Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :
Hari/ tanggal :
Bangsal/Ruangan :
Mengetahui,
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI
2. Sifat-Sifat Nyeri
Berikut adalah sifat-sifat nyeri adalah :
a. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi.
b. Nyeri bersifat subjektif dan individual.
c. Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X dan lab
darah.
d. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat
perubahan fisiologis, tingkah laku, dan dari pernyataan klien.
e. Hanya pasien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti
apa rasanya.
f. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.
g. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya suatu kerusakan
jaringan.
h. Nyeri mengawali ketidakmampuan.
i. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen
nyeri yang tidak optimal.
3. Klasifikasi Nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
1) Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau
jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti
terbakar).Contoh: Terkena ujung pisau atau tergunting
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari
ligament, pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri
menyebar dan lebih lama daripada cutaneus Contoh:
Sprain sendi
3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri
dalam rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya
terjadi karena spasme otot, ischemia, regangan jaringan.
b. Berdasarkan Penyebabnya
1) Fisik. Bisa terjadi karena stimulus, Contoh: fraktur femur
2) Psycogenik. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/
susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/ psikis dan
biasanya tidak disadari.Contoh: orang yang marah-marah,
tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.
c. Berdasarkan lama/ durasi
1) Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh mengalami
cedera, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang
cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai
ringan. Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi
peringatan akan adanya cedera atau penyakit yang akan
datang. Nyeri ini kadang bisa hilang sendiri tanpa adanya
intervensi medis, setelah keadaan pulih pada area yang
rusak.
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten
yang menetap sepanjang suatu periode tertentu,
berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya
berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri ini disebabkan oleh
kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker
tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini
dapat berlangsung terus sampai kematian. Klien yang
mengalami kronis akan mengalami periode remisi (gejala
hilang sebagian/ keseluruhan) dan eksaserbasi
(keparahan meningkat).
Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri ini
merupakan penyebab utama ketidakmampuan fisik dan
psikologis. Sifat nyeri kronis yang tidak dapat
diekspresikan membuat klien menjadi frustasi dan
seringkali mengarah pada depresi psikologis. Individu
yang mengalam kronik akan timbul perasaan yang tidak
aman, karena ia tidak tahu apa yang akan dirasakan dari
hari ke hari.
d. Berdasarkan lokasi/ letak
1) Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke
jaringan di dekatnya (contoh: cardiac pain).
2) Reffered pain. Nyeri di rasakan pada bagian tubuh
tertentu yang diperkirakan berasal dari jaringan penyebab.
3) Intracable pain. Nyeri yang sangat susah dihilangkan
(contoh: nyeri kanker maligna).
4) Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian tubuh
yang hilang (contoh: bagian tubuh yang di amputasi) atau
bagian tubuh yang lumpuh karena injury medulla spinalis.
4. Reseptor Nyeri
Nosiseptor adalah reseptor ujung syaraf bebas yang ada di
kulit, otot, persendian, visceral dan vaskuler. Nosiseptor terdapat
pada :
a. Permukaan kulit (terdiri dari serabut C dan Delta-A)
b. Deep Somatik (Somatik dalam), dirasakan pada sensasi
pukul. Terletak pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot dan
lain-lain.
c. Daerah visceral (organ dalam, seperti jantung, hati, dan
sebagainya)
5. Fisiologi nyeri
Bagaimana nyeri merambat dan dipersepsikan oleh individu
masih belum diketahui masih belum sepenuhnya dimengerti.
Tetapi, bisa tidaknya nyeri dirasakan hingga derajat mana nyeri
tersebut menggangggu dipengaruhi oleh system algesia tubuh
dan transmisi system syaraf serta interpretasi stimulus.
Nosiseptor merupakan ujung syaraf perifer yang bebas dan
tidak bermielin atau sedikit bermielin. Reseptor nyeri tersebut
dapat dirangsang oleh stimulus mekanis, suhu, atau kimiawi.
Sedangkan proses fisiologis terkait nyeri disebut nosisepsi.
