Anda di halaman 1dari 23

PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas presentasi di mata kuliah Komunikasi Bisnis


dengan dosen pengajar Dr. Ipik Permana, S.Ip., Msi.

Disusun oleh :

Galih Permana Putra (116020120)


Asep Fatkhuroji Noor (116020495)
Bayu Sudrajat (116020506)
Nuryono (116020508)
Arwan Susanta (116020502)
Dewi Erawati (116020512)
Mochamad Ismail (116020518)
Dian Pratiwi (116020527)
Ayu Minatul Ilah (116020532)
Miftah Fachrudin (116020539)
Rizha Nursyachfijar (116020396)
Desi Nurmalasari (317020003)
Muhammad Rifki (116020534)
Nur Aisyah (116020505)
Aas Setiawati (116020504)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REGULER SORE


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat,


karunia, dan ridha-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini yang berjudul “Perilaku Organisasi - Budaya Organisasi”. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Kelompok pada mata
kuliah “Perilaku Keorganisasian”.

Dalam kesempatan ini Kami tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada
Bapak Dr. Ipik Permana serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari


kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari
semua pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan
disempurnakan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

Cirebon, 26 Desember 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5

A. Pengertian Budaya Organisasi ................................................................. 5

B. Pengertian Budaya Perusahaan............................................................... 8

C. Terbentuknya Budaya Perusahaan .......................................................... 8

D. Fungsi dan Dinamika Budaya Organisasi .............................................. 11

E. Peran Budaya Organisasi ...................................................................... 17

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 21

A. Kesimpulan............................................................................................. 21

B. Kritik dan Saran ...................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi


salah satu pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya
sebuah organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada
juga yang tidak sesuai sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang
tidak sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan
kalau dia ingin bertahan di organisasi tersebut.

Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi


terkenal dan bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi
dapat menjadi pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak
sesuai dengan perkembangan zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan
diri dengan lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau
menyesuaikan budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia merasa
paling benar.

Dalam keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan


kerja. Memang banyak faktor lain yang menyebabkan anggota tidak
memperoleh kepuasan kerja, tapi faktor budaya organisasi merupakan faktor
yang utama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan budaya dan organisasi ?

2. Apa pengertian budaya organisasi ?

3. Apa pengertian dan bagaimana terbentuknya budaya perusahaan ?

4. Bagaimana kharakteristik budaya organisasi ?

5. Unsur-unsur budaya organisasi ?

6. Fungsi dan dinamika budaya organisasi ?


PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 3
7. Bagaimana peran budaya organisasi ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas budaya


organisasi. Selain itu makalah ini bertujuan untuk membandingkan antara
baik dan buruknya suatu organisasi. Membandingkan dalam arti tidak
mengatakan suatu organisasi itu baik atau tidak baik, tapi dijadikan sebagai
pedoman bagi para pembaca jika ingin membuat suatu organisasi dan
menjawab rumusan masalah.

2. Manfaat

Makalah ini dijadikan pedoman bagi seseorang jika ingin bergabung


dengan suatu organisasi atau bahkan mendirikan sebuah organisasi yang
baik dan dapat bertahan lama.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 4


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Organisasi

1. Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu


buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal


dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi


budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan
gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya,
yaitu :

a. Identitas dan citra suatu masyarakat

b. Pengikat suatu masyarakat

c. Sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber daya

d. Kekuatan penggerak

e. Kemampuan untuk membentuk nilai tambah

f. Pola perilaku

g. Warisan

h. Pengganti formalisasi

i. Mekanisme adaptasi terhadap perubahan

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 5


Proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara
sehingga terbentuk nation state.

2. Organisasi

Organisasi adalah tempat atau wadah dimana semuanya


berkumpul didalamnya, melakukan kerjasama secara rasional, sistematis,
dan juga terkendali, dengan memanfaatkan sebuah sumber daya yang ada,
yang dipakai secara efektif untuk menggapai tujuan atau cita-cita bersama.
Beberapa pengertian organisasi yang dijelaskan oleh beberapa tokoh.
Berikut adalah pakar-pakar yang menjelaskan tentang pengertian
organisasi :

a. Dres. H. Malayu. S.P. Hasibuan

Organisasi adalah sebuah proses pengelompokan, penentuan,


dan segala pengaturan yang bermacam-macam kegiatan yang
memang dibutuhkan untuk menggapai tujuan bersama.

b. Stoner

Organisasi adalah sebuah contoh hubungan melewati orang-


orang yang diberikan sebuah arahan dari atasan agar dapat menggapai
tujuan bersama.

c. James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk


mencapai tujuan bersama.

d. Chester I. Bernard

Organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerjasama yang


dilakukan oleh dua orang atau lebih.

3. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang


dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 6


organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Adapun pengertian Budaya Organisasi menurut beberapa ahli,


yaitu ebagai berikut.

 Peter F. Drucker

Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-


masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada
anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti
diatas.

 Phithi Sithi Amnuai

Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan


keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian
dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah
adaptasi ekternal dan masalah-masalah integrasi internal.

 Egdar H. Schein

Budaya Organisasi mengacu pada suatu sistem makna


bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi
itu terhadap organisasi lain.

 Daniel R. Denison

Budaya Organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan, dan prinsip-


prinsip dasar yang merupakan landasan bagi sistem dan praktik-praktik
manajemen serta perilaku yang meningkatkan prinsip-prinsip tersebut.

 Robbins

Budaya Organisasi dimaknai sebagai filosofi dasar yang


memberikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan
anggotanya. Robbins menyatakan bahwa sebuah sistem makna

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 7


bersama dibentuk oleh para warganya yang sekaligus menjadi
pembeda dengan organisasi lain.

B. Pengertian Budaya Perusahaan

Menurut Schein, E. H. mengemukakan bebrapa pengertian umum


mengenai Budaya Perusahaan, yaitu :

1. Kereraturan-keteraturan perilaku yang teramati apabila orang berperilaku.

2. Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja

3. Nilai-nilai yang dominan yang didukung oleh suatu organisasi

4. Filosofi yang mengarahkan kebijaksanaan organisasi

5. Aturan permainan yang harus ditaati untuk diterima sebagai anggota


didalam organisasi.

6. Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya perusahaan adalah suatu pola


asumsi dasar yang dimiliki oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai,
norma-norma dan kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan,
tingkah laku, dan cara kerja karyawan sehari-hari, sehingga akan bermuara
pada kualitas kinerja perusahaan.

C. Terbentuknya Budaya Perusahaan

Setiap tingkatan budaya memiliki tendensi alamiah untuk


mempengaruhi tingkatan budaya yang lain. Hal ini jelas terlihat dari segi nilai
panutan bersama yang mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok maupun
individu. Budaya perusahaan tidak muncul begitu saja dari suatu
kehampaan. Ada beberapa yang dapat mempengaruhi terbentuknya budaya
perusahaan seperti pada gambar 2.1 sebagai berikut.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 8


Gambar 2.1 Budaya dalam Sebuah Perusahaan

Mondy dan Noe yang dialih bahasakan oleh Djoko Santoso


Moeljono (2005:23) mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya budaya perusahaan, yaitu :

1. Komunikasi

Komunikasi yang efektif dalam perusahaan mempunyai dampak


yang positif terhadap budaya perusahaan. Dengan komunikasi efektif,
manajer dapat melakukan sosialisasi tujuan dan misi perusahaan,
menyampaikan peraturan perusahaan, dan memberitahukan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan. Pola komunikasi yang terjadi dalam perusahaan
menciptakan suatu pola tingkah laku karyawan dalam hubungan antara
atasan dan bawahan, misalnya sejauhmana informasi dapat disebarkan
dalam organisasi.

2. Motivasi

Upaya-upaya manajemen memotivasi karyawannya juga


membentuk budaya tersendiri dalam budaya perusahaan, apakah
karyawan selalu dimotivasi oleh uang, bagaimana perusahaan memandang
keras karyawan, atau sejauh mana perusahaan memperhatikan lingkungan
kerja. Bagaimana perusahaan memotivasi karyawan untuk menunjukan
bagaimana perusahaan memandang sumber daya manusia yang ada di

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 9


perusahaan itu, yang selanjutnya akan mempengaruhi berbagai kebijakan
sumber daya manusia.

