Bahan Ajar Gelombang Bunyi Dan Cahaya
Bahan Ajar Gelombang Bunyi Dan Cahaya
Pertemuan Pertama
A. KARAKTERISTIK GELOMBANG BUNYI
1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar
merambat ke segala arah. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa
tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain
merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang
bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari
sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia.
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar
atau berimpit dengan arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada slinki dan gelombang bunyi di udara. Dalam perambatannya
gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan yang dibentuk oleh partikel-
partikel perantara bunyi. Apabila gelombang bunyi merambat di udara, perantaranya
adalah partikel-partikel udara.
Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara karena
dalam ruang udara tidak ada partikel-partikel udara. Medium atau zat perantara ini
dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di
dalam air, batu bara, atau udara.
2. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara
merambat melalui medium atau zat perantara sampai ketelinga. Bunyi dihasilkan
oleh benda yang bergetar. Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar adalah :
a. Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
b. Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.
c. Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi.
d. Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.
Bunyi terjadi jika terpenuhi tiga syarat, yaitu :
a. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contoh
sumber bunyi adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum,
terompet dan seruling.
b. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi
hanya dapat merambat melalui medium perantara. Contohnya udara, air, dan
kayu. Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan
terdengar. Berdasarkan penelitian, zat padat merupakan medium perambatan
bunyi yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas.
c. Pendengar
Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia dilengkapi indra
pendengar, yaitu telinga sebagai alat pendengar.
Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke telinga kita
pada umumnya melalui udara dalam bentuk gelombang. Karena gelombang
yang dapat berada di udara hanya gelombang longitudinal, maka bunyi
merambat melalui udara selalu dalam bentuk gelombang longitudinal. Kita perlu
ingat bahwa gelombang longitudinal adalah perapatan dan perenggangan yang
dapat merambat melalui ketiga wujud zat yaitu : wujud padat, cair dan gas.
Ada tiga aspek dari bunyi sebagai berikut :
1. Bunyi dihasilkan oleh suatu sumber seperti gelombang yang lain, sumber
bunyi adalah benda yang bergetar.
2. Energi dipindahkan dan sumber bunyi dalam bentuk gelombang longitudinal.
3. Bunyi dideteksi (dikenal) oleh telinga atau suatu instrumen cepat rambat
gelombang bunyi di udara dipengaruhi oleh suhu dan massa jenis zat
Setiap benda mempunyai ciri-ciri tersendiri. Tentunya, kamu dapat
membedakan suara yang kamu dengar. Sebagai contoh, kamu dapat
membedakan suara orang dewasa dan suara anak-anak. Ternyata, setiap bunyi
yang kita dengar mempunyai frekuensi dan amplitudo yang berbeda, meskipun
merambat pada medium yang sama.
3. Desah Dan Nada
a. Desah
Jika kamu berada di pasar atau di tempat-tempat keramaian lainnya, kamu
dapat mendengar suara-suara orang yang sedang berbicara. Tidak semua suara
orang berbicara dapat kamu dengar, ada yang jelas dan ada yang tidak. Suara orang
bicara yang dekat dengan kamu mungkin dapat kamu dengar dengan jelas tetapi
tidak yang letaknya jauh darimu. Semua suara di keramaian bersatu menjadi suara
gemuruh, meskipun kamu berkonsentrasi berusaha mendengar suara-suara itu,
kamu tetap tidak dapat melakukannya.
Di salah satu tempat (pasar atau terminal), cobalah kamu memejamkan mata
sekitar 30 detik, kemudian kamu dengarkan suara apa saja yang kamu dengar!
Dapatkah kamu mengidentifikasi setiap suara yang kamu dengar? Di keramaian,
setiap bunyi yang mempunyai frekuensi berbeda berkumpul sehingga menimbulkan
bunyi yang tak teratur sehingga kamu akan sulit mengidentifikasi suara di
keramaian tersebut. Bunyi yang berasal dari keramaian adalah bunyi yang
mempunyai frekuensi tak beraturan. Bunyi yang mempunyai frekuensi tak teratur
disebut sebagai desah. Pernahkah kamu memainkan gitar?
b. Nada
Gitar merupakan salah satu sumber bunyi. Setiap senar pada gitar
mempunyai ukuran yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah
bunyi yang teratur. Bunyi yang mempunyai frekuensi tertentu disebut nada. Jika
dua buah garputala yang berbeda frekuensinya digetarkan, ternyata garputala yang
mempunyai frekuensi lebih besar akan menghasilkan nada yang lebih tinggi.
Sebaliknya, garputala yang frekuensinya lebih rendah akan menghasilkan bunyi
rendah. Frekuensi sebuah sumber bunyi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
bunyi.
c. Dentum
Dentum merupakan bunyi keras yang masih dapat didengar oleh telinga
manusia. Contoh dentum adalah bunyi senapan, bunyi bom, bunyi petasan, dan
bunyi geledek (gemuruh).
4. Kekuatan Bunyi
Apakah kekuatan bunyi itu? Bunyi ada yang kuat dan ada yang lemah. Jika
bunyi yang kamu dengar sangat keras dan melebihi ambang bunyi yang dapat diterima
manusia, bunyi ini dapat merusak telingamu. Untuk mengetahui kekuatan bunyi,
lakukan kegiatan kecil berikut. Petiklah senar gitar sehingga keluar bunyi. Kemudian,
pada senar yang sama, petik kembali senar tersebut dengan simpangan yang agak
besar. Apa yang terjadi? Senar yang dipetik dengan simpangan besar akan berbunyi
lebih kuat daripada dipetik dengan simpangan kecil. Dalam hal ini, simpangan yang
kamu berikan pada senar merupakan amplitudo. Semakin besar amplitudo, semakin
kuat bunyi dan sebaliknya. Jadi kekuatan bunyi ditentukan oleh besarnya amplitudo
bunyi tersebut.
Bila dua sumber bunyi yang kerasnya sama, tetapi jarak antara sumber bunyi
dengan pendengar berbeda maka sumber bunyi yang lebih dekat dengan pendengar
akan terdengar lebih kuat. Faktor-faktor yang memengaruhi kuat bunyi adalah:
1. amplitudo,
2. jarak sumber bunyi dari pendengar,
3. jenis medium.
5. Timbre (Warna Bunyi)
Di dalam suatu keramaian, kamu pasti mendengar berbagai macam bunyi. Ada
suara laki-laki, perempuan, anak-anak, dan sebagainya. Telingamu mampu
membedakan bunyi-bunyi tersebut. Ketika sebuah gitar dan organ memainkan lagu
yang sama, kamu masih dapat membedakan suara kedua alat musik tersebut.
Meskipun kedua alat musik tersebut mempunyai frekuensi yang sama, tetapi bunyi
yang dihasilkan oleh kedua sumber bunyi tersebut bersifat unik.
Keunikan setiap bunyi dengan bunyi lainnya meskipun mempunyai frekuensi
yang sama disebut sebagai warna bunyi. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lain
yang menunjukkan bahwa bunyi memiliki warna yang berbeda meskipun frekuensinya
sama.
6. Hukum Marsenne
Marsenne menyelidiki hubungan frekuensi yang dihasilkan oleh senar yang
bergetar dengan panjang senar, penampang senar, tegangan, dan jenis senar. Faktor-
faktor yang memengaruhi frekuensi nada alamiah sebuah senar atau dawai menurut
Marsenne adalah sebagai berikut :
1. Panjang senar, semakin panjang senar semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
2. Luas penampang, semakin besar luas penampang senar, semakin rendah frekuensi
yang dihasilkan.
3. Tegangan senar, semakin besar tegangan senar semakin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
4. Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar semakin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
7. Frekuensi Bunyi
Setiap makhluk hidup mempunyai ambang pendengaran yang berbeda-beda.
Pendengaran manusia dan hewan tentu akan berbeda. Ada bunyi yang dapat didengar
manusia, tetapi tidak oleh hewan dan sebaliknya. Berdasarkan frekuensinya, bunyi
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu ultrasonik, audiosonik, dan
infrasonik.
1. Bunyi yang mempunyai frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Bunyi ini
hanya dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar. Kelelawar menggunakan
frekuensi ini sebagai navigasi ketika terbang di kegelapan. Kelelawar dapat
menemukan jalan atau mangsanya dengan cara mengeluarkan bunyi ultrasonik.
Bunyi ini akan dipantulkan oleh benda-benda di sekelilingnya, kemudian pantulan
bunyi ini dapat ditangkap kembali sehingga kelelawar dapat mengetahui jarak
dirinya dengan benda-benda di sekitarnya. Bunyi ultrasonik dapat dimanfaatkan
manusia untuk mengukur kedalaman laut, pemeriksaan USG (ultrasonografi).
2. Bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik.
Selang frekuensi bunyi ini dapat didengar manusia. Akan tetapi, kepekaan
pendengaran manusia semakin tua semakin menurun, sehingga pada usia lanjut
tidak semua bunyi yang berada di rentang frekuensi ini dapat didengar.
3. Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Bunyi ini
dapat didengar oleh binatang-binatang tertentu, seperti anjing, laba-laba, dan
jangkrik.
Perlu diingat bahwa kecepatan merambatnya bunyi dalam suatu medium tidak
hanya bergantung pada jenis medium, tetapi bergantung juga pada suhu medium tersebut.
Cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 20° C akan berbeda dengan cepat
rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 50° C. Kecepatan bunyi pada beberapa
medium pada suhu yang sama ditunjukkan pada tabel 1.1 . Pada tabel 1.1 terlihat bahwa
untuk medium yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya berbeda pula.
Jika dilihat dari kepadatan medium-medium pada tabel 1.1 ternyata pada medium yang
mempunyai kerapatan paling kecil yaitu udara, gelombang bunyi merambat paling lambat
dan sebaliknya. Jadi bunyi merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling
buruk dalam medium udara (gas). Perbedaan cepat rambat bunyi dalam ketiga medium
(padat, cair, dan gas) karena perbedaan jarak antarpartikel dalam ketiga wujud zat
tersebut. Jarak antarpartikel pada zat padat sangat berdekatan sehingga energi yang
dibawa oleh getaran mudah untuk dipindahkan dari partikel satu ke partikel lainnya tanpa
partikel tersebut berpindah. Begitu sebaliknya pada zat gas yang memiliki jarak antar
partikel yang berjauhan. Selain bergantung pada medium perambatannya, cepat rambat
gelombang bunyi juga bergantung pada suhu medium tempat gelombang bunyi tersebut
merambat. Tabel 1.2 memperlihatkan kecepatan perambatan bunyi di udara pada suhu
yang berbeda. Pada tabel 1.2 terlihat bahwa pada medium yang sama yaitu udara,
gelombang bunyi merambat dengan kecepatan berbeda-beda. Jadi, semakin tinggi suhu
udara, semakin besar cepat rambat bunyinya atau semakin rendah suhu udara, semakin
kecil cepat rambat bunyinya.
Keterangan :
v : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E : Modulus Young medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)
.................(1.3)
Keterangan:
v : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)
B : Modulus Bulk medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)
3. Cepat Rambat Bunyi pada Gas
Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda
bisa mendengar suara radio, televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat gas tergantung pada sifat-sifat kinetik gas.
Dalam kasus gas terjadi perubahan volum, dan yang berkaitan dengan modulus
elastik bahan adalah modulus bulk.
Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:
.................................. ....................(1.4)
Keterangan:
p = tekanan gas
γ = tetapan Laplace.
ρ = kerapatan
Pertemuan Kedua
D. RESONANSI BUNYI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain.
Syarat resonansi adalah frekuensi penggetar sama dengan frekuensi yang digetarkan.