Proses tersebut terdiri atas 4 fase, yakni :
a. Transduksi, pada fase ini stimulus yang membahayakan
memicu pelepasan mediator biokimia yang mensensitisasi
nosiseptor.
b. Transmisi, terdiri atas 3 bagian :
1) Saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke
medulla spinalis.
2) Jaringan saraf yang meneruskan impuls ke atas
(ascendens) dari medulla spinalis ke batang otak dan
thalamus.
3) Hubungan tibal balik antara thalamus dan korteks
c. Persepsi, pada fase ini individu mulai menyadari adanya nyeri
tampaknya nyeri. Tampaknya persepsi nyeri tersebut terjadi di
struktur korteks sehingga memungkinkan munculnya berbagai
strategi prilkau-kognitif untuk mengurangi komponen sensorik
dan afektif nyeri (McCaffery & Pasero, 1999)
d. Modulasi, disebut juga fase “descenden”. Neuron di batang
otak mengirim sinyal kembali ke medulla spinalis. Serabut
descenden tersebut melepaskan subtansi seperti opioid,
serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls
ascenden yang membahayakan di dorsal medulla spinalis.
8. Intensitas Nyeri
Gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu dapat diketahui dengan :
a. Face Pain Rating Scale
b. Word Graphic Rating Scale (Deskriptif)
c. Skala intensitas nyeri numeric
d. Skala analog visual
e. Skala nyeri menurut Bourbanis
1. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan untuk klien
yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan adalah :
a. Nyeri akut
Contoh diagnose keperawatannya adalah : Nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera fisik.
b. Nyeri kronis
Contoh diagnose keperawatannya adalah : Nyeri kronik
berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen.
2. Perencanaan Keperawatan
a) Nyeri Akut
1) Tujuan: Setelah dilakukan selama 1x24 jam tindakan
diharapkan nyeri berkurang.
2) Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
- Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit,
R: 16-20 x/menit).
- Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan
usianya.
Intervensi Rasional
Pantau karakteristik nyeri, Variasi penampilan dan
catatan laporan verbal, perilaku pasien karena nyeri
petunjuk nonverbal dan respon terjadi sebagai temuan
hemodinamik pengkajian
Ambil gambar lengkap Nyeri sebagai pengalaman
terhadap nyeri dari pasien subjektif dan harus
termasuk lokasi dan intensitas digambarkan oleh pasien.
lamanya, kualitas( dangkal Bantu pasien untuk menilai
atau menyebar) dan nyeri dengan membandingkan
penyebaran dengan pengalaman nyeri
Anjurkan pasien untuk Penundaan pelaporan nyeri
melaporkan nyeri dengan menghambat peredaran
segera nyeri/memerlukan peningkatan
Bantu melakukan teknik dosis obat. Selain itu nyeri
relaksasi misalnya : nafas berat dapat menyebabkan
dalam perlahan perilaku syok dengan merangsang
distraksi system syaraf simpatis,
Visualisasi dan bimbingan mengakibatkan kerusakan
imajinasi lanjut dan mengganggu
Periksa tanda-tanda vital
sebelum atau sesudah
penggunaan obat
Narkotik diagnostic serta hilangnya
Berikan obat analgesic sesuai nyeri
indikasi Membantu dalam penurunan
persepsi/respon nyeri
Memberikan control situasi,
meningkatkan perilaku positif
Hipotensi/depresi pernafasan
dapat terjadi sebagai akibat
pemberian narkotik
- Membantu proses
penyembuhan pasien
b) Nyeri kronis
1) Tujuan: Setelah dilakukan selama 2x24 jam tindakan
diharapkan nyeri teratasi sebagian.
2) Kriteria hasil:
- Skala nyeri dalam rentang 1-3.
- Raut muka tidak menahan nyeri.
- Klien sudah tidak memegangi area yang
nyeri.
Intervensi Rasionalisasi
Catat karakteristik nyeri Mempermudah dalam
Berikan posisi semi fowler tindakan pengobatan kepada
Ajarkan teknik relaksasi klien
Kolaborasi pemberian Membantu memberikan rasa
obat analgesic sesuai nyaman kepada
dengan indikasi klienmenambah pengetahuan
pasien dalam mengurangi
rasa nyeri
- Membantu pasien
dalam mengurangi rasa nyeri
3. Intervensi
Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah dilakukan.
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, di antaranya
hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya
respon fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
0 = tidak dikerjakan
Indikasi :
Kontra indikasi :
Pelaksanaan
4. Persiapan Pasien :
Memperkenalkan diri
Bina hubungan saling percaya
Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan
ruangan
Menjelaskan tujuan
Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
Menyepakati waktu yang akan di gunakan
5. Persiapan alat dan bahan :
Pelumas (minyak hangat / lotion)
Handuk
Bantal
Perlak alas
6. Persiapan Lingkungan :
Sampiran
Tahap pre interaksi
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
5. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
6. Memperkenalkan nama perawat
7. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
8. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
9. Mencuci tangan
10. Pasang alas pada daerah yang akan di massage
11. Letakkan sebuah bantal kecil dibawah perut pasien untuk
menjaga posisi yang tepat
12. Tuangkan sedikit lotion ke tangan (tangan perawat).
Usapkan kedua tangan sehingga lotion akan rata dan
hangat pada permukaan tangan. Gunakan lotion sesuai
kebutuhan
13. Metode message
Selang seling tangan.
Cara ini message punggung dengan tekanan pendek,
cepat bergantian tangan
Remasan.
Cara ini mengusap otot bahu dengan setiap tangan
perawat yang dikerjakan secara bersamaan
Eflurasi.
Cara ini massage punggung dengan kedua tangan,
menggunakan tekanan lebih halus dengan gerakan
keatas untuk membantu aliran balik vena
Petriasi.
Cara ini menekan punggung secara horizontal. Pindah
tangan perawat dengan arah yang berlawanan dengan
menggunakan gerakan meremas
Tekanan Menyikat
Menekan daerah punggung dengan menggunakan
ujung jari untuk mengakhiri massage
6. Lakukan message sampai rasa nyeri berkurang (± 15
menit)
7. Lap badan pasien dengan menggunakan handuk pada
daerah yang terkena lotion
8. Pasien dirapihkan
9. Alat – alat dirapihlan
10. Mencuci tangan
11. Dokumentasikan hasil yang ditemukan pada pasien
sewaktu pelaksanaan massage
Tahap terminasi
4. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
6. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
2. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan kegiatan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
Tujuan :
Memberikan pasien kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri.
Membantu tubuh pasien segar kembali dan bergenerasi
setiap hari
Penciptaan kesan dalam pikiran pasien agar berkonsentrasi
pada kesan tersebut sehingga secara bertahap pasien
kurang merasakan nyeri.
Indikasi :
Restriksi ekspansi dada ,minsalnya pada klien dengan
PPOM (misal asma dan bronchitis) atau klien pada tahap
penyembuhan setelah pembedahan thoraks
Kontra indikasi :
Pelaksanaan
7. Persiapan Pasien :
Memperkenalkan diri
Bina hubungan saling percaya
Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan
ruangan
Menjelaskan tujuan
Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
Menyepakati waktu yang akan di gunakan
8. Persiapan alat dan bahan :
Tempat tidur
Music (sesuai keinginan pasien)
9. Persiapan Lingkungan :
Sampiran
Tahap pre interaksi
5. Cuci tangan
6. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
9. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
10. Memperkenalkan nama perawat
11. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
12. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1. Duduk dekat pasien tetapi tidak mengganggu
2. Lakukan bimbingan
Meminta pasien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman yang membantu
penggunaan semua indera dengan suara yang lembut
Ketika pasien rileks, pasien berfokus pada
bayangannya dan saat itu perawat tidak perlu bicara
lagi
Tahap terminasi
7. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
8. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
9. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
3. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan kegiatan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
Tujuan :
Indikasi :
Pasien dengan penyakit jantung,asma,dan pada pasien
lumpuh.
Kontra indikasi :
Pada pasien refraktur.
Pelaksanaan
10. Persiapan Pasien :
Memperkenalkan diri
Bina hubungan saling percaya
Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
Menjelaskan tujuan
Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
Menyepakati waktu yang akan di gunakan.
0= tidak dikerjakan