3. Karakteristik Organisasi

Karakter organisasi juga mempengaruhi budaya perusahaan,


ukuran dan kompleksitas organisasi akan menentukan tingkat spesialisasi
dan hubungan personal yang selanjutnya mempengaruhi tingkatan otoritas
pengambilan keputusan, kebebasan tanggung jawab dan proses
komunikasi yang terjadi.

4. Proses-Proses Administratif

Proses-proses administratif meliputi proses pemberian


penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, toleransi terhadap konflik,
dan kerja kelompok yang terjadi. Proses-proses ini akan mempengaruhi
budaya, karena akan menunjukan individu yang bagaimana yang
dipandang berhasil dalam perusahaan. Bagaimana perusahaan
memandang prestasi karyawan, perusahaan memandang konflik, dan
apakah perusahaan menekankan kerja kelompok atau individu.

5. Struktur Organisasi

Struktur mungkin kaku atau fleksibel. Selain itu dalam organisasi


mungkin pula terjadi sentralisasi dan konfirmasi tinggi ataupun rendah.
Semuanya ini akan mempengaruhi budaya perusahaan. Dalam struktur
yang kaku dan konfornitas yang tinggi, akan berlaku kebiasaan untuk
menghindari sesuatu yang tidak pasti, dan segala sesuatunya harus dibuat
dengan aturan tertulis. Dalam struktur yang fleksibel dan konfornitas yang
tinggi, mungkin karyawan lebih dibiasakan untuk menghadapi
ketidakpastian secara kreatif dan mandiri.

6. Gaya Manajemen

Berkaitan dengan kepemimpinan, gaya manajemen juga


mempengaruhi budaya perusahaan. Dalam hal ini bagaimana proses
perencanaan, pengorganisasian, kegiatan memimpin, serta pengendalian,

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 10


yang dilakukan akan mencerminkan gayamanajemen yang berlaku
diperusahaan itu.

D. Fungsi dan Dinamika Budaya Organisasi

1. Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi


budaya organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang
ada didalamnya.

Ada beberapa fungsi budaya organisasi yang dikemukakan oleh


Nelson dan Quick (1997), yaitu :

a. Identitas dan menambah komitmen organisasi;

b. Alat pengorganisasian anggota;

c. Menguatkan nilai-nilai dalam organisasi; dan

d. Mekanisme kontrol perilaku.

Menurut Robbins, 2001, fungsi budaya organisasi sebagai berikut.

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan


yang lain.

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota


organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih


luas daripada kepentingan diri individual seseorang.

d. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial sebagai perekat


sosial menuju integrasi organisasi.

2. Tipe Budaya Organisasi

a. Budaya Birokrasi

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 11


Budaya birokrasi dapat digambarkan sebagai sebuah sistem
atau seperangkat nilai yang memiliki simbol, orientasi nilai, keyakinan,
pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang terinternalisasi ke
dalam pikiran. Seperangkat nilai tersebut diaktualisasikan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan oleh setiap anggota dari
sebuah organisasi yang dinamakan birokrasi. Setiap aspek dalam
kehidupan organisasi birokrasi selalu bersinggungan dengan aspek
budaya masyarakat setempat.

b. Budaya Inovatif

Budaya inovatif adalah tentang membudayakan mindset untuk


belajar melihat dunia dengan cara-cara yang baru. Budaya inovatif
merupakan hal penting dalam kelangsungan hidup sebuah organisasi
yang bisa dimulai dari sikap keterbukaan pemimpinnya terhadap
perubahan-perubahan yang muncul.

c. Budaya Suportif

Budaya suportif menempatkan manusia sebagai titik sentral


dalam sebuah organisasi. Budaya ini ditandai dengan adanya
lingkungan kerja yang lebih bersahabat, peduli dengan sesama, saling
percaya, dan adil. Budaya suportif merupakan lingkungan yang penuh
dengan kehangatan, ramah-tamah, dan saling memberikan kebebasan
individual, sehingga oleh Walach disebut dengan Fuzzy Place to Work
(Falikhatun, 2003).

3. Karakteristik Budaya Organisasi

Robbins (2007), memberikan 7 karakteristik budaya sebagai


berikut.

1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko yaitu sejauh mana karyawan


diharapkan didorong untuk bersikap inovtif dan berani mengambil
resiko.

2) Perhatian terhadap detail yaitu sejauh mana karyawan diharapkan


menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detil.
PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 12
3) Berorientasi pada hasil yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih
pada hasil ketimbang teknik atau proses yang digunakan untuk
mencapai hasil tersebut.

4) Berorientasi kepada manusia yaitu sejauh mana keputusan-keputusan


manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang
yang ada di dalam organisasi.

5) Berorientasi pada tim yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja


diorganisasi pada tim ketimbang individu-individu.

6) Agresivitas yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif


ketimbang santai.

7) Stabilitas yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan


dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan
pertumbuhan.

4. Pembentukan Budaya Organisasi

Unsur-unsur Budaya Organisasi Budaya organisasi tidak terbentuk


begitu saja, tetapi ada beberapa unsur yang membentuknya. Dalam
Farihanto (2013), Deal & Kennedy (1991:4) membagi lima unsur budaya
tersebut sebagai berikut.

a. Lingkungan usaha

Kelangsungan hidup organisasi (perusahaan) ditentukan oleh


kemampuan organisasi dalam memberi tanggapan yang tepat terhadap
peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan
unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan
organisasi/perusahaan agar bisa berhasil. Lingkungan usaha yang
berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing,
pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

b. Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah


organisasi. Setiap organisasi/perusahaan mempunyai nilai-nilai inti
PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 13
sebagai pedoman berpikir dan bertindak bagi semua waganya dalam
mencapai tujuan/misi organisasi. Nilai-nilai inti tersebut dapat berupa
slogan atau motto yang berfungsi sebagai jati diri maupun harapan
konsumen.

c. Pahlawan/panutan

Pahlawan/panutan adalah tokoh yang dipandang berhasil


mewujudkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Panutan bisa
berasal dari pendiri organisasi/perusahaan, manajer, kelompok
organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai
organisasi. mereka bisa menumbuhkan idealisme, semangat, dan
tempat mencari petunjuk bila terjadi kesulitan/masalah dalam
organisasi.

d. Ritus atau ritual

Stephen P. Robbins mendefinisikan ritual sebagai deretan


berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-
nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-
orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan. Ritual
merupakan tempat di mana perusahaan secara simbolis menghormati
pahlawan pahlawannya. Misalnya penghargaan kepada karyawan yang
berhasil memajukan perusahaan yang dilaksanakan setiap tahun (Tika,
2005 : 17). Sedangkan menurut Kasali (1994 : 115) Ada 4 macam
bentuk ritus atau ritual yang dapat dikembangkan:

1) Ritus penerimaan

Acara ini didesain untuk memberikan orientasi pada


anggota baru, sebagai masa transisi bagi seseorang untuk
memasuki nilai-nilai sosial baru dan status baru.

2) Ritus penguatan

Acara ini diselenggarakan untuk mengingatkan seseorang


bahwa dia telah memasuki kedudukan yang agak senior dalam
perusahaan. Tujuannya adalah untuk memperteguh identitas sosial
PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 14
dan meningkatkan status karyawan. Biasanya dilakukan dengan
pemberian award tertentu.

3) Ritus pembaruan

Acara ini dilakukan dengan maksud meningkatkan


kemampuan seseorang melalui suatu program pelatihan berjenjang
yang sangat kompetitif dan berjangka waktu cukup lama.
Pembaruan akan meningkatkan disiplin dan rasa telah melewati
babak baru.

4) Ritus integrasi

Acara ini dilakukan dengan maksud untuk menciptakan


iklim dan perasaan kebersamaan diantara karyawan dan
menimbulkan komitmen terhadap organisasi.

e. Jaringan budaya

Jaringan budaya adalah jaringan informasi-informal yang pada


dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya
menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi.
Agar budaya organisasi dapat tersampaikan dan terinternalisasi dengan
baik pada seluruh karyawan, maka perlu adanya komunikasi yang baik
pula di dalam organisasi itu.

