Anda di halaman 1dari 513

AKHLAK TERPUJI BAGIAN PERTAMA

1. BERAMAL SESUAI KEMAMPUAN DAN


BERKESINAMBUNGAN MESKIPUN
SEDIKIT,

Amalan walaupun sedikit atau kecil asalkan


istiqomah dilakukan itu akan lebih baik daripada
amalan besar tapi tidak berkesinambungan. Karena
jika kita bisa istiqomah dengan amalan tersebut itu
juga melatih kita untuk bisa mengatur waktu, suatu
contoh seseorang ingin istiqomah melakukan shalat
duha atau shalat Tahajjud, berarti ia benar-benar
harus mengatur waktu istirahat dan bangun tidur
agar tidak kelewatan. Kemudian keutamaan amalan
yang istiqomah adalah agar menjadi kebiasan atau
karakter seseorang, dengan demikian walaupun
dimanapun ia akan tetap istiqomah, dan kita yakin
kebaikan apapun yang kita lakukan pasti akan ber-
efek posifik kepada kita, sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-jatsiyah (45) ayat 15, juz 25,

  


  
 
   
 

1
15. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, Maka itu
akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada
Tuhanmulah kamu dikembalikan.

Oleh karena itu penting untuk memahami


keutamaan/faadilah suatu amalan maka akan
menambah semangat untuk melakukan Amalan
tersebut, ini menjadi motifasi juga supaya bisa
berkesinambungan, bahkan dianjurkan agar kita
setiap hari hendaknya ruas tulang dan persendian
kita bisa beramal bersedekah, sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadits berikut ini :

‫صبِ ُح‬ ْ ُ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال ي‬


َّ ‫ع ْن أبِي ذ ٍّر ع ْن النَّبِي ِ صلَّى‬
‫سَلمى ِم ْن اب ِْن آدم صدقةٌ ت ْس ِلي ُمهُ على م ْن ل ِقي‬ ُ ‫على ُك ِل‬
‫وف صدقةٌ ون ْهيُهُ ع ْن ْال ُم ْنك ِر‬ ِ ‫صدقةٌ وأ ْم ُرهُ ِب ْالم ْع ُر‬
‫ق صدقةٌ وبُضْعةُ أ ْه ِل ِه‬ َّ ‫صدقةٌ وإِماطتُهُ ْاْلذى ع ْن‬
ِ ‫الط ِري‬
‫ان ِم ْن الضُّحى قالُوا‬ ِ ‫ئ ِم ْن ذ ِلك ُك ِل ِه ر ْكعت‬ ُ ‫صدقةٌ وي ُْج ِز‬
‫ون لهُ صدقةٌ قال‬ ُ ‫ضي ش ْهوتهُ وت ُك‬ ِ ‫َّللاِ أحدُنا ي ْق‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫يا ر‬
ْ
‫أرأيْت ل ْو وضعها ِفي غي ِْر ِح ِلها أل ْم ي ُك ْن يأث ُم‬
Dari Abu Dzar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Hendaklah masing-masing kamu setiap pagi
bersedekah untuk setiap ruas tulangnya;

2
Mengucapkan Salam kepada siapa yang
dijumpainya adalah sedekah,
Amar ma'rufnya adalah sedekah.
Larangannya terhadap yang mungkar adalah
sedekah.
Menyingkirkan duri di jalan adalah sedekah
Dan mengumpuli istrinya juga sedekah.
Sebagai ganti dari semuanya itu, cukuplah
dengan mengerjakan dua rakaat shalat duha,
"Tambahan lain, mereka berkata, "Wahai
Rasulullah! seseorang dari kami memenuhi
syahwatnya dapat menjadi sedekah?" Beliau
bersabda, "Bagaimana pendapatmu, kalau dia
meletakkan syahwatnya itu bukan pada
tempatnya, Apakah dia tidak berdosa?, (Shahih:
HR. Muslim),

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI DALAM


BER-AMAL BAGIAN PERTAMA

1. Beramal diniatkan semata-mata karena Allah


swt,
2. Beramal sesuai dengan petunjuk rasulullah
3. Beramal bukan tujuan untuk kesombongan
atau ria di tengah masyarakat,

3
4. Agar termotifasi dalam beramal dianjurkan
membaca buku-buku faadilah atau keutamaan-
keutamaan amal, maka insya Allah akan
semangat dalam beramal,
5. Rajin hadir di Majlis Ilmu agar mendapat ilmu
agama yang baik,
6. Beramal paling baik dilakukan dengan
istiqomah,
7. Jadikan amal yang kita lakukan sebagai wujud
syukur kita kepada ALLAH SWT,
8. Ketika beramal jangan nunggu ucapan terima
kasih dari orang lain,
9. Orang yang beramal dalam keadaan beriman
maka akan dibalas Allah swt dengan
kehudupan lebih baik [Qs. An-nahl (16) Ayat
97];
10. Orang–orang yang beriman dan beramal
sholeh maka pahalanya tanpa putus-putus
[QS. Insyiqooq (84) ayat 25, juz 30],

HAL HAL YANG HARUS DIKETAHUI DALAM


BERAMAL BERKESINAMBUNGAN BAGIAN
KEDUA

1. Bertaqwalah (Beramalah) sesuai kemampuan


kita;

4
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
surat At-taghabun (64) ayat 16, juz 28.


 
 
.....................
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu....

2. Ketika kita beramal maka perlu keseimbangan,


sebagaimana dicontohkan oleh rasulullah,
Rasulullah adalah orang yang paling bertaqwa,
akan tetapi beliau tetap menjaga
keseimbangan, contohnya; Beliau puasa beliau
juga berbuka, belau shalat tahajjud beliau juga
istirahat;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
hadist riwayat imam Abu Dawud berikut ini;

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫ي صلَّى‬ َّ ِ‫ع ْن عائِشة أ َّن النَّب‬
‫ون فجاءهُ فقال يا‬ ٍّ ُ‫ظع‬ْ ‫عثْمان ب ِْن م‬ ُ ‫بعث ِإلى‬
‫َّللاِ يا‬َّ ‫سنَّتِي قال َل و‬ ُ ‫ان أر ِغبْت ع ْن‬ ُ ‫عثْم‬ ُ
‫ب قال فإِنِي أنا ُم‬ ُ ُ‫طل‬ ْ ‫سنَّتك أ‬ ُ ‫َّللاِ ول ِك ْن‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫ر‬
‫ق‬ ِ َّ ‫صو ُم وأ ُ ْف ِط ُر وأ ْن ِك ُح النِساء فات‬ ُ ‫وأُص ِلي وأ‬
‫ان فإ ِ َّن ِْل ْه ِلك عليْك حقًّا وإِ َّن‬ ُ ‫عثْم‬ َّ
ُ ‫َّللا يا‬

5
‫ِلض ْي ِفك عليْك حقًّا و ِإ َّن ِلن ْفسِك عليْك حقًّا‬
‫ص ْم وأ ْف ِط ْر وص ِل ون ْم‬
ُ ‫ف‬
Dari Aisyah RA, bahwasanya Nabi SAW pernah
mengutus seseorang kepada Utsman bin
Mazh'un, lalu Usman datang kepada ia. Nabi
SAW bertanya kepadanya, "Wahai Utsman,
apakah kamu tidak menyukai sunnahku?"
Jawabnya, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah,
tapi sunnah engkaulah yang aku cari!" Ia
bersabda, Sesungguhnya aku tidur, aku shalat,
aku puasa, aku berbuka, dan aku menikahi
wanita, Bertakwalah kepada Allah wahai
Utsman! Sesungguhnya kamu mempunyai
kewajiban terhadap keluargamu, Tamu-mu,
dan terhadap dirimu sendiri, Karena itu,
berpuasalah, berbukalah, shalatlah dan
tidurlah (Shahih. HR Sunan Abu Dawud);
3. Kerjakanlah amal sesuai kemampuan, dan
lakukanlah Amal secara rutin walaupun sedikit;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
hadits riwayat imam Bukhori dan Muslim
berikut ini :

َّ ‫سول‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاُ ع ْنها أ َّن ر‬
َّ ‫ضي‬ ِ ‫ع ْن عا ِئشة ر‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال ا ْكلفُوا ِم ْن ْالعم ِل ما‬
َّ ‫صلَّى‬
َّ‫َّللا َل يم ُّل حتَّى تملُّوا وإِ َّن أحب‬
َّ ‫ت ُ ِطيقُون فإ ِ َّن‬

6
َّ ‫ْالعم ِل ِإلى‬
‫َّللاِ أ ْدو ُمهُ و ِإ ْن ق َّل وكان ِإذا ع ِمل‬
ُ‫عم اَل أثْبته‬
Dari Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Kerjakanlah suatu amal sesuai
kemampuanmu, sesungguhnya Allah tidak
bosan, sehingga kamu yang bosan,
Sesungguhnya amal yang paling dicintai oleh
Allah, adalah amal yang dilaksanakan secara
rutin, walaupn sedikit. "Apabila beliau
mengerjakan suatu amal perbuatan, beliau
akan mengerjakannya secara rutin, [Shahih:
HR. Muttafaq Alaih],
4. Amalan yang paling Allah sukai adalah
berkesinambungan;

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


hadits Riwayat Imam Muslim berikut ini :

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬َّ ‫ع ْن عائِشة ز ْوجِ النَّبِي ِ صلَّى‬


ُ‫َّللا‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ت تقُو ُل قال ر‬ ْ ‫أنَّها كان‬
ِ ‫عل ْي ِه وسلَّم س ِددُوا وق‬
‫اربُوا وأ ْبش ُِروا فإِنَّهُ ل ْن‬
‫يُ ْد ِخل ْالجنَّة أحداا عملُهُ قالُوا وَل أ ْنت يا‬
َّ ‫َّللاِ قال وَل أنا إِ ََّل أ ْن يتغ َّمدنِي‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ر‬
َّ ‫ِم ْنهُ بِر ْحم ٍّة واعْل ُموا أ َّن أحبَّ ْالعم ِل إِلى‬
ِ‫َّللا‬
‫أ ْدو ُمهُ و ِإ ْن ق َّل‬

7
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW
telah bersabda, 'Perbaikilah dirimu, ucapkanlah
kebaikan, dan sampaikanlah kabar yang
menyenangkan. Sesungguhnya amal seseorang
tidak dapat memasukkannya ke dalam surga'
Para sahabat bertanya, "Apakah termasuk
amal perbuatan Anda juga ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Ya. Termasuk juga amal
perbuatanku, kecuali apabila Allah
mencurahkan rahmat-Nya kepadaku.
Ketahuilah bahwa amal yang paling disukai
Allah adalah amal yang berkesinambungan
meskipun sedikit." [HR. Muslim];

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Amal yang dilakukan oleh seorang mukmin


dalam keadaan beriman maka balasannya akan
lebih baik, yang kedua mendapat penghidupan
(Maisyah) yang baik,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
nahl (16) ayat 97, juz 14.

  


  
 


  


8

 

 
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik1
dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.
2. Berkesinambungan dalam beramal itu yang
paling dicintai Allah swt, dan juga di contohkan
oleh Rasulullah,
Sebagaimana hadits berikut ini :

‫ع ْن ع ْلقمة قال سأ ْلتُ عائِشة ك ْيف كان عم ُل‬


‫ص‬ ُّ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ه ْل كان ي ُخ‬َّ ‫َّللا صلَّى‬ ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ر‬
‫ش ْيئاا ِم ْن ْاْلي َِّام قال ْت َل كان ُك ُّل عم ِل ِه ِديمةا وأيُّ ُك ْم‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫ي ْست ِطي ُع ما كان ر‬
‫وسلَّم ي ْست ِطي ُع‬

1
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki
dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman,

9
Dari Alqamah, dia berkata, "Saya pernah
bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah
amal perbuatan Rasulullah SAW? Apakah ia
mengkhususkan suatu hari yang tertentu?'
Jawabnya, 'Tidak, setiap amal perbuatan ia
dilakukannya secara rutin (tetap). Siapakah
yang mampu di antara kamu berbuat seperti
Rasulullah SAW?'" [Shahih: Muttafaq Alaih];

3. Sekalipun amal itu kecil dan sedikit asalkan


berkesinambungan maka lebih baik, dan
balasan bagi orang yang istiqamah adalah
syurga, karena setiap kebaikan akan membawa
kepada syurga,

4. Pentingnya menjaga ke-Istiqomahan dalam


Beramal,

Allah swt berfirman dalam surat Al-ahqaf


(46) ayat 13-14, Juz 26,

 
 
 
 
 
  
 


10
 
 

 
13. Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah",
kemudian mereka tetap istiqamah2 Maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita.

14. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga,


mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan.

2. MENJAGA DAN MENYEMPURNAKAN


WUDHU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA,

Amalan wudhu adalah petunjuk ALLAH swt


dalam al-qur’an dan tuntunan baginda Rasulullah,
agar wudhu kita sempurna maka kita harus belajar
teori dan langsung praktek wudhu yang diajarkan
oleh para ustad, sehingga kita faham dan mengerti
bukan hanya ikut ikutan saja, karena suatu amalan
harus ada dasarnya yang kuat dari al-qur’an dan
hadits shahih, ALLAH berfirman dalam surah al-israa

2
Istiqamah ialah teguh pendirian dalam
tauhid dan tetap beramal yang saleh,

11
(17) ayat 36 “Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. Jadi amalan kita akan
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt,
termasuk wudhu kita jika wudhu kita sesuai
petunjuk al-qur’an dan sunah maka insa Allah akan
selamat.

Penting kita menjaga wudhu dengan baik dan


menyempurnakannya, karena banyak orang yang
hanya asal berwudhu saja, tidak menyempurnakan
dengan baik sehingga ada beberapa bagian yan
tidak dibasuh dengan sempurna bahkan tidak kena
air, naudzubilah minzalik, kalau saja wudhunya tidak
sempurna maka shalatnya juga demikian,

AYAT DAN HADITS BERIKUT INI AKAN


MENJELASKAN KEUTAMAAN MENJAGA DAN
MENYEMPURNAKAN WUDHU

1. Tentang wudhu dan bagian-bagian yang harus


dibasuh saat kita berwudhu;

Sebagaimana yang dijelaskan surat Al-


Maaidah (5) Ayat 6, Juz 6,

12


 
 



 



 
 
 

 
 
  
  
  
 

 
 

 


 
13
   
 
  




 
 
6. Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit3 atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh4 perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.

3
Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air,
4
Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah:
menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah:
menyetubuhi,

14
2. Setelah kita berwudhu lalu sempurnakan
dengan shalat dua rakaat, maka Allah akan
mengampuni dosa-dosa kita;

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Shahih Sunan Ibnu Majah berikut ini :

‫عثْمان ب ِْن عفَّان‬ ُ ‫ع ْن ُح ْمران ب ِْن أبان م ْولى‬


‫عثْمان بْن عفَّان توضَّأ فأ ْفرغ‬ ُ ُ‫قال رأ ْيت‬
‫على يد ْي ِه ثَلثاا فغسل ُهما ث ُ َّم تمضْمض‬
ُ‫وا ْست ْنثر ث ُ َّم غسل و ْجههُ ثَلثاا وغسل يده‬
‫ق ثَلثاا ث ُ َّم ْاليُ ْسرى ِمثْل ذ ِلك‬
ِ ‫ْاليُ ْمنى ِإلى ْال ِم ْرف‬
‫ث ُ َّم مسح رأْسهُ ث ُ َّم غسل قدمهُ ْاليُ ْمنى ثَلثاا ث ُ َّم‬
ِ‫َّللا‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ْاليُ ْسرى ِمثْل ذ ِلك ث ُ َّم قال رأ ْيتُ ر‬
‫ضو ِئي‬ ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم توضَّأ ِمثْل ُو‬ َّ ‫صلَّى‬
‫ضو ِئي هذا ث ُ َّم‬ ُ ‫هذا ث ُ َّم قال م ْن توضَّأ ِمثْل ُو‬
ُ‫َّللا‬َّ ‫ِث فِي ِهما ن ْفسهُ غفر‬ ُ ‫صلَّى ر ْكعتي ِْن َل يُحد‬
‫لهُ ما تقدَّم ِم ْن ذ ْن ِب ِه‬
Dari Humran bin Aban, mantan budak Utsman
bin Affan RA, dia berkata, "Saya pernah
melihat Utsman bin Affan berwudhu. Beliau
menuangkan air pada tangannya tiga kali,
mencuci keduanya, lalu berkumur-kumur dan
menghirup air ke dalam hidungnya, kemudian
mencuci mukanya tiga kali, mencuci tangan
kanannya sampai ke siku tiga kali, lalu mencuci

15
tangan kirinya seperti itu. Kemudian menyapu
kepalanya, lalu mencuci kaki kanannya tiga
kali, dan berikutnya mencuci kaki kirinya.
Setelah itu beliau berkata, 'Saya telah melihat
Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhuku ini,'
kemudian beliau SAW bersabda, 'Barangsiapa
yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian
mengerjakan shalat (sunah wudhu) dua rakaat,
yang dalam kedua rakaatnya itu tidak diselingi
dengan pembicaraan lain, maka Allah
mengampuni dosanya yang telah lalu. "
(Shahih: HR. Ibnu Majah),

3. Allah swt mengampuni dosa-dosa orang yang


selalu menjaga wudhunya dengan baik;

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Shahih Sunan Ibnu Majah dan Muslim :

ُ ‫ع ْن ع ْم ِرو ب ِْن عبسة قال قال ر‬


َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم إِ َّن ْالعبْد إِذا توضَّأ‬ َّ ‫صلَّى‬
‫ت خطاياهُ ِم ْن يد ْي ِه فإِذا غسل‬ ْ ‫فغسل يد ْي ِه خ َّر‬
‫ت خطاياهُ ِم ْن و ْج ِه ِه فإِذا غسل‬ ْ ‫و ْجههُ خ َّر‬
‫ت خطاياهُ ِم ْن‬ ْ ‫ذِراع ْي ِه ومسح ِبرأْ ِس ِه خ َّر‬
‫ت‬ ْ ‫ذِراع ْي ِه ورأْ ِس ِه فإِذا غسل ِر ْجل ْي ِه خ َّر‬
‫خطاياهُ ِم ْن ِر ْجل ْي ِه‬
Dari Amr bin Abasah, dia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Sesungguhnya seorang hamba
apabila berwudhu lalu ia basuh kedua

16
tangannya, maka kesalahan-kesalahannya
akan berguguran dari kedua tangannya.
Apabila dia membasuh mukanya, maka
kesalahan-kesalahannya akan berguguran dari
wajahnya. Apabila dia membasuh kedua
tangannya dan mengusap kepalanya, maka
kesalahan-kesalahannya akan berguguran dari
kedua hastanya dan kepalanya. Apabila dia
membasuh kedua kakinya, maka kesalahan-
kesalahannya akan berjatuhan dari kedua kaki-
kakinya, (Shahih:HR. Muslim);

MUKJIZAT WUDHU DALAM ILMU MEDIS YANG


TELAH DITELITI OLEH ILMUAN

Dari sudut pandang lahiriyah dan maknawiyah


berwudhu merupakan obat positif terhadap semua
anggota tubuh,

Penyusun mengambil mukjizat wudhu dalam


ilmu Medis ini mengutip dari buku karya Hasan bin
Ahmad Hammam dalam bukunnya terapi dengan
ibadah5 secara ringkas, yang sudah diteliti
berdasarkan kajian ilmiyah yang dilakukan
sekelompok dokter di Universitas Iskandariyah Mesir

5
Hal 201-219,

17
dan lembaga American Academic Center (ACC),
sebagai berikut :

a) MEMBASUH KEDUA TANGAN

Dengan membasuh kedua tangan dapat


menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel
di daerah tersebut, karena Anggota tubuh yang
paling banyak berpeluang membawa kuman dan
kotoran adalah kedua tangan hingga siku, seperti
ketika beraktivitas membuang sampah, menyentuh
benda-benda kotor, memegang zat kimia dll,
kebanyakan kuman dan kotooran bersembunyi
dibawah kuku dan sela sela jari, khususunya sel
telur cacing pita bibit penyakit semacam ini akan
masuk lewat pencernaan yaitu ketika seseorang
tidak membasuh dan membersihkan tangannya
sebelum makan. Hal ini akan berakibat terjadinya
penyakit pencernaan dan juga biasanya penyakit
yang berpindah melalui tangan adalah typus,
disentri, diare dan infeksi lambung.

b) BERKUMUR UNTUK KESEHATAN MULUT


DAN GIGI,

Dengan berkumur merupakan perlindungan


dasar menuju kesehatan mulut dan gigi, hasil kajian

18
riset menegaskan berkumur dapat mencegah
terjangkitnya panas dingin dan batuk, berkumur
juga dapat membersihkan tenggorokan dari berbagai
kuman dan bakteri, dan dapat menghindarkan dari
penyakit influenza 30%,

c) BERKUMUR SAAT AKAN WUDHU

Berdasarkan ilmu pengetahuan modern


berkumur dapat mencegah terjadinya infeksi pada
mulut dan faring serta mencegah peradangan pada
gusi, demikian juga bisa melindungi dan
membersihkan gigi dan menghilangkan sisa
makanan, dan juga dapat mengencangkan otot–otot
wajah, berkumur juga dapat membersihkan
tenggorokan dari berbagai kuman dan bakteri, dan
hasil kajian riset medis baru-baru ini berkumur
dapat mencegah terjangkitnya penyakit panas dingin
dan menghindarkan seseorang dari penyakit
influensza sebanyak 30%,

d) MENGHIRUP AIR MENCEGAH DIFENTRI


(SEJENIS PENYAKIT PERNAPASAN) DAN
POLIP

Dengan cara menghirup air ke hidung lalu


mengeluarkannya dengan keras dan mengulanginya

19
sebanyak tiga kali maka bakteri yang berada di
hidung akan keluwar bersama dengan air, karena
telah kita ketahui bersama bahwasannya
kebanyakan penyakit disebabkan bakteri terlebih
dahulu menyerang hidung dan ternggorokan.
Setelah itu barulah bakteri pindah ke tubuh,

e) MEMBASUH MUKA DAPAT MENJAGA


KEINDAHAN KULIT,

Membasuh muka sedikitnya tiga kali dapat


menghilangkan debu dan kuman yang menempel di
wajah, Sehingga hal ini dapat menjaga kebersihan
dan kesehatan kedua mata serta terhindar dari
penyakit Trachoma, rabun, atau infeksi bola mata.
Demikian juga manfaatnya bisa terjaganya
keindahan wajah dan mengaktifkan sel-sel wajah,
wallahu alam

f) MEMBERSIHKAN TELINGA

Dengan membersihkan telinga Yaitu akan


menghilangkan zat pelembab yang berlebihkan dan
tumpukan debu atau kotoran yang bisa menyumbat
telinga, bahkan dikhawatirkan bisa mengakibatkan
infeksi yang akan merembet ke telinga bagian
dalam, selain bisa melemahkan pendegeran,

20
g) MENGUSAP KEPALA MENGATASI SAKIT
KEPALA

Mengusap kepala dapat menghilangkan debu


yang bertumpuk dan bercampur dengan keringat
dan cairan lain yang keluwar dari pori-pori, sehingga
terhindar dari penyakit infeksi dan berbagai penyakit
kulit, dan dampak lain juga membuat seseorang
tetap energik serta menghilangkan rasa pusing dan
kepenatan otak,

h) MEMBASUH KEDUA KAKI

Selain membersihkan kotoron yang ada di kaki


kita, Membasuh kedua kaki juga yang disertai
dengan penggosokan yang baik memberikan rasa
tenang dan nyaman karena kaki terdapat urat syaraf
yang berhubungan semua anggota tubuh, karena
dalam waktu yang sama seseorang yang membasuh
kakinya ia juga memijit kedua kakinya,

DENGAN MENJAGA WUDHU MENDATANGKAN


BANYAK MANFAAT, ANTARA LAIN 6 :

6
Sumber:https://www.facebook.com/khazana
h.islamic/posts/354634021375703,

21
1. Air wudhu akan merilekskan otot-otot yang
lelah, Para dokter mengatakan bahwa
percikkan air akan menghilangkan rasa lelah
dan pikiran yang penat,

2. Air wudhu akan membuat wajah menjadi


cerah, karena mampu menyapu sisa-sisa make
up dan kotoran debu atau kuman setelah
seharian beraktifitas di luar rumah.

3. Seseorang yang tidur dalam keadaan bersih


(sudah berwudhu), maka malaikat selalu
menemani dan mendoakannya, Jadi jika kita
dido'akan oleh malaikat, niscaya do'anya
dikabulkan oleh Allah, Rasulullah SAW
bersabda:

Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan


suci (berwudhu’) maka Malaikat Akan tetap
mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya
Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah
hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam
hari dalam keadaan selalu suci, (HR Ibnu
Hibban dari Ibnu Umar r.a.),

4. Dalam beberapa hal menghemat waktu dan


penggunaan air, terutama bila kita bisa
menahan buang angin dalam kurun waktu
yang panjang sehingga tidak perlu berwudhu

22
lagi saat hendak shalat atau menyentuh al-
qur'an.

5. Meninggikan derajat seorang muslim,

6. Insya Allah terjaga dari kemungkinan berbuat


maksiat karena kita dalam keadaan beriman
dan bersuci,

7. Di akhirat digolongkan sebagai ummat Nabi


Muhammad SAW. Rasulullaah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah Berkata: “Saya mendengar


Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya
pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil
dalam keadaan putih cemerlang dari bekas
wudhu. Dan barangsiapa yang mampu untuk
memperlebar putihnya maka kerjakanlah hal
itu, (Riwayat Bukhari dan Muslim),

8. Melatih diri untuk mengelola buang angin kita


dengan mulai memilih makanan yang tak
berpotensi untuk buang angin, atau makan tak
terlalu banyak sehingga sehat.

9. Menjaga wudhu membuat Bilal dijamin masuk


surge, Sabda Rasulullaah SAW:

Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam


berkata kepada Bilal radhiyallahu 'anhu ketika
shalat Fajar (Shubuh): "Wahai Bilal, ceritakan

23
kepadaku amal yang paling utama yang sudah
kamu amalkan dalam Islam, sebab aku
mendengar di hadapanku suara sandalmu
dalam surga". Bilal berkata; "Tidak ada amal
yang utama yang aku sudah amalkan kecuali
bahwa jika aku bersuci (berwudhu') pada suatu
kesempatan malam ataupun siang melainkan
aku selalu shalat dengan wudhu' tersebut di
samping shalat wajib, (HR. Bukhari),

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Pentingnya kita menjaga wudhu dan


menyempurnakannya dengan sebaik-baiknya,
karena wudhu adalah sebagian dari iman,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist


berikut ini :

‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي مالِكٍّ ْاْل ْشع ِري ِ أ َّن ر‬


‫ط ُر‬ْ ‫وء ش‬ ُ ‫غ ْال ُو‬
ِ ‫ض‬ ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال إِ ْسبا‬ َّ
‫ان والت َّ ْسبِي ُح‬ ِ ‫ان و ْالح ْمدُ ِ َّّلِلِ ِم ْل ُء ْال ِميز‬ ِ ‫اْليم‬ ِْ
ُ ‫صَلة‬ َّ ‫ض وال‬ ِ ‫ت و ْاْل ْر‬ ِ ‫سماوا‬ َّ ‫ير ِم ْل ُء ال‬ُ ‫والت َّ ْك ِب‬
‫آن‬ُ ‫ضيا ٌء و ْالقُ ْر‬ ِ ‫صب ُْر‬ ٌ ‫الزكاة ُ بُ ْره‬
َّ ‫ان وال‬ َّ ‫ور و‬ ٌ ُ‫ن‬
.............. ٌ‫ُح َّجة‬
Dari Abu Malik Al Asy'ari, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Menyempurnakan wudhu
adalah sebagian dari iman, 'Alhamdulillah'

24
adalah memenuhi timbangan, tasbih dan takbir
memenuhi langit dan bumi, shalat adalah
cahaya, zakat adalah (sebagai) bukti, sabar
adalah sinar, sedangkan Al Qur'an adalah
hujjah yang menolong ……...........… [HR.
Muslim];

2. Diantara air yang dapat menyucikan untuk


berwudu adalah air hujan,

Sebagaimana firman Allah swt dalam


surat Al-Anfal (8) ayat 11,

 ......
 




11. ..... Allah menurunkan kepadamu hujan
dari langit untuk mensucikan kamu dengan
hujan itu ......
3. Jangan berlebih-lebihan dalam menggunakan
air saat ber-wudhu,

4. Orang yang selalu menjaga wudhunya maka


wajahnya akan bercahanya,

5. Di lihat dari sisi kesehatan wudhu adalah


sangat baik untuk kebersihan kulit, dan

25
menghilangkan kuman-kuman yang ada di atas
kulit, dll.

3. SALING TOLONG MENOLONG DENGAN


SESAMA MUKMIN

Akhlak terpuji seorang mukmin adalah saling


menolong terhadap mukmin lainnya, ketika kita
menolong seorang mukmin sesungguhnya kita
sedang menolong untuk diri kita sendiri, karena
orang mukmin itu saudara dan seperti satu
bangunan yang saling menguatkan satu sama lain,
alangkah sedihnya Terkadang melihat ada sebagian
manusia memiliki sifat bakhil untuk menolong
sesama, Islam mencela orang-orang yang memiliki
sifat bakhil seperti ini,

KEUTAMAAN TOLONG MENOLONG SESAMA


MUKMIN,

1. Tolong menolonglah dalam berbuat baik dan


takwa, jangan tolong menolong dalam
bebrbuat dosa;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat Al-Maidah (5) Ayat 2, Juz 5.

26
 ...
 
  
 

 
 
   
 
2. .......... Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.

2. Sifat orang Mukmin adalah menjadi penolong


maupun pelindumg Mukmin lainnya;

Sebagaimana yang dijelaskan Surat At-


Taubah (9) Ayat 71, Juz 10,





  

 


27




 
 


   
  
71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat
pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

3. Orang yang menolong kesulitan orang mukmin


di dunia maka ia akan ditolong ALLAH di hari
kiamat;

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits


Shahih Riwayat Muslim Ibn Majah, Abu Dawud
berikut ini :

28
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن نفَّس ع ْن ُم ْس ِل ٍّم ُك ْربةا ِم ْن‬
‫ب ي ْو ِم‬ ِ ‫َّللاُ ع ْنهُ ُك ْربةا ِم ْن ُكر‬ َّ ‫ب الدُّ ْنيا نفَّس‬ ِ ‫ُكر‬
‫َّللاُ فِي الدُّ ْنيا‬ َّ ُ‫ْال ِقيام ِة وم ْن ستر ُم ْس ِل اما ستره‬
ُ‫َّللا‬َّ ‫سر‬ َّ ‫سر على ُم ْعس ٍِّر ي‬ َّ ‫و ْاْل ِخرةِ وم ْن ي‬
‫َّللاُ فِي ع ْو ِن ْالع ْب ِد‬ َّ ‫عل ْي ِه فِي الدُّ ْنيا و ْاْل ِخرةِ و‬
‫ما كان ْالع ْبد ُ ِفي ع ْو ِن أ ِخي ِه وم ْن سلك ط ِريقاا‬
‫َّللاُ لهُ بِ ِه ط ِريقاا إِلى‬ َّ ‫س فِي ِه ِع ْل اما س َّهل‬ ُ ‫ي ْلت ِم‬
ِ‫َّللا‬ َّ ‫ت‬ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍّ ‫اجتمع ق ْو ٌم فِي ب ْي‬ ْ ‫ْالجنَّ ِة وما‬
‫سونهُ بيْن ُه ْم ِإ ََّل حفَّتْ ُه ْم‬ ُ ‫َّللاِ ويتدار‬ َّ ‫يتْلُون ِكتاب‬
‫س ِكينةُ وغشِيتْ ُه ْم‬ َّ ‫ت عل ْي ِه ْم ال‬ ْ ‫ْالمَلئِكةُ ونزل‬
‫َّللاُ فِيم ْن ِع ْندهُ وم ْن أبْطأ ِب ِه‬ َّ ‫الر ْحمةُ وذكر ُه ْم‬ َّ
ُ‫عملُهُ ل ْم يُ ْس ِر ْع ِب ِه نسبُه‬
Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Barangsiapa menghilangkan
kesusahan (kesulitan) seorang muslim dari
kesusahan dunia, maka Allah akan
menghilangkan segala kesusahannya pada hari
Kiamat; dan barangsiapa menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di
dunia dan akhirat. Barangsiapa memudahkan
orang yang mengalami kesulitan, maka Allah
akan memudahkannya di dunia dan akhirat.
Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama
hamba-Nya itu mau menolong saudaranya.

29
Barangsiapa keluar mencari ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju
surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di
dalam sebuah rumah di antara rumah-rumah
Allah, mereka membaca kitab Allah dan
mempelajarinya sesama mereka, melainkan
malaikat akan mengelilingi mereka dan
diturunkan rasa ketenangan kepada mereka.
Dan Allah akan menyebut-nyebutkan mereka
kepada apa (siapa saja) yang ada di sisi-Nya.
Barangsiapa memperlambat amalannya di
dunia, maka tidaklah bermanfaat kemuliaan
nasab baginya, Shahih: [HR. Shahih Abu Daud,
Muslim];

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


ORANG YANG MENOLONG

1. Menolong dengan ikhlas karena Allah swt,


2. Jangan menyebut-nyebut atas pemberiannya,
3. Saat kita menolong hindari dari sikap riya dan
mencari pujian orang,
4. Jika kita dipuji orang saaat menolong maka
ucapkan semoga Allah memberi kita semua
kebaikan,
5. Jangan menyakiti perasaan si penerima saat
menolong,
6. Tidak mengahap balas budi kembali dari orang
yang kita tolong,

30
7. Tidak menunggu ucapan terima kasih dari
orang yang ditolong, agar tidak sakit hati

HAL HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


ORANG YANG DITOLONG

1. Mengucapkan syukur dan alhamdulillah kepada


ALLAH SWT,
2. Mengucapkan terima kasih kepada orang yang
menolongnya,
3. Mendo'akan orang yang menolongya,
4. Berdo'a untuk dirinya juga mudah-mudahan
suatu saat nanti ia bisa juga menolong orang
lain sebagaimana ia ditolong orang lain hari ini,
5. Jika ia dibantu dengan materi atau lainnya dan
dirasa bantuan tersebut berlebihan maka ia
dianjurlkan untuk menyedekahkan kepada
orang lain yang membutuhkan juga,

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Tolong menolong adalah akhlak seorang


Muslim yang harus selalu dijaga dan
diamalkan,

2. Sifat tolong-menolong akan menimbulkan


ukhuwah islamiyah dan basyariyah,

31
3. Seorang muslim tidak boleh membiarkan
tetangganya dalam kesempitan atau kesulitan
sementara kita mampu menolong, ia wajib
menolongya.

4. Jika kita Menolong orang yang dalam


kesempitan maka Allah juga akan menolong
kita di saat kita membutuhkan pertolongan,

Firman Allah swt dalam surat Fushilat


(41) ayat 46, juz 24 bahwasaanya kebaikan
kita akan kembali kepada kita juga :

  


 
 
  
 
 
46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang
saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan
jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya
hamba-hambaNya,

5. Tanda orang yang benar-benar beriman adalah


ringan tangan untuk menolong orang lain
skalipun dirinya lebih membutuhkan

32
sebagaimana yang contohkan oleh orang
Muhajirin dan Asnor yang saling menolong
antar sesama.
Firman Allah dalam surah Al-hasyr (59)
ayat 9, juz 28 :


 
 

 
 
  
 
 
 
 
 
  
  
 


9. Dan orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan
mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang

33
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan
mereka mengutamakan (orang-orang
muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun
mereka dalam kesusahan. dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung,

4. SIFAT DERMAWAN [GEMAR BERBAGI],

Sifat dermawan adalah sifat yang sangat baik,


orang yang dermawan yaitu orang yang tidak hanya
memikirkan dirinya sendiri maupun kelurganya, tapi
bagaimana ia bisa berbagi dan peduli terhadap orang
lain, orang yang dermawan sesungguhna ia sedang
menanam benih-benih kebaikan dan cepat atau
lambat ia akan mendapatkan balasan yang lebih baik
di dunia maupun akhirat kelak,

Orang yang mengetahui keutamaan berbagi


maka ia melakukannya dengan penuh ikhlas dan
tulus serta berkesinambungan, dan diantara
keutamaan berbagi adalah akan mendapat do’a
Rasulullah, diampunkan dosanya oleh ALLAH Swt,
dapat mencegah musibah, kemudian harta yang ia
miliki akan mendapat keberkahan.

Orang yang senang berbagi ibarat ia sedang


berniaga dengan ALLAH swt dan siapa yang berniaga

34
dengan Allah swt pasti ia beruntung dan tidak ada
ruginya, tetapi berniaga dengan manusia kita
mengenal untung dan rugi, tapi dengan Allah pasti
untung terus, sebagimana firman Allah swt dalam
surah Faatir (35) ayat 29, juz 22. “Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari
rezki yang Kami anuge-rahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”,
Jadi kesimpulannya sudah jelas bahwasannya
dengan berbagi maka tidak akan rugi.

AYAT-AYAT DAN HADITS BERKUT INI


MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
KEDERMAWANAN :

1. Allah menyeru (mengajak) hamba-hamba-Nya


untuk berderma/berbagi kepada fakir miskin;

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Surat Muhammad (47) ayat 38, juz 26,




 
 

35
  
  
 
  
 

 
 
 
  

 
38. Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak
untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan
Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan
siapa yang kikir Sesungguhnya Dia hanyalah
kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah
yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-
orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan
jika kamu berpaling niscaya Dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain;
dan mereka tidak akan seperti kamu ini.
2. Dengan kita bersedekah maka Allah swt akan
mengampuni dosa kita;
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
Baqarah (2) Ayat 271, Juz 3.

 


36
  
 


   
 
 
  
 

271. Jika kamu Menampakkan sedekah(mu)7,
Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu
menyembunyikannya8 dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, Maka
Menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan
Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian
kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

7
Menampakkan sedekah dengan tujuan
supaya dicontoh orang lain.
8
Menyembunyikan sedekah itu lebih baik
dari menampakkannya, karena Menampakkan
itu dapat menimbulkan riya pada diri si
pemberi dan dapat pula menyakitkan hati
orang yang diberi,

37
BEBERAPA MANFAAT BERBAGI SEBAGAI KUNCI
KEBAHAGIAAN

Dari berbagai sumber penyusun menyimpulkan


bahwasannya manfaat berbagi bisa diringkas
sebagai berikut:

1. Dengan berbagi sebagai ketaatan kepada Allah


swt,
2. Kita menyadari karena Allah swt sudah
memberikan kita lebih dalam hal rizki
dibanding orang lain,
3. Dengan berbagi berarti kita mengikuti apa
yang dicontohkan oleh rasulullah dan para nabi
dan jejak orang-orang sholeh,
4. Bertambahnya rasa memuliakan diri, karena
dengan berbagi kita ingin apa yang dititipkan
Allah kepada kita ada manfaat untuk orang
lain, tetapi berapa banyak orang yang kaya
enggan untuk berbagi,
5. Dengan berbagi maka bisa mempererat
ukhuwah (persaudaraan) dengan orang lain,
6. Dengan berbagi maka dapat memberikan
ketentraman pada batin kita,
7. Dengan berbagi maka akan mempererat
persahabatan,

38
8. Kita yakin Kebaikan berupa kepedulian akan
selalu menularkan kebaikan,
9. Kita mneyadari karena kita makhluk sosial
10. Dengan berbagi adalah Bentuk kepeduliaan
terhadap sesama,
11. Memberikan rasa nyaman,

MANFAAT BERBAGI PADA DASARNYA ADA TIGA


PIHAK YANG MENDAPATKAN MANFAATNYA 9:

1. Yang pertama orang yang mengeluarkan


sedekahanya,
a. Sebagai kesempurnaan iman dan islam
b. Tanda Khusnu Zhan kepada ALLAH swt,
c. Menysukuri nikmat Allah swt,
d. Sebab memperoleh cinta Allah dan sesama
manusia
e. Mensucikan jiwa,
f. Membawa berkah dan menyuburkan harta
g. Menutup aibnya,
h. Mendatangkan pertolongan Allah swt,
i. Mendapatkan naungan dari Allah swt,
2. Yang kedua manfaat bagi orang yang
menerima sedekah,

9
Https:www.facebook.com/permalin.php%3fi
d407114136031206%26..

39
a. Manfaat lahir, yaitu dicukupkan
kebutuhannya dan diringankan beban
hidupnya,
b. Manfaat batin, ia merasa terbantu dan
menganggap masih mempunyai saudara
seiman yang peduli, ia merasa hidupnya
tidak sendirian,
3. Yang ketiga manfaat bagi sosial
masyarakat

a. Jika distribusi sedekah dikelola dengan


baik, maka akan terciptanya lapangan
pekerjaan, karena dengan modal yang ada
maka ia bisa membuka usaha,
b. Mengurangi angka kriminal, dengan
distribusi sedekah dengan baik maka akan
menurangi angka kriminalitas, karena
modal yang ada ia gunakan untuk
membuka usaha, sebagai pemberdayaan
ekonomi ummat,
c. Mempererat tali ikatan keluarga dan
masyarakat,

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Dengan kita berbagi/berderma maka kita


mengajarkan ketulusan hati,

40
2. Dengan berbagi maka kita akan menyaksikan
kebahagiaan orang lain,

3. Diantara Tanda kesholehan seseorang adalah


terlihat dengan gemar bersedekah,

Firman Allah dalam Surah Al-Munafiqun


(63) ayat 10, juz 28,

  .....


 

10. ........ Yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh.

Firman Allah swt dalam Surat At-taubah


(9) ayat 75, juz 10 :

 ....
 
 
75. .... Pastilah Kami akan bersedekah dan
pastilah Kami Termasuk orang-orang yang
saleh.

4. Sedekah akan menolak bala dan musibah,

5. Dengan Sedekah maka akan diganti dengan


yang lebih baik oleh Allah swt, firman Allah swt
dalam surah Saba (34) ayat 39 :

41
 
  
 
 
 
39. ..... Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan
Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.

6. Sedekah yang paling disukai Allah swt adalah


dari hasil usaha sendiri yang baik-baik dan dari
hasil bumi, dijelaskan dalam surah Al-baqarah
(2) ayat 267, juz 3 :




 
 
 
 
   

 
 
 
 
 


42
  
 
267. Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.

5. BERTAFAKUR DENGAN AYAT-AYAT


ALLAH DAN CIPTAAN-CIPTAAN-NYA
YANG TERHAMPAR DI ALAM INI

Ciptaan Allah begitu besar baik yang ada


dibumi dan di langit maupun yang ada di keduanya,
bagi orang yang beriman menyakini pasti hanya
Allah-lah yang menciptakan ini semuanya yang
memiliki tujuan yang benar. Dengan bertafakur atas
penciptaan Allah ini supaya kita bisa bertambah
imannya karena yang diciptakannya ini tidak ada
yang sia-sia pasti ada manfaatnya semua untuk
manusia,

43
Dengan begitu besar ciptaan Allah ini berupa
dunia dan seisinya, maka tidak mungkin ada tuhan
lain yang menciptakan ini dan tidak ada sekutu bagi-
Nya, ALLAH-lah yang menciptakan lautan, daratan,
pegunungan, pepohonan, tumbuh-tumbuhan,
binatang melata, air, udara, siang, malam, dan lain
sebagainya. Subhanallah Allahu Akbar tidak ada
ucapan kecuali hanya Takbir, Tahmid dan Tahlil
untuk memuji-Nya,

PERINTAH ALLAH AGAR KITA MENTADABURI


DENGAN AYAT AYAT-NYA

1. Allah swt bertanya, Mengapa manusia tidak


Mentadaburi Al-qur'an ?,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Muhammad (47) ayat 24, juz 26,

 
 
 


24. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran ataukah hati mereka terkunci?,

44
Dalam ayat lain sebagaimana dijelaskan
dalam surat An-Nisa (4) ayat 82, juz 5,

 
 
  
  
 

 
82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya.

2. Al-qur'an diturunkan agar ditadaburi


(diperhatikan atau dihayati) ayat-ayatnya
supaya mendapat pelajaran,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Shaad (38) ayat 29, juz 23,



 




 
45
29. Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran,

BERTADABBUR DENGAN AYAT-AYAT


KAUNIYAH, ALLAH-LAH YANG MENCIPTAKAN
ALAM DAN SE-ISI-NYA

1. Allah-lah swt yang menciptkan langit dan bumi


dan yang menurunkan hujan dari langit,
Sebagaimana Firman Allah Dalam An-
Naml (27) ayat 60, juz 20,

 


  


 
 
  
 

46
 
  
   
 
60. Atau siapakah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali
tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?
Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?
Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-
orang yang menyimpang (dari kebenaran).

2. ALLAH-lah yang menjadikan bumi sebagai


tempat berdiam, dan menjadikan gunung, dan
sungai-sungai,
Sebagaimana Firman Allah swt dalam
surat An-naml (27) ayat 61, juz 20.

 
 



 
 

47


  
   
 
 
61. Atau siapakah yang telah menjadikan bumi
sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang
menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu
pemisah antara dua laut10? Apakah disamping
Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan
(sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui.

3. Allah-lah sebagai pemimpin dalam lautan dan


daratan, dan yang mendatangkan angin
sebelum turunnya hujan,
Sebagaimana Firman Allah swt dalam
surah an-naml (27) ayat 63, juz 20,

10
Yang dimaksud dua laut di sini ialah laut
yang asin dan sungai yang besar bermuara ke
laut. sungai yang tawar itu setelah sampai di
muara tidak langsung menjadi asin.

48
  


 


 
 
  
  
 
 
63. Atau siapakah yang memimpin kamu
dalam kegelapan di dataran dan lautan dan
siapa (pula)kah yang mendatangkan angin
sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya11? Apakah disamping Allah ada
Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap
apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).

11
Yang dimaksud dengan rahmat Tuhan di
sini ialah air hujan yang menyebabkan
suburnya tumbuh-tumbuhan.

49
4. Allah-lah yang menciptakan manusia dari
permulaan, dan Allah-lah yang memberi kita
rizki,
Sebagaimana Firman Allah swt dalam
surat An-naml (27) ayat 64, juz 20.

 
 
 
 

 
  
  
 
 

64. Atau siapakah yang menciptakan (manusia
dari permulaannya), kemudian mengulanginya
(lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki
kepadamu dari langit dan bumi? Apakah
disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?.
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu,
jika kamu memang orang-orang yang benar".

5. Allah-lah yang mengetahui perkara yang ghaib


baik yang dilangit mapun dibumi,

50
Sebagaimana Firman Allah swt dalam
surat An-naml (27) ayat 65, juz 20.

    




 
  
 
 
65. Katakanlah: "tidak ada seorangpun di
langit dan di bumi yang mengetahui perkara
yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

6. Ulul Al-baab adalah orang yang selalu berdo’a


dan bertafakur sambil menggagumi kebesaran
dan penciptaan Allah swt,

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Surat Ali Imran (3) Ayat 190-191, Juz 4.

  







 
51
 

 
 
 
 


 
  
 
 
 
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal,

191. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah


sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka,

52
BERIKUT INI AYAT-AYAT YANG MENJELASKAN
AGAR MANUSIA BERTAFAKUR DENGAN APA
YANG DICIPTAKAN OLEH ALLAH SWT

1. Tentu berbeda antara orang yang buta dengan


orang yang melihat, yang demikian ini agar
manusia berfikir,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
An'am (6) Ayat 50, juz 7,

   


 
  
 
  
  
  
  
  

 
 

50. Katakanlah: aku tidak mengatakan
kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada
padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang
ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan
kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku

53
tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang
yang buta dengan yang melihat?" Maka Apakah
kamu tidak memikirkan(nya)?"

2. Allah menciptakan Dunia dan dengan


kesempurnaannya agar kita mampu berfikir;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat Yunus (10) Ayat 24, Juz 11,

 



 

 
 
 


 
 

 

 


54

 
 

  
  


 
 
24. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan
duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah
dengan suburnya karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. hingga apabila
bumi itu telah sempurna keindahannya, dan
memakai (pula) perhiasannya12, dan pemilik-
permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya13, tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya)

12
Maksudnya: bumi yang indah dengan
gunung-gunung dan lembah-lembahnya telah
menghijau dengan tanam-tanamannya.
13
Maksudnya: dapat memetik hasilnya

55
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.

3. Allah menciptakan bumi, gunung, sungai,


demikian juga Allah menciptakan malam dan
siang agar manusia berfikir;
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ar-
Ra'du (13) Ayat 3, Juz

  


 
 
 
 

 

  

  
  

 
3. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan
bumi dan menjadikan gunung-gunung dan
sungai-sungai padanya. dan menjadikan

56
padanya semua buah-buahan berpasang-
pasangan , Allah menutupkan malam kepada
14

siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu


terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.

4. Allah telah munumbuhkan segala macam


tumbuhan seperti buah-buahan dengan
turunnya air hujan agar manusia berfikir;
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-
Nahl (16) Ayat 11, Juz 14,

  






 
  
  

 

14
Yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah
jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan
hitam, besar kecil dan sebagainya.

57
11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memikirkan.

5. Allah menciptakan lebah sebagai obat bagi


manusia agar manusia itu berfikir;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat An-Nahl (16) Ayat 69, Juz 14.

   



 
  
 
 

 

   
 

 
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu

58
yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

6. Diantara tanda-tanda kebesaran Allah swt...


Allah menjadikan manusia berpasangan lalu
diikat dalam sebuah pernikahan agar manusia
berfikir;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Ar-
Rum (30) Ayat 21, Juz 21.

 
  
 


 
 
   
 

 

59
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.

7. Allah telah menundukan segala apa yang


dilangit dan apa yang di bumi sebagai rahmat
bagi manusia agar manusia berfikir;
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat Al-Jatsiyah (45) Ayat 13, Juz

  


 
  
  
  
 
 
13. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa
yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat

60
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir.

8. Jika Al-qur'an turun di atas gunung, maka


gunung akan hancur,,, Perumpamaan seperti
ini agar manusia berfikir;
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
Hasyr (59) Ayat 21, Juz 28.

 


 


 
  
 



 
21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran
ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir.

61
PENJELASAN SECARA UMUM

 Dengan kita bertafakur kepada Allah swt


supaya mangkin kuat tauhid kita kepada-Nya,
sebagai contoh kita tafakur atas ciptaan air,
jika air itu kering/surut, lalu siapa yang dapat
mengalirkan air tersebut ?,
Sebagaimana firman Allah swt dalam
surah al-mulk (67) ayat 30, juz 29.

 
 
 
 
 

30. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika
sumber air kamu menjadi kering; Maka
siapakah yang akan mendatangkan air yang
mengalir bagimu?".

Pasti jika kita sebagai orang yang


beriman, Jawabannya adalah ALLAH-lah yang
mengalirkan air tersebut.. Allahu Akbar...
Allahu Akbar.....

62
 Bertafakur adalah mengagungkan atas ciptaan
Allah swt yang maha besar, agar menambah
keimanan kita kepada Allah swt,

 Tidak ada yang sia-sia dengan apa yang telah


diciptakan oleh Allah swt, sebagai contoh
ketika Allah menciptakan nyamuk dll, maka
pasti ada hikmah dibalik itu,
Sebagaimana firman Allah dalam surah
Al-baqarah (2) ayat 26, juz 1.

  
 
  
 
  


 
 
  
 
 
 
  
 
 
  

63
  
 

26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih

rendah dari itu15. Adapun orang-orang yang


beriman, Maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah
maksud Allah menjadikan ini untuk
perumpamaan?." dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah16, dan

15
Diwaktu turunnya surat Al Hajj ayat 73
yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa
berhala-berhala yang mereka sembah itu
tidak dapat membuat lalat, Sekalipun mereka
kerjakan bersama-sama, dan turunnya surat
Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan
menggambarkan Kelemahan berhala-berhala
yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu
sebagai pelindung sama dengan lemahnya
sarang laba-laba.
16
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu
sesat berhubung keingkarannya dan tidak
mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan
tidak mau memahami apa sebabnya Allah

64
dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang
yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang
disesatkan Allah kecuali orang-orang yang
fasik,

 Dengan bertafakur atas penciptaan Allah maka


kita berfikir bahwasannya kita ini sangatlah
kecil, tidak ada yang lebih besar kecuali Allah
swt, artinya kita tidak patut berlaku sombong
karena kita adalah makhluk yang kecil, lemah,
fakir dan selalu butuh kepada Allah swt,

Sebagaimana firman Allah dalam surah

Faatir (35) ayat 15, juz 22,


 

   
 
 
15. Hai manusia, kamulah yang berkehendak
kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji,

menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan,


Maka mereka itu menjadi sesat.

65
6. MENCIPTAKAN DAN MENJAGA
KEDAMAIAN, KENYAMANAN DAN
MENGHINDARI KERUSAKAN DI TENGAH
MASYARAKAT;

Menciptakan kedamaian pasti diinginkan oleh


semua orang, kita tidak ingin lingkungan kita seperti
lingkungan yang rusak, baik rusak secara fisik
maupun rusak akhlak, atau rusak pergaulan, dll,

Dengan Lingkungan yang tenang dan damai


maka kita tenang untuk beribadah, tenang untuk
bermsyarakat, tenang untuk ber-muamalah dll,

Oleh karena itu semua pihak harus menjaga


ketertiban, ketenangan kedamainan di
lingkungannya, mulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan RT, lingkungan RW, lingkungan desa,
lingkungan kecamatan, kabupaten, profinsi sampai
Negara, jika ini dilakukan dengan sebaik-baiknya
maka hidup berdampingan dengan berbeda etnis,
suku, bahasa, agama, warna kulit, dll akan sama-
sama saling menghormati dan menghargai antar
sesama, apalagi umat Islam hadir sebagai rahmatal
lil aa’lamin ‘rahmat untuk seluruh alam’ yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kedamian dan
ketertiban....

66
Kita tidak ingin seperti yang kita lihat di media-
media hari ini ada di beberapa negara yang warga
dan rakyatnya selalu konflik bahkan perang saudara,
sehingga hidup tidak rukun sesama etnis, dan ada
lagi beberapa kelompok selalu berseteru dan
bermusuhan sehingga terjadi kerusakan pada
fasilitas umum bahkan tempat ibadah, sekolah,
kampus, rumah-rumah warga, perkantoran menjadi
rusak, Ini semua akibat dari kebrutalan orang yang
yang merusak dan tidak bertanggung jawab dan
Allah swt sangat membenci orang-orang yang suka
membuat kerusakan seperti ini sebagaimana
dijelaskan dalam surat Al-Qashash (28) ayat 77, juz
20, "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan",

Kita berdo’a semoga kerusakan-kerusakan


tidak terjadi di negeri yang kita cintai ini, oleh
karena itu negara harus menjamin keamanan
warganya, dan semua pihak harus mampu menahan
diri dari emosi, jangan terprofokasi dari hasutan-
hasutan orang atau kelompok yang tidak
bertanggung jawab yang ingin memecahkan belah
umat ini,

67
Para penyuluh agama, akademisi, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dll bisa
mengambil peran-nya masing-masing agar tetap
menjaga kedamaian di tengah masyarakat, jika ada
konflik maka harus segera didamaikan dan tidak
memihak satu kelompok, yang benar katakan benar
yang salah katakan salah, kemudian segera
diselesaikan dengan baik agar tidak berlarut-larut
sehingga akibatnya meluas,

HAL HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG


KEUTAMAAN MENJAGA KEDAMAIAN,

1. Bahwasannya pembicaraan yang terbaik adalah


bagaimana bisa mendamaikan di antara
manusia,
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
surat An-nisa (4) ayat 114, juz 5,

   


  
 
 
 
 
  
 

 
68
 
 

114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia.
dan Barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak
Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

2. Contoh jika ada dua orang beriman berselisih


maka dianjurkan untuk segera didamaikan
agar tidak timbul perselisihan dan kerusakan
yang lebih luas,
Sebagaimana Allah swt berfirman di
dalam surat Al-hujurat (49) ayat 9, juz 26,


 



 
 
 
69


 
 
  
  



 
  
 
9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka
yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! tapi kalau yang
satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah
Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah
antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil.

3. Berpegang teguhlah dengan tali agama Allah,


dan jangan berpecah belah atau bercerai berai,

70
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
surat Ali Imran (3) ayat 103, juz 4,


 
 
 

 
 
 
 




 
  


 
 
 


 
103. Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

71
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.

PERINGATAN BAGI MANUSIA AGAR TIDAK


MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI INI

Keruskaan di muka bumi bukan hanya


menebang pohon secara ilegal (ilegal logging) tanpa
izin ataupun membuang sampah tidak pada
tempatnya yang akibatnya banjir, tetapi juga
kerusakan yang dibuat oleh tangan manusia seperti
aksi pembakaran, aksi kerusakan, aksi tawuran,
aksi-aksi ankarkhi, dan juga kerusakan moral seperti
maraknya perjudian, prostitusi, maraknya minuman
keras ini semua kerusakan moral yang bisa
mengundang azab Allah swt jika tidak segera
dihentikan naudzubilah minzalik, Perbuatan tersebut

72
sangat dibenci Allah swt, ayat-ayat berikut ini adalah
peringatan dari Allah swt untuk manusia agar tidak
membuat kerusakan di muka bumi:

1. Jangan membuat kerusakan,


Allah berfirman dalam surat Al-a'raf (7) ayat
56, juz 8,

  


 
...... 
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya .....,
2. Jangan membuat kerusakan,
Allah berfirman dalam surat Al-araf (7) ayat
85, juz 8,

  


 
 
 
  
 
85. ..... Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik

73
bagimu jika betul-betul kamu orang-orang
yang beriman,

3. Jangan membuat keruusakan di muka bumi,


karena Allah tidak menyukai orang-orang yang
membuat kerusakan,
Allah berfirman dalam surat Al-qashash (28)
ayat 77, juz 20.

 
 
  
  


77. ..... Dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
4. Jangan membuat kerusakan di muka bumi,
Firman Allah dalam surat Al-ankabut (29) ayat
36, juz 21



 
 

74

 
36. ..... Harapkanlah (pahala) hari akhir, dan
jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat
kerusakan",

Ayat-ayat yang senada dengan ayat diatas


sebagai berikut :

a. Qs. Hud (11) 85, juz 12.


b. Qs. Asy-syu'araa (26) ayat 183, juz 19,
c. Qs. Al-baqarah (2) ayat 60, juz 1,
d. Qs. Al-a'raf (7) ayat 74, juz 8,

ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG YANG


BERBUAT KERUSAKAN
Allah swt sangat tidak menyukai dengan
kerusakan yang dibuat oleh tangan manusia, karena
berdampak buruk terhadap lingkungan, masyarakat,
berbangsa dan bernegara; dua ayat berikut ini
menjelaskan tentang hal tersebut:

1. Surat Al-Maidah (5) Ayat 64, Juz 6

 
  
  

75


64. ...... Dan mereka berbuat kerusakan
dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-
orang yang membuat kerusakan.

2. Surat Al-Qashash (28) Ayat 77, Juz 20.

 
 
  
  


77. ...... Dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.

DO'A AGAR TERHINDAR DARI PERBUATAN


KERUSAKAN

1. Surat Al-ankabut (29) ayat 30, juz 21,

 
 



76
30. ..... "Ya Tuhanku, tolonglah aku atas kaum
yang berbuat kerusakan itu",

AKIBAT DARI KERUSAKAN

Kerusakan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia,


maka berakibat buruk dan berdampak tidak baik
bagi manusia itu sendiri dan lingkungan masyarakat;
ayat-ayat berikut ini mengingatkan untuk berhati-
hati akibat dari membuat kerusakan; oleh karena itu
haram hukumnya melakukan tindakan-tindakan
yang merusak ......

1. Surat An-naml (27) ayat 14, juz 19,

 

 
  
 
 


14. Dan mereka mengingkarinya karena
kezaliman dan kesombongan (mereka) Padahal
hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka
perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang
yang berbuat kebinasaan,

77
2. Surat Al-a'raf (7) ayat 103, juz 9,

 ...
 


103. .... Maka perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang membuat kerusakan.
3. Surat Al-A'raf (7) ayat 86, juz 8,

 ............
 



86. ..... Dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan.
4. Surat Ar-rum (30) ayat 41, juz 21,

 
 

 
 
 
 

78

 
41. Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).
5. Surat An-Nahl (16) Ayat 88, Juz 14,


 

 
 
88. ...... Kami tambahkan kepada mereka
siksaan di atas siksaan17 disebabkan mereka
selalu berbuat kerusakan,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Menciptakan kedamaian, dan lingkungan yang


kondusif di tengah masyarakat harus dilakukan
oleh setiap individu maupun keluarga dan
masyarakat,

17
Maksudnya: siksaan yang berlipat ganda.

79
 Pemerintah harus bertindak tegas kepada para
Pelaku Anarkhi atau perusak, karena akibatnya
fasilitas umum bisa rusak dan terganggu,

 Islam agama yang damai dan memberi


keamanan dan ketenangan dalam kehidupan
Bermasyarakat, oleh karena itu Islam sangat
membenci oknum-oknum yang berbuat
kerusakan,

 Islam melarang pemeluknya berbuat Onar,


Anarkhi, Merusak, membuat Keributan,
Bermusuhan, Kekacauan, Bertengkar, Durhaka
dll,

Firman Allah swt dalam surat Al-Qoshash (28)


ayat 77, juz 20 :

    .....




77. ..... Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan,

7. BERTANYA KEPADA YANG AHLINYA


[YANG ALIM, dan FAQIH DALAM
AGAMA]

80
Jika kita punya suatu masalah maka
tanyakanlah dengan Ahlinya, agar ada petunjuk
yang benar, karena jika kita bertanya kepada yang
bukan ahlinya maka akibatnya adalah kesalahan
yang fatal dan akan timbul keraguan,

Apalagi dalam masalah seputar agama betul-


betul harus bertanya dengan orang yang Faqih dan
Alim atau para ulama sesuai dengan disiplin ilmunya,
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita
berdasarkan petunjuk yang benar yaitu al-qur’an
dan sunnah agar kita tidak keliru dalam
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
suatu contoh kita akan bertanya tentang masalah
fiqih maka kita bertanya kepada ahli fiqih, jika
masalah bahasa arab kita tanyakan kepada ahli
bahasa arab, jika masalah tafsir al-qur’an kita
tanyakan kepada ahli tafsir al-qur’an, jika masalah
hadits maka kita tanyakan kepada ahli hadits, jika
masalah sejarah Islam kita tanyakan kepada ahli
sejarah Islam dll,

Demikian juga pada bidang ilmu umum kita


bertanya kepada yang ahli dibidangnya sesuai
dengan disiplin ilmunya,

81
Bertanya juga bagian dari mencari ilmu karena
menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap individu,
seorang Muslim tidak boleh membiarkan dirinya
dalam kebodohan, ia wajib bertanya suatu ilmu jika
ia tidak mengetahuinya, Rasulullah bersabda;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أن ِس ب ِْن مالِكٍّ قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫ب ْال ِع ْل ِم ف ِريضةٌ على ُك ِل ُم ْس ِل ٍّم‬
ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم طل‬
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap
orang Islam, shahih: sunan Ibnu Majah],

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


TENTANG KEUTAMAAN ‘BERTANYA KEPADA
AHLI ILMU:

1. Bertanyalah kepada orang yang Alim (Ahli pada


bidangnya),
Sebagaimana firman Allah swt dalam
Surat Al-Anbiya (21) Ayat 7, Juz 17,

 
 
 
 

82
7. ...... Maka Tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui.
2. Al-qur'an mengajarkan jika kita tidak faham
ilmu, maka Bertanyalah kepada Ahli-nya, tidak
boleh membiarkan dirinya dalam kebodohan,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
Nahl (16) Ayat 43, Juz 14.



 
 
.  
43. ..... Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan18 jika kamu tidak
mengetahui,

3. Jika kita sungguh-sungguh belajar, dengan


banyak membaca, bertanya kepada ahli ilmu,
diskusi ilmu, maka Allah akan memahamkan
kita dengan ilmu tersebut, rasulullah bersabda
sebagai berikut

18
Yakni: orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.

83
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن يُ ِر ْد‬
‫َّللاُ ِب ِه خي اْرا يُف ِق ْههُ ِفي‬
‫ِين‬
ِ ‫الد‬
Dari Abu Huraiah, dia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa dikehendaki Allah
untuk menjadi baik, maka Allah akan
memahamkannya dalam masalah agama",
Shahih: Muttafaq alaih,

KEUTAMAAN BELAJAR ILMU DAN ORANG


YANG MENGAJARKANNYA,

1. Keutamaan bagi pencari ilmu maka akan


dimohonkan ampunan oleh Malaikat, dan
dimudahkan jalan menuju syurga, semoga ini
menjadi motifasi dan menambah semangat
kepada mereka mereka yang sedang mencari
ilmu dan mendakwahkannya,
Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah
berikut ini :

ُ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ما ِجئْت‬


َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ ُ ‫ع ْن ر‬
َّ ‫سو ِل‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ِلحاج ٍّة قال فإِنِي س ِم ْعتُ ر‬
‫ب فِي ِه‬ ْ ‫عل ْي ِه وسلَّم يقُو ُل م ْن سلك ط ِريقاا ي‬
ُ ُ‫طل‬
84
‫ق ْالجنَّ ِة و ِإ َّن‬ ِ ‫ط ُر‬ َّ ‫ِع ْل اما سلك‬
ُ ‫َّللاُ ِب ِه ط ِريقاا ِم ْن‬
‫ب ْال ِع ْل ِم‬ ِ ‫ضا ِلطا ِل‬ ‫ْالمَل ِئكة لتض ُع أ ْج ِنحتها ِر ا‬
‫ت وم ْن‬ ِ ‫سموا‬ َّ ‫وإِ َّن ْالعا ِلم لي ْست ْغ ِف ُر لهُ م ْن فِي ال‬
‫اء و ِإ َّن‬ ِ ‫ف ْالم‬ ِ ‫ان فِي ج ْو‬ ُ ‫ض و ْال ِحيت‬ ِ ‫فِي ْاْل ْر‬
‫ض ِل ْالقم ِر ليْلة‬ ْ ‫فضْل ْالعا ِل ِم على ْالعا ِب ِد كف‬
ُ‫ب و ِإ َّن ْالعُلماء ورثة‬ ِ ‫ْالب ْد ِر على سائِ ِر ْالكوا ِك‬
‫ارا وَل‬ ‫اء و ِإ َّن ْاْل ْن ِبياء ل ْم يُو ِرثُوا دِين ا‬ ِ ‫ْاْل ْن ِبي‬
‫د ِْره اما و َّرثُوا ْال ِع ْلم فم ْن أخذهُ أخذ بِح ٍّظ وافِ ٍّر‬
Abu Ad-Darda lalu berkata, "Sesungguhnya
aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu,
maka:
Allah akan memperjalankannya di antara
jalan-jalan yang ada di surga,
Sedangkan Malaikat akan meletakkan
sayapnya (memberikan do'a) lantaran
senang dengan para penuntut ilmu,
Seluruh penghuni langit serta bumi dan
ikan-ikan di dasar laut akan memintakan
ampunan kepada orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan,
Karena kelebihan dan keutamaan orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan atas ahli ibadah

85
bagaikan keutamaan bulan pada malam
purnama atas bintang-bintang di sekitarnya,
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para
nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar
atau dirham, melainkan mewariskan ilmu
pengetahuan. Barangsiapa mengambilnya
berarti telah mengambil bagian yang banyak,
(Shahih: Sunan Abu Dawud),

MENJAWAB SUATU PERTANYAAN HARUS


BENAR KARENA JIKA SALAH MAKA IA
MENANGGUNG DOSANYA

1. Kita wajib berhati-hati dalam menjawab


pertanyaan-pertanyaan seputar agama, jika
kita ditanya maka jawablah dengan benar
berdasarkan sumber al-qur'an dan hadits
rasulullah, tidak boleh menjawab dengan
mengarang-ngarang,.... etika menjawab
adalah jika tahu maka jawablah... jika tidak
tahu maka jawablah tidak tahu.....
Dijelaskan dalam Hadits berikut ini, siapa
yang berfatwa tidak benar maka dosanya ia
yang akan menanggung,

86
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫أبا ُهريْرة يقُو ُل قال ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن أ ُ ْف ِتي ِبغي ِْر ِع ْل ٍّم كان ِإثْ ُمهُ على‬
ُ‫م ْن أ ْفتاه‬
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah
SAW bersabda, "Siapa yang diberi fatwa tanpa
berdasarkan ilmu, maka dosanya ditanggung
oleh orang yang memberi Fatwa tersebut
[Shahih Sunan Abu Dawud];

PENJELASAN SECARA UMUM

 Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap


Muslim; “Tuntutlah ilmu dari sejak buaian
sampai ke liang lahat”, oleh karena itu seorang
muslim dituntuk selalu belajar, seperti
membaca buku, atau hadir di Majlis Ilmu,

 Ilmu sangat penting dipelajari, karena Allah


swt akan mengangkat derajat orang yang
beriman dan berilmu, dijelaskan dalam al-
qur’an surah Al-Mujadilah (58) ayat 11, juz 28
Allah berfirman;



 
 
87
 


  
  


 

 



  
 
 
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam Majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

88
 Kita tidak boleh beramal tanpa ilmu, jadi
ibadah apapun yang kita lakukan harus
didasari dengan ilmu, yaitu ilmu yang
bersumber dari Al-qur’an dan Hadits-Hadits
Rasulullah.

Jika kita memiliki suatu permasalahan agama


maka kita dituntut untuk bertanya kepada
orang yang betul-betul mengetahui dan ahli
pada bidangnya, Allah swt berfirman dalam
surah Az zumar (39) ayat 9, juz 23, yaitu
Tidaklah sama antara orang yang Alim dengan
yang Bodoh, seperti dijelaskan:

  ..




 
 
 

 
9. ..... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.

89
Dan juga amalan yang kita lakukan akan
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt,
jangan sampai kita beramal tetapi tidak
mengetahui ilmunya :

Sebagaiman firman Allah swt dalam surah Al-


israa (17) ayat 36, juz 15,

   


   
 


 
 
 
36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya, Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya

 Pentingnya kita sering hadir di Majlis Ilmu Al-


qur’an dan Hadits, karena manfaatnya sangat
besar, pertama kita akan mendapat ilmu yang
belum kita ketahui, kedua malaikat
memohonkan ampunan untuk kita, ketiga kita

90
akan mendapat ketenangan. Firman Allah swt
dalam surah Al-Mujadilah (58) ayat 11, juz 28,

 ....
...... 
11. ...."Berlapang-lapanglah dalam Majlis”....

8. MENGAJAK KELUARGA AGAR TAAT


KEPADA ALLAH SWT,

Sebagai umat islam kita wajib menjaga diri dan


keluarga kita agar tidak terjerumus kepada dosa
kecil dan dosa besar, yang dimaksud menjaga diri
dan keluarga disini adalah bagaimana kita dan
keluarga menjaga Perintah-perintah Allah swt, dan
berusaha menjauhi larangan-larangan Allah swt,
kalau sudah demikian maka insa allah kita dan
keluarga akan selamat dunia akhirat, amiiiiin...

Semua keluarga muslim berharap menjadi


orang-orang yang Fakih/Faham akan perintah
agama, dan baik dalam pengamalan agamanya,
sehingga mudah-mudahan kita dan keluarga akan
ketemu di dunia dan di akhirat yaitu di syurga-Nya,
karena sesuai dengan janji ALLAH swt jika orang tua
beriman dan juga anak dan cucu serta keturunannya
beriman maka akan di pertemukan di dalam syurga,

91
Suatu contoh keluarga yang sholeh yang
diabadikan dan diangkat derajatnya pada masanya
masing-masing, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an dalam surah Ali imran (3) ayat 33, juz 3,

  


 
 
  
 
33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh,
keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi
segala umat (di masa mereka masing-masing),

Orang tua yang beriman kemudian ia berhasil


mendidik anak-anaknya menjadi orang yang
beriman kepada Allah swt, maka akan dipertemukan
di syurga, oleh karena itu agama menganjurkan
kepada kita agar mendidik keluarga dengan sebaik-
baiknya, jangan membiarkan keluarga kita tidak
shalat, jangan membiarkan anak-anak kita tidak bisa
membaca al-qur’an, dan jangan membiarkan
keluarga kita jauh dari pendidikan agama, kalau
demikian maka ini suatu kelalaian dan dosa, bahkan
keluarga tersebut tidak selamat... karena
bagaimanapun hidup ini sangat penting mengikuti

92
tuntunan agama Islam yang bersumber dari al-
qur'an dan sunah....

Allah swt menggambarkan orang tua dan anak


cucu yang beriman maka akan ditemukan kembali di
syurga, sebagaimana dijelaskan dalam surah Thuur
(52) ayat 21, juz 26,






 
 
 
  
   
  
21. Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak
cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan

mereka19, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun

19
Maksudnya: anak cucu mereka yang
beriman itu ditinggikan Allah derajatnya
sebagai derajat bapak- bapak mereka, dan
dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka
dalam surga.

93
dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat
dengan apa yang dikerjakannya.

Perintahkanlah keluarga kita untuk


menjalankan shalat dengan sebaik-baiknya, karena
shalat adalah rukun Islam, dan pada hari kiamat
amalan yang pertama yang akan dihisab adalah
shalat :

HAL-HAL YANG HARUS KITA SAMPAIKAN


KEPADA KELUARGA KITA,

1. Perintah agar keluarga menjalankan shalat


dengan sebaik-baiknya,
Sebagaimana dijelaskan dalam surah
Thaahaa (20) ayat 132, juz 16,

 


  
 
   

 
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki

94
kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah
bagi orang yang bertakwa,

2. Sebagaimana dilakaukan oleh Nabi Ismail as ia


menyuruh ahlinya (keluwarga dan umatnya)
mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain
di surah Maryam (19) ayat 54-55, juz 16,

 

 
 
 
 
 
 



 
 

54. Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada
mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang

95
yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang
Rasul dan Nabi,

55. Dan ia menyuruh ahlinya20 untuk


bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.

Demikian juga dalam berdakwah diawali


dari keluarga, karena keluarga adalah orang
yang paling terdekat, kemudian baru meluas
ke tengah masyarakat insa allah akan sukses
dalam berdakwah.., kenapa harus diawali dari
keluarga terdekat karena keluarga akan
menjadi contoh masyarakat, jika keluarga kita
taat maka masyarakat-pun akan menilai kita
baik, tetapi jika keluarga kita jauh dari agama
maupun pengamalan agamanya kurang...
maka biasanya akan menjadi gunjingan
orang.... oleh karena itu kita harus berusaha
untuk menguatkan ilmu agama terutama pada
keluarga kita...,

Terkadang dalam kita berdakwah di


tengah keluarga adakalanya ada yang

20
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan ahlinya ialah
umatnya,

96
menerima tetapi ada juga yang menolak.. ini
ujian dalam berdakwah..., jika mereka
menerima dakwah kita maka kita harus lebih
rendah hati kepada mereka, tetapi jika mereka
menolak dan tidak mengindahkan dakwah kita
maka kita sampaikan kepada mereka bahwa
tidak bertanggung jawab dengan apa yang
telah mereka kerjakan,

3. Perintah untuk berdakwah diawali dari keluarga


yang paling terdekat,
Sebagaimana dijelaskan di dalam surat
Asy syuuraa (26) ayat 214-216, juz 19 :




 
 
 

 
 
 
 

214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-
kerabatmu yang terdekat,

97
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-
orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang
yang beriman.

216. Jika mereka mendurhakaimu Maka


Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan"

4. Perintah agar menjaga diri dan keluarga dari


siksa api neraka,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-


Tahrim (66) Ayat 6, Juz 28,



 


 



 
  
 


98
 
 
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan,

5. Perintah agar menjaga diri dan keluarga, agar


tidak terkena azab Allah swt, karena azab itu
tidak hanya menimpa khusus orang dzalim
saja;
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Anfal (8) Ayat 25, Juz 9,


  
 
  

  
 
25. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan
yang tidak khusus menimpa orang-orang yang

99
zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah
bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka,


maksudnya dengan menjalankan segala
perintah-perintah Allah swt, dan berusaha
menjauhi larangan-larangan-Nya, sehingga
kita dan keluarga selamat baik di dunia
maupun di akhirat serta selamat dari siksa api
neraka,

Do’a supaya kita selamat dan terpelihara


dari siksa api neraka, sebagaimana dijelaskan
dalam surat Al-baqarah (2) ayat 201, juz 2, :

 
 
 

 
 

201. ... "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah Kami dari siksa neraka,

9. BERBUAT KEBAJIKAN (AL-BIRR),

100
Orang yang berbuat kebajikan dan bersikap
baik dengan orang lain adalah cerminan Muslim yang
sejati, ini penting kita sampaikan bagaimana kita
menanamkan keikhlasan dan ketulusan saat kita
berbuat baik, karena hanya keikhlasan-lah amal itu
akan diterima dan berpahala,

Hal yang harus diperhatikan ketika kita akan


berbuat baik, jangan berniat ingin riya atau ingin
dipuji orang, karena akan merusak amal kita,
Rasulullah bersabda agar hati-hati dengan syirik
kecil yaitu riya,

Berbuat kebajikan (Al-birr) menurut ALLAH swt


adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-
Baqarah (2) ayat 177, juz 2, berikut ini :

  


 
 

 
  






101
 
  



 

 

 


 
 
 

 
 

  
 
 
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah ;

Beriman kepada Allah, hari Kemudian,


Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi

102
Dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-
minta;
Dan (memerdekakan) hamba sahaya,
Mendirikan shalat,
Dan menunaikan zakat;
Dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji,
Dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan,

Mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);


dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa, (QS.
Al-Baqarah (2) ayat 177, juz 2),

Demikian juga Rasulullah memberikan


petunjuk agar manusia setiap harinya seluruh tulang
ruasnya berbuat kebajikan, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits riwayat imam Muslim berikut ini;

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال‬ َّ ‫ع ْن أ ِبي ذ ٍّر ع ْن النَّبِي ِ صلَّى‬


ُ‫سَلمى ِم ْن اب ِْن آدم صدقةٌ ت ْس ِلي ُمه‬ ُ ‫صبِ ُح على ُك ِل‬ْ ُ‫ي‬
ٌ‫وف صدقة‬ ِ ‫على م ْن ل ِقي صدقةٌ وأ ْم ُرهُ ِب ْالم ْع ُر‬
103
‫ون ْهيُهُ ع ْن ْال ُم ْنك ِر صدقةٌ و ِإماطتُهُ ْاْلذى ع ْن‬
ُ ‫ق صدقةٌ وبُضْعةُ أ ْه ِل ِه صدقةٌ ويُ ْج ِز‬
‫ئ ِم ْن‬ َّ
ِ ‫الط ِري‬
َّ ‫سول‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ضحى قالُوا يا ر‬ ُّ ‫ان ِم ْن ال‬ ِ ‫ذ ِلك ُك ِل ِه ر ْكعت‬
‫ون لهُ صدقةٌ قال أرأيْت‬ ُ ‫ضي ش ْهوتهُ وت ُك‬ ِ ‫أحدُنا ي ْق‬
‫ل ْو وضعها فِي غي ِْر ِح ِلها أل ْم ي ُك ْن يأْث ُم‬
Dari Abu Dzar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Hendaklah masing-masing kamu setiap pagi
bersedekah untuk setiap ruas tulangnya;

Salamnya kepada siapa yang dijumpainya


adalah sedekah,
Amar ma'rufnya adalah sedekah,
Mencegah hal-hal yang mungkar adalah
sedekah,
Menyingkirkan duri di jalan adalah sedekah,
Dan mengumpuli istrinya juga sedekah,

Sebagai ganti dari semuanya itu, cukuplah dengan


mengerjakan dua rakaat shalat dhuha" Tambahan
lain, Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Seseorang
dari kami memenuhi tuntutan syahwatnya apakah
dapat menjadi sedekah (Berhubungan Kepada
Istri)?" Beliau bersabda, "Bagaimana pendapatmu,
kalau dia meletakkan syahwatnya itu bukan pada

104
tempatnya, apakah dia tidak berdosa?" (Shahih: HR.
Muslim),

HAL HAL YANG HARUS DIKETAHUI DALAM


BERBUAT KEBAJIKAN

1. Ikhlas karena Allah swt,


2. Jangan menyakiti orang yang kita bantu,
3. Jangan mengungkit-ngungkit kebajikan yang
kita berikan kepada mereka,
4. Membantu bisa dimulai dari orang yang
terdekat, seperti keluarga, tetangga, dll
5. Tetap rendah hati, tidak sombong dengan
kebajikan yang kita lakukan,

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


OLEH SESEORANG YANG AKAN BERBUAT
KEBAJIAKAN

1. Mendahulukan Yang Wajib Sebelum Yang


Sunnah,

Jangan sampai kita bersemangat


mengamalkan suatu ibadah sunah tetapi pada
waktu yang sama kita mengabaikan ibadah
fardhu, suatu contoh si Fulan rajin
melaksanakan shalat Tahajjud akan tetapi ia
kesiangan melaksanakan shalat subuh bahkan

105
meninggalkannya, oleh karena itu utamakanlah
ibadah yang fardu sebagaimana Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam hadits
Qudsi-Nya:

”Tidaklah hamba-ku mendekatkan diri kepada-


ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari
apa-apa yang aku fardhu-kan kepadanya" (HR.
Bukhari),

2. Memelihara Kontinyuitas (Kelanggengan)


Sebuah Amal,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam


bersabda:

“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah


yang paling langgeng meskipun sedikit” (HR.
Bukhari dan Muslim),

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Juga


pernah menasehati shahabatnya yang bernama
Abdullah Bin ‘Amru Radhiyallahu ‘Anhuma:

“Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si


Fulan, dahulu ia bisa Qiyamullail lalu ia
tinggalkan”. (HR, Bukhari dan Muslim),

3. Tidak Menunda-Nunda Suatu Amal,

106
Karena jika kita menunda-nunda
mengerjakan suatu amal maka sangat boleh
jadi akan datang suatu halangan yang
membuat kita tidak jadi melakukan amal
tersebut. Ketahuilah, menunda-nunda amal
shaleh adalah salah satu bisikan syetan yang
ingin menghalangi kita demi melakukan
ketaatan,

4. Melakukan Amal Shaleh Dengan Ihsan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat


mencintai jika seseorang hamba beribadah
kepada-nya dengan penuh ihsan. Adapun
definisi ihsan dijelaskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam salah satu
hadistnya:

“Hendaknya engkau beribadah kepada Allah


seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau
tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu”, (HR. Muslim, Tirmidzi dan Abu
Daud),

5. Memperhatikan Keutamaan Waktu,

107
Yakni hendaknya seseorang bersegera
melakukan amal shaleh yang paling utama
pada waktu tersebut. Misalnya ketika telah
masuk waktu shalat dan dikumandangkan
adzan maka amal yang paling utama ketika itu
adalah mendatangi rumah-rumah Allah untuk
menunaikan shalat berjama’ah.

Ketika sepertiga malam terakhir telah


masuk, maka amal yang paling utama ketika
itu adalah shalat tahajjud, do’a dan istighfar.
Begitu juga ketika datang kepada kita seorang
saudara yang membutuhkan bantuan kita
sementara kita mampu membantunya, maka
amal shaleh yang paling dicintai Allah ketika itu
adalah membantunya.

6. Membaca Hadist-Hadist Tentang Fadhilah


Amal (Keutamaan Amal),

Hal ini akan lebih memotivasi kita untuk


melakukan amal-amal shaleh. Misalnya,
keutamaan membaca al-qur’an, bersedekah,
berdzikir, dan lain-lain.

Ada banyak buku yang bagus yang dapat


kita jadikan rujukan dalam hal ini, seperti:
Riyadhus Shalihin, Al Adzkar (keduanya karya

108
imam An Nawawi), atau kitab-kitab lain yang
memperhatikan keshahihan hadist-hadistnya,

7. Tetap menyadari bahwa amal ibadah yang


kita lakukan – meskipun kita sudah
bersungguh-sungguh dalam
mengerjakannya – pasti tidak luput dari
kekurangan.
Oleh karena itu hendaknya kita memohon
ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas kekurangan-kekurangan kita dalam
melakukan amal tersebut dan berdo’a agar
ibadah-ibadah kita diterima oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dengan rahmat-nya.

Manfaatkanlah sisa umur yang masih ada pada


diri kita untuk kita isi dengan amal-amal shaleh
yang akan membuat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala ridho kepada kita.

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


KEUTAMAAN BERBUAT BAIK,

1. laki-laki atau perempuan yang berbuat


kebajikan dalam keadaan beriman akan dibalas
dengan kehidupan yang lebih baik,

Sebagaimana dijelaskan surat An-nahl


(16) ayat 97, juz 14,

109
  
  
 


  


 

 
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik21 dan Sesungguhnya akan Kami beri


Balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.

2. Balasan bagi orang yang berbuat kebajikan


adalah syurga;

21
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki
dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

110
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
Nisa (4) ayat 124, juz 5,

  


 
  
 


 

 
124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-
amal saleh, baik laki-laki maupun wanita
sedang ia orang yang beriman, Maka mereka
itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun.

3. Kebaikan maka akan dibalas dengan kebaikan


juga,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ar-
rahman (55) ayat 60, juz 27.

 
 
 
60. Tidak ada Balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula),

111
4. Kebaikan yang kita lakukan maka akan kembali
kepada diri kita demikian juga kejahatan,

Sebagaiamana dijelaskan dalam surat Al-


Jaatsiyah (45) ayat 15, juz 25,

  


 
 
  
 
 
15. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
Maka itu akan menimpa dirinya sendiri,
kemudian kepada Tuhanmulah kamu
dikembalikan,

5. Balasan bagi orang yang berbuat kabajikan


maka kebaikan pula,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-


nahl (16) ayat 30, juz 14,

 
 
  
  

112

 
 
  
  
 
 
30. Dan dikatakan kepada orang-orang yang
bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh
Tuhanmu?" mereka menjawab: "(Allah telah
menurunkan) kebaikan". orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. dan Sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik dan Itulah
Sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,

6. Surat Al-Israa (17) Ayat 7, Juz 15.

 

 
 

7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri,

113
7. Surat Fushilat (41) Ayat 46, Juz 24.

  


 
 
  
 
 
46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang
saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan
jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya
hamba-hambaNya.

8. Anjuran untuk segera berbuat kebajikan


sebelum terlambat;

Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan


Imam Muslim,

َّ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة ع ْن النَّ ِبي ِ صلَّى‬


‫َّللاُ عل ْي ِه‬
‫وسلَّم قال باد ُِروا بِ ْاْلعْما ِل ِستًّا الدَّ َّجال‬
‫ش ْم ِس ِم ْن‬ َّ ‫طلُوع ال‬ ُ ‫ضو‬ ِ ‫والدُّخان ودابَّة ْاْل ْر‬
َّ ‫م ْغ ِربِها وأ ْمر ْالعا َّم ِة و ُخو ْي‬
.‫صة أح ِد ُك ْم‬
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi Muhammad
SAW, beliau bersabda, "Segeralah kamu

114
berbuat baik sebelum datang enam hal, yaitu;
1}. Dajjal 2}. Asap {menjelang kiamat} 3}.
Makhluk yang melata di bumi 4}. Terbitnya
matahari dari barat 5}. Kehancuran total 6}.
Kematian (HR. Muslim);

PENJELASAN SECARA UMUM

 Berbuat baik janganlah di tunda-tunda sebelum


kematian menjemput, sebegaimana firman
Allah swt dalam surah Al-munafiquun (63) ayat
10-11, juz 28.

 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
  
  
 

115
 

10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang
telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
aku dapat bersedekah dan aku Termasuk
orang-orang yang saleh?"

11. Dan Allah sekali-kali tidak akan


menangguhkan (kematian) seseorang apabila
telah datang waktu kematiannya. dan Allah
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

 Amal baik yang dilandasi dengan keimanan


maka mendapat pahala dunia dan akhirat,
tetapi jika tidak dilandasi dengan keimanan
maka akan sia sia, sebagaimana firman Allah
swt dalam surah Al-furqan (25) ayat 23, juz
19.

 
  
 
 

116
23. Dan Kami hadapi segala amal yang mereka

kerjakan22, lalu Kami jadikan amal itu


(bagaikan) debu yang berterbangan.

 Amalan yang tidak dilandasi keimanan kepada


ALLAH maka laksana Fatamorgana,
sebagaimana firman Allah swt dalam surah An
nur (24) ayat 39, juz 18,








  
 
 
 
 
 

22
Yang dimaksud dengan amal mereka disini
ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang
mereka kerjakan di dunia amal-amal itu tak
dibalasi oleh Allah karena mereka tidak
beriman,

117
 
 
39. Dan orang-orang kafir amal-amal mereka
adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang
yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu
Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu
Allah memberikan kepadanya perhitungan
amal-amal dengan cukup dan Allah adalah

sangat cepat perhitungan-Nya23.

 Dianjurkan untuk selalu istikomah


(Berkesinambungan) dalam berbuat kebajikan
walaupun itu kecil,

10. SEGERA BERISTIGHFAR KETIKA


BERBUAT DOSA

23
Orang-orang kafir, karena amal-amal
mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah
mendapatkan Balasan dari Tuhan di akhirat
walaupun di dunia mereka mengira akan
mendapatkan Balasan atas amalan mereka
itu,

118
Semua bani Adam pernah berbuat salah, tetapi
sebaik-baik orang yang bersalah adalah segera
memohon ampunan kepada Allah swt,

Dalam ber-muamalah di tengah masyarakat


terkadang kita berbuat suatu kesalahan dengan
orang lain, jika terjadi seperti ini maka hendaknya
kita meminta maaf dengan orang yang
bersangkutan, akan tetapi bila kita berbuat dosa
kepada Allah swt maka caranya adalah dengan
beristighfar mohon ampunan kepada Allah swt,
bertaubat, shalat tobat, shalat wudhu, dan
melakukan kebaikan-kebaikan, insya Allah akan
diampuni dosa-dosa kita, karena setiap kebaikan
yang kita lalukan dapat mengampuni dosa dosa kita,
sebagaimana firman dalam surah Hud (11) ayat 114,
juz 12 “.... Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-
orang yang ingat”, Oleh karena itu istighfar dan
taubat janganlah di tunda-tunda karena kita tidak
mengetahui akhir umur kita, jangan sampai
terlambat bertaubat seperti Firaun ajal sampai
kepadanya ia baru bertaubat, Naudzubilah Minzalik,

119
HAL-HAL YANG HERUS DIKETAHUI BAGI
ORANG YANG BERISTIGHFAR DAN BERTAUBAT
SETELAH MELAKUKAN KESALAHAN

1. Istighfar ikhlas karena Allah swt,


2. Membaca istighfar satu hari 70 atau 100 kali,
3. Selalu bertakwa kepada Allah swt,
4. Memperbanyak zikir kepada ALLAH SWT,
5. Meningkatkan ketaatannya kepada ALLAH
SWT,
6. Membaca do'a pagi dan petang yang
disunahkan oleh rasulullah,
7. Rajin membaca Al-qur'an
8. Memperbanyak amal sholeh,
9. Memperbanyak do'a agar tidak dicabut
petunjuk pada dirinya,
10. Menyesali perbuatan yang telah berlalu,
11. Memperbaiki diri,
12. Banyak berkumpul dengan orang-orang sholeh,
13. Menjaga amalan-amalan sunah,
14. Menjaga hati,
15. Menaga diri dari hal-hal yang dapat
menjerumuskan perbuatan dosa,
16. Menjaga lisan, mata, telinga, kaki, tangan dari
perbuatan dosa dan maksiyat,

120
17. Istikomah menghadiri Majlis Ilmu agar ia
bertambah ilmu agama,
18. Berhijrah dengan sunguh sungguh,
19. Berjanji tidak akan mengulang perbuatan dosa,
20. Menolak dengan tegas jika ada orang yang
mengajak kembali berbuat dosa,
21. Banyak mengingat kematian,
22. Menghindari perbuatan yang sia-sia,
23. Menjaga etika dan akhlak keseharian,
24. Merubah pola hidup dari yang sebelumnya agar
lebih baik, sholeh dan taqwa,
25. Memperbanyak do'a kepada ALLAH SWT,
26. Merasa Khouf (Rasa Takut) kepada ALLAH jika
ia ingin berbuat dosa,
27. Menghindari tempat-tempat maksiyat,
28. Mengajak teman-temannya untuk bertaubat,
dan meninggalkan dosa dan maksiyat
29. Apapun amal yang ia lakaukan berharap Visi
dan misi hidupnya ingin menggapai
kebahagiaan akhirat,
30. Apapun yang ia lakukan semata-mata
mengharap ridho ALLAH SWT,

BERIKUT AYAT DAN HADITS MENJELASKAN


TENTANG KEUTAMAAN BERISTIGHFAR

121
1. Dengan beristigfar dan bertaubat kepada Allah
swt, maka Allah swt akan menurunkan hujan
yang lebat,
Oleh karena itu jika terjadi musim
kemarau berkepanjangan maka umat Islam
disunahkan untuk shalat istisqa yaitu shalat
minta hujan, kemudian dengan memperbanyak
zikir, istighfar dan taubat kepada Allah maka
Allah akan menurunkan hujan, Allah swt
berfirman dalam surat Hud (11) ayat 52, juz
12.



 
 




 
  

 
52. Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah

122
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan
yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu,
dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat
dosa."

2. Beruntung jika kita banyak catatan amal


istighfar-nya,
Sebagaimana dijelaskan hadits berikut
ini;

ُّ ‫َّللاِ بْن بُ ْس ٍّر يقُو ُل قال النَّ ِب‬


‫ي‬ َّ ‫س ِم ْعتُ عبْد‬
‫طوبى ِلم ْن وجد فِي‬ ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬َّ ‫صلَّى‬
‫يرا‬ ‫ص ِحيفتِ ِه ا ْستِ ْغف ا‬
‫ارا كثِ ا‬
Dari Abdullah bin Busr, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Beruntunglah orang yang
mendapatkan di dalam catatan amalnya
istighfar yang banyak", Shahih Sunan Ibnu
Majah];

3. Amalan yang harus disegerakan adalah mohon


ampunan kepada Allah swt,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali
Imran (3) Ayat 133, Juz 4,


 
 
 

123

 
 
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,

4. Jika melakukan perbuatan keji maka


dianjurkan untuk segera beristighfar,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali
Imran (3) Ayat 135, Juz 4,

 
 
 

 

 

 
 
  
 
 
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya

124
diri sendiri24,mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui,

5. Dilarang berputus asa dari rahmat Allah swt,


jika seorang pendosa bertaubat dengan
sungguh-sungguh maka Allah swt akan
mengampuni dosanya,
Sebagaimana firman Surat Az-zumar (39)
ayat 53-55, juz 24,

 

 
 
 
   
 


24
Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah)
ialah dosa besar yang mana mudharatnya
tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga
orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri
sendiri ialah melakukan dosa yang mana
mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik
yang besar atau kecil,

125
  
 
 

 

   

  
 

 
 
  
 


 
  
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-
dosa25 semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

25
Dalam hubungan ini Lihat surat An Nisa
ayat 48,

126
54. Dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu,
dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datang azab kepadamu kemudian kamu tidak
dapat ditolong (lagi).

55. Dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah


diturunkan kepadamu dari Tuhanmu26 sebelum
datang azab kepadamu dengan tiba-tiba,
sedang kamu tidak menyadarinya,

6. Berlomba-lomba untuk memohon ampunan


kepada Allah swt,
Sebagaimana dijelaskan falam Surat Al
Hadiid (57) Ayat 21, Juz 27,


 
 
 



 
 
 
  
 
  
26
Maksudnya: Al Quran

127
 
 
21. Berlomba-lombalah kamu kepada
(mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
syurga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
mempunyai karunia yang besar.

7. Membiasakan membaca do'a mohon ampun


100 kali di dalam Majlis,
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, "Jika kami
hitung dengan baik ucapan Rasulullah SAW;

ُ ‫ي ِإنَّك أ ْنت الت َّ َّو‬


‫اب‬ َّ ‫ب ا ْغ ِف ْر ِلي وتُبْ عل‬ ِ ‫ر‬
‫الر ِحي ُم ِمائة م َّر ٍّة‬
َّ
'Ya Allah, ampunilah aku dan limpahkanlah
tobat-Mu kepadaku. Sesungguhnya Engkau
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang,'
ketika berada di sebuah majelis, (maka itu
akan berjumlah) seratus kali." [Shahih Abu
Daud],
8. Satu teladan yang baik bagi kita sebagai umat
Rasulullah, beliau dalam sehari beristighfar dan
bertaubat 100 kali,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut ini:

128
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
َّ ‫عل ْي ِه وسلَّم ِإ ِني ْل ْست ْغ ِف ُر‬
ُ ُ ‫َّللا وأت‬
‫وب ِإل ْي ِه ِفي‬
ٍّ‫ْالي ْو ِم ِمائة م َّرة‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Sesungguhnya aku telah
beristighfar kepada Allah dan bertobat kepada-
Nya dalam sehari sebanyak seratus kali"
(Hasan Shahih: HR. Muslim),

BERIKUT INI ADALAH DO'A-DO'A MOHON


AMPUNAN KEPADA ALLAH SWT

1. Surat Ali Imran (3) ayat 16, juz 3,


 
 
 
 
 
16. .... Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami
telah beriman, Maka ampunilah segala dosa
Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka,"

2. Surat Al-Qashash (28) Ayat 16, Juz 20,


 
 
 
  

129
 

 
16. .... "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah
Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah
aku". Maka Allah mengampuninya,
Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. Surat Ibrohim (14) Ayat 41, Juz 13,
 
 

 
 
41. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan
kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari
kiamat)",

4. Surat Al-A'raf (7) Ayat 151, Juz 9,


  

 
  

 
151. .... "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
saudaraku dan masukkanlah Kami ke dalam
rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha
Penyayang di antara Para Penyayang".

130
5. Surat Nuh (71) Ayat 28, Juz 29,
  

 
 


28. Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku,
orang yang masuk ke rumahKu dengan
beriman dan semua orang yang beriman laki-
laki dan perempuan,

BERIKUT ADALAH INDEK DO'A-DO'A QUR'AN


YANG ISINYA MOHON AMPUNAN

1) Qs. Al-Baqarah (2) Ayat 286,


2) Qs. Ali Imran (3) Ayat 147,
3) Qs. Ali Imran (3) Ayat 193,
4) Qs. At-Tahrim (66) Ayat 8,
5) Qs. Al-Mumtahanah (60) Ayat 5
6) Qs. Ghofir (40) Ayat 7,
7) Qs. Al-Mu'minun (23) Ayat 109,
8) Qs. Al-hasyr (59) ayat 10,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Jika kita berbuat dosa maka segeralah


beristighfar, dan jangan ditunda-tunda,

131
Firman Allah swt dalam surah Nuh (71)
ayat 10, juz 29,



 
 

10. Maka aku katakan kepada mereka:
'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
 Bertaubatlah dan tidak mengulangi kesalahan,
serta banyak-banyak beristighfar dan berdzikir
kepada Allah,

Sebagaimana firman Allah swt dalam


Surah Al-ahzab (33) ayat 41-43, juz 22.




 
 
 
 
  
 

 
 
132
  

 
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya,

42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi


dan petang,

43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu


dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu
dari kegelapan kepada cahaya (yang terang).
dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-
orang yang beriman,
 Diantara faadilah/keutamaan isitghfar adalah
dapat mencegah azab dan musibah,

Sebagaimana firman Allah swt dalam


surah Al-anfal (8) ayat 33, juz 9,

  



  
  





133
33. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab
mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan
mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun27.

 Bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat,


maka Allah swt akan mengampuni dosa-
dosanya,

Sebagaimana perintah Allah swt dalam


surah At-Tahriim (66) ayat 8, juz 28,




 
 
 
 
 


  

27
Di antara mufassirin mengartikan
yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula
yang mengartikan bahwa di antara orang-
orang kafir itu ada orang Muslim yang minta
ampun kepada Allah,

134

………, 
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai,..

AKHLAK TERPUJI BAGIAN KEDUA

11. MENJAUHI PRASANGKA BURUK


[SUU'UDZAN];

Prasangka buruk atau (suu’udzon) adalah


akhlak yang sangat tercela, oleh karena itu kita
harus berusaha untuk bisa menjauhi prasangka
buruk (Negative Thinking), jika demikian maka insya
allah akan selamat lisan kita,

Orang yang berprasangka buruk berarti ia


menganggap orang lain telah berbuat yang negatif
padalal apa yang ia sangkakan belum tentu benar,
dan biasanya orang yang suka berprsangka buruk
maka hidupnya tidak akan tenang, karena selalu
memikirkan kejelekan-kejelekan orang lain,

135
Naudzubilah Minzalik, oleh karena itu bagaimana kita
sekarang melatih untuk terus-menerus berprasangka
baik dengan orang lain (Positve Thinking),

Memang terkadang dalam menjaga lisan ini


begitu berat bahkan kita sudah berusaha hati hati -
pun masih juga secara tidak sengaja berprasangka
negatif dengan orang lain, barangkali ini menjadi
resep agar kita tidak berprasangka buruk, pertama
yaitu memperbanyak baca al-qur’an dan memahami
maknanya, yang kedua banyak berzikir kepada Allah
swt, dan ketiga memperbanyak istighfar,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG


PRASANGKA BURUK,

1. Kita tahu bahwasannya prasangka buruk itu


tidak baik dan berdosa, maka wajib dijauhi,
2. Prasangka buruk membawa dosa bagi
pelakunya,
3. Orang yang suka berprasangka buruk maka ia
sangat tercela karena ia masuk kategori ghibah
sementara ghibah dosanya sangat besar,
4. Orang yang suka berprasangka buruk maka ia
akan stress pikirannya karena waktunya hanya
digunakan untuk sesuatu yang sia-sia dan
dosa,

136
5. Seseorang yang berprasangka buruk berarti ia
tidak mampu menjaga lisannya, tidakkah ia
tahu bahwasannya lisan ini akan diminta
pertanggung jawabannya dihadapan ALLAH
SWT,
6. Biasanya orang yang suka berprasangka buruk
maka ia akan dijauhi oleh teman teman-nya,

AKIBAT BERPRASANGKA BURUK ORANG


MUSYRIK DAN MUNAFIQ TERHADAP ALLAH
SWT

1. Akibat orang musyrik dan munafik yang


berprasangka buruk kepada Allah swt,
Maka Allah swt memberi balasan kepada
mereka, sebagaimana djelaskan dalam surat
Al-Fath (48) Ayat 6, juz 26






 
 
 



137
 
 


 
 
 

6. Dan supaya Dia mengazab orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan dan orang-
orang musyrik laki-laki dan perempuan yang
mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah.
mereka akan mendapat giliran (kebinasaan)
yang Amat buruk dan Allah memurkai dan
mengutuk mereka serta menyediakan bagi
mereka neraka Jahannam. dan (neraka
Jahannam) Itulah sejahat-jahat tempat
kembali,

2. Orang kafir menyangka dosa yang dilakukan


oleh bagian organ tubuhnya seperti tangan,
kaki, kulit dll menyangka ALLAH tidak
melihatnya, padahal maha ALLAH melihat...,
Maka karena persangkaannya... Allah swt
memberi balasan kepada mereka di neraka,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
fushilat (41) ayat 19-23, juz 24

138
 
 
 
 
  
 
 


 

 

 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 

 
139
   
 
 
 
 


 


19. Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh
Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka
dikumpulkan semuanya.

20. Sehingga apabila mereka sampai ke


neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka
tentang apa yang telah mereka kerjakan.

21. Dan mereka berkata kepada kulit mereka:


"Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?"
kulit mereka menjawab: "Allah yang
menjadikan segala sesuatu pandai berkata
telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata,
dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali
pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu
dikembalikan".

22. Kamu sekali-sekali tidak dapat


bersembunyi dari kesaksian pendengaran,

140
penglihatan dan kulitmu kepadamu28 bahkan
kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui
kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.

23. Dan yang demikian itu adalah


prasangkamu yang telah kamu sangka kepada
Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu,
Maka jadilah kamu Termasuk orang-orang
yang merugi,

PRASANGKA ORANG MUKMIN PADA SAAT


TERJADINYA PERANG AHZAB,

1. Orang Mukmin-pun pernah berprasangka


terhadap terhadap Allah swt, ketika terjadi
perang Ahzab,
Untuk lebih jelasnya dibaca ayat berikut,
sebagimana dijelaskan dalam surat Al-Ahzab
(33) ayat 10-11, juz 21,



28
Mereka itu berbuat dosa dengan terang-
terangan karena mereka menyangka bahwa
Allah tidak mengetahui perbuatan mereka
dan mereka tidak mengetahui bahwa
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
akan menjadi saksi di akhirat kelak atas
perbuatan mereka,

141


 
 
 

 
 
  
 

  
 
 
 
 




 
 
9. Hai orang-orang yang beriman, ingatlah
akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan)
kepadamu ketika datang kepadamu tentara-
tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka
angin topan dan tentara yang tidak dapat

142
kamu melihatnya29, dan adalah Allah Maha
melihat akan apa yang kamu kerjakan.

10. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu


dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak
tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik
menyesak sampai ke tenggorokan 30 dan kamu
menyangka terhadap Allah dengan bermacam-
macam purbasangka.

PRASANGKA ORANG MUKMIN PADA SAAT


PERJANJIAN HUDAIBIYAH

29
Ayat ini menerangkan kisah AHZAB Yaitu
golongan-golongan yang dihancurkan pada
peperangan Khandaq karena menentang Allah
dan Rasul-Nya. yang dimaksud dengan tentara
yang tidak dapat kamu Lihat adalah Para
Malaikat yang sengaja didatangkan ALLAH
untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu,

30
Maksudnya ialah menggambarkan
bagaimana hebatnya perasaan takut dan
perasaan gentar pada waktu itu.

143
1. Orang mukmin yang lemah imannya pernah
berprasangka saat perjanjian Hudaibiyah yang
saat itu akan memerangi orang kafir Quraish,
Untuk lebih jelasnya kita baca
sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Fath
Ayat 11-12, Juz 26,

 

 




  

  
  
  
  
  
  
  
  
 
  
  
 

144
 
 
 

 

 
 
11. Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak
turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: "Harta
dan keluarga Kami telah merintangi Kami,
Maka mohonkanlah ampunan untuk kami";
mereka mengucapkan dengan lidahnya apa
yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah :
"Maka siapakah (gerangan) yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia
menghendaki kemudharatan bagimu atau jika
Dia menghendaki manfaat bagimu. sebenarnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan,

12. Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan


orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan
kembali kepada keluarga mereka selama-
lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu
memandang baik dalam hatimu persangkaan
itu, dan kamu telah menyangka dengan
sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum
yang binasa,

145
UMAT ISLAM MENGALAMI KEKALAHAN PADA
PERANG UHUD DAN SEBAGIAN YANG LEMAH
IMANNYA BERPRASANGKA TIDAK BAIK
KEPADA ALLAH,

1. Umat Muslim yang lemah imannya pada saat


terjadinya kekalahan perang uhud mereka
berprasangka kurang baik kepada Allah swt,
Untuk lebih jelasnya sebagaimana
diterangkan dalam surat Ali Imran (3) ayat
154, juz 4,

  


 
 
 
 
  


 
 

 
 
  
   
 
  

146
 
  
  
 
  
 
 
   
 

 
 
 
 

  

 
  
 

 
154. Kemudian setelah kamu berduka cita,
Allah menurunkan kepada kamu keamanan
(berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari
pada kamu31, sedang segolongan lagi32 telah

31
Yaitu: orang-orang Islam yang kuat
keyakinannya.

147
dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka
menyangka yang tidak benar terhadap Allah
seperti sangkaan jahiliyah33, mereka berkata:
"Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak
campur tangan) dalam urusan ini?".
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu
seluruhnya di tangan Allah". mereka
Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang
tidak mereka terangkan kepadamu; mereka
berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini,
niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di
sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di
rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar
(juga) ke tempat mereka terbunuh". dan Allah
(berbuat demikian) untuk menguji apa yang
ada dalam dadamu dan untuk membersihkan
apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha
mengetahui isi hati,

DALAM MASALAH HUKUM AGAMA MAKA


MANUSIA HARUS MENGIKUTI AL-QUR'AN DAN

32
Yaitu: orang-orang Islam yang masih
ragu-ragu.
33
Ialah: sangkaan bahwa kalau Muhammad
s.a.w. itu benar-benar Nabi dan Rasul Allah,
tentu Dia tidak akan dapat dikalahkan dalam
peperangan.

148
SUNAH, TIDAK BOLEH MENGIKUTI HAWA
NAFSU MANUSIA

1. Dalam masalah hukum agama maka kita harus


berpedoman kepada Al-qur'an dan sunah
Rasulullah, tidak boleh mengikuti hawa nafsu
manusia, karena jika demikian akan
menyesatkan,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
An'am (6) ayat 116, juz 8,

 
  
 
   
  
  
 

116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan
orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.
mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain
hanyalah berdusta (terhadap Allah)34,

34
Seperti menghalalkan memakan apa-apa
yang telah diharamkan Allah dan

149
Dalam ayat lain juga dijelaskan dalam surat Al-
An'am (6) ayat 148, juz 8,

  


 
 
 
148. ...... kamu tidak mengikuti kecuali
persangkaan belaka, dan kamu tidak lain
hanyalah berdusta,

AYAT DAN HADITS BERIKUT INI AKAN


MENJELASKAN TENTANG PERINTAH MENJAUHI
PRASANGKA BURUK

1. Perintah untuk Menjauhi prasangka


buruk,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Hujurat (49) Ayat 12, Juz 26,





 
 
mengharamkan apa-apa yang telah
Dihalalkan Allah, atau menyatakan bahwa
Allah mempunyai anak,

150
 
  
 
 
  
 
 
 
 
 
   
 
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang,

2. Jauhilah prasangka buruk karena itu


adalah perkataan yang paling dusta,

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadist


Riwayat imam Muslim berikut ini;

151
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة أ َّن ر‬
‫ب‬ ُ ‫الظ َّن أ ْكذ‬َّ َّ ‫وسلَّم قال ِإيَّا ُك ْم و‬
‫الظ َّن فإ ِ َّن‬
‫سوا وَل‬ ُ ‫س‬ َّ ‫سوا وَل تج‬ ُ ‫س‬
َّ ‫ث وَل تح‬ ِ ‫ْالحدِي‬
‫ضوا وَل‬ ُ ‫سوا وَل تحاسدُوا وَل تباغ‬ ُ ‫تناف‬
َّ ‫تداب ُروا و ُكونُوا ِعباد‬
.‫َّللاِ ِإ ْخواناا‬
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah
SAW telah bersabda, "Jauhilah berprasangka
buruk, karena prasanka buruk adalah ucapan
yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu;
janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah
saling bersaing; janganlah saling mendengki;
janganlah saling memarahi, dan janganlah
saling membelakangi {memusuhi}! Tetapi,
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara" (HR. Muslim),

PENJELASAN SECARA UMUM

 Prasangka buruk adalah perbuatan yang harus


dijauhi oleh setiap Muslim,

 Ucapan yang paling dusta adalah ucapan


seseorang yang berprasangka buruk, dan itu
sekali-kali tidak sampai kepada kebenaran,
Sebagaimana Firman Allah swt dalam
surah Yunus (10) ayat 36, juz 11,

152
 
 
  
  
 
   
 
 
36. Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti
kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna

untuk mencapai kebenaran35, Sesungguhnya


Allah Maha mengetahui apa yang mereka
kerjakan.

 Berprasangka buruk sama dengan memakan


daging saudaranya sendiri yang sudah
meninggal, Naudzubillah Minzalik. Baca QS. Al-
hujurat (49) ayat 12, juz 26.

 Hendaknya kita menjaga ucapan yang baik dan


menjauhi kata-kata yang buruk,
Sebagaimana firman Allah swt dalam
surah Al-israa (17) ayat 53, juz 15,

35
Sesuatu yang diperoleh dengan
prasangkaan sama sekali tidak bisa
mengantikan sesuatu yang diperoleh dengan.

153
 

 
  

  
 
 
 

53. Dan Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan
itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia,

12. MENJAUHI PERBUATAN ZINA

Zina adalah dosa besar yang harus di jauhi


oleh umat Muslim, karena zina akan merusak
nasab/keturunan seseorang,

Zina adalah menjadi penyebab turunnya azab


ALLAH swt, Sebagaimana sebagian kaumnya nabi
luth as yang diturunkan hujan batu akibat dari
perbuatan Homoseksual, zina juga menjadi

154
penyebab menularnya penyakit HIV AIDS yang
sampai hari ini belum ada obatnya, jika laki-lakinya
sudah terkena HIV AIDS lalu ia berbuat zina maka
akan berpeluang menular kepada si perempuan yang
telah di-zinai-nya kemudian akan menjadi virus yang
bisa mematikan bagi wanita tersebut, naudzubillah
minzalik dan ini akan banyak memakan korban
hingga kematian, oleh karena itu ALLAH swt
mengharamkan zina karena berdampak buruk
terhadap pelakunya,

Sebegaimana kita ketahui bersama bahwa


ketika anak lahir dari hasil zina maka akan memiliki
masalah yang sangat kompleks yaitu selain malu
kepada Masyarakat, dan juga akan
mempertanggungjawabkan atas perbuatannya
dihadapan ALLAH swt, Allah swt akan memberikan
balasan yang setimpal kepada para pelaku zina di
akhirat kelak, Naudzubillah Minzalik,

Hari ini banyak oknum menjadikan


prostitusi/zina menjadi bisnis, Naudzubilah Minzalik
mereka tidak takut kepada azab Allah swt, oleh
karena itu Islam mengharamkan zina dan
mengharamkan mengambil uang dari hasil bisnis
zina (prostitusi) seperti ini,

155
DAMPAK AKIBAT PERBUATAN ZINA

1. Perbuatan zina akan menghancurkan masa


depan dan pisikis anak-anak, karena tidak
memiliki seorang ayah yang jelas,
2. Merusak keturunan,
3. Perbuatan zina telah mencoreng nama dirinya
dan keluarga,
4. Zina akan mendorong melakukan perbuatan
dosa besar yang lainnya, seperti
menggugurkan kandungan atau aborsi,
5. Akan menjadi gunjingan di tengah masyarakat
bagi pelakunya,
6. Terjerat hukuman rajam atau cambuk bagi
pelakunya,

AYAT-AYAT DAN HADITS BERIKUT INI


MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MENJAUHI PERBUATAN ZINA

Ada tujuh hal yang harus kita ketahui agar kita


bisa terhindar dari perbuatan zina atau keji;

1. Jauhilah Perbuatan zina karena ini adalah


perbuatan Faahisyah (keji);
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Israa (17) Ayat 32, Juz 15,

156
 
 
 
 
 
32. Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk,

2. Allah mengharamkan perbuatan keji baik


yang tampak maupun sembunyi–
sembunyi,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
A’raf (7) ayat 33, juz 8,

  



 
 
 



 

  
 
 
 

157
  
 
33. Katakanlah: "Tuhanku hanya
mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun yang tersembunyi, dan
perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa
alasan yang benar, (mengharamkan)
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui."

3. Hukuman bagi pezina laki-laki dan pezina


perempuan yang belum menikah,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
Nur (24) Ayat 2, Juz 18,




 
 
  
 
  
  
 

158
 


 
 
2. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika
kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-
orang yang beriman.

4. Pelaku Syirik, Pembunuh, dan zina maka


mereka akan mendapat azab yang besar
pada hari kiamat kecuali jika mereka
bertaubat;
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Furqan (25) Ayat 68, Juz 19,

‫ٱّلِلِ إِ َٰل اها ءاخر وَل ي ۡقتُلُون‬


َّ ‫عون مع‬ ُ ‫وٱلَّذِين َل ي ۡد‬
‫ون ومن‬ ِ ‫ٱّلِلُ ِإ ََّل ِب ۡٱلح‬
َۚ ُ‫ق وَل ي ۡزن‬ َّ ‫ٱلنَّ ۡفس ٱلَّ ِتي ح َّرم‬
ُ ‫ُضع ۡف لهُ ۡٱلعذ‬
‫اب ي ۡوم‬ َٰ ‫ ي‬٦٨ ‫ي ۡفع ۡل َٰذ ِلك ي ۡلق أث ٗاما‬
‫ ِإ ََّل من تاب وءامن‬٦٩ ‫ۡٱل ِق َٰيم ِة وي ۡخلُ ۡد فِي ِهۦ ُمهاناا‬

159
َّ ‫ص ِل ٗحا فأ ُ ْو َٰلَٰٓئِك يُب ِد ُل‬
‫ٱّلِلُ سيِاتِ ِه ۡم‬ َٰ ‫وع ِمل عم َٗل‬
٧٠ ‫ورا َّر ِح ٗيما‬ َّ ‫حس َٰنت وكان‬
ٗ ُ‫ٱّلِلُ غف‬
68. Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya)
69. (yakni) akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal
dalam azab itu, dalam keadaan terhina
70. kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; maka
itu kejahatan mereka diganti Allah dengan
kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun
lagi Maha Penyayang

5. Hukuman pelaku zina bagi perempuan;


Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-
Nisa (4) Ayat 15, Juz 4,

 
 

160


 
  
 
 

 
 
  
15. Dan (terhadap) Para wanita yang
mengerjakan perbuatan keji36,
hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang
menyaksikannya). kemudian apabila mereka
telah memberi persaksian, Maka kurunglah
mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah

36
Perbuatan keji: menurut jumhur mufassirin
yang dimaksud perbuatan keji ialah
perbuatan zina, sedang menurut Pendapat
yang lain ialah segala perbuatan mesum
seperti : zina, homo sek dan yang sejenisnya.
menurut Pendapat Muslim dan Mujahid yang
dimaksud dengan perbuatan keji ialah
musahaqah (homosek antara wanita dengan
wanita).

161
sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai
Allah memberi jalan lain kepadanya37.

6. Zina adalah dosa besar, oleh karena itu


wajib dihindari,
Sebagaimana dijelaskan dalam shahih
Sunan Abu Dawud,

ِ ‫ي الذَّ ْن‬
‫ب‬ َّ ‫سول‬
ُّ ‫َّللاِ أ‬ ُ ‫َّللاِ قال قُ ْلتُ يا ر‬ َّ ‫ع ْن ع ْب ِد‬
‫أعْظ ُم قال أ ْن ت ْجعل ِ َّّلِلِ نِدًّا و ُهو خلقك قال‬
‫ي قال أ ْن ت ْقتُل ولدك مخافة أ ْن‬ ٌّ ‫فقُ ْلتُ ث ُ َّم أ‬
‫ي قال أ ْن ت ُزانِي‬ ٌّ ‫يأ ْ ُكل معك قال قُ ْلتُ ث ُ َّم أ‬
‫صدِيق‬ ْ ‫َّللاُ تعالى ت‬ َّ ‫ارك قال وأ ْنزل‬ ِ ‫ح ِليلة ج‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم { والَّذِين َل‬ َّ ‫ق ْو ِل النَّ ِبي ِ صلَّى‬
‫َّللاِ إِل اها آخر وَل ي ْقتُلُون النَّ ْفس‬ َّ ‫عون مع‬ ُ ‫ي ْد‬
‫ق وَل ي ْزنُون } ْاْلية‬ ِ ‫َّللاُ ِإ ََّل بِ ْالح‬
َّ ‫الَّتِي ح َّرم‬
Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Aku
bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasul,
dosa apakah yang paling besar?" Beliau
menjawab, "Menjadikan (sesuatu sebagai)
tuhan selain Allah, padahal Dia yang
menciptakanmu. "Ibnu Mas'ud lalu bertanya,
"Apa lagi ya Rasul?" Beliau menjawab,
"Membunuh anak(mu) hanya karena khawatir

37
Menurut jumhur mufassirin jalan yang lain
itu itu ialah dengan turunnya ayat 2 surat An
Nuur,

162
ia akan makan bersama(mu),"Ibnu Mas'ud
bertanya, "Apa lagi ya Rasul?" Beliau
menjawab, "Berzina dengan istri tetangga(mu).
"Allah kemudian menurunkan firman-Nya
sebagai pembenaran atas sabda Nabi, "Dan
orang-orang yang tidak menyembah tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian
itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya)." (Qs. Al Furqaan [25] ayat 68).
(Shahih Abu Dawud);

7. Beberapa penjelasan dalam hadits


Rasulullah, tentang hukuman bagi pelaku
zina,
Sebagaimana dijelaskan dalam shahih
Sunan Abu Dawud,

‫احشة‬ ِ ‫الَلتِي يأْتِين ْالف‬ َّ ‫َّاس قال { و‬ ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬


‫ِم ْن نِسائِ ُك ْم فا ْست ْش ِهدُوا عل ْي ِه َّن أ ْربعةا ِم ْن ُك ْم‬
‫ت حتَّى‬ ِ ‫فإ ِ ْن ش ِهدُوا فأ ْم ِس ُكوهُ َّن فِي ْالبُيُو‬
} ‫يَل‬ َّ ‫يتوفَّا ُه َّن ْالم ْوتُ أ ْو ي ْجعل‬
‫َّللاُ ل ُه َّن س ِب ا‬
{ ‫الر ُجل ب ْعد ْالم ْرأةِ ث ُ َّم جمع ُهما فقال‬ َّ ‫وذكر‬
‫ان يأتِيانِها ِم ْن ُك ْم فآذُو ُهما فإ ِ ْن تابا‬ ْ ِ ‫واللَّذ‬
‫ضوا ع ْن ُهما } فنسح ذ ِلك ِبآي ِة‬ ُ ‫صلحا فأع ِْر‬ ْ ‫وأ‬
‫اج ِلدُوا ُك َّل‬ ْ ‫الزانِي ف‬ َّ ‫الزانِيةُ و‬ َّ { ‫ْالج ْل ِد فقال‬
} ٍّ‫اح ٍّد ِم ْن ُهما ِمائة ج ْلدة‬
ِ ‫و‬
163
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Firman Allah,
'Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan
perbuatan keji, hendaklah ada empat orang
saksi diantara kamu (yang menyaksikannya).
Kemudian apabila mereka telah memberi
persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-
wanita itu) dalam rumah sampai mereka
menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi
jalan yang lain kepadanya.' (Qs. An-Nisaa" [4]:
15) dalam ayat tersebut sosok laki-laki
disebutkan setelah perempuan. Kemudian
keduanya digabungkan. Dan firman Allah SWT,
'Dan terhadap dua orang yang melakukan
perbuatan keji di antara kamu, maka berilah
hukuman kepada keduanya, kemudian jika
keduanya bertaubat dan memperbaiki diri,
maka biarkanlah mereka. " (Qs. An-Nisaa" [4]:
16), ayat ini mansukh dengan ayat tentang
cambuk: Firman Allah SWT, 'Perempuan yang
berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera...' (Qs. An-Nuur [24]: 2)
Hasan sanad-nya, (HR. Abu Dawud);

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ت قال قال ر‬ ِ ‫ام‬
ِ ‫ص‬
َّ ‫عبادة ب ِْن ال‬ ُ ‫ع ْن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ُخذُوا ع ِني ُخذُوا ع ِني‬ َّ ‫صلَّى‬
ُ ‫ب ج ْلد‬ ِ ِ‫ب بِالثَّي‬ُ ِ‫يَل الثَّي‬ ‫َّللاُ ل ُه َّن سبِ ا‬
َّ ‫ق ْد جعل‬
ُ ‫ي بِ ْال ِحجارةِ و ْالبِ ْك ُر بِ ْالبِ ْك ِر ج ْلد‬ ٌ ‫ِمائ ٍّة ور ْم‬
‫ي سن ٍّة‬ ُ ‫ِمائ ٍّة ون ْف‬
164
Dari 'Ubadah bin Shamit, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Ambillah dariku,
ambillah dariku. Allah telah menjadikan bagi
para perempuan Had: janda dan duda
(muhshan) yang berzina harus dicambuk
seratus kali dan dilempari dengan batu
(rajam), perawan dengan perjaka yang berzina
harus dicambuk seratus kali dan diasingkan
selama setahun, (Shahih: HR. Muslim),

HIKMAH PENGHARAMKAN PERBUATAN ZINA

1. Menjaga keturunan agar terhindar dari


ketidakjelasan nasab,
2. Dapat menjaga kesucian dan martabat
manusia
3. Hukuman rajam atau cambuk bagi pelaku zina
maka akan memberikan efek bagi yang lain
agar tidak melakukan zina,
4. Tejaga dari peneyakit yang membahayakan
seperti HIV AIDS,

CARA MENGHINDARI PERBUATAN ZINA 38

1. Menjauhi tempat-tempat yang dapat


menjerumuskan terhadap perzinahan, seperti
tempat mesum dan tempat pergaulan bebas,

38
Www. Masuk-Islam. Com

165
2. Memilih teman yang baik baik dan sholeh,
karena teman akan berpengaruh kepada kita,
3. Jangan melakukan hal-hal yang diharamkan
oleh agama seperti pacaran, pelukan, ciuman,
pegangan tangan dengan yang bukan Mahram-
nya dll,
4. Membaca al-qur'an dan memahami makna-
makanya agar kita terhindar dari perbuatan
zina,
5. Mendengar dan mengamalkan nasihat dari
para ustad, guru dan para ulama agar kita
menjauhi dosa-dosa besar seperti zina,
6. Membaca buku-buku Islam agar kita faham
akan bahaya dan ancaman dari perbuatan zina,
7. Hindari bacaan buku-buku yang kontennya
porno,
8. Menghindari film-film porno,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Zina adalah dosa besar, oleh karena itu


janganlah mendekati zina, karena zina adalah
suatu jalan yang buruk,

 Zina adalah penyebab turunnya azab Allah swt,


sebagaimana azab yang diturunkan kepada

166
sebagian kaumnya nabi Luth as yang
melakukan perbuatan keji (faahisyah),

 Pelaku zina pada hari kiamat akan diazab


dengan berlipat ganda, kecuali jika mereka
bertaubat kepada ALLAH SWT (Baca Qs. Al-
furqan (25) ayat 68-69, juz 19);

 Zina adalah penyakit sosial di tengah


Masyarakat yang harus segera dicegah oleh
semua pihak,

 Zina akan merusak nasab atau keturunan


seseorang, dan merusak hak hak ahli waris

 Dalam hukum Islam pezina yang belum nikah


dicambuk 100 kali dera, dan yang sudah
menikah harus di rajam, baca QS. An-nur (24)
ayat 2, juz 18,

13. RASA MALU BERBUAT DOSA,

Orang yang malu berbuat dosa adalah ciri


orang orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya, karena dirinya merasa sedang diawasi,
dilihat, dan didengar oleh ALLAH SWT, jika demikian
orang tersebut menunjukan pribadi yang bertaqwa
kepada Allah swt,

167
Hari ini banyak orang berbuat dosa tetapi tidak
malu dilihat oleh orang apalagi dilihat ALLAH SWT,
bahkan melakukannya dengan terang-terangan,
naudzubillah minzalik, jika sudah seperti ini
dikhawatirkan menjadi penyebab turunnya bala atau
Musibah,

Oleh karena itu penting bagi para pendakwah,


da’i, ustadz, guru, dosen, orang tua untuk selalu
memberikan penyuluhan pendidikan agama kepada
masyarakat, tentang bab halal haram dan tentang
bahayanya dosa bagi pribadi dan keluarga, agar
masyarakat memahami dan bisa mencegah
perbuatan-perbuatan dosa,

Dan sekarang mari kita tanamkan kedalam diri


kita, pasangan kita, anak-anak kita, keluarga kita
untuk takut berbuat dosa, agar kita selalu mendapat
rahmat ALLAH SWT dimanapun kita berada,

CONTOH DOSA-DOSA YANG HARUS DI


HINDARI MENURUT IMAM ADZAHABI

1. Berbuat Syirik
2. Membunuh
3. Berzina
4. Meninggalkan Shalat Dengan Sengaja

168
5. Durhaka Dengan Orang Tua
6. Memakan Harta Anak Yatim
7. Meminum Khomer
8. Berjudi
9. Berdusta
10. Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan
11. Memutuskan Hubungan Kerabat
12. Mencuri atau merampok
13. Menyakiti Tetangga
14. Bunuh Diri
15. Menghianati Janji
16. Mengadu Domba
17. Menuduh wanita yang baik-baik berzina
18. Percaya Dengan Dukun
19. Berputus Asa
20. Berbuat semena-mena dan Menyakiti Kaum
Muslimin
21. Sumpah Palsu
22. Mengungkit Pemberiannya
23. Lari Dari Medan Perang,

DAMPAK PERBUATAN DOSA MENURUT IBNU


QAYYIM AL-JAUZIYYAH

1. Dosa akan menghalangi ilmu yang hak (benar)


masuk kepada kita,

169
2. Dengan maksiyat maka menghalangi dari
memperoleh rizki
3. Dengan maksiyat maka Urusan manusia akan
sulit,
4. Dengan maksiyat maka hati terasa jauh dari
Allah swt
5. Maksiyat akan Menggelapakan hati,
6. Maksiyat Melemahkan hati dan tubuh
7. Memperpendek umur menghilangkan
keberkahan,
8. Satu maksiyat maka akan mengundang
maksiyat yang lain
9. Maskiat akan melemahkan hati,
10. Maksiyat menjadi sebeb dihinakan seorang
hamba
11. Maksiyat akan merusak akal
12. Hati akan tertutup dan mati
13. Menghalangi mendapat do'a dari Malaikat,
14. Menghalangi terkabulnya do'a-do'a,

AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS BERIKUT INI


AKAN MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MENJAGA RASA MALU BERBUAT DOSA :

170
1. Allah swt sangat dekat dan maha melihat, dan
Malaikat-Nya selalu mencatat kebaikan dan
keburukan kita,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaf
(50) ayat 16-18, juz 26.

 

 
 
  
 
 
 
 

  
 
  
  
  
 
16. Dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih
dekat kepadanya daripada urat lehernya,

171
17. (Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.

18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya


melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas
yang selalu hadir.

2. Ingat-ingat : Allah swt mengetahui segala hal


yang kita lakukan, jika kita berbuat dosa maka
Allah swt mengetahuinya,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat


Yunus (10) Ayat 61, Juz 11,

  


 
  
 
 
  
 
 
  
  
  
   
 
  
  

172
  

61. Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan
dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran
dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu
kamu melakukannya. tidak luput dari
pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah
(atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada
yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih
besar dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

3. Allah swt mengetahui apapun yang kita


lakukan, dan maha mendengar apapun yang
kita bicarakan, maka kita harus takut kepada
Allah swt melakukan dosa,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Mujadilah (58) ayat 7, juz 28.

  


   

   
  
 
 
 

173
  
 
  
  
  
   
 
 
 
  
  

7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa


Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada
di langit dan di bumi? tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah
keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara)
lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan
tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang
kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan
Dia berada bersama mereka di manapun
mereka berada. kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari
kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.

4. Rasa malu adalah cabang dari iman, dengan


iman maka akan masuk syurga,

174
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadist
Riwayat Muslim berikut ini,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫ض ٌع‬ ْ ‫ض ٌع وس ْبعُون أ ْو ِب‬ ْ ِ‫ان ب‬ ِ ْ ‫عل ْي ِه وسلَّم‬
ُ ‫اْليم‬
َّ ‫ش ْعبةا فأ ْفضلُها ق ْو ُل َل ِإله إِ ََّل‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫و ِستُّون‬
‫ق و ْالحيا ُء‬ َّ ‫وأ ْدناها ِإماطةُ ْاْلذى ع ْن‬
ِ ‫الط ِري‬
‫ان‬ ِ ْ ‫ش ْعبةٌ ِم ْن‬
ِ ‫اْليم‬ ُ
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Iman itu mempunyai 71
cabang atau 61 cabang. Cabang yang paling
utama adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah,
sedangkan yang paling kecil adalah
menyingkirkan duri atau halangan di jalan, dan
rasa malu adalah salah satu cabang dari iman,
(HR. Muslim),

Dalam hadits lain dijelaskan,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أبِي ب ْكرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫ان فِي‬ ُ ‫اْليم‬ِ ْ ‫ان و‬ ِ ْ ‫عل ْي ِه وسلَّم ْالحيا ُء ِم ْن‬
ِ ‫اْليم‬
ِ َّ‫اء و ْالجفا ُء فِي الن‬
‫ار‬ ِ ‫ْالجنَّ ِة و ْالبذا ُء ِم ْن ْالجف‬
Dari Abu Bakrah, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Malu adalah sebagian dari iman,
Dan iman (akan) berada di dalam surga, Dan

175
perkataan kotor termasuk dari perangai buruk
Dan perangai buruk (akan) berada di dalam
neraka", Shahih: Ash-Shahihah,

5. Malu adalah akhlak atau etika dalam Islam


yang paling utama,

Sebagaimana dijelaskan dalam Shahih


Sunan Ibnu Majah,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أن ٍّس قال قال ر‬
‫اْل ْسَل ِم ْالحيا ُء‬ ٍّ ‫وسلَّم ِإ َّن ِل ُك ِل د‬
ِ ْ ‫ِين ُخلُقاا و ُخلُ ُق‬
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Sesungguhnya setiap agama
memiliki (ajaran) akhlak (etika). Dan akhlak
(etika) Islam adalah malu", Hasan: Ash-
Shahihah (HR. Ibnu Majah),

6. Manusia harus malu berbuat dosa, jika ia tidak


malu berbuat dosa, maka akan berbuat
sesukanya,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
riwayat Bukhori,

‫ع ْقبة ب ِْن ع ْم ٍّرو أ ِبي م ْسعُو ٍّد قال قال‬ ُ ‫ع ْن‬


‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ِإ َّن ِم َّما‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫ر‬
176
‫اس ِم ْن كَل ِم النُّبُ َّوةِ ْاْلُولى ِإذا ل ْم‬
ُ َّ‫أ ْدرك الن‬
‫صن ْع ما ِشئْت‬
ْ ‫ت ْست ْحي ِ فا‬
Dari 'Uqbah bin 'Amru Abu Mas'ud RA, ia
berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Di antara
yang diketahui oleh orang-orang dari
perkataan kenabian yang pertama adalah,
"Jika kamu tidak malu, maka perbuatlah
sesukamu", Ash-Shahihah HR. Bukhari),

CARA MENGHINDARI PERBUATAN DOSA


DAN MAKSIYAT

1. Senantiasa selalu mengingat Allah swt,


2. Sadar bahwasannya melakukan dosa maka
dampak buruknya akan menimpa dirinya baik
di dunia atau diakhirat,
3. Sadar bahwasannya dengan melakukan dosa
maka akan menggelisahkan bathin dan tidak
menentramkan jiwa,
4. Jangan suka berkumpul dengan orang-orang
yang suka berbuat maksiyat,
5. Membaca buku-buku Islam tentang bahanya-
nya dari perbuatan dosa,

177
6. Gemar menghadiri Majlis ilmu agar memahami
ilmu agama sehingga sedini mungkin
menghindari perbuatan-perbuatan dosa,
7. Mendengar dan Mengikuti nasihat nasihat para
ulama agar kita bisa menjauhi dosa-dosa,
8. Dengan istikomah mendirikan shalat wajib dan
sunah agar terhindar dari perbuatan keji dan
munkar, (Baca Qs. Al-Ankabut (29) ayat 45,
juz 21),
9. Menyadari bahwasannya setiap gerak gerik kita
akan dicatat oleh Malaikat Rokib dan Aatid,

AMALAN-AMALAN YANG DAPAT


MENGHAPUS DOSA

1. Dengan Beriman Kepada Allah Swt, dan rasul-


Nya serat berjihad dengan harta dan jiwanya
maka Allah akan mengampuni dosanya (qs as-
shaff (61) ayat 10-12, juz 28),
2. Dengan Rajin Mendirikan Shalat maka Allah
akan mengampuni dosanya (baca Qs Hud (11)
ayat 114, juz 12)
3. Dengan Gemar Bersedekah maka Allah akan
mengampuni dosanya (Baca Qs Al-baqarah (2)
ayat 271, juz 3)

178
4. Dengan Berpuasa Wajib Dan Sunah maka Allah
akan mengampuni dosanya (Baca Qs. Al-ahzab
(33) ayat 35, juz 22),
5. Dengan menjauhi dosa dosa besar maka Allah
akan mengampuni dosanya (Baca An-nisa (4)
ayat 31, juz 5)
6. Dengan banyak berbuat Amal Sholeh maka
Allah swt akan mengampuni dosanya (Baca Qs
al-ankabut (29) ayat 7, juz 20)
7. Dengan musibah.. maka Allah swt akan
mengampuni dosanya (Baca Qs. Asy-syuura
(42) ayat 30, juz 25)
8. Dengan bertaqwa kepada Allah swt dan
berkata yang benar maka Allah swt akan
mengampuni dosanya (Baca Qs Al-ahzab (33)
ayat 70-71, juz 22)
9. Dengan memperbanyak istighfar maka Allah
swt akan mengampuni dosanya (Baca QS. Ali
Imran (3) ayat 135, juz 4),
10. Berjalan dari rumah menuju masjid dalam
keadaan wudhu maka Allah swt akan
mengampuni dosanya,
11. Shalat dau rakaat setelah melakukan wudhu,
12. Dengan istikomah Shalat Berjamaah
13. Melaksanakan ibadah haji dan umrah

179
14. Berwudhu sebelum tidur
15. Membaca shalawat untuk Rasulullah
16. Dengan membaca Al-qur'an,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Malu adalah salah satu bagian dari Akhlak


(etika) dalam Islam, Allah swt mencintai
hamba-nya yang memiliki sifat malu dan
santun, sebagaimana dijelaskan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah berikut ini;

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫ي صلَّى‬
َّ ِ‫َّاس أ َّن النَّب‬
ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬
ْ ‫قال ِل ْْلشجِ ْالعص ِري ِ ِإ َّن فِيك خ‬
‫صلتي ِْن‬
‫َّللاُ ْال ِح ْلم و ْالحياء‬
َّ ‫يُ ِحبُّ ُهما‬
Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi SAW
bersabda kepada Asyajj Al Ashari,
"Sesungguhnya di dalam dirimu terdapat dua
sifat yang dicintai Allah: (yaitu) sikap santun
dan malu", (Shahih Ibnu Majah);

 Kita wajib yakin bahwasannya Allah swt maha


melihat dan mendengar dengan apa yang kita
kerjakan, jika demikian, maka kita akan malu
kepada Allah swt untuk berbuat dosa atau

180
maksiyat, karena Allah melihat dan mendegar
apa saja yang kita kerjakan;

 Seandainya manusia tidak malu kepada Allah


swt, maka akan berbuat sesukanya, oleh
karena itu rasa malu itu penting dan harus
dijaga oleh setiap Muslim,

 Malu disini adalah malu berbuat dosa dan


maksiyat kepada Allah swt, karena seorang
manusia harus merasa selalu dibawasi oleh
Allah swt, dan Malaikat-Malaikat-Nya seperti
Malaikat Rokib Pencatat amal baik duduk
disebelah kanan kita, dan Malaikat Aatid yang
duduk disebelah kiri sebagai pencatat amal
buruk kita, kalo sudah demikian kita akan malu
berbuat dosa,

14. BERBICARA YANG TEGAS, JELAS,


BENAR, DAN MENGAJAK DENGAN
HIKMAH,

Berkata tegas, jelas, benar dan penuh hikmah


adalah akhlak terpuji bagi setiap individu, apalagi
dalam dakwah Amar ma’ruf nahi munkar perkataan
seperti ini sangat dibutuhkan agar isi materi yang

181
disampaikan kepada pendengar jelas dan terang dan
dapat dipahami.

Termasuk dalam menyampaikan sesuatu yang


bersifat umum maka harus benar sumbernya, dan
benar datanya, agar bisa dipertanggungjawabkan,
tidak boleh ada unsur penipuan pada isi materi yang
disampaikan.

Menyampaikan dengan hikmah artinya penuh


kebijaksanaan, dan mengetahui segmen
pendengarnya; jika audience-nya umum maka
bahasanya umum, jika mahasisiwa maka bahasanya
mahasisiwa, jika audience-nya orang tua maka
bahasanya orang tua, jika audience-nya anak-anak
maka bahasanya-pun anak-anak,

Sebagaimana Rasulullah diutus oleh ALLAH swt


di negeri Arab maka Beliau sesuai dengan bahasa
kaumnya yaitu dengan bahasa Arab agar lebih
mudah dan bisa difahami dengan baik; jika sesuai
dengan bahasa kaumnya, maka masyarakat akan
lebih mudah menerima pesan-pesan wahyu Illahi,
Sebagaimana yang diterangkan dalam surah Ibrohim
(14) ayat 4, juz 13,

182
 
  
 
.....   
4. Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa kaumnya 39, supaya ia
dapat memberi penjelasan dengan terang kepada
mereka...,,

URGENSI BERBICARA TEGAS, JELAS, DAN


MENGAJAK DENGAN HIKMAH

1. Jika kita berbicara tegas dan jelas, maka


audience akan faham dan mengerti dengan apa
yang kita sampaikan,
2. Agar inti dari pembicaraan kita sampai kepada
pendengar,
3. Jika yang kita sampaikan adalah dakwah maka
bicara kita harus tegas dan jelas sumber-nya,
4. Jika kita jelas dalam menyampaikan sesuatu
maka akan terhindar dari kesalahpahaman
pendengar,

39
Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab
itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu'an untuk
bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh
manusia.

183
5. Jika hanya memberi nasihat maka harus
dengan hikmah dan lemah lembut,
6. Ketika kita berbicara maka hindarilah kata-kata
yang tidak pantas untuk disampaikan,

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


KEUTAMAAN PERKATAAN TEGAS, JELAS, BENAR
DAN MENGAJAK DENGAN HIKMAH :

1. Berkatalah dengan benar,


Sebagaiman dijelaskan dalam Surat Al-
Ahzab (33) Ayat 70, Juz 22,




 
 
 
 

 
  
 
 
 
 

184
70. Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar,

71. Niscaya Allah memperbaiki bagimu


amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.

2. Berkatalah dengan Akhsan (lebih baik),


Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al—
Israa (17) Ayat 53, juz 15,

 

 
  

  
 
 
 

53. Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan
itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia.

185
3. Mengajak/Menyeru manusia kepada
kebaikan dan dengan penuh Hikmah,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-


Nahl (16) Ayat 125, Juz 14,

 
 


 

 
  
 
  
  
 


125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
mu dengan hikmah40 dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk,

40
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan
benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bathil,

186
4. Perintah berdakwah yaitu Amar ma’ruf
nahi Munkar,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali

Imran (3) ayat 104, juz 4,

 
 
 


 
 
 


104. Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar41; merekalah
orang-orang yang beruntung.

PETUNJUK RASULULLAH DALAM


BERBICARA

41
Ma'ruf: segala perbuatan yang
mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan
Munkar ialah segala perbuatan yang
menjauhkan kita dari pada-Nya.

187
5. Berkata yang jelas atau berlahan dan
tidak terlalu cepat agar mudah
dimengerti”
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
sunan Abu Dawud,

‫ع ْن ِم ْسع ٍّر قال س ِم ْعتُ ش ْي اخا ِفي ْالم ْس ِج ِد‬


‫َّللاِ يقُو ُل كان فِي‬ َّ ‫يقُو ُل س ِم ْعتُ جابِر بْن ع ْب ِد‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ت ْرتِي ٌل‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ِل‬ُ ‫كَل ِم ر‬
‫أ ْو ت ْر ِسي ٌل‬
Dari Mis'ar, ia berkata, "Aku mendengar
seorang tua berkata di masjid, 'Aku mendengar
Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa ucapan
Rasulullah SAW jelas atau perlahan" (Shahih:
Sunan Abu Dawud),

6. Berkata Yang Jelas Dan Dapat dimengerti,


Sebagaimana dijelaskan dalam hadits At-
Tirmidzi dan Abu Dawud,

‫ت كان كَل ُم‬ َّ ‫ع ْن عائِشة ر ِحمها‬


ْ ‫َّللاُ قال‬
ْ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم كَل اما ف‬
‫ص اَل‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ر‬
ُ‫ي ْفه ُمهُ ُك ُّل م ْن س ِمعه‬
Dari Aisyah RA, ia berkata, "Sesungguhnya
perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan

188
yang jelas dan dapat dimengerti oleh setiap
orang yang mendengarnya", Hasan, (At-
Tirmidzi dan sunan Abu Dawud),

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


EFEKTIVITAS BERBICARA42

Arsjad dan Mukti U.S. (1993: 17-20)


mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang
baik ,

1. Seorang pembicara harus menguasai masalah


yang sedang dibicarakan,
2. Dan harus berbicara dengan jelas dan tepat,
3. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh
pembicara adalah keefektifan dalama berbicara
yaitu faktor kebahasaan dan non-kebahasaan,
Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan
berbicara, meliputi;
Ketepatan ucapan,
Penempatan tekanan,
Nada sandi,

42
http://www.mediapidato.com/2014/12/dasa
r-dasar-keterampilan-berbicara.html, diakses
pada tanggal 10 oktober 2015,

189
Dan durasi yang sesuai,
Pilihan kata,
Dan ketepatan sasaran kebahasaan,

Faktor-faktor non-kebahasaan, meliputi;

Sikap yang wajar,


Tenang dan tidak kaku,
Fokus diarahkan pada lawan bicara,
Kesediaan menghargai pendapat orang lain,
Gerak gerik dan mimik yang tepat,
Kenyaringan suara,
Kelancaran,
Relevansi atau penalaran,
Dan penguasaan topik,

CIRI-CIRI PEMBICARA IDEAL

Rusmisti (2002:30) mengemukakan bahwa


terdapat sejumlah ciri-ciri pembicara yang baik untuk
dikenal, dipahami, dan dihayati, serta dapat
diterapkan dalam berbicara, Ciri-ciri tersebut meliputi
hal-hal di bawah ini,

1. Memilih topik yang tepat. Pembicara yang baik


selalu dapat memilih materi atau topik pembicaraan
yang menarik, aktual dan bermanfaat bagi para

190
pendengarnya, juga selalu mempertimbangkan
minat, kemampuan, dan kebutuhan
pendengamya,

2. Menguasai materi. Pembicara yang baik selalu


berusaha mempelajari, memahami, menghayati,
dan menguasai materi yang akan
disampaikannya.

3. Memahami latar belakang pendengar. Sebelum


pembicaraan berlangsung, pembicara yang baik
berusaha mengetahui informasi tentang
pendengamya

4. Mengetahui situasi. Mengidentifikasi mengenai


ruangan, waktu, peralatan penunjang berbicara,
dan suasana.

5. Tujuan jelas. Pembicara yang baik dapat


merumuskan tujuan pembicaranya yang tegas,
jelas, dan gamblang.

6. Kontak dengan pendengar, Pembicara berusaha


memahami reaksi emosi, dan perasaan mereka,
berusaha mengadakan kontak dengan
pendengamya, melalui perhatian, anggukan, atau
senyuman.

191
7. Kemampuan linguistiknya tinggi, Pembicara
dapat memilih dan menggunakan kata,
ungkapan, dan kalimat yang tepat untuk
menggambarkan jalan pikirannya, dapat
menyajikan materi dalam bahasa yang efektif,
sederhana, dan mudah dipahami.

8. Menguasai pendengar. Pembicara yang baik harus


pandai menarik perhatian pendengarnya, dapat
mengarahkan dan menggerakkan pendengamya
ke arah pembicaraannya,

9. Memanfaatkan alat bantu, seperti mik,


proyektor, dll

10. Berpenampilan yang meyakinkan audience atau


pendengar,

PENJELASAN SECARA UMUM,

 Berkatalah Dengan Perkataan Yang Tegas,


jelas, Dan Benar (jujur),

 Hendaklah kita mengatakan perkataan yang


jelas, baik dan benar, karena syaitan tidak
henti-hentinya menimbulkan perselisihan di
tengah manusia, melalui ucapan mereka

192
 Dalam berbicara maka hindarilah ucapan yang
buruk seperti menggunjing, memaki, dan
menghibah orang lain,

 Jika kita Mengajak maka ajaklah dengan


hikmah, agar dapat menyentuh hati para
pendengar atau audience,

 Sebagai Motifasi sebaik-baiknya perkataan


adalah dakwah yaitu mengajak kepada
kebaikan dan mencegah dari keburukan,
Firman Allah swt dalam surat Fushilat (41) ayat
33, juz 24.

 
  
  
 
 


33. Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang
yang menyerah diri?",

193
15. MEMBACA ZIKIR "LAA ILAAHA
ILLALLAAHU WAHDAHU LAA
SYARIIKALAHU" 100 KALI SEHARI,

Zikir adalah amalan lisan dan hati supaya


membuat hati tenang dan tentram, zikir apabila di-
dawamkan (dibiasakan) insa Allah akan terjaga lisan
kita dengan baik, apalagi membaca zikir yang telah
dianjurkan dan disunahkan oleh Rasulullah yaitu
"Laa Ilaaha Illallaahu Wahdahu Laa Syariikalahu"
dibaca 100 kali, insa allah kita akan selalu diberkahi
Allah swt setiap harinya,

HADITS BERIKUT MENJELASKAN KEUTAMAAN


MEMBACA ZIKIR "LAA ILAAHA ILLALLAAHU
WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU", SEHARI 100
KALI,

1. Pentingnya Membaca kalimah Toyyibah "Laa


Ilaaha Illallaahu Wahdahu Laa
Syariikalahu"..dst,

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits


Riwayat Muslim berikut ini,

َّ ‫َّللا صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ ِ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أبِي ُهريْرة أ َّن ر‬
ُ‫َّللاُ و ْحدهُ َل ش ِريك له‬ َّ ‫وسلَّم قال م ْن قال َل ِإله ِإ ََّل‬
‫ِير ِفي‬ ٌ ‫لهُ ْال ُم ْلكُ ولهُ ْالح ْمد ُ و ُهو على ُك ِل ش ْيءٍّ قد‬

194
ُ ‫ت له‬ ْ ‫ب و ُكتِب‬
ٍّ ‫ت لهُ عدْل ع ْش ِر ِرقا‬ ْ ‫ي ْو ٍّم ِمائة م َّرةٍّ كان‬
ُ ‫ت له‬ ْ ‫ت ع ْنهُ ِمائةُ س ِيئ ٍّة وكان‬ ْ ‫ِمائةُ حسن ٍّة و ُم ِحي‬
‫ت‬ ِ ْ ‫ان ي ْومهُ ذ ِلك حتَّى ي ُْمسِي ول ْم يأ‬ ِ ‫شيْط‬َّ ‫ِح ْر ازا ِم ْن ال‬
‫أحد ٌ أ ْفضل ِم َّما جاء بِ ِه ِإ ََّل أحد ٌ ع ِمل أ ْكثر ِم ْن ذ ِلك‬
َّ ‫سبْحان‬
‫َّللاِ و ِبح ْم ِد ِه فِي ي ْو ٍّم ِمائة م َّر ٍّة‬ ُ ‫وم ْن قال‬
.‫ت ِمثْل زب ِد ْالب ْح ِر‬
ْ ‫ت خطاياهُ ول ْو كان‬ ْ ‫ط‬ َّ ‫ُح‬
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah
SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang
mengucapkan 'Laa ilaaha illallaahu wahdah, laa
syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa 'alaa kulli syai'in qadiir' {Tiada tuhan
selain Allah, Dialah Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang
memiliki alam semesta dan segala puji hanya
bagi-Nya. Allah adalah Maha Kuasa atas segala
sesuatu} dalam sehari seratus kali, maka
orang tersebut akan mendapat pahala sama
seperti orang yang memerdekakan seratus
orang budak, dicatat seratus kebaikan
untuknya, dihapus seratus keburukan
untuknya, Pada hari itu ia akan terjaga dari
godaan syetan sampai sore hari dan tidak ada
orang lain yang melebihi pahalanya, kecuali
orang yang membaca lebih banyak dari itu,
Barang siapa membaca Subhaanallaah wa bi
hamdihi {Maha Suci Allah dan segala puji bagi-
Nya} seratus kali dalam sehari, maka dosanya
akan dihapus, meskipun sebanyak buih
lautan." (HR. Muslim),

195
KEUTAMAAN ZIKIR SECARA UMUM43

1. Dengan zikir Membuat Hidup Jadi lebih Tenang,


2. Dengan zikir maka Allah swt akan menghapus
dosa-dosa kita,

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa
yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi
(Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya)
sebanyak seratus kali, maka dihapuskan segala
kesalahan (dosa)-Nya walaupun sebanyak buih
dilaut.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Seseorang yang gemar berzikir maka dianggap


Hidup, sebagiamana hadits berikut:

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada


Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah
seumpama orang yang hidup dan mati”, (HR.
Bukhari);

4. Mengusir Syaitan

43
Www. Hidayatullah.Com/Kajian, Diakses
Secara Online tgl 19 okt 2015, Keutamaan
Zikir, disusun oleh Ustad Muhsin, Editor
Cholis Akbar,

196
5. Menghilangkan kesedihan hati
6. Mendatangkan kegembiraan dan kesenangan
dalam hati
7. Melapangkan rizki dan mendatangkan barakah
8. Membuahkan ketundukan, yaitu berupa
kepasrahan diri kepada Allâh dan kembali
kepada-Nya
9. Allah bersama Orang Yang Berzikir,
10. Membuat hati menjadi hidup,

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dzikir


bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka
bagaimana keadaan yang akan terjadi pada
ikan seandainya berpisah dengan air?”

11. Membersihkan hati dari karatnya, karena


segala sesuatu ada karatnya dan karat hati
adalah lalai dan hawa nafsu, sedangkan untuk
membersihkan karat tersebut adalah dengan
taubat dan istighfar,

12. Menyelamatkannya dari adzab Allâh swt,

Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu dan dia


memarfu’kannya” Tidak ada amal yang
dilakukan anak Adam yang lebih

197
menyelamatkannya dari adzab Allâh, selain
dari dzikir kepada Allâh Azza wa Jalla,

13. Akan mendapat limpahan rahmat, dan pujian


dari ALLAH swt,

Sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam “Dari Abu Sa’id al-Khudzri ra,
Rasulullah bersabda, “Tidaklah sekelompok
orang duduk dan berdzikir kepada Allah,
melainkan mereka akan dikelilingi para
malaikat, mendapatkan limpahan rahmat,
diberikan ketenangan hati, dan Allah pun akan
memuji mereka pada orang yang ada di dekat-
Nya.” (HR. Muslim)

14. Dikeliling oleh para Malaikat,

Dari ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda,


“Apabila kalian melalui taman-taman surga,
maka kelilingilah ia” Sahabat bertanya,
“apakah taman-taman surga wahai Rasulullah
SAW?”, beliau menjawab, “yaitu Halaqoh-
Halaqoh dzikir, karena sesungguhnya Allah
memiliki pasukan-pasukan dari malaikat, yang
mencari Halaqoh-Halaqoh dzikir, yang apabila
mereka menjumpainya, mareka akan

198
mengelilinginya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan
Baihaqi);

15. Terjaga dari kebatilan,

16. Menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa


dan ketenangan akan selalu diraih,
17. Tempat yang menjadi zikir maka akan menjadi
saksi di hari kiamat, beruntunglah orang yang
selalu berzikir,

18. Terlindung dari bahaya racun;

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


disebutkan bahwa barangsiapa yang
mengucapkan dzikir ini di sore hari sebanyak
tiga kali, maka ia tidak akan mendapat bahaya
racun di malam tersebut. (HR. Ahmad 2/290,
An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no.
590). Bacaan yang dimaksud adalah;

‫ت ِم ْن ش ِر ما خلق‬ ِ ‫ع ْوذُ بِك ِلما‬


ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬ ُ ‫أ‬
(“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna dari kejahatan makhluk yang
diciptakanNya.” (di baca 3 x pada petang hari);

19. Akan dicukupi Kebutuhannya oleh Allah swt,

199
Abdullah bin Khubaib disebutkan bahwa
barangsiapa yang mengucapkan surat tersebut
masing-masing sebanyak tiga kali ketika pagi
dan sore hari, maka itu akan mencukupinya
dari segala sesuatu. (HR. Abu Daud (4/322,
no. 5082), Tirmidzi (5/567, no. 3575). Hadits
yang dimaksud adalah bacaan 3 surat Al
Ikhlas: 1-4, Al Falaq: 1-5 dan An Naas: 1-6 di
waktu pagi dan petang,

20. Mendapatkan Ridho Allah Subhanahu Wata’ala,

Dalam hadits Tsauban bin Bujdud radhiyallahu


‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang
mengucapkan hadits ini sebanyak tiga kali di
shubuh hari dan tiga kali di sore hari, maka
pantas baginya mendapatkan ridho Allah di
hari kiamat. (HR. Ahmad (4/337). Bacaan yang
dimaksud adalah;

‫ و ِب ُمح َّم ٍّد‬،‫ و ِبا ْ ِْل ْسَل ِم ِد ْيناا‬،‫ض ْيتُ ِباهللِ ربًّا‬
ِ ‫ر‬
‫ي‬ًّ ِ‫صلَّى هللاُ عل ْي ِه وسلَّم نب‬
“Aku ridho Allah sebagai Rabb, Islam sebagai
agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai nabi (yang diutus oleh Allah)”

PENJELASAN SECARA UMUM

200
 Begitu besar Fadhilah bacaan kalimat “'Laa
ilaaha illallaahu wahdah, laa syariikalahu lahul
mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli
syai'in qadiir',

 Zikir diatas dianjurkan sehari kita baca 100


kali,

 Semoga kita bisa mengamalkan setiap harinya


karena akan dicatat seratus kebaikan dan
dihapus seratus keburukan,

 Dianjurkan dengan penuh istiqamah dalam


mengamalkannya,

 Mudah-mudahan dengan membaca zikir ini


maka hati kita akan tenang (Sakinah),
sebagaimana firman Allah swt dalam surah Ar-
’rad (13) ayat 28, juz 13.





  
  

 

201
28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram,

16. SELALU MEMBACA ZIKIR YANG PALING


DISUKAI ALLAH YAITU,
"SUBHANALLAH WA BIHAMDIH",

Kalimah Toyyibah adalah kalimat yang baik


yang disunnahkan oleh Rasulullah sama seperti pada
point yang ke 15, kalimat yang paling disukai Allah
swt "Subhanallah Wa Bihamdih", oleh karena itu kita
dianjurkan untuk bisa mengamalkan zikir tersebut,
perintah zikir dan keutamaannya sebagaimana
dijelaskan oleh Allah swt dalam al-qur’an dalam
Surah Al-Ahzab (33) ayat 41-43, juz 22, 41. Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya. 42. dan bertasbihlah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang. 43. Dialah yang memberi
rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan
ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang).
dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-
orang yang beriman.

202
AYAT DAN HADITS BERIKUT AKAN
MENJELASKAN KEUTAMAAN KALIMAT
TOYYIBAH :

1. Perumpamaan kalimat yang baik adalah


seperti pohon yang baik yang selalu
berbuah pada setiap Musim-nya,

Kalimat yang baik (Kalimah At-toyyibah)


diantaranya adalah kalimat tauhid, dan zikir-
zikir seperti subhanallah, alhamdulillah dll,
Allah swt berfirman dalam surat Ibrohim (14)
ayat 24-26, juz 13,

  


  
 


 
 
 
 
  
 
 



 
203
 

 
 
  
  

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik44 seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit,

25. Pohon itu memberikan buahnya pada


Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk45


seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi;
tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

44
Termasuk dalam kalimat yang baik ialah
kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru
kepada kebajikan dan mencegah dari
kemungkaran serta perbuatan yang baik.
kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah,

45
Termasuk dalam kalimat yang buruk ialah
kalimat kufur, syirik, segala Perkataan yang
tidak benar dan perbuatan yang tidak baik,

204
2. Zikir yang paling disukai oleh Allah swt;

Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan


oleh imam Muslim berikut ini;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أ ِبي ذ ٍّر قال قال ر‬
َّ ‫ب ْالكَل ِم ِإلى‬
ِ‫َّللا‬ ِ ‫عل ْي ِه وسلَّم أَل أ ُ ْخ ِب ُرك ِبأح‬
‫ب ْالكَل ِم ِإلى‬ِ ‫َّللاِ أ ْخبِ ْر ِني ِبأح‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫قُ ْلتُ يا ر‬
ِ‫َّللا‬َّ ‫س ْبحان‬ َّ ‫َّللاِ فقال إِ َّن أحبَّ ْالكَل ِم إِلى‬
ُ ِ‫َّللا‬ َّ
.‫وبِح ْم ِد ِه‬
Dari Abu Dzarr RA, dia berkata, "Rasulullah
SAW pernah bertanya kepada saya, 'Hai Abu
Dzarr, maukah kamu aku beritahukan tentang
ucapan yang disenangi Allah?' Saya menjawab,
"Ya, saya mau ya Rasulullah. Beritahukanlah
kepada saya tentang ucapan yang disenangi
Allah." Kemudian beliau bersabda,
"Sesungguhnya ucapan yang paling disukai
Allah Azza wa Jalla adalah Subhaanallahu wa
bihamdih {Mahasuci Allah dengan segala puji
bagi-Nya}" (HR. Muslim),

SEMUA MAKHLUK BERTASBIH DAN BERTAHMID


KEPADA ALLAH SWT

1. Semua apa yang ada dilangit bertasbih


kepada ALLAH SWT,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
hadiid (57) ayat 1, juz 27,

205
   

 
 
 
1. Semua yang berada di langit dan yang
berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

2. Malaikat-Malaikat bertasbih kepada ALLAH


swt,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
baqarah (2) ayat 32, juz 1.


  
  
 \
 

 
32. Mereka menjawab: "Maha suci Engkau,
tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana"

206
Sebagaimana juga dijelaskan dalam surat
As-syuuraa (42) ayat 5, juz 25,



 

   
   

 
5. .......... Dan Malaikat-Malaikat bertasbih
serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.
Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Penyayang.

3. Semua bertasbih termasuk juga burung


burung juga bertasbih,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
nur (24) ayat 41, juz 18.

  


 
  

\

   
207
 
 
 
 

41. Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah:
kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di
bumi dan (juga) burung dengan
mengembangkan sayapnya. masing-masing
telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya46, dan Allah Maha mengetahui apa
yang mereka kerjakan,

4. Guruh-pun bertasbih kepada ALLAH swt


karena takut kepada-Nya,
Sebagaimana dijelaskan dalm surat Al-
Ra'du (13) ayat 13, juz 13,





 
46
Masing-masing makhluk mengetahui cara
shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham
dari Allah,

208


  
 
 
 
 

13. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji
Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena
takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan
halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa
yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-
bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan
yang Maha keras siksa-Nya.

WAKTU-WAKTU BERTASBIH DAN BERTAHMID


DALAM AL-QUR'AN

1. Bertasbih di waktu pagi dan petang,


Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Ahzab
(33) ayat 42, juz 22,

 
 
42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi
dan petang.

2. Bertasbih pada waktu malam,

209
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Insan (76) ayat 26, juz 29

 
 

 

26. Dan pada sebagian dari malam, Maka
sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-
Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.

3. Bertasbih di waktu sore dan subuh,


Sebagaimana dijelaskan dalm surat Ar-
rum (30) ayat 17, juz 21

 
 
 

17. Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu
kamu berada di petang hari dan waktu kamu
berada di waktu subuh,

4. Bertasbihlah sebelum terbit dan terbenamnya


matahari dan di waktu malam dan siang hari,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Thaahaa (20) ayat 130, juz 16,

210
 
 
 
  
 
 


 

130. ...., Dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari dan pada
waktu-waktu di siang hari, supaya kamu
merasa senang,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Kalimat yang paling disukai Allah swt adalah


Subhaanallahu wa bihamdih,

 Kalimat yang mudah diucapkan tetapi nilainya


besar disisi Allah swt adalah kalimat
Subhaanallahu wa bihamdih,

 Subhaanallahu wa bihamdih ini adalah kalimat


tasbih dan tahmid,

211
 Kalimat Subhanallah utama dibaca saat selesai
shalat fardu, maupun sunah, insya Allah akan
mendapat keberkahan dari Allah swt,

 Dengan membaca tasbih dan tahmid maka


akan mendapat ketenangan dan kesenangan,
karena zikir membuat hati akan tenang (Qs.
Ar-ra'du (13) ayat 28),

 Penulis mengajak kita semuanya untuk gemar


membaca kalimat Tasbih, Tahmid, dan Tahlil,
karena ini sangat baik untuk diamalkan sehari
hari,

17. HIDUP SEDERHANA DAN TIDAK


BERMEGAH-MEGAHAN,

Bermegah-megahan adalah akhlak yang tidak


baik, ini seperti orang yang ingin riya kepada
manusia dan sombong, sikap seperti ini
mengundang banyak kecemburuan dengan yang lain
sehingga orang akan meniru gaya hidup materialistik
seperti yang ditujukan Qorun kepada kaumnya yang
bermegahan-megahan dengan hartanya, oleh
karena itu sikap tawadhu atau hendah hati (Low
Profile) adalah sikap yang terpuji sehingga
menunjukan kesederhanaan dalam hidup dan

212
bertindak, skalipun ia sesungguhnya mampu (kaya)
untuk membeli dan memilikinya,

Orang yang hidup bermegah-megahan


biasanya memiliki niat yang kurang baik, yang
Pertama ia ingin menunjukan bahwasannya ia
adalah orang yang paling ada dibanding yang lain,
yang Kedua memiliki sifat ingin dilihat, ingin
diperhatikan, ingin didengar, ingin disanjung, ingin
dipuji bahwa ia orang yang serba ada dll, ini semua
adalah hawa nafsu, oleh karena itu bagaimana kita
bisa merubah sikap hidup yang seperti ini dengan
dua cara : Pertama banyak melihat orang yang
dibawahnya dalam hal rizki yaitu orang fakir dan
miskin yang membutuhkan bantuan kita sementara
kita berlebih-lebihan, Yang kedua banyak-banyak
bersyukur kepada Allah swt dengan cara
menunaikan zakat, infak, dan sedekahnya, karena
sebagian harta kita ada hak milik orang lain,
sebagaimna dijelaskan dalam surah Ad-zariyat (51)
ayat 19. “Dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin

213
yang tidak mendapat bagian47”, dan yang ketiga
adalah tetap hidup sederhana,

Hari ini banyak orang kaya yang hartanya


sudah mencapai nishob-nya dan haul-nya tetapi
tidak menunaikan zakat-nya maka ini berdosa
karena zakat adalah rukun Islam dan wajib
hukumnya, Allah swt mengingatkan kepada para
Aghnia (orang-orang kaya) untuk segera berzakat
karena dikhawatirkan harta yang ia tunjukan untuk
bermegah-megahan belum di-zakat-kan
naudzubillah minzalik, Allah swt mengingatkan
dalam Al-qur’an dalam surah At-taubah (9) ayat 35,
juz 10, “Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu.", semoga ini semua menjadi peringatan
bagi kita semua, Wallahu A’lam

47
orang miskin yang tidak mendapat bagian
maksudnya ialah orang miskin yang tidak
meminta-minta,

214
AYAT-AYAT BERIKUT MENJELASKAN TENTANG
AKHLAK TERPUJI YAITU TIDAK BERMEGAH
MEGAHAN :

1. Ingat bawasannya bermegah-megahan itu


akan melalaikan, maka hindarilah hal itu;
Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-
Takaatsur (102) Ayat 1-8, Juz 30;


 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 

 
 

215
1. Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu48,

2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

3. Janganlah begitu, kelak kamu akan


mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan


mengetahui.

5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui


dengan pengetahuan yang yakin,

6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat


neraka Jahiim,

7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan


melihatnya dengan 'ainul yaqin49.

8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada


hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu).

48
Maksudnya: Bermegah-megahan dalam
soal banyak harta, anak, pengikut,
kemuliaan, dan seumpamanya telah
melalaikan kamu dari ketaatan.
49
'ainul yaqin artinya melihat dengan mata
kepala sendiri sehingga menimbulkan
keyakinan yang kuat.

216
2. Kehidupan dunia ini adalah permainan dan
suatu yang melalaikan, oleh karena itu jangan
tertipu dengan dunia ini,

Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-


Haadid (57) Ayat 20, Juz 27,




 
 


 

 
 


 
 
 
  
 
 
 
  
 

217
 
 

20. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta
dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan Para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu Lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.

3. Contoh sejerah : Keangkuhan Qorun dalam


kemegahan dan kemewahan hartanya, lalu
dibenamkan ke bumi bersama hartanya, ini
menjadi pelajaran bagi ummat hari ini siapa
saja yang angkuh dengan hartanya maka
hartanya menjadi musibah bagi dia;

Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-


Qashash (28) Ayat 78-82, Juz 20.

 
 
  

218
 
  
 
 
 
  
 
  
 


  
 
  




 
  
 
  
 
 

 
  
 
 
219
 

 
 
  
  
 
  
 

 




 
 
 
 

  
  
 
 
 

 
78. Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya
diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".

220
dan Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat
sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan
lebih banyak mengumpulkan harta? dan
tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang
yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya


dalam kemegahannya, berkatalah orang-orang
yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-
moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang
telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya
ia benar-benar mempunyai keberuntungan
yang besar".

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi


ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, dan tidak
diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang
yang sabar".

81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta


rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang menolongnya
terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin


mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata:
"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-
hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah

221
tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat
Allah)".

4. Bukan harta atau anak yang dapat


mendekatkan diri kepada Allah swt, tetapi
dengan amal sholeh adalah jalan mendekatkan
diri kepada Allah swt, oleh karena itu janganlah
bermegah-megahan;
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Saba (34) ayat 37, juz 22 berikut ini;


 



 
  
 
 

 
  

 

222
37. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan
(pula) anak-anak kamu yang mendekatkan
kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal-
amal (saleh, mereka Itulah yang memperoleh
Balasan yang berlipat ganda disebabkan apa
yang telah mereka kerjakan; dan mereka
aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi
(dalam syurga),

BEBERAPA CONTOH PENERAPAN POLA HIDUP


SEDERHANA DI LINGKUNGAN KELUARGA 50,

1. Berbicara tidak berlebihan


Berbicara sederhana dengan anak, maupun
suami atau istri yang diterapkan di rumah
tangga akan berpengaruh pada perkembangan
kepribadian anak, Mereka cenderung akan
meniru dan menerapkannya di luar lingkungan
keluarga. Berbicara rendah hati (bukan rendah

Http://www.matrapendidikan.com/2014/12/
50

contoh-penerapan-pola-hidup-sederhana.
html, di akses tanggal 20 oktber 2015,

223
diri). Berbicara apa adanya, tidak dibuat-buat,
tidak angkuh dan sombong dalam berbicara.

2. Berpenampilan tidak berlebihan


Berpenampilan sederhana artinya tidak terlalu
mencolok dibandingkan dengan orang di
sekitar lingkungan pergaulannya. Ini
ditunjukkan oleh penampilan kedua orang tua,
baik di rumah, maupun pergi ke tempat tugas.

3. Berpakaian tidak berlebihan


Penerapan sederhana dalam berpakaian antara
lain memakai pakaian dan perhiasan yang
tidak mencolok di pandang mata. Memenuhi
norma yang berlaku dalam agama, sosial dan
budaya yang berlaku di tengah masyarakat.

4. Makan dan minum tidak berlebihan


Makanan dan minuman tidak harus mahal
harganya, Namun bernilai sehat dan bergizi,
Makan maupun minum berlebihan akan
menimbulkan dampak terhadap perut, Selain
itu menimbulkan efek boros dan mubazir,
Sebaliknya, makan dan minum sederhana akan
mengurangi resiko terjangkit dari berbagai

224
penyakit yang bersumber dari makanan dan
minuman tersebut.

5. Membeli sesuatu tidak berbebihan


Orang tua juga harus memberi contoh ketika
membeli sesuatu jangan berlebihan karena
akan mubazir, membeli karena kebutuhan
bukan mengikuti hawa nafsu untuk tujuan
kemewahan,

TIPS HIDUP SEDERHANA51

1. Tanamkan bahwa nilai kebahagiaan hidup


adalah menggapai ridho Allah swt, dengan
memperbanyak ketaatan kepada Alloh SWT.

2. Sumber kebahagiaan bukan materi, Bangun


sikap Qona’ah, yaitu merasa rela menerima
segala pemberian-Nya dan selalu merasa
cukup dengan apa yang ada,

51
http://www.suara-
islam.com/read/index/6654/Keluarga-Muslim-Hidup-
Sederhana, disusun oleh Ummu Hafiz, diakses
tanggal 21 okt 2015, secara online,

225
3. Berbelanja barang yang dibutuhkan dan
berdasarkan fungsinya, Bukan berdasarkan
nafsu dan gengsi,

4. Membeli sesuatu tidak berlebihan, sehingga


tidak habis waktu untuk merawat harta yang
kita miliki, waktu yang ada bisa lebih banyak
digunakan untuk beribadah.

5. Meningkatkan iman dan memperbanyak amal


sholeh dengan niat ikhlas karena Allah semata,
Sehingga visi dan misi hidup semakin jelas.

6. Meninggalkan gaya hidup Egoistis,

7. Berusaha memberi manfaat sebanyak-


banyaknya kepada sesama manusia, Hidup kita
akan terasa panjang, indah, dan selalu penuh
nilai,

8. Memperbanyak sedekah sebagai tanda syukur


terhadap nikmat yang ada,

9. Sabar jika diberi kesempitan,

10. Peduli terhadap penderitaan orang lain.

11. Mengutamakan kepentingan orang lain yang


lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri.

226
12. Hidup sederhana harus ditanamkan sejak dini
dalam lingkungan keluarga, agar perilaku dan
pola pikir hidup sederhana betul-betul menjadi
jalan hidup (way of life) bagi seluruh anggota
keluarga Muslim,

Imam Ghozali: “Tidak boleh orangtua


membiasakan anaknya hidup enak
bergelimangan harta, memakai perhiasan dan
alat-alat yang serba lux, Jika anak dibiasakan
sejak dini dengan gaya hidup mewah, maka ia
akan menghabiskan umurnya dalam kehidupan
yang serba mewah itu dan ini sangat tidak
baik... karena akan melalaikan (baca surat At-
takatsur (102))

HIKMAH HIDUP SEDERHANA

1. Orang yang sederhana, hidupnya tidak diburu


oleh hawa nafsu yang membinasakan,

2. Hidup sederhana, membuat kita memiliki


kelebihan harta agar bias membantu fakir
miskin (baik dengan zakat, infak, sedeqoh dan
hibah),

227
3. Hidup yang sederhana dapat mencegah sikap
boros dan berebih lebihan,

4. Kesederhanaan bisa menimbulkan empati dan


merekatkan semua kelompok dalam
masyarakat,

5. Orang kaya yang sederhana, mudah


membangun relasi dengan orang miskin.

6. Pemimpin yang sederhana bisa berinteraksi


dengan rakyatnya tanpa ada jurang pemisah,
dan ia akan dicintai rakyatnya,

7. Orang yang hidup sederhana, ketika


kekurangan tidak menghalalkan segala cara
untuk memperoleh harta agar dihormati,
Ketika mempunyai harta lebih, ia tidak tergoda
untuk bermewah-mewahan, atau menumpuk
harta, dan memanjakan diri dengan segala
fasilitas serba lux, tetapi ia tetap sederhana.

EFEK POSITIF HIDUP SEDERHANA BAGI


MANUSIA

1. Membuat dirinya selalu ingat kepada ayat-ayat


Allah swt dan sabda Rasulullah khususnya
tentang kesederhanaan,

228
2. Bisa bergaul dengan siapa saja baik dari
kalangan orang biasa atau orang kaya,
pejabat, maupun siapapun,
3. Akan bisa menerima anugrah Allah swt apapun
bentuknya, tetapi jika terbiasa hidup gelamor
dan bermegah-megahan maka tidak bisa
menerima apabila ia mendapat sesuatu yang
sedikit atau kecil,
4. Secara mental akan lebih siap, tetapi jika
terbiasa hidup gelamor dan bermegah-
megahan ketika jatuh maka biasanya tidak
siap akibatnya menjadi stress, bahkan
terganggu jiwanya, Naudzubillah Minzalik
5. Tidak menimbulkan kecemburuan sosial dari
orang lain,
6. Orang akan lebih respek dengan kita.., orang
akan mengatakan "sekalipun si fulan orang
yang kaya tetapi ia tetap sederhana",...
"sekalipun si fulan pejabat tetapi ia tetap
sederhana",......
7. Akan memiliki banyak sahabat maupun kawan,
8. Kesederhanaan akan ber-efek kepada
kesederhanaan yang lainnya, seperti
sederhana dalam berpakaian, berbicara,
sederhana dalam bersikap sehari hari, dll

229
PENJELASAN SECARA UMUM,

1. Kekayaan sejatinya adalah ujian dari Allah swt,


Apakah dengan kekayaan tersebut ia akan
bersyukur ataukah kufur,

Sebagaimana firman Allah swt dalam


surah Al-naml (27) ayat 40, juz 19.

   .....




 
  
 
 
   
 
 
40. “....."Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku Apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). dan
Barangsiapa yang bersyukur Maka
Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar,
Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi
Maha Mulia".

230
2. Peringatan bagi seorang Muslim agar tidak
sombong dengan kekayaannya, karena Allah
swt tidak menyukai orang-orang yang
sombong,
Sebagaimana firman Allah swt dalam
surat lukman (31) ayat 18, juz 21.

  


  
 
   
  
 

18. Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.

3. Demikian juga seorang muslim tidak Boleh


bermegah megahan Karena menjadi sebab
manusia lalai kepada ALLAH SWT,
sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas
(QS. At-takatsur (102)), juz 30.

231
4. Demikian juga kekayaan sejatinya adalah
amanah dari Allah swt, oleh karena itu
seyogyanya digunakan untuk hal hal yang
bermanfaat dan untuk perjuangan di jalan
Allah swt, bukan untuk berfoya-foya apalagi
digunakan untuk berbuat dosa dan maksiyat,
Naudzubillah Minzalik

Sebagaimana firman Allah swt dalam


surah Al-anfal (8) ayat 27, juz 9.



 
 




 
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui,

232
5. Allah swt akan bertanya dari mana asal harta
itu, dan dikemanakan harta tersebut, dan ini
harus dijawab oleh setiap kita,

6. Hendaknya orang yang kaya hartanya


dimanfaatkan dijalan Allah swt sebagai
sedekah amal jariyah yang pahalanya tidak
akan terputus,

18. MEMBEBASKAN KESULITAN ORANG


MUKMIN, DAN MENUTUP AIB SEORANG
MUKMIN

Orang yang membebaskan orang mukmin


adalah akhlak yang sangat terpuji, apalagi bantuan
itu diberikan di saat ia sedang membutuhkan,
apakah di saat ia sedang sakit butuh untuk berobat,
di saat ia kekurangan butuh untuk membeli beras
untuk kebutuhan hidupnya, atau di saat ia sedang
terkena musibah, atau di saat ia butuh untuk biyaya
pendidikan anaknya dll. Orang yang sedang
membantu orang mukmin lainnya, sesungguhnya ia
sedang menanam kebaikan, dan kabaikan itu pasti ia
akan dapatkan ganjarannya sejak ia di dunia dan di
akhirat kelak,

233
Demikian juga menutup aib seorang mukmin
adalah akhlak terpuji juga, itulah yang harus
dilakukan oleh seorang mukmin kepada mukmin
lainnya, karena aib adalah suatu kejelekan, tentu
setiap kita tidak ingin aibnya diketahui oleh orang
atau dibuka di forum publik dan akan sangat malu,

Bagi orang yang mempunyai aib maka


disarankan harus segera beristighfar dan bertaubat
dan memperbaiki diri, sehingga Allah swt tidak
membuka aib-nya, karena jika tidak bertaubat dan
memperbaiki dirinya, bahkan jika ia terus-menerus
berbuat dosa dan keji maka dikhawatirkan aibnya
akan dibuka oleh ALLAH swt dengan cara cara-Nya,
oleh karena itu sebaik-baik orang yang berbuat dosa
dan keji adalah segera mohon ampunan kepada
Allah, bertaubat dan tidak mengulanginya lagi,
firman Allah swt dalam surah Ali imran (3) ayat 135,
juz 4 :

 
  

 


 

234
 
  
  
 
 
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri
sendiri52, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

Tetapi bagi yang sengaja aibnya ingin diketahui


orang maka orang yang seperti ini akan mendapat
azab Allah swt, sebagaimana firman Allah swt dalam
surah An-nur (24) ayat 19, juz 18.

 
  
 
 
  

52
Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah)
ialah dosa besar yang mana mudharatnya
tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga
orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri
sendiri ialah melakukan dosa yang mana
mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik
yang besar atau kecil.

235
 
 
 
 
 
19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar
dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka
azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

AYAT-AYAT DAN HADITS BERIKUT


MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MEMBEBASKAN KESULITAN ORANG MUKMIN,
DAN MENUTUP AIB SEORANG MUKMIN :

1. Siapa yang membebaskan kesulitan orang


Mukmin di dunia maka pada hari kiamat
Allah akan membebaskan kesulitannya di
hari kiamat;

Sebagaimana dijelaskan dalama riwayat


imam Muslim,
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن نفَّس ع ْن ُمؤْ ِم ٍّن ُك ْربةا ِم ْن‬
‫ب ي ْو ِم‬ِ ‫َّللاُ ع ْنهُ ُك ْربةا ِم ْن ُكر‬
َّ ‫ب الدُّ ْنيا نفَّس‬
ِ ‫ُكر‬
َّ ‫سر‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سر على ُم ْعس ٍِّر ي‬ َّ ‫ْال ِقيام ِة وم ْن ي‬
َّ ُ‫فِي الدُّ ْنيا و ْاْل ِخرةِ وم ْن ستر ُم ْس ِل اما ستره‬
ُ‫َّللا‬

236
‫َّللاُ ِفي ع ْو ِن ْالع ْب ِد ما كان‬ َّ ‫ِفي الدُّ ْنيا و ْاْل ِخر ِة و‬
‫س‬ ُ ‫ْالع ْبد ُ ِفي ع ْو ِن أ ِخي ِه وم ْن سلك ط ِريقاا ي ْلت ِم‬
‫َّللاُ لهُ بِ ِه ط ِريقاا إِلى ْالجنَّ ِة وما‬ َّ ‫فِي ِه ِع ْل اما س َّهل‬
‫َّللاِ يتْلُون ِكتاب‬ َّ ‫ت‬ ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍّ ‫اجتمع ق ْو ٌم فِي ب ْي‬ ْ
ُ‫س ِكينة‬ َّ ‫ت عل ْي ِه ْم ال‬ ْ ‫سونهُ بيْن ُه ْم ِإ ََّل نزل‬ ُ ‫َّللاِ ويتدار‬ َّ
‫الر ْحمةُ وحفَّتْ ُه ْم ْالمَلئِكةُ وذكرهُ ْم‬ َّ ‫وغشِيتْ ُه ْم‬
ْ ‫طأ ِب ِه عملُهُ ل ْم يُ ْس ِر‬
‫ع ِب ِه‬ َّ ‫َّللاُ ِفيم ْن ِع ْندهُ وم ْن ب‬ َّ
.ُ‫نسبُه‬
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah
SAW telah bersabda, 'Barang siapa
membebaskan seorang mukmin dari suatu
kesulitan dunia, maka Allah akan
membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari
kiamat. Barang siapa memberi kemudahan
kepada orang yang berada dalam kesulitan,
maka Allah akan memberikan kemudahan di
dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu
menolong hamba-Nya selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama muslim. Barang
siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di
suatu masjid {rumah Allah} untuk membaca Al
Qur'an, melainkan mereka akan diliputi
ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para
malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut

237
mereka dalam kelompok orang-orang yang ada
di sisi-Nya. Barang siapa enggan untuk
menolong, maka kerabatnya akan enggan untuk
menolongnya." [HR. Muslim];

2. Sifat orang Mukmin adalah Mendahulukan


orang lain skalipun dirinya lebih
membutuhkan,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


Hasyr (59) Ayat 9, Juz 28.


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
  
 
 

9. Dan orang-orang yang telah menempati kota


Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum

238
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka
(Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah
kepada mereka (Muhajirin). dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas
diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang
yang beruntung.

3. Orang yang menolong seorang mukmin


maka akan memperoleh ampunan dan rizki
mulia,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Anfal (8) ayat 73, juz 10,



 
 



 

  

239
 
 
74. Dan orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. mereka memperoleh
ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
4. Saling menolong, memberi tempat, saling
melindungi seperti yang dicontohkan
orang-orang Muhajirin dan Ansor,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Anfal (8) Ayat 72, Juz 10,

 




 
 






 

240
 
 
 
 
 
 


 

 
 


  
 
 
72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertoIongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itu
satu sama lain lindung-melindungi53. dan

53
Yang dimaksud lindung melindungi Ialah:
di antara muhajirin dan anshar terjalin
persaudaraan yang Amat teguh, untuk
membentuk masyarakat yang baik. demikian
keteguhan dan keakraban persaudaraan
mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam

241
(terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi
belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban
sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum
mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, Maka kamu wajib
memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum
yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan
mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI SAAT


MENOLONG ORANG LAIN DALAM KESULITAN

1. Niatkan ikhlas karena Allah swt,


2. Menolong tidak diniatkan agar orang yang
ditolong supaya membalas kembali,
3. Dengan menolong orang lain maka ada rasa
kepuasan bathin,
4. Dengan kita menolong hamba-hamba ALLAH
SWT, maka Allah-pun demikan akan menolong
kita,
5. Dengan menolong orang lain maka ia telah
mengamalkan al-qur'an dan sunah rasulullah,

mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka


bersaudara kandung.

242
6. Dengan menolong orang lain dalam keadaan
beriman maka ia akan mendapat pahala yang
besar, (QS. An-nahl (16) ayat 97, juz 14),

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


ORANG YANG DITOLONG,

1. Hendaknya ia mengucapkan terima kasih


kepada orang yang menolongnya,
2. Hendaknya ia banyak bersyukur kepada Allah
swt, karena orang yang menolong pasti atas
petunjuk Allah swt,
3. Hendaknya ia mendo'akan orang yang
menolongnya,
4. Ia berharap kepada Allah swt agar suatu saat
nanti ia pun bisa menolong orang lain,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


SEORANG MUKMIN KETIKA MENUTUP AIB
SEORANG MUKMIN LAINNYA

1. Ia yakin bahwa manusia tidak ada yang


sempurna, oleh karena itu berusaha menutup
aib saudaranya,
2. Ia berharap dengan menutup aib seorang
mukmin lainnya maka ia pun memohon ditutup
aibnya oleh Allah swt,

243
3. Dengan menutup aib seorang mukimin demi
menjaga persaudaraan sesama mukmin,
4. Demi menjaga persatuan ummat, karena jika
seorang mukmin membuka aib mukmin lainnya
maka akan terjadi keributan,
5. Kita jangan merasa lebih baik dan lebih
sempurna dari orang lain, Kita kelihatan orang
baik seperti ini karena bisa jadi Allah masih
sayang dengan kita sehingga kita tidak dibuka
aibnya oleh Allah, coba jika Allah membuka aib
atau keburukan kita pasti kita akan malu,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


ORANG YANG MEMILIKI AIB

1. Berjanji dan berkomitmen untuk tidak


melakukan perbuatan-perbuatan tercela
sehingga tidak membuat peluang orang lain
untuk membuka aibnya,
2. Harus selalu ingat akan firman-firman Allah swt
dan hadist Rasulullah tentang dampak negatif
perbuatan dosa sehingga bisa menghindarinya,
3. Mulai memperbaiki diri dengan sebaik-baiknya,
(Baca QS. Surat al-a'raaf (7) ayat 35, juz 8),
4. Memperbanyak taubat dan istighfar kepada
Allah swt,

244
5. Membaca al-qur'an setiap hari dan memahami
makna-makanya yang terkandung didalamnya,
6. Rajin mengerjakan shalat fardu dan sunah
karena shalat dapat mencegah perbuatan keji
dan mungkar, (Qs. Al-ankabut (29) ayat 45,
juz 21)
7. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
swt,
8. Menghadiri Majlis-Majlis ilmu agar pemahaman
agamanya baik,
9. Memperbayak amal shaleh, karena dengan
amal shaleh Allah akan mengampuni dosa
dosanya (Qs. Al-ankabut (29) ayat 7, juz 20),
10. Memperbanyak zikir kepada ALLAH agar hati
dan fikiran-nya menjadi tenang (Qs. Ar-ra'd
(13) ayat 28, juz 13,
11. Hindari teman-teman yang senang berbuat
dosa, agar tidak terpengaruh tetapi jika
bertujuan dakwah maka justru dianjurkan,
(QS. Al-Furqan (25) ayat 27-29, juz 19);

HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG


GHIBAH DAN BAHAYANYA

1. Pengertian Ghibah

245
Definisi ghibah sebagaimana dijelaskan
pada hadits berikut adalah menyebut
kejelekan-kejelekan seorang Mukmin,

َّ ‫سول‬
‫َّللاِ ما‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة أنَّهُ ِقيل يا ر‬
‫ْال ِغيبةُ قال ِذ ْك ُرك أخاك ِبما ي ْكرهُ قِيل أفرأيْت‬
‫ِإ ْن كان فِي أ ِخي ما أقُو ُل قال ِإ ْن كان فِي ِه ما‬
‫تقُو ُل فق ْد ا ْغتبْتهُ و ِإ ْن ل ْم ي ُك ْن فِي ِه ما تقُو ُل فق ْد‬
ُ‫بهتَّه‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Suatu ketika
ada yang bertanya, 'Wahai Rasulullah. Apakah
ghibah itu?' Beliau menjawab, Yaitu menyebut
saudaramu dengan sesuatu yang tidak dia
sukai, Beliau kembali ditanya, 'Apa
pendapatmu jika apa yang aku katakan itu ada
pada saudaraku?' Beliau menjawab, 'Jika apa
yang kamu katakan ada padanya, maka
sesungguhnya kamu telah mengghibahnya
(mengumpatnya). Dan jika tidak ada padanya,
maka sungguh kamu telah memfitnahnya,
(Shahih: HR. At-Tirmidzi, Muslim)

2. Bahaya Ghibah adalah seperti memakan


daging saudaranya sendiri, karena ia telah
merusak kehormatan saudaranya,

Bahaya Ghibah maka ia seperti memakan


daging saudaranya sendiri,

246
‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أن ِس ب ِْن مالِكٍّ قال قال ر‬
‫ع ِرج ِبي مر ْرتُ ِبق ْو ٍّم ل ُه ْم‬ ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ل َّما‬
َّ
‫شون ُو ُجوه ُه ْم‬ ُ ‫اس ي ْخ ُم‬ ٍّ ‫ار ِم ْن نُح‬ ٌ ‫ظف‬ْ ‫أ‬
‫صدُور ُه ْم فقُ ْلتُ م ْن هؤَُل ِء يا ِجب ِْري ُل قال‬ ُ ‫و‬
‫اس ويقعُون فِي‬ ِ َّ‫هؤَُل ِء الَّذِين يأ ْ ُكلُون لُ ُحوم الن‬
‫اض ِه ْم‬ِ ‫أعْر‬
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, "Ketika aku dimi'rajkan, aku
melihat suatu kaum yang berkuku tembaga
digunakan untuk mencakar muka dan dada
mereka sendiri. Maka aku bertanya kepada
Jibril, 'Siapakah mereka itu?' Ia menjawab,
'Mereka (adalah orang) yang memakan daging
orang lain dan merusak kehormatan mereka'.
(HR. Sunan Abu Dawud),

3. Orang yang beriman wajib menjauhi


perkara-perkara Ghibah, karena dosanya
seperti memakan daging saudaranya yang
mati,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-
Hujurat (49) ayat 12, juz 26,





 
247
 
 
  
 
 
  
 
 
 
 
 
   
 
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang,

PENJELASAN SECARA UMUM,

 Membantu sesama Muslim adalah sifat yang


sangat baik, dan bernilai sedekah,

248
 Seorang yang menutup aib seorang muslim
lainnya, maka aib-nya juga akan ditutup oleh
Allah swt baik di dunia dan akhirat, karena
kebaikan seseorang akan kembali kepada
dirinya,

Sebagaimana firman ALLAH dalam surah Al-


Jaatsiyah (45) ayat 15, juz 25.

  


 
 
  
 
 
15. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
Maka itu akan menimpa dirinya sendiri,
kemudian kepada Tuhanmulah kamu
dikembalikan.

 Jadilah orang mukmin yang selalu bersaudara,


bersatu dan menjaga silaturahim, ini
dicontohkan oleh kaum Muhajirin dan kaum
Ansor,

249
Sebagaimana firman ALLAH SWT, dalam surah
Al-Hasyr (59) ayat 9, juz 28,


 
 

 
 
  
 
 
 
 
 
  
  
 


9. Dan orang-orang yang telah menempati
kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan
mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan

250
mereka mengutamakan (orang-orang
muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun
mereka dalam kesusahan. dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung

 Tolong menolong adalah akhlak yang sangat


mulia dalam Islam, sebagaimana yang
digambarkan dalam ayat berikut ini,

Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-


maidah (5) ayat 2, juz 6,


 
  
 

 
 
   
 
2. “... Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.

251
19. MEMENUHI NADZAR,

Nadzar secara etimologi adalah mewajibkan,


secara terminologi adalah seorang mukallaf
mengharuskan sesuatu atas dirinya karena ALLAH
SWT, Nadzar hukumnya makruh sekalipun untuk
ibadah, orang yang bernadzar secara mutlak seperti
seseorang berkata: aku bernadzar kepada Allah swt,
di mana ia tidak menyebutkan hal hal tertentu, atau
aku bernadzar kepada Allah apabila aku
mendapatkan ini, maka aku akan melakukan ibadah
ini, maka ia wajib membayar kaffarat sumpah ini
apabila ia melanggar,

Memenuhi nazar adalah akhlak terpuji karena


nadzar adalah suatu janji kepada Allah swt untuk
melakukan suatu amalan,

Banyak orang yang melupakan Nadzar kepada


Allah swt padahal apa yang ia minta sudah
dikabulkan Allah swt, sikap seperti inilah sangat
tidak terpuji, kalau dengan Allah saja ia berani
berdusta apalagi dengan manusia naudzubillah
minzalik oleh karena itu siapa saja yang barang kali
lupa dengan nadzarnya maka segeralah ditunaikan,

252
AYAT-AYAT DAN HADITS-HADITS BERIKUT INI
MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MEMENUHI NADZAR :

1. Allah swt mengetahui orang-orang yang


berinfaq dan bernadzar, dan Allah akan
memberi balasan kepada mereka;

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


Baqarah (2) Ayat 270, Juz 3.

 
  
 
  
  
 
 
270. Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa
saja yang kamu nazarkan54, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. orang-
orang yang berbuat zalim tidak ada seorang
penolongpun baginya.

2. Nadzar berjanji di dalam do’anya, seperti


yang disampaikan oleh Istri Imran;

54
Nadzar Yaitu janji untuk melakukan
sesuatu kebaktian terhadap Allah s.w.t. untuk
mendekatkan diri kepada-Nya baik dengan
syarat ataupun tidak

253
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali
Imron (3) ayat 35, juz 3.

 

 
  
  
 
  
 
 
35. (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya
Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku
menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di
Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu
dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".

3. Nadzar dengan berpuasa, seperti yang


dilakukan oleh Maryam;

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat


Maryam (19) Ayat 26, Juz 16.

 
  
  
 
 

254

 
 

 
26. Maka makan, minum dan bersenang
hatilah kamu. jika kamu melihat seorang
manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya
aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang
Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusiapun pada hari ini".

4. Nadzar Dengan Bersedekah;

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat


Al-Insan (76) Ayat 7-9, Juz 29.



 
 
 

 
 

 


  
 
255
 
 
7. Mereka menunaikan Nazar dan takut akan
suatu hari yang azabnya merata di mana-
mana.
8. Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim
dan orang yang ditawan.

9. Sesungguhnya Kami memberi makanan


kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki
Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)
terima kasih.

HUKUM MELAKSANAKAN NADZAR UNTUK


SEORANG IBU YANG TELAH MENINGGAL

‫عبادة ا ْست ْفتى‬ ُ ‫َّاس أ َّن س ْعد بْن‬ َّ ‫ع ْن ع ْب ِد‬


ٍّ ‫َّللاِ ب ِْن عب‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم فقال ِإ َّن أ ُ ِمي‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ر‬

256
‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ض ِه فقال ر‬ ِ ‫ت وعليْها ن ْذ ٌر ل ْم ت ْق‬
ْ ‫مات‬
ِ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ا ْق‬
‫ض ِه ع ْنها‬ َّ
Dari Abdullah bin Abbas bahwasanya Sa'ad bin
Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, ia
berkata, "Sesungguhnya ibuku telah meninggal
dunia dan dia mempunyai nadzar yang belum
dilaksanakan." Rasulullah SAW berkata,
"Laksanakanlah nadzar ibumu itu. " (Shahih:
Muttafaq 'Alaih);

Penjelasan Singkat : Bolehnya seorang anak atau


ahli warisnya menunaikan nadzar seorang ibu-nya
yang sudah meninggal, karena semasa hidupnya ia
memiliki nadzar sementara belum sempat
dilaksanakan hingga ajal sampai kepadanya, oleh
karenanya ahli warisnya atau anaknya dianjurkan
melaksanakan nadzar tersebut, karena nadzar
adalah hutang kepada Allah swt,

KAPAN NAZAR DINYATAKAN SAH ATAU


TIDAK55

55
Fikih Sunah, Hal 112, Jilid 4,

257
1. Nazar dinyatakan sah apabila dimaksudkan
sebagai bentuk pendekatan (taqarrub) kepada
Allah swt, nazar seperti ini wajib di laksanakan,
2. Sedangkan nazar dengan maksud melakukan
maksiat kepada Allah swt maka dinyatakan
tidak sah untuk dilaksanakan, dan nazar
bermaksiyat tidak ada kaffarat baginya
menurut mazhab Imam Hanafi dan Hambali,

TIDAK BOLEH MENUNAIKAN NADZAR DALAM


MAKSIAT,

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ت قال ر‬ ْ ‫َّللاُ ع ْنها قال‬
َّ ‫ضي‬ ِ ‫ع ْن عائِشة ر‬
ُ‫َّللا ف ْليُ ِط ْعه‬
َّ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم م ْن نذر أ ْن يُ ِطيع‬
َّ ‫صلَّى‬
‫ص ِه‬ َّ ‫صي‬
ِ ‫َّللا فَل ي ْع‬ ِ ‫وم ْن نذر أ ْن ي ْع‬
Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang mempunyai nadzar (melakukan) taat
kepada Allah, maka ia wajib melaksanakannya,
sedang bagi orang yang mempunyai nadzar untuk
maksiat kepada Allah, baginya wajib untuk tidak
mengerjakannya." (Shahih: Bukhari),
Penjelasan Singkat : Nadzar dalam ketaatan
kepada Allah swt maka harus segera dilaksanakan
dengan baik, contohnya Nadzar ingin bersedekah,
atau berpuasa ketika berhasil dalam suatu urusan
maka harus segera ditunaikan, tetapi nadzar

258
bermaksiyat kepada Allah maka wajib ditinggalkan
contohnya “Kalau saya berhasil saya akan
meninggalkan shalat, dan tidak akan membantu
orang lain, nadzar seperti ini tidak boleh
dilaksankan;

KAFARAT NADZAR atau SUMPAH

Dijelaskan Dalam Surat Al-Maidah (5) Ayat 89,


Juz 7,

  
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
  
  
 
  

 

259
 

 
 
 

 

89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja,
Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah
memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari
makanan yang biasa kamu berikan kepada
keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka
atau memerdekakan seorang budak. barang siapa
tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka
kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian
itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah
sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur
(kepada-Nya).

260
Dalam syarah Al-Iqna dan kitab lainnya dikatakan:
mereka berdalil dengan ayat ini, Seseorang yang
terkena kewajiban membayar kaffarat hendaknya
memilih tiga hal :

Memberikan makan sepuluh orang miskin


Memberikan pakaian sepuluh orang miskin
Memerdekaan hamba sahaya yang mukmin

Orang yang berkewajiban membayar kafarat


hendaknya tidak boleh berpindah kepada ibadah
puasa kecuali tidak mampu melaksanakannya,
Seorang yang bernazar, lalu ia melanggar atau
membatalkannya maka ia wajib membayar kaffarat,
Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Uqbah
Bin Amir, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Kaffarat nazar jika tidak disebutkan secara
mendetail, maka digolongkan sebagai kaffart
sumpah (HR. Ibnu Majah Dan Tirmidzi)56;

PENJELASAN SECARA UMUM :

56
Sayyid Sabik, Fikih Sunah, Darul Fath Dan
Pena, Jilid 4, hal 116, Jakarta, 2008,

261
 Nadzar adalah suatu janji yang diungkapkan
seseorang untuk berbuat kebaikan atau
ketaatan kepada Allah swt,

 Nadzar adalah hutang kepada Allah swt, oleh


karena itu harus dipenuhi.

 Nadzar yang belum dipenuhi maka harus segera


dilakukan tidak boleh dilalailkan, kecuali nadzar
untuk bermaksiyat kepada Allah swt maka wajib
tinggalkan,

 Orang yang tidak melaksanakan nadzarnya yang


sah maka terkena kaffarat,

20. ZIKRUL MAUT [MEMPERBANYAK


MENGINGAT AKAN KEMATIAN];

Cukuplah kematian itu sebagai nasihat,


Kematian adalah suatu kepastian, dan tidak
menunggu apakah ia harus tua, atau apakah ia
harus sakit dulu, tetapi tidak, kematian waktunya
datang tidak bisa dimajukan dan dimundurkan,
Kehidupan ini hanya sementara, oleh karena itu
penting untuk membanyak Zikrul Maut dan berziarah
kubur yang tujuannya untuk menginggat kematian

262
dan untuk mendo’akan orang Muslim yang telah
dahulu meninggal,

Tidak ada manusia manapun yang hidup


kekal maupun abadi di dunia ini, sekalipun Rasul
atau para Nabi semuanya meninggal, apalagi seperti
kita sebagai manusia biasa,

Yang terpenting hari ini bagi kita adalah


mempersiapkan bekal kita untuk kematian dan
Negeri akhirat, jika bekalnya baik maka akan
selamat, tetapi jika bekalnya tidak ada maka tidak
selamat,

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


TENTANG KEUTAMAAN ZIKRUL MAUT

1. Setiap Yang Bernyawa Pasti Akan Mati,

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Surat Ali Imran (3) Ayat 185, Juz 4.

 

 


 
 
  
263


 
  

 
 

185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia telah
beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

2. Setiap yang bernyawa akan merasakan


mati, Allah akan menguji dengan kebaikan
dan keburukan,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


anbiya (21) Ayat 35, Juz 17.

 

 



 

264

 
35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah
kamu dikembalikan.

3. Hanya kepada Allah swt semua manusia


akan kembali,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


Ankabut (29) Ayat 57, Juz 21.

 

  

 
57. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.

4. Allah-lah yang menghidupkan dan


mematikan kita,

Sebagaimana dijelaskan Allah swt Surat


Al-Mulk (67) Ayat 2, Juz 29,

 



 
265
  

 
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun,

5. Orang Mukmin yang bijak adalah yang


banyak mengingat kematian dan
memperbanyak persiapan bekalnya,

Sebagaimana yang dijelaskan dalam


Shahih Sunan Ibnu Majah

َّ ‫سو ِل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫عمر أنَّهُ قال ُك ْنتُ مع ر‬ ُ ‫ع ْن اب ِْن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم فجاءهُ ر ُج ٌل ِم ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َّ ‫ار فسلَّم على النَّ ِبي ِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ ِ ‫ْاْل ْنص‬
‫ي ْال ُمؤْ ِمنِين‬ َّ ‫سول‬
ُّ ‫َّللاِ أ‬ ُ ‫وسلَّم ث ُ َّم قال يا ر‬
‫ي ْال ُمؤْ ِمنِين‬ ُّ ‫أ ْفض ُل قال أ ْحسنُ ُه ْم ُخلُقاا قال فأ‬
‫ت ِذ ْك ارا وأ ْحسنُ ُه ْم ِلما‬ ِ ‫س قال أ ْكث ُر ُه ْم ِل ْلم ْو‬ ُ ‫أ ْكي‬
ُ ‫ب ْعدهُ ا ْستِ ْعداداا أُولئِك ْاْل ْكي‬
‫اس‬
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, "Aku sedang
bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang
seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian
ia mengucap salam kepada Nabi SAW dan
bertanya, 'Wahai Rasulullah, orang mukmin
bagaimanakah yang paling baik?' Beliau
menjawab, 'Orang yang paling baik akhlaknya

266
dari mereka' Ia bertanya lagi, 'Orang mukmin
bagaimanakah yang bijak?' Beliau menjawab,
'Orang yang paling banyak mengingat
kematian di antara mereka, dan yang paling
baik persiapan setelah mengingatnya, dan
mereka itulah orang-orang yang bijak'.
"Hasan: (Ibnu Majah),

6. Do’a saat ditimpa penderitaan dan


kesusahan yang sangat berat,
Sebagaimana dijelaskan dalam Shahih
Sunan Ibnu Majah, Bukhori dan Muslim berikut
ini;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أن ٍّس قال قال ر‬
‫ض ٍّر نزل بِ ِه‬ ُ ‫وسلَّم َل يتمنَّى أحدُ ُك ْم ْالم ْوت ِل‬
‫فإ ِ ْن كان َل بُدَّ ُمتمنِياا ْالم ْوت ف ْليقُ ْل اللَّ ُه َّم‬
‫ت ْالحياة ُ خي اْرا ِلي وتوفَّنِي إِذا‬ ْ ‫أ ْحيِنِي ما كان‬
‫ت ْالوفاة ُ خي اْرا ِلي‬
ْ ‫كان‬
Dari Anas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Janganlah seseorang di antara
kalian berangan-angan akan kematian karena
kesusahan yang menimpanya. Namun jika
terpaksa berangan-angan terhadap kematian,
maka hendaknya ia berdoa, 'Ya Allah,
hidupkanlah aku selama kehidupan itu baik
bagi diriku, dan matikanlah aku jika kematian
itu baik bagi diriku", Shahih: (Muttafaq 'Alaih),

267
SECARA NALURI MANUSIA INGIN
MENGHINDARI BAHKAN TAKUT DENGAN MATI

Kematian bagi sebagian manusia adalah sesautu


yang menakutkan karena berpisahnya jasad dan ruh
di alam dunia ini, bukan hanya itu saja yang terfikir
di benak manusia adalah akan mempertanggung
jawabkan selama ia hidup di dunia, dan yang kedua
akan memasuki alam kubur, yang dijelaskan dalam
banyak hadits bahwasannya ada azab kubur,
selanjutnya akan mempertangungjawabkan di
akhirat juga,

Rasa takut kedua bagi sebagian orang adalah


merasa dirinya banyak dosa dan maksiyat dan ia
tahu akibat dari perbuatan tersebut di alam kubur
dan di akhirat, sementara ia belum bertaubat
kepada Allah swt dan belum meninggalkan maksiyat
tersebut,

Beberapa ayat berikut ini... Allah swt menjelaskan


prihal naluri manusia bahwasannya takut akan
kematian, oleh karena itu agar rasa takut
menghilang atau berkurang maka hendaknya

268
manusia memperbanyak amal sholeh agar selamat
di kubur dan akhirat kelak,

1. QS. Al-Baqarah (2) ayat 95, Juz 1

 
 
 
  


95. Dan sekali-kali mereka tidak akan
mengingini kematian itu selama-lamanya,
karena kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan
Allah Maha mengetahui siapa orang-orang
yang aniaya.

2. Qs. Al-Jum'ah (62) Ayat 8, Juz 28.


 
 
 

  
 
 



269
 
 
8. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian
kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu
Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan".

3. Qs. Qaaf (50) Ayat 19, Juz 26.


 

 
  
  
19. Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
daripadanya,

4. Qs. An-nisa (4) ayat 78, juz 5.


‫أ ۡينما ت ُكونُواْ ي ُۡد ِرك ُّك ُم ۡٱلم ۡوتُ ول ۡو ُكنت ُ ۡم فِي ب ُُروج‬
‫ُّمشيَّدة‬
78. Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,

270
MENGETAHUI TANDA-TANDA HUSNUL
KHATIMAH SAAT KEMATIAN57
Oleh Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah,

Meninggalkan dunia yang fana ini dalam keadaan


husnul khatimah merupakan dambaan setiap insan
yang beriman, karena hal itu sebagai kabar gembira
dengan kebaikan untuknya. Al-Imam Al-Albani
rahimahullahu menyebutkan beberapa tanda husnul
khatimah dalam kitabnya yang sangat bernilai
Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, Berikut ini kami
nukilkan secara ringkas untuk pembaca yang mulia,
disertai harapan dan do'a kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala agar kita termasuk orang-orang yang
mendapatkan husnul khatimah dengan keutamaan
dan kemurahan dari-Nya, Amiin!

1. Mengucapkan kalimat Tauhid ketika

Hendak Meninggal,

Dengan dalil hadits Mu’adz bin Jabal


radhiyallahu ‘anhu, ia menyampaikan dari

https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/
57

06/mengetahui-tanda-tanda-husnul-khatimah-saat-
kematian/

271
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Siapa
yang akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha
illallah’ ia akan masuk surga.” (HR. Al-Hakim
dan selainnya dengan sanad yang hasan),

2. Meninggal Dengan Keringat Di Dahi,

Sebuah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA,


dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya
kembali kepadanya dalam keadaan sakit
sehingga ia sempat menyaksikan
kematiannya. Saat saudaranya meninggal
dunia, ia melihat keringat keluar dari dahinya,
dan berkata, “Allahu Akbar”. Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Meninggalnya
seorang Mukmin ditandai dengan keringat di
dahinya.” (HR Tirmizi, Nasa’i, Ahmad, dan Ibn
Majah),

3. Meninggal Pada Malam Atau Siang Hari


Jum’at,
Dengan dalil hadits Abdullah bin ‘Amr
radhiyallahu ‘anhuma, beliau menyebutkan
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada seorang muslimpun yang meninggal
pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali

272
Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR.
Ahmad, At-Tirmidzi. Hadits ini memiliki syahid
dari hadits Anas, Jabir bin Abdillah g dan selain
keduanya, maka hadits ini dengan seluruh
jalannya hasan atau shahih),

4. Syahid Di Medan Perang,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan


janganlah kamu mengira bahwa orang-orang
yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan
mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan
mendapatkan rizki. Mereka dalam keadaan
gembira disebabkan karunia Allah yang
diberikan-Nya kepada mereka dan mereka
beriang hati terhadap orang-orang yang masih
tinggal di belakang mereka (yang masih
berjihad di jalan Allah) yang belum menyusul
mereka. Ketahuilah tidak ada kekhawatiran
atas mereka dan tidak pula mereka bersedih
hati. Mereka bergembira dengan nikmat dan
karunia yang besar dari Allah dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
beriman.” (Ali Imran (3) ayat 169-171)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Bagi orang syahid di sisi Allah ia

273
beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya
pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan
tempat duduknya di surga, dilindungi dari
adzab kubur, aman dari kengerian yang besar
(hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman,
dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga),
dan diperkenankan memberi syafaat kepada
tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.”
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad
dengan sanad yang shahih),

5. Meninggal Di Jalan Allah Subhanahu Wa


Ta’ala.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Siapa yang terhitung syahid
menurut anggapan kalian?” Mereka menjawab,
“Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di
jalan Allah maka ia syahid.” Beliau
menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari
kalangan umatku hanya sedikit.” “Bila
demikian, siapakah mereka yang dikatakan
mati syahid, wahai Rasulullah?” tanya para
sahabat. Beliau menjawab, “Siapa yang
terbunuh di jalan Allah maka ia syahid, siapa

274
yang meninggal di jalan Allah maka ia syahid,
siapa yang meninggal karena penyakit tha’un2
maka ia syahid, siapa yang meninggal karena
penyakit perut maka ia syahid, dan siapa yang
tenggelam ia syahid.” (HR. Muslim),

6. Meninggal Karena Penyakit Tha’un,

Selain disebutkan dalam hadits di atas juga


ada hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Tha’un adalah syahadah
bagi setiap muslim.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim),

7. Meninggal karena penyakit perut, karena


tenggelam, dan tertimpa reruntuhan,

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam: “Syuhada itu ada lima, yaitu
orang yang meninggal karena penyakit tha’un,
orang yang meninggal karena penyakit perut,
orang yang mati tenggelam, orang yang
meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan
orang yang gugur di jalan Allah.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu),

275
Satu pendapat menyebutkan bahwa tha’un
adalah luka-luka semacam bisul bernanah yang
biasa muncul di siku, ketiak, tangan, jari-jari
dan seluruh tubuh, disertai dengan bengkak
serta sakit yang sangat. Luka-luka itu keluar
disertai rasa panas dan menghitam daerah
sekitarnya, atau menghijau ataupun memerah
dengan merah lembayung (ungu) yang suram.
Penyakit ini membuat jantung berdebar-debar
dan memicu muntah. (Lihat Al-Minhaj Syarhu
Shahih Muslim, 14/425),

8. Meninggalnya Seorang Ibu Dengan Anak


Yang Masih Dalam Kandungannya,

Berdasarkan hadits Ubadah ibnush Shamit


radhiyallahu ‘anhu. Ia mengabarkan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan beberapa syuhada dari umatnya
di antaranya: “Wanita yang meninggal karena
anaknya yang masih dalam kandungannya
adalah mati syahid, anaknya akan menariknya
dengan tali pusarnya ke surga.” (HR. Ahmad,
Ad-Darimi, dan Ath-Thayalisi dan sanadnya
shahih)

276
9. Meninggal dalam keadaan berjaga-jaga
(Ribath) fi sabilillah,

Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu


menyebutkan hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Berjaga-jaga (di jalan Allah)
sehari dan semalam lebih baik daripada puasa
sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal,
amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih
hidup terus dianggap berlangsung dan
diberikan rizkinya serta aman dari fitnah
(pertanyaan kubur).” (HR. Muslim),

10. Meninggal Dalam Keadaan Beramal Shalih,

Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan


sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah
karena mengharapkan wajah Allah yang ia
menutup hidupnya dengan amal tersebut maka
ia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari
karena mengharapkan wajah Allah yang ia
menutup hidupnya dengan amal tersebut maka
ia masuk surga. Siapa yang bersedekah
dengan satu sedekah karena mengharapkan

277
wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan
amal tersebut maka ia masuk surga.” (HR.
Ahmad, sanadnya shahih),

11. Meninggal karena mempertahankan


hartanya yang ingin dirampas orang lain,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Siapa yang terbunuh karena
mempertahankan hartanya maka ia syahid.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin
‘Amr radhiyallahu ‘anhuma) Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata: Datang seseorang
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ia berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu
bila datang seseorang ingin mengambil
hartaku?” Beliau menjawab, “Jangan engkau
berikan hartamu.” Ia bertanya lagi, “Apa
pendapatmu jika orang itu menyerangku?”
“Engkau melawannya,” jawab beliau. “Apa
pendapatmu bila ia berhasil membunuhku?”
tanya orang itu lagi. Beliau menjawab, “Kalau
begitu engkau syahid.” “Apa pendapatmu jika
aku yang membunuhnya?” tanya orang

278
tersebut. “Ia di neraka,” jawab beliau. (HR.
Muslim),

12. Meninggal karena membela agama dan


mempertahankan jiwa/membela diri,

“Siapa yang meninggal karena


mempertahankan hartanya maka ia syahid,
siapa yang meninggal karena membela
keluarganya maka ia syahid, siapa yang
meninggal karena membela agamanya maka ia
syahid, dan siapa yang meninggal karena
mempertahankan darahnya maka ia syahid.”
(HR. Abu Dawud, An-Nasa`i, dan At Tirmidzi
dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu dan
sanadnya shahih),

13. Orang yang meninggal sedang berperang


di jalan Allah swt dan membela agama
Allah swt,
Sebagaimana dijelasakn dalam surah At-
Taubah (9) ayat 111-112, juz 11,

 
 




279
 
 
 
 

 
 
 


 
 
 
 


 
  
 
 









280
 

  



111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka.
mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang
lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang
telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar.

112. mereka itu adalah orang-orang yang


bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang
melawat58, yang ruku', yang sujud, yang
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-

58
Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu
pengetahuan atau berjihad. ada pula yang
menafsirkan dengan orang yang berpuasa.

281
hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang
mukmin itu.

DO'A AGAR DIWAFATKAN DALAM


KEADAAN HUSNUL KHATIMAH

Khusnul Khatimah secara bahasa bisa diartikan


dengan akhir yang baik (Happy Ending), yakni saat
bersiap menghadapi Sang Khalik dirinya dalam
keadaan Iman dan banyak melakukan aneka amal
shaleh, Atau dengan kata lain, Husnul khatimah
merupakan suatu kondisi yang mana seorang hamba
diberi taufiq oleh Allah Ta’ala sebelum datangnya
kematian untuk meninggalkan segala macam
perbuatan yang mendatangkan kemurkaan Allah
Ta’ala, dan ia diberi taufik oleh Allah ta’ala untuk
bertaubat dari segala dosa dan maksiat dan
bersegera melakukan ketaatan dan perbuatan baik,
kemudian dia menutup usianya diatas kebaikan,

Berikut ini diantara do'a mohon akhir yang


Husnul Khatimah yang diajarkan langsung oleh Allah
swt dalam Al-Qur’an dan dari Hadits Nabi saw :

1. Do’a golongan Ulul Albab, yaitu firman


Allah SWT,

282
 


 
 

  
 

 

 
 
“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami
mendengar (seruan rasul) yang menyeru
kepada iman (yaitu): “Berimanlah kalian
kepada Rabb kalian!”, maka kami pun beriman.
Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa
besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa
kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta
orang-orang yang senantiasa berbuat
kebajikan. (QS. Ali Imran [3] Ayat 193, juz
4),”

2. Do’a Nabi Yusuf ‘alaihis salam yang


sangat baik apabila selalu kita lantunkan,



 

283
 

 
 



(Ya Allah) Tuhan Pencipta langit dan bumi.
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat.
Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah aku dengan golongan orang-
orang yang saleh. (QS. Yusuf [12] ayat 101,
juz 13),

3. Do’a para tukang sihir Fir’aun yang


bertaubat dan beriman kepada nabi Musa
dan Harun ‘alaihimas salam,

 
 

 
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran
kepada kami dan wafatkanlah kami dalam
keadaan beragama Islam (berserah diri
kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf [7]: 126, juz 9).

4. Do'a minta dimasukan ke dalam golongan


orang-orang shaleh,

  




284


“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan
masukkanlah aku ke dalam golongan orang-
orang yang saleh” (Q.S. Asy-Sy’araa (26) ayat
83, juz 19),

5. Do’a mohon diteguhkan di atas hidayah,

  
 
 
  
  
 
 
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi
Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah
Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran (3)
ayat 8, juz 3),

6. Do’a mohon akhir yang Husnul khatimah


yang diajarkan oleh Rasulullah saw,

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah


umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku

285
adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-
baik hariku adalah hari saat aku menghadap-
Mu.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-
Ausath. Al-Hafizh Nuruddin Al-Haitsami
dalam Majmauz Zawaid wa Mambaul Fawaid,
10/158 no. 17267 menshahihkan sanadnya),

Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa


khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra
ayyaamii yawma lliqaa’ika “Ya Allah jadikanlah
sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-
baik amalku pada akhir hayatku, dan
(jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari
ketika aku bertemu dengan-Mu (di hari
kiamat)” (H.R. Ibnus Sunny),

7. Do'a mohon agar tetap diteguhkan


hatinya,

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati,


teguhkan hati kami di atas agama-Mu", (HR.
Ahmad dan at Tirmidzi);

Sesungguhnya akhir hayat kita memiliki kaitan


dengan amal kita sejak sekarang, Siapa yang
senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah swt
dengan penuh keikhlasan, insya Allah dia akan

286
mengakhiri hidupnya di atas kondisi tersebut,
Sebaliknya, siapa yang mengotori hidupnya dengan
maksiat dan kejahatan, atau bahkan sengaja
menyimpang, kesempatan taubat sering disia-siakan
dengan menunda-nunda, atau bahkan mencari-cari
pembenaran atas kesalahan, maka biasanya dia
akan mengahiri hidupnya dengan suu'ul khatimah,
semoga Allah menyelamatkan kita dari kondisi
semacam ini,

SEBAB-SEBAB MERAIH HUSNUL KHATIMAH

Diantara sebab-sebab yang seseorang dapat meraih


husnul khatimah adalah:

1. Konsisten di atas ketaatan kepada Allah swt


dan pondasi ketaatan adalah mentauhidkan
Allah ‘Azza Wa Jalla dalam segala bentuk
peribadatan,

2. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan


puncak kemaksiatan adalah kesyirikan kepada
Allah Jalla Wa ‘Alaa dalam peribadatan,

3. Benar-benar bertaubat dengan segera dari


segala bentuk kemaksiatan, terlebih kematian
itu datang dengan tiba-tiba,

287
4. Bersungguh-sungguh memohon kepada Allah
Ta’ala agar mewafatkan dirinya di atas iman
dan takwa.

5. Benar-benar berupaya semaksimal mungkin


untuk membenahi lahir dan batin-nya,
Sesungguhnya Allah swt akan memberikan
taufik kepada seseorang yang berupaya baik
dan Dia akan menutup hidupnya di atas
kebaikan tersebut,

SEBAB-SEBAB SUU’UL KHATIMAH59

Ada beberapa sebab seseorang mendapatkan su’ul


khatimah, diantaranya;

1. Terus menerus berbuat dosa dan


kemaksiatan dan menggemarinya,

Apabila seseorang terjerumus ke dalam sebuah


kemaksiatan, dosa dan menggemarinya, maka
dikhawatirkan dirinya Akan mati di atas
kemaksiatan tersebut,

59
Sumber : http://daarulihsan.com/320/

288
2. Lebih mementingkan kehidupan duniawi
dan meninggalkan bekal untuk ukhrawi,

Hal ini dapat kita pahami dari dua Surat berikut


ini:

 Firman Allah swt dalam Surat Yunus


(10) ayat 7-8, juz 11,

ِ‫ضواْ بِٱ ۡلحي َٰوة‬ ُ ‫إِ َّن ٱلَّذِين َل ي ۡر ُجون ِلقآَٰءنا ور‬
‫ٱلد ُّۡنيا وٱ ۡطمأنُّواْ بِها وٱلَّذِين ُه ۡم ع ۡن ء َٰايتِنا َٰغ ِفلُون‬
َٰٓ
٨ ‫ار بِما كانُواْ ي ۡك ِسبُون‬ ُ َّ‫ أ ُ ْو َٰل ِئك م ۡأو َٰى ُه ُم ٱلن‬٧
7. Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan (tidak percaya akan)
pertemuan dengan Kami, dan merasa puas
dengan kehidupan dunia serta merasa
tenteram dengan kehidupan itu dan orang-
orang yang melalaikan ayat-ayat Kami

8. Mereka itu tempatnya ialah neraka,


disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan,

 Firman Allah swt dalam surat Al-


Baqarah (2) ayat 96, juz 1,

‫اس عل َٰى حي َٰوة و ِمن ٱلَّذِين‬ ِ َّ‫ولت ِجدنَّ ُه ۡم أ ۡحرص ٱلن‬


‫أ ۡشر ُكو َۚاْ يودُّ أحدُ ُه ۡم ل ۡو يُع َّم ُر أ ۡلف سنة وما ُهو‬
‫ير بِما‬ُ ُۢ ‫ص‬
ِ ‫ب أن يُع َّمر وٱ َّّلِلُ ب‬ِ ‫بِ ُمز ۡح ِز ِح ِهۦ ِمن ٱ ۡلعذا‬
٩٦ ‫يعۡ ملُون‬
289
96. Dan sungguh kamu Akan mendapati
mereka, manusia yang paling loba kepada
kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi)
dari orang-orang musyrik. Masing-masing
mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan
menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan,

CIRI atau TANDA ORANG YANG MENINGGAL


DALAM KEADAAN SUU'UL KHOTIMAH

Suu'ul Khotimah adalah suatu keadaan seseorang


yang di akhir hidupnya saat ajalnya tiba ia sedang
sedang berbuat dosa-dosa besar yang di haramkan
oleh Allah swt dan Rasul-Nya, beberapa contoh
berikut ini adalah perbuatan dosa yang jika
dilakukan maka dikhawatirkan disaat melakukan
dosa tersebut Ajal/Kematian tiba atau
menghampirinya, dan ia belum sempat bertaubat
atas dosa besar tersebut,

Berikut ini beberapa contoh meninggal dalam


keaadan Suu'ul Khotimah :

290
1. Meninggal dalam keadaan Murtad (keluar
dari Islam),

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


baqarah (2) ayat 217, juz 2,
 
  
 
 

 

 

 
  
 
217. ... Barangsiapa yang murtad di antara
kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam
kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka
Itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.
2. Meninggal Dalam Keadaan sedang Berbuat
Dosa,

Sebagaimana digambarkan dalam surat


An-nahl (16) ayat 28-29, juz 14.



291


 

  
   
  
 
 


 
  
 


28. (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh
Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim
kepada diri mereka sendiri, lalu mereka
menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-
kali tidak ada mengerjakan sesuatu
kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Ada,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang telah kamu kerjakan".

29. Maka masukilah pintu-pintu neraka


Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka
Amat buruklah tempat orang-orang yang
menyombongkan diri itu.

292
3. Meninggal dalam keadaan kafir kepada
Allah swt dan Rasul-Nya,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat at-


taubah ayat 79-80, juz 10.




 

 
 


  
 
 
 
 
  
 
 
  
 
  

 

293
 
  



79. (Orang-orang munafik itu) Yaitu orang-
orang yang mencela orang-orang mukmin yang
memberi sedekah dengan sukarela dan
(mencela) orang-orang yang tidak memperoleh
(untuk disedekahkan) selain sekedar
kesanggupannya, Maka orang-orang munafik
itu menghina mereka. Allah akan membalas
penghinaan mereka itu, dan untuk mereka
azab yang pedih,

80. Kamu memohonkan ampun bagi mereka


atau tidak kamu mohonkan ampun bagi
mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu
memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh
kali, Namun Allah sekali-kali tidak akan
memberi ampunan kepada mereka. yang
demikian itu adalah karena mereka kafir
kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.

4. Meninggal dalam keadaan berbuat


dosa/maksiyat sehingga Allah swt sangat
murka kepadanya,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat


Muhammad (47) ayat 27-29, juz 26,

294
 





 

 
 



 
27. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila
Malaikat mencabut nyawa mereka seraya
memukul-mukul muka mereka dan punggung
mereka?

28. Yang demikian itu adalah karena


Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan karena
mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu
Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka,

5. Meninggal dalam keadaan berbuat syirik


kepada ALLAH SWT,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-


nisa (4) ayat 48, juz 5,

295
   
  
  
 
  
 
 
 

48. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar,

6. Meninggal dalam keadaan berbuat dzalim,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


an'am (6) ayat 93, juz 7.
 
 
  
  
  
 
  
  
   
 

296
 





 

 
 
 
  

 



93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada
orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada
saya", Padahal tidak ada diwahyukan
sesuatupun kepadanya, dan orang yang
berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa
yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya
Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang
yang zalim berada dalam tekanan sakratul
maut, sedang Para Malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan
siksa yang sangat menghinakan, karena kamu

297
selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

7. Meninggal dalam keadaan kafir setelah


beriman,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali


Imran (3) ayat 90-91, juz 3,
 
 
 

  

 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
298
90. Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah
beriman, kemudian bertambah kekafirannya,
sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan
mereka Itulah orang-orang yang sesat.

91. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan


mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya,
Maka tidaklah akan diterima dari seseorang
diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang
sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang
pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh
penolong,

8. Meninggal dalam keadaan menunda-


nunda taubat setelah berbuat maksiyat,

ALLAH swt menjelaskan dalam surat An-


Nisa (4) ayat 18, juz 4,





  

 
 
 

 
299
 

 
 

18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari
orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada
seseorang di antara mereka, (barulah) ia
mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat
sekarang". dan tidak (pula diterima taubat)
orang-orang yang mati sedang mereka di
dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah
Kami sediakan siksa yang pedih.

Sebagai contoh; firaun meninggal dalam


keadaan Suu'ul Khotimah dimana ia ingin
bertaubat di ujung ajalnya namun ia
terlambat untuk bertaubat, kisah ini
diabadikan di dalam Al-Qur'an surat Yunus
(10) ayat 90-92, juz 11, berikut ini :








  
300
 

 
  
 
 
 

 

 
  
 

 


 
  
 
  

 
90. Dan Kami memungkinkan Bani
Israilmelintasi laut, lalu mereka diikuti oleh
Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak
Menganiaya dan menindas (mereka); hingga
bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam
berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh

301
Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)".

91. Apakah sekarang (baru kamu percaya),


Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka
sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang
yang berbuat kerusakan,

92. Maka pada hari ini Kami selamatkan


badanmu60 supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan kami,

9. Meninggal dalam meminum komer dan


berjudi,

ALLAH swt berfirman dalam surat Al-


maidah (5) ayat 90-91, juz 7.

60
Yang diselamatkan Allah ialah tubuh
kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun
itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai
diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu
dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang
dan dapat dilihat di musium Mesir, Berhias,
atau bepergian, atau menerima pinangan.

302



 



  



 
 
 
 


 

 
  
  
 

90. Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

303
dengan panah61, adalah Termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud


hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka

61
Azlaam artinya: anak panah yang belum
pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan
anak panah yang belum pakai bulu untuk
menentukan Apakah mereka akan melakukan
suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah:
mereka ambil tiga buah anak panah yang
belum pakai bulu. setelah ditulis masing-
masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan
lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-
apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan
disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak
melakukan sesuatu Maka mereka meminta
supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah
anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah
mereka akan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah
yang diambil itu. kalau yang terambil anak
panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian
diulang sekali lagi.

304
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu).

10. Meninggal dalam keadaan berbuat syirik,


berzina, dan membunuh,

ALLAH swt berfirman dalam surat Al-


Furqan ayat 68 juz 19,
 
  
 
 
 
  
 
  
 
 

68. Dan orang-orang yang tidak menyembah
Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya Dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya),

11. Meninggal dalam Memakan harta anak


yatim,

305
Allah swt menjelaskan dalam surat An-
nisa (4) ayat 2, juz 4.


  


 
 


 
 
 

2. Dan berikanlah kepada anak-anak yatim
(yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu
menukar yang baik dengan yang buruk dan
jangan kamu Makan harta mereka bersama
hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan
(menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang
besar.

Demikian juga dijelaskan dalam Surat


An-nisa (4) ayat 10, juz 4,
 
 

 
 

306
 
 
 
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan
harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka),

ULAMA YANG MENGATAKAN BAHWA


MENGHADIAHKAN PAHALA NYAMPAI KEPADA
SI MAYIT

Dalam hal ini penyusun mengutip dari syarah kitab


Buluhul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqolani yang
telah disyarah oleh Abdullah Bin Abdurrahman al-
Bassam (Halaman 155-161, jilid 3), karena
pembahasan ini masuk wilayah khilafiyah kami
memberikan pilihan sesuai keyakinan pembaca,
karena semua pendapat ulama sama-sama memiliki
dalil (Hujah) yang kuat dan bisa
dipertanggungjawabkan, oleh karena itu penyusun
buku ini tidak memaksakan kehindak jika pembaca
memilih pendapat yang setuju (pro) dengan
menghadiahkan pahala, atau kontra dengan

307
pendapat tersebut, silahkan pembaca mencermati
makalah berikut ini dengan sebaik-baiknya.

Pahala-pahala ibadah yang dapat dihadiahkan


kepada mayit terdapat dua kategori yang
disepakati ulama dan kategori yang
diperselisihkan,

Diantara Kategori Pertama Adalah :

1. Do'a dan permohonan ampun untuk mayit,


Dasarnya adalah firman Allah SWT dalam surat
Al-hasyr (59) ayat 10, juz 28.

 
 
 
 



 
 
 


 
  
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshar) mereka berdo'a: "Ya

308
Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-
saudara kami yang telah beriman lebih dahulu
dari kami..."(Qs. Al Hasyr (59) ayat 10),

2. Sedekah, dasarnya adalah riwayat Bukhari


(1388) dan Muslim (1004) dari Aisyah RA.
Bahwa Sa'ad bin Ubadah bertanya, "Ya
Rasulullah. Ibuku meninggal dunia secara
mendadak dan tidak sempat berpesan. Apakah
baginya pahala jika aku bersedekah atas nama
dia?" Rasulullah SAW menjawab, "Ya."

3. Haji dan Umrah, dasarnya adalah hadits riwayat


Bukhari (1852) dari ibnu abbas, bahwa seorang
wanita dari Juhainah bertanya, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya ibuku bernadzar haji, namun dia
belum melakukannya hingga ia meninggal dunia.
Apakah aku dapat berhaji untuknya?" Rasulullah
SAW menjawab, "Ya, hajilah untuknya. Apa
pendapat kamu, jika ibumu mempunyai utang.
Apakah kamu akan membayarnya? Bayarlah
(utang) Allah SWT. Sesungguhnya (utang) Allah
lebih berhak dilunasi."

309
4. Puasa, dasarnya adalah Bukhari (1952) dan
Muslim (1147) dari Aisyah RA bahwa
sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "siapa yang
meninggal dunia dalam kondisi (berutang) puasa
maka walinya boleh menggantikan puasanya."

Ibadah-ibadah di atas adalah ibadah-ibadah yang


pahalanya disepakati oleh ulama yang dapat
dihadiahkan kepada orang lain, Mereka yang telah
menerima hadits-hadits shahih ini tidak akan
berbeda pendapat. Hanya saja para ulama berbeda
pendapat sehubungan dengan kategori ibadah murni
fisik (al badaniyyah al mahdhah), seperti sholat dan
membaca Al-qur'an),

 Kalangan ulama Hanafiyyah, Hanbali dan ulama


muta'akhir dari kalangan Syafi'iyyah dan
Malikiyyah berpendapat pahala ibadah ini
sampai kepada mayit dan orang yang masih
hidup,

 Sementara kalangan ulama terdahulu dari


kalangan Syafi'iyyah dan ulama terdahulu dari
kalangan Malikiyyah berpendapat pahala ibadah

310
ketegori ini tidak sampai kecuali kepada
pelakunya saja,
Mereka berpendapat tidak sampai pada
orang lain, yaitu ulama terdahulu dari kalangan
Syafi'iyyah, yang berargumentasi dengan
beberapa dalil, diantaranya firman Allah SWT,

  


   
Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain dari apa yang telah di
usahakannya." (Qs. An-Najm [53] ayat 39, juz
27),

Ibnu Katsir mengatakan, "Sebagaimana


seseorang tidak dapat menanggung dosa orang
lain, maka ia juga tidak memperoleh pahala
kecuali dari hasil usahanya sendiri. Dari ayat ini,
Imam Asy-Syafi'i dan yang mengikuti
pendapatnya mengambil pendapat bahwa pahala
bacaan Al-Qur'an tidak dapat dihadiahkan kepada
orang mati, Karena pahala itu bukan hasil
perbuatan dan usahanya."

DALIL BAHWA MAYIT DAPAT MENGAMBIL


MANFAAT DENGAN APA YANG TIDAK
DISEBABKANNYA ADALAH :

311
1. Hadits, "Ketika seorang anak Adam meninggal
dunia maka amalannya terputus kecuali tiga
hal; anak shalih yang mendoakannya, sedekah
jariyah dan ilmu yang dimanfaatkan (oleh
orang setelahnya)." (HR. Muslim),

Dan hadits lain "Siapa yang melakukan


perbuatan baik, maka ia akan memperoleh
pahalanya dan pahala orang yang
mengamalkannya. Siapa yang melakukan
perbuatan buruk maka baginya dosanya dan
dosa orang yang melakukan setelahnya..."(HR.
Muslim, 1017).

2. Bahwa mayit dapat menerima manfaat dari


apa yang tidak disebabkan olehnya
berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, Ijma' dan
kaidah-kaidah hukum Syara',

 Al-Qur'an, Allah Berfirman, 'Ya Tuhan


kami, beri ampunlah kami dan saudara-
saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami..."(Qs. Al Hasyr [59] ayat
10)

 Dalam Sunan Abu Daud (3199) terdapat


riwayat dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi
SAW bersabda, "Jika kalian menshalati
mayit maka ikhlaskanlah do'a kepadanya"

312
 Dalam Shahih Muslim (974), Rasulullah
SAW mengajarkan kepada ketika pergi
menuju perkuburan, agar berkata,
"Assalamu alaikum..."

 Sampaikan pahala sedekah sebagaimana


dijelaskan oleh hadits riwayat Bukhari
(1388) dan Muslim (1004) dari Aisyah RA
tentang seseorang yang berkata kepada
Nabi SAW, "Ibuku meninggal dunia tanpa
meninggalkan pesan. Apakah dia
mendapatkan pahala jika aku
bersedekah?" Beliau SAW menjawab, "Ya"

 Sampaikan pahala puasa sebagaimana


dijelaskan oleh hadits riwayat Bukhari
(1952) dari Aisyah RA. "Siapa yang
meninggal dunia dan ia mempunyai
tanggungan puasa, maka walinya boleh
berpuasa untuknya."

 Dalam riwayat Bukhari (1953) dan Muslim


(1148) dari ibnu Abbas, dia berkata,
seorang lelaki datang kepada Rasululla
SAW dan bertanya, "Ya Rasulullah. Ibuku
meninggal dunia dan dia mempunyai
tanggungan puasa satu bulan. Apakah aku
dapat melakukannya untuknya?' Beliau
menjawab. 'Ya, utang Allah lebih berhak
untuk dibayar."

313
 Sampainya pahala ibadah haji
sebagaimana yang dijelaskan dalam
Shahih Bukhari (7315) dari ibnu Abbas,
seorang wanita bertanya kepada
Rasulullah SAW beliau berkata, "Ya
Rasululllah, ibuku pernah bernadzar untuk
haji, namun belum melaksanakannya
hingga dia meninggal dunia. Apakahh aku
dapat berjanji untuknya?" Rasulullah SAW
menjawab, "Berhajilah untuknya (utang)
Allah lebih berhak dibayar."

Ibnul Qayyim mengatakan, "Demikianlah nash-


nash yang saling memperlihatkan tentang
sampainya pahala amal-amal kebaikan kepada
mayit saat orang yang hidup melakukannya
untuknya. Ketika terdapat nash atau qiyas atau
kaidah hukum syariat yang menetapkan
sampainya salah satu dari ibadah dan
menghalangi sampainya ibadah yang lain, maka
keputusan bahwa semua pahala ibadah adalah
sampai keputusan berdasarkan qiyas. Pahala
adalah hak bagi pelaku ibadah. Jika kemudian ia
memberikan hartanya atau menghapuskan
utangnya kepada si mayit di saat hidupnya."

314
DALIL-DALIL PENDAPAT YANG MENGATAKAN
BAHWA PAHALA ITU TIDAK SAMPAI PADA SI
MAYIT MELAINKAN KEPADA PELAKUNYA SAJA

1. Allah swt berfirman, "Dan bahwasanya seorang


manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya." (Qs. An-Najm [53] ayat
39, juz 27),
"... ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya ..." (Qs. Al
Baqarah [2] ayat 286, juz 3),
2. Hadits "Ketika seorang anak Adam meninggal
dunia maka amalnya terputus kecuali tiga
hal..."
3. Ibadah terdiri dari dua kategori. Pertama,
ibadah yang dapat digantikan oleh orang lain,
seperti sedekah dan haji, Kategori ini
pahalanya dapat sampai ke mayit. Kedua,
adalah ibadah yang tidak dapat digantikan oleh
orang lain sama sekali, seperti Islam, sholat,
membaca Al-Qur'an dan berpuasa. Kategori ini
pahalanya hanya di khususkan untuk
pelakunya, tidak dapat sampai pada orang lain,
Sebagaimana dalam hidup, ada sesuatu yang

315
tidak dapat dilakukan oleh seorang atas nama
orang lain.
4. Dalam Sunan An-Nasa'i Al Kubra (174/2)
terdapat riwayat dari ibnu Abbas RA dari
Rasulullah SAW Beliau bersabda, "Jangan salah
seorang sholat atas nama orang lain, dan
berpuasa atas nama yang lain. Tetapi berilah
makan atas nama orang lain."
5. Sampainya pahala ibadah pada orang lain
untuk kategori ibadah ini adalah bertentangan
dengan qiyas terhadap shalat, keislaman dan
tobat. Tidak ada satu orangpun yang dapat
melakukan salah satu dari tiga al tersebut atas
nama orang lain,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Zikrul Maut adalah suatu amalan hati yang


harus sering direnungkan oleh kita, karena
kematian datang kepada kita tidak nunggu
harus tua, atau harus sakit dulu, maut bisa
datang kapan saja bisa di rumah, di jalan, dan
di berbagai tempat :

Sebagaimana Firman Allah swt dalam


surah An-nisa (4) ayat 78, Juz 5;

316



 
  
.... 
78. Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di
dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh,

 Kematian adalah suatu kepastian, dan Taqwa


adalah bekal kematian,

Sebagaimana Firman Allah swt dalam


surah Al-Hasyer (59) ayat 18, juz 28.




 
 
   
 
   
 

18. Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah

317
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 Orang yang paling cerdas adalah orang yang


selalu Zikrul Maut (ingat kematian), karena
saat ia datang tidak bisa di majukan atau
dimundurkan,

Sebagaimana Firman Allah swt dalam


surah Al-munafiqun (63) ayat 11, juz 28.

  


 
  
 
 

11. Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila
telah datang waktu kematiannya. dan Allah
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

Demikian juga dijelaskan dalam Firman


Allah swt di surah Yunus (10) ayat 49, juz 11,

  ......


 

318
  


49. ..... Apabila telah datang ajal mereka,
Maka mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan tidak (pula)
mendahulukan(nya).

 Dengan memperbanyak (Zikrul Maut) ingat


kematian, maka akan mengurangi sifat tamak
ataupun serakah dengan dunia, karena
Hakikatnya dunia itu sementara dan akhirat
selamanya, tetapi banyak manusia lalai dengan
bekal untuk kehidupan akhirat, yang mereka
kejar hanya Dunia.... Dunia... Naudzubilah
Minzalik

Sebagaimana dijelaskan dalam Firman


ALLAH di surah Ar-ruum (30) ayat 7, juz 21.


 

 
 
  

319
7. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja)
dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai,

Demikian juga dijelaskan dalam surat Al-


Ankabut (29) Ayat 64, Juz 21, berikut ini :

 

 
  
 
 
 
 
 
64. Dan Tiadalah kehidupan dunia ini
melainkan senda gurau dan main-main. dan
Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya
kehidupan, kalau mereka mengetahui.

 Berbuatlah amal shaleh dengan sebaik-baiknya


untuk bekal kehidupan dunia dan akhirat, dan
semoga mendapatkan khusnul khotimah,

Sebagaimana dijelaskan dalam Firman


Allah swt di surah An-nahl (16) Ayat 97, Juz
14.

320
  
  
 


  


 

 
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan,

AKHLAK TERPUJI BAGAIAN KETIGA

21. WARA DAN TAQWA

Kita berdo’a sifat wara dan taqwa bisa


diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, jika
setiap pribadi kita memiliki sifat yang demikian maka
insa Allah bisa mencegah dari keinginan-keinginan

321
yang buruk, termasuk keinginan yang dapat
mengganggu kekhusuan kita beribadah kepada Allah
swt.,

Wara dan taqwa adalah dua sifat yang sangat positif,


yang seyogyanya dijaga oleh setiap pribadi, karena
dengan sifat wara dan taqwa akan menjadi orang
yang paling beribadah disisi ALLAH SWT
sebagaimana di jelaskan dalam hadits, walaupun
saat ini sepertinya tidak mudah mencari orang-orang
yang betul-betul wara dan taqwa,

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


KEUTAMAAN AGAR TERMOTIFASI MENJADI
ORANG YANG WARA DAN TAQWA :

1. Anjuran menjadi pribadi yang Wara, dan


selalu berbuat baik dengan orang lain,

Sebagaimana dijelaskan dalam Shahih


Sunan Ibnu Majah,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
‫عا ت ُك ْن أعْبد‬ ‫عل ْي ِه وسلَّم يا أبا ُهريْرة ُك ْن و ِر ا‬
َّ‫اس وأ ِحب‬ ِ َّ‫اس و ُك ْن قنِعاا ت ُك ْن أ ْشكر الن‬ ِ َّ‫الن‬
‫اس ما ت ُ ِحبُّ ِلن ْفسِك ت ُك ْن ُمؤْ ِمناا وأ ْحس ِْن‬ ِ َّ‫ِللن‬
‫ِجوار م ْن جاورك ت ُك ْن ُم ْس ِل اما وأقِ َّل الض َِّحك‬
‫فإ ِ َّن كثْرة الض َِّح ِك ت ُ ِميتُ ْالق ْلب‬
322
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Wahai Abu Hurairah, jadilah
kamu seorang yang wara', niscaya kamu akan
menjadi manusia yang paling beribadah.
Jadilah kamu seorang yang merasa kecukupan,
niscaya kamu akan menjadi manusia yang
paling bersyukur. Cintailah manusia seperti
kamu mecintai dirimu sendiri, niscaya kamu
akan menjadi seorang yang mukmin.
Perbaikilah hubungan dalam bertetangga
dengan tetanggamu, niscaya kamu akan
menjadi seorang yang muslim. Dan
sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa
akan mematikan hati'." Shahih: Ash-Shahihah
(HR. Sunan Ibnu Majah)

2. Seorang yang Wara Dan Taqwa selalu


menjaga ibadahnya dengan sebaik-
baiknya,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat


adzariyat (51) ayat 56, juz 27;

 
 
 

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku,

323
3. Sikap Wara dalam hal rizki Yaitu tidak
suka minta-minta tetapi tetap menjaga
kehormatan dirinya,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
Baqarah (2) Ayat 273, Juz 3.



 
  

 



 


 


  
 
  
  
273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir
yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka
tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang
tidak tahu menyangka mereka orang Kaya
karena memelihara diri dari minta-minta. kamu

324
kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya,
mereka tidak meminta kepada orang secara
mendesak. dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.

4. Sikap Wara dan Taqwa dalam berbicara


yaitu mengucapkan hanya yang Akhsan
(Yang baik-baik),

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


israa (17) ayat 53, juz 15.

 

 
  

  
 
 
 

53. Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan
itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia.

5. Seorang Wara dan Taqwa agar selalu


bersyukur kepada Allah swt,

325
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
Baqarah (2) Ayat 152, Juz 2.



 
 

152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.

6. Orang yang wara dan taqwa hidupnya


tidak bersikap boros atau foya-foya,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


israa (17) ayat 26-27, juz 15
 




 

 




 
326



 
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.

27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu


adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

SIFAT-SIFAT WARA DAN TAQWA

Berikut ini beberapa sifat wara dan taqwa


menurut hemat kami, mudah-mudahkan sifat wara
dan taqwa ini bisa kita amalkan dengan baik :

1. Ikhlas Kepada Allah Swt


2. Syukur Kepada Allah Swt
3. Ridho Kepada Allah Swt,
4. Khouf (Takut) hanya Kepada Allah Swt,
5. Rodja (Berharap) Hanya Kepda Allah Swt,
6. Tawakal hanya Kepada Allah Swt,
7. Qonaah
8. Zuhud
9. Tawadhu

327
10. Yakin
11. Mahabbah
12. Sabar
13. Zikir
14. Istiqomah
15. Istighafar
16. Tadabbur Al-qur'an

PENJELASAN SECARA UMUM

 Sikap Wara dan taqwa adalah sikap yang


sangat dicintai Allah swt yaitu dengan
bersyukur, dan merasa cukup dan menerima
apa-apa yang diberikan oleh Allah swt,

 Seorang yang Wara dan Taqwa selalu menjaga


sikap dan kepribadiannya yang baik dan
mampu menjadi contoh bagi yang lain,

 Seorang yang Wara dan Taqwa adalah tidak


bersikap sombong dan membanggakan dirinya,

 Sikap Wara dan Taqwa adalah sikap yang


harus dijaga oleh setiap mukmin, dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, insa
Allah hidupnya akan bahagia dunia dan akhirat,

328
22. MENYINGKIRKAN GANGUAN (DURI) DI
JALAN,

Menyingkirkan duri dijalan adalah Akhlak yang


sangat mulia, agar duri tersebut tidak terinjak oleh
orang, karena duri dijalan juga bisa membahayakan
seseorang, apalagi duri tersebut dilintasan jalan
yang dilalui banyak orang. Jadi orang yang
menyingkirkan duri dijalan akan menjadi amal yang
baik karena sikap peduli-nya, insa Allah setiap orang
yang berjalan akan mendo’akannya, mudah-
mudahan mendapat pahalanya dari Allah swt,

HADITS dan AYAT BERIKUT AKAN


MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MENYINGKIRKAN JALAN :

1. Membuang duri di jalan adalah bernilai


sedekah,

Sebagaimana dijelaskan dalam shahih


Sunan Abu Dawud, Muslim,

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫ع ْن أبِي ذ ٍّر ع ْن النَّبِي ِ صلَّى‬
‫سَلمى ِم ْن اب ِْن آدم‬ ُ ‫ص ِب ُح على ُك ِل‬ ْ ُ‫قال ي‬
ُ‫صدقةٌ ت ْس ِلي ُمهُ على م ْن ل ِقي صدقةٌ وأ ْم ُره‬
ٌ‫وف صدقةٌ ون ْهيُهُ ع ْن ْال ُم ْنك ِر صدقة‬ ِ ‫ِب ْالم ْع ُر‬
ُ‫ق صدقةٌ وبُضْعتُه‬ َّ ‫و ِإماطتُهُ ْاْلذى ع ْن‬
ِ ‫الط ِري‬
329
‫َّللاِ يأ ْ ِتي ش ْهوة ا‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫أ ْهلهُ صدقةٌ قالُوا يا ر‬
‫ون لهُ صدقةٌ قال أرأيْت ل ْو وضعها ِفي‬ ُ ‫وت ُك‬
‫ئ ِم ْن ذ ِلك‬ُ ‫غي ِْر ح ِقها أكان يأْث ُم قال ويُ ْج ِز‬
ِ ‫ُك ِل ِه ر ْكعت‬
‫ان ِم ْن الضُّحى‬
Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Setiap ruas persendian manusia menjadi
harus disedekahi, ucapan salam bagi yang
dijumpainya adalah sedekah, ajakannya
kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah
dari yang munkar adalah sedekah,
menyingkirkan gangguan dari jalan adalah
sedekah, dan bersetubuh dengan istrinya juga
bernilai sedekah," Para sahabat lalu bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah seseorang yang
melampiaskan syahwat juga bernilai sedekah?"
Beliau menjawab, "Lalu apa pendapatmu jika ia
melakukannya bukan pada tempatnya,
tidakkah ia berdosa?" Beliau kembali bersabda,
"Selain itu, dua rakaat shalat Dhuha dapat
mencukupi itu semua." Shahih: (HR. Muslim),

2. Membuang duri di jalan dengan ikhlas


karena Allah swt, menyebabkan masuk ke
Syurga,

Sebagaimana dijelaskan hadits yang


diriwayatkan oleh Abu Dawud berikut ini :

330
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة ع ْن ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم أنَّهُ قال نزع ر ُج ٌل ل ْم ي ْعم ْل خي اْرا‬
‫ق إِ َّما كان فِي‬ َّ ‫صن ش ْوكٍّ ع ْن‬
ِ ‫الط ِري‬ ْ ‫غ‬ُ ‫ط‬ ُّ ‫ق‬
‫عا‬ ‫ضو ا‬ُ ‫شجرةٍّ فقطعهُ وأ ْلقاهُ و ِإ َّما كان م ْو‬
‫َّللاُ لهُ ِبها فأ ْدخلهُ ْالجنَّة‬
َّ ‫فأماطهُ فشكر‬
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW,
beliau bersabda, "Seorang lelaki yang
mengambil —meski ia belum pernah berbuat
satu kebaikan pun— ranting duri dari jalan,
baik ranting duri itu berada di pohon lalu ia
memotong dan membuangnya, maupun
ranting duri itu ada di jalan lain ia
menyingkirkannya, hingga Allah berterima
kasih kepadanya karena perbuatannya, maka
Allah akan memasukkannya ke dalam surga,
(Hasan Shahih HR. Abu Dawud),

AMALAN-AMALAN YANG SEDERHANA TETAPI


MEMILIKI PAHALA YANG BESAR

1. Membuang duri di jalan,


2. Mendo'akan orang lain
3. Menolong orang lain
4. Menyebarkan salam dan menjawab salam
5. Mengawali sesuatu dengan membaca basmalah
6. Berkesinambungan dalam beramal walaupun
kecil

331
7. Silaturahim
8. Berzikir
9. Senyum yang ikhlas
10. Memberi makan orang berbuka puasa
11. Menjaga kebersihan
12. Menghadiri Undangan
13. Menjenguk orang sakit
14. Menghormati tamu
15. Menghormati tetangga

PENJELASAN SECARA UMUM

 Ikhlas dalam berbuat menjadi sebab


diterimanya amal, firman Allah swt dalam surat
al-bayyinah (98) ayat 5, juz 30,

‫صين لهُ ٱلدِين‬ َّ ْ‫وما َٰٓ أ ُ ِم ُر َٰٓواْ ِإ ََّل ِليعۡ بُدُوا‬


ِ ‫ٱّلِل ُم ۡخ ِل‬
‫ٱلزك َٰو َۚة و َٰذ ِلك‬
َّ ْ‫صل َٰوة وي ُۡؤتُوا‬َّ ‫ُحنفآَٰء ويُ ِقي ُمواْ ٱل‬
٥ ‫دِي ُن ۡٱلق ِيم ِة‬
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus
 Menyingkirkan duri di jalan berarti telah
menyelamatkan orang lain dari kecelakaan

332
atau musibah, pelakunya akan mendapatkan
pahala yang besar,

 Amalan yang ringan tapi bernilai sedekah yaitu


dengan menyingkirkan duri di jalan,

 Mudah-mudahan dengan menyingkirkan duri


dijalan menjadi amal kebaikan, bahkan
menjadi penyebab dimasukan Allah swt ke
Syurga-Nya, Amiiin,,, Amiiin,,, Amiiin,

23. MENUTUP AURAT BAGI MUSLIMAH

Banyak orang beranggapan bahwa menutup


aurat itu tidak nyaman, Panas, bikin rambut rusak
dll, biasanya orang yang beranggapan seperti itu
adalah orang yang belum menutup aurat, atau
wanita yang tidak beriman yang ingin mencoba
meruntuhkah iman kita, ketahuilah ukhti Muslimah..
ALLAH swt akan selalu melindungi hamba hamba-
Nya yang mentaati perintah-Nya,

Allah swt memerintahkan kepada hamba-


hamba-Nya agar dapat menutup auratnya dengan
sebaik-baiknya, apalagi bagi kaum wanita maka
tutuplah auratnya dari ujung rambut sampai ujung
kaki kecuali muka dan telapak tangan, demikian

333
juga aurat bagi laki-laki dari puser sampai lutut,
maka harus ditutup dengan baik,

Khusus bagi wanita maka harus menutupkan kain


kudungnya sampai ke dada-nya, karena dengan
menutup kain kudung maka jelaslah identitias
seorang Muslimah-nya, jika tidak memakai
kudung/jilbab-nya maka orang lain yang baru
bertemu tidak mengetahui apakah ia Muslimah atau
bukan?, tetapi jika memakai kudung/jilbab maka
secara otomatis orang akan mengatakan langsung ia
adalah seorang Muslimah,

AYAT DAN HADITS BERIKUT AKAN


MENJELASKAN TENTANG KEUTAMAAN
MENUTUP AURAT :

1. Pakaian yang terbaik adalah pakaian


Taqwa yaitu pakaian yang dapat menutup
auratnya,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


A'raf (7) Ayat 26, Juz 8,

 
 
 


 
334

 
   
 

 
26. Hai anak Adam62, Sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. dan pakaian takwa63 Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat,

2. Rukhsoh (keringanan) bagi perempuan


yang sangat tua dan yang sudah terhenti
dari haidnya, akan tetapi tetap berlaku
sopan menutup aurat-nya,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-


Nur (24) Ayat 60, Juz 18.


 
 
 
 
  
62
Maksudnya Ialah: umat manusia
63
Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada
Allah.

335
 

  

  
 
 
60. Dan perempuan-perempuan tua yang telah
terhenti (dari haid dan mengandung) yang
tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka
dosa menanggalkan pakaian64 mereka dengan
tidak (bermaksud) Menampakkan perhiasan,
dan Berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Bijaksana.

3. Perempuan Mukmin wajib menutup


auratnya dengan mengulurkan jilbab-nya,
agar tidak diganggu,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
ahzab (33) ayat 59, juz 22,


 




64
Maksudnya: pakaian luar yang kalau dibuka
tidak Menampakkan aurat,

336
 
  
 
  
  
 
 
59. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya65 ke seluruh tubuh
mereka". yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

4. Hendaknya wanita menutup kain


kudungnya ke dadanya,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-


Nur (24) Ayat 31, Juz 18,



 


 
65
Jilbab ialah sejenis baju kurung yang
lapang yang dapat menutup kepala, muka
dan dada.

337

  
  

 
  

 

 
 
 

 
 
 

 

 
 
 
 

 
 
 

 
338
 

  


 
 
 
 
 



 
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung ke dada-nya,
dan janganlah Menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau

339
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita. dan janganlah mereka memukulkan
kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.

5. Diantara Fungsi pakaian adalah untuk


menjaga tubuh kita dari terik panas, dan
memelihara ganguan dari luar,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An-
Nahl (16) Ayat 81, Juz 14.

  ......


 


  
 

 
 
81. ...... Dia jadikan bagimu pakaian yang
memeliharamu dari panas dan pakaian (baju
besi) yang memelihara kamu dalam
peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar
kamu berserah diri (kepada-Nya).

6. Menutup aurat adalah karena malu


kepada Allah swt,

340
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits
Ibnu Maajah

‫ار حدَّثنا ي ْحيى ْب ُن س ِعي ٍّد‬ ٍّ ‫ش‬َّ ‫حدَّثنا ُمح َّمدُ ب ُْن ب‬
‫حدَّثنا ب ْه ُز ب ُْن ح ِك ٍّيم حدَّثنِي أ ِبي ع ْن جدِي‬
‫َّللاِ ع ْوراتُنا ما نأْتِي ِم ْنها‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫قال قُ ْلتُ يا ر‬
‫ظ ع ْورتك ِإ ََّل ِم ْن ز ْوج ِتك‬ ْ ‫احف‬ ْ ‫وما نذ ُر قال‬
‫ون مع‬ ُ ‫الر ُج ُل ي ُك‬
َّ ‫ت ي ِمينُك فقال‬ ْ ‫أ ْو ما ملك‬
ٌ‫الر ُج ِل قال إِ ْن ا ْستط ْعت أ ْن َل يراها أحد‬ َّ
َّ ‫ون خا ِلياا قال ف‬
ُ‫اّلِل‬ ُ ‫الر ُج ُل ي ُك‬ َّ ‫فا ْفع ْل قُ ْلتُ و‬
ُ‫أح ُّق أ ْن يُ ْست ْحيا ِم ْنه‬
Muhammad bin Basyar menceritakan kepada
kami, Yahya bin Samd menceritakan kepada
kami, Bahz bin Hakim menceritakan kepada
kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari
kakekku, ia berkata: aku berkata, "Wahai
Rasulullah, aurat kami, bagian mana yang
harus ditutupi dan mana yang boleh
dibiarkan?" Beliau bersabda, "Jagalah auratmu
kecuali terhadap istri dan hamba sahaya yang
telah menjadi milikmu. " Orang itu bertanya,
"Bagaimana jika seorang lelaki sedang
bersama dengan lelaki lain?" Beliau menjawab,
"Jika kamu mampu agar aurat itu tidak dilihat
oleh seorang pun, maka lakukanlah." Aku
berkata, "Bagaimana jika dalam kesendirian?"
Beliau menjawab, "Kalian seharusnya lebih
malu dari Allah", Hasan. HR. Ibnu Majah,

341
7. Perempuan tidak boleh melihat aurat
besar perempuan lainnya, demikian juga
laki-laki,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist


riwayat Muslim berikut :

َّ ‫حدَّثنا ز ْيد ُ ْب ُن أ ْسلم ع ْن ع ْب ِد‬


‫الر ْحم ِن ب ِْن أبِي‬
‫َّللاِ صلَّى‬َّ ‫سول‬ ُ ‫س ِعي ٍّد ْال ُخ ْد ِري ِ ع ْن أبِي ِه أ َّن ر‬
ِ‫ظ ْر ْالم ْرأة ُ إِلى ع ْورة‬ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال َل ت ْن‬ َّ
َّ ِ‫الر ُج ُل ِإلى ع ْورة‬
‫الر ُج ِل‬ ُ ‫ْالم ْرأةِ وَل ي ْن‬
َّ ‫ظ ْر‬
Dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Janganlah seorang perempuan
melihat aurat perempuan lain, dan janganlah
laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya" Shahih:
(HR. Muslim),

8. Paha Adalah Bagian Dari Aurat,


Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits
Sunan Tirmidzi berikut ini,

ُّ ِ‫اص ُل ب ُْن ع ْب ِد ْاْلعْلى ْال ُكوف‬


‫ي حدَّثنا‬ ِ ‫حدَّثنا و‬
‫ي ْحيى ب ُْن آدم ع ْن إِ ْسرائِيل ع ْن أبِي ي ْحيى‬
‫َّاس ع ْن النَّ ِبي ِ صلَّى‬ ٍّ ‫ع ْن ُمجا ِه ٍّد ع ْن اب ِْن عب‬
ٌ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال ْالف ِخذُ ع ْورة‬
َّ
Washil bin Abdul A'la Al Kufi menceritakan
kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan
kepada kami, dari Isra'il, dari Abu Yahya, dari

342
Mujahid, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah.
Beliau bersabda, "Paha itu bagian dari aurat"
Shahih: (sunan Tirmidzi),

BAGIAN KULIT YANG SENGAJA DIBUKA YANG


SEHARUSNYA DITUTUP MAKA AKAN DI SIKSA
PADA HARI KIAMAT

Menutup aurat adalah menutup sebagian dari


kulit yang menempel pada tubuh seorang wanita dan
laki-laki, kulit akan menjadi saksi kelak di hari
kiamat, jika sebagian kulit yang seharusnya ditutup
tetapi justru dibuka maka ia akan mendapatkan
siksa Allah swt, dan kulit yang seharusnya ditutup
adalah kulit bagian kepala, dan kulit seluruh tubuh
wanita kecuali muka dan telapak tangan,

Ayat-ayat berikut ini menjelaskan betapa


ngerinya siksa Allah terhadap kulit-kulit manusia,
mudah-mudahan dengan penjelaskan siksa bagi kulit
Akan memberikan pelajaran agar kulit yang
seharusnya ditutup maka segera ditutup sehingga
tidak terkena siksa Allah kelak,

343
1. Kulit Akan Menjadi Saksi, dan Kulit Akan
Berbicara,

Untuk lebih jelasanya sebagaimana


dijelaskan dalam Surat Al-Fushilat (41) ayat
20-22, juz 25,

  


 



 

 

 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 

344

 
   
 
 
20. Sehingga apabila mereka sampai ke
neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka
tentang apa yang telah mereka kerjakan.

21. Dan mereka berkata kepada kulit mereka:


"Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?"
kulit mereka menjawab: "Allah yang
menjadikan segala sesuatu pandai berkata
telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata,
dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali
pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu
dikembalikan".

22. Kamu sekali-sekali tidak dapat


bersembunyi dari kesaksian pendengaran,
penglihatan dan kulitmu kepadamu 66 bahkan

66
Mereka itu berbuat dosa dengan terang-
terangan karena mereka menyangka bahwa
Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan
mereka tidak mengetahui bahwa pendengaran,
penglihatan dan kulit mereka akan menjadi
saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka,

345
kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui
kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan,

2. Bagi orang yang tidak beriman maka kulit


mereka akan disiksa di dalam Neraka,

Kulit yang wajib ditutup, maka wajib


ditutup, karena dikhawatirkan Akan mendapat
siksa di dalam neraka, sebagaimana dijelaskan
dalam Surat An-nisa (4) ayat 56, juz 5,

 


 
 
 

 

  
 
 

56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali
kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka
merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana,

346
3. Ngerinya siksa yang ada di neraka, seperti
disiramkan air ke atas kulit kepala
mereka,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Hajj (22) ayat 19-21, juz 17,



 
  
  

 
  
 

 
 
 
19. … Maka orang kafir Akan dibuatkan untuk
mereka pakaian-pakaian dari api neraka.
Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas
kepala mereka,

20. Dengan air itu dihancur luluhkan segala


Apa yang ada dalam perut mereka dan juga
kulit (mereka),

21. Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari


besi,

347
"TIGA PULUH HIKMAH BERJILBAB BAGI
PEREMPUAN"

Tiga puluh point di bawah ini diambil dari sumber


buku "Lautan Mukjizat Dibalik Balutan Jilbab" karya
Sofyan bin Fuad Baswedan, dan juga bisa diakses di
https://idid.facebook.com/1945report/posts/230920
010383513, dan telah kami direvisi sehingga elegan
untuk dibaca, dan akhirnya semoga Allah SWT
memberi kesabaran bagi ukhti yang berjilbab, dan
memberi petunjuk dan meridhoi kepada kita semua,
Aamiin …

BERIKUT INI PENJELASAN TIGA PULUH


HIKMAH BERJILBAB BAGI WANITA

1. Berjilbab adalah ibadah, mudah tanpa lelah,


dicintai Allah swt, tertuang dalam Al-qur'an,
bukankah ini merupakan kemudahan dari Allah
swt yang telah diberikan kepada kaum wanita?

2. Manfaat jilbab akan mengundang pertolongan


Allah (Baca QS. Muhammad (47) ayat 7, dan Al
Hajj (22) ayat 40),

3. Jilbab merupakan tanda wanita terhormat,

4. Terhindar dari pelecehan laki-laki yang kurang


baik,

348
5. Jilbab menjauhkan diri dari perbuatan nista,
Membuat kita lebih mudah mengontrol diri,
Maka kita akan berpikir 1000x kalo mau ke
tempat maksiat,

6. Jilbab akan mengundang teman-teman


sholihah,

7. Jilbab akan mengundang jodoh yang sholeh,


Kalau pakai baju seksi atau aurat terbuka,
maka mata khianat-lah yg menyerbu kita,
8. Jilbab akan menunjukkan harga diri
pemakainya,
9. Jilbab menghindarkan diri dari tindak kriminal,
Karena perhiasan kita haram ditampakkan, jadi
orang jahat tidak melihatnya,
10. Jilbab menolong para pria (dan juga para istri-
nya).

11. Jilbab membuat geram & menangis syaitan dari


golongan jin dan manusia,
12. Jilbab memelihara rasa malu,

13. Jilbab memberi teladan yg baik sesama wanita,


14. Jilbab melatih diri untuk senantiasa bersabar
dalam ketaatan, Karena Allah swt pasti
menguji orang orang yang beriman,
sebagaimana orang orang terdahulu,

15. Jilbab menunjukkan identitas wanita sholihah,

349
16. Jilbab menjaga masyarakat dari degradasi
moral, Karena juga wanita adalah tiang
Negara,

17. Jilbab adalah pembeda antara wanita Muslim


dengan wanita non muslim, Bangga sebagai
seorang Islam, dan bangga menjalankan
perintah Allah swt,

18. Jilbab merupakan sarana dakwah Muslimah,

19. Jilbab adalah solusi tepat hidup zuhud, karena


kecantikan wanita hanya untuk suami, (bagi yg
belum ketemu jodoh tetaplah istiqomah),
20. Jilbab juga menghemat waktu, karena
biasanya jika orang tidak pakai jilbab maka
akan sangat menyita waktu untuk memakai
property rambut, sehingga waktunya habis
untuk ngurus rambut,

21. Jilbab menjaga kebersihan hati, Jika hati kian


bersih, pikiran-pun akan jernih, semangat
hidup nan gigih, prestasi mudah diraih,

22. Jilbab mencegah kecemburuan laki-laki kepada


istrinya,

23. Jilbab membuat aman dari bahaya mata orang


jahat,

24. Dengan berhijab yang cantik serasa bagai


bidadari surga bagi suami, insya allah …, amiiin

25. Jilbab mencegah perbuatan rendah & hina,

350
26. Jilbab melindungi kita dari debu, sengatan
matahari, dan hawa dingin yang
membahayakan tubuh,

27. Jilbab adalah pakaian serba guna,

28. Jilbab membuat awet muda, insya allah

29. Jilbab mengurangi kesenjangan social, Karena


jilbab adalah pakaian sederhana, mudah,
aman, dan nyaman dipakai oleh semua
kalangan.
30. Jilbab menyelamatkan pemakainya dari azab
Allah swt,

MANFAAT MENUTUP AURAT UNTUK


KESEHATAN

Kami penyusun mencari sumber tentang manfaat


menutup aurat untuk kesehatan..... alhamdulillah
telah kami dapati, bisa diakses pada alamat berikut
ini :
Http://katamotivasi7.blogspot.co.id/2013/07/manfaa
t-menutup-aurat-untuk-kesehatan.html, Karena
kami anggap ini sangat bermanfaat maka kami
tampilkan dan kami share di buku ini agar dibaca
oleh para Muslimah yang berhijab;

BEBERAPA MANFAAT MENUTUP AURAT UNTUK


KESEHATAN,

351
Menurut National cancer PDQ statement, di
bandingkan laki-laki kandungan melamin dalam
tubuh wanita lebih sedikit, karena itu kulit wanita
lebih perlu dilindungi dari sengatan sinar matahari,
oleh karena itu menutup aurat dan berjilbab
sebagaimana yang diwajibkan dalam syariat Islam
akan memberikan banyak manfaat bagi para
Muslimah seperti yang dipaparkan dalam buku
Rahasia Sunnah karangan Sohihul Hasa, Manfaat
Menutup Aurat untuk kesehatan;

1. Terlindung Dari Sinar Matahari Langsung

Hijab melindungi kulit dari terpaan sinar


matahari, apa lagi dengan cuaca saat ini di
mana paparan sinar matahari tidak terfilter
dengan baik ke bumi, sinar matahari yang
langsung menyengat kulit beresiko
memunculkan flek hitam, membuat kulit kering
dan terbakar, sisi lain dari manfaat ini adalah
tentu para muslimah tidak perlu mengeluarkan
biaya lebih untuk perawatan kulit yang sehat,
karena perawatan kulit biasanya di perlukan
karena hubungan langsung antara kulit dengan
sinar matahari,

352
2. Mencegah Penyakit Kulit

Jilbab mencegah berbagai penyakit kulit, kulit


kita terdiri dari dari epidermis, dermis dan
subcotaneus layers, banyaknya penyakit kulit
terjadi karena sinar matahari yang secara
langsung terkena kulit, terutama sinar UV apa
lagi saat ini banyak lapisan ozon yang
berkurang sehingga mengakibatkan semakin
banyak sinar uv yang masuk ke bumi, lapisan
ozon berfungsi menyerap semua sinar
bergelombang pendek agar tidak mengenai
bumi, sinar UV adalah sinar tak nampak yang
merupakan bagian dari energi yang di
pancarkan matahari, karena dengan menutup
aurat kita bisa terhindar dari peenyakit kulit.

3. Mencegah Kanker Kulit

Semua jenis kanker kulit adalah akibat terkena


sinar matahari, terutama terik matahari dari
pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore, para ilmuan
meyakini bahwa sinar UV dapat merusak DNA
dalam sel - sel kulit dan mengubahnya menjadi
tumor kanker. adapun daerah yang paling
potensial terkena kanker kulit ialah wajah,
telapak tangan, lengan dan betis.

353
4. Mencegah Flek Hitam

Sinar matahari langsung dapat menjadi faktor


timbulnya flek hitam pada kulit wanita, noda
hitam di wajah atau yang di sebut flek
merupakan masalah yang banyak di alami
wanita indonesia, flek ini bisa timbul karena
beberapa faktor antara lain faktor genetik dan
juga faktor luar, Faktor luar seperti polusi,
sinar UV, kosmetik, usia, dkk, hal ini bisa
menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi.

5. Mencegah Penuaan Atau Keriput Dini Pada


kulit

Sinar matahari dapat membuat kulit


mengalami penuaan dini dengan terbentuknya
keriput-keriput. Sinar ultraviolet ini
menyebabkan kerusakan pada serat kulit yang
di sebut elastin. Seiring berjalanya waktu,
kerusakan serat menyebabkan kulit Keriput
(kendur), meregang dan kehilangan
elastisitasnya.

6. Mencegah Munculnya Bintik-Bintik Pada


Kulit

354
Sinar Matahari juga menjadi penyebab
terjadinya bintik-bintik di kulit, terutama yang
kulitnya putih, bintik-bintik kulit akan semakin
mudah keluar saat sering terpapar sinar
matahari, dan inti dari tulisan di ini adalah
bahwa sinar matahari dapat menyebabkan
berbagai penyakit kulit, dan dengan memakai
jilbab kita dapat terhindar dari sinar matahari
secara langsung,

Jadi.... Apakah ada alasan untuk kita tidak


menutup Aurat?, Ukhti Betapa Canggihnya
Islam, Betapa Istimewanya Muslimah yang
dengan bangga Menunjukkan identitas
Keislamannya di Mata Dunia,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Menutup aurat adalah menjaga kehormatan


diri dan agama,

 Laki-laki tidak boleh melihat aurat perempuan,


dan perempuan juga tidak boleh melihat aurat
laki-laki, kecuali bagi suami dan istri maka
diperbolehkan, asalkan tetap menjaga etika
dan akhlak, dan ditempat yang tertutup.

355
 Pakaian Taqwa adalah pakaian yang dapat
menutup auratnya baik secara Dzahir maupun
Bathin,

 Ketika seseorang membuka auratnya, maka


pada saat itulah ia berbuat dosa, bahkan jika
dilakukan terus menerus dan tidak bertaubat
maka tidak akan mencium bau syurga.

 Agama menganjurkan Tetap menjaga auratnya


walapun dihadapan laki-laki,

 Kita harus menanamkan Sikap Malu kepada


Allah swt jika aurat kita terbuka, walaupun
saat sendiri, wallahu a’lam

24. MEMBACA “BASMALAH” SEBELUM


AKTIFITAS AGAR MENDAPAT RAHMAT

Rasulullah adalah sebagai teladan bagi ummat


manusia, hingga di setiap waktunya beliau selalu
menyebut Allah dalam setiap kesempatannya,
subhanallah bahkan Beliau bersabda setiap perkara
penting yang tidak dibuka dengan
Bismillahirrahmannirrahim maka akan terputus (dari
rahmat Allah Swt) (HR. Abu Dawud Dan Ibnu
Majah),

356
Di dalam Basmalah adalah intisari dari nama-
nama ALLAH, dan tercantum tiga nama, yaitu: Allah,
Ar-rahman, Ar-rahim, menurut Ibnu Qoyyim tiga
nama ini adalah rangkuman semua makna nama-
nama Allah, intisari dari tiga rangkaian nama itu
mengajarkan kita untuk menjadikan Allah sebagai
satu satunya tujuan dalam semua aktivitasnya
dengan semangat nama-Nya yang rahman dan
rahim ,67

Manusia setiap harinya memiliki banyak


aktifitas, agar aktifitasnya selalu diberkahi Allah swt
maka dianjurkan untuk mengawalinya dengan
membaca Basmalah, Basmalah sangat penting kita
baca karena isinya adalah do’a, jadi dengan do’a
insa Allah aktifitas kita akan selalu lancar, dan
diberkahi Allah swt,

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA BASMALAH;

1. Perintah membaca dan menyebut


Basmalah;

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-


alaq (96) ayat 1-5, juz 30,

67
Harjani Hefni, The 7 Islamic Daily Habits,
Pustaka Ikadi, Jakarta, 2013, Hal 37,

357
 
 
  
 
  

 
 
 
 
   
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari


segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha


pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan


perantaran kalam68,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang


tidak diketahuinya.

68
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan
perantaraan tulis baca.

358
Ayat-ayat di atas menunjukan perintah
untuk membaca, tetapi jangan lupa sebelum
membaca dianjurkan untuk membaca
Basmalah, untuk memohon ridho dan
keberkahan dari Allah swt, karena
sesungguhnya Allah-lah yang memberi ilmu
dan pemahaman kepada kita dengan lantaran
membaca,

2. Surat nabi Sulaiman as yang dikirim


kepada ratu Balkies diawali dengan
Basmalah,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-


naml (27) ayat 30, juz 19,

 

 
 
 
30. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan
Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,

3. Membaca basmalah jika akan makan, dan


ketika lupa maka membaca "Bismillah
awwalihi wa akhirih,

359
Sebagaimana dijelaskan dalam Shahih
Sunan Ibnu Majah berikut ini,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ت كان ر‬ ْ ‫ع ْن عائِشة قال‬
‫عل ْي ِه وسلَّم يأ ْ ُك ُل طعا اما فِي ِست َّ ِة نف ٍّر ِم ْن‬
‫ي فأكلهُ ِبلُ ْقمتي ِْن فقال‬ ٌّ ‫صحا ِب ِه فجاء أ ْعرا ِب‬ ْ ‫أ‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم أما أنَّهُ ل ْو‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ر‬
‫َّللاِ لكفا ُك ْم فإِذا أكل أحدُ ُك ْم‬ َّ ‫كان قال بِ ْس ِم‬
‫َّللاِ فإ ِ ْن نسِي أ ْن يقُول بِ ْس ِم‬ َّ ‫طعا اما ف ْليقُ ْل بِ ْس ِم‬
‫آخ ِر ِه‬ َّ ‫َّللاِ فِي أ َّو ِل ِه ف ْليقُ ْل ِب ْس ِم‬
ِ ‫َّللاِ فِي أ َّو ِل ِه و‬ َّ
Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW
pernah makan bersama enam orang dari
kalangan sahabatnya, kemudian datanglah
seorang Arab Badui makan dengan dua
suapan. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Jika
saja ia mengucapkan, "Bismillah" (Dengan
menyebut nama Allah), niscaya akan cukup
untuk kalian. Maka jika seseorang di antara
kalian makan makanan, hendaknya ia
membaca, "Bismillah". Dan jika ia lupa
membacanya, maka hendaknya ia membaca,
"Bismillah awwalihi wa akhirih" (Dengan
menyebut nama Allah untuk permulaan dan
selesai makan)'."Shahih. (HR. Ibnu Majah),

360
KEUTAMAAN MEMBACA BASMALAH69

Dalam konsultasi syariah Ustadz Ammi Nur Baits


saat ditanya mengenai keutamaan basmalah lalu
beliau menjawab sebagaimana artikel berikut, dan
penyusun buku ini berusaha menyempurnakan
dengan beberapa tambahan refrensi agar lebih
sempurna, semoga ini bermanfaat bagi pembaca,
sehingga bisa diamalkandengan baik,

Beberapa keutamaan Basmalah sebagai


berikut;

1. Basmalah sebagai Pembukaan Al-Qur'an

Allah Ta’ala membuka kitab-Nya yang paling


agung, yaitu Al-qur'an dengan lafadz
Basmalah, demikian pula, semua surat dalam
Al-qur'an diawali dengan basmalah, kecuali
surat At-Taubah,

2. Agar tidak digoda oleh syaitan, suami istri


sebelum berhubungan intim hendaknya
berdo'a diawali dengan basmalah,

69
http://www.konsultasisyariah.com/category/wanita
/(Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com),

361
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
riwayat imam Muslim,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫َّاس قال قال ر‬ ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬
‫عل ْي ِه وسلَّم ل ْو أ َّن أحد ُه ْم ِإذا أراد أ ْن يأْتِي‬
‫شيْطان‬ َّ ‫َّللاِ اللَّ ُه َّم جنِبْنا ال‬
َّ ‫أ ْهلهُ قال ِبا ْس ِم‬
‫شيْطان ما رز ْقتنا فإِنَّهُ ِإ ْن يُقد َّْر‬ َّ ‫وج ِنبْ ال‬
ٌ ‫ض َّرهُ شيْط‬
‫ان أبداا‬ ُ ‫بيْن ُهما ولد ٌ فِي ذ ِلك ل ْم ي‬
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Apabila seseorang hendak
bersetubuh dengan istrinya, maka hendaklah ia
membaca do'a (Dengan nama Allah Ya ALLAH,
jauhkanlah kami dari godaan syetan, dan
jauhkanlah syetan atas apa yang telah Engkau
rezekikan kepada kami), maka jika antara
keduanya ditakdirkan mendapatkan anak dari
persetubuhan itu, maka anak tersebut tidak
akan dicelakakan oleh syetan selamanya" (HR.
Muslim),

3. Keutamaan basmalah adalah sebagai Syifa


(obat), caranya: tangan diletakan di
bagian yang sakit lalu membaca Basmalah
tiga kali,

Sebagaimana hadist berikut ini yang


diriwayatkan oleh Imam Muslim, basmalah
sebagai syifa:

362
‫اص الثَّق ِفي ِ أنَّهُ شكا‬ ِ ‫عثْمان ب ِْن أ ِبي ْالع‬ ُ ‫ع ْن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم وجعاا‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ِإلى ر‬
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ي ِجدُهُ فِي جس ِد ِه ُم ْنذُ أ ْسلم فقال لهُ ر‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ض ْع يدك على الَّذِي‬ َّ ‫صلَّى‬
َّ ‫تألَّم ِم ْن جسدِك وقُ ْل ِبا ْس ِم‬
‫َّللاِ ثَلثاا وقُ ْل سبْع‬
ُ ‫اّلِلِ وقُ ْدرتِ ِه ِم ْن ش ِر ما أ ِجد‬ َّ ‫عوذُ ِب‬ ُ ‫ت أ‬ ٍّ ‫م َّرا‬
‫وأُحاذ ُِر‬
Dari Utsman bin Abul Ash Ats-Tsaqafi RA,
bahwasanya ia mengadukan rasa sakit di
tubuhnya kepada Rasulullah SAW sejak ia
masuk Islam. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda kepadanya, "Letakkan tanganmu
pada bagian tubuhmu yang sakit dengan
mengucapkan 'Bismillah' tiga kali dan bacalah
'Aku berlindung kepada ALLAH dan kekuasaan-
Nya dari penyakit yang aku derita dan aku
cemaskan' sebanyak tujuh kali"(HR. Muslim)

4. Sebagai penghalang syetan untuk


membuka pintu, tempat barang berharga,
wadah-wadah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


mengajarkan umatnya agar ketika menutup
pintu rumah, dan menutup wadah makanan
dengan membaca Basmalah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

363
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاِ يقُو ُل قال ر‬ َّ ‫عن جا ِبر بْن ع ْب ِد‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ِإذا كان ُج ْن ُح اللَّ ْي ِل أ ْو‬ َّ ‫صلَّى‬
‫شيْطان ي ْنتش ُِر‬ َّ ‫صبْيان ُك ْم فإ ِ َّن ال‬ ِ ‫أ ْمس ْيت ُ ْم ف ُكفُّوا‬
‫ِحينئِ ٍّذ فإِذا ذهب ساعةٌ ِم ْن اللَّ ْي ِل فخلُّوهُ ْم‬
َّ ‫وأ ْغ ِلقُوا ْاْلبْواب وا ْذ ُك ُروا ا ْسم‬
‫َّللاِ فإ ِ َّن‬
‫شيْطان َل ي ْفت ُح باباا ُم ْغلقاا وأ ْو ُكوا قِرب ُك ْم‬ َّ ‫ال‬
‫َّللاِ وخ ِم ُروا آ ِنيت ُك ْم وا ْذ ُك ُروا‬ َّ ‫وا ْذ ُك ُروا ا ْسم‬
‫ط ِفئُوا‬ْ ‫ضوا عليْها ش ْيئاا وأ‬ ُ ‫َّللاِ ول ْو أ ْن ت ْع ُر‬ َّ ‫ا ْسم‬
‫مصابِيح ُك ْم‬
Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW telah bersabda, 'Apabila
waktu malam telah tiba, atau kalian telah
memasuki waktu senja, maka cegahlah anak-
anak kalian (agar tidak keluar dari rumah).
Karena pada saat itu syetan-syetan sedang
bertebaran, tetapi, apabila malam berlalu
sebagian, maka kalian boleh membiarkan
mereka. Tutuplah pintu-pintu sambil menyebut
nama Allah! Sebab, syetan tidak akan dapat
membuka pintu yang telah tertutup. Ikatlah
geriba (tempat menyimpan air yang terbuat
dari kulit) kalian dan sebutlah nama Allah'
Tutuplah wadah-wadah kalian, walaupun hanya
dengan melintangkan sesuatu di atasnya, dan
sebutlah nama allah! Selain itu, padamkanlah
lampu-lampu kalian" {HR. Muslim};

364
5. Menghalangi syetan menginap di dalam
rumah, jika penghuni rumah masuk
rumahnya dengan membaca Basmalah,

Bacaan Basmalah diucapkan ketika


masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi
setan untuk ikut memasukinya atau menginap
di dalamnya, Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ي صلَّى‬ َّ ِ‫َّللاِ أنَّهُ س ِمع النَّب‬


َّ ‫ع ْن جابِ ِر ب ِْن ع ْب ِد‬
ُ‫الر ُج ُل بيْته‬ َّ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم يقُو ُل ِإذا دخل‬ َّ
‫ام ِه قال‬ ِ ‫َّللا ِع ْند دُ ُخو ِل ِه و ِع ْند طع‬ َّ ‫فذكر‬
‫ان َل مبِيت ل ُك ْم وَل عشاء و ِإذا دخل‬ ُ ‫شيْط‬ َّ ‫ال‬
‫ان أ ْدر ْكت ُ ْم‬ ُ ‫شيْط‬ َّ ‫فل ْم ي ْذ ُك ْر‬
َّ ‫َّللا ِع ْند دُ ُخو ِل ِه قال ال‬
‫ام ِه قال‬ ِ ‫َّللا ِع ْند طع‬ َّ ‫ْالمبِيت وإِذا ل ْم ي ْذ ُك ْر‬
‫أ ْدر ْكت ُ ْم ْالمبِيت و ْالعشاء‬
Dari Jabir bin Abdullah RA bahwasanya dia
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila seseorang masuk ke dalam rumahnya,
lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk dan
ketika menghadapi makanannya, maka syetan
akan berkata kepada teman-temannya, 'Tidak
ada tempat bermalam dan tidak ada pula
makan malam untuk kalian, Tetapi, sebaliknya,
apabila ia masuk ke dalam rumah tanpa
menyebut nama Allah pada waktu masuknya,
maka syetan pun akan berkata, 'Kalian

365
mendapatkan tempat bermalam, Dan apabila
ia tidak menyebut nama Allah pada saat
menghadapi makanannya, maka syetan pun
akan berkata, 'Kalian mendapatkan tempat
bermalam dan sekaligus makan malam, {HR.
Muslim),

6. Menjadi syarat Halal-nya hewan


sembelihan, jika tukang potongnya
membaca basmalah dengna baik,

Diantara keberkahan basmalah, yaitu orang


yang menyembelih binatang tersebut
menyebut basmalah, hewan sembelihannya
bisa menjadi halal, orang yang menyembelih
binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik
sengaja atau lupa maka sembelihannya batal
dan hewan itu tidak boleh dimakan, Allah swt
berfirman dalam surat Al-an'am (6) ayat 121,

 
  
 
 
  

 

 



366



121. Dan janganlah kamu memakan binatang-
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya70, Sesungguhnya perbuatan
yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah
kamu; dan jika kamu menuruti mereka,
Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-
orang yang musyrik,

7. Sebagai Do'a Sebelum Naik Kendaraan,


sebagaimana yang dilakukan oleh nabi
Nuh as,

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an


dalam Surat Huud (11) ayat 41, juz 11,

 
  

 
 
 

41. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian
ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di
waktu berlayar dan berlabuhnya."

70
Yaitu dengan menyebut nama selain Allah

367
Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang,

8. Membaca Basmalah saat akan pindah


surah lain, contohnya setelah selesai
membaca Al-baqarah akan membaca Ali
Imran maka baca basmalah,
Sebagaimana dijelaskan dalam Abu
Dawud,

َّ ‫ي صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُّ ‫َّاس قال كان النَّ ِب‬ ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬
‫سورةِ حتَّى‬
ُّ ‫صل ال‬ ْ ‫ف ف‬ ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم َل ي ْع ِر‬
‫الر ِح ِيم‬ َّ ‫الر ْحم ِن‬ َّ ‫تن َّزل عل ْي ِه بِ ْس ِم‬
َّ ِ‫َّللا‬
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Nabi SAW
tidak mengetahui pemisah surah, sehingga
diturunkan kepada beliau,
'Bismillaahirrahmaanirrahiim, [Shahih: Abu
Dawud];

9. Jika hendak berburu maka pemburu


sebelum melepaskan hewan buruannya
dianjurkan membaca Basmalah,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
riwayat imam Muslim,

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن عدِي ِ ب ِْن حاتِ ٍّم قال قال ِلي ر‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ِإذا أ ْرس ْلت ك ْلبك فا ْذ ُك ْر‬ َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللاِ فإ ِ ْن أ ْمسك عليْك فأ ْدر ْكتهُ حيًّا فا ْذب ْحه‬ َّ ‫ا ْسم‬
‫و ِإ ْن أ ْدر ْكتهُ ق ْد قتل ول ْم يأ ْ ُك ْل ِم ْنهُ ف ُك ْلهُ و ِإ ْن‬
‫وج ْدت مع ك ْل ِبك ك ْلباا غيْرهُ وق ْد قتل فَل تأ ْ ُك ْل‬
368
‫فإِنَّك َل ت ْد ِري أيُّ ُهما قتلهُ و ِإ ْن رميْت س ْهمك‬
َّ ‫فا ْذ ُك ْر ا ْسم‬
‫َّللاِ فإ ِ ْن غاب ع ْنك ي ْو اما فل ْم ت ِج ْد‬
ُ‫فِي ِه إِ ََّل أثر س ْه ِمك ف ُك ْل إِ ْن ِشئْت وإِ ْن وج ْدته‬
‫اء فَل تأ ْ ُك ْل‬
ِ ‫غ ِريقاا فِي ْالم‬
Dari Adi bin Hatim RA, dia berkata, "Rasulullah
SAW telah berkata kepada saya, 'Apabila kamu
memerintahkan anjingmu untuk herburu, maka
lebih dahulu bacakanlah basmalah Apabila
anjing tersebut berhasil menangkap buruan
yang masih dalam kondisi hidup untukmu,
maka sembelihlah ia. Akan tetapi, apabila
kamu mendapati anjing lain selain anjingmu,
sedang hasil buruannya itu sudah mati, maka
janganlah kamu memakannya, karena kamu
tidak tahu anjing mana yang telah
membunuhnya. Apabila kamu melempar anak
panahmu, maka bacalah basmalah Apabila
telah lewat sehari, lalu yang kamu dapati
hanya ada bekas anak panahmu pada hewan
buruan itu, maka makanlah, jika kamu mau
memakannya. Akan tetapi, apabila kamu
mendapati hewan buruan itu tenggelam di air,
maka janganlah kamu memakannya, (HR.
Muslim),

PENJELASAN SECARA UMUM

 Pentingnya mengawali segala sesuatu dengan


menyebut basmalah, demikian juga Rasulullah

369
saat akan menyembelih hewan Qurban
membaca basmalah, dalam surah Al-an’am (6)
ayat 118, juz 8,

 
  
  

 
118. Maka makanlah binatang-binatang (yang
halal) yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, jika kamu beriman kepada
ayat-ayatNya,

Dalam riwayat lain juga dijelaskan hadits


riwayat Ibnu Majah,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ ‫َّللا‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أن ِس ب ِْن مالِكٍّ أ َّن ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم كان يُض ِحي ِبكبْشي ِْن أ ْملحي ِْن‬
‫أ ْقرني ِْن ويُس ِمي ويُكبِ ُر ولق ْد رأ ْيتُهُ ي ْذب ُح بِي ِد ِه‬
‫اح ِهما‬
ِ ‫صف‬ ِ ‫اضعاا قدمهُ على‬ ِ ‫و‬
Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah SAW
berkurban dengan dua ekor kambing kibas
belang (hitam putih) dan bertanduk, dan
(ketika menyembelih) beliau membaca
Basmalah dan bertakbir, Sungguh aku melihat
beliau menyembelih hewan kurbannya dengan
tangannya sendiri sambil meletakkan kakinya
di atas leher kedua kurbannya itu, Shahih: (Al
Shahih: Abu Daud, Ibnu Majah),

370
Karena kita tidak boleh memakan hewan yang
disembelih tanpa menyebut nama Allah swt
Sebagaiman firman Allah swt dalam surah Al-
an'am (6) ayat 121, juz 8,

 
  
 
 
  
121. Dan janganlah kamu memakan binatang-
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya71. Sesungguhnya perbuatan
yang semacam itu adalah suatu kefasikan.

 Demikian juga saat akan berwudhu dianjurkan


membaca Basmalah karena menjadi syarat
sahnya wudhu, Sebagaimna hadits riwayat
Ibnu Majah;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫س ِعيد بْن ز ْي ٍّد يقُو ُل قال ر‬
‫ضوء لهُ وَل‬ ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم َل صَلة ِلم ْن َل ُو‬
َّ ‫ضوء ِلم ْن ل ْم ي ْذ ُك ْر ا ْسم‬
‫َّللاِ عل ْي ِه‬ ُ ‫ُو‬
Dari Sa'id bin Zaid, dia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Tidak sah shalat seseorang
yang tidak berwudhu, dan tidak sah wudhu

71
Yaitu dengan menyebut nama selain Allah.

371
seseorang yang tidak dengan menyebut nama
Allah', Hasan: Ibnu Majah,

 Tanda syukur kita kepada Allah swt adalah


selalu berdo’a, diantara do’a yang kita
panjatkan adalah do’a sebelum makan dangan
membaca basmalah,

 Apabila kita lupa berdo’a saat akan makan,


maka kita tetap berdo’a seperti yang dijelaskan
dalam Hadits di atas, "Bismillah awwalihi wa
akhirih"

 Membaca do’a saat kita hendak makan berarti


kita ingat nikmat Allah swt, firman Allah swt
dalam surah An-nahl (16) ayat 114, juz 14.
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki
yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
kepada-Nya saja menyembah. Dalam ayat lain
ingat kepada Allah swt, maka Allah akan ingat
kepada kita juga, surah Al-Baqarah (2) ayat
152, Juz 2. “Karena itu, ingatlah kamu kepada-
Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku”,

372
25. MENJAUHI SYUBHAT [PERKARA YANG
TIDAK JELAS HALAL HARAMNYA],

Beruntunglah orang yang menjaga sifat wara


dan taqwa, ia berusaha menjaga dirinya dari hal-hal
yang tidak jelas atau syubhat, karena akan
menimbulkan keragu-raguan, tidak semua orang
bersikap seperti ini, oleh karena itu memberi contoh
dan teladan dalam hal menjauhi perkara syubhat
adalah akhlak yang sangat terpuji,

Perkara Syubhat memang perkara yang tidak


banyak diketahui orang, kalaupun ia mengetahui
terkadang enggan meninggalkannya karena
alasannya sulitnya mencari rizki Allah katanya,
padahal kalau kita beriman dan bertaqwa kepada
Allah swt ... maka Allah swt akan memberikan rizki
kepada kita dari yang baik-baik, Sebagaimana
firman Allah swt dalam surah An-nahl (16) ayat 114,
juz 14, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari
rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
Syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-
Nya saja menyembah”. Seorang Muslim harus yakin
bahwasannya rizki Allah swt sangatlah luas,
sehingga jangan ada kekhwatiran untuk tidak
mendapat rizki yang baik-baik, sebagaimana firman

373
Allah swt dalam surah Hud (11) ayat 7, juz 11, Allah
swt menjamin rizki setiap makhluk hidup di muka
bumi, “Dan tidak ada suatu binatang melata72 pun di
bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya,
dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya73. semuanya tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. Dan sikap
menjauhi perkara syubhat adalah sikap yang sangat
tepat agar bisa menjaga dirinya dan agamanya,

HADITS BERIKUT MENJELASKAN TENTANG


KEUTAMAAN MENJAUHI PERKARA SYUBHAT :

1. Yang halal itu jelas dan yang haram sudah


jelas, yang tengah-tengah adalah perkara
syubhat
Sebagaimana dijelasakan dalam Hadits
Riwayat Muslim,

72
Yang dimaksud binatang melata di sini ialah
segenap makhluk Allah yang bernyawa.
73
Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud
dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan
tempat penyimpanan ialah akhirat. dan
menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud
tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat
penyimpanan ialah rahim,

374
‫ِير‬ٍّ ‫ش ْع ِبي ِ قال س ِم ْعتُ النُّ ْعمان بْن بش‬ َّ ‫ع ْن ال‬
ِ‫َّللا‬َّ ‫سول‬ُ ‫وَل أ ْسم ُع أحداا ب ْعدهُ يقُو ُل س ِم ْعتُ ر‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم يقُو ُل إِ َّن ْالحَلل بيِ ٌن‬ َّ ‫صلَّى‬
‫ات‬ٌ ‫ور ُم ْشت ِبه‬ٌ ‫و ِإ َّن ْالحرام ب ِي ٌن وبيْن ُهما أ ُ ُم‬
‫ب ل ُك ْم فِي‬ ُ ‫وأ ْحياناا يقُو ُل ُم ْشت ِبهةٌ وسأض ِْر‬
َّ ‫َّللا حمى ِح امى و ِإ َّن ِحمى‬
‫َّللاِ ما‬ َّ ‫ذ ِلك مث اَل ِإ َّن‬
‫ح َّرم و ِإنَّهُ م ْن ي ْرعى ح ْول ْال ِحمى يُو ِشكُ أ ْن‬
‫الريبة يُو ِشكُ أ ْن‬ ِ ‫ط‬ ُ ‫يُخا ِلطهُ وإِنَّهُ م ْن يُخا ِل‬
‫سر‬
ُ ‫ي ْج‬
Dari Sya'bi, ia berkata: Aku pernah mendengar
Nu'man bin Basyir—dan aku tidak mendengar
dari orang lain setelah itu—,ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang
haram itu jelas dan antara keduanya adalah
perkara-perkara yang tidak jelas—atau
terkadang disebutkan: perkara yang tidak
jelas—. Aku akan memberikan perumpamaan
kepada kalian, sesungguhnya Allah telah
menjaga satu daerah dan penjagaan Allah
adalah apa yang diharamkan. Dan
sesungguhnya orang yang menggembalakan
(ternak) disekitar daerah itu dikhawatirkan
akan terperosok ke daerah itu. Dan
sesungguhnya orang yang terperosok dalam
syubhat akan terperosok pada yang
diharamkan, (Shahih: Muttafaq 'Alaih),

375
2. Seperti hadits diatas menjelaskan perkara
Syubhat juga yang harus dijauhi, sebagai
berikut;

َّ ‫سول‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ِير قال س ِم ْعتُ ر‬ ٍّ ‫النُّ ْعمان بْن بش‬
‫ث قال‬ ِ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم يقُو ُل ِبهذا ْالحدِي‬
َّ ‫صلَّى‬
‫اس‬ ِ َّ‫ير ِم ْن الن‬ٌ ِ‫ات َل ي ْعل ُمها كث‬ ٌ ‫وبيْن ُهما ُمشبَّه‬
ُ‫ت ا ْستبْرأ ِع ْرضهُ ودِينه‬ ِ ‫شبُها‬ ُّ ‫فم ْن اتَّقى ال‬
‫ت وقع ِفي ْالحر ِام‬ ِ ‫شبُها‬ُّ ‫وم ْن وقع ِفي ال‬
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda dengan
hadits ini. Beliau bersabda, "Dan di antara
keduanya (halal dan haram) adalah perkara-
perkara yang tidak jelas (syubhat) yang tidak
diketahui oleh banyak orang. Siapa yang
menjauhi syubhat, maka dia telah menjaga
kehormatan diri dan agamanya. Dan siapa
yang terjatuh dalam perkara-perkara yang
syubhat, maka dia terjatuh pada perkara yang
haram", (Shahih: Muttafaq'Alaih),

MENINGGALKAN PERKARA SYUBHAT


Oleh Muhammad Abduh Tuasikal MSc,

Artikel dibawah ini penyusun mengutip dari tulisan


yang disampaikan oleh Muhammad Abduh Tuasikal

376
MSc, dan ditambah artikel dari sumber lain yang
telah penyusun rampingkan agar makalah ini mudah
dipahami dan diamalkan, penysun mengganggap
artikel ini diambil dari refrensi yang baik, sehingga
layak untuk dibaca, sebagian artikel ini juga bisa
diakses di alamat http://rumaysho.com/3022-
meninggalkan-perkara-syubhat.html.

Syubhat, Syubuhat, atau Subhat merupakan istilah


di dalam Islam yang menyatakan tentang keadaan
yang Samar tentang kehalalan atau keharaman dari
sesuatu. Dalam permasalahan kontemporer
seringkali umat yang awam menghadapi
permasalahan yang belum jelas dan meragukan
sehingga dibutuhkan keterangan atau penelitian
lebih lanjut, syariat Islam menuntut segala sesuatu
dilakukan atas dasar keyakinan bukan keragu-
raguan, oleh karena itu peran ulama begitu penting
untuk memberi fatwa dan ijtihad untuk menentukan
status hukumnya,

A. Definisi Menurut Bahasa Indonesia

Didalam kamus besar bahasa Indonesia


didefinisikan syubhat sebagai "keragu-raguan atau
kekurangjelasan tentang sesuatu (apakah halal atau

377
haram dsb); karena kurang jelas status hukumnya;
tidak terang (jelas) antara halal dan haram atau
antara benar dan salah. Kata kerja bersyubhat
berarti "menaruh keragu-raguan",

B. Definisi Menurut Istilah Syar'i

Syubhat adalah ketidakjelasan atau


kesamaran, sehingga tidak bisa diketahui halal
haramnya sesuatu secara jelas, Syubhat terhadap
sesuatu bisa muncul baik karena ketidakjelasan
status hukumnya, atau ketidakjelasan sifat atau
faktanya. Status hukumnya dapat diketahui baik
berdasarkan nash ataupun berdasarkan ijtihad yang
dilakukan ulama dengan metode qiyas, istishab, dan
sebagainya.

C. Ada Tiga Pembagian Hukum

Ada pelajaran penting yang disampaikan oleh


Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah, Beliau
mengatakan, “Hukum itu dibagi menjadi tiga macam
dan pembagian seperti ini benar. Karena sesuatu
bisa jadi ada dalil tegas yang menunjukkan adanya
perintah dan ancaman keras jika ditinggalkan. Ada
juga sesuatu yang terdapat dalil untuk meninggalkan

378
dan terdapat ancaman jika dilakukan. Ada juga
sesuatu yang tidak ada dalil tegas apakah halal atau
haram,

Tiga Macam Pembagian Hukum Tersebut


Adalah

1. Yang pertama adalah perkara halal dan jelas


dalilnya,
2. Yang kedua adalah perkara haram dan jelas
dalilnya, Makna dari bagian hadits “halal itu
jelas”, yang dimaksud adalah tidak butuh
banyak penjelasan dan setiap orang sudah
memahaminya,
3. Yang ketiga adalah perkara syubhat yang tidak
diketahui apakah halal atau haram.” (Fathul
Bari, 4: 291),

Jadi intinya, ada tiga hukum yang disebutkan dalam


hadits di atas, yaitu (1) halal, (2) haram, dan (3)
syubhat,

Sedangkan Masalah ini dibagi menjadi empat


macam:

1. Yang memiliki dalil bolehnya, maka boleh


diamalkan dalil bolehnya.

379
2. Yang memiliki dalil pengharaman, maka dijauhi
demi mengamalkan dalil larangan.
3. Yang terdapat dalil boleh dan haramnya
sekaligus, Maka inilah masalah Mutasyabih
(yang masih samar). Menurut mayoritas
ulama, yang dimenangkan adalah
pengharamannya,
4. Yang tidak terdapat dalil boleh, juga tidak
terdapat dalil larangan, maka ini kembali ke
kaedah hukum asal. Hukum asal ibadah adalah
haram. Sedangkan dalam masalah adat dan
muamalah adalah halal dan boleh,

Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Syaikh


Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri dalam Syarh Al Arba’in
An Nawiyah Al Mukhtashor, hal. 64.

D. Perkara Syubhat, Ada yang Tahu dan Ada


yang Tidak Tahu

Yang dimaksud di sini adalah perkara tersebut


masih samar (syubhat) menurut sebagian orang
karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan ‘kebanyakan orang tidak mengetahui
perkara tersebut’. Perkaran syubhat ini sering
ditemukan oleh para ulama dalam bab jual beli

380
karena perkara tersebut dalam jual beli amatlah
banyak. Perkara ini juga ada sangkut pautnya
dengan nikah, buruan, penyembelihan, makanan,
minuman dan selain itu. Sebagian ulama sampai-
sampai melarang penggunaan kata halal dan haram
secara mutlak kecuali pada perkara yang benar-
benar ada dalil tegas yang tidak butuh penafsiran
lagi. Jika dikatakan kebanyakan orang tidak
mengetahuinya, maka ini menunjukkan bahwa
sebagian dari mereka ada yang tahu. Demikian kami
ringkaskan dari perkataan Ibnu Hajar dalam Fathul
Bari, 4: 291,

Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri mengatakan,


“Perkara yang syubhat (samar) itu muncul pasti ada
beberapa sebab, bisa jadi karena kebodohan, atau
tidak adanya penelusuran lebih jauh mengenai dalil
syar’i, begitu pula bisa jadi karena tidak mau
merujuk pada perkataan ulama yang kokoh
ilmunya.” (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah Al
Mukhtashor, hal. 63).

E. Dua Faedah Besar Karena Meninggalkan


Syubhat

381
Dalam hadits yang kita kaji di atas, ada dua
faedah besar jika seseorang meninggalkan perkara
syubhat, yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Barangsiapa yang menghindarkan diri dari
perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan
agama dan kehormatannya.” Ini menunjukkan ada
dua faedah besar :

 Pertama meninggalkan perkara syubhat


dapat mensucikan (menjaga) agama-nya,
 Yang kedua adala menjaga kehormatan kita,

Dari dua faedah ini Syaikh Sholih Al Fauzan


mengatakan, “Dari sini menunjukkan bahwa
janganlah kita tergesa-gesa sampai jelas suatu
perkara”, Lihat Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al
Arba’in An Nawawiyah, hal. 106,

F. Syubhat Bisa Menjerumuskan dalam


Keharaman

Dalam hadits di atas disebutkan, “Barangsiapa


yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia
bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada
pengembala yang menggembalakan ternaknya di
sekitar tanah larangan yang hampir
menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki

382
tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini
adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.”
Hadits ini menunjukkan bahwa jika seseorang
bermudah-mudahan dan seenaknya saja memilih
yang ia suka padahal perkara tersebut masih samar
hukumnya, maka ia bisa jadi terjerumus dalam
keharaman,

Ibnu Daqiq Al ‘Ied mengatakan bahwa orang yang


terjerumus dalam syubhat bisa terjatuh pada yang
haram dilihat dari dua sisi :

1. Barangsiapa yang tidak bertakwa pada Allah


lalu ia mudah memilih suatu yang masih
syubhat (samar), itu bisa mengantarkannya
pada yang haram,
2. Kebanyakan orang yang terjatuh dalam
syubhat, gelaplah hatinya karena hilang dari
dirinya cahaya ilmu dan cahaya sifat wara’,
jadinya ia terjatuh dalam keharaman dalam
keadaan ia tidak tahu, Bisa jadi ia berdosa
karena sikapnya yang selalu meremehkan,
Lihat Syarh Al Arba’in An Nawawiyah,
penjelasan Ibnu Daqiq Al ‘Ied, hal. 49,

383
Namun catatan yang perlu diperhatikan, sebagian
orang mengatakan bahwa selama masih ada khilaf
(perselisihan ulama), maka engkau boleh memilih
pendapat mana saja yang engkau suka. Kami
katakan, “Tidak demikian”. Khilaf ulama tidak
menjadikan kita seenaknya saja memilih pendapat
yang kita suka. Namun hendaknya kita pilih mana
yang halal atau haram yang kita yakini. Karena jika
sikap kita semacam tadi, dapat membuat kita
terjatuh dalam keharaman. Lihat penjelasan yang
amat baik dari Syaikh Sholih Al Fauzan dalam Al
Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, hal. 107,

G. Jauhilah Perkara Syubhat

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Jika


perkaranya syubhat (samar), maka sepatutnya
ditinggalkan. Karena jika seandainya kenyataan
bahwa perkara tersebut itu haram, maka ia berarti
telah berlepas diri. Jika ternyata halal, maka ia telah
diberi ganjaran karena meninggalkannya untuk
maksud semacam itu. Karena asalnya, perkara
tersebut ada sisi bahaya dan sisi bolehnya.” (Fathul
Bari, 4: 291),

384
Syaikh Sholih Al-Fauzan mengatakan, “Sebagaimana
pengembala yang menggembalakan ternaknya di
sekitar tanah larangan yang hampir
menjerumuskannya, maka demikian pula manusia.
Ia tidak mampu mengendalikan dirinya dari
terjerumus pada keharaman jika hal itu masih
syubhat (hukumnya samar). Permisalan yang Nabi -
shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampaikan dalam
hadits ini adalah permisalan yang begitu jelas dan
mudah dicerna. Hadits ini menunjukkan wajibnya
kita menjauhi perkara syubhat supaya tidak
membuat kita terjatuh pada keharaman”. (Al Minhah
Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An Nawawiyah,
hal. 108),

Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk memiliki


cahaya ilmu dan sikap wara’. Wallahul muwaffiq.

Referensi :

Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An


Nawawiyah, Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin
‘Abdullah Al Fauzan, terbitan Darul ‘Ashimah,
cetakan pertama, tahun 1429 H.
Fathul Bari, Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al
Asqolani Asy Syafi’i, terbitan Darul Ma’rifah,
tahun 1379 H.

385
Syarh Al Arba’in An Nawawiyah fiil Ahadits Ash
Shohihah An Nabawiyah, Al Imam Ibnu Daqiq
Al ‘Ied, terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan
kedelapan, tahun 1423 H.
Syarh Al Arba’in An Nawawiyah Al Mukhtashor,
Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri,
terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama,
tahun 1431 H.
@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh-KSA,
24 Muharram 1434 H,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Seorang Muslim harus Berhati-hati dengan


perkara Syubhat (sesuatu yang belum jelas
sumbernya dan halalnya);

 Al-qur’an memberikan petunjuk bahwasannya


Apa yang kita makan harus jelas ke-Halalan-
nya,

Sebagaimana Firman Allah swt dalam surah Al-


maidah (5) ayat 88, juz 7,

 
 
  
 
 

386
 

88. Dan makanlah makanan yang halal lagi
baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya,

 Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan,

 Orang yang menjauhi perkara syubhat maka


dia telah menjaga kehormatan dirinya.

 Haram hukumnya memasukan makanan


kedalam tubuh kita dari sesuatu yang haram,

 Jika sudah jelas makanan itu sumbernya


haram maka jangan dimakan, karena yang
dimakan adalah api, sebagaimana firman Allah
swt dalam surah An-nisa (4) ayat 10, juz 4.

 
 

 
 
 
 
 
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan
harta anak yatim secara zalim, sebenarnya

387
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka)”,

26. SILATURAHMI DAN BERGAUL DENGAN


ORANG-ORANG YANG SHOLEH

Banyak hal yang kita dapatkan ketika kita


berkunjung dan silaturahim dengan orang yang
sholeh yaitu yang Pertama mempererat hubungan
kekeluwargaan sesama muslim, yang Kedua
mendapatkan ilmu dan motifasi dari beliau-beliau,
yang ketiga sesuai dengna janji Rasulullah
bahwasannya dengan silaturahmi akan
memperpanjang umur dan melapangkan rizki,
sebagaiman hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud berikut ini :

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أن ٍّس قال قال ر‬
‫م ْن س َّرهُ أ ْن يُبْسط عل ْي ِه ِفي ِر ْز ِق ِه ويُ ْنسأ ِفي أث ِر ِه‬
ُ‫ص ْل ر ِحمه‬ ِ ‫ف ْلي‬
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturahmi", (shahih sunan Abu
Dawud),

388
Dalam pergaulan hendaknya kita selektif agar
kita tidak terbawa pengaruh yang negativ, oleh
karena itu hendaknya kita bergaul dengan orang
yang baik-baik (orang yang sholeh) karena supaya
kita bisa ikut menjadi baik, karena pergaulan itu
pengaruhnya sangatlah kuat, sebagaimana hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari
Anas ra Rasulullah bersabda :

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أن ٍّس قال قال ر‬
‫ب ْال ِم ْس ِك‬
ِ ‫اح‬ِ ‫صا ِلحِ كمث ِل ص‬ َّ ‫يس ال‬ِ ‫ ومث ُل ْالج ِل‬........
‫يح ِه ومث ُل‬ ِ ‫صبْك ِم ْنهُ ش ْي ٌء أصابك ِم ْن ِر‬ ِ ُ‫إِ ْن ل ْم ي‬
‫صبْك‬ ِ ُ‫ير ِإ ْن ل ْم ي‬ ِ ‫ب ْال ِك‬
ِ ‫اح‬ ِ ‫وء كمث ِل ص‬ ِ ‫س‬ُّ ‫يس ال‬ ِ ‫ج ِل‬
‫ِم ْن سوا ِد ِه أصابك ِم ْن دُخانِ ِه‬
Dari Anas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda,
........ Dan perumpamaan kawan yang baik layaknya
pembawa minyak wangi (misik), bila kamu tidak
mendapat sesuatu darinya (minyak tersebut) maka
paling tidak kamu akan terkena aroma harumnya.
Dan perumpamaan kawan yang jahat layaknya
tukang besi, bila kamu tidak mendapat hitamnya
maka paling tidak kamu akan terkena asapnya."
Shahih: Muttafaq 'Alaih - Abu Musa,
Akan tetapi jika bergaul dengan orang yag
tidak baik, tujuannya agar bisa mengajak dia kepada
kebaikan dan meninggalkan keburukan atau suapaya

389
ia bisa Hijrah kepada yang lebih baik maka tidak
mengapa, karena perintah agama agar bisa amar
ma’ruf nahi munkar (lihat Qs. Ali Imron (3) ayat
104, juz 4). Wallahu a’lam

AYAT DAN HADITS BERIKUT MENJELASKAN


KEUTAMAAN SILATURAHMI DAN BERGAUL
DENGAN ORANG SHOLEH

1. Orang yang Taat kepada Allah dan Rasul-


Nya, maka akan bersama-sama orang
yang dianugrahkan nikmat seperti para
nabi, dan orang shaleh dll,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surah An-


Nisa (4) Ayat 69, Juz 5,

  



 
 
  



 


 
69. Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama

390
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin74,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-
orang saleh. dan mereka Itulah teman yang
sebaik-baiknya.
2. Bergaulah bersama dengan orang benar
(shaleh),
Sebagaimana dijelaskan dalam Surah At-
taubah (9) Ayat 119, juz 11,




 
 


119. Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.

3. Bergaullah dengan teman yang bertaqwa,


Sebagaimana dijelaskan dalam Surah
Adz-zukhruf (43) ayat 67, Juz 25.

74
Ialah: orang-orang yang Amat teguh
kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan
Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat
sebagaimana yang tersebut dalam surat Al
Faatihah ayat 7,

391



  
 
67. Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa,

4. Pada hari kiamat : Seorang karib tidak


bisa memberi pertolongan kepada yang
lain kecuali orang yang diberi rahmat oleh
Allah swt,

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ad-


Dukhan (44) Ayat 40-42, Juz 25.

 


 
  
  
  
  
   
 

 

392
40. Sesungguhnya hari keputusan (hari
kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi
mereka semuanya,

41. Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat


memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun,
dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,

42. Kecuali orang yang diberi rahmat oleh


Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang,

5. Orang yang mengunjungi saudaranya


maka Malaikat akan mendo’akan-nya;
Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits
Sunan Tirmidzi :

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم م ْن عاد‬َّ ‫َّللاِ صلَّى‬


َّ ‫سو ُل‬ُ ‫قال ر‬
‫َّللاِ ناداهُ ُمنا ٍّد أ ْن‬
َّ ‫ضا أ ْو زار أ اخا لهُ فِي‬‫م ِري ا‬
ْ
‫ِطبْت وطاب م ْمشاك وتب َّوأت ِم ْن ْالجنَّ ِة‬
‫م ْن ِز اَل‬
Muhammad bin Basysyar dan Husain bin Abu
Kabsyah Al Bashri menceritakan kepada kami
dan keduanya berkata, Yusuf Rasulullah SAW
bersabda, Barangsiapa yang menjenguk orang
sakit, atau mengunjungi saudaranya di jalan
Allah, maka akan ada penyeru [malaikat] yang
menyeru kepadanya, '(Semoga)
penghidupanmu sejahtera, perjalananmu baik,
dan kamu bertempat tinggal di surga'. Hasan:
(HR. Tirmidzi),

393
PENJELASAN SECARA UMUM

 Bergaul dengan orang sholeh itu adalah akhlak


Muslim yang baik, dan patutu menjadikan
mereka pemimpin, penolong, guru, temen
akrab, sebagaiman firman Allah swt dalam
surat At-taubah (9) ayat 71, juz 10.





 
71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain,

 Jika kita Berteman dan bergaul dengan orang


yang baik, sholeh dan bertaqwa maka insa
Allah ada yang selalu mengingatkan saat kita
khilaf berbuat dosa, sesuai dengan firman Allah
swt dalam surah Al-Ashr (103) ayat 3, juz 30.

 





394


 
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.

 Bergaul dengan orang sholeh kita berharap


juga akan menjadi shaleh seperti dia, dan bisa
membimbing kita kepada lebih baik,

 Perhatian kepada anak-anak generasi muda


jangan salah dalam pergaulan, supaya tidak
terjerumus kepada pergaulan bebas, seperti
free sex, narkoba dll, naudzubillah minzalik.

27. BANYAK BERSHALAWAT KEPADA


RASULULLAH,

Akhlak mulia seorang Muslim adalah selalu


bershalawat kepada baginda Rasulullah, beliau
adalah utusan Allah swt pemabawa Al-qur’an dan
Agama yang Hak (Islam), Yang memliki akhlak yang
sangat mulia dan terpuji, beliau dipuji oleh ALLAH
swt dalam Al-qur’an, sebagaiman Firman Allah swt
dalam surah Al-qalam (68) ayat 4, juz 29, “Dan

395
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung.

Demikian juga dijelaskan bahwasannya


Rasulullah memiliki suri teladan yang baik bagi
seluruh ummat, sebagaiman dijelaskan dalam surah
Al-Ahzab (33) ayat 21, juz 22. “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (Yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah”. Artinya sangatlah
pantas jika kita selalu bersahalawat kepada baginda
Rasulullah karena pujian Allah swt kepada beliau
diabadikan didalam seluruh kitab-kitab samawi yaitu
Taurat, Zabut, Injil dan Al-Qur’an, Demikian juga
orang yang bershalawat keutamaannya dan
kebaikannya akan kembali kepada dirinya.

Dan Subhanallah..... diutusnya nabi


Muhammad swt sebagai rahmat untuk seluruh Alam,
sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-anbiya (21)
ayat 107, juz 17. “Dan Tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”.

396
HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG
KEUTAMAAN BERSHOLAWAT,

1. Perintah Bershalawat kepada Rasulullah;


Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
Ahzab (33) ayat 21, juz 23,

 

 
 


 


 
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-
malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi75. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah

75
Bershalawat artinya: kalau dari Allah
berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti
memintakan ampunan dan kalau dari orang-
orang mukmin berarti berdoa supaya diberi
rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma
shalli ala Muhammad.

397
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya76.

2. Balasan bagi yang membaca shalawat


kepada Rasulullah adalah sepuluh kali
lipat;

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits


Riwayat imam Muslim berikut ini;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة أ َّن ر‬
َّ ‫احدة ا صلَّى‬
ُ ‫َّللا‬ ِ ‫ي و‬ َّ ‫وسلَّم قال م ْن صلَّى عل‬
‫عل ْي ِه ع ْش ارا‬
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang
mengucapkan shalawat atasku sekali, maka
Allah akan balas kepadanya sepuluh kali lipat"
[Shahih: HR. Muslim];

3. Bacaan shalawat ketika Tasyahud yang


diajarkan oleh Rasulullah,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


riwayat Bukhori Muslim berikut ini;

76
Dengan mengucapkan Perkataan seperti:
Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya:
semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai
Nabi.

398
‫ع ْجرة قال قُ ْلنا أ ْو قالُوا يا‬ ُ ‫ب ب ِْن‬ ِ ‫ع ْن ك ْع‬
‫َّللاِ أم ْرتنا أ ْن نُص ِلي عليْك وأ ْن نُس ِلم‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ر‬
‫سَل ُم فق ْد عر ْفناهُ فكيْف نُص ِلي‬ َّ ‫عليْك فأ َّما ال‬
‫عليْك قال قُولُوا اللَّ ُه َّم ص ِل على ُمح َّم ٍّد وآ ِل‬
‫ار ْك على‬ ِ ‫ُمح َّم ٍّد كما صلَّيْت على ِإبْرا ِهيم وب‬
‫ُمح َّم ٍّد وآ ِل ُمح َّم ٍّد كما بار ْكت على آ ِل‬
ٌ‫ِإبْرا ِهيم ِإنَّك ح ِميد ٌ م ِجيد‬
Dari Ka'ab bin Ujrah RA, ia berkata, "Kami
berkata, atau mereka berkata, 'Wahai
Rasulullah! Engkau telah memerintahkan
kepada kami untuk mengucapkan shalawat dan
salam kepada engkau. Mengenai salam, kami
telah ketahui, tapi bagaimana cara kami
membaca shalawat kepada engkau?' Beliau
bersabda, "Ucapkanlah, Allaahumma shalli
'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad.
Kamaa shallaita 'alaa Ibraahiim. Wa baarik
'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad.
Kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim. Innaka
hamiidun majiid (Wahai Allah, semoga Engkau
tetap melimpahkan rahmat kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah melimpahkan rahmat kepada
Ibrahim. Semoga Engkau tetap melimpahkan
berkah kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan berkah kepada Ibrahim.

399
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Agung, (Shahih: Muttafaq Alaih);

4. Ber-shalawat kepada Rasulullah maka


para Malaikat akan mendo’akan kita,

Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits


Ibnu Majah berikut ini;

‫ام ِر ب ِْن ر ِبيعة ع ْن أ ِبي ِه ع ْن‬ ِ ‫َّللاِ بْن ع‬ َّ ‫عبْد‬


‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال ما ِم ْن ُم ْس ِل ٍّم‬ َّ ‫النَّ ِبي ِ صلَّى‬
‫ت عل ْي ِه ْالمَلئِكةُ ما‬ ْ َّ‫ي ِإ ََّل صل‬ َّ ‫يُص ِلي عل‬
‫ي ف ْليُ ِق َّل ْالع ْبد ُ ِم ْن ذ ِلك أ ْو ِليُ ْك ِث ْر‬َّ ‫صلَّى عل‬
Dari Amir bin Rabi'ah, dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang
bershalawat kepadaku kecuali para malaikat
akan mendo’akan kepadanya sebagaimana ia
bershalawat kepadaku, maka ucapkanlah
shalawat itu sedikit atau banyaknya. (HR. Ibnu
Majah);

5. Ada tiga tipe manusia yang celaka,


pertama orang enggan bershalawat,
kedua orang mendapati Ramdhan tetapi
tidak diampuni dosanya, ketiga orang
yang mendapati kedua orang tuanya
tetapi tidak memasukannya ke syurga,

Lebih jelasnya kita baca sebagaimana


yang dijelaskan dalam hadits berikut ini;

400
‫ي‬ ُّ ‫ي حدَّثنا ِر ْب ِع‬ ُّ ‫حدَّثنا أ ْحمدُ ب ُْن ِإبْرا ِهيم الد َّْور ِق‬
‫الر ْحم ِن ب ِْن ِإ ْسحق ع ْن‬ َّ ‫ب ُْن ِإبْرا ِهيم ع ْن ع ْب ِد‬
‫س ِعي ِد ب ِْن أبِي س ِعي ٍّد ْالم ْقبُ ِري ِ ع ْن أبِي ُهريْرة‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قال قال ر‬
‫ي‬ َّ ‫ف ر ُج ٍّل ذُ ِك ْرتُ ِع ْندهُ فل ْم يُص ِل عل‬ ُ ‫ر ِغم أ ْن‬
‫ف ر ُج ٍّل دخل عل ْي ِه رمضا ُن ث ُ َّم‬ ُ ‫ور ِغم أ ْن‬
‫ف ر ُج ٍّل‬ ُ ‫ا ْنسلخ قبْل أ ْن يُ ْغفر لهُ ور ِغم أ ْن‬
‫أ ْدرك ِع ْندهُ أبواهُ ْال ِكبر فل ْم يُ ْد ِخَلهُ ْالجنَّة قال‬
‫ظنُّهُ قال أ ْو أحدُ ُهما‬ ُ ‫الر ْحم ِن وأ‬ َّ ُ‫ع ْبد‬
Ahmad bin lbrahim Ad-Dauraqi menceritakan
kepada kami, Rib'i bin Ibrahim menceritakan
kepada kami dari Abdurrahman bin Ishaq, dari
Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi, dari Abu
Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda, "Celakalah seseorang yang apabila
disebutkan namaku di sisinya kemudian ia
tidak membacakan shalawat kepadaku.
Celakah seseorang yang apabila Ramadhan
tiba kepadanya, kemudian—Ramadhan—habis
sebelum dosa-dosanya diampuni, Celakalah
seseorang yang menemukan kedua
orangtuanya telah lanjut usia kemudian
keduanya tidak memasukannya ke dalam
surga'. "Abdurrahman berkata, "Aku kira
bahwa beliau bersabda, 'Atau salah seorang
dari keduanya,

401
Hasan shahih: "Keutamaan Membaca
Sahalawat kepada Nabi SAW", dan redaksi
bagian akhirnya diriwayatkan oleh Muslim

PENJELASAN SECARA UMUM,

 Ber-Shalawat untuk nabi Muhammad saw


setiap hari adalah amalan yang sangat baik
bagi ummat Muslim, terlebih pada hari jum'at,

 Pernah ada seorang wanita meminta Rasulullah


untuk membacakan shalawat untuknya dan
suami-nya, lalu Rasulullah-pun bershalawat
untuk mereka; Sebagaimana dijelaskan dalam
Hadist yang diriwayatkan shahih Sunan Abu
Dawud berikut ini :

ِ ‫ت ِللنَّبِي‬
ْ ‫َّللاِ أ َّن ْامرأة ا قال‬
َّ ‫ع ْن جابِ ِر ب ِْن ع ْب ِد‬
‫ي وعلى‬ َّ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ص ِل عل‬ َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫ي صلَّى‬ ُّ ‫ز ْو ِجي فقال النَّ ِب‬
‫َّللاُ علي ِْك وعلى ز ْو ِج ِك‬ َّ ‫صلَّى‬
Dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya ada
seorang wanita berkata kepada Nabi SAW,
"Bacakanlah shalawat untuk saya dan suami
saya", Nabi SAW bersabda, "Shallallaahu
'alaika wa 'alaa zawjika (Semoga Allah

402
memberi rahmat kepadamu dan suamimu",
(Shahih) Abu Dawud;

28. MENJAGA DAN MENGATUR WAKTU


DENGAN SEBAIK-BAIKNYA,

Seorang Muslim harus pandai menjaga waktu


dengan sebaik-baiknya, karena waktu sangatlah
berharga, dan memaanfaatkan waktu untuk ibadah
dan belajar sangat penting dan utama, berapa
banyak diantara manusia yang lupa dengan nikmat
sehat dan nikmat waktu luang, mereka tidak
memanfaatkan waktu luangnya untuk hal hal yang
baik, Rasulullah bersabda :

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
‫وسلَّم ْالك ِلمةُ ْال ِح ْكمةُ ضالَّةُ ْال ُمؤْ ِم ِن ح ْيثُما وجدها‬
‫ف ُهو أح ُّق ِبها‬
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Dua nikmat yang banyak manusia lupa
akan keduanya, (yaitu) nikmat sehat dan nikmat
waktu luang, (HR. Bukhari, Ibnu Majah),

Hari ini berapa banyak orang yang tidak


memanfaatkan waktu dengan baik, mereka hanya

403
berfoya-foya, tidur-tiduran, ngrumpi, main-main,
bersenda gurau dan melakukan perbuatan-
perbuatan yang sia-sia bahkan hanya untuk
menghabiskan waktu dll Naudzubillah Minzalik
seorang Muslim tidak sepatutnya melakukan hal
seperti ini, karena setiap detik waktu akan
dipertangungjawabkan dihadapan Allah swt,
Hendaknya seorang Muslim setiap waktu dalam
keadaan berzikir kepada Allah swt karena inilah yang
dicontohkan oleh Rasululah, sebagaimana hadits
berikut ini :

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫ت كان ر‬ ْ ‫ع ْن عائِشة قال‬
َّ ‫وسلَّم ي ْذ ُك ُر‬
‫َّللا ع َّز وج َّل على ُك ِل أ ْحيانِ ِه‬
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW selalu
berdzikir kepada Allah 'Azza wajalla dalam setiap
waktu, [Shahih: Muslim],

Hidup di dunia hanyalah sementara dan akhirat


selamanya, oleh karena itu seorang Muslim dalam
menjalani hari-harinya harus penuh dengan kegiatan
yang positif, untuk amal sholeh, ibadah dll,

TIPS AGAR WAKTU YANG 24 JAM TETAP DALAM


KEBAIKAN, DARI MULAI TIDUR SAMPAI
BANGUN KEMBALI :

404
1. Awali bangun tidur jam 3 dengan membaca
do'a,
2. Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat
sunah tahajjud,
3. Waktu subuh..., melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid
4. Setelah shalat subuh membaca al-qur'an di
rumah
5. Saat matahari terbit membaca do'a pagi
6. Waktu duha.. kita melaksanakan shalat duha
7. Bagi laki-laki atau para suami Mencari nafkah
yang halal dan baik,
8. Waktu duhur tiba.. kita shalat duhur,
9. Setelah duhur sempatkan membaca al-qur'an
10. Waktu sore shalat ashar
11. Ba'da ashar sempatkan membaca buku-buku
Islam,
12. Menjelang maghrib membaca do'a petang,
13. Waktu maghrib tiba... kita shalat maghrib
14. Ba'da magrib membaca al-qur'an sampai isya
15. Waktu isya tiba... maka kita shalat isa
berjamaah di masjid
16. Setelah isya mengajarkan tentang etika/akhlak
dan al-qur'an kepada anak maupun keluarga,

405
17. Waktu tidur.. kita awali dengan berwudhu
kemudian membaca do'a lalu tidur,
18. Ketika weekend... ajaklah istri dan anak-anak
untuk berkunjung atau silaturahmi,
19. Ketika libur... ajaklah keluarga untuk pergi ke
Majlis Ta'lim,
20. Seorang ibu memanfaatkan waktu untuk
mendidik anak anaknya ilmu agama dengan
sebik baiknya,
21. Seorang ayah memanfaatkan waktunya
mencari nafkah untuk keluarga yang halal dan
toyyib,
22. Seorang anak harus banyak belajar dan
membaca, dan tidak banyak main main,
23. Seorang anak harus bisa mengatur waktu
dengan sebaik-baiknya untuk belajar,
24. Seorang istri/ibu memanfaatkan waktu
luangnya untuk pergi ke pengajian,
25. Seorang suami meluangkan waktu untuk
membaca atau menulis hal hal yang baik dan
bermanfaat,
26. Seorang suami dan istri meluangkan waktu
apakah minguan atau bulanan untuk kegiatan
sosial... seperti pergi ke panti asuhan yatim
piatu, atau kegiatan sosial lainnya,,,,

406
Ayat-ayat dan hadits berikut ini akan
menjelaskan tentang keutamaan waktu dalam
al-qur'an agar seorang Muslim dapat
memanfaatkan dengan sebaik baiknya :

1. Allah bersumpah dengan waktu fajar, karena


waktu fajar memiliki keutamaan besar yaitu
shalat sunah fajar :
Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-
Fajar (89) ayat 1, juz 30.



1. Demi fajar,

2. Allah swt bersumpah dengan waktu duha,


karena pada waktu duha kita dianjurkan untuk
melaksanakan shalat sunah duha,
Sebagaimana dijelaskan dalam surah
duha (93) ayat 1-, juz 30.

 
1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

3. Allah bersumpah demi waktu siang, jadi di


waktu siang bagaimana kita bisa menjaga
shalat duhur dengan sebaik-baiknya dengan
berjamaah,

407
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Asy
syams (91) ayat 3, juz 30

 
 
3. Dan siang apabila menampakkannya,

Dalam ayat yang lain juga dijelaskan di


surat Al-lail (92) ayat 2, juz 30,

 
 
2. Dan siang apabila terang benderang,

4. Allah bersumpah demi waktu ashar karena


waktu ashar perintah mengerjakan shalat
ashar,
sebagaimana manadijelaskan dalam surat
Al-ashr (103) ayat 1, juz 30.

 
1. Demi masa.

Dalam ayat lain shalat Ashar disebut


dengan shalat Wusta, oleh karena itu
hendaknya kita menjaga shalat wusto,
sebagaimana dijelaskan dalam surat albaqarah
(2) ayat 238, juz 2, berikut ini

 


408


 
 
238. Peliharalah semua shalat(mu), dan
(peliharalah) shalat wusthaa77. Berdirilah untuk
Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.

5. Allah bersumpah dengan waktu malam, karena


kemuliaan waktu malam adlah adanya shalat
malam,
Sebagaimana dijelaskan dalam surah
surat Al-lail (92) ayat 1, juz 30.

 
 
1. Demi malam apabila menutupi (cahaya
siang),

Faadilah shalat malam yang pertama


yaitu akan mengangkat derajat kita dunia

77
Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-
tengah dan yang paling utama. ada yang
berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan
shalat wusthaa ialah shalat Ashar. menurut
kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan
agar semua shalat itu dikerjakan dengan
sebaik-baiknya,

409
kahirat, sebagaimana dijelaskan dalam surat
Al-israa (17) ayat 79, juz 15.

 
 
 
 
 
 

79. Dan pada sebahagian malam hari
bersembahyang tahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-
mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang Terpuji.

Fadilah shalat malam yang kedua yaitu


akan diampunakan dosa-dosa kita jika kita
lakukan karena iman dan mengharap pahala
Allah swt, sebagaimana dijelaskan dalam
hadits berikut ini :

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن صام رمضان وقامهُ ِإيماناا‬
‫غ ِفر لهُ ما تقدَّم ِم ْن ذ ْن ِب ِه‬
ُ ‫احتِساباا‬
ْ ‫و‬
Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Barangsiapa yang telah
berpuasa di bulan Rumadhan dan shalat malam

410
karena iman dan mengharap pahala, maka
dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.
Muttafaq alaih,

HAL-HAL YANG HARUS KITA KETAHUI


TENTANG WAKTU BAGIAN SATU

A. Satu tahun ada dua belas bulan, dari dua belas


bulan ada empat bulan yang di hormati,
Sebagimana dijelaskan dalam surat At-
taubah (9) ayat 36, juz 10.

 
 
 
  
  




  
 
  
 
 


 

411
 

  
 
36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi
Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan
Allah di waktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya empat bulan haram78.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka
janganlah kamu Menganiaya diri79kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum
musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan
ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-
orang yang bertakwa.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist


berikut ini tentang empat bulan yang di
hormati adalah :

78
Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram
(bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan
Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.

79
Maksudnya janganlah kamu Menganiaya
dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang
dilarang, seperti melanggar kehormatan
bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

412
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم‬ َّ ‫ي صلَّى‬ َّ ِ‫ع ْن أ ِبي ب ْكرة أ َّن النَّب‬
‫الزمان ق ْد ا ْستدار‬ َّ ‫خطب ِفي ح َّج ِت ِه فقال ِإ َّن‬
‫ت و ْاْل ْرض‬ ِ ‫سموا‬ َّ ‫كهيْئتِ ِه ي ْوم خلق‬
َّ ‫َّللاُ ال‬
‫ث‬ ٌ ‫سنةُ اثْنا عشر ش ْه ارا ِم ْنها أ ْربعةٌ ُح ُر ٌم ثَل‬ َّ ‫ال‬
‫ات ذُو ْال ِق ْعدةِ وذُو ْال ِح َّج ِة و ْال ُمح َّر ُم‬ ٌ ‫ُمتوا ِلي‬
‫ب ُمضر الَّذِي بيْن ُجمادى وش ْعبان‬ ُ ‫ورج‬
Dari Abu Bakrah, Nabi SAW berkhutbah pada
hajinya, dan berkata, waktu itu berputar
seperti bentuknya pada waktu Allah
menciptakan langit dan bumi, satu tahun dua
belas bulan, di antara bulan itu ada empat
bulan haram, tiga bulan berturut-turut,
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram dan
Rajab yang berada di antara dua bulan Jumadil
(Ula dan Tsaniyah) dan Sya'ban, (Shahih:
Muttafaq Alaih),

B. Waktu melaksanakan ibadah puasa yaitu pada


bulan puasa, bulan ke sembilan,
Sebagaimana perintah puasa bagi orang-
orang yang beriman, berikut ini :



 


  
413
 
 
 
183. Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa,

C. Waktu-waktu shalat sudah ditentukan, oleh


karena itu seorang Mukmin hendaknya
menjaga waktu shalat dengan sebaik baiknya,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
nisa (4) ayat 103, juz 5,

 
 


 
103. ..... Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.

D. Bulan Syawal, Dzulkoidah, Dzulhijah adalah


waktu untuk melaksanakan ibadah haji,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
baqarah (2) ayat 197, juz 2,

414


 
197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumi80,

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-


Baqarah (2) ayat 189, juz 2,

 
  
 

 
189. Mereka bertanya kepadamu tentang bulan
sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi
ibadat) haji;....

E. Waktu panen adalah waktu untuk


mengeluwarkan zakat atau sedekah,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
An'am (6) ayat 141, juz 8,

 
 

80
Ialah bulan Syawal, Zulkaidah dan
Zulhijjah,

415











 
 
 

 
  
  
  


141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-
kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman
yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
dan tidak sama (rasanya). makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan

416
kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan,

HAL-HAL YANG KITA KETAHUI TENTANG


WAKTU BAGIAN KEDUA

A. Satu hari di sisi Allah swt jika dihitung oleh


manusia adalah 1000 tahun,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
hajj (22) ayat 47, juz 17.

  


 
 
 
47. .... Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu
adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.

Dalam ayat yang lain sebagaimana


dijelaskan dalam surat As-sajadah (32) ayat 5,
juz 21,

ِ ‫سما َٰٓ ِء إِلى ۡٱْل ۡر‬


ُ ‫ض ث ُ َّم يعۡ ُر‬
‫ج‬ َّ ‫يُدبِ ُر ۡٱْلمۡ ر ِمن ٱل‬
٥ ‫ار َٰٓهۥُ أ ۡلف سنة ِم َّما تعُدُّون‬ُ ‫ِإل ۡي ِه فِي ي ۡوم كان ِم ۡقد‬
5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu

417
B. Manusia tinggal di dunia sehari bahkan
setengah hari, jadi begitu singkat manusia
hidup di alam dunia ini, oleh karena itu
manusia seyogyanya mempersiapkan amal
yang baik untuk kehidupan yang sebenarnya
yaitu di akhirat kelak,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Mu'minun (23) ayat 112-113, juz 18.

  


  
 
 
  
 


112. Allah bertanya: "Berapa tahunkah
lamanya kamu tinggal di bumi?"

113. Mereka menjawab: "Kami tinggal (di


bumi) sehari atau setengah hari, Maka
Tanyakanlah kepada orang-orang yang
menghitung."

C. Manusia hidup didunia hanya sesaat di siang


hari seperti orang yang sedang berkenalan,

418
jadi sangat singkat kita hidup didunia, oleh
karena itu kita harus banyak berbekal,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Yunus (10) ayat 45, juz 11,


 
 
  


  
 

 
 
 
45. Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu
itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka
merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak
pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di
siang hari, (di waktu itu) mereka saling
berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang
yang mendustakan Pertemuan mereka dengan
Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk

D. Saat hari kiamat terjadi, bahwasannya


manusia hidup di dunia hanya sehari,

419
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Thaahaa (20) ayat 102-104, juz 16.

  


 


 


 
 
  
 
 
 
 
 
 
102. (Yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup
sangkakala81 dan Kami akan mengumpulkan
pada hari itu orang-orang yang berdosa
dengan muka yang biru muram;

81
Maksudnya: tiupan sangkakala yang kedua,
Yaitu tiupan untuk membangkitkan manusia
dari kuburnya atau menghidupkannya
kembali,

420
103. Mereka berbisik-bisik di antara mereka:
"Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan
hanyalah sepuluh (hari)"

104. Kami lebih mengetahui apa yang mereka


katakan, ketika berkata orang yang paling
Lurus jalannya82 di antara mereka: "Kamu
tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah
sehari saja".

E. Ketika waktu ajal sampai kepada manusia


maka tidak bisa dimajukan maupun
dimundurkan,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
munafiqun (63) ayat 11, juz 28.

  


 
  
 
 

11. Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila
telah datang waktu kematiannya. dan Allah
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan,

82
Yang dimaksud dengan Lurus jalannya,
ialah orang yang agak Lurus pikirannya atau
amalannya diantara orang-orang yang
berdosa itu.

421
F. Keutamaan hari jum'at adalah penghapus dosa
selama tidak melakukan dosa besar,
Sebagaimana hadits yang dijelaskan
berikut ini :

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة أ َّن ر‬
‫وسلَّم قال ْال ُج ُمعةُ ِإلى ْال ُج ُمع ِة كفَّارة ُ ما‬
‫بيْن ُهما ما ل ْم ت ُ ْغش ْالكبا ِئ ُر‬
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Dari hari Jum 'at ke Jum'at
selanjutnya merupakan penghapusan dosa di
antara keduanya, selama tidak melakukan
dosa besar, (Shahih: Muslim, Sunan Abu
Dawud),

G. Keutamaan shalat hari Jum'at dalam al-qur'an


dan hadits,
Keutamaan shalat jumat yang pertama
adalah apabila sudah dikumandangkan azan
maka segera itu lebih baik dari pada mnegurus
dunia (perniagaan), Sebagaimana dijelaskan
dalam surat Al-jum'ah (62) ayat 9, juz 28.



 
 

422
 


  

 
 
  
 
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli83, yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,

Keutamaan waktu shalat jum'at yang


kedua yaitu jika ia menyempurnakan
wudhunya dan pergi shalat jumat, maka Allah
swt akan mengampuni dosanya, Sebagaimana
dijelaskan dalam hadits berikut ini :

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أبِي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫ضوء ث ُ َّم‬ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن توضَّأ فأ ْحسن ْال ُو‬
83
Maksudnya: apabila imam telah naik
mimbar dan Muadzin telah azan di hari
Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera
memenuhi panggilan Muadzin itu dan
meninggalkan semua pekerjaannya,

423
‫غ ِفر لهُ ما بيْن‬ ُ ‫أتى ْال ُج ُمعة فا ْستمع وأ ْنصت‬
....... ‫ْال ُج ُمع ِة ِإلى ْال ُج ُمع ِة و ِزيادة ثَلث ِة أي ٍَّّام‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu
dan memperbaiki wudhunya, kemudian pergi
Jum'at, lalu mendengarkan dan
memperhatikan (Khutbah), maka diampuni
dosa-dosanya hingga Jum 'at berikutnya,
ditambah tiga hari , …… (Shahih: HR. Muslim),

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Allah swt bersumpah demi waktu atau masa,


artinya waktu adalah sesuatu yang sangat
berharga,... seorang Muslim harus bisa
mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, jika
tidak maka ia akan merugi....., Allah swt
berfirman dalam surat Al-ashr (103) ayat 1-3,
juz 30;

 
 
   






424

 
1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar


dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan


mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.

2. Seorang yang mengatur waktu dengan sebai-


baiknya maka akan menjadi orang yang
disiplin, karena sikap disiplin akan menjadi
karakter yang baik,
3. Seorang yang yang mengatur waktunya
dengan sebaik-baiknya, maka akan menjadi
karakter yang baik pula dimana-pun ia berada,
4. Jangan lewatkan waktu muda untuk belajar
dengan sebaik baiknya, jika tidak.. maka akan
menyesal di waktu tua,
5. Bagi para pemuda.... masa muda
manfaatkanlah untuk menggali potensi diri,
agar bermanfaat bagi ummat,

425
29. MEMBESUK DAN MENDO'AKAN SERTA
MENGHIBUR ORANG YANG SEDANG
SAKIT,

Bagi seorang Muslim menjenguk orang sakit


adalah amalan yang sangat mulia, karena orang
yang sakit membutuhkan do'a-do'a kita dan suport
serta motifasi, karena dengan demikian maka bisa
jadi akan meringankan beban sakit yang ia derita,
bahkan akan menjadi obat baginya, kemudian yang
kedua saat kita mendo'akan mereka maka kita
dianjurkan untuk menasehati agar ia bisa bersabar
dengan ujian sakitnya, berikut ini kita akan jelaskan
hal hal yang harus kita ketahui bagi pengunjung
maupun bagi yang sakit :

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI SAAT


BERKUNJUNG KEPADA ORANG YANG SEDANG
SAKIT :

a. Saat berkunjung hendaknya jangan ribut


karena dikhawatirkan akan mengganggu
istirahatnya,
b. Hendaknya pengunjung jangan mengajak
berbicara terlalu banyak, sekedar menayakan

426
"Bagaimana kabarnya"?, atau hanya
memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan,
c. Hendaknya kita bisa membantu agar bisa
meringankan bebannya yaitu untuk membeli
obat atau untuk biaya berobat di Rumah Sakit,
d. Hendaknya memberi nasihat agar sabar dan
tabah dalam menghadapi ujian sakitnya,
e. Hendaknya pengunjung bersikap sopan dan
ramah saat berkunjung,
f. Hendaknya pengunjung menghindari kata kata
yang dapat menyinggung perasaan bagi yang
sakit, seperti kalimat "sakit ini karena azab dari
ALLAH", tetapi hendaknya ia berkata "Bersabar
ya semoga Allah segera menyembuhkannya",

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH YANG


SEDANG SAKIT :

a. Hendakanya ia ridho dengan sakit yang


menimpa dirinya,
b. Hendaknya ia berprasangka baik kepada Allah
swt,
c. Ia harus menyakini bahwasannya Allah swt
tidak membebani seseorang diluar batas
kemampuannya artinya ujian sakit yang

427
menimpa dirinya pasti sudah diukur oleh Allah
swt dan dipastikan ia mampu menghadapinya,
d. ia harus yakin ujian sakit yang menimpanya
bahwasannya Allah swt sedang mengampuni
dosa-dosanya,
e. Hendaknya ia bersabar,
f. Hendaknya ia memperbanyk do'a,
g. Hendaknya ia memperbanyak zikir,
h. Hendaknya ia membaca ayat-ayat al-qur'an
semampu-nya atau sebisa-nya seperti ayat
ayat pendek atau surat-surat pendek, karena
kita yakin al-qur'an adalah obat, penawar,
penyembuh bagi berbagai macam penyakit.
[Qs. Yunus (10) ayat 57, juz 11],
i. Jika ada madu maka bisa meminum madu
karena madu adalah obat juga (baca QS. An-
nahl (16) ayat 69, juz 14);
j. Hendakanya ia banyak beristirahat dan tidak
banyak bergerak,
k. Hendaknya ia tetap mengerjakan shalat
walaupun wudhunya dengan tayamum,
l. Hendaknya berobat dengan obat yang Syar'i,
halal dan baik,

428
m. Jika ada yang berkunjungnya dan mendo'akan
hendaknya kita ucapkan terima kasih semoga
dibalas Allah swt, ,
n. Bagi keluarga yang menjaganya hendakanya
tetap menjaga shalatnya dengan baik dan
selalau mendo'akannya,
o. Bagi keluarganya hendaknya membantu dan
membimbing saudaranya yang sakit dalam hal
shalatnya,
p. Jika penyakitnya telah sembuh, maka
hendaknya ia bersyukur kepada Allah swt, dan
berterima kasih kepada yang telah menjaganya
selama ia sakit,

Ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini akan


menjelaskan tentang keutamaan mendo'akan dan
menjenguk orang yang sedang sakit :

1. Contoh Rasulullah selalu Membesuk orang yang


sedang sakit,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
riwayatkan imam Bukhori Muslim :

ِ ُ ‫ت ل َّما أ‬
‫صيب س ْعد ُ ْب ُن ُمعا ٍّذ‬ ْ ‫ع ْن عائِشة قال‬
‫ق رماهُ ر ُج ٌل فِي ْاْل ْكح ِل فضرب‬ ِ ‫ي ْوم ْالخ ْند‬
429
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم خيْمةا‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫عل ْي ِه ر‬
ٍّ ‫ِفي ْالم ْس ِج ِد ِليعُودهُ ِم ْن ق ِري‬
‫ب‬
Dari Aisyah, ia berkata: Ketika Sa'ad bin Muadz
terluka akibat lemparan (tombak) yang
melukai tangannya dalam Perang Khandak,
Nabi SAW membuatkan tenda di dekat masjid
untuknya agar beliau dapat membesuknya dari
dekat. (Shahih: Muttafaq 'Alaih);

2. Anjuran mendo'akan orang yang sedang sakit,


maka Allah swt akan menyembuhkan
penyakitnya,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut ini :

َّ ‫َّاس ع ْن النَّ ِبي ِ صلَّى‬


‫َّللاُ عل ْي ِه‬ ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬
ُ‫ض ْر أجلُه‬ ‫وسلَّم قال م ْن عاد م ِري ا‬
ُ ‫ضا ل ْم ي ْح‬
َّ‫َّللا ْالع ِظيم رب‬
َّ ‫فقال ِع ْندهُ سبْع ِمر ٍّار أ ْسأ ُل‬
َّ ُ‫ْالع ْر ِش ْالع ِظ ِيم أ ْن ي ْش ِفيك ِإ ََّل عافاه‬
‫َّللاُ ِم ْن‬
‫ض‬ ِ ‫ذ ِلك ْالمر‬
Dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Siapa yang membesuk orang sakit
selama ajalnya belum tiba, lalu ia membacakan
doa untuk si sakit sebanyak tujuh kali, 'Aku
memohon kepada Allah Dzat yang Agung,
Tuhan yang memiliki Arasy yang agung;

430
supaya Dia memberikan kesembuhan
kepadamu', maka Allah akan memberikan
kesehatan dari sakitnya." [Shahih HR. Sunan
Abu Dawud];

HAL-HAL YANG HARUS KITA KETAHUI


TENTANG UJIAN ATAU MUSIBAH PENYAKIT:

1. Musibah yang terjadi pada diri seseorang


seperti penyakit adalah sudah tertulis di dalam
kita lauhul mahfuz,
Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-
hadid (57) ayat 22-23, juz 27,

  


 
  
  
   
  
  
 
 
  
 
  
  
  

431
22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah,

23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya


kamu jangan berduka cita terhadap apa yang
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira84 terhadap apa yang diberikan-
Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai
Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri,

2. Dengan musibah yang menimpa diri seseorang


maka Allah swt akan mengampuni dosa-
dosanya,
Sebagaiamana dijelaskan dalam surat
Asy-syuraa (42) ayat 30, juz 25,

 
 
 

84
Yang dimaksud dengan terlalu gembira:
ialah gembira yang melampaui batas yang
menyebabkan kesombongan, ketakaburan
dan lupa kepada Allah.

432
 
 
30. Dan apa saja musibah yang menimpa
kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu),

DO'A-DO'A QUR'ANI AGAR DISEMBUHKAN


DARI PENYAKIT YANG DIBACA OLEH PARA
NABI:

1. Dijelaskan dalam Surat Al-anbiya (21) ayat 83,


juz 17.
 
 

 
83. .... "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah
Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
Penyayang",

2. Dijelaskan dalam Surat Asy-syuaraa (26) ayat


80, juz 19.
  
 
80. Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan Aku,

3. Dijelaskan dalam Surat Al-baqarah (2) ayat


286, juz 3,

433
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
  
  
  
   
  
 
 
 
 



286. Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

434
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka
berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
hukum Kami jika Kami lupa atau Kami
tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-
orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa
yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami,
Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang
kafir."

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Muslim yang baik adalah Muslim yang menjaga


silaturahmi dan persaudaraan sesama, jika
melihat saudarnaya sakit maka ia berkunjung
atau mendo'akannya,
2. Kepedulian seorang Muslim adalah saat Muslim
lainnya sedang terkena musibah,
3. Kunjungan dan do'a kepada orang yang
terkena musibah sakit maka secara tidak
langsung akan meringankan beban sakitnya,
4. Seorang Mukmin yang mendapat ujian dari
Allah swt maka sebagai penyempurna

435
keimanannya, Allah Swt Berfirman dalam surat
Al-ankabut (29) ayat 2-3, juz 20.

 
 
 
  
 
 
 
 
 



 
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. Dan Sesungguhnya Kami telah menguji


orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.

5. Bagi yang mendapat ujian penyakit apabila ia


bersabar maka akan mendapatkan pahala yang

436
sangat besar, sebagaimana diejlaskan dalam
surat Al-baqarah (2) ayat 155-157, juz 2.


 


 


 


 
 
 
  
 
 
 
 
 
 


155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-

437
buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.

156. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa


musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji'uun"85,

157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan


yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka
dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk,

6. Bagi yang sedang sakit maka jadikanlah sabar


dan shalat sebagai jalan mohon pertolongan
kepada Allah swt, sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al-baqarah (2) ayat 45, juz 1,



 

  

85
Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik
Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.
kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa
(pernyataan kembali kepada Allah),
Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa
marabahaya baik besar maupun kecil,

438
 
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu',

7. Yakinlah Allah swt tidak membebani seseorang


di luar batas kemampuannya, bahwasannya
orang yang sedang sakit insya allah ia mempu
menghadapinya, sebagaimana dijelaskan
dalam surat Al-mu'minun (23) ayat 62, juz 18.

 
 
 
 

 
  

62. Kami tiada membebani seseorang
melainkan menurut kesanggupannya, dan pada
sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan
kebenaran86, dan mereka tidak dianiaya.

86
Maksudnya: kitab tempat malaikat-
malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan
seseorang, biarpun buruk atau baik, yang
akan dibacakan di hari kiamat (Lihat surat Al-
Jatsiyah ayat 29),

439
8. Apabila seseorang ditimpa sakit yang amat
parah maka tidak boleh mengharapkan
kematian, akan tetapi ia berdo'a sebagaimana
diajarkan oleh Rasulullah berikut ini :

‫َّللاِ صلَّى‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع ْن أن ِس ب ِْن مالِكٍّ قال قال ر‬


ِ ‫عو َّن أحدُ ُك ْم ِب ْالم ْو‬
‫ت‬ ُ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم َل ي ْد‬َّ
‫ض ٍّر نزل ِب ِه ول ِك ْن ِليقُ ْل اللَّ ُه َّم أ ْح ِي ِني ما‬ ُ ‫ِل‬
‫ت‬ْ ‫ت ْالحياة ُ خي اْرا ِلي وتوفَّنِي إِذا كان‬ ْ ‫كان‬
‫ْالوفاة ُ خي اْرا ِلي‬
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda, "Janganlah sekali-kali di antara
kalian meminta mati karena madharat yang
dialaminya, tetapi ucapkanlah, 'Ya Allah,
hidupkanlah aku jika hidup ini lebih baik
untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu
lebih baik untukku, (Shahih: Bukhari);
30. AKHLAK ISTRI TERHADAP SUAMI

Suami adalah pemimpin keluarga maka dari itu


ia memiliki tugas yang berat untuk membimbing istri
dan dan anak-anaknya agar menjadi keluarga
sakinah mawadah warahmah, oleh karena itu

440
seorang istri harus mendukung suaminya, dan juga
seorang istri harus menyenangkan dan
membahagiakan hati suaminya,
Seorang suami akan merasa senang sekali jika
melihat akhlak istrinya baik kepadanya walaupun
istrinya tidak terlalu cantik, tetapi dengan akhlaknya
yang baik maka rupanya-pun insya Allah akan ikut
menjadi cantik, tetapi sebaliknya jika akhlak seorang
istri tidak baik, walaupun istrinya cantik maka bisa
berubah menjadi jelek karena akibat dari akhlak
yang tidak baik sehingga raut wajahnya-pun
mengikuti tidak enak dipandang oleh suami (Menjadi
Jelek),

BERIKUT INI BEBERAPA AKHLAK ISTRI


TERHADAP SUAMI AGAR MENJADI ISTRI YANG
SOLEHAH:

1. Istri harus selalu bertaqwa kepada Allah swt,


2. Seorang Istri harus berusaha menjadi istri
yang baik dan sholehah,
3. Seorang istri hendaknya tawadhu dan
berpakaian yang islami,
4. Seorang istri harus selalu mendo'akan
suaminya saat ia bekerja agar selamat dalam
pekerjaannya,

441
5. Saat suami akan pergi keluar atau mau
berangkat kerja maka seorang istri mengantar
sampai di depan rumah,
6. Apabila suami setelah pulang kerja atau dari
luar, maka istri dianjurkan untuk menyambut
suami didepan pintu dengan penampilan yang
menarik,
7. Untuk mencairkan suasana setelah pulang
kerja atau dari luar, maka istri dianjurkan
untuk memijat dengan pijatan ringan, sambil
bertanya kepada suami "Gimana tadi
pekerjaannya pa?, setelah suami menjawab,
maka istri pun menjawab pula dengan kalimat
"Semoga Allah selalu memberi kelancaran ya
pa", dengan seperti ini maka suami istri akan
terjalin komunikasi dengan baik,
8. Seorang istri hendaknya menyiapkan
perlengkapan mandi dan pakaian ganti apabila
suami seteleh pulang dari luar atau dari
pekerjaan, dengan seperti ini pasti suami akan
senang dan bahagia,
9. Seorang istri dianjurkan untuk selalu
mengingatkan shalat suaminya, apabila ia lalai
atau lupa,
10. Istri disunahkan selalu berhias di depan suami,

442
11. Saat suami sakit hendaknya istri merawat dan
melayani-nya dengan sebaik-baiknya,
12. Seorang istri jika punya masalah rumah tangga
maka hendaknya ia komunikasikan atau di-
sharing-kan dengan suami, tidak boleh di
pendam apalagi disampaikan dengan orang
lain,
13. Istri harus menjaga rumah dan harta suami,
14. Istri selalu ikhlas dan ridha dengan apa yang
selalu diberi suami,
15. Seorang istri dianjurkan memasakan makanan
kesukaan suami,
16. Seorang istri harus bersabar jika suami dalam
keadaan tidak punya uang,
17. Istri harus menjaga dan menyayangi anak-
anak suami (anak tiri),
18. Seorang istri dianjurkan izin suami jika aka ada
keperluan keluwar,
19. Seorang istri dianjurkan segera memenuhi jika
diajak oleh sumainya tidur atau ingin
melakukan hubungan,
20. Seoroang istri hendaknya selalu berpenampilan
cantik agar enak dipandang oleh suami,
21. Seorang Istri agar membantu dan mendukung
kegiatan atau karir suami,

443
22. Seorang istri dianjurkan merapikan dan
menyertika pakaian suami, agar suami
kelihatan rapi, bersih, segar dan tampan
dihadapan istri, apalagi saat suami akan
menyampaikan suatu presentarasi di forum
publik sebagai narasumber, maka seorang istri
harus memperhatikan penampilan suaminya,
jangan sampai suami kelihatan berantakan
atau tidak rapi pakaian dan penampilannya,
23. Seorang istri harus selalu membersihkan
rumah agar rapi dan segar… agar suami juga
betah ketika pulang ke rumah,
24. Seorang istri juga dianjurkan untuk sungguh
sungguh belajar ilmu agama, seperti rajin pergi
ke Majlis Ta'lim, dll

HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN


OLEH SEORANG ISTRI,

1. Seorang istri tidak boleh sombong kepada


suami sekalipun jabatan karir istri di luar lebih
tinggi,
2. Seorang istri tidak boleh menghina suami-nya
apabila ia memiliki kekurangan dalam fisiknya,

444
3. Seorang istri tidak boleh melarang suami-nya
memberi infaq atau sedekah kepada orang
tuanya,
4. Seorang istri tidak boleh memarahi suaminya,
karena akan menyakiti hati-nya,
5. Seorang istri tidak boleh membuka auratnya
didepan lelaki yang bukan mahromnya,
6. Seorang istri tidak boleh memasukan laki-laki
lain ke rumahnya tanpa seizin suami-nya,
7. Seorang istri tidak boleh mencela keluarga
suaminya,
8. Seorang istri tidak boleh membiarkan rumah
dalam keadaan kotor maupun berantakan,
karena itu akan membuat suami tidak betah
dirumah, apalagi saat suami pulang dari kerja
atau dari luar,
9. Seorang istri tidak boleh membuka aib
suaminya di forum umum atau orang lain,
10. Seorang istri tidak boleh berkata kasar atau
kotor kepada suaminya,
11. Seorang istri tidak boleh menolak jika
suaminya mengajak tidur atau berhubungan,
12. Seorang istri tidak boleh cuek (tidak perhatian)
dengan suaminya,

445
13. Seorang Istri tidak boleh membiarkan (tidak
perhatian) saat suaminya sakit, prilaku seperti
ini sangat menyakitkan hati suami, karena
banyak kejadian di tengah masyarakat ada
seorang istri tega tidak merawat suaminya saat
suaminya sakit ia hanya mementingakan diri
sendiri, naudzubilah minzalik
14. Seorang istri tidak boleh banyak berkumpul
dengan teman-temannya yang suka menggosip
atau bergunjing, karena ini banyak terjadi
maka wajib dihindari,
15. Seorang istri tidak boleh terbiasa terlambat
dalam urusan makan suaminya, seperti untuk
menyiapkan sarapan pagi atau makan malam,
karena tidak patut kalo suami selalu makan
diluar,
16. Seorang istri tidak boleh bersikap boros karena
pemboros adalah temannya syaitan,
17. Seorang istri tidak boleh hidup royal atau
Gelamor, apalagi jika penghasilan suami kecil
dan tidak mencukupi keluarga,
PENJELASAN SECARA UMUM

Ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini Akan


menjelaskan tentang akhlak istri terhadap suami:

446
1. Suami adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh sebab itu seorang istri harus siap di
bimbing, diarahkan, dibina oleh suaminya agar
menjadi wanita yang sholehah,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
nisa (4) ayat 34, juz 5.


 

  
 
 
 
.  

34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi


kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka ....,

2. Seorang istri yang sholehah adalah yang taat


kepada Allah swt dan menjaga dirinya saat
suaminya tidak ada di rumah,
Sebagimana dijelaskan dalam surat An-
nisa (4) ayat 34, juz 5,

447
 ......


 
  
34, .... Sebab itu Maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri87 ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka)88,,,

3. Seorang istri harus taat kepada suaminya


selama ia mengajak ketaatan kepada Allah
swt, maka istri-pun wajib taat kepadanya,
karena ini menjadi hak seorang suami, bahkan
rasulullah bersabda seandainya manusia itu
boleh bersujud kepada manusia lain, maka
beliau menyuruh kepada para istri untuk
bersujud kepada suaminya, tetapi ini hanya
suatu perumpamaan saja tetapi sesungguhnya
istri tidak boleh sujud dengan suaminya, ia

87
Maksudnya: tidak Berlaku curang serta
memelihara rahasia dan harta suaminya.
88
Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada
suami untuk mempergauli isterinya dengan
baik.

448
hanya bersujud kepada ALLAH SWT, bukan
kepada manusia,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut ini:

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫ع ْن عائِشة أ َّن ر‬
‫وسلَّم قال ل ْو أم ْرتُ أحداا أ ْن ي ْس ُجد ِْلح ٍّد‬
....‫ْلم ْرتُ ْالم ْرأة أ ْن ت ْس ُجد ِلز ْو ِجها‬
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah SAW
pernah bersabda, "Kalau saja aku (boleh)
memerintahkan seseorang bersujud kepada
orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk
bersujud kepada suaminya..., (Shahih: Shahih
Abu Daud, Ibnu Majah),

4. Seorang istri jika akan berpuasa sunah maka ia


harus seizin suami-nya karena dikhawatirkan
suami ingin mengajak berhubungan, dan ini
menjadi hak suami-nya,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
riwayat imam Bukhori dan Muslim berikut ini:

َّ ‫ع ْن أبِي ُهريْرة ع ْن النَّبِي ِ صلَّى‬


‫َّللاُ عل ْي ِه‬
ٌ‫صو ُم ْالم ْرأة ُ وز ْو ُجها شا ِهد‬ ُ ‫وسلَّم قال َل ت‬
‫ي ْو اما ِم ْن غي ِْر ش ْه ِر رمضان ِإ ََّل ِبإ ِ ْذنِ ِه‬

449
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Seorang istri tidak boleh berpuasa
—sementara suaminya ada bersamanya— di
selain bulan Ramadhan, melainkan dengan izin
suaminya, [Shahih Abi Daud, Muttafaq 'Alaih],
5. Seorang istri hendaknya memperlakukan
suaminya dengan sebaik-baiknya, dan yang
kedua seorang istri tidak boleh mayakiti suami-
nya yang sholeh, jika ada ada seorang istri
yang menyakiti suami-nya, maka ada bidadari
syurga akan mendo'akan agar Allah
memerangi seorang istri yang jahat kepada
suami-nya yang shaleh,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Sunan Ibnu Majah;

‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن ُمعا ِذ ب ِْن جب ٍّل قال قال ر‬


‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم َل تُؤْ ذِي ْامرأة ٌ ز ْوجها إِ ََّل‬ َّ
ِ ‫ور ْال ِع‬
‫ين َل تُؤْ ذِي ِه قاتل ِك‬ ِ ‫ت ز ْوجتُهُ ِم ْن ْال ُح‬
ْ ‫قال‬
‫ارق ِك‬ ِ ‫َّللاُ فإِنَّما ُهو ِع ْند ِك د ِخي ٌل أ ْوشك أ ْن يُف‬َّ
‫ِإليْنا‬
Dari Muadz bin Jabal, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, 'Tidaklah seorang istri
menyakiti suaminya, kecuali istrinya dari
kalangan bidadari surga berkata, "Janganlah

450
engkau sakiti dia, semoga Allah memerangimu!
Dia di sisimu hanyalah seorang yang singgah
sesaat, untuk kemudian meninggalkanmu dan
segera menemui kami, (Shahih: Sunan Ibnu
Majah),

6. Hendaknya seorang suami dan istri jika hendak


berhungan intim maka disunahkan berdo'a,
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah,
maka jika keduanya dikaruniai seorang anak,
maka syaitan tidak bisa menggoda atau
syaitan tidak akan dapat mencelakakan anak
tersebut,
Dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau
bersabda;

‫ل ْو أ َّن أحد ُك ْم ِإذا أتى ْامرأتهُ قال اللَّ ُه َّم ج ِن ْب ِني‬


‫شيْطان ما رز ْقت ِني‬ َّ ‫شيْطان وج ِنبْ ال‬ َّ ‫ال‬
Kalau saja setiap orang dari kalian tatkala
mendatangi (berhubungan intim) istrinya
mengucapkan, "Ya Allah, jauhkanlah aku dari
syaitan, dan jauhkanlah syaitan dari apa yang
Engkau karuniakan kepadaku" Shahih:
(Shahih: Abu Daud, Al Bukhari);

AKHLAK TERPUJI BAGIAN KE EMPAT

451
31. MENAFKAHI KELUARGA DARI HASIL
USAHA YANG HALAL DAN BAIK

Seorang suami sebagai kepala keluarga


memiliki tugas berat yaitu mencari nafkah, tetapi
nafkah yang dimaksud disini adalah nafkah yang
halal dan baik, karena sesuap nasi yang dinafkahkan
seorang suami kepada istri dan anaknya maka
pahalanya sangat besar, sebaliknya jika nafkah yang
diberikan suami untuk keluarganya dari hasil yang
tidak halal maka dosanya-pun sangat besar, oleh
karena itu Islam menuntun kita agar terus pada
jalan yang benar dan diridhoi-Nya termasuklah saat
kita mencari nafkah, seorang suami jangan tergoda
dengan hal-hal yang dapat melawan Syariat,
contohnya; karena ingin cepat kaya maka ia
melakukan perbuatan-perbuatan yang instan seperti
mendapatkan uang dari hasil menipu, merampok,
korupsi, mengambil hak waris saudaranya,
mengambil harta anak yatim, mengurangi takaran
dan timbangan, atau perbuatan dosa lainnya, lalu
jika ia memberikan kepada keluarganya naudzubillah
maka ini suatu dosa yang sangat besar karena
menafkahi dari hasil yang haram, memang ini

452
sangat menggiurkan seseorang jika ia memiliki iman
yang lemah, Allah swt mengingatkan kita semua
agar berhati-hati dari hal yang demikian,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-maidah (5)
ayat 100, juz 7.

  

 
 
 
 

 
 
100. Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan
yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan."

Ayat diatas menjelaskan tentang kewaspadaan


sesuatu yang buruk bisa menarik hati kita, memang
memiliki uang dan harta yang banyak adalah idaman
setiap individu, tetapi jika tidak waspada justru
sesuatu yang buruk seperti menipu, atau korupsi
maka ini akan menarik hatinya, naudzubilah

453
minzalik, oleh karena itu setiap Muslim hendaknya
menahan diri dari sesuatu yang haram, jika
demikian maka Allah swt akan menolongnya,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini:

َّ ُ‫ف يُ ِعفَّه‬
....... ُ‫َّللا‬ ْ ‫ وم ْن ي ْست ْع ِف‬.....
Dari Abu Said Al-Khudri…,, Rasulullah bersabda
…………."Barangsiapa yang menahan diri dari
memakan makanan yang haram, niscaya Allah akan
menolongnya,,,,,,, (Muttafaq Alaih.),

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI SAAT KITA


MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA

1. Hindari hawa nafsu yang jelek (Nafsu


Ammarah), contohnya ngambil yang bukan
hak-nya,
2. Saat berdagang hindari dari ngurangi takaran
dan timbangan
3. Hindari dari prilaku pencurian atau rampok
atau begal,
4. Hindari dari prilaku penipuan,
5. Hindari dari prilaku korupsi,

454
6. Hindari dari prilaku membuat data fiktif..
karena ini penipuan,
7. Hindari dari memakan harta anak yatim
8. Hindari dari memakan harta hak warisan
saudaranya,
9. Hindari dari mengambil hasil kebun atau sawah
atau tanah orang lain,
10. Hindari dari menjual barang-barang yang
haram seperti menjual minuman keras,
11. Hindari uang dari hasil bekerja di
pabrik/tempat minuman keras,
12. Hindari dari menjual narkoba,
13. Hindari dari bekerja di tempat prostitusi,
14. Hindari dari menjual hewan-hewan yang di
larang oleh syariat islam seperti babi, bangkai,
darah, dll,,,,
15. Hindari bekerja di tempat hiburan malam
karena dikhawatirkan terjerumus kepada
pergaulan bebas,
16. Hindari dari mengambil uang hasil judi, togel,
17. Hindari uang hasil riba,
18. Hindari uang hasil penjualan anjing karena ini
dilarang oleh Rasulullah,
19. Hindari uang hasil penggelapan,

455
HENDAKNYA MANUSIA MEMAKAN HANYA DARI
SUMBER YANG HALAL SAJA

1. Hendaknya kita memakan makanan yang


halal dan baik,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadit
berikut ini:
 
 
  
 
 
 

88. Dan makanlah makanan yang halal lagi
baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.

2. Hendaknya manusia memperhatikan


makanannya baik dari sumbernya maupun
aspek zatnya,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat
Abasa (80) ayat 24, juz 30, berikut ini:

 
 

24. Maka hendaklah manusia itu
memperhatikan makanannya.

456
3. Orang beriman hanya memakan yang
halal dan baik saja,
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
surat An-nahl (16) ayat 114, juz 14,

 
 
 

  
 
 
114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari
rezki yang telah diberikan Allah kepadamu;
dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
kepada-Nya saja menyembah.

4. ALLAH memerintahkan manusia agar


memakan makanan yang halal dan baik
saja,
Sebagaimana dijelaskan dalam al-qur'an
surat Al-baqarah (2) ayat 172, juz 2, berikut
ini:



 
  

 

457
  
 
172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah
di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.

MAKANAN ATAU SUMBER MAKANAN YANG


HARUS KITA HINDARI

1. Kegiatan jual beli hewan yang diharamkan


Allah maka hasilnya-pun ikut menjadi haram
pula, sebagai contoh jual beli babi, bangkai,
darah maka hasilnya haram dikarenakan zat
hewan tersebut haram, maka kegiatan jual
belinya-pun menjadi haram,
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur'an
dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 173, juz 2,

 


 

 
 
  

458
 
   
   
 
 
173. Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah89. tetapi
Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa
(memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang,

Ayat-ayat yang senada dengan ayat diatas


sebagai berikut:

Qs. Al-anam (6) ayat 145, juz 8.


Qs. An-nahl (16) ayat 115, juz 14.
Qs. Al-maidah (5) ayat 3, juz 6.
Qs. As-syuaraa (26) ayat 183-185, juz 19.

89
Haram juga menurut ayat ini daging yang
berasal dari sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

459
2. Kegiatan perjudian, atau jual beli khomer dan
arak adalah kegiatan yang diharamkan Allah
swt, dan hasilnya-pun menjadi haram,
Dijelaskan dalam al-qur'an bahwasannya
khomer, judi dan semua yang memabukan, ini
semua diharamkan baik meminumnya maupun
menjualnya, berikut dijelaskan dalam surat Al-
maidah (5) ayat 90-91, juz 7,




 



  



 
 
 
 


 

460

 
  
  
 

90. Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah90, adalah Termasuk perbuatan

90
Al Azlaam artinya: anak panah yang belum
pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai
bulu untuk menentukan Apakah mereka akan
melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak
panah yang belum pakai bulu, setelah ditulis
masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah,
jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak
ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah
tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila
mereka hendak melakukan sesuatu Maka
mereka meminta supaya juru kunci ka'bah
mengambil sebuah anak panah itu.
Terserahlah nanti Apakah mereka akan
melakukan atau tidak melakukan sesuatu,
sesuai dengan tulisan anak panah yang
diambil itu. kalau yang terambil anak panah

461
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan,

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud


hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu).
Kegiatan jual beli atau minuman yang
memabukan jika banyaknya haram maka yang
sedikitnya-pun juga haram, sebagaimana
dijelaskan pada hadits berikut ini:

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫عمر قال قال ر‬ َّ ‫ع ْن ع ْب ِد‬
ُ ‫َّللاِ ب ِْن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ُك ُّل ُم ْس ِك ٍّر حرا ٌم وما‬َّ ‫صلَّى‬
‫يرهُ فق ِليلُهُ حرا ٌم‬
ُ ‫أ ْسكر ك ِث‬
Dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Semua yang
memabukkan adalah haram, Dan sesuatu yang
keseluruhannya dapat memabukkan, maka
sedikitnya pun haram, (Shahih Sunan Ibnu
Majah),

yang tidak ada tulisannya, Maka undian


diulang sekali lagi,

462
3. Hasil (uang) dari pekerjaan yang dilakukan
dengan cara-cara yang bathil maka ini
diharamkan, seperti; korupsi, riba, mencuri dll
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
baqarah (2) ayat 188, juz 2.

 




 


 
 


 
188. Dan janganlah sebahagian kamu
memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu
mengetahui,

463
Ayat yang senada dengan yang diatas:

Qs, An-nisa (4) ayat 29, juz 4,


Qs, Al-maidah (5) ayat 38, juz 6,

4. Kegiatan bisnis atau perdagangan dengan cara


mengurangi takaran dan timbangan, maka ini
juga sangat diharamkan dalam Islam,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Muthoffifin (83) ayat 1-3, juz 30.



  
 

 
 
 
 
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang91,

91
Yang dimaksud dengan orang-orang yang
curang di sini ialah orang-orang yang curang
dalam menakar dan menimbang,

464
2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

3. Dan apabila mereka menakar atau


menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi,

Ayat-ayat yang senada dengan ayat diatas


sebagai berikut:

Qs. Al-an'am (6) ayat 152, juz


Qs. Hud (11) ayat 84-85, juz 11,
Qs. Al-israa (17) ayat 35, juz 15,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG


PAHALA MENAFKAHI KELUARGA

1. Hasil kerja dan usaha sendiri adalah lebih


baik untuk dinafkahkan kepada keluarga,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


berikiut ini:

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫ت قال ر‬ ْ ‫ع ْن عا ِئشة قال‬
‫الر ُج ُل ِم ْن‬
َّ ‫طيب ما أكل‬ ْ ‫عل ْي ِه وسلَّم إِ َّن أ‬
‫ك ْسبِ ِه و ِإ َّن ولدهُ ِم ْن ك ْسبِ ِه‬

465
Dari Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya hal terbaik yang
dimakan oleh seseorang adalah apa yang ia
dapat dari hasil usahanya sendiri, dan sungguh
anaknya adalah hasil usahanya, Shahih: (HR.
Ibnu Majah),

2. Orang yang menfkahi keluarganya maka


akan dinilai oleh Allah swt sebagai pahala
sedekah,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


berikut ini:

ُّ ‫ع ْن ْال ِم ْقد ِام ب ِْن م ْعدِيك ِرب‬


‫الزب ْيدِي ِ ع ْن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال ما كسب‬ َّ ‫َّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ر‬
‫طيب ِم ْن عم ِل ي ِد ِه وما أ ْنفق‬ ْ ‫الر ُج ُل ك ْسباا أ‬ َّ
‫الر ُج ُل على ن ْف ِس ِه وأ ْه ِل ِه وول ِد ِه وخاد ِِم ِه ف ُهو‬ َّ
ٌ‫صدقة‬
Dari Miqdam bin Ma'dikarib Az-Zubaidi, dari
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seseorang
mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada
yang ia dapat dari hasil usahanya sendiri. Dan
apa yang dinafkahkan oleh seseorang untuk
dirinya, keluarganya, anaknya, dan pelayannya

466
adalah (bernilai) sedekah, [Shahih: Shahih
Bukhori],

3. Harta/dinar yang terbaik adalah yang


dinafkahkan kepada keluarganya, dan
seseorang yang yang menafkahi
keluarganya maka Allah swt akan
memelihara dan memperkaya mereka,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


berikut ini:

‫حدَّثنا قُتيْبةُ حدَّثنا ح َّمادُ ب ُْن ز ْي ٍّد ع ْن أيُّوب‬


‫ع ْن أبِي قَِلبة ع ْن أبِي أ ْسماء ع ْن ث ْوبان أ َّن‬
‫ار‬ ِ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال أ ْفض ُل الدِين‬ َّ ‫ي صلَّى‬ َّ ‫النَّ ِب‬
ُ‫ار يُ ْن ِفقُه‬
ٌ ‫الر ُج ُل على ِعيا ِل ِه ودِين‬ َّ ُ‫ار يُ ْن ِفقُه‬ٌ ‫دِين‬
ُ‫ار يُ ْن ِفقُه‬ َّ ‫الر ُج ُل على دابَّتِ ِه فِي س ِبي ِل‬
ٌ ‫َّللاِ ودِين‬ َّ
‫َّللاِ قال أبُو‬ َّ ‫صحا ِب ِه ِفي س ِبي ِل‬ ْ ‫الر ُج ُل على أ‬ َّ
‫ي ر ُج ٍّل أعْظ ُم‬ ُّ ‫قَِلبة بدأ بِ ْال ِعيا ِل ث ُ َّم قال فأ‬
‫ار‬ ٍّ ‫صغ‬ ِ ُ‫أ ْج ارا ِم ْن ر ُج ٍّل يُ ْن ِف ُق على ِعيا ٍّل له‬
َّ ‫يُ ِعفُّ ُه ْم‬
َّ ‫َّللاُ ِب ِه ويُ ْغنِي ِه ْم‬
‫َّللاُ ِب ِه‬
Qutaibah menceritakan kepada kami, Hamad
bin Zaid menceritakan kepada kami, dari
Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Abu Asma', dari
Tsauban bahwa Nabi SAW bersabda, "Dinar

467
yang terbaik adalah dinar yang dinafkahkan
oleh seorang lelaki untuk keluarganya, dinar
yang dinfakankan oleh seorang lelaki untuk
kendaraannya dijalan Allah, dan dinar yang
dinafkahkan oleh seorang lelaki untuk sahabat-
sahabatnya dijalan Allah, Abu Qilabah berkata,
"Rasulullah mengawali dengan keluarga,
kemudian beliau bersabda, 'Lelaki manakah
yang lebih besar pahalanya daripada seorang
lelaki yang menafkahi keluarganya yang masih
kecil-kecil, dimana karenanya Allah akan
memelihara dan memperkaya mereka',
(Shahih: HR. Ibnu Majah, Muslim);

PENJELASAN SECARA UMUM

1. Seorang yang mencari nafkah agar bisa


berusaha menghindari Perkara-perkara
Syubhat yaitu perkara yang tidak jelas halal
haramnya,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut ini:

‫ِير يقُو ُل على ْال ِم ْنب ِر‬ ٍّ ‫س ِم ْعتُ النُّ ْعمان بْن بش‬
‫سول‬ ُ ‫صبع ْي ِه ِإلى أُذُن ْي ِه س ِم ْعتُ ر‬
ْ ِ ‫وأ ْهوى ِبإ‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم يقُو ُل ْالحَل ُل ب ِي ٌن‬
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ

468
‫ات َل ي ْعل ُمها‬ ٌ ‫و ْالحرا ُم ب ِي ٌن وبيْن ُهما ُم ْشت ِبه‬
‫ت ا ْستبْرأ‬ ِ ‫شبُها‬ُّ ‫اس فم ْن اتَّقى ال‬ ِ َّ‫ير ِم ْن الن‬
ٌ ‫ك ِث‬
‫ت وقع‬ ُّ ‫ض ِه وم ْن وقع فِي ال‬
ِ ‫شبُها‬ ِ ‫ِلدِينِ ِه و ِع ْر‬
‫الرا ِعي ح ْول ْال ِحمى يُو ِشكُ أ ْن‬ َّ ‫فِي ْالحر ِام ك‬
‫ي ْرتع فِي ِه أَل و ِإ َّن ِل ُك ِل ملِكٍّ ِحمى أَل وإِ َّن‬
‫ار ُمهُ أَل و ِإ َّن فِي ْالجس ِد ُمضْغةا‬ َّ ‫ِحمى‬
ِ ‫َّللاِ مح‬
‫ت فسد‬ ْ ‫ت صلُح ْالجسدُ ُكلُّهُ وإِذا فسد‬ ْ ‫ِإذا صلُح‬
‫ب‬ ُ ‫ْالجسدُ ُكلُّهُ أَل و ِهي ْالق ْل‬
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata saat berada
di atas mimbar sambil menujuk jemarinya ke
telinga, "Aku pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda, 'Sesuatu yang halal itu telah
jelas, dan sesuatu yang telah haram pun telah
jelas. Dan di antara keduanya terdapat sesuatu
yang Syubhat, yang kebanyakan orang tidak
mengetahuinya. Barangsiapa dapat menjaga
diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah
agama dan kehormatannya. Sedangkan orang
yang terjatuh pada sesuatu yang syubhat,
berarti ia telah terjatuh dalam hal yang haram.
Sebagaimana pengembala yang
menggembalakan binatang ternaknya di sekitar
daerah terlarang, maka mungkin sekali
binatangnya akan makan di daerah terlarang
tersebut. Ketahuilah bahwa setiap raja
mempunyai larangan, dan ketahuilah
sesungguhnya larangan Allah adalah apa-apa
yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah bahwa

469
di dalam tubuh ada segumpal darah, jika ia
baik maka akan baik pula seluruh tubuh, dan
jika ia rusak maka akan rusak pula seluruh
tubuh, ketahuilah bahwa segumpal darah itu
adalah hati, Shahih: Muttafaq 'Alaih,

2. Memberi nafkah kepada keluarga dengan hasil


usaha sendiri maka akan lebih baik dari pada
meminta-minta tanpa keperluan, karena orang
yang meminta-minta akan mencoreng muka
dirinya, bahkan pada hari kiamat akan datang
dengan muka tidak berdaging, sebagaimana
yang telah disebutkan dalam hadits,

3. Nafkah yang halal maka akan berdampak


positif tehadap prilaku dan akhlak keluarga,
karena sesuatu yang baik maka akan menjadi
baik, contohnya seperti berikut ini;
Istri akan taat kepada Allah swt,
Istri akan menjadi wanita sholehah,
Anak-anak kita akan rajin beribadah
dimanapun ia berada,
Anak kita akan menjadi anak yang sholeh,
Anak kita akan menjadi anak yang pintar,

470
4. Sebaliknya nafkah yang haram yang diberikan
kepada keluarga maka akan berdampak
negative (buruk), karena sesautu yang buruk
akan menjadi buruk pula, dan syaitan-pun
akan masuk lewat aliran darah; contoh dampak
dari sumber nafkah yang haram seperti berikut
ini :

Istri tidak taat kepada ALLAH SWT,


Istri akan malas beribadah, seperti malas
mengerjakan shalat, malas mengaji, dll
Anak akan malas beribadah, seperti malas
shalat, malas mengaji,
Istri akan membantah suami,
Anak akan membantah orang tua,
Anak akan malas belajar,
Anak akan sulit menerima ilmu,
Anak akan sulit diatur (Bandel),

5. Dampak postif makanan yang halal maka


membuat jiwa akan tenang, sebaliknya jika
mengkonsumsi sesuatu yang haram maka
jiwanya-pun tidak akan tenang,

471
32. BERLOMBA LOMBA DALAM MELAKUKAN
KEBAIKAN

Melakukan amal baik adalah satu kegiatan


yang dapat mengangkat derajat seorang Muslim baik
di dunia maupun di akhirat, seorang Muslim yang
baik adalah berusaha bagaimana seluruh ruas
tulang-nya setiap hari agar bisa beramal atau
bersedekah, sebagaimana dijelaskan hadits berikut
ini:

‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم قال‬ َّ ‫ع ْن أ ِبي ذ ٍّر ع ْن النَّبِي ِ صلَّى‬


ُ‫سَلمى ِم ْن اب ِْن آدم صدقةٌ ت ْس ِلي ُمه‬ ُ ‫ص ِب ُح على ُك ِل‬ ْ ُ‫ي‬
ٌ‫وف صدقة‬ ِ ‫على م ْن ل ِقي صدقةٌ وأ ْم ُرهُ بِ ْالم ْع ُر‬
‫ون ْهيُهُ ع ْن ْال ُم ْنك ِر صدقةٌ و ِإماطتُهُ ْاْلذى ع ْن‬
‫ئ ِم ْن‬ ُ ‫ق صدقةٌ وبُضْعةُ أ ْه ِل ِه صدقةٌ ويُ ْج ِز‬ َّ
ِ ‫الط ِري‬
َّ ‫سول‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ان ِم ْن الضُّحى قالُوا يا ر‬ ِ ‫ذ ِلك ُك ِل ِه ر ْكعت‬
‫ون لهُ صدقةٌ قال أرأيْت‬ ُ ‫ضي ش ْهوتهُ وت ُك‬ ِ ‫أحدُنا ي ْق‬
‫ل ْو وضعها فِي غي ِْر ِح ِلها أل ْم ي ُك ْن يأْث ُم‬
Dari Abu Dzar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Hendaklah masing-masing kamu setiap pagi
bersedekah untuk setiap ruas tulang-nya;

Mengucapkan salam kepada siapa yang


dijumpainya adalah sedekah,

472
Amar ma'rufnya adalah sedekah
Larangannya terhadap yang mungkar adalah
sedekah,
Menyingkirkan duri di jalan adalah sedekah
Dan berhubungan dangan istrinya juga
sedekah.
Sebagai ganti dari semuanya itu, cukuplah dengan
mengerjakan dua rakaat shalat duha" Tambahan
lain,,, Mereka berkata "Wahai Rasulullah! Seseorang
dari kami memenuhi tuntutan syahwatnya dapat
menjadi sedekah?, Beliau bersabda, "Bagaimana
pendapatmu, kalau dia meletakkan syahwatnya itu
bukan pada tempatnya, apakah dia tidak berdosa?"
(Shahih: HR. Muslim, Sunan Abu Dawud);
Dalam beramal hendakanya kita juga
berkompetisi atau berlomba-lomba dengan tujuan
agar menumbuhkan semangat, akan tetapi tetap
menjaga niat yang lurus dan ikhlas karena ALLAH
SWT, dan berhati-hati jangan salah niat dalam
beramal jika niatnya untuk berbangga-bangga atau
untuk kesombongan maka akan merusak pahala
amal tersebut,

473
AL-QUR'AN MEMBERI MOTIFASI AGAR
BERLOMBA-LOMBA DALAM BERBUAT
KEBAJIKAN

1. Berlomba-lombalah dalam melakukan


kebaikan agar setiap diri memiliki amalan
yang terbaik,

Allah swt berfirman dalam surat Al-


Baqarah (2) ayat 148, juz 2.

 ........
 
 
 
 
  
  
 

148. ......... Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. di mana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ayat yang senada menjelaskan tentang


berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan,
bisa dibaca di :
Qs. Al-maidah (5) ayat 48, juz 6,

474
2. Bersegera dalam beristighfar dengan
memperbanyak membacanya,

Allah swt berfirman dalam surat Al-Hadiid


(57) ayat 21, juz 27.


 
 
 



 
 
 
  
 
  
 
 
21. Berlomba-lombalah kamu kepada
(mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
syurga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
mempunyai karunia yang besar.

475
Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran
(3) ayat 133, juz 4.

 
 
 

 
 
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,

AMALAN YANG DINILAI OLEH ALLAH ADALAH


AMALAN YANG TERBAIK (AKHSANU AMALA),

1. Allah menguji manusia agar bisa melakukan


amalan yang terbaik,
Allah swt berfirman dalam surat Hud (11)
ayat 7, juz 12,

 


 
 
 
 

476

 
………  
7. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar
Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik amalnya92,

2. Kehidupan dan kematian adalah suatu ujian


agar manusia bisa melakukan amalan yang
terbaik,
Allah swt berfirman dalam surat Al-mulk
(67) ayat 2, juz 29.

 



 
  

 

92
Maksudnya: Allah menjadikan langit dan
bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya
serta tempat berusaha dan beramal, agar
nyata di antara mereka siapa yang taat dan
patuh kepada Allah.

477
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun,

3. Diciptakannya bumi dan juga perhiasannya


dengan tujuan untuk menguji manusia siapa
yang terbaik amalannya diantara mereka,
Allah swt berfirman dalam surat al-kahfi
(18) ayat 7, juz 15.

  


 
 

 
 
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar
Kami menguji mereka siapakah di antara
mereka yang terbaik perbuatannya,

BEBERAPA KEUTAMAAN AMALAN BERIKUT INI


APABILA DILAKUKAN DENGAN BAIK MAKA
MENDAPATKAN PAHALA YANG BESAR,

1. Keutamaan shalat berjamaah akan


mendapatkan pahala dua puluh tujuh derajat
dibandingkan dengan shalat sendiri,
Rasulullah bersabda,

478
َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫عمر قال قال ر‬ ُ ‫ع ْن اب ِْن‬
‫ض ُل‬ َّ ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم صَلة‬
ُ ‫الر ُج ِل ِفي جماع ٍّة ت ْف‬
‫الر ُج ِل و ْحدهُ بِسبْعٍّ و ِع ْش ِرين‬
َّ ِ‫على صَلة‬
‫درجةا‬
Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Shalat seseorang dengan berjamaah
melebihi shalat seseorang sendirian dengan
dua puluh tujuh derajat', [HR. Muttafaq alaih];

2. Mengawali mengucapkan salam adalah orang


yang utama di sisi Allah swt,
Rasulullah bersabda

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع ْن أ ِبي أُمامة قال قال ر‬
‫اّلِلِ م ْن بدأ ُه ْم‬ ِ َّ‫عل ْي ِه وسلَّم إِ َّن أ ْولى الن‬
َّ ِ‫اس ب‬
‫سَل ِم‬
َّ ‫بِال‬
Dari Abu Umamah ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Sesungguhnya orang yang lebih
utama di sisi Allah adalah orang yang memulai
mengucapkan salam, (Shahih: HR. Abu
Dawud),

3. Keutamaan hari jumat dan shalat jumat sangat


besar pahalanya, maka orang yang
melakukannya akan diampuni dosa-dosanya,

479
Rasulullah bersabda;

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫ضوء ث ُ َّم‬ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم م ْن توضَّأ فأ ْحسن ْال ُو‬
‫غ ِفر لهُ ما بيْن‬ ُ ‫أتى ْال ُج ُمعة فا ْستمع وأ ْنصت‬
‫ْال ُج ُمع ِة ِإلى ْال ُج ُمع ِة و ِزيادة ثَلث ِة أي ٍَّّام وم ْن‬
‫س ْالحصى فق ْد لغا‬ َّ ‫م‬
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu
dan memperbaiki wudhunya, kemudian pergi
shalat Jum'at, lalu mendengarkan dan
memperhatikan (Khutbah), maka diampuni
dosa-dosanya hingga Jum'at berikutnya,
ditambah tiga hari. Dan siapa yang
memegang-megang kerikil (walaupun untuk
menghitung dzikir ketika imam berkhutbah),
maka Jum'atnya sia-sia, (Shahih: HR. Muslim);

4. Keutamaan men-Shalat-kan jenazah dan


mengantarkan ke-kuburnya,
Rasulullah bersabda;

‫ع ْن أ ِبي ُهريْرة ي ْر ِوي ِه قال م ْن تبِع جنازة ا‬


ٌ ‫فصلَّى عليْها فلهُ قِيرا‬
‫ط وم ْن ت ِبعها حتَّى‬

480
‫صغ ُر ُهما ِمثْ ُل أ ُ ُح ٍّد‬ ِ ‫يُ ْفرغ ِم ْنها فلهُ ِقيراط‬
ْ ‫ان أ‬
‫أ ْو أحدُ ُهما ِمثْ ُل أ ُ ُح ٍّد‬
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Siapa yang
menyalati jenazah, baginya (pahala) satu
Qirath, Dan siapa yang mengantar jenazah
sampai selesai penguburannya, baginya dua
Qirath, Qirath yang terkecil dari dua qirath
tersebut seperti Gunung Uhud -atau- salah
satunya seperti Gunung Uhud. (Shahih:
Muttafaq 'Alaih),

5. Keutamaan berbakti dengan orang tua yang


sudah meninggal, yaitu dengan menyambung
silaturahmi dengan kerabat orang tua, dan
orang-orang yang dicintai oleh-nya,
Rasulullah bersabda;

َّ
ُ‫َّللا‬ ‫َّللاِ صلَّى‬
َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫عمر قال قال ر‬ ُ ‫ع ْن اب ِْن‬
‫ُو ِد‬ ‫صلةُ ْالم ْر ِء أ ْهل‬ ِ ‫عل ْي ِه وسلَّم إِ َّن أب َّر ْالبِ ِر‬
‫أبِي ِه ب ْعد أ ْن يُو ِلي‬
Dari bin Umar ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Sesungguhnya sebaik-baiknya bakti
adalah seseorang yang menyambung tali
silaturrahmi kepada orang-orang yang dicintai

481
bapaknya setelah ia meninggal dunia' (Shahih:
HR. At-Tirmidzi),

6. Keutamaan berpakaian dengan berwarna putih


adalah yang terbaik,
Rasulullah bersabda,

َّ ‫َّللاِ صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َّاس قال قال ر‬ ٍّ ‫ع ْن اب ِْن عب‬
‫سوا ِم ْن ثِيا ِب ُك ْم ْالبياض فإِنَّها‬
ُ ‫عل ْي ِه وسلَّم ْالب‬
…….. ‫ِم ْن خي ِْر ِثيا ِب ُك ْم وك ِفنُوا ِفيها م ْوتا ُك ْم‬
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda, "Pakailah pakaian kalian yang
berwarna putih, karena itu adalah pakaian
terbaik kalian. Selain itu, kafanilah jenazah
kalian dengan (kain warna putih). …….….
Shahih (Sunan Abu Dawud);

BERIKUT INI BEBERAPA HAL YANG HARUS


KITA KETAHUI DALAM BERLOMBA-LOMBA
DALAM BERAMAL,

1. Dalam beramal maka niatkan semata-mata


karena ALLAH SWT,
2. Amalan tersebut harus Sesuai dengan tutunan
dan petunjuk Rasulullah,

482
3. Kegiatan atau amalan tersebut adalah hal hal
yang positif dan sosial, agar bermanfaat untuk
orang banyak,
4. Hindari amalan-amalan yang diniatkan untuk
berbangga-banggaan atau mencari popularitas,
jika demikian maka akan merusak nilai pahala
amalan tersebut,
5. Seseorang yang istikomah beramal maka boleh
dijadikan motifasi untuk beramal agar kita bisa
demikian, sebagai contoh;
Jika ada seseorang yang istikomah shalat
berjamaah di masjid maka ini boleh kita
jadikan motifasi agar kita juga bisa
demikian, lalu kita bisa bicara dengan diri
kita sendiri "dia saja bisa masa kita tidak",
Contoh kedua jika ada seseorang yang
istikomah melakukan amalan-amalan
sunah maka kita bisa jadikan ia motifasi
untuk kita agar bisa demikan,

33. ADAB DAN ETIKA DALAM BERTAMU,

Adab dan etika bertamu sangat penting kita


ketahui karena dalam hidup bersosial kita sering kali

483
berkunjung kepada tetangga dekat maupun jauh,
bahkan sering kali saling mengunjungi saat hari-hari
perayaan islam seperti hari raya idul fitri, dan juga
biasa di lakukan di tengah masyarakat saat
mengundang hajatan, seperti pernikahan anakanya,
selametan, tahlilan, tasyakuran di hari Milad-nya
atau acara-acara lainnya,
Seorang Muslim seyogyaya harus tahu
bagaimana ia ber-tamu dari mulai masuk rumah
sampai keluar rumah, demikian juga ada hal-hal
yang harus diketahui juga bagi Sohibul Bait (tuan
rumah) dalam penyambutan tamu, karena banyak
terjadi ketika kita bertamu tetapi si tuan rumah-nya
sepertinya tidak berkenan dengan kehadiran kita
tampak dari raut wajahnya, maka untuk selanjutnya
biasanya akan rasa malas untuk datang kembali,
waloupun ini sederhana ini penting dilakukan yaitu
ekpresi wajah saat menyambut tamu sehingga kesan
pertama orang yang bertamu akan nyaman,

HAL HAL YANG HARUS DI KETAHUI BAGI


ORANG YANG BERTAMU

1. Bertamu dengan niat untuk bersilaturahmi,


agar bisa meluaskan rizki dan panjang umur
(al-hadits)

484
2. Mengetuk pintu dengan tidak terlalu keras
(pelan pelan);
3. Jika mengetuk pintu tiga kali tidak dijawab
sebaiknya kembali, mungkin sedang tidak ada
di rumah,
4. Mengucapkan salam,
5. Berpakian sopan dan rapi dan pastikan
menutup aurat,
6. Berkata-kata yang baik dan sopan,
7. Tetap menjaga etika dengan baik, tidak
seenaknya sendiri di rumah orang,
8. Apabila disuguhkan air atau makanan
hendakanya di minum dan di makan,
9. Jangan terlalu lama dalam bertamu karena
dikhawatirkan tuan rumah akan mempunyai
keperluan, dan ia tidak enak menunyuruh kita
pulang,
10. Ketika hendak pulang maka bersalaman
(khusus laki-laki) dan ucapkan salam,
11. Jangan bertanya hal-hal yang membuat tuan
rumah tersinggung,

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


SOHIBUL BAIT (TUAN RUMAH) SAAT ADA TAMU
DATANG KE RUMAHNYA,

485
1. Membukaan pintu dengan sopan,
2. Menjawab salam dari tamu,
3. Mempersilahkan duduk,
4. Menyambut tamu dengan wajah yang segar,
tidak cemberut
5. Menayakan kabarnya,
6. Menyuguhkan sesuatu, baik minuman atau
makanan yang halal dan baik,
7. Berpakian yang sopan dan rapi serta menutup
aurat,
8. Hindari tertawa terbahak-bahak karena
dikhawatirkan mengganggu tetangga,
9. Untuk kehati-hatian tuan rumah juga jangan
terlalu percaya dengan orang yang baru
dikenal untuk memasukan ke rumah, karena
tidak sedikit kejadian terjadi pencurian bahkan
perampokan samapai kepada pembunuhan
yang dilakukan orang yang berniat jahat
datang ke rumah,
10. Jika yang bertamu hendak pulang maka
bersalaman (khusu laki-laki) dan mengantar
sampai ke depan rumah lalu menjawab salam
tamu,
11. Di izinkan jika yang bertamu ingin ke belakang
akan buang air kecil,

486
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI OLEH
SOHIBUL BAIT DAN ORANG YANG BER-TAMU

1. Dalam bertamu antara tamu dan tuan rumah


hindarilah pembicaraan yang ininya
menjelekan orang,
2. Antara tamu dan tuan rumah diharapkan harus
bisa hindari Fitnah atau menggunjing terhadap
orang lain,
3. Tidak boleh baik tuan rumah atau orang yang
bertamu membuka auratnya,
4. Antara tamu dan tuan rumah tidak boleh
berlama-lama dalam pembicaraan, sehingga
kegiatan-kegiatan penting lainnya terabaikan
atau ditinggalkan,
5. Hindari berdua-duaan antara laki-laki
perempuan yang bukan mahram, baik dari
pihak tamu atau tuan rumah,
6. Jangan masuk rumah sebelum mendapat izin,
7. Seorang tamu jika ingin pulang hendaknya
meminta izin, tidak boleh tamu langsung
pulang saja, sementara tuan rumah mungkin
ada keperluan ke kamar mandi atau ke dalam
rumah kamar,

487
8. Seorang tamu tidak boleh duduk di
tempat/kursi khsusus tuan rumah kecuali telah
diizinkan,

AL-QUR'AN MENJELASKAN HAL-HAL PENTING


DALAM BERTAMU

1. Masuk rumah harus mendaptkan izin dari tuan


rumah, dan memberi salam kepada
penghuninya,
Allah swt berfirman dalam surat An-nur
(24) ayat 27, juz 18.


 

 
 


  
 
 
 
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam

488
kepada penghuninya. yang demikian itu lebih
baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat,

2. Jika yang bertamu tidak menemui seseorang di


dalam rumah maka sebaiknya kembali, karena
dikhawatirkan timbul fitnah,
Allah swt berfirman dalam surat An-nur
(24) ayat 28, juz 18.
  
  
 
  
  

 
  
  
 

28. Jika kamu tidak menemui seorangpun
didalamnya, Maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin. dan jika
dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka
hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

489
3. Sebaiknya tidak ber-tamu di tiga waktu karena
takut menganggu Sohibul Bait, waktu pertama
sebelum subuh, yang kedua di siang hari saat
waktu istirahat karena biasanya di waktu itu
seseorang sedang menaggalkan pakaian
luarnya maka ia akan malu jika kelihatan
badannya sedang tidak terutup, yang ketiga
setelah isya karena waktu tersebut adalah
waktu untuk keluarga barang kali tuan rumah
tidak ingin diganggu, akan tetapi jika tuan
rumah mengizinkan untuk bert-tamu maka
diperbolehkan,
Allah swt berfirman dalam surat An-nur
(24) ayat 58, juz 18.




 

 

 
   
 
 
 
490
 
 

 
 
  
 
 
 
 
 
  
  
  
  
58. Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu
miliki, dan orang-orang yang belum balig di
antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga
kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum
sembahyang subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari
dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga
'aurat bagi kamu93, tidak ada dosa atasmu dan

93
Maksudnya: tiga macam waktu yang
biasanya di waktu-waktu itu badan banyak
terbuka. oleh sebab itu Allah melarang
budak-budak dan anak-anak dibawah umur

491
tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga
waktu) itu94. mereka melayani kamu,
sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

4. Saat bertamu maka tidak boleh menunggu-


nunggu sampai waktu makannya tuan rumah,
karena dikhawatirkan akan menganggu
keluarganya yang lain,
Allah swt berfirman dalam surat Al-Ahzab
(33) ayat 53, juz 22.


 
 
  
  
 

untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa


tanpa idzin pada waktu-waktu tersebut.

94
Maksudnya: tidak berdosa kalau mereka
tidak dicegah masuk tanpa izin, dan tidak
pula mereka berdosa kalau masuk tanpa
meminta izin,

492
 
…………………….
53. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali
bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak
menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya)95,,,,

5. Tetapi jika tamu itu diundang untuk makan


maka dianjurkan untuk datang makan bersama
sama, jika telah selesai makan maka tidak
boleh memperpanjang pembicaraan,
Allah swt berfirman dalam surat Al-Ahzab
(33) ayat 53, juz 22.
 .....


 
 

95
Maksudnya, pada masa Rasulullah s.a.w
pernah terjadi orang-orang yang menunggu-
nunggu waktu Makan Rasulullah s.a.w. lalu
turun ayat ini melarang masuk rumah
Rasulullah untuk Makan sambil menunggu-
nunggu waktu makannya Rasulullah,

493

………..  
53. ...... Tetapi jika kamu diundang Maka
masuklah dan bila kamu selesai makan,
keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan.....

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI TENTANG


HAK TAMU DALAM HADITS

1. Tuan rumah memberikan hak bagi tamu hanya


satu sampai tiga hari untuk di jamu untuk di
rumahnya, selebihnya adalah sedekah artinya
boleh dijamu atau tidak,
Rasulullah bersabda :

َّ ‫شريْحٍّ ْال ُخزا ِعي ِ ع ْن النَّ ِبي ِ صلَّى‬


ُ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أ ِبي‬
‫اّلِلِ و ْالي ْو ِم‬
َّ ِ‫عل ْي ِه وسلَّم قال م ْن كان يُؤْ ِم ُن ب‬
‫ْاْل ِخ ِر ف ْليُ ْك ِر ْم ضيْفهُ وجائِزتُهُ ي ْو ٌم وليْلةٌ وَل‬
ُ‫اح ِب ِه حتَّى يُ ْح ِرجه‬ ِ ‫ي ِح ُّل لهُ أ ْن يثْ ِوي ِع ْند ص‬
‫الضيافةُ ثَلثةُ أي ٍَّّام وما أ ْنفق عل ْي ِه ب ْعد ثَلث ِة‬ ِ
ٌ‫أي ٍَّّام ف ُهو صدقة‬
Dari Abu Syuraih Al Khuza'i, dari Nabi SAW,
beliau bersabda, "Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari Akhirat, maka hendaklah ia
memuliakan tamunya. Penghormatan kepada

494
tamu (berlaku) sehari semalam, dan tidak
boleh baginya (tamu) untuk menginap di
rumah temannya sampai mengganggunya,
(Masa) bertamu itu (berlaku) tiga hari, dan apa
yang ia (tuan rumah) infakkan untuknya
(tamu) setelah tiga hari, (maka itu) adalah
sedekah, [HR. Muttafaq Alaih];

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


Rasulullah, beliau bersabda;

َّ ‫سئِل ما ِل ٌك ع ْن ق ْو ِل النَّبِي ِ صلَّى‬


ُ‫َّللا‬ ُ ‫قال و‬
ُ‫عل ْي ِه وسلَّم جائِزتُهُ ي ْو ٌم وليْلةٌ قال يُ ْك ِر ُمه‬
‫ظهُ ي ْو اما وليْلةا وثَلثة أي ٍَّّام‬ ُ ‫ويُتْ ِحفُهُ وي ْحف‬
‫ضيافةا‬ ِ
Malik ditanya oleh seseorang mengenai sabda
Rasulullah SAW "Jaaizatuhu Yaumun Wa
lailatun, (Hak tamu atas tuan rumah adalah
sehari semalam), Dia pun menjawab:
Menghormati, melayani, serta menjaganya
dalam jangka waktu sehari semalam, ditambah
tiga hari berikutnya, (Shahih: Muttafaq 'Alaih),

34. MENJAGA LISAN DENGAN SEBAIK-


BAIKNYA AGAR SELAMAT

495
Hendaknya Kita dalam ber-muamalah di
tengah masyarakat menjaga lisan kita, karena
terkadang terjadinya perselisihan biasanya karena
ucapan kita, Barangkali menurut kita benar tetapi
menurut orang lain sangat menyinggung
perasaannya, dan biasanya masalah kecil bisa
menjadi besar karena lisan kita, hati-hati dengan
godaan syaitan yang terus menerus menggoda
manusia lewat lisannya agar tidak bisa menjaganya
dengan baik, oleh karena itu Al-qur’an dan Sunnah
Rasulullah memberikan tuntunan agar setiap kita
bisa menjaga lisannya dengan baik, salah satu
caranya yaitu dengan memperbanyak tilawah al-
qur’an dan berzikir kepada Allah swt, sehingga lisan
kita terjaga dengan baik,

Sebaik-baiknya Ucapan yang pertama adalah


mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar), ucapan
baik yang kedua adalah ucapan yang mengajak
kepada kebajikan dan ketakwaan, sebagaimana
Firman Allah swt dalam surah Al-Mujadilah (58) ayat
9, juz 28. “....... Dan bicarakanlah tentang membuat
kebajikan dan takwa. dan bertakwalah kepada Allah
yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”, yang

496
ketiga adalah ucapan dakwah sebagaimana
dijelaskan dalam surat fushilat (41) ayat 33, juz 24,
"siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang menyerah diri?",

Ayat-ayat dan hadits berikut ini menjelaskan


akhlak terpuji yaitu tentang keutamaan menjaga
lisan :

1. Hendaknya kita tetap menjaga perkataan


yang lebih baik (Akhsan),
Sebagaimana Surat Al-Israa (17) Ayat
53, Juz 15,

 

 
  

  
 
 
 

53. Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan

497
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan
itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia.

2. Allah swt tidak menyukai ucapan yang


buruk yang diucapakan manusia secara
terang terangan,
Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
Nisa (4) Ayat 148-149, juz 6,

  

 
  
  
 
  
 
  
  
  
 


498
148. Allah tidak menyukai Ucapan buruk 96,
(yang diucapkan) dengan terus terang kecuali

oleh orang yang dianiaya97. Allah adalah Maha


mendengar lagi Maha mengetahui.

149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan


atau Menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Kuasa.

3. Manusia yang paling mulia adalah yang


paling bertaqwa dan Benar lisannya;

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


Ibnu Majah berikut ini,

َّ ‫سو ِل‬
ِ‫َّللا‬ َّ ‫ع ْن ع ْب ِد‬
ُ ‫َّللاِ ب ِْن ع ْم ٍّرو قال قِيل ِلر‬
‫اس أ ْفض ُل قال‬ ُّ ‫َّللاُ عل ْي ِه وسلَّم أ‬
ِ َّ‫ي الن‬ َّ ‫صلَّى‬

96
Ucapan buruk sebagai mencela orang,
memaki, menerangkan keburukan-keburukan
orang lain, menyinggung perasaan seseorang,
dan sebagainya,
97
Maksudnya: orang yang teraniaya oleh
mengemukakan kepada hakim atau Penguasa
keburukan-keburukan orang yang
menganiayanya,

499
‫ان قالُوا‬ ِ ‫اللس‬ ِ ‫ق‬ ِ ‫ب صدُو‬ ِ ‫وم ْالق ْل‬ ِ ‫ُك ُّل م ْخ ُم‬
‫ب قال‬ ِ ‫ان ن ْع ِرفُهُ فما م ْخ ُمو ُم ْالق ْل‬ ِ ‫اللس‬ ِ ‫ُوق‬ ُ ‫صد‬
‫ي َل إِثْم فِي ِه وَل ب ْغي وَل ِغ َّل‬ ُّ ‫ي النَّ ِق‬ُّ ‫ُهو الت َّ ِق‬
‫وَل حسد‬
Dari Abdullah bin 'Amru RA, ia berkata,
"Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, 'Manusia
yang bagaimanakah yang paling mulia?' Beliau
menjawab, 'Semua (orang) yang hatinya
bersedih, dan lisan (ucapan)nya benar.' Mereka
berkata, 'Perkataannya benar (seperti yang)
telah kami ketahui? Dan apa yang dimaksud
dengan hati yang bersedih?' Beliau menjawab,
'Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada
kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta
kedengkian dan hasad'." Shahih: Ash-
Shahihah,

4. Rasulullah bersabda agar Manusia selalu


menjaga lisannya,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


riwayat Muslim Dan Ibnu Majah berikut ini,

‫ص ٍّر أ ْخبرنا ا ْب ُن ْال ُمبار ِك‬


ْ ‫سو ْيد ُ ب ُْن ن‬ ُ ‫حدَّثنا‬
َّ ‫ع ْن م ْعم ٍّر ع ْن ال ُّز ْه ِري ِ ع ْن ع ْب ِد‬
‫الر ْحم ِن ب ِْن‬

500
ُ‫َّللاِ الثَّق ِفي ِ قال قُ ْلت‬
َّ ‫س ْفيان ب ِْن ع ْب ِد‬
ُ ‫ما ِع ٍّز ع ْن‬
‫ص ُم ِب ِه قال قُ ْل‬ ِ ‫َّللاِ حدِثْ ِني ِبأ ْم ٍّر أعْت‬
َّ ‫سول‬ ُ ‫يا ر‬
‫َّللاِ ما‬ َّ ‫سول‬ ُ ‫َّللاُ ث ُ َّم ا ْست ِق ْم قُ ْلتُ يا ر‬
َّ ‫ربِي‬
‫ان ن ْف ِس ِه ث ُ َّم‬
ِ ‫ي فأخذ ِب ِلس‬ َّ ‫اف عل‬ ُ ‫ف ما تخ‬ ُ ‫أ ْخو‬
‫قال هذا‬
Suwaid bin Nashr menceritakan kepada kami,
Ibnu Al Mubarak mengabarkan kepada kami,
dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abdurrahman
bin Ma'iz, dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi,
ia berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah,
beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang
harus aku pelihara', Beliau menjawab,
'Katakanlah, Tuhanku adalah Allah kemudian
beristiqamahlah!', Aku kembali bertanya,
'Wahai Rasulullah, Apa yang paling engkau
khawatirkan terhadap diriku?' Beliau lalu
memegang lisannya sendiri dan bersabda, 'Ini
(lisan)" Shahih : Ibnu Majah, Muslim,

PENJELASAN SECARA UMUM

 Hendaklah kita bisa menjaga lisannya, maka


Allah Akan memperbaiki amal-amal kita,

501
Sebagaimana firman Allah swt dalam
surah Al-ahzab (33) ayat 70-71, juz 22 :




 
 
 
 

 
  
 
 
 
 
70. Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar,

71. Niscaya Allah memperbaiki bagimu


amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar,

502
 Timbulnya perselisihan diantara kita biasanya
penyebabnya adalah karena saling tidak bisa
menjaga lisan,

 Berhati hati.... Syaitan akan terus menggoda


manusia agar tidak menjaga lisannya denga
baik sehingga putus-lah silaturahim antara
sesama Naudzubillah Mindzalik.

 Ucapan buruk seperti : persangkaan buruk,


mencari-cari kesalahan orang lain, dan
menggunjing maka wajib kita jauhi karena
dosanya seperti makan bangkai saudaranya
sendiri, Nudzubillah Min Dzalik,

Sebagaimana firman Allah dalam surah


Al-hujurat (49) ayat 12, juz 26,





 
 
 
  
 
 

503
  
 
 
 
 
 
   
 
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.

REFRENSI
DAN BUKU BACAAN

504
Al Qur’an dan Terjemahan kementrian Agama
Republik Indonesia,

Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq,


mail : moh.taufiq@gmail.com, Facebook Page :
https://www.facebook.com/QuranInMsWord,http://t
aufiqproduct.com

Dr. Muhammad Lutfi, Al-qur'an Al-Hadi digital,


Jakarta,

Majlis Ulama Indonesia [MUI] Sejak Tahun 1975,


Penerbit Erlangga, Jakarta, 2011

Tim Shahih Refrensi Terpercaya, Kitab Do'a


Terlengkap, Ziyat Visi Media, Surakarta, 2011.

Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-


Indonesia Terlengkap, Pustaka Progresif, Surabaya,
1997,

Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir


Indonesia-Arab Terlengkap, Pustaka Progresif,
Surabaya, 1997,

Muhammad Alfis Chaniago, Indek Hadits Dan


Syarah, Alfonso Pratama, Bekasi, 2008,

505
Hasan Al-Banna, Do'a & Zikir Pagi Sore, Al-Hambra,
Sukoharjo, 2015,

Mohammad Fuad Abdulbaqi, Mu'jam Mufaros,


Bandung,

Hadits Bukhori (digital e-book produksi kampung


sunah)

Hadits Muslim (digital e–book produksi kampung


sunah)

Hadits Ibnu Majah (digital e-book produksi kampung


sunah)

Hadits Sunan Abu Dawud (digital e-book produksi


kampung sunah).

Hadits Shahih At-Timidzi (digital e-book prosuksi


kampung sunah)

Hadits Shahih An-Nasa’i (digital e-book produksi


kampung sunah)

Ustad Muhammad Thalib, Al-Qur’an Tafsiriyah,


Yogyakarta, 2014

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Ayat Ayat Al-


Qur’an, Qibla, 2014, Jakarta

506
Nurhayati Dan Fahrun al-Hadar, Ensiklopedi Do'a
Qur'an, Pustaka Iman, Bandung, 2010,

Uzlah Mualana, Buku Smart Ayat-Ayat Al-Qur'an,


Tiga Mandiri, Pontianak, 2015,

Uzlah Maulana, Indek Do'a-Do'a Qur'ani Tiga


Bahasa, Pontianak, Putaka One, 2015,

Wahbah Az-Zuhaili, Akhlak Muslim, Noura Books,


Bandung, 2014,

D.M. Makhyaruddin, Nikmatnya Menghafal Al-Qur'an,


Noura Books, Jakarta, 2013

Abdeddaen Kaheel, Obati Dirimu Dengan Al-Qur'an,


Inipersa, Tangsel, 2015.

Syaikh Abdullah Al-Aidan, Sembuh Dengan Al-


Qur'an, Nabawi Publishing, 2014, Solo.

Subhi Sulaiman, Thibbun Nabawi, Istanbul, Jakarta,


2015.

Vanda Nur Arieyani, Rahasia Ramuan Sehat dari Al-


Qur'an, Zaytuna Ufuk Abadi, 2015, Jakarta.

Hasan, Terapi Dengan Ibadah, Aqwam, 2013, Solo.

507
Qadiran Salim, Indek Qur’an, Ulil Albab, 2009,
Jakarta Timur.

Sayyid Qutub, Fiqih Sunnah, Pena Pundi Aksara,


2008, Jakarta

Dr, Muhammad Taqi-Ud Din Al-Hilali dan Dr.


Muhammad Muhsin Khan, The Noble Qur’an, English
Translation Of The Meaning And Commentary, King
Fahd For The Printing Of The Holy Qur‘An. Madinah.

Al-Quranul Karim Tafsir Perkata Tajwid Kode,The


Holy Qur’an Al-Fatih, PT. Insan Media Pustaka,
Jakarta, 2013

Mushaf Al-Burhan Edisi Wanita, Media Fitrah Madani,


Bandung, 2011,

Bachtiar Nasir, Tadabur Al-Quran, Gema Insani,


Jakarta, 2013.

Muhammmad Yusuf, 3 Tahun Hafal al Qur’an , Sabil,


Jogjakarta, 2013.

Qariah Hamid, Cantik Luar Dalam Ala Muslimah,


Trans Idea, Jogjakarta, 2013

508
Rizem Aimid, Manfaat Shalat Duha Bagi Kecantikan
Dan Kesehatan, Safirah, Jogjakarta, 2012.

D.M. Makhyaruddin, Rahasia Nikmatnya Menghafal


Al-Qur’an, Noura Books, Jakarta, 2013

Imam nawawi, Syarah Riyarudus shalihin, Gema


Insani, Jakarta, 2012,

Abdullah Bin Abdurahman Al-Bassam, Syarah Buluh


Maram, Pustaka Azzam, Jakarta, 2006.

Ahmad Muhammad Yusuf, Ensklopedi Tematis Ayat


Al-Quran Dan Hadist, Widya Cahaya, Jakarta, 2010.

Quraish Shihab, Ensklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa


kata, Lentera Hati, Jakarta, 2007.

Imam Adz Zahabi, Dosa-Dosa Besar, Ummul Qura,


Aqwam, Jakarta, 2014

Dr. Aid Al Qarni, Menjadi Wanita Yang Paling


Bahagia, Qisthi Press, Jakarta, 2012.

M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan,


Bandung, 2013.

Ibn Hajar Al-Asqalani, Buluhul Maram, Mizan,


Bandung, 2010.

509
Maulana Muhammad Zakariyya, Fadhail A’mal,
Pustaka Ramadhan, Bandung. 1991.

Abul Aziz Fathi As-Sayyid Nada, Ensiklopedia Etika


Islam, Maghfirah, Jakarta 2008

Abdullah, Mujarobat Zikir-Zikir Perlindungan Dari


Segala Sesuatu, Pustaka Ibnu Umar, 2005,

http://majliesulilmie.blogspot.com/2013/07/masalah
-nafsu-dan-pembagian-nya.html

BIOGRAFI PENYUSUN

Uzlah Maulana Muhaimin S.Ud. lahir di Desa


Pelakaran, kec. Moga kab. Pemalang-Jawa tengah,
nama orang tua tercinta : Bapak Muhaimin dan Ibu
Umi Kulsum, Pendidikan MI Miftahul ulum Kabupaten
Pemalang, MTS Al–azhar kabupaten Tegal, SMK
Khazanah Kebajikan Tang-Sel, ABA Bhs Inggris
Khazanah Kebajikan Tang-Sel, Pernah belajar di
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ Jakarta 2006-
2010 (Delapan semseter)) lalu pindah ke STAI Al
Hidayah lulus 2012 di Bogor Jawa Barat Di Fakultas

510
Ushuluddin Prodi Tafsir Hadist Tahun 2012. Nama
Istri Irse Desy Yana S. Kep. M.Ph dan Nama anak
Faza Auliya Azzhara Mutmainah. ketika kuliah di
PTIQ penulis akitif belajar dengan KH. Najamuddin
siddik di Boarding School of Khazanah Kebajikan
Foundatioan dengan Metode Index Tematik Ayat-
Ayat Al-Qur’an,

Sejak tahun 2011 sampai Sekarang penulis


aktif di Pontianak Kalimantan Barat sebagai
pendakwah muda, membina Majlis Ta’lim Membuka
Qur’an dan Tadabbur Al-Qur’an (MQ & TQ). Amanah
sekarang sebagai Pendiri dan Direktur “Lembaga
Bayt Al-Qur’an Indonesia” (LBQI), Metode dakwah
penyusun adalah dengan metode "Indek al-Qur’an"
yaitu mengenalkan al-qur’an kepada masyarakat
dengan menghimpun atau mengelompokan bab-bab
yang terkandung dalam al-qur'an,

Sebagai contoh; jika kita membahas materi tentang


shalat maka kita harus mengetahui di surah mana
saja dan ayat-ayat mana yang menjelaskan tentang
shalat, sehingga masyarakat akan banyak
mengetahui banyak ayat-ayat tentang shalat,
demikian juga jika kita membahas materi tentang
sedekah maka kita membuka ayat-ayat yang

511
berkaitan dengan sedekah yaitu dengan
mengumpulkan ayat-ayat yang senada yang
menjelaskan tentang sedekah dst,

Dalam setiap pembahasan kita mengajak seluruh


jamaah untuk membuka berama-sama al-qur'an-
nya, kemudian membacakan Ayat-ayat al-quran-
nya, dan kemudian kita meminta jamaah secara
bergilir membacakan terjemahannya, dan kita selalu
menyebutkan Nomer Surat-nya, Nomer Juz-nya dan
nomer ayat Qur’an bahkan arti nama surah yang kita
baca, dengan metode ini sehingga Masyarakat
Langsung Mengetahui banyak ayat dan Bab-Bab
Penting Dalam Al-Qur’an,

Tujuan yang kedua dengan metode ini agar mereka


terbiasa membuka dan membaca al-qur'an, dan
yang ketiga agar mereka tidak susah lagi untuk
menemukan bab-bab penting dalam al-qur'an,
Metode ini kami Berpanduan dengan :

1. Kitab Fathurrohman litolabil Al-Aayatil al-


Qur'an,
2. Mu'jam Mufaras li Alfazil Quranul Al-karim, dan
banyak lain tambahan refrensi lainnya.
Pada saat program ini berlangsung maka Seluruh
Jamaah wajib membawa dan membuka al-Qur'an

512
terjemahan, agar jamaah terbiasa menjaga wudhu
dan membuka al-qur'an.

Buku-Buku Yang Telah Kami Susun :

1. Buku Smart Ayat-Ayat Al-Qur'an metode


tematik,
2. Buku indek Do'a-Do'a Qur'ani lengkap tiga
bahasa,
3. Tiga Puluh Akhlak Terpuji Yang Harus Anda
Ketahui Dan Amalkan,
4. Bidadari syurga dunia akhirat (Fakhrul ar-Razi
Dan Uzlah Maulana Muhaimin)
5. Ringkasan-Ringkasan Tausiyah

Semoga buku yang kami susun bisa bermanfaat bagi


ummat, walaupun jauh dari kesmpurnaan,,

513

Anda mungkin juga menyukai