Anda di halaman 1dari 25

Resistor & Dioda

v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}

14.00

Normal
0
false

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:6.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:150%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
BAB II

PEMBAHASAN
A. RESISTOR

A.1. DEVINISI

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena bisa ber-fungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol
Ω(Omega).Resistor mempunyai dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir,Resistor merupakan komponen pasif dan pada rangkaian
elektronika,resistor biasanya digunakan sebagai pembatas arus, pembagi arus dan pembagi
tegangan. Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda, besarnya hambatan listrik pada
suatubahanditentukan dengan menggunakan rumus :

R=ρl R= Resistansi(ohm) A=Luas Penampang (m2)

A ρ= Hambatan jenis bahan (ohm m) l=panjang (m)

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan
salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam
kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi
seperti nikel-kromium).Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik
yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan
induktansi.Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan
sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor
harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Tiga buah resistor komposisi karbon


Simbol (IEE, IEC, EU)
(US, JP)

Tipe Komponen pasif


Kemasan Dua kaki
Fungsi Menahan arus listrik

Resistor kaki aksial

Tiga resistor komposisi karbon para radio tabung vakum

SatuanOhm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm.

Satuan yang digunakan prefix :

1. Ohm = Ω
2. Kilo Ohm = KΩ

3. Mega Ohm = MΩ

 KΩ = 1 000Ω
 MΩ = 1 000 000Ω

A.2 Konstruksi Resistor

1. Komposisi karbon

Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau
tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor
komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan
disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode
warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin
digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk
karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-
an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang
lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah
resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain
itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan
resistor jadi rusak.Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan
tegangan lebih ataupun panas lebih.Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal.
Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

2. Film karbon

memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar
potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat
memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W
hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon
dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja
maksimum 200 hingga 600 v[2].

3. Film logam

Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa
mikrometer.Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu
parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi
(TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar
0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun,
stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan
0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF[3].

A.3 FUNGSI RESISTOR

Fungsi resistor dapat digambarkan sebagai sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan
aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Dengan memakai tahanan papan ini, maka arus air
dapat terhambat alirannya. Makin besar papan yang dipergunakan untuk menahan arit parit,
makin kecil air yang mengalir. Begitu pula kejadian ini dapat diterapkan dalam pelajaran
elektronika. Makin besar resistansi (tahanan), makin kecil arus listrik dan tegangan yang
melaluinya.

Jadi resistor ber-fungsi sebagai:

1. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian
elektronika.
2. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
3. Membagi tegangan.
4. Bekerja sama dengan transistor dan kondensator dalam suatu rangkaian untuk
membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

A.4 MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL NILAI RESISTOR

Rangkaian Resistor :

Resistor dapat dirangkai baik secara seri maupun paralel, untuk memperbesar nilai resistor yang
akan digunakan maka dua buah resistor atau lebih dirangkai seri.

1. Rangkaian seri –> Rtotal = R1 + R2 + R3

 Memperbesar nilai resistansi


 Kuat arus yang melalui setiap hambatan sama
 Berfungsi sebagai pembagi tegangan

Contoh : Diket resistor 1=10Ω resistor 2= 30Ω resistor 3=40Ω

Ditanya R total jika diseri ?

Jawab : Rtotal = R1 + R2 + R3

Rtotal= 10 + 30 + 40 = 80Ω

Sedangkan untuk memperkecil nilai resitansinya maka resistor dirangkai secara paralel dan volt
dari resistor tersebut bertambah besar.

2. Rangkaian paralel –> 1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

 Memperkecil nilai resistansi


 Beda potensial pada setiap hambatan adalah sama
 Berfungsi sebagai pembagi arus

Contoh : Diket : R1=10Ω R2=20Ω R3=40Ω

Ditanya :Rtotal jika diparalel ?

Jawab : 1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

1/R = 1/10 + 1/20 + 1/40


1/R =4/40 + 2/40 +1/40 = 7/40Ω

B.JENIS – JENIS RESISTOR

Dilihat dari fungsi-nya, resistor dapat dibagi menjadi :


1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya
dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi
arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)

Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle
pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan.Berfungsi
sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus),tone control pada sound
system,pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan
arus dan tegangan.

3. Resistor NTC dan PTC.

NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila
terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu resistor yang
nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.
4. Resistor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh
cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya
terang nilainya menjadi semakin kecil.

Macam – macam resistor berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor
dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam. Sedangkan resistor
arang dan resistor oksida logam berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan
resistor film.

