Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“RUKUN IMAN”

DOSEN PEMBIMBING
Saifur Rahman S. Fil. I . M.Ag.

DISUSUN OLEH
Abdul Wahab 18 0204 0051
Nuratiqah 18 0204 0052

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan “MAKALAH TENTANG
RUKUN IMAN”.

Makalah Tauhid ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa/i INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PALOPO. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala syarat dan kritik dari pembaca agar kami dapar
memperbaiki makalah ilmu pendidikan ini.

Palopo, 03 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................
C. Tujuan Masalah .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A. Pengertian Rukun Iman ......................................................................................................
B. Makna dari Rukun Iman .....................................................................................................
C. Kedudukan Rukun Iman.....................................................................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

3
ABSTRAK

Pilar keimanan dalam isam yang harus dimilik seorang muslim. Jumlahnya ada enam.
Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Jibril yang terdapat
dalam kitab Shalih Bukhari dan Shalih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab.
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut dapat
muncul dari pengetahuan atau ilmu dari hal tersebut, dan masalah tersebut telah dijelaskan
oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntasdan sangat jelas bagi umat. Keimanan kita kepada
Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani asma’ dan sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki
nama-nama yang maha indah serta sifat-sifat yang Maha Sempurna dan Maha Luhur. Kemudian
rukun iman menurut hadist ialah iman yang merupakan pembenaran batin nabi Muhammad SAW
yang menyebutkan hal-hal lain sebagai iman seperti akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta
rasul, cinta sahabat rasul, mempunyai rasa malu dan lain sebagainya.

Kata Kunci: Rukun Iman Umat Islam

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beragama adalah suata bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap
pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha keran itu, tidak ada manusia yang
mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman,
terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal yang
“ghoib” yang hanya dapat diyakini secara transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal
yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman(pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1) iman
kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya), 2) iman kepada
Malaikat-malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran
Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah (melaksanakan ajaran Allah dalam
kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an), 4) iman kepada Rasul-
rasul Allah (mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan
menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (paham bahwa
setiap perbuatan akan ada pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar (paham pada
keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta).
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh
setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya, sehingga
mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang meyangkut
enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun pengaruh keimanan tersebut
terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan menambah pemahaman
penulis mengenai pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. 1

1
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+rukun+iman

5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan rukun iman?
2. Apakah makna dari rukun iman dalam kehidupan seorang muslim?
3. Apakah kedudukan rukun Iman dalam Al-Qur’an dan Hadist?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami rukun iman
2. Untuk memahami makna dari rukun iman dalam kehidupan seorang muslim
3. Untuk mengetahui kedudukan rukun iman dalam Al-Qur’an dan Hadist

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Beriman Kepada Rukun Iman


Iman berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar amana-yu’minu-imanan, artinya
beriman dan percaya. Percaya dalam bahasa Indonesia artinya mengakui atau yakin
bahwa sesuatu ( yang dipercayai) itu memang benar atau nyata adanya. Pada
umumnya iman disini selalu dihubungankan dengn kepercayaan dalam atau
berkenaan dengan agama.
Iman sering juga dikenal dengan istilah akidah. Akidah artinya ikatan, yaitu
ikatan hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikatkan hati dan perasaan dengan
sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan lain. Akidah
tersebut akan menjadi pegangan dan pedoman hidup, mendarah daging dalam diri
(jasmani dan rohani) yang tidak dapat di pisahkan lagi dari diri seseorang mukmin.
Bahkan seorang mukmin sanggup berkorban segalanya, harta dan bahkan jiwanya
demi mempertahankan akidahnya.2

Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan

seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam

ajaran Islam, yaitu:

 Iman kepada Allah


 Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya

 Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

 Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam

semesta

 Iman kepada Kitab-kitab Allah3

2
Hd, Kaelany. Islam Iman dan Amal Saleh. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Hal.58
3
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+rukun+iman

