Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian dan pengukuran dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang


situasi sekolah sehingga penilaian dan pengukuran tidak dapat dilepaskan dari
dunia kependidikan. Penilaian dan pengukuran dapat dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan sebagainya.

Diperlukan evaluasi untuk mengetahui gambaran tentang kondisi peserta didik


dalam pembelajaran di kelas. Gambaran peserta didik yang diperoleh oleh guru
harus memiliki keakuratan yang tinggi.
Untuk memperoleh data tentang siswa diperlukan instrumen penilaian.
Kualitas instrumen penilaian hasil belajar berpengaruh langsung dalam
keakuratan status pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu kedudukan
instrumen penilaian hasil belajar sangat strategis dalam pengambilan keputusan
pendidik (guru) dan sekolah terkait pencapaian hasil belajar siswa (Wardhani,
2010).
Sehingga untuk mendapatkan data yang akurat, dalam penyusunan instrument
mengikuti langkah-langkah atau kaidah-kaidah yang berlaku secara umum.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasinya kepada beberapa
pertanyaan yaitu:
1. Apa itu kisi-kisi?
2. Apa fungsi kisi-kisi?
3. Bagaimana langkah-langkah penyusunannya?
4. Bagaimana bentuk kisi-kisi?

1
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa itu kisi-kisi.
2. Mengetahui fungsi kisi-kisi.
3. Mengetahui langkah-langkah penyusunan kisi-kisi.
4. Mengetahui bentuk dari kisi-kisi.

2
BAB II
PEMBUATAN KISI-KISI

A. Pengertian Kisi-kisi
Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi)
serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang dicakup dalam tes, dibuatlah tabel
spesifikasi. Tabel spesifikasi dapat disebut juga grid, kisi-kisi atau blue print
(Arikunto, 2007: 185). Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga
siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan kesulitannya
relatif sama (Mardapi, 2012: 113).

B. Fungsi Kisi-kisi
1. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun
Pedoman penulisan soal merupakan aspek tepenting ketika guru
hendak memberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi
acuan bagi guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam
pembuatan soal.
2. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta
didik dalam pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi
peserta didik akan memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam
sesuai dengan tujuan pencapaian evaluasi terhadap pembelajaran tertentu.
Dalam pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan
menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
3. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif
sama, dari segi tingkat kedalamannya serta segi cakupan materi yang
ditanyakan
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal,
sehingga hal ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.

3
C. Syarat Kisi-kisi
1. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
3. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan Indikator dan bentuk yang
ditetapkan.

D. Penulisan Kisi-kisi Soal


Penulisan kisi-kisi soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk
penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan
kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-soal
evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru dalam menyusun
soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan tujuan
dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi penulisan soal. Guru hanya
mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal yang
dimaksudkan.
Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya. Ini
merupakan identitas sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang
menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan
pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran
yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar anak-anak.
Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester

4
Kelas/semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan
mencantumkan kelas atau semester ini, maka kita semakin tahu batasan
materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu
berganti, akhirnya ada tumpang tindih antara kurikulum yang digunakan
dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum
yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalnya,
Kurikulum 2013.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian
soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapat memperkirakan kesulitan soal.
Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan
waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan
dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah
dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah
memperkirakan penggunaan waktu untuk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi
soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang
dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Standar kompetensi
Standar kompetensi menunjukkan kondisi standar yang akan dicapai
oleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.
Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak didik dapat
mempersiapkan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh
anak didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam

5
penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk mengevaluasi
tingkat pencapaiannya.
11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang diberikan untuk proses
pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini
merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator soal
Indikator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal
ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan di
sekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah tes subjektif atau tes objektif.
Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus
menentukan bentuk tes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan
dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru
buat. Dal hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar,
penulisan nomor soal di kisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan.
Guru dapat menulis secara acak. Misalnya, standar kompetensi A dan
komptensi dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya
sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensi dasar
pertama harus diurutkan di nomor satu.

E. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kognitif


Salah satu cara yang sering ditempuh dalam menyiapkan tabel spesifikasi itu
ialah dengan jalan menyusun tabel dua jalan, yang menunjukan isi mata pelajaran
yang akan diteskan serta tingkah laku tertentu yang dipandang dapat
mencerminkan taraf kompetensi tester dalam mata pelajaran yang akan diukur
(Sudijono, 2016: 139).

