimanan
kepada Allah SWT, berperilaku baik (akhlakul karimah), hidup dalam persaudaraan
(ukhuwah) atau segala amalan yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist3 . Beragamanya
seseorang berarti mengerti, memahami, menghayati, dan melaksanakan ajaran agama
1
Mohammad Ali Aziz, “Kepemimpinan Islam Di Indonesia.”, (Yogyakarta: Harakat Media, 2009),5-6
2
Ahmad Arifin, “Peran Tokoh Agama Dalam Meningkatkan Keberagamaan Masyarakat Didesa
Sendangmulyo Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang.”, (Kudus: STAIN Kudus, 2017)
3
Muslim A Kadir, “Ilmu Islam Terapan Penggagas Paradigma Amali dalam Islam.”,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 260
tersebut secara benar dan konsisten4 . Dengan kata lain, tingkat kesadaran beragama suatu
desa dapat dikatakan tinggi jika masyarakatnya hidup dengan nilai-nilai dan berpegang
teguh pada nilai-nilai tersebut. Nilai meliputi kemampuan untuk memahami, menghayati,
dan menerapkan ajaran agama dalam aktivitas sehari-hari dan perilaku sosial yang
dijunjung tinggi oleh seseorang. Orang-orang yang beragama lebih cenderung menjalani
hidup mereka dengan cara mudah dengan mengamalkan ajaran agamanya baik terhadap
Allah, sesama makhluk, dan ciptaan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana Profil Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
2) Bagaimana Metode Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
3) Apa Media Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?

C. TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Profil Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad?
2) Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul
Shomad?
3) Untuk Mengetahui Media Dakwah apa yang digunakan oleh Habib Riziq dan
Ustadz Abdul Shomad?

BAB II
4
Agus Riyadi dan Hasyim Hasanah, “Pengaruh Kesadaran Diri Dan Kematangan Beragamaterhadap Komitmen
Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Semarang.”, Psympatic: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 2, No.1 (2015). 105
PEMBAHASAN

A. PROFIL HABIB RIZIQ DAN USTADZ ABDUL SHOMAD


 HABIB RIZIQ
Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab juga dikenal sebagai Rizieq
Shihab lahir 24 Agustus 1965 . Beliau adalah seorang tokoh Arab serta pendiri dan
pemimpin Front Pembela Islam (FPI), yang dilarang oleh pemerintah pada bulan
Desember 2020. Menghadapi tuntutan pidana di Indonesia, ia tinggal di Riyadh,
Arab Saudi dari 2017 hingga November 2020. Setelah kembali ke Indonesia, ia
ditangkap pada akhir 2020, dengan tuduhan menghasut kriminal karena mengadakan
acara keramaian yang melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Rizieq Shihab adalah anak kelima dari lima bersaudara. Ia lahir di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 1965 dari pasangan Habib Hussein bin Muhammad Shihab
dan Sidah Alatas. Kedua orangtuanya merupakan orang Betawi keturunan
Hadhrami. Ayahnya, Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein
bin Muhammad bin Shaikh bin Muhammad Shihab (lahir sekitar 1920) adalah salah
seorang pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-
temannya pada tahun 1937. Pandu Arab Indonesia adalah sebuah perkumpulan
kepanduan yang didirikan oleh orang Indonesia berketurunan Arab yang berada di
Jakarta, yang selanjutnya berganti nama menjadi Pandu Islam Indonesia (PII).
Ayahnya wafat pada tahun 1966 saat Rizieq berusia 11 bulan, sehingga sejak saat itu
ia hanya diasuh oleh ibunya, Syarifah Sidah, dan tidak dididik di pesantren. Baru
setelah berusia empat tahun ia mulai rajin mengaji di masjid-masjid dekat rumahnya.
Sebagai orang tua tunggal, ibunya yang bekerja sebagai penjahit pakaian dan perias
pengantin juga sangat memperhatikan pendidikan Rizieq serta membimbingnya
dengan pendidikan agama.
Rizieq adalah seorang keturunan Arab dengan klan Shihab (merujuk pada
Shihabuddin Aal bin Syech) yang silsilahnya dapat ditelusuri sampai kepada
Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-Muhajir. Sementara itu,
istrinya yang bernama Fadhlun juga merupakan keluarga Arab dari klan Aal bin
Yahya.
Setelah lulus sekolah dasar pada tahun 1975 di SDN 1 Petamburan, Tanah
Abang, Jakarta Pusat, pada tahun 1976 Rizieq melanjutkan sekolah menengahnya ke
SMP 40 Pejompongan, Jakarta Pusat. Namun karena jarak sekolah dengan rumahnya
di Petamburan terlalu jauh, ia kemudian dipindahkan ke sekolah yang relatif lebih
dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu SMP Kristen Bethel Petamburan dan lulus
tahun 1979. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 4 Jakarta di
Gambir, namun lulus dari SMA Islamic Village Tangerang pada tahun 1982.
Pada tahun 1983, Rizieq mengambil kelas bahasa Arab di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Namun setelah satu tahun menempuh studi, ia
mendapat tawaran beasiswa dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk kuliah di
Arab Saudi. Ia pun melanjutkan program sarjana jurusan Studi Agama Islam (Fiqih
dan Ushul Fiqh) ke Universitas Raja Saud yang ditempuhnya selama empat tahun.
Pada tahun 1990, Rizieq Shihab dinyatakan lulus.
Rizieq Shihab sempat mengambil program pascasarjana di Universitas Islam
Internasional Malaysia selama satu tahun, setelah itu ia kembali ke Indonesia
sebelum magisternya selesai karena alasan biaya. Setelah beberapa tahun, akhirnya ia
mampu melanjutkan pendidikannya di bidang Syari'ah dan meraih gelar Master of
Arts (M.A.) pada tahun 2008 di Universitas Malaya dengan tesis berjudul "Pengaruh
Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia".
Pada tahun 2012, Rizieq Shihab kembali ke Malaysia dan melanjutkan
program pendidikan doktor dalam program Dakwah dan Manajemen di Fakultas
Kepemimpinan dan Pengurusan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM). Saat ini
ia sedang menyelesaikan disertasinya yang berjudul " ‫مناهج التميز بين األصول والفروع عند‬
‫( "أهل السنة والجماعة‬Perbedaan Asal dan Cabang Ahlussunah Wal Jama'ah) di bawah
pengawasan Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni dan Dr. Ahmed Abdul Malek dari
Nigeria. Rizieq menyelesaikan dan meraih gelar doktor pada 15 April 2021 saat
masih mendekam di penjara.

 USTADZ ABDUL SHOMAD


Pria kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini dalam
ceramahnya banyak mengangkat berbagai macam masalah agama terutama kajian
hadis dan ilmu fikih. Tak jarang ia juga mengambil tema kebangsaan. Ustaz Abdul
Somad memiliki darah Batak-Melayu. Ayahnya keturunan Batak sedangkan sang ibu
Melayu. Sejak SD, Somad kecil memang sudah dididik di sekolah yang berlandaskan
Tahfiz Alquran. Setelah lulus dari SD al-Washliyah, dirinya pun melanjutkan sekolah
ke MTs Mu'allimin al-Washliyah.
Setelah tamat, Somad remaja sempat masuk Pesantren Darul Arafah Deliserdang
Sumatera Utara selama setahun. Setelahnya, ia pindah ke Riau dan melanjutkan
sekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragini Hulu. Selepas itu, ia
pun kuliah di UIN SUSKA Riau selama 2 tahun.
Pada 1998, saat usianya 21 tahun, Abdul Somad menjadi bagian dari 100 orang
Indonesia yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir untuk kuliah di Al-
Azhar University. Ia mendapatkan gelar Lc dari universitas tersebut dalam kurun
waktu 3 tahun 10 bulan.
Lalu tahun 2004, Abdul Somad kembali menerima beasiswa yang dibuka oleh
kerajaan Maroko untuk melanjutkan S2 di Daar al-Hadits Al-Hassania Institute.
Kesempatan itu sangat terbatas, institut tersebut hanya menerima 20 murid setiap
tahunnya, 15 untuk orang Maroko, sedangkan sisanya untuk warga asing.
Berbekal ilmu agama yang cukup, Abdul Somad menjadi penceramah agama
hingga ia dikenal sebagai ustaz. Namanya tersohor karena materi ceramahnya sering
diunggah ke youtuube. Tak hanya orang Riau, tapi pelosok Indonesia pun bisa
menyimaknya lewat jejaring media sosial.
Pria yang kerap menggunakan peci ini memiliki kajian-kajian yang tajam dan
lugas. Banyak orang yang menyukai tausiahnya karena dikemas dengan menarik.
Ceramahnya juga mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat.
Selain sebagai ustaz, Abdul Somad juga menjadi dosen di beberapa Perguruan
Tinggi Islam. Ia mengajar Bahasa Arab, Tafsir dan Hadits, dan Agama Islam. Tak
hanya itu, ia juga anggota Komisi Pengkajian dan Keorganisasian, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Riau dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama
(NU) Provinsi Riau.
Ustaz Abdul Somad juga terbilang produktif dengan telah merilis beberapa buku
di antaranya yaitu 37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat, 33 Tanya
Jawab Seputar Qurban, dan 30 Fatwa Seputar Ramadhan. Selain itu, juga
menerjemahkan karya ilmiah luar ke dalam bahasa Indonesia.
Nama Ustaz Abdul Somad mendadak ramai dibicarakan di dunia sosial media
terkait komentarnya terhadap artis Rina Nose yang membuka hijabnya. Namanya
kembali mencuat tatkala safari dakwahnya di Bali pada 8 Desember 2017 dijegal
oleh kelompok ormas yang mengatas namakan Komponen Rakyat Bali (KRB) dan
anggota DPD RI, Arya Wedakarna.