7
 Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah

adalah Al-Qur'an

 Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan

Injil

 Iman kepada Rasul-rasul Allah

 Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan

kebenaran yang disertai kesabaran

 Iman kepada hari Kiamat

 Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan

 Iman kepada Qada dan Qadar

 Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta

B. Makna dari Rukun Iman dalam Kehidupan Seorang Muslim


1. Iman Kepada Allah
Dengan bekal indera: mata, telinga dan dilengkapi dengan akal dan kalbu,
manusia diperintah untuk melatih kemampuan berpikirnya secara sistematis. Perintah
mempergunakan akal ini ada hubungan erat dengan keimanan, karena kewajiban
beriman hanya dibebankan kepada orang-orang yang memiliki akal, sebagai ujian
apakah dengan anugrah termahal tersebut manusia bisa samapai pada tingkat percaya
akan adanya Pencipta.
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan
malam menjadi tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir. Yaitu
orang-orang yang berfiikir (mengingat Allah) dalam keadaan berdiri, dudk dan
dalam keadaan berbaring, dan senantiasa berfikir tentang penciptaan langit dan
bumi, (sesungguhnya mereka menyatakan) wahai Tuhan kami, Engkau tidak
menciptakan semua ini dalam keadaan sia-sia, Maha Suci Engkau, hindarkanlah
kami dari siksaan neraka.”(QS. Ali-Imran 3: 190-191)4

4
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 68-69

8
Demikian bila kita arahkan pandangan dan perhatian pada langit dengan berjuta-
juta bintangnya hanya sedikit yang dapat tampak oleh mata dan lebih banyak lagi
yang tidak tampak. Lalu tekurkan kepala ke bumi, meskipun ia hanya sebagai sebutir
pasir dari sejuta bintang namun banyak lagi isi bumi yang belum kita ketahui. Betapa
banyak rahasia alam yang terkandung dalam bumi yang menakjubkan. Setiap
terungkap suatu rahasia yang baru, ternyata dibelakangnya berlapis-lapis lagi rahsia
yang masih tersembunyi. Untuk mengetahui itu semua akal manusia ditantang, namun
semua rahasia yang terungkap itu tetap menakjubkan. Mungkinkah ini semua terjadi
dengan sendirinya, atau kebetulan belaka ataukah penciptaannya tanpa rencana hingga
sia-sia? Ilmu telah mengatakan bahwa semuanya itu teratur, dan kalau tidak teratur
tidaklah ia jadi ilmu. Lalu muncullah tanda tanya, siapakah gerangan yang
menciptakan dan mengatur alam semesta ini?
Kesannya bahwa “ada Yang Maha Agung dan Maha Kuasa” pencipta semesta ini
telah hampir merata pada kebanyakan manusia. Karena kesan itulah yang mulai
tumbuh bila akal dan perasaannya mulai berjalan. Bahwasanya ada seseuatu kekuatan
tersembunyi dibalik yang tampak ini. Yang selalu dirasai adanya, tetapi tidak dapat
ditunjuki dimana tempatnya, dan bagaimana bentuknya. Kesan itu beragam-ragam,
ada perasaan takut, kagum, terharu, dan terkadang tibul pula perasaan indah dan
syahdu.
2. Iman Kepada Malaikat Allah SWT
Malaikat adalah makhluk yang gaib, tak tampak oleh mata karena dzat malaikat
itu bukan benda, bukan jenis wanita dan bukan pula pria. Malaikat merupakan
makhluk yang diperintahkan Allah untuk mengerjakan berbagai tugas yang telah
ditentukan (51):4, sifat malaikat adalah taat kepada perintah dan tidak pernah berbuat
maksiat.
Kita percaya bahwa malaikat merupakan makhluk pilihan Allah, mereka tidak
berbuat dosa, tidak melawan kepada-Nya, pekerjaan mereka semata-mata menjunjung
berbagai tugas yang dibebankan kepada mereka masing-masing. Malaikat-malaikat
itu ada yang mengelilingi kita dari segala penjuru, memperhatikan segala gerak-gerik
dan tingkah laku manusia, sehingga segala yang diperbuat manusia tidak ada yang
terlewatkan dari pengawasan dan pengamatan mereka.5