Namun demikian dalam perdagangan resistor-resistor tersebut dibedakan menjadi resistor tetap
(fixed resistor) dan resistor variabel. Pengunaan untuk daya rendah yang paling utama adalah
jenis tahanan tetap yaitu tahanan campuran karbon yang dicetak. Ukuran relatif semua tahanan
tetap dan tidak tetap berubah terhadap rating daya (jumlah watt), penambahan ukuran untuk
meningkatkan rating daya agar dapat mempertahankan arus dan rugi lesapan daya yang lebih
besar.

Macam-macam resistor tetap :


a. Metal Film Resistor
b. Metal Oxide Resistor
c. Carbon Film Resistor
d. Ceramic Encased Wirewound
e. Economy Wirewound
f. Zero Ohm Jumper Wire
g. S I P Resistor Network

Macam-macam resistor variabel :


a. Potensiometer :
a.1. Linier
a.2. Logaritmis
b. Trimer-Potensiometer
c. Thermister :
c.1. NTC ( Negative Temperature Coefisient )
c.2. PTC ( Positive Temperature Coefisient )
d. LDR
e. FDR

Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi
resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruhsuhu, jika suhu naik maka resistansi turun.
Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar.
Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antarakenyataan dari resistansi nominalnya. Jika
perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan
tinggi.

C.CARA MENGHITUNG RESISTOR

Untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor kita dapat melakukan 3 cara yaitu:

1. Membaca gelang warna pada resistor


2. Membaca kode angka yang tertera pada resistor tersebut jika ada
3. Mengukur langsung dengan ohm meter atau multitester.

Dengan 3 metode tersebut kita bisa memilih apabila kita memegang resistor yang menggunakan
gelang warna ya kita bisa membaca gelang warna tersebut dan apabila terdapat kode angka ya
tinggal membacanya kesulitan menggunakan cara pertama dan kedua tinggal gunakan ohm meter
untuk mengukur resistor.

C.1.Menggunakan Gelang Warna

Penandaan resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor
pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya
resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin,
seperti merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh
badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik
(atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik”
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.
Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.

Identifikasi empat pita


Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari
empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan
informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang
ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi.
Kadang-kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Sebagai
contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah
adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan
keduanya dihitung sebagai 56.

Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56,
sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai
560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Pita ketiga Pita keempat Pita kelima
Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Jingga (oranye) 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
Perak × 10-2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)

Identifikasi lima pita

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk
memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita
keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita
keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau
penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.
C.2 Menggunakan Kode Huruf

Resistor pasang-permukaan

Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah
kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada
lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.

Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan
kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama
menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol).
Contoh:
“334” = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
“222” = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
“473” = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
“105” = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm

Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
“100” = 10 × 1 ohm = 10 ohm
“220” = 22 × 1 ohm = 22 ohm

Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis “10” atau “22” untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan ‘R’ untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh:
“4R7″ = 4.7 ohm
“0R22″ = 0.22 ohm
“0R01″ = 0.01 ohm

Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga
resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
“1001” = 100 × 10 ohm = 1 kohm
“4992” = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
“1000” = 100 × 1 ohm = 100 ohm

“000” dan “0000” kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm

Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

Penandaan tipe industri

Format: XX YYYZ[4]

 X: kode tipe
 Y: nilai resistansi
 Z: toleransi

Rating Daya pada 70 °C


Kode Tipe Rating Daya (Watt) Teknik MIL-R-11 Teknik MIL-R-39008
Kode Toleransi
Teknik Teknik
Toleransi
Industri MIL
±5% 5 J
±20% 2 M
±10% 1 K
±2% - G
±1% - F
±0.5% - D
±0.25% - C
±0.1% - B

Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas
militer.

 Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C


 Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)
 Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
 Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C

SMD (Surface Mount Device) / SMT (Surface Mount Technology)

Istilah SMT (Surface Mount Technology) merupakan istilah yang telah dikenal luas dalam dunia
elektronika. Istilah Surface Mount Technology berarti sebuah teknologi mengenai cara atau
metode untuk menyusun komponen-komponen elektronik secara langsung pada permukaan PCB
(Printed Circuit Boards). Metode ini dilakukan oleh mesin robot yang secara otomatis mampu
melakukan pemasangan komponen elektronika secara teratur, rapi, dan teliti. Sedangkan
komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dioda, tarnsistor, IC, dsb yang terpasang pada
PCB dengan menggunakan SMT ini disebut sebagai SMD (Surface Mount Device). Jadi istilah
antara SMD dan SMT dalam hal ini berkaitan sangat erat. Bisa dikatakan teknologinya disebut
SMT dan alat yang digunakannnya adalah SMD.

Industri elektronik menggunakan metode SMT guna perakitan komponen pada papan sirkuit
(PCB). Selain itu, untuk dunia FPGA, metode SMT digunakan untuk perakitan komponen
(SMD) pada papan pengembang (development board) serta pengaturan layout jalurnya (wiring).
Dilihat dari segi ukuran, komponen SMD berukuran lebih kecil daripada komponen yang sama.
Sebagai gambaran berikut ditampilkan beberapa SMD yang sering ada dan terpasang terpasang
di dalam papan pengembang FPGA :

Beberap

a Gambar SMD
SMD Resistor

Fungsi utama sebuah resistor adalah sebagai hambatan (resistansi) bagi arus listrik. Untuk jenis
resistor, komponen ini terbagi atas beberapa jenis dan ukuran. Untuk menggambarkan ukuran
jenis resistor dapat dilambangkan panjang bilangan sepanjang 4 digit. Untuk 2 digit pertama
menggambarkan panjangnya sedangkan 2 digit terakhir menggambarkan lebarnya. Biasanya
satuan ukuran yang digunakan adalah milimeter.

Misalnya:
 0603 : berarti berukuran 0,6×0,3 mm
 0805 : berarti berukuran 0,5×0.5 mm

Memahami kode resistor SMD ini sangat penting jika Anda ingin mampu memperbaiki Laptop.
Setiap resistor SMD memiliki jumlah angka di atas tubuhnya. Tidak perlu waktu lama untuk
memahaminya ,sebagai pedoman di bawah ini akan saya tunjukkan bagaimana Anda dapat
menghitung nilai ohm pada resistor smd dengan mudah.

#JenisResistor

Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus
listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
#Satuan untuk Resistor

1Mohm =1000Kohm , 1Kohm =1000ohm, 1 Ohm =0,001Kohm

#Fungsi dari Resistor adalah :

1. Sebagai pembagi arus


2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.

Dalam pengkodean untuk SMD resistor ada tiga macam yaitu :


1. Untuk SMD resistor 5 % dengan angka tiga digit.
2. Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan angka 4 digit.
3. Untuk SMD resistor 1% dengan menggunakan kombinasi duadigit angka dan satu digit
huruf.

SMD Resistor 5% menggunakan 3 digit angka


Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka multiplier

Contoh :

104
Angka digit pertama = 1, angka digit kedua = 0 dan angka digit ketiga = 104. Sehingga
nilainya adalah 100000 Ω atau 100 K Ω dengan toleransi 5%

223
Angka digit pertama = 2, angka digit kedua = 2 dan angka digit ketiga = 103. Sehingga
nilainya adalah 22000 Ω atau 22 K Ω dengan toleransi 5%

SMD Resistor 1% menggunakan 4 digit angka


Cara membacanya adalah sebagai berikut :
ANGKA 1 = Menunjukan angka pertama
ANGKA 2 = Menunjukan angka kedua
ANGKA 3 = Menunjukan angka ketiga
ANGKA 4 = Menunjukan angka multiplier

Contoh :
2733
Angka digit pertama = 2, angka digit kedua = 7, angka digit ketiga = 3 dan angka digit
keempat = 103. Sehingga nilainya adalah 273000 Ω atau 273 K Ω dengan toleransi 1%

1302
Angka digit pertama = 1, angka digit kedua = 3, angka digit ketiga = 0 dan angka digit ke
empat = 102 Sehingga nilainya adalah 13000 Ω atau 13 K Ω dengan toleransi 1%

SMD Resistor 1% menggunakan 2 digit angka dan 1 digit huruf


Cara membacanya :
2 angka didepan menunjukan kode Nilai resistor berdasarkan tabel dibawah ini, sedang huruf
menunjukkan faktor pengali / multiplier yang ditunjukan pada tabel dibawah ini (tabel
dibawahnya)

kode angka SMD 2 digit angka dan 1 digit huruf:


# 22A Pada tabel angka sebelah kiri dapat dibaca untuk 22 menunjukan nilai 165 dan huruf A
pada tabel Kode huruf (sebelah kanan) adalah 1 X, maka nilai dari resistor tersebut adalah 165Ω
dengan toleransi 1%
# 68C Pada tabel angka sebelah kiri dapat dibaca untuk 68 menunjukan nilai 499 dan huruf C
pada tabel Kode huruf (sebelah kanan) adalah 100 X, maka nilai dari resistor tersebut adalah
49900Ω atau 49,9 K Ω dengan toleransi 1%

C.3 MENGGUNAKAN MULTIMETER

Secara umun, para montir atau teknisi elektronika ketika menguji komponen menggunakan
bantuan Avometer. Dengan alat ini dapat diketahui baik dan tidaknya suatu komponen.
Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen yang dipasang/disolder dan
dihubungkan dalam keadaan baik semua. Bagi para pemula, pengujian dengan Avometer bisa
dilakukan. Tetapi belum tentu semuanya mengetahui cara-caranya. Untuk itu akan kami berikan
panduan cara menguji komponen elektronika, khususnya cara menguji resistor.

Walaupun resistor (restan/tahanan tetap) tidak memiliki kutub negatif dan positif, tetapi harus
diuji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh
beberapa faktor. Apabila resistor ini rusak setelah terpakai atau terpasang dapat dilihat dengan
bekas pada fisiknya yang berwarna hitam. Tahanan yang demikian berarti habis terbakar karena
tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya. Akan tetapi jika tidak tampak hitam,
dan resistor rusak, dimungkinkan kerusakan disebabkan oleh beberapa hal.

Untuk mengujinya dengan Avometer, maka cara-cara mengujiyang diperlukan / diterapkan


adalah dengan :

 Memutar saklar sampai pada posisi RxOhm. Kemudian memutar penyetel sampai jarum
pada angka nol (0).
 Selanjutnya menghubungkan pencolok hitam pada salah satu kaki. Begitu pula dengan
pencolok yang berwarna merah.
 Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya , jika bergerak
dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya berarti resistor rusak.

Dengan cara menguji resistor melalui Avometer pula dapat diketahui nilai suatu tahanan tetap
(resistor). Umpamanya jarum menunjuk pada angka 10% berarti tahanan (resistor) tersebut
senilai 1 x 100 = 100 Ohm.

Ciri resistor yang rusak :

1. Bila dilihat dari bodinya berwarna kehitaman.


2. Bila diukur dengan multi meter nilainya tidak sama degan yang tertera pada bodinya /
gelang warnanya.
3. Kalau pada resistor variabel bila diputar sudah terjadi gesekan tidak mulus / sudah los.
D. DIODA

D.1Devinisi

Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat’s Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup
termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor sepertisilikon atau
germanium. Walaupun dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik,
dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan.
Prinsip kerja dioda termionik ditemukan kembali oleh Thomas Edison pada 13 Februari 1880
dan dia diberi hak paten pada tahun 1883 (U.S. Patent 307031), namun tidak dikembangkan
lebih lanjut.Braun mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899[3]. Penemuan Braun
dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdish Chandra Bose menjadi sebuah peranti berguna untuk
detektor radio.
Dioda Termonik

Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan elektroda-
elektroda di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama bentuknya sangat mirip
dengan bola lampu pijar.

Dalam dioda katup termionik, arus yang melalui filamen pemanas secara tidak langsung
memanaskan katoda (Beberapa dioda menggunakan pemanasan langsung, dimana filamen
wolfram berlaku sebagai pemanas dan juga sebagai katoda), elektroda internal lainnya dilapisi
dengan campuran barium dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam alkalin tanah.
Substansi tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan
menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju, elektroda
logam disebelah yang disebut anoda diberi muatan positif jadi secara elektrostatik menarik
elektron yang terpancar.

Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan anoda yang
tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya, aliran terbalik apapun dapat
diabaikan.

Dalam sebagian besar abad ke-20, dioda katup termionik digunakan dalam penggunaan isyarat
analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini, dioda katup hanya digunakan pada
penggunaan khusus seperti penguat gitar listrik serta peralatan tegangan dan daya tinggi.

Dioda Semikomduktor

Sebagian besar dioda saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n semikonduktor. Pada
dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi tipe-n (katoda), tetapi tidak mengalir
dalam arah sebaliknya.Tipe lain dari dioda semikonduktor adalah dioda Schottky yang dibentuk
dari pertemuan antara logam dan semikonduktor sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.

Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada aspek fisik
baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektroda ataupun jenis pertemuan, atau benar-
benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, dioda laser dan dioda MOSFET.
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode termionik mungkin memiliki saluran ketiga
sebagai pemanas). Lambang dioda adalah anak panah dengan balok melintang dan dinyatakan
dengan huruf D. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik
mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis
dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan.

Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-benar


menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai
karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang
digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Bias Maju Dioda

Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias maju. Lapisan yang
melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai lapisan deplesi (depletion layer), pada
lapisan ini terjadi proses keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda
pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka
electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere (berkebalikan
dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda (sisi N dioda) akan membuat
electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan
terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai kawat yang tersambung.

Bias Mundur Dioda


Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak dari terminal negative
batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi ini potensial positif yang terhubung dengan
katoda akan membuat electron pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan
terjadi pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada bias mundur ini
dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat tegangan yang jatuh pada dioda akan
sama dengan tegangan supply.

D.2 FUNGSI DIODA


Fungsi paling umum dari diode adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu
arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Karenanya, diode dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada
transmisi cairan.
Fungsi dioda antara lain
1. Untuk penyerah arus
2. Sebagai catu daya
3. Sebagai penyaring atau pendeteksi dan
4. Untuk stabilisator tegangan
Selain sebagai penyearah arus, dioda juga dapat dipakai sebagai detector yaitu untuk mendeteksi
sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya. LED (Light
Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai sebagai lampu
control. Dioda sebagai penyearah arus mempunyai rangkaian sebagai berikut:
1. Penyearah setengah gelombang (half wave)
2. Penyearah gelombang penuh (full wave)

E. JENIS – JENIS DIODA


Menurut bahan semi konduktor yang digunakan dalam pembuatannya, dioda ada 2 jenis yaitu :
1. Dioda silikon: Dibuat dari bahan silikon.
2. Dioda germanium: Dibuat dari bahan germanium.
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan karakteristik
serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda
Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac
menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
Gambar 1. dioda penyearah
2. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini
dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III).
Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50
watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen elektronika
kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda.
Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown
pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di
datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi
dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

Gambar 2. dioda zener


Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan beban
akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak menghantarkan
arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input tegangan mencapai 5,6
V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda,
bukan ke rangkaian atau beban.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan
pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya,
yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna

TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar 3. dioda LED


Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna
sebagai berikut:
* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida. LED ini
ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke
LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya.
Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar
germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan
arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang
menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya
diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana
pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita
itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda
cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat
pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini
tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya
ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Gambar 4. dioda foto.


5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang
berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener.
Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik,
kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan
televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Gambar 6. dioda schottky.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki
yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang..

F. CARA MENGUJI DIODA

Secara umun, para montir atau teknisi elektronika ketika menguji komponen menggunakan
bantuan Avometer. Dengan alat ini dapat diketahui baik dan tidaknya suatu komponen.
Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen yang dipasang/disolder dan
dihubungkan dalam keadaan baik semua.

Menguji Dioda

Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif dan positif.
Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar dan cermat. Tujuan
pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat beberapa hal . Pada dioda
yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian biasanya disebabkan besarnya tekanan arus sehingga
tidak mampu ditahan dan diubah menjadi DC.

Cara pengujian:

a. Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.


b. Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif
(katoda).
c. Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda. Bila
jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka dioda
dalam keadaan baik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang ber-fungsi sebagai pengatur atau untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.

Untuk memperbesar nilai resistor yang akan digunakan maka dua buah resistor atau lebih
dirangkai seri sedangkan untuk memperkecil nilai resitansinya maka resistor dirangkai secara
paralel dan volt dari resistor tersebut bertambah besar.

Dilihat dari cara pemasangannya resistor dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Resistor yang mempunyai kaki kawat, tiap kaki panjangnya kira-kira 3cm.
2. Resistor yang tidak mempunyai kaki, Resistor ini disebut juga resistor SMD.

Sementara jika dilihat cara kerjanya resistor dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Resistor tetap
2. Resistor variable

Untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor kita dapat melakukan 3 cara yaitu:

1. Membaca gelang warna pada resistor


2. Membaca kode angka yang tertera pada resistor tersebut jika ada
3. Mengukur langsung dengan ohm meter atau multitester.

Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua yaitu anoda dan katoda (diode termionik mungkin
memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Lambang dioda adalah anak panah dengan balok
melintang dan dinyatakan dengan huruf D

Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu
arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut
karakteristik menyearahkan.
Menurut bahan semi konduktor yang digunakan dalam pembuatannya, dioda ada 2 jenis yaitu :
1. Dioda silikon: Dibuat dari bahan silikon.
2. Dioda germanium: Dibuat dari bahan germanium.

Dioda dibedakan menurut fungsinya :

1. RECTIFIER DIODE: berfungsi sebagai penyearah


2. ZENER DIODE: berfungsi sebagai regulator
3. LED DIODE: berfungsi sebagai indikator dan display
4. FOTO DIODE: berfungsi sebagai sensor cahaya
5. SCHOTHLY DIODE: berfungsi sebagai saklar kecepatan tinggi
6. TUNNEL DIODE: berfungsi sebagai osilator
7. VARAKTOR DIODE: berfungsi sebagai pengganti variable kapasitor
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Surface-mount_technology

http://en.wikipedia.org/wiki/SMT_placement_equipment http://www.fpga4fun.com/SMD.html

Anda mungkin juga menyukai