B. Metode Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad


 HABIB RIZIQ
Habib Rizieq dalam menyampaikan dakwahnya beliau selalu berusaha
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Selain itu penyampain dakwahnya
dilakukan dengan pendekatan dengan mad’unya. Ini berartibahwa Habib Rizieq
memilih metode bil hikmah dalam menyampaikan dakwahnya. Dalam bahasa
komunikasi hikmah itu menyangkut situasi total yang mempengaruhi sikap
komunikan. Dengan kata lain apa yang dimaksud bil hikmah itu merupakan
salah satu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.
Metode dakwah bil hikmah ini sesuai digunakan terutama bagi mad’u yang
memiliki intelektual yang tinggi. Prinsip-prinsip metode dakwah bil hikmah ini
ditunjukan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual pemikirannya
terkategorikan khas, cendikiawan, atau ilmuan. Dengan berpedoman kepada kitab
suci al-qur’an dan Hadits Nabi SAW bagi manusia perintah dakwah wajib bagi
muslim dan muslimat yang sudah terkena hukum syara dalam Islam maka
wajib hukumnya menegakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan mengajak atau
berdakwah kepada kebenaran dan mengajak manusia kepada jalan yang lurus yang
dirahmati dan diridhoi Allah SWT.
Adapun metode dakwah Habib Rizieq yang direalisasikan dan
dikembangkan di dalam Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu metode bil hikmah.
Kata “hikmah” dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam
bentuk nakiroh atau ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang
diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah maka
berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas
dakwah Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl (keadilan), al-
haq(kebenaran), al-hilm (ketabahan), al’ilm (pengetahuan), dan an nubuwwah
(kenabian).
Metode hikmah artinya dengan dalil atau hujjah yang nyata atau jelas. Sehingga
menampakan kebenaran dan menghilangkan kesamaran. Cara ini tertuju kepada
mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran yang sesungguhnya, yakni
mereka yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi atau sempurna, seperti
para ulama, pemikir dan para cendikiawan Orang yang memiliki hikmah
disebut al-hakim yaitu orang yang memiliki pengetahuan yang paling utama dari
segala sesuatu. Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana akal budi
yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang
kepada agama dan tuhan.
Sesuai yang dijelaskan dalam al-qur’an surat An-Nahl ayat 125 bahwa ketika
berdakwah serulah mereka dengan hikmah yaitu dengan perkataan yang jelas
dan benar yang dapat membedakan yang hak dengan yang bathil. Setiap orang
yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwahnya tentunya harus
dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dapat memahami betul
apa yang disampaikan da’i tersebut.Dalam melaksanakan dakwahnya Habib Rizieq
menggunakan metode bil hikmah agar pesan dakwah yang disampaikan oleh
Habib Rizieq dapat diterima dengan baik oleh mad’u.
Oleh karena itu Habib Rizieqmenggunakan metode dakwah pada jama’ah
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah dengan bentuk ceramah agama melalui metode bil
hikmah.