5
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 76-77

9
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah
memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang
benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ajaran-ajaran yang
disampaikan kepada manusia berupa risalah. Risalah bisa berarti berita, pesan atau
perintah suci. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar.
Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secara ijmal,
kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib baginya
mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an. Selain wajib
mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah, wajib pula mengimani bahwa
Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain
yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta
menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok
ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah
dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan
bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Kitab itu sendiri mempunyai beberapa arti, seperti: buku, surat,hukum, ketetapan,
hukum, perintah suci dari Allah buat manusia yang dikodifikasikan (menjadi buku)
4. Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
Allah mewajibkan kepada setiap orang mukmin agar beriman kepada semua
Rasul yang diutus-Nya tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain.
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus
para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.
Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada
manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib
beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara
tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25
diantara mereka yang disebutkan oleh Allah6 dalam Al-Qur’an. Wajib pula beriman
bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya
tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka

6
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 82

10
selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa
Muhammad shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para
nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi
setelahnya.

Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang merupakan bagian kedua
pada Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula mempercayai Rasul-Rasul
Allah pada masa-masa sebelumnya dan memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-
Qur'an terdapat nama dua puluh lima Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan
dengan nyata, yaitu : Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak,
Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa,
Yunus, Zakharia, Yahya, Isa.
5. Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang
adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang
berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa
apapun selain syirik, jika Dia menghendaki. Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut
syar’i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya,
sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-belalang yang bertebaran dalam
keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan
kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.7
6. Iman Kepada Qadha-Qadar
Qadha mempunyai banyak arti, al-qur’an menyebutkan beberapa arti, antara lain
berarti hukum, perintah, memberitakan, menghendaki, dan menjadikan. Sedangkan
Qadar berarti tertib dan batasan sesuatu, ukuran/kadar, dari ketetapan/kepastian.
Secara termologis, takdir adalah peraturan/ketentuan yang dikehendaki oleh Allah
SWT. Untuk segala sesuatu di alam semesta ini.
Iman kepada qadha dan qadar merupakan tiang agama atau rukun iman yang
terakhir. Untuk menghindarkan pengertian yang keliru, maka dipandang perlu untuk
dijelaskan tentang pengertian iman kepadanya. Iman kepada qadha dan qadar atau
bisa disingkat iman kepada takdir adalah mempercayai, bahwa tiap-tiap yang terjadi
di alam ini, telah ditentukan oleh Allah di zaman azaly.8 Penjelasannya adalah

7
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+rukun+iman
8
Amin Syukur. Pengantar Studi Islam. Edisi II. Cet. I. Semarang : Pustaka Nuun.

11
demikian semua yang ada di ciptakan oleh Allah sesuai dengan qudrat, ikhtiar dan
hikmah-Nya dan bahwa Allah mempunyai beberapa aturan dalam menjadikan,
menciptakan yang disebut sunnah yang tetap berlaku.

C. Kedudukan Rukun Iman Dalam Al-Qur’an dan Hadist


a. Iman kepada Allah Swt.
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian,

akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialahberiman kepada Allah, hari

kemudian, malaikat-malaikat, dan nabi-nabi…” (Al-Baqarah:177)

Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril:

”Iman ituadalah hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-

malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau

beriman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim)

 Dalam QS. Al-Anbiya’ 21 :25, yang artinya


“ Dan kami tidak mengutus seorang Rosul pun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya : “bahwasanya tidak ada tuhan melainkan aku, maka
sembahlah aku olehmu semua.” (QS. 21: 25).
 Di ayat lain dalam QS. Al-Anbiya’ 21: 108, Yang artinya
“Katakanlah : “sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah:
“bahwasanya tuhanmu adalah tuhan yang maha esa maka hendaklah kamu
berserah diri kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya’ 21:108)
 Di ayat lain dalam QS. Al-Anbiya’ 21-92, yang artinya
“ Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua agama yang
satu, dan aku adalah tuhanmu, maka sembahlah aku.” (QS. Al-Anbiya 21: 92)
 Di dalam QS.Al-Baqarah 2: 163 Allah swt berfirman yang artinya,
“Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan melainkan dia,
yang maha pemurah lagi maha penyayang.” (QS. Al-Baqarah 2:163)9

Konsep ketuhanan serupa ini tersimpul dalam suaru kalimat tyoiyibah


(suci), yaitu “La ilaha illa Allah” (tiada Tuhan (Ilah) melainkan Allah). Kata Ilah

9
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 71-73

12
dalam bahasa Arab berarti juga “Ma’bud” (yaitu sembah), yaitu suatu yang maha
agung dan berkuasa, yang patut di sembah dan di taati sepenuh hati. “La Ilaha
Illa Allah, yang lazim juga disebut kalimat tauhid merupakan pandangan dasar
yang paling esensial mengenai konsep ketuhanan yang telah diwahyukan allah
melalui nabi-nabinya. Pengetahuan ini telah di sampaikan melalui Adam,
Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Isa dan lain-lain, dan yang terakhir sampai
kepada Nabi Muhammad SAW.

b. Iman Kepada Malaikat


“ Malaikat dijadikan dari cahaya, jin di ciptakan dari api dan manusia dijadikan
dari apa yang telah di sipatkan dari kamu.” (HR. Muslim)

Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menyatakan kepada manusia yang teguh


imannya, kukuh pendiriannya di dalam mempercayai Allah, akan turun malaikat
sehingga bertambah kekuatan semangatnya menghadapi segala perjuangan hidup
(13):11 ; (86):4. Orang yang mengakui adanya malaikat padahal ia
pengecut,bukanlah dia percaya sungguh-sungguh dari hati, dia hanya menganut
kepercayaan hafalan. Suatu kepercayaan harus membekas kepada hidup.

c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT


Sebelum Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW,
terlebih dahulu Dia menurunkan beberapa kita kepada beberapa rasul sebelumnya.
Kitab tersebut ada yang berupa lembaran (shuhuf) dan adapula yang lebih tebal.
Diantara mereka yag menerima shuhuf tercatat: Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi
Syis dan lain-lain. Al-Qur’an memberikan informasi kepada kita tentang hal ini
seperti di kemukakan dala (QS.4:163)
“sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana
Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh, dan nabi-nabi yang kemudiannya,
dan Kami telah memberikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’kub
dan anak cucunya,Isa, Aiyub, Yubus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan
Zabur kepada Daud.”10

10
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 77, 82-83

13
d. Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
Dalam QS. Al-Baqarah (2): 136
“ Katakanlah: “ Hai orang-orang mukmin, kami beriman kepada Allah dan
Apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Ismail, Ishaq, Ya’kub, dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada nabi-
nabi dari Tuhan-Nya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara
mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya (muslim).”

1) "Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Nahal, 16:36).

2) "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih

dahulu Kami utus seorang Rasul," (Isra', 17:15).11

e. Iman kepada Hari Akhir

“kabarkan kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat

siksaan yang pedih” (QS. An-Nisa :138)

f. Iman Kepada Qadha-Qadar


”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar

(ukuran).” (Al-Qomar: 49)12

11
Hd, Kaelany. Op cit. Hal. 119

12
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+rukun+iman

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan

seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran

Islam, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-

kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat, Iman kepada Qada

dan Qadar.

3.2 Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleha karena

itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada

Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga

keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat

demi meningkatkan amal ibadah kita.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin Syukur. 2010. Pengantar Studi Islam. Semarang : Pustaka Nuun.

Hd, Kaelany.2000. Islam Iman dan Amal Saleh. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+rukun+iman

16

Anda mungkin juga menyukai