Anda di halaman 1dari 8

Naskah Drama Bahasa

Kel 1 XII IPS 1


SMA Negeri 28 mempersembahkan : Sebuah film pendek
(Judul drama/film) : Sepotong Hati yang Baru
Diangkat dari cerita pendek : Tere Liye
Pemeran (tampilkan foto tokoh cerita dan foto pemeran dengan kostum sesuai) :

1) Anggita Azzahra Pulungan (4) : sebagai Alyssa


2) Aubrey Charissa Brawardhana (5) : sebagai Rei
3) Audreysha Zalfa Noor (6) : sebagai Bu Dewi
4) Henrikus Friandi Khristian (14) : sebagai Aku
5) Kheista Mardhatillah Firsa (18) : sebagai Adik Aku
6) Raja Pratma Hutapea (30) : sebagai Rama
7) Syaifa Zahrani Kariza (37) : sebagai Ibu Aku
Scene 1
Prolog
Aku: "Matahari sedang setengah menggantung di angkasa. Suara debur ombak
menghantam cadas di bawah sana terdengar berirama. Tetapi pembicaraan kala ini
membuat sepi banyak hal. Hatiku. Mungkin juga hati Alysa. Tempat ini yang terletak
persis di pantai eksotis ini, tidak ramai. Hanya terlihat satu dua orang, membawa keluarga
mereka sembari bercanda dan bersenang-senang. Bukan musim liburan, jadi sepi. Aku
berdiri di sini, menyimak gemilang lautan di kejauhan"

Scene 2
Aku : "Apa kau baik-baik saja?"
Alyssa: mengangkat kepalanya dan mengangguk, "Apa kau bain-baik saja?"
Aku: Tertawa getir, menggeleng
Alyssa: "Maafkan aku," menginggit bibir dan menunduk
Aku : menatap lamat-lamat, " Tidak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah berlalu
tertinggal jauh di belakang." (Berpura-pura bijak) dan menelan ludah.
Alyssa : "sungguh maafkan aku," menyeka sudut matanya. "Aku tidak pernah tahu akan
seperti ini jadinya."
Aku : menggeleng "kau tidak harus minta maaf, meskipun seharusnya kau tahu sehari
setelah kamu memutuskan pergi. Aku lelah membujuk hatiku agar tegar, tetapi percuma.
Menyakitkan. Semua itu membuat sesak. Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang yang
ketika ia pergi maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alyssa, kau pergi dan kau
bahkan membawa lebih dari separuh hatiku.
Alyssa: Bergemetar dan mulai menangis
Aku: "kau tahu, aku melalui minggu-minggu menyedihkan itu. Dan yang lebih membuat
semuanya terasa menyedihkan, aku tidak pernah mengerti kenapa kau pergi.
Sesungguhnya aku tidak pernah yakin atas segalanya, aku tidak pernah baik-baik saja. 6
bulan berlalu, hanya berkutat mengenangmu, mendengar lagu pati hati, membaca buku-
buku patah hati. Hidupku jalan di tempat."
Alyssa : "Maafkan aku."
Aku : "tidak ada yang perlu dimaafkan." Menengok keluar, menatap alyssa dan
tersenyum. "Kau tahu ditengah semua kesedihan itu setidaknya saat itu aku akhirnya
menyadari aku tidak akan pernah bisa melanjutkan hidup dengan hati yang hanya tersisa
separuh. Tidak bisa. Hati itu sudah rusak tidak utuh lagi, maka aku memutuskan
membuat hati yang baru, ya hati yang benar-benar baru."
Hening
Alyssa: Cemas. "Apakah di hati yang baru itu masih tersisa namaku?"

Scene 3
Aku: memegang kotak "aku tahu ini bukan permata, hanya cincin sederhana yang akan
selalu mengingatkanmu padaku. Apakah kamu suka?"
Alyssa: Tersenyum amat lebar dan mengganguk-mengangguk. Memasang cincin ke
jarinya dan tertawa sumringah.
Aku : "ini akan menjadi cincin pernikahan." Panik dan pucat
Alyssa: Tersipu dan mengangguk

Scene 4
Siang hari, di depan sebuah restoran aku tiba-tiba terhenti
Alyssa : menarik tangan aku "Hei, kenapa kau melamun? Bukankah ini hari bahagia
kita?"
Aku : "iya, iya." dan jalan meninggalkan alyssa
Alyssa terhenti dan menyusul aku memasuki sebuah restoran
Alyssa: "selamat siang bu dewi, saya Alyssa ini calon suami saya." Mengulurkan tangan
Bu dewi: menjabat tangan alyssa, "Mari duduk," mereka semua duduk. "Perkenalkan ini
Rei project officer untuk pernikahan anda."
Rei tersenyum dan alyssa membalas senyuman setelah itu mereka berdiskusi