Misalnya suatu garpu tala digetarkan di atas ujung tabung resonansi, bila bunyi garpu tala
diperkeras, maka:
Gas di dalam tabung beresonansi:
Resonansi pada kolom udara, misalnya pada tabung resonansi. Tabung resonansi
dimasukkan ke dalam air, diatasnya digetarkan sebuah garpu tala, maka kolom udara
di dalam tabung akan ikut bergetar.
Gambar 1: Sumber http://www.google.com
(diakses tanggal 11/05/13, 9.34 AM)
Hubungan panjang kolom udara L terhadap panjang gelombang adalah
1
LO
4
3
L1
4
5
L2
4
Sehingga:
Ln 2n 1). 1
4
....................(1.6)
dengan : n = 0, 1, 2, 3,...
Ln = panjang kolom udara pada resonansi ke- n
= panjang gelombang bunyi dari garpu tala
Kita dapat menentukan cepat rambat bunyi di udara menggunakan tabung resonansi
dengan menggunakan persamaan:
4 Ln ....................(1.7)
v f
2n 1
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
f = frekuensi bunyi yang dihasilkan garpu tala (Hz)
Resonansi menghasilkan pola gelombang statsioner yang terdiri atas perut dan simpul
gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Saat gelombang berdiri terjadi pada
senar maka senar akan bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama dengan
frekuensi resonansi, hanya diperlukan sedikit usaha untuk menghasilkan amplitudo
besar. Contoh lain peristiwa resonansi adalah pipa organa.
E. EFEK DOPPLER
Pada waktu mobil pemadam kebakaran bergerak mendekati kita maka frekuensi
sirine yang akan kita dengar akan lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi sirene
ketika mobil itu diam. Perubahan frekuensi ini dinamakan Efek Doppler.
Efek doppler secara umum mengatakan bahwa frekuensi suatu gelombang akan
bertambah tinggi ketika sumber bunyi atau pendengar atau keduanya bergerak saling
mendekati dan akan bertambah rendah ketika sumber bunyi atau pendengar atau
keduanya bergerak saling menjauhi.
Secara umum rumus efek doppler untuk sumber bunyi yang diam ditulis:
𝑣±𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓𝑠 ...................(1.10)
𝑣
Tanda + digunakan untuk pengamat yang mendekati sumber sedangkan tanda – untuk
pengamat yang menjauhi sumber. Sekarang anggap sumbernya bergerak tetapi pengamat
diam. Ketika sumber mendekati pengamat maka muka gelombang yang dilihat pengamat
bertambah dekat seperti ditunjukkan pada Gb.4 (a). Untuk gelombang transversal (efek
doppler cahaya) panjang gelombangnya terlihat bertambah pendek (Gambar. 2b)
(a) (b)
Gambar 2. Sumber Surya, Yohanes – Olimpiade Fisika hal 149
Jika sumber menjauh maka panjang gelombang dari gelombang yang datang ke
pengamat akan bertambah panjang (seolah-olah gelombangnya tertarik seperti
ditunjukkan pada gambar 3.
f f2
f 1
2 ................(1.14)
Pertemuan Ketiga
G. SUMBER BUNYI
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Untuk meyakinkan hal ini tempelkan
jari pada tenggorokan selama kalian berbicara, maka terasalah suatu getaran. Bunyi
termasuk gelombang longitudinal. Alat-alat musik seperti gitar, biola, harmonika,
seruling termasuk sumber bunyi. Pada dasarnya sumber getaran semua alat-alat musik itu
adalah dawai dan kolom udara. Pada bab ini kita akan mempelajari nada-nada yang
dihasilkan oleh sumber bunyi tersebut.
1. Sumber Bunyi Dawai
Sebuah gitar merupakan suatu alat musik yang menggunakan dawai/senar sebagai
sumber bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan
menekan bagian tertentu pada senar itu, saat dipetik. Getaran pada senar gitar yang
dipetik itu akan menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat. Satu senar pada
gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dari pola gelombang paling
sederhana sampai majemuk. Nada yang dihasilkan dengan pola paling sederhana
disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang terbentuk
menghasilkan nada atas ke-\nada atas ke-2, nada atas ke-3 ... dan seterusnya. Gambar
di atas menggambarkan pola-pola yang terjadi pada sebuah dawai yang kedua
ujungnya terikat jika dipetik akan bergetar menghasilkan nada-nada sebagai berikut :
a. Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada dasar. ℓ atau λ0 = 2ℓ bila frekuensi nada dasar dilambangkan f0, maka
besarnya :
𝑣 𝑣
𝑓0 = 𝜆 = 2ℓ ................(1.15)
0
b. Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 1. ℓ = λ1 atau λ1 = ℓ bila frekuensi nada atas 1 dilambangkan f1 maka
besarnya :
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = 𝜆 = ℓ = 2 (2ℓ) ................(1.16)
1
c. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada atas 2. ℓ = 3/2 λ2 atau λ2 = 2/3 ℓ bila frekuensi nada atas 2
dilambangkan f2 maka besarnya :
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓2 = 𝜆 = 2 = ..............(1.17)
2 ℓ 2ℓ
3
d. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 3. ℓ = 2 λ3 atau λ3 = ½ ℓ bila frekuensi nada atas 3 dilambangkan f3
maka besarnya :
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = 𝜆 = 1 = 4 (2ℓ) .................(1.18)
3 ℓ
2
Nada terendah yang dihasilkan oleh sumber bunyi disebut nada dasar atau harmonik
pertama. Selanjutnya untuk nada yang lebih tinggi secara berurutan disebut nada atas
pertama (harmonic kedua), nada atas kedua (harmonic ketiga) dan seterusnya.
Frekuensi-frekuensi f0, f1, f2 dst disebut frekuensi alami atau frekuensi resonansi.
Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa perbandingan frekuensi nada-
nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan bulat.