6
Adapun dari arah taraf kompetensi, biasanya tester menggunakan model yang
dikembangkan oleh Bloom. Menurut Bloom (Sudijono, 2016: 140), kompetensi
kognitif peserta didik mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling
tinggi:

a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Aplikasi atau penerapan
d. Analisis
e. Sentesis
f. Evaluasi.

Keenam taraf kompetensi inilah yang harus diukur dalam setiap kali ujian atau
tes hasil belajar. Namun demikian, memang tidaklah selalu mudah untuk
menyusun butir-butir soal yang dapat mengukur keenam taraf kompetensi
tersebut. Kerapkali butir-butir soal tes yang disusun oleh para guru dan dosen,
hanya mengukur pengetahuan saja, yaitu taraf kompetensi yang terutama
mendasarkan diri pada ingatan dan pengenalan kembali saja.

Berikut ini dikemukakan salah satu contoh mengenai cara membuat tabel
spesifikasi dalam rangka menyusun butir-butir soal tes hasil belajar setingkat
sekolah menengah tingkat atas (SMTA) yang dikutip dari Pengantar Evaluasi
Pendidikan oleh Sudijono.
Misalkan seluruh isi mata pelajaran yang harus diujikan adalah terdiri atas
tujuh satuan (7 Bab), yaitu Bab 1 sampai dengan Bab VII. Masing-masing satuan
itu kemudian diukur dalam 6 taraf kompetensi, yaitu: pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam blue print itu harus sudah
ditentukan proporsi dari masing-masing satuan isi mata pelajaran dan proporsi
dari masing-masing satuan isi mata pelajaran dan proporsi dari masing-masing
taraf kompetensi.
Dilihat dari segi isi mata pelajaran, dalam contoh berikut ini isi mata pelajaran
untuk masing-masing bab diberi bobot sebagai berikut: Bab I = 5%, Bab II = 10%,
Bab III = 15%, Bab IV = 30%, Bab V = 20%, Bab VI = 15% dan Bab VII = 5%

7
Adapun dari segi taraf kompetensinya, taraf pengetahuan diberi botot 35%,
taraf pemahaman = 25%, taraf aplikasi = 20%, taraf analisis = 10%, taraf sintesis
= 5%, dan taraf evaluasi = 5%. Sedangkan jumlah butir soal yang akan
dikeluarkan dalam tes hasil belajar itu keseluruhannya adalah 120 butir.

Bertitik tolak dari data tersebut diatas, maka dapat dibut table spesifikasinya

Taraf Kompetensi
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi
Isi mata pelajaran Total
(35%) (25%) (20%) (10%) (5%) (5%)
Bab I (5%) 2,1 = 2 1,5 = 2 1,2 = 1 0.6 = 1 0,3 = 0 0,3 = 0 6
Bab II (10%) 4,2 = 4 3,0 = 3 2,4 = 2 1,2 = 1 0,6 = 1 0,6 = 1 12
Bab III (15%) 6,3 = 6 4,4 = 4 3,6 = 4 1,8 = 2 0,9 = 1 0,9 = 1 18
Bab IV (30%) 12,6 = 13 9,0 = 9 7,2 = 7 3,6 = 3 1,8 = 2 1,8 = 2 36
Bab V (20%) 8,4 = 9 6,0 = 6 4,8 = 5 2,4 = 2 1,2 = 1 1,2 = 1 24
Bab VI (15%) 6,3 = 6 4,5 = 4 3,6 = 4 1,8 = 2 0,9 = 1 0,9 = 1 18
BabVI I (5%) 2,1 = 2 1,5 = 2 1,2 = 1 0,6 = 1 0,3 = 0 0,3 = 0 6
Total 42 30 24 12 6 6 120

Keterangan:

Proses pembuatan tabel spesifikasi di atas adalah sebagai berikut:

A. Jumlah butir item yang akan dikeluarkan dalam tes = 120 butir.
B. Perimbangan banyaknya butir item dilihat dari segi isi mata pelajaran
yang akan disajikan:
1. Bab I = 5% x 120 = 6 butir soal
2. Bab II = 10% x 120 = 12 butir soal
3. Bab III = 5% x 120 = 18 butir soal
4. Bab IV = 30% x 120 = 36 butir soal
5. Bab V = 20% x 120 = 24 butir soal
6. Bab VI = 15% x 120 = 18 butir soal
7. BabVI I = 5% x 120 = 6 butir soal

8
(+)
Total = 120 butir soal
C. Perimbangan banyaknya butir soal dilihat dari segi taraf kompetensi yang
akan diukur atau diungkap dalam tes untuk masing-masing bab:
1. Bab I: Jumlah butir soal = 6. Rinciannya:
a. Taraf Pengetahuan = 35% x 6 = 2,1 = 2 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 6 = 1,5 = 2 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 6 = 1,2 = 1 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 6 = 0,6 = 1 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
(+)
Total = 6 butir soal
2. Bab II: Jumlah butir soal = 12. Rinciannya:
a. Taraf Pengetahuan = 35% x 12 = 4,2 = 4 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 12 = 3,0 = 3 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 12 = 2,4 = 2 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 12 = 1,2 = 1 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 12 = 0,6 = 1 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 12 = 0,6 = 1 butir soal
(+)
Total = 12 butir soal
3. Bab III: Jumlah butir soal = 18. Rinciannya:
a. Taraf Pengetahuan = 35% x 18 = 6,3 = 6 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 18 = 4,5 = 4 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 18 = 3,6 = 4 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 18 = 1,8 = 2 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 18 = 0,9 = 1 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 18 = 0,9 = 1 butir soal
(+)
Total = 18 butir soal

9
4. Bab IV: Jumlah butir soal = 36. Rinciannya:
a. Taraf Pengetahuan = 35% x 36 = 12,6 = 13 butir soal
b. Taraf Pemahamaan = 25% x 36 = 9,0 = 9 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 36 = 7,2 = 7 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 36 = 3,6 = 3 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 36 = 1,8 = 2 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 36 = 1,8 = 2 butir soal
(+)
Total = 36 butir soal

5. Bab V: Jumlah butir soal = 24. Rinciannya:


a. Taraf Pengetahuan = 35% x 24 = 8,4 = 9 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 24 = 6,0 = 6 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 24 = 4,8 = 5 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 24 = 2,4 = 2 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 24 = 1,2 = 1 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 24 = 1,2 = 1 butir soal
(+)
Total = 24 butir soal

6. Bab I: Jumlah butir soal = 18. Rinciannya:


a. Taraf Pengetahuan = 35% x 18 = 6,3 = 6 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 18 = 4,5 = 4 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 18 = 3,6 = 4 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 18 = 1,8 = 2 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 18 = 0,9 = 1 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 18 = 0,9 = 1 butir soal
(+)
Total = 18 butir soal

10
7. Bab VII: Jumlah butir soal = 6. Rinciannya:
a. Taraf Pengetahuan = 35% x 6 = 2,1 = 2 butir soal
b. Taraf Pemahaman = 25% x 6 = 1,5 = 2 butir soal
c. Taraf Aplikasi = 20% x 6 = 1,2 = 1 butir soal
d. Taraf Analisis = 10% x 6 = 0,6 = 1 butir soal
e. Taraf Sintesis = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
f. Evaluasi = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
(+)
Total = 6 butir soal

“Terpaksa dibulatkan ke bawah, sebab apabila dibulatkan ke atas menjadi 4


butir soal, maka jumlah butir soal untuk Bab IV akan menjadi 37 butir.
“Terpaksa dibulatkan ke atas menjadi 9, sebab apabila dibulatkan ke bawah,
jumlah butir soal Bab V akan menjadi 23 butir.