Scene 5
Alyssa dan aku serta WO berkeliling mencari venue pernikahan
Scene 6
Alyssa dan aku menentukan pilihan bunga
Scene 7
Alyssa dan aku menentukan design undangan

Scene 8
Alyssa dan aku berada di ruang tengah alyssa terlihat sedang sibuk memilih model
pakaian di tablet
Alyssa: "hmm aku bingung, kira-kira apa yang kamu mau, yang klasik, minimalis atau
rustic?"
Aku : diam dan hanya mengiyakan alyssa
Alyssa: menghampiri aku, "Coba kamu lihat, ini, ini atau ini?"
Aku: "aku tidak melihat perbedaan diantara ketiga tersebut."
Alyssa: "bisakah kamu setidaknya peduli dengan apa yang akan kamu pakai nanti?"
Aku: "itu terserah kemauanmu, begitu juga dengan semuanya. Selama ini juga aku selalu
mengikuti kemauanmu bukan?"
Alyssa : " Pernikahan ini bukan hanya tentang aku. Pernikahan ini pernikahan kita.
Selama ini kucoba memahamimu dan menunggu kau bertindak, tetapi bahkan sampai saat
ini kau masih tak acuh."
Aku: " Justru ini lah kepedulianku, aku mengenalmu. Bukankah ini semua yang kau
inginkan? Agar semua ekspektasimu menjadi nyata!"
Alyssa: " Oh, Ternyata selama ini pernikahan kita hanya ekspektasiku saja?"
Aku: "Bukan itu maksud—"
Alyssa: memotong pembicaraan dengan aku "terserah maumu" dan pergi meninggalkan
aku
Aku : berdiri dan hendak mengejar kemudian dia urungkan
(Shoot surprise dr si aku)

Scene 9
Alyssa terisak dan pergi menuju kafe tempat ia sering menyendiri ia turun dari mobil
hendak membuka pintu tiba terdapat tangan yang membukakan pintu kafe
Rama : "Hei, aku perhatikan tampaknya bahaya kalau kamu sendirian, dengan tatapan
kosong seperti itu. Boleh aku menemanimu?"
Alyssa : cuma natap dan senyum kecil
Rama : (duduk) rama
Alyssa : alyssa
Mereka lanjut ngobrol dan rama menghibur alyssa

Scene 10
Rama dan alyssa jalanjalan di taman sembari ngobrol kemudian ada anak kecil jatoh
ditolongin rama

Scene 11
Alyssa terlihat termenung dan gugup, dan menghubungi aku
Alyssa: "kita harus bertemu"

Scene 12
Aku: menghampiri alyssa "Maaf"
Alyssa : "Maaf"
Berbicara berbarengan
Aku : "Kamu saja lebih dulu."
Alyssa: "Aku tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi, aku mencintai yang lain. Kau tahu
akan terasa, akan terasa sangat menyakitkan bila kita tetap menikah dengan kenyataan
aku mecintai selain dirimu. Maafkan aku."
Aku: "Yatuhan Alyssa, kamu tidak serius dengan apa yang kamu ucapkan. Tepat 5 hari
sebelum pernikahan kau ucapkan kalimat omong kosong ini?"
Alyssa: "Aku tahu, hanya saja...kau tahu, ini seperti cinta pada pandangan pertama aku,
aku pikir semua rencana pernikahan kita keliru. Kita tidak berjodoh, maafkan aku."
Alyssa pergi meninggalkan aku, aku menendang meja dengan mata-mata berkaca
meninggalkan kue bertuliskan maaf atas sebelumnya.

Scene 13
Aku mengunjungi rumah ibunya, berdiri diam menatap ibunya kemudian terjatuh
menangis di pelukan ibunya
Ibu : "ada apa nak?"
Aku: "Alyssa bu, dia pergi. Aku sangat mencintainya."
Aku terisak menangis kencang.
Scene 14
Ibu aku mengunjungi wo
Ibu : "selamat pagi, saya ibu dari pengantin pria. Mohon maaf pernikahan anak saya
dibatalkan. Sulit untuk menjelaskan kondisi yang terjadi."
Rei: "Loh tetapi bu, venue, dekorasi, makanan semua sudah—"
Ibu : "Semua biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan di pernikahan ini tetap akan
keluarga pengantin pria tanggung. Mohon pengertianya." Ibu tersenyum pahit dan
meninggalkan WO

Scene 15
Ibu mengetuk kamar aku namun tidak ada balasan hingga akhirnya ibu membuka pintu
kamar aku, terlihat aku sedang meringkuk di kasur tanpa memejamkan mata.
Ibu: "Dimakan ya, kamu belum makan dari kemarin. Tolong pikirkan juga kesehatanmu."
Ibu keluar dari kamar aku

Scene 16
Kembali ke scene 1
Alyssa: "apakah, di hati yang baru itu masih tersisa namaku?"
Aku mengusap wajah dan terjadinya kehingan panjang
Alyssa: "Apakah di hati yang baru itu masih tersisa namaku?" Dengan nada sedikit
kencang.
Aku: mengigit bibir, "Maafkan aku alyssa, aku sudah menikah. Bukan dengan seseorang
yang amat aku cintai, aku inginkan. Tetapi setidaknya ia bisa memberikan sepotong hati
yang baru. Maafkan aku, kau lihat ini cincin pernikahan kami."
Alyssa mematung dan mengusap air matanya.
Alyssa : "Aku mengerti." Dan pergi meninggalkan aku.
Setelah alyssa pergi aku melepas cincin dari tanganya.

Scene 17
Aku memasuki kamar adiknya
Aku : "Aku akan bertemu Alyssa."
Adiknya mematung kebingungan
Aku: "Pinjamkan aku cincinmu."
Adik: mengambil cincin. "Apakah kau yakin?"
Aku: "Iya."
Adik: mendekati aku dan memberi cincin "Aku percaya kau tahu apa yang kau inginkan."

Scene 18
Epilog
Aku: mengelilingi pantai. “Maafkan aku Alysa. Ini bukan cincin milikku. Ada gunanya
juga memutuskan mengenakan cincin ini sebelum bertemu dengan Alysa. Aku belum
menikah. Aku selalu mengharapkan kau kembali. Selalu. Hingga detik ini. Bahkan
minggu-minggu pertama kau pergi aku tega berharap dan berdoa Tuhan menakdirkan
pria itu bernasib malang.

Tetapi malam ini, ketika melihat wajah sendumu, mata sembabmu, semua cerita tidak
masuk akal itu, aku baru menyadari, cinta bukan sekadar soal memaafkan. Cinta bukan
sekadar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas
sempurna.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak
butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan
mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan
kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan
perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang.

Kenangan indah bersamamu akan kembali memenuhi hari-hariku entah hingga kapan. Itu
benar. Membuatku sesak. Tapi aku tidak akan membiarkan hidupku kembali dipenuhi
harapan hidup bersamamu. Sudah cukup. Biarlah sakit hati ini menemani hari-hariku.

Biarlah aku menelannya bulat-bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru,
memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri. Apa pepatah bilang? Ah iya, patah
hati tapi tetap sombong, patah-hati tapi tetap keren.”
Kelas : XII IPS-1
Kelompok :1
Tahun ajaran : 2019/2020
Nama sekolah : SMA Negeri 28 Jakarta
Alamat sekolah : Jalan Raya Ragunan, Jati Padang, Pasar Minggu,
Jaksel
Penulis scenario : Anggita Azzahra Pulungan, Syaifa Zahrani
Kariza
Sutradara : Raja Pratama Hutapea
Produser : Henrikus Friandi Khristian
Kameramen : Syaifa Zahrani Kariza, Kheista Mardhatillah
Firsa
Penata busana : Syaifa Zahrani Kariza
Penata rias : Anggita Azzahra Pulungan
Penata artistik : Audreysha Zalfa Noor, Aubrey Charissa
Brawardhana
Penata musik : Aubrey Charissa Brawardhana
Penata lampu : Kheista Mardhatillah Firsa
Properti : Audreysha Zalfa Noor
Editor : Aubrey Charissa Brawardhana
Transportasi : Raja Pratama Hutapea
Konsumsi : Henrikus Friandi Khristian
Lokasi shooting : rumah : Rumah Aubrey Charissa
: taman Kerbau dan Gajah Dharmawangsa
: rumah makan Teh Tarik Aceh Cipete
: pantai Ancol
: florist Rose Pompon Dharmawangsa
Waktu/tanggal shotting : 1. Sabtu, 11 Januari 2020
2. Minggu, 12 Januari 2020
3. Minggu ……….….. 2020
Ucapan terima kasih pada. : 1. Tuhan yang Maha Esa
2. Orangtua
3. Bu Wisnida dan Pak Arif selaku
Pembimbing
4. Teh Tarik Aceh
5. Rose Pompon
Produksi tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai