Referat Abortus Kriminalis Provokatus New
Referat Abortus Kriminalis Provokatus New
KRIMINALIS
BAB 1
PENDAHULUAN
masa. Dari segi kesehatan secara alami terjadi keguguran pada 10-15% kehamilan. Di
lain pihak ada keadaan yang memaksa pengguguran kandungan yang harus ditempuh
(provokasi) untuk menyelamatkan ibu hamil, tetapi banyak pula pengguguran dilakukan
Permasalahn abortus tidak hanya berkaitan dengan bidang forensic saja, tetapi
juga berkaitan dengan hukum kesehatan. Perbedaan intinya adalah hukum kesehatan
lebih tertuju pada ketentuan hukum yang mengatur dalam keadaan apa, oleh siapa
pengguguran dapat dilakukan, sementara dalam bidang kedokteran forensic tertuju pada
tertentu,"1
tiga hal besar. Pertama bisa menimbulkan perlukaan jalan lahir dari luka kecil sampai
luka tembus ke dalam perut. Pernah ada dukun yang memasukkan ruji sepeda ke dalam
vagina sampai menembus rahim. Ada yang memasukkan potongan kayu secara "buta"
karena tak mengenal anatomi alat kelamin dalam dengan baik. Akibat kedua, bisa terjadi
perdarahan -- jika tak tertolong bisa mati di tempat. Ketiga, karena pengerjaannya tak
1
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
memperhatikan sterilitas, maka pasti mengundang infeksi dari ringan sampai mengenai
seluruh organ perut yang menyebabkan perut kembung, usus busuk, dan bila sudah ada
pernanahan terjadilah opersi pengangkatan rahim, memotong sebagian usus yang sudah
busuk. Kalaupun masih selamat hidup pasti akan meninggalkan penyesalan karena cacat,
forensik dari aspek hukum dan prosedur medikolegal melibatkan profesi kedokteran
dalam kasus abortus. Selain itu, mempelajari mengenai pemeriksaan forensik dalam
BAB 2
2
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
sengaja dilakukan untuk kepentingan si pelaku, orang hamil dan yang membantu. Secara
Abortus provokatus kriminalis dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri atau
dengan bantuan orang lain (dokter, bidan, perawat, dukun beranak dan lain-lain).
Tindakan ini biasanya dilakukan sejak yang bersangkutan terlambat datang bulan dan
2.2 Epidemiologi
merupakan korban juga sebagai pelaku, sehingga sukar diharapkan adanya laporan kasus.
Umunya kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi ( si ibu sakit
berat atau meninggal) atau bila ada pengaduan dari si ibu atau suaminya.4
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak abortus terhadap kesehatan
ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus tergantung
juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita mening-gal akibat aborsi tidak aman dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di wilayah Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai
1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia
3
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut
Laporan Sadik (UNFPA 1997 dan WHO 1998) menyebutkan dari 180 - 200 juta
kehamilan yang terjadi di dunia terdapat sekitar 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan
dan 50 juta di antaranya dilakukan aborsi yang disengaja dan 20 juta mendapat perlakuan
Hasil penelitian Ali Rustaman dan Firman Fuad tahun di RSHS 1987 - 1988
memperlihatkan, abortus kriminalis banyak terjadi pada wanita berusia antara 20-34
tahun (79,7%), yang mempunyai anak (30,3%) dan yang mempunyai empat anak atau
lebih (32,1%). Wanita dengan pendidikan sekolah menengah ternyata menempati jumlah
terbanyak (57,1%) dan kebanyakan tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga non medis.7
pengguguran kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak awal seseorang yang akan
menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan Sumpah Dokter Indonesia yang
mana ia akan menyatakan diri untuk menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan.
Dari aspek etika profesi, profesi dokter didasarkan atas Kode Etik Kedokteran
Indonesia (Kodeki) yang terdiri dari 4 kewajiban, yaitu kewajiban umum, kewajiban
4
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
terhadap pasien, kewajiban terhadap teman sejawat dan kewajiban terhadap diri sendiri.
umum yaitu Pasal 7d : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban
penegakan implementasi etik akan dilakukan secara berjenjang dimulai dari panitia etik
tertinggi dari pelanggaran etik ini berupa "pengucilan" anggota dari profesi tersebut dari
komunitasnya.
Pasal 53 UU Kesehatan
a. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hokum dalam
Pasal 54 UU Kesehatan
a. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau
tindakan displin.
b. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian ditentukan oleh
5
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus adalah tidak bersifat mutlak.
Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang Republik
Pasal 15
1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan:
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
6
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) : Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan
apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma
kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil
tenaga yang memiliki keahlian dan wewenang untuk melakukannya yaitu seorang
dokter ahli kandungan seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
Butir c : Hak utama untuk memberikan persetujuan ada ibu hamil yang
bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan
dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan ditunjuk oleh
pemerintah.
Ayat (3) : Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana dari pasal ini dijabarkan
antara lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau
7
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
Beberapa pasal yang mengatur abortus provokatus dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) :
PASAL 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan
PASAL 346
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
PASAL 347
wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara
PASAL 348
8
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan.
PASAL 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengn sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam
PASAL 535
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2),
dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
9
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
kriminalis yang perlu diketahui, oleh karena berkaitan dengan komplikasi yang terjadi
menjelaskan adanya hubungan antara tindakan abortus itu sendiri dengan kematian yang
terjadi pada si-ibu. Berdasarkan survey cara abortus yang dilakukan oleh dokter dan
10
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
11
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
a. Kekerasan mekanik
atau tidak langsung dengan menyebabkan kongesti dari organ-organ pelvis dan
menyebabkan perdarahan diantara uterus dan membrane pelvis. Metode ini misalnya:
(i) Penekanan berat pada abdomen seperti pemukulan, penendangan, pengurutan dan
melompat-lompat
(ii) Aktifitas berlebihan seperti mengenderai sepeda, berkendara pada jalanan yang
(iii) Cupping: meletakkan sebuah sumbu api pada area hipogastrium dan menutupnya
tersebut yang menyebabkan separasi dari plasenta dibawahnya. Metode ini digunakan
pada kehamilan lanjut, (iv) mandi dengan air hangat dan dingin bergantian,
manipulasi vagina dan uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnya dengan
12
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio, pemasangan laminaria stif atau
kateter kedalam serviks, manipulasi serviks dengan jari tangan, manipulasi uterus
b. Obat-obatan Abortifasien
Dalam masyarakat penggunaan obat tradisional seperti nenas muda, jamu peluntur
dan lain-lain sudah lama dikenal. Melalui iklan promosi obat di media elektronik
beberapa obat peluntur ditawarkan secara terselubung, misalnya obat terlambat datang
bulan; dilarang untuk wanita hamil dan lain-lain. Abortivum, obat yang sering dipakai di
menstruasi (obat peluruh haid) seperti apiol, minyak pala, oleum rutae.
2. Ecbolics: obat ini membuat kontraksi uterus seperti derivat ergot, kinina, ekstrak
pituitari, estrogen sintetik dan strychnine. Obat-obatan ini, untuk tujuan abortivum
13
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
(emetikum) seperti asam tartar, obat ini menyebabkan eksitasi uterus untuk
berkontraksi dengan adanya kontraksi paksa dari lambung dan kolon serta juga
4. Obat yang bekerja melalui traktus digestivus bekerja sebagai pencahar (purgative)
seperti, castor oil, croton oil dan magnesium sulphate dan lain-lain, menyebabkan
konsepsi.
kontraksi uterus seperti Tansy oil, turpentine oil, ekstrak cantharidium (dalam
6. Obat-obat iritan yang bersifat racun, seperti (i) iritan inorganic metalik seperti
timah, antimony, arsenik, fosforus, mercuri, (ii) iritan organic seperti ppepaya,
nenas muda, bubuk beras dicampur lada hitam, akar Plumago rosea dan jus
14
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
Obat atau jamu yang mujarab untuk pengguguran tidak ada, kebanyakan obat
c. Instrumen
mekanisme: 4,5
memasukkan alat-alat seperti sonde uterus, kateter, penjepit rambut, tongkat, jarum
merajut, dan bahkan jari tangan. Pasien bisa datang ke dokter dengan alasan bahwa
uterusnya mengalami displacement, oleh karena itu dokter yang tidak hati-hati dapat
menyebabkan aborsi dengan memasukkan sonde uterus. Pada kasus ini, dokter
(2) Abortion stick: tongkat aborsi adalah kayu atau bambu kecil dengan
panjang 12 sampai 18 cm dimana salah satu ujungnya dibungkus dengan kapas atau
rombengan yang dibalut dengan campuran zat-zat seperti calotropis, arsen, sulfat,
desinfektan atau air biasa/ air panas. Campuran air dan udara ini dimasukkan secara
paksa ke dalam kavum uteri dengan tekanan tinggi dibandingkan dengan vena uterus.
Cairan ini menyebabkan lepasnya kantung amnion dan plasenta dari dinding uterus.
15
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
Penyemprotan ini berbahaya dapat menyebabkan inhibisi vagal akibat air dingin dan
(4) Listrik: Pengaliran listrik dimana kutub negatif pada serviks dan kutub
positif pada daerah pembuluh darah sakrum ataupun lumbal yang menyebabkan
kontraksi uterus.10
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan pada
payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya. Perlu pula dibukti adanya
dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha
penghentian kehamilan, misalnya yang berupa IUFD – kematian janin di dalam rahim
bekas dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau
selalu terdapat kemungkinan bahwa abortus dilakukan sendiri oleh wanita yang
bersangkutan. Pada perempuan yang disangka sebagai pelaku dan juga ibu pada mayat
16
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
bayi tersebut boleh dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat tanda-tanda
telah melahirkan. Antara tanda-tanda yang boleh dilihat adalah adakah: 1,6,7
Terdapat tanda involusi uterus iaitu setelah placenta lahir uterus adalah
merupakan organ yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-otot uterus.
Perubahan pada cervix dan vagina iaitu lebih longgar di mana canalis
cervicalis masih dapat dilalui oleh dua jari, dimana pinggirnya tidak rata,
melahirkan bayi tersebut. Antara yang pemeriksaan yang boleh digunakan adalah
Pemeriksaan lochia :
Lochia adalah sekret dari luka akibat partus, terutama luka pada bekas
perlekatan placenta dan sifat lochia ini berubah sesuai dengan tingkat
penyembuhan luka.
o
Pada dua hari pertama lochia berupa darah dan disebut lochia
rubra.
o
Setelah hari ke-3 dan 4, berupa darah encer iaitu disebut lochia
serosa.
o
Pada hari ke-10 menjadi cairan putih disebut lochia alba.
Pemeriksaan darah atau lekosit.
o
Lekosit pada hari pertama nifas bias sampai 30,000/mm3
o
Normal leukosit adalah 4000-10000/mm3
Selain itu dilakukan juga pemeriksaan golongan darah pada ibu untuk memastikan
apakah terdapat kecocokan DNA dari perempuan tadi dan bayi tersebut. Antara
17
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
aglutinin dan antigen. Antigen mempunyai sifat yang jauh lebih stabil
absorpsi elusi atau aglutinasi campuran. Cara yang biasa dilakukan adalah
Temuan autopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan
toksikologik untuk mendeteksi obat yang dipergunakan. Obat yang biasa ditemukan
atau perforasi dari rahim atau jalan lahir. Robekan umumnya terjadi pada dinding lateral
uterus sedangkan perforasi biasanya terdapat padaa bagian posterior forniks vagina.
Abortus dengan penyemprotan diketahui dengan tampaknya cairan yang berbusa
diantara dinding uterus dengan fetal membran separasi sebagian plasenta dapat dijumpai.
Gelembung-gelembung udara dapat dilihat dan ditelusuri pada pembuluh vena mulai dari
18
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
rahim sampai ke bilik jantung kanan. Pengukuran kandungan fibrinolisis dalam darah
sebagai langkah pertama dalam autopsi bila ada kecurigaan akan abortus kriminalis
dalam.
Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenazah.
Periksa dengan palpasi uterus untuk kepastian adanya kehamilan.
Cari tanda-tanda emboli udara, gelembung sabun, cairan pada arteri coronaria,
ventrikel kanan, arteri pulmonalis, arteri dan vena dipermukaan otak dan vena-
vena pelvis.
Uterus diperiksa apakah ada pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi. Vagina
dan uterus diinsisi pada dinding anterior untuk menghindari jejas kekerasan yang
biasanya terjadi pada dinding posterior misalnya pada perforasi uterus. Cara
jam, kemudian direndam dalam alkohol 95% selama 24 jam, iris tipis untuk
memar.
Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda
19
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
Pemeriksaan pada ibu yang diduga melakukan aborsi, usaha dokter adalah mendapatkan
pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, terhadap jaringan dan janin yang mati serta
menentukan cara pengguguran yang dilakukan serta sudah berapa lama melahirkan.
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
konsepsi
rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus 13
20
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
hormonal
Pemeriksaan luar pada perineum, genitalia eksternal dan vagina harus diteliti
dengan baik untuk melihat adanya tanda-tanda luka seperti abrasi, laserasi,
memar dan lain-lain. Kondisi ostium serviks juga harus diamati, dimana masih
dalam keadaan dilatasi dalam beberapa hari. Besarnya dilatasi bergantung pada
ukuran fetus yang dikeluarkan. Adanya perlukaan, tanda bekas forsep ataupun
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
konsepsi.
Darah lengkap14
o Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
o LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
Pemeriksaan test kehamilan14
21
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
kandungan, dimana serum dan urin wanita memberikan hasil positif untuk
DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut
pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus
forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa
aborsi.
Pemeriksaan mikroskopik 14
o meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda kehamilan, kerusakan
dan ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, kemudian ditutup dengan kaca
pewarnaan Wright atau Giemsa. Dari kedua sediaan tersebut dapat dilihat
22
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
o Kelas mamalia mempunyai sel darah merah berbentuk cakram dan tidak
reaksi fenoftalin.
o Reaksi benzidin(Test Adler) :
Reagen yang digunakan adalah larutan jenuh kristal benzidin
lanjut.
Pemeriksaan penentuan darah 14
23
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
tambahkan 1 butir kristal NaCl dan 1 tetes asam aseta glasial, tutup
mikroskop.
o Reaksi Wagenaar
Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca obyek, letakkan
juga sebutir pasir, lalu tutup dengan kaca penutup sehingga antara
kaca obyek dan kaca penutup terdapat celah untuk penguapan zat.
berwarna coklat.
o Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa
darah, juga dapat dijumpai pada pemeriksaan terhadap bercak darah yang
struktur kimiawinya telah rusak misalnya bercak darah yang sudah lama
24
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
1,5 jam.
Hasil positif tampak sebagai cincin presipitasi yang keruh pada
dibuat lubang pada agar dengan diameter kurang lebih 2 mm, yang
Temuan autopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan
abortus serta interval waktu antara tindakan abortus dan kematian. Abortus yang
dilakukan oleh ahli yang terampil mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah
berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang
25
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
1. Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk itu
diperiksa :
jalan lahir.
4. Pemeriksaan toksikologik (ambil darah dari jantung) bila terdapat cairan dalam
6. Pada autopsi dilihat adakah pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi pada uterus.
7. Tes emboli udara pada vena kava inferior dan jantung. Ambil darah dari jantung
(segera setelah tes emboli) untuk pemeriksaan toksikologi. Uterus diiris mendatar
26
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
8. Sampel urin diambil untuk tes kehamilan dan toksikologik. Pemeriksaan organ
a. Panjang bayi
Dari rumus empiris de Haas umur bayi dapat ditaksir dari panjang badan (PB)
bayi, ukuran dari puncak kepala sampai ke kaki. Untuk bayi dibawah 25 minggu :
Umur (minggu) = akar kuadrat dari PB. Untuk bayi diatas 25 minggu: Umur
(minggu) = PB/5. Oleh karena batas umur antara korban abortus dan pembunuhan
anak adalah 28 minggu (7 bulan), maka perbedaan tersebut adalah pada panjang
b. Lingkaran kepala
c. Pusat penulangan
Ada 2 tempat yang lazim diperiksa yaitu pada telapak kakidan lutut. Pada telapak
kaki pemeriksaan ditujukan kepada tulang halus, calcaneus dan cuboid. Ketiga
tulang ini dapat diperiksa melalui sayatan (pemotongan) dari sela jari ke 3-4 ke
arah tumit. Adanya pusat penulangan di tulang talus menunjukkan bayi telah
berumur 7 bulan, tulang calcaneus 8 bulan dan tulang cuboid 9 bulan. Di lutut
ditujukan untuk memeriksa pusat penulangan di proksimal tulang tibia dan distal
27
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
femur. Untuk mencapai kedua tulang, tulang patella harus disingkirkan. Setelah
tampak tulang femur, maka tulang dipotong melintang selapis demi selapis seperti
pengiris bawang. Demikian juga pada tulang tibia. Adanya pusat penulangan pada
kedua tulang menunjukkan bayi telah berumur 9 bulan dalam kandungan (cukup
umur).15
Berdasarkan kasus, terdapat 3 orang wanita yang saat tersebut sedang dirawat di bagian
kebidanan karena diduga melakukan aborsi. Ternyata hasil laboratorium yang dilakukan
pada campuran darah dan jaringan hasil suction yang dibawa oleh penyidik menunjukkan
salah seorang wanita itu baru sahaja melakukan aborsi. Hasil pemeriksaan dokter dari
bagian kebidanan juga menunjukkan wanita tersebut baru saja melakukan aborsi
terlalu luas.
6. Terdapat tanda involusi uterus. Cervix dan vagina iaitu lebih longgar.
7. Dinding perut dan peritoneum menjadi longgar karena diregang begitu lama
8. Pemeriksaan lochia berupa darah.
9. Kadar leukosit meningkat 27.000/mm3 dan kadar Hb yang rendah yaitu 7.0g/dL
28
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
i. Reaksi Teichman
Hasil
Tampak batang berwarna coklat
o
Bercak adalah darah
ii. Reaksi Wagenaar
Hasil
Tampak batang berwarna coklat
o
Bercak adalah darah
i. Reaksi cincin
Hasil
Tampak cincin presipitasi yang keruh pada perbatasan kedua cairan
Hasil positif
ii. Reaksi presipitat dalam agar
Hasil
Tampak presipitium jernih pada perbatasan lubang tengah dan
lubang tepi.
Hasil positif
Daripada ketiga-tiga jenis darah dari ketiga-tiga jaringan didapati kesemua bercak adalah
29
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
o
dari ketiga wanita tersebut,hanya seorang yang mempunyai
golongan darah A. 15
2.7 Komplikasi
A. Perdarahan hebat. Akibat luka jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal.
kematian atau timbul kemandulan karena infeksi tuba falopii. Organisma yang
terlibat dalam sepsis bervariasi, yang paling berbahaya adalah streptococcus non-
juga bisa bertanggungjawab. Rahim menjadi bengkak, bersifat sepon dan berubah
warna. Permukaan serosal yang ditemukan pada saat otopsi bisa berwarna
berkembang dengan limpa lunak membesar, node getah bening menonjol dan
gagal hepatorenal.
E. Fungsi ginjal rusak (renal failure). Ginjal bisa menunjukkan necrosis cortical
bilateral pada kasus yang ekstrim. Pada septisemia clostridium bisa timbul warna
coklat khas pada kulit. Tampilannya bisa berlurik-lurik mirip tetes air hujan
30
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
BAB III
RINGKASAN
yang sengaja dilakukan untuk kepentingan si pelaku, orang hamil dan yang
setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko
kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250,
negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa
undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu pasal 299,346, 347, 348, 349, dan 535.
Terdapat berbagai metode yang sering dipergunakan dalam abortus
provokatus kriminalis yang perlu diketahui, yaitu : kuret isap, pemijatan, dilatasi,
kuretase, jamu obat tradisional, abortus yang dilakukan sendiri, dan prostaglandin
atau suntikan.
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya
31
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
hasil usaha penghentian kehamilan, misalnya yang berupa IUFD – kematian janin
melakukan abortus serta interval waktu antara tindakan abortus dan kematian.
Pada korban yang melakukan abortus dengan obat-obatan dilakukan
robekan atau perforasi dari rahim atau jalan lahir. Robekan umumnya terjadi pada
berbusa diantara dinding uterus dengan fetal membran separasi sebagian plasenta
pembuluh vena mulai dari rahim sampai ke bilik jantung kanan. Pengukuran
kandungan fibrinolisis dalam darah dapat berguna untuk mengetahui korban mati
secara mendadak.
Untuk pemeriksaan forensik, Pemeriksaan pada ibu yang diduga
makroskopik dan mikroskopik, terhadap jaringan dan janin yang mati serta
32
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
melahirkan.
Gambaran klinis akibat aborsi yaitu : terlambat haid atau amenorhe kurang
dari 20 minggu, pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi, rasa mulas atau kram perut,
perineum, genitalia eksternal dan vagina harus diteliti dengan baik untuk melihat
adanya tanda-tanda luka seperti abrasi, laserasi, memar dan lain-lain. Kondisi
ostium serviks juga harus diamati, dimana masih dalam keadaan dilatasi dalam
beberapa hari. Besarnya dilatasi bergantung pada ukuran fetus yang dikeluarkan.
Adanya perlukaan, tanda bekas forsep ataupun instrumen yang lainnya di sekitar
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
33
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
syok, emboli udara, infeksi yang terkadang menyebabkan sepsis, fungsi ginjal
Daftar Pustaka
34
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
2. Prof. dr. Amri Amir : Ilmu Kekteran Forensik. Fakultas Kedokteran USU Medan.
205; 159-168
5. Amir, Amri. Abortus. Dalam : Amri Amir. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi II.
8. Amir, Amri. Autopsi Pada Bayi Baru Lahir. Dalam : Amir, Amri. Autopsi
25;41-2.
35
Halaman
ABORTUS PROVOKATUS
KRIMINALIS
12. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara. Jakarta: 1997
13. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi 2. Jilid
14. Amir A. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas
13.
16. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong
36
Halaman