Suatu hal yang perlu diingat ialah, bahwa tidak semua mata pelajaran dapat
dilakukan pemerincian taraf-taraf kompetensinya lengkap dalam enam macam.
Mata pelajaran Matematika misalnya, adalah sukar untuk dapat diukur taraf
evaluasinya.
Dengan pembuatan table spesifikasi atau kisi-kisi soal tes seperti tersebut
diatas makan butir-butir soal tes obyektif yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar,
tidak hanya mengukur satu, atau dua taraf kompetensi saja.
Dalam hubungan dengan pembuatan tabel spesifikasi soal tes hasil belajar ini
patut diketengahkan bahwa berdasar pedoman penyusunan tes sumatif yang
diterbitkan oleh proyek perintis sekolah pembangunan, taraf kompetensi yang
perlu diukur bagi murid-murid sekolah dasar (SD), siswa-siswa sekolah menegah
tingkat pertama (SMTP), dan sekolah menegah tingkat atas SMTA adalah
mencangkup tiga macam, yaitu: ingatan, pemahaman, dan aplikasi.

11
F. Contoh Kisi-kisi Instrumen Kognitif
Berikut contoh kisi-kisi instrumen penilaian yang dikutip dari Mushlihah
Purwo Saputri.

Mata Pelajaran : Matematika

Penyusun : NURMAN, S.Pd.

Kelas / Semester : VIII / Genap

Sekolah : MTs. Negeri Aikmel

Kompetensi Bentuk Nomor


No Materi Indikator Soal
Dasar Soal Soal
Menentukan Unsur dan  Diberikan sebuah PG 1
unsur dan bagian lingkaran dengan
bagian-bagian lingkaran bagian-bagiannya, PG 2
lingkaran siswa dapat
menentukan nama
dari bagian lingkaran
yang ditunjuk-
Siswa dapat
menentukan panjang
jari-jari lingkaran
jika panjang
diameternya
diketahui
Menghitung Garis  Diberikan empat PG 20
panjang garis singgung buah pernyataan,
singgung persekutuan siswa dapat
persekutuan dua dua menentukan sifat-
lingkaran lingkaran sifat garis singgung
lingkaraan.
 Diberikan sebuah PG 21
lingkaran dengan
sebuah garis
singgung yang
melalui sebuah titik
diluar lingkaran,
siswa dapat
menentukan besar
salah satu sudut garis

12
singgung tersebut.
 Diberikan sebuah PG 22
lingkaran dengan
sebuah garis
singgung yang
melalui sebuah titik
diluar lingkaran,
siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
tersebut.
 Diberikan dua buah PG 23
lingkaran dengan
garis singgung
persekutuan luar,
siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
persekutuan luar dua
lingkaran tersebut.
 Diberikan dua buah Uraian 33
lingkaran dengan
garis singgung
persekutuan dalam,
siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran
tersebut.

Setelah kisi-kisi soal selesai dibuat selanjutnya yang harus dilakukan adalah
membuat kartu soal. Kartu soal merupakan penerjemahan dari kisi-kisi soal. Kartu
soal berisi rumusan soal-soal yang akan dijadikan sebagai alat evaluasi.

Contoh

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Soal Rumusan Butir Soal

13
Menentukan unsur dan
bagian-bagian lingkaran
1

Materi Pokok : Kunci


Jawaban
Unsur dan Bagian
Lingkaran
Dari gambar lingkaran diatas,
B juring ditunjukkan oleh nomor
………….

Indikator : a. I c. III

Diberikan sebuah b. II d. IV
lingkaran dengan
bagian-bagiannya, siswa
dapat menentukan nama
dari bagian lingkaran
yang ditunjuk

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Soal Rumusan Butir Soal

Menentukan unsur dan Diketahui panjang diameter


bagian-bagian lingkaran lingkaran 14 cm, maka panjang
2 jari-jarinya adalah ……… (phi
=22/7 )

Materi Pokok : Kunci a. 7 cm c. 12 cm


Jawaban
Unsur dan Bagian b. 10 cm d. 14
Lingkaran cm

14
A

Indikator :

Siswa dapat menentukan


panjang jari-jari
lingkaran jika panjang
diameternya diketahui

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Rumusan Butir Soal
Soal
Menghitung panjang
garis singgung
persekutuan dua
lingkaran 21

Materi Pokok : Kunci Perhatikan gambar diatas !


Jawaban
Garis singgung Nilai y = …….
persekutuan dua
lingkaran a. 450 c. 1350
A
b. 900 d. 1800

Indikator :

Diberikan sebuah
lingkaran dengan
sebuah garis singgung
yang melalui sebuah

15
titik diluar lingkaran,
siswa dapat
menentukan besar
salah satu sudut garis
singgung tersebut

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Rumusan Butir Soal
Soal
Menghitung panjang
garis singgung
persekutuan dua
lingkaran 22

Materi Pokok : Kunci Perhatikan gambar diatas !


Jawaban
Garis singgung Panjang OQ = 6 cm dan panjang RP
persekutuan dua = 4 cm. Panjang PQ = …….
lingkaran
A a. 8 cm c. 12 cm

b. 10 cm d. 16 cm
Indikator :

Diberikan sebuah
lingkaran dengan
sebuah garis singgung
yang melalui sebuah
titik diluar lingkaran,
siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
lingkaran tersebut

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

16
Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Soal Rumusan Butir Soal

Menghitung panjang Perhatikan gambar di bawah ini !


garis singgung
persekutuan dua 23
lingkaran

Materi Pokok : Kunci


Jawaban
Garis singgung Dua buah lingkaran yang berpusat
persekutuan dua di titik A dan B masing-masing
lingkaran berjari-jari 12 cm dan 4 cm. Jika
A jarak A dan b adalah 17 cm, maka
panjang PQ adalah …….

a. 15 cm c. 19 cm
Indikator :
b. 16 cm d. 20 cm
Diberikan dua buah
lingkaran dengan garis
singgung persekutuan
luar, siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
persekutuan luar dua
lingkaran tersebut

KARTU SOAL
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Aikmel

Bahan kelas/semester : VIII / Genap

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Nomor Rumusan Butir Soal
Soal
Menghitung panjang Perhatikan gambar dibawah ini !
garis singgung
persekutuan dua
lingkaran 33

17
Materi Pokok : Kunci
Jawaban
Garis singgung
persekutuan dua
lingkaran
Dua lingkaran yang berpusat di
titik A dan B masing-masing
berjari-jari 9 cm dan 6 cm. Jika
jarak pusat lingkaran tersebut
Indikator :
adalah 39 cm, hitunglah panjang
garis singgung persekutuan
Diberikan dua buah
dalamnya !
lingkaran dengan garis
singgung persekutuan
dalam, siswa dapat
menentukan panjang
garis singgung
persekutuan dalam dua
lingkaran tersebut

G. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Afektif


Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep
diri, nilai, dan moral;
a. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka
atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
b. Minat
Menurut Gatzel (Direktorat Pembinaan SMA, 2010) minat adalah
suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong
seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
c. Konsep diri

18
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap
kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas
konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Konsep diri ini
penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dapat dipilih alternatif
karir yang tepat bagi peserta didik.
d. Nilai
Menurut Tyler (Direktorat Pembinaan SMA, 2010) nilai adalah suatu
objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Target nilai cenderung menjadi
ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah
nilai dapat positif dan dapat negatif.
e. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan
diri sendiri. Moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan
seseorang.
Komponen penilaian afektif seperti yang tercantum dalam Standar
Kompetensi Lulusan meliputi:
a. memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuaiajaran agama masing-masing yang tercermin dalam perilaku sehari-
hari,
b. menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku,perbuatan, dan pekerjaannya,
c. menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan,
d. menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan nasional,
dan tindakan anti korupsi,
e. mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sikap cermat dan menghargai
hak atas kekayaan intelektual,

19
f. menunjukkan sikap toleran dan empati terhadap keberagaman budaya
yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya
nasional,
g. menunjukkan sikap peduli terhadap bahasa dan dialek, dan
h. menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dalam bidang iptek.
Penyusunan instrumen observasi meliputi menetapkan tujuan dan menyusun
kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi diawali dengan menentukan definisi konseptual,
mengembangkan definisi operasional berdasarkan kompetensi dasar, menjabarkan
menjadi sejumlah indikator, dan menulis instrumen.