 USTADZ ABDUL SHOMAD


Sebagai seorang ulama yang memiliki latar belakang pendidikan Islam tradisional
dan akses ke sumber kitab-kitab klasik,Ustaz Abdul Somad mampu bertahan dan
beradaptasi dengan kehadiran media baru. Dia memperoleh popularitas sebagai
ulama berkat keterlibatannya dengan media baru.Seperti halnya ulama-ulama pada
umumnya, dia juga sering menghadiri sejumlah undangan, mulai dari khotbah Jumat,
acara peringatan hari besar Islam, diskusi keislaman, seminar, sampai acara tabligh
akbar.
Belakangan, pada akhir 2011-an, dia aktif mengunggah video ceramahnya ke
Youtube, hingga menjadi ulama populer seperti saat ini. Pada akhir tahun 2011-an,
melalui Tafaqquh Study Club, ceramahnya di sejumlah tempat secara masif diunggah
ke Youtube. Inilah yang menyebabkan ceramahnya di ruang luring dan daring tidak
memiliki banyak perbedaan. Semua yang ditampilkannya di ruang daring adalah
hasil pengambilan gambar dan video ceramahnya di ruang luring. Namun, yang
menjadi perbedaan adalah media yang mengemasnya.
Ceramahnya di ruang luring hanya dapat dinikmati oleh audiensnya yang hadir
secara langsung dalam acara dakwah, sedangkan ceramahnya di ruang daring dapat
menyebar secara luas dan melintasi batas-batas geografis, agama, budaya dan usia.
Berkat keterlibatannya di ruang luring maupun daring, ceramah dari Ustaz Abdul
Somad begitu populer di tengah masyarakat. Selain itu, popularitasnya sebagai ulama
juga diperolehnya berkat perpaduan antara kultur tradisional dan selebriti, yang
didapatkannya dari media baru.
Berbeda dengan otoritas keagamaan baru lainnya seperti Abdullah Gymnastiar
(Aa Gym), Arifin Ilham, Ustaz Jefri Al-Bukhori (Uje), Yusuf Mansur, Mamah
Dedeh, Evie Effendy, dan lain sebagainya, yang tidak berasal dari pendidikan agama
Islam yang kuat atau akses ke kitab-kitab klasik, Ustaz Abdul Somad berasal dari
lingkungan pendidikan agama Islamformal dan memiliki akses ke kitab-kitab klasik.
Selain memberikan ceramah, dia juga menyalurkan otoritasnya dalam bentuk
fatwa. Dia sering menjawab berbagai persoalaan agama, mulai dari masalah ibadah,
hukum, muamalah, sampai dengan masalah-masalah populer lainnya. Fatwanya
dikemas dalam program tanya jawab yang secara rutin dilakukan setelah dia
menyampaikan materi ceramahnya di sejumlah tempat. Pertanyaan-pertanyaan dari
para jemaahnya ditulis dalam selembar kertas, yang kemudian dijawabnya dengan
metode-metode yang berbeda.
Dalam satu kasus, dia memposisikan diri sebagai seorang mufti (pemberi fatwa)
mutlak. Namun dalam kasus lainnya, dia juga memposisikan diri sebagai mufti yang
bermazhab. Selain menyalurkan otoritasnya dalam bentuk fatwa, yang sekaligus
mencerminkan kultur tradisionalnya, Ustaz Abdul Somad juga memediasi karisma
selebriti yang didapatkannya dari media baru melalui seni dakwah, seperti mengatur
gaya bahasa dan mimik wajahnya, humor, politik suara, gaya berpakaian selebriti
Islam, dan memvisualisasi dakwah Youtube-nya. Dia secara aktif menggunakan
beberapa bahasa untuk menyampaikan dakwahnya. Secara umum, gaya bahasa yang
digunakannya untuk menyampaikan dakwah adalah bahasa Indonesia.
Dia juga mengolaborasikan dakwahnya dengan bahasa Arab untuk menjelaskan
teks-teks Al-Quran, hadis, maupun istilah-istilah tertentu dalam Islam. Selain itu, dia
juga menggunakan bahasa lokal atau daerah tertentu. Ihwal ini menunjukkan caranya
membangun otoritasdi wilayah lokal. Selain memediasi karismanya melalui bahasa,
Ustaz Abdul Somad juga memediasi karismanya melalui mimik wajah yang “hidup.”
Dia sering menggunakan bahasa tubuhnya untuk menegaskan pesan dakwahnya.

C. Media Dakwah Habib Riziq dan Ustadz Abdul Shomad.


 Habib Riziq

Anda mungkin juga menyukai