𝐹
Mengingat bahwa kecepatan gelombang transversal pada dawai, 𝑣 = √µ maka
frekuensi nada dasar dapat dituliskan sebagai
1 𝐹 1 𝐹ℓ 1 𝐹
𝑓0 = 2ℓ √ µ = 2ℓ √ 𝑚 = 2ℓ √𝜌𝐴 ..................(1.19)
Persamaan diatas disebut Hukum Marsene. Berdasarkan uraian tersebut, untuk pola
gelombang pada dawai berlaku hubungan sebagai berikut.
∑ 𝑝 = (𝑛 + 1), ∑ 𝑠 = (𝑛 + 2), 𝑑𝑎𝑛 ∑ 𝑠 = ∑ 𝑝 + 1
1
ℓ = (𝑛 + 1) 𝜆
2
𝑛+1 𝐹
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓0 = √µ ................(1.20)
2ℓ
1)
2)
2) Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1. ℓ = λ1 atau λ1 = ℓ bila frekuensi nada atas 1
dilambangkan f0 maka besarnya:
𝑣 𝑣
𝑓1 = 𝜆 = 2 (2ℓ) ...............(1.22)
1
3) Nada atas 2
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 3/2 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2. λ = 3/2 ℓ2 atau ℓ2 = 2/3 λ bila frekuensi nada
atas 2 dilambangkan f2 maka besarnya:
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓2 = 𝜆 = 2 = ...............(1.23)
2 ℓ 2ℓ
3
4) Nada atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada atas 3. ℓ = 2λ3 atau λ3 = l/2 ℓ bila frekuensi nada atas 3
dilambangkan f3 maka besarnya:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = 𝜆 = 1 = 4 (2ℓ) ...............(1.24)
3 ℓ
2
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi
nada-nada yang dihasilkan oleh pipa organa terbuka dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas, untuk pola gelombang pada pipa organa terbuka
berlaku hubungan sebagai berikut,
∑ 𝑠 = (𝑛 + 1), ∑ 𝑝 = (𝑛 + 2), 𝑑𝑎𝑛 ∑ 𝑝 = ∑ 𝑠 + 1
1
ℓ = (𝑛 + 1) 𝜆
2
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓0 ..............(1.25)
Dengan p adalah perut, s adalah simpul, dan n = 0, 1, 2, … yang berturut-
turut menyatakan notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan seterusnya.
b. Pipa Organa Tertutup
Sebuah pipa organa tertutup jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada
dengan pola-pola gelombang yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1) Nada dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada dasar. ℓ = ¼ λ0 atau λ0 = 4ℓ bila frekuensi nada dasar
dilambangkan f0 maka besarnya :
𝑣 𝑣
𝑓0 = 𝜆 = 4ℓ ...............(1.26)
0
2) Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ¾ gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1. ℓ = ¾ λ1 atau λ1= 4/3 ℓ bila frekuensi nada
dasar dilambangkan f1 maka besarnya :
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓1 = 𝜆 = 4 = 3 (4ℓ) ...............(1.27)
1 ℓ
3
3) Nada atas 2
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 5/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2. ℓ = 5/4 λ2 atau λ = 4/5 ℓ bila frekuensi nada
dasar dilambangkan f2 maka besarnya:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓2 = 𝜆 = 4 = 5 (4ℓ) ...............(1.28)
2 ℓ
5
4) Nada atas 3
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 7/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 3. ℓ = 7/4 λ3 atau λ3 = 4/7ℓ bila frekuensi nada
atas 3 dilambangkan f3 maka besarnya:
𝑣 𝑣 𝑣
𝑓3 = 𝜆 = 4 = 7 (4ℓ) ...............(1.29)
3 ℓ
7
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada yang
dihasilkan oleh pipa organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya merupakan
perbandingan bilangan ganjil.
Berdasarkan uraian di atas, untuk pola gelombang pada pipa organa tertutup
berlaku hubungan sebagai berikut,
∑ 𝑠 = ∑ 𝑝 = (𝑛 + 1)
1
ℓ = (2𝑛 + 1) 𝜆𝑛
4
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)𝑓0 ..............(1.30)
Dengan p adalah perut, s adalah simpul, dan n = 0, 1, 2, … yang berturut-turut
menyatakan notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan seterusnya.
Pertemuan Keempat
H. Energi dan Intensitas Bunyi
Gelombang dapat merambat dari satu tempat ke tempat lain melalui medium yang
bermacam-macam. Gelombang dapat merambatkan energi. Dengan demikian, gelombang
mempunyai energi. Jika udara atau gas dilalui gelombang bunyi, partikel-partikel udara
akan bergetar sehingga setiap partikel akan mempunyai energi sebesar :
1 1
m A 2 m
2
E E
2 2 2 2 2
2
k A 2
f A .............(1.31)
Dengan :
E = energi gelombang (J)
= frekuensi Sudut (rad/s)
k = konstanta (N/m)
f = frekuensi (Hz)
A = amplitudo (m)
1. Intensitas Bunyi
Gelombang merupakan rambatan energi getaran. Jika ada gelombang tali berarti
energinya dirambatkan melalui tali tersebut. Bagaimana dengan bunyi? Bunyi
dirambatkan dari sumber ke pendengar melalui udara. Yang menarik bahwa bunyi
disebarkan dari sumber ke segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi maka bunyi itu
telah tersebar membentuk luasan bola dengan jari-jari R. Berarti energi yang diterima
pendengar itu tidak lagi sebesar sumbernya. Sehingga yang dapat diukur adalah energi
yang terpancarkan tiap satu satuan waktu tiap satu satuan luas yang dinamakan
dengan intensitas bunyi. Sedangkan kalian tentu sudah mengenal bahwa besarnya
energi yang dipancarkan tiap satu satuan waktu dinamakan dengan daya. Berarti
intensitas bunyi sama dengan daya persatuan luas.
P
I .............(1.32)
A
dengan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya bunyi (watt)
A = luasan yang dilalui bunyi (m2)
A = 4πR2 (untuk bunyi yang menyebar ke segala arah)
Dengan :
TI = Taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
I 0 = intensitas ambang pendengar (10-12 watt/m2)
Dari persamaan diatas dapat dikembangkan untuk menentukan taraf intensitas dari
kelipatan intensitasnya. Misalnya ada n buah sumber bunyi yang terdengar bersamaan
maka In = n I dan taraf intensitasnya TIn memenuhi persamaan berikut.
nI I
TIn 10 log = 10 log 10 log n
I 0 I 0
TIn T I 1
10 log n .................(1.34)
Dengan menggunakan sifat logaritma yang sama dapat ditentukan taraf intensitas oleh
kelipatan jarak k R 2
. Nilainya seperti persamaan berikut.
R 1
T I 2
T I 1
20 log k
T I T I 20 log R 2
...................(1.35)
2 1
R 1
Kapal mengirimkan suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu yang dibutuhkan
gema untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain kedalaman laut,
metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi karang, kapal karam, kapal
selam, atau sekelompok ikan. Dengan mengetahui waktu pancar sampai gelombang
diterima kembali maka jarak gerombolan ikan atau dasar laut bisa dihitung dengan
persamaan gerak lurus beraturan (glb).
4. Mendeteksi retak-retak pada struktur logam
Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scaning
Ultrasonik. Teknik scaning ultrasonik inilah yang digunakan untuk meameriksa retak-
retak tersembunyi pada bagian-bagian pesawat terbang, yang bisa membahayakan
sebuah penerbangan pesawat. Idealnya dalam pemeriksaan rutin setiap bagian penting
pada pesawat akan di scaning ultrasonik. Bila ada keretakan akan diketahui dengan
cepat dapat diatasi sebelum pesawat diperkenankan terbang.
5. Membersihkan benda dengan Ultrasonik
Beberapa benda seperti berlian dan perhiasan serta bagian-bagian mesin, sangat sukar
dibersihkan dengan mengguanakan spon kasar atau detergen keras. Getaran getaran
dari ultrasonik ternyata dapat merontokan suatu kotoran dari suatu objek. Berlian,
komponen elektronik atau bagian-bagian mesin yang akan dibersihkan dicelupkan
kedalam cairan kemudian gelombang ultrasonik frekuensi tinggi dikirim pada cairan
sehingga cairan ikut bergetar maka getaran cairan akan merontokkan kotoran yang
menempel tanpa harus digosok.
6. Survai geofisika
Pergeseran tiba-tiba segmen-segmen kerak bumi yang dibatasi zona patahan dapat
menghasilkan gelombang seismik. Ini memungkinkan para ahli geologi dan geofisika
untuk memperoleh pengetahuan tentang keadaan bagian dalam Bumi dan membantu
mencari sumber bahan bakar fosil baru. Ada empat tipe gelombang seismik, yaitu
gelombang badan P, gelombang badan S, gelombang permukaan Love, dan
gelombang permukaan Rayleigh. Alat yang digunakan untuk mendeteksi gelombang-
gelombang ini disebut seismograf, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya
gempa bumi. Seperti semua gelombang, laju gelombang seismik bergantung pada sifat
medium, rigiditas, ketegaran, dan kerapatan medium. Grafik waktu perjalanan dapat
digunakan untuk menentukan jarak stasiun seismograf dari episenter gempa bumi.
Suatu gempa bumi atau ledakkan dahsyat dapat menghantarkan gelombang bunyi
yang dicatat dengan seismograf yang diletakkan diberbagai tempat. Catatan ini dapat
memperlihatkan bentuk gangguan bentuk gangguan tergantung dari struktur lapisan
bumi.
Gambar.9 Grafik waktu penjalaran dapat digunakan untuk menentukan jarak stasiun
seismograf dari episenter gempa bumi.
Sehingga Pantulan gelombang bunyi yang berfrekuensi tinggi atau Ultrasonik ketika
melalui lapisan-lapisan bumi bisa dipakai untuk memperkirakan lapisan lapiasan
batuan dan mineral yang mengandung endapan endapan minyak atau mineral-mineral
berharga.
7. Kamera
Pernahkah anda menggunakan kamera yang dapat mengatur fokusnya secara otomatis.
Kamera seperti ini pasti menggunakan SONAR. Gelombang-gelombang ultrasonik
dikirim oleh kamera menuju objek yang akan difoto setelah gelombang dipantulkan
kamera dapat mengetahui jarak objek sehingga secara otomatis kamera mengatur
fokos sesuai jarak objek tersebut
8. Pencitraan Medis
Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan teknik
pulsa-gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar. Pulsa bunyi dengan frekuensi
tinggi diarahkan ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan antara organ-
organ dan struktur lainnya dan luka dalam tubuh kemudian dideteksi.
Pertemuan Keenam
B. INTERFERENSI DAN DIFRAKSI CAHAYA
1. Interferensi Cahaya
Interferensi adalah peristiwa penggabungan dua gelombang cahaya atau lebih akibat
dari adanya sebuah celah ganda yang membuat gelombang bertabrakan. Peristiwa
interferensi disebut juga peristiwa superposisi gelombang. Pada peristiwa ini juga
menimbulkan pola gelap terang (Monokromatik) dan pelangi (Polikromatik).
Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan.
Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memiliki beda fase tetap.
Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
berbeda fase 180o. Sedangkan interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi
jika kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif
maupun interferensi konstruktif dapat diamati pada pola interferensi yang terjadi.
Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan
percobaan interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk
menghasilkan dua sumber cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan
cermin. Young menggunakan celah ganda untuk menghasilkan dua sumber cahaya
kohern.
a. Interferensi Celah Ganda
1) Interferensi Fresnel
Pada gambar diatas, sumber cahaya monokromatis S0 ditempatkan di depan
dua cermin datar yang dirangkai membentuk sudut tertentu. Bayangan
sumber cahaya S0 oleh kedua cermin, yaitu S1dan S2 berlaku sebagai
pasangan cahaya kohern yang berinterferensi. Pola interferensi cahaya S1dan
S2ditangkap oleh layar. Jika terjadi interferensi konstruktif, pada layar akan
terlihat pola terang. Jika terjadi interferensi destruktif, pada kayar akan
terlihat pola gelap
2) Interferensi Young
Pada eksperimen Young, dua sumber cahaya kohern diperoleh dari cahaya
monokromatis yang dilewatkan dua celah. Kedua berkas cahaya kohern itu
akan bergabung membentuk pola-pola interferensi. Inteferensi maksimum
(konstruktif) yang ditandai pola terang akan terjadi jika kedua berkas
gelombang fasenya sama. Ingat kembali bentuk sinusoidal fungsi
gelombang berjalan pada grafik simpangan (y) versus jarak tempuh (x). Dua
gelombang sama fasenya jika selisih jarak kedua gelombang adalah nol atau
kelipatan bulat dari panjang gelombangnya.
Gambar 4. Selisih lintasan kedua berkas adalah d sin θ
Gambar 5. Interferensi
cahaya pada lapisan tipis
λ = λ0/n. ..................(2.10)
2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, … ....................(2.11)
2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, … ....................(2.12)
c. Cincin Newton
Fenomena cincin Newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh
pemantulan cahaya di antara dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa
cembung) dan permukaan datar yang berdekatan. Ketika diamati menggunakan
sinar monokromatis akan terlihat rangkaian pola konsentris (sepusat) berselang-
seling antara pola terang dan pola gelap. Jika diamati dengan cahaya putih
(polikromatis), terbentuk pola cincin dengan warna-warni pelangi karena cahaya
dengan berbagai panjang gelombang berinterferensi pada ketebalan lapisan yang
berbeda. Cincin terang terjadi akibat interferensi destruktif.
Apabila r adalah jari-jari lingkaran gelap dan terang hasil interferensi, maka
syarat terjadinya adalah sebagai berikut:
a. Syarat terjadi interferensi maksimum (lingkaran terang)
1
𝑟𝑡 2 = (𝑛 − 2)𝜆𝑅 ; n = 1, 2, 3, ......... ...........(2.13)
Dengan 𝑟𝑡 adalah jari-jari lingkaran terang ke-n
Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi
minimumnya menjadi
Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati
celah harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi
dengan sehingga beda fase keduanya mejadi 360°. Persamaan interferensi
maksimum dari pola difraksinya akan menjadi :
1 1
d sin θ = nλ-2 𝜆 =>𝑑 sin 𝜃 = (𝑛 − 2)𝜆 ; n = 1,2 ,3....
1
𝑑 sin 𝜃 = (2𝑛 − 1) 2 𝜆 ; n = 1,2 ,3.... ..............(2.16)
Dengan (2n – 1) adalah bilangan ganjil, n = 1, 2, 3, …
b. Difraksi pada Kisi
Jika semakin banyak celah pada kisi yang memiliki lebar sama, maka semakin
tajam pola difraksi dihasilkan pada layar. Misalkan, pada sebuah kisi, untuk
setiap daerah selebar 1 cm terdapat N = 5.000 celah. Artinya, kisi tersebut terdiri
atas 5.000 celah per cm. dengan demikian, jarak antar celah sama dengan tetapan
kisi, yaitu
Pola difraksi maksimum pada layar akan tampak berupa garis-garis terang atau
yang disebut dengan interferensi maksimum yang dihasilkan oleh dua celah. Jika
beda lintasan yang dilewati cahaya datang dari dua celah yang berdekatan, maka
interferensi maksimum terjadi ketika beda lintasan tersebut bernilai 0, λ, 2λ, 3λ,
…,. Pola difraksi maksimum pada kisi menjadi seperti berikut:
𝑑 sin 𝜃 = 𝑛𝜆 ; n = 1, 2 ,3.... ..............(2.17)
dengan n = orde dari difraksi dan d = jarak antar celah atau tetapan kisi.
Demikian pula untuk mendapatkan pola difraksi minimumnya, yaitu garis-garis
gelap. Bentuk persamaannya sama dengan pola interferensi minimum dua celah
yaitu:
1
𝑑 sin 𝜃 = (2𝑛 − 1) 2 𝜆 ; n = 1,2 ,3.... ..............(2.18)
Jika pada difraksi digunakan cahaya putih atau cahaya polikromatik, pada layar
akan tampak spectrum warna, dengan terang pusat berupa warna putih.
Gambar 9. Difraksi cahaya putih akan menghasilkan pola berupa pita-pita
spectrum
Gambar 10. Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat
Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat terdiri atas bintik terang
pusat yang dikelilingi oleh cincin-cincin terang dan gelap seperti pada Gambar
2.11. Pola tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.12.
Gambar 11. Daya urai suatu lensa
D = diameter lobang
L = jarak celah ke layar
dm = jari-jari lingkaran terang
θ = sudut deviasi
Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut q yang menunjukkan
ukuran sudut dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:
𝑙
sin 𝜃 = 1,22 𝐷 ..............(2.19)
dengan λ merupakan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh sinθ » tan θ = dm/λ dan sama dengan
sudutnya q sehingga dapat ditulis:
𝑙 𝑑𝑚 𝑙 𝜆𝑙
𝜃 = 1,22 𝐷 , = 1,22 𝐷 atau 𝑑𝑚 = 1,22 ..............(2.20)
𝑙 𝐷
3. Aplikasi Interferensi dan Difraksi Dalam Kehidupan Sehai-hari
a. Analisa Struktur Kristal Spektroskopi difraksi sinar-X(X-ray difraction/XRD)
Difraksi Sinar-X merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik material
untuk mendapatkan informasi tentang ukuran atom dari material kristal maupun
nonkristal. Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombangnya.
Jika panjang gelombang jauh lebih dari pada ukuran atom atau konstanta kisi
kristal maka tidak akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan dipantulkan
sedangkan jika panjang gelombangnya mendekati atau lebih kecil dari ukuran
atom atau kristal maka akan terjadi peristiwa difraksi. Ukuran atom dalam orde
angstrom (Å) maka supaya terjadi peristiwa difraksi maka panjang gelombang
dari sinar yang melalui kristal harus dalam orde angstrom (Å).Metode yang
digunakan dalam menentukan struktur Kristal dengan difraksi sinar-X ini terdiri
dari metode Kristal tunggal dan metode serbuk.
Pada metoda kristal difraksi Cahaya tunggal, sebuah kristal yang berkualitas
baik diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat berotasi pada salah satu sumbu
kristalnya. Ketika kristal itu diputar pada salah satu sumbu putar, seberkas sinar
X monokromatik dipancarkan ke arah kristal. Jika seberkas sinar-X di jatuhkan
pada sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang
memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut.
Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan
sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat
dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak
yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan
dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X
untuk hampirsemua jenis material. Standar ini disebut JCPDS (Joint Committee
Powder DiffractionnStandard).
b. GLV (Gratting Light Valve)
Disebut juga kisi katup cahaya, dimana teknologi ini memanfaatkan kisi difraksi
untuk menampilkan visual yang lebih baik daripada visual dari LCD yang selama
ini ada. GLV menggunakan sistem mikro ( MEMS ) teknologi dan fisika optik
agar bagaimana cahaya tercermin dari masing-masing struktur pita-seperti
beberapa yang mewakili "tertentu gambar" titik atau pixel. Pita dapat
memindahkan jarak kecil,mengubah panjang gelombang cahaya yang
dipantulkan. Nada Grayscale atau warna yang tepat dapat dicapai dengan
memvariasikan kecepatan piksel yang diberikan adalah dinyalakan dan
dimatikan. Gambar yang dihasilkan dapat diproyeksikan dalam sebuah
auditorium besar dengan sumber cahaya terang atau pada sebuah alat kecil
dengan menggunakan LED low-power sebagai sumber cahaya.Teknologi GLV
dapat memberikan resolusi tinggi, daya rendah sehingga lebih murah . Tetapi
kualitas pixel yang bagus. Konsep kerja GLV yaitu, prangkat GLVdibangun pada
silikon dan terdiri dari baris paralel yang sangat reflektif. Pita-pitaukuran mikro
dengan lapisan atas aluminium tergantung di atas sebuah celah udara yang
dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga pita alternatif (pita aktif yang interlaced
dengan pita statis) dapat secara dinamis ditekan. Sambungan listrik untuk
masing-masing elektroda pita aktif menyediakan aktuasi independen. Pita dan
substrat adalah elektrik konduktif sehingga defleksi dari pita dapat dikontrol
secara analog: Bila tegangan dari pita aktif diatur ke ground, semua pita yang
undeflected, dan perangkat. Ketika tegangan diberikan antara konduktor pita dan
dasar medan listrik yang dihasilkan, dapat mengalihkan ke bawah pita aktif
terhadap substrat. Defleksi ini dapat sebesar seperempat panjang gelombang
sehingga menimbulkan efek difraksi pada cahaya insiden yang tercermin pada
sudut yang berbeda dari insiden ringan. Panjang gelombang untuk defleksi
ditentukan oleh frekuensi spasial pita. Karena ini frekuensi spasial ditentukan
oleh muka sisi photolithographic digunakan untuk membentuk perangkat GLV
dalam CMOS proses fabrikasi, sudut datang bisa sangat akurat yang berguna
untuk aplikasi switching optik. Perpindahan dari undeflected defleksi maksimum
pita sangat cepat, yang dapat beralih di 20 nanodetik yang merupakan satu juta
kali lebih cepat dibandingkan konvensional LCD layar perangkat, dan sekitar
1000kali lebih cepat dibandingkan TI DMD teknologi. Selain itu, tidak ada
kontak fisik antara elemen bergerak yang life time dari GLV selama 15 tahun
tanpa berhenti (lebihdari 210 miliar siklus switching).Untuk membangun sistem
tampilan menggunakan perangkat GLV pendekatanyang berbeda dapat diikuti:
mulai dari pendekatan sederhana menggunakan perangkatGLV tunggal dengan
cahaya putih sebagai sumber sehingga memiliki monokrom sistem untuk solusi
yang lebih kompleks menggunakan tiga GLV perangkat yangberbeda masing-
masing untuk satu sumber RGB primary 'yang pernah terdifraksi memerlukan
filter optik yang berbeda untuk titik cahaya ke layar atau menengah dengan
menggunakan sumber putih tunggal dengan perangkat GLV. Selain itu, cahaya
dapat terdifraksi oleh perangkat GLV ke lensa mata bagi tampilan virtual retina ,
atauke sistem optik untuk proyeksi gambar ke layar ( proyektor dan belakang
proyektor ).
c. Holografi
Teknik penghamburan cahaya dari sebuah objek untuk direkam dan kemudian
direkonstruksi sehingga dia akan muncul jika objek itu memiliki posisi yang
relatif sama terhadap rekaman medium saat direkam. Bayangan akan berubah
selama posisi dan sudut pandang berubah dalam cara yang sama sehingga objek
masih tetap terlihat ada dan rekaman bayangan (hologram) muncul dalam bentuk
tiga dimensi.Adapun teknik holografi sehingga mendapatkan hologram, sebagian
dari sinar yang tersebar dari objek atau sekumpulan objek jatuh di atas media
perekam. Sinar kedua,yang dikenal sebagai sinar acuan, juga menerangi media
perekam sehingga terjadi gangguan antara kedua sinar tersebut. Hasil dari bidang
cahaya tersebut adalah sebuahpola acak dengan intensitas yang bervariasi yang
disebut hologram. Dapat ditunjukkan bahwa jika hologram diterangi oleh sinar
acuan asli, sebuah bidang cahaya terdifraksi oleh sinar acuan yang mana identik
dengan bidang cahaya yang disebarkan oleh objekatau objek-objek. Dengan
demikian, seseorang yang memandang ke hologram tetap dapat ‘melihat’ objek
walaupun objek tersebut mungkin sudah tidak ada lagi.
d. Penerapan Pada Resolusi Sistem Pencitraan
e. Busa sabun
f. Dinding rumah
g. Air yang terkena minyak
Pertemuan Ketujuh
C. POLARISASI
Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi
cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi
(penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.
1. Polarisasi Karena Refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar
dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku
p + r = 90° atau r = 90o p . Dengan demikian, berlaku pula:
n2 sin p n2 sin p n2 sin p
n1 sin r n1 sin( 90 p ) n1 cos p
Jadi, diperoleh persamaan:
n2
tan p
n1
Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium
tempat cahaya terbiaskan, sedangkan Өp adalah sudut pantul yang merupakan sudut
terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.
Sinar datang
Sinar pantul
Өp
n1
n2
Өr
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid
bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan
arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya
sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.
Gambar 14.
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara
vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi.
Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen
E yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang
sejajar sumbu analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan
analisator menjadi:
E2 = E cos θ ..............(2.21)
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator)
memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = ½ I0 .................(2.22)
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan
intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ .................(2.23)
3. Polarisasi Karena Pembiasan Ganda
Sinar datang
Kristal
Birefringent
Sinar istimewa
Sinar biasa
Pertemuan Kedelapan
D. TEKNOLOGI LCD
1. Cara kerja monitor LCD (Liquid Cristal Display)/Layar LCD
Secara Sederhana LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari dua bagian utama. yaitu
Backlight dan kristal cair. Backlight sendiri adalah sumber cahaya LCD yang
biasanya terdiri dari 1 sampai 4 buah (berteknologi seperti) lampu neon. Lampu
Backlight ini berwarna putih. Lalu bagaimana caranya LCD bisa menampilkan
banyak warna ? Disinilah peran dari kristal cair. Kristal cair akan menyaring cahaya
backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari beberapa ratus cahaya dengan
warna yang berbeda (jika anda masih ingat Pelajaran Fisika). Beberapa ratus cahaya
tersebut akan terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah
sinar. Warna yang akan dihasilkan tergantung pada sudut refleksi. Jadi jika beda
sudut refleksi maka beda pula warna yang dihasilkan. Dengan memberikan tegangan
listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat berubah sudutnya. Dan karena tugas
kristal cair adalah untuk merefleksikan cahaya dari backlight maka cahaya backlight
yang sebelumnya putih bisa berubah menjadi banyak warna. Kristal cair bekerja
seperti tirai jendela. Jika ingin menampilkan warna putih kristal cair akan membuka
selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di
layar. Namun Jika ingin menampilkan warna hitam. Kristal Cair akan menutup
serapat-rapatnya sehingga tidak ada cahaya backlight yang yang menembus
(sehingga di layar akan tampil warna hitam). Jika ingin menampilkan warna lainnya
tinggal atur sudut refleksi kristal cair.
Contrast ratio Contrast Ratio adalah perbandingan tingkat terang (brightness) pada
posisi paling putih dan paling hitam. Pada waktu kristal cair menutup serapat-
rapatnya untuk menghasilkan warna hitam seharusnya tidak ada cahaya backlight
yang menembusnya. Namun kenyataannya masih ada cahaya backlight yang bisa
menembus kristal cair sehingga tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik.
Inilah salah satu kekurangan LCD. Jadi semakin besar Contrast Ratio maka semakin
bagus pula LCD dalam menampilkan warna. cara paling mudah untuk
mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio LCD adalah dengan menampilkan warna
hitam di layar. Jika warna hitam tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit
cahaya backlight yang berhasil menembus kristal cair.
Response Time Kristal cair pada LCD bekerja dengan cara membuka dan menutup
layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat (mengikuti pergerakan
gambar di layar). Karena itulah ada istilah Response Time di LCD. Response Time
adalah waktu yang diperlukan untuk berubah dari posisi kristal cair tertutup rapat
(waktu menampilkan warna hitam) ke posisi kristal cair terbuka lebar (waktu
menampilkan warna putih). Jadi semakin cepat response time maka semakin baik.
Response Time yang lambat akan menimbulkan cacat gambar yang disebut ghosting
atau jejak gambar. Biasanya pada objek yang bergerak cepat dan menimbulkan jejak
gambar seperti beberapa bujur sangkar yang terlihat seperti persegi.
Sudut Pandang (Viewing Angle) Monitor LCD memiliki sudut pandang yang
terbatas jika dibandingkan dengan monitor CRT. Gambar objek pada monitor CRT
bisa dilihat dengan jelas dari sudut 180 derajat sekalipun. Namun tidak dengan
monitor LCD. Jika pandangan kita sedikit bergeser dari LCD maka gambar objek
akan terlihat lebih gelap atau lebih terang. Jika anda seorang yang butuh privasi
maka hal ini tidak menjadi masalah karena orang disamping anda tidak dapat
melihat apa yang ada di monitor anda dengan mudah. Akan tetapi jika anda ingin
melihat film bersama-sama dengan teman-teman tentu hal ini akan menjadi masalah.
2. Kerja monitor LED (Liquid Emitting Display)/Layar LED
LED merupakan teknologi yang di kembagkan dari LCD. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya, emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
pakai adalah galium, arsenic dan phosporus, Jenis doping yang berbeda
menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya
LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau. Prinsip kerja layar
LED hampir sama dengan LCD. Perbedaan LCD dan LED terletak pada Backlight.
Layar LED menggunakan backlight cahaya pancaran diode (light emitting diode)
sebagai sumber cahaya televisi. LED menggunakan diode untuk membuat banyak
vibrant dan image yang berwarna-warni. Warna hitam akan menajdi benar-benar
hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LED lebih realistik dibandingkan televisi
LCD.