Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ivan Alfian Syahputra

Nim : 1921100117

Prodi : Manajemen Malam/ Smt. 3

Matkul : Ekonomi Manajerial

KASUS 1

GO-JEK merupakan perusahaan penyedia jasa layanan transpotasi dengan menggunakan armada
Motor yang saat ini telah memimpin revolusi industri transportasi Ojek di wilayah jabodetabek. PT. Gojek
Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010. Go-Jek adalah
perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industry transportasi Ojek. Go-Jek bermitra dengan
para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta, Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama
dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan.

Dalam kasus ini, karena Go-Jek merupakan sebuah perusahaan jasa, maka Supply Chain
Management yang dilakukan Go-Jek merupakan suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha
memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, baik para
driver(pekerja), konsumen, dan juga para stakeholder yang berhubungan dalam kegiatan transaksi. Sistem
akuntansi dari Go-Jek tersusun dari diantaranya fasilitas order processing yaitu fasilitas yang
memungkinkan untuk konsumen melakukan pemesanan jasa, kemudian data yang telah diperoleh dari
form yang tertera akan menentukan jumlah pembayaran. Jumlah pembayaran tersebut termasuk ke dalam
fasilitas billing yang kemudian akan dibukukan menjadi general ledger. Bukti dari pembayaran yang telah
dilakukan oleh konsumen akan tertera pada cash receiptyang kemudian akan terakumulasikan pada
general ledger.

PENYELESAIAN 1

Karena perusahaan transportasi merupakan sebuah perusahaan yang sangat penting, dan jika setiap
perancangan sistemnya dilakukan dengan fleksibilitis dan secara efektif hal itu berguna untuk memberikan
keuntungan yag lebih untuk perusahaan dan dapat memberikan konstribusi untuk periode yang panjang
bagi kesuksesan perusahaan.

Infrastruktur e-business penting bagi banyak fungsi bisnis dan bagi proses bisnis dalam organisasi.
Daya saing perusahaan tergantung pada fleksibilitas infrastruktur e-business, karena infrastruktur tersebut
memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan proses bisnis dan aplikasi baru secara cepat.
Kecepatan organisasi untuk mengimplementasikan proses tersebut meningkatkan daya saing dalam pasar.
Fleksibilitas infrastruktur e-business memberikan dampak strategis pada arah bisnis perusahaan dan
dapat memperluas implementasi aplikasi bisnis dalam perusahaan. Oleh karenanya, Infrastruktur
e-business dapat semakin meningkatkan keterkaitan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis
perusahaan. Hal ini menjadi sangat penting karena memungkinkan perusahan untuk merespon dengan
cepat lingkungan bisnis yang cenderung berubah-ubah.

Peluang bisnis dari penerapan e-Business juga akan membuka kesempatan bagi
perusahaan-perusahaan untuk menjual isi atau jenis data dan informasi yang eksklusif dengan harga mahal
atau premium. Data dan informasi yang dijual tersebut dapat diperjualbelikan dalam bentuk data mentah,
maupun yang telah diolah menjadi informasi yang memiliki nilai tinggi. Peluang e-business juga terbuka
lebar bagi perusahaan yang bergerak dalam penyediaan berbagai perlengkapan teknologi, hardware dan
software yang berkaitan dengan teknologiperpasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital
dan mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana

KASUS 2

Kasus Kekecewaan Pelanggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone


Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi
harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses
sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua
bulan. Dengan melakukan penurunan harga Steve Jobs berfikir bahwa akan menghasilkan keuntungan
yang lebih banyak karena konsumen yang akan membeli produk mereka dengan harga murah (harga
promosi) semakin meningkat. Penurunan harga ini juga dilakukan dengan maksud untuk mempromosikan
lebih luas product iPhone kepada masyarakat, karena semakin banyak pengguna iPhone maka makin
terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi.

