Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DASAR MANAJEMEN

SHOPEE INDONESIA

Oleh Kelompok 7
1. Adnan Nadif Lukyto (2021041099)
2. Muhammad Barqy Ali (2021041088)
3. Kurniati Wahyu N (2021041078)
4. M. Indra Maulana (2021041076)
5. Rafly Dwi (2021041115)
BAB I................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................................3

Latar Belakang...................................................................................................................................4

Visi dan Misi.....................................................................................................................................5

Rumusan Masalah..............................................................................................................................6

1.6 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6

BAB II...............................................................................................................................................7

PENJELASAN TEORI......................................................................................................................7

2.1 Isu-Isu Budaya Inovatif...............................................................................................................7

2.2 Praktik Manajemen di Lingkungan Global..................................................................................8

 Lingkup Budaya..........................................................................................................................8

2.3 Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan Etika..............................................................................9

●Pendekatan Hukum..........................................................................................................................9

●Kewajiban Sosial...............................................................................................................................9

●Etika Organisasi................................................................................................................................9

BAB III............................................................................................................................................10

ANALISA.......................................................................................................................................10

3.1 Isu-isu Budaya Inovatif dan Pengaruhnya Dalam Perusahaan...................................................10

3.2 Praktik Manajemen Shopee dalam Go Global...........................................................................11

3.3 Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Etika.........................................................................12

BAB IV............................................................................................................................................12

KESIMPULAN...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Gambaran Industri

Shopee merupakan salah situs jual beli online atau marketplace online yang
khusus menyediakan transaksi jual beli. Iklan ini sering muncul di media sosial
internet atau online. Begitu pula dengan masyarakat, ketika melihat iklan Shopee
di media online banyak konsumen yang tertarik dan melakukan transaksi jual
beli. Mereka sering membeli produk-produk semacam baju, alat kecantikan dan
produk-produk aksesoris lainya. Iklan Shopee hampir setiap saat muncul di
Media Sosial, pada iklan Shopee juga menawarkan diskon, gratis ongkos kirim,
dan barang berkualitas. Shopee bisa dibilang menjadi pemain baru di ranah E-
commerce Tanah Air.

1.2 Latar Belakang


Kami mewawancarai perusahaaan yang bernama Shopee Indonesia
perusahaan ini bergerak di bidang e-commerce. Shopee pada saat ini sudah
menjadi salah satu situs belanja online yang banyak diminati oleh kalangan
manusia. Pada zaman sekarang ini manusia lebih mudah untuk berbisnis. Dengan
adanya shopee memudahkan bagi para penjual dan pembeli untuk bertransaksi.
Banyak kantor pusat shopee di Indonesia salah satunya beralamat di Wisma 77
Tower 2 Lantai 11, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 77 Slipi, Palmerah. Jakarta Barat,
dengan nomor perusahaan 11410.

2
1.3. Visi dan Misi
VISI :

Menjadi penyedia sarana transaksi daring yang besar dan terpercaya bagi pelaku
bisnis di Indonesia.

MISI :

Menggunakan teknologi dari web dan internet secara cepat.

1.2 Profil Narasumber

Narasumber yaitu Syahla Bria Nakhli, umurnya 26 tahun. Ia telah bekerja di


perusahaan Shopee Indonesia selama 3 bulan dan bekerja sebagai Marketing
Key Opinion Leader (KOL).

Rumusan Masalah

 Bagaimana sikap Shopee dalam menangani isu-isu budaya inovatif?


 Bagaimana shopee dalam mengikuti perkembangan GO GLOBAL?
 Apa isu-isu dan kasus tanggung jawab dan Etika organisasi yang ada di
perusahaan Shopee ?
 Apakah penjelasan Kasus atau isu yang dialami Shopee dalam sudut
pandang Tanggung Jawab Sosial ?
 Apakah penjelasan Kasus atau isu yang dialami Shopee dalam sudut
pandang Etika Organisasi ?

3
BAB II

PENJELASAN TEORI

2.1 Isu-Isu Budaya Inovatif

Setiap organisasi yang ada pasti memiliki budaya yang berbeda-beda


antara organisasi satu dengan yang lainnya. Budaya ini menjadi suatu ciri khas
bagi setiap organisasi. Dari budaya ini memunculkan berbagai isu-isu budaya
yang mempengaruhi organisasi itu sendiri.

Budaya Inovatif merupakan suatu sistem dimana itu akan sangat


mempengaruhi cara kerja sebuah organisasi itu sendiri. Juga untuk menjaga nilai
yang ada pada organisasi. Budaya inovatif mempunyai banyak ciri-ciri yang
dijelaskan dalam buku. Kepercayaan dan keterbukaan merupakan sesuatu yang
harus diterapkan dalam organisasi. Tentunya untuk membangun kepercayaan
harus dimulai dengan keterbukaan antar anggota, terbuka dalam hal apapun yang
ada di dalam organisasi, seperti komunikasi, informasi dan pendanaan. Dari
keterbukaan ini pasti akan terbentuk sebuah kepercayaan, dan dengan adanya
kepercayaan ini semua keputusan yang diambil dan dijalankan bersama menjadi
lebih bernilai.

Sebuah organisasi harus menemukan cara untuk membuat lingkungan


organisasi atau perusahaan yang tidak membosankan. Ini untuk meningkatkan
kinerja para anggotanya supaya bisa memberikan hasil kerja yang maksimal.
Kebebasan berpendapat juga harus ada di sebuah organisasi karena dengan
kebebasan berpendapat dapat menghasilkan ide bervariasi dari setiap anggota.

2.2 Praktik Manajemen di Lingkungan Global

Lingkungan budaya adalah lingkungan yang dibentuk oleh


aktivitas manusia, seperti lanskap budaya di pedesaan, hutan, kawasan perkotaan
dan kota, struktur arkeologi tetap di darat atau air, konstruksi dan lingkungan

4
binaan dari berbagai usia, bersama dengan jembatan, jalan, saluran listrik dan
industri, serta area pelabuhan.

Di satu sisi, lingkungan budaya adalah sumber daya yang tidak dapat
diperbarui, di sisi lain, lingkungan budaya berada dalam keadaan pembaruan dan
perkembangan yang konstan. Ketika mengubah dan mengembangkan lingkungan
budaya yang berharga atau menciptakan lingkungan budaya baru atau bagiannya,
nilai-nilai lingkungan yang ada merupakan titik awal yang baik. Apa yang hilang
sekali dalam lingkungan budaya, akan tetap hilang selamanya.

Lingkungan politik dan hukum adalah kekuatan diluar perusahaan yang


berasal dari pengaruh pemerintah terhadap bisnis, baik yang bersifat peluang
maupun ancaman. Di Tiongkok, bisnis asing menemukan iklim yang kurang
ramah seiring diberlakukannya di sana. Contoh lainnya yaitu pengecer Ikea dari
swedia telah menahan diri untuk melakukan investasi lebih jauh di rusia karena
karena terus menjadi terus terjadi berbagai penundaan akibat birokrasi
pemerintah.

Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi


internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap
kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari
bisnis tersebut. Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan
kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang
memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli
sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini
memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan
banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan
produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan
juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan. Ketika
perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian
karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang
memiliki penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka
membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan

5
produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh
produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan mungkin perlu
memberhentikan sebagian karyawan. Di kondisi ini, beberapa perusahaan
mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan sehingga
membuat tingkat penggangguran meningkat.

2.3 Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan Etika

Pendekatan Hukum adalah pendekatan yang paling rendah dalam


rangka Manajemen Hijau. Arti dari pendekatan hukum yaitu perusahaan
hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh hukum. yaitu tidak
membuang sampah sembarangan, dilarang menggunakan kantong plastik
dan digantikan dengan penggunaan Totebag.

Kewajiban Sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial


dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan
hukum. yaitu mempunyai peraturan untuk tidak membuang sampah
sembarangan atau mempunyai ruang khusus untuk merokok.

Etika organisasi adalah penekanan perlunya seperangkat nilai yang


dilaksanakan oleh seluruh anggota perusahaan. Nilai tersebut berkaitan
dengan pengaturan bagaimana seharusnya berperilaku dengan baik
seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
Seperangkat nilai-nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan
dianggap sebagai prinsip-prinsip etis dan moral. Yaitu tidak
menggunakan perkataan yang menyerang kepribadian atau pribadi
individu, menggunakan bahasa-bahasa yang lazim atau dimengerti
bersama peserta komunikasi, dan menyampaikan informasi atau berita
sesuai dengan jalur yang seharusnya.

6
2.4 Pengambilan Keputusan

Masalah terstruktur dan terprogram adalah masalah-masalah yang


sering dihadapi oleh perusahaan dan masalah tersebut mudah didefinisikan
dan diselesaikan. Sebagai contoh, seorang pelayan yang menumpahkan
minuman ke pakaian pelanggan. tentu saja pelanggan tersebut akan marah
dan kesal sehingga ia harus mengadu kepada manajer di restoran tersebut.
Di situasi seperti ini manajer harus memberikan sanksi kepada pelayan
tersebut, karena kejadian yang ia tidak lazim. Jadi, manajer memberikan
konsekuensi kepada pelayan tersebut untuk membersihkan pakaian
pelanggan tersebut dengan beban yang ditanggung oleh restoran. itu
adalah salah satu contoh masalah terstruktur dan terprogram.

Kedua, ada masalah tidak terstruktur dan keputusan tidak


terprogram. Teori ini menyatakan bahwa masalah tidak terstruktur dan
keputusan yang tidak terprogram merupakan masalah baru atau tidak biasa
dihadapi oleh perusahaan, serta informasi yang tidak jelas atau tidak
lengkap. untuk contoh, dengan adanya virus Corona banyak perusahaan
mendadak untuk membuat peraturan baru untuk menaati peraturan yang
diberikan oleh pemerintah.

Ketiga, gaya pengambilan keputusan Non Linear. Yaitu gaya


pemikiran yang menggunakan preferensi sumber informasi internal,
dengan menggunakan perasaan dan intuisi manajer tersebut. serta
memproses informasi dengan pencerahan, perasaan, dan pendapat internal
untuk memandu keputusan serta tindakan. Untuk contoh, kita mengambil
cerita Phil Knight ketika ia bekerja di perusahaan Nike. Di perusahaan
Nike, Phil Knight menggunakan gaya berpikir nonlinear dengan

7
mengandalkan perasaan dan pertimbangannya untuk mengambil
keputusan.

Keempat, rasionalitas adalah pengambilan keputusan dimana


seorang manajer atau pemimpin harus mengetahui semua cara alternatif
dan konsekuensinya. Jadi contohnya yaitu ketika kepala sekolah
mengetahui bahwa kebanyakan guru di sekolah bertindak tidak baik
sehingga wali murid sering mengadu kepada kepala sekolah yang
membahas tindakan guru di sekolah tersebut. Akhirnya manajer harus
membuat keputusan untuk mengajar guru-guru tersebut caranya bertindak
dengan murid. kepala sekolah mempunyai berbagai macam opsi-opsi yang
bisa ia pilih, kepala sekolah bisa melakukan seminar dengan
konsekuensinya yaitu banyak guru akan menolak ajakan kepala sekolah
tersebut karena guru-guru di sekolah tersebut merasa disinggung cara
mengajarnya, ia bisa melakukan penelitian ke sekolah lain untuk melihat
bagaimana guru di sekolah lain bertindak kepada murid mereka, dengan
konsekuensinya yaitu banyak guru yang tidak ikut karena ada urusan yang
penting di hari tersebut, dan yang terakhir yaitu kepala sekolah membuat
keputusan untuk membawa tenaga pendidik dari luar negeri untuk
mengajarkan guru cara bertindak lebih baik di sekolah. Konsekuensinya
yaitu ada beberapa guru yang keras kepala menolak ajakan kepala sekolah
karena mereka berpikir bahwa mereka telah melakukan kerja yang bagus
di sekolah. setelah dipresentasikan tiga pilihan ini akhirnya kepala sekolah
mengambil keputusan untuk melakukan penelitian atau studi banding ke
sekolah lain karena ia pikir ini adalah keputusan yang terbaik untuk guru-
guru di sekolah tersebut.

Paling terakhir ada evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan


mengumpulkan informasi mengenai suatu masalah, dan menggunakan
informasi dari orang lain atau suatu kejadian. Masalah tersebut untuk
mencari alternatif terbaik dalam membuat keputusan.

8
BAB III

ANALISA

3.1 Analisa Isu-Isu Budaya Organisasi

Kami mewawancarai narasumber sebuah perusahaan besar e-commerce yaitu


Shopee Indonesia untuk membahas lebih lanjut mengenai isu-isu budaya terkini.
Dari hasil wawancara yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa Shopee
telah melakukan banyak upaya inovatif. Para karyawan perusahaannya
mempunyai ambisi yang besar untuk memberikan output terbaik bagi perusahaan.
Mereka menunjukan segala cara demi memberikan hasil yang maksimal. Semua
karyawan sangat suportif dan komunikatif antara satu dengan yang lainnya,
sehingga mampu menghasilkan ekosistem bekerja yang sangat sehat. Maka dari
itu kesehatan mental para karyawan dalam bekerja akan senantiasa terjaga dengan
baik.