H. Contoh Kisi-kisi Instrumen Afektif


Berikut merupakan contoh kisi-kisi instrumen afektif yang dikutip dari
Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA oleh Direktorat
Pembinaan SMA
KISI-KISI INSTRUMEN AFEKTIF
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Matematika
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Bentuk Penilaian : Kuesioner
Jumlah Soal/Waktu : 10 menit
Jumlah
No Indikator Pertanyaan/Pernyataan Skala
butir
1. Siswa mampu 6 Saya senang membaca buku 1–4
menampilkan sikap matematika
positif terhadap Tidak semua orang harus 1–4
pelajaran belajar matematika
matematika Saya jarang bertanya pada 1–4
guru tentang pelajaran
matematika

20
Saya tidak senang pada tugas 1–4
pelajaran matematika
Saya berusaha mengerjakan 1–4
soal-soal matematika sebaik-
baiknya
Memiliki buku matematika 1–4
penting untuk semua peserta
didik

Keterangan :
1 : Sangat Tidak Setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Setuju
4 : Sangat Setuju

I. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Psikomotorik


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bagian III Pasal 64
(Direktorat Pembinaan SMA, 2010) penilaian psikomotorik dilakukan oleh guru
melalui pengamatan terhadap perkembangan psikomotorik peserta didik.
Guru menyusun perangkat penilaian psikomotor berupa instrumen penilaian
psikomotor. Dalam menyusun kisi-kisi soal memperhatikan: identitas kisi- kisi
dan kolom-kolom dalam tabel kisi-kisi (konpetensi dasar, bahan kelas/semester,
materi, indikator soal, bentuk, dan nomor soal).

J. Contoh Kisi-kisi Instrumen Psikomotor

21
Berikut merupakan contoh instrumen penilaian psikomotor pada mata
pelajaran pendidikan jasmani olah raga kesehatan dalam Juknis Penyusunan
Perangkat Penilaian Psikomotor di SMA oleh Direktorat Pembinaan SMA.
Jenis Sekolah : SMA ---
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Teknik Penilaian : Tes Praktik
Penilaian Pendidik : Ulangan Harian
Jumlah Soal/Waktu : 1/30 menit
Standar Kompetensi : 2. Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan
olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya
Bahan
Materi Indikator Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar Kls/
Pembelajaran Soal soal soal
Sem.
1.3 Mempraktikkan X / 1 Lari cepat Peserta Unjuk 1
keterampilan 100 meter didik dapat kerja
atletik dengan mendemon-
menggunakan strasikan
peraturan yang lari cepat
dimodifikasi 100 meter
serta nilai dengan
kerjasama, teknik yang
kejujuran, benar
menghargai,
semangat, dan
percaya diri

Berdasarkan kisi-kisi soal, dapat dibuatkan soal sebagai berikut :


”Demonstrasikan/lakukan lari cepat 100 meter dengan teknik yang benar.
Perhatikan posisi mulai, teknik mulai, teknik lari, dan teknik memasuki garis
finis”.

22
23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahsan diatas, antara lain:
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format (matriks)
yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau
merakit tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Manfaat kisi-kisi adalah untuk menjamin sampel soal yang baik. Dalam arti
mencakup semua pokok bahasan secara operasional. Agar item-item atau butir-
butir tes mencakup keseeluruhan materi(pokok bahasan atau sub bahasan) secara
proporsional, maka sebelum menulis butir-butir tes terlebih dahulu kita harus
membuat kisi-kisi sebagai pedoman.sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang
harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasan serta untuk setiap
aspek kemampuan yang hendak diukur.
B. SARAN
Saran dari penyusun makalan ini agar kiranya suatu kisi-kisi penyusunan soal
mengacu bukan hanya pada silabus dan kurikulum yang berlaku akan tetapi
melihat juga aspek lingkungan sekitar dan perilaku siswa (situasi dan kondisi
keadaan sekitar)

24
DAFTAR PUSTAKA

Wardhani, S. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar


Matematika di SMP/MTS. Departemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Mardapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan. Nuha


Medika.Yogyakarta.

Sudijono, A. 2016. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian


Afektif di SMA. Jakarta.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian


Psikomotor di SMA. Jakarta.

Saputri, M. P. 2014. Contoh Kisi-kisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.


Diakses di http://mushlihahsaputri.blogspot.com/2014/07/kisi-kisi-afektif-
psikomotorik-evaluasi.html pada tanggal 1 April 2019.

25

Anda mungkin juga menyukai