Namun karena keputusan tersebut bersifat mendadak dan tidak didiskusikan dengan para manajer di
perusahaan tersebut. Keputusan penurunan harga dari Steve Jobs menimbulkan kekecewaan dari pihak
para manajer Apple. Keputusan penurunan harga juga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan para
pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, merasa dirugikan karena harganya
lebih mahal dari harga promosi. Dua hari kemudian, Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di
gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh.
Keputusan dari seve jobs juga dinilai bertentangan dengan KODE ETIK pelayanan pelanggan Apple.

PENYELESAIAN 2

Seharusnya pihak perusahan Apple menerapkan beberapa etika agar tidak bertentangan dengan kode etik
dan mereka dapat mengetahui hal-hal seperti:
1. Konsekuensialisme

Yaitu dari sisi pandang keuntungan, Apple mengharapkan lebih dari sekedar pengimbangan dari
$200 pengurangan harga per unit in margin dan mendapatkan jumlah penjualan yang besar. Jika
hanya untuk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki banyak produk lain
yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa terkena dampak negatifnya. Dalam hal
ini manajemen Apple bersikap gegabah yang nantinya akan merusak nilai proposisi apple secara
keseluruhan dan juga penjualan produk selain iPhone akan terpengaruh sebagai dampak dari
keputusan tersebut.

2. Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple

Para CEO seharusnya menerapkan prinsip “dalam mencari keuntungan tetapi tidak melanggar
hukum”. Dalam hal ini perusahaan Apple melanggarnya dengan memberi ketidakadilan kepada para
pelanggan Apple. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone memiliki hak secara legal untuk
menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang tidak adil. Dampak dari ketidakadilan
pengurangan harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan. Di dalam sebuah perusahaan
dominasi dari teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan laba sekarang atau laba jangka pendek namun perlu disikapi bahwa proses
keputusan tersebut harus memikirkan keberlangsungan proses perusaahaan dalam jangka waktu
panjang.

3. Kualitas Bagus yang Diharapkan

Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple, Jobs mempunyai image secara
teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke depan yang terarah untuk menyediakan nilai yang
hebat bagi stakeholder. Tetapi Jobs salah menggunakan startegi dalam pengambilan keputusan yang
tepat dan seharusnya Jobs menggunakan metode pemilihan keputusan dimana keputusan penurunan
harga Iphone didiskusikan oleh seluruh bagian dari product iPhone.

Jadi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting supaya setiap masalah yang datang
dapat segera diatasi dan tidak menghambat tujuan dari organisasi itu sendiri. Oleh karena itu dalam
pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan cara mencari informasi, memahaminya dengan
baik, dan mendiskusikan keputusannyaa dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu jangan hanya
keputusan sepihak saja, agar keputusan yang diambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan
masalah yang ada serta tidak merugikan orang lain.

KASUS 3
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu
perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentar.
Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari
karyawan menunjukaan sikap tidak puas dan agresif.

Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK, manajer
departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam
departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendegnar secara informal
melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan
pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “ dalam
tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengaharapkan
saya untuk berbuat seperti itu.

PENYELESAIAN 2

Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah kepemimpinan yang mengambil keputusan
dengan sesuka hati, dimana bawahan lebih mengharapkan pemimpin dengan mengambil keputusan dari
pihak mereka.

Bila hartoyo tidak merubah gaya kepemimpinannya, akan berakibat banyaknya karyawan yang tidak
puas dengan kepemimpinan Hartoyo, sehingga para karyawan banyak yang minta untuk dipindah
tugaskan, keluar dari perusahaan, atau bahkan hal terburuknya karyawan meminta pada pemilik
perusahaan untuk memecat hartoyo sebagai manajer menengah departemen produksi.

Saran dari saya perusahaan bisa membuat suatu acara dengan latar belakang kebersamaan yang dilakukan
dengan kerja tim yang tidak tepusat pada satu orang saja, melainkan semua anggota tim ikut dalam
memecahkan suatu kasus yang diberikan pada acara tersebut, sehingga akan timbul kekompakan,
kreativitas, dan semangat kerja yang tinggi dalam tim tersebut.

Anda mungkin juga menyukai