Melalui jaringan komunikasi inilah arus komunikasi yang


menguatkan budaya perusahaan disalurkan melalui jaringan informal ini
cerita-cerita tentang kehebatan (perilaku berprestasi) Pahlawan-
pahlawan perusahaan disampaikan dari waktu ke waktu. Semuanya ini
berfungsi menguatkan dan meyebarluaskan nilai-nilai yang menjadi inT
dari budaya perusahaan. Jaringan ini juga memberikan interprestasi
terhadap informasi. Dalam jaringan ini Tdak ada prosedur yang
mengatur tata cara komunikasi dan tanpa kerja keras. Namun jaringan
ini sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan budaya
perusahaan.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 15


Eugene McKenna dan Nic Beech (2000) membagi budaya
organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk,
yaitu sebagai berikut.

1) Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik


yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien.

2) Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.

3) Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.

4) Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus
dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.

5) Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin


dilakukan.Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.

5. Proses Pembentukan Budaya Organisasi

Pembentukan Budaya Organisasi adalah sebagai berikut.

a. Dari atas (pemilik dan manajemen)

b. Dari bawah (masyarakat atau karyawan)

c. Kompromi dari atas dan dari bawah

d. Mempertahankan budaya organisasi praktik seleksi

e. Manajemen puncak

f. Sosialisasi dan Internalisasi

6. Asumsi Dasar Budaya Organisasi

a. Artefak dan kreasi (semua fenomena/gejala)

b. Nilai-nilai (filosofi, visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar)

c. Asumsi dasar (hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu, dan


ruang, sifat manusia, aktivitas manusia, dan lain-lain).

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 16


d. Simbol atau lambang-lambang

e. Perspektif (norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidak tertulis yang


mengatur perilaku anggota dalam situasi tertentu).

E. Peran Budaya Organisasi

Dalam hidupnya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada,


seperti nilai-nilai, keyakinan dan perilaku social/masyarakat yang kemudian
menghasilkan budaya social atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga
akan terjadi bagi para anggota organisasi. Hal yang sama juga akan terjadi bagi
para anggota organisasi dengan segala nilai, keyakinan, dan perilakunya dalam
organisasi yang kemudian menciptakan budaya organisasi. Wheelen dan
Hunger (1986) secara spesifik mengemukakan sejumlah peranan penting yang
dimainkan oleh budaya organisasi.

 Membantu menciptakan rasa memilki jati diri bagi pekerja dapat dipakai
untuk mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi

 Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial

 Menyajikan pedoman prilaku, sebagai hasil dari norma-norma perilaku


yang sudah terbentuk.

Singkatnya, budaya organisasi sangat penting peranannya di dalam


mendukung terciptanya suatu organisasi/perusahaan yang afektif.

1. Menciptakan Budaya Organisasi yang Etis

Etis /étis/ a berhubungan (sesuai) dengan etika; 2 sesuai dengan


asas perilaku yang disepakati secara umum. Pengertian etis adalah
bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang masyarakat dan
individu biasanya berpikir bahwa hal tersebut adalah nilai-nilai yang baik
yang mencakup kejujuran, keadilan, kesetaraan, martabat, keragaman dan
hak hak individu.

Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah


organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 17


yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar etika
tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah
sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga
hasil. Para manajer dalam kultur semacam ini didorong untuk mengambil
resiko dan berani berinovasi, dilarang terlibat dalam persaingan yang tak
terkendali, dan akan memberikan perhatian pada bagaimana tujuan dicapai
dan juga pada tujuan apa yang akan dicapai.

Manajemen yang dapat dilakukan untuk menciptakan kultur yang


lebih etis dapat dilakukan dengan praktik-praktik sebagai berikut.

 Menjadi model peran yang visibel. Karyawan akan melihat perilaku


manajemen puncak sebagai acuan standar untuk menentukan perilaku
yang semestinya mereka ambil. Ketika manajemen senior dianggap
mengambil jalan yang etis, hal ini memberi pesan positif bagi semua
karyawan.

 Mengkomunikasikan harapan-harapan yang etis. Ambiguitas etika


dapat diminimalkan dengan mencipatakan dan mengomunikasikan
kode etik organisasi. Kode etik ini harus menyatakan nilai-nilai utama
organisasi dan berbagai aturan etis yang diharapkan akan dipatuhi para
karyawan.

 Memberikan pelatihan etis. Selenggarakan seminar, lokakarya, dan


program-progrm pelatihan etis. Gunakan sesi-sesi pelatihan ini untuk
memperkuat standar tuntunan organisasi, menjelaskan praktik-praktik
yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang
mungkin muncul.

 Secara nyata memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri


hukuman terhadap tindakan yang tidak etis. Penilaian kinerja terhadap
para manajer harus mencakup evaluasi hal demi hal mengenai
bagaimana keputusan-keputusannya cukup baik menurut kode etik
organisasi. Penilaian harus mencakup sarana yang dipakai untuk
mencapai sasaran dan juga pencapaian tujuan itu sendiri. Orang-orang
yang bertindak etis harus diberi penghargaan yang jelas atas perilaku

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 18


mereka. Sama pentingnya, tindakan tidak etis harus diganjar secara
terbuka/nyata.

 Memberikan mekanisme perlindungan. Organisasi perlu memiliki


mekanisme formal sehingga karyawan dapat mendiskusikan dilema-
dilema etika dan melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut. Cara ini
bisa meliputi pembentukan konselor etis, badan pengawas
(ombudsmen), atau petugas etika.

“Iklim Kerja Yang Beretika Akan Menciptakan Gaya, Karakter, Jiwa,


Dan Cara Bekerja Individu Yang Berpengaruh Untuk Kinerja Terbaik.” –
Djajendra

“Keunggulan Budaya Organisasi Untuk Menciptakan Iklim Kerja


Yang Etis Akan Memotivasi Kekuatan Internal Organisasi Untuk Saling
Berinteraksi Dalam Perilaku Yang Penuh Etika Dan Integritas.” – Djajendra

2. Menciptakan Budaya yang Tanggap Terhadap Pelanggan

Organisasi saat ini berupaya keras untuk menciptakan budaya yang


tanggap terhadap pelanggan karena mereka berpikir bahwa ini merupakan
sebuah jalur untuk menuju kesetiaan pelanggan dan kemampuan untuk
menghasilkan sebuah laba jangka panjang. Dalam hal ini kami
mengidentifikasi variable-variabel yang membentuk budaya yang tanggap
terhadap pelanggang dan menawarkan beberapa saran yang dapat diikuti
oleh manajemen dalam menciptakan suatu budaya.

3. Variabel-variabel Kunci yang Membentuk Budaya Tanggap terhadap


Pelanggan

Sebuah kajian menemukan bahwa beberapa variabel secara rutin


ditemukan dalam kultur-kultur yang tanggap pelanggan.

 Jenis karyawan itu sendiri. Organisasi yang berhasil telah merekrut


karyawan yang ramah dan bersahabat.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 19


 Tingkat formalisasi yang rendah. Para pekerja dibidang jasa perlu diberi
kebebasan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang senantiasa
berubah. Aturan, prosedur dan ketentuan yang berlaku tidak kaku.

 Penguatan tingkat formalisasi yang rendah-memanfaatkan


pemberdayaan dalam arti meluas. Karyawan yang terbedayakan
memiliki cukup kekuasaan untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan
untuk memuaskan pelanggan.

 Keterampilan mendengarkan yang baik. Karyawan dalam kultur


tanggap pelanggan memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan
memahami pesan yang dikirimkan oleh pelanggan.

 Kejelasan peran. Karyawan bidang jasa bertindak sebagai


“penghubung” antara organisasi dan pelanggannya. Mereka harus
menuruti kebutuhan dari pengusaha maupun pelanggan. Terakhir,
kultur tanggap pelanggan memiliki karyawan yang menampilkan
perilaku warga organisasi.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 20


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan


beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut :

1. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan


anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada
dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku
yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam


mendukungterciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif.
Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam
menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan
perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.

B. Kritik dan Saran

Kami hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan mungkin dalam
pembahasan diatas terdapat kekurangan atau ketidaksesuaian dengan
temanya maka makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman ataupun pembaca makalah ini.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 21


DAFTAR PUSTAKA

Hendry. 2017. “Fungsi dan Unsur Pembentuk Budaya” (online).


https://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/fungsi-dan-unsur-pembentuk-
budaya/. (diakses 24 Desember 2017).

Umam, Khaerul. 2012. Perilaku Organisasl. CV. Pustaka Setia : Bandung.

PERILAKU ORGANISASI | Budaya Organisasi 22

Anda mungkin juga menyukai