Meskipun memiliki ambisi yang besar namun para karyawannya saling


mendengarkan dan menghormati satu sama lain. Maka dari itu kebebasan dalam
berpendapat sangatlah diperbolehkan. Kebebasan dalam berpendapat juga
diterapkan dalam setiap diskusi antar karyawan di perusahaan ini. Pada bagian
pemasaran, Para karyawannya harus selalu menyajikan output yang
mengutamakan kreatifitas, Para karyawan wajib untuk memberikan masukan
terhadap hal tersebut. Kreatifitas merupakan salah satu hal yang diutamakan
dalam perusahaan ini.

Karena sebagian besar pekerjaan di perusahaan ini membutuhkan kreatifitas,


maka waktu merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh para karyawan
perusahaan ini karena ide tidak bisa selalu langsung muncul begitu saja. oleh para

9
karyawan perusahaan ini. Tetapi di beberapa waktu para karyawan masih dapat
mengkaji ide-ide yang ada dan menyelesaikannya secara bersama-sama.

3.2 Analisa Manajemen Shopee dalam lingkungan global

Shopee sendiri merupakan perusahaan multinasional karena perusahaan ini


berasal dari negara Singapura. Perusahaan ini juga menganut kebijakan polisentris
karena badan Shopee Indonesia mempunyai pasar yang berbeda dengan Shopee
yang ada di negara lain, Sehingga Shopee Indonesia berorientasi ke pasar- pasar
masyarakat Indonesia.

Karena pasar yang berbeda dengan Shopee di luar negeri, maka Shopee
Indonesia menjalankan sistem waralaba, ini guna meningkatkan pengguna di
seluruh Indonesia dan memperbesar transaksi yang dilakukan oleh para pengguna.
Tentunya juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi yang terjadi di perusahaan
ini.

Tantangan yang dihadapi Shopee dengan adanya go global saat ini adalah
sulitnya Shopee dalam mencari rekrut. Ini dikarenakan Shopee Indonesia sendiri
sedang bersaing dengan e-commerce yang sudah banyak bermunculan di
Indonesia seperti Tokopedia, Lazada dan Blibli.

3.3 Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Etika

Dalam manajemen hijau, Shopee telah melakukan kewajiban sosial


karena mereka menerapkan larangan merokok di dalam kantor dan membuang
sampan sembarangan. Dengan adanya dua peraturan ini mereka telah melakukan
kewajiban sosial yaitu di tahap paling rendah.

Dengan adanya peraturan diatas para karyawan sangat diharapkan untuk


tidak melanggarnya. Apabila melanggar, karyawan termasuk melanggar kode

10
etis yang telah diberikan. Shopee mempunyai kode etis dan keputusan sehingga
karyawan tidak diperbolehkan untuk membagi informasi yang terlalu dalam
kepada orang luar. Maka apabila melakukan semua pelanggaran diatas akan
dikenakan sanksi berupa surat peringatan dan bahkan bisa dipecat oleh atasan.

3.4 Analisa Pengambilan Keputusan Efektif dan Pengaruhnya

Dalam menjalankan sebuah perusahaan tentunya tidak akan jauh dari


sebuah masalah. Juga dalam menyelesaikan masalah tentunya kita harus
membuat sebuah perubahan dengan pengambilan keputusan. Maka dari itu
pengambilann keputusan merupakan aspek yang penting dalam segala
penyelesaian masalah.

Masalah yang diselesaikan bisa berupa masalah terstruktur dan tidak


terstruktur. Seperti Resignation yang merupakan masalah terstruktur, keputusan
yang dilakukan oleh Shopee untuk mengatasi masalah Resignation ini yaitu
dengan mendiskusikannya dengan manajer Shopee. Kemudian setelah
didiskusikan dengan manajer, karyawan yang ingin resign harus mendiskusikan
dengan manajemen. Ada juga masalah tak terstruktur seperti yang sedang kita
alami saat ini yaitu saat Covid-19 melanda dimana kita semua pasti sedang
berjuang untuk bertahan di situasi ini. Pengambilan keputusan bekerja yang
dilakukan Shopee di saat pandemi yaitu mereka menerapkan sistem bekerja dari
rumah dimana para karyawan tidak dianjurkan untuk pergi ke kantor, kecuali
jika ada kebutuhan pekerjaan yang mendesak.

Dalam pengambilan keputusan seperti diatas, Shopee menggunakan gaya


pengambilan keputusan Non linear, yaitu: melalui pendapat internal dari
karyawan perusahaan tersebut. Pendapat internal dilakukan dengan sistem voting
untuk beberapa pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Cara Shopee
mengambil keputusan tersebut yaitu dengan evaluasi. Jadi Shopee melakukan

11
proses evaluasi masalah yang mereka dapatkan. Setelah dievaluasi mereka
mereka melakukan musyawarah sesuai peraturan kantor.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Budaya inovatif memiliki beberapa ciri, salah satunya kepercayaan dan


keterbukaan. Di sebuah organisasi harus ada kepercayaan dan keterbukaan
supaya semua pekerjaan yang ada berjalan dengan baik dan maksimal. Dengan
adanya kepercayaan dan keterbukaan akan membangun Kerjasama yang baik.
Organisasi juga harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan tidak
membosankan, ini dinamakan keceriaan dan humor.

Perusahaan Shopee Indonesia menggunakan sistem waralaba sebagai


sikap dalam menghadapi permasalahan lingkungan global. Sistem ini untuk
menarik lebih banyak penggunanya di Indonesia, penjual maupun pembeli.
Namun Shopee Indonesia mengalami susahnya mencari rekrut karena pesaing
e-commerce di Indonesia sendiri sudah semakin banyak.

Keputusan Shopee Indonesia untuk menggunakan sistem waralaba adalah


sebuah contoh pengambilan keputusan. Keputusan itu akan menjadi sebuah
penyesuain dalam masalah yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Shopee
juga mengambil keputusan dalam pengelolaan tanggung jawab dan kode etik
dengan tahap paling rendah. Mereka menetapkan peraturan untuk tidak

12
merokok dan membuang sampah sembarangan. Para karyawan juga memiliki
kode etis dimana mereka tidak boleh memberikan informasi terlalu dalam
kepada orang luar.

Terakhir, dalam pengambilan keputusan terkait dengan berbagai macam


masalah seperti Resignation, mereka sudah menemukan solusinya karena
masalah tersebut sudah sering terjadi di perusahaan mereka. Tetapi hal yang
sama tidak bisa dikatakan untuk masalah melakukan kegiatan bekerja di era
pandemi. jadi mereka terpaksa harus membuat peraturan baru yaitu dengan
melakukan sistem WFO (Work From Home) untuk pencegahan penyebaran
virus Corona di perusahaan mereka. Selanjutnya mereka juga terbuka untuk
saran dari para karyawan, makanya mereka melakukan diskusi untuk
mendapatkan pendapat-pendapat dari para karyawan, menentukan keputusan
untuk masa depan perusahaan, dan yang terakhir diskusi ini juga dilakukan
untuk melakukan evaluasi agar mereka bisa menentukan sumber masalah yang
ada di perusahaan tersebut.

4.2 SARAN
Saran yang bisa kami berikan terkait tanggung jawab sosial yaitu dengan
mengurangi sampah yang ada di dalam kantor dengan menegur karyawan untuk
membuang sampah mereka ke tempat sampah, dan membawa tempat minum saat
bekerja. Selanjutnya perusahaan Shopee harus mengurangi sampah kertas karena
tidak bagus untuk lingkungan. Jadi ketika anda sedang rapat mohon tulisannya
diketik saja di laptop.

Selanjutnya terkait isu-isu budaya di organisasi. mungkin kalau bisa


ketika sedang liburan karyawannya dibawa jalan-jalan ke tempat yang menarik
atau taman bermain. kegiatan ini harus dilakukan untuk melepaskan kejenuhan
karyawan.

Selanjutnya terkait manajemen Shopee di lingkungan Global. Saran kita


dengan anda yaitu untuk menambahkan produk-produk yang akan berguna di
pasar Indonesia dan yang terakhir adalah buka kembali pengimporan barang dari

13
luar negeri karena barang-barang tersebut paling laku di Indonesia

Dan terakhir, saran kita untuk Shopee terkait pembuatan keputusan. kita
menyarankan anda untuk membuat keputusan yang sangat tepat untuk
perusahaan Shopee agar perusahaan ini tidak cepat jatuh dan bisa bersaing
dengan perusahaan pasar elektronik lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
https://pakarkomunikasi.com/etika-komunikasi-organisasi
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter. “Management Thirteenth Edition,”
Penerbit Erlangga, 5 Mei 2015, h. 159.
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2135/14/UNIKOM_Suci
%20Harina_12.%20BAB%20III%20Objek%20Penelitian.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai